SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 8
Eksistensi Pancasila di Tengah Pusaran Ideologi-Ideologi Dunia
Dunia berkembang dan berubah dengan sangat cepat, dan perubahan yang
terjadi itu ikut mewarnai kehidupan bangsa kita secara fundamental. Ada
beberapa penulis buku yang melalui konsep-konsepnya telah berhasil memotret
realitas zaman yang sedang kita jalani ini. Di antaranya adalah Rowan Gibson
(1997) yang menyatakan bahwa The road stop here. Masa di depan kita nanti
akan sangat lain dari masa lalu, dan karenanya diperlukan pemahaman yang
tepat tentang masa depan itu.
New time call for new organizations, dengan tantangan yang berbeda diperlukan bentuk
organisasi yang berbeda, dengan ciri efisiensi yang tinggi. Where do we go next; dengan
berbagai perubahan yang terjadi, setiap organisasi-termasuk organisasi negara-perlu
merumuskan dengan tepat arah yang ingin dituju. Peter Senge (1994) mengemukakan bahwa
ke depan terjadi perubahan dari detail complexity menjadi dynamic complexity yang membuat
interpolasi menjadi sulit. Perubahan-perubahan terjadi sangat mendadak dan tidak menentu.
Rossabeth Moss Kanter (1994) juga menyatakan bahwa masa depan akan didominasi oleh
nilai-nilai dan pemikirancosmopolitan, dan karenanya setiap pelakunya, termasuk pelaku
bisnis dan politik dituntut memiliki 4 C, yaituconcept, competence,
connection, dan confidence.
Sejak berakhirnya perang dingin yang kental diwarnai persaingan ideologi antara blok Barat
yang memromosikan liberalisme-kapitalisme dan blok Timur yang mempromosikan
komunisme-sosialisme, tata pergaulan dunia mengalami perubahan-perubahan yang
mendasar. Beberapa kalangan mengatakan bahwa setelah berakhirnya perang dingin yang
ditandai dengan bubarnya negara Uni Soviet dan runtuhnya tembok Berlin di akhir dekade
1980-an dunia ini mengakhiri periode bipolar dan memasuki periode multipolar.
Periode multipolar yang dimulai awal 1990-an yang kita alami selama sekitar satu dekade,
juga pada akhirnya disinyalir banyak pihak terutama para pengamat politik internasional,
telah berakhir setelah Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden George Bush
memromosikan doktrin unilateralisme dalam menangani masalah internasional sebagai wujud
dari konsepsi dunia unipolar yang ada di bawah pengaruhnya.
Berarti era persaingan ideologis dalam dimensi global telah berakhir. Saat ini kita belum
dapat membayangkan bahwa dalam waktu dekat akan muncul kembali persaingan ideologis
yang keras yang meliputi seluruh wilayah dunia ini. Dunia sekarang ini cenderung masuk
kembali ke arah persaingan antarbangsa dan negara, yang dimensi utamanya terletak pada
bidang ekonomi karena setiap negara sedang berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi warga bangsanya. Dalam era yang seperti ini, kedudukan ideologi nasional suatu
negara akan berperan dalam mengembangkan kemampuan bersaing negara yang
bersangkutan dengan negara lainnya.
PEMBAHASAN
A. Ideologi, perlukah dipertahankan?
Ada beberapa definisi dari ideologi, diantaranya adalah :
Ideologi secara fungsional diartikan sebagai seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama
atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik.
Ideologi secara structural diartikan sebagai pembenaran, seperti gagasan dan formula politik
atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa.
Secara harfiah ideologi itu sendri terdiri dari dua suku kata yakni; Ideo yang berarti ide dan
logos yang berarti ilmu.
Suatu negara atau lembaga kemasyarakatan pasti membutuhkan ideology. Sangat mustahil
dalam suatu lembaga kemasyarakatan menolak adanya ideologi. Hal ini disebabkan Karena
ideologi merupakan acuan pokok atau kerangka dasar dinamis yang menjadi energi kreatif
dalam proses dinamisasi suatu lembaga. Lembaga swadaya masyarakat atau yang lebih
dikenal dengan nama LSM merupakan salah satu contoh kecil lembaga yang ada dalam suatu
masyarakat. Sebuah pemahaman/ide itu bisa dikatakan sebagai sebuah ideologi apabila
mampu memuaskan batin, mampu memperbaiki hubungan antara manusia dengan manusia,
manusia dengan alam dan manusia dengan sang pencipta. Suatu ideologi dianggap berhasil
apabila mampu menanamkan nilai pada obyek ideologi dalam hal ini masyarakat. Kadang-
kadang idiologi juga dapat menjadi titik acuan dalam memandang suatu realitas atau kondisi
yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat.
Lepasnya Idelogi Pancasila hasil pemerkosaan Orde Baru memancing timbulnya berbagai
Ideologi lama (Kecuali Komunis yang tak bisa Exis sebab Tap MPR mengenai Komunis
belum di cabut). Idelogi ini berkelana mencari pengikutnya yang hampir 32 tahun tercerai
berai. Walaupun demikian pertarungan dua Idelogi Agama dan Nasionalis tidak kalah
serunya.
Pemilu di Era Reformasi sebagai bukti yang nyata sengitnya pertarungan dua Idelogi ini. Hal
ini semakin terlihat tatkala hasil dari perolehan suara tidak menunjukkan salah satu partai
mendapatkan hasil mayoritas.Walaupun pertarungan Ideologi belum mengarah pada
penggantiam Ideologi,hal ini erat kaitanya dengan masih adanya musuh bersama yaitu sisa
Rezim Orde baru.
Tetapi pertarungan Ideologi semakin terbuka ditingkat akar rumput tatkala bukan hal yang
menakutkan lagi penggunaan sebuah Ideologi diluar Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat. Jika Hal ini dibiarkan maka akan meluas kepada penggunaan Ideologi
tertentu dalam kehidupan berbangsa. Sebuah gerakan Parlement diera Reformasi terhadap
amandemen pasal 29 adalah salah satu bentuk perebutan Ideologis. Walaupun pada akhirnya
mayoritas anggota MPR menolak terhadap Amademen pasal 29 adalah sebuah langkah yang
bersifat sementara, sebab keadaan negara sedang menghadapi perpecahan. Sehingga
dibutuhkan semangat persatuan yang menghilangkan sebanyak mungkin perbedaan-
perbedaan yang ada.
Tetapi siapakah yang akan menjamin pertarungan dua Ideologi ini tidak keluar dari
Parlement?. Dengan melihat sejarah negeri ini, betapa berdarahnya pertarungan Ideologi
sudah selayaknya difikirkan Ideologi Pancasila baru yang dapat mengakomodasikan
kepentingan seluruh rakyat indonesia. Sebab dimanapun juga didunia ini sebuah organisasi
memerlukan dogma tidak terkecuali agama sekalipun, karena dogma dapat menjadikan setiap
orang akan mendapatkan perlakuan yang sama. Didalam kehidupan berbangsa dan bernegara
dogma diwujudkan dalam Ideologi kebangsaan yang mengakomodasikan berbagai unsur
yang ada dimasyarakat.
B. Ideologi di Indonesia
Pancasila sebagai ideologi memiliki karakter utama sebagai ideologi nasional. Ia adalah cara
pandang dan metode bagi seluruh bangsa Indonesia untuk mencapai cita-citanya, yaitu
masyarakat yang adil dan makmur. Pancasila adalah ideologi kebangsaan karena ia digali dan
dirumuskan untuk kepentingan membangun negara bangsa Indonesia. Pancasila yang
memberi pedoman dan pegangan bagi tercapainya persatuan dan kesatuan di kalangan warga
bangsa dan membangun pertalian batin antara warga negara dengan tanah airnya.
Pancasila juga merupakan wujud dari konsensus nasional karena negara bangsa Indonesia ini
adalah sebuah desain negara moderen yang disepakati oleh para pendiri negara Republik
Indonesia dengan berdasarkan Pancasila. Dengan ideologi nasional yang mantap seluruh
dinamika sosial, budaya, dan politik dapat diarahkan untuk menciptakan peluang positif bagi
pertumbuhan kesejahteraan bangsa.
Sebenarnya, proses reformasi selama enam tahun belakangan ini adalah kesempatan emas
yang harus dimanfaatkan secara optimal untuk merevitalisasi semangat dan cita-cita para
pendiri negara kita untuk membangun negara Pancasila ini. Peluang untuk melakukan
revitalisasi ideologi kebangsaan kita dalam era reformasi ini masih kurang dimanfaatkan.
Bahkan dalam proses reformasi-selain sejumlah keberhasilan yang ada, terutama dalam
bidang politik-juga muncul ekses berupa melemahnya kesadaran hidup berbangsa.
Manifestasinya muncul dalam bentuk gerakan separatisme, tidak diindahkannya konsensus
nasional, pelaksanaan otonomi daerah yang menyuburkan etnosentrisme dan desentralisasi
korupsi, demokratisasi yang dimanfaatkan untuk mengembangkan paham sektarian, dan
munculnya kelompok-kelompok yang memromosikan secara terbuka ideologi di luar
Pancasila.
Patut disadari oleh semua warga bangsa bahwa keragaman bangsa ini adalah berkah dari
Tuhan Yang Maha Kuasa. Oleh sebab itu, semangat Bhinneka Tunggal Ika harus terus
dikembangkan karena bangsa ini perlu hidup dalam keberagaman, kesetaraan, dan harmoni.
Sayangnya, belum semua warga bangsa kita menerima keragaman sebagai berkah. Oleh
karenanya, kita semua harus menolak adanya konsepsi hegemoni mayoritas yang melindungi
minoritas karena konsep tersebut tidak sesuai dengan konsep Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) 1945 terbentuk dengan karakter utamanya
mengakui pluralitas dan kesetaraan antarwarga bangsa. Hal tersebut merupakan kesepakatan
bangsa kita yang bersifat final. Oleh karenanya, NKRI tidak dapat diubah menjadi bentuk
negara yang lain dan perubahan bentuk NKRI tidak akan difasilitasi oleh NKRI sendiri.
Cita-cita yang mendasari berdirinya NKRI yang dirumuskan founding fathers telah
membekali kita dengan aspek-aspek normatif negara bangsa yang menganut nilai-nilai yang
sangat maju dan modern. Oleh sebab itu, tugas kita semua sebagai warga bangsa untuk
mengimplementasikannya secara konkret. NKRI yang mengakui, menghormati keragaman
dan kesetaraan adalah pilihan terbaik untuk mengantarkan masyarakat kita pada pencapaian
kemajuan peradabannya.
Perlu disadari oleh semua pihak bahwa proses demokratisasi yang sedang berlangsung ini
memiliki koridor, yaitu untuk menjaga dan melindungi keberlangsungan NKRI, yang
menganut ideologi negara Pancasila yang membina keberagaman, dan memantapkan keseta-
raan. Oleh karenanya, tidak semua hal dapat dilakukan dengan mengatasnamakan demokrasi.
Pancasila sebagaimana ideologi manapun di dunia ini, adalah kerangka berfikir yang
senantiasa memerlukan penyempurnaan. Karena tidak ada satu pun ideologi yang disusun
dengan begitu sempurnanya sehingga cukup lengkap dan bersifat abadi untuk semua zaman,
kondisi, dan situasi. Setiap ideologi memerlukan hadirnya proses dialektika agar ia dapat
mengembangkan dirinya dan tetap adaptif dengan perkembangan yang terjadi. Dalam hal ini,
setiap warga negara Indonesia yang mencintai negara dan bangsa ini berhak ikut dalam
proses merevitalisasi ideologi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh
karenanya, prestasi bangsa kita akan menentukan posisi Pancasila di tengah percaturan
ideologi dunia saat ini dan di masa mendatang.
Pancasila, sebagaimana tercantum dalam Pembukaaan UUD 1945 dalam perjalanan sejarah
kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi dan interpretasi sesuai dengan
kepentingan zaman, yaitu sesuai dengan kepentingan rezim yang berkuasa. Pancasila telah
digunakan sebagai alat untuk memaksa rakyat setia kepada pemerintah yang berkuasa dengan
menempatkan Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Masyarakat tidak diperbolehkan menggunakan asas lain, walaupun
tidak bertentangan dengan Pancasila. Sehingga contohnya secara nyata pada era reformasi ini
setelah rezim Soeharto jatuh maka Pancasila ikut jatuh dan tenggelam. Dikarenakan teori
politik Pancasila kita tidak sesuai dengan teori politik secara umum. Bahkan sekarang pun
(2004) saat Megawati berkuasa tidak ada cahaya sedikit pun dari Pancasila kita.
Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 adalah dasar negara dari
negara kesatuan Republik Indonesia yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam
kehidupan bernegara. Suatu pandangan hidup akan meningkat menjadi falsafah hidup apabila
telah mendapat landasan berfikir maupun motivasi yang lebih jelas. Sedangkan
kristalisasinya kemudian membentuk suatu ideologi.
Pancasila sebagai ideologi nasional mengandung nilai-nilai budaya bangsa Indonesia, yaitu
cara berpikir dan cara kerja perjuangan. Pancasila perlu dipahami dengan latar belakang
konstitusi proklamasi atau hukum dasar kehidupan berbangasa, bernegara dan bermasyarakat
yaitu Preambule, Batang Tubuh serta Penjelasan UUD 1945. Pancasila sebagai ideologi
nasional dapat diartikan sebagai suatu pemikiran yang memuat pandangan dasar dan cita-cita
mengenai sejarah, manusia, masyarakat, recht dan negara Indonesia, yang bersumber dari
kebudayaan Indonesia.
Pancasila bersifat integralistik, yaitu paham tentang hakikat negara yang dilandasi dengan
konsep kehidupan bernegara. Pancasila yang melandasi kehidupan bernegara menurut Dr.
Soepomo adalah dalam kerangka negara integralistik, untuk membedakan dari paham-paham
yang digunakan oleh pemikir kenegaraan lain. Masih cocokkah pandangan integralistik ini ?.
Pancasila seperti ideologi dunia lainnya terlebih dahulu lahir sebagai pemikiran filosofis,
yang kemudian dituangkan dalam rumusan ideologi dan setelahnya baru diwujudkan dalam
konsep-konsep politik. Jangka waktu tersebut bisa puluhan bahkan ratusan tahun. Proses
yang dilalui Pancasila sedikit berbeda karena belum ada konsep masa depan atau tujuan yang
hendak dicapai.
KESIMPULAN
Ideologi merupakan acuan pokok atau kerangka dasar dinamis yang menjadi energi kreatif
dalam proses dinamisasi suatu lembaga. Ideologi juga merupakan seperangkat nilai yang
diyakini kebenarannya oleh suatu bangsa dan digunakan sebagai dasar untuk menata
masyarakat dalam bernegara. Ideologi mengandung nilai-nilai dasar yang hidup dalam sistem
kehidupan masyarakat dan mengandung idealisme yang mampu mengakomodasikan tuntutan
perkembangan zaman kedalam nilai-nilai dasar yang sudah dikristalisasikan dalam pancasila
dan UUD 1945. Negara adalah lembaga kemsyarakatan dalam skala makro, untuk itu
tentunya negara juga membutuhkan yang namanya ideologi. Negara merupakan patokan bagi
setiap lembaga kemasyarakatan dalam lingkup mikro. Bila kita menengok kembali sejarah
maka akan kita dapati bahwa ideologi-ideologi itu tidak selalu dipertahankan, karena
mengingat syarat-syarat penerimaan ideologi itu sendiri. Yakni harus mampu memuaskan
batin, mampu memperbaiki hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan
manusia dengan sang pencipta. Ketika syarat itu belum terpenuhi maka sangat mustahil suatu
ideologi itu bisa dipertahankan.
Jadi, pemahaman kerangka berfikir terhadap Pancasila, patutlah kiranya diambil kesimpulan
sebagai berikut :
Pancasila sebagai ideologi nasional dapat diartikan sebagai suatu pemikiran yang memuat
pandangan dasar dan cita-cita mengenai sejarah, manusia, masyarakat, recht dan negara
Indonesia, yang bersumber dari kebudayaan Indonesia.
Pancasila merupakan nilai dan cita bangsa Indonesia yang tidak dipaksakan dari luar,
melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat kita
sendiri.
Sumber semangat ideologi terbuka itu sebenarnya terdapat dalam Penjelasan Umum UUD
1945.
Keterbukaan ideologi Pancasila terutama ditujukan dalam penerapannya yang berbentuk pola
pikir yang dinamis dan konseptual dalam dunia modern.
Perwujudan atau pelaksanaan nilai-nilai instrumental dan nilai-nilai praktis harus tetap
mengandung jiwa dan semangat yang sama dengan nilai dasarnya.
Sungguhpun demikian, keterbukaan ideologi Pancasila ada batas-batasnya yang tidak boleh
dilanggar.
Sehingga ideologi Pancasila sebagai ideologi terbuka sebenarnya sangat relevan dengan
suasana pemikiran di alam reformasi ini yang menuntuk transparansi di segala bidang namun
masih tetap menjunjung kaidah nilai dan norma kita sebagai bangsa timur yang beradab.
Namun dalam kenyatannya di masyarakat masih ada yang berfikir seperti orde lama atau orde
baru dikarenakan masih kuatnya doktrin dari penguasa terdahulu, bahkan tidak sedikit yang
acuh terhadapnya.
DAFTAR PUSTAKA
Budiardjo, Miriam, 1981, Dasar-Dasar Ilmu Politik, PT Gramedia, Jakarta.
Perwita, A. A. B, 2005, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung.
UUD 1945 Amandemen I, II, III, IV
Internet:
web kammi.or.id
www.korwilpdip.org
-artikel suara pembangunan daily
http://djangka.org/2012/04/30/eksistensi-pancasila-di-tengah-pusaran-ideologi-ideologi-
dunia/
Telah dibaca 491 kali

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan IlmuPancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmudayurikaperdana19
 
Asas Tunggal Pancasila
Asas Tunggal PancasilaAsas Tunggal Pancasila
Asas Tunggal PancasilaAlvianocto
 
Hubungan agama dan negara
Hubungan agama dan negaraHubungan agama dan negara
Hubungan agama dan negaraPia Rohdina
 
Musni Umar: Faktor-Faktor yang Menyebabkan Munculnya Gerakan Terorisme
Musni Umar: Faktor-Faktor yang Menyebabkan Munculnya Gerakan Terorisme Musni Umar: Faktor-Faktor yang Menyebabkan Munculnya Gerakan Terorisme
Musni Umar: Faktor-Faktor yang Menyebabkan Munculnya Gerakan Terorisme musniumar
 
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ahPengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ahAde Pratama
 
Teori struktural fungsional
Teori struktural fungsionalTeori struktural fungsional
Teori struktural fungsionalNovri To Day
 
sistem pemerintahan korea selatan dan korea utara
sistem pemerintahan korea selatan dan korea utarasistem pemerintahan korea selatan dan korea utara
sistem pemerintahan korea selatan dan korea utaraHariyani P
 
Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan
Pancasila sebagai Paradigma PembangunanPancasila sebagai Paradigma Pembangunan
Pancasila sebagai Paradigma Pembangunandionteguhpratomo
 
Konsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi BeragamaKonsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi BeragamaAnis Masykhur
 
Filsafat humanisme dan perkembangannya
Filsafat humanisme dan perkembangannyaFilsafat humanisme dan perkembangannya
Filsafat humanisme dan perkembangannyaRudi Sudirdja
 
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1Jihan Hidayah Putri
 
Politik islam dan Sejarahnya
Politik islam dan SejarahnyaPolitik islam dan Sejarahnya
Politik islam dan SejarahnyaYusuf Darismah
 
Institusi sosial - Sosiologi
Institusi sosial - SosiologiInstitusi sosial - Sosiologi
Institusi sosial - SosiologiRizky Erliyandi
 
PPT Pend. Pancasila Oleh Kelompok 1
PPT Pend. Pancasila Oleh Kelompok 1PPT Pend. Pancasila Oleh Kelompok 1
PPT Pend. Pancasila Oleh Kelompok 1Azza Mafazah
 

Was ist angesagt? (20)

Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan IlmuPancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
 
IDEOLOGI
IDEOLOGIIDEOLOGI
IDEOLOGI
 
Asas Tunggal Pancasila
Asas Tunggal PancasilaAsas Tunggal Pancasila
Asas Tunggal Pancasila
 
Hubungan agama dan negara
Hubungan agama dan negaraHubungan agama dan negara
Hubungan agama dan negara
 
pancasila sebagai ideologi negara
pancasila sebagai ideologi negarapancasila sebagai ideologi negara
pancasila sebagai ideologi negara
 
Makalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmuMakalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmu
 
Musni Umar: Faktor-Faktor yang Menyebabkan Munculnya Gerakan Terorisme
Musni Umar: Faktor-Faktor yang Menyebabkan Munculnya Gerakan Terorisme Musni Umar: Faktor-Faktor yang Menyebabkan Munculnya Gerakan Terorisme
Musni Umar: Faktor-Faktor yang Menyebabkan Munculnya Gerakan Terorisme
 
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ahPengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
 
Teori struktural fungsional
Teori struktural fungsionalTeori struktural fungsional
Teori struktural fungsional
 
Strategi penguatan mb
Strategi penguatan mbStrategi penguatan mb
Strategi penguatan mb
 
sistem pemerintahan korea selatan dan korea utara
sistem pemerintahan korea selatan dan korea utarasistem pemerintahan korea selatan dan korea utara
sistem pemerintahan korea selatan dan korea utara
 
Paradigma Sosiologi
Paradigma SosiologiParadigma Sosiologi
Paradigma Sosiologi
 
Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan
Pancasila sebagai Paradigma PembangunanPancasila sebagai Paradigma Pembangunan
Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan
 
Konsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi BeragamaKonsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi Beragama
 
Filsafat humanisme dan perkembangannya
Filsafat humanisme dan perkembangannyaFilsafat humanisme dan perkembangannya
Filsafat humanisme dan perkembangannya
 
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
 
Ideologi Komunis
Ideologi KomunisIdeologi Komunis
Ideologi Komunis
 
Politik islam dan Sejarahnya
Politik islam dan SejarahnyaPolitik islam dan Sejarahnya
Politik islam dan Sejarahnya
 
Institusi sosial - Sosiologi
Institusi sosial - SosiologiInstitusi sosial - Sosiologi
Institusi sosial - Sosiologi
 
PPT Pend. Pancasila Oleh Kelompok 1
PPT Pend. Pancasila Oleh Kelompok 1PPT Pend. Pancasila Oleh Kelompok 1
PPT Pend. Pancasila Oleh Kelompok 1
 

Andere mochten auch

pancasila diantara ideologi dunia
pancasila diantara ideologi duniapancasila diantara ideologi dunia
pancasila diantara ideologi duniarizka_pratiwi
 
Peran ideologi pancasila dalam mengatasi perang ideologi di era globalisasi
Peran ideologi pancasila dalam mengatasi perang ideologi di era globalisasiPeran ideologi pancasila dalam mengatasi perang ideologi di era globalisasi
Peran ideologi pancasila dalam mengatasi perang ideologi di era globalisasiDin Haidiati
 
RELEVANSI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA DI ERA GLOBALISASI
RELEVANSI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA DI ERA GLOBALISASIRELEVANSI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA DI ERA GLOBALISASI
RELEVANSI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA DI ERA GLOBALISASIEnvaPya
 
Hukum Bisnis || Hak Kekayaan Intelektual
Hukum Bisnis || Hak Kekayaan IntelektualHukum Bisnis || Hak Kekayaan Intelektual
Hukum Bisnis || Hak Kekayaan IntelektualSeptiyana Yana
 

Andere mochten auch (6)

pancasila diantara ideologi dunia
pancasila diantara ideologi duniapancasila diantara ideologi dunia
pancasila diantara ideologi dunia
 
Peran ideologi pancasila dalam mengatasi perang ideologi di era globalisasi
Peran ideologi pancasila dalam mengatasi perang ideologi di era globalisasiPeran ideologi pancasila dalam mengatasi perang ideologi di era globalisasi
Peran ideologi pancasila dalam mengatasi perang ideologi di era globalisasi
 
Makalah desi
Makalah desiMakalah desi
Makalah desi
 
RELEVANSI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA DI ERA GLOBALISASI
RELEVANSI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA DI ERA GLOBALISASIRELEVANSI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA DI ERA GLOBALISASI
RELEVANSI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA DI ERA GLOBALISASI
 
Hukum Bisnis || Hak Kekayaan Intelektual
Hukum Bisnis || Hak Kekayaan IntelektualHukum Bisnis || Hak Kekayaan Intelektual
Hukum Bisnis || Hak Kekayaan Intelektual
 
Pancasila sebagai Ideologi Negara
Pancasila sebagai Ideologi NegaraPancasila sebagai Ideologi Negara
Pancasila sebagai Ideologi Negara
 

Ähnlich wie Pancasila di Tengah Perubahan

Pancasila di tengah perubahan dunia
Pancasila di tengah perubahan duniaPancasila di tengah perubahan dunia
Pancasila di tengah perubahan dunianatal kristiono
 
Makalah pancasila pada zaman reformasi
Makalah pancasila pada zaman reformasiMakalah pancasila pada zaman reformasi
Makalah pancasila pada zaman reformasiFany Mardiyanti
 
pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
pancasila sebagai ideologi bangsa dan negarapancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
pancasila sebagai ideologi bangsa dan negaraDuanty's
 
Kelompok 5_1B TLM_Pancasila sebagai Ideologi Negara_Pendidikan Pancasila.pptx
Kelompok 5_1B TLM_Pancasila sebagai Ideologi Negara_Pendidikan Pancasila.pptxKelompok 5_1B TLM_Pancasila sebagai Ideologi Negara_Pendidikan Pancasila.pptx
Kelompok 5_1B TLM_Pancasila sebagai Ideologi Negara_Pendidikan Pancasila.pptxVivaneliaViva
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika PolitikMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politiknorma 28
 
Pancasila Sebagai Ideologi
Pancasila Sebagai IdeologiPancasila Sebagai Ideologi
Pancasila Sebagai IdeologiMuhammad Ridwan
 
Pancasila nasional
Pancasila nasional Pancasila nasional
Pancasila nasional susianti4
 
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia  Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia norma 28
 
pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
pancasila sebagai ideologi bangsa dan negarapancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
pancasila sebagai ideologi bangsa dan negaraAbd Taj Khalwatiyah
 
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di DuniaSejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunianorma 28
 
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di DuniaSejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunianorma 28
 
Pancasila sebagai ideologi
Pancasila sebagai ideologiPancasila sebagai ideologi
Pancasila sebagai ideologiAnto Kolarov
 

Ähnlich wie Pancasila di Tengah Perubahan (20)

Pancasila di tengah perubahan dunia
Pancasila di tengah perubahan duniaPancasila di tengah perubahan dunia
Pancasila di tengah perubahan dunia
 
Makalah pancasila pada zaman reformasi
Makalah pancasila pada zaman reformasiMakalah pancasila pada zaman reformasi
Makalah pancasila pada zaman reformasi
 
pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
pancasila sebagai ideologi bangsa dan negarapancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
 
Kelompok 5_1B TLM_Pancasila sebagai Ideologi Negara_Pendidikan Pancasila.pptx
Kelompok 5_1B TLM_Pancasila sebagai Ideologi Negara_Pendidikan Pancasila.pptxKelompok 5_1B TLM_Pancasila sebagai Ideologi Negara_Pendidikan Pancasila.pptx
Kelompok 5_1B TLM_Pancasila sebagai Ideologi Negara_Pendidikan Pancasila.pptx
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika PolitikMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
 
Pancasila Sebagai Ideologi
Pancasila Sebagai IdeologiPancasila Sebagai Ideologi
Pancasila Sebagai Ideologi
 
Tugas kelompok pkn
Tugas kelompok pknTugas kelompok pkn
Tugas kelompok pkn
 
Tugas kelompok pkn
Tugas kelompok pknTugas kelompok pkn
Tugas kelompok pkn
 
3 131217225316-phpapp02
3 131217225316-phpapp023 131217225316-phpapp02
3 131217225316-phpapp02
 
3 131217225316-phpapp02
3 131217225316-phpapp023 131217225316-phpapp02
3 131217225316-phpapp02
 
Pancasila nasional
Pancasila nasional Pancasila nasional
Pancasila nasional
 
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia  Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
 
2017 d moh_najmi
2017 d moh_najmi2017 d moh_najmi
2017 d moh_najmi
 
Tugas ideologi
Tugas ideologiTugas ideologi
Tugas ideologi
 
pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
pancasila sebagai ideologi bangsa dan negarapancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
 
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di DuniaSejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
 
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di DuniaSejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
 
Tugas kwn
Tugas kwn Tugas kwn
Tugas kwn
 
Artikel adya
Artikel adyaArtikel adya
Artikel adya
 
Pancasila sebagai ideologi
Pancasila sebagai ideologiPancasila sebagai ideologi
Pancasila sebagai ideologi
 

Mehr von Rajabul Gufron

Penerimaan Dosen (Universitas Mataram)
Penerimaan Dosen (Universitas Mataram)Penerimaan Dosen (Universitas Mataram)
Penerimaan Dosen (Universitas Mataram)Rajabul Gufron
 
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)Konselor Sebaya (PIK-Remaja)
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)Rajabul Gufron
 
Peran Remaja dalam Menanggulangi Narkoba
Peran Remaja dalam Menanggulangi NarkobaPeran Remaja dalam Menanggulangi Narkoba
Peran Remaja dalam Menanggulangi NarkobaRajabul Gufron
 
Pendewasaan Usia Perkawinan
Pendewasaan Usia PerkawinanPendewasaan Usia Perkawinan
Pendewasaan Usia PerkawinanRajabul Gufron
 
Generasi Berencana (GenRe)
Generasi Berencana (GenRe)Generasi Berencana (GenRe)
Generasi Berencana (GenRe)Rajabul Gufron
 
Bagian II Program Pemerintah PIK-Remaja
Bagian II Program Pemerintah PIK-RemajaBagian II Program Pemerintah PIK-Remaja
Bagian II Program Pemerintah PIK-RemajaRajabul Gufron
 
Perusahaan dan Badan Usaha
Perusahaan dan Badan UsahaPerusahaan dan Badan Usaha
Perusahaan dan Badan UsahaRajabul Gufron
 
English Speech (Muharram Month)
English Speech (Muharram Month)English Speech (Muharram Month)
English Speech (Muharram Month)Rajabul Gufron
 
Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Makhluk Ekonomi
Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Makhluk EkonomiManusia sebagai Makhluk Sosial dan Makhluk Ekonomi
Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Makhluk EkonomiRajabul Gufron
 
Makalah tentang Koperasi
Makalah tentang KoperasiMakalah tentang Koperasi
Makalah tentang KoperasiRajabul Gufron
 
Problem of Education in Indonesia
Problem of Education in IndonesiaProblem of Education in Indonesia
Problem of Education in IndonesiaRajabul Gufron
 
Second Language Acquisition Theories
Second Language Acquisition TheoriesSecond Language Acquisition Theories
Second Language Acquisition TheoriesRajabul Gufron
 

Mehr von Rajabul Gufron (20)

Penerimaan Dosen (Universitas Mataram)
Penerimaan Dosen (Universitas Mataram)Penerimaan Dosen (Universitas Mataram)
Penerimaan Dosen (Universitas Mataram)
 
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)Konselor Sebaya (PIK-Remaja)
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)
 
Peran Remaja dalam Menanggulangi Narkoba
Peran Remaja dalam Menanggulangi NarkobaPeran Remaja dalam Menanggulangi Narkoba
Peran Remaja dalam Menanggulangi Narkoba
 
Pendewasaan Usia Perkawinan
Pendewasaan Usia PerkawinanPendewasaan Usia Perkawinan
Pendewasaan Usia Perkawinan
 
NAPZA (SIMPLE)
NAPZA (SIMPLE)NAPZA (SIMPLE)
NAPZA (SIMPLE)
 
Generasi Berencana (GenRe)
Generasi Berencana (GenRe)Generasi Berencana (GenRe)
Generasi Berencana (GenRe)
 
GenRe
GenReGenRe
GenRe
 
Buku PIK-Remaja
Buku PIK-RemajaBuku PIK-Remaja
Buku PIK-Remaja
 
Bagian II Program Pemerintah PIK-Remaja
Bagian II Program Pemerintah PIK-RemajaBagian II Program Pemerintah PIK-Remaja
Bagian II Program Pemerintah PIK-Remaja
 
Advokasi dan KIE
Advokasi dan KIEAdvokasi dan KIE
Advokasi dan KIE
 
Perusahaan dan Badan Usaha
Perusahaan dan Badan UsahaPerusahaan dan Badan Usaha
Perusahaan dan Badan Usaha
 
English Speech (Muharram Month)
English Speech (Muharram Month)English Speech (Muharram Month)
English Speech (Muharram Month)
 
Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Makhluk Ekonomi
Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Makhluk EkonomiManusia sebagai Makhluk Sosial dan Makhluk Ekonomi
Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Makhluk Ekonomi
 
Makalah tentang Koperasi
Makalah tentang KoperasiMakalah tentang Koperasi
Makalah tentang Koperasi
 
Makalah Mikroskop
Makalah MikroskopMakalah Mikroskop
Makalah Mikroskop
 
Makalah Kewirausahaan
Makalah KewirausahaanMakalah Kewirausahaan
Makalah Kewirausahaan
 
Koperasi
KoperasiKoperasi
Koperasi
 
Problem of Education in Indonesia
Problem of Education in IndonesiaProblem of Education in Indonesia
Problem of Education in Indonesia
 
Competitors Actions
Competitors ActionsCompetitors Actions
Competitors Actions
 
Second Language Acquisition Theories
Second Language Acquisition TheoriesSecond Language Acquisition Theories
Second Language Acquisition Theories
 

Kürzlich hochgeladen

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKDeviIndriaMustikorin
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxdanangpamungkas11
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 

Kürzlich hochgeladen (20)

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 

Pancasila di Tengah Perubahan

  • 1. Eksistensi Pancasila di Tengah Pusaran Ideologi-Ideologi Dunia Dunia berkembang dan berubah dengan sangat cepat, dan perubahan yang terjadi itu ikut mewarnai kehidupan bangsa kita secara fundamental. Ada beberapa penulis buku yang melalui konsep-konsepnya telah berhasil memotret realitas zaman yang sedang kita jalani ini. Di antaranya adalah Rowan Gibson (1997) yang menyatakan bahwa The road stop here. Masa di depan kita nanti akan sangat lain dari masa lalu, dan karenanya diperlukan pemahaman yang tepat tentang masa depan itu. New time call for new organizations, dengan tantangan yang berbeda diperlukan bentuk organisasi yang berbeda, dengan ciri efisiensi yang tinggi. Where do we go next; dengan berbagai perubahan yang terjadi, setiap organisasi-termasuk organisasi negara-perlu merumuskan dengan tepat arah yang ingin dituju. Peter Senge (1994) mengemukakan bahwa ke depan terjadi perubahan dari detail complexity menjadi dynamic complexity yang membuat interpolasi menjadi sulit. Perubahan-perubahan terjadi sangat mendadak dan tidak menentu. Rossabeth Moss Kanter (1994) juga menyatakan bahwa masa depan akan didominasi oleh nilai-nilai dan pemikirancosmopolitan, dan karenanya setiap pelakunya, termasuk pelaku bisnis dan politik dituntut memiliki 4 C, yaituconcept, competence, connection, dan confidence. Sejak berakhirnya perang dingin yang kental diwarnai persaingan ideologi antara blok Barat yang memromosikan liberalisme-kapitalisme dan blok Timur yang mempromosikan komunisme-sosialisme, tata pergaulan dunia mengalami perubahan-perubahan yang mendasar. Beberapa kalangan mengatakan bahwa setelah berakhirnya perang dingin yang ditandai dengan bubarnya negara Uni Soviet dan runtuhnya tembok Berlin di akhir dekade 1980-an dunia ini mengakhiri periode bipolar dan memasuki periode multipolar. Periode multipolar yang dimulai awal 1990-an yang kita alami selama sekitar satu dekade, juga pada akhirnya disinyalir banyak pihak terutama para pengamat politik internasional, telah berakhir setelah Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden George Bush memromosikan doktrin unilateralisme dalam menangani masalah internasional sebagai wujud dari konsepsi dunia unipolar yang ada di bawah pengaruhnya.
  • 2. Berarti era persaingan ideologis dalam dimensi global telah berakhir. Saat ini kita belum dapat membayangkan bahwa dalam waktu dekat akan muncul kembali persaingan ideologis yang keras yang meliputi seluruh wilayah dunia ini. Dunia sekarang ini cenderung masuk kembali ke arah persaingan antarbangsa dan negara, yang dimensi utamanya terletak pada bidang ekonomi karena setiap negara sedang berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga bangsanya. Dalam era yang seperti ini, kedudukan ideologi nasional suatu negara akan berperan dalam mengembangkan kemampuan bersaing negara yang bersangkutan dengan negara lainnya. PEMBAHASAN A. Ideologi, perlukah dipertahankan? Ada beberapa definisi dari ideologi, diantaranya adalah : Ideologi secara fungsional diartikan sebagai seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik. Ideologi secara structural diartikan sebagai pembenaran, seperti gagasan dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa. Secara harfiah ideologi itu sendri terdiri dari dua suku kata yakni; Ideo yang berarti ide dan logos yang berarti ilmu. Suatu negara atau lembaga kemasyarakatan pasti membutuhkan ideology. Sangat mustahil dalam suatu lembaga kemasyarakatan menolak adanya ideologi. Hal ini disebabkan Karena ideologi merupakan acuan pokok atau kerangka dasar dinamis yang menjadi energi kreatif dalam proses dinamisasi suatu lembaga. Lembaga swadaya masyarakat atau yang lebih dikenal dengan nama LSM merupakan salah satu contoh kecil lembaga yang ada dalam suatu masyarakat. Sebuah pemahaman/ide itu bisa dikatakan sebagai sebuah ideologi apabila mampu memuaskan batin, mampu memperbaiki hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam dan manusia dengan sang pencipta. Suatu ideologi dianggap berhasil apabila mampu menanamkan nilai pada obyek ideologi dalam hal ini masyarakat. Kadang- kadang idiologi juga dapat menjadi titik acuan dalam memandang suatu realitas atau kondisi yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Lepasnya Idelogi Pancasila hasil pemerkosaan Orde Baru memancing timbulnya berbagai Ideologi lama (Kecuali Komunis yang tak bisa Exis sebab Tap MPR mengenai Komunis
  • 3. belum di cabut). Idelogi ini berkelana mencari pengikutnya yang hampir 32 tahun tercerai berai. Walaupun demikian pertarungan dua Idelogi Agama dan Nasionalis tidak kalah serunya. Pemilu di Era Reformasi sebagai bukti yang nyata sengitnya pertarungan dua Idelogi ini. Hal ini semakin terlihat tatkala hasil dari perolehan suara tidak menunjukkan salah satu partai mendapatkan hasil mayoritas.Walaupun pertarungan Ideologi belum mengarah pada penggantiam Ideologi,hal ini erat kaitanya dengan masih adanya musuh bersama yaitu sisa Rezim Orde baru. Tetapi pertarungan Ideologi semakin terbuka ditingkat akar rumput tatkala bukan hal yang menakutkan lagi penggunaan sebuah Ideologi diluar Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat. Jika Hal ini dibiarkan maka akan meluas kepada penggunaan Ideologi tertentu dalam kehidupan berbangsa. Sebuah gerakan Parlement diera Reformasi terhadap amandemen pasal 29 adalah salah satu bentuk perebutan Ideologis. Walaupun pada akhirnya mayoritas anggota MPR menolak terhadap Amademen pasal 29 adalah sebuah langkah yang bersifat sementara, sebab keadaan negara sedang menghadapi perpecahan. Sehingga dibutuhkan semangat persatuan yang menghilangkan sebanyak mungkin perbedaan- perbedaan yang ada. Tetapi siapakah yang akan menjamin pertarungan dua Ideologi ini tidak keluar dari Parlement?. Dengan melihat sejarah negeri ini, betapa berdarahnya pertarungan Ideologi sudah selayaknya difikirkan Ideologi Pancasila baru yang dapat mengakomodasikan kepentingan seluruh rakyat indonesia. Sebab dimanapun juga didunia ini sebuah organisasi memerlukan dogma tidak terkecuali agama sekalipun, karena dogma dapat menjadikan setiap orang akan mendapatkan perlakuan yang sama. Didalam kehidupan berbangsa dan bernegara dogma diwujudkan dalam Ideologi kebangsaan yang mengakomodasikan berbagai unsur yang ada dimasyarakat. B. Ideologi di Indonesia Pancasila sebagai ideologi memiliki karakter utama sebagai ideologi nasional. Ia adalah cara pandang dan metode bagi seluruh bangsa Indonesia untuk mencapai cita-citanya, yaitu masyarakat yang adil dan makmur. Pancasila adalah ideologi kebangsaan karena ia digali dan dirumuskan untuk kepentingan membangun negara bangsa Indonesia. Pancasila yang
  • 4. memberi pedoman dan pegangan bagi tercapainya persatuan dan kesatuan di kalangan warga bangsa dan membangun pertalian batin antara warga negara dengan tanah airnya. Pancasila juga merupakan wujud dari konsensus nasional karena negara bangsa Indonesia ini adalah sebuah desain negara moderen yang disepakati oleh para pendiri negara Republik Indonesia dengan berdasarkan Pancasila. Dengan ideologi nasional yang mantap seluruh dinamika sosial, budaya, dan politik dapat diarahkan untuk menciptakan peluang positif bagi pertumbuhan kesejahteraan bangsa. Sebenarnya, proses reformasi selama enam tahun belakangan ini adalah kesempatan emas yang harus dimanfaatkan secara optimal untuk merevitalisasi semangat dan cita-cita para pendiri negara kita untuk membangun negara Pancasila ini. Peluang untuk melakukan revitalisasi ideologi kebangsaan kita dalam era reformasi ini masih kurang dimanfaatkan. Bahkan dalam proses reformasi-selain sejumlah keberhasilan yang ada, terutama dalam bidang politik-juga muncul ekses berupa melemahnya kesadaran hidup berbangsa. Manifestasinya muncul dalam bentuk gerakan separatisme, tidak diindahkannya konsensus nasional, pelaksanaan otonomi daerah yang menyuburkan etnosentrisme dan desentralisasi korupsi, demokratisasi yang dimanfaatkan untuk mengembangkan paham sektarian, dan munculnya kelompok-kelompok yang memromosikan secara terbuka ideologi di luar Pancasila. Patut disadari oleh semua warga bangsa bahwa keragaman bangsa ini adalah berkah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Oleh sebab itu, semangat Bhinneka Tunggal Ika harus terus dikembangkan karena bangsa ini perlu hidup dalam keberagaman, kesetaraan, dan harmoni. Sayangnya, belum semua warga bangsa kita menerima keragaman sebagai berkah. Oleh karenanya, kita semua harus menolak adanya konsepsi hegemoni mayoritas yang melindungi minoritas karena konsep tersebut tidak sesuai dengan konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) 1945 terbentuk dengan karakter utamanya mengakui pluralitas dan kesetaraan antarwarga bangsa. Hal tersebut merupakan kesepakatan bangsa kita yang bersifat final. Oleh karenanya, NKRI tidak dapat diubah menjadi bentuk negara yang lain dan perubahan bentuk NKRI tidak akan difasilitasi oleh NKRI sendiri. Cita-cita yang mendasari berdirinya NKRI yang dirumuskan founding fathers telah membekali kita dengan aspek-aspek normatif negara bangsa yang menganut nilai-nilai yang
  • 5. sangat maju dan modern. Oleh sebab itu, tugas kita semua sebagai warga bangsa untuk mengimplementasikannya secara konkret. NKRI yang mengakui, menghormati keragaman dan kesetaraan adalah pilihan terbaik untuk mengantarkan masyarakat kita pada pencapaian kemajuan peradabannya. Perlu disadari oleh semua pihak bahwa proses demokratisasi yang sedang berlangsung ini memiliki koridor, yaitu untuk menjaga dan melindungi keberlangsungan NKRI, yang menganut ideologi negara Pancasila yang membina keberagaman, dan memantapkan keseta- raan. Oleh karenanya, tidak semua hal dapat dilakukan dengan mengatasnamakan demokrasi. Pancasila sebagaimana ideologi manapun di dunia ini, adalah kerangka berfikir yang senantiasa memerlukan penyempurnaan. Karena tidak ada satu pun ideologi yang disusun dengan begitu sempurnanya sehingga cukup lengkap dan bersifat abadi untuk semua zaman, kondisi, dan situasi. Setiap ideologi memerlukan hadirnya proses dialektika agar ia dapat mengembangkan dirinya dan tetap adaptif dengan perkembangan yang terjadi. Dalam hal ini, setiap warga negara Indonesia yang mencintai negara dan bangsa ini berhak ikut dalam proses merevitalisasi ideologi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karenanya, prestasi bangsa kita akan menentukan posisi Pancasila di tengah percaturan ideologi dunia saat ini dan di masa mendatang. Pancasila, sebagaimana tercantum dalam Pembukaaan UUD 1945 dalam perjalanan sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi dan interpretasi sesuai dengan kepentingan zaman, yaitu sesuai dengan kepentingan rezim yang berkuasa. Pancasila telah digunakan sebagai alat untuk memaksa rakyat setia kepada pemerintah yang berkuasa dengan menempatkan Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Masyarakat tidak diperbolehkan menggunakan asas lain, walaupun tidak bertentangan dengan Pancasila. Sehingga contohnya secara nyata pada era reformasi ini setelah rezim Soeharto jatuh maka Pancasila ikut jatuh dan tenggelam. Dikarenakan teori politik Pancasila kita tidak sesuai dengan teori politik secara umum. Bahkan sekarang pun (2004) saat Megawati berkuasa tidak ada cahaya sedikit pun dari Pancasila kita. Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 adalah dasar negara dari negara kesatuan Republik Indonesia yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Suatu pandangan hidup akan meningkat menjadi falsafah hidup apabila telah mendapat landasan berfikir maupun motivasi yang lebih jelas. Sedangkan kristalisasinya kemudian membentuk suatu ideologi.
  • 6. Pancasila sebagai ideologi nasional mengandung nilai-nilai budaya bangsa Indonesia, yaitu cara berpikir dan cara kerja perjuangan. Pancasila perlu dipahami dengan latar belakang konstitusi proklamasi atau hukum dasar kehidupan berbangasa, bernegara dan bermasyarakat yaitu Preambule, Batang Tubuh serta Penjelasan UUD 1945. Pancasila sebagai ideologi nasional dapat diartikan sebagai suatu pemikiran yang memuat pandangan dasar dan cita-cita mengenai sejarah, manusia, masyarakat, recht dan negara Indonesia, yang bersumber dari kebudayaan Indonesia. Pancasila bersifat integralistik, yaitu paham tentang hakikat negara yang dilandasi dengan konsep kehidupan bernegara. Pancasila yang melandasi kehidupan bernegara menurut Dr. Soepomo adalah dalam kerangka negara integralistik, untuk membedakan dari paham-paham yang digunakan oleh pemikir kenegaraan lain. Masih cocokkah pandangan integralistik ini ?. Pancasila seperti ideologi dunia lainnya terlebih dahulu lahir sebagai pemikiran filosofis, yang kemudian dituangkan dalam rumusan ideologi dan setelahnya baru diwujudkan dalam konsep-konsep politik. Jangka waktu tersebut bisa puluhan bahkan ratusan tahun. Proses yang dilalui Pancasila sedikit berbeda karena belum ada konsep masa depan atau tujuan yang hendak dicapai. KESIMPULAN Ideologi merupakan acuan pokok atau kerangka dasar dinamis yang menjadi energi kreatif dalam proses dinamisasi suatu lembaga. Ideologi juga merupakan seperangkat nilai yang diyakini kebenarannya oleh suatu bangsa dan digunakan sebagai dasar untuk menata masyarakat dalam bernegara. Ideologi mengandung nilai-nilai dasar yang hidup dalam sistem kehidupan masyarakat dan mengandung idealisme yang mampu mengakomodasikan tuntutan perkembangan zaman kedalam nilai-nilai dasar yang sudah dikristalisasikan dalam pancasila dan UUD 1945. Negara adalah lembaga kemsyarakatan dalam skala makro, untuk itu tentunya negara juga membutuhkan yang namanya ideologi. Negara merupakan patokan bagi setiap lembaga kemasyarakatan dalam lingkup mikro. Bila kita menengok kembali sejarah maka akan kita dapati bahwa ideologi-ideologi itu tidak selalu dipertahankan, karena mengingat syarat-syarat penerimaan ideologi itu sendiri. Yakni harus mampu memuaskan batin, mampu memperbaiki hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan sang pencipta. Ketika syarat itu belum terpenuhi maka sangat mustahil suatu ideologi itu bisa dipertahankan.
  • 7. Jadi, pemahaman kerangka berfikir terhadap Pancasila, patutlah kiranya diambil kesimpulan sebagai berikut : Pancasila sebagai ideologi nasional dapat diartikan sebagai suatu pemikiran yang memuat pandangan dasar dan cita-cita mengenai sejarah, manusia, masyarakat, recht dan negara Indonesia, yang bersumber dari kebudayaan Indonesia. Pancasila merupakan nilai dan cita bangsa Indonesia yang tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat kita sendiri. Sumber semangat ideologi terbuka itu sebenarnya terdapat dalam Penjelasan Umum UUD 1945. Keterbukaan ideologi Pancasila terutama ditujukan dalam penerapannya yang berbentuk pola pikir yang dinamis dan konseptual dalam dunia modern. Perwujudan atau pelaksanaan nilai-nilai instrumental dan nilai-nilai praktis harus tetap mengandung jiwa dan semangat yang sama dengan nilai dasarnya. Sungguhpun demikian, keterbukaan ideologi Pancasila ada batas-batasnya yang tidak boleh dilanggar. Sehingga ideologi Pancasila sebagai ideologi terbuka sebenarnya sangat relevan dengan suasana pemikiran di alam reformasi ini yang menuntuk transparansi di segala bidang namun masih tetap menjunjung kaidah nilai dan norma kita sebagai bangsa timur yang beradab. Namun dalam kenyatannya di masyarakat masih ada yang berfikir seperti orde lama atau orde baru dikarenakan masih kuatnya doktrin dari penguasa terdahulu, bahkan tidak sedikit yang acuh terhadapnya. DAFTAR PUSTAKA Budiardjo, Miriam, 1981, Dasar-Dasar Ilmu Politik, PT Gramedia, Jakarta. Perwita, A. A. B, 2005, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung. UUD 1945 Amandemen I, II, III, IV Internet:
  • 8. web kammi.or.id www.korwilpdip.org -artikel suara pembangunan daily http://djangka.org/2012/04/30/eksistensi-pancasila-di-tengah-pusaran-ideologi-ideologi- dunia/ Telah dibaca 491 kali