Teks tersebut membahas pengajaran mikro, yaitu metode pelatihan bagi guru dan calon guru untuk meningkatkan keterampilan mengajar melalui praktik mengajar dalam skala kecil. Pengajaran mikro memberikan kesempatan untuk berlatih keterampilan dasar mengajar seperti membuka pelajaran, memberi motivasi, bertanya, dan menerangkan pelajaran. Tujuannya adalah mempersiapkan guru dan calon guru menjadi lebih prof
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
Pengajaran mikro
1. PENGAJARAN MIKRO (MICROTEACHING)
Sumber gambar: http://www.niu.edu/spectrum/images/articles/microteaching.jpg
Pengertian
Mengapa harus menunggu umpan
balik dari peserta didik untuk menilai
praktik mengajar kita? Mengapa kita
tidak bersiap-siap sebelum memulai
periode mengajar? Pengajaran mikro
adalah jawabannya. Pengajaran mikro
memberikan kesempatan bagi staf
pengajar dan asisten pengajar untuk
meningkatkan praktik pengajaran mereka
melalui model "mengajar, kritik,
mengajar lagi". Pengajaran mikro adalah
kegiatan berharga bagi pendidik yang
berpengalaman dan calon pendidik untuk mengasah praktik pengajaran mereka. Hal
ini sering digunakan dalam pelayanan program pelatihan pendidik untuk memberikan
pengalaman tambahan sebelum atau selama pengalaman klinis.
Pengajaran Mikro (micro teaching) adalah “A system of controlled practice
that makes it possible to concentrate on specific teaching behavior and to practice
teaching under controlled condition" (Allen and Eve, 1968). Suatu sistem praktik
terkendali yang memungkinkan pendidik dan calon pendidik untuk berkonsentrasi
pada perilaku mengajar khusus dan praktik mengajar di bawah kondisi yang
terkontrol.
Pengajaran Mikro (micro teaching) merupakan suatu kegiatan mengajar yang
dilakukan dengan cara menyederhanakan atau mempersempit ruang lingkup
mengajar. Segala aspek dan unsur disederhanakan atau dikecilkan baik jumlah murid
(kolega), waktu, materi ajar, media, dan keterampilan yang dilatihkan. Dengan
penyederhanaan itu akan dapat dilihat dan diketahui kelemahan dan kekuatan guru
atau calon guru secara akurat dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
Pengajaran mikro merupakan praktik mengajar terorganisasi untuk
memberikan kepercayaan diri, dukungan, dan umpan balik kepada guru dengan
memberikan kesempatan kepada mereka untuk mencoba melaksanakan pembelajaran
singkat yang mereka rencanakan di depan teman-teman mereka sendiri. Idealnya,
pengajaran sesi mikro dilaksanakan sebelum hari pertama kelas dimulai dan direkam
dengan video untuk diulas secara individu oleh teman-teman dan seorang
pembimbing atau konsultan. Pengajaran mikro merupakan cara yang cepat, efisien,
dan menyenangkan untuk membantu guru mendapatkan permulaan yang kuat dalam
tugas sebagai guru. Pengajaran mikro bukan hanya bagi calon guru atau mahasiswa
kependidikan yang sedang berlatih menjadi guru, tetapi juga seharunys bagi guru-guru
yang akan memulai tugas awal semester.
Pengajaran mikro dapat diartikan sebagai pengajaran dalam skala kecil yang
dirancang untuk mengembangkan ketrampilan baru dan tertentu dan memperbaiki
ketrampilan yang lama. Dalam pengajaran mikro, komponen-komponen
pembelajaran dapat diisolasi sehingga guru dan calon guru dapat lebih terfokus pada
keterampilan mengajar yang dipraktikkan. Dengan demikian, pengajaran mikro,
2. sesungguhnya, adalah pengajaran yang disederhanakan. Ruang lingkup situasi
pengajaran dikurangi, tugas guru dipermudah, materi pelajaran diperpendek, dan
jumlah siswa (peserta) diperkecil.
Kegiatan pengajaran mikro sangat vital bagi guru dan calon guru karena
kegiatan ini akan memberikan pengalaman tentang penggunaan teknik-teknik dasar
mengajar. Untuk mendapatkan status sebagai guru profesional, setiap guru dan calon
guru perlu berlatih dalam bentuk pengajaran mikro. Dapat dikatakan bahwa kegiatan
pengajaran mikro merupakan pendidikan profesi bagi calon guru. Bahkan, proses
sertifikasi guru, terutama yang tidak lulus dalam penilaian portofolio, diwajibkan
mengikuti pelatihan dalam bentuk pengajaran mikro.
Dasar pemikiran perlunya pengajaran mikro adalah bahwa sebagai
profesional, guru harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang filosofi,
konsep dasar, dan keterampilan dasar keguruan. Oleh karena pembelajaran
merupakan suatu proses yang melibatkan banyak aspek dan unsur, kemampuan
menciptakan pembelajaran yang kreatif dan bermakna sangat diperlukan. Di samping
itu, teori-teori pembelajaran yang diperoleh mahasisawa selama perkuliahan tidak
otomatis dapat berperan dengan tepat di dalam realitas ruang kelas apabila tidak
dilatihkan secara praktis, parsial, bertahap, dan berulang. Hal itu disebabkan oleh
kompleksnya persoalan dalam melaksanakan pembelajaran.
Pengajaran mikro telah dipraktikkan secara luas dalam latihan keguruan di
seluruh dunia sejak diperkenalkan di Stanford University oleh Dwight W. Allen,
Robert Bush dan Kim Romney pada tahun 1950-an. Beberapa asumsi yang
mendasari perlunya pengajaran mikro adalah sebagai berikut.
1. Terdapat anggapan bahwa guru ideal itu dilahirkan, bukan diajarkan. Namun
perkembangan teknologi memungkinkan untuk melatih seseorang menjadi
guru yang profesional.
2. Keberhasilan seseorang menguasai hal-hal yang lebih kompleks ditentukan
oleh keberhasilannya menguasai hal-hal yang lebih sederhana sifatnya. Oleh
sebab itu, dengan menguasai berbagai ketrampilan dasar mengajar maka
secara berangsur-angsur seseorang yang berminat menjadi guru dapat
menguasai semua keterampilan mengajar secara kompleks.
3. Dalam situasi latihan yang sederhana, perhatian dapat lebih difokuskan
sepenuhnya kepada pembinaan ketrampilan tertentu yang merupakan
komponen kegiatan mengajar.
4. Dengan latihan-latihan terbatas, guru dan calon guru lebih mudah mengontrol
perilakunya yang nanti akan dilaksanakan sepenuhnya dalam mengajar yang
sesungguhnya.
5. Melalui latihan yang sederhana, tingkat pengontrolan dapat lebih tinggi,
objektif, dan sistematis dibandingkan pengontrolan pembelajaran secara utuh.
Fasilitator dan konsultan dapat mencatat dengan teliti apa yang dilakukan
guru dan calon guru. Dengan demikian, umpan balik juga dapat diberikan
lebih terarah dan terfokus dan perbaikan pada latihan berikutnya lebih mudah
dipraktikkan.
Ciri-ciri Pengajaran Mikro
Berdasarkan asumsi dasar dan pengertian pengajaran mikro tersebut, maka
dapat dikemukakan karakteristik pengajaran mikro sebagai berikut.
3. 1. Komponen (keterampilan dasar) mengajar yang dikembangkan terbatas.
2. Latihan terpusat pada keterampilan mengajar.
3. Mempergunakan informasi dan pengetahuan tentang belajar mengajar untuk
umpan balik terhadap kemampuan guru atau calon guru.
4. Pengontrolan secara ketat terhadap lingkungan latihan yang diselenggarakan
dalam laboratorium pengajaran mikro.
5. Pengadaan low-threat-situation untuk memudahkan guru dan calon guru
melaksanakan keterampilan mengajar.
6. Penyediaan low-risk-situation yang memungkinkan partisipasi aktif dalam
pengajaran.
7. Penyediaan kesempatan latihan ulang dan pengaturan distribusi latihan dalam
jangka waktu tertentu.
8. Dilaksanakan dalam skala kecil berkaitan dengan ruang lingkup materi
pelajaran, waktu (10—15 menit), jumlah siswa (10—15 orang), dan jumlah
ketrampilannya.
9. Dimaknai sebagai bagian dari ketrampilan mengajar yang kompleks akan
dipelajari secara lebih mendalam dan teliti bagian demi bagian.
10. Dilaksanakan dalam situasi realitas, yaitu guru dan calon guru harus membuat
persiapan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah dibuat, mengelola kelas dan menyiapkan perangkat
pembelajaran lainnya yang dapat mendukung proses belajar dan mengajar.
11. Tidak dimaknai sebagai simulasi, yaitu pembelajaran dilaksanakan
sebagaimana mestinya, meskipun di depan teman sejawat. Teman tidak
diperlakukan sebagaimana teman, tetapi sebagai siswa.
12. Direkam agar dapat dijadikan bahan diskusi antarteman untuk keperluan
perbaikan.
Tujuan Pengajaran Mikro
Pengajaran mikro bertujuan membekali guru dan calon ketrampilan dasar
mengajar. Bagi calon guru, kegiatan ini akan memberi pengalaman mengajar yang
nyata dan latihan sejumlah ketrampilan dasar mengajar secara terpisah, memahami
kapan dan bagaimana menerapkannya dalam program pembelajaran. Bagi guru,
kegiatan ini dapat meningkatkan ketrampilan dasar mengajarnya sebelum mereka
melaksanakan tugas sehari-hari.
Pengajaran mikro mempersiapkan guru atau calon guru menghadapi
pekerjaan mengajar sesungguhnya di ruang kelas agar memiliki pengetahuan,
keterampilan, kecakapan dan sikap sebagai guru yang profesional.
Secara lebih terperinci, pengajaran mikro bertujuan, antara lain, sebagai
berikut.
1. Menganalisis tingkah laku mengajar teman sejawat dan dirinya sendiri.
2. Mempraktikkan berbagai teknik mengajar dengan benar dan tepat.
3. Mewujudkan situasi belajar-mengajar yang efektif dan efisien.
4. Memperbaiki keterampilan dasar mengajar dalam waktu singkat.
5. Menanamkan rasa percaya diri dan sikap terbuka terhadap kritik.
6. Mengembangkan sikap kritis dalam melihat persoalan-persoalan di kelas.
4. 7. Menanamkan kesadaran akan kegunaan ketrampilan mengajar dan
komponen-komponenya.
8. Mengenal kelemahan-kelemahan dan keliruan-keliruan dalam penampilan
ketrampilan mengajar dan cara-cara memperbaikinya.
9. Memberi kesempatan untuk melihat dan mendengar dirinya sendiri.
10. Memberi kesempatan untuk mengikuti kembali kritik dan saran tentang
praktik mengajar mikro berulangkali.
11. Memberi kemungkinan untuk membuat model mengajar.
12. Memberi kesempatan pendekatan analistis tentang ketrampilan dan strategi
mengajar.
Fungsi Pengajaran Mikro
Pengajaran Mikro dapat digunakan baik bagi pre service (pendidikan calon
guru) maupun in service teachers (guru yang telah bertugas). Bagi calon guru,
pengajaran mikro dapat berfungsi sebagai persiapan sebelum benar-benar mengajar
di depan kelas dan usaha perbaikan penampilan calon guru. Bagi guru yang telah
bertugas, pengajaran mikro berfungsi sebagai upaya untuk (1) meningkatkan
kemampuan guru mengajar rutin, supaya menemukan dan mengetahui kelemahan-kelemahannya
sendiri dan berusaha memperbaikinya. (2) meningkatkan kemampuan
supervisor supaya ia tahu apakah bimbingan, nasihat dan saran-sarannya benar-benar
efektif dalam membantu peningkatan guru-gurunya. (3) mengujicobakan metode
baru, sebelum metode itu dilaksanakan dalam pembelajaran yang sebenarnya.
Materi Pengajaran Mikro
Materi kegiatan pengajaran mikro adalah sejumlah keterampilan mengajar
yang akan dilatihkan kepada calon guru atau guru. Paling kurang ada 10
keterampilan khusus yang dapat dilatihkan dalam pengajaran mikro yang secara
keseluruhan merupakan keterampilan mengajar seorang guru profesional, yaitu
keterampilan (1) membuka pelajaran, (2) memberi motivasi, (3) bertanya, (4)
menerangkan, (5) mendayagunakan media, (6) menggunakan metode yang tepat; (7)
mengadakan interaksi, (8) menggunakan reaksi verbal dan non verbal, (9) menjajaki
dan menilai, dan (10) menutup pelajaran.
1. Keterampilan membuka pelajaran meliputi kegiatan sebagai berikut.
a. memperhatikan sikap dan menyiapkan tempat duduk siswa;
b. memulai pelajaran setelah terlihat bahwa siswa siap belajar;
c. mengenalkan pelajaran secara menarik;
d. mengenalkan pokok pelajaran dengan menghubungkan pengetahuan dan
pengalaman yang sudah diketahui oleh siswa (apersepsi);
e. menghubungkan antara pendahuluan dengan inti pelajaran agar tampak
jelas dan logis.
2. Keterampilan memberi motivasi/penguatan meliputi kegiatan berikut.
a. mengucapkan kata-kata yang memberikan dorongan untuk belajar lebih
giat atau semacam kata-kata penguatan seperti “Baik!”, “Bagus!”, “Ya”,
apabila siswa mengajukan atau menjawab pertanyaan;
b. menampilkan sikap-sikap non verbal positif pada saat menanggapi
pertanyaan/ jawaban siswa;
5. c. memuji dan memberi dorongan dengan senyum dan atau anggukan atas
partisipasi siswa;
d. menuntun siswa agar memberikan jawaban secara santun dan benar;
e. mengarahkan dan memancing siswa agar memberikan jawaban yang
benar.
3. Keterampilan bertanya meliputi kegiatankegiatan sebagai berikut.
a. mengajukan pertanyaan secara jelas sehingga siswa mengerti apa yang
diminta;
b. mengajukan pertanyaan secara jelas berkaitan dengan masalah;
c. mengajukan pertanyaan ke seluruh kelas, kemudian baru menunjuk siapa
yang diharapkan menjawab;
d. menggunakan teknik “tunggu” dalam mengajukan pertanyaan;
e. mengajukan pertanyaan tidak hanya untuk satu dua orang siswa tetapi
untuk keseluruhan siswa (setiap siswa mendapat pertanyaan) secara
merata;
f. menunjuk siswa dengan cara tertentu agar mereka semua siap dengan
pertanyaan itu.
4. Keterampilan menerangkan pelajaran meliputi kegiatan berikut ini.
a. menerangkan pelajaran secara terfokus pada inti pelajaran;
b. menerangkan pelajaran secara menarik (perhatian siswa);
c. menerangkan pelajaran dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa;
d. menggunakan contoh, ilustrasi, analogi, dan semacamnya untuk menarik
perhatian siswa;
e. memperhatikan respon siswa dengan sungguh-sungguh berupa
pertanyaan, reaksi, usul, dan sebagainya;
f. menjelaskan materi atas respon siswa dengan jelas sehingga mudah
dipahami.
5. Keterampilan mendayagunakan media meliputi kegiatan sebagai
berikut.
a. memilih media sesuai dengan materi dan metode yang direncanakan;
b. menggunakan media secara tepat sehingga membantu, tidak menganggu;
c. menggunakan media dengan terampil;
d. mengomunikasikan media untuk menunjang proses belajar mengajar.
6. Keterampilan menggunakan metode pembelajaran meliputi kegiatan
berikut ini.
a. memilih dan menggunakan metode yang relevan dengan tujuan
pengajaran;
b. memilih dan menggunakan metode yang relevan dengan materi pelajaran
c. memilih dan menggunakan metode yang relevan dan situasi kelas;
d. menggunakan metode sesuai dengan langkah-langkah metode tersebut
secara tepat;
e. memilih dan menyiapkan alat yang menunjang kelancaran penggunaan
metode tersebut;
f. menguasai metode tersebut secara tepat;
g. melakukan interaksi dengan siswa secara menarik;
h. melaksanakan kegiatan belajar yang terfokus pada kegiatan siswa;
6. 7. Keterampilan mengadakan interaksi dan variasi meliputi kegiatan
sebagai berikut.
a. menggunakan intonasi suara secara tepat sesuai dengan situasi kelas,
tidak monoton;
b. menjaga perhatian siswa agar terfokus pada pembelajaran.
c. kesenyapan, guru tiba-tiba berhenti berbicara untuk menarik perhtian
siswa;
d. menjaga kontak pandang, tidak menunduk saja atau memandang ke
langit-langit saja;
e. menjaga pergerakan badan dan mimik yang tidak menimbulkan
keributan;
f. tidak kaku dalam perpindahan posisi dalam duduk, berjalan, atau berdiri.
8. Keterampilan menggunakan reaksi verbal non verbal meliputi kegiatan
sebagai berikut.
a. bergerak secara wajar dan bertujuan;
b. bergerak secara bebas tanpa tekanan;
c. menggunakan tangan, badan, dan wajah secara bervariasi untuk memberi
isyarat;
d. bersuara secara jelas dan bervariasi dalam tekanan (intonasi): keras-lembut,
tinggi-rendah, cepat-lambat;
e. menarik perhatian siswa melalui suara dan gerakan fisik;
9. Keterampilan menjajaki dan menilai meliputi kegiatan sebagai berikut.
a. memperhatikan siswa yang mengalami kesulitan belajar;
b. mendeteksi siswa yang mengalami kesulitan dan salah pengertian;
c. menjajaki apakah siswa sudah memahami pelajaran yang baru
dilaksanakan;
d. mencari penyebab terjadinya kesulitan belajar pada siswa;
e. mengatasi kesulitan belajar siswa.
10. Keterampilan menutup pelajaran meliputi kegiatan sebagai berikut.
a. menyimpulkan pelajaran dengan tepat;
b. menggunakan kata-kata yang dapat membesarkan hati siswa;
c. menimbulkan perasaan mampu (sense of achievment) pada diri siswa
terhadap pelajaran yang baru diproleh;
d. mendorong siswa supaya tertarik pada pelajaran yang telah diterima;
e. merefleksi pelajaran yang baru dilaksanakan.
Persiapan Penyelenggaraan Pengajaran Mikro
Dalam mempersiapkan penyelenggaraan pengajaran mikro perlu ditetapkan
waktu dan tempat penyelenggaraan. Di samping itu perlu pula ditentukan orang yang
terlibat baik guru atau calon guru yang akan melaksanakan maupun fasilitator atau
konsultan yang akan mengamati, termasuk orang yang akan merekam kegiatan
pembelajaran, termasuk bentuk tindak lanjut yang akan dilakukan. Demikian juga
pola pengajaran mikro yang akan dilaksanakan, misalnya berapa lama waktu yang
akan digunakan untuk setiap peserta, keterampilan apa saja yang akan dilatihkan,
model persiapan mengajar yang digunakan serta sarana dan prasarana yang
7. diperlukan. Penentuan semua hal itu akan membuat kegiatan pengajaran mikro
berjalan dengan lancar.
Pelaksanaan Pengajaran Mikro
Sebanyak 10—15 orang guru dari mata pelajran yang sama atau berbeda
dapat berpartisipasi dalam suatu sesi pengajaran mikro. Guru senior, atau guru yang
berpengalaman biasanya diundang untuk berpartisipasi sebagai fasilitator. Ketika
salah seorang dari peserta melaksanakan kegiatan pengajaran mikro, setiap orang
berperan sebagai siswa. Tugas siswa-siswa ini adalah menjawab pertanyaan atau
melaksanakan tugas-tugas yang diberikan guru yang mengajar secara realistik.
Skenario seperti ini berlangsung selama 5 sampai 10 menit. Setelah selesai,
guru yang mengajar diberi kesempatan untuk reaksi dari teman-teman dan fasilitator
tentang apa yang dilakukannya selama beberapa menit itu. Akhirnya, kelompok ini
mungkin menjelaskan agak beberapa menit sesuatu yang bisa coba dilakukan oleh
guru dengan praktik yang berbeda pada masa datang.
Videotape yang digunakan untuk merekam proses mengajar digunakan untuk
melihat sisi kuat dan lemah guru yang bersangkutan. Sebaiknya perekaman
dilakukan dari sebuah sudut yang tidak kentara sehingga guru yang sedang praktik
tidak menydari bahwa ia direkam. Apabila telah didiskusikan, sebaiknya rekaman itu
dihapus. Apabila disimpan, tidak setiap orang boleh melihat rekaman itu karena akan
menggangggu bagi guru yang direkam.
Skenario Pengajaran Mikro
Skenario pengajaran mikro dibuat dan dirancang langkah demi langkah. Hal
ini dilakukan agar dapat menjadi rambu-rambu di dalam pelaksanaannya, sehingga
menghindari dan mengantisipasi hal-hal yang dapat mengganggu jalannya
pengajaran mikro. Secara garis besar skenario kegiatan pengajaran mikro dapat
dikelompokkan dalam tiga tahapan sebagai berikut.
1. Persiapan, yaitu kegiatan peserta memahami keterampilan dasar mengajar
apa yang akan dipraktikkan. Dalam tahap ini, peserta mendapatkan
penjelasan fasilitator atau konsultan tentang hakikat pengajaran mikro, tujuan
dan manfaat pengajaran mikro, dan berbagai keterampilan dasar mengajar
yang diharapkan dapat praktikan dalam pengajaran mikro. Di samping itu,
peserta diberi pemahaman tentang hubungan antar berbagai keteramplan
dasar dan kegunaannya dlam proses belajar mengajar.
2. Praktik mengajar itu sendiri, yaitu peserta melaksanakan proses belajar
mengajar di depan kolega (peserta). Dalam kegiatan ini, masing-masing
peserta diberi kesempatan selama 10—15 menit untuk melaksanakan proses
belajar mengajar untuk beberapa ketrampilan dasar mengajar. Untuk dapat
melaksanakan proses belajar mengajar, masing-masing peserta membuat
persiapan mengajar (RPP kecil), media, dan alat evaluasi sekadar yang
diperlukan untuk kegiatan kecil itu.
3. Evaluai dan refleksi, yaitu mendapatkan umpan balik dari peserta dan
fasilitator/konsultan. Pada tahap ini, peserta yang baru selesai tampil
menerima masukan dari peserta, terkait keteramilan dasar mengajar yang
dipraktikkannya. Pada tahap umpan balik ini, peserta diharapkan
8. mengemukakan kekuatan dan kelemahan peserta yang baru tampil dan saran-saran
perbaikan untuk latihan berikutnya.
Sumber Rangkuman:
Sabeni, Mohammad . 2008. “Hakikat Micro Teaching”
http://beni64.wordpress.com/2008/10/28/materi-1-teaching-skill-1/
“Micro Teaching.”
http://isites.harvard.edu/fs/html/icb.topic58474/microteaching.html
“Micro Teaching.” http://nursingplanet.com/nr/blog6.php/2009/11/23/micro-teaching
“Micro Teaching.” http://en.wikipedia.org/wiki/Microteaching
“Micro Teaching.”
http://isites.harvard.edu/fs/html/icb.topic58474/microteaching.html
“Micro Teaching.” http://www.facdevblog.niu.edu/microteaching.html
“Micro Teaching Material.”
http://www.d.umn.edu/~lmillerc/TeachingEnglishHomePage
Tugas untuk mahasiswa yang mengambil mata kuliah Pengajaran Mikro
1. Bacalah beberapa kali artikel “Pengajaran Mikro” agar Anda benar-benar
memahami maksudnya.
2. Kembangkanlah (buatlah penjelasan apa yang dimaksud sesuai dengan
pemahaman Anda) setiap butir pada 10 keterampilan mengajar sehingga
Anda dapat membayangkan aktivitas seperti apa yang diperlukan. Beri
contoh penjelasan Anda dalam bentuk ungkapan atau tindakan.
3. Tuliskanlah penjelasan itu dalam kertas terpisah
4. Eksplorasi Anda itu akan didiskusikan pada pertemuan pertengahan bulan
Maret.
5. Pilih dua keterampilan mengajar yang Anda anggap paling mudah. Kemudian
buatlah persiapan (sebagaimana yang Anda pahami saja) untuk
menampilkannya di depan kelas untuk waktu masing-masing 5—10 menit.
Persiapan Anda berupa skenario pembelajaran untuk KD tertentu.
6. Selamat bekerja..!