Perjalanan Isra' Mi'raj merupakan peristiwa penting bagi Nabi Muhammad SAW di mana beliau diangkut dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dan kemudian naik ke langit hingga Sidratul Muntaha dalam semalam. Pada perjalanan ini, beliau menerima perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam. Peristiwa ini menunjukkan keistimewaan salat bagi umat Islam.
Zaman Pemerintahan Rasul s.a.w [Sejarah Peradaban Islam (EP 20723)]
IsraMi'rajSejarah
1. Sejarah Isra Mi’raj
Isra Mi’raj adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Muhammad dalam
waktu
satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat
Islam, karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam
mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam.
"Maha suci (Allah) yang telah menjalankan hamba-Nya (Muhammad
s.a.w.) pada suatu malam hari, dari masjidil Haram ke masjidil Aqsha, yang telah
Kami berkati sekelilingnya, karena hendak Kami perlihatkan kepadanya tanda-tanda
Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha melihat." (maksud ayat
1 s.al-Isra')
Isra Mi’raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas
ulama, Isra Mi’raj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-
621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mi’raj terjadi pada malam 27 Rajab
tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang populer. Namun demikian, Syaikh
Shafiyurrahman al-Mubarakfuri menolak pendapat tersebut dengan alasan karena
Khadijah radhiyallahu anha meninggal pada bulan Ramadan tahun ke-10 kenabian,
yaitu 2 bulan setelah bulan Rajab. Dan saat itu belum ada kewajiban salat lima
waktu. Al-Mubarakfuri menyebutkan 6 pendapat tentang waktu kejadian Isra Mi’raj.
Tetapi tidak ada satupun yang pasti. Dengan demikian, tidak diketahui secara persis
kapan tanggal terjadinya Isra Mi’raj.
Peristiwa Isra Mi’raj terbagi dalam 2 peristiwa yang berbeda. Dalam Isra, Nabi
Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam “diberangkatkan” oleh Allah SWT dari
Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam Mi’raj Nabi Muhammad SAW
dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di
sini Beliau mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan salat lima
waktu.
Bagi umat Islam, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang berharga, karena
ketika inilah salat lima waktu diwajibkan, dan tidak ada Nabi lain yang mendapat
perjalanan sampai ke Sidratul Muntaha seperti ini. Walaupun begitu, peristiwa ini
juga dikatakan memuat berbagai macam hal yang membuat Rasullullah SAW sedih.
Perjalanan Isra’ Mi’raj
Allah s.w.t. telah mengisra'kan (memperjalankan diwaktu malam hari) Nabi
Muhammad s.a.w. dari masjidil Haram (di Makkah) ke masjidil Aqsha artinya masjid
2. yang jauh (di Palistina). Dahulunya orang biasa berjalan kaki dari satu tempat
ketempat, ataupun menaiki kuda, keledai, unta dan sebagainya.
Perjalanan dari Makkah ke Palestina mengambil masa lebih kurang 40 hari. Ini
adalah suatu perjalanan yang jauh, tetapi dengan kuasa Allah telah dilakukan dalam
masa yang singkat, hanya dalam beberapa jam sahaja. Bagi orang dahulu,
perrjalanan yang demikian jauh jika dapat dilakukan dalam masa beberapa jam
sahaja adalah suatu hal yang luar biasa dan tidak dapat diterima oleh akal mereka.
Sebabnya belum ada kenderaan yang mereka tunggangi seperti kuda, keledai
ataupun unta yang boleh melakukankannya. Pada zaman yang serba maju sekarang
ini, hal itu telah menjadi perkara biasa, dengan adanya pesawat udara dan
kenderaan lain yang laju.
Oleh karena itu mereka yang tidak beriman seperti Abu Jahal dan pengikut-
pengikutnya menggunakan peristiwa ini untuk menjatuhkan nama baik Nabi
Muhammad s.a.w. dengan menuduh Nabi s.a.w. seorang pendusta dan berbagai
tuduhan keji lainnya.
Mereka yang beriman dapat menerimanya karena ia merupakan salah satu tanda
dari kekuasaan Allah s.w.t. yang telah pernah diberikan kepada Rasul-rasulnya yang
lain seperti Nabi Isa a.s. yang dilahirkan dengan tidak mempunyai ayah malah beliau
dapat berkata-kata diwaktu bayi, dapat menyembuhkan orang yang sakit, dapat
menghidupkan orang yang telah mati dan sebagainya. Demikian pula Nabi Musa
a.s., tongkatnya dengan kuasa Allah telah menjelma menjadi ular yang besar yang
dapat menelan dan mengalahkan ular ahli sihir raja Firaun. Malah Nabi Musa dengan
tongkatnya dapat membelah lautan untuk menyelamatkan para pengikutnya dari
kejaran Firaun dan bala tenteranya. Banyak lagi tanda-tanda kekuasaan dari Allah
s.w.t.yang telah diberikan kepada para Rasul yang disebutkan dengan mu'jizat dan
kepada hambanya yang solih disebutkan sebagai karamah.
Dalam perjalanannya, Nabi s.a.w. telah ditunjukkan berbagai contoh teladan yang
berguna untuk ummat manusia. Antaranya, kepada Nabi s.a.w. telah ditunjukkan
seorang tua yang terus menerus menambahkan beban yang sedang dipikulnya.
Meskipun ia tak mampu lagi membawanya tapi masih juga menamban beban yang
telah banyak itu sehingga menyusahkan dirinya sendiri.
Ini diumpamakan kepada seseorang yang memegang banyak pekerjaaan yang
menjadi tanggung jawabnya. Sehingga tidak ada satupun pekerjaan yang dapat
ditunaikan dengan baik.Tetapi masih juga menerima tugas baru. Sepatutnya ia
hanya menerima tugas yang ia sanggup menyelesaikan dengan baik. Akan tetapi
oleh sifat tamak dan ingin menunjuk-nunjuk atau supaya populer, masih juga
menerima tugas yang dia sendiri tak dapat menunaikandengan baik.
3. Padahal masih ramai orang lain yang tidak mempunyai pekerjaan atau menganggur,
tetapi orang ini tidak diberikan kesempatan tugas itu. Jadi terjadilah ketidak
seimbangan yang akan merugikan masyarakat dan negara. Kepada yang seorang
memikul banyak sekali tugas dan yang lainya menganggur. Kepada Rasulallah
s.a.w. juga telah ditunjukkan suatu kaum yang bertanam sehari dan menuai sehari.
Ini diumpamakan kepada orang yang melakukan amal kebajikan yang telah dilipat
gandakan Allah pahalanya.
Kepada Nabi s.a.w. juga telah ditunjukkan orang lelaki yang suka memakan
makanan yang telah tercemar, telah busuk, sedangkan disampingnya ada makanan
yang bersih dan baik, akan tetapi makanan yang bersih dan masih baik ini tidak
dijamahnya. Ini diumpamakan kepada lelaki yang suka berzina. Isterinya sendiri tidak
diperdulikan, yang menjadi kesukaannya ialah perempuan pelacur, sehingga
akhirnya dia mendapat berbagai penyakit kelamin, penyakit AIDS dan sebagainya
sehingga menghancurkan kehidupannya malah keluarganya juga turut terkorban,
akibat perbuatan kejinya itu.
Masih banyak lagi perumpamaan lainnya, semuanya ini merupakan tanda-tanda
kebesaran Allah s.w.t. yang ditunjukkan kepada Nabi s.a.w. untuk menjadi contoh
teladan kepada ummat manusia.
Hasil dari Isra' dan Mi'raj Nabi s.a.w. yang terbesar sekali ialah menerima tugas
perintah dari Allah s.w.t.menunaikan ibadah Solat (sembahyang). Banyak arahan
melakukan ibadah lainnya diterima melalui wahyu yang diturunkan Allah s.w.t.
Ibadah solat diterima langsung daripada Allah s.w.t. ini menunjukkan keistimewaan
solat.
Tidak ada alasan bagi siapapun untuk meninggalkan solat. Jika kita sakit tak mampu
menunaikan dengan berdiri, boleh ditunaikan dengan duduk. Tak sanggup duduk
boleh secara berbaring. Tak boleh dengan berbaring boleh dengan isyarat. Tak ada
air boleh tayammum, pendek kata ibadah solat mestilah ditunaikan dalam keadaan
apapun juga dan dimanapun kita berada.
Kecuali jika timbul sesuatu halangan yang memang telah ditakdirkan Allah seperti
tidak siuman (gila), kita pingsan, tak sadar diri ataupun lainnya.
Sebelum menunaikan solat kita mesti terlebih dahulu membersihkan diri kita
daripada najis dan mengambil air sembahyang. Tempat kita bersujud perlu juga
bersih. Ketika mendirikan solat kita hanya menumpukan seluruh perhatian kita hanya
kepada Allah s.w.t.
Alur...
4. Perjalanan dimulai Rasulullah mengendarai buraq bersama Jibril. Jibril berkata,
“turunlah dan kerjakan shalat”.
Rasulullahpun turun. Jibril berkata, “dimanakah engkau sekarang ?”
“tidak tahu”, kata Rasul.
“Engkau berada di Madinah, disanalah engkau akan berhijrah “, kata Jibril.
Perjalanan dilanjutkan ke Syajar Musa (Masyan) tempat penghentian Nabi Musa
ketika lari dari Mesir, kemudian kembali ke Tunisia tempat Nabi Musa menerima
wahyu, lalu ke Baitullhmi (Betlehem) tempat kelahiran Nabi Isa AS, dan diteruskan
ke Masjidil Aqsha di Yerussalem sebagai kiblat nabi-nabi terdahulu.
Jibril menurunkan Rasulullah dan menambatkan kendaraannya. Setelah rasul
memasuki masjid ternyata telah menunggu Para nabi dan rasul. Rasul bertanya :
“Siapakah mereka ?”
“Saudaramu para Nabi dan Rasul”.
Kemudian Jibril membimbing Rasul kesebuah batu besar, tiba-tiba Rasul melihat
tangga yang sangat indah, pangkalnya di Maqdis dan ujungnya menyentuh langit.
Kemudian Rasulullah bersama Jibril naik tangga itu menuju kelangit tujuh dan ke
Sidratul Muntaha.
“Dan sesungguhnya nabi Muhammad telah melihatJibril itu (dalam rupanya yang
asli) pada waktu yang lain, yaitu di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat
tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratull Muntaha diliputi oleh sesuatu yang
meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dariyang dilihatnya itu dan
tidakpula melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda
(kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.” (QS. An-Najm : 13 – 18).
Selanjutnya Rasulullah melanjutkan perjalanan menghadap Allah tanpa ditemani
Jibril Rasulullah membaca yang artinya : “Segala penghormatan adalah milikAllah,
segala Rahmat dan kebaikan“.
Allah berfirman yang artinya: “Keselamatan bagimu wahai seorang nabi, Rahmat dan
berkahnya“.
Rasul membaca lagi yang artinya: “Keselamatan semoga bagi kami dan hamba-
hamba Allah yang sholeh. Rasulullah dan ummatnya menerima perintah ibadah
shalat“.
Berfirman Allah SWT : “Hai Muhammad Aku mengambilmu sebagai kekasih
sebagaimana Aku telah mengambil Ibrahim sebagai kesayanagan dan Akupun
5. memberi firman kepadamu seperti firman kepada Musa Akupun menjadikan
ummatmu sebagai umat yang terbaik yang pernah dikeluarkan pada manusia, dan
Akupun menjadikan mereka sebagai umat wasath (adil dan pilihan), Maka ambillah
apa yang aku berikan kepadamu dan jadilah engkau termasuk orang-orang yang
bersyukur“.
“Kembalilah kepada umatmu dan sampaikanlah kepada mereka dari Ku”.
Kemudian Rasul turun ke Sidratul Muntaha.
Jibril berkata : “Allah telah memberikan kehormatan kepadamu dengan
penghormatan yang tidak pernah diberikan kepada seorangpun dari makhluk Nya
baik malaikat yang terdekat maupun nabi yang diutus. Dan Dia telah membuatmu
sampai suatu kedudukan yang tak seorangpun dari penghuni langit maupun
penghuni bumi dapat mencapainya. Berbahagialah engkau dengan penghormatan
yang diberikan Allah kepadamu berupa kedudukan tinggi dan kemuliaan yang tiada
bandingnya. Ambillah kedudukan tersebut dengan bersyukur kepadanya karena
Allah Tuhan pemberi nikmat yang menyukai orang-orang yang bersyukur”.
Lalu Rasul memuji Allah atas semua itu.
Kemudian Jibril berkata : “Berangkatlah ke surga agar aku perlihatkan kepadamu
apa yang menjadi milikmu disana sehingga engkau lebih zuhud disamping zuhudmu
yang telah ada, dan sampai lah disurga dengan Allah SWT. Tidak ada sebuah
tempat pun aku biarkan terlewatkan”. Rasul melihat gedung-gedung dari intan
mutiara dan sejenisnya, Rasul juga melihat pohon-pohon dari emas. Rasul melihat
disurga apa yang mata belum pernah melihat, telingan belum pernah mendengar
dan tidak terlintas dihati manusia semuanya masih kosong dan disediakan hanya
pemiliknya dari kekasih Allah ini yang dapat melihatnya. Semua itu membuat Rasul
kagum untuk seperti inilah mestinya manusia beramal. Kemudian Rasul diperlihatkan
neraka sehingga rasul dapat melihat belenggu-belenggu dan rantai-rantainya
selanjutnya Rasulullah turun ke bumi dan kembali ke masjidil haram menjelang
subuh.
Shalat 5 waktu
Sebagaimana pada ayat 78 surat al-lsra’, Mi’raj itu untuk menerima mandat
melaksanakan shalat Lima waktu. inilah yang menjadi inti peristiwa Isra’Mi’raj
tersebut.
Shalat merupakan media untuk mencapai kesalehan spiritual individual
hubungannya dengan Allah. Shalat juga menjadi sarana untuk menjadi
keseimbangan tatanan masyarakat yang egaliter, beradab, dan penuh kedamaian.
Makanya tidak berlebihan apabila Alexis Carrel menyatakan : “Apabila pengabdian,
sholat dan do’a yang tulus kepada Sang Maha pencipta disingkirkan dari tengah
6. kehidupan bermasyarakat, hal itu berarti kita telah menandatangani kontrak bagi
kehancuran masyarakat tersebut“. Perlu diketahui bahwa A. Carrel bukanlah orang
yang memiliki latar belakang pendidikan agama, tetapi dia adalah seorang dokter
dan pakar Humaniora yang telah dua kali menerima nobel atas hasil penelitiannya
terhadap jantung burung gereja dan pencangkokannya. Tanpa pendapat Carrel pun,
Al – Qur’an 15 abad yang lalu telah menyatakan bahwa shalat yang dilakukan
dengan khusu’ akan bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar, sehingga tercipta
tatanan masyarakat yang harmonis, egaliter, dan beretika.
Semua yang kita lakukan sebelum dan ketika solat semua itu akan mendidik kita
menjadi orang yang bersih, berdisiplin, dan insya Allah akan menyehatkan rohani
dan jasmani kita dengan gerakan-gerakan yang dilakukan ketika solat. Insya Allah
jika kita rajin menunaikan ibadah solat denga teratur dan rapi akan membentuk
peribadi yang sehat rohani dan jasmani. Inilah intisari Isra' dan Mi'raj Nabi
Muhammad s.a.w.