SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Bab 1
Memahami Fungsi Gambar dan Standar Gambar Teknik
1.1 Fungsi Gambar Teknik
Gambar Teknik merupakan sebuah alat untuk menyatakan maksud, terutama bagi orang-
orang teknik, maka gambar teknik sering juga disebut sebagai bahasa teknik atau alat
komunikasi teknik. Sebagai bahasa teknik, sebuah gambar dapat meneruskan dan
menginformasikan keterangan-keterangan secara tepat & obyektif.
Dalam bidang otomotif, gambar proyeksi, gambar potongan sering digunakan untuk
menunjukkan bentuk dan nama komponen bagian luar, menunjukkan bentuk dan nama
komponen bagian dalam serta membantu menjelaskan prinsip-prinsip kerja mesin.
Simbol-simbol, kode-kode dan diagram kerja/rangkaian sistem kelistrikan juga
digunakan pada bidang otomotif. Bahkan pada mobil-mobil baru selalu disertakan buku
manual (manual book) yang berisi gambar-gambar dan keterangan tentang mobil tersebut.
Penunjukkan gambar-gambar dalam buku manual dapat mempermudah para mekanik dan
pemiliki kendaraan untuk memelihara/servis serta memperbaiki kendaraan.
Gambar teknik mempunyai beberapa fungsi yaitu :
(1) Penyampaian Informasi
Gambar mempunyai tugas menyampaikan maksud dari perancang dengan tepat kepada
pihak lain misalnya perencanaan proses, pembuatan, pemeriksaan dan perakitan produk/
komponen.
Apabila kita mengamati proses pembuatan produk/komponen mesin, selalu kita
temukan gambar. Gambar tersebut digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan bentuk dan
ukuran-ukuran produk/komponen mesin yang akan dibuat.
Simbol-simbol, kode-kode dalam bentuk diagram rangkaian kelistrikan digunakan
untuk menyampaikan informasi tentang komponen-komponen kelistrikan, jalur-jalur
pengawatan dan sebagainya. Apabila rangkaian kelistrikan digambar dengan gambar aslinya,
maka ilustrasinya akan menjadi rumit dan sulit untuk dimengerti.
(2) Pengawetan dan Penyimpanan
Gambar merupakan data teknis yang tepat karena dapat memuat teknologi dari suatu
perusahaan, yang kemudian dipadatkan dan dikumpulkan dalam bentuk gambar. Pengawetan
gambar diperlukan untuk mensuplai bagian-bagian produk untuk perbaikan, tetapi gambar-
gambar digunakan sebagai bahan informasi untuk perencanaan baru di kemudian hari. Untuk
ini diperlukan cara penyimpanan, kodifikasi nomor urut gambar dan sebagainya.
(3) Penuangan gagasan dan Pengembangan
Gagasan-gagasan baru untuk pengembangan produk atau teknologi pada awalnya masih
berupa konsep abstrak yang terlintas dalam pikiran. Konsep abstrak tersebut kemudian
diwujudkan dalam bentuk gambar sketsa, kemudian gambar sketsa diteliti, dievaluasi secara
berulang-ulang sehingga didapatkan gambar-gambar baru yang sempurna.
Dengan demikian gambar tidak hanya melukiskan gambar, tetapi berfungsi juga sebagai
peningkat daya berfikir, sekaligus untuk penuangan gagasan-gagasan baru untuk
pengembangan.
S
1.2 Standar Gambar Teknik
Standar gambar teknik merupakan suatu keseragaman yang telah disepakati bersama
dengan tujuan untuk menghindari salah pengertian dalam komonikasi teknik. Orang-orang
terkait dalam bidang gambar teknik perlu mengetahui tentang standar. Orang-orang terkait
tersebut antara lain siswa pada kelompok teknologi dan industri, para perencana produk,
operator mesin, operator perakitan, mekanik dan pengontrol mutu dari suatu produk/mesin.
Standar gambar teknik dapat diberlakukan di dalam lingkungan perusahaan, antar
perusahaan/industri di dalam suatu negara, bahkan standar gmbar teknik dapat diberlakukan
pada industri antar negara yang dikenal dengan Standar Internasional atau disingkat S 1.
Negara-negara yang sudah membuat standar antara lain :
(1) Jepang ( JIS )
(2) Belanda ( NEN )
(3) Jerman ( DIN )
(4) Indonesia ( SII )
(5) Standar Internasional ( ISO )
ISO (Internasional Standardization for organization) bertujuan untuk menyatukan pengertian
teknik antar bangsa dengan jalan membuat standar. Standar yang dibuat tersebut kemudian
dibawa ke forum internasional dengan tujuan :
(1) Memudahkan perdagangan nasional maupun internasional
(2) Memudahkan komunikasi teknik
(3) Bagi negara-negara berkembang, dapat memberi petunjuk-petunjuk praktis
pada persoalan khusus dalam bidang teknik.
Bab 2
Memahami alat-alat gambar & cara penggunaannya
Untuk dapat menggambar teknik dengan baik diperlukan alat-alat gambar yang lengkap
dan cara menggunakan, membersihkan dan menyimpan alat-alat dengan baik.
Alat-alat gambar yang bisa digunakan dalam mengambar teknik antara lain :
a) Kertas gambar dengan standarnya (ukurannya)
b) Pensil, pena atau rapido
c) Jangka dan kelengkapannya
d) Macam-macam mistar (mistar segitiga, mistar)
e) Macam-macam mal
f). Penghapus dan Pelindung Penghapus
a) Kertas gambar dengan standarnya (ukurannya)
Macam-macam kertas gambar yang digunakan sesuai dengan tujuan gambar meliputi :
- Kertas gambar untuk tata letak. Untuk gambar tata letak dengan pensil dipergunakan kertas
gambar putih biasa, kertas sketsa atau kertas milimeter.
- Kertas gambar untuk gambar asli. Gambar asli digambar pada kertas kalkir, karena gambar
cetak biru (blueprint) atau cetak kontak dibuat langsung dari gambar tersebut. Kualitas kertas
yang baik adalah tahan lama, tahan lembab, mudah untuk menggambar pensil/tinta dan
mudah dicetak kembali.
- Film gambar dipergunakan untuk gambar yang teliti, dapat disimpan untuk jangka waktu
yang lama dan tidak boleh memuai maupun menyusut.
Kertas gambar mempunyai ukuran panjang dan lebar yang sudah terstandar. Sesuai
dengan sistem ISO (International Standardization for Organization) dan NNI (Nederland
Normalisatie Instituet), ukuran kertas gambar ditentukan sebagai berikut (lihat tabel 1).
Tabel 1 ukuran kertas gambar.
Ukuran
Ukuran
Sisi Kiri C (Constant)
Lebar Panjang
A 0 841 mm 1189 mm 20 mm 10 mm
A 1 594 mm 841 mm 20 mm 10 mm
A 2 420 mm 594 mm 20 mm 10 mm
A 3 297 mm 420 mm 20 mm 10 mm
A 4 210 mm 297 mm 20 mm 5 mm
A 5 148 mm 210 mm 20 mm 5 mm
Keterangan : C (Constan) pada tabel adalah ukuran tepi bawah, tepi atas dan tepi kanan.
Sedangkan tepi kiri untuk setiap ukuran kertas gambar ditetapkan 20 mm hal ini di
maksudkan agar gambar-gambar yang akan dibundel tidak terganggu gambarnya.
Dari ukuran kertas pada tabel maka untuk mendapatkan ukuran kertas A 1 didapat dari
A 0 dibagi dua, ukuran kertas A 2 didapat dari A 1 dibagi dua, ukuran kertas A 3 didapat dari
A 2 dibagi dua dan ukuran kertas A 4 didapat dari A 3 dibagi dua.
b) Pensil, Pena atau Rapido dan Penggunaannya
Pensil yang dipakai untuk menggambar ada tiga macam yaitu pensil biasa, pensil
yang dapat diisi kembali, dan pensil mekanik. Ketiga jenis pensil ini memiliki tingkat
kekerasan tertentu mulai dari yang lunak sampai keras. Adapun tingkat kekerasan pensil
dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2 Tingkat Kekerasan Pensil
Lunak Sedang Keras
2 B
3 B
4 B
5 B
6 B
7 B
B
HB
F
H
2 H
3 H
4 H
5 H
6 H
7 H
8 H
9 H
Angka di depan huruf H menunjukkan tingkat kekerasannya (semakin besar angkanya
semakin keras). Sedangkan angka di depan huruf B menunjukkan kelunakannya (semakin
lunak, angkanya semakin besar).
Meruncingkan dan Menggunakan Pensil
Untuk meruncingkan pensil jenis biasa, gunakanlah ampelas halus (no. 220 atau no.
400) atau kikir halus, dengan cara pensil dipegang antara jari telunjuk dan ibu jari kemudian
saat mengasah pensil diputar (gambar 1.5)
Gambar 1.5 Mengasah pensil
Untuk mendapatkan garis yang baik (rata/tajam) maka pensil harus ditarik dengan
diputar sambil ditekan pelan-pelan, kedudukan pensil 60o terhadap garis yang akan dibuat
(lihat gambar 1.6)
Gb. 1.6 Cara menarik garis dengan menggunakan pensil.
Pena gambar digunakan untuk membuat gambar asli yaitu gambar yang ditinta. Pena
gambar ada dua macam, yaitu pena dengan mata/daun dapat diatur (trek-pen) dan pena
dengan ketebalan tetap dengan ukuran yang bermacam-macam yang biasa disebut dengan
nama rapido (lihat gambar 1.8)
Gb. 1.7 Rapidograf dan bagian-bagiannya
Keterangan :
1. Rapido
2. Mahkota/Kepala (luas)
3. Mahkota/Kepala (dalam)
4. Tutup
5. Kunci pembuka pena
6. Tabung tinta
7. Rumah pena
8. Pena
9. Tangkai
Bagian – bagian Pena Gambar
Gb.1.8 Bagian-bagian pena gambar / trekpen
Bagian – bagian pena gambar terdiri dari :
No. 1. Mur pengatur berfungsi mengatur kekebalan garis yang di inginkan (lihat ukuran 2 di
bawah)
No. 2. Masa pena (daun pena) yang dapat bergerak sesuai dengan putaran mur no 1
No. 3. Tangkai
No. 4. Lubang pengunci
No. 5. Baut pengikat pena
No. 6. Daun pena (mata pena) yang dapat di putar
No. 7. Bagian – bagian pena yang perlu mendapatkan perawatan (dibersihkan atau diratakan)
Gb.1.9: Penggunaan pena gambar( trek-pen)
Penggunaan pena gambar (trek-pen)
Hal – hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan trek pen adalah sebagai berikut :
a. Tinta yang kita isikan di antara dua mata pena dengan tinggi x pada gambar 1.8, jangan
terlalu banyak (x =  3-5 mm).
b. Bagian luar daun pena harus dalam keadaan bersih (bebas tinta). Lihat no 7 pada gambar
1.8.
c. Penggaris yang kita pakai harus diganjal pada bagian bawahnya (antara kertas no. 10
dengan mistar no. 9 pada gambar 1.8 , dipasang pada gambar atau diletakkan mistar lain) atau
dapat pula dengan cara membalik penggaris dengan kedudukan bagian miringnya berada di
bawah (lihat gambar 1.9).
d. Pada saat menarik garis, harus tegak dan ditarik 600 ke arah garis yang dibuat (lihat
gambar 1.9)
Hindarkan pena bagian lunaknya basah dengan tinta, karena tinta tersebut akan membasahi
mistar dan terisap oleh kertas. Sehingga antara kertas dan mistar terjadi pelebaran tinta (lihat
gambar 1.10. a). Tampak pada gambar 1.10.b garis yang dihasilkan tidak memuaskan (gagal)
Pemeliharaan Rapido dan Pena gambar (trek-pen)
Cara membersihkan rapido adalah sebagai berikut :
a. Lepaskan pena dari tangki/rumahnya dengan menggunakan kunci pena yang tersedia.
b. Semprotkan air/ledeng/keran ke arah pena (lihat gambar) !
c. Untuk mengeluarkan tinta di dalam pen, ketuk-ketukkan pen tersebut secara perlahan,
kemudian semprot kembali dengan air keran sampai bersih !
Gb.1.10 a: Tinta tampak melebar
Gb.1.10 b:Garis yang dihasilkan gagal
Gb.1.12: Cara membersihkan trekpen
Setelah dipakai trek-pen harus segera dibersihkan. Cara membersihkannya adalah dengan
memutar daun/mata pena kemudian bagian dalam dari trek-pen tersebut dibersihkan dengan
lap/tissue.
Jika kedua bagian mata pena tidak rata, maka mata pena harus diratakan dengan cara
mengasahnya pada batu asah atau ampelas halus (lihat gambar 1.12).
b) Penggaris dan cara Penggunaannya
Untuk menggambar dipergunakan beberapa macam penggaris antara lain :
(1) Penggaris segitiga : sepasang segitiga terdiri dari segitiga siku sama kaki, dan sebuah
segitiga siku-siku 600.
(2) Penggaris – T (teken hak) : sebuah penggaris – T terdiri dari sebuah kepala dan sebuah
daun. Penggaris – T digunakan untuk menarik garis-garis horizontal dengan cara menekankan
kepala Teken hak pada tepi kiri dari meja gambar dan menggesernya ke atas atau ke bawah.
(3) Penggaris/mistar skala yaitu mistar untuk mengukur dengan ukuran skala, misalnya skala
1 : 2, 1 : 3 dan seterusnya.
Untuk mengetahui ketiga macam penggaris tersebut perhatikan gambar 1.13.
Gb.1.11 : Cara membersihkan mata rapido
Gb.1.13: Macam-macam penggaris Gb.1.14: Penggunaan penggaris segitiga
Penggunaan Penggaris Segitiga
Sepasang penggaris segitiga dapat digunakan untuk membuat garis tegak lurus atau
garis-garis sejajar, baik tegak maupun mendatar (lihat gambar 1.14 ) caranya sebagai berikut :
(1) Letakkan mistar 45o mendatar dengan posisi 1 !
(2) Letakkan mistar 30o / 60o rapat pada sisi bawah dan peganglah/tekan !
(3) Untuk membuat garis-garis sejajar sumbu x, geserkan mistar 45o ke atas atau ke bawah
(lihat anak
panah) sesuai dengan kebutuhan !
(4) Untuk membuat garis-garis sejajar sumbu Y atau garis-garis yang tegak lurus sumbu x,
putarkan mistar 45o menjadi posisi 2
(5) Dengan cara menggeser mistar 45o pada posisi 1 dan memutar mistar 45o ke posisi 2,
kita dapat membuat garis-garis mendatar maupun garis-garis tegak
Pemeliharaan Penggaris / Mistar Segitiga
Yang perlu diperhatikan untuk pemeliharaan penggaris segitiga adalah :
(1) Sebelum digunakan, penggaris harus dibersihkan terlebih dahulu dengan lap atau jika
perlu dicuci. Penggaris yang tidak dibersihkan akan mengotori kertas gambar.
(2) Penggaris jangan digunakan untuk membantu memotong kertas, ataupun digunakan
untuk mengetok/memukul yang berakibat penggaris menjadi lecet, sehingga jika dipakai
untuk menggambar maka hasil garisnya tidak lurus lagi
(3) Sebelum dipakai penggaris lebih baik diperiksa terlebih dahulu ketegaklurusannya, yaitu
dengan meletakkan penggaris segitiga pada garis lurus (di atas segitiga lainnya) lihat gambar
1.15.
Gambar 1.15 Memeriksa ketegak lurusan penggaris segitiga Gb.1.16 Mengampelas
penggaris Segitiga
- Tempatkan penggaris segitiga pada posisi 1 dan buatlah garis (m) !
- Kemudian baliklah penggaris segitiga pada posisi 2 dan buatlah garis (n) !
- Jika garis m dan n yang dibuat hasilnya tidak sejajar (berimpit) maka penggaris tersebut
harus diluruskan, yaitu dengan cara menggosokkan penggaris segitiga yang lengkung tersebut
pada ampelas yang diletakkan di atas meja rata atau meja kaca (lihat gambar 1.16). Periksa
kembali penggaris segitiga tersebut sampai garis yang dihasilkan sejajar/berimpit
c) Jangka dan kelengkapannya.
Jangka adalah alat yang berfungsi untuk membuat lingkaran atau busur lingkaran baik
dengan ujung pensil atau dengan tinta.
Macam – macam Jangka
Macam – macam jangka yang biasa digunakan untuk menggambar terdiri atas :
1) Jangka besar dipergunakan untuk menggambar lingkaran dengan diameter 100 mm
sampai 200 mm.
2) Jangka sedang dipergunakan untuk menggambar lingkaran dengan diameter 50 mm
sampai dengan 100 mm
3) Jangka kecil (jangka pegas) dipergunakan untuk menggambar lingkaran dengan diameter
5 mm sampai dengan 50 mm
4) Jangka orleon dipergunakan untuk membuat lingkaran yang tidak dapat dibuat oleh
jangka kecil. Jangka orleon ini dapat dipergunakan menggambar lingkaran dengan diameter 1
mm sampai dengan 5 mm
Gbr.1.17 Macam-macam jangka
Kotak Jangka (Penyimpan Jangka)
Jangka disimpan di dalam kotak jangka sesuai dengan tempat dan bentuk dari jangka
tersebut (lihat gambar 1.18)
Gbr 1.18 Kotak Jangka
e) Macam – macam Mal
Macam – macam mal yang dipergunakan untuk menggambar teknik terdiri atas mal
huruf, mal busur (kurva), mal lingkaran, mal elips dan mal khusus (tanda-tanda pengerjaan
dan semacamnya).
(1) Mal huruf
Mal huruf dipergunakan untuk membuat huruf dengan perantaraan pensil
mekanik/rapido. Mal huruf mempunyai ukuran 0,25; 0,35; 0,5; 0,7; 1,4; dan 2 mm (lihat
gambar 1.19)
Gb 1.19 Mal huruf
(2) Mal Busur (mal kurva)
Mal busur (mal kurva) dipergunakan untuk membuat lengkungan-lengkungan yang
teratur misalnya lengkungan parabola, hiperbola, epicicloida, hipocicloida dan semacamnya.
Contoh penggunaannya perhatikan gambar … . Untuk garis yang memotong 1, 2, dan 3 mal
ditempatkan pada posisi 1, sedangkan untuk titik-titik 4, 5 dan 6, mal digeser pada posisi 2
sehingga didapat lengkungannya.
Gb 1.20 Mal kurva
(3). Mal Elips
Mal elips dipergunakan untuk membuat elips misalnya gambar–gambar silinder, cincin
poros dan bentuk–bentuk elips kainnya.
Gb 1.21 Mal Elips
Gambar di bawah merupakan gambar yang dibuat dengan pertolongan mal elips.
Gb. 1.22 Hasil gambar dengan menggunakan mal elips
(3). Mal / Sablon dengan Bentuk lain
Mal/sablon dengan bentuk lain yang khusus ini mempunyai bentuk bermacam–macam.
Misalnya untuk simbol–simbol pengerjaan, tanda pengerjaan, anak panah, lingkaran, simbol–
simbol dan konstruksi pipa, konstruksi listrik dan lain–lain. Salah satu contoh mal dengan
bentuk lain adalah mal untuk tanda pengerjaan (lihat gambar 1.23)
Gb. 1.23 Mal Khusus
f). Penghapus dan Pelindung Penghapus
Penghapus dipergunakan untuk menghapus garis pensil yang tidak berguna agar tidak
merusak kertas gambar dan tidak meninggalkan warna pada kertas gambar pergunakan
penghapus putih yang halus.
Pelindung penghapus dipergunakan untuk menghilangkan garis yang berdekatan.
Dengan alat ini garis–garis yang perlu dapat terlindung dari penghapusan. Hanya garis, atau
bagian garis yang salah dapat dihapus (lihat gambar 1.24)
Gb. 1.24 Pelindung penghapus
Bab 3
Papan gambar dan Meja gambar
3.1 Papan gambar
Papan gambar ukurannya disesuaikan dengan ukuran kertas, misalnya untuk kertas
ukuran A0 mempunyai ukuran 1200 mm x 900 mm, kertas ukuran A1 mempunyai ukuran
600 mm x 450 mm. Papan gambar harus mempunyai permukaan yang rata dan tepi yang
lurus, agar kepala dari penggaris – T dapat digeser. Gambar 1.25 menunjukkan sebuah
standar papan gambar khusus yang dapat diatur ketinggiannya maupun kemiringannya. Papan
gambar khusus yang dipasang di atas sebuah standar ini disebut juga meja gambar.
Gb. 3.1 Papan gambar
3.2 Mesin Gambar
Mesin gambar adalah sebuah alat yang dapat menggantikan alat–alat gambar lainnya
seperti busur derajat, pengganti – T, segitiga dan ukuran. Gambar 1.26 menunjukkan mesin
gambar jenis kereta pada mesin ini pasangan penggaris dan alat putarnya ditempatkan pada
sebuah kereta vertikal yang penggarisnya dapat digerakkan secara vertikal dan
keseluruhannya dapat digerakkan secara horisontal pada kereta horisontal.
Gb 3.2 Mesin gambar jenis kereta
Bab 4
Aturan Menggambar
4.1 Etiket (kepala gambar) dan Skala Gambar.
Setiap gambar kerja selalu ada etiketnya. Etiket dibuat di sisi kanan bawah kertas gambar.
Yang dicantumkan pada etiket meliputi:
a) Nama yang membuat gambar, b) nama gambar, c) nama instansi/departemen/sekolah, d)
nomor gambar, e) tanggal menggambar atau selesainya gambar, f) tanggal diperiksanya
gambar dan nama yang memeriksa, g) ukuran kertas gambar yang dipakai, h) skala gambar, i)
proyeksi yang dipakai pada gambar tersebut, j) satuan ukuran yang digunakan, k) berbagai
data yang diperlukan untuk kelengkapan gambar. Contoh etiket seperti pada gambar 1.27
Gb 1.27 Etiket
Skala gambar adalah perbandingan ukuran linier pada gambar terhadap ukuran linier dari
unsur yang sama dari benda. Ada 3 (tiga) macam skala gambar, yaitu : ukuran penuh, skala
pembesaran, dan skala pengecilan. Skala pembesaran digunakan jika gambarnya di buat lebih
besar daripada benda sebenarnya, misalnya ; 10 : 1, 5 : 1, 2 : 1. Skala penuh digunakan
bilamana gambarnya di buat sama besar dengan benda sebenarnya ( 1 : 1 ). Skala pengecilan
digunakan bilamana gambarnya di buat lebih kecil dari benda yang sebenarnya, misalnya : 1
: 2, 1 : 5, 1 : 10.
4.2 Huruf, Garis dan Konstruksi Geometri
a) Huruf dan angka
Dalam menggambar teknik, huruf-huruf, angka-angka dipergunakan untuk memberi ukuran-
ukuran, catatan-catatan, judul dan sebagainya. Syarat yang perlu diperhatikan pada huruf dan
angka adalah harus mudah dibaca, mudah ditulis, jelas dan seragam.
Dalam ISO 3098 / 1 – 1974 diberikan contoh huruf miring dan huruf tegak.
Penulisan huruf dan angka tegak
Penulisan huruf dan angka miring
Dasar ukuran diambil dari tinggi h dari huruf besar. Daerah standar tinggi huruf adalah
sebagai berikut : 2,5, 3,5, 5,7, 14 dan 20 mm. Angka perbandingan tinggi dan lebar huruf
diambil dari perbandingan ukuran kertas yang distandar yaitu  2.
Tinggi h (tinggi huruf besar) dan c (tinggi huruf kecil) tidak boleh kurang dari 2,5 mm. Jika
terdapat gabungan antara huruf besar dan kecil, dengan huruf kecil setinggi 2,5 mm maka h
akan menjadi 3,5 mm.
Berdasarkan perbandingan tebal huruf dan tinggi huruf, huruf dan angka dibagi menjadi dua
tipe yaitu :
1) Tipe huruf A ( d = h / 14 )
2) Tipe huruf B ( d = h / 10 )
Perbandingan yang dianjurkan untuk tinggi-tinggi huruf kecil, jarak antara huruf-huruf, ruang
minimum antara garis dasar dan jarak antara perkataan dijelaskan pada tabel 3.
Tabel 3 Perbandingan huruf yang dianjurkan
Huruf A ( d = h/14 )
Sifat Perbandingan Ukuran
Tinggi huruf h
Tinggi huruf besar
Tinggi huruf kecil c
(Tanpa tangkai dan kaki)
(14/14) h
(10/14) h
2,5 3,5 5 7 10 14 20
- 2,5 3,5 5 7 10 14
Jarak antara huruf a
Jarak minimum antara b
garis
Jarak minimum antara e
Perkataan
(2/14) h
(20/14) h
(6/14) h
0,35 0,5 0,7 1 1,4 2 2,8
3,5 5 7 10 14 20 28
1,05 1,5 2,1 3 4,2 6 8,4
Tebal huruf d (1/14) h 0,18 0,25 0,35 0,5 0,7 1 1,4
Catatan : Jarak antara dua huruf a boleh dikurangi setengahnya, bila mana ini memberi efek visual yang lebih
baik; seperti misalnya LA, TV dsb., d. h. i. a. sama dengan tebal huruf d.
Huruf B ( d = h/10 )
Sifat Perbandingan Ukuran
Tinggi huruf h
Tinggi huruf besar
Tinggi huruf kecil c
(Tanpa tangkai dan kaki)
(10/10) h
(7/10) h
2,5 3,5 5 7 10 14 20
- 2,5 3,5 5 7 10 14
Jarak antara huruf a
Jarak minimum antara b
garis
Jarak minimum antara e
Perkataan
(2/10) h
(14/10) h
(6/10) h
0,5 0,7 1 1,4 2 2,8 4
3,5 5 7 10 14 20 28
1,5 2,1 3 4,2 6 8,4 1,2
Tebal huruf d (1/10) h 0,25 0,35 0,5 0,7 1 1,4 2
Catatan : Jarak antara dua huruf a boleh dikurangi setengahnya, bila mana ini memberi efek visual yang lebih
baik; seperti misalnya LA, TV dsb., d. h. i. a. sama dengan tebal huruf d.
Huruf dan angka jenis TECHNIC BOLT
Huruf dan angka jenis ISOCT SHX
b) Garis
Dalam gambar teknik dipergunakan beberapa jenis garis dalam bentuk dan tebal sesuai
penggunaannya. Jenis-jenis garis dan penggunaannya dapat dilihat pada table 4.
Tabel 4 Macam-macam garis dan penggunaannya.
(ISO. R 128)
Jenis garis Keterangan Penggunaan
A Tebal kontinu A1. Garis-garis nyata (gambar)
A2. Garis-garis tepi
B
Tipis kontinu.
(lurus atau lengkung)
B1. Garis-garis berpotongan khayal (imaginer).
B2. Garis-garis ukur.
B3. Garis-garis proyeksi/bantu.
B4. Garis-garis penunjuk.
B5. Garis-garis arsir.
B6. Garis-garis nyata dari penampang yang diputar
ditempat.
B7. Garis sumbu pendek.
C.
Tipis kontinu bebas C1. Garis-garis batas dari potongan sebagian atau bagian
yang dipotong, bila batasnya bukan garis bergores
tipis.
D.
Tipis kontinu dengan sig-sag D1. Sama dengan C1.
E
Garis gores tebal E1. Garis nyata terhalang.
E2. Garis tepi terhalang.
F
Garis gores tipis F1. Garis nyata terhalang
F2. Garis tepi terhalang
G
Garis bergores tipis G1. Garis sumbu.
G2. Garis simetri.
G3. Lintasan.
H Garis bergores tipis, yang
dipertebal pada ujung-
ujungnya dan arah perobahan
arah.
H1. Garis (bidang) potong.
Garis bergores tebal. J1. Penunjukkan permukaan yang harus mendapat
J penangan khusus.
K
Garis bergores ganda tipis K1. Bagian yang berdampingan.
K2. Batas-batas kedudukan benda yang bergerak.
K3. Garis sistem (pada baja profil).
K4. Bentuk semula sebelum dibentuk.
K5. Bagian benda yang berada di depan bidang potong.
Pada gambar 1.27 a, gambar 1.27 b, dan gambar 1.27 c, memperlihatkan contoh-contoh
penggunaan jenis-jenis garis.
Gb. 1.27 Penggunaan macam – macam garis
c) Konstruksi Geometri
(1) Membagi Garis Sama Panjang
Caranya :
(a). Gambarkan garis A-B (sembarang) !
(b). Lingkarkan jangka dengan jari-jari r1, dengan titik A sebagai pusatnya !
(c). Dengan tidak merubah jangka (r1 = r2), lingkarkan r2 tersebut dengan
titik pusat di B, sehingga berpotongan di C dan D !
(d). Tarik garis tipis dari C ke D hingga memotong garis A-B di E, sehingga
AE = EB !
Gb. 1.29 Membagi garis A – B sama besar
(2) Membagi Garis Menjadi n Bagian Sama Besar
Caranya : lihat gambar 3.7
a) misalkan n = 15 bagian sama besar
b) tentukan garis AB dan gambarkan !
c) tarik garis pertolongan dari titik A ke bawah dengan sudut sembarang !
d) tentukan jangka dengan jari-jari r = A-1 !
e) buatlah garis batas dengan jangka yang mempunyai jari-jari r tersebuit dengan
titik pusat berturut-turut A-1, 2, 3, … , sampai dengan 14
f) hubungkan titik B dengan 15 (sebagai garis penutup) !
g) buatlah garis sejajar (menggunakan mistar satu pasang) melalui 1, 2, 3, …, dan
seterusnya yang sejajar dengan garis penutup, hingga didapat perpotongan garis di C,
D, E, dan seterusnya ! Diperoleh AC = CD = DE = EF = FG dan seterusnya.
(3) Membagi Sudut Sama Besar
Caranya :
a) Buat sudut BAC yang akan dibagi dua sama besar !
b) Tentukan r1 dengan jangka dan lingkarkan dengan titik pusat di A, hingga memotong
garis AB di D dan garis AC di E !
c) Tentukan r2 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di D dan E, sehingga
berpotongan di F !
d) Hubungkan garis dari titik A ke titik F !
Diperoleh sudut BAF = sudut FAC.
(4) Membagi Sudut Menjadi Tiga Bagian
Caranya : lihat gambar 1.32
a) Gambarkan sudut BAC yang akan dibagi sudutnya menjadi tiga bagian sama besar !
b) Perpanjang AC ke kiri sebagai garis pertolongan !
c) Tentukan r1 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di A hingga berpotongan
di E, D, dan F !
d) Tentukan r2 = 2 . r1 dan lingkarkan dari titik pusat E dan F hingga berpotongan di G !
e) Tarik garis bantu dari D ke G hingga berpotongan di H !
f) Bagi tiga panjang H-E hingga didapat 1’ dan 2’ !
g) Tarik garis dari G ke 1’ dan G ke 2’ hingga didapat I dan J pada lingkaran !
h) Hubungkan I dan J dengan A, sehingga didapat 3 sudut sama besar !
Gb. 1.32 Membagi sudut menjadi 3 bagian
Gb. 1.31 Membagi sudut sama besar
(5) Membuat Sudut 60o
Caranya :
1) tentukan garis OA mendatar !
2) tentukan r (sembarang) dan lingkarkan busur dengan titik pusat di O !
3) Pindahkan jangka yang berjari-jari r 9tidak diubah) dengan titik pusat di B hingga
berpotongan di C !
4) Hubungkan O dengan C !
Diperoleh sudut AOC = 60o.
Gambar 1.33 Membagi sudut 600 dan 300
(6) Membuat Sudut 30o
Caranya :
a) buat garis OA mendatar !
b) tentukan jari-jari r dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga berpotongan di B !
c) pindahkan titik pusatnya ke B hingga berpotongan di C !
d) pindahkan kembali titik pusat ke B dan C hingga berpotongan di E !
e) hubungkan O dengan E hingga didapat AOE mempunyai sudut 30o !
(7) Membuat Sudut 90o
Cara I :
a) tarik garis AO dan perpanjang ke kiri !
b) tentukan r1 dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga berpotongan di B dan C!
c) tentukan r2 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di B dan C hingga
berpotongan di D !
d) hubungan O dengan D maka sudut AOD = 90o !
Cara II :
a) tarik garis OA mendatar
b) tentukan r (sembarang) kemudian lingkarkan dengan titik pusat di O hingga
berpotongan di B!
c) pindahkan lingkaran yang berjari-jari r ke titik pusat B dan berpotongan di C!
d) pindahkan kembali ke titik pusat C dan berpotongan di D!
e) putarkan kembali dengan titik pusat di D dan C hingga berpotongan di E !
f) hubungkan O dengan E maka sudut AOE = 90o.
Gb. 1.34 Membuat sudut 900
(8) Membuat Sudut 45o
Caranya :
1) Buat garis OA mendatar dan perpanjang ke kiri !
2) Tentukan r1 dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga berpotongan di B dan
C!
3) tentukan r (sembarang) dan putar dengan titik pusat di B dan C hingga berpotongan di
D !
4) tarik garis bantu dari O ke D hingga berpotongan dengan busur lingkaran r1 di E !
5) tentukan r2 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di B dan E hingga
berpotongan di F
6) hubungkan O dengan F sehingga didapat sudut AOF = 45o !
Gb. 1.35 Membuat sudut 450
(9) Membuat segi empat beraturan
Caranya :
1) Tarik garis sumbu AB (mendatar) !
2) Lingkarkan jangka dengan r = ½ sisi segiempat yang dikehendaki (lingkaran bertitik
pusat di O) !
3) Lingkarkan busur dengan jari-jari R (sembarang) dan bertitik pusat di A dan B,
sehingga didapat titik C dan D !
4) Hubungkan C dan D melalui O (sehingga didapat sumbu tegak), memotong
lingkaran di E dan F !
5) Tarik garis sejajar AB melalui E dan F !
6) Tarik garis sejajar EF melalui A dan B, hingga berpotongan di titik G, H, I, dan J !
Maka segiempat GHIJ adalah segiempat beraturan.
Gb. 1.36 Segi empat beraturan
(10) Segi lima beraturan
Gb. 1.37 Segi lima beraturan
Caranya :
1) Lingkarkan jangka yang berjari-jari r1 dengan titik pusat di O !
2) Tarik garis sumbu mendatar melalui O hingga berpotongan dengan lingkaran di A dan
B !
3) Lingkarkan jangka yang berjari-jari r dengan titik pusat di A dan B hingga
berpotongan di C !
4) Tarik garis dari O ke C hingga memotong lingkaran di G !
5). Lingkarkan jangka yang berjari-jari r1 dari titik pusat B, hingga memotong lingkaran
di titik D dan E; lalu hubungkan D dengan E hingga memotong sumbu AB di titik F !
6) Ukurkan jangka dari F ke G (r2 = FG) dan lingkarkan r2 tersebut dengan titik pusat di
F hingga memotong sumbu AB di H !
7) Ukur GH dengan jangka (GH = r3) ini merupakan sisi segilima beraturan !
8) Pindahkan r3 berturut-turut dengan titik pusat di I, J, K, dan L !
9) Hubungkan G dengan I, I dengan J, j dengan E, E dengan L, dan L dengan G,
sehingga didapat segilima beraturan !
(11) Segi enam Beraturan
Caranya :
1) Tentukan jari-jari r dan lingkarkan dengan titik pusat di O !
2) Tarik garis sumbu mendatar melalui O hingga berpotongan dengan lingkaran di A
dan B !
3) Lingkarkan jangka yang berjari-jari r tadi (tidak dirubah) dengan titik pusat di A
dan titik pusat di B, hingga didapat titik potong dengan lingkaran di C, D, E, dan F !
4) hubungkan A dengan D, D dengan E, E dengan B, B dengan F, F dengan C, dan C
dengan A, hingga didapat segienam beraturan !
Gbr. 1.38 Segi enam beraturan
(12) Segi tujuh beraturan
Gb. 1.39 Segi tujuh beraturan
Caranya :
1) tentukan jari-jari r1 dan lingkarkan dengan titik pusat di O !
2) tarik garis mendatar (sumbu) melalui O hingga didapat titik potong A dan B !
3) buat garis tegak lurus AB melalui O hingga berpotongan di P dan perpanjang ke
atas !
4) dengan cara lukisan, garis AB dibagi tujuh bagian sama besar, hingga didapat 1’,
2’, 3’, 4’, 5’, 6’, dan 7’ !
5) ukur dengan jangka dari A ke 1’ (A1’ = r2) dan lingkarkan r2 tersebut dengan titik
pusat di A hingga berpotongan dengan perpanjangan AB di E !
6) ukur dengan jangka dari O ke E (OE=r3) dan lingkarkan r3 tersebut dengan titik
pusat di O hingga memotong garis perpanjangan OP di G !
7) tarik garis dari E ke G hingga memotong lingkaran di titik H !
8) ukur dengan jangka dari H ke 3’, ini merupakan sisi segitujuh !
9) pindahkan s=H-3’ ke P-Q, Q-R, R-S, S-T, T-U, dan seterusnya hingga didapat
segitujuh beraturan !
(13) Segi-n Beraturan
Untuk membuat segi-n beraturan dengan cara pendekatan, dapat dilakukan/dilukiskan
seperti cara melukis segitujuh beraturan; perbedaannya hanya terletak dalam pembagian garis
tengahnya, yaitu garis tengahnya dibagi dalam n bagian sama besar. Misalnya untuk segi-11,
maka garis tengahnya dibagi menjadi 11 bagian. Sedangkan untuk menentukan panjang sisi r
selalu diambil jarak dari 3’ ke titik H pada gambar segi-7 atau titik F pada contoh segi-n = 11
untuk gambar berikut.
Untuk membuat segi-n beraturan ini, selain dapat dilukis dengan menentukan lingkaran
pembantu terlebih dulu, dapat juga dilukis dengan menentukan panjang sisi segi-n terlebih
dahulu (lihat gambar 1.40).
Gb. 1.40 Segi-n beraturan
(14) Elips
Elips dengan dua lingkaran pertolongan sepusat dapat dilukiskan dengan langkah-langkah
seperti berikut :
a) tentukan titik pusat lingkaran O !
b) buat lingkaran kecil dengan jari-jari r dan lingkaran besar dengan jari-jari R yang titik
pusatnya di
titik O’!
c) bagi lingkaran tersebut menjadi 16 bagian sehingga pada lingkaran besar terdapat
titik potong A, B, C, …, P dan pada lingkaran kecil terdapat titik potong 1, 2, 3, 4, 5, 6,
…, 16!
d) Buat garis horizontal dari titik potong 2, 3, 4, ke kanan, garis horizontal dari titik
potong 6, 7, 8, ke
kiri, 10, 11, 12 ke kiri, dan 14, 15, 16 ke kanan!
e) Buat garis vertikal dari I, E, dan K, hingga berpotongan di 1’, 2’, dan 3’!
f) Buat garis vertikal dari M, G, dan O, hingga berpotongan di 6’, 7’, dan 8’, sedangkan
5 = 5’!
g) Buat garis vertikal dari titik J, F, dan L, begitu juga titik N, H, dan P, hingga
berpotongan dengan
garis mendatar 9 = 9’, 10’, 11’, 12’, 13 = 13’, 14’, 15’, dan 16’!
h) Hubungkan titik A’ dengan 2’, 3’, 4’, …, 16’ menggunakan mal busur, hingga
mendapatkan elips
yang diinginkan!
Gambar Elips
c. Rangkuman 1
1. Gambar merupakan sebuah alat untuk menyatakan maksud terutama bagi
orang-orang teknik. Gambar teknik berfungsi sebagai : a) penyampaian
informasi, b) pengawetan dan penyimpanan, c) penuangan gagasan dan
pengembangan.
2. Standar gambar teknik merupakan suatu keseragaman yang telah disepakati
bersama dengan tujuan untuk menghindari salah pengertian dalam komunikasi
teknik.
3. Untuk dapat menggambar teknik dengan baik diperlukan alat-alat gambar yang
lengkap, cara menggunakan alat gambar serta membersihkan dan menyimpan
alat-alat gambar dengan baik. Alat-alat gambar yang biasa digunakan antara
lain: a) kertas gambar, b) pensil, pena atau rapido, c) macam-macam mistar, d)
jangka, e) macam-macam mal, f) penghapus, g) papan gambar dan meja
gambar, h)mesin gambar.
4. Dalam gambar teknik huruf-huruf, angka-angka dan lambang-lambang
dipergunakan untuk memberi ukuran-ukuran, catatan-catatan, judul, dan
sebagainya. Huruf dan angka harus jelas, seragam dan bentuk huruf harus
mudah ditulis dan dibaca. Penulisan huruf dan angka biasanya dalam bentuk
tegak dan bentuk miring. Sedangkan tipe huruf dan angka berdasarkan
perbandingan tinggi huruf dan tebal huruf adalah tipe huruf A (d=h/14) dan tipe
huruf B (d=h/10).
5. Macam-macam garis pada gambar teknik antara lain: a) garis tebal kontinu, b)
garis tipis kontinu, c) garis tipis kontinu bebas, d) garis gores tebal, e) garis
bergores tipis, f) garis bergores tipis yang dipertebal pada ujung-ujungnya.
Masing-masing jenis garis tersebut mempunyai kegunaan sendiri-sendiri.
Gambar konstruksi geometri diperuntukkan melatih ketrampilan dalam
menggunakan peralatan gambar. Konstruksi geometri antara lain: a) membagi
garis, b) membagi dan membuat sudut, c) menggambar segi-segi dan elips.
BAB 5
DIMENSI, TOLERANSI DAN SUAIAN
DEFINISI DAN ISTILAH-ISTILAH
Sebelum membahas lebih jauh tentang pengukuran baiklah terlebih dahulu dijelaskan istilah-
istilah yang sering digunakan dalam metrologi (ilmu pengukuran).
- Kemampubacaan (readability) : adalah menunjukan berapa teliti skala suatu instrumen
dapat dibaca. Instrumen yang mempunyai skala 12 inchi mempunyai kemampubacaan lebih
tinggi dari instrumen yang mempunyai skala 6 inchi dan jangkauan sama.
- Cacah terkecil (least count) : adalah beda terkecil antara dua penunjukan yang dapat
dideteksi (dibaca) pada skala instrumen.
- Ketelitian (accuracy) instrumen menunjukan deviasi atau penyimpangan terhadap masukan
yang diketahui. Misal : pengukur tekanan 100 kPa yang mempunyai ketelitian 1 % artinya
teliti disekitar +/- 1 kPa dalam keseluruhan jangkauan bacaan pengukuran tersebut.
- Ketepatan atau presisi suatu instrumen adalah menunjukan kemampuan instrumen itu
menghasilkan kembali bacaan tertentu dengan ketelitian yang diketahui. Contoh : suatu
instrumen mengukur tegangan 100 Volt, diambil 5 ukuran yang didapat hasilnya adalah 104,
103, 105, 103 dan 105 V. Terlihat bahwa ketelitian tidak lebih baik dari 5% (5 V) sedang
presisinya +/- 1 % karena deviasi maksimum dari harga rata-rata 104 V adalah 1 V.
KALIBRASI
Kalibrasi atau peneraan adalah memeriksa instrumen terhadap standar yang diketahui untuk
selanjutnya mengurangi kesalahan dalam ketelitiannya.
Kalibrasi dilakukan terhadap :
1. standar primer
2. standar sekunder yang mempunyai ketelitian lebih tinggi dari instrumen yang dikalibrasi.
3. dengan sumber masukan yang diketahui.
STANDAR
Meter baku (standar) didefinisikan sebagai panjang suatu batang platina-iridium yang
dipelihara pada kondisi yang sangat teliti di Biro Internasional untuk Bobot dan Ukuran
(International Bureau of Weights and Measures) di Sevres, Perancis.
Kilogram adalah massa platina-iridium yang disimpan di Biro tersebut.
Standar-standar sekunder mengenai massa dan panjang disimpan di National Bureau of
Standard (USA) untuk kegunaan kalibrasi.
Tahun 1960 meter standar didefinisikan dengan panjang gelombang cahaya merah-jingga
lampu krypton-86. Meter standar adalah :
1 meter = 1.650.763,73 panjang gelombang
1 detik (sekon) adalah waktu yang diperlukan untuk 9.192.631.770 periode radiasi yang
berhubungan dengan transisi dua tingkat yang sangat halus daripada keadaan fundamental
atom Cesium-133.
Skala suhu absolut diusulkan oleh Lord Kelvin pada tahun 1854 :
K = oC + 273,15
oR = oF + 459,67
oF = 9/5 oC + 32,0
DIMENSI DAN SATUAN
Dimensi fundamental adalah :
L = panjang
M = massa
F = gaya
τ = waktu
T = suhu
Gaya ≈ laju perpindahan momentum menurut waktu.
F = k d(m.v)/dτ
F = m.a/gc
k = konstanta proporsional, 1/gc = k, a = percepatan = dv/dτ
• Kerja atau usaha mempunyai dimensi hasil perkalian gaya dengan jarak.
N.m = 1 joule (J)
• Bobot suatu benda didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada benda itu sebagai
percepatan gravitasi.
W = g/gc . m W = bobot
g = gravitasi
Satuan-satuan dasar dan tambahan dalam SI :
TOLERANSI DAN SUAIAN
Produk yang dihasilkan dari proses produksi mempunyai ragam atau variasi. Proses duplikasi
produk dengan sempurna tidak akan dicapai, melainkan hanya mungkin dihasilkan produk
yang berbeda-beda karakteristiknya. Hal ini menuntut perancang produk mempunyai
kesadaran bahwa suatu toleransi harus diperhitungkan pada waktu spesifikasi produk
ditetapkan. Memberikan toleransi berarti menentukan bata-batas maksimum dan minimum
dimana penyimpangan produk harus terletak. Dalam hal spesifikasi geometrik mencakup
toleransi atas ukuran, bentuk, posisi serta kekasaran permukaan produk.
Namun tidak semua spesifikasi geometrik menjadi perhatian utama/kritis seperti misalnya
tebal pelat penutup yang tidak memerlukan spesifikasi yang ketat. Bagi elemen yang tidak
kritis toleransi geometriknya tak perlu atau lebih tegasnya jangan diberikan, hal ini bukan
berarti toleransinya nol namun artinya toleransinya terbuka yang artinya spesifiksi
geometriknya boleh menyimpang secara wajar. Lain halnya kalau komponen tersebut kritis
maka batas-batas toleransinya harus pasti.
Toleransi
Berikut ini uraian dan penjelasan mengenai prinsip serta definisi standar ISO.
Toleransi ukuran adalah perbedaan ukuran antara kedua harga batas dimana harga ukuran
atau jarak permukaan/batas geometri komponen harus terletak. Untuk setiap komponen perlu
didefinisikan suatu ukuran dasar sehingga kedua harga batas (maksimum dan minimum)
dapat dinyatakan dengan suatu penyimpangan terhadap ukuran dasar. Ukuran dasar ini
sedapat mungkin dinyatakan dalam bilangan bulat. Dalam penentuan dimensi lobang dan
poros diperlihatkan istilah istilah yang sering digunakan yang diperlihatkan pada gambar
berikut.
Untuk tujuan mempermudah penggambaran toleransi maka dibuat diagram secara skematik
denga catatan bahwa sumbu komponen selalu diletakkan di bawah. Misalnya kedua
penyimpangan dari lubang adalah positif dan kedua penyimpangan poros adalah negatif maka
diagram skematik yang menunjukkan pasangan tersebut adalah sebagaimana gambar berikut
ini.
Gambar diagram skematik untuk penggambaran toleransi dimensi/ukuran.
Posisi daerah toleransi baik utnuk lubang maupun untuk poros dapat terletak diatas maupun
dibawah garis nol. Pada gambar selanjutnya akan diperlihatkan posisi daerah toleransi poros
beserta notasi-notasi yang menunjukan penyimpangannya.
Gambar posisi daerah toleransi poros terhadap garis nol.
Suaian
Apabila dua buah komponen akan dirakit maka hubungan yang terjadi yang ditimbulkan oleh
karena adanya perbedaan ukuran sebelum mereka disatukan disebut suaian (fit).
Ada tiga jenis suaian :
1. Suaian Longgar.
yaitu suaian yang selalu menghasilkan kelonggaran. Daerah toleransi lubang selalu terletak di
atas toleransi poros.
2. Suaian Paksa (Interference fit)
yaitu suaian yang selalu akan menghasilkan kerapatan. Daerah toleransi lubang selalu terletak
dibawah daerah toleransi poros.
3. Suaian Pas (Transition fit)
yaitu suaian yang dapat menghasilkan kelonggaran ataupun kerapatan. Daerah toleransi
lubang dan daerah toleransi poros berpotongan (sebagian saling menutupi).
Dalam ISO ditetapkan dua buah sistem suaian yang dapat dipilih yaitu sistem suaian berbasis
poros dan sistem suaian berbasis lobang. Pada sistem suaian berbasis poros maka
penyimpangan atas toleransi poros selalu berharga nol (es=0). Sebaliknya untuk sistem suaian
berbasis lubang maka penyimpangan bawah toleransi lubang selalu bernilai nol (EI = 0).
Cara Penulisan Toleransi Dan Dimensi
Berbagai cara penulisan toleransi ukuran yang bisa dan biasa digunakan ditunjukkan pada
gambar di bawah ini.
Bagi dimensi luar (poros) atau dalam (lubang) harganya dinyatakan dengan angka (satuan
dalam mm untuk sistem metrik) yang dituliskan diatas garis tanda ukuran. Jika dilihat
sepintas cara A kurang memberikan informasi dibandingkan dengan cara B & C. Cara D,
yang meskipun tidak secara langsung menyebutkan harga batas-batas penyimpangan, tetapi
simbol toleransi dengan kode huruf dan angka (g7) mengandung informasi lain yang sangat
bermanfaat yaitu sifat suaian bila komponen bertemu pasangannya, cara pembuatan dan
metode pengukuran.
Rincian penjelasan cara penulisan toleransi adalah sebagai berikut :
A Ukuran maksimum dituliskan diatas ukuran minimum. Merupakan cara lama yang dipakai
di Amerika dan Inggris (dengan satuan inchi). Cara penulisan yang demikian ini, meskipun
memudahkan penyetelan mesin perkakas yang mempunyai alat kontrol terhadap dimensi
produk, tetapi tidak praktis dipandang dari segi perancangan yaitu dalam hal perhitungan
toleransi dan penulisannya pada gambar teknik.
B Dengan menuliskan ukuran dasar beserta harga-harga penyimpangannya. Penyimpangan
atas dituliskan disebelah atasnya penyimpangan bawah, dengan jumlah angka desimal yang
sama (kecuali untuk penyimpangan nol). Cara penulisan ini lebih baik dari cara A karena
memudahkan baik bagi siperancang untuk menghitung dan menuliskan toleransi maupun bagi
si pembuat (operator mesin) dalam usahanya untuk mencapai dimensi produk yang
diinginkan.
C Serupa dengan cara B apabila toleransi terletak simetrik terhadap ukuran dasar. Harga
penyimpangan haruslah dituliskan sekali saja dengan didahului tanda ±.
D Cara penulisan ukuran (ukuran nominal) yang menjadi ukuran dasar bagi toleransi dimensi
yang dinyatakan dengan kode/simbol anjuran ISO. Cara ini mulai banyak digunakan di
negara-negara industri karena berbagai keuntungan yang bisa diperoleh akibat penerapannya
secara intensif.
Penggunaan standar ISO akan menguntungkan dalam hal :
• memperlancar komunikasi sebab dilakukan secara internasional
• mempermudah perancangan karena dikaitkan dengan fungsi
• mempermudah perencanaan proses sebab menunjukkan aspek pembuatan, dan
• memungkinkan pengontrolan kualitas karena acuannya jelas.
Definisi Toleransi
Toleransi adalahduabatas penyimpangan ukuranyangdiijinkan.Misalnya,sebuahelemendiberi
ukuranmaka dapat dijelaskansebagai berikut:
• adalahukurandasar
• adalahnilai toleransi yangdiberikan
Toleransi padadasarnyadibedakanmenjadi tigamacam, yakni toleransi ukuran,toleransigeometrik,
dan konfigurasi kekasaranpermukaan.
Toleransi ukuran
Definisi dari toleransi ukuran adalahduabataspenyimpanganyangdiijinkanpadasetiapukuran
elemen.
Toleransi memegangperananyangvital pada prosesproduksi dikarenakansangatsulitnyamembuat
suatualat atau bendasesuai denganukuranyangtepat,karenamenyangkutketelitiandalamproses
pengerjaannya.
Selanjutnyatoleransiukuran dibedakanlagi menjadi:
Toleransi Standar (Toleransi Internasional/IT)
Besarnyatoleransi ditentukanolehISO/R286 (sistemISOuntuklimitdansuaian) agarsesuai dengan
persyaratanfungsional danuntukkeseragaman.
ISOmenetapkan18 toleransi standar,yakni mulai dari IT01, IT 0, IT 1, IT 2, sampai denganIT 16.
Sedangkanuntukdasarsatuan toleransi dari kualitas01 – 1, harga toleransi standarnyadapat
dihitungdenganrumuspadatabel berikut:
IT 01 IT 0 IT 1
Nilai dalamµmuntukD dalamµm 0,3 + 0,008 D 0,5 + 0,012 D 0,8 + 0,0 20 D
Secara garisbesar,gambaran secaraumum dari hubunganantara pengelompokankualitastoleransi
ini denganprosespengerjaannyaadalahsbb.
1. Kualitas1 – 4 adalahuntukpengerjaanyangsangatteliti.Misalnyapembuatanalatukur,
instrumenoptik,dll.
2. Kualitas5 – 11 untukprosespengerjaandenganpermesinanbiasa,termasukuntukkomponen-
komponenyangmamputukar.
3. Kualitas12 – 16 untukprosespengerjaanyangkasar,seperti pengecoran,penempaan,
pengerolan,dsb.
Toleransi Umum dan Toleransi Khusus
Toleransi Umum
Toleransi umum, adalahbesaranangkatoleransi yangberlakuuntuksemuaukuranyangterdapat
pada gambar,kecuali ukuran-ukuranyangtelahdicantumiangkatoleransi secarakhusus.Dengan
kata lain,ukuranyangtidakdiikuti olehhargatoleransi berarti mengikuti hargatoleransiumumyang
berlaku.
Contoh:
Contoh toleransi umum
Toleransi Khusus
Toleransi khususadalahtoleransidi luarangkatoleransi umum, dandiletakkanlangsungsetelah
angka nominalnya.
Contoh toleransi khusus
Toleransi suaian
Suaianadalahsuatu istilahuntukmenggambarkantingkatkekekatanataukelonggaranyang
mungkindihasilkandari penggunaankelegaanatautoleransi tertentupadaelemenmesinyang
berpasangan.
Biasanyatoleransi suaiandipakai padabendakerjayangberpasangan,sepertimisalnyaPorosdan
As.Untuk toleransi ini biasanyamenggunakansymbol Huruf,untuklubangbiasanyamenggunakan
huruf Kapital /Huruf besar,sedangkanuntukporosmenggunakanhuruf kecil.
Untuk mudahnya,toleransi suaianini kitajelaskandenganmengaplikasikannyapadabentuklubang
dan porosyang berpasangansatusama lain.Harga toleransi suaianyangdicantumkanmenentukan
keadaankelonggaranantaralubangdanporos tersebut.Keadaansuaiandibagimenjadi 3jenis:
• Suaian longgar (clearance fit)
Harga toleransi yangmenghasilkankeadaanlonggarantaralubangdanporos
• Suaian luncur (sliding fit)
Harga toleransi yangmenghasilkankeadaanluncur/halusantaralubangdanporos.mPada keadaan
ini,antara porosdan lubangnyaristanpakelonggaran,gapyangterciptaantara lubangdan poros
berkisarantara 0.002-0.02mm (tergantungdari ukurannominal lubang-poros).
• Suaian sesak (interference fit)
Harga toleransi yangmeghasilkankeadaansesakantaralubangdanporos.Pada keadaanini ukuran
poroslebihbesardaripadaukuranlubang,yangmemerlukanusahatersendiri untukmemasang
poroske lubangtersebut(menggunakantenagamanusiadibantualatketok,menggunakanmesin
press,menggunakanmetodapemanasanlubang,dsb).
Ukuran yang menggunakanhargatoleransi suaian mencantumkanangkanominal,simbol toleransi
dan angkatoleransinyayangditulisdi dalamkurung(angkaini dituliskanhanyaapabiladiperlukan,
misalnyapihakpenggunagambartidakmemiliki table standarsuaianISO).
Khususpadagambar susunan,angkanominal dari bendaharusmencantumkanhargatoleransi
untukkeduabenda,lubangmaupunporos.
Contoh penulisan angka toleransi
Batas – batasukuran ditentukansedemikiansehinggacelahbebasataukontakantarpermukaan
akan terjadi apabilaelemenmesinyangberpasangandirakit.
Berikutini dicantumkanbeberapaistilahtoleransi untukelementunggal dansuaianyangseringkali
dipakai :
Ukuran dasar
Ukuran dasar atau ukurannominal adalahukuranpokokyanagditulissebelumdisertai angka-angka
batas penyimpanganyangdiijnkan.
Penyimpangan atas
Penyimpanganatasadalahpenyimpanganke arahatasukuran maksimum.
Penyimpangan bawah
Penyimpanganbawahadalahpenyimpanganke arahbawahpenyimpanganminimum.
Ukuran maksimum
Ukuran maksimumadalahukuranterbesaryangmasihdiperbolehkan.Besarnyaukuranmaksimum=
ukurandasar + penyimpanganatas.
Ukuran minimum
Ukuran minimumadalahukuranterkecil yangmasihdiperbolehkan.Besarnyaukuranminimum=
ukurandasar + penyimpanganbawah.
Garis nol
Garis nol adalahgaris dasar atau garisdenganpenyimpangannol.
Ukuran sesungguhnya
Ukuran sesungguhnyaadalahukuranjadi atauukuranyangdidapatsetelahbendaselesai dibuat,
yang dapatdiketahui denganmenggunakanalatukur.
Kelonggaran (Clearance)
Kelonggaranadalahselisihkelonggaranantaralunagdenganporosdimanaukuranlubanglebih
besardaripadaukuranporos.
• Kelonggaranmaksimumadalahseliisihantaralubangterbesardenganporosterkecil dalamsuatu
suaianlonggar.
• Kelonggaranminimumadalahselisihukuranlubangterkecil denganporosterbesardalamsuatu
suaianlonggar.
Kesesakan (Interference)
Kesesakanadalahsuatunilai selisihukuranantaralubangdenganporos,dimanaukuranporoslebih
besardaripadaukuranlubang.
• Kesesakanmaksimumadalah selisihukuranantaralubangterkecil denganporosterbesarpada
suaiansesak.
• Kesesakanminimumadalahselisihukuranantaralubang terbesardenganporosterkecil pada
suaiansesak.
Contohpemberian toleransi padasebuahlubangdanporos:
a. 30H7 b. 40g6
Keterangan:
1. Suatu lubangdenganukurandasar30 mm, posisi daerahtoleransinyaH,dankualitasnya7
2. Suatu porosdenganukurandasar 40 mm, posisi daerahtoleransinyag,dankualitasnya6

More Related Content

What's hot

Manufaktur pemesinan non konvensional kimia (ch m,ecm)
Manufaktur   pemesinan non konvensional kimia (ch m,ecm)Manufaktur   pemesinan non konvensional kimia (ch m,ecm)
Manufaktur pemesinan non konvensional kimia (ch m,ecm)
Danard Prasetya
 
Mekanika Kekuatan Material 1
Mekanika Kekuatan Material 1Mekanika Kekuatan Material 1
Mekanika Kekuatan Material 1
frendi prasetyo
 
Bab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasBab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan las
Rumah Belajar
 

What's hot (20)

Materi Gambar Teknik Pemesinan
Materi Gambar Teknik PemesinanMateri Gambar Teknik Pemesinan
Materi Gambar Teknik Pemesinan
 
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGANMEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
 
Laporan Praktikum Kerja Bangku
Laporan Praktikum Kerja BangkuLaporan Praktikum Kerja Bangku
Laporan Praktikum Kerja Bangku
 
Getaran mekanik 7
Getaran mekanik 7Getaran mekanik 7
Getaran mekanik 7
 
Hamid gambar teknik proyeksi
Hamid gambar teknik proyeksiHamid gambar teknik proyeksi
Hamid gambar teknik proyeksi
 
Bab 08 screws, fasteners and connection syarif
Bab 08 screws, fasteners and connection  syarif Bab 08 screws, fasteners and connection  syarif
Bab 08 screws, fasteners and connection syarif
 
Manufaktur pemesinan non konvensional kimia (ch m,ecm)
Manufaktur   pemesinan non konvensional kimia (ch m,ecm)Manufaktur   pemesinan non konvensional kimia (ch m,ecm)
Manufaktur pemesinan non konvensional kimia (ch m,ecm)
 
Rumus hardness test
Rumus hardness testRumus hardness test
Rumus hardness test
 
Kb3 Membaca Gambar Teknik
Kb3 Membaca Gambar TeknikKb3 Membaca Gambar Teknik
Kb3 Membaca Gambar Teknik
 
Mekanika Kekuatan Material 1
Mekanika Kekuatan Material 1Mekanika Kekuatan Material 1
Mekanika Kekuatan Material 1
 
Definisi torsi
Definisi torsiDefinisi torsi
Definisi torsi
 
Definisi tegangan
Definisi teganganDefinisi tegangan
Definisi tegangan
 
Bab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasBab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan las
 
Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1
 
getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1
 
Peralatan dan kelengkapan gambar teknik.pptx
Peralatan dan kelengkapan gambar teknik.pptxPeralatan dan kelengkapan gambar teknik.pptx
Peralatan dan kelengkapan gambar teknik.pptx
 
Diktat getaran mekanik
Diktat getaran mekanikDiktat getaran mekanik
Diktat getaran mekanik
 
GAMBAR POTONGAN ringkas.pptx
GAMBAR POTONGAN ringkas.pptxGAMBAR POTONGAN ringkas.pptx
GAMBAR POTONGAN ringkas.pptx
 
pemilihan bahan dan proses
pemilihan bahan dan prosespemilihan bahan dan proses
pemilihan bahan dan proses
 
Uji kekerasan
Uji kekerasanUji kekerasan
Uji kekerasan
 

Viewers also liked (6)

Dkk4 modulgambarteknik
Dkk4 modulgambarteknikDkk4 modulgambarteknik
Dkk4 modulgambarteknik
 
Menggambar bagian mesin_secara_terperinci
Menggambar bagian mesin_secara_terperinciMenggambar bagian mesin_secara_terperinci
Menggambar bagian mesin_secara_terperinci
 
Soal mk3 & mdm
Soal mk3 & mdmSoal mk3 & mdm
Soal mk3 & mdm
 
Presentation1 menerapkan aturan teknik gambar
Presentation1 menerapkan aturan teknik gambarPresentation1 menerapkan aturan teknik gambar
Presentation1 menerapkan aturan teknik gambar
 
Memahami Gambar Teknik
Memahami Gambar TeknikMemahami Gambar Teknik
Memahami Gambar Teknik
 
buku k13 kelas XI SMA semester 2 bahasa indonesia
buku k13 kelas XI SMA semester 2 bahasa indonesiabuku k13 kelas XI SMA semester 2 bahasa indonesia
buku k13 kelas XI SMA semester 2 bahasa indonesia
 

Similar to Gambar mesin

4.1 menjelaskan standar menggambar teknik
4.1 menjelaskan standar menggambar teknik4.1 menjelaskan standar menggambar teknik
4.1 menjelaskan standar menggambar teknik
Yuni Isfatul Handoyo
 
Gambar Teknik Pertemuan 2-3.pptx
Gambar Teknik Pertemuan 2-3.pptxGambar Teknik Pertemuan 2-3.pptx
Gambar Teknik Pertemuan 2-3.pptx
TriHutagalung2
 
2. gambar teknik, pemeliharaan komponen, peralatan dan perlengkapan bengkel
2. gambar teknik, pemeliharaan komponen, peralatan dan perlengkapan bengkel2. gambar teknik, pemeliharaan komponen, peralatan dan perlengkapan bengkel
2. gambar teknik, pemeliharaan komponen, peralatan dan perlengkapan bengkel
pujisetiawan9
 
Blog lukisan kejuruteraan
Blog lukisan kejuruteraanBlog lukisan kejuruteraan
Blog lukisan kejuruteraan
Verard Jose
 
Bab i-gambar-secara-manual
Bab i-gambar-secara-manualBab i-gambar-secara-manual
Bab i-gambar-secara-manual
Saeful Fajri
 
Pengenalan Peralatan dan Kelengkapan Dalam Gambar Teknik
Pengenalan Peralatan dan Kelengkapan Dalam Gambar TeknikPengenalan Peralatan dan Kelengkapan Dalam Gambar Teknik
Pengenalan Peralatan dan Kelengkapan Dalam Gambar Teknik
YulianaFransisca
 
Bab 05a memahami gambar teknik TEKNIK MESIN
Bab 05a memahami gambar teknik TEKNIK MESINBab 05a memahami gambar teknik TEKNIK MESIN
Bab 05a memahami gambar teknik TEKNIK MESIN
Eko Supriyadi
 

Similar to Gambar mesin (20)

Rpp gambar1
Rpp gambar1Rpp gambar1
Rpp gambar1
 
4.1 menjelaskan standar menggambar teknik
4.1 menjelaskan standar menggambar teknik4.1 menjelaskan standar menggambar teknik
4.1 menjelaskan standar menggambar teknik
 
1. rpp gambar teknik kelas x 2013 1 & 2
1. rpp gambar teknik kelas x 2013 1 & 21. rpp gambar teknik kelas x 2013 1 & 2
1. rpp gambar teknik kelas x 2013 1 & 2
 
1. pendahuluan.
1. pendahuluan.1. pendahuluan.
1. pendahuluan.
 
Gambar Teknik Pertemuan 2-3.pptx
Gambar Teknik Pertemuan 2-3.pptxGambar Teknik Pertemuan 2-3.pptx
Gambar Teknik Pertemuan 2-3.pptx
 
Kb 2. Memilih Gambar Teknik yang Benar
Kb 2. Memilih Gambar Teknik yang BenarKb 2. Memilih Gambar Teknik yang Benar
Kb 2. Memilih Gambar Teknik yang Benar
 
Kb 2 Memilih Gambar Teknik yang Benar
Kb 2 Memilih Gambar Teknik yang BenarKb 2 Memilih Gambar Teknik yang Benar
Kb 2 Memilih Gambar Teknik yang Benar
 
2. gambar teknik, pemeliharaan komponen, peralatan dan perlengkapan bengkel
2. gambar teknik, pemeliharaan komponen, peralatan dan perlengkapan bengkel2. gambar teknik, pemeliharaan komponen, peralatan dan perlengkapan bengkel
2. gambar teknik, pemeliharaan komponen, peralatan dan perlengkapan bengkel
 
Blog lukisan kejuruteraan
Blog lukisan kejuruteraanBlog lukisan kejuruteraan
Blog lukisan kejuruteraan
 
Kb2 Memilih Gambar Teknik dengan benar
Kb2 Memilih Gambar Teknik dengan benarKb2 Memilih Gambar Teknik dengan benar
Kb2 Memilih Gambar Teknik dengan benar
 
Bab i-gambar-secara-manual
Bab i-gambar-secara-manualBab i-gambar-secara-manual
Bab i-gambar-secara-manual
 
Menggambar teknik
Menggambar teknikMenggambar teknik
Menggambar teknik
 
ALAT GAMBAR & KEGUNAAN.pptx
ALAT GAMBAR & KEGUNAAN.pptxALAT GAMBAR & KEGUNAAN.pptx
ALAT GAMBAR & KEGUNAAN.pptx
 
Kb1 Standar Gambar Teknik
Kb1 Standar Gambar TeknikKb1 Standar Gambar Teknik
Kb1 Standar Gambar Teknik
 
PERALATAN DAN KELENGKAPAN GAMBAR TEKNIK PDF.pdf
PERALATAN DAN KELENGKAPAN GAMBAR TEKNIK PDF.pdfPERALATAN DAN KELENGKAPAN GAMBAR TEKNIK PDF.pdf
PERALATAN DAN KELENGKAPAN GAMBAR TEKNIK PDF.pdf
 
Pengenalan Peralatan dan Kelengkapan Dalam Gambar Teknik
Pengenalan Peralatan dan Kelengkapan Dalam Gambar TeknikPengenalan Peralatan dan Kelengkapan Dalam Gambar Teknik
Pengenalan Peralatan dan Kelengkapan Dalam Gambar Teknik
 
1. peralatan dan kelengkapan gambar teknik
1. peralatan dan kelengkapan gambar teknik1. peralatan dan kelengkapan gambar teknik
1. peralatan dan kelengkapan gambar teknik
 
Kb 1 Mendeskripsikan gambar teknik
Kb 1 Mendeskripsikan gambar teknikKb 1 Mendeskripsikan gambar teknik
Kb 1 Mendeskripsikan gambar teknik
 
Bab 05a memahami gambar teknik TEKNIK MESIN
Bab 05a memahami gambar teknik TEKNIK MESINBab 05a memahami gambar teknik TEKNIK MESIN
Bab 05a memahami gambar teknik TEKNIK MESIN
 
Pengenalan dan penggunaan peralatan gatek
Pengenalan dan penggunaan peralatan gatekPengenalan dan penggunaan peralatan gatek
Pengenalan dan penggunaan peralatan gatek
 

Recently uploaded

Recently uploaded (10)

PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
tranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energitranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energi
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
 

Gambar mesin

  • 1. Bab 1 Memahami Fungsi Gambar dan Standar Gambar Teknik 1.1 Fungsi Gambar Teknik Gambar Teknik merupakan sebuah alat untuk menyatakan maksud, terutama bagi orang- orang teknik, maka gambar teknik sering juga disebut sebagai bahasa teknik atau alat komunikasi teknik. Sebagai bahasa teknik, sebuah gambar dapat meneruskan dan menginformasikan keterangan-keterangan secara tepat & obyektif. Dalam bidang otomotif, gambar proyeksi, gambar potongan sering digunakan untuk menunjukkan bentuk dan nama komponen bagian luar, menunjukkan bentuk dan nama komponen bagian dalam serta membantu menjelaskan prinsip-prinsip kerja mesin. Simbol-simbol, kode-kode dan diagram kerja/rangkaian sistem kelistrikan juga digunakan pada bidang otomotif. Bahkan pada mobil-mobil baru selalu disertakan buku manual (manual book) yang berisi gambar-gambar dan keterangan tentang mobil tersebut. Penunjukkan gambar-gambar dalam buku manual dapat mempermudah para mekanik dan pemiliki kendaraan untuk memelihara/servis serta memperbaiki kendaraan. Gambar teknik mempunyai beberapa fungsi yaitu : (1) Penyampaian Informasi Gambar mempunyai tugas menyampaikan maksud dari perancang dengan tepat kepada pihak lain misalnya perencanaan proses, pembuatan, pemeriksaan dan perakitan produk/ komponen. Apabila kita mengamati proses pembuatan produk/komponen mesin, selalu kita temukan gambar. Gambar tersebut digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan bentuk dan ukuran-ukuran produk/komponen mesin yang akan dibuat. Simbol-simbol, kode-kode dalam bentuk diagram rangkaian kelistrikan digunakan untuk menyampaikan informasi tentang komponen-komponen kelistrikan, jalur-jalur pengawatan dan sebagainya. Apabila rangkaian kelistrikan digambar dengan gambar aslinya, maka ilustrasinya akan menjadi rumit dan sulit untuk dimengerti. (2) Pengawetan dan Penyimpanan Gambar merupakan data teknis yang tepat karena dapat memuat teknologi dari suatu perusahaan, yang kemudian dipadatkan dan dikumpulkan dalam bentuk gambar. Pengawetan gambar diperlukan untuk mensuplai bagian-bagian produk untuk perbaikan, tetapi gambar- gambar digunakan sebagai bahan informasi untuk perencanaan baru di kemudian hari. Untuk ini diperlukan cara penyimpanan, kodifikasi nomor urut gambar dan sebagainya. (3) Penuangan gagasan dan Pengembangan Gagasan-gagasan baru untuk pengembangan produk atau teknologi pada awalnya masih berupa konsep abstrak yang terlintas dalam pikiran. Konsep abstrak tersebut kemudian diwujudkan dalam bentuk gambar sketsa, kemudian gambar sketsa diteliti, dievaluasi secara berulang-ulang sehingga didapatkan gambar-gambar baru yang sempurna.
  • 2. Dengan demikian gambar tidak hanya melukiskan gambar, tetapi berfungsi juga sebagai peningkat daya berfikir, sekaligus untuk penuangan gagasan-gagasan baru untuk pengembangan. S 1.2 Standar Gambar Teknik Standar gambar teknik merupakan suatu keseragaman yang telah disepakati bersama dengan tujuan untuk menghindari salah pengertian dalam komonikasi teknik. Orang-orang terkait dalam bidang gambar teknik perlu mengetahui tentang standar. Orang-orang terkait tersebut antara lain siswa pada kelompok teknologi dan industri, para perencana produk, operator mesin, operator perakitan, mekanik dan pengontrol mutu dari suatu produk/mesin. Standar gambar teknik dapat diberlakukan di dalam lingkungan perusahaan, antar perusahaan/industri di dalam suatu negara, bahkan standar gmbar teknik dapat diberlakukan pada industri antar negara yang dikenal dengan Standar Internasional atau disingkat S 1. Negara-negara yang sudah membuat standar antara lain : (1) Jepang ( JIS ) (2) Belanda ( NEN ) (3) Jerman ( DIN ) (4) Indonesia ( SII ) (5) Standar Internasional ( ISO ) ISO (Internasional Standardization for organization) bertujuan untuk menyatukan pengertian teknik antar bangsa dengan jalan membuat standar. Standar yang dibuat tersebut kemudian dibawa ke forum internasional dengan tujuan : (1) Memudahkan perdagangan nasional maupun internasional (2) Memudahkan komunikasi teknik (3) Bagi negara-negara berkembang, dapat memberi petunjuk-petunjuk praktis pada persoalan khusus dalam bidang teknik.
  • 3. Bab 2 Memahami alat-alat gambar & cara penggunaannya Untuk dapat menggambar teknik dengan baik diperlukan alat-alat gambar yang lengkap dan cara menggunakan, membersihkan dan menyimpan alat-alat dengan baik. Alat-alat gambar yang bisa digunakan dalam mengambar teknik antara lain : a) Kertas gambar dengan standarnya (ukurannya) b) Pensil, pena atau rapido c) Jangka dan kelengkapannya d) Macam-macam mistar (mistar segitiga, mistar) e) Macam-macam mal f). Penghapus dan Pelindung Penghapus a) Kertas gambar dengan standarnya (ukurannya) Macam-macam kertas gambar yang digunakan sesuai dengan tujuan gambar meliputi : - Kertas gambar untuk tata letak. Untuk gambar tata letak dengan pensil dipergunakan kertas gambar putih biasa, kertas sketsa atau kertas milimeter. - Kertas gambar untuk gambar asli. Gambar asli digambar pada kertas kalkir, karena gambar cetak biru (blueprint) atau cetak kontak dibuat langsung dari gambar tersebut. Kualitas kertas yang baik adalah tahan lama, tahan lembab, mudah untuk menggambar pensil/tinta dan mudah dicetak kembali. - Film gambar dipergunakan untuk gambar yang teliti, dapat disimpan untuk jangka waktu yang lama dan tidak boleh memuai maupun menyusut. Kertas gambar mempunyai ukuran panjang dan lebar yang sudah terstandar. Sesuai dengan sistem ISO (International Standardization for Organization) dan NNI (Nederland Normalisatie Instituet), ukuran kertas gambar ditentukan sebagai berikut (lihat tabel 1). Tabel 1 ukuran kertas gambar. Ukuran Ukuran Sisi Kiri C (Constant) Lebar Panjang A 0 841 mm 1189 mm 20 mm 10 mm A 1 594 mm 841 mm 20 mm 10 mm A 2 420 mm 594 mm 20 mm 10 mm A 3 297 mm 420 mm 20 mm 10 mm A 4 210 mm 297 mm 20 mm 5 mm A 5 148 mm 210 mm 20 mm 5 mm Keterangan : C (Constan) pada tabel adalah ukuran tepi bawah, tepi atas dan tepi kanan. Sedangkan tepi kiri untuk setiap ukuran kertas gambar ditetapkan 20 mm hal ini di maksudkan agar gambar-gambar yang akan dibundel tidak terganggu gambarnya.
  • 4. Dari ukuran kertas pada tabel maka untuk mendapatkan ukuran kertas A 1 didapat dari A 0 dibagi dua, ukuran kertas A 2 didapat dari A 1 dibagi dua, ukuran kertas A 3 didapat dari A 2 dibagi dua dan ukuran kertas A 4 didapat dari A 3 dibagi dua. b) Pensil, Pena atau Rapido dan Penggunaannya Pensil yang dipakai untuk menggambar ada tiga macam yaitu pensil biasa, pensil yang dapat diisi kembali, dan pensil mekanik. Ketiga jenis pensil ini memiliki tingkat kekerasan tertentu mulai dari yang lunak sampai keras. Adapun tingkat kekerasan pensil dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 Tingkat Kekerasan Pensil Lunak Sedang Keras 2 B 3 B 4 B 5 B 6 B 7 B B HB F H 2 H 3 H 4 H 5 H 6 H 7 H 8 H 9 H Angka di depan huruf H menunjukkan tingkat kekerasannya (semakin besar angkanya semakin keras). Sedangkan angka di depan huruf B menunjukkan kelunakannya (semakin lunak, angkanya semakin besar). Meruncingkan dan Menggunakan Pensil Untuk meruncingkan pensil jenis biasa, gunakanlah ampelas halus (no. 220 atau no. 400) atau kikir halus, dengan cara pensil dipegang antara jari telunjuk dan ibu jari kemudian saat mengasah pensil diputar (gambar 1.5) Gambar 1.5 Mengasah pensil
  • 5. Untuk mendapatkan garis yang baik (rata/tajam) maka pensil harus ditarik dengan diputar sambil ditekan pelan-pelan, kedudukan pensil 60o terhadap garis yang akan dibuat (lihat gambar 1.6) Gb. 1.6 Cara menarik garis dengan menggunakan pensil. Pena gambar digunakan untuk membuat gambar asli yaitu gambar yang ditinta. Pena gambar ada dua macam, yaitu pena dengan mata/daun dapat diatur (trek-pen) dan pena dengan ketebalan tetap dengan ukuran yang bermacam-macam yang biasa disebut dengan nama rapido (lihat gambar 1.8) Gb. 1.7 Rapidograf dan bagian-bagiannya Keterangan : 1. Rapido 2. Mahkota/Kepala (luas) 3. Mahkota/Kepala (dalam) 4. Tutup 5. Kunci pembuka pena 6. Tabung tinta 7. Rumah pena 8. Pena 9. Tangkai
  • 6. Bagian – bagian Pena Gambar Gb.1.8 Bagian-bagian pena gambar / trekpen Bagian – bagian pena gambar terdiri dari : No. 1. Mur pengatur berfungsi mengatur kekebalan garis yang di inginkan (lihat ukuran 2 di bawah) No. 2. Masa pena (daun pena) yang dapat bergerak sesuai dengan putaran mur no 1 No. 3. Tangkai No. 4. Lubang pengunci No. 5. Baut pengikat pena No. 6. Daun pena (mata pena) yang dapat di putar No. 7. Bagian – bagian pena yang perlu mendapatkan perawatan (dibersihkan atau diratakan) Gb.1.9: Penggunaan pena gambar( trek-pen)
  • 7. Penggunaan pena gambar (trek-pen) Hal – hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan trek pen adalah sebagai berikut : a. Tinta yang kita isikan di antara dua mata pena dengan tinggi x pada gambar 1.8, jangan terlalu banyak (x =  3-5 mm). b. Bagian luar daun pena harus dalam keadaan bersih (bebas tinta). Lihat no 7 pada gambar 1.8. c. Penggaris yang kita pakai harus diganjal pada bagian bawahnya (antara kertas no. 10 dengan mistar no. 9 pada gambar 1.8 , dipasang pada gambar atau diletakkan mistar lain) atau dapat pula dengan cara membalik penggaris dengan kedudukan bagian miringnya berada di bawah (lihat gambar 1.9). d. Pada saat menarik garis, harus tegak dan ditarik 600 ke arah garis yang dibuat (lihat gambar 1.9) Hindarkan pena bagian lunaknya basah dengan tinta, karena tinta tersebut akan membasahi mistar dan terisap oleh kertas. Sehingga antara kertas dan mistar terjadi pelebaran tinta (lihat gambar 1.10. a). Tampak pada gambar 1.10.b garis yang dihasilkan tidak memuaskan (gagal) Pemeliharaan Rapido dan Pena gambar (trek-pen) Cara membersihkan rapido adalah sebagai berikut : a. Lepaskan pena dari tangki/rumahnya dengan menggunakan kunci pena yang tersedia. b. Semprotkan air/ledeng/keran ke arah pena (lihat gambar) ! c. Untuk mengeluarkan tinta di dalam pen, ketuk-ketukkan pen tersebut secara perlahan, kemudian semprot kembali dengan air keran sampai bersih ! Gb.1.10 a: Tinta tampak melebar Gb.1.10 b:Garis yang dihasilkan gagal
  • 8. Gb.1.12: Cara membersihkan trekpen Setelah dipakai trek-pen harus segera dibersihkan. Cara membersihkannya adalah dengan memutar daun/mata pena kemudian bagian dalam dari trek-pen tersebut dibersihkan dengan lap/tissue. Jika kedua bagian mata pena tidak rata, maka mata pena harus diratakan dengan cara mengasahnya pada batu asah atau ampelas halus (lihat gambar 1.12). b) Penggaris dan cara Penggunaannya Untuk menggambar dipergunakan beberapa macam penggaris antara lain : (1) Penggaris segitiga : sepasang segitiga terdiri dari segitiga siku sama kaki, dan sebuah segitiga siku-siku 600. (2) Penggaris – T (teken hak) : sebuah penggaris – T terdiri dari sebuah kepala dan sebuah daun. Penggaris – T digunakan untuk menarik garis-garis horizontal dengan cara menekankan kepala Teken hak pada tepi kiri dari meja gambar dan menggesernya ke atas atau ke bawah. (3) Penggaris/mistar skala yaitu mistar untuk mengukur dengan ukuran skala, misalnya skala 1 : 2, 1 : 3 dan seterusnya. Untuk mengetahui ketiga macam penggaris tersebut perhatikan gambar 1.13. Gb.1.11 : Cara membersihkan mata rapido
  • 9. Gb.1.13: Macam-macam penggaris Gb.1.14: Penggunaan penggaris segitiga Penggunaan Penggaris Segitiga Sepasang penggaris segitiga dapat digunakan untuk membuat garis tegak lurus atau garis-garis sejajar, baik tegak maupun mendatar (lihat gambar 1.14 ) caranya sebagai berikut : (1) Letakkan mistar 45o mendatar dengan posisi 1 ! (2) Letakkan mistar 30o / 60o rapat pada sisi bawah dan peganglah/tekan ! (3) Untuk membuat garis-garis sejajar sumbu x, geserkan mistar 45o ke atas atau ke bawah (lihat anak panah) sesuai dengan kebutuhan ! (4) Untuk membuat garis-garis sejajar sumbu Y atau garis-garis yang tegak lurus sumbu x, putarkan mistar 45o menjadi posisi 2 (5) Dengan cara menggeser mistar 45o pada posisi 1 dan memutar mistar 45o ke posisi 2, kita dapat membuat garis-garis mendatar maupun garis-garis tegak Pemeliharaan Penggaris / Mistar Segitiga Yang perlu diperhatikan untuk pemeliharaan penggaris segitiga adalah : (1) Sebelum digunakan, penggaris harus dibersihkan terlebih dahulu dengan lap atau jika perlu dicuci. Penggaris yang tidak dibersihkan akan mengotori kertas gambar. (2) Penggaris jangan digunakan untuk membantu memotong kertas, ataupun digunakan untuk mengetok/memukul yang berakibat penggaris menjadi lecet, sehingga jika dipakai untuk menggambar maka hasil garisnya tidak lurus lagi (3) Sebelum dipakai penggaris lebih baik diperiksa terlebih dahulu ketegaklurusannya, yaitu dengan meletakkan penggaris segitiga pada garis lurus (di atas segitiga lainnya) lihat gambar 1.15.
  • 10. Gambar 1.15 Memeriksa ketegak lurusan penggaris segitiga Gb.1.16 Mengampelas penggaris Segitiga - Tempatkan penggaris segitiga pada posisi 1 dan buatlah garis (m) ! - Kemudian baliklah penggaris segitiga pada posisi 2 dan buatlah garis (n) ! - Jika garis m dan n yang dibuat hasilnya tidak sejajar (berimpit) maka penggaris tersebut harus diluruskan, yaitu dengan cara menggosokkan penggaris segitiga yang lengkung tersebut pada ampelas yang diletakkan di atas meja rata atau meja kaca (lihat gambar 1.16). Periksa kembali penggaris segitiga tersebut sampai garis yang dihasilkan sejajar/berimpit c) Jangka dan kelengkapannya. Jangka adalah alat yang berfungsi untuk membuat lingkaran atau busur lingkaran baik dengan ujung pensil atau dengan tinta. Macam – macam Jangka Macam – macam jangka yang biasa digunakan untuk menggambar terdiri atas : 1) Jangka besar dipergunakan untuk menggambar lingkaran dengan diameter 100 mm sampai 200 mm. 2) Jangka sedang dipergunakan untuk menggambar lingkaran dengan diameter 50 mm sampai dengan 100 mm 3) Jangka kecil (jangka pegas) dipergunakan untuk menggambar lingkaran dengan diameter 5 mm sampai dengan 50 mm 4) Jangka orleon dipergunakan untuk membuat lingkaran yang tidak dapat dibuat oleh jangka kecil. Jangka orleon ini dapat dipergunakan menggambar lingkaran dengan diameter 1 mm sampai dengan 5 mm Gbr.1.17 Macam-macam jangka Kotak Jangka (Penyimpan Jangka)
  • 11. Jangka disimpan di dalam kotak jangka sesuai dengan tempat dan bentuk dari jangka tersebut (lihat gambar 1.18) Gbr 1.18 Kotak Jangka e) Macam – macam Mal Macam – macam mal yang dipergunakan untuk menggambar teknik terdiri atas mal huruf, mal busur (kurva), mal lingkaran, mal elips dan mal khusus (tanda-tanda pengerjaan dan semacamnya). (1) Mal huruf Mal huruf dipergunakan untuk membuat huruf dengan perantaraan pensil mekanik/rapido. Mal huruf mempunyai ukuran 0,25; 0,35; 0,5; 0,7; 1,4; dan 2 mm (lihat gambar 1.19) Gb 1.19 Mal huruf (2) Mal Busur (mal kurva) Mal busur (mal kurva) dipergunakan untuk membuat lengkungan-lengkungan yang teratur misalnya lengkungan parabola, hiperbola, epicicloida, hipocicloida dan semacamnya. Contoh penggunaannya perhatikan gambar … . Untuk garis yang memotong 1, 2, dan 3 mal ditempatkan pada posisi 1, sedangkan untuk titik-titik 4, 5 dan 6, mal digeser pada posisi 2 sehingga didapat lengkungannya.
  • 12. Gb 1.20 Mal kurva (3). Mal Elips Mal elips dipergunakan untuk membuat elips misalnya gambar–gambar silinder, cincin poros dan bentuk–bentuk elips kainnya. Gb 1.21 Mal Elips Gambar di bawah merupakan gambar yang dibuat dengan pertolongan mal elips. Gb. 1.22 Hasil gambar dengan menggunakan mal elips (3). Mal / Sablon dengan Bentuk lain
  • 13. Mal/sablon dengan bentuk lain yang khusus ini mempunyai bentuk bermacam–macam. Misalnya untuk simbol–simbol pengerjaan, tanda pengerjaan, anak panah, lingkaran, simbol– simbol dan konstruksi pipa, konstruksi listrik dan lain–lain. Salah satu contoh mal dengan bentuk lain adalah mal untuk tanda pengerjaan (lihat gambar 1.23) Gb. 1.23 Mal Khusus f). Penghapus dan Pelindung Penghapus Penghapus dipergunakan untuk menghapus garis pensil yang tidak berguna agar tidak merusak kertas gambar dan tidak meninggalkan warna pada kertas gambar pergunakan penghapus putih yang halus. Pelindung penghapus dipergunakan untuk menghilangkan garis yang berdekatan. Dengan alat ini garis–garis yang perlu dapat terlindung dari penghapusan. Hanya garis, atau bagian garis yang salah dapat dihapus (lihat gambar 1.24) Gb. 1.24 Pelindung penghapus
  • 14. Bab 3 Papan gambar dan Meja gambar 3.1 Papan gambar Papan gambar ukurannya disesuaikan dengan ukuran kertas, misalnya untuk kertas ukuran A0 mempunyai ukuran 1200 mm x 900 mm, kertas ukuran A1 mempunyai ukuran 600 mm x 450 mm. Papan gambar harus mempunyai permukaan yang rata dan tepi yang lurus, agar kepala dari penggaris – T dapat digeser. Gambar 1.25 menunjukkan sebuah standar papan gambar khusus yang dapat diatur ketinggiannya maupun kemiringannya. Papan gambar khusus yang dipasang di atas sebuah standar ini disebut juga meja gambar. Gb. 3.1 Papan gambar 3.2 Mesin Gambar Mesin gambar adalah sebuah alat yang dapat menggantikan alat–alat gambar lainnya seperti busur derajat, pengganti – T, segitiga dan ukuran. Gambar 1.26 menunjukkan mesin gambar jenis kereta pada mesin ini pasangan penggaris dan alat putarnya ditempatkan pada sebuah kereta vertikal yang penggarisnya dapat digerakkan secara vertikal dan keseluruhannya dapat digerakkan secara horisontal pada kereta horisontal. Gb 3.2 Mesin gambar jenis kereta
  • 15. Bab 4 Aturan Menggambar 4.1 Etiket (kepala gambar) dan Skala Gambar. Setiap gambar kerja selalu ada etiketnya. Etiket dibuat di sisi kanan bawah kertas gambar. Yang dicantumkan pada etiket meliputi: a) Nama yang membuat gambar, b) nama gambar, c) nama instansi/departemen/sekolah, d) nomor gambar, e) tanggal menggambar atau selesainya gambar, f) tanggal diperiksanya gambar dan nama yang memeriksa, g) ukuran kertas gambar yang dipakai, h) skala gambar, i) proyeksi yang dipakai pada gambar tersebut, j) satuan ukuran yang digunakan, k) berbagai data yang diperlukan untuk kelengkapan gambar. Contoh etiket seperti pada gambar 1.27 Gb 1.27 Etiket Skala gambar adalah perbandingan ukuran linier pada gambar terhadap ukuran linier dari unsur yang sama dari benda. Ada 3 (tiga) macam skala gambar, yaitu : ukuran penuh, skala pembesaran, dan skala pengecilan. Skala pembesaran digunakan jika gambarnya di buat lebih besar daripada benda sebenarnya, misalnya ; 10 : 1, 5 : 1, 2 : 1. Skala penuh digunakan bilamana gambarnya di buat sama besar dengan benda sebenarnya ( 1 : 1 ). Skala pengecilan digunakan bilamana gambarnya di buat lebih kecil dari benda yang sebenarnya, misalnya : 1 : 2, 1 : 5, 1 : 10. 4.2 Huruf, Garis dan Konstruksi Geometri a) Huruf dan angka Dalam menggambar teknik, huruf-huruf, angka-angka dipergunakan untuk memberi ukuran- ukuran, catatan-catatan, judul dan sebagainya. Syarat yang perlu diperhatikan pada huruf dan angka adalah harus mudah dibaca, mudah ditulis, jelas dan seragam. Dalam ISO 3098 / 1 – 1974 diberikan contoh huruf miring dan huruf tegak. Penulisan huruf dan angka tegak
  • 16. Penulisan huruf dan angka miring Dasar ukuran diambil dari tinggi h dari huruf besar. Daerah standar tinggi huruf adalah sebagai berikut : 2,5, 3,5, 5,7, 14 dan 20 mm. Angka perbandingan tinggi dan lebar huruf diambil dari perbandingan ukuran kertas yang distandar yaitu  2. Tinggi h (tinggi huruf besar) dan c (tinggi huruf kecil) tidak boleh kurang dari 2,5 mm. Jika terdapat gabungan antara huruf besar dan kecil, dengan huruf kecil setinggi 2,5 mm maka h akan menjadi 3,5 mm. Berdasarkan perbandingan tebal huruf dan tinggi huruf, huruf dan angka dibagi menjadi dua tipe yaitu : 1) Tipe huruf A ( d = h / 14 ) 2) Tipe huruf B ( d = h / 10 ) Perbandingan yang dianjurkan untuk tinggi-tinggi huruf kecil, jarak antara huruf-huruf, ruang minimum antara garis dasar dan jarak antara perkataan dijelaskan pada tabel 3.
  • 17. Tabel 3 Perbandingan huruf yang dianjurkan Huruf A ( d = h/14 ) Sifat Perbandingan Ukuran Tinggi huruf h Tinggi huruf besar Tinggi huruf kecil c (Tanpa tangkai dan kaki) (14/14) h (10/14) h 2,5 3,5 5 7 10 14 20 - 2,5 3,5 5 7 10 14 Jarak antara huruf a Jarak minimum antara b garis Jarak minimum antara e Perkataan (2/14) h (20/14) h (6/14) h 0,35 0,5 0,7 1 1,4 2 2,8 3,5 5 7 10 14 20 28 1,05 1,5 2,1 3 4,2 6 8,4 Tebal huruf d (1/14) h 0,18 0,25 0,35 0,5 0,7 1 1,4 Catatan : Jarak antara dua huruf a boleh dikurangi setengahnya, bila mana ini memberi efek visual yang lebih baik; seperti misalnya LA, TV dsb., d. h. i. a. sama dengan tebal huruf d. Huruf B ( d = h/10 ) Sifat Perbandingan Ukuran Tinggi huruf h Tinggi huruf besar Tinggi huruf kecil c (Tanpa tangkai dan kaki) (10/10) h (7/10) h 2,5 3,5 5 7 10 14 20 - 2,5 3,5 5 7 10 14 Jarak antara huruf a Jarak minimum antara b garis Jarak minimum antara e Perkataan (2/10) h (14/10) h (6/10) h 0,5 0,7 1 1,4 2 2,8 4 3,5 5 7 10 14 20 28 1,5 2,1 3 4,2 6 8,4 1,2 Tebal huruf d (1/10) h 0,25 0,35 0,5 0,7 1 1,4 2 Catatan : Jarak antara dua huruf a boleh dikurangi setengahnya, bila mana ini memberi efek visual yang lebih baik; seperti misalnya LA, TV dsb., d. h. i. a. sama dengan tebal huruf d. Huruf dan angka jenis TECHNIC BOLT
  • 18. Huruf dan angka jenis ISOCT SHX b) Garis Dalam gambar teknik dipergunakan beberapa jenis garis dalam bentuk dan tebal sesuai penggunaannya. Jenis-jenis garis dan penggunaannya dapat dilihat pada table 4. Tabel 4 Macam-macam garis dan penggunaannya. (ISO. R 128) Jenis garis Keterangan Penggunaan A Tebal kontinu A1. Garis-garis nyata (gambar) A2. Garis-garis tepi B Tipis kontinu. (lurus atau lengkung) B1. Garis-garis berpotongan khayal (imaginer). B2. Garis-garis ukur. B3. Garis-garis proyeksi/bantu. B4. Garis-garis penunjuk. B5. Garis-garis arsir. B6. Garis-garis nyata dari penampang yang diputar ditempat. B7. Garis sumbu pendek. C. Tipis kontinu bebas C1. Garis-garis batas dari potongan sebagian atau bagian yang dipotong, bila batasnya bukan garis bergores tipis. D. Tipis kontinu dengan sig-sag D1. Sama dengan C1. E Garis gores tebal E1. Garis nyata terhalang. E2. Garis tepi terhalang. F Garis gores tipis F1. Garis nyata terhalang F2. Garis tepi terhalang G Garis bergores tipis G1. Garis sumbu. G2. Garis simetri. G3. Lintasan. H Garis bergores tipis, yang dipertebal pada ujung- ujungnya dan arah perobahan arah. H1. Garis (bidang) potong. Garis bergores tebal. J1. Penunjukkan permukaan yang harus mendapat
  • 19. J penangan khusus. K Garis bergores ganda tipis K1. Bagian yang berdampingan. K2. Batas-batas kedudukan benda yang bergerak. K3. Garis sistem (pada baja profil). K4. Bentuk semula sebelum dibentuk. K5. Bagian benda yang berada di depan bidang potong. Pada gambar 1.27 a, gambar 1.27 b, dan gambar 1.27 c, memperlihatkan contoh-contoh penggunaan jenis-jenis garis. Gb. 1.27 Penggunaan macam – macam garis c) Konstruksi Geometri (1) Membagi Garis Sama Panjang Caranya : (a). Gambarkan garis A-B (sembarang) ! (b). Lingkarkan jangka dengan jari-jari r1, dengan titik A sebagai pusatnya ! (c). Dengan tidak merubah jangka (r1 = r2), lingkarkan r2 tersebut dengan titik pusat di B, sehingga berpotongan di C dan D ! (d). Tarik garis tipis dari C ke D hingga memotong garis A-B di E, sehingga AE = EB !
  • 20. Gb. 1.29 Membagi garis A – B sama besar (2) Membagi Garis Menjadi n Bagian Sama Besar Caranya : lihat gambar 3.7 a) misalkan n = 15 bagian sama besar b) tentukan garis AB dan gambarkan ! c) tarik garis pertolongan dari titik A ke bawah dengan sudut sembarang ! d) tentukan jangka dengan jari-jari r = A-1 ! e) buatlah garis batas dengan jangka yang mempunyai jari-jari r tersebuit dengan titik pusat berturut-turut A-1, 2, 3, … , sampai dengan 14 f) hubungkan titik B dengan 15 (sebagai garis penutup) ! g) buatlah garis sejajar (menggunakan mistar satu pasang) melalui 1, 2, 3, …, dan seterusnya yang sejajar dengan garis penutup, hingga didapat perpotongan garis di C, D, E, dan seterusnya ! Diperoleh AC = CD = DE = EF = FG dan seterusnya. (3) Membagi Sudut Sama Besar Caranya : a) Buat sudut BAC yang akan dibagi dua sama besar ! b) Tentukan r1 dengan jangka dan lingkarkan dengan titik pusat di A, hingga memotong garis AB di D dan garis AC di E ! c) Tentukan r2 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di D dan E, sehingga berpotongan di F ! d) Hubungkan garis dari titik A ke titik F ! Diperoleh sudut BAF = sudut FAC.
  • 21. (4) Membagi Sudut Menjadi Tiga Bagian Caranya : lihat gambar 1.32 a) Gambarkan sudut BAC yang akan dibagi sudutnya menjadi tiga bagian sama besar ! b) Perpanjang AC ke kiri sebagai garis pertolongan ! c) Tentukan r1 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di A hingga berpotongan di E, D, dan F ! d) Tentukan r2 = 2 . r1 dan lingkarkan dari titik pusat E dan F hingga berpotongan di G ! e) Tarik garis bantu dari D ke G hingga berpotongan di H ! f) Bagi tiga panjang H-E hingga didapat 1’ dan 2’ ! g) Tarik garis dari G ke 1’ dan G ke 2’ hingga didapat I dan J pada lingkaran ! h) Hubungkan I dan J dengan A, sehingga didapat 3 sudut sama besar ! Gb. 1.32 Membagi sudut menjadi 3 bagian Gb. 1.31 Membagi sudut sama besar
  • 22. (5) Membuat Sudut 60o Caranya : 1) tentukan garis OA mendatar ! 2) tentukan r (sembarang) dan lingkarkan busur dengan titik pusat di O ! 3) Pindahkan jangka yang berjari-jari r 9tidak diubah) dengan titik pusat di B hingga berpotongan di C ! 4) Hubungkan O dengan C ! Diperoleh sudut AOC = 60o. Gambar 1.33 Membagi sudut 600 dan 300 (6) Membuat Sudut 30o Caranya : a) buat garis OA mendatar ! b) tentukan jari-jari r dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga berpotongan di B ! c) pindahkan titik pusatnya ke B hingga berpotongan di C ! d) pindahkan kembali titik pusat ke B dan C hingga berpotongan di E ! e) hubungkan O dengan E hingga didapat AOE mempunyai sudut 30o ! (7) Membuat Sudut 90o Cara I : a) tarik garis AO dan perpanjang ke kiri ! b) tentukan r1 dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga berpotongan di B dan C! c) tentukan r2 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di B dan C hingga berpotongan di D ! d) hubungan O dengan D maka sudut AOD = 90o ! Cara II : a) tarik garis OA mendatar b) tentukan r (sembarang) kemudian lingkarkan dengan titik pusat di O hingga berpotongan di B! c) pindahkan lingkaran yang berjari-jari r ke titik pusat B dan berpotongan di C! d) pindahkan kembali ke titik pusat C dan berpotongan di D!
  • 23. e) putarkan kembali dengan titik pusat di D dan C hingga berpotongan di E ! f) hubungkan O dengan E maka sudut AOE = 90o. Gb. 1.34 Membuat sudut 900 (8) Membuat Sudut 45o Caranya : 1) Buat garis OA mendatar dan perpanjang ke kiri ! 2) Tentukan r1 dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga berpotongan di B dan C! 3) tentukan r (sembarang) dan putar dengan titik pusat di B dan C hingga berpotongan di D ! 4) tarik garis bantu dari O ke D hingga berpotongan dengan busur lingkaran r1 di E ! 5) tentukan r2 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di B dan E hingga berpotongan di F 6) hubungkan O dengan F sehingga didapat sudut AOF = 45o ! Gb. 1.35 Membuat sudut 450 (9) Membuat segi empat beraturan Caranya : 1) Tarik garis sumbu AB (mendatar) ! 2) Lingkarkan jangka dengan r = ½ sisi segiempat yang dikehendaki (lingkaran bertitik pusat di O) !
  • 24. 3) Lingkarkan busur dengan jari-jari R (sembarang) dan bertitik pusat di A dan B, sehingga didapat titik C dan D ! 4) Hubungkan C dan D melalui O (sehingga didapat sumbu tegak), memotong lingkaran di E dan F ! 5) Tarik garis sejajar AB melalui E dan F ! 6) Tarik garis sejajar EF melalui A dan B, hingga berpotongan di titik G, H, I, dan J ! Maka segiempat GHIJ adalah segiempat beraturan. Gb. 1.36 Segi empat beraturan (10) Segi lima beraturan Gb. 1.37 Segi lima beraturan Caranya : 1) Lingkarkan jangka yang berjari-jari r1 dengan titik pusat di O ! 2) Tarik garis sumbu mendatar melalui O hingga berpotongan dengan lingkaran di A dan B ! 3) Lingkarkan jangka yang berjari-jari r dengan titik pusat di A dan B hingga berpotongan di C ! 4) Tarik garis dari O ke C hingga memotong lingkaran di G !
  • 25. 5). Lingkarkan jangka yang berjari-jari r1 dari titik pusat B, hingga memotong lingkaran di titik D dan E; lalu hubungkan D dengan E hingga memotong sumbu AB di titik F ! 6) Ukurkan jangka dari F ke G (r2 = FG) dan lingkarkan r2 tersebut dengan titik pusat di F hingga memotong sumbu AB di H ! 7) Ukur GH dengan jangka (GH = r3) ini merupakan sisi segilima beraturan ! 8) Pindahkan r3 berturut-turut dengan titik pusat di I, J, K, dan L ! 9) Hubungkan G dengan I, I dengan J, j dengan E, E dengan L, dan L dengan G, sehingga didapat segilima beraturan ! (11) Segi enam Beraturan Caranya : 1) Tentukan jari-jari r dan lingkarkan dengan titik pusat di O ! 2) Tarik garis sumbu mendatar melalui O hingga berpotongan dengan lingkaran di A dan B ! 3) Lingkarkan jangka yang berjari-jari r tadi (tidak dirubah) dengan titik pusat di A dan titik pusat di B, hingga didapat titik potong dengan lingkaran di C, D, E, dan F ! 4) hubungkan A dengan D, D dengan E, E dengan B, B dengan F, F dengan C, dan C dengan A, hingga didapat segienam beraturan ! Gbr. 1.38 Segi enam beraturan (12) Segi tujuh beraturan Gb. 1.39 Segi tujuh beraturan
  • 26. Caranya : 1) tentukan jari-jari r1 dan lingkarkan dengan titik pusat di O ! 2) tarik garis mendatar (sumbu) melalui O hingga didapat titik potong A dan B ! 3) buat garis tegak lurus AB melalui O hingga berpotongan di P dan perpanjang ke atas ! 4) dengan cara lukisan, garis AB dibagi tujuh bagian sama besar, hingga didapat 1’, 2’, 3’, 4’, 5’, 6’, dan 7’ ! 5) ukur dengan jangka dari A ke 1’ (A1’ = r2) dan lingkarkan r2 tersebut dengan titik pusat di A hingga berpotongan dengan perpanjangan AB di E ! 6) ukur dengan jangka dari O ke E (OE=r3) dan lingkarkan r3 tersebut dengan titik pusat di O hingga memotong garis perpanjangan OP di G ! 7) tarik garis dari E ke G hingga memotong lingkaran di titik H ! 8) ukur dengan jangka dari H ke 3’, ini merupakan sisi segitujuh ! 9) pindahkan s=H-3’ ke P-Q, Q-R, R-S, S-T, T-U, dan seterusnya hingga didapat segitujuh beraturan ! (13) Segi-n Beraturan Untuk membuat segi-n beraturan dengan cara pendekatan, dapat dilakukan/dilukiskan seperti cara melukis segitujuh beraturan; perbedaannya hanya terletak dalam pembagian garis tengahnya, yaitu garis tengahnya dibagi dalam n bagian sama besar. Misalnya untuk segi-11, maka garis tengahnya dibagi menjadi 11 bagian. Sedangkan untuk menentukan panjang sisi r selalu diambil jarak dari 3’ ke titik H pada gambar segi-7 atau titik F pada contoh segi-n = 11 untuk gambar berikut. Untuk membuat segi-n beraturan ini, selain dapat dilukis dengan menentukan lingkaran pembantu terlebih dulu, dapat juga dilukis dengan menentukan panjang sisi segi-n terlebih dahulu (lihat gambar 1.40). Gb. 1.40 Segi-n beraturan
  • 27. (14) Elips Elips dengan dua lingkaran pertolongan sepusat dapat dilukiskan dengan langkah-langkah seperti berikut : a) tentukan titik pusat lingkaran O ! b) buat lingkaran kecil dengan jari-jari r dan lingkaran besar dengan jari-jari R yang titik pusatnya di titik O’! c) bagi lingkaran tersebut menjadi 16 bagian sehingga pada lingkaran besar terdapat titik potong A, B, C, …, P dan pada lingkaran kecil terdapat titik potong 1, 2, 3, 4, 5, 6, …, 16! d) Buat garis horizontal dari titik potong 2, 3, 4, ke kanan, garis horizontal dari titik potong 6, 7, 8, ke kiri, 10, 11, 12 ke kiri, dan 14, 15, 16 ke kanan! e) Buat garis vertikal dari I, E, dan K, hingga berpotongan di 1’, 2’, dan 3’! f) Buat garis vertikal dari M, G, dan O, hingga berpotongan di 6’, 7’, dan 8’, sedangkan 5 = 5’! g) Buat garis vertikal dari titik J, F, dan L, begitu juga titik N, H, dan P, hingga berpotongan dengan garis mendatar 9 = 9’, 10’, 11’, 12’, 13 = 13’, 14’, 15’, dan 16’! h) Hubungkan titik A’ dengan 2’, 3’, 4’, …, 16’ menggunakan mal busur, hingga mendapatkan elips yang diinginkan! Gambar Elips c. Rangkuman 1 1. Gambar merupakan sebuah alat untuk menyatakan maksud terutama bagi orang-orang teknik. Gambar teknik berfungsi sebagai : a) penyampaian informasi, b) pengawetan dan penyimpanan, c) penuangan gagasan dan pengembangan.
  • 28. 2. Standar gambar teknik merupakan suatu keseragaman yang telah disepakati bersama dengan tujuan untuk menghindari salah pengertian dalam komunikasi teknik. 3. Untuk dapat menggambar teknik dengan baik diperlukan alat-alat gambar yang lengkap, cara menggunakan alat gambar serta membersihkan dan menyimpan alat-alat gambar dengan baik. Alat-alat gambar yang biasa digunakan antara lain: a) kertas gambar, b) pensil, pena atau rapido, c) macam-macam mistar, d) jangka, e) macam-macam mal, f) penghapus, g) papan gambar dan meja gambar, h)mesin gambar. 4. Dalam gambar teknik huruf-huruf, angka-angka dan lambang-lambang dipergunakan untuk memberi ukuran-ukuran, catatan-catatan, judul, dan sebagainya. Huruf dan angka harus jelas, seragam dan bentuk huruf harus mudah ditulis dan dibaca. Penulisan huruf dan angka biasanya dalam bentuk tegak dan bentuk miring. Sedangkan tipe huruf dan angka berdasarkan perbandingan tinggi huruf dan tebal huruf adalah tipe huruf A (d=h/14) dan tipe huruf B (d=h/10). 5. Macam-macam garis pada gambar teknik antara lain: a) garis tebal kontinu, b) garis tipis kontinu, c) garis tipis kontinu bebas, d) garis gores tebal, e) garis bergores tipis, f) garis bergores tipis yang dipertebal pada ujung-ujungnya. Masing-masing jenis garis tersebut mempunyai kegunaan sendiri-sendiri. Gambar konstruksi geometri diperuntukkan melatih ketrampilan dalam menggunakan peralatan gambar. Konstruksi geometri antara lain: a) membagi garis, b) membagi dan membuat sudut, c) menggambar segi-segi dan elips.
  • 29. BAB 5 DIMENSI, TOLERANSI DAN SUAIAN DEFINISI DAN ISTILAH-ISTILAH Sebelum membahas lebih jauh tentang pengukuran baiklah terlebih dahulu dijelaskan istilah- istilah yang sering digunakan dalam metrologi (ilmu pengukuran). - Kemampubacaan (readability) : adalah menunjukan berapa teliti skala suatu instrumen dapat dibaca. Instrumen yang mempunyai skala 12 inchi mempunyai kemampubacaan lebih tinggi dari instrumen yang mempunyai skala 6 inchi dan jangkauan sama. - Cacah terkecil (least count) : adalah beda terkecil antara dua penunjukan yang dapat dideteksi (dibaca) pada skala instrumen. - Ketelitian (accuracy) instrumen menunjukan deviasi atau penyimpangan terhadap masukan yang diketahui. Misal : pengukur tekanan 100 kPa yang mempunyai ketelitian 1 % artinya teliti disekitar +/- 1 kPa dalam keseluruhan jangkauan bacaan pengukuran tersebut. - Ketepatan atau presisi suatu instrumen adalah menunjukan kemampuan instrumen itu menghasilkan kembali bacaan tertentu dengan ketelitian yang diketahui. Contoh : suatu instrumen mengukur tegangan 100 Volt, diambil 5 ukuran yang didapat hasilnya adalah 104, 103, 105, 103 dan 105 V. Terlihat bahwa ketelitian tidak lebih baik dari 5% (5 V) sedang presisinya +/- 1 % karena deviasi maksimum dari harga rata-rata 104 V adalah 1 V. KALIBRASI Kalibrasi atau peneraan adalah memeriksa instrumen terhadap standar yang diketahui untuk selanjutnya mengurangi kesalahan dalam ketelitiannya. Kalibrasi dilakukan terhadap : 1. standar primer 2. standar sekunder yang mempunyai ketelitian lebih tinggi dari instrumen yang dikalibrasi. 3. dengan sumber masukan yang diketahui. STANDAR Meter baku (standar) didefinisikan sebagai panjang suatu batang platina-iridium yang dipelihara pada kondisi yang sangat teliti di Biro Internasional untuk Bobot dan Ukuran (International Bureau of Weights and Measures) di Sevres, Perancis. Kilogram adalah massa platina-iridium yang disimpan di Biro tersebut. Standar-standar sekunder mengenai massa dan panjang disimpan di National Bureau of Standard (USA) untuk kegunaan kalibrasi. Tahun 1960 meter standar didefinisikan dengan panjang gelombang cahaya merah-jingga lampu krypton-86. Meter standar adalah : 1 meter = 1.650.763,73 panjang gelombang 1 detik (sekon) adalah waktu yang diperlukan untuk 9.192.631.770 periode radiasi yang berhubungan dengan transisi dua tingkat yang sangat halus daripada keadaan fundamental atom Cesium-133. Skala suhu absolut diusulkan oleh Lord Kelvin pada tahun 1854 : K = oC + 273,15 oR = oF + 459,67 oF = 9/5 oC + 32,0 DIMENSI DAN SATUAN Dimensi fundamental adalah : L = panjang M = massa
  • 30. F = gaya τ = waktu T = suhu Gaya ≈ laju perpindahan momentum menurut waktu. F = k d(m.v)/dτ F = m.a/gc k = konstanta proporsional, 1/gc = k, a = percepatan = dv/dτ • Kerja atau usaha mempunyai dimensi hasil perkalian gaya dengan jarak. N.m = 1 joule (J) • Bobot suatu benda didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada benda itu sebagai percepatan gravitasi. W = g/gc . m W = bobot g = gravitasi Satuan-satuan dasar dan tambahan dalam SI : TOLERANSI DAN SUAIAN Produk yang dihasilkan dari proses produksi mempunyai ragam atau variasi. Proses duplikasi produk dengan sempurna tidak akan dicapai, melainkan hanya mungkin dihasilkan produk yang berbeda-beda karakteristiknya. Hal ini menuntut perancang produk mempunyai kesadaran bahwa suatu toleransi harus diperhitungkan pada waktu spesifikasi produk ditetapkan. Memberikan toleransi berarti menentukan bata-batas maksimum dan minimum dimana penyimpangan produk harus terletak. Dalam hal spesifikasi geometrik mencakup toleransi atas ukuran, bentuk, posisi serta kekasaran permukaan produk. Namun tidak semua spesifikasi geometrik menjadi perhatian utama/kritis seperti misalnya tebal pelat penutup yang tidak memerlukan spesifikasi yang ketat. Bagi elemen yang tidak kritis toleransi geometriknya tak perlu atau lebih tegasnya jangan diberikan, hal ini bukan
  • 31. berarti toleransinya nol namun artinya toleransinya terbuka yang artinya spesifiksi geometriknya boleh menyimpang secara wajar. Lain halnya kalau komponen tersebut kritis maka batas-batas toleransinya harus pasti. Toleransi Berikut ini uraian dan penjelasan mengenai prinsip serta definisi standar ISO. Toleransi ukuran adalah perbedaan ukuran antara kedua harga batas dimana harga ukuran atau jarak permukaan/batas geometri komponen harus terletak. Untuk setiap komponen perlu didefinisikan suatu ukuran dasar sehingga kedua harga batas (maksimum dan minimum) dapat dinyatakan dengan suatu penyimpangan terhadap ukuran dasar. Ukuran dasar ini sedapat mungkin dinyatakan dalam bilangan bulat. Dalam penentuan dimensi lobang dan poros diperlihatkan istilah istilah yang sering digunakan yang diperlihatkan pada gambar berikut. Untuk tujuan mempermudah penggambaran toleransi maka dibuat diagram secara skematik denga catatan bahwa sumbu komponen selalu diletakkan di bawah. Misalnya kedua penyimpangan dari lubang adalah positif dan kedua penyimpangan poros adalah negatif maka diagram skematik yang menunjukkan pasangan tersebut adalah sebagaimana gambar berikut ini. Gambar diagram skematik untuk penggambaran toleransi dimensi/ukuran. Posisi daerah toleransi baik utnuk lubang maupun untuk poros dapat terletak diatas maupun dibawah garis nol. Pada gambar selanjutnya akan diperlihatkan posisi daerah toleransi poros beserta notasi-notasi yang menunjukan penyimpangannya.
  • 32. Gambar posisi daerah toleransi poros terhadap garis nol. Suaian Apabila dua buah komponen akan dirakit maka hubungan yang terjadi yang ditimbulkan oleh karena adanya perbedaan ukuran sebelum mereka disatukan disebut suaian (fit). Ada tiga jenis suaian : 1. Suaian Longgar. yaitu suaian yang selalu menghasilkan kelonggaran. Daerah toleransi lubang selalu terletak di atas toleransi poros. 2. Suaian Paksa (Interference fit) yaitu suaian yang selalu akan menghasilkan kerapatan. Daerah toleransi lubang selalu terletak dibawah daerah toleransi poros. 3. Suaian Pas (Transition fit) yaitu suaian yang dapat menghasilkan kelonggaran ataupun kerapatan. Daerah toleransi lubang dan daerah toleransi poros berpotongan (sebagian saling menutupi). Dalam ISO ditetapkan dua buah sistem suaian yang dapat dipilih yaitu sistem suaian berbasis poros dan sistem suaian berbasis lobang. Pada sistem suaian berbasis poros maka penyimpangan atas toleransi poros selalu berharga nol (es=0). Sebaliknya untuk sistem suaian berbasis lubang maka penyimpangan bawah toleransi lubang selalu bernilai nol (EI = 0). Cara Penulisan Toleransi Dan Dimensi Berbagai cara penulisan toleransi ukuran yang bisa dan biasa digunakan ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Bagi dimensi luar (poros) atau dalam (lubang) harganya dinyatakan dengan angka (satuan dalam mm untuk sistem metrik) yang dituliskan diatas garis tanda ukuran. Jika dilihat sepintas cara A kurang memberikan informasi dibandingkan dengan cara B & C. Cara D, yang meskipun tidak secara langsung menyebutkan harga batas-batas penyimpangan, tetapi simbol toleransi dengan kode huruf dan angka (g7) mengandung informasi lain yang sangat bermanfaat yaitu sifat suaian bila komponen bertemu pasangannya, cara pembuatan dan metode pengukuran. Rincian penjelasan cara penulisan toleransi adalah sebagai berikut : A Ukuran maksimum dituliskan diatas ukuran minimum. Merupakan cara lama yang dipakai
  • 33. di Amerika dan Inggris (dengan satuan inchi). Cara penulisan yang demikian ini, meskipun memudahkan penyetelan mesin perkakas yang mempunyai alat kontrol terhadap dimensi produk, tetapi tidak praktis dipandang dari segi perancangan yaitu dalam hal perhitungan toleransi dan penulisannya pada gambar teknik. B Dengan menuliskan ukuran dasar beserta harga-harga penyimpangannya. Penyimpangan atas dituliskan disebelah atasnya penyimpangan bawah, dengan jumlah angka desimal yang sama (kecuali untuk penyimpangan nol). Cara penulisan ini lebih baik dari cara A karena memudahkan baik bagi siperancang untuk menghitung dan menuliskan toleransi maupun bagi si pembuat (operator mesin) dalam usahanya untuk mencapai dimensi produk yang diinginkan. C Serupa dengan cara B apabila toleransi terletak simetrik terhadap ukuran dasar. Harga penyimpangan haruslah dituliskan sekali saja dengan didahului tanda ±. D Cara penulisan ukuran (ukuran nominal) yang menjadi ukuran dasar bagi toleransi dimensi yang dinyatakan dengan kode/simbol anjuran ISO. Cara ini mulai banyak digunakan di negara-negara industri karena berbagai keuntungan yang bisa diperoleh akibat penerapannya secara intensif. Penggunaan standar ISO akan menguntungkan dalam hal : • memperlancar komunikasi sebab dilakukan secara internasional • mempermudah perancangan karena dikaitkan dengan fungsi • mempermudah perencanaan proses sebab menunjukkan aspek pembuatan, dan • memungkinkan pengontrolan kualitas karena acuannya jelas. Definisi Toleransi Toleransi adalahduabatas penyimpangan ukuranyangdiijinkan.Misalnya,sebuahelemendiberi ukuranmaka dapat dijelaskansebagai berikut: • adalahukurandasar • adalahnilai toleransi yangdiberikan Toleransi padadasarnyadibedakanmenjadi tigamacam, yakni toleransi ukuran,toleransigeometrik, dan konfigurasi kekasaranpermukaan. Toleransi ukuran Definisi dari toleransi ukuran adalahduabataspenyimpanganyangdiijinkanpadasetiapukuran elemen. Toleransi memegangperananyangvital pada prosesproduksi dikarenakansangatsulitnyamembuat suatualat atau bendasesuai denganukuranyangtepat,karenamenyangkutketelitiandalamproses pengerjaannya. Selanjutnyatoleransiukuran dibedakanlagi menjadi:
  • 34. Toleransi Standar (Toleransi Internasional/IT) Besarnyatoleransi ditentukanolehISO/R286 (sistemISOuntuklimitdansuaian) agarsesuai dengan persyaratanfungsional danuntukkeseragaman. ISOmenetapkan18 toleransi standar,yakni mulai dari IT01, IT 0, IT 1, IT 2, sampai denganIT 16. Sedangkanuntukdasarsatuan toleransi dari kualitas01 – 1, harga toleransi standarnyadapat dihitungdenganrumuspadatabel berikut: IT 01 IT 0 IT 1 Nilai dalamµmuntukD dalamµm 0,3 + 0,008 D 0,5 + 0,012 D 0,8 + 0,0 20 D Secara garisbesar,gambaran secaraumum dari hubunganantara pengelompokankualitastoleransi ini denganprosespengerjaannyaadalahsbb. 1. Kualitas1 – 4 adalahuntukpengerjaanyangsangatteliti.Misalnyapembuatanalatukur, instrumenoptik,dll. 2. Kualitas5 – 11 untukprosespengerjaandenganpermesinanbiasa,termasukuntukkomponen- komponenyangmamputukar. 3. Kualitas12 – 16 untukprosespengerjaanyangkasar,seperti pengecoran,penempaan, pengerolan,dsb. Toleransi Umum dan Toleransi Khusus Toleransi Umum Toleransi umum, adalahbesaranangkatoleransi yangberlakuuntuksemuaukuranyangterdapat pada gambar,kecuali ukuran-ukuranyangtelahdicantumiangkatoleransi secarakhusus.Dengan kata lain,ukuranyangtidakdiikuti olehhargatoleransi berarti mengikuti hargatoleransiumumyang berlaku. Contoh: Contoh toleransi umum
  • 35. Toleransi Khusus Toleransi khususadalahtoleransidi luarangkatoleransi umum, dandiletakkanlangsungsetelah angka nominalnya. Contoh toleransi khusus Toleransi suaian Suaianadalahsuatu istilahuntukmenggambarkantingkatkekekatanataukelonggaranyang mungkindihasilkandari penggunaankelegaanatautoleransi tertentupadaelemenmesinyang berpasangan. Biasanyatoleransi suaiandipakai padabendakerjayangberpasangan,sepertimisalnyaPorosdan As.Untuk toleransi ini biasanyamenggunakansymbol Huruf,untuklubangbiasanyamenggunakan huruf Kapital /Huruf besar,sedangkanuntukporosmenggunakanhuruf kecil. Untuk mudahnya,toleransi suaianini kitajelaskandenganmengaplikasikannyapadabentuklubang dan porosyang berpasangansatusama lain.Harga toleransi suaianyangdicantumkanmenentukan keadaankelonggaranantaralubangdanporos tersebut.Keadaansuaiandibagimenjadi 3jenis: • Suaian longgar (clearance fit) Harga toleransi yangmenghasilkankeadaanlonggarantaralubangdanporos • Suaian luncur (sliding fit) Harga toleransi yangmenghasilkankeadaanluncur/halusantaralubangdanporos.mPada keadaan ini,antara porosdan lubangnyaristanpakelonggaran,gapyangterciptaantara lubangdan poros berkisarantara 0.002-0.02mm (tergantungdari ukurannominal lubang-poros). • Suaian sesak (interference fit) Harga toleransi yangmeghasilkankeadaansesakantaralubangdanporos.Pada keadaanini ukuran poroslebihbesardaripadaukuranlubang,yangmemerlukanusahatersendiri untukmemasang poroske lubangtersebut(menggunakantenagamanusiadibantualatketok,menggunakanmesin press,menggunakanmetodapemanasanlubang,dsb).
  • 36. Ukuran yang menggunakanhargatoleransi suaian mencantumkanangkanominal,simbol toleransi dan angkatoleransinyayangditulisdi dalamkurung(angkaini dituliskanhanyaapabiladiperlukan, misalnyapihakpenggunagambartidakmemiliki table standarsuaianISO). Khususpadagambar susunan,angkanominal dari bendaharusmencantumkanhargatoleransi untukkeduabenda,lubangmaupunporos. Contoh penulisan angka toleransi Batas – batasukuran ditentukansedemikiansehinggacelahbebasataukontakantarpermukaan akan terjadi apabilaelemenmesinyangberpasangandirakit. Berikutini dicantumkanbeberapaistilahtoleransi untukelementunggal dansuaianyangseringkali dipakai : Ukuran dasar Ukuran dasar atau ukurannominal adalahukuranpokokyanagditulissebelumdisertai angka-angka batas penyimpanganyangdiijnkan. Penyimpangan atas Penyimpanganatasadalahpenyimpanganke arahatasukuran maksimum. Penyimpangan bawah Penyimpanganbawahadalahpenyimpanganke arahbawahpenyimpanganminimum. Ukuran maksimum Ukuran maksimumadalahukuranterbesaryangmasihdiperbolehkan.Besarnyaukuranmaksimum= ukurandasar + penyimpanganatas. Ukuran minimum Ukuran minimumadalahukuranterkecil yangmasihdiperbolehkan.Besarnyaukuranminimum= ukurandasar + penyimpanganbawah. Garis nol Garis nol adalahgaris dasar atau garisdenganpenyimpangannol. Ukuran sesungguhnya
  • 37. Ukuran sesungguhnyaadalahukuranjadi atauukuranyangdidapatsetelahbendaselesai dibuat, yang dapatdiketahui denganmenggunakanalatukur. Kelonggaran (Clearance) Kelonggaranadalahselisihkelonggaranantaralunagdenganporosdimanaukuranlubanglebih besardaripadaukuranporos. • Kelonggaranmaksimumadalahseliisihantaralubangterbesardenganporosterkecil dalamsuatu suaianlonggar. • Kelonggaranminimumadalahselisihukuranlubangterkecil denganporosterbesardalamsuatu suaianlonggar. Kesesakan (Interference) Kesesakanadalahsuatunilai selisihukuranantaralubangdenganporos,dimanaukuranporoslebih besardaripadaukuranlubang. • Kesesakanmaksimumadalah selisihukuranantaralubangterkecil denganporosterbesarpada suaiansesak. • Kesesakanminimumadalahselisihukuranantaralubang terbesardenganporosterkecil pada suaiansesak. Contohpemberian toleransi padasebuahlubangdanporos: a. 30H7 b. 40g6 Keterangan: 1. Suatu lubangdenganukurandasar30 mm, posisi daerahtoleransinyaH,dankualitasnya7 2. Suatu porosdenganukurandasar 40 mm, posisi daerahtoleransinyag,dankualitasnya6