SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 14
SISTEM KOLOID
Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering bersinggungan dengan sistem koloid sehingga sangat penting
untuk dikaji. Sebagai contoh, hampir semua bahan pangan mengandung partikel dengan ukuran koloid, seperti
protein, karbohidrat, dan lemak. Emulsi seperti susu juga termasuk koloid. Dalam bidang farmasi, kebanyakan
produknya juga berupa koloid, misalnya krim, dan salep yang termasuk emulsi. Dalam industri cat, semen, dan
industri karet untuk membuat ban semuanya melibatkan sistem koloid. Semua bentuk seperti spray untuk
serangga, cat, hair spray, dan sebagainya adalah juga koloid. Dalam bidang pertanian, tanah juga dapat
digolongkan sebagai koloid. Jadi sistem koloid sangat berguna bagi kehidupan manusia.
Pengertian
Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan suspensi. Larutan memiliki
sifat homogen dan stabil. Suspensi memiliki sifat heterogen dan labil. Sedangkan koloid memiliki sifat
heterogen dan stabil.
Perhatikan perbedaan tiga contoh campuran di bawah ini:
Campuran antara air dengan sirup
Campuran antara air dengan susu.
Campuran antara air dengan pasir.
Jika kita campurkan air dengan sirup maka sirup akan terdispersi (bercampur) dengan air secara
homogen (bening) Jika didiamkan, campuran itu tidak memisah dan juga tidak dapat dipisahkan dengan
penyaringan biasa maupun penyaringan yang lembut (penyaringan mikro). Secara makroskopis maupun
mikroskopis mcampuran ini tampak homogen, tidak dapat dibedakan mana yang air dan mana yang sirup.
Campuran seperti inilah yang disebut larutan.
Jika kita campurkan susu (misalnya, susu instan) dengan air, ternyata susu “larut” tetapi “larutan” itu
tidak bening melainkan keruh. Jika didiamkan, campuran itu tidak memisah dan juga tidak dapat dipisahkan
dengan penyaringan (hasil penyaringan tetap keruh). Secara makroskopis campuran ini tampak homogen. Akan
tetapi, jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata masih dapat dibedakan partikel-partikel lemak susu yang
tersebar di dalam air. Campuran seperti inilah yang disebut koloid.
Jika kita campurkan air dengan pasir maka pasir akan terdispersi (bercampur) dengan air secara
heterogen dan langsung memisah antara air dengan pasir, yang keadaannya pasir akan mengendap di dasar air
dan dapat dipisahkan dengan penyaringan biasa, bahkan dapat dipisahkan dengan cara dituang perlahan-lahan.
Secara makroskopis campuran ini sudah tampak hetrogen, dapat dibedakan mana yang air dan mana yang pasir.
Campuran seperti inilah yang disebut suspensi.
Secara ringkas perbandingan sifat larutan, koloid dan suspensi seperti yang pada Tabel beikut.
Sifat Larutan Koloid Suspensi
Ukuran 1 nm 1-100 nm > 100 nm
Pengyaringan Filter/membran Filter Tidak dengan filter atau
membran
Jarak penglihatan
tampak
Tidak nampak Tampak dengan
mikroskop elektron
Tampak dengan mikroskop
cahaya
Gerakan Molekul Brown Gya berat
Lintasan cahaya Transparan Kadang tembus
cahaya/buram
Sering kali buram mungkin
tembus cahaya
Efek tyndall Tidak ada Ada
Jumlah fasa satu dua dua
Sistem koloid terdiri atas dua fase, yaitu fase terdispersi dengan ukuran tertentu dalam medium
pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi sedangkan sedangkan medium yang digunakan
untuk mendispersikan disebut medium pendispersi. Ukuran zat yang didispersikan berkisar dari satu nanometer
(nm) hingga satu mikrometer (µm).
Contoh: tepung kanji dimasukkan ke dalam air panas maka akan membentuk sistem dispersi. Di sini air sebagai
medium pendispersi, dan tepung kanji sebagai zat terdispersi.
Jadi, koloid tergolong campuran heterogen (dua fase) dan setabil. Zat yang didipersikan disebut fase
terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan zat disebut medium dispersi. Fase
terdispersi bersifat diskontinu (terputus-putus), sedangkan medium dispersi bersifat kontinu. Pada campuran
susu dengan air, fase terdispersi adalah lemak, sedangkan medium dispersinya adalah air.
JENIS-JENIS KOLOID
Jenis-jenis sistem koloid berdasarkan jenis fasa terdispersi dan medium dispersi seperti yang tertera pada Tabel
di bawah ini.
No. Zat terdispersi Medium dispersi Nama Tipe Contoh
1. Gas Cairan Busa Krim kocok, busa bir, busa sabun
2. Gas Padat Busa padat Batu apung, karet busa
3. Cairan Gas Aerosol cair Kabut, awan
4. Cairan Cairan Emulsi Mayones, susu
5. Cairan Padat Emulsi padat Keju, mentega
6. Padat Gas Aerosol Asap, debu di udara
7. Padat Cair Sol
gel
Pati dalam air, selai
Agar-agar dingin
8. Padat Padat Sol padat Intan hitam, kaca rubi
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak ada koloid yang terbentuk dari campuran antara gas-gas. Hal ini
disebabkan campuran gas-gas tercampur secara merata sehingga disebut juga sebagai larutan.
Aeresol
Aerosol ada yang berupa aerosol cair dan aerosol padat. Aerosol cair merupakan koloid yang fase
terdispersinya zat cair dan medium pendispersinya gas. Contoh aerosol cair hasil industri adalah pembasmi
serangga dalam bentuk spray, hair spray, dan parfum. Jika disemprotkan di udara, titik-titik zat cair akan
tersebar di udara membentuk koloid aerosol. Aerosol cair yang terjadi secara alami
Contohnya kabut dan awan.
Kabut merupakan titik-titik yang tersebar di udara secara merata. Aerosol padat merupakan koloid
yang fase terdispersinya zat padat dan medium pendispersinya gas. Aerosol padat contohnya asap dan debu.
Berbagai asap sebenarnya berupa partikelpartikel padat sangat halus yang tersebar di udara. Asap berbahaya
yang terjadi di rumah atau di ruangan adalah asap obat nyamuk dan asap rokok yang berlebihan. Debu juga
merupakan partikel-partikel padat sangat halus, yang tersebar di udara. Debu dapat berada di rumah karena
terbawa angin dari luar.
Busa
Busa ada yang berupa buih dan busa padat. Buih atau busa cair merupakan koloid yang fase
terdispersinya gas dan medium pendispersinya zat cair. Buih yang paling banyak ditemukan yaitu busa sabun.
Contoh lainnya yaitu putih telur yang dikocok. Udara sebagai fase terdispersi dan putih telur sebagai medium
pendispersi.
Di bidang industri kosmetik ada bahan untuk pengeras rambut yang berupa busa cair atau foam.
Sedangkan di industri makanan contoh bahan berupa busa cair yaitu krem untuk kue tart. Krem ini dikemas
dalam tube seperti pasta gigi.
Busa padat, fase terdispersinya gas, medium pendispersinya zat padat. Produk busa padat yang banyak
digunakan untuk kemasan barang yang mudah pecah atau rusak adalah styrofoam. Styrofoam salah satu contoh
dari polimer sintetis.
Emulsi
Emulsi merupakan koloid yang fase terdispersinya dan medium pendispersinya zat cair, contohnya
campuran minyak dan air. Campuran ini cenderung untuk terpisah sehingga untuk menstabilkan campuran
biasanya ditambahkan emulgator.
Bahan yang merupakan emulsi misalnya cat, pasta gigi, kosmetik (cleansing milk, foundation), dan
salad dressings. Padasalad dressings untuk menyatukan minyak dan air digunakan emulgator kuning telur.
Sabun juga merupakan emulgator untuk menyatukan lemak/minyak pada tubuh dengan air saat membersihkan
badan. Emulsi padat fase terdispersinya zat cair, medium pendispersinya zat padat. Contoh mentega, keju, dan
jelli.
SIFAT-SIFAT KOLOID
Berikut beberapa topik yang akan di bahas mengenai sifat-sifat koloid.
a) Efek Tyndall
b) Gerak Brown
c) Muatan Koloid
d) Koagulasi
e) Koloid Pelindung
f) Koloid Liofil dan Koloid Liofob
a. Gerak brown
Gerka brown adalah gerak tidak beraturan atau gerak acak atau gerak zig-zag partikel koloid. Hal ini
terjadi karena adanya benturan tidak teratur daari partikel koloid denga medium pendispersi. Dengan adanya
gerak Brown ini maka partikel koloid terhindar dari pengendapan karena terus-menerus bergerak, sehingga
koloid menjadi stabil. Gerak zig-zag partikel koloid disebut gerak Brown, sesuai dengan nama penemunya
Robert Brown seorang ahli biologi berkebangsaan Inggris.
Gambar Robert Brown dan gerak brwon.
Jika kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel
tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel
suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas( dinamakan
gerak brown), sedangkan pada zat padat hanya beroszillasi di tempat ( tidak termasuk gerak brown ).
Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan
menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala
arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang.
Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi
gerak zigzag atau gerak Brown.
Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi. Demikian pula,
semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa
gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam campuran heterogen zat cair dengan zat
padat (suspensi).
Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar
energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-
partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, maka
gerak Brown semakin lambat.
b. Efek tyndall
Efek tindal yaitu efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Efek tyndall ini ditemukan oleh John
Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall. Efek Tyndall
adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati (gambar kiri) disinari dengan
cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid (gambar
kanan), cahaya akan dihamburkan.
Hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk
dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga
hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.
Gambar hamburan cahaya oleh air santan kelapa (koloid) dan larutan gula yang bukan koloid
Contoh efek tindal dapat dilihat pada kedua contoh berikut
Gambar penghamburan cahaya oleh sistem koloid (gambar kiri)
Contoh efek tindal dalam kehidupan sehari:
Jika sinar matahari masuk melalui celah ke dalam ruangan, pada sinar tsb terlihat debu” beterbangan
(daerah ini terlihat leih terang).
Jika koen liat film di bioskop, trus ada org ngrokok. Keplaken ae wong iku pek… asap rokok yg
mengepul ke atas mengakibatkan cahaya proyektor terlihat lebih terang dan gambar pada layar menjadi
buram.
Sorot lampu mobil pada malam hari yg berkabut terlihat lebih jelas, tetapip jalan kelihatan tidak jelas.
c. Adsorpsi
Adsorpsi yaitu penyerapan pada permukaan partikel koloid oleh adanya gaya adhesi zat-zat asing.
Daya adsorpsi koloid sangat besar karena permukaan partikel koloid yang sangat luas bila dibandingkan
permukaan zat padat dengan jumlah yang sama.
Partikel koloid sol tersebut tidak selalu mengadsorpsi ion yang sama. Hal itu tergantung pada muatan
yang berlebih dari medium pendispersinya. Misalnya, jika sol AgCl terdapat pada medium pendispersi dengan
kation Ag+
berlebih, maka AgCl akan bermuatan positif. Sedangkan jika AgCl terdapat pada medium
pendispersi dengan anion Cl-
berlebih, maka sol AgCl akan bermuatan negatif.
Koloid yang berbeda akan mengadsorpsi zat-zat yang berbeda pula. Sifat adsorpsi koloid ini umumnya
digunakan untuk mengadsorpsi/membuang kotoran/warna dan bau, memisahkan campuran, memekatkan bijih
tambang, dan proses pemurnian lainnya.
Gambar penyerapan suatu zat oleh zat pengadsorbsi
Contoh : Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+
. Sedangkan koloid As2S3
bermuatan negatit karena permukaannya menyerap ion S2. Perhatikan gambar.
Gambar Absorbsi pada permukaan koloid
Adsorbsi berbeda dengan absorbsi, absorpsi penyerapan yg terjadi di seluruh bagian. Sifat adsorpsi partikel
koloid dalam kehidupan sehari digunakan pada proses-proses berikut.
Penjernihan air
Penghilangan kotoran pd proses pembuatan sirup
Proses menghilangkan bau badan
Pengguanaan arang aktif
d. Koagulasi
Koagulasi yaitu penggumpalan partikel koloid yang terjadi karena kerusakan stabilitas sistem koloid
atau karena penggabungan partikel yg berbeda muatan sehinggas membentuk partikel koloid yg lebih besar.
Koagulasi dapat dilakukan dengan cara mekanik dan kimiawi:
Cara mekanik : pemanasan, pendinginan dan pengadukan.
Cara kimiawi : penetralan silang atau menghilangkan muatan dan penambahan elektrolit.
Contoh proses-proses yang memanfaatkan sifat koagulasi dari koloid :
a) Pengolahan karet dari bahan mentahnya ( lateks ) dengan koagulan berupa asam format.
b) Proses penjernihan air dengan menambahkan tawas. Tawas aluminium sulfat (mengandung ion Al3+
)
dapat digunakan untuk menggumpalkan lumpur koloid atau sol tanah liat dalam air (yang bermuatan
negatif).
c) Jika sol Fe(OH)3 yang bermuatan positif ditambah sol As2S3 yang bermuatan negatif, maka akan terjadi
koagulasi.
d) Proses terbentuknya delta di muara sungai. Terjadi karena koloid tanah liat dalam air sungai mengalami
koagulasi ketika bercampur dengan elektrolit dalam air laut.
e) Asap atau debu pabrik dapat digumpalkan dengan alat koagulasi listrik ( pesawat Cottrel ). Metode ini
dikembangkan oleh Frederick Cottrel ( 1877 - 1948 ).
f) Proses yang dilakukan oleh ion Al3+
atau Fe3+
pada penetralan partikel albuminoid yang terdapat
dalam darah, mengakibatkan terjadinya koagulasi sehingga dapat menutupi luka.
Pengolahan Air Bersih
Pengolahan air bersih didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu koagulasi dan adsorpsi. Air sungai atau
air sumur yang keruh mengandung lumpur yang merupakan partikel koloid. Selain itu terdapat pula zat-zat
warna, zat pencemar, seperti limbah detergen, dan pestisida. Bahan-bahan yang diperlukan untuk pengolahan air
adalah tawas biasanya aluminium sulfat, pasir, klorin atau kaporit, kapur tohor, dan karbon aktif. Tawas berguna
untuk menggumpalkan lumpur agar lebih mudah disaring. Tawas juga membentuk koloid Al(OH)3 yang dapat
mengadsorpsi zat-zat warna atau zat-zat pencemar, seperti detergen dan pestisida.
Apabila tingkat kekeruhan air yang diolah terlalu tinggi, maka digunakan karbon aktif di samping
tawas. Pasir berfungsi sebagai penyaring. Klorin atau kaporit berfungsi sebagai pembasmi hama (desinfektan),
sedangkan kapur tohor berguna untuk menaikkan pH, yaitu untuk menetralkan keasaman yang terjadi karena
penggunaan tawas.
Pengolahan air bersih di kota-kota besar pada prinsipnya sama dengan pengolahan air sederhana yang
dijelaskan di atas. Mula-mula air sungai dipompakan ke dalam bak prasedimentasi. Di sini lumpur dibiarkan
mengendap karena pengaruh gravitasi. Lumpur dibuang dengan pompa, sedangkan air selanjutnya dialirkan ke
dalam bak ventury. Pada tahap ini dicampurkan tawas dan gas klorin (preklorinasi).
Pada air baku yang kekeruhan dan pencemarannya tinggi, perlu dibubuhkan karbon aktif yang berguna
untuk menghilangkan bau, warna, rasa, dan zat organik yang terkandung dalam air baku. Dari bak ventury, air
baku yang telah dicampur dengan bahan-bahan kimia dialirkan ke dalam accelator. Di dalam bak accelator ini
terjadi proses koagulasi, lumpur dan kotoran lain menggumpal membentuk flok-flok yang akan mengalami
sedimentasi secara gravitasi. Selanjutnya, air yang sudah setengah bersih dialirkan ke dalam bak saringan pasir.
Pada saringan ini, sisa-sisa flok akan tertahan. Dari bak pasir diperoleh air yang sudah hampir bersih.
Air yang sudah cukup bersih ini ditampung dalam bak lain yang disebut siphon, di mana ditambahkan
kapur untuk menaikkan pH dan gas klorin (postklorinasi) untuk mematikan hama. Dari bak siphon, air yang
sudah memenuhi standar air bersih selanjutnya dialirkan ke dalam reservoar, kemudian ke konsumen.
Elektroforesis
Peristiwa elektroforesis adalah peristiwa mengalirnya partikel-partikel koloid menuju elektroda,
bergeraknya partikel koloid ke dalam satu elektroda menunjukkan bahwa partikel-partikel koloid bermuatan
listrik. Gejala ini dapat diamati dengan menggunakan alat sel elektroforesis seperti pada gambar.
Gambar sel elektrolisis
Dispersi koloid dimasukkan ke dalam tabung U kemudian dicelupkan elektroda pada mulut tabung.
Apabila kawat dihubungkan dengan sumber arus listrik searah dan arus listrik mengalir lewat elektroda positif
dan negatif maka partikel koloid akan bergerak ke salah satu elektroda. Partikel dispersi koloid yang bermuatan
negatif akan bergerak menuju elektroda bermuatan negatif.
Dengan menggunakan sel elektroforesis dapat ditentukan muatan dari partikel koloid. Elektroforesis
dapat dipakai untuk memisahkan protein-protein dalam larutan. Muatan pada protein berbeda-beda, tergantung
pH. Dengan membuat pH larutan tertentu (misalnya dalam larutan penyangga), pemisahan molekul-molekul
protein yang berlainan jenis terjadi.
e. Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah koloid yang bersifat melindungi koloid lain agar tidak mengalami koagulasi
sehingga koloid menjadi lebih stabil. Koloid pelindung akan membentuk lapisan di sekeliling partikel koloid
yang lain. Lapisan ini akan melindungi muatan koloid tersebut sehingga partikel koloid tidak mudah mengendap
atau terpisah dari medium pendispersinya.
Contohnya:
Pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukan kristal besar es atau gula.
Zat-zat pengemulsi ( sabun dan deterjen ).
Butiran-butiran halus air dalam margarin distabilkan dengan lesitin.
Partikel-partikel karbon dalam tinta dilindungi dengan larutan gom.
Warna-warna dalam cat distabilkan dengan oksida logam dengan menambahkan minyak silikon.
Pada industri susu, kasein digunakan untuk melindungi partikel-partikel minyak atau lemak dalam
medium cair.
f. Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Berdasarkan sifat adsorpsi dari partikel koloid terhadap medium pendispersinya, dikenal dua macam
koloid yaitu: koloid liofil dan koloid liofob
Koloid liofil yaitu koloid yang ”senang cairan” (bahasa Yunani : liyo = cairan; philia = senang). Partikel
koloid akan mengadsorpsi molekul cairan, sehingga terbentuk selubung di sekeliling partikel koloid itu.
Contoh koloid liofil adalah kanji, protein, dan agar-agar.
Ciri-cirinya Sol Liofil
1) Dapat dibuat langsung dengan mencampurkan fase terdispersi dengan medium terdispersinya
2) Mempunyai muatan yang kecil atau tidak bermuatan
3) Partikel-partikel sol liofil mengadsorpsi medium pendispersinya. Terdapat proses solvasi/ hidrasi,
yaitu terbentuknya lapisan medium pendispersi yang teradsorpsi di sekeliling partikel sehingga
menyebabkan partikel sol liofil tidak saling bergabung
4) Viskositas sol liofil > viskositas medium pendispersi
5) Tidak mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit
6) Reversibel, artinya fase terdispersi sol liofil dapat dipisahkan dengan koagulasi, kemudian dapat
diubah kembali menjadi sol dengan penambahan medium pendispersinya.
7) Memberikan efek Tyndall yang lemah
8) Dapat bermigrasi ke anode, katode, atau tidak bermigrasi sama sekali.
Koloid liofob yaitu koloid yang ”benci cairan” (phobia = benci). Partikel koloid tidak mengadsorpsi
molekul cairan. Contoh koloid liofob adalah sol sulfida dan sol logam.
Ciri-ciri Sol Liofob
1) Tidak dapat dibuat hanya dengan mencampur fase terdispersi dan medium pendisperinya
2) Memiliki muatan positif atau negative
3) Partikel-partikel sol liofob tidak mengadsorpsi medium pendispersinya. Muatan partikel diperoleh
dari adsorpsi partikel-partikel ion yang bermuatan listrik
4) Viskositas sol hidrofob hampir sama dengan viskositas medium pendispersi
5) Mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit karena mempunyai muatan
6) Irreversibel artinya sol liofob yang telah menggumpal tidak dapat diubah menjadi sol
7) Memberikan efek Tyndall yang jelas
8) Akan bergerak ke anode atau katode, tergantung jenis muatan partikel
KESTABILAN SISTEM KOLOID
Koloid gas dan kebanyakan koloid cairan tidak mengendap dalam waktu yang sangat lama. Hal ini
menunjukan koloid stabil. Kestabilan koloid ini disebabkan karena adanya gerak Brown. Meskipun telah sampai
ke dasar wadah, partikel koloid dapat naik kembali dan terus bergerak dalam mediumnya. Penyebab lainnya
karena umumnya partikel koloid mengadsorpsi ion. Partikel koloid yang sama akan mengadsorpsi ion-ion yang
sejenis, sehingga partikel-partikel koloid itu saling tolak-menolak karena pengaruh ion sejenis yang telah
diadsorpsi.
Partikel koloid sebenarnya tidak bermuatan listrik (netral). Peristiwa elektroforesis dapat digunakan
untuk mengetahui jenis muatan ion yang diadsorpsi koloid. Jika koloid mengumpul pada elektroda negatif,
berarti koloid telah mengadsorpsi ion positip, dan sebaliknya.
Kestabilan koloid dapat juga disebabkan adanya adsorpsi molekul atau koloid yang lain (koloid
protektif/pelindung). Misalnya gelatin sebagai penstabil es krim. Emulsi dapat terbentuk karena adanya koloid
lain (emulgator/pengemulsi) sebagai pengadsorpsi. Misalnya sabun sebagai pengemulsi minyak/lemak dan air.
Pengemulsi yang lain misalnya kasein dalam susu, dan kuning telur dalam pembuatan mayones. Jika
partikel-partikel koloid saling bergabung dan terkumpul menjadi partikel yang semakin besar, maka koloid akan
terkoagulasi (menggumpal) dan akhirnya akan mengendap.
Secara kimia koagulasi partikel koloid dapat terjadi karena ion-ion yang telah diadsorpsi partikel koloid
dilucuti atau dinetralkan. Misalnya dengan cara elektrolisis atau dicampurkan elektrolit/ion yang muatannya
berlawanan. Cara lain yaitu dicapur dengan koloid lain yang telah mengadsorpsi ion yang muatannya
berlawanan. Ion-ion itu akan saling tarik menarik dengan membawa serta partikel koloid yang
mengadsorpsinya. Secara fisika koagulasi koloid dapat terjadi karena pemanasan atau pendinginan. Misalnya
telur atau santan kelapa dapat menggumpal jika dipanaskan. Es lilin bisa menjadi keras karena didinginkan.
PEMBUATAN SISTEM KOLOID
Terdapat dua cara pembuatan koloid yaitu cara kondensasi dan cara dispersi.
1. Cara Kondensasi
 Reaksi dekomposisi rangkap.
Misalnya:
1. koloid As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan melalui larutan As2O3
dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang.
As2O3(aq) + 3H2S(g) → As2O3 (koloid) + 3H2O(l)
Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2
2. sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl encer. Reaksinya:
AgNO3(ag) + HCl(aq) → AgCl (koloid) + HNO3(aq)
 Reaksi redoks. Misalnya: sol emas atau sol Au dapat dibuat dengan mereduksi larutan garamnya dengan
melarutkan AuCl3 dalam pereduksi organik formaldehida HCOH. Reaksi yang terjadi:
2AuCl (aq) + HCOH(aq) + 3H2O(l) → 2Au(s) + HCOOH(aq) + 6HCl(aq)
Sedangkan sol belerang dapat dibuat dengan mereduksi SO2 yang terlarut dalam air dengan mengalirinya
gas H2S. Reaksi kimia yang terjadi:
2H2S(g) + SO2(aq) → 3S(s) + 2H2O
 Reaksi hidrolisis. Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Misalanya: sol Fe(OH)3 dapat dibuat dengan
hidrolisis larutan FeCl3 dengan memanaskan larutan FeCl3 atau reaksi hidrolisis garam Fe dalam air
mendidih.
FeCl3(aq) + 3H2O(l) → Fe(OH)3 (koloid) + 3HCl(aq)
(Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+
).
Sol Al(OH)3 dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air mendidih.
AlCl3(aq) + 3H2O(l) → Al(OH)3 (koloid) + 3HCl(aq)
 Reaksi pergantian pelarut
Cara ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi sehingga fasa terdispersi yang semulal arut
setelah diganti pelarutanya menjadi berukuran koloid. Misalnya: untuk membuat sol belerang yang sukar larut
dalam air tetapi mudah larut dalam alkohol seperti etanol dengan medium pendispersi air, belarang harus
terlebih dahulu dilarutkan dalam etanol sampai jenuh. Baru kemudian larutan belerang dalam etanol tersebut
ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk. Sehingga belerang akan menggumpal menjadi
pertikel koloid dikarenakan penurunan kelarutan belerang dalam air.
Sebaliknya, kalsium asetat yang sukar larut dalam etanol, mula-mula dilarutkan terlebih dahulu dalam
air, kemudianbaru dalam larutan tersebut ditambahkan etanol maka terjadi kondensasi dan terbentuklah koloid
kalsium asetat.
2. Cara Dispersi
 Cara Mekanik
Cara mekanik adalah penghalusan partikel-partikel kasar zat padat dengan proses penggilingan untuk
dapat membentuk partikel-partikel berukuran koloid. Alat yang digunakan untuk cara ini biasa disebut
penggilingan koloid, yang biasa digunakan dalam:
 Industri makanan untuk membuat jus buah, selai, krim, es krim,dsb.
 Industri kimia rumah tangga untuk membuat pasta gigi, semir sepatu, deterjen, dsb.
 Industri kimia untuk membuat pelumas padat, cat dan zat pewarna.
 Industri-industri lainnya seperti industri plastik, farmasi, tekstil, dan kertas.
 Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid/sistem koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu
endapan/proses pendispersi endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemecah tersebut
dapat berupa elektrolit khususnya yang mengandung ion sejenis ataupun pelarut tertentu. Contoh:
 Agar-agar dipeptisasi oleh air, karet oleh bensin
 Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S, endapan Al(OH)3 oleh AlCl3
 Sol Fe(OH)3 diperoleh dengan mengaduk endapan Fe(OH)3 yang baru terbentuk dengan
sedikit FeCl3. Sol Fe(OH)3 kemudian dikelilingi Fe+3
sehingga bermuatan positif
 Beberapa zat mudah terdispersi dalam pelarut tertentu dan membnetuk sistem koloid.
Contohnya: gelatin dalam air.
 Cara Busur Bredig
Cara busur Bredig ini biasanya digunakan untuk membuat sol-sol logam, sperti Ag, Au, dan Pt. Dalam
cara ini, logam yang akan diubah menjadi partikel-partikel kolid akan digunakan sebagai elektrode. Kemudian
kedua logam dicelupkan ke dalam medium pendispersinya (air suling dingin) sampai kedua ujungnya saling
berdekatan. Kemudian, kedua elektrode akan diberi loncatan listrik, seperti gambar.
Gambar Cara busur listrik Bredig
Panas yang timbul akan menyebabkan logam menguap, uapnya kemudian akan terkondensasi dalam
medium pendispersi dingin, sehingga hasil kondensasi tersebut berupa pertikel-pertikel kolid. Karena logam
diubah jadi partikel kolid dengan proses uap logam, maka metode ini dikategorikan sebagai metode dispersi.
PEMURNIAN KOLOID
1) Dialisis
Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut proses dialisis. Yaitu
dengan mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui membran semipermeabel yang berfungsi
sebagai penyaring. Membran semipermeabel ini dapat dilewati cairan tetapi tidak dapat dilewati koloid,
sehingga koloid dan cairan akan berpisah.
Salah satu pemanfaatan proses dialysis adalah alat pencuci darah (Haemodialisis). Pada proses ini
darah kotor dari pasien dilewatkan dalam pipa-pipa yang terbuat dari membran semipermeable. Pipa
semipermeable ini dialiri cairan yang berfungsi sebagai pencuci (biasanya plasma darah), ion-ion dalam darah
kotor akan terbawa aliran plasma darah.
2) Penyaring Ultra
Partikel-partikel kolid tidak dapat disaring biasa seperti kertas saring, karena pori-pori kertas saring terlalu
besar dibandingkan ukuran partikel-partikel tersebut. Tetapi, bila kertas saring tersebut diresapi dengan selulosa
seperti selofan, maka ukuran pori-pori kertas akan sering berkurang. Kertas saring yang dimodifikasi tersebut
disebut penyaring ultra.
Proses pemurnian dengan menggunakan penyaring ultra ini termasuk lambat, jadi tekanan harus dinaikkan
untuk mempercepat proses ini. Terakhir, partikel-pertikel koloid akan teringgal di kertas saring. Partikel-partikel
kolid akan dapat dipisahkan berdasarkan ukurannya, dengan menggunakan penyaring ultra bertahap.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Kimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar Keporalannya
Kimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar KeporalannyaKimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar Keporalannya
Kimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar KeporalannyaZahro Dhila
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaasterias
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiwd_amaliah
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriRidha Faturachmi
 
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidratalvi lmp
 
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholFirda Shabrina
 
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"ilmanafia13
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri AgataMelati
 
Hidrolisa Suatu Polisakarida
Hidrolisa Suatu PolisakaridaHidrolisa Suatu Polisakarida
Hidrolisa Suatu PolisakaridaErnalia Rosita
 
Pelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zatPelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zatNurul Wulandari
 
Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasiLaporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasiMina Audina
 
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation risyanti ALENTA
 
Ppt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratPpt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratpure chems
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...UNESA
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...UNESA
 

Was ist angesagt? (20)

Kimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar Keporalannya
Kimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar KeporalannyaKimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar Keporalannya
Kimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar Keporalannya
 
Reaksi eliminasi
Reaksi eliminasiReaksi eliminasi
Reaksi eliminasi
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
Isomer e dan z
Isomer e dan zIsomer e dan z
Isomer e dan z
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasi
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat
 
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
 
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 
Hidrolisa Suatu Polisakarida
Hidrolisa Suatu PolisakaridaHidrolisa Suatu Polisakarida
Hidrolisa Suatu Polisakarida
 
Pelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zatPelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zat
 
Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasiLaporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
 
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
 
Ppt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratPpt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidrat
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
 
1 alkohol dan fenol
1 alkohol dan fenol1 alkohol dan fenol
1 alkohol dan fenol
 
Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
 

Andere mochten auch

Makalah koloid sma negeri 2 raha
Makalah koloid sma negeri 2 rahaMakalah koloid sma negeri 2 raha
Makalah koloid sma negeri 2 rahaWarnet Raha
 
Pembuatan koloid
Pembuatan koloidPembuatan koloid
Pembuatan koloidzaffiani
 
Pembuatan Sistem Koloid
Pembuatan Sistem KoloidPembuatan Sistem Koloid
Pembuatan Sistem KoloidNisa Ghaisani
 
Koloid (dalam kehidupan sehari hari)
Koloid (dalam kehidupan sehari hari)Koloid (dalam kehidupan sehari hari)
Koloid (dalam kehidupan sehari hari)Azzahra Azzahra
 
Soal & pembahasan kimia koloid
Soal & pembahasan kimia koloidSoal & pembahasan kimia koloid
Soal & pembahasan kimia koloidNafiah RR
 
Sistem Koloid Presentation
Sistem Koloid PresentationSistem Koloid Presentation
Sistem Koloid PresentationSuwandi Sibarani
 
Contoh koagulasi dalam kehidupan sehari hari
Contoh koagulasi  dalam kehidupan sehari hariContoh koagulasi  dalam kehidupan sehari hari
Contoh koagulasi dalam kehidupan sehari hariJatmiko Deni
 
2014 - SKL Kimia dan contoh soal serta pembahasannya
2014 - SKL Kimia dan contoh soal serta pembahasannya2014 - SKL Kimia dan contoh soal serta pembahasannya
2014 - SKL Kimia dan contoh soal serta pembahasannyaAgust Wahyu
 
Soal dan Pembahasan Asam basa
Soal dan Pembahasan Asam basaSoal dan Pembahasan Asam basa
Soal dan Pembahasan Asam basaNafiah RR
 
Soal Laju Reaksi + Pembahasan
Soal Laju Reaksi + PembahasanSoal Laju Reaksi + Pembahasan
Soal Laju Reaksi + PembahasanArsyi Nurani
 

Andere mochten auch (18)

Mikroemulsi dan nanoemulsi
Mikroemulsi dan nanoemulsiMikroemulsi dan nanoemulsi
Mikroemulsi dan nanoemulsi
 
Makalah koloid sma negeri 2 raha
Makalah koloid sma negeri 2 rahaMakalah koloid sma negeri 2 raha
Makalah koloid sma negeri 2 raha
 
Kim (2) LEMAK
Kim (2) LEMAKKim (2) LEMAK
Kim (2) LEMAK
 
Laporan Kimia Koloid
Laporan Kimia KoloidLaporan Kimia Koloid
Laporan Kimia Koloid
 
Sifat koligatif-larutan
Sifat koligatif-larutanSifat koligatif-larutan
Sifat koligatif-larutan
 
Kimia dialisis
Kimia   dialisisKimia   dialisis
Kimia dialisis
 
Pembuatan koloid
Pembuatan koloidPembuatan koloid
Pembuatan koloid
 
Pembuatan Sistem Koloid
Pembuatan Sistem KoloidPembuatan Sistem Koloid
Pembuatan Sistem Koloid
 
Koloid (dalam kehidupan sehari hari)
Koloid (dalam kehidupan sehari hari)Koloid (dalam kehidupan sehari hari)
Koloid (dalam kehidupan sehari hari)
 
Soal & pembahasan kimia koloid
Soal & pembahasan kimia koloidSoal & pembahasan kimia koloid
Soal & pembahasan kimia koloid
 
Sistem Koloid Presentation
Sistem Koloid PresentationSistem Koloid Presentation
Sistem Koloid Presentation
 
Contoh koagulasi dalam kehidupan sehari hari
Contoh koagulasi  dalam kehidupan sehari hariContoh koagulasi  dalam kehidupan sehari hari
Contoh koagulasi dalam kehidupan sehari hari
 
2014 - SKL Kimia dan contoh soal serta pembahasannya
2014 - SKL Kimia dan contoh soal serta pembahasannya2014 - SKL Kimia dan contoh soal serta pembahasannya
2014 - SKL Kimia dan contoh soal serta pembahasannya
 
Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif LarutanSifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutan
 
Soal dan Pembahasan Asam basa
Soal dan Pembahasan Asam basaSoal dan Pembahasan Asam basa
Soal dan Pembahasan Asam basa
 
Soal2 p h larutan
Soal2 p h larutanSoal2 p h larutan
Soal2 p h larutan
 
KIMIA XI sem 2
KIMIA XI sem 2KIMIA XI sem 2
KIMIA XI sem 2
 
Soal Laju Reaksi + Pembahasan
Soal Laju Reaksi + PembahasanSoal Laju Reaksi + Pembahasan
Soal Laju Reaksi + Pembahasan
 

Ähnlich wie SISTEM KOLOID OPTIMAL (20)

Sistem koloid berhubungan dengan proses
Sistem koloid berhubungan dengan prosesSistem koloid berhubungan dengan proses
Sistem koloid berhubungan dengan proses
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
Makalah koloid lengkap
Makalah koloid lengkapMakalah koloid lengkap
Makalah koloid lengkap
 
Makalah koloid lengkap
Makalah koloid lengkapMakalah koloid lengkap
Makalah koloid lengkap
 
Pembahasan koloid 2
Pembahasan koloid 2Pembahasan koloid 2
Pembahasan koloid 2
 
Makalah kimia 2
Makalah kimia 2Makalah kimia 2
Makalah kimia 2
 
Makalah kimia 2
Makalah kimia 2Makalah kimia 2
Makalah kimia 2
 
Makalah kimia 2
Makalah kimia 2Makalah kimia 2
Makalah kimia 2
 
Paper Koloid kelompok III
Paper Koloid kelompok IIIPaper Koloid kelompok III
Paper Koloid kelompok III
 
Makalah koloid 3
Makalah koloid 3Makalah koloid 3
Makalah koloid 3
 
Makalah kimia 2
Makalah kimia 2Makalah kimia 2
Makalah kimia 2
 
Makalah koloid 3
Makalah koloid 3Makalah koloid 3
Makalah koloid 3
 
Makalah koloid 3
Makalah koloid 3Makalah koloid 3
Makalah koloid 3
 
Makalah sistem koloid (cutnyak)
Makalah sistem koloid (cutnyak)Makalah sistem koloid (cutnyak)
Makalah sistem koloid (cutnyak)
 
Makalah koloid,,,,
Makalah koloid,,,,Makalah koloid,,,,
Makalah koloid,,,,
 
Koloid ppt
Koloid pptKoloid ppt
Koloid ppt
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar
Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia PematangsiantarSistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar
Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar
 
Handout kimia
Handout kimiaHandout kimia
Handout kimia
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 

Mehr von Ranny Rolinda R

Mehr von Ranny Rolinda R (19)

Properties of Solution
Properties of SolutionProperties of Solution
Properties of Solution
 
Chapt12
Chapt12Chapt12
Chapt12
 
La tahzan
La tahzanLa tahzan
La tahzan
 
Tugas ppk
Tugas ppkTugas ppk
Tugas ppk
 
Ch07. structure and syntesys alkenes
Ch07. structure and syntesys alkenesCh07. structure and syntesys alkenes
Ch07. structure and syntesys alkenes
 
Ch06. alkyl halides
Ch06. alkyl halidesCh06. alkyl halides
Ch06. alkyl halides
 
Ch05. streochemistry
Ch05. streochemistryCh05. streochemistry
Ch05. streochemistry
 
Ch04. the study of chemical reaction
Ch04. the study of chemical reactionCh04. the study of chemical reaction
Ch04. the study of chemical reaction
 
Ch03.alkanes
Ch03.alkanesCh03.alkanes
Ch03.alkanes
 
2 the first law of thermodynamic
2 the first law of thermodynamic2 the first law of thermodynamic
2 the first law of thermodynamic
 
TEORI BELAJAR HUMANISTIK
TEORI BELAJAR HUMANISTIKTEORI BELAJAR HUMANISTIK
TEORI BELAJAR HUMANISTIK
 
Larutan ( solution )
Larutan ( solution )Larutan ( solution )
Larutan ( solution )
 
Larutan ( solution 2 )
Larutan ( solution 2 )Larutan ( solution 2 )
Larutan ( solution 2 )
 
Metabolisme
MetabolismeMetabolisme
Metabolisme
 
Genetika
GenetikaGenetika
Genetika
 
Sistem ekonomi islam
Sistem ekonomi islamSistem ekonomi islam
Sistem ekonomi islam
 
Materi kinetika-kimia
Materi kinetika-kimiaMateri kinetika-kimia
Materi kinetika-kimia
 
PPT Gerunds and Infinitives
PPT Gerunds and InfinitivesPPT Gerunds and Infinitives
PPT Gerunds and Infinitives
 
Perkembangan bahasa Mata kuliah PPD
Perkembangan bahasa Mata kuliah PPDPerkembangan bahasa Mata kuliah PPD
Perkembangan bahasa Mata kuliah PPD
 

Kürzlich hochgeladen

MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 

Kürzlich hochgeladen (20)

MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 

SISTEM KOLOID OPTIMAL

  • 1. SISTEM KOLOID Pendahuluan Dalam kehidupan sehari-hari kita sering bersinggungan dengan sistem koloid sehingga sangat penting untuk dikaji. Sebagai contoh, hampir semua bahan pangan mengandung partikel dengan ukuran koloid, seperti protein, karbohidrat, dan lemak. Emulsi seperti susu juga termasuk koloid. Dalam bidang farmasi, kebanyakan produknya juga berupa koloid, misalnya krim, dan salep yang termasuk emulsi. Dalam industri cat, semen, dan industri karet untuk membuat ban semuanya melibatkan sistem koloid. Semua bentuk seperti spray untuk serangga, cat, hair spray, dan sebagainya adalah juga koloid. Dalam bidang pertanian, tanah juga dapat digolongkan sebagai koloid. Jadi sistem koloid sangat berguna bagi kehidupan manusia. Pengertian Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan suspensi. Larutan memiliki sifat homogen dan stabil. Suspensi memiliki sifat heterogen dan labil. Sedangkan koloid memiliki sifat heterogen dan stabil. Perhatikan perbedaan tiga contoh campuran di bawah ini: Campuran antara air dengan sirup Campuran antara air dengan susu. Campuran antara air dengan pasir. Jika kita campurkan air dengan sirup maka sirup akan terdispersi (bercampur) dengan air secara homogen (bening) Jika didiamkan, campuran itu tidak memisah dan juga tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan biasa maupun penyaringan yang lembut (penyaringan mikro). Secara makroskopis maupun mikroskopis mcampuran ini tampak homogen, tidak dapat dibedakan mana yang air dan mana yang sirup. Campuran seperti inilah yang disebut larutan. Jika kita campurkan susu (misalnya, susu instan) dengan air, ternyata susu “larut” tetapi “larutan” itu tidak bening melainkan keruh. Jika didiamkan, campuran itu tidak memisah dan juga tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan (hasil penyaringan tetap keruh). Secara makroskopis campuran ini tampak homogen. Akan tetapi, jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata masih dapat dibedakan partikel-partikel lemak susu yang tersebar di dalam air. Campuran seperti inilah yang disebut koloid. Jika kita campurkan air dengan pasir maka pasir akan terdispersi (bercampur) dengan air secara heterogen dan langsung memisah antara air dengan pasir, yang keadaannya pasir akan mengendap di dasar air dan dapat dipisahkan dengan penyaringan biasa, bahkan dapat dipisahkan dengan cara dituang perlahan-lahan. Secara makroskopis campuran ini sudah tampak hetrogen, dapat dibedakan mana yang air dan mana yang pasir. Campuran seperti inilah yang disebut suspensi.
  • 2. Secara ringkas perbandingan sifat larutan, koloid dan suspensi seperti yang pada Tabel beikut. Sifat Larutan Koloid Suspensi Ukuran 1 nm 1-100 nm > 100 nm Pengyaringan Filter/membran Filter Tidak dengan filter atau membran Jarak penglihatan tampak Tidak nampak Tampak dengan mikroskop elektron Tampak dengan mikroskop cahaya Gerakan Molekul Brown Gya berat Lintasan cahaya Transparan Kadang tembus cahaya/buram Sering kali buram mungkin tembus cahaya Efek tyndall Tidak ada Ada Jumlah fasa satu dua dua Sistem koloid terdiri atas dua fase, yaitu fase terdispersi dengan ukuran tertentu dalam medium pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi sedangkan sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi. Ukuran zat yang didispersikan berkisar dari satu nanometer (nm) hingga satu mikrometer (µm). Contoh: tepung kanji dimasukkan ke dalam air panas maka akan membentuk sistem dispersi. Di sini air sebagai medium pendispersi, dan tepung kanji sebagai zat terdispersi. Jadi, koloid tergolong campuran heterogen (dua fase) dan setabil. Zat yang didipersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan zat disebut medium dispersi. Fase terdispersi bersifat diskontinu (terputus-putus), sedangkan medium dispersi bersifat kontinu. Pada campuran susu dengan air, fase terdispersi adalah lemak, sedangkan medium dispersinya adalah air. JENIS-JENIS KOLOID Jenis-jenis sistem koloid berdasarkan jenis fasa terdispersi dan medium dispersi seperti yang tertera pada Tabel di bawah ini. No. Zat terdispersi Medium dispersi Nama Tipe Contoh 1. Gas Cairan Busa Krim kocok, busa bir, busa sabun 2. Gas Padat Busa padat Batu apung, karet busa 3. Cairan Gas Aerosol cair Kabut, awan 4. Cairan Cairan Emulsi Mayones, susu 5. Cairan Padat Emulsi padat Keju, mentega 6. Padat Gas Aerosol Asap, debu di udara 7. Padat Cair Sol gel Pati dalam air, selai Agar-agar dingin 8. Padat Padat Sol padat Intan hitam, kaca rubi Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak ada koloid yang terbentuk dari campuran antara gas-gas. Hal ini disebabkan campuran gas-gas tercampur secara merata sehingga disebut juga sebagai larutan. Aeresol
  • 3. Aerosol ada yang berupa aerosol cair dan aerosol padat. Aerosol cair merupakan koloid yang fase terdispersinya zat cair dan medium pendispersinya gas. Contoh aerosol cair hasil industri adalah pembasmi serangga dalam bentuk spray, hair spray, dan parfum. Jika disemprotkan di udara, titik-titik zat cair akan tersebar di udara membentuk koloid aerosol. Aerosol cair yang terjadi secara alami Contohnya kabut dan awan. Kabut merupakan titik-titik yang tersebar di udara secara merata. Aerosol padat merupakan koloid yang fase terdispersinya zat padat dan medium pendispersinya gas. Aerosol padat contohnya asap dan debu. Berbagai asap sebenarnya berupa partikelpartikel padat sangat halus yang tersebar di udara. Asap berbahaya yang terjadi di rumah atau di ruangan adalah asap obat nyamuk dan asap rokok yang berlebihan. Debu juga merupakan partikel-partikel padat sangat halus, yang tersebar di udara. Debu dapat berada di rumah karena terbawa angin dari luar. Busa Busa ada yang berupa buih dan busa padat. Buih atau busa cair merupakan koloid yang fase terdispersinya gas dan medium pendispersinya zat cair. Buih yang paling banyak ditemukan yaitu busa sabun. Contoh lainnya yaitu putih telur yang dikocok. Udara sebagai fase terdispersi dan putih telur sebagai medium pendispersi. Di bidang industri kosmetik ada bahan untuk pengeras rambut yang berupa busa cair atau foam. Sedangkan di industri makanan contoh bahan berupa busa cair yaitu krem untuk kue tart. Krem ini dikemas dalam tube seperti pasta gigi. Busa padat, fase terdispersinya gas, medium pendispersinya zat padat. Produk busa padat yang banyak digunakan untuk kemasan barang yang mudah pecah atau rusak adalah styrofoam. Styrofoam salah satu contoh dari polimer sintetis. Emulsi Emulsi merupakan koloid yang fase terdispersinya dan medium pendispersinya zat cair, contohnya campuran minyak dan air. Campuran ini cenderung untuk terpisah sehingga untuk menstabilkan campuran biasanya ditambahkan emulgator. Bahan yang merupakan emulsi misalnya cat, pasta gigi, kosmetik (cleansing milk, foundation), dan salad dressings. Padasalad dressings untuk menyatukan minyak dan air digunakan emulgator kuning telur. Sabun juga merupakan emulgator untuk menyatukan lemak/minyak pada tubuh dengan air saat membersihkan badan. Emulsi padat fase terdispersinya zat cair, medium pendispersinya zat padat. Contoh mentega, keju, dan jelli. SIFAT-SIFAT KOLOID
  • 4. Berikut beberapa topik yang akan di bahas mengenai sifat-sifat koloid. a) Efek Tyndall b) Gerak Brown c) Muatan Koloid d) Koagulasi e) Koloid Pelindung f) Koloid Liofil dan Koloid Liofob a. Gerak brown Gerka brown adalah gerak tidak beraturan atau gerak acak atau gerak zig-zag partikel koloid. Hal ini terjadi karena adanya benturan tidak teratur daari partikel koloid denga medium pendispersi. Dengan adanya gerak Brown ini maka partikel koloid terhindar dari pengendapan karena terus-menerus bergerak, sehingga koloid menjadi stabil. Gerak zig-zag partikel koloid disebut gerak Brown, sesuai dengan nama penemunya Robert Brown seorang ahli biologi berkebangsaan Inggris. Gambar Robert Brown dan gerak brwon. Jika kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas( dinamakan gerak brown), sedangkan pada zat padat hanya beroszillasi di tempat ( tidak termasuk gerak brown ). Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown. Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam campuran heterogen zat cair dengan zat padat (suspensi).
  • 5. Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel- partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown semakin lambat. b. Efek tyndall Efek tindal yaitu efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall. Efek Tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati (gambar kiri) disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid (gambar kanan), cahaya akan dihamburkan. Hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati. Gambar hamburan cahaya oleh air santan kelapa (koloid) dan larutan gula yang bukan koloid Contoh efek tindal dapat dilihat pada kedua contoh berikut Gambar penghamburan cahaya oleh sistem koloid (gambar kiri)
  • 6. Contoh efek tindal dalam kehidupan sehari: Jika sinar matahari masuk melalui celah ke dalam ruangan, pada sinar tsb terlihat debu” beterbangan (daerah ini terlihat leih terang). Jika koen liat film di bioskop, trus ada org ngrokok. Keplaken ae wong iku pek… asap rokok yg mengepul ke atas mengakibatkan cahaya proyektor terlihat lebih terang dan gambar pada layar menjadi buram. Sorot lampu mobil pada malam hari yg berkabut terlihat lebih jelas, tetapip jalan kelihatan tidak jelas. c. Adsorpsi Adsorpsi yaitu penyerapan pada permukaan partikel koloid oleh adanya gaya adhesi zat-zat asing. Daya adsorpsi koloid sangat besar karena permukaan partikel koloid yang sangat luas bila dibandingkan permukaan zat padat dengan jumlah yang sama. Partikel koloid sol tersebut tidak selalu mengadsorpsi ion yang sama. Hal itu tergantung pada muatan yang berlebih dari medium pendispersinya. Misalnya, jika sol AgCl terdapat pada medium pendispersi dengan kation Ag+ berlebih, maka AgCl akan bermuatan positif. Sedangkan jika AgCl terdapat pada medium pendispersi dengan anion Cl- berlebih, maka sol AgCl akan bermuatan negatif. Koloid yang berbeda akan mengadsorpsi zat-zat yang berbeda pula. Sifat adsorpsi koloid ini umumnya digunakan untuk mengadsorpsi/membuang kotoran/warna dan bau, memisahkan campuran, memekatkan bijih tambang, dan proses pemurnian lainnya. Gambar penyerapan suatu zat oleh zat pengadsorbsi Contoh : Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+ . Sedangkan koloid As2S3 bermuatan negatit karena permukaannya menyerap ion S2. Perhatikan gambar.
  • 7. Gambar Absorbsi pada permukaan koloid Adsorbsi berbeda dengan absorbsi, absorpsi penyerapan yg terjadi di seluruh bagian. Sifat adsorpsi partikel koloid dalam kehidupan sehari digunakan pada proses-proses berikut. Penjernihan air Penghilangan kotoran pd proses pembuatan sirup Proses menghilangkan bau badan Pengguanaan arang aktif d. Koagulasi Koagulasi yaitu penggumpalan partikel koloid yang terjadi karena kerusakan stabilitas sistem koloid atau karena penggabungan partikel yg berbeda muatan sehinggas membentuk partikel koloid yg lebih besar. Koagulasi dapat dilakukan dengan cara mekanik dan kimiawi: Cara mekanik : pemanasan, pendinginan dan pengadukan. Cara kimiawi : penetralan silang atau menghilangkan muatan dan penambahan elektrolit. Contoh proses-proses yang memanfaatkan sifat koagulasi dari koloid : a) Pengolahan karet dari bahan mentahnya ( lateks ) dengan koagulan berupa asam format. b) Proses penjernihan air dengan menambahkan tawas. Tawas aluminium sulfat (mengandung ion Al3+ ) dapat digunakan untuk menggumpalkan lumpur koloid atau sol tanah liat dalam air (yang bermuatan negatif). c) Jika sol Fe(OH)3 yang bermuatan positif ditambah sol As2S3 yang bermuatan negatif, maka akan terjadi koagulasi. d) Proses terbentuknya delta di muara sungai. Terjadi karena koloid tanah liat dalam air sungai mengalami koagulasi ketika bercampur dengan elektrolit dalam air laut.
  • 8. e) Asap atau debu pabrik dapat digumpalkan dengan alat koagulasi listrik ( pesawat Cottrel ). Metode ini dikembangkan oleh Frederick Cottrel ( 1877 - 1948 ). f) Proses yang dilakukan oleh ion Al3+ atau Fe3+ pada penetralan partikel albuminoid yang terdapat dalam darah, mengakibatkan terjadinya koagulasi sehingga dapat menutupi luka. Pengolahan Air Bersih Pengolahan air bersih didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu koagulasi dan adsorpsi. Air sungai atau air sumur yang keruh mengandung lumpur yang merupakan partikel koloid. Selain itu terdapat pula zat-zat warna, zat pencemar, seperti limbah detergen, dan pestisida. Bahan-bahan yang diperlukan untuk pengolahan air adalah tawas biasanya aluminium sulfat, pasir, klorin atau kaporit, kapur tohor, dan karbon aktif. Tawas berguna untuk menggumpalkan lumpur agar lebih mudah disaring. Tawas juga membentuk koloid Al(OH)3 yang dapat mengadsorpsi zat-zat warna atau zat-zat pencemar, seperti detergen dan pestisida. Apabila tingkat kekeruhan air yang diolah terlalu tinggi, maka digunakan karbon aktif di samping tawas. Pasir berfungsi sebagai penyaring. Klorin atau kaporit berfungsi sebagai pembasmi hama (desinfektan), sedangkan kapur tohor berguna untuk menaikkan pH, yaitu untuk menetralkan keasaman yang terjadi karena penggunaan tawas. Pengolahan air bersih di kota-kota besar pada prinsipnya sama dengan pengolahan air sederhana yang dijelaskan di atas. Mula-mula air sungai dipompakan ke dalam bak prasedimentasi. Di sini lumpur dibiarkan mengendap karena pengaruh gravitasi. Lumpur dibuang dengan pompa, sedangkan air selanjutnya dialirkan ke dalam bak ventury. Pada tahap ini dicampurkan tawas dan gas klorin (preklorinasi). Pada air baku yang kekeruhan dan pencemarannya tinggi, perlu dibubuhkan karbon aktif yang berguna untuk menghilangkan bau, warna, rasa, dan zat organik yang terkandung dalam air baku. Dari bak ventury, air baku yang telah dicampur dengan bahan-bahan kimia dialirkan ke dalam accelator. Di dalam bak accelator ini terjadi proses koagulasi, lumpur dan kotoran lain menggumpal membentuk flok-flok yang akan mengalami sedimentasi secara gravitasi. Selanjutnya, air yang sudah setengah bersih dialirkan ke dalam bak saringan pasir. Pada saringan ini, sisa-sisa flok akan tertahan. Dari bak pasir diperoleh air yang sudah hampir bersih. Air yang sudah cukup bersih ini ditampung dalam bak lain yang disebut siphon, di mana ditambahkan kapur untuk menaikkan pH dan gas klorin (postklorinasi) untuk mematikan hama. Dari bak siphon, air yang sudah memenuhi standar air bersih selanjutnya dialirkan ke dalam reservoar, kemudian ke konsumen. Elektroforesis Peristiwa elektroforesis adalah peristiwa mengalirnya partikel-partikel koloid menuju elektroda, bergeraknya partikel koloid ke dalam satu elektroda menunjukkan bahwa partikel-partikel koloid bermuatan listrik. Gejala ini dapat diamati dengan menggunakan alat sel elektroforesis seperti pada gambar.
  • 9. Gambar sel elektrolisis Dispersi koloid dimasukkan ke dalam tabung U kemudian dicelupkan elektroda pada mulut tabung. Apabila kawat dihubungkan dengan sumber arus listrik searah dan arus listrik mengalir lewat elektroda positif dan negatif maka partikel koloid akan bergerak ke salah satu elektroda. Partikel dispersi koloid yang bermuatan negatif akan bergerak menuju elektroda bermuatan negatif. Dengan menggunakan sel elektroforesis dapat ditentukan muatan dari partikel koloid. Elektroforesis dapat dipakai untuk memisahkan protein-protein dalam larutan. Muatan pada protein berbeda-beda, tergantung pH. Dengan membuat pH larutan tertentu (misalnya dalam larutan penyangga), pemisahan molekul-molekul protein yang berlainan jenis terjadi. e. Koloid Pelindung Koloid pelindung adalah koloid yang bersifat melindungi koloid lain agar tidak mengalami koagulasi sehingga koloid menjadi lebih stabil. Koloid pelindung akan membentuk lapisan di sekeliling partikel koloid yang lain. Lapisan ini akan melindungi muatan koloid tersebut sehingga partikel koloid tidak mudah mengendap atau terpisah dari medium pendispersinya. Contohnya: Pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukan kristal besar es atau gula. Zat-zat pengemulsi ( sabun dan deterjen ). Butiran-butiran halus air dalam margarin distabilkan dengan lesitin. Partikel-partikel karbon dalam tinta dilindungi dengan larutan gom. Warna-warna dalam cat distabilkan dengan oksida logam dengan menambahkan minyak silikon. Pada industri susu, kasein digunakan untuk melindungi partikel-partikel minyak atau lemak dalam medium cair. f. Koloid Liofil dan Koloid Liofob Berdasarkan sifat adsorpsi dari partikel koloid terhadap medium pendispersinya, dikenal dua macam koloid yaitu: koloid liofil dan koloid liofob
  • 10. Koloid liofil yaitu koloid yang ”senang cairan” (bahasa Yunani : liyo = cairan; philia = senang). Partikel koloid akan mengadsorpsi molekul cairan, sehingga terbentuk selubung di sekeliling partikel koloid itu. Contoh koloid liofil adalah kanji, protein, dan agar-agar. Ciri-cirinya Sol Liofil 1) Dapat dibuat langsung dengan mencampurkan fase terdispersi dengan medium terdispersinya 2) Mempunyai muatan yang kecil atau tidak bermuatan 3) Partikel-partikel sol liofil mengadsorpsi medium pendispersinya. Terdapat proses solvasi/ hidrasi, yaitu terbentuknya lapisan medium pendispersi yang teradsorpsi di sekeliling partikel sehingga menyebabkan partikel sol liofil tidak saling bergabung 4) Viskositas sol liofil > viskositas medium pendispersi 5) Tidak mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit 6) Reversibel, artinya fase terdispersi sol liofil dapat dipisahkan dengan koagulasi, kemudian dapat diubah kembali menjadi sol dengan penambahan medium pendispersinya. 7) Memberikan efek Tyndall yang lemah 8) Dapat bermigrasi ke anode, katode, atau tidak bermigrasi sama sekali. Koloid liofob yaitu koloid yang ”benci cairan” (phobia = benci). Partikel koloid tidak mengadsorpsi molekul cairan. Contoh koloid liofob adalah sol sulfida dan sol logam. Ciri-ciri Sol Liofob 1) Tidak dapat dibuat hanya dengan mencampur fase terdispersi dan medium pendisperinya 2) Memiliki muatan positif atau negative 3) Partikel-partikel sol liofob tidak mengadsorpsi medium pendispersinya. Muatan partikel diperoleh dari adsorpsi partikel-partikel ion yang bermuatan listrik 4) Viskositas sol hidrofob hampir sama dengan viskositas medium pendispersi 5) Mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit karena mempunyai muatan 6) Irreversibel artinya sol liofob yang telah menggumpal tidak dapat diubah menjadi sol 7) Memberikan efek Tyndall yang jelas 8) Akan bergerak ke anode atau katode, tergantung jenis muatan partikel KESTABILAN SISTEM KOLOID Koloid gas dan kebanyakan koloid cairan tidak mengendap dalam waktu yang sangat lama. Hal ini menunjukan koloid stabil. Kestabilan koloid ini disebabkan karena adanya gerak Brown. Meskipun telah sampai ke dasar wadah, partikel koloid dapat naik kembali dan terus bergerak dalam mediumnya. Penyebab lainnya karena umumnya partikel koloid mengadsorpsi ion. Partikel koloid yang sama akan mengadsorpsi ion-ion yang
  • 11. sejenis, sehingga partikel-partikel koloid itu saling tolak-menolak karena pengaruh ion sejenis yang telah diadsorpsi. Partikel koloid sebenarnya tidak bermuatan listrik (netral). Peristiwa elektroforesis dapat digunakan untuk mengetahui jenis muatan ion yang diadsorpsi koloid. Jika koloid mengumpul pada elektroda negatif, berarti koloid telah mengadsorpsi ion positip, dan sebaliknya. Kestabilan koloid dapat juga disebabkan adanya adsorpsi molekul atau koloid yang lain (koloid protektif/pelindung). Misalnya gelatin sebagai penstabil es krim. Emulsi dapat terbentuk karena adanya koloid lain (emulgator/pengemulsi) sebagai pengadsorpsi. Misalnya sabun sebagai pengemulsi minyak/lemak dan air. Pengemulsi yang lain misalnya kasein dalam susu, dan kuning telur dalam pembuatan mayones. Jika partikel-partikel koloid saling bergabung dan terkumpul menjadi partikel yang semakin besar, maka koloid akan terkoagulasi (menggumpal) dan akhirnya akan mengendap. Secara kimia koagulasi partikel koloid dapat terjadi karena ion-ion yang telah diadsorpsi partikel koloid dilucuti atau dinetralkan. Misalnya dengan cara elektrolisis atau dicampurkan elektrolit/ion yang muatannya berlawanan. Cara lain yaitu dicapur dengan koloid lain yang telah mengadsorpsi ion yang muatannya berlawanan. Ion-ion itu akan saling tarik menarik dengan membawa serta partikel koloid yang mengadsorpsinya. Secara fisika koagulasi koloid dapat terjadi karena pemanasan atau pendinginan. Misalnya telur atau santan kelapa dapat menggumpal jika dipanaskan. Es lilin bisa menjadi keras karena didinginkan. PEMBUATAN SISTEM KOLOID Terdapat dua cara pembuatan koloid yaitu cara kondensasi dan cara dispersi. 1. Cara Kondensasi  Reaksi dekomposisi rangkap. Misalnya: 1. koloid As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan melalui larutan As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang. As2O3(aq) + 3H2S(g) → As2O3 (koloid) + 3H2O(l) Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2 2. sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl encer. Reaksinya: AgNO3(ag) + HCl(aq) → AgCl (koloid) + HNO3(aq)  Reaksi redoks. Misalnya: sol emas atau sol Au dapat dibuat dengan mereduksi larutan garamnya dengan melarutkan AuCl3 dalam pereduksi organik formaldehida HCOH. Reaksi yang terjadi: 2AuCl (aq) + HCOH(aq) + 3H2O(l) → 2Au(s) + HCOOH(aq) + 6HCl(aq) Sedangkan sol belerang dapat dibuat dengan mereduksi SO2 yang terlarut dalam air dengan mengalirinya gas H2S. Reaksi kimia yang terjadi: 2H2S(g) + SO2(aq) → 3S(s) + 2H2O
  • 12.  Reaksi hidrolisis. Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Misalanya: sol Fe(OH)3 dapat dibuat dengan hidrolisis larutan FeCl3 dengan memanaskan larutan FeCl3 atau reaksi hidrolisis garam Fe dalam air mendidih. FeCl3(aq) + 3H2O(l) → Fe(OH)3 (koloid) + 3HCl(aq) (Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+ ). Sol Al(OH)3 dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air mendidih. AlCl3(aq) + 3H2O(l) → Al(OH)3 (koloid) + 3HCl(aq)  Reaksi pergantian pelarut Cara ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi sehingga fasa terdispersi yang semulal arut setelah diganti pelarutanya menjadi berukuran koloid. Misalnya: untuk membuat sol belerang yang sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam alkohol seperti etanol dengan medium pendispersi air, belarang harus terlebih dahulu dilarutkan dalam etanol sampai jenuh. Baru kemudian larutan belerang dalam etanol tersebut ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk. Sehingga belerang akan menggumpal menjadi pertikel koloid dikarenakan penurunan kelarutan belerang dalam air. Sebaliknya, kalsium asetat yang sukar larut dalam etanol, mula-mula dilarutkan terlebih dahulu dalam air, kemudianbaru dalam larutan tersebut ditambahkan etanol maka terjadi kondensasi dan terbentuklah koloid kalsium asetat. 2. Cara Dispersi  Cara Mekanik Cara mekanik adalah penghalusan partikel-partikel kasar zat padat dengan proses penggilingan untuk dapat membentuk partikel-partikel berukuran koloid. Alat yang digunakan untuk cara ini biasa disebut penggilingan koloid, yang biasa digunakan dalam:  Industri makanan untuk membuat jus buah, selai, krim, es krim,dsb.  Industri kimia rumah tangga untuk membuat pasta gigi, semir sepatu, deterjen, dsb.  Industri kimia untuk membuat pelumas padat, cat dan zat pewarna.  Industri-industri lainnya seperti industri plastik, farmasi, tekstil, dan kertas.  Cara Peptisasi Cara peptisasi adalah pembuatan koloid/sistem koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan/proses pendispersi endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemecah tersebut dapat berupa elektrolit khususnya yang mengandung ion sejenis ataupun pelarut tertentu. Contoh:  Agar-agar dipeptisasi oleh air, karet oleh bensin  Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S, endapan Al(OH)3 oleh AlCl3  Sol Fe(OH)3 diperoleh dengan mengaduk endapan Fe(OH)3 yang baru terbentuk dengan sedikit FeCl3. Sol Fe(OH)3 kemudian dikelilingi Fe+3 sehingga bermuatan positif
  • 13.  Beberapa zat mudah terdispersi dalam pelarut tertentu dan membnetuk sistem koloid. Contohnya: gelatin dalam air.  Cara Busur Bredig Cara busur Bredig ini biasanya digunakan untuk membuat sol-sol logam, sperti Ag, Au, dan Pt. Dalam cara ini, logam yang akan diubah menjadi partikel-partikel kolid akan digunakan sebagai elektrode. Kemudian kedua logam dicelupkan ke dalam medium pendispersinya (air suling dingin) sampai kedua ujungnya saling berdekatan. Kemudian, kedua elektrode akan diberi loncatan listrik, seperti gambar. Gambar Cara busur listrik Bredig Panas yang timbul akan menyebabkan logam menguap, uapnya kemudian akan terkondensasi dalam medium pendispersi dingin, sehingga hasil kondensasi tersebut berupa pertikel-pertikel kolid. Karena logam diubah jadi partikel kolid dengan proses uap logam, maka metode ini dikategorikan sebagai metode dispersi. PEMURNIAN KOLOID 1) Dialisis Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut proses dialisis. Yaitu dengan mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui membran semipermeabel yang berfungsi sebagai penyaring. Membran semipermeabel ini dapat dilewati cairan tetapi tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid dan cairan akan berpisah. Salah satu pemanfaatan proses dialysis adalah alat pencuci darah (Haemodialisis). Pada proses ini darah kotor dari pasien dilewatkan dalam pipa-pipa yang terbuat dari membran semipermeable. Pipa semipermeable ini dialiri cairan yang berfungsi sebagai pencuci (biasanya plasma darah), ion-ion dalam darah kotor akan terbawa aliran plasma darah. 2) Penyaring Ultra
  • 14. Partikel-partikel kolid tidak dapat disaring biasa seperti kertas saring, karena pori-pori kertas saring terlalu besar dibandingkan ukuran partikel-partikel tersebut. Tetapi, bila kertas saring tersebut diresapi dengan selulosa seperti selofan, maka ukuran pori-pori kertas akan sering berkurang. Kertas saring yang dimodifikasi tersebut disebut penyaring ultra. Proses pemurnian dengan menggunakan penyaring ultra ini termasuk lambat, jadi tekanan harus dinaikkan untuk mempercepat proses ini. Terakhir, partikel-pertikel koloid akan teringgal di kertas saring. Partikel-partikel kolid akan dapat dipisahkan berdasarkan ukurannya, dengan menggunakan penyaring ultra bertahap.