2. SI ONAR DARI BIMASAKTI
Galaksi adalah tempat berkumpulnya
bintang-bintang di alam semesta.
Galaksi Bimasakti merupakan salah
satu dari sekian banyak galaksi yang
ada dalam jagad raya. Bentuk galaksi
Bimasakti seperti dua buah piring
cekung yang ditangkupkan, bagian
tengahnya tebal dan semakin pipih ke
arah tepi, dan terdapat lengan-lengan
spiral di dalamnya. Oleh karena itu
Galaksi kita digolongkan ke dalam
galaksi spiral.Dalam galaksi bimasakti
sendiri terdapat planet-
planet,satelit,komet,asteoroid,bintang
dll.
3. Tata Surya
Dan di dalam Galaksi Bimasakti kita
terdapat banyak bintang yang salah
satunya adalah Matahari,yang
merupakan pusat dari Solar Sistem
atau biasa kita sebut Tata Surya
Benda-benda luar yang merupakan
anggota dari Tata Surya antara lain
Asteroid, Komet, Planet-planet
beserta Satelit-satelitnya
4. Planet yang merupakan anggota Tata
Surya antara lain:
Planet Merkurius
Planet Venus
Planet Bumi
Planet Mars
Planet Yupiter
Planet Saturnus
Planet Uranus
Planet Neptunus
Planet Pluto
5. Sejak tahun 2006 Pluto tidak lagi dikategorikan sebagai
planet inti dalam sistem Tata Surya oleh Himpunan
Astronomi Internasional (IAU). Dan Pluto kini hanya
digolongkan dalam planet-planet minor atau kerdil
(dwarf planet) dan diberi nomor 134340.
6. Alasan pluto bukan planet :
Benda angkasa disebut sebagai planet bila
memiliki bagian seperti bumi yaitu gas, batu
dan air sedangkan neptunus terdiri atas gas
dan batu. Namun pluto hanya terdiri atas
batu dan es.
Ukuran Pluto yg hanya berukuran 1.151 km
tidak sampai setengah dari diameter
merkurius yang merupakan planet yg sangat
kecil.
Orbit Pluto yang kadang timpang tindih
dengan orbit planet Neptunus
Pluto berukuran hampir sama dengan
satelit"nya yang membuat pluto hanya di
anggap sebagai benda langit yg bukan
7. Ciri-ciri benda langit dapat
dikategorikan sebagai planet :
• Mengorbit matahari
• Berukuran cukup besar sehingga
mampu mempertahankan bentuk
bulat
• Memiliki jalur orbit yang jelas dan
"bersih" (tidak ada benda langit lain
di orbit tersebut).
8. Pada tahun 1905 seorang astronom AS, Percival Lowell,
memulai proyek pencarian planet pluto. Bersama rekannya,
William H. Pickering, mengajukan beberapa konsep
koordinat planet pluto yang mereka namakan “Planet X”.
Lowell meninggal pada tahun 1916, tetapi proyek
pencariannya tetap dilanjutkan. Nama Lowell diabadikan
sebagai nama observatorium yang didirikannya pada tahun
1894.
Pada bulan Januari 1930, Clyde Tombaugh, seorang peneliti
yang juga anggota tim proyek pencarian planet itu di
Observatorium Lowell, berhasil mencitrakan beberapa
pergerakan sebuah obyek misterius di luar angkasa. Tim
peneliti dalam proyek tersebut berkesimpulan bahwa obyek
luar angkasa itu adalah sebuah planet dan untuk
memastikannya mereka kemudian mengirim hasil pencitraan
obyek luar angkasa itu ke Observatorium Harvard College
untuk diteliti lebih lanjut.
9. Setelah dipastikan bahwa obyek yang ditemukan itu adalah sebuah
planet, Tombaugh dan ketua tim peneliti, Vesto Melvin Slipher,
menggelar sayembara untuk mencarikan nama bagi planet ke-
sembilan itu. Nama Pluto dicetuskan oleh Venetia Burney, seorang
anak perempuan umur sebelas tahun asal Oxford, Inggris. Venetia
yang gemar mempelajari mitologi Yunani Kuno dan astronomi
pertama kali mengusulkan nama ini pada kakeknya, Falconer
Madan, mantan pustakawan di Universitas Oxford, Inggris.
Amerika.
Madan kemudian meneruskan usul cucunya ini pada Profesor
Herbert Hall Turner yang kemudian meneruskannya lagi pada
rekan-rekannya di Setelah melalui proses penyeleksian, pada 24
Maret 1930, tim peneliti di Observatorium Lowell berembuk untuk
menentukan mana di antara 3 nama berikut yang akan dijadikan
nama planet baru itu yaitu: “Minerva”, “Cronus”, dan “Pluto”.
Akhirnya, pada 1 Mei 1930, tim memutuskan nama planet baru itu
adalah “Pluto”.
10. Wahana Penelitian :
Salah satu penelitian yang cukup serius akhirnya digelar juga untuk melihat
Pluto, yaitu penelitian pihak AS melalui NASA, yang mengirimkan satu set
pesawat tanpa awak untuk mendata daerah permukaan Pluto, karakteristik
geografi dan geomorfologi secara global dan mencari data struktur atmosfer
yang melingkupi Pluto.
Sebuah ekspedisi yang dinamakan Pluto Express direncanakan mulai
meluncur ke angkasa pada Desember 2004 dan direncanakan tiba di Pluto
paling lama pada tahun 2008, namun ekspedisi ini akhirnya dibatalkan pada
tahun 2000 karena masalah dana dan digantikan sebuah misi baru bernama
New Horizons (diluncurkan Januari 2006).
Pesawat ini akan melintasi Pluto dan Charon, satelit alaminya dan kemudian
mengirimkan foto-foto ke Bumi. Salah satu studi yang akan dilakukan
Horizons mencakup masalah atmosfer yang ada di lapisan satelit Pluto
tersebut. New Horizons juga direncanakan akan terbang menuju Sabuk
Kuiper.
Hingga kini dipercaya Pluto memiliki sifat atmosfer yang paling asli
semenjak memisahkan diri dari matahari. Lapisan atmosfer ini juga dikenal
sebagai lapisan paling dingin yang pernah dimasuki sebuah pesawat misi
angkasa luar dari bumi.
11. Mantan Raksasa :
Ketika pertama kali ditemukan tahun
1930, Pluto diyakini lebih besar daripada
Merkurius, dan bahkan mungkin lebih
besar daripada Bumi. Saat ini, Pluto
berdiameter 1.352 kilometer, 20 persen
lebih kecil dari pada Bumi.
12. Orbit Tak Biasa
Orbit Pluto tidak seperti delapan planet lain. Orbitnya sangat elips dan
berjarak sekitar 5,87 miliar kilometer dari matahari. Ada masanya ketika
Pluto berada pada posisi lebih dekat ke Bumi dibandingkan Neptunus, planet
kedelapan. Orbit keduanya memang bersinggungan, tapi keduanya tidak
akan bertabrakan.
13. Dingin Ekstrim
Pluto merupakan salah satu tempat terdingin di tata surya.
Temperatur permukaannya sekitar minus 225 derajat Celcius.
Ilmuwan memperkirakan Pluto terdiri dari 70 persen batu dan 30
persen es--permukaannya didominasi oleh es nitrogen.
Pluto juga diperkirakan memiliki lautan di bawah permukaan.
Keberadaan laut itu ditunjukkan dengan ciri geologi atau kimiawi
permukaan Pluto.
14. Bulan-Bulan Pluto :
Pluto punya empat bulan: Charon, Nix,
Hydra, dan P4. Bulan yang terakhir disebut
belum lama ini ditemukan. Nama resminya
nanti kemungkinan adalah "Cerberus".
Nix, Hydra, dan P4 berukuran kecil,
sementara Charon memiliki ukuran sekitar
separuh Pluto. Karena ukurannya yang cukup
besar itu, beberapa astronom memasangkan
Pluto dan Charon sebagai bintang kerdil
ganda.
15. Udara di Planet Pluto :
Ada atmosfer di pluto, meskipun tipis,
3.000 kilometer tebalnya. Komposisi
atmosfer tersebut adalah nitrogen, metana,
dan karbon monoksida.
16. Planet Pluto kini berubah makin cerah dan merah
setelah 248 tahun lamanya berotasi mengelilingi
matahari mengubah musim.
Badan antariksa Amerika Serikat baru saja
mengambil gambar dari teleskop ruang angkasa
Hubble yang mengorbit. Gambar itu menunjukkan
belahan utara Pluto tampak lebih cerah dan
sekeliling planet itu menjadi merah.