SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 5
Hati Munafik Yang Berbicara

Ketika hati berlabuh pada suatu penantian panjang, akan ada peperangan yang terjadi
antara jiwa dan fikiran. Rani masih memikirkan kata-kata tersebut, tiba-tiba ia tersentak
dikagetkan Aya sahabatnya.
   “Siang Bolong gini ngayal aja kamu, nanti kesambet loh!” Kata aya sambil tersenyum
   manis
   “Hmm… biar aja. Yang jelas kalau aku kesambet kamu jadi sasaran pertama yang akan
   aku jambak, hahahaha”. Canda Rani. “Kamu ngapain sih, hobi banget ngagetin aku?”
   Lanjutnya
   “Habis kamu juga sih, hobi banget ngayalnya. Kamu lagi mikiran Ali yah?” Goda Aya
   “Yee… siapa yang mikirin Ali, sok tau deh!” Cibir Rani. “Mending mikirin Nabi Yusuf yang
   gantengnya mendunia dari pada mikirin Ali.” Lanjut Rani dengan sangat ekspresif.
Aya hanya tertawa melihat tingkah Rani.
Malamnya, Rani menangis dikamarnya memikirkan ucapan Aya tadi Siang. “Aku memang
mikirin Dia (Ali) Ya!” ucapnya lirih. Rani lalu memutar lagu Elyzia – Cinta Yang Tak
Mungkin

                      Kupejamkan mata ini,,, Ku tertidur tanpa lelap
                           Tapi ku bermimpi kau jadi milikku
                                Suaramu tetap bernyayi
                             Walau sadarku kian tak ada
                          Namun ku bahagia lagumu milikku

                                   Indah senyumanmu,,,
                                Tak kan pernah bisa pudar
                                  Makin indah dihatiku
                                     Walau ku sadari
                                 Cinta yang mungkin jadi

                               Apapun yang kau ciptakan
                               ku akan berjuang dapatkan
                                    Jika kau bahagia
                                  Aku semakin bahagia

                                    Indahnya wajahmu
                                   Tak kan pernah sirna
                                  Makin terang dihatiku
                                      Walau kusadari
                                 Cinta yang mungkin jadi

                            Meski ku tak bisa memiliki dirimu…
                               Tak kan ku berpaling pergi
                                   Makin ku mencintai…
Kulepas kau kekasih
                                    Biar terbang tinggi

                                 Cinta yang tak mungkin
                                      Terbang tinggi

Tiba-tiba Rani menangis sejadi-jadinya mendengar lagu tersebut, ia kembali mengingat
kejadian kemarin disekolah.
FlashBack
   “Ran, ke kantin yuk?” Ajak Aya.
   “Ayuk!” Jawab Rani sambil menggandeng tangan Aya menuju kantin.
   “Ihh,, jangan lebay deh Ran. Kayak anak kecil aja. Jawab Aya ketus.
Rani hanya terdiam lalu mengikuti Aya dari belakang. Seperti tidak ada kejadian yang
terjadi, mereka lalu saling bercanda. Dikantin, terlihat Ali, teman kelas Rani dan Aya telah
lebih dulu jadi penghuni kantin.
   “Hay Aya?” panggil Ali.
   “Hay, ngapain manggil-manggil?” Jawab Aya ketus sambil tersenyum.
   “Nggak papa, dasar cerewet!” Balas Ali.
   “Ihh…” jawab Aya sambil berlalu meninggalkan Ali.
Rani hanya mengikut dibelakang Aya. Dalam hati, Rani sedikit sedih karena Ali tak
menyapanya.
   “Bukan hanya tadi kamu tak menyapaku, selama hampir satu tahun ini pun kamu tak
   pernah menyapaku selain karena tugas sekolah. Kenapa harus Aya yang kamu sapa?
   Kenapa bukan aku Li?” Batin Rani sedih.
Sejak naik kelas XI, Aya dan Rani memang sangat dekat. Namun, dalam hati Rani tidak
terlalu menyukai Aya, karena sikap dan tingkah laku Kolerik Aya yang menurut Rani tidak
sesuai dengan kepribadiannya yang Pleukmatik. Selain itu, Aya sangat dekat dengan Ali,
cowok yang Rani sukai sejak naik kelas XI. Sehingga acap kali Rani sedih dan kecewa
dengan Aya yang seringkali tak menjaga perasaanya yang jelas-jelas mengetahui perasaan
Rani terhadap Ali.
   “Kenapa sih, kamu itu nggak peka banget! Aku suka sama kamu sejak dulu. Aku sadar
   aku bukan Aya yang sempurna. Tapi haruskah kamu bersikap dingin terhadapku? Haa…
   kenapa?” ucap Rani sedikit marah.
Rani dan Ali memang sangat jarang bicara, dapat terhitung jari mereka bicara. Sampai
mereka ingin naik kelas XII pun, kurang 15 kali mereka bicara. Itu pun karena tugas sekolah.
   “Aya, kamu kan tau aku suka sama Ali. Kenapa kamu nggak bisa jaga perasaan aku?
   Kamu selalu saja bilang mau jaga perasaan aku, tapi kenapa kamu nggak bisa buktiin
   perkataan kamu? Aku tahu, kamu pasti sadar akan hal itu.” Lanjut Rani sambil terisak.
Rani hanya bisa menangis memikirkan perasaannya yang berkecamuk, dan tak sadar ia
tertidur dalam kegelisahan yang mengantarnya kealam mimpi.

                                          *********

  “Rani……” teriak Aya girang memanggil Rani yang baru datang ke kelas. “Kamu telat lagi
  Ran? Hahaha. Kamu mau disuruh pulang untuk ketiga kalinya? Hahahaha.” Lanjut Aya
  sambil menggoda Rani. Rani hanya melihat Aya dengan senyum terpaksa.
“Tak perlu sambil teriak kali bilangnya Ya, bisa tidak kamu sehari aja nggak buat aku
   dongkol?” Batin Rani mendesah kesal, namun tak diperlihatkannya. Ia lalu duduk di
   sebelah Aya, karena mereka memang sebangku.
Rani memiliki kebiasaan terlambat sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar, waktu
kelas X Dia sudah dua kali dipulangkan karena terlambat.
Bel masuk pelajaran pertamapun berbunyi, guru-guru memasuki kelasnya masing-masing.
Jam 14.00 WITA, bel pulangpun berbunyi.
   “Rani, anterin ke mall dulu ya ambil kunci rumah. Aku lupa ambil lagi.” Bujuk Aya.
    “OK,,,” Balas Rani. Mereka pun pulang bersama. Di tengah perjalanan, Aya melihat Ali
   sedang marah-marah menendang ban motornya.
   “Ran, itu Ali kan? Kenapa ya dia? Apa motornya mogok?” Tanya Aya.
   “Kayaknya sih begitu” balas Rani selidik.
   “Samperin yuk Ran, siapa tahu aja kita bisa bantu.” Jawab Aya cemas.
   “Ya!” balas Rani sekenanya. “Aya kok perhatian banget sih?” Batin Rani bertanya.
   “Ali, kenapa? Mogok?” Tanya Aya yang berlari kecil kearah Ali
   “Hey kamu Ya, iya nih motornya mogok. Nggak tahu kenapa, bikin dongkol aja.” Jawab
   Ali dengan raut kesal. Rani hanya melihat mereka berdua tanpa mengeluarkan satu
   untaianpun.
   “Sampai kapan sih kamu nggak mau sapa aku? Kenapa Aya terus? Aya juga perhatian
   banget sama Ali. Apa dia suka juga sama Ali? Tapi nggak mungkin, Aya kan konsisten
   banget nggak mau suka sama cowok yang orang lain juga suka, apalagi cowok yang
   sahabatnya sendiri suka.” Batin Rani mendesah. Tiba-tiba Ali menatap selidik kearah
   Rani.
   “Loh, ada kamu juga ya Ran? Hmm,,, kamu naik motor bukan?” Tanya Ali.
   “Iya, memang ada apa?” balas Rani dengan salah tingkah karena Ali mengajaknya
   bicara.
   “Boleh minta tolong nggak?” Tanya Ali dengan hati-hati.
   “Boleh, mau minta tolong apaan?” balas Rani sedikit canggung.
   “Motor aku kan mogok nih, bisa pinjam motornya nggak?” jawab Ali tanpa ragu. Kamu
   tenang aja, nanti aku kembaliin ke rumahmu tanpa cacat apapun. Janji deh, suer!”
   lanjutnya dengan sangat ekspresif.
Seakan tak percaya dengan apa yang baru dia dengar, Rani terasa diremukkan hatinya
oleh sebuah benda yang besar. “sekalinya ngajak bicara dia hanya mau pimjam motor?
Itupun karena motornya mogok!” batin Rani. Ia lalu menganggukkan kepalanya tanda
setuju. Tanpa bertanya untuk kedua kalinya, Ali lalu meminta kunci motor Rani.
   “Ran, aku ikut Ali ya,,, soalnya aku buru-buru nih!” kata Aya
   “Ya…” Rani hanya berkata satu kata.
   “lengkap sudah, dia baru nyapa aku karena lagi butuh. Tapi apa harus juga bareng Aya
   pulangnya? Tanpa memikirkan aku pulangnya bagaimana! Waw,,, perfect!” batin Rani.
Aya dan Ali berlalu meninggalkan Rani sendirian. Rani tak kuasa menahan air mata yang
sedari tadi memaksa keluar, namun ia masih dapat menahannya. Rani lalu
memberhentikan kendaraan umum, dan setelah sampai dirumahnya ia lalu berlari menuju
kamarnya. Dikamarnya, Rani menangis sejadinya. Setelah hampir satu jam air matanya
tumpah di kasurnya tiba-tiba terdengar suara klakson motornya. Rani lalu bergegas ke
kamar mandi membenahi dirinya, lalu bersegera menghampiri Ali.
   “Maaf lama!” kata Rani mengagetkan Ali.
“Oh, nggak papa kok! Btw, thank’s ya motornya?” balas Ali.
   “Ya, sama-sama. Terus kamu pulangnya naik apa?” Selidik Rani dengan nada yang
   masih sangat canggung.
   “Tuh diluar udah ada jemputan, aku duluan ya?” jawab Ali sambil berlalu pergi.
Rani menatap kepergian Ali dengan tatapan kosong sampai tak terlihat lagi. Ia lalu
kembali menuju kekamarnya. Didalam kamar, Rani bertanya kepada dirinya “Apa aku
terlalu bodoh mencintai orang yang sama sekali tak menganggapku ada? Bicarapun dia
seolah enggan. Mengapa aku harus menyukainya? Mengapa aku harus menitipkan
perasaanku untuknya? Apakah hatiku terlalu munafik menyimpan rasa untuknya?” Rani
hanya bisa mengeluarkan semua sejuta hantaman dalam hatinya dengan tanya yang tak
ada jawabnya.

                                        *********

Gelap fajar dengan hembusan angin yang sejuk menemani kegelisaan Rani. Dia tampak
tegar dan tersenyum melihat langit senja. “Aku akan mulai menjadi langit senja, yang
menemani setiap peristiwa yang ada dimuka bumi, mengiringi setiap langkah makhluk
ciptaan Sang Khalik melewati seluruh lika-liku kehidupannya, dan selalu tersenyum malu
menampakkan warna elok ketika makhluk tengah merasakan indahnya memadu binar-
binar hati.” Gumam Rani lembut dengan senyum penuh makna. “Apa aku bisa seperti
langit?” lanjutnya.
Flashback
Dikelas, seperti biasanya suasana penuh kegirangan, ada yang berkumpul membicarakan
topik yang mereka sukai, ada yang sedang asyik menggambar, ada yang asyik main gitar
dan bernyayi bersama-sama, dan ada yang sibuk mengerjakan tugas sekolah. Begitu halnya
dengan Ali, ia tengah sibuk menyiapkan coklat untuk diberikan kepada wanita yang akan
dijadikan pengisi hatinya.
   “Aya,,,,?” mengahampiri Aya yang tengah asyik bergosip dengan temannya.
   “Iya, kenapa Li?” jawab Aya sekenanya.
   “Boleh ngomong bentar nggak? Please,,, boleh ya?” Bujuk Ali.
   “Hmm,,, maksa nih kayaknya. Ok deh! Ayuk, mau ngomong apaan sih?” Tanya Aya
   penasaran. Tanpa sempat membalas pertanyaan Aya, Ali langsung menarik pergelangan
   tangan Aya dan sedikit berlari kearah tengah kelas.
   “Ya… aku suka sama kamu! Udah lama aku mendam perasaan ini, sejak kita kelas X aku
   dah suka sama kamu. Kamu mau nggak jadi pengisi relung hatiku?” kata Ali penuh
   harap.
Tanpa mereka sadari, Rani yang saat itu telah berdiri di depan pintu kelas, pulang dari
perpustakaan melihat apa yang dilakukan Ali.
   “Apa? Ali nembak Aya? Dia suka Aya sejak kelas X? Aku nggak percaya ini, mengapa dia
   harus suka sama sahabatku sendiri?” Batin Aya bertanya.
   “Ali… apa kamu serius dengan ucapanmu?” Tanya Aya dengan masih tak percaya.
   “Aku sangat serius Ya, aku udah nggak bisa mendam perasaan ini terlalu lama. Aku su….
   Bukan, tapi cinta sama Kamu! Aku suka sama sifat egois kamu, sifat ceria kamu, sifat
   cerewet kamu, pokoknya aku suka semua yang ada pada kamu.” Balas Ali dengan
   penuh ekspresif.
    “Sebenarnya, aku juga suka sama kamu Li,,, tapi…” belum sempat Aya melanjutkan,
   Rani telah memotong pembicaraannya.
“Tapi,,, dia belum dapat restu dari Aku Li, hahaha. Ya, sekarang aku restui hubungan
  kalian. Buruan terima Ali.” Kata Rani dengan girang namun Batinnya sangat pedih. “Aku
  dukung kalian, teman-teman juga. Iya kan temen-temenku?” Lanjutnya
  “Iya,,, setuju!” jawab teman kelasnya serentak. “sudah Ya, terimas aja, kasihan tuh Ali
  sampai keringat dingin gitu. Hahaha” lanjut salah satu dari mereka.
  “Tapi….” Aya langsung menarik tangan Rani kearah luar kelas. “Ran, kamu suka kan
  sama Ali?” bisik Aya.
  “Ah,,, aku suka sama Ali? Ya nggak lah Ayaku sayang. Mana mungkin aku suka sama
  dia, iya sih dulu aku suka, tapi itu udah lama banget. Udah pada jamannnya manusia
  purba. Hahahaha.” Jawab Rani dengan Ketawa yang sangat dipaksakan.
  “Bener…?” selidik Aya.
  “Yaiyalah!” jawab Rani tegas dengan raut meyakinkan. Rani lalu menarik tangan Aya
  kembali ke tengah Kelas dan teriak “Temen-temen, Aya nerima Ali jadi pacarnya. Beri
  selamat yukk!” Lanjut Rani dengan sangat ekspresif.
Akhirnya Aya dan Ali resmi pacaran, Rani tak kuasa menahan air matanya namun ia masih
mampu menahannya. Akhirnya Bel pulangpun berbunyi.
  “Aya, sory ya. Bukannya aku nggak mau anterin kamu pulang. Tapi, berhubung ada
  pasangan baru, jadi motorku nggak nerima boncengan yang udah berpasangan.
  Hahaha.” Canda Rani
  “ye… jahat kamu Ran!” Cibir Aya.
  “hahaha…. Yaudah deh, aku balik duluan ya?” tanpa sempat mendengar balasan Aya,
  Rani berlalu meninggalkan Aya dan Ali. Rani lalu berlari menuju motor dan langsung
  mengemudikan motor dan mengendarainya dengan kecapatan 60 km/jam. Ia menangis
  sejadinya dimotor dengan kecepatan diatas normal. Rani mengendarai motor tanpa
  arah, ia belum mau pulang kerumah. Setelah hampir satu jam mengendarai motor
  tanpa tujuan, Rani lalu pulang kerumah. Sesampainya dirumah, ia lalu berlari
  kekamarnya dan melanjutkan meratapi dirinya.
  “Aku sekarang mengerti semuanya” ucapnya terbata. Rani tak dapat mengeluarkan
  untaian apapun dari mulut maupun batinnya. Ia merasakan pedih yang sangat sakit.

“Ya Allah, terima kasih atas semua cobaan yang Engkau berikan kepadaku. Pada akhirnya,
semua ini pasti ada hikmahnya. Aku memang belum waktunya mencintai orang lain,
karena sesungguhnya cinta yang aku miliki memang diciptakan hanya untuk memberikan
seutuhnya terhadapMU. Terima kasih Aya, terima kasih Ali, kini aku telah dapat
melunakkan munafiknya hatiku. Akan kujadikan pelajaran yang berharga untuk diriku.
Semoga kalian berbahagia.” Doa Rani, ia lalu melanjutkan memandang langit senja.


                                        *********

                                                                     Created By :




                                                                          SB

Weitere ähnliche Inhalte

Mehr von Sabrianah Badaruddin

Perubahan entalpi pembakaran bahan bakar
Perubahan entalpi pembakaran bahan bakarPerubahan entalpi pembakaran bahan bakar
Perubahan entalpi pembakaran bahan bakarSabrianah Badaruddin
 
Perubahan entalpi reaksi menggunakan kalorimeter sederhana
Perubahan entalpi reaksi menggunakan kalorimeter sederhanaPerubahan entalpi reaksi menggunakan kalorimeter sederhana
Perubahan entalpi reaksi menggunakan kalorimeter sederhanaSabrianah Badaruddin
 
Gaya Newton, Hukum Kepler, dan Bumi 500 Tahun Kedepan
Gaya Newton, Hukum Kepler, dan Bumi 500 Tahun KedepanGaya Newton, Hukum Kepler, dan Bumi 500 Tahun Kedepan
Gaya Newton, Hukum Kepler, dan Bumi 500 Tahun KedepanSabrianah Badaruddin
 
Resensi novel - Dia Tanpa Aku by Diana Fitria
Resensi novel - Dia Tanpa Aku by Diana FitriaResensi novel - Dia Tanpa Aku by Diana Fitria
Resensi novel - Dia Tanpa Aku by Diana FitriaSabrianah Badaruddin
 
Perubahan Lingkungan dan Etika Lingkungan
Perubahan Lingkungan dan Etika LingkunganPerubahan Lingkungan dan Etika Lingkungan
Perubahan Lingkungan dan Etika LingkunganSabrianah Badaruddin
 
Kd 2 cara menyambung kabel lan rj45
Kd 2 cara menyambung kabel lan rj45Kd 2 cara menyambung kabel lan rj45
Kd 2 cara menyambung kabel lan rj45Sabrianah Badaruddin
 
Kd 1 perangkat keras internet part-2
Kd 1 perangkat keras internet part-2Kd 1 perangkat keras internet part-2
Kd 1 perangkat keras internet part-2Sabrianah Badaruddin
 
Kd 4 menggunakan webbrowser n search engine
Kd 4 menggunakan webbrowser n search engineKd 4 menggunakan webbrowser n search engine
Kd 4 menggunakan webbrowser n search engineSabrianah Badaruddin
 
Resensi Novel Hafalan Shalat Delisa By Widya Nugraha
Resensi Novel Hafalan Shalat Delisa By Widya NugrahaResensi Novel Hafalan Shalat Delisa By Widya Nugraha
Resensi Novel Hafalan Shalat Delisa By Widya NugrahaSabrianah Badaruddin
 

Mehr von Sabrianah Badaruddin (20)

Kedudukan Warga Negara
Kedudukan Warga NegaraKedudukan Warga Negara
Kedudukan Warga Negara
 
Search Engine part 2
Search Engine part 2Search Engine part 2
Search Engine part 2
 
Search Engine
Search EngineSearch Engine
Search Engine
 
Web Browser
Web BrowserWeb Browser
Web Browser
 
Makalah TIK - Kunjungan Warnet
Makalah TIK - Kunjungan WarnetMakalah TIK - Kunjungan Warnet
Makalah TIK - Kunjungan Warnet
 
Perubahan entalpi pembakaran bahan bakar
Perubahan entalpi pembakaran bahan bakarPerubahan entalpi pembakaran bahan bakar
Perubahan entalpi pembakaran bahan bakar
 
Perubahan entalpi reaksi menggunakan kalorimeter sederhana
Perubahan entalpi reaksi menggunakan kalorimeter sederhanaPerubahan entalpi reaksi menggunakan kalorimeter sederhana
Perubahan entalpi reaksi menggunakan kalorimeter sederhana
 
Gaya Newton, Hukum Kepler, dan Bumi 500 Tahun Kedepan
Gaya Newton, Hukum Kepler, dan Bumi 500 Tahun KedepanGaya Newton, Hukum Kepler, dan Bumi 500 Tahun Kedepan
Gaya Newton, Hukum Kepler, dan Bumi 500 Tahun Kedepan
 
Resensi novel - Dia Tanpa Aku by Diana Fitria
Resensi novel - Dia Tanpa Aku by Diana FitriaResensi novel - Dia Tanpa Aku by Diana Fitria
Resensi novel - Dia Tanpa Aku by Diana Fitria
 
Kerajaan Islam Aceh Darussalam
Kerajaan Islam Aceh DarussalamKerajaan Islam Aceh Darussalam
Kerajaan Islam Aceh Darussalam
 
Perubahan Lingkungan dan Etika Lingkungan
Perubahan Lingkungan dan Etika LingkunganPerubahan Lingkungan dan Etika Lingkungan
Perubahan Lingkungan dan Etika Lingkungan
 
Kd 3 mempraktikkan akses internet
Kd 3 mempraktikkan akses internetKd 3 mempraktikkan akses internet
Kd 3 mempraktikkan akses internet
 
Kd 2 cara menyambung kabel lan rj45
Kd 2 cara menyambung kabel lan rj45Kd 2 cara menyambung kabel lan rj45
Kd 2 cara menyambung kabel lan rj45
 
Kd 1 perangkat keras internet part-2
Kd 1 perangkat keras internet part-2Kd 1 perangkat keras internet part-2
Kd 1 perangkat keras internet part-2
 
Kd 4 menggunakan webbrowser n search engine
Kd 4 menggunakan webbrowser n search engineKd 4 menggunakan webbrowser n search engine
Kd 4 menggunakan webbrowser n search engine
 
Rumus trigonometri
Rumus trigonometriRumus trigonometri
Rumus trigonometri
 
Resensi Novel Hafalan Shalat Delisa By Widya Nugraha
Resensi Novel Hafalan Shalat Delisa By Widya NugrahaResensi Novel Hafalan Shalat Delisa By Widya Nugraha
Resensi Novel Hafalan Shalat Delisa By Widya Nugraha
 
corelDRAW
corelDRAWcorelDRAW
corelDRAW
 
Hukum Hooke dan Ayunan Sederhana
Hukum Hooke dan Ayunan SederhanaHukum Hooke dan Ayunan Sederhana
Hukum Hooke dan Ayunan Sederhana
 
Iman Kepada Rasul-rasul Allah SWT
Iman Kepada Rasul-rasul Allah SWTIman Kepada Rasul-rasul Allah SWT
Iman Kepada Rasul-rasul Allah SWT
 

Kürzlich hochgeladen

Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docxRPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docxSyifaDzikron
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Abdiera
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptxKualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptxSelviPanggua1
 
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimNodd Nittong
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024MALISAAININOORBINTIA
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaruSilvanaAyu
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfHeriyantoHeriyanto44
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfAgungNugroho932694
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxFranxisca Kurniawati
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docxRPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptxKualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
 
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
 

Hati Munafik Yang Berbicara

  • 1. Hati Munafik Yang Berbicara Ketika hati berlabuh pada suatu penantian panjang, akan ada peperangan yang terjadi antara jiwa dan fikiran. Rani masih memikirkan kata-kata tersebut, tiba-tiba ia tersentak dikagetkan Aya sahabatnya. “Siang Bolong gini ngayal aja kamu, nanti kesambet loh!” Kata aya sambil tersenyum manis “Hmm… biar aja. Yang jelas kalau aku kesambet kamu jadi sasaran pertama yang akan aku jambak, hahahaha”. Canda Rani. “Kamu ngapain sih, hobi banget ngagetin aku?” Lanjutnya “Habis kamu juga sih, hobi banget ngayalnya. Kamu lagi mikiran Ali yah?” Goda Aya “Yee… siapa yang mikirin Ali, sok tau deh!” Cibir Rani. “Mending mikirin Nabi Yusuf yang gantengnya mendunia dari pada mikirin Ali.” Lanjut Rani dengan sangat ekspresif. Aya hanya tertawa melihat tingkah Rani. Malamnya, Rani menangis dikamarnya memikirkan ucapan Aya tadi Siang. “Aku memang mikirin Dia (Ali) Ya!” ucapnya lirih. Rani lalu memutar lagu Elyzia – Cinta Yang Tak Mungkin Kupejamkan mata ini,,, Ku tertidur tanpa lelap Tapi ku bermimpi kau jadi milikku Suaramu tetap bernyayi Walau sadarku kian tak ada Namun ku bahagia lagumu milikku Indah senyumanmu,,, Tak kan pernah bisa pudar Makin indah dihatiku Walau ku sadari Cinta yang mungkin jadi Apapun yang kau ciptakan ku akan berjuang dapatkan Jika kau bahagia Aku semakin bahagia Indahnya wajahmu Tak kan pernah sirna Makin terang dihatiku Walau kusadari Cinta yang mungkin jadi Meski ku tak bisa memiliki dirimu… Tak kan ku berpaling pergi Makin ku mencintai…
  • 2. Kulepas kau kekasih Biar terbang tinggi Cinta yang tak mungkin Terbang tinggi Tiba-tiba Rani menangis sejadi-jadinya mendengar lagu tersebut, ia kembali mengingat kejadian kemarin disekolah. FlashBack “Ran, ke kantin yuk?” Ajak Aya. “Ayuk!” Jawab Rani sambil menggandeng tangan Aya menuju kantin. “Ihh,, jangan lebay deh Ran. Kayak anak kecil aja. Jawab Aya ketus. Rani hanya terdiam lalu mengikuti Aya dari belakang. Seperti tidak ada kejadian yang terjadi, mereka lalu saling bercanda. Dikantin, terlihat Ali, teman kelas Rani dan Aya telah lebih dulu jadi penghuni kantin. “Hay Aya?” panggil Ali. “Hay, ngapain manggil-manggil?” Jawab Aya ketus sambil tersenyum. “Nggak papa, dasar cerewet!” Balas Ali. “Ihh…” jawab Aya sambil berlalu meninggalkan Ali. Rani hanya mengikut dibelakang Aya. Dalam hati, Rani sedikit sedih karena Ali tak menyapanya. “Bukan hanya tadi kamu tak menyapaku, selama hampir satu tahun ini pun kamu tak pernah menyapaku selain karena tugas sekolah. Kenapa harus Aya yang kamu sapa? Kenapa bukan aku Li?” Batin Rani sedih. Sejak naik kelas XI, Aya dan Rani memang sangat dekat. Namun, dalam hati Rani tidak terlalu menyukai Aya, karena sikap dan tingkah laku Kolerik Aya yang menurut Rani tidak sesuai dengan kepribadiannya yang Pleukmatik. Selain itu, Aya sangat dekat dengan Ali, cowok yang Rani sukai sejak naik kelas XI. Sehingga acap kali Rani sedih dan kecewa dengan Aya yang seringkali tak menjaga perasaanya yang jelas-jelas mengetahui perasaan Rani terhadap Ali. “Kenapa sih, kamu itu nggak peka banget! Aku suka sama kamu sejak dulu. Aku sadar aku bukan Aya yang sempurna. Tapi haruskah kamu bersikap dingin terhadapku? Haa… kenapa?” ucap Rani sedikit marah. Rani dan Ali memang sangat jarang bicara, dapat terhitung jari mereka bicara. Sampai mereka ingin naik kelas XII pun, kurang 15 kali mereka bicara. Itu pun karena tugas sekolah. “Aya, kamu kan tau aku suka sama Ali. Kenapa kamu nggak bisa jaga perasaan aku? Kamu selalu saja bilang mau jaga perasaan aku, tapi kenapa kamu nggak bisa buktiin perkataan kamu? Aku tahu, kamu pasti sadar akan hal itu.” Lanjut Rani sambil terisak. Rani hanya bisa menangis memikirkan perasaannya yang berkecamuk, dan tak sadar ia tertidur dalam kegelisahan yang mengantarnya kealam mimpi. ********* “Rani……” teriak Aya girang memanggil Rani yang baru datang ke kelas. “Kamu telat lagi Ran? Hahaha. Kamu mau disuruh pulang untuk ketiga kalinya? Hahahaha.” Lanjut Aya sambil menggoda Rani. Rani hanya melihat Aya dengan senyum terpaksa.
  • 3. “Tak perlu sambil teriak kali bilangnya Ya, bisa tidak kamu sehari aja nggak buat aku dongkol?” Batin Rani mendesah kesal, namun tak diperlihatkannya. Ia lalu duduk di sebelah Aya, karena mereka memang sebangku. Rani memiliki kebiasaan terlambat sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar, waktu kelas X Dia sudah dua kali dipulangkan karena terlambat. Bel masuk pelajaran pertamapun berbunyi, guru-guru memasuki kelasnya masing-masing. Jam 14.00 WITA, bel pulangpun berbunyi. “Rani, anterin ke mall dulu ya ambil kunci rumah. Aku lupa ambil lagi.” Bujuk Aya. “OK,,,” Balas Rani. Mereka pun pulang bersama. Di tengah perjalanan, Aya melihat Ali sedang marah-marah menendang ban motornya. “Ran, itu Ali kan? Kenapa ya dia? Apa motornya mogok?” Tanya Aya. “Kayaknya sih begitu” balas Rani selidik. “Samperin yuk Ran, siapa tahu aja kita bisa bantu.” Jawab Aya cemas. “Ya!” balas Rani sekenanya. “Aya kok perhatian banget sih?” Batin Rani bertanya. “Ali, kenapa? Mogok?” Tanya Aya yang berlari kecil kearah Ali “Hey kamu Ya, iya nih motornya mogok. Nggak tahu kenapa, bikin dongkol aja.” Jawab Ali dengan raut kesal. Rani hanya melihat mereka berdua tanpa mengeluarkan satu untaianpun. “Sampai kapan sih kamu nggak mau sapa aku? Kenapa Aya terus? Aya juga perhatian banget sama Ali. Apa dia suka juga sama Ali? Tapi nggak mungkin, Aya kan konsisten banget nggak mau suka sama cowok yang orang lain juga suka, apalagi cowok yang sahabatnya sendiri suka.” Batin Rani mendesah. Tiba-tiba Ali menatap selidik kearah Rani. “Loh, ada kamu juga ya Ran? Hmm,,, kamu naik motor bukan?” Tanya Ali. “Iya, memang ada apa?” balas Rani dengan salah tingkah karena Ali mengajaknya bicara. “Boleh minta tolong nggak?” Tanya Ali dengan hati-hati. “Boleh, mau minta tolong apaan?” balas Rani sedikit canggung. “Motor aku kan mogok nih, bisa pinjam motornya nggak?” jawab Ali tanpa ragu. Kamu tenang aja, nanti aku kembaliin ke rumahmu tanpa cacat apapun. Janji deh, suer!” lanjutnya dengan sangat ekspresif. Seakan tak percaya dengan apa yang baru dia dengar, Rani terasa diremukkan hatinya oleh sebuah benda yang besar. “sekalinya ngajak bicara dia hanya mau pimjam motor? Itupun karena motornya mogok!” batin Rani. Ia lalu menganggukkan kepalanya tanda setuju. Tanpa bertanya untuk kedua kalinya, Ali lalu meminta kunci motor Rani. “Ran, aku ikut Ali ya,,, soalnya aku buru-buru nih!” kata Aya “Ya…” Rani hanya berkata satu kata. “lengkap sudah, dia baru nyapa aku karena lagi butuh. Tapi apa harus juga bareng Aya pulangnya? Tanpa memikirkan aku pulangnya bagaimana! Waw,,, perfect!” batin Rani. Aya dan Ali berlalu meninggalkan Rani sendirian. Rani tak kuasa menahan air mata yang sedari tadi memaksa keluar, namun ia masih dapat menahannya. Rani lalu memberhentikan kendaraan umum, dan setelah sampai dirumahnya ia lalu berlari menuju kamarnya. Dikamarnya, Rani menangis sejadinya. Setelah hampir satu jam air matanya tumpah di kasurnya tiba-tiba terdengar suara klakson motornya. Rani lalu bergegas ke kamar mandi membenahi dirinya, lalu bersegera menghampiri Ali. “Maaf lama!” kata Rani mengagetkan Ali.
  • 4. “Oh, nggak papa kok! Btw, thank’s ya motornya?” balas Ali. “Ya, sama-sama. Terus kamu pulangnya naik apa?” Selidik Rani dengan nada yang masih sangat canggung. “Tuh diluar udah ada jemputan, aku duluan ya?” jawab Ali sambil berlalu pergi. Rani menatap kepergian Ali dengan tatapan kosong sampai tak terlihat lagi. Ia lalu kembali menuju kekamarnya. Didalam kamar, Rani bertanya kepada dirinya “Apa aku terlalu bodoh mencintai orang yang sama sekali tak menganggapku ada? Bicarapun dia seolah enggan. Mengapa aku harus menyukainya? Mengapa aku harus menitipkan perasaanku untuknya? Apakah hatiku terlalu munafik menyimpan rasa untuknya?” Rani hanya bisa mengeluarkan semua sejuta hantaman dalam hatinya dengan tanya yang tak ada jawabnya. ********* Gelap fajar dengan hembusan angin yang sejuk menemani kegelisaan Rani. Dia tampak tegar dan tersenyum melihat langit senja. “Aku akan mulai menjadi langit senja, yang menemani setiap peristiwa yang ada dimuka bumi, mengiringi setiap langkah makhluk ciptaan Sang Khalik melewati seluruh lika-liku kehidupannya, dan selalu tersenyum malu menampakkan warna elok ketika makhluk tengah merasakan indahnya memadu binar- binar hati.” Gumam Rani lembut dengan senyum penuh makna. “Apa aku bisa seperti langit?” lanjutnya. Flashback Dikelas, seperti biasanya suasana penuh kegirangan, ada yang berkumpul membicarakan topik yang mereka sukai, ada yang sedang asyik menggambar, ada yang asyik main gitar dan bernyayi bersama-sama, dan ada yang sibuk mengerjakan tugas sekolah. Begitu halnya dengan Ali, ia tengah sibuk menyiapkan coklat untuk diberikan kepada wanita yang akan dijadikan pengisi hatinya. “Aya,,,,?” mengahampiri Aya yang tengah asyik bergosip dengan temannya. “Iya, kenapa Li?” jawab Aya sekenanya. “Boleh ngomong bentar nggak? Please,,, boleh ya?” Bujuk Ali. “Hmm,,, maksa nih kayaknya. Ok deh! Ayuk, mau ngomong apaan sih?” Tanya Aya penasaran. Tanpa sempat membalas pertanyaan Aya, Ali langsung menarik pergelangan tangan Aya dan sedikit berlari kearah tengah kelas. “Ya… aku suka sama kamu! Udah lama aku mendam perasaan ini, sejak kita kelas X aku dah suka sama kamu. Kamu mau nggak jadi pengisi relung hatiku?” kata Ali penuh harap. Tanpa mereka sadari, Rani yang saat itu telah berdiri di depan pintu kelas, pulang dari perpustakaan melihat apa yang dilakukan Ali. “Apa? Ali nembak Aya? Dia suka Aya sejak kelas X? Aku nggak percaya ini, mengapa dia harus suka sama sahabatku sendiri?” Batin Aya bertanya. “Ali… apa kamu serius dengan ucapanmu?” Tanya Aya dengan masih tak percaya. “Aku sangat serius Ya, aku udah nggak bisa mendam perasaan ini terlalu lama. Aku su…. Bukan, tapi cinta sama Kamu! Aku suka sama sifat egois kamu, sifat ceria kamu, sifat cerewet kamu, pokoknya aku suka semua yang ada pada kamu.” Balas Ali dengan penuh ekspresif. “Sebenarnya, aku juga suka sama kamu Li,,, tapi…” belum sempat Aya melanjutkan, Rani telah memotong pembicaraannya.
  • 5. “Tapi,,, dia belum dapat restu dari Aku Li, hahaha. Ya, sekarang aku restui hubungan kalian. Buruan terima Ali.” Kata Rani dengan girang namun Batinnya sangat pedih. “Aku dukung kalian, teman-teman juga. Iya kan temen-temenku?” Lanjutnya “Iya,,, setuju!” jawab teman kelasnya serentak. “sudah Ya, terimas aja, kasihan tuh Ali sampai keringat dingin gitu. Hahaha” lanjut salah satu dari mereka. “Tapi….” Aya langsung menarik tangan Rani kearah luar kelas. “Ran, kamu suka kan sama Ali?” bisik Aya. “Ah,,, aku suka sama Ali? Ya nggak lah Ayaku sayang. Mana mungkin aku suka sama dia, iya sih dulu aku suka, tapi itu udah lama banget. Udah pada jamannnya manusia purba. Hahahaha.” Jawab Rani dengan Ketawa yang sangat dipaksakan. “Bener…?” selidik Aya. “Yaiyalah!” jawab Rani tegas dengan raut meyakinkan. Rani lalu menarik tangan Aya kembali ke tengah Kelas dan teriak “Temen-temen, Aya nerima Ali jadi pacarnya. Beri selamat yukk!” Lanjut Rani dengan sangat ekspresif. Akhirnya Aya dan Ali resmi pacaran, Rani tak kuasa menahan air matanya namun ia masih mampu menahannya. Akhirnya Bel pulangpun berbunyi. “Aya, sory ya. Bukannya aku nggak mau anterin kamu pulang. Tapi, berhubung ada pasangan baru, jadi motorku nggak nerima boncengan yang udah berpasangan. Hahaha.” Canda Rani “ye… jahat kamu Ran!” Cibir Aya. “hahaha…. Yaudah deh, aku balik duluan ya?” tanpa sempat mendengar balasan Aya, Rani berlalu meninggalkan Aya dan Ali. Rani lalu berlari menuju motor dan langsung mengemudikan motor dan mengendarainya dengan kecapatan 60 km/jam. Ia menangis sejadinya dimotor dengan kecepatan diatas normal. Rani mengendarai motor tanpa arah, ia belum mau pulang kerumah. Setelah hampir satu jam mengendarai motor tanpa tujuan, Rani lalu pulang kerumah. Sesampainya dirumah, ia lalu berlari kekamarnya dan melanjutkan meratapi dirinya. “Aku sekarang mengerti semuanya” ucapnya terbata. Rani tak dapat mengeluarkan untaian apapun dari mulut maupun batinnya. Ia merasakan pedih yang sangat sakit. “Ya Allah, terima kasih atas semua cobaan yang Engkau berikan kepadaku. Pada akhirnya, semua ini pasti ada hikmahnya. Aku memang belum waktunya mencintai orang lain, karena sesungguhnya cinta yang aku miliki memang diciptakan hanya untuk memberikan seutuhnya terhadapMU. Terima kasih Aya, terima kasih Ali, kini aku telah dapat melunakkan munafiknya hatiku. Akan kujadikan pelajaran yang berharga untuk diriku. Semoga kalian berbahagia.” Doa Rani, ia lalu melanjutkan memandang langit senja. ********* Created By : SB