Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis aritmia atau gangguan irama jantung, mulai dari aritmia pada nodus sinusal (seperti bradikardi dan takikardi sinus), aritmia atrium (seperti premature atrial contraction dan atrial fibrilasi), aritmia junctioanl, aritmia ventrikel (seperti premature ventricular contraction), blok AV, dan bentuk-bentuk lainnya seperti bundle branch block dan torsade de pointes.
4. Sinus Bradikardi
Sinus Bradikardi normal terjadi pada seorang
atlet dan pada saat tertidur.
Terjadi akibat Nodus SA mengeluarkan impuls
lebih lambat dari NSR
5. Sinus Takikardi
Terjadi akibat Nodus SA mengeluarkan impuls
lebih Cepat dari NSR
Terjadi pada latihan
fisik, kecemasan, demam, hiposemia, hipovolem
ia, dan Gagal Jantung
6. Sinus Aritmia
Nodus SA mengeluarkan implus yang irregular
sehingga menyebabkan jarak R-R’ iregular.
Impuls SA yang bervariasi selama
pernapasan, sering terjadi pada anak-anak dan
orang tua.
7. Sinus Arrest
Nodus SA gagal menghasilkan Impuls kemudian
menghasilkan impuls kembali.
Aktivitas listrik kembali saat nodus SA me-reset
dirinya sendiri atau alat pacu jantung
mengeluarkan listriknya.
Curah Jantung dapat turun dan menyebabkan
pusing hingga sinkop.
8. Blok SA
Blok terjadi pada beberapa interval P-P’
Setelah “Dropped Beat”, Siklus hadir sesuai
irama
Curah Jantung dapat menurun dan
menyebabkan pusing hingga sinkop.
12. Wandering Atrial Pacemaker (WAP)
Terjadi perpindahan situs pacemaker dari Nodus
SA ke situs Pacemaker laten lainnya di atrium
kemudian menuju persimpangan Nodus AV lalu
kembali bergerak ke Nodus SA.
WAP terjadi pada fluktuasi tonus Vagal, atau
pada penderita PPOK dan Peny. jantung
13. Multifocal Atrial Tachycardia (MAT)
Bentuk WAP berhubungan dengan ventrikel
dengan irama >100 bpm.
Sering mirip dengan A-Fib, MAT P-wave terlihat
Sering pada pasien PPOK dan terkadang terlihat
pada AMI
14. Premature Atrial Contraction (PAC)
Kontraksi lain terjadi lebih cepat dari siklus
normalnya
Setelah PAC, irama sinus tetap dilanjutkan
Terjadi pada pasien dengan penyakit jantung.
Sering menjadi pertanda akan terjadi AFib, PSVT, dan A-Flutt.
16. Supra Ventrikular Tachycardi (SVT)
150-250 BPM
Aritmia yang terjadi akibat cepatnya irama, Pwave tidak terlihat
SVT terkait dengan Caffein, Nikotin, Stress, dan
kecemasan pada orang dewasa.
Beberapa orang merasakan
angina, hipotensi, Pusing, dan palpitasi
17. Paroxysmal SVT
150-250 bpm irama cepat dan berhenti tiba-tiba
Untuk interpretasi yang akurat awal dan akhir
PSVT harus diketahui
Disebut juga (PAT)
Pasien merasakan Palpitasi, Pusing, dan Cemas
18. Atrial Flutter
250-350
Nodus AV mengkonduksi impuls ke ventrikel
dengan rasio 2:1, 3:1, 4:1 atau lebih besar
normalnya 1:1.
Kadang terjadi AV blok yang tetap dan derajat
bervariasi
19. Atrial Fibrilasi
Irama >350 bpm
Terjadi akibat terdapat beberapa fokus ektopik
pada atrium
Tidak ada depolarisasi atrium yang terdeteksi
20. WOLFF-PARKINSON-WHITE (WPW) SYNDROME
Pada WPWS jalur konduksi tambahan hadir
diantara atrium dan ventrikel. Impuls listrik akan
diteruskan secara cepat ke ventrikel.
Impuls cepat itu akan menyebabkan slurring
sebelum kompleks QRS, efek slured tersebut
disebut sebagai gelombang delta.
42. FIRST-DEGREE AV BLOCK
Rate: Depends on rate of underlying rhythm
Rhythm: Regular
P Waves: Normal (upright and uniform)
PR Interval: Prolonged (0.20 sec)
QRS: Normal (0.06–0.10 sec)
43. SECOND-DEGREE AV BLOCK: TYPE I (MOBITZ I
OR WENCKEBACH)
Rate: Depends on rate of underlying rhythm
Rhythm: Atrial: regular; ventricular: irregular
P Waves: Normal (upright and uniform), more P waves than QRS
PR Interval: Progressively longer until one P wave is blocked and a QRS is
dropped
QRS: Normal (0.06–0.10 sec)
44. SECOND-DEGREE AV BLOCK: TYPE II (MOBITZ II)
Rate: Atrial: usually 60–100 bpm; ventricular:
Rhythm: Atrial regular and ventricular may be slower than atrial rate regular
or irregular
P Waves: Normal (upright and uniform); more P waves than but constant
usually wide (0.10 sec) if the QRSs
PR Interval: Normal or prolonged
QRS: May be normal, but