SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 6
SINTREN
Dari segi asal usul bahasa atau etimologi, “sintren” merupakan gabungan dua suku kata
“Si” dan “tren”. Si dalam bahasa Jawa berarti “ia” atau “dia” dan “tren” berarti “tri” atau
panggilan dari kata “putri” (Sugiarto, 1989:15). Sehingga Sintren adalah ” Si putri” yang
menjadi objek pemeran utama dalam pertunjukan kesenian sintren ini.
Sintren adalan kesenian tari tradisional masyarakat Jawa, khususnya di Cirebon. Kesenian
ini terkenal di pesisir utara Jawa Barat dan Jawa Tengah, antara lain di Indramayu, Cirebon,
Majalengka, Jatibarang, Brebes, Pemalang, Banyumas, dan Pekalongan. Kesenian Sintren
dikenal juga dengan nama lais. Kesenian Sintren dikenal sebagai tarian dengan aroma
mistis/magis yang bersumber dari cerita cinta kasih Sulasih dengan Sulandono.
1. Sejarah Sintren
Kesenian Sintren berasal dari kisah Sulandono sebagai putra Ki Baurekso hasil
perkawinannya dengan Dewi Rantamsari. Raden Sulandono memadu kasih dengan Sulasih
seorang putri dari Desa Kalisalak, namun hubungan asmara tersebut tidak mendapat restu dari Ki
Baurekso, akhirnya R. Sulandono pergi bertapa dan Sulasih memilih menjadi penari. Meskipun
demikian pertemuan di antara keduanya masih terus berlangsung melalui alam gaib.
Pertemuan tersebut diatur oleh Dewi Rantamsari yang memasukkan roh bidadari ke
tubuh Sulasih, pada saat itu pula R. Sulandono yang sedang bertapa dipanggil oleh roh ibunya
untuk menemui Sulasih dan terjadilah pertemuan di antara Sulasih dan R. Sulandono. Sejak saat
itulah setiap diadakan pertunjukan sintren sang penari pasti dimasuki roh bidadari oleh
pawangnya, dengan catatan bahwa hal tersebut dilakukan apabila sang penari masih dalam
keadaan suci (perawan).
2. Daerah Penyebaran
a. Desa Bantar Panjang
b. Desa Cibeureum
c. Desa Cibingbin
d. Desa Cisaat
e. Desa Dukuh Badag
f. Desa Sukasari
g. Desa Tanjung Kerte
h. Desa Tarikolot
i. Kab. Brebes
j. Kab. Cirebon
k. Kab. Indramayu
l. Kab. Kuningan
m. Kab. Majalengka
3. Tokoh-Tokoh Sintren
a. Warijah (Almh) di Desa Dukuh Badag tahun 1930.
b. Darpi (Almh) di Desa Cibingbin tahun 1935.
c. Jatmadi di Desa Cisaat tahun 1942.
d. Unti di Desa Dukuh Badag tahun 1944.
e. Waluh di Desa Dukuh Badag tahun 1973.
f. S.Subagyo di Desa Dukuh Badag tahun 1979.
4. Pertunjukan
Berdasarkan waktu penyelenggaraanya, ada dua gaya sintren yaitu:
a. Pertama, sintren yang sengaja diselenggarakan bebas, tanpa terbatas dengan wayah
(waktu) waktu disini biasanya berkaitan dengan musim, sintren jenis ini sering
ditanggap diberbagai acara hajatan pernikahan, sunatan atau sekedar penyambutan
tamu dalam acara pemerintahan.
b. Kedua, Sintren yang penyelenggaraanya diadakan dalam waktu-waktu tertentu,
sintren jenis ini biasanya diadakan pada saat kemarau panjang, biasanya diadakan
selama 35 sampai dengan 40 hari, sintren jenis ini dipercaya sbagai ritual pemanggil
hujan.
Sintren yang diselenggarakan bebas biasanya diiringi dengan musik tarling dangdut
sebagai musik pengiring. Pemainya jumlahnya sama seperti sintren yang diadakan
sebagai ritual untuk memanggil hujan, hanya saja si pelaku utama sintren tak hanya satu
sintren wanita saja sebagai bendara (tuan perempuan), melainkan ditambahkan satu
sintren pria atau yang biasa disebut lais, dan empat orang pemuda yang bertugas
menghibur atau biasa disebut bodor.
Pada sintren yang diselenggarakan sebagai ritual pemanggil hujan. Sintren, terdiri
satu bendara wanita atau ratu saja dan empat orang bodor. Lais tidak bisa disatukan
dengan sintren seperti pada penyelenggaraan sintren yang bebas. Lais bisa dimainkan
terpisah dengan pemain satu lais (bendara pria ) dengan empat pemuda sebagai bodor.
Ritual Sintren bebas dan sintren untuk pemanggil hujan nyaris sama yaitu dimulai
dengan koor nyanyian “turun sintren” oleh maksimal sepuluh atau minimal dua
penyanyi. Kemudian Si wanita calon sintren duduk bersila dengan memangku cepon
yang berisi mahkota, kaca mata hitam, selendang, aksesoris (biasanya rangkaian bunga
melati panjang), dan alat rias. Setelah pawang sintren membacakan mantra-mantra di
sebuah cobek yang berisi bara, dan ditaburi kemenyan masyarakat pesisir biasa menyebut
prekuyan. Gadis calon sintren kemudian ditutupi dengan kurungan ayam berukuran besar
yang sudah dibalut dengan kain penutup warna merah dan kuning.
Sementara koor penyanyi tak berhenti selama kurang lebih 5 sampai 10 menit
kemudian kurungan ayam yang dipakai untuk mengurungi si gadis dibuka, keajaiban pun
terjadi si gadis yang sebelum masuk kurungan hanya memakai celana pendek dan kaos
oblong kini sudah berubah menjadi gadis yang bersolek cantik, bibir merah dengan
lipstick yang rapih, bermahkota dan rangkaian bunga melati menjulur kebawah, tersemat
disamping kiri dan kanan telinganya, bak ratu kerajaan dengan selendang panjang yang
menjuntai simetris disamping pinggul.
Sesaat kemudian Si gadis yang sudah menjadi sintren atau ndara bagi calon bodor-
bodornya yang belum direkrut, Spontan menari dengan gemulai mengikuti rentak
gendang kempul dan nyanyian “turun sintren”. Sintren diperankan seorang gadis yang
masih suci, dibantu oleh pawang dengan diiringi gending 6 orang. Dalam
perkembangannya tari sintren sebagai hiburan budaya, kemudian dilengkapi dengan
penari pendamping dan bodor (lawak).
Dalam permainan kesenian rakyat pun Dewi Lanjar berpengaruh antara lain dalam
permainan Sintren, si pawang (dalang) sering mengundang Roh Dewi Lanjar untuk
masuk ke dalam permainan Sintren. Bila, roh Dewi Lanjar berhasil diundang, maka
penari Sintren akan terlihat lebih cantik dan membawakan tarian lebih lincah dan
mempesona.
5. Alat Musik yang Digunakan
a. Waditra
b. Gendang
c. Goong
6. Alat-Alat Pendukung
a. Tikar berwarna putih
b. Tangga dari bambu
c. Tambang
d. Pakaian putri
e. Ranggap (kurungan ayam)
f. Kacamata hitam
g. Bunga minimal 7 warna
h. Dupa
i. Minyak wangi
j. Korek api
k. Arang
l. Kemenyan
7. Busana
a. Baju keseharian
b. Kain untuk bawahan
c. Celana cinde, yaitu celana tiga perempat yang panjang nya sampai lutut
d. Sampur
e. Jamang atau hiasan rambut yang dipakai di kepala
f. Kaos kaki
g. Kacamata hitam berfungsi sebagai pnutup mata, karena selama penari sintren selalu
memejamkan mata akibat tidak sadarkan diri. Juga sebagai cirri khas kesenian sintren dan
menambah daya tarik atau mempercantik penampilan.
8. Jumlah Pemain
a. Penabuh bambu ruas (3 orang)
b. Penabuh gendang (1 orang)
c. Penabuh goong (1 orang)
d. Penabuh kecrek (1 orang)
e. Seorang anak perempuan
f. Pelawak (2-3 orang)
g. Vokalis pria (1 orang)
h. Juru kawih (5-6 orang)
i. Punduh (1 orang)
9. Tembang Pengiring Sintren
a. Iringan proses pembentukan sintren
Tembang turun sintren digunkan sebagai doa pembuka agar roh Sulasih masuk ke dalam
raga calon penari sintren. Saat tembang dilantunkan maka penari sintren akan ganti
pakain dari pakain biasa dengan pakain sintren dalam keadaan badan terikat tali dan
dalam kurungan.
Lagu yang dinyanyikan itu sebagai berikut :
Turun-turun sintren
sintrene widadari
Nemu kembang ning ayun ayunan
kembange siti Mahendra
widodari temurunan naranjing ka awak sira
dan lagusih solasih dilagukan berulang-ulang menunggu penari sintren selesai berpakain
tari yaitu syair lagu sebagai berikut :
sih solasih solandana
menyan putih pengundang dewa
ala dewa saking sukma
widadari temurunan
Tembang sih solasih adalah tembang permohonan agar tali-tali yang mengikat penari bisa
terlepas kemudian di susul dengan lagu kembang gewor(penari pengawal) mengelilingi
sintren di dalam kurungan. Dan lagunya sebagai berikut :
kembang gewor bungbung kelapa lumeor
geol-geol bu sintren pan jaluk bodor
bumbunya kelapa muda
goyang-goyang (sambil menggoyangkan kurungan)
nyi sintren minta bodor
b. Iringan penyajian hiburan
Tembang dolanan khas sintren dan tembang yang sesuai keadaan saat ini misalnya lagu-
lagu campursari.
c. Iringan Penutup
Tembang turun sintren, untuk pertanda bahwa permainan sintren akan usai. Tembang
piring kedawung, untuk melepas roh Dewi Sulasih dan sintren berganti busana
keseharian.
Adapun bentuk lain dari syair lagu turun sintren, yaitu :
Turun-turun sintren, sintrene
widodari
Nemu kembang yun-ayunan
Nemu kembang yun-ayunan
Kembang si jaya indra
Widodari temurunan
Kang manjing ning awak ira
Turun-turun sintren
Sintrene widodari
Nemu kembang yun-ayunan
Nemu kembang yun-ayunan
Kembang si jaya indra
Widodari temurunan
kembang kates gandul
pinggire kembang kenanga
kembang kates gandul
pinggirekembang kenanga
arep nalor arep nidul
wis mana gageya lunga
kembang kenanga
pinggire kembang melati
kembang kenenge
pinggire kembang melati
wis mana gagea lunga
aja gawe lara ati
kembang jahe laos
lempuyang kembange kuning
kembang jahe laos
lempuyang kembange kuning
ari balik gage elos
sukiki maneya maning
kembang kilaras
di tandur tengae ngalas
paman bibi aja maras
dalang sintren jaluk waras
10. Fungsi Sintren
a. Sebagai sarana hiburan masyarakat.
b. Apresiasi seni dan nilai-nilai estetik masyarakat.
c. Digunakan untuk keperluan upacara-upacara ritual seperti : bersih desa, sedekah laut,
upacara tolak bala, nadzar, ruwatan dan pernikahan.
d. Untuk memeriahkan peringatan hari-hari besar, seperti hari ulang tahun kemerdekaan,
hari jadi.

Weitere ähnliche Inhalte

Mehr von Polytechnic State Semarang

Mehr von Polytechnic State Semarang (20)

Operasi dasar matlab job 1
Operasi dasar matlab job 1Operasi dasar matlab job 1
Operasi dasar matlab job 1
 
Pengenalan Mathlab
Pengenalan MathlabPengenalan Mathlab
Pengenalan Mathlab
 
Gelombang FM dan AM
Gelombang FM dan AMGelombang FM dan AM
Gelombang FM dan AM
 
gambar tugas
gambar tugasgambar tugas
gambar tugas
 
Job 11 sebenarnya
Job 11 sebenarnyaJob 11 sebenarnya
Job 11 sebenarnya
 
Laporan praktikum jawaban 10 algoritma(1)
Laporan praktikum jawaban 10 algoritma(1)Laporan praktikum jawaban 10 algoritma(1)
Laporan praktikum jawaban 10 algoritma(1)
 
Kumpulan analisa
Kumpulan analisaKumpulan analisa
Kumpulan analisa
 
laporan praktikum jembatanwheatstone
laporan praktikum jembatanwheatstonelaporan praktikum jembatanwheatstone
laporan praktikum jembatanwheatstone
 
Laporan delta star milik rais 3.33.16.0.19
Laporan delta star milik rais 3.33.16.0.19Laporan delta star milik rais 3.33.16.0.19
Laporan delta star milik rais 3.33.16.0.19
 
Jobsheet 4 LOOPING( PENGULANGAN)
Jobsheet 4 LOOPING( PENGULANGAN)Jobsheet 4 LOOPING( PENGULANGAN)
Jobsheet 4 LOOPING( PENGULANGAN)
 
Laporan praktikum superposisi
Laporan praktikum superposisiLaporan praktikum superposisi
Laporan praktikum superposisi
 
Laporan Percobaan praktikum Hukum superposisi dan loop
Laporan Percobaan praktikum Hukum superposisi dan loopLaporan Percobaan praktikum Hukum superposisi dan loop
Laporan Percobaan praktikum Hukum superposisi dan loop
 
Transistor ( Versi sumber lain )
Transistor ( Versi sumber lain )Transistor ( Versi sumber lain )
Transistor ( Versi sumber lain )
 
Kelebihan dan kekurangan amplifier
Kelebihan dan kekurangan amplifierKelebihan dan kekurangan amplifier
Kelebihan dan kekurangan amplifier
 
Laporan Praktikum Hukum Loop
Laporan Praktikum Hukum LoopLaporan Praktikum Hukum Loop
Laporan Praktikum Hukum Loop
 
Percobaan Modulasi Frequensi
Percobaan Modulasi FrequensiPercobaan Modulasi Frequensi
Percobaan Modulasi Frequensi
 
Percobaan Praktikum Hukum kirchoff
Percobaan Praktikum Hukum kirchoff Percobaan Praktikum Hukum kirchoff
Percobaan Praktikum Hukum kirchoff
 
Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm121
Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm121Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm121
Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm121
 
Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm
Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohmLaporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm
Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm
 
Alokasi dan aplikasi spectrum elektromagnetik
Alokasi dan aplikasi spectrum elektromagnetikAlokasi dan aplikasi spectrum elektromagnetik
Alokasi dan aplikasi spectrum elektromagnetik
 

Kürzlich hochgeladen

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Kürzlich hochgeladen (20)

RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 

Definisi Tari Sintren Pekalongan

  • 1. SINTREN Dari segi asal usul bahasa atau etimologi, “sintren” merupakan gabungan dua suku kata “Si” dan “tren”. Si dalam bahasa Jawa berarti “ia” atau “dia” dan “tren” berarti “tri” atau panggilan dari kata “putri” (Sugiarto, 1989:15). Sehingga Sintren adalah ” Si putri” yang menjadi objek pemeran utama dalam pertunjukan kesenian sintren ini. Sintren adalan kesenian tari tradisional masyarakat Jawa, khususnya di Cirebon. Kesenian ini terkenal di pesisir utara Jawa Barat dan Jawa Tengah, antara lain di Indramayu, Cirebon, Majalengka, Jatibarang, Brebes, Pemalang, Banyumas, dan Pekalongan. Kesenian Sintren dikenal juga dengan nama lais. Kesenian Sintren dikenal sebagai tarian dengan aroma mistis/magis yang bersumber dari cerita cinta kasih Sulasih dengan Sulandono. 1. Sejarah Sintren Kesenian Sintren berasal dari kisah Sulandono sebagai putra Ki Baurekso hasil perkawinannya dengan Dewi Rantamsari. Raden Sulandono memadu kasih dengan Sulasih seorang putri dari Desa Kalisalak, namun hubungan asmara tersebut tidak mendapat restu dari Ki Baurekso, akhirnya R. Sulandono pergi bertapa dan Sulasih memilih menjadi penari. Meskipun demikian pertemuan di antara keduanya masih terus berlangsung melalui alam gaib. Pertemuan tersebut diatur oleh Dewi Rantamsari yang memasukkan roh bidadari ke tubuh Sulasih, pada saat itu pula R. Sulandono yang sedang bertapa dipanggil oleh roh ibunya untuk menemui Sulasih dan terjadilah pertemuan di antara Sulasih dan R. Sulandono. Sejak saat itulah setiap diadakan pertunjukan sintren sang penari pasti dimasuki roh bidadari oleh pawangnya, dengan catatan bahwa hal tersebut dilakukan apabila sang penari masih dalam keadaan suci (perawan).
  • 2. 2. Daerah Penyebaran a. Desa Bantar Panjang b. Desa Cibeureum c. Desa Cibingbin d. Desa Cisaat e. Desa Dukuh Badag f. Desa Sukasari g. Desa Tanjung Kerte h. Desa Tarikolot i. Kab. Brebes j. Kab. Cirebon k. Kab. Indramayu l. Kab. Kuningan m. Kab. Majalengka 3. Tokoh-Tokoh Sintren a. Warijah (Almh) di Desa Dukuh Badag tahun 1930. b. Darpi (Almh) di Desa Cibingbin tahun 1935. c. Jatmadi di Desa Cisaat tahun 1942. d. Unti di Desa Dukuh Badag tahun 1944. e. Waluh di Desa Dukuh Badag tahun 1973. f. S.Subagyo di Desa Dukuh Badag tahun 1979. 4. Pertunjukan Berdasarkan waktu penyelenggaraanya, ada dua gaya sintren yaitu: a. Pertama, sintren yang sengaja diselenggarakan bebas, tanpa terbatas dengan wayah (waktu) waktu disini biasanya berkaitan dengan musim, sintren jenis ini sering ditanggap diberbagai acara hajatan pernikahan, sunatan atau sekedar penyambutan tamu dalam acara pemerintahan. b. Kedua, Sintren yang penyelenggaraanya diadakan dalam waktu-waktu tertentu, sintren jenis ini biasanya diadakan pada saat kemarau panjang, biasanya diadakan selama 35 sampai dengan 40 hari, sintren jenis ini dipercaya sbagai ritual pemanggil hujan. Sintren yang diselenggarakan bebas biasanya diiringi dengan musik tarling dangdut sebagai musik pengiring. Pemainya jumlahnya sama seperti sintren yang diadakan sebagai ritual untuk memanggil hujan, hanya saja si pelaku utama sintren tak hanya satu sintren wanita saja sebagai bendara (tuan perempuan), melainkan ditambahkan satu sintren pria atau yang biasa disebut lais, dan empat orang pemuda yang bertugas menghibur atau biasa disebut bodor.
  • 3. Pada sintren yang diselenggarakan sebagai ritual pemanggil hujan. Sintren, terdiri satu bendara wanita atau ratu saja dan empat orang bodor. Lais tidak bisa disatukan dengan sintren seperti pada penyelenggaraan sintren yang bebas. Lais bisa dimainkan terpisah dengan pemain satu lais (bendara pria ) dengan empat pemuda sebagai bodor. Ritual Sintren bebas dan sintren untuk pemanggil hujan nyaris sama yaitu dimulai dengan koor nyanyian “turun sintren” oleh maksimal sepuluh atau minimal dua penyanyi. Kemudian Si wanita calon sintren duduk bersila dengan memangku cepon yang berisi mahkota, kaca mata hitam, selendang, aksesoris (biasanya rangkaian bunga melati panjang), dan alat rias. Setelah pawang sintren membacakan mantra-mantra di sebuah cobek yang berisi bara, dan ditaburi kemenyan masyarakat pesisir biasa menyebut prekuyan. Gadis calon sintren kemudian ditutupi dengan kurungan ayam berukuran besar yang sudah dibalut dengan kain penutup warna merah dan kuning. Sementara koor penyanyi tak berhenti selama kurang lebih 5 sampai 10 menit kemudian kurungan ayam yang dipakai untuk mengurungi si gadis dibuka, keajaiban pun terjadi si gadis yang sebelum masuk kurungan hanya memakai celana pendek dan kaos oblong kini sudah berubah menjadi gadis yang bersolek cantik, bibir merah dengan lipstick yang rapih, bermahkota dan rangkaian bunga melati menjulur kebawah, tersemat disamping kiri dan kanan telinganya, bak ratu kerajaan dengan selendang panjang yang menjuntai simetris disamping pinggul. Sesaat kemudian Si gadis yang sudah menjadi sintren atau ndara bagi calon bodor- bodornya yang belum direkrut, Spontan menari dengan gemulai mengikuti rentak gendang kempul dan nyanyian “turun sintren”. Sintren diperankan seorang gadis yang masih suci, dibantu oleh pawang dengan diiringi gending 6 orang. Dalam perkembangannya tari sintren sebagai hiburan budaya, kemudian dilengkapi dengan penari pendamping dan bodor (lawak). Dalam permainan kesenian rakyat pun Dewi Lanjar berpengaruh antara lain dalam permainan Sintren, si pawang (dalang) sering mengundang Roh Dewi Lanjar untuk masuk ke dalam permainan Sintren. Bila, roh Dewi Lanjar berhasil diundang, maka penari Sintren akan terlihat lebih cantik dan membawakan tarian lebih lincah dan mempesona.
  • 4. 5. Alat Musik yang Digunakan a. Waditra b. Gendang c. Goong 6. Alat-Alat Pendukung a. Tikar berwarna putih b. Tangga dari bambu c. Tambang d. Pakaian putri e. Ranggap (kurungan ayam) f. Kacamata hitam g. Bunga minimal 7 warna h. Dupa i. Minyak wangi j. Korek api k. Arang l. Kemenyan 7. Busana a. Baju keseharian b. Kain untuk bawahan c. Celana cinde, yaitu celana tiga perempat yang panjang nya sampai lutut d. Sampur e. Jamang atau hiasan rambut yang dipakai di kepala f. Kaos kaki g. Kacamata hitam berfungsi sebagai pnutup mata, karena selama penari sintren selalu memejamkan mata akibat tidak sadarkan diri. Juga sebagai cirri khas kesenian sintren dan menambah daya tarik atau mempercantik penampilan. 8. Jumlah Pemain a. Penabuh bambu ruas (3 orang) b. Penabuh gendang (1 orang) c. Penabuh goong (1 orang) d. Penabuh kecrek (1 orang) e. Seorang anak perempuan f. Pelawak (2-3 orang) g. Vokalis pria (1 orang) h. Juru kawih (5-6 orang) i. Punduh (1 orang) 9. Tembang Pengiring Sintren a. Iringan proses pembentukan sintren Tembang turun sintren digunkan sebagai doa pembuka agar roh Sulasih masuk ke dalam raga calon penari sintren. Saat tembang dilantunkan maka penari sintren akan ganti
  • 5. pakain dari pakain biasa dengan pakain sintren dalam keadaan badan terikat tali dan dalam kurungan. Lagu yang dinyanyikan itu sebagai berikut : Turun-turun sintren sintrene widadari Nemu kembang ning ayun ayunan kembange siti Mahendra widodari temurunan naranjing ka awak sira dan lagusih solasih dilagukan berulang-ulang menunggu penari sintren selesai berpakain tari yaitu syair lagu sebagai berikut : sih solasih solandana menyan putih pengundang dewa ala dewa saking sukma widadari temurunan Tembang sih solasih adalah tembang permohonan agar tali-tali yang mengikat penari bisa terlepas kemudian di susul dengan lagu kembang gewor(penari pengawal) mengelilingi sintren di dalam kurungan. Dan lagunya sebagai berikut : kembang gewor bungbung kelapa lumeor geol-geol bu sintren pan jaluk bodor bumbunya kelapa muda goyang-goyang (sambil menggoyangkan kurungan) nyi sintren minta bodor b. Iringan penyajian hiburan Tembang dolanan khas sintren dan tembang yang sesuai keadaan saat ini misalnya lagu- lagu campursari. c. Iringan Penutup
  • 6. Tembang turun sintren, untuk pertanda bahwa permainan sintren akan usai. Tembang piring kedawung, untuk melepas roh Dewi Sulasih dan sintren berganti busana keseharian. Adapun bentuk lain dari syair lagu turun sintren, yaitu : Turun-turun sintren, sintrene widodari Nemu kembang yun-ayunan Nemu kembang yun-ayunan Kembang si jaya indra Widodari temurunan Kang manjing ning awak ira Turun-turun sintren Sintrene widodari Nemu kembang yun-ayunan Nemu kembang yun-ayunan Kembang si jaya indra Widodari temurunan kembang kates gandul pinggire kembang kenanga kembang kates gandul pinggirekembang kenanga arep nalor arep nidul wis mana gageya lunga kembang kenanga pinggire kembang melati kembang kenenge pinggire kembang melati wis mana gagea lunga aja gawe lara ati kembang jahe laos lempuyang kembange kuning kembang jahe laos lempuyang kembange kuning ari balik gage elos sukiki maneya maning kembang kilaras di tandur tengae ngalas paman bibi aja maras dalang sintren jaluk waras 10. Fungsi Sintren a. Sebagai sarana hiburan masyarakat. b. Apresiasi seni dan nilai-nilai estetik masyarakat. c. Digunakan untuk keperluan upacara-upacara ritual seperti : bersih desa, sedekah laut, upacara tolak bala, nadzar, ruwatan dan pernikahan. d. Untuk memeriahkan peringatan hari-hari besar, seperti hari ulang tahun kemerdekaan, hari jadi.