SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 5
Downloaden Sie, um offline zu lesen
RAD Journal 2014:12:018 
Dokter 
dan 
Pasien 
Rumah 
Sakit 
Dokter dan Pasien Rumah Sakit, Robertus Arian Datusanantyo | 1 
Ilustrasi: 
Seorang 
dokter 
jaga 
ruang 
rawat 
inap 
merasa 
gusar, 
karena 
keluarga 
pasien 
yang 
sekarat 
meminta 
banyak 
hal 
yang 
menurutnya 
tidak 
penting 
dan 
tidak 
masuk 
akal. 
Walaupun 
jengkel, 
dokter 
tersebut 
berupaya 
semaksimal 
mungkin 
memenuhi 
permintaan 
keluarga 
pasien 
tersebut. 
Dua 
hari 
setelah 
pasien 
meninggal, 
keluarganya 
membuat 
iklan 
satu 
halaman 
penuh 
di 
tiga 
koran 
lokal 
dan 
dengan 
rinci 
mengucapkan 
terima 
kasih 
yang 
mendalam 
kepada 
rumah 
sakit 
yang 
disebut 
“sangat 
memahami” 
kebutuhan 
keluarga 
ketika 
pasien 
berada 
dalam 
pelayanan 
akhir 
hidup. 
Pasien 
Sebagai 
Customer 
Sebelum 
Apple 
Computer 
menciptakan 
iPod, 
alat 
pemutar 
musik 
digital 
yang 
tampak 
praktis 
sekaligus 
keren 
tidak 
dikenal. 
Dengan 
strategi 
pemasaran 
tertentu, 
mereka 
menciptakan 
pasar 
sampai 
pada 
titik 
penting 
sehingga 
para 
customer 
menjadi 
alasan 
utama 
mereka 
untuk 
terus 
mengembangkan 
iPod. 
Orientasi 
pada 
keinginan 
untuk 
memberikan 
apa 
yang 
menjadi 
harapan 
customer 
adalah 
urusan 
terpenting 
di 
Apple 
Computer 
dan 
banyak 
perusahaan 
dunia 
lainnya. 
Kondisi 
ini 
sangat 
terbalik 
dengan 
kondisi 
di 
rumah 
sakit 
kita. 
Kebutuhan 
pasien 
tidak 
pernah 
menjadi 
urusan 
yang 
benar-­‐benar 
paling 
penting. 
Walau 
mutu 
rumah 
sakit 
dan 
keselamatan 
pasien 
mulai 
menjadi 
isu 
yang 
mengemuka, 
namun 
tetap 
saja 
bukan 
kebutuhan 
pasien 
yang 
menjadi 
urusan 
terpenting 
rumah 
sakit, 
melainkan 
bagaimana 
menjalankan 
bisnis 
rumah 
sakit 
dengan 
aman. 
Harus 
diakui 
memang 
ada 
reduksi 
nilai 
pada 
hubungan 
dokter 
dan 
pasien 
dibanding 
pada 
jaman 
Hippocrates. 
Imbalan 
jasa 
medis 
yang 
dahulu 
merupakan 
ucapan 
terima 
kasih 
pasien 
kepada 
dokter 
saat 
ini 
oleh 
rumah 
sakit 
ditetapkan 
besarannya. 
Bahkan 
para 
dokter, 
terutama 
spesialis 
yang 
jarang 
dan 
para 
konsultan, 
menetapkan 
sendiri 
besaran 
tarif 
sesi 
konsultasi 
dengan 
pasien. 
Semestinya, 
hal 
ini 
justru 
membuat 
urusan 
kebutuhan 
pasien 
menjadi 
urusan 
yang 
lebih 
penting 
daripada 
ketika 
jaman 
Hippocrates 
karena 
alasan 
ekonomi. 
Namun, 
sekali 
lagi, 
ini 
juga 
tidak 
terjadi. 
Dalam 
ilmu 
manajemen 
modern 
dikenal 
istilah 
customer 
value 
mindset. 
Pola 
pikir 
ini 
mementingkan 
customer 
value 
dalam 
membangun 
bisnis 
rumah 
sakit. 
Sebelum 
mendalaminya, 
perlu 
dipahami 
bagaimana 
pasien 
adalah 
customer 
dalam 
perspektif 
manajemen 
rumah 
sakit. 
Para 
dokter 
sering 
mengatakan 
bahwa 
tabu 
menyebut 
pasien 
sebagai 
customer. 
Customer 
tidak 
dapat 
disebut 
pelanggan 
dalam 
bahasa 
Indonesia 
karena 
pelanggan 
dalam 
bahasa 
Indonesia 
berarti 
pembeli 
yang 
berulang 
datang 
kembali. 
Customer 
adalah 
siapa 
saja 
yang 
mempergunakan 
hasil 
kerja 
seseorang 
atau 
tim. 
Customer 
bukan 
berarti 
end-­‐user. 
Seorang 
ibu 
yang 
berbelanja 
popok 
bayi 
membergunakan 
hasil 
kerja 
pembuat 
popok 
bayi. 
Namun 
tentu 
popok 
bayi 
ini 
tidak 
dipakainya 
sendiri, 
melainkan 
dipakai 
oleh 
bayinya 
yang 
masih 
sering 
mengompol. 
Para 
dokter 
yang 
berkarya 
di 
rumah 
sakit 
perlu 
memahami 
bahwa 
tujuan 
bisnis 
adalah 
menciptakan 
customer. 
Pada 
diri 
setiap 
customer 
terdapat 
potensi 
kebutuhan 
yang 
akan 
menjadi 
permintaan 
efektif 
setelah 
ada 
aksi 
pemasaran 
maupun 
inovasi 
dari 
pelaku 
bisnis. 
Di 
rumah 
sakit, 
kita 
boleh 
menggolongkan 
customer 
menjadi 
dua, 
yaitu 
internal 
dan 
eksternal. 
Customer 
internal 
adalah 
mereka 
yang 
berada 
pada 
proses 
berikutnya. 
Contoh: 
dokter 
spesialis 
yang 
menjadi 
dokter 
penanggung 
jawab 
pelayanan 
menerima 
pasien 
setelah 
diberikan 
terapi 
awal 
di 
IGD. 
Doker 
ini 
adalah 
customer 
internal 
dari 
IGD. 
Sementara 
itu, 
customer 
eksternal 
atau 
customer 
akhir 
adalah 
mereka 
yang 
berada 
di 
luar 
organisasi 
rumah 
sakit. 
Pasien 
adalah 
customer 
eksternal. 
Customer 
value 
adalah 
selisih 
antara 
manfaat 
dan 
pengorbanan 
customer 
yang 
ditentukan 
oleh 
kualitas 
hubungan 
antara 
customer 
dan 
pelaku 
bisnis. 
Dalam 
kegiatan 
sehari-­‐hari 
di 
rumah 
sakit, 
manfaat 
yang 
diterima 
pasien 
dikurangi 
pengorbanan 
yang 
dilakukan 
pasien 
adalah 
customer 
value. 
Semakin 
baik 
hubungan 
antara 
dokter 
dan 
pasien, 
semakin 
tinggi 
customer 
value 
karena 
hubungan 
yang 
baik 
adalah 
pelipat 
ganda 
value. 
Oleh 
karena 
itu, 
penting 
bagi 
dokter 
di 
rumah 
sakit 
untuk 
dapat 
menciptakan 
hubungan 
yang 
berkualitas 
dengan 
pasien. 
Di 
bawah 
ini 
terdapat 
uraian 
mengenai 
hak 
pasien 
dan 
pelayanan 
berpusat 
pada 
pasien 
yang 
dapat 
membantu 
dokter 
dalam 
menciptakan 
hubungan 
yang 
berkualitas 
dengan 
pasien.
RAD Journal 2014:12:018 
Hak 
Pasien 
Undang-­‐undang 
Rumah 
Sakit 
no. 
44 
tahun 
2009 
mengatur 
ada 
sejumlah 
hak 
pasien. 
Jumlah 
hak 
pasien 
yang 
diatur 
oleh 
undang-­‐undang 
tersebut 
adalah 
18. 
Sebagian 
adalah 
hak 
yang 
sudah 
dikenal 
sejak 
para 
dokter 
belajar 
ilmu 
kedokteran 
dasar, 
namun 
ada 
juga 
beberapa 
hak 
yang 
sangat 
baru. 
Hak 
pasien 
tersebut 
adalah: 
1. Memperoleh 
informasi 
mengenai 
tata 
tertib 
dan 
peraturan 
yang 
berlaku 
di 
sumah 
sakit; 
2. Memperoleh 
informasi 
tentang 
hak 
dan 
kewajiban 
pasien; 
3. Memperoleh 
layanan 
yang 
manusiawi, 
adil, 
jujur, 
dan 
tanpa 
diskriminasi; 
4. Memperoleh 
layanan 
kesehatan 
yang 
bermutu 
sesuai 
dengan 
standar 
profesi 
dan 
standar 
Dokter dan Pasien Rumah Sakit, Robertus Arian Datusanantyo | 2 
prosedur 
operasional; 
5. Memperoleh 
layanan 
yang 
efektif 
dan 
efisien 
sehingga 
pasien 
terhindar 
dari 
kerugian 
fisik 
dan 
materi; 
6. Mengajukan 
pengaduan 
atas 
kualitas 
pelayanan 
yang 
didapatkan; 
7. Memilih 
dokter 
dan 
kelas 
perawatan 
sesuai 
dengan 
keinginannya 
dan 
peraturan 
yang 
berlaku 
di 
rumah 
sakit; 
8. Meminta 
konsultasi 
tentang 
penyakit 
yang 
dideritanya 
kepada 
dokter 
lain 
yang 
mempunyai 
surat 
ijin 
praktik 
(SIP) 
baik 
di 
dalam 
maupun 
di 
luar 
rumah 
sakit; 
9. Mendapatkan 
privasi 
dan 
kerahasiaan 
penyakit 
yang 
diderita 
termasuk 
data-­‐data 
medisnya; 
10. Mendapat 
informasi 
yang 
meliputi 
diagnosis 
dan 
tata 
cara 
tindakan 
medis, 
tujuan 
tindakan 
medis, 
alternatif 
tindakan, 
risiko 
dan 
komplikasi 
yang 
mungkin 
terjadi, 
dan 
prognosis 
terhadap 
tindakan 
yang 
dilakukan 
serta 
perkiraan 
biaya 
pengobatan; 
11. Memberikan 
persetujuan 
atau 
menolak 
atas 
tindakan 
yang 
akan 
dilakukan 
oleh 
tenaga 
kesehatan 
terhadap 
penyakit 
yang 
dideritanya; 
12. Didampingi 
keluarganya 
dalam 
keadaan 
kritis; 
13. Menjalankan 
ibadah 
sesuai 
agama 
atau 
kepercayaan 
yang 
dianutnya 
selama 
hal 
itu 
tidak 
mengganggu 
pasien 
lainnya; 
14. Memperoleh 
keamanan 
dan 
keselamatan 
dirinya 
selama 
dalam 
perawatan 
di 
rumah 
sakit; 
15. Mengajukan 
usul, 
saran, 
perbaikan 
atas 
perlakuan 
rumah 
sakit 
terhadap 
dirinya; 
16. Menolak 
pelayanan 
bimbingan 
rohani 
yang 
tidak 
sesuai 
dengan 
agama 
dan 
kepercayaan 
yang 
dianutnya; 
17. Menggugat 
dan/atau 
menuntut 
rumah 
sakit 
apabila 
rumah 
sakit 
diduga 
memberikan 
pelayanan 
yang 
tidak 
sesuai 
dengan 
standar 
baik 
secara 
perdata 
ataupun 
pidana; 
dan 
18. Mengeluhkan 
pelayanan 
rumah 
sakit 
yang 
tidak 
sesuai 
dengan 
standar 
pelayanan 
melalui 
media 
cetak 
dan 
elektronik 
sesuai 
dengan 
ketentuan 
peraturan 
perundang-­‐undangan. 
Dua 
hak 
yang 
terakhir 
sampai 
saat 
ini 
masih 
menjadi 
perdebatan 
dan 
belum 
sepenuhnya 
bisa 
diterima 
oleh 
para 
dokter. 
Hak 
menggugat 
ini, 
walaupun 
dilayangkan 
untuk 
rumah 
sakit 
namun 
secara 
langsung 
akan 
mengenai 
pelayanan 
yang 
dilakukan 
oleh 
dokter 
mengingat 
inti 
pelayanan 
di 
rumah 
sakit 
adalah 
pelayanan 
dokter. 
Dalam 
hal 
ini, 
penting 
bagi 
dokter 
untuk 
menjalin 
komunikasi 
intensif 
dengan 
direktur 
atau 
direktur 
utama 
rumah 
sakit. 
Pasal 
46 
undang-­‐undang 
yang 
sama 
mengatakan 
bahwa 
rumah 
sakit 
bertanggung 
jawab 
secara 
hukum 
terhadap 
kerugian 
yang 
timbul 
atas 
kelalaian 
tenaga 
kesehatan 
di 
rumah 
sakit. 
Direktur 
sebagai 
representasi 
rumah 
sakit 
sebagai 
badan 
hukum, 
adalah 
orang 
yang 
akan 
dimintai 
pertanggungjawaban 
dalam 
proses 
ini. 
Lalai 
atau 
tidak, 
dokter 
yang 
pasiennya 
mengajukan 
klaim 
kerugian 
akan 
terbawa 
dalam 
proses 
dan 
harus 
kooperatif 
dalam 
penyelesaiannya 
secara 
internal 
karena 
akan 
membawa 
konsekuensi 
pada 
kelangsungan 
hidup 
rumah 
sakit. 
Terlepas 
dari 
dua 
hak 
yang 
masih 
menjadi 
perdebatan 
tersebut, 
masih 
ada 
banyak 
hak 
lain 
yang 
perlu 
diperhatikan 
oleh 
dokter 
ketika 
melayani 
pasien. 
Beberapa 
hal 
memang 
harus 
dilakukan 
oleh 
personel 
rumah 
sakit 
yang 
lain 
seperti 
misalnya 
mendapatkan 
informasi 
tata 
tertib, 
informasi 
biaya, 
pendampingan 
spiritual 
sesuai 
agama 
yang 
dianutnya, 
dan 
lain-­‐lain. 
Namun 
demikian, 
beberapa 
hak 
lain 
sangat 
erat 
berhubungan 
dengan 
pelayanan 
dokter, 
misalnya 
mendapatkan 
penjelasan 
dan 
informasi, 
mendapatkan 
privasi, 
mendapat 
jaminan 
kerahasiaan, 
dan 
mendapatkan 
informasi 
di 
mana 
bisa 
memperoleh 
second 
opinion.
RAD Journal 2014:12:018 
Tidak 
mudah 
untuk 
memenuhi 
hak-­‐hak 
pasien 
tersebut. 
Hak 
pasien 
untuk 
tidak 
mendapatkan 
diskriminasi 
contohnya. 
Tidak 
mudah 
untuk 
memberikan 
pelayanan 
yang 
sama 
ramahnya, 
sama 
rapinya, 
sama 
senyumnya, 
pada 
pasien 
kelas 
tiga 
dengan 
jaminan 
pembayaran 
dari 
pemerintah 
dibandingkan 
pada 
pasien 
VIP 
yang 
membayar 
out 
of 
pocket. 
Sama 
dengan 
pelayanan 
yang 
diberikan 
kepada 
pasien 
etnis 
tertentu 
yang 
kepada 
mereka 
melekat 
stigma 
tertentu. 
Juga 
kepada 
pada 
para 
pasien 
yang 
dengan 
profesi 
atau 
latar 
belakang 
pendidikan 
tertentu 
yang 
sering 
bermasalah 
dengan 
para 
dokter. 
Dengan 
pengertian 
yang 
mendalam 
atas 
customer 
value 
di 
atas, 
pemenuhan 
hak 
pasien 
ini 
hanyalah 
panduan 
dasar 
(dan 
standar) 
dalam 
pelayanan 
pasien. 
Seiring 
dengan 
waktu, 
seluruh 
rumah 
sakit 
dan 
dokter 
di 
dalamnya 
akan 
membuat 
pelayananya 
kepada 
pasien 
memenuhi 
hak-­‐hak 
ini. 
Tidak 
ada 
strategi 
selain 
berubah 
dan 
mulai 
mengenali 
hak 
pasien 
ini 
sebagai 
pelayanan 
yang 
standar. 
Untuk 
mengintegrasikannya, 
berikut 
ditawarkan 
pendekatan 
pelayanan 
berpusat 
pada 
pasien 
sebagai 
cara 
mudah 
untuk 
mewujudkannya. 
Pelayanan 
Berpusat 
pada 
Pasien 
Pelayanan 
kedokteran 
sedapat 
mungkin 
menyembuhkan 
penyakit 
bila 
mungkin, 
namun 
pelayanan 
kedokteran 
harus 
selalu 
mengurangi 
penderitaan. 
Sering 
kali, 
pasien 
dan 
keluarga 
merasa 
diabaikan 
oleh 
pelayanan 
rumah 
sakit 
terutama 
dalam 
proses 
pengambilan 
keputusan, 
mendapatkan 
informasi 
yang 
dibutuhkan, 
didengar, 
dan 
partisipasi 
pada 
sistem 
pelayanan 
yang 
melayani 
kebutuhan 
mereka. 
Abainya 
pelayanan 
kedokteran 
dan 
pelayanan 
rumah 
sakit 
dalam 
hal 
ini 
tidak 
pernah 
bisa 
mengurangi 
penderitaan. 
Kerap 
kita 
melihat 
di 
rumah 
sakit 
daerah 
maupun 
rumah 
sakit 
swasta, 
pasien 
berusia 
tua 
yang 
datang 
dari 
desa 
kesulitan 
mengurus 
administrasi. 
Rasanya 
sulit 
sekali 
mengakses 
pelayanan 
kedokteran 
karena 
syarat 
yang 
selalu 
saja 
kurang. 
Tidak 
ada 
yang 
membantu 
mereka. 
Penderitaan 
karena 
sakit 
yang 
diderita 
tidak 
dikurangi, 
justru 
ditambah 
dengan 
kerumitan 
urusan 
administrasi 
yang 
membuat 
pusing 
kepala. 
Mengacu 
kepada 
uraian 
pasien 
sebagai 
customer 
di 
atas, 
dikenal 
istilah 
pelayanan 
berpusat 
pada 
pasien 
atau 
Dokter dan Pasien Rumah Sakit, Robertus Arian Datusanantyo | 3 
patient-­‐centered 
care. 
Pelayanan 
berpusat 
pada 
pasien 
memiliki 
enam 
dimensi, 
yaitu: 
1) 
Menghormati 
nilai-­‐nilai 
pasien, 
pilihan, 
dan 
kebutuhan 
yang 
disampaikan, 
2) 
Koordinasi 
dan 
integrasi 
pelayanan, 
3) 
Informasi, 
komunikasi, 
dan 
pendidikan, 
4) 
Kenyamanan 
fisik, 
5) 
Dukungan 
emosional, 
dan 
6) 
Keterlibatan 
keluarga 
dan 
teman. 
Tujuan 
utama 
pelayanan 
berpusat 
pada 
pasien 
adalah 
untuk 
melakukan 
modifikasi 
pelayanan 
untuk 
memenuhi 
kebutuhan 
spesifik 
dan 
kondisi 
tiap 
individu. 
Dengan 
demikian, 
pelayanan 
dimodifikasi 
untuk 
merespon 
pasien 
dan 
bukan 
pasien 
yang 
harus 
menyesuaikan 
pada 
pelayanan. 
Pilihan, 
nilai, 
dan 
kebutuhan 
pasien 
juga 
berbeda 
antara 
satu 
pasien 
dengan 
yang 
lain. 
Beberapa 
orang 
sangat 
kawatir 
dengan 
prosedur-­‐prosedur 
medis 
dan 
memerlukan 
penjelasan 
yang 
jauh 
lebih 
panjang 
dan 
kompleks. 
Beberapa 
orang 
lain 
bersedia 
menanggung 
risiko 
atas 
tindakan 
medis 
yang 
agresif 
namun 
membutuhkan 
pendampingan 
untuk 
menyelesaikan 
persoalan 
pembiayaan 
misalnya. 
Perbedaan 
antar 
pasien 
dan 
antar 
kondisi 
ini 
perlu 
dipahami 
dan 
diintervensi 
dengan 
cara 
yang 
sesuai 
sesuai 
penghormatan 
terhadap 
nilai, 
pilihan, 
dan 
kebutuhan 
yang 
disampaikan. 
Kebutuhan 
yang 
berbeda-­‐beda 
mempengaruhi 
perilaku 
sakit 
pasien. 
Di 
sinilah 
peran 
dokter 
di 
rumah 
sakit 
untuk 
mengintegrasikan 
data 
dan 
riwayat 
dari 
pemeriksaan 
sebelumnya 
(dan 
mungkin 
di 
tempat 
lain). 
Satu 
pasien 
mungkin 
menginginkan 
rumah 
sakit 
dan 
dokter 
merencanakan 
berbagai 
pemeriksaan 
penunjang, 
namun 
pasien 
lain 
dapat 
saja 
menginginkan 
pemeriksaan 
penunjang 
dilakukan 
dengan 
pilihan-­‐pilihan 
yang 
paling 
sesuai 
dengan 
sumber 
daya 
mereka. 
Memastikan 
proses 
ini 
terkoordinasi 
dan 
terintegrasi 
merupakan 
tantangan 
bagi 
dokter 
di 
rumah 
sakit. 
Proses 
yang 
terkoordinasi 
tersebut 
perlu 
diimbangi 
dengan 
pemberian 
informasi 
yang 
lengkap. 
Sebagian 
besar 
pasien 
ingin 
mengetahui 
apa 
ada 
yang 
salah 
dengan 
diri 
mereka, 
apa 
diagnosisnya 
dan 
bagaimana 
mengatasinya. 
Prognosis 
yang 
biasa 
dibuat 
oleh 
dokter 
juga 
dapat 
menjadi 
senjang 
dengan 
kebutuhan 
pasien. 
Dokter 
cenderung 
menilai 
prognosis 
berdasarkan 
kemungkinan 
kehidupan, 
kemungkinan 
fungsional 
diri, 
dan 
kemungkinan 
kesembuhan. 
Namun, 
bagi 
pasien, 
informasi 
mengenai 
prognosis 
yang 
paling 
dinanti 
adalah 
bagaimana 
penyakit 
ini 
akan
RAD Journal 2014:12:018 
mempengaruhi 
cara 
mereka 
menjalani 
hidup 
(pekerjaan, 
olah 
raga, 
hobi, 
dll) 
dan 
apa 
saja 
pilihan 
yang 
tersedia 
untuk 
mengelola 
kemungkinan-­‐kemungkinan 
ini. 
Dukungan, 
baik 
kenyamanan 
fisik 
maupun 
dukungan 
emosional 
perlu 
disediakan 
baik 
oleh 
dokter 
maupun 
profesi 
kesehatan 
yang 
lain. 
Pasien 
dengan 
sesak 
nafas 
di 
akhir 
hidup 
perlu 
dikelola 
agar 
tidak 
perlu 
terlalu 
menderita 
dengan 
sesak 
nafasnya 
tersebut. 
Dukungan 
emosional 
maupun 
spiritual 
perlu 
terus 
diberikan 
diimbangi 
dengan 
kenyamanan 
fisik 
tersebut. 
Akhirnya, 
penting 
juga 
bagi 
dokter 
bahwa 
dukungan 
kenyamanan 
fisik 
dan 
dukungan 
emosional 
tersebut 
paling 
baik 
disediakan 
oleh 
keluarga 
maupun 
teman 
pasien. 
Untuk 
masyarakat 
Indonesia 
yang 
biasa 
hidup 
dalam 
keluarga 
besar, 
kehadiran 
anggota 
keluarga 
yang 
lain 
dapat 
sangat 
membantu 
secara 
emosional. 
Smentrara 
di 
kota-­‐kota 
besar 
yang 
makin 
individualistis, 
peran 
teman 
sekerja 
atau 
sehobi 
dapat 
dipertimbangkan. 
Sampai 
saat 
ini, 
hanya 
keluarga 
yang 
mendapat 
akses 
untuk 
memberikan 
dukungan 
emosional 
bagi 
pasien 
yang 
sakit. 
Perlu 
dipertimbangkan 
untuk 
melibatkan 
teman, 
pekerja 
sosial, 
maupun 
pendamping 
rohani 
yang 
selama 
ini 
bekerja 
sama 
dalam 
pengelolaan 
pasien 
untuk 
diperlakukan 
sebagai 
keluarga 
pasien. 
Dokter dan Pasien Rumah Sakit, Robertus Arian Datusanantyo | 4 
Mengintegrasikan 
Customer 
Value 
di 
Rumah 
Sakit 
Uraian 
mengenai 
pelayanan 
berpusat 
pada 
pasien, 
hak 
pasien, 
dan 
customer 
value 
di 
atas 
merangsang 
pertanyaan, 
“bagaimana 
customer 
value 
dapt 
diwujudkan 
oleh 
dokter 
yang 
bekerja 
di 
rumah 
sakit?” 
Untuk 
hal 
ini, 
Mulyadi 
dalam 
bukunya: 
Sistem 
Perencanaan 
dan 
Pengendalian 
Manajemen 
(SPPM) 
mengatakan 
bahwa 
kunci 
penerapan 
paradigma 
customer 
value 
ada 
tiga, 
yaitu 
integritas, 
kerendahan 
hati, 
dan 
kesediaan 
untuk 
melayani. 
Ketiganya 
disebut 
sebagai 
nilai 
dasar. 
Ketiga 
nilai 
dasar 
ini 
perlu 
ditambah 
dengan 
keyakinan 
dasar. 
Bagi 
dokter 
yang 
berkarya 
di 
rumah 
sakit, 
keyakinan 
dasar 
tersebut 
perlu 
dimodifikasi 
menjadi: 
1) 
bisnis 
rumah 
sakit 
merupakan 
mata 
rantai 
penghubung 
pemasok 
dan 
pasien; 
2) 
pasien 
merupakan 
tujuan 
karya 
dokter 
di 
rumah 
sakit, 
dan 
3) 
sukses 
adalah 
penilaian 
terhadap 
suara 
pasien. 
Suara 
pasien 
yang 
dimaksud 
sering 
kali 
diukur 
dengan 
kepuasan 
pasien 
atau 
pengalaman 
pasien. 
Dokter 
yang 
berintegritas 
mampu 
melakukan 
apa 
yang 
dikatakan 
menjadi 
realitas, 
baik 
apa 
itu 
menguntungkan 
baginya 
maupun 
sebaliknya. 
Pasien 
akan 
memilih 
untuk 
berinteraksi 
dan 
percaya 
pada 
dokter 
yang 
benar-­‐benar 
berintegritas 
dan 
berupaya 
keras 
mewujudkan 
apa 
yang 
dikatakannya. 
Tentu 
dalam 
hal 
ini 
dokter 
tidak 
dibenarkan 
mengatakan 
janji 
atas 
kesembuhan. 
Sebaik-­‐baiknya 
janji 
adalah 
janji 
untuk 
memberikan 
usaha 
yang 
terbaik 
dalam 
kerja 
sama 
mengupayakan 
kesembuhan 
atau 
solusi 
atas 
masalah 
pasien. 
Setiap 
dokter 
pasti 
mampu 
menerima 
kondisi 
hubungan 
dengan 
pasien 
apabila 
sesuai 
dengan 
harapannya. 
Kesulitan 
mulai 
timbul 
apabila 
kondisi 
hubungan 
dengan 
pasien 
yang 
dilayaninya 
mulai 
berjalan 
tidak 
sesuai 
harapan. 
Kondisi 
mental 
untuk 
menerima 
seseorang, 
sesuatu, 
atau 
suatu 
kondisi 
apa 
adanya 
disebut 
dengan 
kerendahan 
hati. 
Sikap 
mental 
ini 
penting 
karena 
dengan 
kerendahan 
hati, 
dokter 
dapat 
mengakui 
bahwa 
suara 
customer 
adalah 
yang 
penting 
dan 
benar. 
Kerendahan 
hati 
juga 
yang 
dapat 
mendorong 
dokter 
untuk 
selalu 
bersedia 
melayani 
orang 
lain. 
Dengan 
kerendahan 
hati 
dan 
kesediaan 
melayani, 
pasien 
akan 
selalu 
merasa 
dipedulikan 
oleh 
rumah 
sakit 
dan 
oleh 
dokter 
sehingga 
fokus 
rumah 
sakit 
terhadap 
customer 
value 
dapat 
terwujud. 
Penutup 
Paradigma 
pasien 
sebagai 
customer 
memang 
belum 
terlalu 
populer 
dan 
bisa 
dibilang 
kontroversial. 
Paradigma 
bahwa 
nilai 
yang 
didapat 
pasien 
dari 
pengalamannya 
di 
rumah 
sakit 
perlu 
terus 
disampaikan 
agar 
para 
dokter 
yang 
bekerja 
di 
rumah 
sakit 
dapat 
mengimplementasikannya 
lewat 
konsep 
pelayanan 
berpusat 
pada 
pasien 
dan 
juga 
pemahaman 
integratif 
atas 
hak 
pasien. 
Penulis 
Artikel 
ini 
dipersiapkan 
dan 
ditulis 
oleh 
dr. 
Robertus 
Arian 
Datusanantyo. 
Tulisan 
ini 
merupakan 
tulisan 
ketiga 
dari 
seri 
Dokter 
dan 
Manajemen 
Rumah 
Sakit 
yang 
sedang 
ditulis 
sebagai 
pertanggungjawaban 
keilmuan.
RAD Journal 2014:12:018 
Daftar 
Bacaan 
________, 
2009. 
Undang-­‐Undang 
Republik 
Indonesia 
Nomor 
44 
Tahun 
2009 
Tentang 
Rumah 
Sakit 
Committee 
on 
Quality 
of 
Health 
Care 
in 
America, 
Institute 
of 
Medicine., 
2001. 
Crossing 
the 
Quality 
Chasm 
: 
A 
New 
Health 
System 
for 
the 
21st 
Century. 
Washington 
DC: 
National 
Academy 
Press. 
Mulyadi., 
2007. 
Sistem 
Perencanaan 
dan 
Pengendali 
Manajemen: 
Sistem 
Pelipatganda 
Kinerja 
Perusahaan. 
Jakarta: 
Penerbit 
Salemba 
Empat. 
Dokter dan Pasien Rumah Sakit, Robertus Arian Datusanantyo | 5

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Paradigma baru apoteker indonesia
Paradigma baru apoteker indonesiaParadigma baru apoteker indonesia
Paradigma baru apoteker indonesiaIskanikani
 
Form reimburst ii
Form reimburst iiForm reimburst ii
Form reimburst iiAdy Hellau
 
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014Winda Darpianur
 
354327216 sop-alur-pelayanan-igd
354327216 sop-alur-pelayanan-igd354327216 sop-alur-pelayanan-igd
354327216 sop-alur-pelayanan-igdArief Q-yer
 
Malpraktek, standard profesi, standard pelayanan medis
Malpraktek, standard profesi, standard pelayanan medisMalpraktek, standard profesi, standard pelayanan medis
Malpraktek, standard profesi, standard pelayanan medisImran Is
 
Ppt. mall praktek
Ppt. mall praktekPpt. mall praktek
Ppt. mall praktekMelda RD
 

Was ist angesagt? (10)

Hbl&msbl rsu kartini mojosari
Hbl&msbl rsu kartini mojosariHbl&msbl rsu kartini mojosari
Hbl&msbl rsu kartini mojosari
 
Tugas uts manajemen marketing
Tugas uts manajemen marketingTugas uts manajemen marketing
Tugas uts manajemen marketing
 
Caesar by request
Caesar by requestCaesar by request
Caesar by request
 
Paradigma baru apoteker indonesia
Paradigma baru apoteker indonesiaParadigma baru apoteker indonesia
Paradigma baru apoteker indonesia
 
Form reimburst ii
Form reimburst iiForm reimburst ii
Form reimburst ii
 
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014
 
354327216 sop-alur-pelayanan-igd
354327216 sop-alur-pelayanan-igd354327216 sop-alur-pelayanan-igd
354327216 sop-alur-pelayanan-igd
 
Malpraktek, standard profesi, standard pelayanan medis
Malpraktek, standard profesi, standard pelayanan medisMalpraktek, standard profesi, standard pelayanan medis
Malpraktek, standard profesi, standard pelayanan medis
 
Etika keseahatan AKPER PEMKAB MUNA
Etika keseahatan AKPER PEMKAB MUNA Etika keseahatan AKPER PEMKAB MUNA
Etika keseahatan AKPER PEMKAB MUNA
 
Ppt. mall praktek
Ppt. mall praktekPpt. mall praktek
Ppt. mall praktek
 

Ähnlich wie Dokter dan Pasien Rumah Sakit

Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA
Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA
Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Ada 13 sop dalam pelayanan rumah sakit
Ada 13 sop dalam pelayanan rumah sakitAda 13 sop dalam pelayanan rumah sakit
Ada 13 sop dalam pelayanan rumah sakitRestyani Daniar
 
MATERI HPK RSB MOLA 2021.pptx
MATERI HPK RSB MOLA 2021.pptxMATERI HPK RSB MOLA 2021.pptx
MATERI HPK RSB MOLA 2021.pptxSriHariyani8
 
Hak dan-kewajiban-pasien
Hak dan-kewajiban-pasienHak dan-kewajiban-pasien
Hak dan-kewajiban-pasienChandra Crew
 
Etika_Dokter-Iklan-Sponsor-Dr_Bahtiar.pdf
Etika_Dokter-Iklan-Sponsor-Dr_Bahtiar.pdfEtika_Dokter-Iklan-Sponsor-Dr_Bahtiar.pdf
Etika_Dokter-Iklan-Sponsor-Dr_Bahtiar.pdfrizaltuesday
 
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Operator Warnet Vast Raha
 
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Operator Warnet Vast Raha
 
Hak dan Kewajiban dalam Etika Profesi Keperawatan.ppt
Hak dan Kewajiban dalam Etika Profesi Keperawatan.pptHak dan Kewajiban dalam Etika Profesi Keperawatan.ppt
Hak dan Kewajiban dalam Etika Profesi Keperawatan.pptNurulLaili35
 
Asuhan dalam Praktik Kebidanan II.pdf
Asuhan dalam Praktik Kebidanan II.pdfAsuhan dalam Praktik Kebidanan II.pdf
Asuhan dalam Praktik Kebidanan II.pdfUMRATUNHAYATI
 
Ppt etika dan hukum kesehatan
Ppt etika dan hukum kesehatanPpt etika dan hukum kesehatan
Ppt etika dan hukum kesehatansumardi AMK
 
Law enforcement bidang kesehatan-Safirina Aulia Rahmi
Law enforcement bidang kesehatan-Safirina Aulia RahmiLaw enforcement bidang kesehatan-Safirina Aulia Rahmi
Law enforcement bidang kesehatan-Safirina Aulia Rahmisafirinaauliarahmi1
 
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-pptYeniRimadeni
 
Aspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian KeperawatanAspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian KeperawatanAmalia Senja
 
roll banner hak dan kewajiban pasien.pdf
roll banner hak dan kewajiban pasien.pdfroll banner hak dan kewajiban pasien.pdf
roll banner hak dan kewajiban pasien.pdfMedikaPermataHijauHo
 
PPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptx
PPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptxPPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptx
PPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptxYuliamandaHarahap
 
Tanggungjawab Profesi Keperawatan
Tanggungjawab Profesi KeperawatanTanggungjawab Profesi Keperawatan
Tanggungjawab Profesi Keperawatanpjj_kemenkes
 

Ähnlich wie Dokter dan Pasien Rumah Sakit (20)

Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA
Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA
Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA
 
Ada 13 sop dalam pelayanan rumah sakit
Ada 13 sop dalam pelayanan rumah sakitAda 13 sop dalam pelayanan rumah sakit
Ada 13 sop dalam pelayanan rumah sakit
 
etik-hukum-kritis.pptx
etik-hukum-kritis.pptxetik-hukum-kritis.pptx
etik-hukum-kritis.pptx
 
MATERI HPK RSB MOLA 2021.pptx
MATERI HPK RSB MOLA 2021.pptxMATERI HPK RSB MOLA 2021.pptx
MATERI HPK RSB MOLA 2021.pptx
 
Hak dan-kewajiban-pasien
Hak dan-kewajiban-pasienHak dan-kewajiban-pasien
Hak dan-kewajiban-pasien
 
Meningkatkan Komunikasi Efektif
Meningkatkan Komunikasi EfektifMeningkatkan Komunikasi Efektif
Meningkatkan Komunikasi Efektif
 
Etika_Dokter-Iklan-Sponsor-Dr_Bahtiar.pdf
Etika_Dokter-Iklan-Sponsor-Dr_Bahtiar.pdfEtika_Dokter-Iklan-Sponsor-Dr_Bahtiar.pdf
Etika_Dokter-Iklan-Sponsor-Dr_Bahtiar.pdf
 
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
 
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
 
Hak dan Kewajiban dalam Etika Profesi Keperawatan.ppt
Hak dan Kewajiban dalam Etika Profesi Keperawatan.pptHak dan Kewajiban dalam Etika Profesi Keperawatan.ppt
Hak dan Kewajiban dalam Etika Profesi Keperawatan.ppt
 
Asuhan dalam Praktik Kebidanan II.pdf
Asuhan dalam Praktik Kebidanan II.pdfAsuhan dalam Praktik Kebidanan II.pdf
Asuhan dalam Praktik Kebidanan II.pdf
 
Ppt etika dan hukum kesehatan
Ppt etika dan hukum kesehatanPpt etika dan hukum kesehatan
Ppt etika dan hukum kesehatan
 
Law enforcement bidang kesehatan-Safirina Aulia Rahmi
Law enforcement bidang kesehatan-Safirina Aulia RahmiLaw enforcement bidang kesehatan-Safirina Aulia Rahmi
Law enforcement bidang kesehatan-Safirina Aulia Rahmi
 
Paper forensik
Paper forensikPaper forensik
Paper forensik
 
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
 
Aspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian KeperawatanAspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian Keperawatan
 
roll banner hak dan kewajiban pasien.pdf
roll banner hak dan kewajiban pasien.pdfroll banner hak dan kewajiban pasien.pdf
roll banner hak dan kewajiban pasien.pdf
 
KOMUNIKASI EFEKTIF.pptx
KOMUNIKASI EFEKTIF.pptxKOMUNIKASI EFEKTIF.pptx
KOMUNIKASI EFEKTIF.pptx
 
PPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptx
PPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptxPPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptx
PPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptx
 
Tanggungjawab Profesi Keperawatan
Tanggungjawab Profesi KeperawatanTanggungjawab Profesi Keperawatan
Tanggungjawab Profesi Keperawatan
 

Mehr von Robertus Arian Datusanantyo

Pengantar Luka Akut untuk Mahasiwa Pendidikan Dokter (Pembaruan 2024)
Pengantar Luka Akut untuk Mahasiwa Pendidikan Dokter (Pembaruan 2024)Pengantar Luka Akut untuk Mahasiwa Pendidikan Dokter (Pembaruan 2024)
Pengantar Luka Akut untuk Mahasiwa Pendidikan Dokter (Pembaruan 2024)Robertus Arian Datusanantyo
 
Trauma Maksilofasial: Trauma Skeletal (Versi 2024).pdf
Trauma Maksilofasial: Trauma Skeletal (Versi 2024).pdfTrauma Maksilofasial: Trauma Skeletal (Versi 2024).pdf
Trauma Maksilofasial: Trauma Skeletal (Versi 2024).pdfRobertus Arian Datusanantyo
 
Cleft Lip and/or Palate: General Introduction (Versi 2024)
Cleft Lip and/or Palate: General Introduction (Versi 2024)Cleft Lip and/or Palate: General Introduction (Versi 2024)
Cleft Lip and/or Palate: General Introduction (Versi 2024)Robertus Arian Datusanantyo
 
Introduksi Bedah Plastik Rekonstruksi & Estetik (Versi 2024)
Introduksi Bedah Plastik Rekonstruksi & Estetik (Versi 2024)Introduksi Bedah Plastik Rekonstruksi & Estetik (Versi 2024)
Introduksi Bedah Plastik Rekonstruksi & Estetik (Versi 2024)Robertus Arian Datusanantyo
 
Pengantar Trauma Maksilofasial - Skeletal (Diperbarui 2023)
Pengantar Trauma Maksilofasial - Skeletal (Diperbarui 2023)Pengantar Trauma Maksilofasial - Skeletal (Diperbarui 2023)
Pengantar Trauma Maksilofasial - Skeletal (Diperbarui 2023)Robertus Arian Datusanantyo
 

Mehr von Robertus Arian Datusanantyo (20)

Pengantar Luka Akut untuk Mahasiwa Pendidikan Dokter (Pembaruan 2024)
Pengantar Luka Akut untuk Mahasiwa Pendidikan Dokter (Pembaruan 2024)Pengantar Luka Akut untuk Mahasiwa Pendidikan Dokter (Pembaruan 2024)
Pengantar Luka Akut untuk Mahasiwa Pendidikan Dokter (Pembaruan 2024)
 
Luka Bakar: Sebuah Pengantar (Versi 2024)
Luka Bakar: Sebuah Pengantar (Versi 2024)Luka Bakar: Sebuah Pengantar (Versi 2024)
Luka Bakar: Sebuah Pengantar (Versi 2024)
 
Asesmen Klinis Trauma Tangan (Versi 2024)
Asesmen Klinis Trauma Tangan (Versi 2024)Asesmen Klinis Trauma Tangan (Versi 2024)
Asesmen Klinis Trauma Tangan (Versi 2024)
 
Trauma Maksilofasial: Trauma Skeletal (Versi 2024).pdf
Trauma Maksilofasial: Trauma Skeletal (Versi 2024).pdfTrauma Maksilofasial: Trauma Skeletal (Versi 2024).pdf
Trauma Maksilofasial: Trauma Skeletal (Versi 2024).pdf
 
Cleft Lip and/or Palate: General Introduction (Versi 2024)
Cleft Lip and/or Palate: General Introduction (Versi 2024)Cleft Lip and/or Palate: General Introduction (Versi 2024)
Cleft Lip and/or Palate: General Introduction (Versi 2024)
 
Introduksi Bedah Plastik Rekonstruksi & Estetik (Versi 2024)
Introduksi Bedah Plastik Rekonstruksi & Estetik (Versi 2024)Introduksi Bedah Plastik Rekonstruksi & Estetik (Versi 2024)
Introduksi Bedah Plastik Rekonstruksi & Estetik (Versi 2024)
 
Customer Satisfaction vs Patient Safety
Customer Satisfaction vs Patient SafetyCustomer Satisfaction vs Patient Safety
Customer Satisfaction vs Patient Safety
 
Asesmen Klinis Trauma Maksilofasial
Asesmen Klinis Trauma MaksilofasialAsesmen Klinis Trauma Maksilofasial
Asesmen Klinis Trauma Maksilofasial
 
Luka Akut - Blok Trauma (Diperbarui Maret 2023)
Luka Akut - Blok Trauma (Diperbarui Maret 2023)Luka Akut - Blok Trauma (Diperbarui Maret 2023)
Luka Akut - Blok Trauma (Diperbarui Maret 2023)
 
Cleft Lip and/or Palate (Pembaruan 2023)
Cleft Lip and/or Palate (Pembaruan 2023)Cleft Lip and/or Palate (Pembaruan 2023)
Cleft Lip and/or Palate (Pembaruan 2023)
 
Luka Bakar (Diperbarui 2023)
Luka Bakar (Diperbarui 2023)Luka Bakar (Diperbarui 2023)
Luka Bakar (Diperbarui 2023)
 
Tata Laksana Luka (Diperbarui 2023)
Tata Laksana Luka (Diperbarui 2023)Tata Laksana Luka (Diperbarui 2023)
Tata Laksana Luka (Diperbarui 2023)
 
Pengantar Trauma Maksilofasial - Skeletal (Diperbarui 2023)
Pengantar Trauma Maksilofasial - Skeletal (Diperbarui 2023)Pengantar Trauma Maksilofasial - Skeletal (Diperbarui 2023)
Pengantar Trauma Maksilofasial - Skeletal (Diperbarui 2023)
 
Trauma Tangan
Trauma TanganTrauma Tangan
Trauma Tangan
 
Introduksi Bedah Plastik (Pembaruan 2023)
Introduksi Bedah Plastik (Pembaruan 2023)Introduksi Bedah Plastik (Pembaruan 2023)
Introduksi Bedah Plastik (Pembaruan 2023)
 
Pengantar Trauma Maksilofasial
Pengantar Trauma MaksilofasialPengantar Trauma Maksilofasial
Pengantar Trauma Maksilofasial
 
Asesmen Klinis Trauma Maksilofasial
Asesmen Klinis Trauma MaksilofasialAsesmen Klinis Trauma Maksilofasial
Asesmen Klinis Trauma Maksilofasial
 
Trauma dan Estetika Wajah
Trauma dan Estetika WajahTrauma dan Estetika Wajah
Trauma dan Estetika Wajah
 
Asesmen Klinis Trauma Tangan
Asesmen Klinis Trauma TanganAsesmen Klinis Trauma Tangan
Asesmen Klinis Trauma Tangan
 
Merawat dan Menjahit Luka
Merawat dan Menjahit LukaMerawat dan Menjahit Luka
Merawat dan Menjahit Luka
 

Kürzlich hochgeladen

B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...WulanNovianti7
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfSuryani549935
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 

Kürzlich hochgeladen (17)

B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 

Dokter dan Pasien Rumah Sakit

  • 1. RAD Journal 2014:12:018 Dokter dan Pasien Rumah Sakit Dokter dan Pasien Rumah Sakit, Robertus Arian Datusanantyo | 1 Ilustrasi: Seorang dokter jaga ruang rawat inap merasa gusar, karena keluarga pasien yang sekarat meminta banyak hal yang menurutnya tidak penting dan tidak masuk akal. Walaupun jengkel, dokter tersebut berupaya semaksimal mungkin memenuhi permintaan keluarga pasien tersebut. Dua hari setelah pasien meninggal, keluarganya membuat iklan satu halaman penuh di tiga koran lokal dan dengan rinci mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada rumah sakit yang disebut “sangat memahami” kebutuhan keluarga ketika pasien berada dalam pelayanan akhir hidup. Pasien Sebagai Customer Sebelum Apple Computer menciptakan iPod, alat pemutar musik digital yang tampak praktis sekaligus keren tidak dikenal. Dengan strategi pemasaran tertentu, mereka menciptakan pasar sampai pada titik penting sehingga para customer menjadi alasan utama mereka untuk terus mengembangkan iPod. Orientasi pada keinginan untuk memberikan apa yang menjadi harapan customer adalah urusan terpenting di Apple Computer dan banyak perusahaan dunia lainnya. Kondisi ini sangat terbalik dengan kondisi di rumah sakit kita. Kebutuhan pasien tidak pernah menjadi urusan yang benar-­‐benar paling penting. Walau mutu rumah sakit dan keselamatan pasien mulai menjadi isu yang mengemuka, namun tetap saja bukan kebutuhan pasien yang menjadi urusan terpenting rumah sakit, melainkan bagaimana menjalankan bisnis rumah sakit dengan aman. Harus diakui memang ada reduksi nilai pada hubungan dokter dan pasien dibanding pada jaman Hippocrates. Imbalan jasa medis yang dahulu merupakan ucapan terima kasih pasien kepada dokter saat ini oleh rumah sakit ditetapkan besarannya. Bahkan para dokter, terutama spesialis yang jarang dan para konsultan, menetapkan sendiri besaran tarif sesi konsultasi dengan pasien. Semestinya, hal ini justru membuat urusan kebutuhan pasien menjadi urusan yang lebih penting daripada ketika jaman Hippocrates karena alasan ekonomi. Namun, sekali lagi, ini juga tidak terjadi. Dalam ilmu manajemen modern dikenal istilah customer value mindset. Pola pikir ini mementingkan customer value dalam membangun bisnis rumah sakit. Sebelum mendalaminya, perlu dipahami bagaimana pasien adalah customer dalam perspektif manajemen rumah sakit. Para dokter sering mengatakan bahwa tabu menyebut pasien sebagai customer. Customer tidak dapat disebut pelanggan dalam bahasa Indonesia karena pelanggan dalam bahasa Indonesia berarti pembeli yang berulang datang kembali. Customer adalah siapa saja yang mempergunakan hasil kerja seseorang atau tim. Customer bukan berarti end-­‐user. Seorang ibu yang berbelanja popok bayi membergunakan hasil kerja pembuat popok bayi. Namun tentu popok bayi ini tidak dipakainya sendiri, melainkan dipakai oleh bayinya yang masih sering mengompol. Para dokter yang berkarya di rumah sakit perlu memahami bahwa tujuan bisnis adalah menciptakan customer. Pada diri setiap customer terdapat potensi kebutuhan yang akan menjadi permintaan efektif setelah ada aksi pemasaran maupun inovasi dari pelaku bisnis. Di rumah sakit, kita boleh menggolongkan customer menjadi dua, yaitu internal dan eksternal. Customer internal adalah mereka yang berada pada proses berikutnya. Contoh: dokter spesialis yang menjadi dokter penanggung jawab pelayanan menerima pasien setelah diberikan terapi awal di IGD. Doker ini adalah customer internal dari IGD. Sementara itu, customer eksternal atau customer akhir adalah mereka yang berada di luar organisasi rumah sakit. Pasien adalah customer eksternal. Customer value adalah selisih antara manfaat dan pengorbanan customer yang ditentukan oleh kualitas hubungan antara customer dan pelaku bisnis. Dalam kegiatan sehari-­‐hari di rumah sakit, manfaat yang diterima pasien dikurangi pengorbanan yang dilakukan pasien adalah customer value. Semakin baik hubungan antara dokter dan pasien, semakin tinggi customer value karena hubungan yang baik adalah pelipat ganda value. Oleh karena itu, penting bagi dokter di rumah sakit untuk dapat menciptakan hubungan yang berkualitas dengan pasien. Di bawah ini terdapat uraian mengenai hak pasien dan pelayanan berpusat pada pasien yang dapat membantu dokter dalam menciptakan hubungan yang berkualitas dengan pasien.
  • 2. RAD Journal 2014:12:018 Hak Pasien Undang-­‐undang Rumah Sakit no. 44 tahun 2009 mengatur ada sejumlah hak pasien. Jumlah hak pasien yang diatur oleh undang-­‐undang tersebut adalah 18. Sebagian adalah hak yang sudah dikenal sejak para dokter belajar ilmu kedokteran dasar, namun ada juga beberapa hak yang sangat baru. Hak pasien tersebut adalah: 1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di sumah sakit; 2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien; 3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi; 4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar Dokter dan Pasien Rumah Sakit, Robertus Arian Datusanantyo | 2 prosedur operasional; 5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi; 6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan; 7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di rumah sakit; 8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai surat ijin praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar rumah sakit; 9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-­‐data medisnya; 10. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan; 11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya; 12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis; 13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya; 14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit; 15. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya; 16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya; 17. Menggugat dan/atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana; dan 18. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-­‐undangan. Dua hak yang terakhir sampai saat ini masih menjadi perdebatan dan belum sepenuhnya bisa diterima oleh para dokter. Hak menggugat ini, walaupun dilayangkan untuk rumah sakit namun secara langsung akan mengenai pelayanan yang dilakukan oleh dokter mengingat inti pelayanan di rumah sakit adalah pelayanan dokter. Dalam hal ini, penting bagi dokter untuk menjalin komunikasi intensif dengan direktur atau direktur utama rumah sakit. Pasal 46 undang-­‐undang yang sama mengatakan bahwa rumah sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap kerugian yang timbul atas kelalaian tenaga kesehatan di rumah sakit. Direktur sebagai representasi rumah sakit sebagai badan hukum, adalah orang yang akan dimintai pertanggungjawaban dalam proses ini. Lalai atau tidak, dokter yang pasiennya mengajukan klaim kerugian akan terbawa dalam proses dan harus kooperatif dalam penyelesaiannya secara internal karena akan membawa konsekuensi pada kelangsungan hidup rumah sakit. Terlepas dari dua hak yang masih menjadi perdebatan tersebut, masih ada banyak hak lain yang perlu diperhatikan oleh dokter ketika melayani pasien. Beberapa hal memang harus dilakukan oleh personel rumah sakit yang lain seperti misalnya mendapatkan informasi tata tertib, informasi biaya, pendampingan spiritual sesuai agama yang dianutnya, dan lain-­‐lain. Namun demikian, beberapa hak lain sangat erat berhubungan dengan pelayanan dokter, misalnya mendapatkan penjelasan dan informasi, mendapatkan privasi, mendapat jaminan kerahasiaan, dan mendapatkan informasi di mana bisa memperoleh second opinion.
  • 3. RAD Journal 2014:12:018 Tidak mudah untuk memenuhi hak-­‐hak pasien tersebut. Hak pasien untuk tidak mendapatkan diskriminasi contohnya. Tidak mudah untuk memberikan pelayanan yang sama ramahnya, sama rapinya, sama senyumnya, pada pasien kelas tiga dengan jaminan pembayaran dari pemerintah dibandingkan pada pasien VIP yang membayar out of pocket. Sama dengan pelayanan yang diberikan kepada pasien etnis tertentu yang kepada mereka melekat stigma tertentu. Juga kepada pada para pasien yang dengan profesi atau latar belakang pendidikan tertentu yang sering bermasalah dengan para dokter. Dengan pengertian yang mendalam atas customer value di atas, pemenuhan hak pasien ini hanyalah panduan dasar (dan standar) dalam pelayanan pasien. Seiring dengan waktu, seluruh rumah sakit dan dokter di dalamnya akan membuat pelayananya kepada pasien memenuhi hak-­‐hak ini. Tidak ada strategi selain berubah dan mulai mengenali hak pasien ini sebagai pelayanan yang standar. Untuk mengintegrasikannya, berikut ditawarkan pendekatan pelayanan berpusat pada pasien sebagai cara mudah untuk mewujudkannya. Pelayanan Berpusat pada Pasien Pelayanan kedokteran sedapat mungkin menyembuhkan penyakit bila mungkin, namun pelayanan kedokteran harus selalu mengurangi penderitaan. Sering kali, pasien dan keluarga merasa diabaikan oleh pelayanan rumah sakit terutama dalam proses pengambilan keputusan, mendapatkan informasi yang dibutuhkan, didengar, dan partisipasi pada sistem pelayanan yang melayani kebutuhan mereka. Abainya pelayanan kedokteran dan pelayanan rumah sakit dalam hal ini tidak pernah bisa mengurangi penderitaan. Kerap kita melihat di rumah sakit daerah maupun rumah sakit swasta, pasien berusia tua yang datang dari desa kesulitan mengurus administrasi. Rasanya sulit sekali mengakses pelayanan kedokteran karena syarat yang selalu saja kurang. Tidak ada yang membantu mereka. Penderitaan karena sakit yang diderita tidak dikurangi, justru ditambah dengan kerumitan urusan administrasi yang membuat pusing kepala. Mengacu kepada uraian pasien sebagai customer di atas, dikenal istilah pelayanan berpusat pada pasien atau Dokter dan Pasien Rumah Sakit, Robertus Arian Datusanantyo | 3 patient-­‐centered care. Pelayanan berpusat pada pasien memiliki enam dimensi, yaitu: 1) Menghormati nilai-­‐nilai pasien, pilihan, dan kebutuhan yang disampaikan, 2) Koordinasi dan integrasi pelayanan, 3) Informasi, komunikasi, dan pendidikan, 4) Kenyamanan fisik, 5) Dukungan emosional, dan 6) Keterlibatan keluarga dan teman. Tujuan utama pelayanan berpusat pada pasien adalah untuk melakukan modifikasi pelayanan untuk memenuhi kebutuhan spesifik dan kondisi tiap individu. Dengan demikian, pelayanan dimodifikasi untuk merespon pasien dan bukan pasien yang harus menyesuaikan pada pelayanan. Pilihan, nilai, dan kebutuhan pasien juga berbeda antara satu pasien dengan yang lain. Beberapa orang sangat kawatir dengan prosedur-­‐prosedur medis dan memerlukan penjelasan yang jauh lebih panjang dan kompleks. Beberapa orang lain bersedia menanggung risiko atas tindakan medis yang agresif namun membutuhkan pendampingan untuk menyelesaikan persoalan pembiayaan misalnya. Perbedaan antar pasien dan antar kondisi ini perlu dipahami dan diintervensi dengan cara yang sesuai sesuai penghormatan terhadap nilai, pilihan, dan kebutuhan yang disampaikan. Kebutuhan yang berbeda-­‐beda mempengaruhi perilaku sakit pasien. Di sinilah peran dokter di rumah sakit untuk mengintegrasikan data dan riwayat dari pemeriksaan sebelumnya (dan mungkin di tempat lain). Satu pasien mungkin menginginkan rumah sakit dan dokter merencanakan berbagai pemeriksaan penunjang, namun pasien lain dapat saja menginginkan pemeriksaan penunjang dilakukan dengan pilihan-­‐pilihan yang paling sesuai dengan sumber daya mereka. Memastikan proses ini terkoordinasi dan terintegrasi merupakan tantangan bagi dokter di rumah sakit. Proses yang terkoordinasi tersebut perlu diimbangi dengan pemberian informasi yang lengkap. Sebagian besar pasien ingin mengetahui apa ada yang salah dengan diri mereka, apa diagnosisnya dan bagaimana mengatasinya. Prognosis yang biasa dibuat oleh dokter juga dapat menjadi senjang dengan kebutuhan pasien. Dokter cenderung menilai prognosis berdasarkan kemungkinan kehidupan, kemungkinan fungsional diri, dan kemungkinan kesembuhan. Namun, bagi pasien, informasi mengenai prognosis yang paling dinanti adalah bagaimana penyakit ini akan
  • 4. RAD Journal 2014:12:018 mempengaruhi cara mereka menjalani hidup (pekerjaan, olah raga, hobi, dll) dan apa saja pilihan yang tersedia untuk mengelola kemungkinan-­‐kemungkinan ini. Dukungan, baik kenyamanan fisik maupun dukungan emosional perlu disediakan baik oleh dokter maupun profesi kesehatan yang lain. Pasien dengan sesak nafas di akhir hidup perlu dikelola agar tidak perlu terlalu menderita dengan sesak nafasnya tersebut. Dukungan emosional maupun spiritual perlu terus diberikan diimbangi dengan kenyamanan fisik tersebut. Akhirnya, penting juga bagi dokter bahwa dukungan kenyamanan fisik dan dukungan emosional tersebut paling baik disediakan oleh keluarga maupun teman pasien. Untuk masyarakat Indonesia yang biasa hidup dalam keluarga besar, kehadiran anggota keluarga yang lain dapat sangat membantu secara emosional. Smentrara di kota-­‐kota besar yang makin individualistis, peran teman sekerja atau sehobi dapat dipertimbangkan. Sampai saat ini, hanya keluarga yang mendapat akses untuk memberikan dukungan emosional bagi pasien yang sakit. Perlu dipertimbangkan untuk melibatkan teman, pekerja sosial, maupun pendamping rohani yang selama ini bekerja sama dalam pengelolaan pasien untuk diperlakukan sebagai keluarga pasien. Dokter dan Pasien Rumah Sakit, Robertus Arian Datusanantyo | 4 Mengintegrasikan Customer Value di Rumah Sakit Uraian mengenai pelayanan berpusat pada pasien, hak pasien, dan customer value di atas merangsang pertanyaan, “bagaimana customer value dapt diwujudkan oleh dokter yang bekerja di rumah sakit?” Untuk hal ini, Mulyadi dalam bukunya: Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen (SPPM) mengatakan bahwa kunci penerapan paradigma customer value ada tiga, yaitu integritas, kerendahan hati, dan kesediaan untuk melayani. Ketiganya disebut sebagai nilai dasar. Ketiga nilai dasar ini perlu ditambah dengan keyakinan dasar. Bagi dokter yang berkarya di rumah sakit, keyakinan dasar tersebut perlu dimodifikasi menjadi: 1) bisnis rumah sakit merupakan mata rantai penghubung pemasok dan pasien; 2) pasien merupakan tujuan karya dokter di rumah sakit, dan 3) sukses adalah penilaian terhadap suara pasien. Suara pasien yang dimaksud sering kali diukur dengan kepuasan pasien atau pengalaman pasien. Dokter yang berintegritas mampu melakukan apa yang dikatakan menjadi realitas, baik apa itu menguntungkan baginya maupun sebaliknya. Pasien akan memilih untuk berinteraksi dan percaya pada dokter yang benar-­‐benar berintegritas dan berupaya keras mewujudkan apa yang dikatakannya. Tentu dalam hal ini dokter tidak dibenarkan mengatakan janji atas kesembuhan. Sebaik-­‐baiknya janji adalah janji untuk memberikan usaha yang terbaik dalam kerja sama mengupayakan kesembuhan atau solusi atas masalah pasien. Setiap dokter pasti mampu menerima kondisi hubungan dengan pasien apabila sesuai dengan harapannya. Kesulitan mulai timbul apabila kondisi hubungan dengan pasien yang dilayaninya mulai berjalan tidak sesuai harapan. Kondisi mental untuk menerima seseorang, sesuatu, atau suatu kondisi apa adanya disebut dengan kerendahan hati. Sikap mental ini penting karena dengan kerendahan hati, dokter dapat mengakui bahwa suara customer adalah yang penting dan benar. Kerendahan hati juga yang dapat mendorong dokter untuk selalu bersedia melayani orang lain. Dengan kerendahan hati dan kesediaan melayani, pasien akan selalu merasa dipedulikan oleh rumah sakit dan oleh dokter sehingga fokus rumah sakit terhadap customer value dapat terwujud. Penutup Paradigma pasien sebagai customer memang belum terlalu populer dan bisa dibilang kontroversial. Paradigma bahwa nilai yang didapat pasien dari pengalamannya di rumah sakit perlu terus disampaikan agar para dokter yang bekerja di rumah sakit dapat mengimplementasikannya lewat konsep pelayanan berpusat pada pasien dan juga pemahaman integratif atas hak pasien. Penulis Artikel ini dipersiapkan dan ditulis oleh dr. Robertus Arian Datusanantyo. Tulisan ini merupakan tulisan ketiga dari seri Dokter dan Manajemen Rumah Sakit yang sedang ditulis sebagai pertanggungjawaban keilmuan.
  • 5. RAD Journal 2014:12:018 Daftar Bacaan ________, 2009. Undang-­‐Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Committee on Quality of Health Care in America, Institute of Medicine., 2001. Crossing the Quality Chasm : A New Health System for the 21st Century. Washington DC: National Academy Press. Mulyadi., 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendali Manajemen: Sistem Pelipatganda Kinerja Perusahaan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Dokter dan Pasien Rumah Sakit, Robertus Arian Datusanantyo | 5