Tiga karakteristik yang menentukan kebijakan manajemen produksi dan distribusi adalah strategi posisi produk, desain proses produksi, dan pilihan teknologi. Lima lingkungan yang berbeda dalam manufaktur dan distribusi dijelaskan, termasuk retail, custom manufacturing, distribusi suku cadang otomotif, industri karpet, dan pabrik printer. Berbagai keputusan manajemen inventori yang dibutuhkan untuk lingkungan-lingkungan tersebut diuraikan.
2. Definition
• PIM dapat diartikan sebagai perancangan,
operasi, dan pengendalian sistem untuk
kegiatan manufaktur dan distribusi produk.
• Tiga level pengaplikasian PIM – dalam rantai
pasok:
– Retail
– Wholesale
– Manufacturing
3. The Outlines of this chapter....
• Tiga karakteristik - yang menentukan
kebijakan manajemen, teknik, atau prosedur
apa yang digunakan -:
1. Product positioning strategy
2. General organization of the production process
(process positioning strategy)
3. Choice of technology.
• Lima lingkungan spesifik dalam kegiatan
manufaktur dan pendistribusian.
4. Product positioning strategy
• yaitu mengacu pada tipe inventori apa yang
akan di-maintain oleh organisasi tersebut.
• Macam-macam strategi:
– Make-to-stock
– Assemble-to-order
– Make- or Engineer-to-order
• Penentu utama yang membedakan strategi-
strategi tersebut adalah: manufacturing lead
time, delivery time by customer, and degree of
customization desired by customer.
6. Production Process Designs (Process
Positioning Strategy)
Berdasarkan variasi produk yang dihasilkan, respon
kepada konsumen yang dapat dilakukan oleh proses
sistem produksi dapat dibedakan menjadi:
1. Flow Shop
2. Job Shop
3. Fixed Site (Project)
4. Production Process Continuum
7. Production Process Designs
(Process Positioning Strategy)-1
1. Flow Shop
produk selalu mengikuti urutan produksi yang sama, disebut
juga product layout. Empat tipe flow shop: continuous flow,
dedicated repetitive flow, mixed-model repetitive flow and
intermitted or batch flow.
• The objectives of flow shop design:
a. Gabungan skill, tooling atau equipment, atau bahan baku
dan part-part yang sama .
b. Memenuhi setiap keterkaitan operasi yang dibutuhkan.
c. Membatasi jumlah beban kerja pada tiap-tiap stasion kerja
dalam satu line.
d. Meminimalkan kebutuhan ruang.
e. Fleksibel untuk menghadapi perubahan rating output.
8. Production Process Designs
(Process Positioning Strategy)-2
2. Job shop
Peralatan produksi yang sama secara fungsi (seperti
milling, drilling, turning, forging, dan assembly)
• Objectives of job shop design:
a. Membuat prototipe dari sebuah produk baru
b. Membuat batch kecil untuk uji pemasaran atau
sebagai awalan produksi untuk sebuah produk.
c. Memastikan kualitas ketika dibutuhkan pekerja
handal untuk memenuhi spesifikasi.
d. Menyediakan peluang untuk membuat keseluruhan
part atau komponen bagi pekerja.
9. Production Process Designs
(Process Positioning Strategy)-3
3. Fixed site (project)
Bahan baku material, peralatan-peralatan, dan
personel pekerja baru dibentuk ketika produk
dirancang.
4. Production process continuum
jarang ditemukan penerapan desain proses secara
murni untuk satu jenis proses. Kebanyakan
merupakan gabungan dua atau bahkan tiga dari:
flow shop, job shop, and fixed site.
10. Distribution Process Design
• Outlet distribusi dan desain tempat yang
mendukung harus diputuskan untuk menentukan
proses manufaktur.
• Outlet-outlet distribusi:
– A turnkey operation mengantarkan material kepada
pengguna, menyiapkan, dan memastikannya bekerja
dengan baik.
– A specialty shop satu retailer untuk satu buah item.
– A discount shop satu retailer membawa banyak
produk.
– Mail order digunakan jasa mail atau shipping untuk
item kecil.
11. Technological Choices
• Organisasi manufaktur selalu meneliti
karakteristik produk atau proses yang akan
menaikkan nilai kompetitif
diperlukan informasi perubahan
pengembangan proses produksi, teknologi
produk, sistem management informasi dan
metode distribusi produk.
14. Long-Range Planning
• Kegiatan dari perencanaan ini meliputi business
forecasting, penjualan dan perencanaan produk,
resource requirment planning, dan perencanaan
produksi serta finansial
• Setiap aktivitas di dalam perencanaan ini
tergantung antara satu sama lain
(interdependent)
• Sifat dari kegiatan dalam perencanaan ini berupa
perencanaan kebijakan strategik perusahaan
15. Medium-Range Planning
• Kegiatan dari perencanaan ini meliputi
perencanaan kebutuhan distribusi dan
kapasitas, manajemen permintaan, MPS, dan
MRP
• Perencanaan ini cenderung untuk
mengokombinasikan antara permintaan,
dengan peencanaan kapasitas, peralatan, dan
kemampuan perusahaan secara umum untuk
memproduksi suatu produk atau barang.
16. Short-Range Planning
• Kegiatan dari perencanaan ini meliputi
penjadwalan assembly akhir, input/output
control, pengendalian aktivitas produksi,
perencanaan dan kontrol pembelian,
manajemen proyek, dan TQC
• Sifat perencanaan jenis ini lebih ke arah teknis
kegiatan produksi serta kegiatan pengendalian
18. THE FIVE ENVIRONMENTS
Berikut adalah contoh dari lima perusahaan
yang meskipun memiliki karakteristik yang
berbeda, namun memiliki lingkungan yang
hampir mirip antara satu sama lain
Kemampuan untuk membedakan lingkungan
ini adalah salah satu tahap awal untuk
memahami manajemen produksi
19. Marvin’s (1)
• Terletak di Birmingham, Alabama
• Mengoperasikan lima toko dan menjual produk
do-it-yourself dan barang-barang untuk
kontraktor
• Demand untuk produk bangunan ada dua jenis,
yakni seasonal dan cyclical.
• Seasonal karena masyarakat melakukan renovasi
rumah hanya saat cuaca yang bersahabat. Cyclical
karena ekonomi Alabama sangat sensitif
terhadap kondisi ekonomi
20. Marvin’s (2)
• Terdapat komputer yang mencatat transaksi dalam satu
hari, kemudian memperbaharui catatan inventori
• Apabila ada barang yang mencapai titik re-order, maka
program otomatis memesan kepada supplier
• Keputusan yang harus dilakukan Marvin’s untuk
mengatur inventori antara lain, kapan harus memesan,
berapa yang dipesan, harus memilih menyimpan
barang di antara lima toko tersebut
• Keputusan-keputusan ini identik pada lingkungan retail
21. Kickham Boiler and Engineering, Inc
(1)
• Aktivitas manufaktur sekitar fabrikasi besi dan
baja dari berbagai produk. Dan aktivitas
service berupa service bangunan dan on-site
repair
• Merupakan contoh dari perusahaan yang
berkutat di custom design and manufacturing
environment.
22. Kickham Boiler and Engineering, Inc
(2)
• Hampir semua order yang diperoleh berbeda
dan jenis produk yang bervariasi
• Meskipun pekerjaan manufaktur dilakukan
terpusat, namun banyak pekerjaan assembly
dilakukan on-site
• Masalah penjadwalan dan perencanaan
sangat vital untuk perusahaan seperti ini
23. TRW Automotive Replacement Part
Division (1)
• Perusahaan ini merupakan distributor spare
parts otomotif, yang memiliki 37 cabang
gudang serta satu gudang sentral
• Gudang sentralnya menampung sekitar 30,000
part numbers
• Tantangan perusahaan adalah bagaimana
menempatkan barang di lokasi gudang cabang
yang sesuai
24. TRW Automotive Replacement Part
Division (2)
Untuk meminimasi pengiriman, beberapa
keputusan harus ditetapkan
• Berapa banyak gudang? Penempatan lokasi?
• Part mana yang disimpan di gudang sentral,
dan mana yang di gudang cabang?
• Berapa jumlah order yang sesuai dari gudang
cabang?
Untuk mendapatkan jawabannya, diperlukan
keahlian forecast of future demand yang akurat
25. Wellco Carpet (1)
• Memiliki 40 distributor yang tersebar
• Bisnis karpet merupakan bisnis yang seasonal.
Puncaknya pada musim panas
• Memiliki inventori yang sangat besar (31% raw
materials, 32% work in process, 37% finished
goods)
• Product positioning startegy dari perusahaan
ini adalah gabungan antara MTS dan ATO
26. Wellco Carpet (2)
• Keputusan inventori berkaitan dengan berapa
banyak stok material mendekati peak season,
berapa lama melakukan produksi sebelum
mengganti model, dll
• Wellco mengelola lebih sedikit part dan
inventori dengan TRW. Terdapat perbedaan
antara indutri proses, industri fabrikasi, dan
assembly shop, mesikipun memiliki keputusan
inventori yang serupa
27. HP Vancouver Division (1)
• Divisi ini memproduksi printer
• Jenis model sedikit, namun komponen penyusun
yang banyak
• Model ini ideal untuk pendekatan mixed-model
repetitive manufacturing dan Just-in-Time
• Pendekatan Just-in-Time menekankan pada
penggunaan inventori yang minimal dan
diperlukan koordinasi antar stasiun kerja yang
baik
28. HP Vancouver Division (2)
• Sistem penjadwalan Just-in-Time kurang cocok
di industri proses, fabrikasi maupun pabrik
assembly
• Salah satu filosofi Just-in-Time adalah,
mengecilkan jumlah supplier menjadi
beberapa supplier dengan kualitas terbaik saja
• Divisi ini juga menekankan pada kecepatan
terhadap respon pasar