Dokumen tersebut membahas konsep teknologi dan pertambangan. Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang definisi pertambangan dan teknik pertambangan, kegiatan yang mengakibatkan perlu dilakukannya reklamasi lahan tambang seperti eksplorasi, eksploitasi, dan pengolahan bijih, serta penjelasan mengenai proses reklamasi lahan itu sendiri.
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
Reklamasi lahan bekas penambangan (2)
1. TUGAS
KONSEP TEKNOLOGI
KELOMPOK : 2
- MUHAMMAD TRI ADITYA
KETUA
:
012 31
438
ANGGOTA :
- A.MUH.ABDILLAH ACIB 012 31 439
- AL FAJAR OKTAPHIA 012 31 441
- HERICHZON TANDIASA
012 31 442
- PIETER JOHNSLY K.J.W
012 31 443
- RANDI KRISANDI 012 31 445
- BERWIN YOSEP RANGGI
012 31 446
- ATIKA MONIZ CARVALHO
012 31 447
2. Menurut Dewan Akreditasi Untuk Engineering &
Teknologi : “profesi di mana di dalamnya ada pengetahuan
matematika dan ilmu alam yang diperoleh melalui
pendidikan, pengalaman dan praktek diaplikasikan
dengan semestinya untuk menemukan cara cara
ekonomis dalam memanfaatkan bahan & kemampuan
alam
3. Engineer meskipun dapat bekerja sendiri, mereka
sering dibantu oleh tim pendukung ( Designer,
Tukang, Teknisi , dll)
SDM dibagi bagi ke dalam spesifikasi pekerjaan
4. Teknik Elektro
Teknik Komputer
Teknik Mesin
Teknik Sipil
Teknik Kimia
Teknik Industri
Teknik Perkapalan
Teknik Pertambangan
Teknik Geologi
Teknik Metalurgi
Teknik Kimia
Teknik Lingkungan
dll
9. Defenisi Pertambangan dan
Teknik Pertambangan
Pertambangan
adalah suatu kegiatan pencarian,
penyelidikan, pengambilan, pengolahan dan penjualan
mineral – mineral yan memiliki nilai ekonomis.
Teknik
Pertambangan adalah suatu disiplin ilmu
keteknikan/rekayasa yang mempelajari tentang bahan
galian/sumberdaya mineral, minyak, gas bumi, dan
batubara mulai dari penyelidikan umum (propeksi),
eksplorasi, penambangan (eksploitasi), pengolahan,
pemurnian, pengangkutan, sampai ke pemasaran sehingga
dapat dimanfaatkan oleh manusia.
10.
Teknik Pertambangan mempunyai 2 (dua) opsi jalur pilihan,
yakni
Tambang Eksplorasi
Pada tambang eksplorasi, pendidikan yang diberikan bersifat
komprehensif dalam segala aspek dari kegiatan eksplorasi
penambangan.
Tambang Umum.
Pada tambang umum, bidang kajian mencakup sebagian
aktivitas tahap pra penambangan, yaitu berkaitan dengan
pemilihan
metode
penambangan
dan
kebutuhan
fasilitas/sarana dan prasarana, design & engineering,
developing,
serta
aktivitas
tahap
penambangan
(pemberaian, pemuatan, pengangkutan dan pengendalian
biaya).
12. Prospek Lulusan Teknik Pertambangan
Perusahaan Swasta (Persero batubara, PT. Aneka
Tambang, Mobil Oil, UNION OIL Indonesia, PT.
INCO, PT. Semen Tonasa, PT. Bosowa Mining, PT.
Hemako, PT. Freeport, PT. Berau Coal, PT. Tambang
Aspal Buton KODECO dan sebagainya)
Pemerintahan
(Departemen Pertambangan dan
Energi, Departemen Dalam Negeri, Departemen
Perdagangan,
Perbankan,
Departemen
Perindustrian, dan sebagainya)
13. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) (Pertamina,
Perum Gas Negara, PLN, PT. Timah, dll)
Akademisi dan Lembaga Penelitian (dosen pada
peguruan tinggi negeri maupun swasta, LIPI, BPPT,
dll)
Wiraswasta (Lulusan Teknik Pertambangan dapat
berwiraswasta dalam perusahaan pemboran air
tanah, minyak dan gas bumi)
15. Teknik Geologi
Teknik
Geologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari
dan
mengembangkan
pengetahuan
yang
berkaitan
dengan
kebumian seperti, bentuk muka bumi,
material penyusun bumi, jenis batuan, sifatsifat fisika dan kimia, bentuk batuan, proses
pembentukannya dan sejarah bumi serta
geologi terapannya seperti Geologi Minyak
dan Gas Bumi, Geologi Teknik, Hidro
Geologi, Geologi Tata Lingkungan, Geologi
Tambang dan lain-lain.
16. Teknik Mesin
Teknik
mesin atau Teknik mekanik
adalah ilmu teknik mengenai aplikasi dari
prinsip fisika untuk analisis, desain,
manufaktur dan pemeliharaan sebuah sistem
mekanik. Ahli atau pakar dari teknik mesin
biasanya disebut sebagai insinyur (teknik
mesin), yang memanfaatkan pengertian atas
ilmu teknik ini dalam mendesain dan
menganalisis pembuatan kendaraan, pesawat,
pabrik industri, peralatan dan mesin industri
dan lain sebagainya.
17. Teknik Metalurgi
Teknik
Metalurgi adalah bidang ilmu
keteknikan yang membahas tentang proses
pengolahan mineral (termasuk pengolahan
batubara), proses ekstraksi logam dan
pembuatan paduan, hubungan perilaku sifat
mekanik logam dengan strukturnya, proses
penguatan logam serta fenomena-fenomena
kegagalan dan degradasi logam.
18. Teknik Lingkungan
Bidang
teknik lingkungan menerapkan pemikiran dan
teknik serta manajemen untuk memelihara dan
melindungi kesehatan dan keselamatan manusia, serta
lingkungan secara keseluruhan. Ruang lingkup bidang ini
adalah konservasi sumber daya air, pengelolaan
lingkungan, pengelolaan kesehatan lingkungan, upaya
pengendalian pencemaran, penyaluran limbah dan
buangan, pengendalian pencemaran akibat limbah cair,
gas dan lumpur (sludge) dan pengelolaan kualitas
perairan, tanah, dan atmosfer, serta pengendalian dan
pengelolaan dampak lingkungan.
19. Teknik Sipil
Teknik
sipil adalah salah satu cabang ilmu
teknik yang mempelajari tentang bagaimana
merancang, membangun, merenovasi tidak
hanya gedung dan infrastruktur, tetapi juga
mencakup lingkungan untuk kemaslahatan
hidup manusia. Teknik sipil mempunyai ruang
lingkup yang luas, di dalamnya pengetahuan
matematika, fisika, kimia, biologi, geologi,
lingkungan hingga
komputer mempunyai
peranannya masing-masing.
20. Teknik Informatika
Merupakan
disiplin ilmu yang mempelajari
transformasi fakta berlambang yaitu data
maupun informasi pada mesin berbasis
komputasi. Secara umum informatika
mempelajari struktur, sifat, dan interaksi
dari beberapa sistem yang dipakai untuk
mengumpulkan data, memproses dan
menyimpan hasil pemrosesan data, serta
menampilkannya dalam bentuk informasi
21.
22. PENDAHULUAN
• Masalah utama yang timbul pada wilayah bekas
tambang adalah perubahan lingkungan.
• Perubahan kimiawi berdampak terhadap air tanah dan
air permukaan.
• Perubahan morfologi dan topografi lahan.
• Perubahan iklim mikro yang disebabkan perubahan
kecepatan angin, gangguan habitat biologi berupa flora
dan fauna.
• Penurunan produktivitas tanah dengan akibat menjadi
tandus atau gundul.
• Mengacu kepada perubahan tersebut perlu dilakukan
upaya reklamasi.
25. Penyebab Kerusakan Lahan
Manusia merupakan penyebab utama terjadinya
kerusakan lingkungan (ekosistem):
• Semakin
bertambahnya
jumlah
populasi
manusia, kebutuhan hidupnya pun meningkat,
akibatnya terjadi peningkatan permintaan akan
lahan seperti di sektor pertanian dan
pertambangan.
• Sejalan dengan hal tersebut dan dengan
semakin hebatnya kemampuan teknologi untuk
memodifikasi alam.
26. Bentuk Kerusakan Lahan
• penurunan mutu lingkungan, berupa kerusakan
ekosistem yang selanjutnya mengancam dan
membahayakan kelangsungan hidup manusia
itu sendiri.
• kondisi fisik, kimia dan biologis tanah menjadi
buruk, seperti contohnya lapisan tanah tidak
berprofil, terjadi bulk density (pemadatan),
kekurangan unsur hara yang penting, pH
rendah, pencemaran oleh logam-logam berat
pada lahan bekas tambang, serta penurunan
populasi mikroba tanah
27. Kegiatan Pertambangan
• Eksplorasi
• Ekstraksi dan pembuangan limbah batuan
• Pengolahan bijih dan operasional pabrik
pengolahan
• Penampungan tailing, pengolahan dan
pembuangannya
• Pembangunan infrastuktur, jalan akses dan
sumber energi
• Pembangunan kamp kerja dan kawasan
pemukiman.
32. Ekstraksi dan Pembuangan
Limbah Batuan
• Ekstraksi bahan mineral dengan tambang
terbuka sering menyebabkan
terpotongnya puncak gunung dan
menimbulkan lubang yang besar.
• Setelah mineral diambil, dibuat bidang
galian baru di dekat lokasi galian yang
lama. Batuan limbah yang dihasilkan
digunakan untuk menutup lubang yang
dihasilkan oleh galian sebelumnya.
33. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada
kegiatan ekstraksi dan pembuangan
limbah/waste:
•
•
•
•
•
•
•
•
Luas dan kedalaman zona mineralisasi
Jumlah batuan yang akan ditambang dan yang akan dibuang yang
akan menentukan lokasi dan desain penempatan limbah batuan.
Kemungkinan sifat racun limbah batuan
Potensi terjadinya air asam tambang
Dampak terhadap kesehatan dan keselamatan, penyimpanan dan
penggunaan bahan peledak dan bahan kimia racun, bahan radio
aktif di kawasan penambangan dan gangguan pernapasan akibat
pengaruh debu.
Sifat-sifat geoteknik batuan dan kemungkinan untuk
penggunaannya untuk konstruksi sipil.
Kerusakan bentang lahan dan keruntuhan akibat penambangan
bawah tanah.
Terlepasnya gas methan dari tambang batubara bawah tanah.
34. YANG HARUS DIPAHAMI
• Reklamasi tidak berarti akan
mengembalikan seratus persen sama
dengan kondisi rona awal.
• Reklamasi juga bertujuan membentuk
bentang alam (landscape) yang stabil
terhadap erosi. Selain itu rehabilitasi juga
bertujuan untuk mengembalikan lokasi
tambang ke kondisi yang memungkinkan
untuk digunakan sebagai lahan produktif.
35. • Reklamasi lahan bekas tambang selain
merupakan upaya untuk memperbaiki
kondisi lingkungan pasca tambang, agar
menghasilkan lingkungan ekosistem yang
baik dan diupayakan menjadi lebih baik
dibandingkan rona awalnya, dilakukan
dengan mempertimbangkan potensi
bahan galian yang masih terttinggal
36. Permasalahan yang perlu
dipertimbangkan dalam penetapan
rencana reklamasi meliputi :
• Pengisian kembali bekas tambang, penebaran
tanah pucuk dan penataan kembali lahan bekas
tambang serta penataan lahan bagi
pertambangan yang kegiatannya tidak dilakukan
pengisian kembali
• Stabilitas jangka panjang, penampungan tailing,
kestabilan lereng dan permukaan timbunan,
pengendalian erosi dan pengelolaan air
37. • Keamanan tambang terbuka, longsoran, pengelolaan B3
dan bahaya radiasi
• Karakteristik kandungan bahan nutrient dan sifat
beracun tailing atau limbah batuan yang dapat
berpengaruh terhadap kegiatan revegetasi
• Pencegahan dan penanggulangan air asam tambang,
• Penanganan potensi timbulnya gas metan dan emisinya
dari tambang batubara
• Penanganan/penyimpanan bahan galian yang masih
potensial untuk menjadi bernilai ekonomi baik dalam
kondisi in-situ, berupa tailing atau waste.
38. REKLAMASI LAHAN BEKAS
TAMBANG
• Rekonstruksi Tanah Untuk mencapai tujuan restorasi
perlu dilakukan upaya seperti rekonstruksi lahan dan
pengelolaan tanah pucuk.
Pada kegiatan ini, lahan yang masih belum rata harus
ditata dengan penimbunan kembali (back filling) dengan
memperhatikan jenis dan asal bahan urugan, ketebalan,
dan ada tidaknya sistem aliran air (drainase) yang
kemungkinan terganggu.
Lereng dari bekas tambang dibuat bentuk teras, selain
untuk menjaga kestabilan lereng, diperuntukan juga bagi
penempatan tanaman revegetasi
39. Revegetasi
•
•
•
•
•
Perbaikan kondisi tanah meliputi: perbaikan ruang tubuh, pemberian tanah
pucuk dan bahan organik serta pemupukan dasar dan pemberian kapur.
Kendala yang dijumpai dalam merestorasi lahan bekas tambang yaitu
masalah fisik (tekstur dan struktur tanah), kimia (reaksi tanah (pH),
kekurangan unsur hara, dan mineral toxicity), dan biologi (penutupan
vegetasi dan tidak adanya mikroorganisme potensial.
Secara ekologi, spesies tanaman lokal dapat beradaptasi dengan iklim
setempat tetapi tidak untuk kondisi tanah. Untuk itu diperlukan pemilihan
spesies yang cocok dengan kondisi setempat, terutama untuk jenis-jenis
yang cepat tumbuh, misalnya sengon, yang telah terbukti adaptif untuk
tambang.
Dengan penanaman sengon minimal dapat mengubah iklim mikro pada
lahan bekas tambang tersebut. Untuk menunjang keberhasilan dalam
merestorasi lahan bekas tambang, maka dilakukan langkah-langkah seperti
perbaikan lahan pra-tanam, pemilihan spesies yang cocok, dan
penggunaan pupuk.
Untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan pertumbuhan tanaman pada lahan
bekas tambang, dapat ditentukan dari persentasi daya tumbuhnya,
persentasi penutupan tajuknya, pertumbuhannya, perkembangan akarnya,
penambahan spesies pada lahan tersebut, peningkatan humus,
pengurangan erosi, dan fungsi sebagai filter alam.
40. Penanganan Potensi Air Asam
Tambang
•
•
•
Pembentukan air asam cenderung intensif terjadi pada daerah
penambangan, hal ini dapat dicegah dengan menghindari
terpaparnya bahan mengandung sulfida pada udara bebas.
Pencegahan pembentukan air asam tambang dengan melokalisir
sebaran mineral sulfida sebagai bahan potensial pembentuk air
asam dan menghindarkan agar tidak terpapar pada udara bebas.
Sebaran sulfida ditutup dengan bahan impermeable antara lain
lempung, serta dihindari terjadinya proses pelarutan, baik oleh air
permukaan maupun air tanah.
Produksi air asam sulit untuk dihentikan sama sekali, akan tetapi
dapat ditangani untuk mencegah dampak negatif terhadap
lingkungan. Air asam diolah pada instalasi pengolah untuk
menghasilkan keluaran air yang aman untuk dibuang ke dalam
badan air. Penanganan dapat dilakukan dengan bahan penetral
misalnya batugamping, yaitu air asam dialirkan melewati bahan
penetral untuk menurunkan tingkat keasaman
41. Pengaturan Drainase
• Drainase pada lingkungan pasca tambang dikelola
secara seksama untuk menghindari efek pelarutan
sulfida logam dan bencana banjir yang sangat
berbahaya, dapat menyebabkan rusak atau jebolnya
bendungan penampung tailing serta infrastruktur lainnya.
• Kapasitas drainase harus memperhitungkan iklim jangka
panjang, curah hujan maksimum, serta banjir besar yang
biasa terjadi dalam kurun waktu tertentu baik periode
waktu jangka panjang maupun pendek.
• Arah aliran yang tidak terhindarkan harus meleweti zona
mengandung sulfida logam, perlu pelapisan pada badan
alur drainase menggunakan bahan impermeabel. Hal ini
untuk menghindarkan pelarutan sulfida logam yang
potensial menghasilkan air asam tambang
42. Tataguna Lahan Pasca Tambang
• Lahan bekas tambang tidak selalu dikembalikan
ke peruntukan semula. Hal ini tertgantung pada
penetapan tata guna lahan wilayah tersebut.
• Pekembangan suatu wilayah menghendaki
ketersediaan lahan baru yang dapat
dipergunakan untuk pengembangan pemukiman
atau kota. Lahan bekas tambang bauksit
sebagai salah satu contoh, telah diperuntukkan
bagi pengembangan kota Tanjungpinang
43. Kesimpulan
•
•
•
•
Kegiatan utama pada lahan pasca tambang Reklamasi lahan yang
dilakukan dengan mengurug kembali lubang tambang serta
melapisinya dengan tanah pucuk, dan revegetasi lahan serta
diikuti dengan pengaturan drainase dan penanganan/pencegahan
air asam tambang.
Penataan lahan bekas tambang disesuaikan dengan penetapan
tataruang wilayah bekas tambang. Lahan bekas tambang dapat
difungsikan menjadi kawasan lindung ataupun budidaya.
Lahan pasca tambang memerlukan penanganan yang dapat
menjamin perlindungan terhadap lingkungan, khsususnya potensi
timbulnya air asam tambang, yaitu dengan mengupayakan batuan
mengandung sulfida tidak terpapar pada udara bebas, serta
mengatur drainase.
Diupayakan agar tidak ada bahan tambang ekonomis yang masih
tertinggal. Hal ini terutama bahan galian yang potensial
mengundang masyarakat atau PETI untuk memanfaatkannya,
sehingga akan mengganggu proses reklamasi, maka perlu
disterilkan terlebih dahulu dengan menambang dan mengolahnya.
44. JIKA ADA PEMAPARAN MATERI YANG
BELUM JELAS ATAU BELUM DI
MENGERTI MOHON DITANYAKAN
TERIMA KASIH .....