2. Mengenal Al Khazin, Ahli Matematika dan
Astronomi Islam
ilustrasi
Dari wilayah Marv, Khurasan, Iran, lahir seorang ahli matematika terkemuka di dunia
Islam. Dia bernama Abu Ja'far Muhammad bin Muhammad Al-Husayn Al-Khurasani
Al Khazin. Keahliannya dalam menyajikan rumus dan metode perhitungan untuk
menguraikan soal-soal rumit begitu dikagumi dan dijadikan rujukan hingga berabad-
abad kemudian.
Tidak diketahui secara pasti tahun kelahiran tokoh ini. Akan tetapi, para sejarawan
memperkirakan Al-Khazin meninggal dunia antara 961 dan 971 Masehi. Selain
dikenal sebagai ahli matematika, semasa hidup ia juga seorang fisikawan dan
astronom yang disegani.
Merujuk pada sejumlah catatan sejarah, Al-Khazin merupakan satu dari sekian
banyak ilmuwan yang telah lama dilupakan. Namanya baru mencuat kembali pada
masa-masa belakangan ini. Di dunia Barat, Al-Khazin dikenal sebagai Alkhazen.
Ejaan dalam bahasa Eropa menyebabkan ketidakjelasan identitas antara dia dan Hasan
bin Ibnu Haitsam.
3. Hal inilah yang merupakan salah satu penyebab nama Al-Khazin sedikit tenggelam.
Al-Khazin merupakan ilmuwan zuhud. Dia menjalani hidup sederhana dalam hal
makanan, pakaian, dan sebagainya. Ia sering menolak hadiah para penguasa dan
pegawai kerajaan agar tidak terlena oleh kesenangan materi.
Beberapa guru tenar menghiasi rekam jejak Al-Khazin saat masih menimba ilmu.
Salah satu gurunya bernama Abu Al-Fadh bin Al-Amid, seorang menteri pada masa
Buwayhi di Rayy. Al-Khazin menuangkan pemikirannya dalam sejumlah risalah
bidang matematika dan telah memperkaya khazanah keilmuan di dunia Islam.
Sebut saja, misalnya Kitab al-Masail al-Adadiyya yang di dalamnya tercantum karya
Ibnu Majah, yaitu al-Fihrist edisi Kairo, Mesir. Karyanya yang paling terkenal adalah
Matalib Juziyya mayl alMuyul al-Juziyya wa al-Matali fi al-Kuraal Mustakima.
Seluruh kemampuan intelektualnya dia curahkan pada karya ini.
Termasuk perhitungan rumus teorema sinus untuk segitiga. Seperti tercantum dalam
buku al-Fihrist edisi Kairo, AlKhazin pernah memberikan komentar ilmiah terhadap
buku Element yang ditulis ilmuwan Yunani, Euclides, termasuk bukti-bukti yang
diuraikannya menyangkut kekurangan serta kelemahan pemikiran Euclides.
Kontribusi luar biasa Al-Khazin mencakup peragaan rumus untuk mengetahui
permukaan segitiga sebagai fungsi sisisisinya. Ia mengambil metode penghitungan
setiap sisi kerucut. Dengan itu, dirinya berhasil memecahkan bentuk persamaan
x³+a²b = cx². Di ranah matematika, persamaan itu sangat terkenal.
4. ilustrasi
Ini merupakan sebuah soal matematika rumit yang diajukan oleh Archimedes dalam
bukunya The Sphere and the Cylinder. Sayangnya, seperti disebutkan pada buku Seri
Ilmuwan Muslim Pengukir Sejarah, sekian banyak teks dan risalah ilmiah Al-Khazin
tak banyak tersisa pada masa kini.
Hanya beberapa saja yang masih tersimpan, di antaranya komentarnya terhadap buku
ke10 dari Nasr Mansur dalam Rasail Abi Nasr ila al-Biruni. Jejak keilmuan Al-
Khazin juga dapat ditelusuri dalam lingkup astronomi. Dia mengukir prestasi
gemilang melalui karyakaryanya. Salah satu yang berpengaruh adalah buku berjudul
Zij as Safa'ih.
Al-Khazin mempersembahkan karya itu untuk salah satu gurunya, Ibnu Al Amid. Ia
juga membahas tentang peralatan astronomi untuk mengukur ketebalan udara dan gas
(sejenis aerometer). Saat nilai ketebalan bergantung pada suhu udara, alat ini
merupakan langkah penting dalam mengukur suhu udara dan membuka jalan
5. terciptanya termometer.
ilustrasi
Manuskrip karya Al-Khazin tersebut tersimpan di Berlin, Jerman, namun hilang
ketika berkecamuk Perang Dunia II. Oleh astronom terkemuka, Al-Qifti, karya itu
dianggap sebagai subyek terbaik dan sangat menarik untuk dipelajari. Buku Zij as
Safa'ih menuai banyak pujian dari para ilmuwan.
Menurut Al-Biruni, beragam mekanisme teknis instrumen astronomi berhasil diurai
dan dijelaskan dengan baik oleh Al-Khazin. Tokoh ternama ini pun kagum atas sikap
kritis Al-Khazin saat mengomentari pemikiran Abu Ma'syar dalam hal yang sama.
6. Tokoh lain yang menyampaikan komentarnya adalah Abu Al-Jud Muhammad Al-
Layth.
Ia menyatakan, pendapat Al-Khazin mengenai cara menghitung rumus chord dari
sudut satu derajat. Dalam Zij disebutkan, soal itu bisa dihitung apabila chord dibagi
menjadi tiga sudut. Sementara itu, Abu Nash Mansur memberikan koreksi atas
sejumlah kekurangan yang terdapat pada karya Al-Khazin itu.
Penetapan inklanasi ekliptika tak luput dari perhatian Al-Khazin. Persoalan astronomi
ini sudah mengemuka sejak zaman Archimedes. Para ilmuwan Muslim seperti Al-
Mahani, meninggal pada 884 Masehi, yang pertama mengangkat kembali tema ini.
Oleh AlKhazin, hal itu kembali dipelajari dan dia berhasil menjabarkannya dengan
baik.
Menurut Al-Khazin, pembagian bola dengan sebuah bidang datar dalam satu rasio
ditentukan dengan menyelesaikan persamaan pangkat tiga. Demikian ilmuwan ini
menyelesaikan soal astronomi tadi yang segera mendapatkan pujian dari astronom-
astronom lainnya.
Terdapat beberapa aspek penting yang dikupas oleh Al-Khazin dalam buku astronomi
yang ia tulis. Dalam Zij, ia menunjukkan penetapan titik derajat tengah atau
cakrawala yang kemiringannya tidak diketahui sebelumnya. Ia juga mampu
menghitung sudut matahari melalui penentuan garis bujur.
Sumbangsih lain adalah menyangkut penentuan azimut atau ukuran sudut arah kiblat
dengan memakai peralatan tertentu. Al-Khazin berhasil mengenalkan metode hitung
segitiga sferis. Komentar-komentarnya cukup mendalam terhadap karya astronomi
lain, misalnya, ia pernah menulis sebuah komentar atas Almagest karya Ptolemeus.
Subjek yang ia bahas adalah tentang sudut kemiringan ekliptik. Sebelumnya, rumus
itu dikenalkan Banu Musa pada 868 Masehu di Baghdad, Irak. Ia juga mencermati
hasil pengamatan AlMawarudzi, Ali bin Isa Al-Harrani, dan Sanad bin Ali. Hal ini
terkait dengan penentuan musim semi dan musim panas. Sementara itu, melalui
7. tulisannya yang berjudul Sirr al-Alamin, Al-Khazin mengembangkan lebih jauh
gagasan-gagasan dari Ptolemeus yang terdapat pada buku Planetary
Sumber: www.republika.co.id/mengenal-al-khazin