SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 45
ANALGETIKA




    Endang Ediningsih
 Lab.Farmakologi Fk.UNS
         2010
 Analgesik

  adalah seny yg dlm dosis terapeutik me-
  ringankan ataumenekan rasa nyeri,tanpa
  memiliki kerja anestesi umum.
• Berdsrkan potensi kerja,mekanisme kerja,
  &efek sampingnya dibagi 2kelompok:
  1.Analgesik berkhasiat kuat bekerja pd
    pusatHipoanalgesik,Kelomp.A.Opioid.
  2.Analgesik yg bersft lemahbekerja peri-
    fer dgn kerja antipiretik, kebanyakan ber-
    fat antiinflamasi & Antireumatik.
PATOLOGI NYERI
1.Nyeri adalah gejala peny/kerusakan yg paling
    sering dijumpai,walaupun nyeri sering berfs
    mengingatkan & melindungi membantu diag-
    nosis; Ttp tdk mengenakkan,pasien merasa ter
    -siksa & berusaha terbebas darinya.

•   Bbrp peny,mis:tumor ganas fase akhir me-
    ringankan rasa nyeri merupakan tindakan
    yg berharga.
•   Seluruh kulit luar,mukosa jar & banyak or-
    gan dlm bagian tubuh peka thd nyeri;ttp
    terdpt juga organ yg tdk mempunyai re-
    septor nyeri spt otak.

•   Nyeri timbul krn ada rangsangan nyeri spt:
    mekanik,termal,kimia,listrik &
    cederame-
    lampaui nilai ttt(yi.nilai ambang
    nyeri)ter-
    kerusakan jarterbebasnya seny2/media-
2.Kualitas nyeri menurut tempat kerjanya:
                          Nyeri I                   Mis:
                                                 -Tusukan
                 Nyeri                             Jarum
                                     KULIT
              permukaan                           -cubitan
                          Nyeri II
     Nyeri
a   somatik

                                      Otot
                Nyeri                              Mis:
                                     Jar.ikat
               Dalaman                          Kejang otot
                                     Tulang
                                      Sendi     Sakit kepala




     Nyeri                                           Mis:
b   Viseral                          PERUT      Kolik kantung
                                                  Empedu,
Gmb 1.Thews,Mutschler,Vaupel                     Nyeri luka
                                                  lambung
3.Reseptor Nyeri(nosiseptor)
  *rangsang nyeri diterima reseptor nyeri khu-
   sus yg mempunyai ujung sy.bebas krn ujung
   sy. bebas dpt juga menerima rangsang sen-
   sasi lain mk kespesifikan fungsional berkaitan
   dgn diferensiasi pd tahap molekul yg tak terde-
   teksi pengamatan cahaya & elektronoptik.

 *Ada 2 jenis reseptor :
  -Mekanoreseptor meneruskan nyeri permuka-
   an melalui serabut A-delta bermyelin
  -Termoreseptor meneruskan nyeri ke2melalui
4.Zat Nyeri
 *rangsangan yg cukup utk menimbulkan nyeri ialah

  kerusakan jar/ggn metab jarjar bebaskan sel2 yg
  rusakterbebas seny2 yg disbt zat nyeri/mediator
  nyeri menduduki reseptor nyeri.

 *Zat nyeri dgn potensi terkecil adalah ionH+jika pH
  <6terjadi rasa nyeri yg meningkat pd kenaikan kon-
  sentrasi ionH+.

 *Dmk juga ionKalium dgn kerja lemah yg keluar dr in-
  rasel stl terjadi kerusakan jarjika diruang interstitium
  konsentrasinya >20mmol/L rasa nyeri

 *Bbrp neurotransmitter dpt bekerja sbg zatnyeri pd
-Histamin pd konsentrasi relatif tinggi(10-8g/L)ter-
 bukti sbg zat nyeri.

-Asetilkolin pd konsentrasi rendah menstabilisasi re-
 septor nyeri thd zat nyeri lainsenyawa ini bersama2
 dgn senyawa lainnya yg dlm konsentrasi sesuai (seca-
 ra sendiri tak berefek)dptmenimbulkan nyeri.

-Asetilkolin dlm konsentrasi tinggi bekerja sbg zat
 nyeri yg berdiri sendiri.

-Serotoninseny yg menimbulkan nyeri yg paling e-
 fektif dr kelompok neurotransmitter.
•   Kelompok seny penting lain adalah kinin
    khususnya bradikinintermasuk penyebab
    nyeri terkuat.

• Prostaglandin seny yg > banyak dibtk dlm
  peristiwa nyeri,mensensibilisasi reseptor-
  nyeri & disamping itu menjadi penentu dlm
  nyeri lama.
• Gmb.2 Mediator yg dpt menimbulkan rang-
  sangnyeri stl kerusakan jar(menurut Thews,
  Mutschler,Vaupel)pd slide selanjutnya..
Noksius


                 Kerusakan jaringan


PEMBEBASAN
   -H+(pH<6)                        PEMBENTUKAN
-K+(>20mmol/L)                    -Kinin(mis:Bradikinin)
  -Asetilkolin                        -Prostaglandin
   -Serotonin
    -Histamin

                                  Sensibilisasi reseptor


     NYERI PERTAMA              NYERI LAMA
5.Penghantaran nyeri,Persepsi nyeri

 Potensial aksi(Impuls nosiseptif)yg terbtk pd reseptor
  nyeri diteruskan melalui serabut aferen ke dlm dor-
 sal sumsum tlg blkg

 Pd kontak awal ini bertemu: tdk saja serabut aferen
 yg tumpang tindih penghantar nyeri ke atas & serabut
 aferen melalui sistem penghambat nyeri menurun;ju-
 ga disini terjadi reflek somatik & vegetatif awal(misal-
 menarik tangan pd wkt terkena benda panas terbtknya
 eritema lokal)melalui interneuron.
 (Pembentukan impuls nyeri terjadi pd dsrnya
 melalui interneuron)
Melalui interneuron pd neuron2 selanjutnya yg menyi-
lang pd sisi yg lain menuju kearah pusat dlm tract.Spino-
thalamicus.Yg dibagi dlm:
1.Tractus paleospinothalamicus yg tua secara filogenetik
  ,yg mengand terutama serabut C &
2.Tractus neospinothalamicus yg lbh muda secara filo-
  genetik, yg mengand terutama serabut A-delta.

*Serabut2 yg berakhir di Formatio Reticularis menimbul-
 kan terutama reaksi vegetatif(mis.tek.drh me ;berkeri-
 ngat).
*Serabut2 yg ketempat lain yi ke Thalamus Opticus kmd
 diteruskanMenuju ke gyrus post centralis (celah sen-
 tral blkg)  tempat lokalisasi nyeri.
*Selain itu juga impuls diteruskan kesistem limbik,yg te-
 rutama terlibat pd penilaian emosional nyeri.
Oleh otak & otak kecil ber-sama2 dilakukan reak-
si perlindungan & reaksi menghindar yg terkoordi
Nasi.
Secara klinis: sistem neospinothalamicus pd ting-
Kat thalamus menekan aferen paleothalamicus 
Apabila penghambatan ini gagal, mk dpt terjadi
keadaan nyeri yg terberat.

Utk lebih mudah lihat bagan disederhanakan ttg
Terjadinya nyeri;penghantaran impuls;lokasi dari
Rasa nyeri & inhibisi nyeri endogen(gmbr 3)
lokalisasi nyeri                   reaksi
  Rasa nyeri
                                                          Pertahanan
Penilaian nyeri
                                                          Terkoordina-
                           korteks                             si

Sistem Limbik
                          Thalamus           Otak kecil
                           opticus
                                                              reaksi
                           formatio                          vegetatif
                          retikularis


                         Sumsum tlg                  reaksi pertahanan


                        reseptor nyeri


                  Pembebasan zat mediator


                      rangsang nyeri
6.Sistem penghantar Endogen
  -disamping sistem penghantar nyeri menaik
  -masih ada sistem penghambat nyeri tbh sendiri pd
  tingkat yg berbeda(terutama pd btg otak & sumsum tlg
  blkg)dgn mempersulit penurunan rasa nyerishg
  menurunkan rasa nyeri.

   mis.pd strees yg terjadi pd trauma accidents mula2
  tak terasa nyeri,baru terasa stl ketegangan lewat.

  sistem penghambat nyeri endogen juga mempunyai fs
  utk menekan melumpuhnya reaksi nyeri dlm situasi yg
  membthkan kegiatan penanganan dr organisme.
7.Peptida Opioid Endogen
  #Dulu disbt Endorfin(morfin Endogen)sbg agonis
  sis-tempenghambat nyeri tbh sendiri.

 #Telah diidentifikasi sbg:polipeptida & oligopeptida;
  seny ini berasal sedikitnya sebgn dr pecahan h.hipo-
  fise(yg tak berkhasiat analgesi).

 #Yg termasuk adalah:β-endorfin dgn 3aa;α- &‫-ץ‬endor-
  fin(fragmen dr β-endorfin);Dinorfin dgn 17/18aa; Pen-
  tapeptida metionin enkefalin & leusin enkefalin (5aa)
  merupakan peptida opioid yg didistribusi paling luas &
  memiliki aktifitas analgesik.
  #salah satu dari 2 pentapeptida tsb terdpt di dlm ke 3
#Ke 3 protein prekursor utama adalah:prepro-opiomela-
 nokortin, proproenkefalin(proenkefalin A),& preprodinor
 -fin(proenkefalin B).

#Prekursor opioid endogen terdpt pd daerah di otak yg
 berperan dlm modulasi nyeri,& juga ditemukan medula
 adrenal & pleksus saraf di usus.

#Molekul prekursor opioid endogen dpt dilepaskan sela-
 ma stress spt adanya nyeri atau antisipasi nyeri.

#Penelitian akhir2 ini bbrp opiod fenantren(morfin,kode-
 in)ditemukan sbg seny endogen(pikomolar)pd jar.ma
 -malia, ttp perannya blm diketahui secara pasti
# Peptida opioid endogen bekerja pd reseptor opioid spt
  halnya analgesik yg bekerja kuatshg seny.ini menu-
  njukkan kerja farmakodinamik yg sama ttp sft farma-
  kokinetiknya berbeda krn sft peptidanya.

# sbg contoh,enkefalin bekerja sbg analgesik pd penyun
   -tikan intraventrikular,krn dlm plasma seny.ini sangat
   cepat dihidrolisis secara enzimatik oleh protease; se-
   baliknya β-endorfin bekerja juga pd pemberian per i.v
.
# Mekanisme kerja peptida opioid endogen dike nal be-
   kerja melalui prasinaptikmenurunkan pembebasan
   neurotransmitter lain,khususnya pembebasan seny.P
  yg berfs sbg pembawa impuls nyeri sinaptik dgn dmk
  jml potensial aksi yg diteruskan menurun.
8.Reseptor Opioid
  * Berdsrkan pengukuran ikatan dgn agonis & antago-
    nis yg bekerja pd reseptor opioid, dibedakan sub-je-
    nis reseptor yg disbt sbg reseptor µ(mu),К(kappa) &
    δ(delta).
  * Fs & sebgn juga eksistensi berbagai reseptor belum
    dipastikan dgn tanpa pertentangan.
  * Reseptor µ diduga berfs utk analgesi yg ditimbulkan
    oleh opioiddepresi pernafasan,euforia & ketergan-
    tungan.
  * Perangsangan reseptor К mungkin menimbulkan a-
    nalgesi spinal,miosis & sedasi.

 * Perangsangan reseptor δ menimbulkan disforia,halu-
   sinasi & stimulasi pusat vasomotorik
Tabel.1 Kerja Opioid pd reseptor opioid
                                             reseptor
      obat
                   µ(mu)                 δ(delta)       К(kappa)
Peptida opioid
Enkefalin          Agonis                Agonis
 β-endofin         Agonis                Agonis
Dinorfin           Agonis lemah
Agonis
Kodein             Agonis lemah          Agonis lemah
Morfin             Agonis                Agonis lemah   Antagonis lemah
Metadon            Agonis
Meperidin          Agonis
Fentanil           Agonis
Agon Antagon
Buprenorfin        Agon.parsial
Pentazosin         Anta/Ago.parsial                     Agonis
Nalbufin           Antagonis                            Agonis
Antagonis
Nalokson           Antagonis             Antagonis      Antagonis
9.Penilaian nyeri
  =Rangsang nyeri yg sama dinilai sangat berbeda oleh
   masing2 individuseseorg sdh mengatakan nyeri sa
   -ngat tak tertahankan, sedang orang yg lainnya ha-
   nya merasakan nyeri ringan saja.
  =Disamping aktivitas sistem penghantar nyeri mungkin
   yg berbeda,yg bertanggung jwb penilaian nyeri emo-
   sional,afektif yg berbeda.
  =Shg penggunaan psikofarmaka mungkin berguna wa
   -lau tak bekerja analgesik ttp mengubah pengalaman
   nyeri(rasanya masih nyeri,ttp nyeri nya tdk begitu me
   -nyiksa)disamping traquilizer utk indikasi ini bisa
   dipakai juga neuroleptika & antidepresiva
10.mempengaruhi nyeri dgn obat
   utk mempengaruhi nyeri dgn obat spt yg diba-
   has sebelumnya terdpt kemungkinan2 sbb
                                                         4 analgesik kerja
5Psikofarmaka                    otak
                                                              Sentral
                                                             Anestetika
                           Sumsum tlg blkg

                                                   3 Anestetika

Gmb.5                                               konduksi

                 saraf


          reseptor nyeri                      2 Anestetikapermukaan
                                             1Analgesik yg kerja perifer
Keterangan Gmb.5

1.Mencegah sensibilisasi reseptor nyeri dgn cara peng-
  hambatan sintesis prostaglandin dgn analgetika peri-
  fer
2.Mencegah pembtkan rangsang dlm reseptor nyeri dgn
  memakai anestetika permukaan/anestetika infiltrasi

3.Menghambat penerusan rangsang dlm serabut senso-
  rik dgn anestetika konduksi

4.Meringankan nyeri atau meniadakan nyeri melalui ker-
  ja sistem saraf pusat dgn analgesik yg bekerja pd pu-
  sat atau obat narkosis

5.Mempengaruhi pengalaman nyeri dgn psikofarmaka
  (tranquilizier,neuroleptika,antidepresiva)
Analgesik kerja Kuat/Analgesik opioid

• Merupakan kelompok obat yg memiliki sft spt
  opiumopium berasal dr getah papoaver som
  -niferum mengandung sekitar 20 jenis alkaloid
  a.l morfin,kodein,tebain &papaverin.
• Digunakan utk meredakan/menghilangkan rasa
  nyeri,meskipun memperlihatkan efek2 farmako-
  dinamik lain.
• Istilah analgetik narkotik yg pernah digunakan
  sdh tdk tepat lagi krn gol obat ini dpt menimbul-
  analgesia tanpa menyebabkan tidur & menu
  -runnya kesadaran.
Analgesik Opioid
• Yg termasuk gol.opioidAlkaloid opium, deri-
  vat semisintetik alkaloid opium,seny.sintetik
  dgn sft farmakologik menyerupai morfin.

•   Berdsrkan kerja umum pd reseptor opioid mk
    profil kerjanya sangat mirip.

•   Kerja pd Pusat(hipoanalgesia)
    -menurunkan rasa nyeri dgn cara stimulasi re-
     septor opioid (kerja analgesik)
    -ttp tak mempengaruhi indra lain pd dosis terapi
    -mengurangi aktifitas kejiwaan (kerja sedasi)
    -meniadakan rasa takut & rasa bersalah ( kerja
•   Lanj.Kerja pusat(Hipoanalgesia)

    -menghambat pusat pernafasan & pusat batuk
    (kerja depresi pernafasan & antitusiva)

    -seringkali mula2 menyebabkan mual & muntah akibat
     stimulasi pusat muntah (kerja emetika),selanjutnya
    sebabkan inhibisi pusat muntah.(kerja antiemetika)

    -menimbulkan miosis(kerja miotika)
    -meningkatkan pembebasan ADH(kerja antidiuretika)
    -pemakaian berulang kebanyakan menyebabkan ter-
     jadinya toleransi & sering juga ketergantungan
•   Kerja perifer dr Opioid
    -Memperlambat pengosongan lambung dgn
     mengkonstriksi pilorus
    -mengurangi motilitas & meningkatkan tonus sa
     -luran cerna (obstipasi spastik)
    -mengkontraksi sfinkter dlm sal.empedu.
    -meningkatkan tonus otot & sfinkter vesica
     urinaria,
    -mengurangi tonus p.drh dgn bahaya reaksi
     ortostatik &
    -menimbulkan pemerahan kulit,urtikaria,rang-
     sang gatal,serta pada peny.asma suatu bron-
Penggolongan analgesik opioid
Dr cara kerjanya,obat2 ini dpt dibagi dlm 3kelomp
1.Agonis opioid,yg dpt dibagi dlm:
  -Alkaloid candu:morfin,kodein,heroin,nikomor-
   fin.
  -Zat2 sintetis:metadon &
  derivatnya(dekstromo
   -ramida,propoksifen,bezitramida);petidin & deri
    -vatnya(fentanil,sufentanil);& tramadol.
  Cara kerja obat2ini sama dgn morfin,hanya
  ber-
  lainan mengenai potensi & lama kerjanya,efek-
2.Antagonis Opioid:nalokson,nalorfin,pentazo
  -sin & buprenorfin(Temgesic). Bila digunakan
  sebagai analgetikum,obat2 ini dpt menduduki
  salah satu reseptor.
3.Campuran:nalorfin,nalbufin(nubain).Zat2 ini
  dgn kerja campuran juga mengikat pd reseptor
  opioid,ttp tdk atau hanya sedikit mengaktivasi
  daya kerjanya.Kurva dosis/efeknya memperli-
  hatkan plafon,sesudah dosis ttt peningkatan
  do-
  sis tdk memperbesar lagi efek analgesiknya.
  praktis tdk menimbulkan depresi pernafasan.
Berdsrkan rumus bangun obat gol.opioid di-
Bagi jadi: derivat fenantren;fenilheptilamin,fenil-
Piperidin;morfinan;&benzomorfan
Tabel2.
                                           Campuran
                   Agonis      Agonis
 Struktur dsr                            Agonis-antago   antagonis
                     kuat   Lemah-sedang
                                              nis
                    morfin     kodein      nalbufin       Nalorfin
  fenantren      hidromorfon Oksikodon    Buprenorfin    Nalokson
                 oksimorfon Hidrkodon                    Naltrekson

 Fenilheptil-     metadon    propoksifen
   Amin
                 Meperidin
fenilpiperidin    fentanil   difenoksilat
agonis lemah   campuran
  struktur     agonis
                            Sampai        Agonia-    antagonis
   dasar        kuat
                            sedang       antagonis

 morfinan     levofanol   Butorfanol

benzomorfan               pentazosin
Potensi Analgesik

•   Khasiat analgesik morfin oral 30-60mg dpt di-
    samakan dgn dekstromoramida 5-10mg, meta-
    don 20mg, dekstropropoksifen 100mg,
    tramadol
    120mg,pentazosin 100/180mg &kodein 200mg.

•   Khasiat analgesik dr morfin s.c/i.m.10mg ada-
    lah lbh kurang ekivalen dgn fentanil 0,1mg, he-
    roin 5mg, metadon 10mg, petidin 75/100mg,
    pentazosin 30/60mg & tramadol 100mg.
Mekanisme kerja

•   Pengetahuan bhw analgesik opioid menstimulasi resep
    -tor sistem penghambat nyeri endogen,pd pokoknya tlh
    membawa pd pengertian kerja analgetiknya.(walau
    dmk mekanisme sesungguhnya belum benar2 jelas.

•   Faktor yg nampak menentukan adalah penghambat
    adenilat siklase dr neuron & dgn dmk penghambatan
    sintesa c-AMP,yg menyebabkan keseimbangan antara
    neuron noradrenergik, serotonergik,& kolinergik beru-
    bah.
•   Peptida opioid endogen bekerja menduduki reseptor
    nyeri di SSP,shg pewrasaan nyeri dpt diblokir.
Mekanisme kerja
• Khasiat analgesik opioid berdsrkan kemampu –
  annya utk menduduki sisa2 reseptor nyeri yg
  be
  -lum ditempati peptida opioid endogen. ttp
  bila
  analgesik tsb digunakan terus
  menerus,pembtk
  -an reseptor2 baru distimulasi & produksi
  pep
  -tida opioid endogen di ujung saraf otak dirin-
  tangi, akibatnya terjadilah kebiasaan & ketagih-
INDIKASI

•   Diindikasikan pd kondisi nyeri yg sangat kuat a.l.nyeri:
    akibat kecelakaan; post op; tumor ganas

•   Kerja analgesik terlibat pengaruh besar dr pengalam
    -an nyeripasien masih dpt menunjukkan tempat
    nyeri & intersitasnyanyeri tak lagi dirasakan sbg
    suatu yg membahayakan & tak
    mengenakkan(perubahan kua- litatif pengalaman
    nyeri)

•   Hipoanalgesik selanjutnya diberikan pd infark jantung
    & udem paru akut berdsrkan kerja psikosedasi(kerja
    tranquilansia)seny.ini meniadakan circulus vitiosus,
    sukar bernafas, takut,memburuknya efisiensi jantung
    krn stimulasi simpatikus membesarnya udem paru.
Efek samping umum
Morfin & opioid lainnya menimbulkan sejml besar
Efek samping yg tdk diinginkan yi:
• Supresi SSP,mis.sedasi,menekan pernafasan,
 & perub.suasana jiwa(mood).Akibat stimulasi la-
 ngsung dr CTZ(Chemo trigger Zone)timbul mual
 & muntah.Pd dosis tinggi mengakibatkan menu-
 runnya aktivitas mental & motoris.

•   Sal.Nafas:Terjadi bronkokonstrisi,pernafasan
    menjadi >dangkal frekwensinya menurun.

•   Sist.Sirkulasi:vasodilatasi perifer,pd dosis ting-
    gi terjadi hipotensi & bradikardi
•   Sal.Cerna:motilitas ber<(0bstipasi),kontraksi
    sfingter kandung empedu(kolik batu empedu),
    sekresi pancreas,usus & empedu ber<.

•   Sal.Urogenital:retensi urin(krn naiknya tonus
    dr sfingter v.urinaria),motilitas uterus ber<(wkt
    persalinan diperpanj).

•   Histamin liberator:urtikaria & gatal2, krn men-
    stimulasi pelepasan histamin.

•   Kebiasaan:dgn resiko adiksi pd penggunaan
    lama Bila terapi dihentikan dpt terjadi gejala
    abs tinensi
Kebiasaan & Ketergantungan
• Penggunaan utk jangka wkt lama pd sebgn
  pe-
  makai menimbulkan kebiasaan &ketergantung-
  ankemungkinan krn berkurangnya resorpsi
  opioid;atau perombakan/eliminasinya yg di-
  percepat; atau bisa juga krn penurunan ke-
  pekaan jar.
• Obat menjadi <efektifdiperlukan dosis> tinggi
  utk mencapai efek spt semula(= toleransi)yi me
  -nurunnya responsbercirikan dgn dosis tinggi
  dpt lbh baik diterima tanpa menimbulkan efek
Disamping Ketergantungan fisik tsb terdpt
pula ke- tergantungan psikis,yi kebthan mental
akan efek psikotrop(euforia,rasa nyaman &
segar) yg dpt men-jadi sangat kuat,shg pasien
se-olah2 terpaksa melan- jutkan penggunaan
obat.
Gejala abstinensi(withdrawal syndrome) selalu
timbul bila dihentikan mendadakdimulai
mengu ap, berkeringat hebat & airmata
mengalir,tidur ge -lisah & kedinginan lalu timbul
muntah2, diare
,takikardia,midrasis,tremor,kejang otot,pening-
katan tensi yg dpt disertai dgn yg dpt disertai
•   Efek2 tsb tadi membuat pasien yg sdh ketagih-
    an sukar menghentikan penggunaan opioid 
    utk menghindari efek2 yg tak nyaman “terpak-
    sa” melanjutkan penggunaannya.

•   Ketergantungan fisik lazimnya sdh lenyap 2
    minggu stl penggunaan obat dihentikan. Keter-
    gantungan psikis seringkali sangat erat, mk
    pembebasan yg tuntas sulit sekali dicapai.
Kontraindikasi

•   Pd kondisi peny.yg penekanan pernafasannya hrs di
    -hindarkan,juga pd porfiria hepatitis
    akutpenggunaan analgesik opioid kontraindikasi.

•   Kontraindikasi relatif pd: hipotiroidismekrn peningkat
    -an kerja opioid; Colitis ulcerosa:& pankreatitis.

•   Kehamilan& laktasi:opioid dpt melintasi placenta,ttp
    dpt digunakan sp bbrp wkt sblm persalinan Bila digu-
    nakan terus-menerus,zat ini dpt merusak janin akibat
    depresi pernaf.& memperlambat persalinan.Bayi dr ibu
    yg ketagihan menderita abstinensi.Selama laktasi ibu
    dpt menggunakan opioid krn hanya sedikit terdpt dlm
    ASI
Interaksi
Pemberian bersama dgn obat yg menekan pusat,
Juga konsumsi alkohol memperbesar efek sam-
ping opioid.
Intoksikasi
• Keracunan akut opioid ditandai koma yg dlm
  dgn pernafasan dangkal sp tdk ada & pengecil-
  an pupil maksimum=pin point pupil;Trias yg
  khas:tdk sadar,depresi pernafasan & mio-
  sisdisertai sianosis,kulit dingin & hipotermia.
  Kematian terjadi akibat kelumpuhan
  pernafasan
• Dosis lethal morfin pd org dws 0,1g utk pema-
  kaian perenteral;0,3-1,5g utk pemakaian oral;
  pd bayi mungkin 2-3 tts tingtur opium sdh dpt
  menyebabkan kematian.
Terapi
• Keracunan morfin spt halnya pd keracunan
  obat tidur,dilakukan terutama dgn mengatasi
  kekurangan oksigen.
• Disamping pernaf.buatan tlh terbukti bhw
  penyu
  ntikan secara i.v./i.m. dr antagonis opioid spt
Terapi
• Dosis:nalokson(0,4-0,8mg);nalorfin(5-10mg);levalor-
  fan (0,1-1mg) bergantung parahnya kasus setiap 2-3
  jam.
• Pd pasien yg ketergantungan,dosis dikurangi & juga
  selang dosis dipersingkat krn bahaya sindrom peng-
  hentian(withdrawal syndrome)

•   Khasiat antagonisnya diperkirakan berdsrkan pengge-
    seran opioid dr tempatnya di reseptor2 di otak.

•   Antagonis opioid/morfin sendiri bersft analgesik ttp tdk
    digunakan terapi krn kerja>lemah & efek samping ttt
    mirip morfin(depresi pernafasan, reaksi psikotis)
obat       penggunaan utama        dosis (mg)

Morfin        analgesik             10-60
Kodein        antitusiva            30-50
Diamorfin         -                    -
Hidromorfin  anagesik               2
Oksikodon     analgesik              10-20
Hidrokodon   antitusiva              5-10
Petidin      analgesik               25-50
Metadon      analgesik               2,5-10
Pentazosin   analgesik              30-60
Nalokson     antidotum              0,4 i.v.
Nalorfin    antidotum,analgesik-   5i.m/s.c/i.v

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Metabolisme obat - Anak-farmasi.com
Metabolisme obat - Anak-farmasi.comMetabolisme obat - Anak-farmasi.com
Metabolisme obat - Anak-farmasi.comCholid Maradanger
 
Farmasi klinik kasus
Farmasi klinik kasus Farmasi klinik kasus
Farmasi klinik kasus Omhe_ID
 
Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin Dedi Kun
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiSurya Amal
 
Pemeriksaan status mental
Pemeriksaan status mentalPemeriksaan status mental
Pemeriksaan status mentalPikaLubis
 
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Surya Amal
 
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)Bagus Utomo
 
Perhitungan dosis
Perhitungan dosisPerhitungan dosis
Perhitungan dosispanal1
 
farmakokinetik, efek samping, komplikasi
farmakokinetik, efek samping, komplikasifarmakokinetik, efek samping, komplikasi
farmakokinetik, efek samping, komplikasi4nakmans4
 
Fisiologi batuk
Fisiologi batukFisiologi batuk
Fisiologi batukbaroezd
 
Analgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesiAnalgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesiNunung Ayu Novi
 

Was ist angesagt? (20)

Pemberian Obat Pada Lansia
Pemberian Obat Pada LansiaPemberian Obat Pada Lansia
Pemberian Obat Pada Lansia
 
Ppt ppok
Ppt ppokPpt ppok
Ppt ppok
 
Metabolisme obat - Anak-farmasi.com
Metabolisme obat - Anak-farmasi.comMetabolisme obat - Anak-farmasi.com
Metabolisme obat - Anak-farmasi.com
 
Farmasi klinik kasus
Farmasi klinik kasus Farmasi klinik kasus
Farmasi klinik kasus
 
Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
 
Pemeriksaan status mental
Pemeriksaan status mentalPemeriksaan status mental
Pemeriksaan status mental
 
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
 
Overdosis opiat
Overdosis opiatOverdosis opiat
Overdosis opiat
 
Metode soap
Metode soapMetode soap
Metode soap
 
02. obat anestetik lokal cpd 2010 30 slide
02. obat anestetik lokal cpd 2010 30 slide02. obat anestetik lokal cpd 2010 30 slide
02. obat anestetik lokal cpd 2010 30 slide
 
Pedoman farmakoekonomi
Pedoman farmakoekonomiPedoman farmakoekonomi
Pedoman farmakoekonomi
 
Critical appraisal
Critical appraisalCritical appraisal
Critical appraisal
 
Farmakologi analgetik final
Farmakologi analgetik finalFarmakologi analgetik final
Farmakologi analgetik final
 
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
 
Perhitungan dosis
Perhitungan dosisPerhitungan dosis
Perhitungan dosis
 
farmakokinetik, efek samping, komplikasi
farmakokinetik, efek samping, komplikasifarmakokinetik, efek samping, komplikasi
farmakokinetik, efek samping, komplikasi
 
Fisiologi batuk
Fisiologi batukFisiologi batuk
Fisiologi batuk
 
Skizofrenia
Skizofrenia Skizofrenia
Skizofrenia
 
Analgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesiAnalgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesi
 

Andere mochten auch

Analgetik & antipiretik
Analgetik & antipiretikAnalgetik & antipiretik
Analgetik & antipiretikLini Amalia
 
Konsep farmako perawat
Konsep farmako perawat Konsep farmako perawat
Konsep farmako perawat Dedi Kun
 
Powerpoint kimia farmasi tentang analgetika
Powerpoint kimia farmasi tentang analgetikaPowerpoint kimia farmasi tentang analgetika
Powerpoint kimia farmasi tentang analgetikaShinta D'farmasist
 
Analgesik antiinflamasi antipiretik
Analgesik antiinflamasi antipiretikAnalgesik antiinflamasi antipiretik
Analgesik antiinflamasi antipiretikAri Rahmawati
 
Reseptor obat wahyu
Reseptor obat wahyuReseptor obat wahyu
Reseptor obat wahyuAsti Haryani
 
Askep pada pasien nyeri
Askep pada pasien nyeriAskep pada pasien nyeri
Askep pada pasien nyeriaryana_imam
 
Analgetik – narkotik
Analgetik – narkotikAnalgetik – narkotik
Analgetik – narkotikSovian Pekei
 
Sistem penghantaran obat
Sistem penghantaran obatSistem penghantaran obat
Sistem penghantaran obatMolinda Damris
 
Pengantar farmakologi
Pengantar farmakologiPengantar farmakologi
Pengantar farmakologiNursing Crib
 
modul sistem ekskresi disusun oleh amrullah m
 modul sistem ekskresi disusun oleh amrullah m modul sistem ekskresi disusun oleh amrullah m
modul sistem ekskresi disusun oleh amrullah mSMPN 4 Kerinci
 
Macam - Macam Narkoba Dan Bahaya Serta Efeknya
Macam - Macam Narkoba Dan Bahaya Serta EfeknyaMacam - Macam Narkoba Dan Bahaya Serta Efeknya
Macam - Macam Narkoba Dan Bahaya Serta EfeknyaLutfia Fitri
 

Andere mochten auch (18)

Analgetik & antipiretik
Analgetik & antipiretikAnalgetik & antipiretik
Analgetik & antipiretik
 
Analgetika kebidanan
Analgetika kebidananAnalgetika kebidanan
Analgetika kebidanan
 
Konsep farmako perawat
Konsep farmako perawat Konsep farmako perawat
Konsep farmako perawat
 
Powerpoint kimia farmasi tentang analgetika
Powerpoint kimia farmasi tentang analgetikaPowerpoint kimia farmasi tentang analgetika
Powerpoint kimia farmasi tentang analgetika
 
Analgesik antiinflamasi antipiretik
Analgesik antiinflamasi antipiretikAnalgesik antiinflamasi antipiretik
Analgesik antiinflamasi antipiretik
 
Reseptor obat wahyu
Reseptor obat wahyuReseptor obat wahyu
Reseptor obat wahyu
 
Askep pada pasien nyeri
Askep pada pasien nyeriAskep pada pasien nyeri
Askep pada pasien nyeri
 
Analgetik – narkotik
Analgetik – narkotikAnalgetik – narkotik
Analgetik – narkotik
 
Farmakologi umum 1
Farmakologi umum 1Farmakologi umum 1
Farmakologi umum 1
 
Sistem penghantaran obat
Sistem penghantaran obatSistem penghantaran obat
Sistem penghantaran obat
 
Anti Inflamasi
Anti Inflamasi Anti Inflamasi
Anti Inflamasi
 
Pengantar farmakologi
Pengantar farmakologiPengantar farmakologi
Pengantar farmakologi
 
Farmakologi I. Antibiotika
Farmakologi I. AntibiotikaFarmakologi I. Antibiotika
Farmakologi I. Antibiotika
 
modul sistem ekskresi disusun oleh amrullah m
 modul sistem ekskresi disusun oleh amrullah m modul sistem ekskresi disusun oleh amrullah m
modul sistem ekskresi disusun oleh amrullah m
 
Antiinflamasi
AntiinflamasiAntiinflamasi
Antiinflamasi
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
 
Opioid Analgesics
Opioid AnalgesicsOpioid Analgesics
Opioid Analgesics
 
Macam - Macam Narkoba Dan Bahaya Serta Efeknya
Macam - Macam Narkoba Dan Bahaya Serta EfeknyaMacam - Macam Narkoba Dan Bahaya Serta Efeknya
Macam - Macam Narkoba Dan Bahaya Serta Efeknya
 

Ähnlich wie Analgetika

Bahan-Ajar-3_-Referred-Pain.pdf
Bahan-Ajar-3_-Referred-Pain.pdfBahan-Ajar-3_-Referred-Pain.pdf
Bahan-Ajar-3_-Referred-Pain.pdfLouisMailuhu
 
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docxLAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docxApriaHartinaAghna
 
Modul pembelajaran ft nyeri
Modul pembelajaran ft nyeriModul pembelajaran ft nyeri
Modul pembelajaran ft nyeriaditya romadhon
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 2 materi sistem se
Modul pertemuan psy faal pkk ke 2 materi sistem seModul pertemuan psy faal pkk ke 2 materi sistem se
Modul pertemuan psy faal pkk ke 2 materi sistem sesuher lambang
 
PPT KEBUTUHAN RASA AMAN .pptx
PPT KEBUTUHAN  RASA  AMAN .pptxPPT KEBUTUHAN  RASA  AMAN .pptx
PPT KEBUTUHAN RASA AMAN .pptxssuser235985
 
C8 Fisiologi Sistem Saraf Tepi
C8 Fisiologi Sistem Saraf TepiC8 Fisiologi Sistem Saraf Tepi
C8 Fisiologi Sistem Saraf TepiCatatan Medis
 
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdfKULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdfeka kurniati
 
Konsep dasar nyaman nyeri
Konsep dasar nyaman nyeriKonsep dasar nyaman nyeri
Konsep dasar nyaman nyeriCepot Aldrin
 
GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeriGANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeriAan Trainstation
 
Obat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatObat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatbarkah1933
 
Bu ava, rasa nyeri dan suhu
Bu ava, rasa nyeri dan suhuBu ava, rasa nyeri dan suhu
Bu ava, rasa nyeri dan suhuelmakrufi
 

Ähnlich wie Analgetika (20)

Bahan-Ajar-3_-Referred-Pain.pdf
Bahan-Ajar-3_-Referred-Pain.pdfBahan-Ajar-3_-Referred-Pain.pdf
Bahan-Ajar-3_-Referred-Pain.pdf
 
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeri Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
 
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docxLAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
 
Obat susunan saraf pusat AKPER PEMKAB MUNA
Obat susunan saraf pusat AKPER PEMKAB MUNAObat susunan saraf pusat AKPER PEMKAB MUNA
Obat susunan saraf pusat AKPER PEMKAB MUNA
 
Power point nyeri
Power point nyeriPower point nyeri
Power point nyeri
 
Nyeri
NyeriNyeri
Nyeri
 
Modul pembelajaran ft nyeri
Modul pembelajaran ft nyeriModul pembelajaran ft nyeri
Modul pembelajaran ft nyeri
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 2 materi sistem se
Modul pertemuan psy faal pkk ke 2 materi sistem seModul pertemuan psy faal pkk ke 2 materi sistem se
Modul pertemuan psy faal pkk ke 2 materi sistem se
 
PPT KEBUTUHAN RASA AMAN .pptx
PPT KEBUTUHAN  RASA  AMAN .pptxPPT KEBUTUHAN  RASA  AMAN .pptx
PPT KEBUTUHAN RASA AMAN .pptx
 
97035240 makalah-morfin-fix
97035240 makalah-morfin-fix97035240 makalah-morfin-fix
97035240 makalah-morfin-fix
 
C8 Fisiologi Sistem Saraf Tepi
C8 Fisiologi Sistem Saraf TepiC8 Fisiologi Sistem Saraf Tepi
C8 Fisiologi Sistem Saraf Tepi
 
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdfKULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
 
Konsep dasar nyaman nyeri
Konsep dasar nyaman nyeriKonsep dasar nyaman nyeri
Konsep dasar nyaman nyeri
 
Pain.pptx
Pain.pptxPain.pptx
Pain.pptx
 
Pain.pptx
Pain.pptxPain.pptx
Pain.pptx
 
GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeriGANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
 
Obat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatObat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusat
 
Bu ava, rasa nyeri dan suhu
Bu ava, rasa nyeri dan suhuBu ava, rasa nyeri dan suhu
Bu ava, rasa nyeri dan suhu
 
Analgesik nonopioid
Analgesik nonopioidAnalgesik nonopioid
Analgesik nonopioid
 
Modul Trigger Points
Modul Trigger PointsModul Trigger Points
Modul Trigger Points
 

Mehr von Rofi'ah Muwafaqoh

Kelainan dalam lamanya kehamilan smt 4
Kelainan dalam lamanya kehamilan smt 4Kelainan dalam lamanya kehamilan smt 4
Kelainan dalam lamanya kehamilan smt 4Rofi'ah Muwafaqoh
 
Persalinan dengan penyulit kala iii & iv
Persalinan dengan penyulit kala iii & ivPersalinan dengan penyulit kala iii & iv
Persalinan dengan penyulit kala iii & ivRofi'ah Muwafaqoh
 
Deteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masa
Deteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masaDeteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masa
Deteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masaRofi'ah Muwafaqoh
 
Diagnosis kehamilan dan abortus
Diagnosis kehamilan dan abortusDiagnosis kehamilan dan abortus
Diagnosis kehamilan dan abortusRofi'ah Muwafaqoh
 
Masalah & penatalaksanaan pada asneo
Masalah & penatalaksanaan pada asneoMasalah & penatalaksanaan pada asneo
Masalah & penatalaksanaan pada asneoRofi'ah Muwafaqoh
 
Copy of keseimbangan asam dan basa (keperawatan dan kebidanan )
Copy of keseimbangan asam dan basa (keperawatan dan kebidanan )Copy of keseimbangan asam dan basa (keperawatan dan kebidanan )
Copy of keseimbangan asam dan basa (keperawatan dan kebidanan )Rofi'ah Muwafaqoh
 
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilan
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilanPengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilan
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilanRofi'ah Muwafaqoh
 
Kebutuhan eliminasi dan seksual pada ibu hamil
Kebutuhan eliminasi dan seksual pada ibu hamilKebutuhan eliminasi dan seksual pada ibu hamil
Kebutuhan eliminasi dan seksual pada ibu hamilRofi'ah Muwafaqoh
 

Mehr von Rofi'ah Muwafaqoh (14)

Kelainan dalam lamanya kehamilan smt 4
Kelainan dalam lamanya kehamilan smt 4Kelainan dalam lamanya kehamilan smt 4
Kelainan dalam lamanya kehamilan smt 4
 
Persalinan dengan penyulit kala iii & iv
Persalinan dengan penyulit kala iii & ivPersalinan dengan penyulit kala iii & iv
Persalinan dengan penyulit kala iii & iv
 
Deteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masa
Deteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masaDeteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masa
Deteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masa
 
Diagnosis kehamilan dan abortus
Diagnosis kehamilan dan abortusDiagnosis kehamilan dan abortus
Diagnosis kehamilan dan abortus
 
Diuretik
DiuretikDiuretik
Diuretik
 
Hipertensi dalam kehamilan
Hipertensi dalam kehamilanHipertensi dalam kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan
 
Hukum kesehatan
Hukum kesehatanHukum kesehatan
Hukum kesehatan
 
Masalah & penatalaksanaan pada asneo
Masalah & penatalaksanaan pada asneoMasalah & penatalaksanaan pada asneo
Masalah & penatalaksanaan pada asneo
 
Asuhan bbl
Asuhan bblAsuhan bbl
Asuhan bbl
 
Copy of keseimbangan asam dan basa (keperawatan dan kebidanan )
Copy of keseimbangan asam dan basa (keperawatan dan kebidanan )Copy of keseimbangan asam dan basa (keperawatan dan kebidanan )
Copy of keseimbangan asam dan basa (keperawatan dan kebidanan )
 
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilan
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilanPengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilan
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilan
 
Gizi ibu hamil
Gizi ibu hamilGizi ibu hamil
Gizi ibu hamil
 
Demam berdarah dengue (dbd)
Demam berdarah dengue (dbd)Demam berdarah dengue (dbd)
Demam berdarah dengue (dbd)
 
Kebutuhan eliminasi dan seksual pada ibu hamil
Kebutuhan eliminasi dan seksual pada ibu hamilKebutuhan eliminasi dan seksual pada ibu hamil
Kebutuhan eliminasi dan seksual pada ibu hamil
 

Kürzlich hochgeladen

Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasariSatya2
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...IdjaMarasabessy
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptssuser551745
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfsrirezeki99
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxindah849420
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfBangKoko
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxYudiatma1
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxfachrulshidiq3
 
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfPpt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfssuser1cc42a
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxIrfanNersMaulana
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfPpt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 

Analgetika

  • 1. ANALGETIKA Endang Ediningsih Lab.Farmakologi Fk.UNS 2010
  • 2.  Analgesik adalah seny yg dlm dosis terapeutik me- ringankan ataumenekan rasa nyeri,tanpa memiliki kerja anestesi umum. • Berdsrkan potensi kerja,mekanisme kerja, &efek sampingnya dibagi 2kelompok: 1.Analgesik berkhasiat kuat bekerja pd pusatHipoanalgesik,Kelomp.A.Opioid. 2.Analgesik yg bersft lemahbekerja peri- fer dgn kerja antipiretik, kebanyakan ber- fat antiinflamasi & Antireumatik.
  • 3. PATOLOGI NYERI 1.Nyeri adalah gejala peny/kerusakan yg paling sering dijumpai,walaupun nyeri sering berfs mengingatkan & melindungi membantu diag- nosis; Ttp tdk mengenakkan,pasien merasa ter -siksa & berusaha terbebas darinya. • Bbrp peny,mis:tumor ganas fase akhir me- ringankan rasa nyeri merupakan tindakan yg berharga.
  • 4. Seluruh kulit luar,mukosa jar & banyak or- gan dlm bagian tubuh peka thd nyeri;ttp terdpt juga organ yg tdk mempunyai re- septor nyeri spt otak. • Nyeri timbul krn ada rangsangan nyeri spt: mekanik,termal,kimia,listrik & cederame- lampaui nilai ttt(yi.nilai ambang nyeri)ter- kerusakan jarterbebasnya seny2/media-
  • 5. 2.Kualitas nyeri menurut tempat kerjanya: Nyeri I Mis: -Tusukan Nyeri Jarum KULIT permukaan -cubitan Nyeri II Nyeri a somatik Otot Nyeri Mis: Jar.ikat Dalaman Kejang otot Tulang Sendi Sakit kepala Nyeri Mis: b Viseral PERUT Kolik kantung Empedu, Gmb 1.Thews,Mutschler,Vaupel Nyeri luka lambung
  • 6. 3.Reseptor Nyeri(nosiseptor) *rangsang nyeri diterima reseptor nyeri khu- sus yg mempunyai ujung sy.bebas krn ujung sy. bebas dpt juga menerima rangsang sen- sasi lain mk kespesifikan fungsional berkaitan dgn diferensiasi pd tahap molekul yg tak terde- teksi pengamatan cahaya & elektronoptik. *Ada 2 jenis reseptor : -Mekanoreseptor meneruskan nyeri permuka- an melalui serabut A-delta bermyelin -Termoreseptor meneruskan nyeri ke2melalui
  • 7. 4.Zat Nyeri *rangsangan yg cukup utk menimbulkan nyeri ialah kerusakan jar/ggn metab jarjar bebaskan sel2 yg rusakterbebas seny2 yg disbt zat nyeri/mediator nyeri menduduki reseptor nyeri. *Zat nyeri dgn potensi terkecil adalah ionH+jika pH <6terjadi rasa nyeri yg meningkat pd kenaikan kon- sentrasi ionH+. *Dmk juga ionKalium dgn kerja lemah yg keluar dr in- rasel stl terjadi kerusakan jarjika diruang interstitium konsentrasinya >20mmol/L rasa nyeri *Bbrp neurotransmitter dpt bekerja sbg zatnyeri pd
  • 8. -Histamin pd konsentrasi relatif tinggi(10-8g/L)ter- bukti sbg zat nyeri. -Asetilkolin pd konsentrasi rendah menstabilisasi re- septor nyeri thd zat nyeri lainsenyawa ini bersama2 dgn senyawa lainnya yg dlm konsentrasi sesuai (seca- ra sendiri tak berefek)dptmenimbulkan nyeri. -Asetilkolin dlm konsentrasi tinggi bekerja sbg zat nyeri yg berdiri sendiri. -Serotoninseny yg menimbulkan nyeri yg paling e- fektif dr kelompok neurotransmitter.
  • 9. Kelompok seny penting lain adalah kinin khususnya bradikinintermasuk penyebab nyeri terkuat. • Prostaglandin seny yg > banyak dibtk dlm peristiwa nyeri,mensensibilisasi reseptor- nyeri & disamping itu menjadi penentu dlm nyeri lama. • Gmb.2 Mediator yg dpt menimbulkan rang- sangnyeri stl kerusakan jar(menurut Thews, Mutschler,Vaupel)pd slide selanjutnya..
  • 10. Noksius Kerusakan jaringan PEMBEBASAN -H+(pH<6) PEMBENTUKAN -K+(>20mmol/L) -Kinin(mis:Bradikinin) -Asetilkolin -Prostaglandin -Serotonin -Histamin Sensibilisasi reseptor NYERI PERTAMA NYERI LAMA
  • 11. 5.Penghantaran nyeri,Persepsi nyeri Potensial aksi(Impuls nosiseptif)yg terbtk pd reseptor nyeri diteruskan melalui serabut aferen ke dlm dor- sal sumsum tlg blkg Pd kontak awal ini bertemu: tdk saja serabut aferen yg tumpang tindih penghantar nyeri ke atas & serabut aferen melalui sistem penghambat nyeri menurun;ju- ga disini terjadi reflek somatik & vegetatif awal(misal- menarik tangan pd wkt terkena benda panas terbtknya eritema lokal)melalui interneuron. (Pembentukan impuls nyeri terjadi pd dsrnya melalui interneuron)
  • 12. Melalui interneuron pd neuron2 selanjutnya yg menyi- lang pd sisi yg lain menuju kearah pusat dlm tract.Spino- thalamicus.Yg dibagi dlm: 1.Tractus paleospinothalamicus yg tua secara filogenetik ,yg mengand terutama serabut C & 2.Tractus neospinothalamicus yg lbh muda secara filo- genetik, yg mengand terutama serabut A-delta. *Serabut2 yg berakhir di Formatio Reticularis menimbul- kan terutama reaksi vegetatif(mis.tek.drh me ;berkeri- ngat). *Serabut2 yg ketempat lain yi ke Thalamus Opticus kmd diteruskanMenuju ke gyrus post centralis (celah sen- tral blkg)  tempat lokalisasi nyeri. *Selain itu juga impuls diteruskan kesistem limbik,yg te- rutama terlibat pd penilaian emosional nyeri.
  • 13. Oleh otak & otak kecil ber-sama2 dilakukan reak- si perlindungan & reaksi menghindar yg terkoordi Nasi. Secara klinis: sistem neospinothalamicus pd ting- Kat thalamus menekan aferen paleothalamicus  Apabila penghambatan ini gagal, mk dpt terjadi keadaan nyeri yg terberat. Utk lebih mudah lihat bagan disederhanakan ttg Terjadinya nyeri;penghantaran impuls;lokasi dari Rasa nyeri & inhibisi nyeri endogen(gmbr 3)
  • 14. lokalisasi nyeri reaksi Rasa nyeri Pertahanan Penilaian nyeri Terkoordina- korteks si Sistem Limbik Thalamus Otak kecil opticus reaksi formatio vegetatif retikularis Sumsum tlg reaksi pertahanan reseptor nyeri Pembebasan zat mediator rangsang nyeri
  • 15. 6.Sistem penghantar Endogen -disamping sistem penghantar nyeri menaik -masih ada sistem penghambat nyeri tbh sendiri pd tingkat yg berbeda(terutama pd btg otak & sumsum tlg blkg)dgn mempersulit penurunan rasa nyerishg menurunkan rasa nyeri. mis.pd strees yg terjadi pd trauma accidents mula2 tak terasa nyeri,baru terasa stl ketegangan lewat. sistem penghambat nyeri endogen juga mempunyai fs utk menekan melumpuhnya reaksi nyeri dlm situasi yg membthkan kegiatan penanganan dr organisme.
  • 16. 7.Peptida Opioid Endogen #Dulu disbt Endorfin(morfin Endogen)sbg agonis sis-tempenghambat nyeri tbh sendiri. #Telah diidentifikasi sbg:polipeptida & oligopeptida; seny ini berasal sedikitnya sebgn dr pecahan h.hipo- fise(yg tak berkhasiat analgesi). #Yg termasuk adalah:β-endorfin dgn 3aa;α- &‫-ץ‬endor- fin(fragmen dr β-endorfin);Dinorfin dgn 17/18aa; Pen- tapeptida metionin enkefalin & leusin enkefalin (5aa) merupakan peptida opioid yg didistribusi paling luas & memiliki aktifitas analgesik. #salah satu dari 2 pentapeptida tsb terdpt di dlm ke 3
  • 17. #Ke 3 protein prekursor utama adalah:prepro-opiomela- nokortin, proproenkefalin(proenkefalin A),& preprodinor -fin(proenkefalin B). #Prekursor opioid endogen terdpt pd daerah di otak yg berperan dlm modulasi nyeri,& juga ditemukan medula adrenal & pleksus saraf di usus. #Molekul prekursor opioid endogen dpt dilepaskan sela- ma stress spt adanya nyeri atau antisipasi nyeri. #Penelitian akhir2 ini bbrp opiod fenantren(morfin,kode- in)ditemukan sbg seny endogen(pikomolar)pd jar.ma -malia, ttp perannya blm diketahui secara pasti
  • 18. # Peptida opioid endogen bekerja pd reseptor opioid spt halnya analgesik yg bekerja kuatshg seny.ini menu- njukkan kerja farmakodinamik yg sama ttp sft farma- kokinetiknya berbeda krn sft peptidanya. # sbg contoh,enkefalin bekerja sbg analgesik pd penyun -tikan intraventrikular,krn dlm plasma seny.ini sangat cepat dihidrolisis secara enzimatik oleh protease; se- baliknya β-endorfin bekerja juga pd pemberian per i.v . # Mekanisme kerja peptida opioid endogen dike nal be- kerja melalui prasinaptikmenurunkan pembebasan neurotransmitter lain,khususnya pembebasan seny.P yg berfs sbg pembawa impuls nyeri sinaptik dgn dmk jml potensial aksi yg diteruskan menurun.
  • 19. 8.Reseptor Opioid * Berdsrkan pengukuran ikatan dgn agonis & antago- nis yg bekerja pd reseptor opioid, dibedakan sub-je- nis reseptor yg disbt sbg reseptor µ(mu),К(kappa) & δ(delta). * Fs & sebgn juga eksistensi berbagai reseptor belum dipastikan dgn tanpa pertentangan. * Reseptor µ diduga berfs utk analgesi yg ditimbulkan oleh opioiddepresi pernafasan,euforia & ketergan- tungan. * Perangsangan reseptor К mungkin menimbulkan a- nalgesi spinal,miosis & sedasi. * Perangsangan reseptor δ menimbulkan disforia,halu- sinasi & stimulasi pusat vasomotorik
  • 20. Tabel.1 Kerja Opioid pd reseptor opioid reseptor obat µ(mu) δ(delta) К(kappa) Peptida opioid Enkefalin Agonis Agonis β-endofin Agonis Agonis Dinorfin Agonis lemah Agonis Kodein Agonis lemah Agonis lemah Morfin Agonis Agonis lemah Antagonis lemah Metadon Agonis Meperidin Agonis Fentanil Agonis Agon Antagon Buprenorfin Agon.parsial Pentazosin Anta/Ago.parsial Agonis Nalbufin Antagonis Agonis Antagonis Nalokson Antagonis Antagonis Antagonis
  • 21. 9.Penilaian nyeri =Rangsang nyeri yg sama dinilai sangat berbeda oleh masing2 individuseseorg sdh mengatakan nyeri sa -ngat tak tertahankan, sedang orang yg lainnya ha- nya merasakan nyeri ringan saja. =Disamping aktivitas sistem penghantar nyeri mungkin yg berbeda,yg bertanggung jwb penilaian nyeri emo- sional,afektif yg berbeda. =Shg penggunaan psikofarmaka mungkin berguna wa -lau tak bekerja analgesik ttp mengubah pengalaman nyeri(rasanya masih nyeri,ttp nyeri nya tdk begitu me -nyiksa)disamping traquilizer utk indikasi ini bisa dipakai juga neuroleptika & antidepresiva
  • 22. 10.mempengaruhi nyeri dgn obat utk mempengaruhi nyeri dgn obat spt yg diba- has sebelumnya terdpt kemungkinan2 sbb 4 analgesik kerja 5Psikofarmaka otak Sentral Anestetika Sumsum tlg blkg 3 Anestetika Gmb.5 konduksi saraf reseptor nyeri 2 Anestetikapermukaan 1Analgesik yg kerja perifer
  • 23. Keterangan Gmb.5 1.Mencegah sensibilisasi reseptor nyeri dgn cara peng- hambatan sintesis prostaglandin dgn analgetika peri- fer 2.Mencegah pembtkan rangsang dlm reseptor nyeri dgn memakai anestetika permukaan/anestetika infiltrasi 3.Menghambat penerusan rangsang dlm serabut senso- rik dgn anestetika konduksi 4.Meringankan nyeri atau meniadakan nyeri melalui ker- ja sistem saraf pusat dgn analgesik yg bekerja pd pu- sat atau obat narkosis 5.Mempengaruhi pengalaman nyeri dgn psikofarmaka (tranquilizier,neuroleptika,antidepresiva)
  • 24. Analgesik kerja Kuat/Analgesik opioid • Merupakan kelompok obat yg memiliki sft spt opiumopium berasal dr getah papoaver som -niferum mengandung sekitar 20 jenis alkaloid a.l morfin,kodein,tebain &papaverin. • Digunakan utk meredakan/menghilangkan rasa nyeri,meskipun memperlihatkan efek2 farmako- dinamik lain. • Istilah analgetik narkotik yg pernah digunakan sdh tdk tepat lagi krn gol obat ini dpt menimbul- analgesia tanpa menyebabkan tidur & menu -runnya kesadaran.
  • 25. Analgesik Opioid • Yg termasuk gol.opioidAlkaloid opium, deri- vat semisintetik alkaloid opium,seny.sintetik dgn sft farmakologik menyerupai morfin. • Berdsrkan kerja umum pd reseptor opioid mk profil kerjanya sangat mirip. • Kerja pd Pusat(hipoanalgesia) -menurunkan rasa nyeri dgn cara stimulasi re- septor opioid (kerja analgesik) -ttp tak mempengaruhi indra lain pd dosis terapi -mengurangi aktifitas kejiwaan (kerja sedasi) -meniadakan rasa takut & rasa bersalah ( kerja
  • 26. Lanj.Kerja pusat(Hipoanalgesia) -menghambat pusat pernafasan & pusat batuk (kerja depresi pernafasan & antitusiva) -seringkali mula2 menyebabkan mual & muntah akibat stimulasi pusat muntah (kerja emetika),selanjutnya sebabkan inhibisi pusat muntah.(kerja antiemetika) -menimbulkan miosis(kerja miotika) -meningkatkan pembebasan ADH(kerja antidiuretika) -pemakaian berulang kebanyakan menyebabkan ter- jadinya toleransi & sering juga ketergantungan
  • 27. Kerja perifer dr Opioid -Memperlambat pengosongan lambung dgn mengkonstriksi pilorus -mengurangi motilitas & meningkatkan tonus sa -luran cerna (obstipasi spastik) -mengkontraksi sfinkter dlm sal.empedu. -meningkatkan tonus otot & sfinkter vesica urinaria, -mengurangi tonus p.drh dgn bahaya reaksi ortostatik & -menimbulkan pemerahan kulit,urtikaria,rang- sang gatal,serta pada peny.asma suatu bron-
  • 28. Penggolongan analgesik opioid Dr cara kerjanya,obat2 ini dpt dibagi dlm 3kelomp 1.Agonis opioid,yg dpt dibagi dlm: -Alkaloid candu:morfin,kodein,heroin,nikomor- fin. -Zat2 sintetis:metadon & derivatnya(dekstromo -ramida,propoksifen,bezitramida);petidin & deri -vatnya(fentanil,sufentanil);& tramadol. Cara kerja obat2ini sama dgn morfin,hanya ber- lainan mengenai potensi & lama kerjanya,efek-
  • 29. 2.Antagonis Opioid:nalokson,nalorfin,pentazo -sin & buprenorfin(Temgesic). Bila digunakan sebagai analgetikum,obat2 ini dpt menduduki salah satu reseptor. 3.Campuran:nalorfin,nalbufin(nubain).Zat2 ini dgn kerja campuran juga mengikat pd reseptor opioid,ttp tdk atau hanya sedikit mengaktivasi daya kerjanya.Kurva dosis/efeknya memperli- hatkan plafon,sesudah dosis ttt peningkatan do- sis tdk memperbesar lagi efek analgesiknya. praktis tdk menimbulkan depresi pernafasan.
  • 30. Berdsrkan rumus bangun obat gol.opioid di- Bagi jadi: derivat fenantren;fenilheptilamin,fenil- Piperidin;morfinan;&benzomorfan Tabel2. Campuran Agonis Agonis Struktur dsr Agonis-antago antagonis kuat Lemah-sedang nis morfin kodein nalbufin Nalorfin fenantren hidromorfon Oksikodon Buprenorfin Nalokson oksimorfon Hidrkodon Naltrekson Fenilheptil- metadon propoksifen Amin Meperidin fenilpiperidin fentanil difenoksilat
  • 31. agonis lemah campuran struktur agonis Sampai Agonia- antagonis dasar kuat sedang antagonis morfinan levofanol Butorfanol benzomorfan pentazosin
  • 32. Potensi Analgesik • Khasiat analgesik morfin oral 30-60mg dpt di- samakan dgn dekstromoramida 5-10mg, meta- don 20mg, dekstropropoksifen 100mg, tramadol 120mg,pentazosin 100/180mg &kodein 200mg. • Khasiat analgesik dr morfin s.c/i.m.10mg ada- lah lbh kurang ekivalen dgn fentanil 0,1mg, he- roin 5mg, metadon 10mg, petidin 75/100mg, pentazosin 30/60mg & tramadol 100mg.
  • 33. Mekanisme kerja • Pengetahuan bhw analgesik opioid menstimulasi resep -tor sistem penghambat nyeri endogen,pd pokoknya tlh membawa pd pengertian kerja analgetiknya.(walau dmk mekanisme sesungguhnya belum benar2 jelas. • Faktor yg nampak menentukan adalah penghambat adenilat siklase dr neuron & dgn dmk penghambatan sintesa c-AMP,yg menyebabkan keseimbangan antara neuron noradrenergik, serotonergik,& kolinergik beru- bah. • Peptida opioid endogen bekerja menduduki reseptor nyeri di SSP,shg pewrasaan nyeri dpt diblokir.
  • 34. Mekanisme kerja • Khasiat analgesik opioid berdsrkan kemampu – annya utk menduduki sisa2 reseptor nyeri yg be -lum ditempati peptida opioid endogen. ttp bila analgesik tsb digunakan terus menerus,pembtk -an reseptor2 baru distimulasi & produksi pep -tida opioid endogen di ujung saraf otak dirin- tangi, akibatnya terjadilah kebiasaan & ketagih-
  • 35. INDIKASI • Diindikasikan pd kondisi nyeri yg sangat kuat a.l.nyeri: akibat kecelakaan; post op; tumor ganas • Kerja analgesik terlibat pengaruh besar dr pengalam -an nyeripasien masih dpt menunjukkan tempat nyeri & intersitasnyanyeri tak lagi dirasakan sbg suatu yg membahayakan & tak mengenakkan(perubahan kua- litatif pengalaman nyeri) • Hipoanalgesik selanjutnya diberikan pd infark jantung & udem paru akut berdsrkan kerja psikosedasi(kerja tranquilansia)seny.ini meniadakan circulus vitiosus, sukar bernafas, takut,memburuknya efisiensi jantung krn stimulasi simpatikus membesarnya udem paru.
  • 36. Efek samping umum Morfin & opioid lainnya menimbulkan sejml besar Efek samping yg tdk diinginkan yi: • Supresi SSP,mis.sedasi,menekan pernafasan, & perub.suasana jiwa(mood).Akibat stimulasi la- ngsung dr CTZ(Chemo trigger Zone)timbul mual & muntah.Pd dosis tinggi mengakibatkan menu- runnya aktivitas mental & motoris. • Sal.Nafas:Terjadi bronkokonstrisi,pernafasan menjadi >dangkal frekwensinya menurun. • Sist.Sirkulasi:vasodilatasi perifer,pd dosis ting- gi terjadi hipotensi & bradikardi
  • 37. Sal.Cerna:motilitas ber<(0bstipasi),kontraksi sfingter kandung empedu(kolik batu empedu), sekresi pancreas,usus & empedu ber<. • Sal.Urogenital:retensi urin(krn naiknya tonus dr sfingter v.urinaria),motilitas uterus ber<(wkt persalinan diperpanj). • Histamin liberator:urtikaria & gatal2, krn men- stimulasi pelepasan histamin. • Kebiasaan:dgn resiko adiksi pd penggunaan lama Bila terapi dihentikan dpt terjadi gejala abs tinensi
  • 38. Kebiasaan & Ketergantungan • Penggunaan utk jangka wkt lama pd sebgn pe- makai menimbulkan kebiasaan &ketergantung- ankemungkinan krn berkurangnya resorpsi opioid;atau perombakan/eliminasinya yg di- percepat; atau bisa juga krn penurunan ke- pekaan jar. • Obat menjadi <efektifdiperlukan dosis> tinggi utk mencapai efek spt semula(= toleransi)yi me -nurunnya responsbercirikan dgn dosis tinggi dpt lbh baik diterima tanpa menimbulkan efek
  • 39. Disamping Ketergantungan fisik tsb terdpt pula ke- tergantungan psikis,yi kebthan mental akan efek psikotrop(euforia,rasa nyaman & segar) yg dpt men-jadi sangat kuat,shg pasien se-olah2 terpaksa melan- jutkan penggunaan obat. Gejala abstinensi(withdrawal syndrome) selalu timbul bila dihentikan mendadakdimulai mengu ap, berkeringat hebat & airmata mengalir,tidur ge -lisah & kedinginan lalu timbul muntah2, diare ,takikardia,midrasis,tremor,kejang otot,pening- katan tensi yg dpt disertai dgn yg dpt disertai
  • 40. Efek2 tsb tadi membuat pasien yg sdh ketagih- an sukar menghentikan penggunaan opioid  utk menghindari efek2 yg tak nyaman “terpak- sa” melanjutkan penggunaannya. • Ketergantungan fisik lazimnya sdh lenyap 2 minggu stl penggunaan obat dihentikan. Keter- gantungan psikis seringkali sangat erat, mk pembebasan yg tuntas sulit sekali dicapai.
  • 41. Kontraindikasi • Pd kondisi peny.yg penekanan pernafasannya hrs di -hindarkan,juga pd porfiria hepatitis akutpenggunaan analgesik opioid kontraindikasi. • Kontraindikasi relatif pd: hipotiroidismekrn peningkat -an kerja opioid; Colitis ulcerosa:& pankreatitis. • Kehamilan& laktasi:opioid dpt melintasi placenta,ttp dpt digunakan sp bbrp wkt sblm persalinan Bila digu- nakan terus-menerus,zat ini dpt merusak janin akibat depresi pernaf.& memperlambat persalinan.Bayi dr ibu yg ketagihan menderita abstinensi.Selama laktasi ibu dpt menggunakan opioid krn hanya sedikit terdpt dlm ASI
  • 42. Interaksi Pemberian bersama dgn obat yg menekan pusat, Juga konsumsi alkohol memperbesar efek sam- ping opioid. Intoksikasi • Keracunan akut opioid ditandai koma yg dlm dgn pernafasan dangkal sp tdk ada & pengecil- an pupil maksimum=pin point pupil;Trias yg khas:tdk sadar,depresi pernafasan & mio- sisdisertai sianosis,kulit dingin & hipotermia. Kematian terjadi akibat kelumpuhan pernafasan
  • 43. • Dosis lethal morfin pd org dws 0,1g utk pema- kaian perenteral;0,3-1,5g utk pemakaian oral; pd bayi mungkin 2-3 tts tingtur opium sdh dpt menyebabkan kematian. Terapi • Keracunan morfin spt halnya pd keracunan obat tidur,dilakukan terutama dgn mengatasi kekurangan oksigen. • Disamping pernaf.buatan tlh terbukti bhw penyu ntikan secara i.v./i.m. dr antagonis opioid spt
  • 44. Terapi • Dosis:nalokson(0,4-0,8mg);nalorfin(5-10mg);levalor- fan (0,1-1mg) bergantung parahnya kasus setiap 2-3 jam. • Pd pasien yg ketergantungan,dosis dikurangi & juga selang dosis dipersingkat krn bahaya sindrom peng- hentian(withdrawal syndrome) • Khasiat antagonisnya diperkirakan berdsrkan pengge- seran opioid dr tempatnya di reseptor2 di otak. • Antagonis opioid/morfin sendiri bersft analgesik ttp tdk digunakan terapi krn kerja>lemah & efek samping ttt mirip morfin(depresi pernafasan, reaksi psikotis)
  • 45. obat penggunaan utama dosis (mg) Morfin analgesik 10-60 Kodein antitusiva 30-50 Diamorfin - - Hidromorfin anagesik 2 Oksikodon analgesik 10-20 Hidrokodon antitusiva 5-10 Petidin analgesik 25-50 Metadon analgesik 2,5-10 Pentazosin analgesik 30-60 Nalokson antidotum 0,4 i.v. Nalorfin antidotum,analgesik- 5i.m/s.c/i.v