SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 48
Downloaden Sie, um offline zu lesen
40 Hari
       Oleh: Rifki Sya’bani

Copyright © 2011 by Rifki Sya’bani




            Penerbit

     Abuziyad Book Lounge

       rfksybn@gmail.com




         Desain Sampul:

          Rifki Sya’bani




     Diterbitkan melalui:

    www.nulisbuku.com
Daftar Isi

  i    Preface
  ii   Prolog
 iii   Apa Kata Mereka
  1    Bab 1: Persiapan Demi Persiapan
2      Dipaksa Berhaji
12     Gerimis Mengundang
15     Akhir Oktober
21     Haji Menuju Allah
29     Barang Bawaan
34     Surat Wasiat
38     Bab 2: Permulaan
39     Hari Keberangkatan
44     Mindmap: Ihram
45     Langkah Pertama di Jazirah
57     Mindmap: Miqat Makani
58     Perbedaan Itu Tak Bisa Dihindari
66     Jumat Perdana di Tanah Suci
74     Mindmap: Thawaf
75     Mindmap: Tips dan Tuntunan Saat Thawaf
76     Menyatakan Cinta di Depan Ka'bah
82     Pengenalan Medan
 92    Perjumpaan Tak Disangka
104    Jagalah Kesehatan
109    Berburu Daging Kambing
113    Bab 3: Armina
114    Kasak-Kusuk
118    Belajar Wirausaha
Daftar Isi

122   Satu Hari Menjelang
127   Info Layanan Selular di Tanah Suci
129   mindmap: tata cara haji
128   Tarwiyah
139   mindmap: Wukuf
140   Arafah
147   mindmap: Mabit di Muzdalifah
148   Nahr
157   Mindmap: Potong Rambut
158   Mindmap: Tahalul
159   Mindmap: Mabit di Mina
160   Mindmap: Melempar Jumrah
161   Hari Pertama Tasyrik
169   Nafar Awal
172   Mindmap: Sa'i
173   Hari Ketiga Tasyrik: Rehat dan Tips Belanja
176   Merpati
179   Mindmap: Tertib Proses Haji
180   Bab 4: Pasca Haji
181   Hajjah Jagalah Hijabmu
186   Kamar Barokah
189   Hati-hati di Pasar
192   Thawaf Sunnah
197   Ke Jeddah
202   Bahasa Pemersatu
206   Bermalam di Masjidil Haram
209   Perlukah Mencium Hajar Aswad
Daftar Isi

214   Pergi ke Hudaibiyah
224   Napak Tilas di Jabal Nur
233   Thawaf Wada'
236   Bab 5: Madinah, Kota Nabi
237   Menuju ke Madinah
240   Raudhah, Taman Surga
246   Ziarah di Madinah
254   Masjid-Masjid
259   Berjalan Kaki ke Quba
263   Sejuta Rasa
268   Pemuda Gaza
271   Buku-buku Gratis
274   Persiapan Pulang
275   Tinggal Landas
278   Mind Map: Tips Ziarah di Tanah Haram
279   Mind Map: Manajemen Barang Bawaan
280   EPILOG
      Daftar Pustaka
Untuk Ibunda Kunti Zahrowardati dan Ayahanda Ghufron
Zahid di Klaten, atas cinta dan sayangnya hingga kini dan
nanti, terimakasih atas segala dorongan dan motivasinya, juga
atas keikhlasan dan kesabarannya menemani anak-anak super
kami: Ziyad, Taqiya dan Tsabita selama kepergian kami selama
menunaikan ibadah haji tahun 1431 H.

Kepada Istri tercinta, Barkah Safir, semoga kelak kita bisa
menapaki cerita indah lagi, menikmati jamuan Allah, di rumah-
Nya, di kota yang di berkahi, menyapa salam dan menapaki
jejak Rasulullah tercinta, serta tergugu menemui kesejatian diri
di Padang Arafah—replika padang masyar tempat menghitung
diri…



Buku ini saya persembahkan kepada saudara-saudari
ku yang ingin mempersiapkan diri menunaikan
ibadah haji, ibadah yang fenomenal, personal dan
begitu mengharu-biru.
Atau sekedar sebagai melipur rindu kala kaki telah
pernah menjejak di sana…

Berharap bisa menyapa hati berbalas ilmu nan
manfaat..
Barakallahu fiikum.
Prolog

                    Alhamdulillah, tiada kata yang lebih pantas
                    untuk dituliskan dalam awal prolog ini.
                    Sungguh, menulis sebuah buku ternyata
                    tidak semudah memancangkan niat di
awal.

Menulis adalah pekerjaan yang memerlukan konsistensi
semangat, konsistensi niat dan konsistensi usaha. Kekuatan
tulisan yang dihasilkan seseorang itu memang berangkat dari
kekuatan hati yang menggerakkan jari-jari pada tombol-tombol
di keyboard atau tangan yang menggurat coret di atas kertas.

Oleh karena itu, bagi saya buku ini adalah milestone awal untuk
lebih mampu mengasah hati dalam dunia kepenulisan. Ada
banyak guru yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu atas
jasanya membangun kerangka cara berpikir, pemilihan diksi,
hingga gaya bertutur dalam tulisan khas milik saya ini.
    Maka menulislah; agar jutaan pembaca menjadi guru yang
    meluruskan kebengkokan, mengingatkan keterluputan,
    membetulkan kekeliruan.
    Penulis hakikatnya menyapa dengan ilmu; maka ia berbalas
    tambahan pengertian; kian bening, kian luas, kian dalam, kian
    tajam.
    Agungnya lagi; sang penulis merentangkan ilmunya melampaui
    batas-batas waktu & ruang. Ia tak dipupus usia, tak terhalang
    jarak. [Salim A. Fillah]
“40 Hari” adalah catatan sederhana dari seorang yang mencoba
menulis apa adanya, membagikan apa yang bisa dibagi,
mengabadikan pengalaman berharga dari sebuah perjalanan
yang begitu monumental dalam hidup, antara Mekkah dan
Madinah. Agar ia abadi dalam kemanfaatan, dan tentu menjadi
buah keberkahan tersendiri dalam hidup yang singkat ini.

Terus terang, menulis memoar perjalanan ini adalah satu upaya
yang cukup sulit dilakukan dimana semuanya saya lakukan
setelah saya berada di tanah air. Ini mungkin rencana dan
skenario Allah yang memang sudah diatur oleh Yang Maha
Mengatur, notebook yang saya sengaja bawa ke tanah suci agar
dapat mendukung aktivitas tulis-menulis selama disana
ternyata bermasalah. Walhasil rencana saya one day, one note
gagal total. Hikmahnya tentu agar saya bisa lebih fokus pada
aktivitas ibadah di sana, hehe.

Sehingga semua tulisan ini adalah sebuah rekonstruksi ulang
dari segala kenangan, memori, ingatan dan rekaman dalam
benak, coretan di buku harian secara manual dan analog
(halaah ) serta dokumentasi foto yang saya susun hari per
hari dalam perjalanan haji yang saya lakukan pada tahun 2010
(1431 H).

Alhamdulillah, diantara rutinitas pekerjaan yang tidak pernah
berkurang hari demi hari, rangkaian tulisan terkait perjalanan
haji yang sebagian telah pernah ada dalam blog pribadi saya
dan beberapa yang lain telah saya tuliskan dalam artikel pribadi
berhasil dirangkum menjadi satu rangkaian kisah.

Tidak istimewa bukan berarti tidak spesial.

Buku ini memang layaknya sebuah buku yang lain. Ada
keunggulan, namun mungkin lebih banyak kekurangan yang
bisa anda jumpai.

                               iii
Saya berharap buku ini bukan sekedar berbagi tentang
pengalaman perjalanan haji yang begitu personal, namun juga
banyak memuat informasi terkait ritual ibadah haji, tips dan
info-info seputar haji serta panduan yang ringan dan layaknya
sebuah kisah yang betutur secara khas.

Jadi singkatnya, buku ini adalah:
     1.   Catatan harian yang merupakan pengalaman nyata
     2.   Travel guide, karena ada beberapa panduan
          perjalanan dan foto-foto eksklusif koleksi pribadi,
          serta tips yang bisa dijadikan referensi serta dilengkapi
          dengan catatan belanja
     3.   Ada mind map penjelasan beberapa hal penting
          terkait ritual ibadah haji, sehingga materi-materi
          terkait panduan ritual ibadah haji ditampilkan dengan
          cara yang berbeda dan mudah dipahami. Insya Allah.


Maka melalui buku ini, saya berharap sahabat pembaca bisa
memetik hikmah, pelajaran dan pengalaman seakan-akan ikut
dalam setiap langkah perjalanan haji yang saya lakukan.


Inilah sebuah buku travel guide, hajj guide dan travel note yang
dikemas secara ringan, santai, namun semoga penuh hikmah.


Semoga bermanfaat.
Mohon maaf atas segala khilaf dan salah.
Twitter: @Rifki_Syabani

http://abuziyad.multiply.com
Apa Kata Mereka
Membaca buku ini kita akan terbakar oleh semangat
perjuangan yang tak pernah padam, perpaduan antara
ikhtiar dan “pertolongan“ Allah.

Kita akan terbawa dalam penelusuran perjalanan spiritual
Ibadah Haji yang sangat luar biasa. Buku ini mengungkit
Spirit dan Inspiratif ...

(Indra Wahyudi; weahyudi@gmail.com. Engineer
Telecommunication)

There's a huge possibility that after reading this book,
anyone would be longing to go for a Hajj. It happens to
me. Rifki made the journey of Hajj into something that's
very interesting and exciting, not only from spiritual
perspective, but also from a humane perspective.

Recommended reading for anyone, especially for those
who are not interested in going for a Hajj.

Borrys Hasian, Senior UC (User Experience)
Designer di Singapore

While I'm reading this valuable experience, I could not
hold back my tears.. This book involved me both
physically and emotionally… This such amazing story,
hopefully can benefit the readers and inspire them

to perform this pilgrim journey. Once is not enough, let's
do more and more..
                             v
(dr. Sarah Firdausa, calon Master of Medical
Science, International Islamic University Malaysia)

Ada rasa bergemuruh di dada...Ada azzam membuncah
memenuhi rongga jiwa... Ada juga linangan air mata
membasahi pipi yg terkotori debu, kembali berkaca akan
ringkih dan pincangnya keimanan diri ini kpd Engkau Ya
Rabb... Bukan harta yang menyampaikan kaki ini, namun
karena IMAN-lah Engkau memanggil kami.

Sungguh, buku ini mempunyai keunggulan pada gambar
dan foto yang membuat kisah perjalanannya menjadi utuh
dan menginspirasi.

(Fakhrul Insightmaster, Direktur eMB Corp, Trainer
Muda)

Buku yang Subhanallah sangat luar biasa.

Buku ini memiliki keunggulan pada mind map (diagram
panah) yang sangat membantu bagi kita yang awam
saat melaksanan haji nanti. Selain itu daftar belanja yang
ditampilkan juga sangat membantu kita untuk bisa
mengukur kebutuhan belanja saat di sana dan tips-tips
singkat yang sangat bermanfaat.

(Arif Kurniawan, aktivis dakwah)




                            vi
Persiapan demi Persiapan

          Allah telah                      puluhan tahun yang tak terjamah
                                           untuk dibelanjakan, yang
          memaksa                          istiqomah ditambahkan
                                           walaupun sedikit atau yang bisa
          saya                             dilaksanakan setelah menjual
berhaji tahun ini                          tanah warisan keluarga atau aset
                                           properti puluhan tahun. Pada
Bandung, 01 Oktober 2010                   kenyataannya kondisi semacam
                                           itu memang paling sering kita
                                           jumpai. Mengumum dan wajar
                                           saja. Karena bagi kita sekarang
Jangan gusar dulu kawan, izinkan
                                           yang tinggal di Indonesia, biaya
sedikit lancang kali ini... Judulnya
                                           haji memang bisa mencapai 30
tampak memang provokatif dan
                                           juta per orang. Angka yang tak
tidak pada tempatnya. Namun
                                           sedikit bagi sebagian besar kita.
begitulah, menurut pandangan
sederhana saya yang sering salah
                                           Tapi, bukankah kita sering
ini, bahkan juga sering salah
                                           mendengar kisah-kisah nan ajaib
memaknai skenario indah milik
                                           dan penuh inspirasi bagaimana
Allah.
                                           orang bisa saja berhaji seketika
Haji seringkali kita anggap                dan begitu saja tanpa perlu ia
                                           harus menjadi karyawan sebuah
sebagai ibadah kelas tersier.
                                           perusahaan besar, BUMN atau
Semacam barang mewah bagi
                                           PNS bertahun-tahun, maupun
kita. Hanya khusus bagi orang
                                           pengusaha sukses terlebih
mapan, gedongan dan kaya raya,
                                           dahulu. Pada kenyataannya,
yang punya deposito 8 atau 9
                                           seringkali kita jumpai, seorang
digit lebih, atau orang-orang
                                           tukang becak, atau tukang sapu
borjuis kelas elit dengan rumah
                                           sekalipun ataupun pedagang
mentereng dan sebagainya. Atau
                                           kecil berskala micro atas izin
kalaupun tidak ia adalah ibadah
                                           Allah bisa berangkat memenuhi
yang baru bisa dilaksanakan
                                           undangan-Nya ini.
setelah kita pensiun, tabungan
                                       2
Persiapan demi Persiapan

Dan berhaji memang bukan soal           dikelola. Sebuah ujian bagaimana
“jika mampu” saja, kawan. Kita          kita memandang harta dunia.
seringkali salah mengartikan
syarat “jika mampu” ini.                Berawal dari 2 tahun lalu. Awal
Sehingga kemudian meletakkan            tahun 2008, tiba-tiba muncul
rukun islam kelima ini sebagai          saja azzam/keinginan kuat untuk
sebuah ibadah yang utophis,             memenuhi panggilan dan
sesuatu yang tinggi dan sulit:          undangan Allah ini. Saya merasa
nanti jaaaak.. begitulah seloroh        capaian dalam hidup ini sudah
orang Melayu Pontianak. Jadilah         begitu diluar ekspektasi. Dari
akhirnya ia memang uthopis,             sebuah sepeda roda dua, motor,
tinggi dan sulit bagi yang              akhirnya kami sudah punya
menganggap demikian.                    mobil minimalis sendiri dan
                                        sebuah rumah sederhana yang
Padahal bukankah sejatinya tidak        dicicil selama 5 tahun di BRI
ada daya dan kemampuan selain           Syariah. Semua Allah telah
datang dari-Nya? Laa haula              cukupkan dari segala penjuru.
walaa quwwata illa billaah.             Alhamdulilah. Sungguh nikmat-
Namun masih saja kita                   Nya yang mana lagi yang kami
beranggapan “ah, saya belum             dustakan?
bisa berhaji, karena belum
mampu...” Sejak kapan manusia           Kini saatnya meraih lompatan
bisa mendapatkan                        spiritual yang lebih manakala
kemampuannya sendiri? “Ah,              saya memang merasa belum
saya kan miskin, bagaimana bisa         apa-apa. Ilmu tipis, amal kurang,
berangkat haji?” lupakah ia             akhlak masih abu-abu dan hati
bahwa Allah Maha Kaya?                  yang masih sering berkhianat ini.
Lupakah bahwa harta yang ada            Astaghfirullah, ya Allah...
ditangannya itu sejatinya titipan
                                        Akhirnya tabungan Mabrur dari
dari Allah, karunia-Nya yang
                                        BSM yang kami buka awal tahun
Allah ujikan kepada kita untuk
                                        2008 bisa menjadi harapan agar
                                        azzam itu bisa terlaksana
                                    3
Persiapan demi Persiapan

secepatnya, sebelum niat itu            dari Kota Pontianak, maka kami
terkubur dalam rutinitas dunia,         baru bisa berangkat paling cepat
tenggelam dari lautan keinginan         2009 dengan asumsi ada banyak
dan nafsu serta terlupa atas            yang mengundurkan diri, atau
pilihan-pilihan pragmatis ala           dalam kondisi normal baru pada
manusia yang kikir ini. Hiks...         tahun 2010. Waktu mendaftar
saya hanya berharap jika                saat itu usia saya 27 tahun
kemudian Allah memanggil jiwa           beranjak menuju 28 tahun.
dan nyawa saya sebelum bisa             Artinya, jika saya berangkat pada
berangkat, maka tabungan ini            tahun 2010, maka berhaji bisa
diharapkan akan datang di               menjadi momentum indah dalam
yaumil hisab sebagai bukti              hidup pada fase 10 tahun ketiga
bahwa saya sudah berusaha               saya, sebagai bekal perjalanan
memenuhi undangan dan                   mengarungi hidup menuju usia
panggilan-Nya ke Baitullah.             matang 40 tahun selanjutnya.
                                        Subhanallah…
“Mas Rifki, mau ambil dana
talangan haji tidak? Biar nanti         Waktu pun berjalan. Kawan,
langsung bisa dapat porsi haji?”        kami bukanlah dari keluarga
tanya Pak Taufik dari bagian            yang kaya raya, dan kami pun
pelayanan. Saya pun tak berpikir        tidak merasa sampai ke taraf itu.
panjang, “Boleh, Pak”.                  Gaji yang datang, sebagian rezeki
                                        dari Allah yang datang melalui
Dengan modal masing-masing 5            perantara sebuah operator
juta, lalu masing-masing                selular dimana saya berkhidmat
tabungan tersebut digenapi 15           tiap bulannya kebanyakan
juta oleh BSM, kami pun                 memang hanya numpang lewat.
menyetor ke Depag.                      Biasalah, pos-pos belanja
Alhamdulillah, langsung dapat           variabel maupun tetap sudah
porsi haji (SPPH). Urut kacang ke       menanti. Cadangan cash flow
1700 sekian. Artinya, jika per-         kami tak pernah sampai 3-6 kali
tahun diberangkatkan 850 orang          take home pay yang saya terima

                                    4
Persiapan demi Persiapan

setiap bulannya. Lewat sudah           cukup”. –Belakang alasan ini
teori-teori Safir Senduk maupun        menurut saya kuranglah tepat.
Aidil Akbar tentang bagaimana          Pada dasarnya hati saya memang
mengatur keuangan keluarga.            belum siap saat itu.
Tak satu pun bisa kami
praktekkan dengan baik. Sisa
kekurangan yang harus kami
bayarkan untuk membayarkan
dana talangan haji pun akhirnya
orang tua turun tangan
membantu. Alhamdulillah... saya
yakin ini semua atas izin-Nya.

Menjelang Ramadhan
1430H/2009 saya dihubungi
petugas haji dari KUA kecamatan
Pontianak Kota. “Bapak, Insya
Allah bisa berangkat tahun ini,
udah positif masuk ke kursi
cadangan, dan ternyata banyak
yang mengundurkan diri.” Bagai
disambar geledek. Senang tapi
lebih banyak kaget dan bingung.
                                       Dua bulan kemudian, satu
Lantaran sisa pelunasan akhir
                                       sentakan kecil menyadarkan diri
masih perlu sekitar 25-30 juta
                                       dan kembali membangkitkan
lagi untuk porsi saya dan istri.
                                       azzam itu. Film bergenre
Belum lagi Tsabita, bungsu kami
                                       Religius: Emak Ingin Naik Haji,
itu masih 1 tahun. Akhirnya
                                       begitu tajam menukik menyindiri
dengan bulat hati, saya jawab
                                       diri sekaligus menyadarkan
“Kami belum bisa berangkat
                                       kembali. Film itu seperti Allah
tahun ini, ditunda tahun 2010
                                       skenariokan untuk menjewer
saja, Pak. Uang kami belum
                                       saya, menyentil dan
                                   5
Persiapan demi Persiapan

memahamkan pikiran butek
                                          Mak
saya, kalau berhaji itu bukan             rumah mimpimu
masalah mampu harta, maupun               entah kapan kupersembahkan
                                          tapi ia selalu ada dalam doaku
mampu ilmu semata. Juga                   (Asma Nadia)
meluruskan tentang bagaimana
menata niat pergi haji itu atas           Saya tidak malu mengakui kalau
                                          cerita ini membuat saya
alasan apa. Dari film itu saya            menangis! Dan langsung
mendapati kesimpulan bahwa                menggerakkan saya untuk segera
modal terbesar untuk                      mewujudkannya dalam film layar
                                          lebar." –[Aditya Gumay]
menunaikan ibadah haji ternyata
terletak pada kesiapan hati dan
jiwa dalam menyambut                      “Tapi Emak yakin, Allah tau, hati
                                          emak udah lama ada di situ"
panggilan-Nya ke Baitullah,               (salah satu dialog Aty
dibarengi segenap kesungguhan             Kanser,sebagai Emak dalam film
                                          tersebut)
upaya yang baik dan benar serta
berlandaskan kerinduan yang
mendalam. Maka kesiapan fisik
                                          Kawan, bagi kita seorang muslim,
dan lainnya itu akan seiring
                                          panggilan haji itu sudah ada
sejalan dengan kesiapan hati dan
                                          ditujukan kepada kita semua,
jiwa kita. Masalah harta dan
                                          tanpa kecuali. Salah besar orang
kesiapan finansial usahakan
                                          bilang, “Kenapa belum berangkat
semaksimal mungkin, dan
                                          haji? Soalnya belum ada
pasrahkan sisanya kepada Allah
                                          panggilan!-Panggilan yang
yang Maha Kaya.
                                          mana? Panggilan kematian?”

Mak                                       Padahal sejatinya panggilan itu
ingin kubawa kau pada rumah               sudah ada, hanya masalahnya
mimpimu
yang dari dalamnya terpancar              kita merasa terpanggil atau
keindahan Ilahi dan berjuta tanda
kebesaran-Nya
                                          tidak.

Tapi Mak tanganku terlalu lemah dan       Kelompok orang-orang yang
daya yang kupunyaseperti hembusan
angin melintas celah batu karang          terpanggil itu ada yang kemudian
                                      6
Persiapan demi Persiapan

mempersiapkan diri, menyertai          mengenalnya. Melalui lisan-lisan
hatinya dengan sebentuk ikhtiar        ikhlas dari orang-orang mulia itu-
yang utuh. Ikhtiar finansial,          lah kemudian Allah
ikhtiar ilmu, ikhtiar fisik dan        memudahkan jalan ini. Tak lupa
ikhtiar hati. Sementara ada pula       juga keinginan ini saya tuangkan
yang sekedar meletakkannya di          dalam draft proposal hidup saya.
kantong daftar keinginan saja.
Tanpa ada sedikit usaha dan            Kerinduan pada Ka’bah seakan
perhatian. “aah, nanti-nanti           mengkristal menjadi sebuah
jaaaak...” begitu selorohnya.          kerinduan untuk menjadi orang
                                       yang lebih baik dari hari ke hari.
Kawan, saya sempat mengalami           Betapa pun saya ini masih begitu
kondisi keduanya. Ketika berhaji       berdebu, compang camping
hanya diletakkan di daftar             pakaian takwa nya dan masih
keinginan, maka jalan untuk            pula terlalu cinta dunia.
memenuhi syarat mampu itu pun          Astaghfirullah.
seperti jalan di tempat.
                                       Ramadhan 1431 H, menjadi titik
"Kepada-Nyalah naik perkataan-         kultiminasi keyakinan ini. Saya
perkataan yang baik dan amal           sempat terbimbangkan dalam
yang saleh dinaikkan-Nya." QS.         sebuah persimpangan, antara
35:10                                  berhaji tahun ini atau ditunda
                                       tahun depan. Kemampuan
Dan ketika keinginan ini saya
                                       finansial pun begitu menguji.
azzamkan kuat-kuat, lalu diikuti
                                       Lagi-lagi memberikan pelajaran
kesungguhan—betapa pun kecil.
                                       tentang bagaimana memandang
Hanya dengan sebatas ucapan di
                                       soal harta, dan juga tentang
hati, maka ia pun menjadi sebait
                                       anak-anak amanah kami itu—
doa. Saya beranikan keinginan
                                       yang masih balita semua, serta
itu saya tuangkan dalam blog
                                       tentang bekal ilmu dan soal
pribadi. Mungkin dengan
                                       menata hati.
perantara doa-doa dari entah
siapa yang saya tak
                                   7
Persiapan demi Persiapan

Mengapa kita begitu khawatir            tidak menundanya tahun depan.
akan kekurangan uang?                   Memang ada kepastian umur
Sedangkan Allah Maha Kaya.              sampai tahun depan?

Mengapa kita khawatir pada              Ketika saya sudah bulat tekad
anak-anak, padahal ada Allah            untuk menundanya, kemudian
yang Maha Memelihara? Kepada            saya pergi ke Depag kota
siapa lagi tempat terbaik kita          Pontianak, lalu menemui Pak
menitipkannya? Tidakkah                 Yunus kasi Haji dan Umrah.
mereka adalah amanah-amanah
dari-Nya pula? Perantaranya bisa        “Saya mau tarik passport pak,
melalui orang tua, eyang nya            saya mau tunda tahun depan
anak-anak atau sahabat-sahabat-         saja. Saya merasa belum siap.”
saudara seperjuangan kami di            Begitu alasan saya.
sini, tentu siap mengulurkan
                                        Padahal sejujurnya alasannya
tangan untuk mengasuh
                                        saya supaya saya bisa pakai
mereka?
                                        passport itu untuk mudik via
Sempat pula pulang kampung              Malaysia agar bisa saving cost
dan berlebaran di Banda Aceh            karena tidak perlu beli tiket
via Malaysia menjadi alasan             pesawat lagi yang harganya tidak
penundaannya. Kebetulan kami            manusiawi itu, hehe. Apalagi
sekeluarga sudah booking ticket         cash flow kami memang sangat
Air Asia via Kuching dan KL             terbatas saat ini. Dan satu tahun
Malaysia. Tentu artinya perlu           ini saya ingin lebih fokus lagi
menggunakan passport sebagai            mempersiapkan hati dan ilmu.
dokumen perjalanannya. Padahal          Begitu tekad saya. Syukur-syukur
secara bersamaan passport itu           sekembalinya dari Banda
harus segera diproses melalui           Aceh,passport bisa diproses
depag untuk pengurusan visa             menyusul sehingga rencana
haji. Melalui skenario yang indah       berangkat tahun ini bisa tetap
saya seperti di”paksa” untuk            terlaksana. Yang penting asal
                                        tidak mengeluarkan uang untuk
                                    8
Persiapan demi Persiapan

beli tiket mudik lagi saja. Sayang       Tekad saya pun bulat kembali.
uangnya, pikir saya waktu itu.           Bekal berangkat haji ternyata
                                         lebih kepada kesiapan hati kita
Tamparan keras mendera saya.             untuk utuh dan ikhlas
Passport tidak bisa ditarik.             memenuhi panggilan dan
Memangnya kamu bisa menunda              undangan-Nya. Kalau hati kita
dan mendahulukan apa yang                sudah utuh, pasrah dan bulat
telah Allah tetapkan?                    secara total, Insya Allah, jalan
Memangnya uang untuk beli                kemudahan akan terbentang
tiket, dan untuk pelunasan               luas. Jika hati kita tidak siap dan
datang atas kuasa dirimu, heh?           ridho, selebar apa pun
Memangnya setahun ini nanti              kemudahan itu Allah bentangkan
ada jaminan Allah cukupkan               kehadapan kita, kita pun akan
kembali harta dan kesempatan             tetap merasa berat dan sulit.
yang sama bagimu??                       Harta, mobil, rumah, karir-
Memangnya ada jaminan bahwa              jabatan dan anak-anak kita akan
ilmu dan bekal ruhiah lainnya            seperti menjadi tembok
akan lebih baik dari sekarang jika       penghalangnya. Begitulah
kamu tunda satu tahun lagi???            tarbiyah ramadhan kembali
Apakah kamu yakin uang yang              membulatkan tekad itu. Semua
ada di tabungan sekarang akan            kemampuan itu datangnya dari
tetap bertahan hingga tahun              Allah... La haula walaa Quwwata
depan?? Bukankah Allah maha              illa billaaah. Maka mintalah
Kuasa, yang atas izin-Nya bisa           pada-Nya, kawan!
saja uang tersebut ludes seketika
diambil kembali melalui sebab-           Alhamdulillah, akhir Agustus
sebab yang Allah skenariokan             2010, tabungan di rekening
atas kita?? Begitulah pesan yang         bounching lagi. Ada Gaji dan THR
saya dapati. Sebuah tarbiyah             yang baru ditransfer oleh kantor
yang indah di Ramadhan itu.              tempat saya bekerja. Dan
                                         Subhanallah jumlahnya pas
                                         banget. Lunas sudah kekurangan

                                     9
Persiapan demi Persiapan

ongkos haji tersebut:US$                   Saya pun makin merasa GR,...
3.325/orang. Tidak sampai disitu          Allah memang telah “memaksa”
saja, ternyata keperluan untuk            saya dan istri berhaji tahun ini.
membeli tiket pulang-pergi
Banda Aceh-Pontianak                      Jadi tidak ada alasan buat
sekeluarga pun kembali                    kita untuk tidak bergegas
terpenuhi sudah.                          menjawab panggilan tersebut
                                          dan memenuhinya.
Alhamdulillah….Biarlah tiket Air
                                          "Labbaikallahumaa Labbaik."
Asia itu hangus terbakar.
Memang bukan rezeki kita lagi,            Sayangnya yang terjadi saat
buat apa disesali. Jadilah rencana        ini justru sebaliknya. Si
berlebaran di Serambi Mekkah              miskin enggan menjawab
tetap terwujud juga.                      panggilan tersebut dengan
                                          dalih tak punya harta. Si kaya
                                          tak segera merespon
Uangnya kini cuma numpang
                                          panggilan tersebut dengan
lewat saja, kawan. Rekening pun           dalih waktunya belum tepat.
kembali tipis. Buang kembali              Yang muda masih mengulur
jauh-jauh teori cash flow ratio-          waktu untuk memenuhi
nya Safir Senduk atau Aidil               panggilan itu dengan dalih
                                          masih ada hari esok. Yang
Akbar. Namun usah khawatir,
                                          tua merasa malas karena
saya yakin Allah akan mampukan            sayang dengan harta yang
kami lagi nanti. Insya Allah. Cash        sudah terlanjur ditumpuk.
flow ratio dari Allah lebih besar
dan tak terduga. Hidup berkah             Padahal, panggilan haji
itu memang hidup yang “pas-               bukan cuma milik si kaya, si
pasan” seperti itu, kawan. Pas            miskin, yang tua atau yang
                                          muda. Banyak diantara kita
butuh uang, pas ada yang                  yang mengaku "belum
transfer ke tabungan, pas mau             mampu" namun bisa
beli ini-itu pas cukup uangnya..          menabung untuk memiliki
Hehe..                                   rumah, kendaraan,
                                          handphone, atau asesoris
                                          dunia lainnya.


                                     10
Persiapan demi Persiapan

Memang, mampu menjadi
salah satu syarat pergi haji.
Namun, mampu tak sama
dengan menyerah. Mampu
harus dibarengi dengan upaya
sungguh-sungguh, sementara
menyerah jelas tanpa usaha.

Jangan-jangan, kita bukan
tergolong orang tak mampu
berhaji, namun orang yang
menyerah untuk bisa berhaji.

Labbaikallahumma labbaik.. Labbaika laa
syariika laka labbaik.




                                          11
Persiapan demi Persiapan

                                         akhlak mereka. Labbaikallahumma
GERIMIS                                  labbaiik. Menjelang 2 November
                                         keberangkatan kami. Dalam fase
MENGUNDANG                               perjalan lain dari Solo menuju
                                         Jakarta--dan mata ini pun tak
                                         kuasa menahan gerimisnya.

KA. Taksaka,
Yogya-Jkt. 17
Okt 2010




Ternyata berat juga meninggalkan
anak-anak hingga pertengahan
                                         Dari balik kacamata hitam Eiger,
Desember nanti. Allah-lah pemilik
jiwa-jiwa mereka. Kami titipkan          saya coba sembunyikan gerimis
semuanya pada-Nya melalui                dan cairan air yang menggenang
eyang nya di Solo. Sungguh pagi          di pelepuk mata ini. Mungkin
ini telah saya benamkan baik-baik        suasana gerbong KA Taksaka
wajah-wajah manis mereka di              yang nyaman, dingin dan lagu-
sebuah sudut hati, di “space
special” dalam memori otak ini.
Semoga Allah menjaga jiwa dan

                                    12
Persiapan demi Persiapan


  14 Oktober 2010, anak-anak kami antar kepada orang tua saya di
  Klaten, kota diantara Solo dan Yogyakarta.

  Ini memang sudah kesepakatan kami, lebih lagi Eyang Uti dan Eyang
  Kakung dari anak-anak kami itu, memang sudah jauh-jauh hari
  mempersiapkan diri atas kedatangan 3 cucunya dari Pontianak.

  Selama tak lebih dari 3 hari saya membersamai mereka di Klaten untuk
  akhirnya kami tinggalkan selama lebih kurang 2 bulan.

  Kebetulan bertepatan dengan sebuah perjalanan dinas saya ke Bandung
  dan Jakarta, rentang tanggal 11 s.d. 22 Oktober 2010 dalam rangka
  mengikuti sebuah meeting dan training penugasan dari kantor.

  Sementara Umminya anak-anak hingga tanggal 22 baru meninggalkan
  mereka dan menyusul ke Jakarta untuk selanjutnya berdua kembali ke
  Pontianak pada tanggal 23 Oktober 2010.


lagu yang didendangkan begitu           tahun, Taqiya 3,5 tahun dan yang
mendukung rasa. Ahh..                   terakhir Tsabita 2 tahun.

Pagi ini saya kembali                   Sungguh saya sebenarnya biasa
meninggalkan sebuah stasiun             dan sangat terbiasa
untuk melanjutkan perjalanan.           meninggalkan mereka dalam
Stasiun dan perjalanan dalam            rangkaian dinas dan pekerjaan
arti sebenarnya maupun arti             atau aktivitas lain berhari-hari
kiasan yang begitu luas dalam           lamanya terpisah laut, pulau
hidup ini.                              atau bahkan samudera.
                                        Entahlah, kali ini jauh berbeda.
Dan pagi ini pun saya coba              Mungkin efek psikologi dari
benamkan dalam sudut khusus di          rencana keberangkatan haji kami
hati serta space memory dalam           awal bulan depan-lah yang
otak saya tentang wajah-wajah           membuat hal ini jadi jauh
manis anak-anak kami, Ziyad 5           berbeda.

                                   13
Persiapan demi Persiapan

Semalaman pun Tsabita lebih              meninggalkan mereka dalam
banyak saya peluk dan goda               rangka menjalankan syariat yang
sebelum ia tidur. Si mungil yang         satu ini.
manis ini pun terasa kian
ngangenin.                               Dan kereta pun telah melaju
                                         hingga melewati Wates, sendu
Pagi ini saat berangkat, saya pun        dan syahdu kian bertambah saat
merasa bisa tegar dan seakan tak         menengok ke luar gerbong,
ada yang berbeda. Ziyad sang             hujan put turun berderai.
sulung pun sudah jauh-jauh hari          Rinainya penuh rindu
berulang kami informasikan               mengabarkan pada bumi
bersama adiknya, Taqiya, bahwa           sebentuk cinta langit pada
saya dan ummi nya akan pergi             penduduknya.
jauh meninggalkan mereka
bersama Eyangnya di Solo. Dan            Ah,.. untunglah ada kacamata
so far, mereka mengerti dan tak          Eiger nan keren ini... tak ada satu
menjadi soal. Bahkan Ziyad lebih         pun yang tahu kalau saya sedang
memilih bermain lego-nya                 berlinang sendiri di sini menatapi
ketimbang ikut mengantar saya            satu persatu gulir air hujan yang
ke stasiun. Hehe... bocah                membekas di kaca jendela.
petualang satu itu!
                                         Allahumma Shaiban nafii’an.
Sampai di sini mata ini masih
kering tanpa linangan. Namun
setelah kereta api ini melaju
dalam rintik hujan di luar, entah
mengapa mata ini pun ikut
gerimis.

Dan memang kadangkala
kekhawatiran yang tidak perlu
itulah yang seringkali
membangun rasa berat
                                    14
Persiapan demi Persiapan

                                              Jeddah. Hari-hari yang penuh
                                                       dengan berita duka dari
                                                       seluruh penjuru negeri.
                                                       Bencana tak pandang
                                                       bulu menegur dan
                                                       menyapa bangsa ini
                                                       tanpa bosan dan lelah.
                                                       Tidak hanya dari ujung
                                                       Timur di Papua, bahkan
                                                       juga sampai ke Barat,
                                                       tidak hanya di daerah
                                                       terpencil-terisolir tapi
                                                       bahkan juga hingga ke
                                              ibukota negara, tidak hanya di
Departemen Agama atau Kementrian              puncak gunung tapi juga hingga
Agama RI telah menyiapkan 3 tas               ke tepi pantai dan lautan.
untuk masing-masing calon jamaah
haji. Tas tersebut terdiri dari 1 buah        Media tanpa lelah mengulang-
koper besar, 1 tas jinjing dan 1 tas
                                              ngulang berita, entah antara
selempang untuk menyimpan
                                              bersemangat menyebarkan
passport dan tanda pengenal
lainnya.
                                              informasi tervalid, ter-up to date,
                                              atau terkini serta terpercaya, toh
                                              pada akhirnya lebih dirasa lebay,
                                              repititif, dan hanya menimbulkan
                                              kepanikan-kepanikan lain.
Akhir Oktober 2010                            Substansi yang diberitakan hanya
                                              sedikit yang mengantarkan kita
Inilah hari-hari terakhir kami di             pada penyadaran sejati, karena
Pontianak sebelum jadwal                      yang dieksploitasi hanya rasa iba,
keberangkatan rombongan                       sedih dan muram. Tak salah, tapi
jamaah haji Kloter 23 Batam                   tentu tidak semua pula benar.
gelombang II diterbangkan ke

                                         15
Persiapan demi Persiapan


Ada beberapa kolega dan rekan yang kaget dengan rencana keberangkatan
kami ke tanah suci tahun ini. Sebagian bahkan menyayangkan karena
mengingat 3 anak-anak kami tersebut masih balita semua.

Alhamdulillah, semua itu justru menguatkan kami. Anak-anak sejak 6 bulan
terakhir sudah kami kondisikan sedemikian rupa dengan memberikan
informasi secara berulang, motivasi dan sekaligus pengertian tentang
rencana kepergian kami.

Kadangkala media apalagi                ini. Selebihnya fokus pada
televisi kini terindikasi sudah         persiapan keberangkatan kami.
menjadikan berita bencana ini
sebagai upaya menaikkan rating          Tas koper coklat besar sudah rapi
dan popularitas stasiun TV-nya.         dibungkus dengan tali jaring
Wallahu a’lam.                          plastik, tidak lupa pita warna
                                        sesuai dengan rombongan dan
Ah,.. sudahlah..TV kami yang            regu, telah siap di ruang depan.
satu-satunya, yang digantung di         Selebihnya hamparan beberapa
ruang tengah itu pun sudah              tumpukan buku yang dibaca
mulai ada suara-suara lirih             secara random, lalu tas jinjing
seperti desingan aneh kalau             yang isinya sebagian sudah siap
dinyalakan serta melelahkan             tersusun di dalamnya siap di
kalau terlalu lama ditatap,             bawa esok hari, adalah
karena harus menengadahkan              pemandangan yang begitu
kepada 30-40 derajat ke atas—           kontras dengan 2 pekan lalu.
lebih baik memang kita lupakan          Biasanya hari-hari seperti ini
saja.                                   setidaknya di ruangan ini ada
                                        celoteh si Tsabita yang kenes,
Kembali ke laptop! Lalu browsing        atau keributan khas Abang Zee
berita dari berbagai sumber,            dan Kakak Qiya yang tak mau
maka sudah cukup bagi saya              saling mengalah sebelum mereka
untuk mengkonsumsi berita pagi

                                   16
Persiapan demi Persiapan

berdua berangkat ke sekolah              Batam semalam, sementara tas
masing-masing. Kini tidak ada,           koper baru akan kembali ke
                                         pangkuan saat sudah tiba di
Sekarang mereka sudah bisa               Saudi Arabia. Belum lagi bawaan
menyesuaikan dengan ritme                seperti buku bagi saya adalah hal
kehidupan di rumah Eyang-nya di          wajib disaat-saat menanti
Klaten-Solo. Rindu itu tentu ada,        antrian atau tunggu di bandara
namun Alhamdulillah hati ini tak         hingga sampai ke maktab nanti.
sempat gerimis atau mendung
karenanya, kami harus bebaskan           Surat wasiat untuk anak-anak
dari rasa berat meninggalkan             terkait dengan warisan pun
mereka.                                  sudah saya susun dan kirim ke
                                         Eyang-nya. Proposal hidup yang
Alhamdulillah kalau beberapa             akan saya “ajukan”kepada
tahun lalu sebagian mereka               pemilik hidup saya pun sudah
pernah menikmati asap kabut di           tersusun dengan rapi tak lupa
Pontianak maka kini mereka di            pula 2 lembar tulisan berisi
Solo, bisa pula menikmati dari           ringkasan nama-nama dan
jauh hujan abu vulkanik dari             harapan/doa-doa khusus dari
Merapi. Subhanallah, semoga              saudara, sahabat, teman
mereka tumbuh menjadi anak-              seperjuangan dan semua,
anak yang kuat fisik dan                 termasuk buddy online di blog
mentalnya dan Allah senantiasa           pribadi, yang telah menitipkan
menjaga meraka dalam                     doanya pun telah saya siapkan di
kebaikan.                                tempat-tempat yang mustajab.

Daftar barang-barang yang kami           Tiga hari terakhir ini saya lebih
bawa sudah dibuat dan tinggal di         banyak membaca buku ringan
cek ulang. Pembagian bawaan              terkait catatan perjalan ibadah
barang antara koper dan                  haji dari berbagai penulis. Ini
handbag memang harus                     membuat saya mendapatkan
disesuaikan dengan kebutuhan             gambaran yang lebih detail
kami yang masih harus transit di
                                    17
Persiapan demi Persiapan

tentang perjalanan haji.                melakukan traveling ke berbagai
Sementara untuk soal                    belahan kota dan pulau di
manasiknya Insya Allah sudah            Indonesia. Bahkan sesekali ke
final, jika pun ada yang masih          manca negara. Namun tak satu
perlu pendalaman dan                    pun yang mendorong saya
pemantapan tentu akan ada               beralasan untuk memiliki kartu
banyak orang yang bisa ditanyai         kredit.
dan diminta sebagai nara
sumber. Tak lupa saya telah
buatkan mind map untuk setiap           Sebagaimana sebuah perjalanan
step ibadahnya. Mudah-                   ke luar negeri, ibadah haji juga
mudahan lancar saat
                                           memerlukan rencana dan
                                        persiapan yang sangat matang.
pelaksanaannya nanti.

Pagi tadi setelah shubuh,
Alhamdulillah saya masih bisa
                                        Padahal di zaman modern
menikmati sensasi breath with
                                        sekarang ini, peran kartu kredit
the wind bersama neng seli
                                        begitu terasa membantu bagi
(sepeda lipat kesayangan )
                                        para traveler dan orang yang
hingga ke kantor. Lalu pulang
                                        hidup dari lounge bandara satu
singgah menguras ATM untuk
                                        ke lounge bandara lain.
keperluan cash flow kami selama
                                        Entahlah, mungkin dengan ATM
di tanah haram nanti.
                                        atau kartu debet yang saya miliki
                                        semua persoalan keuangan
Terus terang, saya adalah orang
                                        selama safar tersebut masih bisa
yang masih konvensional dan
                                        diatasi. Dalam kacamata syariah
mungkin sebagian menyebutnya
                                        soal kartu kredit ini pun masih
naïf, karena sampai saat ini tak
                                        dalam perselisihan pendapat.
satu pun kartu kredit mampir
                                        Ada yang membolehkan ada
terselip di dompet. Padahal saya
                                        yang mengharamkan. Demi
adalah orang yang dalam
                                        menghindari dari hal-hal yang
setahun bisa berkali-kali
                                        subhat itu maka saya pun sampai
                                   18
Persiapan demi Persiapan

saat ini tidak memiliki kartu           Ingat juga pengalaman saya
kredit.                                 waktu pergi ke Jepang. Ya karena
                                        tidak ada kartu kredit, maka
Namun kini ada rasa khawatir            semua transaksi yang digunakan
juga ketika akan melakukan safar        adalah by cash. Dampaknya saya
di luar negeri dalam waktu yang         pun terhindar dari over budget
lebih lama dan ternyata                 dan lebih cenderung untuk
memerlukan dana yang besar              berhemat. Walaupun punya
dibanding dengan cash yang              resiko besar atas uang saku/cash
dibawah, sementara kartu ATM            yang kita bawa itu pasti dalam
dan kartu debet yang dimiliki           jumlah yang cukup besar dan
tidak bisa digunakan di sana.           apabila cash yang kita bawa
                                        bermasalah (hilang atau
Ahh…kalau sudah begini lebih
                                        tercecer) maka dampaknya akan
baik tentu tawakal saja, mudah-
                                        fatal.
mudahan semua under control
dan tentu jika ada hal-hal yang
membutuhkan dana besar masih
                                        Tips untuk mengatasi ini
ada saudara-saudara yang bisa           adalah, biasanya saya akan
membantu di sana nanti. Dengan          menyimpan uang tersebut di 2
begitu pun saya dilatih untuk           atau lebih tempat yang berbeda.
berhemat dan tentu lebih bijak          Selain itu biasanya juga karena
dalam mengelola keuangan                perbedaan kurs mata uang yang
selama safar nanti.                     bersifat fluktuatif, maka saya pun
                                        simpan dalam 2 bentuk. Dalam
Better buying an experience             bentuk uang yang banyak
rather than buying a thing.            diterima di berbagai Negara
prinsip penting seorang                 (sayangnya ia adalah: Dollar,
backpacker sepertinya harus             bukan Dirham atau dinnar!) dan
kembali ditekankan. Apalagi ini         selebihnya sudah dalam bentuk
kan perjalanan ibadah, bukan            mata uang yang digunakan di
sebuah perjalanan wisata                negara tujuan.
belanja. 
                                   19
Persiapan demi Persiapan

Kini saatnya saya pejamkan mata
atas apa-apa yang saya tinggal di
sini. Dan saya pasrah, siap, ikhlas        PERHATIAN: sebaiknya anda
dan tawakal atas apa-apa yang                           tidak usah menukar
akan Engkau “jamukan” pada                              uang Rupiah anda
kami ya Allah...                                        lagi di tanah air.
                                                        Karena Panitia
                                           Penyelenggara Haji & Umrah dari
                                           Departemen/Kementerian Agama
“Sesungguhnya ibadahku,                    RI telah menyiapkan uang saku
                                           atau living cost yang cukup
hidup dan matiku hanya
                                           besar dengan rincian pecahan
untuk-Mu.”                                 nominal yang sangat memadai.
                                           (SAR 500, SAR 100, SAR 50,
                                           SAR 10).

                                           Pengalaman pribadi saya, ketika
                                           akan berangkat dari Pontianak,
                                           harga 1 Saudi Arabia Riyal (SAR)
                                           di Money Changer terletak pada
                                           harga Rp. 3000,- padahal saat
                                           menukarnya di Mekkah atau di
                                           Madinah dihargai pada kisaran
                                           angka Rp. 2500,- saja.




                                      20
Persiapan demi Persiapan

Raihan - Haji Menuju Allah
Labbaikallahumma Labbaika
Labbaika Laa Syarikalaka Labbaika
Innalhamda Wal Ni’mata
                                        Apa sejatinya yang paling
Laka Wal Mulk Laa Syarikalaka           sangat perlu dipersiapkan untuk
Pergi haji                              melakukan perjalanan menuju ke
Artinya menuju Allah yang Esa           tanah suci? Selain uang sekarung
Membawa hati dan diri yang hina
Memberi hadiah kepada Allah
                                        tentu? Dan niat sekokoh karang,
Berhati-hatilah menghadapNya            semurni emas?
Setiap hamba
Pergi haji dengan segala yang baik      Kawan, setelah kita sungguh-
Hati yang baik akhlak yang baik         sungguh berniat untuk pergi haji
Harta yang halal hati yang bersih
Niat yang suci amal mulia               atas dasar perintah Allah
                                        Subhanahu wa Ta’ala dan
Pergi haji
Ilmu tentangnya mestilah ada            mengikuti tuntunan Nabi
Agar syarat dan rukun tepat sempurna    sallallahu ‘alaihi wasallam, demi
Sah dan batalnya dapat dijaga
Agar amalan hajinya tidak sia-sia
                                        mengharapkan Ridho Allah
                                        semata, maka yang harus kita
Tata tertib dan akhlak kenalah jaga
Buatlah dengan tenang serta tawadu’
                                        persiapkan adalah:
Sabar dan tolak ansur mestilah ada
Jangan berkasar merempuh manusia               1. Personal Behavior.
Tanah haram jagalah pantang             Persiapan mental dengan
larangnya                               membiasakan diri pada tindak-
Pergi haji bukannya masa untuk
membeli belah                           tanduk seorang muslim sejati.
Beringatlah betulkanlah niat kita       Biasakanlah untuk bertindak,
Moga-moga haji kita diterima
                                        berprilaku dan bersikap sesuai
Jagalah pantang larang-Nya              dengan koridor agama. Menjauh
Yang boleh rusakkan hati
Jauhkan maksiat dan yang sia-sia
                                        dari segala bentuk kemaksiatan
Takutkan Allah yang Esa                 semaksimal mungkin. Hal ini
Ingat selalu padaNya
Agar kita senantiasa memiliki jiwa
                                        penting agar kita bisa melakukan
hamba                                   pengkondisian hati selama
                                        pelaksanaan ibadah haji dan

                                       21
Persiapan demi Persiapan

           hingga setelahnya. Susullah setiap kesalahan, kekhilafan
           dan dosa dengan istighfar dan taubat serta amal kebaikan
           lainnya.

      One who performs hajj without having marital relations or committing
      any sin returns from hajj as pure as he was on the day he was born.
      [Bukhari & Muslim: 1891:1350]

Sikap mental yang perlu terus dibina:
       a. Peliharalah sikap dan prilaku positif pada setiap kondisi dan
          situasi, kepada siapa pun dan di mana pun.
       b. Selalu ucapkan “Alhamdulillah” pada setiap kondisi; apakah
          baik atau buruk. Jadikanlah dua kendaraan yaitu syukur dan
          sabar sebagai tunggangan yang terbaik dalam setiap saat.
       c. Renungilah setiap kondisi buruk dengan kemungkinan-
          kemungkinan kondisi yang lebih buruk sehingga hati dan
          fisik kita lebih siap untuk menerima segala kondisi yang
          terjadi.
       d. Perbanyak dzikir dan istighfar agar bisa selalu menjaga dan
          menghadirkan hati pada ruang-ruang kebaikan.
       e. Biasakan diri pada kondisi tidak nyaman saat ditengah-
          tengah kerumunan orang atau antrian panjang.

    2.    Kesehatan dan Kesiapan Fisik. Ibadah haji memang sangat
          bertumpu pada kekuatan fisik. Thawaf, sai, wuquf di arafah,
          hingga melempar jumrah di Mina, semua membutuhkan
          stamina dan tenaga serta kondisi tubuh yang prima.

          Dalam perjalanan menunaikan ibadah haji, kita setidaknya
          akan mengalami ujian fisik atas 3 kondisi:

          1. Jetlag akibat perjalanan jauh, 8 jam dalam perjalanan
             dengan pesawat udara. Mengalami perbedaan waktu

                                    22
Persiapan demi Persiapan

   akan menyebabkan perubahan dan penyesuaian jam-jam
   biologis tubuh.
2. Perbedaan iklim dan cuaca yang ekstrim. Udara di Arab
   Saudi lebih kering dengan kelembaban udara yang
   sangat berbeda dengan di tanah air yang basah dan
   lembab. Sementara itu saat-saat musim panas, suhu
   udara bisa begitu ekstrim jauh lebih panas dari suhu
   rata-rata tertinggi di Indonesia. Rentan mengalami
   dehidrasi, gangguan pernapasan, dll.
3. Pelaksanaan ibadah umrah dan haji kita sepakati tentu
   memerlukan fisik yang prima, berjalan, lari-lari kecil,
   tidur di tenda, bahkan di alam terbuka, dan belum lagi
   konsekuensi berdesak-desakan, mengantri dan
   menunggu. Jika tidak mampu disikapi dengan baik justru
   akan menimbulkan kelelahan fisik dan mental yang
   berikutnya akan menyebabkan kondisi tubuh menjadi
   lemah.



    Jet lag (juga dieja jetlag atau jet-lag) adalah
    sebuah kondisi psikologis akibat
    perubahan ritme circadian. Perubahan tersebut
    disebabkan oleh kerja shift, perjalanan
    melewati meridian, atau panjangnya hari yang
    berubah. Kondisi ini dipercayai sebagai akibat
    dari terganggunya putaran terang/gelap yang
    mengubah periode ritme circadian tubuh. Dia
    dapat diperburuk oleh faktor lingkungan.
    [Wikipedia]

  Gambar berikut menunjukkan pola dan siklus iklim di
  tanah suci, jamaah haji hendaknya mempersiapkan diri
  sesuai dengan kondisi dan situasi iklim yang sedang
  berlangsung (sumber: www.weather2travel.com)


                         23
Persiapan demi Persiapan




               24
Persiapan demi Persiapan

 Ada beberapa tips yang bisa dilakukan dalam rangka
 mempersiapkan fisik dan jasmani kita sebelum berangkat ke
 tanah suci:

        Makanlah makanan yang halal dan thoyib
        Jangan makan berlebihan
        Olah raga teratur sesuai kemampuan
        Perbanyak aktivitas jalan kaki
        Biasakan dengan aktivitas yang mudah terkena paparan
        panas sinar matahari secukupnya, terutama jika
        berangkat haji di musim panas. Hal ini agar tubuh mudah
        menyesuaikan dengan temperature udara yang ekstrim



3.   Perlengkapan.

     Pergi haji memang merupakan seni traveling yang unik, beda
     dan special. Barang yang dibawa diharapkan lengkap, praktis
     dan benar-benar berguna.

4.   Bekal Hidup.

     Selama tinggal di tanah suci kita tetap membutuhkan uang
     sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan harian kita.
     Bawalah bekal uang secukupnya. Simpan dalam beberapa
     bentuk dan tempat. Siapkan ATM bank yang memiliki
     jaringan hingga ke tanah suci seperti:VISA atau mastercard.

5.   Pemahaman Ilmu

     Hal ini penting untuk senantiasa ditanamkan dalam benak
     setiap calon jamaah haji.
                            25
Persiapan demi Persiapan

--apa yang Rasulullah katakan, laksanakan dan tidak
laksanakan dalam rituah ibadah umrah dan haji?—

Maka persiapan ilmu dalam melaksanakan ibadah umrah
dan haji ini begitu penting dan harus mantap.

Bertaburannya Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)
tentu menjadi salah satu alternatif solusi.

Sayangnya hal ini justru kemudian meninabobokan calon
jamaah haji. Banyak dari mereka kemudian terbuai dengan
kata-kata manis para pembimbing haji, “Ibu-Ibu dan Bapak-
bapak tidak usah khawatir dan payah-payah menghapal doa-
doa karena nanti di sana akan dibimbing oleh petugas dari
kami.” Akhirnya mereka sangat bergantung dengan para
pembimbing ini.

Pada kenyataannya di lapangan pembimbing haji tak
selamanya bisa diandalkan. Banyak kegiatan ibadah yang
akhirnya dilakukan oleh jamaah secara mandiri.

Saat thawaf misalnya, jamaah akan sulit tetap berada dalam
kelompok yang berjumlah besar. Selain pada beberapa kasus
sebenarnya hal ini sepatutnya dihindari. Nanti saya akan
ceritakan di bagian selanjutnya dalam buku ini.

Nah, ketika jamaah tercerai-berai dari kelompok
bimbingannya, maka jika tanpa ada persiapan matang dan
pemahaman yang memadai, dapat dipastikan jamaah
menjadi kebingungan dalam menyelesaikan rangkaian
ibadahnya.




                       26
Persiapan demi Persiapan

Tak sedikit yang kemudian belum selesai sa’i sudah kembali
ke pemondokan, atau ada juga yang kelupaan untuk
melakukan tahalul selepas sa’i. Langsung melepas kain
ihramnya dan berganti pakaian biasa dan seterusnya.

Maka alangkah baiknya jika calon jamaah haji bisa
mempersiapkan bekal pemahaman dan ilmu tentang
manasik haji ini dengan sebaik-baiknya dan mampu
melaksanakan seluruh rangkaian ritual ibadah haji dan
umrah secara mandiri. Karena dengan pemahaman yang
memadai maka kita bisa lebih menikmati perjalanan ibadah
kita.

Jangan terbebani dengan harus menghafal sederet doa-doa
khusus untuk setiap rangkaian kegiatan ibadah. Hafalkan
yang bisa dihafal dan sisanya cukup dibaca saja dari buku
doa yang dibagikan Depag sebagai bagian dari kelengkapan.
Jika lafal arabnya tidak bisa dihafal cukup hafal dan
pahamkan terjemaahannya saja, tidak ada masalah. Dan
tidak ada salahnya jika berdoa dengan doa khusus gubahan
sendiri misalnya.

Prinsip kebersamaan dan kemandirian memang menjadi hal
utama yang harus senantiasa diingat. Kebersamaan
maksudnya adalah senantiasa bisa saling berbagi dan
menjaga fasilitas umum milik bersama yang disediakan oleh
pemerintah Indonesia, maktab maupun pemerintah Saudi
Arabia dalam rangka melayani kebutuhan jamaah haji.
Sementara kemandirian yang dimaksud adalah bahwa setiap
jamaah haji mampu melaksanakan seluruh ritual dan
rangkaian kegiatan ibadah secara mandiri dan pula mampu
mengelola diri dalam rangka memenuhi seluruh agenda
ibadah maupun lainnya selama di tanah suci secara baik.
                       27
Persiapan demi Persiapan

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Musim haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi,
barangsiapa yang menetapkan niat dalam bulan itu akan
mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan
berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan
apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah
mengetahuinya, berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-
baiknya bekal adalah takwa, dan bertakwalah kepada-Ku,
Hai orang-orang yang berakal (Q.S 2:197)




                       28
Persiapan demi Persiapan

Daftar Bawaan
Sepekan sebelum keberangkatan, kami mulai menyusun dan
merapikan barang-barang yang akan di bawa. Daftar bawaan
telah dibuat sebagai panduan dan catatan penanda.

Berburu perlengkapan haji baru kami lakukan di pekan-pekan
terakhir sebelum keberangkatan. Bersamaan perasaan harap-
harap cemas yang membuncah, mirip anak SD yang akan
mengikuti perjalanan dharma wisatanya yang pertama—saya
lalui hari-hari terakhir di Pontianak sebelum keberangkatan
dengan sejuta rasa.

Rasa rindu pada anak-anak sudah terpendam rapi dalam
gundukan hati yang tanahnya selalu basah diguyur air hujan
tawakal. Sementara itu bayang-bayang tentang tanah suci dan
segenap ritual dan keriuhannya makin kuat memenuhi benak.
Informasi-informasi terkait tanah suci banyak saya kumpulkan
dari berbagai buku panduan haji dan artikel dari berbagai
sumber di dunia maya. Sejauh ini “mbah Google” cukup
membantu. Hehe..

Barang-barang yang sudah disiapkan, kemudian kami simpan
dalam 2 tas yang telah dibagikan oleh Depag. Satu koper besar
dan satu lagi tas jinjing.

Prinsip barang bawaan bagi jamaah haji adalah: lengkap,
artinya dapat memenuhi hampir semua kebutuhan selama
bermukim di tanah suci baik untuk keperluan sehari-hari,
sampai dengan keperluan khusus ibadah. Praktis, artinya
berfungsi pada banyak keperluan/fungsi ganda, mudah di
bawa, relatif ringan, dan mudah digunakan.


                             29
Persiapan demi Persiapan

Terlalu banyak membawa pakaian justru mubazir dan
merepotkan



Pastikan barang-barang yang dibawa adalah benar-benar
dibutuhkan dan bermanfaat di tanah suci. Pikirkan kembali
barang-barang sekunder yang sebenarnya bisa dan mudah
ditemukan di tanah suci. Apakah perlu dibawa atau tidak?

Pilihlah pakaian yang sesuai dengan musim dan iklim di tanah
suci. Pilih pula pakaian yang multifungsi bisa untuk segala
macam aktivitas. Usah pikirkan soal paduan warna dan lain-
lain. Yang penting sopan, sesuai syariat, dan nyaman. Ingat kita
pergi untuk beribadah bukan untuk fashion show..  Pilihlah
warna pakaian yang netral dan tidak mencolok pandangan.
Lebih utama warna netral seperti hitam, coklat atau putih.

Berikut ini hal-hal yang patut dipertimbangkan untuk dibawa:

         Tas praktis untuk membawa dan membungkus sepatu-
         sendal (shoe bag)
         Stone bag atau kantong tempat menyimpan batu
         untuk melempar jumrah
         Buku catatan kecil dan kartu nama (berisi e-mail
         address dll)
         Bantal leher (a blow-up travelling neck-pillow), sangat
         bermanfaat saat beristirahat di atas pesawat dan atau
         bis




                               30
Persiapan demi Persiapan

Bagaimana dengan walimatushafar?
Kebetulan kami tinggal di kompleks perumahan yang
didominasi oleh keluarga-keluarga muda yang cukup sibuk dan
diselingi beberapa rumah kost yang ditempati mahasiswa yang
berganti-ganti dengan segala kesibukan kampusnya, membuat
interaksi kami memang kurang intensif. Begitulah tinggal di
daerah pemukiman kota. Terasa ada jarak memang. Saling sapa
dan tegur hanya ketika saling berpapasan di jalan kompleks,
atau bertemu secara insidensial saat rapat RT.

Kami sebenarnya berencana ingin mengundang tetangga untuk
menghadiri syukuran dan pamitan di rumah dengan diisi
ceramah dan nasehat dari ustadz. Sekalian menghidupkan
pengajian di kompleks kami.

Namun karena ketiadaan sumber daya yang memadai,
termasuk kesibukan kantor yang harus saya jalani menjelang
keberangkatan saya, maka kami putuskan untuk meniadakan
acara selamatan khusus di rumah terkait dengan
keberangkatan kami ke tanah suci tersebut. Sebagai gantinya—
tentu dengan tanpa mengurangi rasa hormat dan takzim kami
memutuskan untuk mengantar makanan ala kadarnya dengan
diselipkan selembaran surat pamitan kepada tetangga-tetangga
di sekitar rumah.

Terus terang, kami memang agak alergi dengan publisitas
terkait dengan keberangkatan kami ini. Pamitan dalam unit
kerja dan kolega di kantor pun lebih banyak menggunakan
email. Juga kepada teman-teman kolega di luar kantor pun
kami perlakukan hal yang sama. Kadang cukup sms permintaan
maaf dan permohonan doa agar kami dapat melakukan
perjalanan ibadah kali ini dengan sebaik-baiknya.

                            31
Persiapan demi Persiapan

Sementara itu surat wasiat dan beberapa catatan-catatan
muamalat saya gandakan pada beberapa lokasi penyimpanan.
Ada pula yang saya kirimkan kepada orang tua di Klaten.

Sertifikat, piagam, HD portable, file-file dan dokumen-dokumen
penting lainnya saya simpan dalam kotak kontainer plastik
besar dan menyimpannya di bawah meja kerja di kantor.
Alhamdulillah, kantor tempat saya bekerja relatif lebih aman
karena dijaga 24 jam oleh security dengan system pengamanan
berlapis. Beginilah untungnya bekerja di kantor yang memiliki
instalasi vital yang menyangkut hidup orang banyak, jadi
mendapatkan penjagaan dan pengamanan ekstra.  Aman
deh…



Tips
Jika dokumen-dokumen penting anda tidak bisa disimpan di kantor
atau tempat aman lainnya, anda bisa juga menyimpannya di “safe
deposit box” yang disediakan oleh lembaga keuangan resmi seperti
Bank.




                                32
mushaf Al Quran




                                                                                                                                                                                   kain ihram          tali pinggang



                                                                                                                                             kebutuhan ibadah                                          manset

                                                                                                                                                                                   baju ihram          kaos kaki wudhu
                                                                                                                                                                                                       jilbab/kerudung

                                                                                                                                                                                                                       masker
                                                                                                                                                                       perlengkapan ibadah tambahan                    sprayer air
                                                                                                                                                                                                                       sajadah
          pakaian untuk ibadah, aktivitas luar
pakaian di asrama/pemondokan, pakaian tidur         baju harian
                               pakaian dalam

                                          topi                        pakaian                                                                                                   Handphone
                                                   tutup kepala                                        Barang Bawaan
                                     payung

                                                       alas kaki
                                                                                                                                                       gadget
                                                                                                                                                                             camera digital
                                                      kacamata

                                                            gelas
                                                                                                                                                                             notebook
                                                       tempat air
                                                         food store                 kebutuhan harian
                                                                       makan                                               kelengkapan pribadi                                        sleeping bag
                                                      sendok-garpu                                                                                     alas tidur saat ARMINA

       minuman instant dalam kemasan
                                                 makanan pendukung                                                                                                  alat-alat mandi
                  abon/kering tempe/dll                                                                                                                Toiletries
                                                                                dipakai setiap hari,                                                                handuk
                                      tali                                      bersifat umum
                                                                                                                       dipakai untuk kebutuhan yang                            creamer/lotion pelembab
                                                                                                                       bersifat pribadi, bisa
                                 lakban                                                                                                                                        sun-block
                                                                                                                       berbeda-beda sesuai dengan
                                gunting                                                                                kebutuhan                                                                     suplemen
                                                                                                                                                       medical and drugs       multi-vitamin
                                                          alat pendukung
                                  cutter                                                                                                                                       lips balm
                                   paku                                                                                                                                        obat-obatan lain

                                       dll
Persiapan demi Persiapan

SURAT WASIAT

Assalaamu'alaykum
Ba'da Tahmid dan sholawat
Kepada anak-anakku: Ziyad, Taqiya dan Tsabita yang Sholeh-
sholehah-- atas alasan perjalanan jauh ke Baitullah yang mungkin
bisa jadi menjadi sebab perpisahan untuk selamanya--maka
tulisan ini semoga bisa mendelegasikan hal-hal terkait harta benda
kami yang kelak akan kami warisi kepada kalian. Tulisan ini juga
menjadi bagian dari beberapa tulisan termasuk proposal hidup
yang Abu tulis sebagai sebuah doa dan harapan tentang perjalanan
hidup yang sementara ini, untuk meraih bahagia di dunia dan
akhirat. Semoga ananda semua bisa melaksanakan dengan sebaik-
baiknya amanah kehidupan ini.
Kepada Eyang-Uti Eyang Akung--Ibunda Kunti dan Ayahanda
Ghufron, semoga uraian ini bisa menjadi panduan untuk bisa
menyampaikan, melanjutkan dan menyelesaikan amanah-amanah
kami jika memang Allah Subhanahu wa Ta’ala berkehendak lain
atas perjalanan ini.
Untuk urusan bagaimana warisan ini dibagi kepada ahlinya,
sepenuhnya kami putuskan dengan merujuk kepada Al Quran dan
Sunnah, sebagaimana dituangkan detail oleh para ulama sebagai
bagian dari ilmu faraid. Karena apa-apa yang telah diatur dalam
syariat Islam ini semata-mata adalah untuk kebaikan dan keadilan
bagi semua—sebagai bukti ketinggian dan kemuliaan dien-Nya...
Untuk bagaimana teknis pembagian warisan kepada anak-anak
kami seluruhnya akan diserahkan kepada kedua orang tua; eyang
akung dan eyang uti dengan merujuk aturan syariah tersebut di
atas.
Adapun dalam surat ini, saya hanya akan menginventarisasi jumlah
kekayaan bersih (net worth)= aktiva(asset)-passiva(utang). Selain
itu tentu beberapa hal lain yang menjadi penting untuk
ditindaklanjuti.


                               34
Persiapan demi Persiapan

…..

Demikian Ananda semua (Ziyad, Taqiya dan Tsabita), melalui
Eyang kalian kami titipkan kembali harta-harta ini. Jauh tak
sebanding tentu dibanding dengan iman dan aqidah kalian kepada
Allah Azza wa Jalla yang harus terus terpatri dengan baik melebihi
kualitas abu dan ummi kalian yang masih banyak kekurangan ini.

Untuk utang yang melibatkan lembaga keuangan resmi (Bank)
pada akhirnya akan diperhitungkan kembali jika terjadi hal-hal
yang menyebabkan kami tidak bisa melunasinya lagi (misal
disebabkan oleh kematian/kehilangan nyawa) karena tentu pada
akad perjanjiannya terdapat asuransi dan pertanggungan lain
Selain itu nilai total hutang tersebut pun bisa ditutupi dari nilai
pertanggungan jiwa dari asuransi xxxx Syariah a.n. Rifki Sya’bani
yang tertuang dalam daftar asset di atas.

Selain itu dari kantor sudah barang tentu akan mendapatkan
santunan kematian dan akumulasi Jamsostek dan lain-lain yang
telah diatur oleh perusahaan. Semoga jika lah ternyata Allah
berkehendak lain atas perjalanan ini—menyebabkan kami tak lagi
dapat berkumpul lagi di dunia ini; membersamai kalian bertiga
lagi, semoga bekal harta ini menjadi bukti bahwa abu-mu ini tidak
meninggalkan kalian dalam kondisi lemah harta. Insya Allah.

Semoga Allah Subhana wa Ta’ala masih memperkenankan kita bisa
kembali bersua dan membersamai hidup hingga jauh masa di
depan. Amiin.
Kepada Ibunda dan Bapanda, mohon surat yang berisi rincian harta
ini dipegang dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Surat
wasiat ini pun sudah kami buat rangkap dalam bentuk digital dan
kami persaksikan kepada 2 orang minimal sebagai saksi yaitu: …..

Adapun harta yang berharga lain yang masih kami tinggal dalam
rumah adalah koleksi buku-buku dan majalah-majalah yang jumlah
totalnya mencapai lebih dari 350 buah dengan berbagai judul,
genre, dan tema. Tersimpan dan tersusun dalam 2 rak buku besar
dan 2 rak buku kecil. Kami berharap buku-buku itu kelak bisa

                                35
Persiapan demi Persiapan

menjadi jendela kehidupan, pintu ilmu pengetahuan, pelipur hati
dan mencerahkan jiwa bagi ananda semua. Jika ternyata Abu tidak
lagi bisa kembali dan berjumpa dengan kalian bertiga, jadikanlah
kelak, buku-buku itu adalah sebuah perpustakaan umum yang bisa
diakses secara bertanggung jawab oleh banyak orang untuk bisa
diambil kemanfaatannya.

Atas usia kalian yang masih dini, tentu tak cukup banyak bisa
mengenal kami sebagai orang tua, cukuplah dalam HD portable dan
dalam Laptop xxxx yang kami titip dan simpan di kantor sebagai
citra kenangan atas kami. Tersimpan berfolder-folder foto-foto
kebersamaan kita, puluhan tulisan pribadi dan koleksi e-book dan
kajian-kajian yang bisa diambil manfaatnya kelak. Insya Allah.

Demikian tulisan ini sebagai upaya dan ikhtiar berjaga-jaga jika
takdir Allah berkehendak lain atas harapan bersua kembali pada
Desember 2010 nanti.

Pontianak, 29 Oktober 2010



Cuplikan surat wasiat di atas adalah salah satu cara kami
mempersiapkan diri atas segala kemungkinan yang bisa terjadi.
Kadangkala membacanya tak kurang membuat hati saya pun gerimis.

Surat wasiat di atas memang lebih banyak merinci soal daftar
kekayaan yang kami miliki. Rumusan sederhana yang kami gunakan
adalah:


kekayaan bersih (net worth)= aktiva(asset)-
passiva(utang)
Mengapa surat wasiat dan daftar kekayaan ini penting untuk kita
jabarkan kepada ahli waris saat kita meninggalkan mereka untuk

                                36
Persiapan demi Persiapan

menunaikan ibadah haji? Hal ini semata-mata untuk memberikan
ketenangan kepada kita bahwa segala pertinggalan hak dan kewajiban
kita dalam bermuamalat ada jaminan untuk ditunaikan secara baik
sepeninggalan kita jika ternyata Allah berkehendak lain atas
perjalanan spiritual ini.

Perjalanan haji ini akhirnya memang menyadarkan saya untuk
membiasakan lebih rinci terhadap daftar kekayaan ini. Bukan sekedar
untuk mengukur capaian tapi lebih pada cara kita memandang harta
ini sebagai bentuk amanah yang kelak harus dipertanggungjawabkan.
Selain itu pun saya bisa mengukur sejauh mana telah mempersiapkan
generasi sepeninggalan saya—anak-anak kami itu, adalah generasi
yang memiliki kekuatan materi yang menyebabkan mereka kelak bisa
berdiri tegak di atas izzah tanpa harus menjadi peminta-minta.

Setelah dilandasi dengan niat yang baik dan benar, lalu pastikan
bahwa biaya haji ini berasal dari sumber yang halal, tidak mengandung
subhat atau harta haram. Maka selanjutnya adalah penuhilah Hak-hak
Allah, lalu yang tidak kalah penting: PENUHI HAK-HAK DENGAN
MANUSIA; termasuk soal hutang-piutang dan akad-akad muamalat
lainnya.




                                 37

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Lentera #31 edisi juni 2017
Lentera #31 edisi juni 2017Lentera #31 edisi juni 2017
Lentera #31 edisi juni 2017Ananta Bangun
 
Perjalanan rindu kunci mimpi
Perjalanan rindu kunci mimpiPerjalanan rindu kunci mimpi
Perjalanan rindu kunci mimpiArgaBisma
 
El lebih seru daripada outbound
El lebih seru daripada outboundEl lebih seru daripada outbound
El lebih seru daripada outboundadirahman18
 
e-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad Suharto
e-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad Suhartoe-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad Suharto
e-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad SuhartoAdy Setiawan
 
Kepercayaan masyarakat muna
Kepercayaan masyarakat munaKepercayaan masyarakat muna
Kepercayaan masyarakat munaWarnet Raha
 
PERSPEKTIF Dari Spiritualitas Hidup sampai dengan Hubungan Antar Bangsa
PERSPEKTIF Dari Spiritualitas Hidup sampai dengan Hubungan Antar BangsaPERSPEKTIF Dari Spiritualitas Hidup sampai dengan Hubungan Antar Bangsa
PERSPEKTIF Dari Spiritualitas Hidup sampai dengan Hubungan Antar BangsaKuliahMandiri.org
 
Jejak manusia purba di sangiran
Jejak manusia purba di sangiranJejak manusia purba di sangiran
Jejak manusia purba di sangiranRohman Efendi
 
Novels "Sepucuk Surat Cinta untuk Rauzatul Zahra"
Novels "Sepucuk Surat Cinta untuk Rauzatul Zahra"Novels "Sepucuk Surat Cinta untuk Rauzatul Zahra"
Novels "Sepucuk Surat Cinta untuk Rauzatul Zahra"Muklis Bat'Rock
 
Dicari, pemimpin yang bisa dipercaya 01
Dicari, pemimpin yang bisa dipercaya 01Dicari, pemimpin yang bisa dipercaya 01
Dicari, pemimpin yang bisa dipercaya 01Muhsin Hariyanto
 
Banjir darah di tegal kuru
Banjir darah di tegal kuruBanjir darah di tegal kuru
Banjir darah di tegal kuruORCHIDSIGN
 

Was ist angesagt? (17)

Lentera #31 edisi juni 2017
Lentera #31 edisi juni 2017Lentera #31 edisi juni 2017
Lentera #31 edisi juni 2017
 
Fitriani
FitrianiFitriani
Fitriani
 
Kti ilawati
Kti ilawatiKti ilawati
Kti ilawati
 
Rahmaningsih
RahmaningsihRahmaningsih
Rahmaningsih
 
Perjalanan rindu kunci mimpi
Perjalanan rindu kunci mimpiPerjalanan rindu kunci mimpi
Perjalanan rindu kunci mimpi
 
El lebih seru daripada outbound
El lebih seru daripada outboundEl lebih seru daripada outbound
El lebih seru daripada outbound
 
Wiwin winarsih with logo
Wiwin winarsih with logoWiwin winarsih with logo
Wiwin winarsih with logo
 
e-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad Suharto
e-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad Suhartoe-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad Suharto
e-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad Suharto
 
Kepercayaan masyarakat muna
Kepercayaan masyarakat munaKepercayaan masyarakat muna
Kepercayaan masyarakat muna
 
Extro girls
Extro girlsExtro girls
Extro girls
 
Kti sitti andriyani
Kti sitti andriyaniKti sitti andriyani
Kti sitti andriyani
 
PERSPEKTIF Dari Spiritualitas Hidup sampai dengan Hubungan Antar Bangsa
PERSPEKTIF Dari Spiritualitas Hidup sampai dengan Hubungan Antar BangsaPERSPEKTIF Dari Spiritualitas Hidup sampai dengan Hubungan Antar Bangsa
PERSPEKTIF Dari Spiritualitas Hidup sampai dengan Hubungan Antar Bangsa
 
Man jadda wajada
Man jadda wajadaMan jadda wajada
Man jadda wajada
 
Jejak manusia purba di sangiran
Jejak manusia purba di sangiranJejak manusia purba di sangiran
Jejak manusia purba di sangiran
 
Novels "Sepucuk Surat Cinta untuk Rauzatul Zahra"
Novels "Sepucuk Surat Cinta untuk Rauzatul Zahra"Novels "Sepucuk Surat Cinta untuk Rauzatul Zahra"
Novels "Sepucuk Surat Cinta untuk Rauzatul Zahra"
 
Dicari, pemimpin yang bisa dipercaya 01
Dicari, pemimpin yang bisa dipercaya 01Dicari, pemimpin yang bisa dipercaya 01
Dicari, pemimpin yang bisa dipercaya 01
 
Banjir darah di tegal kuru
Banjir darah di tegal kuruBanjir darah di tegal kuru
Banjir darah di tegal kuru
 

Ähnlich wie PERSIAPAN HAJIMU

! La tahzan dr. aidh al-qarni
! La tahzan   dr. aidh al-qarni! La tahzan   dr. aidh al-qarni
! La tahzan dr. aidh al-qarniNano Nani
 
1 langkah setiap hari.pdf
1 langkah setiap hari.pdf1 langkah setiap hari.pdf
1 langkah setiap hari.pdfRoynal Pasaribu
 
Kiat penting meraih kebahagiaan
Kiat penting meraih kebahagiaanKiat penting meraih kebahagiaan
Kiat penting meraih kebahagiaanNgainun Naim
 
Tips Maksimal Ibadah di Bulan Ramadhan
Tips Maksimal Ibadah di Bulan RamadhanTips Maksimal Ibadah di Bulan Ramadhan
Tips Maksimal Ibadah di Bulan Ramadhanafifahdhaniyah
 
Ebook Culture Energy oleh Indira Maharani
Ebook Culture Energy oleh Indira MaharaniEbook Culture Energy oleh Indira Maharani
Ebook Culture Energy oleh Indira MaharaniRingga Arie Suryadi
 
KARYA TULIS BAHASA INDONESIA SMA MENGENAI MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN MENG...
KARYA TULIS BAHASA INDONESIA SMA MENGENAI MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN MENG...KARYA TULIS BAHASA INDONESIA SMA MENGENAI MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN MENG...
KARYA TULIS BAHASA INDONESIA SMA MENGENAI MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN MENG...Photo Setudio Planet solo grand mall
 
Paper edisi revisi
Paper edisi revisiPaper edisi revisi
Paper edisi revisiDini Lestari
 
majalah-kekuatan-sugesti-april- 2022.pdf
majalah-kekuatan-sugesti-april- 2022.pdfmajalah-kekuatan-sugesti-april- 2022.pdf
majalah-kekuatan-sugesti-april- 2022.pdfFirmanPratama12
 
Akhlak Tasawuf Solusi Mencari Kebahagiaan dalam Kehidupan Esoteris dan Eksote...
Akhlak Tasawuf Solusi Mencari Kebahagiaan dalam Kehidupan Esoteris dan Eksote...Akhlak Tasawuf Solusi Mencari Kebahagiaan dalam Kehidupan Esoteris dan Eksote...
Akhlak Tasawuf Solusi Mencari Kebahagiaan dalam Kehidupan Esoteris dan Eksote...PUTRI909281
 
AKHLAK TASAWUF.pdf
AKHLAK TASAWUF.pdfAKHLAK TASAWUF.pdf
AKHLAK TASAWUF.pdfHaji Arifin
 
La Tahzan (Jangan Bersedih) Aidh al-Qarni - Ebook
La Tahzan (Jangan Bersedih)   Aidh al-Qarni - EbookLa Tahzan (Jangan Bersedih)   Aidh al-Qarni - Ebook
La Tahzan (Jangan Bersedih) Aidh al-Qarni - EbookLAZNas Chevron
 

Ähnlich wie PERSIAPAN HAJIMU (20)

La tahzan
La tahzanLa tahzan
La tahzan
 
! La tahzan dr. aidh al-qarni
! La tahzan   dr. aidh al-qarni! La tahzan   dr. aidh al-qarni
! La tahzan dr. aidh al-qarni
 
4. Pemandu Ideal.pptx
4. Pemandu Ideal.pptx4. Pemandu Ideal.pptx
4. Pemandu Ideal.pptx
 
1 langkah setiap hari.pdf
1 langkah setiap hari.pdf1 langkah setiap hari.pdf
1 langkah setiap hari.pdf
 
Kiat penting meraih kebahagiaan
Kiat penting meraih kebahagiaanKiat penting meraih kebahagiaan
Kiat penting meraih kebahagiaan
 
Tips Maksimal Ibadah di Bulan Ramadhan
Tips Maksimal Ibadah di Bulan RamadhanTips Maksimal Ibadah di Bulan Ramadhan
Tips Maksimal Ibadah di Bulan Ramadhan
 
Ebook Culture Energy oleh Indira Maharani
Ebook Culture Energy oleh Indira MaharaniEbook Culture Energy oleh Indira Maharani
Ebook Culture Energy oleh Indira Maharani
 
Shalat kyusu
Shalat kyusuShalat kyusu
Shalat kyusu
 
Penghargaan
PenghargaanPenghargaan
Penghargaan
 
KARYA TULIS BAHASA INDONESIA SMA MENGENAI MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN MENG...
KARYA TULIS BAHASA INDONESIA SMA MENGENAI MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN MENG...KARYA TULIS BAHASA INDONESIA SMA MENGENAI MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN MENG...
KARYA TULIS BAHASA INDONESIA SMA MENGENAI MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN MENG...
 
La tahzan
La tahzanLa tahzan
La tahzan
 
STIFIn_personality.pdf
STIFIn_personality.pdfSTIFIn_personality.pdf
STIFIn_personality.pdf
 
Paper edisi revisi
Paper edisi revisiPaper edisi revisi
Paper edisi revisi
 
majalah-kekuatan-sugesti-april- 2022.pdf
majalah-kekuatan-sugesti-april- 2022.pdfmajalah-kekuatan-sugesti-april- 2022.pdf
majalah-kekuatan-sugesti-april- 2022.pdf
 
Akhlak Tasawuf Solusi Mencari Kebahagiaan dalam Kehidupan Esoteris dan Eksote...
Akhlak Tasawuf Solusi Mencari Kebahagiaan dalam Kehidupan Esoteris dan Eksote...Akhlak Tasawuf Solusi Mencari Kebahagiaan dalam Kehidupan Esoteris dan Eksote...
Akhlak Tasawuf Solusi Mencari Kebahagiaan dalam Kehidupan Esoteris dan Eksote...
 
AKHLAK TASAWUF.pdf
AKHLAK TASAWUF.pdfAKHLAK TASAWUF.pdf
AKHLAK TASAWUF.pdf
 
Latahzan jgn bersedih
Latahzan jgn bersedihLatahzan jgn bersedih
Latahzan jgn bersedih
 
Laa tahzan
Laa tahzanLaa tahzan
Laa tahzan
 
La Tahzan
La TahzanLa Tahzan
La Tahzan
 
La Tahzan (Jangan Bersedih) Aidh al-Qarni - Ebook
La Tahzan (Jangan Bersedih)   Aidh al-Qarni - EbookLa Tahzan (Jangan Bersedih)   Aidh al-Qarni - Ebook
La Tahzan (Jangan Bersedih) Aidh al-Qarni - Ebook
 

Mehr von Rifki Sya'bani

Pergi ke tanah suci, bukan sekedar jalan jalan biasa
Pergi ke tanah suci, bukan sekedar jalan jalan biasaPergi ke tanah suci, bukan sekedar jalan jalan biasa
Pergi ke tanah suci, bukan sekedar jalan jalan biasaRifki Sya'bani
 
B to d corporate communication
B to d corporate communicationB to d corporate communication
B to d corporate communicationRifki Sya'bani
 
Internet untuk buah hati anda
Internet untuk buah hati andaInternet untuk buah hati anda
Internet untuk buah hati andaRifki Sya'bani
 
Manufacturing the best by rifki
Manufacturing the best  by rifkiManufacturing the best  by rifki
Manufacturing the best by rifkiRifki Sya'bani
 
Hadist 9 - Hadist Arba'in An Nawawi
Hadist 9 - Hadist Arba'in An NawawiHadist 9 - Hadist Arba'in An Nawawi
Hadist 9 - Hadist Arba'in An NawawiRifki Sya'bani
 
Fatwa dsn-mui-no-77-tentang-murabahah-emas
Fatwa dsn-mui-no-77-tentang-murabahah-emasFatwa dsn-mui-no-77-tentang-murabahah-emas
Fatwa dsn-mui-no-77-tentang-murabahah-emasRifki Sya'bani
 
Karakteristik manajemen Rasulullah
Karakteristik manajemen RasulullahKarakteristik manajemen Rasulullah
Karakteristik manajemen RasulullahRifki Sya'bani
 

Mehr von Rifki Sya'bani (9)

Pergi ke tanah suci, bukan sekedar jalan jalan biasa
Pergi ke tanah suci, bukan sekedar jalan jalan biasaPergi ke tanah suci, bukan sekedar jalan jalan biasa
Pergi ke tanah suci, bukan sekedar jalan jalan biasa
 
B to d corporate communication
B to d corporate communicationB to d corporate communication
B to d corporate communication
 
Internet untuk buah hati anda
Internet untuk buah hati andaInternet untuk buah hati anda
Internet untuk buah hati anda
 
Hidup berkualitas
Hidup berkualitasHidup berkualitas
Hidup berkualitas
 
Manufacturing the best by rifki
Manufacturing the best  by rifkiManufacturing the best  by rifki
Manufacturing the best by rifki
 
Gelombang luapan data
Gelombang luapan dataGelombang luapan data
Gelombang luapan data
 
Hadist 9 - Hadist Arba'in An Nawawi
Hadist 9 - Hadist Arba'in An NawawiHadist 9 - Hadist Arba'in An Nawawi
Hadist 9 - Hadist Arba'in An Nawawi
 
Fatwa dsn-mui-no-77-tentang-murabahah-emas
Fatwa dsn-mui-no-77-tentang-murabahah-emasFatwa dsn-mui-no-77-tentang-murabahah-emas
Fatwa dsn-mui-no-77-tentang-murabahah-emas
 
Karakteristik manajemen Rasulullah
Karakteristik manajemen RasulullahKarakteristik manajemen Rasulullah
Karakteristik manajemen Rasulullah
 

PERSIAPAN HAJIMU

  • 1.
  • 2. 40 Hari Oleh: Rifki Sya’bani Copyright © 2011 by Rifki Sya’bani Penerbit Abuziyad Book Lounge rfksybn@gmail.com Desain Sampul: Rifki Sya’bani Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com
  • 3. Daftar Isi i Preface ii Prolog iii Apa Kata Mereka 1 Bab 1: Persiapan Demi Persiapan 2 Dipaksa Berhaji 12 Gerimis Mengundang 15 Akhir Oktober 21 Haji Menuju Allah 29 Barang Bawaan 34 Surat Wasiat 38 Bab 2: Permulaan 39 Hari Keberangkatan 44 Mindmap: Ihram 45 Langkah Pertama di Jazirah 57 Mindmap: Miqat Makani 58 Perbedaan Itu Tak Bisa Dihindari 66 Jumat Perdana di Tanah Suci 74 Mindmap: Thawaf 75 Mindmap: Tips dan Tuntunan Saat Thawaf 76 Menyatakan Cinta di Depan Ka'bah 82 Pengenalan Medan 92 Perjumpaan Tak Disangka 104 Jagalah Kesehatan 109 Berburu Daging Kambing 113 Bab 3: Armina 114 Kasak-Kusuk 118 Belajar Wirausaha
  • 4. Daftar Isi 122 Satu Hari Menjelang 127 Info Layanan Selular di Tanah Suci 129 mindmap: tata cara haji 128 Tarwiyah 139 mindmap: Wukuf 140 Arafah 147 mindmap: Mabit di Muzdalifah 148 Nahr 157 Mindmap: Potong Rambut 158 Mindmap: Tahalul 159 Mindmap: Mabit di Mina 160 Mindmap: Melempar Jumrah 161 Hari Pertama Tasyrik 169 Nafar Awal 172 Mindmap: Sa'i 173 Hari Ketiga Tasyrik: Rehat dan Tips Belanja 176 Merpati 179 Mindmap: Tertib Proses Haji 180 Bab 4: Pasca Haji 181 Hajjah Jagalah Hijabmu 186 Kamar Barokah 189 Hati-hati di Pasar 192 Thawaf Sunnah 197 Ke Jeddah 202 Bahasa Pemersatu 206 Bermalam di Masjidil Haram 209 Perlukah Mencium Hajar Aswad
  • 5. Daftar Isi 214 Pergi ke Hudaibiyah 224 Napak Tilas di Jabal Nur 233 Thawaf Wada' 236 Bab 5: Madinah, Kota Nabi 237 Menuju ke Madinah 240 Raudhah, Taman Surga 246 Ziarah di Madinah 254 Masjid-Masjid 259 Berjalan Kaki ke Quba 263 Sejuta Rasa 268 Pemuda Gaza 271 Buku-buku Gratis 274 Persiapan Pulang 275 Tinggal Landas 278 Mind Map: Tips Ziarah di Tanah Haram 279 Mind Map: Manajemen Barang Bawaan 280 EPILOG Daftar Pustaka
  • 6. Untuk Ibunda Kunti Zahrowardati dan Ayahanda Ghufron Zahid di Klaten, atas cinta dan sayangnya hingga kini dan nanti, terimakasih atas segala dorongan dan motivasinya, juga atas keikhlasan dan kesabarannya menemani anak-anak super kami: Ziyad, Taqiya dan Tsabita selama kepergian kami selama menunaikan ibadah haji tahun 1431 H. Kepada Istri tercinta, Barkah Safir, semoga kelak kita bisa menapaki cerita indah lagi, menikmati jamuan Allah, di rumah- Nya, di kota yang di berkahi, menyapa salam dan menapaki jejak Rasulullah tercinta, serta tergugu menemui kesejatian diri di Padang Arafah—replika padang masyar tempat menghitung diri… Buku ini saya persembahkan kepada saudara-saudari ku yang ingin mempersiapkan diri menunaikan ibadah haji, ibadah yang fenomenal, personal dan begitu mengharu-biru. Atau sekedar sebagai melipur rindu kala kaki telah pernah menjejak di sana… Berharap bisa menyapa hati berbalas ilmu nan manfaat.. Barakallahu fiikum.
  • 7. Prolog Alhamdulillah, tiada kata yang lebih pantas untuk dituliskan dalam awal prolog ini. Sungguh, menulis sebuah buku ternyata tidak semudah memancangkan niat di awal. Menulis adalah pekerjaan yang memerlukan konsistensi semangat, konsistensi niat dan konsistensi usaha. Kekuatan tulisan yang dihasilkan seseorang itu memang berangkat dari kekuatan hati yang menggerakkan jari-jari pada tombol-tombol di keyboard atau tangan yang menggurat coret di atas kertas. Oleh karena itu, bagi saya buku ini adalah milestone awal untuk lebih mampu mengasah hati dalam dunia kepenulisan. Ada banyak guru yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu atas jasanya membangun kerangka cara berpikir, pemilihan diksi, hingga gaya bertutur dalam tulisan khas milik saya ini. Maka menulislah; agar jutaan pembaca menjadi guru yang meluruskan kebengkokan, mengingatkan keterluputan, membetulkan kekeliruan. Penulis hakikatnya menyapa dengan ilmu; maka ia berbalas tambahan pengertian; kian bening, kian luas, kian dalam, kian tajam. Agungnya lagi; sang penulis merentangkan ilmunya melampaui batas-batas waktu & ruang. Ia tak dipupus usia, tak terhalang jarak. [Salim A. Fillah]
  • 8. “40 Hari” adalah catatan sederhana dari seorang yang mencoba menulis apa adanya, membagikan apa yang bisa dibagi, mengabadikan pengalaman berharga dari sebuah perjalanan yang begitu monumental dalam hidup, antara Mekkah dan Madinah. Agar ia abadi dalam kemanfaatan, dan tentu menjadi buah keberkahan tersendiri dalam hidup yang singkat ini. Terus terang, menulis memoar perjalanan ini adalah satu upaya yang cukup sulit dilakukan dimana semuanya saya lakukan setelah saya berada di tanah air. Ini mungkin rencana dan skenario Allah yang memang sudah diatur oleh Yang Maha Mengatur, notebook yang saya sengaja bawa ke tanah suci agar dapat mendukung aktivitas tulis-menulis selama disana ternyata bermasalah. Walhasil rencana saya one day, one note gagal total. Hikmahnya tentu agar saya bisa lebih fokus pada aktivitas ibadah di sana, hehe. Sehingga semua tulisan ini adalah sebuah rekonstruksi ulang dari segala kenangan, memori, ingatan dan rekaman dalam benak, coretan di buku harian secara manual dan analog (halaah ) serta dokumentasi foto yang saya susun hari per hari dalam perjalanan haji yang saya lakukan pada tahun 2010 (1431 H). Alhamdulillah, diantara rutinitas pekerjaan yang tidak pernah berkurang hari demi hari, rangkaian tulisan terkait perjalanan haji yang sebagian telah pernah ada dalam blog pribadi saya dan beberapa yang lain telah saya tuliskan dalam artikel pribadi berhasil dirangkum menjadi satu rangkaian kisah. Tidak istimewa bukan berarti tidak spesial. Buku ini memang layaknya sebuah buku yang lain. Ada keunggulan, namun mungkin lebih banyak kekurangan yang bisa anda jumpai. iii
  • 9. Saya berharap buku ini bukan sekedar berbagi tentang pengalaman perjalanan haji yang begitu personal, namun juga banyak memuat informasi terkait ritual ibadah haji, tips dan info-info seputar haji serta panduan yang ringan dan layaknya sebuah kisah yang betutur secara khas. Jadi singkatnya, buku ini adalah: 1. Catatan harian yang merupakan pengalaman nyata 2. Travel guide, karena ada beberapa panduan perjalanan dan foto-foto eksklusif koleksi pribadi, serta tips yang bisa dijadikan referensi serta dilengkapi dengan catatan belanja 3. Ada mind map penjelasan beberapa hal penting terkait ritual ibadah haji, sehingga materi-materi terkait panduan ritual ibadah haji ditampilkan dengan cara yang berbeda dan mudah dipahami. Insya Allah. Maka melalui buku ini, saya berharap sahabat pembaca bisa memetik hikmah, pelajaran dan pengalaman seakan-akan ikut dalam setiap langkah perjalanan haji yang saya lakukan. Inilah sebuah buku travel guide, hajj guide dan travel note yang dikemas secara ringan, santai, namun semoga penuh hikmah. Semoga bermanfaat. Mohon maaf atas segala khilaf dan salah. Twitter: @Rifki_Syabani http://abuziyad.multiply.com
  • 10. Apa Kata Mereka Membaca buku ini kita akan terbakar oleh semangat perjuangan yang tak pernah padam, perpaduan antara ikhtiar dan “pertolongan“ Allah. Kita akan terbawa dalam penelusuran perjalanan spiritual Ibadah Haji yang sangat luar biasa. Buku ini mengungkit Spirit dan Inspiratif ... (Indra Wahyudi; weahyudi@gmail.com. Engineer Telecommunication) There's a huge possibility that after reading this book, anyone would be longing to go for a Hajj. It happens to me. Rifki made the journey of Hajj into something that's very interesting and exciting, not only from spiritual perspective, but also from a humane perspective. Recommended reading for anyone, especially for those who are not interested in going for a Hajj. Borrys Hasian, Senior UC (User Experience) Designer di Singapore While I'm reading this valuable experience, I could not hold back my tears.. This book involved me both physically and emotionally… This such amazing story, hopefully can benefit the readers and inspire them to perform this pilgrim journey. Once is not enough, let's do more and more.. v
  • 11. (dr. Sarah Firdausa, calon Master of Medical Science, International Islamic University Malaysia) Ada rasa bergemuruh di dada...Ada azzam membuncah memenuhi rongga jiwa... Ada juga linangan air mata membasahi pipi yg terkotori debu, kembali berkaca akan ringkih dan pincangnya keimanan diri ini kpd Engkau Ya Rabb... Bukan harta yang menyampaikan kaki ini, namun karena IMAN-lah Engkau memanggil kami. Sungguh, buku ini mempunyai keunggulan pada gambar dan foto yang membuat kisah perjalanannya menjadi utuh dan menginspirasi. (Fakhrul Insightmaster, Direktur eMB Corp, Trainer Muda) Buku yang Subhanallah sangat luar biasa. Buku ini memiliki keunggulan pada mind map (diagram panah) yang sangat membantu bagi kita yang awam saat melaksanan haji nanti. Selain itu daftar belanja yang ditampilkan juga sangat membantu kita untuk bisa mengukur kebutuhan belanja saat di sana dan tips-tips singkat yang sangat bermanfaat. (Arif Kurniawan, aktivis dakwah) vi
  • 12.
  • 13. Persiapan demi Persiapan Allah telah puluhan tahun yang tak terjamah untuk dibelanjakan, yang memaksa istiqomah ditambahkan walaupun sedikit atau yang bisa saya dilaksanakan setelah menjual berhaji tahun ini tanah warisan keluarga atau aset properti puluhan tahun. Pada Bandung, 01 Oktober 2010 kenyataannya kondisi semacam itu memang paling sering kita jumpai. Mengumum dan wajar saja. Karena bagi kita sekarang Jangan gusar dulu kawan, izinkan yang tinggal di Indonesia, biaya sedikit lancang kali ini... Judulnya haji memang bisa mencapai 30 tampak memang provokatif dan juta per orang. Angka yang tak tidak pada tempatnya. Namun sedikit bagi sebagian besar kita. begitulah, menurut pandangan sederhana saya yang sering salah Tapi, bukankah kita sering ini, bahkan juga sering salah mendengar kisah-kisah nan ajaib memaknai skenario indah milik dan penuh inspirasi bagaimana Allah. orang bisa saja berhaji seketika Haji seringkali kita anggap dan begitu saja tanpa perlu ia harus menjadi karyawan sebuah sebagai ibadah kelas tersier. perusahaan besar, BUMN atau Semacam barang mewah bagi PNS bertahun-tahun, maupun kita. Hanya khusus bagi orang pengusaha sukses terlebih mapan, gedongan dan kaya raya, dahulu. Pada kenyataannya, yang punya deposito 8 atau 9 seringkali kita jumpai, seorang digit lebih, atau orang-orang tukang becak, atau tukang sapu borjuis kelas elit dengan rumah sekalipun ataupun pedagang mentereng dan sebagainya. Atau kecil berskala micro atas izin kalaupun tidak ia adalah ibadah Allah bisa berangkat memenuhi yang baru bisa dilaksanakan undangan-Nya ini. setelah kita pensiun, tabungan 2
  • 14. Persiapan demi Persiapan Dan berhaji memang bukan soal dikelola. Sebuah ujian bagaimana “jika mampu” saja, kawan. Kita kita memandang harta dunia. seringkali salah mengartikan syarat “jika mampu” ini. Berawal dari 2 tahun lalu. Awal Sehingga kemudian meletakkan tahun 2008, tiba-tiba muncul rukun islam kelima ini sebagai saja azzam/keinginan kuat untuk sebuah ibadah yang utophis, memenuhi panggilan dan sesuatu yang tinggi dan sulit: undangan Allah ini. Saya merasa nanti jaaaak.. begitulah seloroh capaian dalam hidup ini sudah orang Melayu Pontianak. Jadilah begitu diluar ekspektasi. Dari akhirnya ia memang uthopis, sebuah sepeda roda dua, motor, tinggi dan sulit bagi yang akhirnya kami sudah punya menganggap demikian. mobil minimalis sendiri dan sebuah rumah sederhana yang Padahal bukankah sejatinya tidak dicicil selama 5 tahun di BRI ada daya dan kemampuan selain Syariah. Semua Allah telah datang dari-Nya? Laa haula cukupkan dari segala penjuru. walaa quwwata illa billaah. Alhamdulilah. Sungguh nikmat- Namun masih saja kita Nya yang mana lagi yang kami beranggapan “ah, saya belum dustakan? bisa berhaji, karena belum mampu...” Sejak kapan manusia Kini saatnya meraih lompatan bisa mendapatkan spiritual yang lebih manakala kemampuannya sendiri? “Ah, saya memang merasa belum saya kan miskin, bagaimana bisa apa-apa. Ilmu tipis, amal kurang, berangkat haji?” lupakah ia akhlak masih abu-abu dan hati bahwa Allah Maha Kaya? yang masih sering berkhianat ini. Lupakah bahwa harta yang ada Astaghfirullah, ya Allah... ditangannya itu sejatinya titipan Akhirnya tabungan Mabrur dari dari Allah, karunia-Nya yang BSM yang kami buka awal tahun Allah ujikan kepada kita untuk 2008 bisa menjadi harapan agar azzam itu bisa terlaksana 3
  • 15. Persiapan demi Persiapan secepatnya, sebelum niat itu dari Kota Pontianak, maka kami terkubur dalam rutinitas dunia, baru bisa berangkat paling cepat tenggelam dari lautan keinginan 2009 dengan asumsi ada banyak dan nafsu serta terlupa atas yang mengundurkan diri, atau pilihan-pilihan pragmatis ala dalam kondisi normal baru pada manusia yang kikir ini. Hiks... tahun 2010. Waktu mendaftar saya hanya berharap jika saat itu usia saya 27 tahun kemudian Allah memanggil jiwa beranjak menuju 28 tahun. dan nyawa saya sebelum bisa Artinya, jika saya berangkat pada berangkat, maka tabungan ini tahun 2010, maka berhaji bisa diharapkan akan datang di menjadi momentum indah dalam yaumil hisab sebagai bukti hidup pada fase 10 tahun ketiga bahwa saya sudah berusaha saya, sebagai bekal perjalanan memenuhi undangan dan mengarungi hidup menuju usia panggilan-Nya ke Baitullah. matang 40 tahun selanjutnya. Subhanallah… “Mas Rifki, mau ambil dana talangan haji tidak? Biar nanti Waktu pun berjalan. Kawan, langsung bisa dapat porsi haji?” kami bukanlah dari keluarga tanya Pak Taufik dari bagian yang kaya raya, dan kami pun pelayanan. Saya pun tak berpikir tidak merasa sampai ke taraf itu. panjang, “Boleh, Pak”. Gaji yang datang, sebagian rezeki dari Allah yang datang melalui Dengan modal masing-masing 5 perantara sebuah operator juta, lalu masing-masing selular dimana saya berkhidmat tabungan tersebut digenapi 15 tiap bulannya kebanyakan juta oleh BSM, kami pun memang hanya numpang lewat. menyetor ke Depag. Biasalah, pos-pos belanja Alhamdulillah, langsung dapat variabel maupun tetap sudah porsi haji (SPPH). Urut kacang ke menanti. Cadangan cash flow 1700 sekian. Artinya, jika per- kami tak pernah sampai 3-6 kali tahun diberangkatkan 850 orang take home pay yang saya terima 4
  • 16. Persiapan demi Persiapan setiap bulannya. Lewat sudah cukup”. –Belakang alasan ini teori-teori Safir Senduk maupun menurut saya kuranglah tepat. Aidil Akbar tentang bagaimana Pada dasarnya hati saya memang mengatur keuangan keluarga. belum siap saat itu. Tak satu pun bisa kami praktekkan dengan baik. Sisa kekurangan yang harus kami bayarkan untuk membayarkan dana talangan haji pun akhirnya orang tua turun tangan membantu. Alhamdulillah... saya yakin ini semua atas izin-Nya. Menjelang Ramadhan 1430H/2009 saya dihubungi petugas haji dari KUA kecamatan Pontianak Kota. “Bapak, Insya Allah bisa berangkat tahun ini, udah positif masuk ke kursi cadangan, dan ternyata banyak yang mengundurkan diri.” Bagai disambar geledek. Senang tapi lebih banyak kaget dan bingung. Dua bulan kemudian, satu Lantaran sisa pelunasan akhir sentakan kecil menyadarkan diri masih perlu sekitar 25-30 juta dan kembali membangkitkan lagi untuk porsi saya dan istri. azzam itu. Film bergenre Belum lagi Tsabita, bungsu kami Religius: Emak Ingin Naik Haji, itu masih 1 tahun. Akhirnya begitu tajam menukik menyindiri dengan bulat hati, saya jawab diri sekaligus menyadarkan “Kami belum bisa berangkat kembali. Film itu seperti Allah tahun ini, ditunda tahun 2010 skenariokan untuk menjewer saja, Pak. Uang kami belum saya, menyentil dan 5
  • 17. Persiapan demi Persiapan memahamkan pikiran butek Mak saya, kalau berhaji itu bukan rumah mimpimu masalah mampu harta, maupun entah kapan kupersembahkan tapi ia selalu ada dalam doaku mampu ilmu semata. Juga (Asma Nadia) meluruskan tentang bagaimana menata niat pergi haji itu atas Saya tidak malu mengakui kalau cerita ini membuat saya alasan apa. Dari film itu saya menangis! Dan langsung mendapati kesimpulan bahwa menggerakkan saya untuk segera modal terbesar untuk mewujudkannya dalam film layar lebar." –[Aditya Gumay] menunaikan ibadah haji ternyata terletak pada kesiapan hati dan jiwa dalam menyambut “Tapi Emak yakin, Allah tau, hati emak udah lama ada di situ" panggilan-Nya ke Baitullah, (salah satu dialog Aty dibarengi segenap kesungguhan Kanser,sebagai Emak dalam film tersebut) upaya yang baik dan benar serta berlandaskan kerinduan yang mendalam. Maka kesiapan fisik Kawan, bagi kita seorang muslim, dan lainnya itu akan seiring panggilan haji itu sudah ada sejalan dengan kesiapan hati dan ditujukan kepada kita semua, jiwa kita. Masalah harta dan tanpa kecuali. Salah besar orang kesiapan finansial usahakan bilang, “Kenapa belum berangkat semaksimal mungkin, dan haji? Soalnya belum ada pasrahkan sisanya kepada Allah panggilan!-Panggilan yang yang Maha Kaya. mana? Panggilan kematian?” Mak Padahal sejatinya panggilan itu ingin kubawa kau pada rumah sudah ada, hanya masalahnya mimpimu yang dari dalamnya terpancar kita merasa terpanggil atau keindahan Ilahi dan berjuta tanda kebesaran-Nya tidak. Tapi Mak tanganku terlalu lemah dan Kelompok orang-orang yang daya yang kupunyaseperti hembusan angin melintas celah batu karang terpanggil itu ada yang kemudian 6
  • 18. Persiapan demi Persiapan mempersiapkan diri, menyertai mengenalnya. Melalui lisan-lisan hatinya dengan sebentuk ikhtiar ikhlas dari orang-orang mulia itu- yang utuh. Ikhtiar finansial, lah kemudian Allah ikhtiar ilmu, ikhtiar fisik dan memudahkan jalan ini. Tak lupa ikhtiar hati. Sementara ada pula juga keinginan ini saya tuangkan yang sekedar meletakkannya di dalam draft proposal hidup saya. kantong daftar keinginan saja. Tanpa ada sedikit usaha dan Kerinduan pada Ka’bah seakan perhatian. “aah, nanti-nanti mengkristal menjadi sebuah jaaaak...” begitu selorohnya. kerinduan untuk menjadi orang yang lebih baik dari hari ke hari. Kawan, saya sempat mengalami Betapa pun saya ini masih begitu kondisi keduanya. Ketika berhaji berdebu, compang camping hanya diletakkan di daftar pakaian takwa nya dan masih keinginan, maka jalan untuk pula terlalu cinta dunia. memenuhi syarat mampu itu pun Astaghfirullah. seperti jalan di tempat. Ramadhan 1431 H, menjadi titik "Kepada-Nyalah naik perkataan- kultiminasi keyakinan ini. Saya perkataan yang baik dan amal sempat terbimbangkan dalam yang saleh dinaikkan-Nya." QS. sebuah persimpangan, antara 35:10 berhaji tahun ini atau ditunda tahun depan. Kemampuan Dan ketika keinginan ini saya finansial pun begitu menguji. azzamkan kuat-kuat, lalu diikuti Lagi-lagi memberikan pelajaran kesungguhan—betapa pun kecil. tentang bagaimana memandang Hanya dengan sebatas ucapan di soal harta, dan juga tentang hati, maka ia pun menjadi sebait anak-anak amanah kami itu— doa. Saya beranikan keinginan yang masih balita semua, serta itu saya tuangkan dalam blog tentang bekal ilmu dan soal pribadi. Mungkin dengan menata hati. perantara doa-doa dari entah siapa yang saya tak 7
  • 19. Persiapan demi Persiapan Mengapa kita begitu khawatir tidak menundanya tahun depan. akan kekurangan uang? Memang ada kepastian umur Sedangkan Allah Maha Kaya. sampai tahun depan? Mengapa kita khawatir pada Ketika saya sudah bulat tekad anak-anak, padahal ada Allah untuk menundanya, kemudian yang Maha Memelihara? Kepada saya pergi ke Depag kota siapa lagi tempat terbaik kita Pontianak, lalu menemui Pak menitipkannya? Tidakkah Yunus kasi Haji dan Umrah. mereka adalah amanah-amanah dari-Nya pula? Perantaranya bisa “Saya mau tarik passport pak, melalui orang tua, eyang nya saya mau tunda tahun depan anak-anak atau sahabat-sahabat- saja. Saya merasa belum siap.” saudara seperjuangan kami di Begitu alasan saya. sini, tentu siap mengulurkan Padahal sejujurnya alasannya tangan untuk mengasuh saya supaya saya bisa pakai mereka? passport itu untuk mudik via Sempat pula pulang kampung Malaysia agar bisa saving cost dan berlebaran di Banda Aceh karena tidak perlu beli tiket via Malaysia menjadi alasan pesawat lagi yang harganya tidak penundaannya. Kebetulan kami manusiawi itu, hehe. Apalagi sekeluarga sudah booking ticket cash flow kami memang sangat Air Asia via Kuching dan KL terbatas saat ini. Dan satu tahun Malaysia. Tentu artinya perlu ini saya ingin lebih fokus lagi menggunakan passport sebagai mempersiapkan hati dan ilmu. dokumen perjalanannya. Padahal Begitu tekad saya. Syukur-syukur secara bersamaan passport itu sekembalinya dari Banda harus segera diproses melalui Aceh,passport bisa diproses depag untuk pengurusan visa menyusul sehingga rencana haji. Melalui skenario yang indah berangkat tahun ini bisa tetap saya seperti di”paksa” untuk terlaksana. Yang penting asal tidak mengeluarkan uang untuk 8
  • 20. Persiapan demi Persiapan beli tiket mudik lagi saja. Sayang Tekad saya pun bulat kembali. uangnya, pikir saya waktu itu. Bekal berangkat haji ternyata lebih kepada kesiapan hati kita Tamparan keras mendera saya. untuk utuh dan ikhlas Passport tidak bisa ditarik. memenuhi panggilan dan Memangnya kamu bisa menunda undangan-Nya. Kalau hati kita dan mendahulukan apa yang sudah utuh, pasrah dan bulat telah Allah tetapkan? secara total, Insya Allah, jalan Memangnya uang untuk beli kemudahan akan terbentang tiket, dan untuk pelunasan luas. Jika hati kita tidak siap dan datang atas kuasa dirimu, heh? ridho, selebar apa pun Memangnya setahun ini nanti kemudahan itu Allah bentangkan ada jaminan Allah cukupkan kehadapan kita, kita pun akan kembali harta dan kesempatan tetap merasa berat dan sulit. yang sama bagimu?? Harta, mobil, rumah, karir- Memangnya ada jaminan bahwa jabatan dan anak-anak kita akan ilmu dan bekal ruhiah lainnya seperti menjadi tembok akan lebih baik dari sekarang jika penghalangnya. Begitulah kamu tunda satu tahun lagi??? tarbiyah ramadhan kembali Apakah kamu yakin uang yang membulatkan tekad itu. Semua ada di tabungan sekarang akan kemampuan itu datangnya dari tetap bertahan hingga tahun Allah... La haula walaa Quwwata depan?? Bukankah Allah maha illa billaaah. Maka mintalah Kuasa, yang atas izin-Nya bisa pada-Nya, kawan! saja uang tersebut ludes seketika diambil kembali melalui sebab- Alhamdulillah, akhir Agustus sebab yang Allah skenariokan 2010, tabungan di rekening atas kita?? Begitulah pesan yang bounching lagi. Ada Gaji dan THR saya dapati. Sebuah tarbiyah yang baru ditransfer oleh kantor yang indah di Ramadhan itu. tempat saya bekerja. Dan Subhanallah jumlahnya pas banget. Lunas sudah kekurangan 9
  • 21. Persiapan demi Persiapan ongkos haji tersebut:US$ Saya pun makin merasa GR,... 3.325/orang. Tidak sampai disitu Allah memang telah “memaksa” saja, ternyata keperluan untuk saya dan istri berhaji tahun ini. membeli tiket pulang-pergi Banda Aceh-Pontianak Jadi tidak ada alasan buat sekeluarga pun kembali kita untuk tidak bergegas terpenuhi sudah. menjawab panggilan tersebut dan memenuhinya. Alhamdulillah….Biarlah tiket Air "Labbaikallahumaa Labbaik." Asia itu hangus terbakar. Memang bukan rezeki kita lagi, Sayangnya yang terjadi saat buat apa disesali. Jadilah rencana ini justru sebaliknya. Si berlebaran di Serambi Mekkah miskin enggan menjawab tetap terwujud juga. panggilan tersebut dengan dalih tak punya harta. Si kaya tak segera merespon Uangnya kini cuma numpang panggilan tersebut dengan lewat saja, kawan. Rekening pun dalih waktunya belum tepat. kembali tipis. Buang kembali Yang muda masih mengulur jauh-jauh teori cash flow ratio- waktu untuk memenuhi nya Safir Senduk atau Aidil panggilan itu dengan dalih masih ada hari esok. Yang Akbar. Namun usah khawatir, tua merasa malas karena saya yakin Allah akan mampukan sayang dengan harta yang kami lagi nanti. Insya Allah. Cash sudah terlanjur ditumpuk. flow ratio dari Allah lebih besar dan tak terduga. Hidup berkah Padahal, panggilan haji itu memang hidup yang “pas- bukan cuma milik si kaya, si pasan” seperti itu, kawan. Pas miskin, yang tua atau yang muda. Banyak diantara kita butuh uang, pas ada yang yang mengaku "belum transfer ke tabungan, pas mau mampu" namun bisa beli ini-itu pas cukup uangnya.. menabung untuk memiliki Hehe..  rumah, kendaraan, handphone, atau asesoris dunia lainnya. 10
  • 22. Persiapan demi Persiapan Memang, mampu menjadi salah satu syarat pergi haji. Namun, mampu tak sama dengan menyerah. Mampu harus dibarengi dengan upaya sungguh-sungguh, sementara menyerah jelas tanpa usaha. Jangan-jangan, kita bukan tergolong orang tak mampu berhaji, namun orang yang menyerah untuk bisa berhaji. Labbaikallahumma labbaik.. Labbaika laa syariika laka labbaik. 11
  • 23. Persiapan demi Persiapan akhlak mereka. Labbaikallahumma GERIMIS labbaiik. Menjelang 2 November keberangkatan kami. Dalam fase MENGUNDANG perjalan lain dari Solo menuju Jakarta--dan mata ini pun tak kuasa menahan gerimisnya. KA. Taksaka, Yogya-Jkt. 17 Okt 2010 Ternyata berat juga meninggalkan anak-anak hingga pertengahan Dari balik kacamata hitam Eiger, Desember nanti. Allah-lah pemilik jiwa-jiwa mereka. Kami titipkan saya coba sembunyikan gerimis semuanya pada-Nya melalui dan cairan air yang menggenang eyang nya di Solo. Sungguh pagi di pelepuk mata ini. Mungkin ini telah saya benamkan baik-baik suasana gerbong KA Taksaka wajah-wajah manis mereka di yang nyaman, dingin dan lagu- sebuah sudut hati, di “space special” dalam memori otak ini. Semoga Allah menjaga jiwa dan 12
  • 24. Persiapan demi Persiapan 14 Oktober 2010, anak-anak kami antar kepada orang tua saya di Klaten, kota diantara Solo dan Yogyakarta. Ini memang sudah kesepakatan kami, lebih lagi Eyang Uti dan Eyang Kakung dari anak-anak kami itu, memang sudah jauh-jauh hari mempersiapkan diri atas kedatangan 3 cucunya dari Pontianak. Selama tak lebih dari 3 hari saya membersamai mereka di Klaten untuk akhirnya kami tinggalkan selama lebih kurang 2 bulan. Kebetulan bertepatan dengan sebuah perjalanan dinas saya ke Bandung dan Jakarta, rentang tanggal 11 s.d. 22 Oktober 2010 dalam rangka mengikuti sebuah meeting dan training penugasan dari kantor. Sementara Umminya anak-anak hingga tanggal 22 baru meninggalkan mereka dan menyusul ke Jakarta untuk selanjutnya berdua kembali ke Pontianak pada tanggal 23 Oktober 2010. lagu yang didendangkan begitu tahun, Taqiya 3,5 tahun dan yang mendukung rasa. Ahh.. terakhir Tsabita 2 tahun. Pagi ini saya kembali Sungguh saya sebenarnya biasa meninggalkan sebuah stasiun dan sangat terbiasa untuk melanjutkan perjalanan. meninggalkan mereka dalam Stasiun dan perjalanan dalam rangkaian dinas dan pekerjaan arti sebenarnya maupun arti atau aktivitas lain berhari-hari kiasan yang begitu luas dalam lamanya terpisah laut, pulau hidup ini. atau bahkan samudera. Entahlah, kali ini jauh berbeda. Dan pagi ini pun saya coba Mungkin efek psikologi dari benamkan dalam sudut khusus di rencana keberangkatan haji kami hati serta space memory dalam awal bulan depan-lah yang otak saya tentang wajah-wajah membuat hal ini jadi jauh manis anak-anak kami, Ziyad 5 berbeda. 13
  • 25. Persiapan demi Persiapan Semalaman pun Tsabita lebih meninggalkan mereka dalam banyak saya peluk dan goda rangka menjalankan syariat yang sebelum ia tidur. Si mungil yang satu ini. manis ini pun terasa kian ngangenin. Dan kereta pun telah melaju hingga melewati Wates, sendu Pagi ini saat berangkat, saya pun dan syahdu kian bertambah saat merasa bisa tegar dan seakan tak menengok ke luar gerbong, ada yang berbeda. Ziyad sang hujan put turun berderai. sulung pun sudah jauh-jauh hari Rinainya penuh rindu berulang kami informasikan mengabarkan pada bumi bersama adiknya, Taqiya, bahwa sebentuk cinta langit pada saya dan ummi nya akan pergi penduduknya. jauh meninggalkan mereka bersama Eyangnya di Solo. Dan Ah,.. untunglah ada kacamata so far, mereka mengerti dan tak Eiger nan keren ini... tak ada satu menjadi soal. Bahkan Ziyad lebih pun yang tahu kalau saya sedang memilih bermain lego-nya berlinang sendiri di sini menatapi ketimbang ikut mengantar saya satu persatu gulir air hujan yang ke stasiun. Hehe... bocah membekas di kaca jendela. petualang satu itu! Allahumma Shaiban nafii’an. Sampai di sini mata ini masih kering tanpa linangan. Namun setelah kereta api ini melaju dalam rintik hujan di luar, entah mengapa mata ini pun ikut gerimis. Dan memang kadangkala kekhawatiran yang tidak perlu itulah yang seringkali membangun rasa berat 14
  • 26. Persiapan demi Persiapan Jeddah. Hari-hari yang penuh dengan berita duka dari seluruh penjuru negeri. Bencana tak pandang bulu menegur dan menyapa bangsa ini tanpa bosan dan lelah. Tidak hanya dari ujung Timur di Papua, bahkan juga sampai ke Barat, tidak hanya di daerah terpencil-terisolir tapi bahkan juga hingga ke ibukota negara, tidak hanya di Departemen Agama atau Kementrian puncak gunung tapi juga hingga Agama RI telah menyiapkan 3 tas ke tepi pantai dan lautan. untuk masing-masing calon jamaah haji. Tas tersebut terdiri dari 1 buah Media tanpa lelah mengulang- koper besar, 1 tas jinjing dan 1 tas ngulang berita, entah antara selempang untuk menyimpan bersemangat menyebarkan passport dan tanda pengenal lainnya. informasi tervalid, ter-up to date, atau terkini serta terpercaya, toh pada akhirnya lebih dirasa lebay, repititif, dan hanya menimbulkan kepanikan-kepanikan lain. Akhir Oktober 2010 Substansi yang diberitakan hanya sedikit yang mengantarkan kita Inilah hari-hari terakhir kami di pada penyadaran sejati, karena Pontianak sebelum jadwal yang dieksploitasi hanya rasa iba, keberangkatan rombongan sedih dan muram. Tak salah, tapi jamaah haji Kloter 23 Batam tentu tidak semua pula benar. gelombang II diterbangkan ke 15
  • 27. Persiapan demi Persiapan Ada beberapa kolega dan rekan yang kaget dengan rencana keberangkatan kami ke tanah suci tahun ini. Sebagian bahkan menyayangkan karena mengingat 3 anak-anak kami tersebut masih balita semua. Alhamdulillah, semua itu justru menguatkan kami. Anak-anak sejak 6 bulan terakhir sudah kami kondisikan sedemikian rupa dengan memberikan informasi secara berulang, motivasi dan sekaligus pengertian tentang rencana kepergian kami. Kadangkala media apalagi ini. Selebihnya fokus pada televisi kini terindikasi sudah persiapan keberangkatan kami. menjadikan berita bencana ini sebagai upaya menaikkan rating Tas koper coklat besar sudah rapi dan popularitas stasiun TV-nya. dibungkus dengan tali jaring Wallahu a’lam. plastik, tidak lupa pita warna sesuai dengan rombongan dan Ah,.. sudahlah..TV kami yang regu, telah siap di ruang depan. satu-satunya, yang digantung di Selebihnya hamparan beberapa ruang tengah itu pun sudah tumpukan buku yang dibaca mulai ada suara-suara lirih secara random, lalu tas jinjing seperti desingan aneh kalau yang isinya sebagian sudah siap dinyalakan serta melelahkan tersusun di dalamnya siap di kalau terlalu lama ditatap, bawa esok hari, adalah karena harus menengadahkan pemandangan yang begitu kepada 30-40 derajat ke atas— kontras dengan 2 pekan lalu. lebih baik memang kita lupakan Biasanya hari-hari seperti ini saja. setidaknya di ruangan ini ada celoteh si Tsabita yang kenes, Kembali ke laptop! Lalu browsing atau keributan khas Abang Zee berita dari berbagai sumber, dan Kakak Qiya yang tak mau maka sudah cukup bagi saya saling mengalah sebelum mereka untuk mengkonsumsi berita pagi 16
  • 28. Persiapan demi Persiapan berdua berangkat ke sekolah Batam semalam, sementara tas masing-masing. Kini tidak ada, koper baru akan kembali ke pangkuan saat sudah tiba di Sekarang mereka sudah bisa Saudi Arabia. Belum lagi bawaan menyesuaikan dengan ritme seperti buku bagi saya adalah hal kehidupan di rumah Eyang-nya di wajib disaat-saat menanti Klaten-Solo. Rindu itu tentu ada, antrian atau tunggu di bandara namun Alhamdulillah hati ini tak hingga sampai ke maktab nanti. sempat gerimis atau mendung karenanya, kami harus bebaskan Surat wasiat untuk anak-anak dari rasa berat meninggalkan terkait dengan warisan pun mereka. sudah saya susun dan kirim ke Eyang-nya. Proposal hidup yang Alhamdulillah kalau beberapa akan saya “ajukan”kepada tahun lalu sebagian mereka pemilik hidup saya pun sudah pernah menikmati asap kabut di tersusun dengan rapi tak lupa Pontianak maka kini mereka di pula 2 lembar tulisan berisi Solo, bisa pula menikmati dari ringkasan nama-nama dan jauh hujan abu vulkanik dari harapan/doa-doa khusus dari Merapi. Subhanallah, semoga saudara, sahabat, teman mereka tumbuh menjadi anak- seperjuangan dan semua, anak yang kuat fisik dan termasuk buddy online di blog mentalnya dan Allah senantiasa pribadi, yang telah menitipkan menjaga meraka dalam doanya pun telah saya siapkan di kebaikan. tempat-tempat yang mustajab. Daftar barang-barang yang kami Tiga hari terakhir ini saya lebih bawa sudah dibuat dan tinggal di banyak membaca buku ringan cek ulang. Pembagian bawaan terkait catatan perjalan ibadah barang antara koper dan haji dari berbagai penulis. Ini handbag memang harus membuat saya mendapatkan disesuaikan dengan kebutuhan gambaran yang lebih detail kami yang masih harus transit di 17
  • 29. Persiapan demi Persiapan tentang perjalanan haji. melakukan traveling ke berbagai Sementara untuk soal belahan kota dan pulau di manasiknya Insya Allah sudah Indonesia. Bahkan sesekali ke final, jika pun ada yang masih manca negara. Namun tak satu perlu pendalaman dan pun yang mendorong saya pemantapan tentu akan ada beralasan untuk memiliki kartu banyak orang yang bisa ditanyai kredit. dan diminta sebagai nara sumber. Tak lupa saya telah buatkan mind map untuk setiap Sebagaimana sebuah perjalanan step ibadahnya. Mudah- ke luar negeri, ibadah haji juga mudahan lancar saat memerlukan rencana dan persiapan yang sangat matang. pelaksanaannya nanti. Pagi tadi setelah shubuh, Alhamdulillah saya masih bisa Padahal di zaman modern menikmati sensasi breath with sekarang ini, peran kartu kredit the wind bersama neng seli begitu terasa membantu bagi (sepeda lipat kesayangan ) para traveler dan orang yang hingga ke kantor. Lalu pulang hidup dari lounge bandara satu singgah menguras ATM untuk ke lounge bandara lain. keperluan cash flow kami selama Entahlah, mungkin dengan ATM di tanah haram nanti. atau kartu debet yang saya miliki semua persoalan keuangan Terus terang, saya adalah orang selama safar tersebut masih bisa yang masih konvensional dan diatasi. Dalam kacamata syariah mungkin sebagian menyebutnya soal kartu kredit ini pun masih naïf, karena sampai saat ini tak dalam perselisihan pendapat. satu pun kartu kredit mampir Ada yang membolehkan ada terselip di dompet. Padahal saya yang mengharamkan. Demi adalah orang yang dalam menghindari dari hal-hal yang setahun bisa berkali-kali subhat itu maka saya pun sampai 18
  • 30. Persiapan demi Persiapan saat ini tidak memiliki kartu Ingat juga pengalaman saya kredit. waktu pergi ke Jepang. Ya karena tidak ada kartu kredit, maka Namun kini ada rasa khawatir semua transaksi yang digunakan juga ketika akan melakukan safar adalah by cash. Dampaknya saya di luar negeri dalam waktu yang pun terhindar dari over budget lebih lama dan ternyata dan lebih cenderung untuk memerlukan dana yang besar berhemat. Walaupun punya dibanding dengan cash yang resiko besar atas uang saku/cash dibawah, sementara kartu ATM yang kita bawa itu pasti dalam dan kartu debet yang dimiliki jumlah yang cukup besar dan tidak bisa digunakan di sana. apabila cash yang kita bawa bermasalah (hilang atau Ahh…kalau sudah begini lebih tercecer) maka dampaknya akan baik tentu tawakal saja, mudah- fatal. mudahan semua under control dan tentu jika ada hal-hal yang membutuhkan dana besar masih Tips untuk mengatasi ini ada saudara-saudara yang bisa adalah, biasanya saya akan membantu di sana nanti. Dengan menyimpan uang tersebut di 2 begitu pun saya dilatih untuk atau lebih tempat yang berbeda. berhemat dan tentu lebih bijak Selain itu biasanya juga karena dalam mengelola keuangan perbedaan kurs mata uang yang selama safar nanti. bersifat fluktuatif, maka saya pun simpan dalam 2 bentuk. Dalam Better buying an experience bentuk uang yang banyak rather than buying a thing.  diterima di berbagai Negara prinsip penting seorang (sayangnya ia adalah: Dollar, backpacker sepertinya harus bukan Dirham atau dinnar!) dan kembali ditekankan. Apalagi ini selebihnya sudah dalam bentuk kan perjalanan ibadah, bukan mata uang yang digunakan di sebuah perjalanan wisata negara tujuan. belanja.  19
  • 31. Persiapan demi Persiapan Kini saatnya saya pejamkan mata atas apa-apa yang saya tinggal di sini. Dan saya pasrah, siap, ikhlas PERHATIAN: sebaiknya anda dan tawakal atas apa-apa yang tidak usah menukar akan Engkau “jamukan” pada uang Rupiah anda kami ya Allah... lagi di tanah air. Karena Panitia Penyelenggara Haji & Umrah dari Departemen/Kementerian Agama “Sesungguhnya ibadahku, RI telah menyiapkan uang saku atau living cost yang cukup hidup dan matiku hanya besar dengan rincian pecahan untuk-Mu.” nominal yang sangat memadai. (SAR 500, SAR 100, SAR 50, SAR 10). Pengalaman pribadi saya, ketika akan berangkat dari Pontianak, harga 1 Saudi Arabia Riyal (SAR) di Money Changer terletak pada harga Rp. 3000,- padahal saat menukarnya di Mekkah atau di Madinah dihargai pada kisaran angka Rp. 2500,- saja. 20
  • 32. Persiapan demi Persiapan Raihan - Haji Menuju Allah Labbaikallahumma Labbaika Labbaika Laa Syarikalaka Labbaika Innalhamda Wal Ni’mata Apa sejatinya yang paling Laka Wal Mulk Laa Syarikalaka sangat perlu dipersiapkan untuk Pergi haji melakukan perjalanan menuju ke Artinya menuju Allah yang Esa tanah suci? Selain uang sekarung Membawa hati dan diri yang hina Memberi hadiah kepada Allah tentu? Dan niat sekokoh karang, Berhati-hatilah menghadapNya semurni emas? Setiap hamba Pergi haji dengan segala yang baik Kawan, setelah kita sungguh- Hati yang baik akhlak yang baik sungguh berniat untuk pergi haji Harta yang halal hati yang bersih Niat yang suci amal mulia atas dasar perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Pergi haji Ilmu tentangnya mestilah ada mengikuti tuntunan Nabi Agar syarat dan rukun tepat sempurna sallallahu ‘alaihi wasallam, demi Sah dan batalnya dapat dijaga Agar amalan hajinya tidak sia-sia mengharapkan Ridho Allah semata, maka yang harus kita Tata tertib dan akhlak kenalah jaga Buatlah dengan tenang serta tawadu’ persiapkan adalah: Sabar dan tolak ansur mestilah ada Jangan berkasar merempuh manusia 1. Personal Behavior. Tanah haram jagalah pantang Persiapan mental dengan larangnya membiasakan diri pada tindak- Pergi haji bukannya masa untuk membeli belah tanduk seorang muslim sejati. Beringatlah betulkanlah niat kita Biasakanlah untuk bertindak, Moga-moga haji kita diterima berprilaku dan bersikap sesuai Jagalah pantang larang-Nya dengan koridor agama. Menjauh Yang boleh rusakkan hati Jauhkan maksiat dan yang sia-sia dari segala bentuk kemaksiatan Takutkan Allah yang Esa semaksimal mungkin. Hal ini Ingat selalu padaNya Agar kita senantiasa memiliki jiwa penting agar kita bisa melakukan hamba pengkondisian hati selama pelaksanaan ibadah haji dan 21
  • 33. Persiapan demi Persiapan hingga setelahnya. Susullah setiap kesalahan, kekhilafan dan dosa dengan istighfar dan taubat serta amal kebaikan lainnya. One who performs hajj without having marital relations or committing any sin returns from hajj as pure as he was on the day he was born. [Bukhari & Muslim: 1891:1350] Sikap mental yang perlu terus dibina: a. Peliharalah sikap dan prilaku positif pada setiap kondisi dan situasi, kepada siapa pun dan di mana pun. b. Selalu ucapkan “Alhamdulillah” pada setiap kondisi; apakah baik atau buruk. Jadikanlah dua kendaraan yaitu syukur dan sabar sebagai tunggangan yang terbaik dalam setiap saat. c. Renungilah setiap kondisi buruk dengan kemungkinan- kemungkinan kondisi yang lebih buruk sehingga hati dan fisik kita lebih siap untuk menerima segala kondisi yang terjadi. d. Perbanyak dzikir dan istighfar agar bisa selalu menjaga dan menghadirkan hati pada ruang-ruang kebaikan. e. Biasakan diri pada kondisi tidak nyaman saat ditengah- tengah kerumunan orang atau antrian panjang. 2. Kesehatan dan Kesiapan Fisik. Ibadah haji memang sangat bertumpu pada kekuatan fisik. Thawaf, sai, wuquf di arafah, hingga melempar jumrah di Mina, semua membutuhkan stamina dan tenaga serta kondisi tubuh yang prima. Dalam perjalanan menunaikan ibadah haji, kita setidaknya akan mengalami ujian fisik atas 3 kondisi: 1. Jetlag akibat perjalanan jauh, 8 jam dalam perjalanan dengan pesawat udara. Mengalami perbedaan waktu 22
  • 34. Persiapan demi Persiapan akan menyebabkan perubahan dan penyesuaian jam-jam biologis tubuh. 2. Perbedaan iklim dan cuaca yang ekstrim. Udara di Arab Saudi lebih kering dengan kelembaban udara yang sangat berbeda dengan di tanah air yang basah dan lembab. Sementara itu saat-saat musim panas, suhu udara bisa begitu ekstrim jauh lebih panas dari suhu rata-rata tertinggi di Indonesia. Rentan mengalami dehidrasi, gangguan pernapasan, dll. 3. Pelaksanaan ibadah umrah dan haji kita sepakati tentu memerlukan fisik yang prima, berjalan, lari-lari kecil, tidur di tenda, bahkan di alam terbuka, dan belum lagi konsekuensi berdesak-desakan, mengantri dan menunggu. Jika tidak mampu disikapi dengan baik justru akan menimbulkan kelelahan fisik dan mental yang berikutnya akan menyebabkan kondisi tubuh menjadi lemah. Jet lag (juga dieja jetlag atau jet-lag) adalah sebuah kondisi psikologis akibat perubahan ritme circadian. Perubahan tersebut disebabkan oleh kerja shift, perjalanan melewati meridian, atau panjangnya hari yang berubah. Kondisi ini dipercayai sebagai akibat dari terganggunya putaran terang/gelap yang mengubah periode ritme circadian tubuh. Dia dapat diperburuk oleh faktor lingkungan. [Wikipedia] Gambar berikut menunjukkan pola dan siklus iklim di tanah suci, jamaah haji hendaknya mempersiapkan diri sesuai dengan kondisi dan situasi iklim yang sedang berlangsung (sumber: www.weather2travel.com) 23
  • 36. Persiapan demi Persiapan Ada beberapa tips yang bisa dilakukan dalam rangka mempersiapkan fisik dan jasmani kita sebelum berangkat ke tanah suci: Makanlah makanan yang halal dan thoyib Jangan makan berlebihan Olah raga teratur sesuai kemampuan Perbanyak aktivitas jalan kaki Biasakan dengan aktivitas yang mudah terkena paparan panas sinar matahari secukupnya, terutama jika berangkat haji di musim panas. Hal ini agar tubuh mudah menyesuaikan dengan temperature udara yang ekstrim 3. Perlengkapan. Pergi haji memang merupakan seni traveling yang unik, beda dan special. Barang yang dibawa diharapkan lengkap, praktis dan benar-benar berguna. 4. Bekal Hidup. Selama tinggal di tanah suci kita tetap membutuhkan uang sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan harian kita. Bawalah bekal uang secukupnya. Simpan dalam beberapa bentuk dan tempat. Siapkan ATM bank yang memiliki jaringan hingga ke tanah suci seperti:VISA atau mastercard. 5. Pemahaman Ilmu Hal ini penting untuk senantiasa ditanamkan dalam benak setiap calon jamaah haji. 25
  • 37. Persiapan demi Persiapan --apa yang Rasulullah katakan, laksanakan dan tidak laksanakan dalam rituah ibadah umrah dan haji?— Maka persiapan ilmu dalam melaksanakan ibadah umrah dan haji ini begitu penting dan harus mantap. Bertaburannya Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) tentu menjadi salah satu alternatif solusi. Sayangnya hal ini justru kemudian meninabobokan calon jamaah haji. Banyak dari mereka kemudian terbuai dengan kata-kata manis para pembimbing haji, “Ibu-Ibu dan Bapak- bapak tidak usah khawatir dan payah-payah menghapal doa- doa karena nanti di sana akan dibimbing oleh petugas dari kami.” Akhirnya mereka sangat bergantung dengan para pembimbing ini. Pada kenyataannya di lapangan pembimbing haji tak selamanya bisa diandalkan. Banyak kegiatan ibadah yang akhirnya dilakukan oleh jamaah secara mandiri. Saat thawaf misalnya, jamaah akan sulit tetap berada dalam kelompok yang berjumlah besar. Selain pada beberapa kasus sebenarnya hal ini sepatutnya dihindari. Nanti saya akan ceritakan di bagian selanjutnya dalam buku ini. Nah, ketika jamaah tercerai-berai dari kelompok bimbingannya, maka jika tanpa ada persiapan matang dan pemahaman yang memadai, dapat dipastikan jamaah menjadi kebingungan dalam menyelesaikan rangkaian ibadahnya. 26
  • 38. Persiapan demi Persiapan Tak sedikit yang kemudian belum selesai sa’i sudah kembali ke pemondokan, atau ada juga yang kelupaan untuk melakukan tahalul selepas sa’i. Langsung melepas kain ihramnya dan berganti pakaian biasa dan seterusnya. Maka alangkah baiknya jika calon jamaah haji bisa mempersiapkan bekal pemahaman dan ilmu tentang manasik haji ini dengan sebaik-baiknya dan mampu melaksanakan seluruh rangkaian ritual ibadah haji dan umrah secara mandiri. Karena dengan pemahaman yang memadai maka kita bisa lebih menikmati perjalanan ibadah kita. Jangan terbebani dengan harus menghafal sederet doa-doa khusus untuk setiap rangkaian kegiatan ibadah. Hafalkan yang bisa dihafal dan sisanya cukup dibaca saja dari buku doa yang dibagikan Depag sebagai bagian dari kelengkapan. Jika lafal arabnya tidak bisa dihafal cukup hafal dan pahamkan terjemaahannya saja, tidak ada masalah. Dan tidak ada salahnya jika berdoa dengan doa khusus gubahan sendiri misalnya. Prinsip kebersamaan dan kemandirian memang menjadi hal utama yang harus senantiasa diingat. Kebersamaan maksudnya adalah senantiasa bisa saling berbagi dan menjaga fasilitas umum milik bersama yang disediakan oleh pemerintah Indonesia, maktab maupun pemerintah Saudi Arabia dalam rangka melayani kebutuhan jamaah haji. Sementara kemandirian yang dimaksud adalah bahwa setiap jamaah haji mampu melaksanakan seluruh ritual dan rangkaian kegiatan ibadah secara mandiri dan pula mampu mengelola diri dalam rangka memenuhi seluruh agenda ibadah maupun lainnya selama di tanah suci secara baik. 27
  • 39. Persiapan demi Persiapan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Musim haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niat dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya, berbekallah, dan sesungguhnya sebaik- baiknya bekal adalah takwa, dan bertakwalah kepada-Ku, Hai orang-orang yang berakal (Q.S 2:197) 28
  • 40. Persiapan demi Persiapan Daftar Bawaan Sepekan sebelum keberangkatan, kami mulai menyusun dan merapikan barang-barang yang akan di bawa. Daftar bawaan telah dibuat sebagai panduan dan catatan penanda. Berburu perlengkapan haji baru kami lakukan di pekan-pekan terakhir sebelum keberangkatan. Bersamaan perasaan harap- harap cemas yang membuncah, mirip anak SD yang akan mengikuti perjalanan dharma wisatanya yang pertama—saya lalui hari-hari terakhir di Pontianak sebelum keberangkatan dengan sejuta rasa. Rasa rindu pada anak-anak sudah terpendam rapi dalam gundukan hati yang tanahnya selalu basah diguyur air hujan tawakal. Sementara itu bayang-bayang tentang tanah suci dan segenap ritual dan keriuhannya makin kuat memenuhi benak. Informasi-informasi terkait tanah suci banyak saya kumpulkan dari berbagai buku panduan haji dan artikel dari berbagai sumber di dunia maya. Sejauh ini “mbah Google” cukup membantu. Hehe.. Barang-barang yang sudah disiapkan, kemudian kami simpan dalam 2 tas yang telah dibagikan oleh Depag. Satu koper besar dan satu lagi tas jinjing. Prinsip barang bawaan bagi jamaah haji adalah: lengkap, artinya dapat memenuhi hampir semua kebutuhan selama bermukim di tanah suci baik untuk keperluan sehari-hari, sampai dengan keperluan khusus ibadah. Praktis, artinya berfungsi pada banyak keperluan/fungsi ganda, mudah di bawa, relatif ringan, dan mudah digunakan. 29
  • 41. Persiapan demi Persiapan Terlalu banyak membawa pakaian justru mubazir dan merepotkan Pastikan barang-barang yang dibawa adalah benar-benar dibutuhkan dan bermanfaat di tanah suci. Pikirkan kembali barang-barang sekunder yang sebenarnya bisa dan mudah ditemukan di tanah suci. Apakah perlu dibawa atau tidak? Pilihlah pakaian yang sesuai dengan musim dan iklim di tanah suci. Pilih pula pakaian yang multifungsi bisa untuk segala macam aktivitas. Usah pikirkan soal paduan warna dan lain- lain. Yang penting sopan, sesuai syariat, dan nyaman. Ingat kita pergi untuk beribadah bukan untuk fashion show..  Pilihlah warna pakaian yang netral dan tidak mencolok pandangan. Lebih utama warna netral seperti hitam, coklat atau putih. Berikut ini hal-hal yang patut dipertimbangkan untuk dibawa: Tas praktis untuk membawa dan membungkus sepatu- sendal (shoe bag) Stone bag atau kantong tempat menyimpan batu untuk melempar jumrah Buku catatan kecil dan kartu nama (berisi e-mail address dll) Bantal leher (a blow-up travelling neck-pillow), sangat bermanfaat saat beristirahat di atas pesawat dan atau bis 30
  • 42. Persiapan demi Persiapan Bagaimana dengan walimatushafar? Kebetulan kami tinggal di kompleks perumahan yang didominasi oleh keluarga-keluarga muda yang cukup sibuk dan diselingi beberapa rumah kost yang ditempati mahasiswa yang berganti-ganti dengan segala kesibukan kampusnya, membuat interaksi kami memang kurang intensif. Begitulah tinggal di daerah pemukiman kota. Terasa ada jarak memang. Saling sapa dan tegur hanya ketika saling berpapasan di jalan kompleks, atau bertemu secara insidensial saat rapat RT. Kami sebenarnya berencana ingin mengundang tetangga untuk menghadiri syukuran dan pamitan di rumah dengan diisi ceramah dan nasehat dari ustadz. Sekalian menghidupkan pengajian di kompleks kami. Namun karena ketiadaan sumber daya yang memadai, termasuk kesibukan kantor yang harus saya jalani menjelang keberangkatan saya, maka kami putuskan untuk meniadakan acara selamatan khusus di rumah terkait dengan keberangkatan kami ke tanah suci tersebut. Sebagai gantinya— tentu dengan tanpa mengurangi rasa hormat dan takzim kami memutuskan untuk mengantar makanan ala kadarnya dengan diselipkan selembaran surat pamitan kepada tetangga-tetangga di sekitar rumah. Terus terang, kami memang agak alergi dengan publisitas terkait dengan keberangkatan kami ini. Pamitan dalam unit kerja dan kolega di kantor pun lebih banyak menggunakan email. Juga kepada teman-teman kolega di luar kantor pun kami perlakukan hal yang sama. Kadang cukup sms permintaan maaf dan permohonan doa agar kami dapat melakukan perjalanan ibadah kali ini dengan sebaik-baiknya. 31
  • 43. Persiapan demi Persiapan Sementara itu surat wasiat dan beberapa catatan-catatan muamalat saya gandakan pada beberapa lokasi penyimpanan. Ada pula yang saya kirimkan kepada orang tua di Klaten. Sertifikat, piagam, HD portable, file-file dan dokumen-dokumen penting lainnya saya simpan dalam kotak kontainer plastik besar dan menyimpannya di bawah meja kerja di kantor. Alhamdulillah, kantor tempat saya bekerja relatif lebih aman karena dijaga 24 jam oleh security dengan system pengamanan berlapis. Beginilah untungnya bekerja di kantor yang memiliki instalasi vital yang menyangkut hidup orang banyak, jadi mendapatkan penjagaan dan pengamanan ekstra.  Aman deh… Tips Jika dokumen-dokumen penting anda tidak bisa disimpan di kantor atau tempat aman lainnya, anda bisa juga menyimpannya di “safe deposit box” yang disediakan oleh lembaga keuangan resmi seperti Bank. 32
  • 44. mushaf Al Quran kain ihram tali pinggang kebutuhan ibadah manset baju ihram kaos kaki wudhu jilbab/kerudung masker perlengkapan ibadah tambahan sprayer air sajadah pakaian untuk ibadah, aktivitas luar pakaian di asrama/pemondokan, pakaian tidur baju harian pakaian dalam topi pakaian Handphone tutup kepala Barang Bawaan payung alas kaki gadget camera digital kacamata gelas notebook tempat air food store kebutuhan harian makan kelengkapan pribadi sleeping bag sendok-garpu alas tidur saat ARMINA minuman instant dalam kemasan makanan pendukung alat-alat mandi abon/kering tempe/dll Toiletries dipakai setiap hari, handuk tali bersifat umum dipakai untuk kebutuhan yang creamer/lotion pelembab bersifat pribadi, bisa lakban sun-block berbeda-beda sesuai dengan gunting kebutuhan suplemen medical and drugs multi-vitamin alat pendukung cutter lips balm paku obat-obatan lain dll
  • 45. Persiapan demi Persiapan SURAT WASIAT Assalaamu'alaykum Ba'da Tahmid dan sholawat Kepada anak-anakku: Ziyad, Taqiya dan Tsabita yang Sholeh- sholehah-- atas alasan perjalanan jauh ke Baitullah yang mungkin bisa jadi menjadi sebab perpisahan untuk selamanya--maka tulisan ini semoga bisa mendelegasikan hal-hal terkait harta benda kami yang kelak akan kami warisi kepada kalian. Tulisan ini juga menjadi bagian dari beberapa tulisan termasuk proposal hidup yang Abu tulis sebagai sebuah doa dan harapan tentang perjalanan hidup yang sementara ini, untuk meraih bahagia di dunia dan akhirat. Semoga ananda semua bisa melaksanakan dengan sebaik- baiknya amanah kehidupan ini. Kepada Eyang-Uti Eyang Akung--Ibunda Kunti dan Ayahanda Ghufron, semoga uraian ini bisa menjadi panduan untuk bisa menyampaikan, melanjutkan dan menyelesaikan amanah-amanah kami jika memang Allah Subhanahu wa Ta’ala berkehendak lain atas perjalanan ini. Untuk urusan bagaimana warisan ini dibagi kepada ahlinya, sepenuhnya kami putuskan dengan merujuk kepada Al Quran dan Sunnah, sebagaimana dituangkan detail oleh para ulama sebagai bagian dari ilmu faraid. Karena apa-apa yang telah diatur dalam syariat Islam ini semata-mata adalah untuk kebaikan dan keadilan bagi semua—sebagai bukti ketinggian dan kemuliaan dien-Nya... Untuk bagaimana teknis pembagian warisan kepada anak-anak kami seluruhnya akan diserahkan kepada kedua orang tua; eyang akung dan eyang uti dengan merujuk aturan syariah tersebut di atas. Adapun dalam surat ini, saya hanya akan menginventarisasi jumlah kekayaan bersih (net worth)= aktiva(asset)-passiva(utang). Selain itu tentu beberapa hal lain yang menjadi penting untuk ditindaklanjuti. 34
  • 46. Persiapan demi Persiapan ….. Demikian Ananda semua (Ziyad, Taqiya dan Tsabita), melalui Eyang kalian kami titipkan kembali harta-harta ini. Jauh tak sebanding tentu dibanding dengan iman dan aqidah kalian kepada Allah Azza wa Jalla yang harus terus terpatri dengan baik melebihi kualitas abu dan ummi kalian yang masih banyak kekurangan ini. Untuk utang yang melibatkan lembaga keuangan resmi (Bank) pada akhirnya akan diperhitungkan kembali jika terjadi hal-hal yang menyebabkan kami tidak bisa melunasinya lagi (misal disebabkan oleh kematian/kehilangan nyawa) karena tentu pada akad perjanjiannya terdapat asuransi dan pertanggungan lain Selain itu nilai total hutang tersebut pun bisa ditutupi dari nilai pertanggungan jiwa dari asuransi xxxx Syariah a.n. Rifki Sya’bani yang tertuang dalam daftar asset di atas. Selain itu dari kantor sudah barang tentu akan mendapatkan santunan kematian dan akumulasi Jamsostek dan lain-lain yang telah diatur oleh perusahaan. Semoga jika lah ternyata Allah berkehendak lain atas perjalanan ini—menyebabkan kami tak lagi dapat berkumpul lagi di dunia ini; membersamai kalian bertiga lagi, semoga bekal harta ini menjadi bukti bahwa abu-mu ini tidak meninggalkan kalian dalam kondisi lemah harta. Insya Allah. Semoga Allah Subhana wa Ta’ala masih memperkenankan kita bisa kembali bersua dan membersamai hidup hingga jauh masa di depan. Amiin. Kepada Ibunda dan Bapanda, mohon surat yang berisi rincian harta ini dipegang dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Surat wasiat ini pun sudah kami buat rangkap dalam bentuk digital dan kami persaksikan kepada 2 orang minimal sebagai saksi yaitu: ….. Adapun harta yang berharga lain yang masih kami tinggal dalam rumah adalah koleksi buku-buku dan majalah-majalah yang jumlah totalnya mencapai lebih dari 350 buah dengan berbagai judul, genre, dan tema. Tersimpan dan tersusun dalam 2 rak buku besar dan 2 rak buku kecil. Kami berharap buku-buku itu kelak bisa 35
  • 47. Persiapan demi Persiapan menjadi jendela kehidupan, pintu ilmu pengetahuan, pelipur hati dan mencerahkan jiwa bagi ananda semua. Jika ternyata Abu tidak lagi bisa kembali dan berjumpa dengan kalian bertiga, jadikanlah kelak, buku-buku itu adalah sebuah perpustakaan umum yang bisa diakses secara bertanggung jawab oleh banyak orang untuk bisa diambil kemanfaatannya. Atas usia kalian yang masih dini, tentu tak cukup banyak bisa mengenal kami sebagai orang tua, cukuplah dalam HD portable dan dalam Laptop xxxx yang kami titip dan simpan di kantor sebagai citra kenangan atas kami. Tersimpan berfolder-folder foto-foto kebersamaan kita, puluhan tulisan pribadi dan koleksi e-book dan kajian-kajian yang bisa diambil manfaatnya kelak. Insya Allah. Demikian tulisan ini sebagai upaya dan ikhtiar berjaga-jaga jika takdir Allah berkehendak lain atas harapan bersua kembali pada Desember 2010 nanti. Pontianak, 29 Oktober 2010 Cuplikan surat wasiat di atas adalah salah satu cara kami mempersiapkan diri atas segala kemungkinan yang bisa terjadi. Kadangkala membacanya tak kurang membuat hati saya pun gerimis. Surat wasiat di atas memang lebih banyak merinci soal daftar kekayaan yang kami miliki. Rumusan sederhana yang kami gunakan adalah: kekayaan bersih (net worth)= aktiva(asset)- passiva(utang) Mengapa surat wasiat dan daftar kekayaan ini penting untuk kita jabarkan kepada ahli waris saat kita meninggalkan mereka untuk 36
  • 48. Persiapan demi Persiapan menunaikan ibadah haji? Hal ini semata-mata untuk memberikan ketenangan kepada kita bahwa segala pertinggalan hak dan kewajiban kita dalam bermuamalat ada jaminan untuk ditunaikan secara baik sepeninggalan kita jika ternyata Allah berkehendak lain atas perjalanan spiritual ini. Perjalanan haji ini akhirnya memang menyadarkan saya untuk membiasakan lebih rinci terhadap daftar kekayaan ini. Bukan sekedar untuk mengukur capaian tapi lebih pada cara kita memandang harta ini sebagai bentuk amanah yang kelak harus dipertanggungjawabkan. Selain itu pun saya bisa mengukur sejauh mana telah mempersiapkan generasi sepeninggalan saya—anak-anak kami itu, adalah generasi yang memiliki kekuatan materi yang menyebabkan mereka kelak bisa berdiri tegak di atas izzah tanpa harus menjadi peminta-minta. Setelah dilandasi dengan niat yang baik dan benar, lalu pastikan bahwa biaya haji ini berasal dari sumber yang halal, tidak mengandung subhat atau harta haram. Maka selanjutnya adalah penuhilah Hak-hak Allah, lalu yang tidak kalah penting: PENUHI HAK-HAK DENGAN MANUSIA; termasuk soal hutang-piutang dan akad-akad muamalat lainnya. 37