Bab 10 dokumen tersebut membahas pengawasan pembiayaan dalam manajemen keuangan Islam, meliputi dasar hukum dan tujuannya untuk menjaga keseimbangan aset dan liabilitas serta mengurangi risiko. Dibahas pula jenis risiko, struktur dana, pendekatan strategis dalam pengawasan, proses monitoring, indikator peringatan dini, struktur pengawasan, dan pelaksanaannya.
2. Dasar Hukum
Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu
mengkhianati amanat-amanat yang
dipercayakan kepadamu, sedang kamu
mengetahui. (QS Al-Anfaal [8]: 27
Dan orang-orang yang memelihara
amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.
(QS Al-Mu’minuun [23]: 8))
3. Tujuan Pengawasan Pembiayaan
Menjaga keseimbangan assets dan liabilities
untuk mengatasi risiko-risiko yang
ditimbulkan jika terjadi
ketidakseimbangan antara assets dan
liabilities
4. Macam-macam Resiko
Risiko mismacth, yaitu terganggunya likuiditas karena liquidity
management-nya kurang tajam, sebab kurang memperhatikan
kebutuhan/penarikan para deposan, penarikan-penarikan atas
dasar commitment yang dibuat, dan investasi tidak memenuhi
kriteria, seperti harus liquid, jangka pendek, dan
marketibilitasnya tinggi.
Risiko interest rate, yaitu kesalahan dalam liquidity
management strategy, maka timbul gangguan likuiditas,
sehingga mendorong untuk menggunakan dana mahal/jangka
pendek untuk menutupi kekurangan likuiditas.
Risiko pembiayaan, yaitu debitur tidak mampu
mengembalikan pembiayaannya, karena gagalnya usaha
nasabah tersebut, atau sejak semula telah membuat deviasi
yang tajam berupa tidak lengkapnya data nasabah, kemudian
tidak pula diikuti monitoring dan supervisi yang terus-menerus.
Risiko modal, yaitu tidak produktifnya penempatanpenempatan dana, maka akan mengalami kesulitan memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.
5. Struktur Dana dan Penggunaan Dana
Neraca
Assets
Legal reserve ratio
Reserve requirement
Investment asset
Loan [rupiah dan valas]
Participation loan
Fixed asset
•
Total assets
Total liabilities
Liabilities
Purchased funds
Borrowing fund [rupiah/valas]
Paid in capital
Reserve
Retairned earning
6. Pendekatan Strategis dalam Monitoring dan
Pengawasan Terhadap Assets/Liability Management,
Spread management, yaitu focuses on
maintaining an adequate spread between a
bank’s interest expense on liabilities & its
interest income on assets.
Gap management, yaitu focuses on identifying
and matching rate-sensitive assets and liabilities
to achieve maximum profits over the course of
interest rate cycles.
Interest sensitivity analysis yaitu focuses on
improving interest spread by testing the effects
of possible changes in the rate, volume and mix
of assets & liabilities, given alterna tive
movements in interest rates.
8. Pengertian
Monitoring dapat diartikan sebagai alat yang
dipergunakan untuk melakukan pemantauan pembiayaan,
agar dapat diketahui sedini mungkin (early warning
system) deviasi yang terjadi yang akan membawa akibat
turunnya mutu pembiayaan. Dengan ini, dimungkinkan
mengambil langkah-langkah untuk tidak timbul kerugian.
Pengawasan pembiayaan dapat diartikan sebagai salah
satu fungsi manajemen yang berupaya untuk menjaga dan
mengamankan pembiayaan itu sebagai kekayaan, dan
dapat mengetahui terms of lending serta asumsi-asumsi
sebagai dasar persetujuan pembiayaan tercapai atau
terjadi penyimpangan.
9. Fungsi
monitoring dan pengawasan
pembiayaan merupakan suatu sistem
dalam pengelolaan pembiayaan atau loan
management, yang dapat berfungsi
sebagai penutup kekurangan/kelemahan
dalam proses kegiatan pembiayaan.
Jadi, monitoring dan pengawasan
pembiayaan harus mampu memberikan
feedback agar tindak lanjut perbaikan
segera dapat dilaksanakan.
10. Fungsi
Monitoring merupakan alat kendali apakah
dalam pemberian pembiayaan telah dilaksanakan
sesuai dengan perencanaan maupun ketentuanketentuan yang telah ditetapkan di bidang
pembiayaan, yaitu dalam bentuk surat edaran
atau peraturan ataupun ketentuan-ketentuan lain
yang berlaku secara umum maupun khusus
Sedangkan fungsi pengawasan yang dilakukan
oleh unit pengawasan eksternal atau internal
auditor lain adalah sebagai sarana untuk
melakukan re-checking dan dinamisator apakah
internal control di bidang pembiayaan telah
berjalan sebagaimana mestinya.
11. Tujuan
Sistem/prosedur dan ketentuan-ketentuan sebagai dasar
financial operation yang dapat dilaksanakan semaksimum
mungkin.
Penjagaan dan pengamanan pembiayaan sebagai kekayaan
harus dikelola dengan baik, agar tidak timbul risiko yang
diakibatkan oleh penyimpangan-penyimpangan (deviasi), baik
oleh debitur maupun oleh intern perusahaan.
Administrasi dan dokumentasi pembiayaan harus terlaksana
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan, sehingga
ketelitian, kelengkapan, keaslian, dan akurasinya dapat menjadi
informasi bagi setiap lini manajemen yang terlibat dalam
pembiayaan.
Meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam setiap tahap
pemberian pembiayaan, sehingga perencanaan pembiayaan
dapat dilaksanakan dengan baik.
Pembinaan portofolio, baik secara individual maupun secara
keseluruhan, dapat dilakukan sehingga memunyai kualitas
aktiva yang produktif dan mendukung menjadi bank yang sehat.
12. Jenis Monitoring dan Proses
Pengawasan Pembiayaan
On desk monitoring; pemantauan pembiayaan secara
administratif, yaitu melalui instrumen administrasi, seperti
laporan-laporan, financial statement, kelengkapan
dokumen, dan informasi pihak ketiga. Data administrasi
yang di-monitor adalah dari kegiatan debitur dan lembaga
keuangan sendiri,
On site monitoring, yaitu pemantauan pembiayaan itu
langsung ke lapangan [nasabah], baik sebagian,
menyeluruh, atau khusus atas kasus tertentu untuk
membuktikan pelaksanaan kebijakan pembiayaan, atau
secara menyeluruh apakah ada deviasi yang terjadi atas
terms of lending yang disepakati.
Exception monitoring, yaitu pemantauan pembiayaan
dengan memberikan tekanan kepada hal-hal yang kurang
berjalan baik dan hal-hal yang telah berjalan sesuai
dengan terms of lending, dikurangi intensitasnya.
14. Warning Signs
Sinyal dari financial statement.
Financial statement analysis merupakan alat utama untuk
mendeteksi kecenderungan (trend) menurunnya rasio-rasio
keuangan debitur.
Sinyal dari nasabah dalam sikap bisnisnya.
Untuk mendeteksi sinyal-sinyal sikap bisnis nasabah, maka
account officer bank harus mengenal dengan baik bisnis debitur
secara baik.
Sinyal dari sikap nasabah.
Umumnya dalam hubungan pinjam-meminjam, debitur
berkomunikasi lebih mudah dan terbuka tentang bisnis dan
individual relationship.
Sinyal dari ekonomi makro.
Sektor bisnis utama cenderung terpengaruh oleh business cycle.
Maka, harus ada perhatian terhadap kemampuan debitur atas
siklus dan perubahan bisnis dalam segala bentuk.
16. 1. Pengendalian Intern
Division of Duties
Adanya pemisahan antara fungsi-fungsi administratif dan operasional
fungsi penyimpanan
Dual Control
Pengecekan kembali atas suatu pekerjaan yang telah dilakukan oleh
petugas sebelumnya untuk menetapkan
Joint/Dual Custody
Suatu sistem pengamanan penyimpanan folder jaminan pembiayaan
dengan menggunakan dua kunci pengaman dan formulir checklist
Number Controls
Pengawasan intern dapat dilaksanakan melalui sistem penomoran
dokumen-dokumen pada kegiatan pembiayaan dengan tujuan
memudahkan pengecekan dan menghilangkan peluang tindakan
manipulasi
Independence Balancing
Sistem akuntansi akan menghasilkan keseimbangan otomatis antara
saldo suatu rekening dengan rekening lain selama pencatatan,
klasifikasi, dan pelaporan transaksi-transaksi tersebut dilakukan dengan
benar
17. 2. Pejabat yang Berwenang Memberikan
Pembiayaan
Direksi
Goup head (general manager)
Senior vice president
Vice president
Area manager
Senior officer
Manager
Branch manager
Account officer supervisor
Recovery supervisor
Loan administration supervisor
Account officer
Loan administration
Recovery officer
18. Penyebab Terjadinya Pembiayaan
Bermasalah
Self Dealing, ini terjadi karena adanya interest tertentu
dari pejabat pemberi pembiayaan terhadap permohonan
yang diajukan nasabah.
Anxiety for Income, pendapatan yang diperoleh melalui
kegiatan pembiayaan merupakan sumber pendapatan
utama, sehingga ambisi atau nafsu yang berlebihan untuk
memeroleh laba melalui penerimaan dari pembiayaan
sering menimbulkan pertimbangan yang tidak sehat
dalam pemberian pembiayaan.
Compromise of Principles, pelanggaran prinsip-prinsip
pembiayaan oleh pimpinan dengan menyetujui pemberian
pembiayaan yang mengandung risiko potensial
Incomplete Information, terbatasnya informasi
merupakan salah satu penyebab kesalahan dalam
kebijakan pemberian pembiayaan
19. Penyebab Terjadinya Pembiayaan
Bermasalah
Failure to Obtain or Enforce Liquidation Agreements, sikap
yang ragu-ragu dalam menentukan tindakan terhadap suatu
kewajiban yang telah diperjanjikan, meskipun nasabah mampu
dan wajib membayarnya juga, merupakan penyebab timbulnya
pembiayaan yang tidak sehat dan pembiayaan bermasalah..
Complacency, sikap memudahkan/ceroboh terhadap suatu
masalah dalam proses pembiayaan akan mengakibatkan
terjadinya kegagalan atas pelunasan kembali pembiayaan yang
telah diberikan.
Lack of Supervising, yaitu, kurang pengawasan yang efektif
dan berkesinambungan setelah pemberian pembiayaan. Kondisi
pembiayaan berkembang menjadi kerugian, karena nasabah
tidak memenuhi
Technical Incompetence, tidak memiliki kemampuan teknis,
dalam menganalisis permohonan pembiayaan dari aspek
keuangan maupun aspek lain, akan berakibat kegagalan dalam
operasi pembiayaan.
20. Penyebab Terjadinya Pembiayaan
Bermasalah
Poor Selection of Risks, risiko yang
perlu dipahami oleh pejabat pembiayaan
Overlending, pemberian pembiayaan
yang besarnya melampaui batas
kemampuan pelunasan pembiayaan oleh
nasabah.
Competition, yaitu, persaingan yang
kurang sehat dalam memperebutkan
nasabah, yang berakibat pemberian
pembiayaan yang tidak sehat.
21. 3. Pemberian Pembiayaan Kepada
Pihak-Pihak Terkait
Perlu diketahui apakah ada pemberian
pembiayaan kepada pihak-pihak yang ada
hubungan persaudaraan dengan direksi,
komisaris, atau pejabat. Diteliti apakah
jumlah pembiayaan tidak melebihi yang
dibutuhkan, atau sebagaimana ketentuan
dalam prinsip-prinsip kehati-hatian.
Kecelakaan besarlah bagi orang-orang
yang curang (orang-orang yang curang
dalam menakar dan menimbang).
(QS Al-Muthaffifin [83]: 1)
22. Prinsip-prinsip Kehati-hatian
Kualitas Portofolio Pembiayaan, Penilaian terhadap portofolio
pembiayaan ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah pembiayaan
yang diberikan berjalan efektif dan efesien serta mencapai target yang
direncanakan.
Nasabah Penerima Pembiayaan, untuk memastikan bahwa seluruh
ketentuan dan peraturan berlaku dengan baik.
Lingkup Pengawasan Pembiayaan
Ketaatan kepada Ketentuan dan Kebijakan Pembiayaan
Memonitor Usaha Nasabah, dilakukan dengan memantau/memonitor
perkembangan kegiatan nasabah secara langsung, yaitu melakukan
pengawasan secara fisik ke tempat lokasi nasabah atau inspeksi on the
spot
Pengawasan Kualitas Pembiayaan, informasi mengenai kualitas
pembiayaan atau tingkat kolektibilitas, baik setiap nasabah secara
individual maupun secara keseluruhan,
Pengawasan Kualitas Pembiayaan
Informasi mengenai kualitas pembiayaan atau tingkat kolektibilitas, baik
setiap nasabah secara individual maupun secara keseluruhan,
24. Proses Pengawasan Pembiayaan
Menentukan suatu standar baku, yang landasan utamanya
waktu, sehingga bank mudah menentukan mutu
pembiayaannya.
Hasil dari monitoring dan pengawasan pembiayaan dapat
mengambarkan actual performance pembiayaan itu sendiri
Membandingkan actual performance pembiayaan dengan
standar baku yang sudah ditetapkan/disetujui otoritas
moneter, selanjutnya diidentifikasi dan dievaluasi atas
deviasi yang mungkin terjadi.
Setelah diketahui deviasi yang terjadi, kemungkinan
penyebab kerugian bagi bank atau baru berupa potential
risk, maka harus dicari alternatif pemecahannya (problem
solving).
25. 1. Persiapan Pengawasan Pembiayaan
a. Pendekatan Pengawasan, dikenal dengan
SWOT analysis, yang meliputi analisis mengenai:
Strengthness point; yaitu, mengadakan pengamatan
dan analisis atas suatu objek untuk mengidentifikasi
hal-hal yang telah baik, kuat, dan hal-hal lain yang
positif.
Weakness point; yaitu, mencari dan mengelompokkan
hal-hal yang masih lemah, adanya kekurangan, atau
hal-hal yang bersifat negatif.
Opportunities; peluang usaha yang memungkinkan
untuk dikembangkan dan adanya potensi yang
menguntungkan.
Threat; adanya pembatasan, ancaman, dan tantangan
yang membahayakan kelangsungan perusahaan atau
yang dapat menimbulkan kerugian.
26. 1. Persiapan Pengawasan Pembiayaan
b. Penelitian Pendahuluan, Penelitian
pendahuluan kegiatan usaha nasabah
meliputi:
Market (kegiatan pemasaran nasabah)
Machine (kehandalan sarana produksi)
27. • Market (kegiatan pemasaran nasabah)
Apakah produk dan jasa yang dihasilkan oleh nasabah
masih diperlukan oleh masyasakat?
Apakah produk dan jasa yang dihasilkan oleh nasabah
masih up-to-date?
Berapa lama perkiraan life cycle dari produk/jasa tersebut?
Berapa potential demand dari produk/jasa yang dihasilkan
oleh nasabah tersebut pada waktu yang akan datang
Indentifikasi segmen pasar dari produk atau jasa yang
dihasilkan nasabah.
Apakah segmen tersebut telah tepat
Teliti strategi pemasaran yang digunakan nasabah untuk
merebut konsumennya
Teliti strategi pemasaran yang digunakan nasabah untuk
merebut konsumennya
28. • Machine (kehandalan sarana produksi)
Plant location
Plant layout
Mesin-mesin yang dipakai
Method (kehandalan teknologi yang dipakai)
Material (tersedianya sumber bahan baku, bahan pembantu,
barang jadi)
Man (kehandalan, keterampilan, sumber daya manusia)
Evaluasi macro economic
Manajemen (penilaian kehandalan manajemen)
Mentality (penilaian kualitas karakter debitur).
Money (kemampuan keuangan), mengingat posisi keuangan
nasabah akan dapat dipakai sebagai dasar perhitungan
kemampuannya untuk menyelesaikan kewajiban-kewajiban
kepada bank
Collateral (penilaian kualitas ekonomis dan kualitas yuridis
jaminan)
penelitian pendahuluan tentang kondisi portofolio pembiayaan
29. 2. Mekanisme Pengawasan Pembiayaan
Tahap pengawasan pembiayaan:
Tahap Perencanaan Pembiayaan
Tahap Pelaksanaan Pembiayaan
Tahap Evaluasi Pembiayaan
30. • Tahap Perencanaan Pembiayaan
Penelitian terhadap permohonan
pembiayaan nasabah
Penelitian mengenai informasi khusus
yang menyangkut calon nasabah
Penelitian terhadap analisis pembiayaan
yang dilakukan AO
Penelitian Terhadap
Rekomendasi/Persetujuan Pembiayaan
31. • Penelitian terhadap permohonan
pembiayaan nasabah
Teliti apakah terdapat informasi, baik informal maupun formal, yang menyangkut reputasi karakter
calon nasabah.
Teliti apakah ada bank to bank information untuk mendukung informasi mengenai bonafiditas,
reputasi, dan karakter calon debitur.
Teliti apakah terdapat data/inforamsi mengenai pemasaran ataupun rencana pemasaran
produk/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan calon debitur.
Teliti apakah terdapat data/informasi yang berkaitan dengan masalah sosial, ekonomi, dan politik
yang menyangkut proyek/kegiatan bisnis yang akan dibiayai dengan pembiayaan bank.
Apakah terdapat data statistik sebagai informasi pendukung analisis makro ekonomi.
Teliti dan perbandingkan dengan ketentuan perundang-undangan dan peraturan pemerintah
lainnya; apakah proyek/kegiatan bisnis yang akan dibiayai dengan pembiayaan tidak melanggar
norma-norma dimaksud.
Teliti apakah terdapat informasi/data teknis mengenai proyek yang akan dibiayai dengan
pembiayaan.
Apakah terdapat informasi yang bersifat non-formal mengenai proyek yang akan dibiayai, misalnya,
dari klipping surat-surat kabar.
Teliti apakah sumber-sumber pengadaan bahan baku/bahan penolong kesinambungan
pemasokannya cukup terjamin dan teliti juga mengenai mekanisme penyalurannya.
Teliti mutasi rekening calon nasabah pada rekening gironya, karena pada umumnya seorang calon
debitur telah terlebih dahulu menjadi girant.
Teliti apakah terdapat informasi bahwa penyediaan tenaga kerja untuk mengerjakan proyek
dimaksud mencukupi baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.
32. • Penelitian mengenai informasi khusus
yang menyangkut calon nasabah
Informasi/data yang menyangkut aspek yuridis
calon nasabah
Informasi/data keuangan dan usaha
Laporan keuangan beserta lampiran-lampirannya
Laporan realisasi usaha
Data teknis
Data-data manajemen, personalia, struktur organisasi,
jumlah dan kualitas tenaga kerja serta tingkat
keahliannya.
Data ekonomis dari barang yang akan diagunkan
33. • Penelitian terhadap analisis
pembiayaan yang dilakukan AO
Analisis
Analisis
Analisis
Analisis
Analisis
Analisis
Analisis
Aspek
Aspek
Aspek
Aspek
Aspek
Aspek
Aspek
Yuridis,
Pemasaran,
Manajemen,
Teknis
Keuangan
Jaminan
Sosial Ekonomi
34. • Analisis Aspek Yuridis
Memastikan apakah calon nasabah cakap
(capacity) untuk mengadakan perjanjian
pembiayaan.
Untuk menentukan keabsahan badan
usaha calon nasabah, apakah telah sesuai
dengan ketentuan-ketentuan hukum yang
berlaku.
35. • Analisis Aspek Pemasaran
Kemampuan menghasilkan suatu barang
atau jasa, bagaimanapun baiknya barang
atau jasa yang diproduksi, akan tidak
berarti jika tidak diimbangi dengan
kemampuan memasarkan, terlebih lagi
dalam situasi perekonomian yang
kompetitif, di mana keberhasilan di dalam
memasarkan banyak ditentukan jika
strategi yang ditempuh berorientasi
kepada selera konsumen (customer
oriented
36. • Analisis Aspek Manajemen
Reputasi manajemen proyek yang akan dibiayai
pembiayaan, mencakup karakter dan kualitas
yang bersangkutan
Organisasi perusahaan calon nasabah
Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam
rangka pencapaian tujuan perusahaan:
Tahap penilaian fungsi perencanaan
Tahap penilaian pelaksanaan pengawasan
Penilaian terhadap pengamanan yang bersifat
fisik, seperti pengamanan gudang material,
peralatan kerja yang mudah dipindahkan (small
toll equipments), pengamanan terhadap
kemungkinan kecelakaan, bahaya kebakaran, dan
bencana alam lain, apakah telah memadai
37. • Analisis Aspek Teknis
Tujuan analisis aspek teknis adalah
menilai rencana kerja teknis nasabah,
Pengawasan aspek ini dititikberatkan pada
penilaian:
Lokasi usaha
Sumber daya manusia
Pengalaman Usaha
Kapasitas dan mesin-mesin yang digunakan
Proses produksi
Fasilitas pemeliharaan
Layout
38. • Analisis Aspek Keuangan
Tujuan pengawasan analisis aspek keuangan:
Struktur kebutuhan permodalan calon debitur.
Kebutuhan modal yang diperlukan, baik modal kerja maupun
investasi.
Posisi keuangan calon debitur, rasio-rasio keuangan, dan
proyeksi keuangannya setelah menerima pembiayaan.
Prospek keuangan, terutama volume pendapatan dan laba
bersih yang diharapkan dari kegiatan usaha yang akan dibiayai
pembiayaan untuk beberapa periode yang akan datang.
Perkiraan sumber daya dan penggunaan dana.
Perkiraan arus kas (cash flow estimated).
Rencana pelunasan pembiayaan (hutang pokok, bunga dan
kewajiban lain) dan berapa lama pembiayaan mampu dilunasi.
39. • Analisis Aspek Keuangan
Dari analisis rasio-rasio keuangan dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut:
Likuiditas perusahaan, tercermin dari current ratio, quick ratio, dan
cash ratio.
Dari pengawasan tersebut dapat diketahui kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.
Rentabilitas perusahaan, tercermin dari return of investment, net profit
to tangible net worth, net profit to sales, dan gross profit to sales. Dari
pengawasan tersebut dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam
menciptakan pendapatan.
Solvabilitas dan struktur modal, tercermin dalam total assets to total
debt, total debt to total tangbile net worth, total fixed asset to total
tagible net worth. Dari pengawasan tersebut dapat diketahui
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban kepada pihak
ketiga.
Turn over ratio dan efektifitas penggunaan aktiva, tercermin dari sales
to receivable, average collection period, sales to inventory, sales to
total assets dan working capital turn over. Dari pengawasan tersebut
dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam mengatur perputaran
persediaan, penagihan, dan penyediaan modal kerja
40. • Analisis Aspek Keuangan
Dari perhitungan estimasi laba/rugi akan segera dapat diketahui besarnya
perolehan laba pada periode yang akan datang.
Apabila dari perhitungan diperoleh kesimpulan bahwa perusahaan akan
mengalami kerugian pada periode-periode mendatang, hal itu
menunjukkan proyek/usaha tersebut tidak feasible.
Apabila perusahaan mampu meraih laba, harus dihitung apakah laba
tersebut mampu melunasi hutang pokok, kewajiban bunga, maupun
kewajiban-kewajiban lainnya.
Dari analisis sumber dan penggunaan dana segera dapat diketahui apakah
dana keuangan yang diperoleh melalui pembiayaan BBD telah digunakan
secara tepat, dan apakah ada dana-dana yang disalurkan kepada usaha
lain tanpa sepengetahuan bank.
Dari perhitungan estimasi cash flow beberapa periode yang akan datang,
apabila menunjukkan hasil surplus dan peluasan angsuran pembiayaan,
pembayaran bunga dan kewajiban-kewajiban lainnya kepada bank sudah
masuk dalam perhitugnan, dapat disimpulkan bahwa proyek/usaha dari
segi finansial adalah feasible, sehingga dapat disusun rencana pelunasan
pembiayaan nasabah, jangka waktu, dan struktur pembiayaannya.
41. • Analisis Aspek Jaminan
Pengawasan terhadap analisis mengenai
aspek jaminan bertujuan untuk
memastikan apakah suatu jaminan yang
diserahkan atas permohonan pembiayaan
memenuhi syarat-syarat sebagai jaminan
pembiayaan.
42. • Analisis Aspek Sosial Ekonomi
Tujuan dari pengawasan analisis aspek sosial
ekonomi adalah menilai proyek/objek yang
dibiayai tersebut apakah memberikan pengaruh
yang positif bagi masyarakat. Hal tersebut dapat
dilihat dari:
Jumlah penyerapan tenaga kerja.
Apakah proyek tersebut dapat mendorong pertumbuhan
perekonomian masyarakat setempat, atau sebaliknya,
mematikan sektor-sektor perekonomian setempat.
Apakah proyek tersebut tidak bertentangan dengan
agama dan adat istiadat masyarakat setempat.
Apakah proyek tersebut mengganggu lingkungan hidup
sepeti polusi udara, air, tanah, limbah. dan lain
sebagainya (AMDAL).
43. • Penelitian Terhadap
Rekomendasi/Persetujuan Pembiayaan
Apakah permohonan pembiayaan sebelum dianalisis telah
mendapatkan petunjuk/pengarahan terlebih dahulu dari
pemimpin cabang.
Apakah pengajuan permohonan pembiayaan tidak melalui
pihak ketiga lain (broker/calo).
Apakah calon debitur telah memeroleh berbagai fasilitas
pembiayaan sebelumnya.
Apakah telah dilakukan inspeksi on the spot untuk
pemohon calon debitur yang bersangkutan.
Apakah seluruh aspek yang dianalisis telah memenuhi
syarat dan ketentuan dalam pemberian pembiayaan.
Apakah pembiayaan yang diusulkan, perhitungannya telah
dilakukan secara saksama
Apakah pembiayaan yang diberikan tidak melampaui
ketentuan plafond
44. • Tahap Pelaksanaan Pembiayaan
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
Syarat-syarat Disposisi dan Syarat-Syarat
Lainnya
Jaminan Utama
Jaminan Tambahan
Administrasi Pembiayaan
Pendapatan Pembiayaan
Klasifikasi Pembiayaan
Pencadangan Aktiva Produktif
45. Syarat-syarat Disposisi dan Syarat-Syarat
Lainnya
Apakah nasabah telah menandatangani perjanjian pembiayaan
sebesar maksimum/plafond pembiayaan.
Apakah surat-surat asli jaminan telah dikuasai dan telah
dilakukan pengikatan jaminan/agunan baik agunan utama
maupun tambahan sesuai ketentuan, dan apakah sebelumnya
telah dilakukan inspeksi on the spot.
Apakah jamnian yang insurable telah diasuransikan
Apakah nasabah telah membayar lunas provisi pembiayaan,
provisi administrasi pembiayaan, dan bea meterai tempel.
Apakah telah dilakukan pembukaan data alpha rekening debitur
pada arsip komputer.
Apakah pelaksanaan disposisi pembiayaan dilakukan berdasarkan
cash flow yang ditetapkan dalam keputusan pembiayaan. Saldo
debet nasabah tidak boleh melampaui:
Izin tarik pada waktu ketentuan izin disposisi diberikan.
Maksimum/plafond pembiayaan.
Apakah nasabah telah menyampaikan laporan-laporan yang
ditetapkan bank sesuai ketentuan
46. Jaminan Utama
Apakah penilaiannya dilakukan secara objektif, dengan
memintakan bantuan pihak asuransi atau perusahaan
penilai lainnya.
Apakah sebelum dilakukan pengikatan jaminan, telah
dilakukan inspeksi on the spot yang dituangkan dalam
laporan kunjungan dan kontak nasabah.
Apakah nilai jaminan telah memenuhi syarat minimum
sesuai ketentuan.
Apakah telah dilakukan pengikatan FEO dan cessie notariil
Apakah nilai pengikatannya meng-cover jumlah
pembiayaannya.
Apakah telah dilakukan penutupan asuransi kebakaran
pada maskapai asuransi.
Apakah atas barang-barang jamnian yang akan mengalami
penurunan nilai telah diambil langkah-langkah
pengamanan.
47. Jaminan Tambahan
Teliti apakah bukti kepemilikan barang jaminan atas nama debitur sendiri.
Apakah penilaiannya dilakukan secara objektif dan wajar serta tidak terjadi mark up yang akan sangat merugikan bila
pembiayaan menjadi bermasalah. Bandingkan taksasi yang dilakukan cabang dengan taksasi yang dilakukan oleh
perusahaan penilai atau perusahaan asuransi: apakah terdapat perbedaan. Bila mungkin, lakukan konfirmasi terhadap
pihak asuransi/perusahaan penilai tersebut.
Apakah sebelum dilakukan pengikatan, telah dilakukan inspeksi on the spot yang dituangkan dalam laporan kunjungan
dan kontak nasabah.
Apakah nilainya telah memenuhi syarat minimal sesuai ketentuan.
Apakah atas jaminan benda tak bergerak berupa tanah dan atau kapal telah dipasang hipotik dengan jumlah nilai
pengikatan seratus persen dari maksimum/plafond pembiayaannya.
Teliti juga apakah atas pemasangan hipotik tersebut, sertifiakt hipotik yang diterbitkan oleh Badan Pertanahan Nasional
(BPN) telah dikuasai oleh lembaga pembiayaan.
Teliti jika pendaftaran pemasangan hipotik kepada BPN masih dalam proses; apakah ada surat pernyataan dari kantor
BPN yang menyatakan bahwa pendaftaran pemasangan hipotik masih dalam proses.
Apabila jaminan berupa sertifikat tanah (SHM, SHGB, SHGU) terdiri atas beberapa sertifikat. Teliti apakah
akta/sertifikat hipotik, atas pemasangan hipotiknya untuk setiap sertifikat ada akta dan sertifikat hipotiknya.
Khusus untuk SHGB (sertifikat hak guna bangunan) dan SHGU (sertifikat hak guna usaha), teliti apakah jangka
waktunya masih lebih panjang daripada jangka waktu pembiayaannya. Apabila terdapat sertifikat yang sudah habis
masa berlakunya, teliti apakah telah diajukan permohonan perpanjangannya kepada kantor BPN.
Apakah atas jaminan berupa bangunan (kantor, pabrik, gudang, bengkel, dan lain-lain) termasuk mesin-mesin,
peralatan produksi, dan kendaraan bermotor telah ditutup pertanggungannya/asuransi senilai maksimum
pembiayaannya kepada perusahaan asuransi. Jumlah nilai pertanggungan agunan tambahan agar diperhitungkan juga
dengan nilai pertanggungan agunan utama, di mana jumlah nilai pertanggungan maksimum keseluruhannya adalah
sebesar maksimum pembiayaan yang diberikan kepada nasabah.
Untuk agunan berupa kendaraan bermotor, apakah BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor) serta faktur pembelian
telah dikuasai dan dilakukan pengikatan F.E.O secara notariil sempurna.
Teliti apakah atas BPKB kendaraan bermotor tersebut telah dilakukan pemblokiran kepada kantor Ditlantas Polri/kantor
DLLAJR setempat bahwa kendaraan bermotor tersebut dijadikan jaminan pembiayaan di bank.
Untuk agunan berupa mesin-mesin pabrik, diesel, dan peralatan produksi lainnya; apakah bukti pemilikan, faktur, dan
invoice telah dikuasai oleh bank dan telah dilakukan pengikatan F.E.O. secara notariil sempurna.
Apakah biaya-biaya pengikatan barang agunan, premi asuransi telah dibayar lunas atau dibebankan ke rekening
debitur.
48. Administrasi Pembiayaan
Apakah penyimpanan dokumen-dokumen pembiayaan dilakukan secara
tertib dan teratur sesuai ketentuan pada folder-folder pembiayaan.
Unit loan administration bertanggung jawab sebagai pengelola folder,
tetapi yang bertanggung jawab atas kelengkapan isi folder adalah AO.
Apakah folder-folder pembiayaan telah disimpan di ruangan tahan api
(strong room), yang terkunci dengan sistem dual control.
Pastikan bahwa folder pembiayaan tidak dapat dipindahkan dari gedung
bank, penjagaannya cukup baik, dan tidak diperlihatkan kepada umum.
Apakah folder pembiayaan telah dilengkapi dengan formulir checklist,
sebagai alat kontrol pengambilan data, peminjaman data, dan pengeluaran
data, dari AO kepada LA atau sebaliknya.
Apakah telah dilakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen-dokumen
pembiayaan yang ada di dalam folder secara periodik, sekurangkurangnya setahun sekali.
Apakah terdapat data/dokumen di dalam folder yang belum dilengkapi,
atau telah jatuh tempo, tetapi belum diproses pengurusan
perpanjangannya.
50. Klasifikasi Pembiayaan
Apakah penetapan klasifiaksi nasabah
telah sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
Apakah setiap ada yang memengaruhi
kegiatan usaha nasabah dan berakibat
terhadap performance pembiayaan
nasabah telah diadakan perubahan
klasifikasi sesuai dengan ketentuan
penetapan klasifikasi nasabah
51. Pencadangan Aktiva Produktif
Teliti apakah telah dilakukan pembentukan cadangan aktiva
produktif untuk kegiatan pembiayaan secara rutin setiap akhir
bulan. Apakah atas kelebihan atau kekurangan pencadangan telah
dilakukan jurnal koreksi (adjustment) atas kelebihan/kekurangan
tersebut. Teliti jurnal koreksi (adjusment) yang dilakukan, apakah
sesuai dengan ketentuan pada pedoman akuntansi.
Teliti tata cara perhitungan pencadangan aktiva produktif, apakah
telah sesuai dengan tahapan perhitungan pembentukan cadangan
yang meliputi:
Kebenaran perhitungan.
Kebenaran perhitungan kelebihan/kekurangan produktif.
Teliti nilai jaminan, apakah nilainya sesuai taksasi terakhir.
Apabila terdapat nasabah yang memiliki beberapa rekening
dengan agunan terdiri atas beberapa sertifikat (dalam hal ini
tanah dan bangunan), teliti tata cara perhitungan pendistribusian
nilai agunan, apakah telah proporsional dan sesuai ketentuan.
52. • Tahap Evaluasi Pembiayaan
Pengawasan pembiayaan yang dilakukan
pada tahap evaluasi pembiayaan untuk
membandingkan antara tahap
perencanaan pembiayaan dan tahap
pelaksanaan pembiayaan tentang
efektivitas pencapaian hasil
53. Tujuan pengawasan pada tahap evaluasi
pembiayaan
Mengidentifikasikan permasalahan terhadap
fasilitas pembiayaan sedini mungkin.
Mengevaluasi dan menetapkan tingkat risiko
atas fasilitas pembiayaan
Menetapkan langkah-langkah awal yang efektif
dan efisien agar permasalahan yang ada tidak
menjadi bertambah parah dan diupayakan
menjadi lebih baik
Untuk memudahkan dalam penilaian terhadap
faktor-faktor di atas dapat digunakan score
54. 3. Teknik Pengawasan Pembiayaan
Teknik pengawasan pembiayaan adalah
pendekatan yang digunakan dalam
melakukan pengawasan
55. Pendekatan Pengawasan
Monitoring pembiayaan
Teliti apakah laporan realisasi usaha yang disampaikan
oleh nasabah sesuai dengan keadaan yang
sesungguhnya, dan harus mencerminkan aktivitas/mutasi
rekeningnya.
Teliti turn over rekening dengan membandingkan debet
dan pembiayaan rekening koran pada beberapa bulan
berjalan.
Beri tanda pada saldo tertinggi dan terendah pada setiap
periode, agat berhati-hati bila nasabah mulai overdraft.
Awasi pada tanggal-tanggal pelunasan apakah dapat
dipenuhi oleh nasabah
Teliti buku pembantu dan folder nasabah.
56. Pendekatan Pengawasan
Teliti apakah masih terdapat kelonggaran tarik rekening
nasabah tiap bulannya untuk menghindarkan terjadinya
tunggakan.
Teliti bahwa saldo debet/izin tarik nasabah tidak
melampaui nilai jaminan.
Teliti perkembangan kemampuan dan itikad baik nasabah.
Teliti apakah jangka waktu pembiayaannya akan berakhir,
teliti apakah telah memberitahukan nasabah secara
tertulis bahwa jangka waktu akan berakhir.
Teliti apakah nasabah memenuhi kewajiban pelunasan
angsuran dan pembayaran dengan baik, atau apakah
debitur tidak menunggak.
Periksa kembali apakah nilai jaminan masih meng-cover
jumlah pembiayaan nasabah, apakah seluruh jaminan
telah diikat secara sempurna dan insurable telah ditutup
asuransinya
57.
Control by Exception
Pengawasan terhadap hal-hal yang masih
menyimpang
Verband Control
Pemeriksaan atas hal-hal yang saling
berhubungan
Budgetery Control
Anggaran adalah rencana kerja yang
dimanifestasikan dalam kesatuan nilai uang
Inspeksi on the spot
pengawasan yang dilakukan dengan
mengadakan pemeriksaan langsung di tempat
perusahaan/kegiatan usaha nasabah
58. Monitoring pembiayaan
External information
Nasabah diwajibkan menyampaikan laporan secara berkala yang
meliputi laporan posisi stok dan piutang, realisasi usaha, laporan
keuangan beserta lampirannya.
Inspeksi on the spot ke lokasi usaha nasabah, yang tujuannya
untuk membandingkan data laporan yang disampikan nasabah
dengan kondisi yang sesungguhnya di proyek, yang meliputi
perkembangan kemajuan proyek, posisi stok dan piutang, kapasitas
produksi normal, kesibukan di dalam proses produksi, atau
padatnya pembeli di toko atau occupancy rate pengunjung hotel.
Dengan adanya on the spot ini, nasabah tidak akan memanipulasi
angka laporannya dan AO yang melakukan on the spot dengan
cepat dapat mendeteksi bila terdapat kejanggalan atau gejala
memburuknya keadaan usaha nasabah dan pembiayaan yang
diberikan.
Laporan akuntan, konsultan, biasanya dilakukan untuk nasabah
dengan jumlah besar
Internal information (data intern kantor cabang).
59. Inspeksi on the spot
Tujuan Pengawasan Fisik
Mengecek kebenaran seluruh keterangan ataupun data serta
laporan yang disampaikan nasabah, dengan membandingkan
jumlah dan kondisnya secara fisik.
Secara langsung melihat dan meneliti keadaan usaha nasabah
meliputi kapasitas produsinya/omzet penjualan, tingkat
kesibukan kerja di unit produksi ataupun ramainya pembeli di
bagian penjulan/toko; dilakukan dengan wawancara langsung
dengan debitur tentang seluruh aktivitas perusahaannya
ataupun wawancara dengan para pelanggannya.
Secara tidak langsung mengingatkan nasabah bahwa bank
menaruh perhatian besar terhadap kelancaran usaha nasabah,
dan menjadi mitra yang baik untuk membantu memecahkan
masalah yang dihadapinya.
Mendidik nasabah agar selalu menyempaikan laporan tentang
seluruh kegiatannya sesuai dengan kenyataan yang
sebenarnya.
60. Inspeksi on the spot
Sasaran Pengawasan Fisik:
Sumber Daya Manusia dan Struktur
Organisasi,
Administrasi dan Keuangan Perusahaan,
Alat-Alat Produksi, Aktivitas Perusahaan, dan
Lingkungan
Stok Barang/Bahan Baku/Barang Setengah
Jadi/Barang Jadi
Jaminan Pembiayaan
61. Inspeksi on the spot
Pelaksanaan Pengawasan:
a. Persiapan pelaksanaan pengawasan fisik
dilakukan dengan,
Mempelajari
aktivitas fisik nasabah melalui:
Mempelajari folder nasabah, rekening koran, dan
laporan yang disampaikan nasabah, mempelajari
bidang usaha nasabah secara mendalam.
Membuat catatan penting mengenai informasi
nasabah serta mempersiapkan pelaksanaan
pengawasan di tempat perusahaan/kegiatan usaha
nasabah.
Teknik
Pelaksanaan pengawasan fisik dilakukan
dengan cara:
Wawancara/diskusi
Pemeriksaan
b. Kesimpulan dan laporan
62. Inspeksi on the spot
Audit (Pemeriksaan) Pembiayaan:
Membandingkan antara dua hal, yaitu meneliti dua hal secara
bersamaan dan mencari/mengamati persamaan dan
perbedaan.
Mouching, yaitu memastikan keabsahaan suatu transaksi
dengan meneliti dokumen dasar yang dipakai untuk mencatat
dan mendukung transaksi yang bersangkutan.
Rekonsiliasi, yaitu menentukan perbedaan antara dua hal dan
mencari sebab perbedaan tersebut.
Analisis, yaitu memecahkan suatu data/informasi dalam
subbagiannya untuk ditarik kesimpulan lebih lanjut.
Scan, scrutinize, yaitu memeriksa dengan tingkat ketelitian
yang lebih tinggi untuk melihat apakah ada sebelumnya suatu
keganjilan-keganjilan.
Trace, retrace yaitu mengikuti suatu transaksi atau suatu
bukti untuk memeriksa tahap-tahap yang sebelumnya atau
tahap selanjutnya.
63. Inspeksi on the spot
Sasaran audit pembiayaan:
Audit/pemeriksaan kepada nasabah
pembiayaan.
Penilaian pembiayaan kantor cabang.
64. Inspeksi on the spot
sebelum audit/pemeriksaan tersebut, hal
yang harus dilaksanakan terlebih dahulu
adalah:
Penilaian Pengendalian Manajemen
Internal Control Questinary
65. Inspeksi on the spot
Pemeriksaan kegiatan pembiayaan
nasabah
Pemeriksaan kepada nasabah
Pemeriksaan dan penilaian pembiayaan unit
kerja
66. Pemeriksaan dan penilaian pembiayaan
unit kerja
Rate Of Return On Loan
Interest Margin On Loan
Credit Risk Ratio
Interest Risk Ratio
Capital Ratio 1
Capital ratio 2
Capital Adequacy Ratio
Banking Ratio
Loans to Assets Ratio
Provision for Loan Losses Ratio
Cost of Efficiency Ratio
78. Inspeksi on the spot
Undercover Investigation (Pemeriksaan Secara
Terselubung)
Sasaran yang sedang diperiksa tidak bisa/tidak sempat
melakukan rekayasa atas performance-nya agar dinilai
baik.
Agar cepat dapat diketahui apabila terjadi kecurangan
ataupun manipulasi, karena yang bersangkutan tidak
mengetahui bahwa dia sedang diperiksa.
Penyelamatan lebih dini terhadap kepentingan dan
keamanan pembiayaan dapat segera dilaksanakan,
sebelum masalahnya berkembang menjadi lebih rumit
dan besar.
79. Inspeksi on the spot
Cara Lain yang Lazim Dilakukan dalam Mengawasi Pembiayaan:
Break Even Point Analysis; dapat membantu untuk menggambarkan
kepada manajemen, hubungan timbal balik dan saling memengaruhi
antara biaya dan volume penjualan perusahaan.
Credit Audit; secara administratif dapat membantu untuk melengkapi
kekurangan-kekurangan dokumen dan pemenuhan syarat-syarat, baik
secara yuridis maupun secara ekonomis, termasuk kewajiban debitur
untuk mengirimkan laporan-laporan dan target yang diasumsikan
dalam persetujuan.
Credit Examination; suatu kegiatan untuk melihat kebijaksanaan
pembiayaan bank yang dibebankan kepada seseorang atau badan
usaha dihubungkan dengan keadan debitur dan kondisi ekonomi dan
moneter masih relevan atau tidak.
Credit Review; merupakan suatu kegiatan penelitian/pemeriksaan
pembiayaan kembali [penilaian ulang] secara menyeluruh untuk
mengetahui, baik individual credit maupun branch/bank credit portfolio.
Grouping System; suatu kebijaksan pembiayaan yang dianut harus
mampu mendorong meminimalkan risiko, sehingga credit portfolio
dalam posisi sehat.
81. Aspek-Aspek Pengawasan
Pembiayaan
Peranan pembiayaan sampai saat ini masih dominan,
karena pada banyak lembaga pembiayaan masih sebagai
sumber pendapatan utama, sebagai suatu unit usaha selalu
menghadapi dilema antara mendahulukan profit dan risiko.
Khusus pembiayaan dinamakan risk asset. Itulah
sebabnya, peran pengawasan pembiayaan menjadi
bertambah penting yang harus memunyai ciri prudent
banking. Dengan pengawasan pembiayaan, dapat
diberikan batasan usaha untuk mengendalikan pelaksanaan
pemberian pembiayaan pada debitur, agar persyaratan dan
target usaha yang direncanakan dan disepakati dapat
dicapai, sehingga pengembalian pembiayaan berjalan
sesuai dengan jadwalnya.
82. Tiga Aspek Pokok Pengawasan Pembiayaan
Aspek administratif; meliputi penguasaan dan
penatausahaan proses kegiatan pembiayaan, sejak awal
sampai kepada pelunasan, pemacetan, dan penghapusan
pembiayaan.
Aspek supervise; secara terus-menerus mengikuti
perkembangan pembiayaan dan usaha debitur, agar
mampu mengetahui actual performance credit yang
tercermin pada kolektibilitasnya.
Aspek penagihan; penarikan kembali pembiayaan
sesuai jadwal, dengan tidak mengganggu jalannya
kegiatan usaha debitur, kecuali ada sinyal bahwa ada
penurunan mutu pembiayaan yang terus-menerus, agar
terhindar dari kerugian.
83. Aspek-aspek PengawasanPembiayaan
Aspek kuantitatif, yang diharuskan dapat
dipertahankan bahwa data dan informasi yang
disajikan untuk dasar pengambilan keputusan
dapat diuji kebenarannya, objektif, dan menurut
keadaan yang sebenarnya
Pengawasan administrasi pembiayaan,
sangat diperlukan karena selain data
adminsitratif, akan diketahui adanya
penyimpangan operasional yang terjadi, juga
dapat menjadi umpan balik bagi manajemen
untuk penentuan kebijakan di kemudian hari.
Pengawasan Pembiayaan Menurut Jenis
Pembiayaan
84. • Pengawasan Pembiayaan Menurut
Jenis Pembiayaan
Pembiayaan Modal Kerja, yaitu pembiayaan diberikan
untuk membiayai kegiatan produksi, pengumpulan dan
atau penyiapan barang dalam rangka ekspor
Pembiayaan investasi, yaitu pembiayaan yang
diberikan kepada nasabah untuk rehabilitasi, modernisasi,
perluasan ataupun pendirian proyek baru, seperti untuk
pembelian mesin-mesin, bangunan, dan tanah untuk
pabrik
Two step loan, yaitu suatu pinjaman untuk digunakan
kepada berbagai proyek/perusahaan yang memenuhi
syarat-syarat (eligible project) yang ditetapkan oleh
lender yang bersangkutan
Buyer’s credit, yaitu fasilitas yang diberikan kepada
importir (buyers) yang disediakan untuk pembiayaan
impor/pembelian barang (khususnya, barang modal) yang
berasal dari negara bank pemberi fasilitas di luar negeri
85. • Pengawasan Pembiayaan Menurut
Jenis Pembiayaan
Onshore loan, yaitu pemberian pembiayaan dalam
valuta asing yang dananya dikelola di kantor pusat.
Pengawasan pembiayaan onshore loan seperti
pengawasan pembiayaan pada umumnya.
Offshore loan, yaitu pemberian pembiayaan dalam
valuta asing kepada nasabah-nasabah dalam negeri
sehingga menimbulkan kewajiban membayar kembali
terhadap luar negeri.
Pembiayaan Sindikasi, yaitu suatu pembiayaan
bersama terhadap suatu objek pembiayaan oleh beberapa
bank/lembaga pembiayaan, baik pembiayaan jangka
pendek, menengah, maupun jangka panjang dimana
Risiko pembiayaan ditanggung bersama oleh
bank/lembaga pemberi pembiayaan.
Pembiayaan konsorsium, yaitu fasilitas pembiayaan
yang diberikan kepada nasabah yang pembiayaannya
dilaksanakan secara bersama
86. • Pengawasan Pembiayaan Menurut
Jenis Pembiayaan
Joint financing, yaitu suatu cara
pembiayaan pembiayaan yang
dilaksanakan secara bersama-sama
Pembiayaan kelolaan pada umumnya
yaitu pembiayaan yang bersifat channeling
(penatausahaan) atas pinjaman atau
penerusan pembiayaan.
88. Audit Intern Pembiayaan
Penilaian Kecukupan dan Efektivitas Struktur
Pengendalian Manajemen
Penilaian Kualitas Kinerja
Jenis-jenis Pemeriksaan
Tujuan dan Sasaran Audit Pembiayaan
Tahapan Audit Intern
Laporan Hasil Audit
Tindak Lanjut Hasil Audit
Dokumentasi dan Administrasi Kegiatan Audit Intern
Pembiayaan
Prosedur Audit Intern Pembiayaan
Teknik Pemeriksaan
Sarana Audit Intern
89. • Penilaian Kecukupan dan Efektivitas
Struktur Pengendalian Manajemen
Pemerikasaan dan penilaian ini dimaksudkan
untuk menentukan sampai seberapa jauh
sistem yang telah ditetapkan dapat
diandalkan kemampuannya untuk
memberikan keyakinan yang memadai
bahwa tujuan dan sasaran dapat dicapai
secara efisien dan ekonomis, serta
menentukan sejauh mana struktur
tersebut sudah berfungsi seperti yang
diinginkan.
90. Metode Penilaian Kecukupan dan
Efektivitas Pengendalian Manajemen
dengan
dengan
dengan
dengan
uraian tertulis,
menggunakan check list,
daftar pertanyaan, atau
flowchart.
91. • Penilaian Kualitas Kinerja
Pemeriksaan dan penilaian atas kualitas
kinerja dimaksudkan untuk menentukan
sejauh mana tujuan dan sasaran
perusahaan yang telah ditetapkan dalam
bisnis plan tercapai
92. Unsur-unsur Penilaian Kualitas Kinerja
Tolok ukur kinerja setiap unit kerja, yaitu kriteria
yang bersifat kuantitatif guna mengukur sukses tidaknya
suatu unit kerja.
Target yaitu hal-hal yang harus dicapai yang bersifat
kuantitatif oleh suatu unit kerja dalam satu tahun.
Rencana kegiatan (action plan), yaitu rangkaian langkah
yang harus dilaksanakan.
Review secara bulanan, yaitu setiap dua bulan,
realisasi yang dicapai dibandingkan dengan target. Bila
realisasi yang dicapai jauh dari target, sebaiknya
ditempuh langkah-langkah perbaikan.
Penilaian dan evaluasi pada akhir tahun, pada akhir
periode (tahun) setiap target dinilai, yaitu dengan cara
membandingkan antara setiap target dengan setiap
realisasi dari target yang dicapai. Hasil penilaian
pembiayaan ini adalah kinerja setiap unit kerja yang
bersangkutan.
93. • Jenis-jenis Pemeriksaan
Pemeriksaan keuangan (financial audit), yaitu
pemeriksaan yang bertujuan untuk menetapkan
kewajaran laporan keuangan telah disajikan dan disusun
berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim.
Pemeriksaan operasional/kinerja
(operational/performance appraisal), yaitu
dimaksudkan untuk menilai cara pengelolaan suatu unit
kerja dan bertujuan untuk membantu unit kerja untuk
melaksanakan tugasnya secara lebih baik.
Pemeriksaan ketaatan (substantive and complience
audit) yaitu pemeriksaan yang bertujuan untuk
menetapkan apakah unit kerja yang diperiksa telah
mematuhi prosedur, kewenangan, atau kebijakan yang
telah ditetapkan.
Manajemen audit yaitu pemeriksaan manajemen yang
bertujuan untuk melaksanakan penilaian atas usaha
pencapaian tujuan perusahaan oleh manajemen.
94. • Tujuan Audit Pembiayaan
Menilai Pertanggungjawaban Pimpinan Unit Kerja
Setiap tingkatan pimpinan unit kerja harus melaksanakan
tugas dan tunggung jawabnya yang diberikan wewenang
oleh atasannya.
Memberikan Bantuan Manajerial
Kesalahan yang ditemukan pada unit kerja mungkin
disebabkan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip
manajemen. Oleh karena itu, pemeriksaaan intern bukan
hanya bertugas untuk menggali kesalahan, tetapi juga
harus dapat memberikan penjelasan kepada pimpinan unit
kerja agar masalah-masalah tersebut tidak terulang di
kemudian hari.
Menghemat Pengeluaran
Pemeriksaan dilaksanakan secara profesional; akan sangat
bermanfaat untuk semua bidang kegiatan, termasuk
penghematan pengeluaran.
95. • Sasaran Audit Pembiayaan
Pemeriksaan intern terhadap pembiayaan
merupakan upaya lanjutan dalam
pengawasan pembiayaan untuk
memastikan bahwa pemberian
pembiayaan telah dilakukan dengan benar
sesuai dengan ketentuan yang ada dan
telah memenuhi prinsip pembiayaan yang
sehat serta telah mematuhi ketentuan
yang berlaku dalam pembiayaan.
96. Prosedur Pemeriksaan
Prosedur pembiayaan, sejak
permohonan sampai dengan pembiayaan
direalisasikan.
Analisis pembiayaan, meliputi prinsip
6C, aspek-aspek pembiayaan, perhitungan
pembiayaan, serta jaminan pembiayaan,
termasuk dokumen pendukungnya.
Pelaksanaan pembiayaan, meliputi
disposisi pembiayaan, administrasi
pembiayaan, dan pengawasan
pembiayaan.
97. • Tahapan Audit Intern
Persiapan Audit Intern Pembiayaan
Melakukan
penelitian peta pembiayaan auditee
yang akan diperiksa
Membuat desk audit untuk disetujui kepala
divisi audit terhadap auditee yang akan
diperiksa
Organisasi auditor; dalam melaksanakan audit
ditetapkan organisasi auditor
Memberitahukan tentang rencana audit intern
ke auditee
98. • Tahapan Audit Intern
Penyusunan Program Audit Intern
Pembiayaan
Merupakan dokumentasi prosedur bagi auditor
pembiayaan dalam mengumpulkan, menganalisis,
menginterpretasi, dan mendokumentasikan informasi
selama pelaksanaan audit, termasuk catatan untuk
pemeriksaan yang akan datang.
Menyatakan tujuan audit intern pembiayaan.
Menetapkan luas, tingkat, dan metodologi pengujian
yang diperlukan guna mencapai tujuan audit intern
pembiayaan untuk tiap tahapan audit.
Menetapakan jangka waktu pemeriksaan.
Mengidentifikasikan aspek-aspek teknis, risiko,
proses, dan transasksi yang harus diuji, termasuk
pengelolaan data elektronik
99. • Tahapan Audit Intern
Pelaksanaan Penugasan Audit Intern Pembiayaan
Proses Audit Intern Pembiayaan
Mengumpulkan bukti dan informasi yang cukup, kompeten, dan
relevan.
Memeriksa dan mengevaluasi semua bukti dan informasi untuk
mendapatkan temuan dan rekomendasi audit.
Menetapkan metode pengujian dan teknik sampling yang dapat
dipakai dan dikembangkan sesuai dengan keadaan, di antaranya
pengujian atas pengendalian dan pengujian substantive atas
saldo-saldo, seperti validasi atas rekening simpanan dan
pembiayaan.
Supervisi atas proses pengumpulan bukti dan informasi serta
pengujian yang telah dilakukan.
Mendokumentasikan kertas kerja audit.
Membahas hasil audit dengan auditee.
Bukti Audit
Bukti yang cukup,
Bukti yang kompeten,
bukti yang relevan
100. • Tahapan Audit Intern
Evaluasi Hasil Audit Intern Pembiayaan
Kesimpulan dari pelaksanaan program audit
Jika program dan prosedur audit intern pembiayaan selesai
dilaksanakan, auditor pembiayaan harus menyusun
kesimpulan terhadap hasil audit yang sesuai dengan sasaran
atau tujuan dari program dan prosedur audit tersebut.
Evaluasi hasil pembiayaan audit terhadap sasaran audit
intern pembiayaan
Jika auditor pembiayaan dalam melakukan pengujuian
menemukan penyimpangan, maka penyimpangan tersebut
harus dievaluasi berdasarkan analisis sebab akibat.
Ikhtisar temuan dan rekomendasi hasil audit
pembiayaan
Auditor pembiayaan harus membuat ikhtisar temuan dan
rekomendasi hasil audit
101. • Tahapan Audit Intern
Supervisi
Penyiapan instruksi yang jelas kepada auditor
pembiayaan dan persetujuan program audit.
Pengawasan pelaksanaan program audit.
Penetapan kecukupan kertas kerja audit
intern pembiayaan.
Penilaian mengenai akurasi, objektivitas,
kelengkapan, dan ketepatan waktu dari
laporan hasil audit.
Penilaian atas pencapaian tujuan dan sasaran
audit intern pembiayaan.
102. • Laporan Hasil Audit
Standar Laporan:
Laporan harus tertulis dan memuat hasil audit intern pembiayaan sesuai dengan ruang
lingkup penugasan. Di samping itu, laporan harus dapat berfungsi sebagai dokumen formal
yang mencerminkan tanggung jawab auditor pembiayaan dan auditee atas kegiatan yang
dilakukan.
Laporan diuraikan secara singkat dan mudah dipahami, memuat beberapa hal pokok atau
yang dianggap penting dan hal-hal yang perlu untuk dilakukan perbaikan oleh auditee.
Laporan harus didukung kertas kerja yang memadai. Laporan yang memuat temuan audit
intern pembiayaan harus didukung kertas kerja yang memadai agar dapat
dipertanggungjawabkan.
Laporan harus objektif, berdasarkan fakta, serta tidak memihak kepada kepentingan
tertentu.
Laporan harus konstruktif dan protektif, dan dapat memberikan saran perbaikan atau arah
bagi auditee untuk dapat melakukan perbaikan.
Laporan harus ditandatangani oleh auditor pembiayaan atau kepala divisi pengawasan
intern. Hal ini sebagai cerminan tanggung jawab atas kebenaran isi dari laporan yang
dibuat.
Laporan harus dibuat dan disampaikan tepat waktu, setelah berakhirnya pemeriksaan atau
dalam batas waktu yang masih relevan dengan materi laporan tersebut.
Laporan dituangkan secara sistematis: antara lain memuat objek audit pembiayaan,
periode audit, temuan audit, kesimpulan audit, dan rekomendasi, serta tanggapan auditee.
103. • Laporan Hasil Audit
Materi Laporan
Tujuan, luas, dan pendekatan audit intern pembiayaan dimaksudkan agar
pembaca laporan sejak awal mengetahui tujuan, luas, dan pendekatan audit
intern pembiayaan sehingga dapat memahami dengan baik meteri yang
dikemukakan dalam laporan.
Temuan audit yang dikemukakan dalam laporan harus memuat secara jelas
mengenai fakta, keadaan yang seharusnya, serta dampak dan penyebab
terjadinya penyimpangan.
Kesimpulan auditor pembiayaan atas hasil audit harus memberikan kesimpulan
atas temuannya, baik berupa keberhasilan maupun penyimpangan, sesuai
dengan lingkup audit intern pembiayaannya.
Pernyataan audit dilakukan sesuai dengan standar pelaksanaan fungsi audit
intern bank.
Rekomendasi auditor pembiayaan. Hal ini perlu dilakukan bila dalam audit intern
pembiayaan ditemui adanya kelemahan atau penyimpangan. Auditor pembiayaan
harus memberikan rekomendasi perbaikan.
Tanggapan auditee. Dalam hal ini, auditee harus diberikan kesempatan untuk
memberikan tanggapan/komentar atas temuan audit intern pembiayaan yang
dapat berupa pembenaran/persetujuan, atau keberatan/penolakan, dan
alasannya.
Hasil pengecekan komitmen auditee. Dalam laporan harus dikemukakan hasil
pengecekan atas pelaksanaan komitmen atau audit intern pembiayaan
sebelumnya yang belum dilaksanakan.
104. Format laporan audit pembiayaan
Bab i
Pendahuluan
A.
Data umum
B.
Neraca singkat
C.
Posisi pembiayaan
Bab ii
Kinerja pembiayaan
A.
Pengendalian manajemen
B.
Perkembangan pembiayaan
C.
Posisi pembiayaan per cut off date
D.
Hasil penerimaan bunga efektif
E.
Hasil penagihan pembiayaan golongan iii, iv dan v
F.
Cadangan akktiva peroduktif yang diklasifikasikan
G.
Pengelolaan administratif
H.
Sarana dan prasarana
Bab iii
Pemeriksaan map nasabah
A.
Cash loan
1.
Informasi umum
2.
Kondisi nasabah
3.
Penyimpangan dan ketidak wajaran
4.
Tanggapan auditee
5.
Rekomendasi
A.
Non cash loan
Bab iv
Tindak lanjut hasil pemeriksaan sebelumnya
Bab v
Kesimpulan
Bab vi
Rekomendasi
105. • Laporan Hasil Audit
Proses Penyusunan Laporan:
Kompilasi dan analisis temuan audit intern pembiayaan
Temuan audit intern pembiayaan yang akan dituangkan dalam laporan harus
dikompilasi dan dianalisis tingkat signifikansinya.
Konfirmaasi dengan auditee
Temuan audit intern pembiayaan harus dikonfirmasikan dengan auditee untuk
diketahui dan dipahami.
Diskusi dengan kepala unit pengawasan intern
Temuan audit intern pembiayaan yang sudah dikompilasi dan dianalisis harus
dilaporkan serta didiskusikan dengan unit pengawasan intern atau pejabat yang
ditunjuk.
Diskusi dengan auditee
Diskusi ini dimaksudkan agar auditee memberikan komitmen dan bersedia
melakukan perbaikan dalam batas waktu tertentu yang dijanjikan.
Review laporan
Konsep laporan yang disusun oleh tim audit intern pembiayaan di-review oleh
unit pengawasan intern pembiayaan atau pejabat yang ditunjuk agar diperoleh
keyakinan bahwa laporan tersebut telah lengkap dan benar.
106. • Laporan Hasil Audit
Penyampaian Laporan
Laporan kepala divisi pengawasan intern
pembiayaan kepada direksi, dewan audit,
dan auditee
107. • Tindak Lanjut Hasil Audit
Pemantauan atas Pelaksanaan Tindak Lanjut
Pemantauan atas pelaksanaan tindak lanjut harus dilakukan, agar
dapat diketahui perkembangannya dan dapat diingatkan kepada
auditee dalam hal auditee belum dapat melaksanakan komitmen
perbaikan menjelang atau sampai batas waktu yang dijanjikan.
Analisis Kecukupan Tindak Lanjut
Dari hasil pemantauan pelaksanaan tindak lanjut, dilakukan
analisis kecukupan atas realisasi janji perbaikan yang telah
dilaksanakan auditee. Selanjutnya, pengecekan kembali tindak
lanjut perlu dilakukan apabila terdapat kesulitan atau hambatan
yang menyebabkan tindak lanjut tersebut tidak dapat dilakukan
sebagaimana mestinya.
Pelaporan Tindak Lanjut
Dalam hal pelaksanaan tindak lanjut tidak dilaksanakan oleh
auditee, maka unit pengawasan intern memberikan laporan
tertulis kepada direksi dan dewan audit untuk tindak lanjut.
108. • Dokumentasi dan Administrasi
Kegiatan Audit Intern Pembiayaan
Dokumentasi dan Kertas Kerja Audit
Administrasi Hasil Audit
Dokumentasi dan Administrasi Kegiatan Audit
Intern Pembiayaan Risk assets
Contingent Liabilities
Additional Exposure
Analisis Risiko/Kualitas Portofolio
Analisis Proses Pembiayaan
Evaluasi Pelaksanaan Pembinaan,
Penyelamatan, dan Penyelesaian Pembiayaan
Bermasalah
109. • Prosedur Audit Intern Pembiayaan
Pembiayaan Eksploitasi
Pembiayaan Investasi
Non Cash Loan, pada intinya ketiganya harus memenuhi
prosedur sbb:
Memeriksa legalitas: pemeriksaan legalitas permohonan
pembiayaan eksploitasi, legalitas perusahaan, dan legalitas usaha
sesuai dengan jenis usahanya.
Memeriksa kelengkapan data: meneliti kelengkapan data yang
diperlukan untuk mendukung analisis pembiayaan, antara lain
realisasi kegiatan usaha, neraca, dan perhitungan laba/rugi, serta
data lain yang dianggap perlu.
Memeriksa analisis pembiayaan
Meneliti dokumen pembiayaan, kelengkapan, dan kebenaran
dokumen pembiayaan
Meneliti administrasi pembiayaan: meneliti apakah telah dilakukan
pengawasan terhadap pembiayaan yang telah diberikan dan
dilakukan tindakan seperlunya untuk menyelematkan pembiayaan
tersebut
Meneliti hal-hal lain yang berkaitan dengan pembiayaan nasabah
110. • Prosedur Audit Intern Pembiayaan
Barang Jaminan Pembiayaan
Apakah bukti pemilikan jaminan telah
sepenuhnya dikuasai bank.
Apakah jaminan telah diikat secara notariil
sempurna sesuai dengan jenis barangnya,
seperti tanah dengan hipotik, persediaan
dengan FEO, piutang dengan cessie, dll.
Apakah jaminan yang insurable telah
diasuransikan dengan syarat banker’s clause.
Apakah jaminan telah dinilai secara wajar dan
tidak terjadi mark up.
111. • Prosedur Audit Intern Pembiayaan
Proses Pemberian Pembiayaan sampai dengan Pelunasan
Hal yang perlu diteliti, antara lain: proses pembiayaan, dokumen,
administrasi, dan pengawasan yang dilakukan oleh auditee.
Administrasi dan Laporan Pembiayaan
Administrasi pembiayaan:
Laporan pembiayaan:
Meneliti penggunaan buku pembantu.
Meneliti kebenaran perhitungan dan pembebanan provisi.
Meneliti apakah denda-denda yang seharusnya dibayar oleh nasabah telah dibayar, seperti
denda kelambatan pembayaran provisi, denda tidak tercapainya target ekspor, dll.
Meneliti apakah angsuran pembiayaan investasi telah dibukukan tepat waktu.
Meneliti kebenaran pembukuan tunggakan pembiayaan, rekening administrasi, dll.
Meneliti apakah laporan-laporan tentang pembiayaan telah dilaksanakan dengan benar dan
tepat waktu.
Meneliti apakah lampiran neraca bidang pembiayaan telah dibuat secara benar.
Securities, Interbank Placement
Audit terhadap securities maupun interbank placement dimaksudkan untuk
meyakini bahwa securities yang dibeli maupun penempatan dana di bank
lain memunyai tingkat keamanan yang tinggi.
112. • Prosedur Audit Intern Pembiayaan
Perhitungan dan Pembebanan Biaya
Audit terhadap perhitungan dan pembebanan biaya dimaksudkan untuk
meyakini bahwa baik perhitungan maupun pembebanannya oleh auditee
telah dilakukan dengan benar.
Pembiayaan Bermasalah
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam audit pembiayaan bermasalah:
Identifikasi permasalahan: apakah auditee telah melakukan identifikasi terhadap
permasalahan yang dihadapi nasabah., meliputi
Penilaian terhadap ketepatan penyaluran sesuai dengan konsentrasi utama bisnis bank.
Penetapan/kesimpulan kondisi nasabah.
Evaluasi alternatif penyelesaian: apakah auditee telah menentukan alternatif
yang dipilih untuk menyelesaikan permasalahan.
Penyelesaian pembiayaan: apakah auditee telah mengambil langkah-langkah
untuk melaksanakan alternatif yang telah dipilih.
Operasional Pembiayaan Lain
Prosedur dalam audit operasional pembiayaan lain dimaksudkan untuk
meneliti apakah tindakan lainnya dalam operasional pembiayaan telah
dilakukan sesuai dengan ketentuan.
113. • Teknik Pemeriksaan
Inspeksi merupakan cara memeriksa dengan
mempergunakan panca indera, terutama mata, untuk
memeroleh pembuktian atas sesuatu keadaan atau
sesuatu masalah pada suatu saat tertentu.
Observasi atau pengamatan adalah cara memeriksa
dengan menggunakan panca indera, terutama mata, yang
dilakukan secara kontinyu selama kurun waktu tertentu
untuk membuktikan sesuatu keadaan atau masalah.
Tanya jawab, teknik pemeriksaan ini berkenaan dengan
pertanyaan-pertanyaan untuk memeroleh pembuktian.
Konfirmasi merupakan upaya untuk meperoleh
informasi/penegasan dari sumber lain yang independen,
baik secara lisan maupun tertulis. Konfirmasi ini dalam
praktik dapat memunyai dua bentuk,
114. • Teknik Pemeriksaan
Analisis artinya memecahkan atau menguraikan suatu
keadaan atau masalah ke dalam beberapa bagian atau
elemen, dan memisahkan bagian tersebut untuk
dihubungkan dengan keseluruhan atau dibandingkan
dengan yang lain.
Perbandingan adalah usaha untuk mencari kesamaan
dan perbedaan antara dua atau lebih keadaan.
Pemeriksaan Bukti-bukti Tertulis (Vouching dan
Verifikasi) adalah memeriksa autentik tidaknya serta
lengkap tidaknya bukti yang mendukung suatu transaksi.
Sementara itu, verifikasi adalah memeriksa ketelitian
perkalian, penjumlahan, pembukuan, pemilikan, dan
eksistensinya.
Rekonsiliasi adalah penyesuaian antara dua data yang
berhubungan, tetapi masing-masing dibuat oleh pihak
yang independen (terpisah) untuk mendapatkan data
yang benar.
115. • Teknik Pemeriksaan
Trasir adalah cara memeriksa dengan jalan menelusuri
proses suatu keadaan, kegiatan, ataupun masalah sampai
pada sumber atau bahan pembuktiannya.
Rekomputasi adalah menghitung kembali kalkulasi yang
telah ada untuk menetapkan kecermatannya. Misalnya,
menghitung kembali beban bunga.
Scanning adalah melakukan penelaahan secara umum
dan cepat untuk menemukan hal-hal yang memerlukan
pemeriksaan lebih lanjut.
Arround the computer adalah pemeriksaan sistem
komputer melalui inquiry data dan pengujian terhadap
program aplikasi yang ada, serta memeriksa seluruh
output secara manual.
Through the computer adalah pemeriksaan program
aplikasi, data, dan output dengan menggunakan audit
software.
116. • Sarana Audit Intern
Internal control questionaire merupakan suatu kumpulan daftar
pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya oleh auditor menyangkut
seluruh sistem pengendalian intern dari objek yang akan diperiksa.
Audit check list memunyai fungsi yang sama seperti internal control
questionnaire, di mana dalam audit check list ini oleh auditor digunakan
untuk menilai sampai sejauh mana auditee dapat memenuhi seluruh
ketentuan yang telah ditetapkan.
Kertas Kerja PemeriksaanHasil pemeriksaan pendahuluan.
Program pemeriksaan.
Rencana dan realisasi pemeriksaan.
Sarana kendali pemeriksaan.
Daftar pertanyaan kepada pimpinan unit kerja yang diperiksa.
Daftar pertanyaan penilaian pengendalian manajemen.
Kegiatan pemeriksaan yang dicatat pada formulir kertas kerja
pemeriksaan ataupun kertas lainnya.
Analisis-analisis yang dibuat oleh auditor.
Berita acara presentasi hasil pemeriksaan dengan pimpinan unit yang
diperiksa atau karyawan/pihak lainnya.
Berita acara wawancara (untuk pemeriksaan khusus).
Dan lain-lain.
117. • Sarana Audit Intern
Audit Report
Bentuk Laporan Hasil Pemeriksaan
Bentuk bab, dilengkapi memo yang berbentuk excecutive
summary.
Bentuk memo, untuk laporan hasil pemeriksaan khusus.
Bentuk bab adalah suatu bentuk laporan yang
mengelompokkan penyajian dalam beberapa bab.
Bentuk memo/excecutive summary
Laporan pemeriksaan dalam bentuk memo (executive
summary) adalah penyajian laporan dalam bentuk
memo/surat