Dokumen tersebut membahas sejarah Kerajaan Sunda dan Galuh di Jawa Barat, meliputi sumber sejarah, kehidupan politik, sosial ekonomi, dan budaya kedua kerajaan. Kerajaan Sunda mulai berdiri pada abad ke-8 dan mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-11 di bawah pemerintahan Maharaja Sri Jayabhupati. Kerajaan Galuh berdiri sebagai pecahan dari Kerajaan Tarumanegara dan mem
3. A.Sumber Sejarah Kerajaan Sunda
Di wilayah Jawa Barat muncul Kerajaan Sunda yang diduga
merupakan kelanjutan dari Kerajaan Tarumanegara yang
runtuh pada abad ke-7. Berita munculnya Kerajaan Sunda
dapat diketahui dari Prasasti Canggal yang ditemukan di
Gunung Wukir, Jawa Tengah berangka tahun 732 M. Dalam
Prasasti Canggal disebutkan bahwa Sanjaya telah mendirikan
tempat pemujaan di Kunjarakunja (daerah Wukir). Ia adalah
anak Sanaha, saudara perempuan Raja Sanna.
4.
5. Dalam kitab Carita Parahyangan dinyatakan bahwa
Sanjaya adalah anak Raja Sena yang berkuasa di Kerajaan
Galuh. Suatu ketika terjadi perebutan kekuasaan yang
dilakukan oleh Rahyang Purbasora, saudara seibu dengan
Raja Sena. Raja Sena berhasil dikalahkan dan melarikan
diri ke Gunung Merapi berserta keluarganya. Selanjutnya
Sanjaya, putra Sanaha berkuasa di Galuh. Beberapa
waktu kemudian, Sanjaya pindah ke Jawa Tengah menjadi
raja di Mataram, sedangkan Sunda dan Galuh diserahkan
kepada putranya Rahyang Tamperan.
6. B.Kehidupan Politik
Dalam waktu yang cukup lama tidak dapat
diketahui perkembangan keadaan
Kerajaan Sunda selanjutnya. Kerajaan
Sunda baru muncul kembali pada abad ke-
11 (1030) ketika di bawah pemerintahan
Maharaja Sri Jayabhupati.Nama Maharaja
Sri Jayabhupati terdapat pada Prasasti
Sanghyang Tapak yang ditemukan di
Pancalikan dan Bantarmuncang di tepi
Sungai Citatih, Cibadak, Sukabumi.
7. Prasasti itu berangka tahun 952
Saka (1030 M), berbahasa Jawa Kuno dengan
huruf Kawi. Isinya, antara lain menyebutkan
bahwa Maharaja Sri Jayabhupati Jayamanahen
Wisnumurti Samararijaya Sakalabhuwana
Mandalesrananindita Haro Gowardhana
Wikramottunggadewa berkuasa di Prahajyan
Sunda. Prasasti Sanghyang Tapak juga berisi
pembuatan daerah terlarangan di sebelah timur
Sanghyang Tapak.
8. Agama yang dianut Sri Jayabhupati ialah Hindu aliran
Wisnu atau Hindu Waisnawa. Hal ini dapat diketahui
dari gelarnya, yaitu Wisnumurti Agama yang sama juga
dianut oleh Airlangga. Dengan , ada kemungkinan
bahwa pada abad ke-11 agama yang berkembang di
Jawa adalah Hindu Waisnawa.
Kerajaan Sunda adalah satu-satunya kerajaan yang
belum tunduk di bawah kekuasaan Majapahit. Ini
berarti, Sumpah Palapa tidak bisa terwujud
sepenuhnya.
.
9. Raja Sunda datang untuk menikahkan putrinya dengan
Hayam Wuruk. Ini adalah kesempatan yang baik untuk
menaklukkan Sunda. Prabu Maharaja berperang melawan
tentara Majapahit yang dipimpin Gajah Mada di daerah
Bubat pada tahun 1357. Kekuatan tentara Sunda tidak
seimbang dengan kekuatan tentara Gajah Mada. Dalam
pertempuran itu, Raja Sunda bersama putri Dyah Pitaloka
dan para pengiringnya terbunuh. Kematian Raja Sunda dan
calon istrinya membuat Raja Hayam Wuruk marah besar
kepada Gajah Mada.
10. Gajah Mada kemudian diberhentikan sebagai Mahapatih
Majapahit. Sejak itulah hubungan antara Hayam Wuruk
dan Gajah Mada retak. Prabu Maharaja digantikan oleh
putranya yang bernama Rahyang Nsikala Wastu Kancana.
Pada tahun 1522, perutusan Portugis di bawah pimpinan
Hendrik de Leme datang ke Kerajaan Sunda. Pada waktu
itu, Kerajaan Sunda berada di bawah pemerintahan Ratu
Samiam. Masa pemerintahannya berlangsung dari tahun
1521–1535. Jika hal itu benar maka pada waktu ia
memimpin perutusan ke Malaka, Surawisesa(Ratu
Samiam) masih menjadi putra mahkota.
11. Pada masa pemerintahannya, terjadi serangan tentara
Islam di bawah pimpinan Maulana Hasanuddin dari
Kerajaan Banten. kerajaan Sunda jatuh ke tangan tentara
Islam. Akibatnya, hubungan pusat Kerajaan Sunda di
pedalaman dengan daerah luar terputus. Satu per
satu,pelabuhan Kerajaan Sunda jatuh ke tangan
kekuasaan Kerajaan Banten sehingga Raja Sunda terpaksa
bertahan di pedalaman.
12. C. Kehidupan Sosial Ekonomi
Berdasarkan kitab Sanghyang Siksakandang Karesian,
kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Sunda dapat
dibagi menjadi beberapa kelompok,antara lain sebagai
berikut.
1) Kelompok Rohani dan Cendekiawan
Kelompok rohani dan cendekiawan adalah kelompok
masyarakat yang mempunyai kemampuan di bidang
tertentu. Misalnya, brahmanayang mengentahui
berbagai macam mantra, pratanda yang mengetahui
berbagai macam tingkat dan kehidupan keagamaan, dan
janggan yang mengetahui berbagai macam pemujaan,
13. memen yang mengetahui berbagai macam cerita,
paraguna mengetahui berbagai macam lagu atau
nyanyian, dan prepatun yang memiliki berbagai macam
cerita pantun.
2) Kelompok Aparat Pemerintah
Kelompok masyarakat sebagai alat pemerintah (negara),
misalnya bhayangkara ( bertugas menjaga keamanan),
prajurit (tentara), dan hulu jurit (kepala prajurit).
14. 3) Kelompok Ekonomi
Kelompok ekonomi adalah orang-orang yang melakukan
kegiatan ekonomi. Misalnya, juru lukis (pelukis), pande
mas (perajin emas), pandedang (pembuat perabot rumah
tangga), pesawah (petani), dan palika (nelayan). Di
samping kegiatan perdagangan, pertanian merupakan
kegiatan mayoritas rakyat Sunda. Berdasarkan kitab
Carita Parahyangan dapat diketahui bahwa kehidupan
ekonomi masyarakat Kerajaan Sunda umumnya bertani,
khususnya berladang (berhuma). Selain bertani,
kehidupan masyarakat kerajaan Sunda juga berdagang.
15. D.Kehidupan Budaya
Kehidupan masyarakat Kerajaan Sunda adalah
peladang sehingga sering berpindah-pindah. Oleh
karena itu, Kerajaan Sunda tidak banyak
meninggalkan bangunan yang permanen, seperti
keraton, candi, dan prasasti. Candi yang paling dikenal
dari Kerajaan Sunda adalah Candi Cangkuang yang
berada di Leles, Garut, Jawa Barat.
Hasil budaya masyarakat Kerajaan Sunda yang lain
berupa karya sastra,baik tertulis maupun lisan.
Bentuk sastra tertulis, misalnya kitab Carita
Parahyangan, sedangkan bentuk sastra lisan berupa
pantun, seperti Haturwangi dan Siliwangi.
16. 2. Kerajaan Galuh
Kerajaan Galuh adalah suatu kerajaan Sunda di Pulau
Jawa yang wilayahnya terletak antara Sungai Citarum di
sebelah barat dan Sungai Cipamali di ebelah timur.
Kerajaan ini merupakan penerrus dari Kerajaan Kendan
bawahan Tarumanegara. Kata “Galuh” berasal dari
bahasa Sansekerta yang berarti sejenis batu permata.
Kata “galuh” juga digunakan sebagai sebutan bagi ratu
yang menikah (“raja puteri). Kerajaan Galuh merupakan
penyatuan dari dua kerajaan yaitu Kerajaan Sunda dan
Kerajaan Galuh.
17. Kedua kerajaan tersebut merupakan pecahan dari kerajaan
Tarumanegara. Menurut sumber sejarah, ibukota kerajaan
Sunda berada di daerah Bogor, sedangkan kerajaan Galuh
berada di daerah Ciamis, tepatnya di Kawali.
Sumber sejarah :
1. Prasati Mandiwunga
2. Prasasti Cikajang
3. Prasasti Galuh, berbahasa Sunda Kuno.
4. Kisah perjalanan Prabu Jaya Pakuan (Bujangga Manik)
5. Carita Parahyangan yang ditulis pada tahun 1518