SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 43
SISTEM HUKUM DAN
PERADILAN INTERNASIONAL
A. Sistem Hukum dan Peradilan Internasional
Makna Hukum Internasional
Hukum internasional dapat diartikan sebagai
sekumpulan hukum yang sebagian besar terdiri atas
prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan yang
mengatur tentang perilaku yang harus ditaati oleh
negara-negara, dan oleh karena itu harus ditaati dalam
hubungan antar mereka.
Dilihat dari persoalan yang dibahas, hukum
internasional (international law) dapat dibagi
menjadi dua :
 Hukum perdata internasional ialah keseluruhan
peraturan dan asas hukum tentang persoalanpersoalan perdata antarwarga negara yang
melintas batas wilayah negara.
 Hukum publik internasional (hukum antarnegara)

ialah hukum tentang persoalan-persoalan yang
melintas batas negara yang bukan bersifat perdata.
Misalnya pengiriman duta, batas wilayah suatu
negara, ekstradisi, dan sebagainya. Hukum publik
inilah yang sering dibahas sebagai hukum
internasional.
Dalam arti modern, hukum internasional dapat
dibagi menjadi dua, yaitu :
 Hukum tertulis adalah hukum internasional yang
berupa perjanjian antarnegara dalam bentuk
tertulis (international agreement in written form)
 Hukum tidak tertulis adalah hukum internasional

antarnegara dan subjek hukum lainnya dalam
bentuk tidak tertulis (international agreement not
in written form), misalnya pernyataan Presiden
Perancis George Pompidow kepada masyarakat
dunia untuk tidak mengulangi percobaan bom
nuklir.
Ruang lingkup dan substansi dari hukum
internasional adalah sebagai berikut :
 Prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan hukum yang

berkenaan dengan negara atau negara-negara,
misalnya tentang kualifikasi suatu negara, hak dan
kewajiban negara.
 Prinsip-prinsip dan peraturan-peratutran hukum yang
berkenaan dengan persoalan-persoalan hubungan
antarnegara. Seperti perjanjian-perjanjian
internasional, hubungan diplomatik dan konsuler,
hubungan dalam bidang politik dan ekonomi.
 Prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan hukum yang

berkenaan dengan organisasi internasional dan
fungsinya, misalnya tentang kualifikasi suatu
organisasi internasional, tentang piagam (charter),
kovenan (covenant), atau statuta (statute) suatu
organisasi internasional, peraturan yang berupa
prosedur atau mekanisme (rule of procedure) yang
berlaku di dalam suatu organisasi internasional,
keputusan atau resolusi yang dikeluarkan oleh suatu
organisasi internasional.
 Prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan hukum yang

mengatur hubungan antar organisasi internasional
dengan organisasi internasional, prinsip-prinsip dan
peraturan-peraturan hukum yang mengatur persoalan
antarnegara dan organisasi internasional, seperti
perjanjian antara negara dan organisasi internasional.
 Prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan hukum yang
berkenaan dengan individu dan subjek-subjek hukum
bukan negara (non state entities), sepanjang hak-hak
dan kewajiban mereka itu menyangkut masalah
masyarakat internasional.
 Prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan hukum yang

mengatur hubungan antara organisasi internasional
dengan individu, antara organisasi internasional antar
subjek hukum bukan negara satu dengan lainnya.
ada beberapa pendapat tentang
hukum internasional
 Menurut Oppenheimer, hukum internasional adalah

hukum yang timbul dari kesepakatan masyarakat
internasional dan pelaksanaan dijamin oleh external
power (kekuatan dari luar). Hukum internasional
meliputi dua bagian, yaitu hukum publik
internasional dan hukum perdata internasional.
 Menurut Mochtar Kusuma Atmadja, hukum publik
internasional adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan
asas-asas hukum yang mengatur hubungan atau
persoalan yang melintas batas-batas negara
(hubungan internasional)
 Menurut J.G. Starke, hukum internasional adalah

sekumpulan hukum (body of law) yang sebagian besar
terdiri dari prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah perilaku
terhadap negaranya dan merasa dirinya terikat untuk
menaati dalam mengadakan hubungan satu sama lain.
 Menurut Charles Cheny Hyde, hukum internasional
adalah keseluruhan dari hukum aturan tingkah laku
yang mengikat negara dan ditaati olehnya dalam
mengadakan hubungan, meliputi pula pelaksanaan
fungsi organisasi internasional atau lembaga
internasional dan menyangkut individu dan kesatuan
bukan negara sepanjang merupakan persoalan hukum
internasional.
 Menurut Grotius (hugo de Groot), hukum

internasional adalah sekumpulan hukum (body of law)
yang terdiri dari asas-asas dan karena itu biasanya
ditaati dalam hubungan antarbangsa. Hubungan
tersebut didasarkan kemauan bebas dan persetujuan
semua negara anggota demi kepentingan bersama.
Asas Hukum Internasional
a. Asas-Asas PBB yang Termuat dalam Pasal 2 Piagam PBB,
yaitu
 Setiap anggota mempunyai persamaan kedaulatan.
 Setiap anggota harus memenuhi kewajiban yang tercantum dalam






Piagam PBB.
Setiap anggota akan menyelesaikan persengketaan internasional
dengan jalan damai.
Setiap anggota mencegah tindakan ancaman atau kekerasan
terhadap negara lain dalam menjalin hubungan internasional.
Setiap anggota akan berperan aktif dalam membantu program PBB
sesuai dengan ketentuan Piagam PBB.
PBB menjamin negara yang bukan anggota PBB bertindak selaras
dengan asas-asas PBB.
PBB tidak dibenarkan ikut campur urusan dalam negeri
anggotanya.
Asas Berlakunya Hukum

• Asas Persamaan Derajat
• Asas Teritorial

• Asas Kebangsaan
• Asas Kepentingan Umum
• Asas Keterbukaan

Internasional
c. Asas Hukum Publik Internasional
 Asas equality, yaitu asas persamaan derajat diantara negara








yang mengadakan hubungan.
Asas courtesy, yaitu asas saling menghormati antarnegara
yang mengadakan hubungan.
Asas reciprocity, yaitu asas hubungan timbal balik dan
saling menguntungkan antarnegara yang mengadakan
hubungan.
Pacta sun servanda, yaitu asas keharusan adanya kejujuran
antarpihak dalam menaati perjanjian yang disepakati.
Asas ex aequo et Bono, yaitu asas untuk menetapkan
keputusan oleh Pengadilan Internasional atas dasar keadilan
dan kebaikan.
Subjek-subjek hukum internasional,
antara lain adalah :
 Negara yang berdaulat penuh,
 Organisasi Internasional (antarnegara atau






antarpemerintah ),
Palang Merah Internasional,
Vatikan atau Tahta Suci,
Pemberontak dan pihak yang bersengketa
(belligerent),
Orang perorang (Individu)
Perusahaan transnasional atau perusahaan
multinasional.
Sumber Hukum Internasional
 Sumber Hukum Materiil, yaitu segala sesuatu yang

menjiwai terbentuknya hukum atau faktor yang
menentukan isi ketentuan hukum, sehingga menjadi
dasar kekuatan mengikat dan berlakunya hukum
internasional.
 b. Sumber Hukum Formal yaitu tempat dari mana
hukum itu diambil atau faktor yang menjadikan
sesuatu menjadi ketentuan hukum yang berlaku
umum.
Sumber hukum formal dapat dibedakan
menjadi dua macam antara lain :
 1). Hukum tertulis , antara lain :
 2). Hukum tidak tertulis,
1). Hukum tertulis , antara lain :









Peraturan perundang-undangan;
Persetujuan atau perikatan-perikatan yang berbentuk tertulis
antara dua pihak atau lebih, putusan-putusan, lembagalembaga, organisasi-organisasi, atau badan-badan swasta,
misalnya keputusan yayasan, keputuan sebuah perseroan
terbatas yang semuanya berlaku internal dan ditaati sebagai
hukum oleh pihak-pihak yang terkait di dalamnya;
Traktat atau perjanjian-perjanjian internasional dalam segala
bentuk dan macamnya;
Keputusan atau resolusi dari organisasi-organisasi atau
lembaga-lembaga internasional;
Putusan badan-badan penyelesaian sengketa seperti putusan
badan peradilan dan putusan badan arbitrase atau yang lazim
disebut yurisprudensi.
2). Hukum tidak tertulis, misalnya
 Hukum kebiasaan;
 Pendapat para ahli atau lazim disebut doktrin.
Menurut Starke, sumber hukum formal dari
hukum internasional ada lima, antara lain :
1. kebiasaan ( custom),
2. traktat (treaties),
3. keputusan pengadilan internasional
(decision or yudicial or arbitral tribunals),
4. karya yuridis ( yuridis work),
5. keputusan organisasi internasional (decision
or determinations of organs of international
institutions).
Menurut Van Appeldoorn, sumber hukum
formil internasional ada tiga :
 Undang-Undang
 Kebiasaan(Custom)
 Traktat(Treaty)
5. Lembaga Peradilan Internasional
a. Mahkamah Pengadilan Internasional (MPI)
b. Lembaga Peradilan di luar MI
1). Tribunal-Tribunal Administratif Internasional,
seperti ILO (Tribunal Administratif Organisasi Buruh
Sedunia) dan Tribunal Administratif PBB tahun 1949
yang didirikan tahun 1927 dalam kerangka SDN;
2). Mahkamah Peradilan Masyarakat Ekonomi Eropa
yang didirikan pada tanggal 18 April 1951;
3). Mahkamah Eropa mengenai Hak Asasi Manusia yang
didirikan pada tanggal 4 November 1950;
4). Tribunal Administratif Bank Dunia yang didirikan
pada tanggal 4 Juli 1980;
5). Mahkamah Pidana Internasional (International
Criminal Court)
6). Mahkamah Kriminal Internasional untuk Bekas
Yugoslavia (The International Criminal Tribunal for The
Former Yugoslavia/ICTY)
7). Mahkamah Kriminal untuk Rwanda (International
Criminal Tribunal for Rwanda/ICTR)
B. Penyebab Timbulnya Sengketa
Internasional
Penyebab Timbulnya Sengketa
a. Penyebab Timbulnya Sengketa Ditinjau Dari
Kawasannya
1). Masalah Regional.
2). Masalah Internasional.
b. Penyebab Masalah Internasional
Ditinjau Dari Bidangnya:









Politis, misalnya masalah pertikaian antar fraksi di Kamphuchea yang mengganggu stabilitas di kawasan ASEAN,
masalah pengungsi Vietnam di Indonesia, masalah terorisme, konflik Arab dengan Israel tentang kemerdekaan
Palestina, masuknya Amerika Serikat di Irak, adanya perlombaan senjata nuklir.
Ekonomi, misalnya: masalah pembatasan quota, masalah proteksi, masalah persaingan bebas, krisis moneter di
berbagai negara, kesenjangan ekonomi antara negara maju dan negara berkembang.
Sosial budaya, misalnya: pengiriman TKI ilegal, masalah pelanggaran HAM di berbagai kawasan dunia, masalah
perbedaan keyakinan agama, masalah pornografi dan pornoaksi, masalah narkoba, pertambahan penduduk yang
besar dan dapat menimbulkan kemiskinan, keterbelakangan, pengangguran, meningkatnya kriminal, dsb.
Masalah Hak territorial. Sengketa mengenai kedaulatan atas beberapa pulau kecil antara Perancis dan Inggris
diputuskan pada tahun 1953 untuk keuntungan Inggris. Timbulnya perselisihan antara Kamboja dan Muang Thai
mengenai sebuah Kuil.. Penyelidikan dan keputusan MPI menetapkan, bahwa kuil itu ada di wilayah Kamboja (1962).
Masalah Hukum laut. Misalnya masalah daerah perikanan laut antara Inggris dan Norwegia diputuskan oleh MPI pada
tahun 1951 dengan memenangkan Norwegia. Atas permintaan Denmark, Nederland dan Jerman Barat, MPI pada
tahun 1969 menetapkan asas dan peraturan untuk pengolahan continental shelf di Laut Utara bagi negara-negara
tersebut.
Penafsiran perjanjian. Contohnya perkara pemberian asylum antara Columbia dan Peru, jasa-jasa penafsiran diberikan
oleh MPI (1950). Pada tahun 1970 ditetapkan, bahwa tidak ada dasar hukum bagi Belgia untuk melindungi
kepentingan pemegang saham warga Belgia di dalam perusahaan Kanada.
Daerah mandat. Pada tahun 1966 MPI menentukan, bahwa Ethiopia dan Liberia tidak mempunyai dasar hukum untuk
mengklaim Namibia (Afrika Selatan bagian Barat) dari negara Afrika Selatan. Sengketa mengenai Namibia itu
berkepanjangan. Akhirnya pada tahun 1971, MPI mengemukakan pendapatnya, bahwa kehadiran negara Afrika
Selatan di Namibia adalah tidak sah, dan oleh karena itu wajib meninggalkan negeri itu.
c. Beberapa Bentuk Perselisihan Antarnegara
1). Pertikaian bersenjata
2). Retorsi
Retorsi adalah pembalasan yang dilakukan oleh
suatu negara terhadap tindakan yang tidak pantas dari
negara lain. Retorsi itu berupa perbuatan sah yang tidak
bersahabat dalam batas wewenang dari negara yang
terkena perbuatan tidak pantas itu. Perbuatan retorsi
dapat berupa penarikan kembali pajak atau tarif.
3). Reprisal
Reprisal adalah pembalasan yang dilakukan oleh suatu
negara terhadap tindakan yang melanggar hukum dari
negara lawan dalam suatu sengketa. Reprisal berbeda
dengan retorsi karena perbuatan retorsi pada hakikatnya
merupakan perbuatan yang tidak melanggar hukum
sedang perbuatan reprisal pada hakikatnya merupakan
perbuatan yang melanggar hukum.
4). Blokade masa Damai
Blokade adalah suatu pengepungan
wilayah, misalnya suatu kota atau pelabuhan, untuk
memutuskan hubungan wilayah itu dengan pihak luar.
Ada dua macam blokade, yakni blokade di masa perang
dan blokade di masa damai.
d. Beberapa Masalah Regional dan Internasional yang
Ditangani PBB
1). Indonesia
Negara Republik Indonesia ketika menghadapi agresi
militer Belanda yang bertujuan menguasai Indonesia
kembali, melalui peran PBB akhirnya berhasil
dilaksanakan Konferensi Meja Bundar di Den Haag,
yang akhirnya disepakati kerajaan Belanda untuk
menyerahkan kedaulatan kepada Indonesia pada
tanggal 27 Desember 1949.
2). Kashmir
Ketika India dipecah menjadi 2 negara yaitu India
dan Pakistan, Maharaja Jammu dari KasPerselisihan
pertama timbul pada tahun 1948, sejak itu PBB berusaha
menyelesaikan, diantaranya dengan membentuk
sekelompok Tim Peninjau Militer, namun perdamaian
belum terciptakan. Bahkan akhirnya pecah perang
terbuka antara India dan Pakistan pada tahun
1965.Kashmir memilih bergabung dengan India.
3). Korea
Pada akhir Perang Dunia II, semenanjung Korea pecah menjadi dua negara. Hal
ini disebabkan pengaruh negara-negara yang menang perang (sekutu), dimana
pada waktu itu sebagian utara Korea diterima Uni Soviet dari Jepang, dan sebelah
selatan diterima Amerika Serikat dari Jepang dengan tujuan membentuk negara
Korea yang bersatu dan berdaulat. Tetapi dalam kenyataan Uni Soviet dan
Amerika Serikat saling menanamkan ideologi masing-masing, sehingga sampai
sekarang masih ada dua Korea, yaitu Republik Demokratik Korea (Korea Utara),
yang berhaluan Komunis dengan dukungan Uni Soviet, RCC, dan sebagainya, dan
Republik Korea (Korea Selatan) dengan dukungan Amerika Serikat. Pada tanggal
25 Juni 1950 tentara Korea Utara menyerbu Korea Selatan, Dewan Keamanan PBB
memutuskan untuk mengirim bala bantuan militer ke Korea Selatan guna
mengusir Korea Utara yang dianggap agresor. Enam belas negara yang terlibat
dalam pembentukan Pasukan PBB itu, dipimpin oleh Panglima Perang Dunia II,
yaitu Jendral Douglas Mc Arthur. Pasukan PBB ini berhasil mengusir tentara
Korea Utara, dan tanggal 27 Juli 1953 disepakati persetujuan penghentian tembakmenembak dengan pengawasan komisi PBB. Hingga sekarang penyatuan kedua
Korea ini belum berhasil, meskipun bila diamati kedua rakyat negara itu ingin
menyatu, tetapi pemerintahan dan militer kedua negara kadang-kadang masih
terjadi ketegangan, meskipun tidak sampai mengarah pada perang terbuka kedua
negara.
Selain itu PBB juga berhasil melakukan upaya
perdamaian dalam berbagai kasus lain seperti di
Timur Tengah- Israel, Yaman, Irak – Iran, Kongo,
Siprus, Dominika, Kamboja, Afganistan, IrakKuwait,Pulau Sipadan Ligitan antara Indonesia
dan Malaysia, dll
2. Cara Penyelesaian Sengketa Oleh
Mahkamah Internasional
1) Rujuk adalah penyelesaian sengketa melalui usaha
penyelesaian pendapat antara pihak-pihak yang
bersengketa secara bersahabat. Rujuk dapat dilakukan
oleh pihak-pihak yang bersengketa dengan mengadakan
negosiasi, jasa baik atau mediasi, konsiliasi dan panitia
penyelidikan.
2). Penyelesaian Sengketa di bawah Pengawasan
Perserikatan Bangsa-Bangsa.
3). Arbitrase
Arbitrase adalah suatu sarana penyelesesaian
sengketa secara damai.
4). Cara penyelesaian damai melalui peradilan
a). Cara yang didasarkan atas persetujuan sukarela:
b). Cara penyelesaian sengketa dengan paksaan
hukum, dapat ditempuh
 Alat pemaksa dalam penyelesaian sengketa

internasional antara lain adalah: Dewan Keamanan
PBB yang dibantu oleh tiga panitia, yaitu:





Panitia Staf Militer;
Panitia Perlucutan Senjata, Disarmament Commision
(dengan Sidang Umum);
Pasukan PBB, diantaranya di Korea, agar jangan timbul clash
antara korea Utara dan Korea Selatan; Pulau Suprus untuk
mengakhiri perkelahian-perkelahian antara penduduk
keturunan Turki dan ke turunan Yunani; Peninjau Militer
untuk menjaga jangan sampai sengketa antara India dan
Pakistan mengenai Khasmir meletus menjadi perang.
Pasukan pasukan PBB, antara lain
adalah :
 UNEF (United Nation Emergency Force), yaitu pasukan






perdamaian PBB untuk Timur Tengah, Korea Selatan, dan Korea
Utara.
UNFICYP (United Nation Peace Reeping Forcein Cypruss) yaitu
pasukan PBB untuk Siprus.
UNMOGIP (United Nation Military Observer Group for India
and Pakistan) yaitu pasukan perdamaian PBB untuk India
dengan Pakistan.
UNSTO (United Nation Thruce Supervision Organization in
Palestine) yaitu pasukan perdamaian PBB untuk Palestina.
UNOC (United Nation Operation for Congo) yaitu pasukan
perdamaian PBB untuk Kongo.
ICCS (International Comission for Control and Supervision)
yaitu pasukan PBB untuk perdamaian di Vietnam Selatan.
1. Mekanisme Kerja Mahkamah Internasional
a. Wewenang Mahkamah
1). Wewenang Ratione Personeae (siapa yang
berhak mengajukan perkara ke Mahkamah)
Pasal 34 ayat (1) Statuta menyatakan, bahwa hanya
negara yang boleh menjadi pihak dalam perkaraperkara di muka Mahkamah. Berarti individu atau
organisasi-organisasi internasional tidak dapat menjadi
pihak dari suatu sengketa di muka Mahkamah tersebut.
2). Wewenang Ratione Materiae ( jenis sengketa
yang dapat diajukan)
Pasal 36 ayat (1) Statuta dengan jelas menyatakan bahwa
wewenang Mahkamah meliputi semua perkara yang
diajukan pihak-pihak yang bersengketa kepadanya,
terutama yang terdapat dalam Piagam PBB atau dalam
perjanjian-perjanjian dan konvensi-konvensi yang
berlaku.
b. Sumber-sumber hukum yang dipergunakan
Mahkamah membuat keputusan-keputusan menurut
Hukum Internasional. Dalam menentukan keputusankeputusan itu mahkamah mempergunakan sumber seperti
tersebut dalam pasal 38 Piagam MPI, yaitu:
 konvensi internasional,
 kebiasaan Internasional,
 prinsip-prinsip umum hukum,
 keputusan peradilan internasional
 ajaran pakar hukum dari berbagai negara (doktrin).
2. Keputusan Mahkamah
Mahkamah berkedudukan di Den Haag, Belanda, di Istana
Perdamaian. Tetapi Mahkamah dapat bersidang di tempat
lain bila dianggap perlu. Masa sidang adalah sepanjang tahun
kecuali waktu libur Mahkamah. Sidang lengkap pada
prinsipnya dihadiri 15 anggota, sedang kuorum cukup 9
anggota untuk mengadili setiap perkara. Biasanya
Mahkamah bersidang dengan 11 anggota, tidak termasuk
hakim-hakim ad-hoc. Mahkamah memilih ketua dan wakil
ketua untuk masa jabatan 3 tahun dan dapat dipilih kembali.
Mahkamah juga mengangkat paniteranya dan pegawai
pegawai lain yang dianggap perlu. Sedangkan bahasa resmi
menurut pasal 39 Statuta adalah bahasa Inggris dan Prancis
Keputusan Mahkamah terdiri dari tiga bagian, yaitu:
a. Pertama, berisi komposisi Mahkamah, informasi mengenai
pihak pihak yang bersengketa, serta wakil wakilnya, analisa
tentang fakta fakta, dan argumentasi hukum pihak-pihak yang
bersengketa.
b. Kedua, berisi penjelasan mengenai motivasi Mahkamah.
Pemberian motivasi keputusan Mahkamah merupakan suatu
keharusan karena penyelesaian yuridiksional ini sering merupakan
salah satu unsur dari penyelesaian yang lebih luas dari sengketa,
dan karena itu perlu dijaga sensibilitas pihak-pihak yang
bersengketa.
c. Bagian ketiga, berisi dispositif yang merupakan keputusan
Mahkamah yang mengikat negara negara yang bersengketa. Juga
disebutkan jumlah suara yang diperoleh melalui keputusan
tersebut.
4. Dampak negara yang tidak mematuhi keputusan MAI
Keputusan MAI wajib dilaksanakan oleh pihak-pihak yang
bersengketa. Tetapi jika ada negara yang tidak mematuhi
keputusan tersebut, maka ada beberapa sangsi yang diterapkan
untuk memaksa negara tersebut mematuhinya. Sangsi-sangsi
tersebut antara lain adalah:
 Diberlakukan travel warning (peringatan bahaya berkunjung ke
negara tertentu) terhadap warga negaranya.
 Pengalihan investasi atau penanaman modal asing
 Pemutusan hubungan diplomatik
 Pengurangan bantuan ekonomi
 Pengurangan tingkat kerjasama
 Embargo ekonomi
 Kesepakatan organisasi regional atau internasional
SEKIAN
TERIMAKASIH

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Bab 3. ketaatan terhadap perundang undangan nasional
Bab 3. ketaatan terhadap perundang undangan nasionalBab 3. ketaatan terhadap perundang undangan nasional
Bab 3. ketaatan terhadap perundang undangan nasional
andangkusuma
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Nuelnuel11
 

Was ist angesagt? (20)

Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum Internasional
 
PPT Kel 3 Dasar Berlakunya Hukum Internasional
PPT Kel 3 Dasar Berlakunya Hukum InternasionalPPT Kel 3 Dasar Berlakunya Hukum Internasional
PPT Kel 3 Dasar Berlakunya Hukum Internasional
 
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
 
Bab 3. ketaatan terhadap perundang undangan nasional
Bab 3. ketaatan terhadap perundang undangan nasionalBab 3. ketaatan terhadap perundang undangan nasional
Bab 3. ketaatan terhadap perundang undangan nasional
 
Teori hukum part ii
Teori hukum part iiTeori hukum part ii
Teori hukum part ii
 
Obyek Hukum Administrasi Negara
Obyek Hukum Administrasi  NegaraObyek Hukum Administrasi  Negara
Obyek Hukum Administrasi Negara
 
Makalah tentang hukum internasional
Makalah tentang hukum internasionalMakalah tentang hukum internasional
Makalah tentang hukum internasional
 
Negara autokrasi modern
Negara autokrasi modernNegara autokrasi modern
Negara autokrasi modern
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
Hukum sebagai sarana pembaharuan masyarakat
Hukum sebagai sarana pembaharuan masyarakatHukum sebagai sarana pembaharuan masyarakat
Hukum sebagai sarana pembaharuan masyarakat
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negara
 
Hukum konstitusi
Hukum konstitusiHukum konstitusi
Hukum konstitusi
 
Luật dân sự
Luật dân sựLuật dân sự
Luật dân sự
 
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnPengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
 
HUBUNGAN DIPLOMATIK
HUBUNGAN DIPLOMATIKHUBUNGAN DIPLOMATIK
HUBUNGAN DIPLOMATIK
 
Pengantar Hukum Indonesia
Pengantar Hukum IndonesiaPengantar Hukum Indonesia
Pengantar Hukum Indonesia
 
Surat Edaran Mahkamah Agung No.4 Thn.2010
Surat Edaran Mahkamah Agung No.4 Thn.2010Surat Edaran Mahkamah Agung No.4 Thn.2010
Surat Edaran Mahkamah Agung No.4 Thn.2010
 
13 bidang2 studi hukum
13 bidang2 studi hukum13 bidang2 studi hukum
13 bidang2 studi hukum
 

Andere mochten auch

Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Mirza Afrizal
 
PKn Kelas 11 - Sistem Hukum Internasional
PKn Kelas 11 - Sistem Hukum InternasionalPKn Kelas 11 - Sistem Hukum Internasional
PKn Kelas 11 - Sistem Hukum Internasional
Yudistira Ydstr
 
Sistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalSistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasional
Meita Purnamasari
 
Sistem Hukum Internasional
Sistem Hukum InternasionalSistem Hukum Internasional
Sistem Hukum Internasional
Jesica Grace
 
Sistem hukum-dan-peradilan-nasional
Sistem hukum-dan-peradilan-nasionalSistem hukum-dan-peradilan-nasional
Sistem hukum-dan-peradilan-nasional
Putra Ivan
 
Upaya pengalihan perilaku merokok
Upaya pengalihan perilaku merokokUpaya pengalihan perilaku merokok
Upaya pengalihan perilaku merokok
ImeldaPutri95
 
Kelas xi bab v sistem hk & perad int
Kelas xi bab v sistem hk & perad intKelas xi bab v sistem hk & perad int
Kelas xi bab v sistem hk & perad int
dixon8888
 
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenSistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Mochammad Ridwan
 

Andere mochten auch (19)

Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
 
Sistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalSistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasional
 
PKn Kelas 11 - Sistem Hukum Internasional
PKn Kelas 11 - Sistem Hukum InternasionalPKn Kelas 11 - Sistem Hukum Internasional
PKn Kelas 11 - Sistem Hukum Internasional
 
Sistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalSistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasional
 
Sistem Hukum Internasional
Sistem Hukum InternasionalSistem Hukum Internasional
Sistem Hukum Internasional
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)
 
Lembaga peradilan internasional
Lembaga peradilan internasionalLembaga peradilan internasional
Lembaga peradilan internasional
 
Sistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalSistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasional
 
PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITR...
PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITR...PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITR...
PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITR...
 
Sistem hukum-dan-peradilan-nasional
Sistem hukum-dan-peradilan-nasionalSistem hukum-dan-peradilan-nasional
Sistem hukum-dan-peradilan-nasional
 
Upaya pengalihan perilaku merokok
Upaya pengalihan perilaku merokokUpaya pengalihan perilaku merokok
Upaya pengalihan perilaku merokok
 
Kelas xi bab v sistem hk & perad int
Kelas xi bab v sistem hk & perad intKelas xi bab v sistem hk & perad int
Kelas xi bab v sistem hk & perad int
 
Hukum internasional
Hukum internasionalHukum internasional
Hukum internasional
 
Tugas slide hukum internasional
Tugas slide hukum internasionalTugas slide hukum internasional
Tugas slide hukum internasional
 
Latihan soal rancang bangun dan analisa WAN
Latihan soal rancang bangun dan analisa WANLatihan soal rancang bangun dan analisa WAN
Latihan soal rancang bangun dan analisa WAN
 
Bab v sistem hukum & peradilan internasional
Bab v sistem hukum & peradilan internasionalBab v sistem hukum & peradilan internasional
Bab v sistem hukum & peradilan internasional
 
SENGKETA INTERNASIONAL & CARA PENYELESAIAN NYA
SENGKETA INTERNASIONAL & CARA PENYELESAIAN NYASENGKETA INTERNASIONAL & CARA PENYELESAIAN NYA
SENGKETA INTERNASIONAL & CARA PENYELESAIAN NYA
 
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenSistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
 
Sistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalSistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasional
 

Ähnlich wie Sistem hukum dan peradilan internasional

Sistem Hukum dan Perdilan Internasional
Sistem Hukum dan Perdilan InternasionalSistem Hukum dan Perdilan Internasional
Sistem Hukum dan Perdilan Internasional
Fanny Yunitasari
 
Penjelasan mengenai seputar Hukum internasional
Penjelasan mengenai seputar Hukum internasionalPenjelasan mengenai seputar Hukum internasional
Penjelasan mengenai seputar Hukum internasional
menhankam88
 
Pengertian hukum internasionalmenurut para ahli
Pengertian hukum internasionalmenurut para ahliPengertian hukum internasionalmenurut para ahli
Pengertian hukum internasionalmenurut para ahli
Syifa Fauziyah
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Operator Warnet Vast Raha
 
Pkn sistem hukum internasional
Pkn   sistem hukum internasionalPkn   sistem hukum internasional
Pkn sistem hukum internasional
Sharas Charlotha
 
Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4 Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4
yesiferamefranda
 

Ähnlich wie Sistem hukum dan peradilan internasional (20)

Pkn Kel 4
Pkn Kel 4Pkn Kel 4
Pkn Kel 4
 
Kels xi bab5
Kels xi bab5Kels xi bab5
Kels xi bab5
 
Sistem Hukum dan Perdilan Internasional
Sistem Hukum dan Perdilan InternasionalSistem Hukum dan Perdilan Internasional
Sistem Hukum dan Perdilan Internasional
 
Sistem hukum internasional
Sistem hukum internasionalSistem hukum internasional
Sistem hukum internasional
 
Sistem hukum dan perdilan internasional
Sistem hukum dan perdilan internasionalSistem hukum dan perdilan internasional
Sistem hukum dan perdilan internasional
 
Hukum_internasional.pptx
Hukum_internasional.pptxHukum_internasional.pptx
Hukum_internasional.pptx
 
Hukum_internasional.pdf
Hukum_internasional.pdfHukum_internasional.pdf
Hukum_internasional.pdf
 
Hubungan Internasional
Hubungan InternasionalHubungan Internasional
Hubungan Internasional
 
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptxSistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
 
Penjelasan mengenai seputar Hukum internasional
Penjelasan mengenai seputar Hukum internasionalPenjelasan mengenai seputar Hukum internasional
Penjelasan mengenai seputar Hukum internasional
 
Pengertian hukum internasionalmenurut para ahli
Pengertian hukum internasionalmenurut para ahliPengertian hukum internasionalmenurut para ahli
Pengertian hukum internasionalmenurut para ahli
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
 
Pkn sistem hukum internasional
Pkn   sistem hukum internasionalPkn   sistem hukum internasional
Pkn sistem hukum internasional
 
Hukum internasional
Hukum internasionalHukum internasional
Hukum internasional
 
Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4 Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4
 
Tugas elearning tik
Tugas elearning tikTugas elearning tik
Tugas elearning tik
 

Mehr von rradityaaa

Mehr von rradityaaa (7)

Bab 3 hereditas
Bab 3 hereditasBab 3 hereditas
Bab 3 hereditas
 
Bab 2 metabolisme
Bab 2 metabolismeBab 2 metabolisme
Bab 2 metabolisme
 
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhanBab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
 
日本ご
日本ご日本ご
日本ご
 
Materi fluida kelompok 3
Materi fluida kelompok 3Materi fluida kelompok 3
Materi fluida kelompok 3
 
Perjalanan
PerjalananPerjalanan
Perjalanan
 
Liburan
LiburanLiburan
Liburan
 

Kürzlich hochgeladen

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Kürzlich hochgeladen (20)

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Sistem hukum dan peradilan internasional

  • 2. A. Sistem Hukum dan Peradilan Internasional Makna Hukum Internasional Hukum internasional dapat diartikan sebagai sekumpulan hukum yang sebagian besar terdiri atas prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan yang mengatur tentang perilaku yang harus ditaati oleh negara-negara, dan oleh karena itu harus ditaati dalam hubungan antar mereka.
  • 3. Dilihat dari persoalan yang dibahas, hukum internasional (international law) dapat dibagi menjadi dua :  Hukum perdata internasional ialah keseluruhan peraturan dan asas hukum tentang persoalanpersoalan perdata antarwarga negara yang melintas batas wilayah negara.  Hukum publik internasional (hukum antarnegara) ialah hukum tentang persoalan-persoalan yang melintas batas negara yang bukan bersifat perdata. Misalnya pengiriman duta, batas wilayah suatu negara, ekstradisi, dan sebagainya. Hukum publik inilah yang sering dibahas sebagai hukum internasional.
  • 4. Dalam arti modern, hukum internasional dapat dibagi menjadi dua, yaitu :  Hukum tertulis adalah hukum internasional yang berupa perjanjian antarnegara dalam bentuk tertulis (international agreement in written form)  Hukum tidak tertulis adalah hukum internasional antarnegara dan subjek hukum lainnya dalam bentuk tidak tertulis (international agreement not in written form), misalnya pernyataan Presiden Perancis George Pompidow kepada masyarakat dunia untuk tidak mengulangi percobaan bom nuklir.
  • 5. Ruang lingkup dan substansi dari hukum internasional adalah sebagai berikut :  Prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan hukum yang berkenaan dengan negara atau negara-negara, misalnya tentang kualifikasi suatu negara, hak dan kewajiban negara.  Prinsip-prinsip dan peraturan-peratutran hukum yang berkenaan dengan persoalan-persoalan hubungan antarnegara. Seperti perjanjian-perjanjian internasional, hubungan diplomatik dan konsuler, hubungan dalam bidang politik dan ekonomi.
  • 6.  Prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan hukum yang berkenaan dengan organisasi internasional dan fungsinya, misalnya tentang kualifikasi suatu organisasi internasional, tentang piagam (charter), kovenan (covenant), atau statuta (statute) suatu organisasi internasional, peraturan yang berupa prosedur atau mekanisme (rule of procedure) yang berlaku di dalam suatu organisasi internasional, keputusan atau resolusi yang dikeluarkan oleh suatu organisasi internasional.
  • 7.  Prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan hukum yang mengatur hubungan antar organisasi internasional dengan organisasi internasional, prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan hukum yang mengatur persoalan antarnegara dan organisasi internasional, seperti perjanjian antara negara dan organisasi internasional.  Prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan hukum yang berkenaan dengan individu dan subjek-subjek hukum bukan negara (non state entities), sepanjang hak-hak dan kewajiban mereka itu menyangkut masalah masyarakat internasional.
  • 8.  Prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan hukum yang mengatur hubungan antara organisasi internasional dengan individu, antara organisasi internasional antar subjek hukum bukan negara satu dengan lainnya.
  • 9. ada beberapa pendapat tentang hukum internasional  Menurut Oppenheimer, hukum internasional adalah hukum yang timbul dari kesepakatan masyarakat internasional dan pelaksanaan dijamin oleh external power (kekuatan dari luar). Hukum internasional meliputi dua bagian, yaitu hukum publik internasional dan hukum perdata internasional.  Menurut Mochtar Kusuma Atmadja, hukum publik internasional adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintas batas-batas negara (hubungan internasional)
  • 10.  Menurut J.G. Starke, hukum internasional adalah sekumpulan hukum (body of law) yang sebagian besar terdiri dari prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah perilaku terhadap negaranya dan merasa dirinya terikat untuk menaati dalam mengadakan hubungan satu sama lain.  Menurut Charles Cheny Hyde, hukum internasional adalah keseluruhan dari hukum aturan tingkah laku yang mengikat negara dan ditaati olehnya dalam mengadakan hubungan, meliputi pula pelaksanaan fungsi organisasi internasional atau lembaga internasional dan menyangkut individu dan kesatuan bukan negara sepanjang merupakan persoalan hukum internasional.
  • 11.  Menurut Grotius (hugo de Groot), hukum internasional adalah sekumpulan hukum (body of law) yang terdiri dari asas-asas dan karena itu biasanya ditaati dalam hubungan antarbangsa. Hubungan tersebut didasarkan kemauan bebas dan persetujuan semua negara anggota demi kepentingan bersama.
  • 12. Asas Hukum Internasional a. Asas-Asas PBB yang Termuat dalam Pasal 2 Piagam PBB, yaitu  Setiap anggota mempunyai persamaan kedaulatan.  Setiap anggota harus memenuhi kewajiban yang tercantum dalam      Piagam PBB. Setiap anggota akan menyelesaikan persengketaan internasional dengan jalan damai. Setiap anggota mencegah tindakan ancaman atau kekerasan terhadap negara lain dalam menjalin hubungan internasional. Setiap anggota akan berperan aktif dalam membantu program PBB sesuai dengan ketentuan Piagam PBB. PBB menjamin negara yang bukan anggota PBB bertindak selaras dengan asas-asas PBB. PBB tidak dibenarkan ikut campur urusan dalam negeri anggotanya.
  • 13. Asas Berlakunya Hukum • Asas Persamaan Derajat • Asas Teritorial • Asas Kebangsaan • Asas Kepentingan Umum • Asas Keterbukaan Internasional
  • 14. c. Asas Hukum Publik Internasional  Asas equality, yaitu asas persamaan derajat diantara negara      yang mengadakan hubungan. Asas courtesy, yaitu asas saling menghormati antarnegara yang mengadakan hubungan. Asas reciprocity, yaitu asas hubungan timbal balik dan saling menguntungkan antarnegara yang mengadakan hubungan. Pacta sun servanda, yaitu asas keharusan adanya kejujuran antarpihak dalam menaati perjanjian yang disepakati. Asas ex aequo et Bono, yaitu asas untuk menetapkan keputusan oleh Pengadilan Internasional atas dasar keadilan dan kebaikan.
  • 15. Subjek-subjek hukum internasional, antara lain adalah :  Negara yang berdaulat penuh,  Organisasi Internasional (antarnegara atau      antarpemerintah ), Palang Merah Internasional, Vatikan atau Tahta Suci, Pemberontak dan pihak yang bersengketa (belligerent), Orang perorang (Individu) Perusahaan transnasional atau perusahaan multinasional.
  • 16. Sumber Hukum Internasional  Sumber Hukum Materiil, yaitu segala sesuatu yang menjiwai terbentuknya hukum atau faktor yang menentukan isi ketentuan hukum, sehingga menjadi dasar kekuatan mengikat dan berlakunya hukum internasional.  b. Sumber Hukum Formal yaitu tempat dari mana hukum itu diambil atau faktor yang menjadikan sesuatu menjadi ketentuan hukum yang berlaku umum.
  • 17. Sumber hukum formal dapat dibedakan menjadi dua macam antara lain :  1). Hukum tertulis , antara lain :  2). Hukum tidak tertulis,
  • 18. 1). Hukum tertulis , antara lain :      Peraturan perundang-undangan; Persetujuan atau perikatan-perikatan yang berbentuk tertulis antara dua pihak atau lebih, putusan-putusan, lembagalembaga, organisasi-organisasi, atau badan-badan swasta, misalnya keputusan yayasan, keputuan sebuah perseroan terbatas yang semuanya berlaku internal dan ditaati sebagai hukum oleh pihak-pihak yang terkait di dalamnya; Traktat atau perjanjian-perjanjian internasional dalam segala bentuk dan macamnya; Keputusan atau resolusi dari organisasi-organisasi atau lembaga-lembaga internasional; Putusan badan-badan penyelesaian sengketa seperti putusan badan peradilan dan putusan badan arbitrase atau yang lazim disebut yurisprudensi.
  • 19. 2). Hukum tidak tertulis, misalnya  Hukum kebiasaan;  Pendapat para ahli atau lazim disebut doktrin.
  • 20. Menurut Starke, sumber hukum formal dari hukum internasional ada lima, antara lain : 1. kebiasaan ( custom), 2. traktat (treaties), 3. keputusan pengadilan internasional (decision or yudicial or arbitral tribunals), 4. karya yuridis ( yuridis work), 5. keputusan organisasi internasional (decision or determinations of organs of international institutions).
  • 21. Menurut Van Appeldoorn, sumber hukum formil internasional ada tiga :  Undang-Undang  Kebiasaan(Custom)  Traktat(Treaty)
  • 22. 5. Lembaga Peradilan Internasional a. Mahkamah Pengadilan Internasional (MPI) b. Lembaga Peradilan di luar MI 1). Tribunal-Tribunal Administratif Internasional, seperti ILO (Tribunal Administratif Organisasi Buruh Sedunia) dan Tribunal Administratif PBB tahun 1949 yang didirikan tahun 1927 dalam kerangka SDN; 2). Mahkamah Peradilan Masyarakat Ekonomi Eropa yang didirikan pada tanggal 18 April 1951;
  • 23. 3). Mahkamah Eropa mengenai Hak Asasi Manusia yang didirikan pada tanggal 4 November 1950; 4). Tribunal Administratif Bank Dunia yang didirikan pada tanggal 4 Juli 1980; 5). Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court) 6). Mahkamah Kriminal Internasional untuk Bekas Yugoslavia (The International Criminal Tribunal for The Former Yugoslavia/ICTY) 7). Mahkamah Kriminal untuk Rwanda (International Criminal Tribunal for Rwanda/ICTR)
  • 24. B. Penyebab Timbulnya Sengketa Internasional Penyebab Timbulnya Sengketa a. Penyebab Timbulnya Sengketa Ditinjau Dari Kawasannya 1). Masalah Regional. 2). Masalah Internasional.
  • 25. b. Penyebab Masalah Internasional Ditinjau Dari Bidangnya:        Politis, misalnya masalah pertikaian antar fraksi di Kamphuchea yang mengganggu stabilitas di kawasan ASEAN, masalah pengungsi Vietnam di Indonesia, masalah terorisme, konflik Arab dengan Israel tentang kemerdekaan Palestina, masuknya Amerika Serikat di Irak, adanya perlombaan senjata nuklir. Ekonomi, misalnya: masalah pembatasan quota, masalah proteksi, masalah persaingan bebas, krisis moneter di berbagai negara, kesenjangan ekonomi antara negara maju dan negara berkembang. Sosial budaya, misalnya: pengiriman TKI ilegal, masalah pelanggaran HAM di berbagai kawasan dunia, masalah perbedaan keyakinan agama, masalah pornografi dan pornoaksi, masalah narkoba, pertambahan penduduk yang besar dan dapat menimbulkan kemiskinan, keterbelakangan, pengangguran, meningkatnya kriminal, dsb. Masalah Hak territorial. Sengketa mengenai kedaulatan atas beberapa pulau kecil antara Perancis dan Inggris diputuskan pada tahun 1953 untuk keuntungan Inggris. Timbulnya perselisihan antara Kamboja dan Muang Thai mengenai sebuah Kuil.. Penyelidikan dan keputusan MPI menetapkan, bahwa kuil itu ada di wilayah Kamboja (1962). Masalah Hukum laut. Misalnya masalah daerah perikanan laut antara Inggris dan Norwegia diputuskan oleh MPI pada tahun 1951 dengan memenangkan Norwegia. Atas permintaan Denmark, Nederland dan Jerman Barat, MPI pada tahun 1969 menetapkan asas dan peraturan untuk pengolahan continental shelf di Laut Utara bagi negara-negara tersebut. Penafsiran perjanjian. Contohnya perkara pemberian asylum antara Columbia dan Peru, jasa-jasa penafsiran diberikan oleh MPI (1950). Pada tahun 1970 ditetapkan, bahwa tidak ada dasar hukum bagi Belgia untuk melindungi kepentingan pemegang saham warga Belgia di dalam perusahaan Kanada. Daerah mandat. Pada tahun 1966 MPI menentukan, bahwa Ethiopia dan Liberia tidak mempunyai dasar hukum untuk mengklaim Namibia (Afrika Selatan bagian Barat) dari negara Afrika Selatan. Sengketa mengenai Namibia itu berkepanjangan. Akhirnya pada tahun 1971, MPI mengemukakan pendapatnya, bahwa kehadiran negara Afrika Selatan di Namibia adalah tidak sah, dan oleh karena itu wajib meninggalkan negeri itu.
  • 26. c. Beberapa Bentuk Perselisihan Antarnegara 1). Pertikaian bersenjata 2). Retorsi Retorsi adalah pembalasan yang dilakukan oleh suatu negara terhadap tindakan yang tidak pantas dari negara lain. Retorsi itu berupa perbuatan sah yang tidak bersahabat dalam batas wewenang dari negara yang terkena perbuatan tidak pantas itu. Perbuatan retorsi dapat berupa penarikan kembali pajak atau tarif.
  • 27. 3). Reprisal Reprisal adalah pembalasan yang dilakukan oleh suatu negara terhadap tindakan yang melanggar hukum dari negara lawan dalam suatu sengketa. Reprisal berbeda dengan retorsi karena perbuatan retorsi pada hakikatnya merupakan perbuatan yang tidak melanggar hukum sedang perbuatan reprisal pada hakikatnya merupakan perbuatan yang melanggar hukum.
  • 28. 4). Blokade masa Damai Blokade adalah suatu pengepungan wilayah, misalnya suatu kota atau pelabuhan, untuk memutuskan hubungan wilayah itu dengan pihak luar. Ada dua macam blokade, yakni blokade di masa perang dan blokade di masa damai.
  • 29. d. Beberapa Masalah Regional dan Internasional yang Ditangani PBB 1). Indonesia Negara Republik Indonesia ketika menghadapi agresi militer Belanda yang bertujuan menguasai Indonesia kembali, melalui peran PBB akhirnya berhasil dilaksanakan Konferensi Meja Bundar di Den Haag, yang akhirnya disepakati kerajaan Belanda untuk menyerahkan kedaulatan kepada Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949.
  • 30. 2). Kashmir Ketika India dipecah menjadi 2 negara yaitu India dan Pakistan, Maharaja Jammu dari KasPerselisihan pertama timbul pada tahun 1948, sejak itu PBB berusaha menyelesaikan, diantaranya dengan membentuk sekelompok Tim Peninjau Militer, namun perdamaian belum terciptakan. Bahkan akhirnya pecah perang terbuka antara India dan Pakistan pada tahun 1965.Kashmir memilih bergabung dengan India.
  • 31. 3). Korea Pada akhir Perang Dunia II, semenanjung Korea pecah menjadi dua negara. Hal ini disebabkan pengaruh negara-negara yang menang perang (sekutu), dimana pada waktu itu sebagian utara Korea diterima Uni Soviet dari Jepang, dan sebelah selatan diterima Amerika Serikat dari Jepang dengan tujuan membentuk negara Korea yang bersatu dan berdaulat. Tetapi dalam kenyataan Uni Soviet dan Amerika Serikat saling menanamkan ideologi masing-masing, sehingga sampai sekarang masih ada dua Korea, yaitu Republik Demokratik Korea (Korea Utara), yang berhaluan Komunis dengan dukungan Uni Soviet, RCC, dan sebagainya, dan Republik Korea (Korea Selatan) dengan dukungan Amerika Serikat. Pada tanggal 25 Juni 1950 tentara Korea Utara menyerbu Korea Selatan, Dewan Keamanan PBB memutuskan untuk mengirim bala bantuan militer ke Korea Selatan guna mengusir Korea Utara yang dianggap agresor. Enam belas negara yang terlibat dalam pembentukan Pasukan PBB itu, dipimpin oleh Panglima Perang Dunia II, yaitu Jendral Douglas Mc Arthur. Pasukan PBB ini berhasil mengusir tentara Korea Utara, dan tanggal 27 Juli 1953 disepakati persetujuan penghentian tembakmenembak dengan pengawasan komisi PBB. Hingga sekarang penyatuan kedua Korea ini belum berhasil, meskipun bila diamati kedua rakyat negara itu ingin menyatu, tetapi pemerintahan dan militer kedua negara kadang-kadang masih terjadi ketegangan, meskipun tidak sampai mengarah pada perang terbuka kedua negara.
  • 32. Selain itu PBB juga berhasil melakukan upaya perdamaian dalam berbagai kasus lain seperti di Timur Tengah- Israel, Yaman, Irak – Iran, Kongo, Siprus, Dominika, Kamboja, Afganistan, IrakKuwait,Pulau Sipadan Ligitan antara Indonesia dan Malaysia, dll
  • 33. 2. Cara Penyelesaian Sengketa Oleh Mahkamah Internasional 1) Rujuk adalah penyelesaian sengketa melalui usaha penyelesaian pendapat antara pihak-pihak yang bersengketa secara bersahabat. Rujuk dapat dilakukan oleh pihak-pihak yang bersengketa dengan mengadakan negosiasi, jasa baik atau mediasi, konsiliasi dan panitia penyelidikan. 2). Penyelesaian Sengketa di bawah Pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa. 3). Arbitrase Arbitrase adalah suatu sarana penyelesesaian sengketa secara damai.
  • 34. 4). Cara penyelesaian damai melalui peradilan a). Cara yang didasarkan atas persetujuan sukarela: b). Cara penyelesaian sengketa dengan paksaan hukum, dapat ditempuh
  • 35.  Alat pemaksa dalam penyelesaian sengketa internasional antara lain adalah: Dewan Keamanan PBB yang dibantu oleh tiga panitia, yaitu:    Panitia Staf Militer; Panitia Perlucutan Senjata, Disarmament Commision (dengan Sidang Umum); Pasukan PBB, diantaranya di Korea, agar jangan timbul clash antara korea Utara dan Korea Selatan; Pulau Suprus untuk mengakhiri perkelahian-perkelahian antara penduduk keturunan Turki dan ke turunan Yunani; Peninjau Militer untuk menjaga jangan sampai sengketa antara India dan Pakistan mengenai Khasmir meletus menjadi perang.
  • 36. Pasukan pasukan PBB, antara lain adalah :  UNEF (United Nation Emergency Force), yaitu pasukan      perdamaian PBB untuk Timur Tengah, Korea Selatan, dan Korea Utara. UNFICYP (United Nation Peace Reeping Forcein Cypruss) yaitu pasukan PBB untuk Siprus. UNMOGIP (United Nation Military Observer Group for India and Pakistan) yaitu pasukan perdamaian PBB untuk India dengan Pakistan. UNSTO (United Nation Thruce Supervision Organization in Palestine) yaitu pasukan perdamaian PBB untuk Palestina. UNOC (United Nation Operation for Congo) yaitu pasukan perdamaian PBB untuk Kongo. ICCS (International Comission for Control and Supervision) yaitu pasukan PBB untuk perdamaian di Vietnam Selatan.
  • 37. 1. Mekanisme Kerja Mahkamah Internasional a. Wewenang Mahkamah 1). Wewenang Ratione Personeae (siapa yang berhak mengajukan perkara ke Mahkamah) Pasal 34 ayat (1) Statuta menyatakan, bahwa hanya negara yang boleh menjadi pihak dalam perkaraperkara di muka Mahkamah. Berarti individu atau organisasi-organisasi internasional tidak dapat menjadi pihak dari suatu sengketa di muka Mahkamah tersebut.
  • 38. 2). Wewenang Ratione Materiae ( jenis sengketa yang dapat diajukan) Pasal 36 ayat (1) Statuta dengan jelas menyatakan bahwa wewenang Mahkamah meliputi semua perkara yang diajukan pihak-pihak yang bersengketa kepadanya, terutama yang terdapat dalam Piagam PBB atau dalam perjanjian-perjanjian dan konvensi-konvensi yang berlaku.
  • 39. b. Sumber-sumber hukum yang dipergunakan Mahkamah membuat keputusan-keputusan menurut Hukum Internasional. Dalam menentukan keputusankeputusan itu mahkamah mempergunakan sumber seperti tersebut dalam pasal 38 Piagam MPI, yaitu:  konvensi internasional,  kebiasaan Internasional,  prinsip-prinsip umum hukum,  keputusan peradilan internasional  ajaran pakar hukum dari berbagai negara (doktrin).
  • 40. 2. Keputusan Mahkamah Mahkamah berkedudukan di Den Haag, Belanda, di Istana Perdamaian. Tetapi Mahkamah dapat bersidang di tempat lain bila dianggap perlu. Masa sidang adalah sepanjang tahun kecuali waktu libur Mahkamah. Sidang lengkap pada prinsipnya dihadiri 15 anggota, sedang kuorum cukup 9 anggota untuk mengadili setiap perkara. Biasanya Mahkamah bersidang dengan 11 anggota, tidak termasuk hakim-hakim ad-hoc. Mahkamah memilih ketua dan wakil ketua untuk masa jabatan 3 tahun dan dapat dipilih kembali. Mahkamah juga mengangkat paniteranya dan pegawai pegawai lain yang dianggap perlu. Sedangkan bahasa resmi menurut pasal 39 Statuta adalah bahasa Inggris dan Prancis
  • 41. Keputusan Mahkamah terdiri dari tiga bagian, yaitu: a. Pertama, berisi komposisi Mahkamah, informasi mengenai pihak pihak yang bersengketa, serta wakil wakilnya, analisa tentang fakta fakta, dan argumentasi hukum pihak-pihak yang bersengketa. b. Kedua, berisi penjelasan mengenai motivasi Mahkamah. Pemberian motivasi keputusan Mahkamah merupakan suatu keharusan karena penyelesaian yuridiksional ini sering merupakan salah satu unsur dari penyelesaian yang lebih luas dari sengketa, dan karena itu perlu dijaga sensibilitas pihak-pihak yang bersengketa. c. Bagian ketiga, berisi dispositif yang merupakan keputusan Mahkamah yang mengikat negara negara yang bersengketa. Juga disebutkan jumlah suara yang diperoleh melalui keputusan tersebut.
  • 42. 4. Dampak negara yang tidak mematuhi keputusan MAI Keputusan MAI wajib dilaksanakan oleh pihak-pihak yang bersengketa. Tetapi jika ada negara yang tidak mematuhi keputusan tersebut, maka ada beberapa sangsi yang diterapkan untuk memaksa negara tersebut mematuhinya. Sangsi-sangsi tersebut antara lain adalah:  Diberlakukan travel warning (peringatan bahaya berkunjung ke negara tertentu) terhadap warga negaranya.  Pengalihan investasi atau penanaman modal asing  Pemutusan hubungan diplomatik  Pengurangan bantuan ekonomi  Pengurangan tingkat kerjasama  Embargo ekonomi  Kesepakatan organisasi regional atau internasional