SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 24
Oleh : Ridwansyah
THOHAROH & ADAB
BUANG HAJAT
Defisini Thoharoh
Thoharoh menurut bahasa bersih dan suci.
Thoharoh hukumnya merupakan wajib
berdasarkan Kitabullah dan as-Sunnah .
Thoharoh menurut istilah berarti mensucikan diri,
pakaian dan tempat dari hadats dan najis,
khususnya pada saat kita hendak shalat. Lebih jauh
lagi, thaharah berarti mensucikan diri dan hati.
Dalil Al-Qur’an dan Sunnah
َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬‫ا‬َّ‫و‬َّ‫ت‬‫ال‬ ُّ‫ب‬ ِ‫ح‬ُ‫ي‬ َ‫هللا‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬
َ‫ت‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُّ‫ب‬ ِ‫ح‬ُ‫ي‬َ‫و‬َ‫ن‬ْ‫ي‬ ِ‫ر‬ِ‫ه‬َ‫ط‬
“Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang
yang taubat dan
menyukai orang-orang
yang menyucikan diri.”
(Al-Baqarah : 222)
َ‫ص‬ُ ‫هللا‬ ُ‫ل‬َ‫ب‬ْ‫ق‬َ‫ي‬ َ‫ال‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ِ‫ب‬ً ‫ة‬َ‫ال‬ِ‫ر‬
‫ا‬ً‫ر‬ ْ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ط‬( .‫المس‬ ‫رواه‬‫لم‬)
Artinya: “ Allah tidak
menerima shalat
seseorang yang
tidak dalam keadaan
suci”. (H.R. Muslim)
Pembagian Thoharoh
Thoharoh
Thoharoh bathiniyah Thoharoh lahiriyah
Menyucikan jiwa dari dampak-
dampak dosa dan maksiat dengan
taubat yang sungguh-sungguh dari
setiap dosa dan maksiat, juga
menyucikan hati dari noda-noda
syirik, dengki, curang, dan berbagai
penyakit hati lainnya dengan
keikhlasan, keyakinan dan
mengharapkan keridhoan Allah
Subhanahu wa Ta’ala
Bersuci dari kotoran
dan hadats
Sarana Thoharoh
1. Air muthlaq yaitu air yang masih murni,
yang belum tercampur dengan apapun yang
dapat merubahnya, Contohnya : air sumur,
air mata air, air lembah, air laut yang asin
2. Debu yang suci yaitu permukaan tanah yang
suci berupa tanah, pasir, batu atau debu .
Definisi Hadats dan Najis
Hadats adalah sesuatu yang menyebabkan
seseorang tidak sah melakukan ibadah tertentu
seperti shalat
Najis adalah sesuatu yang datang dari dalam diri
(tubuh) manusia ataupun dari luar manusia; yang
dapat menyebabkan tidak sahnya badan, pakaian,
atau tempat untuk dipakai beribadah.
Macam-macam hadats
Hadats Kecil (Shughra):
1. Buang Air (baik dari dubur
maupun qubul)
2. Buang Angin
3. Hilang Akal sepert Tidur,
Pingsan, ataupun Gila.
4. Menyentuh wanita yang bukan
mahram dengan sengaja dan
dengan syahwat.
5. Tersentuh kemaluan (qubul dan
dubur) dengan telapak tangan atau
jari-jarinya yang tidak memakai
tutup (baik miliknya sendiri ataupun
orang lain)
Hadats Besar (Kubra)
1. Berhubungan kelamin walau
tidak keluar mani
2. Mengeluarkan mani/sperma
baik sengaja maupun tidak
3. Wanita yang selesai haid
4. Wanita yang baru melahirkan
dan selesai masa nifasnya
5. Seseorang yang baru masuk
islam
Macam-macam Najis
Najis Mukhaffafah
Najis yang ringan yaitu
air seni anak lak -laki di
bawah umur dua tahun
yang belum makan
makanan kecuali air
susu ibunya saja
Cara menyucikannya
cukup dengan
dipercikkan air saja
pada bagian yang
terkena najis tersebut.
Najis Mughallazah
Najis yang berat
yaitu anjing, babi
dan keturinan
kedua-duanya
Cara
menyucikannya
ialah dengan dicuci
tujuh kali dengan air
mutlak dan salah
satunya hendaklah
dengan air tanah.
Najis Mutawassitah
Najis pertengahan yaitu
selain najis mukhaffafah
dan najis mughallazah
Cara menyucikannya jika ada ain, hendaklah dihilangkan
ainnya itu dan segala sifatnya yaitu rasanya, baunya dan
warnanya. Jika setelah dicuci didapati masih tidak hilang
rasanya seperti kesat, hendaklah dicuci lagi hingga hilang
rasa itu. Setelah itu jika tidak hilang juga, ia dimaafkan. Jika
bau atau wama najis itu masih tidak hilang setelah dicuci dan
digosok tiga kali, hukumnya adalah dimaafkan. Jika najis itu
sudah tidak ada lagi ainnya dan tidak ada lagi sifatnya seperti
air kencing yang sudah kering pada kain dan hilang sifatnya,
cukuplah dengan dicucuri air pada tempat yang terkena najis
itu (najis hukmi). Arak apabila telah menjadi cuka dengan
sendirinya maka hukumnya suci dengan syarat tidak
dimasukkan benda lain di dalam tempat pemeramannya.
Cara Thoharoh
• Istinja
• Mencuci atau membasuh dengan air
• Memercikkan Air
• Menyamak
Thoharoh
dari najis
• Wudhu
• Tayamum
• Mandi
Thoharoh
dari
hadats
Adab Buang Hajat
Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,
ِ ‫ه‬‫اَّلل‬ ِ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫ع‬َ‫م‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ج‬ َ‫َر‬‫خ‬-‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬-‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ َ‫و‬ ٍ‫ر‬َ‫ف‬َ‫س‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ِ ‫ه‬‫اَّلل‬ ُ‫ل‬
-‫هللا‬ ‫صلى‬‫عليه‬‫وسلم‬-َ‫ال‬َ‫ت‬َ‫ي‬ ‫ى‬‫ه‬‫ت‬َ‫ح‬ َ‫از‬ َ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ت‬ْ‫أ‬َ‫ي‬َ‫ال‬َ‫ف‬ َ‫هب‬‫ي‬َ‫غ‬‫ى‬ َ‫ر‬ُ‫ي‬
 “Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam ketika safar, beliau tidak menunaikan hajatnya di daerah
terbuka, namun beliau pergi ke tempat yang jauh sampai tidak
nampak dan tidak terlihat.” HR. Ibnu Majah no. 335. Syaikh Al
Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.
1. Menutup diri dan menjauh dari manusia ketika buang hajat.
2. Tidak membawa sesuatu yang bertuliskan nama Allah.
Seperti memakai cincin yang bertuliskan nama Allah dan
semacamnya. Hal ini terlarang karena kita diperintahkan untuk
mengagungkan nama Allah dan ini sudah diketahui oleh setiap
orang secara pasti. Allah Ta’ala berfirman,
‫ا‬ َ‫ر‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫ش‬ ْ‫م‬ِ‫ظ‬َ‫ع‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫و‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬َ‫ه‬‫ه‬‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ِ ‫ه‬‫َّلل‬‫ى‬ َ‫و‬ْ‫ق‬ِ‫ب‬‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬
“Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa
mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu
timbul dari ketakwaan hati.” (QS. Al Hajj: 32)
3. Membaca basmalah dan meminta perlindungan pada Allah
(membawa ta’awudz) sebelum masuk tempat buang hajat.
Dalil dari hal ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam,
َ‫ع‬ َ‫و‬ ِ‫ن‬ ِ‫ج‬ْ‫ال‬ ِ‫ن‬ُ‫ي‬ْ‫ع‬َ‫أ‬ َ‫ْن‬‫ي‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ر‬ْ‫ت‬َ‫س‬َ‫خ‬َ‫د‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫م‬َ‫د‬‫آ‬ ‫ى‬ِ‫ن‬َ‫ب‬ ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ر‬ ْ‫و‬ُ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ َ‫ل‬
ِ‫م‬ْ‫س‬ِ‫ب‬ َ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫ء‬َ‫ال‬َ‫خ‬ْ‫ال‬ِ ‫ه‬‫اَّلل‬
 “Penghalang antara pandangan jin dan aurat manusia adalah
jika salah seorang di antara mereka memasuki tempat buang
hajat, lalu ia ucapkan “Bismillah”. HR. Tirmidzi no. 606, dari
‘Ali bin Abi Tholib. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa
hadits ini shahih.
Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan,
َ‫َان‬‫ك‬ُّ‫ى‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬–‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬–ِ‫إ‬َ‫ء‬َ‫ال‬َ‫خ‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ل‬َ‫خ‬َ‫د‬ ‫ا‬َ‫ذ‬
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬«َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ك‬ِ‫ب‬ ُ‫ذ‬‫و‬ُ‫ع‬َ‫أ‬ ‫ى‬ِ‫ن‬ِ‫إ‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ل‬‫ال‬ِِ ُ‫ب‬ُ‫خ‬ْ‫ل‬‫ا‬ِِ ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ب‬َ‫خ‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika memasuki
jamban, beliau ucapkan: Allahumma inni a’udzu bika minal
khubutsi wal khobaits (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu
dari setan laki-laki dan setan perempuan) HR. Bukhari no. 142
dan Muslim no. 375.
4. Masuk ke tempat buang hajat terlebih dahulu dengan kaki
kiri dan keluar dari tempat tersebut dengan kaki kanan.
َ‫َان‬‫ك‬ُّ‫ى‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬–‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬–ُ‫ي‬ُّ‫م‬َ‫ي‬َّ‫ت‬‫ال‬ ُ‫ه‬ُ‫ب‬ ِ‫ج‬ْ‫ع‬‫ى‬ِ‫ف‬ ُ‫ن‬
َ‫و‬ ِ‫ه‬ ِ‫ور‬ُ‫ه‬ُ‫ط‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ل‬ُّ‫ج‬َ‫ر‬َ‫ت‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ل‬ُّ‫ع‬َ‫ن‬َ‫ت‬ِ‫ه‬ِ‫ُل‬‫ك‬ ِ‫ه‬ِ‫ن‬ََْْ ‫ى‬ِ‫ف‬
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih suka mendahulukan
yang kanan ketika memakai sandal, menyisir rambut, ketika
bersuci dan dalam setiap perkara (yang baik-baik).” HR.
Bukhari no. 168 dan Muslim no. 268, dari ‘Aisyah radhiyallahu
‘anha
Syaikh Ali Basam mengatakan, “Mendahulukan yang kanan
untuk perkara yang baik, ini ditunjukkan oleh dalil syar’i, dalil
logika dan didukung oleh fitrah yang baik. Sedangkan untuk
perkara yang jelek, maka digunakan yang kiri. Hal inilah yang
lebih pantas berdasarkan dalil syar’i dan logika.”
5. Tidak menghadap kiblat atau pun membelakanginya.
Dari Abu Ayyub Al Anshori, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
“Jika kalian mendatangi jamban, maka janganlah kalian
menghadap kiblat dan membelakanginya. Akan tetapi, hadaplah
ke arah timur atau barat.” Abu Ayyub mengatakan, “Dulu kami
pernah tinggal di Syam. Kami mendapati jamban kami dibangun
menghadap ke arah kiblat. Kami pun mengubah arah tempat
tersebut dan kami memohon ampun pada Allah Ta’ala.” HR.
Bukhari no. 394 dan Muslim no. 264.
Yang dimaksud dengan “hadaplah arah barat dan timur” adalah
ketika kondisinya di Madinah. Namun kalau kita berada di
Indonesia, maka berdasarkan hadits ini kita dilarang buang hajat
dengan menghadap arah barat dan timur, dan diperintahkan
menghadap ke utara atau selatan.
Jawaban yang lebih tepat, hal ini berlaku di dalam dan di luar
bangunan berdasarkan keumuman hadits Abu Ayyub Al
Anshori di atas. Pendapat ini dipilih oleh Imam Abu Hanifah,
Imam Ahmad, Ibnu Hazm, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah,
Muhammad bin ‘Ali Asy Syaukani dan pendapat terakhir dari
Syaikh Ali Basam.
Namun apakah larangan menghadap
kiblat dan membelakanginya ketika buang
hajat berlaku di dalam bangunan dan di
luar bangunan??
6. Terlarang berbicara secara mutlak kecuali jika darurat.
Dalilnya adalah hadits dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma,
beliau berkata,
ِ ‫ه‬‫اَّلل‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫و‬ ‫ه‬‫ر‬َ‫م‬ ً‫ال‬ُ‫ج‬َ‫ر‬ ‫ه‬‫ن‬َ‫أ‬-‫ص‬‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫لى‬-ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ب‬َ‫ي‬
‫ه‬‫د‬ُ‫ر‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬َ‫ف‬ َ‫م‬‫ه‬‫ل‬َ‫س‬َ‫ف‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬
“Ada seseorang yang melewati Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam dan beliau sedang kencing. Ketika itu, orang
tersebut mengucapkan salam, namun beliau tidak
membalasnya.” HR. Muslim no. 370.
7. Tidak buang hajat di jalan dan tempat bernaungnya
manusia.
Dalilnya adalah hadits dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
ِ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ن‬‫ا‬َّ‫ع‬َّ‫ل‬‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬‫ا‬».َّ‫ع‬َّ‫ل‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ِ َّ‫اَّلل‬ َ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫ا‬َ‫ي‬ ِ‫ان‬َ‫ن‬‫ا‬«‫ِى‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬
‫ى‬ِ‫ف‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ِ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ ِ‫يق‬ ِ‫ر‬َ‫ط‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫خ‬َ‫ت‬َ‫ي‬ِ‫ظ‬ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ل‬
“Hati-hatilah dengan al la’anain (orang yang dilaknat oleh
manusia)!” Para sahabat bertanya, “Siapa itu al la’anain (orang
yang dilaknat oleh manusia), wahai Rasulullah?” Beliau
bersabda, “Mereka adalah orang yang buang hajat di jalan dan
tempat bernaungnya manusia. HR. Muslim no. 269.
8. Tidak buang hajat di air yang tergenang
Dalilnya adalah hadits Jabir bin ‘Abdillah, beliau berkata,
ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ب‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ى‬َ‫ه‬َ‫ن‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬َ‫أ‬ِ‫د‬ِ‫ك‬‫ا‬َّ‫ر‬‫ال‬ ِ‫اء‬َ‫م‬.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kencing di
air tergenang.” HR. Muslim no. 281.
9. Memperhatikan adab ketika istinja’ (membersihkan
sisa kotoran setelah buang hajat, alias cebok)
1. Tidak beristinja’ dan menyentuh
kemaluan dengan tangan kanan
2. Beristinja’ bisa dengan menggunakan air
atau menggunakan minimal tiga batu
(istijmar).
3. Memerciki kemaluan dan celana dengan
air setelah kencing untuk menghilangkan
was-was.
10. Mengucapkan do’a “ghufronaka” setelah
keluar kamar mandi.
Dalilnya adalah hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau
berkata,
َّ‫ى‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ َّ‫ن‬َ‫أ‬-‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬-َ‫َان‬‫ك‬َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ج‬َ‫ر‬َ‫خ‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ِ‫ط‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫غ‬ْ‫ل‬‫ا‬«َ‫ك‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫ر‬ْ‫ف‬ُ‫غ‬
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa setelah beliau keluar
kamar mandi beliau ucapkan “ghufronaka” (Ya Allah, aku
memohon ampun pada-Mu).” HR. Abu Daud no. 30, At Tirmidzi
no. 7, Ibnu Majah no. 300, Ad Darimi no. 680. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih.
Dan Allah Lebih Mengetahui
Yang Sebenar-benarnya

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

5 keistimewaan sirah rasulullah s.a.w
5 keistimewaan sirah rasulullah s.a.w5 keistimewaan sirah rasulullah s.a.w
5 keistimewaan sirah rasulullah s.a.w
Jason Lam
 
4.1 ar rahn (konsep 1)
4.1 ar rahn (konsep 1)4.1 ar rahn (konsep 1)
4.1 ar rahn (konsep 1)
shahirah44
 
Taharah
TaharahTaharah
Taharah
E wan
 
Kitab at tibyan fi adab hamalat al-qur' an karya imam nawawi - rmi project sy...
Kitab at tibyan fi adab hamalat al-qur' an karya imam nawawi - rmi project sy...Kitab at tibyan fi adab hamalat al-qur' an karya imam nawawi - rmi project sy...
Kitab at tibyan fi adab hamalat al-qur' an karya imam nawawi - rmi project sy...
Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama
 
Jual Beli - Khiyar
Jual Beli - KhiyarJual Beli - Khiyar
Jual Beli - Khiyar
ezz_ally
 
Tashahhud www.scmuslim.com
Tashahhud www.scmuslim.comTashahhud www.scmuslim.com
Tashahhud www.scmuslim.com
scmuslim
 

Was ist angesagt? (20)

Mencintai dan mengikuti rasul saw secara kâffah
Mencintai  dan mengikuti  rasul saw secara kâffahMencintai  dan mengikuti  rasul saw secara kâffah
Mencintai dan mengikuti rasul saw secara kâffah
 
5 keistimewaan sirah rasulullah s.a.w
5 keistimewaan sirah rasulullah s.a.w5 keistimewaan sirah rasulullah s.a.w
5 keistimewaan sirah rasulullah s.a.w
 
Al hilm
Al hilmAl hilm
Al hilm
 
Luqatah 1( Barang Keciciran)
Luqatah 1( Barang Keciciran)Luqatah 1( Barang Keciciran)
Luqatah 1( Barang Keciciran)
 
Jenis khurafat
Jenis khurafatJenis khurafat
Jenis khurafat
 
SESI 1 METODOLOGI HADIS TEMATIK
SESI 1 METODOLOGI HADIS TEMATIKSESI 1 METODOLOGI HADIS TEMATIK
SESI 1 METODOLOGI HADIS TEMATIK
 
Peranan aqidah & kesannya
Peranan aqidah & kesannyaPeranan aqidah & kesannya
Peranan aqidah & kesannya
 
Bakhil
BakhilBakhil
Bakhil
 
4.1 ar rahn (konsep 1)
4.1 ar rahn (konsep 1)4.1 ar rahn (konsep 1)
4.1 ar rahn (konsep 1)
 
Taharah
TaharahTaharah
Taharah
 
Al nubuwwah
Al nubuwwahAl nubuwwah
Al nubuwwah
 
MAKALAH MATERI TENTANG MUNAFIK
MAKALAH MATERI TENTANG MUNAFIKMAKALAH MATERI TENTANG MUNAFIK
MAKALAH MATERI TENTANG MUNAFIK
 
Kitab at tibyan fi adab hamalat al-qur' an karya imam nawawi - rmi project sy...
Kitab at tibyan fi adab hamalat al-qur' an karya imam nawawi - rmi project sy...Kitab at tibyan fi adab hamalat al-qur' an karya imam nawawi - rmi project sy...
Kitab at tibyan fi adab hamalat al-qur' an karya imam nawawi - rmi project sy...
 
Jual Beli - Khiyar
Jual Beli - KhiyarJual Beli - Khiyar
Jual Beli - Khiyar
 
Aqidah : Beriman Kepada Kitab
Aqidah : Beriman Kepada KitabAqidah : Beriman Kepada Kitab
Aqidah : Beriman Kepada Kitab
 
Slide sadd al dzar'i
Slide sadd al dzar'iSlide sadd al dzar'i
Slide sadd al dzar'i
 
Qiyas
QiyasQiyas
Qiyas
 
BIMS1023 Akidah Islam - Bahagian 14 (Sifat-Sifat Wajib Bagi Rasul)
BIMS1023 Akidah Islam - Bahagian 14 (Sifat-Sifat Wajib Bagi Rasul)BIMS1023 Akidah Islam - Bahagian 14 (Sifat-Sifat Wajib Bagi Rasul)
BIMS1023 Akidah Islam - Bahagian 14 (Sifat-Sifat Wajib Bagi Rasul)
 
Tashahhud www.scmuslim.com
Tashahhud www.scmuslim.comTashahhud www.scmuslim.com
Tashahhud www.scmuslim.com
 
Makna dan Konsekuensi Syahadat
Makna dan Konsekuensi SyahadatMakna dan Konsekuensi Syahadat
Makna dan Konsekuensi Syahadat
 

Ähnlich wie Thoharoh & pembahasannya

Bacaan dzikir yang shahih setelah shalat fardhu sesuai sunnah
Bacaan dzikir yang shahih setelah shalat fardhu sesuai sunnahBacaan dzikir yang shahih setelah shalat fardhu sesuai sunnah
Bacaan dzikir yang shahih setelah shalat fardhu sesuai sunnah
Noni Juliasari
 
Kepribadian rasulullah saw dari sisi pergaulan sosial
Kepribadian rasulullah saw dari sisi pergaulan sosialKepribadian rasulullah saw dari sisi pergaulan sosial
Kepribadian rasulullah saw dari sisi pergaulan sosial
Fori Suwargono
 

Ähnlich wie Thoharoh & pembahasannya (20)

AKHLAK SANDANG DAN PANGAN.pptx
AKHLAK SANDANG DAN PANGAN.pptxAKHLAK SANDANG DAN PANGAN.pptx
AKHLAK SANDANG DAN PANGAN.pptx
 
Etika muslim sehari-hari
Etika muslim sehari-hariEtika muslim sehari-hari
Etika muslim sehari-hari
 
Bimbingan mengurus jenazah
Bimbingan mengurus jenazahBimbingan mengurus jenazah
Bimbingan mengurus jenazah
 
Akhlak
AkhlakAkhlak
Akhlak
 
Thaharah
ThaharahThaharah
Thaharah
 
Makalah Klompok Diskusi I Syahnur Ardanil Siagian dkk.SM V MD-D FDK UINSU 2019
Makalah Klompok Diskusi I Syahnur Ardanil Siagian dkk.SM V MD-D FDK UINSU 2019Makalah Klompok Diskusi I Syahnur Ardanil Siagian dkk.SM V MD-D FDK UINSU 2019
Makalah Klompok Diskusi I Syahnur Ardanil Siagian dkk.SM V MD-D FDK UINSU 2019
 
Fikih Pengurusan Jenazah.pptx
Fikih Pengurusan Jenazah.pptxFikih Pengurusan Jenazah.pptx
Fikih Pengurusan Jenazah.pptx
 
Thaharah.ppt
Thaharah.pptThaharah.ppt
Thaharah.ppt
 
Adabul Majlis, Dan Kesalahan-kesalahan di dalamnya
Adabul Majlis, Dan Kesalahan-kesalahan di dalamnyaAdabul Majlis, Dan Kesalahan-kesalahan di dalamnya
Adabul Majlis, Dan Kesalahan-kesalahan di dalamnya
 
Kemudahan sifatwudhunabi ustadzabu‘abdilmuhsinas-soronji
Kemudahan sifatwudhunabi ustadzabu‘abdilmuhsinas-soronjiKemudahan sifatwudhunabi ustadzabu‘abdilmuhsinas-soronji
Kemudahan sifatwudhunabi ustadzabu‘abdilmuhsinas-soronji
 
Ppt sholat
Ppt sholatPpt sholat
Ppt sholat
 
Bacaan dzikir yang shahih setelah shalat fardhu sesuai sunnah
Bacaan dzikir yang shahih setelah shalat fardhu sesuai sunnahBacaan dzikir yang shahih setelah shalat fardhu sesuai sunnah
Bacaan dzikir yang shahih setelah shalat fardhu sesuai sunnah
 
Safinatun Najjah
Safinatun NajjahSafinatun Najjah
Safinatun Najjah
 
Sholat 5 waktu
Sholat 5 waktuSholat 5 waktu
Sholat 5 waktu
 
Terjemahan Kitab Safinatun Najah RMI Project Syndication - www.rmi-nu.or.id
Terjemahan Kitab Safinatun Najah   RMI Project Syndication - www.rmi-nu.or.idTerjemahan Kitab Safinatun Najah   RMI Project Syndication - www.rmi-nu.or.id
Terjemahan Kitab Safinatun Najah RMI Project Syndication - www.rmi-nu.or.id
 
ASAS-ASAS ISLAM.pptx
ASAS-ASAS ISLAM.pptxASAS-ASAS ISLAM.pptx
ASAS-ASAS ISLAM.pptx
 
Ppt salat jenazah
Ppt salat jenazahPpt salat jenazah
Ppt salat jenazah
 
Sujud Tilawah, Sahwi & Syukur
Sujud Tilawah, Sahwi & SyukurSujud Tilawah, Sahwi & Syukur
Sujud Tilawah, Sahwi & Syukur
 
Kepribadian rasulullah saw dari sisi pergaulan sosial
Kepribadian rasulullah saw dari sisi pergaulan sosialKepribadian rasulullah saw dari sisi pergaulan sosial
Kepribadian rasulullah saw dari sisi pergaulan sosial
 
Dalil Tradisi NU
Dalil Tradisi NUDalil Tradisi NU
Dalil Tradisi NU
 

Mehr von ridwansyah218 (8)

Adab terhadap Al-Qur'an
Adab terhadap Al-Qur'anAdab terhadap Al-Qur'an
Adab terhadap Al-Qur'an
 
Ma’rifatul insan
Ma’rifatul insan Ma’rifatul insan
Ma’rifatul insan
 
Adab berpakaian
Adab berpakaianAdab berpakaian
Adab berpakaian
 
Adab bertamu
Adab bertamuAdab bertamu
Adab bertamu
 
Adab terhadap kedua orang tua
Adab terhadap kedua orang tuaAdab terhadap kedua orang tua
Adab terhadap kedua orang tua
 
Tugas ridwansyah
Tugas ridwansyahTugas ridwansyah
Tugas ridwansyah
 
Adab persaudaraan
Adab persaudaraanAdab persaudaraan
Adab persaudaraan
 
Adab terhadap diri sendiri
Adab terhadap diri sendiriAdab terhadap diri sendiri
Adab terhadap diri sendiri
 

Kürzlich hochgeladen

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 

Thoharoh & pembahasannya

  • 1. Oleh : Ridwansyah THOHAROH & ADAB BUANG HAJAT
  • 2. Defisini Thoharoh Thoharoh menurut bahasa bersih dan suci. Thoharoh hukumnya merupakan wajib berdasarkan Kitabullah dan as-Sunnah . Thoharoh menurut istilah berarti mensucikan diri, pakaian dan tempat dari hadats dan najis, khususnya pada saat kita hendak shalat. Lebih jauh lagi, thaharah berarti mensucikan diri dan hati.
  • 3. Dalil Al-Qur’an dan Sunnah َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬‫ا‬َّ‫و‬َّ‫ت‬‫ال‬ ُّ‫ب‬ ِ‫ح‬ُ‫ي‬ َ‫هللا‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫ت‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُّ‫ب‬ ِ‫ح‬ُ‫ي‬َ‫و‬َ‫ن‬ْ‫ي‬ ِ‫ر‬ِ‫ه‬َ‫ط‬ “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.” (Al-Baqarah : 222) َ‫ص‬ُ ‫هللا‬ ُ‫ل‬َ‫ب‬ْ‫ق‬َ‫ي‬ َ‫ال‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ِ‫ب‬ً ‫ة‬َ‫ال‬ِ‫ر‬ ‫ا‬ً‫ر‬ ْ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ط‬( .‫المس‬ ‫رواه‬‫لم‬) Artinya: “ Allah tidak menerima shalat seseorang yang tidak dalam keadaan suci”. (H.R. Muslim)
  • 4. Pembagian Thoharoh Thoharoh Thoharoh bathiniyah Thoharoh lahiriyah Menyucikan jiwa dari dampak- dampak dosa dan maksiat dengan taubat yang sungguh-sungguh dari setiap dosa dan maksiat, juga menyucikan hati dari noda-noda syirik, dengki, curang, dan berbagai penyakit hati lainnya dengan keikhlasan, keyakinan dan mengharapkan keridhoan Allah Subhanahu wa Ta’ala Bersuci dari kotoran dan hadats
  • 5. Sarana Thoharoh 1. Air muthlaq yaitu air yang masih murni, yang belum tercampur dengan apapun yang dapat merubahnya, Contohnya : air sumur, air mata air, air lembah, air laut yang asin 2. Debu yang suci yaitu permukaan tanah yang suci berupa tanah, pasir, batu atau debu .
  • 6. Definisi Hadats dan Najis Hadats adalah sesuatu yang menyebabkan seseorang tidak sah melakukan ibadah tertentu seperti shalat Najis adalah sesuatu yang datang dari dalam diri (tubuh) manusia ataupun dari luar manusia; yang dapat menyebabkan tidak sahnya badan, pakaian, atau tempat untuk dipakai beribadah.
  • 7. Macam-macam hadats Hadats Kecil (Shughra): 1. Buang Air (baik dari dubur maupun qubul) 2. Buang Angin 3. Hilang Akal sepert Tidur, Pingsan, ataupun Gila. 4. Menyentuh wanita yang bukan mahram dengan sengaja dan dengan syahwat. 5. Tersentuh kemaluan (qubul dan dubur) dengan telapak tangan atau jari-jarinya yang tidak memakai tutup (baik miliknya sendiri ataupun orang lain) Hadats Besar (Kubra) 1. Berhubungan kelamin walau tidak keluar mani 2. Mengeluarkan mani/sperma baik sengaja maupun tidak 3. Wanita yang selesai haid 4. Wanita yang baru melahirkan dan selesai masa nifasnya 5. Seseorang yang baru masuk islam
  • 8. Macam-macam Najis Najis Mukhaffafah Najis yang ringan yaitu air seni anak lak -laki di bawah umur dua tahun yang belum makan makanan kecuali air susu ibunya saja Cara menyucikannya cukup dengan dipercikkan air saja pada bagian yang terkena najis tersebut.
  • 9. Najis Mughallazah Najis yang berat yaitu anjing, babi dan keturinan kedua-duanya Cara menyucikannya ialah dengan dicuci tujuh kali dengan air mutlak dan salah satunya hendaklah dengan air tanah.
  • 10. Najis Mutawassitah Najis pertengahan yaitu selain najis mukhaffafah dan najis mughallazah Cara menyucikannya jika ada ain, hendaklah dihilangkan ainnya itu dan segala sifatnya yaitu rasanya, baunya dan warnanya. Jika setelah dicuci didapati masih tidak hilang rasanya seperti kesat, hendaklah dicuci lagi hingga hilang rasa itu. Setelah itu jika tidak hilang juga, ia dimaafkan. Jika bau atau wama najis itu masih tidak hilang setelah dicuci dan digosok tiga kali, hukumnya adalah dimaafkan. Jika najis itu sudah tidak ada lagi ainnya dan tidak ada lagi sifatnya seperti air kencing yang sudah kering pada kain dan hilang sifatnya, cukuplah dengan dicucuri air pada tempat yang terkena najis itu (najis hukmi). Arak apabila telah menjadi cuka dengan sendirinya maka hukumnya suci dengan syarat tidak dimasukkan benda lain di dalam tempat pemeramannya.
  • 11. Cara Thoharoh • Istinja • Mencuci atau membasuh dengan air • Memercikkan Air • Menyamak Thoharoh dari najis • Wudhu • Tayamum • Mandi Thoharoh dari hadats
  • 12. Adab Buang Hajat Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, ِ ‫ه‬‫اَّلل‬ ِ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫ع‬َ‫م‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ج‬ َ‫َر‬‫خ‬-‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬-‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ َ‫و‬ ٍ‫ر‬َ‫ف‬َ‫س‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ِ ‫ه‬‫اَّلل‬ ُ‫ل‬ -‫هللا‬ ‫صلى‬‫عليه‬‫وسلم‬-َ‫ال‬َ‫ت‬َ‫ي‬ ‫ى‬‫ه‬‫ت‬َ‫ح‬ َ‫از‬ َ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ت‬ْ‫أ‬َ‫ي‬َ‫ال‬َ‫ف‬ َ‫هب‬‫ي‬َ‫غ‬‫ى‬ َ‫ر‬ُ‫ي‬  “Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika safar, beliau tidak menunaikan hajatnya di daerah terbuka, namun beliau pergi ke tempat yang jauh sampai tidak nampak dan tidak terlihat.” HR. Ibnu Majah no. 335. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. 1. Menutup diri dan menjauh dari manusia ketika buang hajat.
  • 13. 2. Tidak membawa sesuatu yang bertuliskan nama Allah. Seperti memakai cincin yang bertuliskan nama Allah dan semacamnya. Hal ini terlarang karena kita diperintahkan untuk mengagungkan nama Allah dan ini sudah diketahui oleh setiap orang secara pasti. Allah Ta’ala berfirman, ‫ا‬ َ‫ر‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫ش‬ ْ‫م‬ِ‫ظ‬َ‫ع‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫و‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬َ‫ه‬‫ه‬‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ِ ‫ه‬‫َّلل‬‫ى‬ َ‫و‬ْ‫ق‬ِ‫ب‬‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬ “Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (QS. Al Hajj: 32)
  • 14. 3. Membaca basmalah dan meminta perlindungan pada Allah (membawa ta’awudz) sebelum masuk tempat buang hajat. Dalil dari hal ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, َ‫ع‬ َ‫و‬ ِ‫ن‬ ِ‫ج‬ْ‫ال‬ ِ‫ن‬ُ‫ي‬ْ‫ع‬َ‫أ‬ َ‫ْن‬‫ي‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ر‬ْ‫ت‬َ‫س‬َ‫خ‬َ‫د‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫م‬َ‫د‬‫آ‬ ‫ى‬ِ‫ن‬َ‫ب‬ ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ر‬ ْ‫و‬ُ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ َ‫ل‬ ِ‫م‬ْ‫س‬ِ‫ب‬ َ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫ء‬َ‫ال‬َ‫خ‬ْ‫ال‬ِ ‫ه‬‫اَّلل‬  “Penghalang antara pandangan jin dan aurat manusia adalah jika salah seorang di antara mereka memasuki tempat buang hajat, lalu ia ucapkan “Bismillah”. HR. Tirmidzi no. 606, dari ‘Ali bin Abi Tholib. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.
  • 15. Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan, َ‫َان‬‫ك‬ُّ‫ى‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬–‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬–ِ‫إ‬َ‫ء‬َ‫ال‬َ‫خ‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ل‬َ‫خ‬َ‫د‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬«َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ك‬ِ‫ب‬ ُ‫ذ‬‫و‬ُ‫ع‬َ‫أ‬ ‫ى‬ِ‫ن‬ِ‫إ‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ل‬‫ال‬ِِ ُ‫ب‬ُ‫خ‬ْ‫ل‬‫ا‬ِِ ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ب‬َ‫خ‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika memasuki jamban, beliau ucapkan: Allahumma inni a’udzu bika minal khubutsi wal khobaits (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan) HR. Bukhari no. 142 dan Muslim no. 375.
  • 16. 4. Masuk ke tempat buang hajat terlebih dahulu dengan kaki kiri dan keluar dari tempat tersebut dengan kaki kanan. َ‫َان‬‫ك‬ُّ‫ى‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬–‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬–ُ‫ي‬ُّ‫م‬َ‫ي‬َّ‫ت‬‫ال‬ ُ‫ه‬ُ‫ب‬ ِ‫ج‬ْ‫ع‬‫ى‬ِ‫ف‬ ُ‫ن‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ ِ‫ور‬ُ‫ه‬ُ‫ط‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ل‬ُّ‫ج‬َ‫ر‬َ‫ت‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ل‬ُّ‫ع‬َ‫ن‬َ‫ت‬ِ‫ه‬ِ‫ُل‬‫ك‬ ِ‫ه‬ِ‫ن‬ََْْ ‫ى‬ِ‫ف‬ “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih suka mendahulukan yang kanan ketika memakai sandal, menyisir rambut, ketika bersuci dan dalam setiap perkara (yang baik-baik).” HR. Bukhari no. 168 dan Muslim no. 268, dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha Syaikh Ali Basam mengatakan, “Mendahulukan yang kanan untuk perkara yang baik, ini ditunjukkan oleh dalil syar’i, dalil logika dan didukung oleh fitrah yang baik. Sedangkan untuk perkara yang jelek, maka digunakan yang kiri. Hal inilah yang lebih pantas berdasarkan dalil syar’i dan logika.”
  • 17. 5. Tidak menghadap kiblat atau pun membelakanginya. Dari Abu Ayyub Al Anshori, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian mendatangi jamban, maka janganlah kalian menghadap kiblat dan membelakanginya. Akan tetapi, hadaplah ke arah timur atau barat.” Abu Ayyub mengatakan, “Dulu kami pernah tinggal di Syam. Kami mendapati jamban kami dibangun menghadap ke arah kiblat. Kami pun mengubah arah tempat tersebut dan kami memohon ampun pada Allah Ta’ala.” HR. Bukhari no. 394 dan Muslim no. 264. Yang dimaksud dengan “hadaplah arah barat dan timur” adalah ketika kondisinya di Madinah. Namun kalau kita berada di Indonesia, maka berdasarkan hadits ini kita dilarang buang hajat dengan menghadap arah barat dan timur, dan diperintahkan menghadap ke utara atau selatan.
  • 18. Jawaban yang lebih tepat, hal ini berlaku di dalam dan di luar bangunan berdasarkan keumuman hadits Abu Ayyub Al Anshori di atas. Pendapat ini dipilih oleh Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad, Ibnu Hazm, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Muhammad bin ‘Ali Asy Syaukani dan pendapat terakhir dari Syaikh Ali Basam. Namun apakah larangan menghadap kiblat dan membelakanginya ketika buang hajat berlaku di dalam bangunan dan di luar bangunan??
  • 19. 6. Terlarang berbicara secara mutlak kecuali jika darurat. Dalilnya adalah hadits dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata, ِ ‫ه‬‫اَّلل‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫و‬ ‫ه‬‫ر‬َ‫م‬ ً‫ال‬ُ‫ج‬َ‫ر‬ ‫ه‬‫ن‬َ‫أ‬-‫ص‬‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫لى‬-ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ب‬َ‫ي‬ ‫ه‬‫د‬ُ‫ر‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬َ‫ف‬ َ‫م‬‫ه‬‫ل‬َ‫س‬َ‫ف‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ “Ada seseorang yang melewati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau sedang kencing. Ketika itu, orang tersebut mengucapkan salam, namun beliau tidak membalasnya.” HR. Muslim no. 370.
  • 20. 7. Tidak buang hajat di jalan dan tempat bernaungnya manusia. Dalilnya adalah hadits dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ِ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ن‬‫ا‬َّ‫ع‬َّ‫ل‬‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬‫ا‬».َّ‫ع‬َّ‫ل‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ِ َّ‫اَّلل‬ َ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫ا‬َ‫ي‬ ِ‫ان‬َ‫ن‬‫ا‬«‫ِى‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ِ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ ِ‫يق‬ ِ‫ر‬َ‫ط‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫خ‬َ‫ت‬َ‫ي‬ِ‫ظ‬ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ل‬ “Hati-hatilah dengan al la’anain (orang yang dilaknat oleh manusia)!” Para sahabat bertanya, “Siapa itu al la’anain (orang yang dilaknat oleh manusia), wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Mereka adalah orang yang buang hajat di jalan dan tempat bernaungnya manusia. HR. Muslim no. 269.
  • 21. 8. Tidak buang hajat di air yang tergenang Dalilnya adalah hadits Jabir bin ‘Abdillah, beliau berkata, ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ب‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ى‬َ‫ه‬َ‫ن‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬َ‫أ‬ِ‫د‬ِ‫ك‬‫ا‬َّ‫ر‬‫ال‬ ِ‫اء‬َ‫م‬. “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kencing di air tergenang.” HR. Muslim no. 281.
  • 22. 9. Memperhatikan adab ketika istinja’ (membersihkan sisa kotoran setelah buang hajat, alias cebok) 1. Tidak beristinja’ dan menyentuh kemaluan dengan tangan kanan 2. Beristinja’ bisa dengan menggunakan air atau menggunakan minimal tiga batu (istijmar). 3. Memerciki kemaluan dan celana dengan air setelah kencing untuk menghilangkan was-was.
  • 23. 10. Mengucapkan do’a “ghufronaka” setelah keluar kamar mandi. Dalilnya adalah hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata, َّ‫ى‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ َّ‫ن‬َ‫أ‬-‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬-َ‫َان‬‫ك‬َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ج‬َ‫ر‬َ‫خ‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ِ‫ط‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫غ‬ْ‫ل‬‫ا‬«َ‫ك‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫ر‬ْ‫ف‬ُ‫غ‬ “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa setelah beliau keluar kamar mandi beliau ucapkan “ghufronaka” (Ya Allah, aku memohon ampun pada-Mu).” HR. Abu Daud no. 30, At Tirmidzi no. 7, Ibnu Majah no. 300, Ad Darimi no. 680. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.
  • 24. Dan Allah Lebih Mengetahui Yang Sebenar-benarnya