This book is about technical strategy for student, researcher, or whoever like to develop organic agriculture by apply it and just do it on the field, or is beginning with class theory. This book is also my thinking to complementary my student to understand what is organic agriculture bio-dynamically approach with emphasis on mix farming systems.
Membangun dan menggerakkan petani pertanian organik
1. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
2014
MEMBANGUN DAN MENGGERAKKAN PETANI
PERTANIAN ORGANIK BERSIH
Disusun oleh:
Purwandaru Widyasunu
(Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/Sumberdaya Lahan)
(Peneliti dan Pemerhati Pengembangan Pertanian Bersih
dan Reklamasi Lahan Rusak)
04 Januari 2014
BAB I. PENDAHULUAN
Kegiatan pertanian dikembangkan di atas lahan pertanian seluruh
dunia, termasuk di Negara kita Indonesia. Lahan akan selalu menjadi
sumberdaya
alam
utama
guna
pemenuhan
kebutuhan
pangan
dan
sector/sub-sektor pertanian lainnya. Budidaya tanaman paling umum
menggunakan sumberdaya tanah dengan variasinya di seluruh dunia
termasuk di Indonesia. Klasifikasi tanah menurut USDA mengunjuk ada 12
ordo tanah, di Indonesia terdapat 11 ordo dan hanya satu ordo yang sulit
didapatkan yaitu Gleysols.
Tanah ada komponennya yaitu komponen biotik dan abiotik; biotiknya
terdiri dari fauna, flora, dan mikroorganisme tanah, sedangkan komponen
abiotiknya adalah bahan organik dan inorganik tanah. Bahan organik
memegang peranan sentral terhadap kesuburan tanah (kualitatif dan
kuantitatif), sehingga mengendalikan produktivitas tanah, vegetasi, dan
tanaman
pertanian.
Komponen
abiotik
penting
tanah
tropika
dapat
dikelompokkan menjadi: (i) komponen gas 25 %, (ii) komponen air 25 %, (iii)
komponen mineral 45 %, dan (iv) komponen bahan organik tanah 5 %.
Melihat komponen tersebut maka tanah tropika harus diperbaiki, dipelihara,
dan dilestarikan dengan pengelolaan (manajemen) bahan organik sampai 5
%; namun kenyataannya diperlukan jumlah s/d 600 ton pupuk kompos/ha
untuk 5-6 tahun sehingga sulit dan tidak ekonomis untuk petani.
Manajemen
pertanian
organik
merupakan
bagian
manajemen
pertanian bersih (atau bertujuan untuk bersih / clean agriculture), dengan
outcome utama (sector budidaya tanaman, perikanan, peternakan, dan
kehutanan) yaitu tidak menambah pemanasan global dengan gas rumah kaca
1
2. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
2014
-nya. Bagaimana kegiatan mengelola/budidaya tanaman, yaitu benih/bibit
unggul, pupuk, pengendalian OPT (pestisida/terpadu), hormon, irigasi, dan
unsur-unsur iklim menjadi ramah lingkungan adalah menjadi tujuan utama
pertanian
organik
bersih
selain
kesehatan
konsumen,
tanah,
dan
keanekaragaman hayati.
1.1.
Pengertian Pengembangan Pertanian Organik
Pengertian umum pertanian adalah menanami tanah dengan tanaman
yang harapannya akan diperoleh hasil tanaman. Caranya adalah dengan
tatakelola terhadap lahan, agro-ekosistem, dan inputan oleh manusia.
Budidaya tanaman dengan tatakelola inputan luar tinggi dapat dikategorikan
budidaya modern atau konvensional produk dari revolusi hijau dengan tujuan
hasil tinggi pada tanaman pangan dan pakan ternak. Sebaliknya pertanian
dengan inputan luar rendah tentu saja memerlukan input dari lahan LOKAL
yang tinggi (in-situ). Pertanian alami dan pertanian organik dapat masuk di
dalamnya dengan syarat input produksi in-situ sangat tinggi atau semakin
mendekati 100 %. Pertanian alami lebih didasarkan pada pengertian kekuatan
alam untuk mampu mengatur pertumbuhan tanaman, jadi campur tangan
manusia tidak diperlukan. Pertanian organik lebih didasarkan pada kebutuhan
sistem dengan campurtangan manusia untuk memanfaatkan lahan dan
berusaha meningkatkan hasil berdasarkan prinsip daur-ulang sesuai dengan
kemampuan lokal (Sutanto, 2002).
Pertanian alami yang dilaksanakan dulu sampai sekarang desainnya
adalah ikut bertanggung jawab yang tinggi terhadap keselamatan planet bumi
kita. Input produksi pertanian alami mengandalkan kekuatan alam yang terdiri
dari sumberdaya matahari, air, dan bahan tanaman untuk pembuatan
kompos, pestisida hayati/organik, PGPR, jadi sifatnya harmonis dengan
kondisi ekologi. Sifat, desain, dan roh (visi dan misi) pertanian organik
sebenarnya sama dengan pertanian alami. Pertanian organik, adalah
keinginan petani dan konsumen yang secara serius dan bertanggung jawab
menghindarkan bahan kimia dan pupuk yang bersifat meracuni lingkungan
dengan tujuan untuk memperoleh kondisi lingkungan yang sehat (Sutanto,
2
3. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
2014
2002). Perolehan produk tanaman yang tidak mengandung racun adalah
tujuan mulia lainnya.
Kata organik berasal dari kata bahasa Inggris “organik” atau Yunani
“organon” yang artinya organ (bagian tubuh) dari suatu makhluk hidup yaitu
tanaman, hewan, dan manusia; lawannya adalah inorganik. Perkataan
organik juga dapat disebut sebagai organis(me) (Inggris = organism) yang
artinya adalah hidup karena adanya kerja bersama antar organ yang ada
pada mahkluk tersebut. Hal tersebut bisa diartikan sebagai suatu sistem
dimana kerja dari tiap-tiap organ yang ada adalah saling ketergantungan.
Mengambil arti demikian maka pertanian organik adalah sistem budidaya
tanaman memakai/mengandalkan input alam sangat tinggi atau input yang
merupakan hasil kerja keras dari petani dan kelompok taninya untuk
memperoleh produksi tanaman, ternak, dan ikan yang sehat (tidak toksik).
“Roh” atau “Visi-Misi” dari pertanian organik adalah sistem yang
organik/organis meliputi kerja manusianya dan budidayanya. Manusianya
adalah
petani,
pendamping,
penyuluh,
praktisi,
dan
penyelenggara
infrastruktur dan suprastruktur. Budidayanya adalah proses atau kegiatan
membudidayakan tanaman, ternak dan ikan meliputi cara perolehan inputorganik dan sub input-organik in-situ.
Mengapa kita garis bawahi/tegaskan in-situ, karena asalnya dari lokasi
atau bersifat lokalita. Oleh karena itu perlu kita catat dalam hati dan pikiran,
dan tulisan, kemudian kita laksanakan dalam kehendak dan karsa kita bahwa
Roh atau Visi-Misi pertanian organik adalah:
a. Berwawasan lingkungan, artinya alam jangan dirusak, kalau alam rusak
maka penyelenggaraan pertanian organik berkewajiban memulihkan
kerusakan alam (paling tidak ekosistem pertanian tingkat lokalnya).
b. Murah secara ekonomi, artinya petani jangan dibebani untuk selalu beli
namun lebih didampingi dan diadvokasi untuk mampu dan mau
memprodusi input sendiri dari kekayaan dan kekuatan lokal.
c. Sesuai budaya setempat, artinya budaya pertanian organik yang nguri-uri
nilai sosial, budaya dan religi sebagai cara atau kekuatan mendapatkan
kebaikan dan kinerja budidaya pertanian. Benih, bahan pembuatan pupuk
hayati dan pupuk organik lokal, pupuk hayati dan pupuk organik yang
berasal dari lokal bernilai kearifan budaya setempat, murah karena tidak
3
4. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
2014
beli dan berdampak meragamkan keanekaragaman hayati. Kita harus
berdoa dulu dalam setiap pekerjaan pertanian organik, karena kita
adalah milik Tuhan, dan makhluk hidup yang kita kelola pada lahan,
air, dan atmosfer adalah juga milik Tuhan semesta alam. Tuhan
adalah Tuan kita semua, Tuan dari alam semesta ini.
d. Berkeadilan sosial yang manusiawi, yaitu jangan merugikan petani,
contohnya harga jual harus lebih tinggi dibandingkan jumlah biaya
usahataninya.
Sub-sistem pertanian organik:
Sistem pertanian organik terdiri dari sub sistem: (i) sumberdaya alam,
(ii) sumberdaya manusia, (iii) iptek, (iv) infrastruktur, (v) suprastruktur, (vi)
pasca panen, dan (vii) pemasaran. Dengan demikian kalau kita berkehendak
untuk mengembangkan pertanian organik berarti harus mengembangkan sub
sistemnya.
Sub
sistem
tersebutlah
yang
harus
dikembangkan
berasaskan roh atau visi-misi pertanian organik di atas. Sebelum
mengembangkan pertanian organik, kita semua harus sadari bahwa sistem
pertanian kita terutama komoditas tanaman penghasil pangan manusia dan
pakan ternak sebagian besar masih berasaskan roh dan visi-misi sistem
pertanian konvensional produk revolusi hijau. Dengan demikian harus kita
lakukan proses transformasi iptek penyelenggaraan pertanian organik dan
konversi lahan menjadi lahan pertanian organic bersih. Penyelenggaraan
sistem yang memberdayakan petani dan berkaidah kelestarian ekosistem
adalah sistem pertanian organik-biodinamik yang bersih.
1.2. Kondisi Faktual Sistem Pertanian: transformasi ke pertanian
organik dan kesejarahan
Kondisi pertanian Indonesia (khususnya pertanian tanaman) pada saat
ini berada pada persimpangan jalan, yaitu meneruskan kebijakan revolusi
hijau atau menerus-mulaikan penyelenggaraan sistem pertanian alami
terutama sistem organik-biodinamik. Kalau sistem revolusi hijau diteruskan
berarti harus dengan inputan luar tinggi, mengejar target produksi tinggi,
kondisi petani tidak/kurang berdaya, dan dikuasai sistem kapital luar yang
kuat. Keadaan itu diperparah dengan kondisi tanah makin marjinal dan
ditengah perubahan iklim global hebat menuju penurunan produktivitas lahan
4
5. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
2014
yang tajam. Menghadapi kondisi perubahan iklim global tersebut, seluruh
negara di planet bumi ini tidak akan kuat.
My notation (04-01-2014):
Kita catat akhir tahun 2013, turun salju di Arab Saudi,
Mesir, Suriah, Vietnam; kondisi kegawatan Thailand dampak
turun salju Vietnam utara. Bulan desember 2013, sampai tulisan
ini diperbarui (januari 2014) wilayah Jawa lebih jarang hari
hujannya dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bila hujan
harian dengan hanya 10-25 mm/hari, nampak nyata dampak
banjir di banyak wilayah tanah jawa (review news desember
2013).
Menghadapi kondisi sub sistem pertanian di perempatan jalan, maka
ada ilmu pengetahuan dan teknologi sistem pertanian yang saat ini bisa
dianggap pendekatan terbaik yaitu merubah sistem menuju pertanian organik
yang bio-dinamik yang bersih. Sistem tersebut memang ada kelemahannya
namun
banyak
keunggulannya
karena
konsep
bio-dinamik
adalah
membangun kembali sumber input dari biota yang beragam; biodiversitas
pada lahan dan dalam tubuh tanah dibangun menghasilkan input in-situ.
Membangun input in-situ adalah membangun kemandirian dan kedaulatan
petani/kelompok tani/desa (sumberdaya lokal membangun kembali kearifan
lokal). Input sistem tersebut adalah produk ekuilibria biodiversitas lahan
berupa industri hayati yang mampu membangun kelestarian swasembada
pangan asal tanaman, ternak dan ikan.
Penawaran perubahan sistem di atas adalah baik, tepat dan bisa
dilaksanakan, namun karena petani dan agen pendampingan petani telah
lama dilekati dengan efek instan pupuk kimia, pestisida, dan hormone
pabrikan, maka akan menimbulkan dampak kemandegan sistem dalam
penyelenggaraan pertanian organik (go organik-red.). Disamping itu revolusi
hijau sejak tahun 1963 sampai sekarang berdampak negatif karena benih
tanaman pangan sangat respon terhadap pupuk kimia dan hormon pabrikan.
Padahal go organik memerlukan benih tanaman lokal yang respon
pemupukan organik (kompos/bokhasi/pupuk organik cair yang berbahan
5
6. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
2014
lokal); benih tanaman revolusi hijau tidak akan respon. Hal tersebut
menjadikan go organik membutuhkan benih tanaman lokal yang harus
dikuasai oleh petani dan pendampingnya (teknokrat/peneliti dan penyuluh
pertanian).
Program go organik juga memerlukan reklamasi tanah dan lahan yang
telah lama dipakai untuk pertanian revolusi hijau. Tanah perlu diperbaiki
kerusakannya,
lahan
perlu
dikembangkan
pola
poly
biodiversitas,
penyelamatan air tanah, penyelamatan sistem daur keenergian dan keharaan
tanah, dan membangun sistem kendali sekuestrasi karbon dan thermal tanah.
Kita juga telah kehilangan banyak sekali lahan pertanian terutama
tanah sawah yang mempunyai kelas tanah usaha pertanian utama (beririgasi
teknis dan setengah teknis). Hal itu akibat deras dan tidak terkendalinya
konversi sawah menjadi perumahan, hotel, pertokoan, perkantoran, jalan
raya, dan infrastruktur pengembangan perkotaan dan pedesaan (post
modernisasi). Akibat dari konversi tersebut adalah pengurangan luasan
produksi tanaman
pangan
terutama
produk dari
lahan
sawah.
Inti
penyebabnya adalah pertumbuhan penduduk dan nilai hasil budidaya
tanaman pangan tidak mampu untuk revolving usaha tani, menabung, dan
investasi keluarga tani.
Warning:
Telah terjadi kemandegan regenerasi /
suksesi profesi / jabatan petani dari petani
senior (orang tuanya) ke yunior (anaknya).
Hal ini akan berbahaya bagi keberhasilan
program ketahanan pangan nasional dan
daerah.
Penyelenggaraan pertanian organik harus mampu menyelamatkan
kerawanan sosial, ekonomi dan budaya tersebut, disamping harapan hasil
panen yang stabil setelah paling tidak tahun kedua-ketiga transformasi
sistem; termasuk efisiensi dan efektivitas usaha tani.
Penyelenggaraan pertanian organik berarti melaksanakan program
perubahan sistem pertanian konvensional (revolusi hijau) kepada/menjadi
pertanian organik. Hal itu memerlukan pembaharuan sistem dari yang lama
menjadi yang baru. Kalau kita melaksanakannya berarti kita melakukan
reformasi pertanian yang tidak hanya tingkat kabupaten, namun adalah juga
tingkat nasional.
6
7. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
2014
Go organik yang telah dicanangkan Pemerintah Pusat sejak tahun
2001, sampai tahun 2010 kemarin masih terseok-seok, bahkan sampai tahun
ini. Penyebabnya adalah petani belum bisa menerima perubahan itu
menyangkut ketersediaan input budidaya tanaman organik, teknologi yang
belum dikuasai, kemalasan mengadakan keruahan material pembuatan
pupuk organik dan keruahan pupuk organik yang harus dibawa ke lahan
mereka, dan terakhir adalah tidak mau susah.
Kondisi revolusi hijau selama puluhan tahun telah lama meninabobokkan penyuluh pertanian yang ter”cooptatie” oleh efek cespleng pupuk
NPK, pestisida dan hormon kimia pabrikan. Petani telah lama diajari
meninggalkan nilai luhur iptek pertanian nenek moyang Bangsa. Nilai luhur
budidaya tanaman leluhur kita adalah mengelola dan membudidayakan
tanaman secara organik-biodinamik bersih. Contohnya, sebelum menanam
padi, sebelum tanah diolah ditumbuhkan dahulu tanaman orok-orok, tanah
dibiarkan fase aerobic, baru diluku dan digaru, kemudian diairi sesuai dengan
padi. Nilai kearifan IPTEK itu telah lama ditinggalkan oleh petani, penyuluh,
sistem suprastruktur, kelembagaan pertanian, bahkan perguruan tinggi kita.
Melihat kondisi faktual seperti diuraikan di atas maka diperlukan
langkah pikir, karsa, dan cipta kita dalam penyelenggaraan pertanian organik
yang terlebih dahulu harus mengurusi sumberdaya manusianya meliputi
peneliti dan pelatih transformasi iptek, penyuluh pertanian, dan petani. Kondisi
SDM yang siap tersebut juga harus didukung oleh kesiapan dan kemampuan
dukung dari Pemerintah Pusat dan Daerah, demikian pula kelembagaan
penunjang lainnya meliputi LSM/Asosiasi Pertanian Organik, Kelompok Tani,
Gapoktan dan Paguyuban Petani Organik.
Kelembagaan dan SOP keorganikan:
Pemerintah, LSM, Koperasi Tani Organik, dan lembaga lainnya
memerlukan Standart Operating Procedure (SOP) untuk menyelenggarakan
go organik. Bagi Petani, Kelompok Tani, Gapoktan dan Paguyuban Petani
Organik memerlukan Asosiasi Pertanian Organik Lokal (APOL) sebagai
bentuk penguatan kelembagaan yang memerlukan Basic Standart (BS)
penyelenggaraan budidaya organik sampai dengan pemasaran hasilnya.
Didalam SOP dan BS, terkandung semua ketentuan-ketentuan untuk
7
8. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
2014
penyelenggaraan sistem pertanian organik yang baik, tepat, berdayaguna dan
dapat dilakukan oleh pelaku di daerah. Semuanya itu memerlukan sistem
transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi di dalamnya, berarti semua
SDM Penyuluhan dan Pendampingan Pertanian harus mendapatkannya,
meyakininya, menguasainya, dan mau melaksanakannya. Sekali lagi
penyelenggaraan pertanian organik-biodinamik bersih adalah jawaban tepat,
baik,
diyakini dapat dilaksanakan, dan paling terhormat, manusiawi dan
ekologis.
Prosedur standart tata laksana dan tata kelola (SOP) tentang
penyelenggaraan pertanian organik merupakan suatu standart dasar (BS)
yang bisa dipergunakan oleh berbagai pihak pemangku kepentingan
berjalannya sistem pertanian organik pada suatu wilayah. Pengembangan
pertanian organik untuk komoditas hortikultura juga masuk kesatuan standar
tersebut.
Pemangku kepentingannya dari SOP bisa siapa saja baik dari Elemen
Pemerintahan, Swasta, LSM, Perguruan Tinggi dan Badan Penelitian,
maupun Perorangan (Petani dan Praktisi). Oleh karena itu SOP sifatnya
haruslah standart yang mendasar, yaitu untuk mendasari (acuan) proses
perubahan sistem pertanian konvensional ke sistem pertanian organik.
Dengan demikian SOP yang dibuat berdasarkan basic standar (BS) adalah
prosedur dan petunjuk untuk melakukan penyelenggaraan usahatani organik
dan pengecekan apakah suatu lahan dan usahatani pertanian tradisional
sudah ideal disebut lahan dan usahatani organik. Standar adalah serangkaian
aturan/klausul yang bernilai sains tentang apa saja yang diperlukan guna
memberikan bukti dan kesimpulan bahwa sistem pertanian yang sedang
berjalan atau sudah stabil adalah pertanian organik (petani dan proses
budidayanya).
8
9. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
2014
BAB II. PENYELENGGARAAN PERTANIAN ORGANIKBIO-DINAMIK BERSIH
2.1. Rencana Strategis Go Organik
Penyelenggaraan sistem pertanian organik adalah kegiatan tata
laksana dan tata kelola sistem produksi pertanian yang berasaskan daurulang secara hayati. Apabila penyelenggaraannya adalah untuk tanaman,
maka definisinya adalah sistem produksi pertanaman yang berasaskan daurulang secara hayati. Salah satu konsep yang baik, rasional, dan mengandung
kearifan lokal adalah sistem pertanian organik-biodinamik sehingga unsurunsur daur-ulang organik IN-SITU adalah suatu syarat mutlak.
Konteks penyelenggaraan pertanian organik dapat mengandung arti
menyelenggarakan sistem pertanian yang berkelanjutan, dan itu hanya bisa
terlaksana apabila budidaya tanaman dan ternak menjadi suatu sistem
terintegrasi sehingga mampu membentuk suatu sistem input IN-SITU. Sistem
standar tersebut harus dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten dan suatu Asosiasi
Pertanian
Organik Lokal tingkat Kabupaten untuk menyelenggarakan dan
membangun pertanian organik.
Penyelenggaraan go organik memerlukan peran Pemerintah untuk
memfasilitasi persiapan, masa transisi, masa kelanjutan, masa stabilisasi dan
masa lanjut (menuju lestari). Oleh karena itu peran terdepan adalah Para
Penyuluh atau Pendamping Pertanian harus diberikan kemampuan untuk
melaksanakan go organik, peran dinas terkait adalah mendukungnya.
Penyuluh Pertanian dan Pendamping program go organik, semuanya harus
diberikan kursus khusus yang dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur
atas dasar kurikulum teoritis dan praktikum. Kemampuannya akan didesain
untuk menyelenggarakan transformasi iptek kepada para petani untuk
menyelenggarakan budidaya tanaman organik.
2.2. Tujuan Program Menuju Penyelenggaraan Sistem Pertanian Organik
Program
pertanian
organik
di
suatu
Kabupaten
baik
untuk
diselenggarakan dengan sistem organik-biodinamik, yaitu terjadi sinergisme
sistem pertanian campuran antara budidaya tanaman dengan ternak dan atau
ikan
(mixed
farming)
dalam
suatu
kelompok
tani
organik.
Tujuan
9
10. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
2014
menyelenggarakan sistem budidaya organik biodinamik komoditas tanaman
(pangan pokok dan hortikultura) adalah sebagai berikut:
a.
Menyelenggarakan sistem budidaya yang berasaskan keselarasan alam
dengan cara memberikan input organik-biodinamik sebagai sarana
produksi
sehingga
cara
memperoleh
sarana
produksi
sebagai
inputannya adalah betul-betul input lokal dan in-situ,
b.
Memuliakan
tanah-tanah
pertanian
yaitu
melakukan
reklamasi/
rehabilitasi tanah sawah dan atau tanah lahan kering yang telah rusak
akibat teknologi pengelolaan kesuburan tanah dan pengendalian OPT
selama era revolusi hijau berjalan. Dikembalikannya menjadi tanah yang
produktif alami pada ekuilibria steady state baru, sehingga tanah bagi
lahan
pertanian
adalah
betul-betul
menjadi
reaktor
keenergian,
keharaan, keairan dan kehawaan melalui perbaikan sifat kebiologisan,
reaksi kesetimbangan kimiawi dan fungsi tunjangan fisikanya.
c.
Memuliakan varietas tanaman lokal (tanaman pangan pokok dan
hortikultura) warisan nenek moyang atau tanaman ex-situ adaptif yang
respon perlakuan/input organik menjadi varietas mantap dan andalan
yang disukai oleh konsumen; kemudian dijadikan varietas local adaptif.
Termasuk program pelestarian adalah terhadap vegetasi non-crop
sebagai bagian keragaman hayati lahan pertanian organik-biodinamik.
d.
Memberikan kemandirian petani, yaitu kesempatan seluas-luasnya
kepada petani dan kelompok tani untuk mampu menghasilkan sendiri
material dan membuat sendiri pupuk organik padat, pupuk organik cair
dan pestisida organik. Demikian juga produksi benih/bibit sendiri dari
lahan garapan sendiri atau kelompok atau paguyuban tani organik.
e.
Memberikan bekal iptek tani organik yang benar, tajam, aplikatif dan
futuristik (pertanian bersih) bagi para Penyuluh Pertanian dan para
Tokoh Poktan dan Gapoktan untuk bisa menjadi pelatih handal bagi
petani dengan iptek spesifik penyelenggaraan budidaya tanaman
organik-biodinamik sinergi dengan budidaya ternak dan/atau ikan secara
organik-biodinamik pada suatu hamparan pengelolaan satu kelompok
tani atau gabungan kelompok tani.
f.
Menghasilkan kesepakatan (congruent) bersama berupa cara pandang,
tujuan, kemanfaatan, tata laksana dan tata kelola (Standart Operating
10
11. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
2014
Sistem) bagi penyelenggaraan sistem pertanian organik-biodinamik
bersih atas dasar kebenaran filosofi dan aplikasi ipteknya. Kesepakatan
adalah antara representatif para Petani, Paguyuban Petani Organik,
Asosiasi Pertanian Organik lokal, dan Pemerintahan Kabupaten yang
merupakan unsur-unsur penggerak langsung penyelenggaraan sistem
pertanian organik-biodinamik di tingkat Kabupaten.
g.
Menghasilkan produk komoditas pertanian yang berkualitas, yaitu produk
yang pada akhirnya harus bebas residu pupuk, pestisida dan hormon
kimia sintetik, dan memberikan jaminan bahwa sistem lahan semakin
lama akan semakin menghasilkan produk yang makin aman untuk
dikonsumsi.
2.3. Manfaat Penyelenggaraan Sistem Pertanian Organik-Biodinamik
Manfaat menyelenggarakan sistem budidaya organik biodinamik
komoditas pertanian adalah sebagai berikut:
(i)
Memberikan kesempatan kepada petani agar bisa terlepas dari
ketergantungan input dari luar yang semakin lama semakin mahal,
sehingga ada kedaulatan usahatani melalui penguatan kelompok tani
organik.
(ii)
Memberikan manfaat bagi cakupan nasional dan atau daerah bahwa
sistem
budidaya
pertanian
memberikan
dampak
kebaikan
bagi
kedaulatan pangan dan swasembada pangan berkelanjutan karena
petani dan kelompok tani menguasai iptek tata laksana dan tata kelola
input, budidaya, dan prosesing hasil panen secara mandiri.
(iii) Produk yang bebas polutan kimia sintetik berpotensi untuk tujuan pasar
internasional yang ditunjang oleh penyelenggaran sistem budidaya dan
sistem pasca pemanenan dengan basic standart Asosiasi Pertanian
Organik
internal
Asosiasi/Lembaga
yang
telah
Sertifikasi
sesuai
dan
Tata
dengan
Kelola
basic
standart
penyelenggaraan
pertanian organik luar negeri.
(iv) Tata laksana dan tata kelola penyelenggaraan pertanian organikbiodinamik
memberikan
jaminan
adanya
keragaman
(diversitas)
budidaya dan produksi tanaman pangan karena prinsipnya harus ada
11
12. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
2014
rotasi tanaman dan jalannya fungsi sub sistem ekologis yang menunjang
sebagai syarat mutlak keberhasilan produksi.
(v)
Manfaat peningkatan kesejahteraan petani dengan cara: (a) penguatan
peran Poktan dan Gapoktan yang ditunjang oleh peran Asosiasi
Pertanian Organik Lokal, (b) segala input dimaksimalkan dibuat sendiri
oleh petani atau Poktan atau Gapoktan, (c) pengendalian kuota tanam
dan kelas produk atas dasar musim tanam, zonasi lahan (sesuai iklim,
infrastruktur) dan kemurnian sistem produksi alami, dan (d) pemasaran
oleh Koperasi Paguyuban Petani yang berindukkan pada Koperasi
Asosiasi Pertanian Organik Lokal.
(vi) Memberikan langkah futuristik sistem kebijakan dan pengelolaan
budidaya pertanian yang ke masa depan akan dipenuhi dengan
beragam kesulitan yang indikatornya telah kuat muncul pada saat ini
yaitu: (a) kenaikan suhu permukaan bumi dampak dari pemanasan
global; telah berlangsung perubahan musim, jumlah, dan intensitas
hujan, (b) lahan rusak dan konversi sawah ke non-pertanian menjadi
semakin bertambah luas, (c) kemampuan tubuh tanah meresapkan air
semakin berkurang drastik, (d) penurunan produktivitas tanah, lahan dan
ekosistem, (e) semakin langka deposit sumber pupuk fosfat dan kalium
dan semakin mahal energi pembuatan urea/ZA, (f) semakin mahal harga
pupuk kimia sintetik pabrikan, dan (g) perubahan sosial budaya yang
akan berdampak luas terhadap kerusakan ekosistem. Pertanian
organik biodinamik bersih adalah sebagai jawaban terhormat untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut di atas.
12
13. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
2014
BAB III. BAGAIMANA CARA MENGAKTIFKAN
SUB SISTEM PERTANIAN ORGANIK-BIODINAMIK BERSIH
Sistem pertanian organik-biodinamik kalau diuraikan secara detil
banyak sekali strukturnya dan kinerjanya bersifat organis yaitu saling
tergantung satu sama lain. Sub sistem dari sistem sumberdaya alam proses
pembaruan stoknya bersifat daur kecuali radiasi sinar matahari. Ada empat
komponen utama produksi biomassa tanaman yaitu cahaya matahari, CO 2,
air, dan unsur hara tanaman. Sub sistem CO2, air, dan unsur hara tanaman
dalam pertanian organik bersifat daur, sedangkan cahaya matahari di iklim
tropika hutan hujan basah ketersediaannya melimpah sepanjang tahun.
Khusus unsur hara tanaman diurusi secara khusus oleh petani. Prinsip daur
keharaan dan kenergian dalam tanah adalah melibatkan fauna dan mikroba
tanah/lahan. Suplai hara dapat mengandalkan rotasi tanaman, keragaman
hayati termasuk mikroba bebas, asosiasi mikroba-tanaman BNF (biological
Nitrogen Fixation = fiksasi N2 atmosfer menjadi NH3 NH4 secara biologis)
dan pengelolaan bahan organik tanah.
Pengelolaan bahan organik tanah melibatkan sistem pengadaan
material pupuk organik dan pupuk hayati, dan teknologi pembuatannya.
Melihat sistem ini maka yang wajib untuk melaksanakannya adalah petani
sendiri dalam naungan kegiatan kelompok tani organiknya. Peranan
kelompok tani yang didukung kerjasama antar kelompok tani dalam satu
Paguyuban Tani Organik tingkat lokal akan sangat menunjang apalagi ada
Asosiasi Pertanian Organik yang dipercaya sebagai lembaga pengelolaan
input dan outputnya. Kegiatan kelembagaan ini semua hendaknya jangan
sampai menghentikan kerja aktif individual petani namun sebaliknya
harus menunjang kreativitas dan kinerjanya umum dan khususnya.
Prinsip pengendalian OPT adalah juga organik-biodinamik yang intinya
lahan mempunyai keberagaman hayati mulai dari pola tumpangsari atau
rotasi tanaman budidaya, ada hidup vegetasi peragaman hayati, ada pula
fauna dan mikroba pengendalian hayati, serta penggunaan pestisida hayati
atau organik produksi petani sendiri.
13
14. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
Fungsi
kelembagaan
perlu
diaktifkan
meliputi
program
2014
kerja
Pemerintah Kabupaten dan program kerja Kelompok Tani, Paguyuban Tani
Organik dan Asosiasi Pertanian Organik lokal untuk menunjang program
pengendalian OPT pada budidaya tanaman organik.
3.1.
Memulai Menyelenggarakan Budidaya Tanaman Organik (Go
Organik)
Seperti telah dirinci dan diuraikan di depan bahwa menyelenggarakan
pertanian
organik
dapat
didefinisikan
sebagai
suatu
aksi
untuk
mengembangkan dan memasyarakatan budidaya tanaman organik dan
budidaya ternak yang bersinergi. Dalam penyelengaraannya memerlukan
peranan banyak individu SDM dan kelembagaan. Sedangkan filosofi yang
mendasari
penyelenggaraan
pertanian
organik
adalah
bagaimana
mengembangkan suatu sistem yang berprinsip memberikan makanan pada
tanah yang selanjutnya tanah menyediakan makanan untuk tanaman
(feeding the soil that feeds the plants). Filosofi demikian memberikan suatu
amanat bahwa sistem pertanian organik menghendaki input hara dan energi
yang menyehatkan tanah atau input yang selalu meningkatkan kualitas tanah.
Bertujuan agar input bersifat atau bemanfaat mulia seperti di atas,
maka secara ekologis mensyaratkan perlunya rekayasa mengembalikan
fungsi alam agar menjadi suatu fungsi struktural dan fungsional yang dari/oleh
dan untuk/berupa jejaring makanan, energi dan keharaan in-situ. Melihat itu
semua marilah kita bersama-sama menjadikan, mengembalikan dan
memuliakan fungsi tanah sebagai ”mother heart” sama seperti induknya
yaitu ”the mother heart-planet bumi” yang menghidupi manusia,
tanaman, hewan, dan biotik dalam tanah. Dalam usaha budidaya
komoditas pertanian, kita harus berhenti merusak tanah, lahan, air, udara,
atmosfer, dan keragaman hayati planet bumi kita. Namun demikian, di
dalamnya harus ada berlangsung kedaulatan pangan, kemandirian petani dan
kelompok taninya, kelestarian usahatani dan petani, dan keberlanjutan
sistem.
Itulah yang akan menjadi visioner kurikulum pertanian masa
depan.
Guna
berjalannya
sistem
pertanian
organik-biodinamik,
maka
prosedurnya memerlukan suatu standar yang benar dan tepat, namun harus
14
15. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
2014
melalui proses transisional. Untuk itu kita semua sebaiknya kita mengenal
sistem dan sub sistemnya kemudian tahu tatacara mengfungsikannya.
Standar tujuan pertanian organik bio-dinamik. Tujuan mulianya adalah
menyelamatkan alam, menyelamatkan dan menunjang kesehatan generasi
manusia dengan adanya keselamatan alam dan makanan. Tujuan yang
kedua adalah ada pada ranah produk tanaman dan ternak aman dikonsumsi
dan mempunyai nilai nutrisional yang tinggi. Kalau kedua tujuan minimal
tersebut gagal maka gagallah menyelenggarakan pertanian organik. Guna
pencapaiannya maka Pemerintah Indonesia c.q. Departemen Pertanian sejak
tahun 2001 telah mencanangkan dimulainya proses Go Organik, dan tahun
2010
telah
Starting
menjadi
Point
Program
”Go
2010”
Organik
diimplementasikan sampai sekarang. Walaupun itu bisa hanya dipandang
sebagai jargon namun demikian mengandung arti amanah kemanusiaan, kealaman dan kenegaraan.
3.2.
Sistem dan Sub Sistem Pertanian Organik: fungsinya untuk go organik
Pengertian
sistem
pertanian
organik
dapat
dikatakan
sebagai
perangkat utama berjalannya atau untuk menjalankan pertanian organik mulai
dari perencanaan, memulainya, mengembangkannya, stabilisasinya dan
melestarikannya. Dengan demikian pengertian sistem menyangkut hirarki dan
syarat minimal subyek sistem agar pertanian organik berjalan. Sistem
pertanian organik dapat berjalan apabila paling tidak ada terdapat tujuh
sistem yang bekerja yaitu: (i) lahan, (ii) sumberdaya manusia, (iii) vegetasi,
(iv) teknologi sistem produksi, (v) katalisator/infrastruktur, (vi) kelembagaan,
dan
(vii)
pemasaran.
Kalau
hanya
untuk
menghasilkan
produk
tanaman/ternak organik untuk keperluan subsisten saja maka cukup hanya
lahan, manusia, tanaman dan teknologi. Namun kalau pengelenggaraan (Go
Organik) bertujuan untuk membaharui dan membangun pertanian Nasional
maka tujuh subyek sistem tersebut semuanya harus ada dan jalan. Dengan
demikian
apabila
Pemerintah
Kabupaten
berketetapan
untuk
menyelenggarakan pertanian organik maka ke-7 satuan subyek sistem
tersebut
harus
dibangun
dan
dibiayai
pada
sub
sistemnya
yang
memerlukannya.
15
16. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
2014
Sub sistem pertanian organik dapat dikatakan sebagai sub struktur
kehirarkhian dari enam sistem tersebut di atas, jadi mengandung definisi dan
tugas struktural dan fungsional yang spesifik untuk saling mendukung
jalannya penyelenggaraan pertanian organik. Sub sistem dari masing-masing
sistem lahan, manusia, teknologi, infrastruktur, kelembagaan dan pemasaran
dapat dijelaskan hirarkhi dan fungsinya seperti tersaji pada Tabel 1.
Tabel 1. Sistem pertanian organik, sub sistemnya dan fungsinya dalam
produksi biomassa, pengolahan produk dan distribusi produk.
No.
1.
Sistem
Lahan Pertanian
Sub sistem
Fungsi
Tanah
Reaktor energi dan hara,
rentensi air, habitat biota,
media tanam.
Struktural tanah, degradasi
jaringan, diversitas
ekosistem, daur energi dan
hara, keenziman tanah,
kehormonan tanah.
Daur energi dan hara,
pengendalian asam humat
tanah, diversitas ekosistem,
keenziman tanah,
kehormonan tanah.
Daur energi dan hara, siklus
hidrologi, produksi biomassa,
stabilitas thermal tanah,
tanaman dan atmosfer.
Produksi biomassa tanaman
dan mikroba autotropik,
pengendalian keragaman
hayati.
Produksi biomassa tanaman,
siklus karbon biosfer.
Fauna Tanah
Mikroba tanah
Air
Energi cahaya
Karbon dioksida
2.
Sumberdaya
manusia
Petani
Keluarga Tani
Penyuluh
Pertanian
Pemelihara keseimbangan
agro-ekosistem, pengusaha
sistem agro, agen kedaulatan
pangan.
Agro capacity building, pewaris
sistem agro.
Pemberdayaan petani dan
pertanian.
Teknokrat/Peneliti Perencanaan, pengembang-an
Aplikator
Teknologi
dan evaluasi pembangun-an
pertanian.
Pemakai sistem input dalam
budidaya.
16
17. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
No.
2.
3.
Sistem
Sumberdaya
manusia
Sub sistem
Pembela Kaum
Tani
Kaum pemutus
kebijakan
Vegetasi
Vegetasi alami
dan pionir (asli
dan tidak asli)
Tanaman
4.
Teknologi
produksi
sistem
Kompos/Bokhasi
2014
Fungsi
Advokasi petani, usaha tani
dan pertanian.
Perumus kebijakan
pembangunan sistem
pertanian.
Kestabilan keragaman
hayati, daur/jejaring
makanan, sekuestrasi
karbon, produsen oksigen,
penghasil biomassa untuk
pupuk organik, fiksasi
nitrogen atmosfer (BNFplant).
Jejaring makanan,
sekuestrasi karbon,
penghasil biomassa untuk
pupuk organik, fiksasi
nitrogen atmosfer (BNFplant), produsen komoditas
ekonomi, kedaulatan
pangan.
Hara makro dan mikro
lengkap walau sedikit,
mengandung hormon
pertumbuhan, mengandung
materi energi bagi mikroba,
asam humat dan fulvat untuk
dinamika fisiko-kimia tanah
(KTK, daya ikat partikel,
kegemburan antar ped
agregat), aerasi-drainasi),
meningkatkan kapasitas
menahan air tanah, efek
residu yang baik, tanaman
lebih tahan serangan hama
dan penyakit, menjadikan
tanah sebagai habitat yang
baik bagi diversitas biotik.
17
18. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
No.
4.
Sistem
Teknologi sistem
produksi
Catatan:
BNF = biological
nitrogen fixation
(sistem biologis
penyematan
nitrogen dari
atmosfer).
Sub sistem
2014
Fungsi
Nutrisi akar, daun Mengandung hara makro
dan buah (pupuk dan mikro, bisa komposisi
organik cair)
hara penekanan sesuai
dekade pertumbuhan,
mengandung hormon
giberelin, sitokinin dan
auksin, mengandung
mikroba (rhizo dan foliar
bacteria) fungsi resistansi
terhadap serangan pathogen
dan karena fungsi enzimatik.
Agensia hayati
Sebagai biang mikroba untuk
(pupuk hayati):
produksi bokhasi, pupuk
1. Agensia
organik cair, dan suplemen
hayati
mikroba pestisida hayati; sepabrikan.
bagai agensia pengendalian
2. Agensia
OPT (dual function).
hayati Poktan
Pestisida hayati Fungsi sumber inokulan dan
dan pestisida
materi pestisida hayati pekat;
organik
fungsi sumber pestisida
organik pekat.
Plant Growth
Materi bermikroba khusus
Promotion
perakaran untuk promosi
Rhizobacteria
perkembangan tanaman
(special)
melalui efek perakaran dan
perkembangan akar
tanaman.
Azolla sp.
Fiksasi N2 udara (BNF)
sehingga bisa menjadi pabrik
urea, mengandung hara
NPKSCa yang tinggi
disamping hara mikro
lengkap hingga sangat baik
untuk kompos, menekan
gulma, menekan alga hijau
sawah sehingga menekan
volatilisasi amoniak, menstabilkan pH dan temperature
air sawah pada padi s/d sore
hari (Widyasunu, 1997,
1998a, 1998b, 2009, 2010,
2013); material SRI.
18
19. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
No.
4.
Sistem
Teknologi sistem
produksi
Sub sistem
Fungsi
Aneka tanaman
BNF: orok-orok;
gliriside; turi
merah dan putih;
Pueraria sp;
Centrosema sp.
Fiksasi N2 udara (BNF)
sehingga bisa menjadi pabrik
urea, mengandung hara
NPKSCa yang tinggi
disamping hara mikro
lengkap hingga sangat baik
untuk kompos, material SRI.
Budidaya tanaman padi
organik.
Benih padi
varietas lokal
disukai
masyarakat
Tanaman legume
BNF tumpang
ragam SRI
Budidaya padi
organik teknologi
SRI
Kerbau
Ternak sapi,
kambing, ayam,
bebek
5.
Katalisator dan
Infrastruktur
2014
Suprastruktur
Pendanaan
untuk:
kredit usaha tani
program Pemkab
LSM
Keirigasian
umum
Keirigasian
khusus
Intensifikasi dan
eksensifikasi sistem BNF
untuk satuan Poktan;
subsisten; peningkatan
pendapatan.
Peningkatan produksi padi
secara organik-biodinamik.
Pengolahan tanah
Menghasilkan kotoran
sebagai material pembuatan
pupuk organik; peningkatan
pendapat-an petani.
Peraturan yang mendukung
berjalannya penyelenggaraan budidaya pertanian
organik dan segala aspek
pendukungnya.
Penyelenggaraan budidaya
per-tanian organik, pembangunan infrastruktur, progam
pemberdayaan dan advokasi, promosi dan pemasaran.
Sistem pengembangan
irigasi untuk sistem transisi.
Sistem pengembangan
irigasi untuk budidaya
organik penuh.
Tempat membuat kompos
agar ruah, cepat dan benar.
Rumah
pembuatan
kompos
Mesin pembuatan Mempercepat produksi
kompos
kompos.
19
20. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
No.
5.
Sistem
Katalisator dan
infrastruktur
Sub sistem
Sekretariat
pembelajaran
Poktan
Material pembelajaran Poktan
6.
Kelembagaan
Kelompok Tani
Organik
6.
Kelembagaan
Gabungan
Kelompok Tani
Organik
Paguyuban
Petani Organik
Koperasi
Pertanian
Organik
Asosiasi
Pertanian
Organik Lokal
(APOL)
Mitra Asosiasi
Pertanian
Organik
2014
Fungsi
Tempat perencanaan dan
penyimpanan arsip dan materi
pembelajaran.
Material untuk belajar bersama
tentang penyelenggaraan pertanian
organik.
Bagian integral Poktan yang ada
untuk menstimulasi dan mengembangkan budidaya tanaman organik;
unit orga-nisasi terkecil penyediaan
input dan teknologi pertanian
organik.
Mengakomodasi keperluan
budidaya dengan mengkedepankan
input luar sangat rendah;
Organisasi internal terluar petani
hamparan untuk pemberdayaan
petani, ketersediaan dan akses
informasi dan iptek, kedaulatan
petani, serta prosesing produk dan
pemasaran produk.
Merupakan bagian organik Asosiasi
Pertanian Organik Lokal yang
mengakomodasi penyediaan input
pertanian organik yang diperlukan,
menampung produk petani dan
memasarkannya.
Suatu organisasi yang bertugas
mengadakan pendampingan dan
advokasi iptek, sosial, ekonomi,
budaya dan politik kepada Petani/
Poktan/Gapoktan/Paguyuban
anggotanya.
Bisa merupakan LSM, Asosiasi
Pertanian Organik lainya, Koperasi
di luar APOL, Pemerintah Pusat
maupun Daerah, Perguruan Tinggi,
dan Lembaga Pendampingan yang
diperlukan untuk membantu penyelenggaraan pertanian organik
dengan baik, benar, tepat dan
lestari.
20
21. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
No. Sistem
6. Kelembagaan
Sub sistem
Badan Riset
dan
Pengembangan
Pertanian
Organik
Institut
Pertanian
Organik
7.
Pemasaran
Industri
Promosi
2014
Fungsi
Merupakan badan riset dan
pengembangan yang spesifik baik
milik APOL, Mitra APOL, Pemerintah Daerah maupun Perguruan
Tinggi (PT) Lokal atau mitra riset PT
baik dari dalam maupun luar negeri.
Merupakan sekolah tempat
menyelenggarakan pendidikan spesifik untuk perencanaan dan
pengembangan pertanian organik
atas dasar pembelajaran dari teori
dan praktik aplikatif mengacu pada
kurikulum yang urgensial dan
kompetensi tinggi yang diperlukan
oleh daerah. Institut Pertanian
Organik bisa dikembangkan oleh
APOL atau Pemda bekerjasama
dengan PT lokal atau sebaliknya.
Industri pertanian organik sebaiknya
dikembangkan oleh Koperasi APOL
dengan harus memberdayakan
masing-masing Paguyuban Tani
Orga-nik di tiap Kecamatan. Industri
dirancang untuk mengolah hasil
panenan dan dikemas untuk siap
dipasarkan sesuai dengan
permintaan konsumen atas dasar
kesimpulan teknis riset dan
pengembangan. Industri sebaiknya
dibangun pada tiap Kecamatan
sesuai dengan desain pengembangan Paguyuban Petani Organik
ada di tiap Kecamatan.
Promosi bertujuan untuk memperkenalkan teknik budidaya organik yang dilakukan para petani di
bawah APOL yaitu sudah pada
teknik budidaya yang benar dan
presisif organik-biodinamik. Fungsi
penting lainnya adalah memperkenalkan dan meyakinkan kualitas
produksi pertanian organik Poktan.
21
22. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
No.
Sistem
Sub sistem
Pemasaran
Riset dan
Pengembangan
7.
Pemasaran
Sertifikasi,
kendali mutu
dan pelabelan
2014
Fungsi
Pemasaran dilakukan oleh
Paguyuban Petani Organik
melalui Koperasi APOL. Fungsi
Koperasi APOL dalam pemasaran adalah menjalin kerjasama
pemasaran dengan berbagai
pihak sesuai dengan format
state of the art product quality
and good organic farming
management.
Riset dan Pengembangan
bertujuan untuk mendasari
semua keperluan teknologi
budidaya, semua inputnya,
pemanenan, prosesing hasil
panen, pengemasan, teknik promosi, pasar dan teknik pemasaran, teknik show quality at
shop, teknik pengelolaan
show/exhibition pada messe/
hall terjadwal, sistem transportasi/pengiriman produk,
sistem kearifan lokal dalam
hubungannya dengan permintaan produk (the art of standart
unique quality), dan lain yang
perlu untuk masa depan.
Sub sistem ini merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang harus dimulai
dari hati dan pikiran yang ”organik” dari
masing-masing petani, pendamping,
advokator, pelaksana kelembagaan
primer maupun sekunder yang
menangani pertanian organik.
Sertifikasi, kendali mutu dan pelabelan
hanyalah suatu bentuk formatif belaka
yaitu lembaran kertas atau
pengumuman secara elektronik
(electronical show-up) untuk
menunjukan bahwa petani, lahan, input,
teknik budidaya, panen dan pemanenan, prosesing pasca panen,
penyimpanan primer, transpor-tasi
produk, dan penyimpanan sekunder
(pasar/toko/outlet). dikerjakan de-ngan
standar organik (non kimia sintetik),
bersih, non-pathogenik, non-mutagenik,
inputan lokal ting-gi, lahan ber biodiversitas tinggi, dan lain-lain yang
diperlukan untuk konsep sertifikasi.
22
23. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
No.
Sistem
7.
Pemasaran
8.
Add-hock:
Sistem Futuristik
2014
Sub sistem
Centre of
Exhibition
(Messe/hall)
Fungsi
Centre of Exhibition = CoE
(unjuk pameran) merupakan
fungsi APOL, Koperasi APOL
dan Para Petani dalam
Paguyuban Petani Organik
untuk unjuk keberhasilan dan
rencana pengembangan hasil
dan budidaya pertanian organik.
CoE ini tidak hanya merupakan
wujud suatu gedung (messe/
hall) namun juga pewujudan
keinginan murni pelaku pertanian organik untuk menyelamatkan kehidupan manusia
dan anak cucunya, serta
keselamatan planet bumi ini.
Messe/Hall adalah suatu wujud
monumen untuk mengangkat
harkat pertanian organik dan
visi-misinya.
Transportasi
Transportasi merupakan sarana
peng-angkutan yang dipergunakan untuk mengantarkan produk
tanam-an dari lahan ke industri
peng-olahan hasil dan mentransportasikannya ke konsumen.
Wisata Agro dan Wisata agro budidaya tanaman
Kuliner
organik dan kuliner produk
budidaya tanaman, ternak, ikan
organik guna menunjang
sosialisasi pentingnya budidaya
dan konsumsi produk pangan
secara organik-biodinamik
kepada masyarakat umum. Sub
sistem ini bisa ditawarkan
menjadi program kunjungan
wisata mancanegara.
Perubahan Iptek Iptek sistem budidaya pertanian
pada masa mendatang bisa
berubah signifikan dan itu bisa
bersifat mendadak sebagai
akibat logis dari dampak perubahan iklim global terhadap
produktivitas lahan dan komoditas pertanian. Harus ada
antisipasi awal terutama
menyangkut semua input lokal,
benih/bibit, pengelolaan terpadu
23
24. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
Perubahan Iklim
Global
8.
Add-hock:
Sistem Futuristik
Perubahan
Lahan
2014
nutrisi dan pengendalian OPT,
termasuk perubahan mendasar
sistem pasokan energi dan
perubahan semua elemen
produksi yang dipengaruhinya.
Kalau semua manusia dan
kebijakan semua negara belum
menghargai secara fundamental
terhadap keseriusan mulainya
penganggulangan secara
signifikan dampak perubahan
iklim global, maka akan terjadi
awal evolusi planet bumi yang
mengerikan. Waktu dan hal itu
memang akan sangat relatif,
namun secara empirik akan
terjadi ditandai dengan
peningkatan suhu rata-rata
semakin tinggi. Hubungannya
dengan pertanian organik
adalah, manusianya harus pula
menyiapkan diri menjadi agen
peubah keadaan. Kita ikuti
program Perguruan Tinggi
untuk mitigasinya.
Laju perubahan lahan akan
sangat nyata terhadap
kerawanan potensi persediaan
pangan nasional. Fungsi
konversi lahan pertanian dan
kawasan penutupan lahan
(sawah, kebun, pekarangan)
menjadi pemukiman akan
sangat mendasar. Harus ada
fungsi perlindungan terhadap
kawasan pertanian untuk tetap
menghasilkan produksi
biomassa sesuai dengan jumlah
populasi ditambah dengan
luasan lahan untuk penanaman
pohon pada batas kemampuan
untuk bisa meredam peningkatan pemanasan global.
24
25. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
No.
Sistem
8. Add-hock:
Sistem Futuristik
8.
Add-hock:
Sistem Futuristik
Sub sistem
Antisipasi
Sistem Input
Kerawanan
Pangan
Peranan
Generasi Muda
2014
Fungsi
Melihat masa depan dimana
lahan pertanian akan semakin
rusak dan kurang apabila tidak
ada kekuatan hukum yang
mengatasinya, peningkatan
pemanasan global, kerusakan
lahan bertambah luas, deposit
tambang materil pupuk anorganik semakin habis. Maka
satu-satunya input pertanian
menyangkut pupuk, pakan
ternak dan pakan ikan haruslah
organik penuh prisip deposit
lokal. Pengembangan sistem
pertanian organik-biodinamik
akan menyangkut zonasi
lingkage antara utilitas lahan
basah dan lahan kering.
Dengan demikian proyeksinya
adalah integrated food production program. Konsepnya harus
memasukkan pula peruangan
untuk eksistensi sistem
biodiversitas tanaman BNF,
pakan ternak, ikan dan tanaman
pionir. Equilibria biodiversitas
dengan daur hara dan energi
tanah dan lahan harus presisif,
demikian pula kemampuan
peresapan dan penyimpanan air
oleh lahan harus presisif dan
efektif. Reunion-farming
between plant-shrubs-trees
through agro-organik forestry.
Kerawanan pangan akan terjadi
dengan waktu relatif pada masa
depan. Fungsi penurunan produktivitas lahan akibat peningkatan pemanasan global dan
konversi lahan pertanian akan
mengakibatkan kerawanankerawanan: pangan, gizi dan
kesehatan, peningkatan
kejahatan, perang, dan kondisi
chaos kompleks.
Generasi muda petani dan
masyarakat umum masa depan
adalah generasi penerus
Bangsa yang akan mengalami
25
26. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
2014
kondisi kerusakan planet bumi
dan keserba-rawanan. Generasi
muda mulai saat ini harus diajak
untuk ikut memikirkan mitigasi
kerusakan planet bumi dan
kerawanan pangan, gizi dan
kesehatan, diajak mempelopori
konsumsi pangan pertanian
organik dan senang membudidayakannya, mulai mempelopori
dan menanam satu pohon satu
manusia. Mereka juga harus
diajak mulai kegiatan yang tidak
boros konsumsi energi dan suka
berolahraga tanpa peralatan
menggunakan energi fosil dan
listrik.
3.3.
Proses Memfungsionalkan Sub Sistem Strategis Pertanian Organik
Proses memfungsionalkan Sub Sistem Pertanian Organik merupakan
suatu pemikiran yang strategis untuk menentukan apa-apa saja baik
kebijakan maupun tindakan implementatif untuk benar-benar menghasilkan
output dan outcome yang diperlukan untuk sampai menghasilkan kebenaran
dan kejujuran kendali mutu penyelenggaraan pertanian organik pada suatu
wilayah hamparan. Oleh karena itu sub bahasan ini merupakan kunci penting
pemikiran strategis yang implementasinya harus dilakukan dengan standar
urgensial tinggi.
Desain state of the art ”organik” adalah menghargai setinggi-tingginya
harkat dan martabat manusia untuk mengelola planet bumi (the mother heart)
dengan benar sebagai suatu olah pemikiran dan tindakan ibadah kepada
Yang Maha Kuasa, sehingga dalam pelaksanaannya kita sedapat mungkin
mulai menyelamatkan planet bumi dan mahkluk hidup dalam rengkuhannya
yaitu menyelamatkan mulai dari tempat kita berada. Dengan demikian konsep
idealnya adalah mengangkat kearifan lokal untuk menjadi suatu standar
kualitas dan kinerja yang tinggi dan bersahabat dengan kearifan lokal lainnya
yang distandarisasikan/disatukan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi
kearifan organik-biodinamik.
Uraian dari Sub Bahasan ini adalah tentang batas-batas ideal yang
sebaiknya ditempuh (sequential) oleh para pemangku kewajiban/kebutuhan
26
27. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
2014
pengembangan pertanian organik dimanapun keberadaannya di planet bumi
ini. Ideal adalah garis/ketentuan hasil kesimpulan empirikal (riset untuk
pengukuran data) iptek yang harus dipenuhi, namun ada implementasi
(pelaksanaan) yang opsional (pilihan) yang juga menuruti hasil kajian iptek
yang kemudian disebut sebagai standar minimal dan maksimal implementasi.
Hal yang minimal dan maksimal tersebut dibahas pada Paper (tulisan) lain
lebih
komprehensif
yang akan
menjelaskan
ringkas tentang proses
transformasi yang berisi tentang batasan kebutuhan penuh dan kebutuhan
minimal sub sistem. Guna membahas singkat usaha pengfungsionalan sub
sistem pertanian organik, hal itu disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Tata laksana mengfungsikan sub sistem pertanian organik untuk
pengelolaan yang optimal
a. Sistem Lahan:
Sub Sistem dan
Fungsinya
Tanah:
Reaktor energi
dan hara,
rentensi air,
habitat biota,
media tanam.
Tata laksana
fungsionalisasi
o Pemberian
kompos.
o Pemberian
POC.
o Pemulsaan
un-tuk lahan
mar-jinal.
o Inokulasi
mikoriza VAM.
Fauna Tanah:
Struktural tanah,
degradasi jaringan, diversitas
ekosistem, daur
energi dan hara,
keenziman
tanah, kehormonan tanah.
o
o
o
o
Strategi Tata
kelola
Target
o Dosis kompos
optimal minimal
5-10 ton/ha/
musim.
o RDKK budidaya.
o KUT.
o Pengadaan
rumah APO.
o Reklamasi tanah
rusak.
o Pembelajaran
ekologi tanah.
o Pencapaian
prosentase
bahan
organik tanah
ideal 5 %
minimal dua
tahun;
o Total mikroba
tanah setelah
sa-tu tahun >
104 cfu/g
tanah.
o Kurikulum
pembelajaran
pertanian
organik
biodinamik.
o Budidaya
cacing per
Paguyuban
Petani
Organik.
Pemberian
o Dosis kompos
kompos.
6 -10 ton/ha/th.
Pemulsaan ra- o Budidaya
gam sisa tacacing dan
naman.
home industry
Subsoiling
pakan ikan dan
pada tanah
ternak.
o Reklamasi subme-madat.
soiling.
Cacing tanah.
Mikroba tanah:
o Pemberian
Daur energi dan
kompos rutin
hara, pengendalidan jumlah
an asam humat
optimal.
tanah, diversitas o Pengocoran
ekosistem, ketanah dengan
enziman tanah,
agensia hayati
o Pembelajaran
ekologi tanah
dan lahan.
o Pemilihan
agensia hayati
kualitas baik.
o Penyediaan
agensia hayati
o Kerjasama dengan Pergur-an
Tinggi menyelenggarakan: (i)
sekolah ekologi
tanah dan
lahan, (ii)
bioteknologi
27
28. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
kehormonan
tanah.
spesifik.
o Penanaman
tanaman BNF.
o Aplikasi Azolla.
o Inokulasi
mikoriza untuk
lahan marjinal.
lokal mengandung ragam
optimal mikroba
lokal.
o Penataan ruang
dan perencanaan
untuk penanaman orok-orok,
gliriside, turi,
lamtoro,
o Aplikasi dual
crop padi organik-Azolla.
o
o
Air:
Daur energi dan
hara, siklus
hidrologi,
produksi biomassa, dan mengatur stabilitas
thermal tanah, tanaman dan
atmosfer.
o Penanaman
berjuta pohon.
o Pengkomposan.
o Pemulsaan.
o Agro-organik
forestry.
o Aplikasi biopori.
o Revitalisasi
sistem mekanik
konservasi
tanah dan air.
o Revitalisasi
serius
pemeliha-raan
jaringan irigasi.
o Penguatan fungsi
kembali tanah
sawah menjadi
wilayah tanah
utama usaha beririgasi.
o Penataan ruang
dengan serius
untuk penanaman berjuta pohon
berguna.
o Mulai program
agro-organik
forestry serasi
dengan program
penanaman
berjuta pohon.
o Program biopori
murah namun
efektif untuk pedesaan dan perkotaan.
o
o
o
o
Energi cahaya:
Produksi
biomassa
tanaman
dan
mi-kroba
autotropik,
pengendalian
keragaman
hayati.
o Pola jenis tanam
mono kultur atas
dasar perubahan
global regional
suhu udara dan
evapotranspirasi.
o Pengaturan jarak
tanam optimal
untuk masingmasing pola
agrosistem.
o Aplikasi mulsa
terencana teknis
pada musim tanam
dan pada masa
bera.
o Penetapan pola
tanam mono kul-tur
spesifik wilayah
fisiografi atas
dasar pe-rubahan
suhu udara, pola
hujan dan tingkat
evapotranspirasi.
o Pemanfaatan
produksi biomassa dan aplikasi
pemulsaan pada
wilayah berpenutupan rendah.
2014
pengkomposan
, (iii)
bioteknologi
agensia hayati,
(iv) perencanaan tata
ruang tanaman
BNF dan
material
biomassa
pupuk organik.
Pelatihan TOT
untuk PPL dan
Ketua Poktan
Demplot dual
crop padi organik-Azolla.
Pengfungsian
hukum agraria
untuk melindungi lahan
sawah
beririgasi agar
ti-dak dapat dikonversi menjadi lahan non
sawah.
Dana Pemkab,
swasta dan masyarakat untuk
program penanaman
berjuta pohon
rutin.
Program
biopori dan
pemulsaan
konservasi air
pedesaan dan
perkotaan.
Program serasi
penanaman pohon fungsi
agro-organik
forestry.
o SK pola tanam
mono kultur dan
teknologi yang
mendampingi
disesuaikan
dengan perubahan alam.
28
29. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
Karbon dioksida:
Produksi biomassa tanaman,
siklus karbon
biosfer.
o Budidaya tanaman organik dengan memperbesar diversitas
carbon sink.
o Pola tanam dan
diversitas tanaman carbon sink
(karbon sekuestrasi).
2014
o Pelatihan
sekuestrasi
karbon untuk
para PPL.
b. Sistem Sumberdaya Manusia:
Sub Sistem dan
Fungsinya
Petani:
Pemelihara
keseimbangan
agroekosistem,
pengusaha sistem
agro, karsa dan
cipta kedaulatan
pangan.
Tata laksana
fungsionalisasi
o Mendidik
dengan serius
kemandirian,
profesonalisme, kapasitas
inovasi petani.
o Membekali kearifan dan input
lokal berkelanjutan.
Strategi Tata
kelola
o Pembentukan
Paguyuban
Petani
Organik.
o Program pendidikan petani
tingkat Paguyuban Petani
Organik.
Keluarga Tani:
Agro capacity
building, pewaris
sistem agro.
o Mendidik usaha
off-farm untuk
keluarga.
o Program gencar
usaha off-farm
oleh wanita dan
pemuda tani.
Penyuluh Pertanian:
Pemberdayaan
pe-tani dan
pertanian.
o Program target
go padi organik
individual PPL
dipimpin oleh
Koordinatornya.
o Program
menggerakkan
pengadaan input
lokal mandiri dan
tinggi oleh PPL.
o Membuat zone
permurnian
budi-daya padi
orga-nik.
Target
o Poktan tingkat
hamparan
kecamatan
mendirikan
Paguyuban
Petani Organik.
o Program transformasi iptek
budidaya
secara organik
dan soft skill
kepada petani
oleh PPL terlatih.
o Program go
budidaya padi
organik Poktan
dikoordinasi
Paguyuban.
o Pelatihan capacity building kepada tokoh wanita dan pemuda
tani.
o Pemkab mencari
peluang industri
rumah tangga
hasil on-farm
dan off-farm.
o Tujuan petani
tidak mudah
menjual sawah
dan lahan kering.
o Target prestasi
kemandirian
penggunaan input lokal, kebiodinamikan
sistem, kualitas
tanah, dan produksi.
29
30. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
Sub Sistem dan
Tata laksana
Fungsinya
fungsionalisasi
Teknokrat/Peneliti: o Pemkab
Perencanaan,
menjalin
pengembangan
kerjasana riset
dan evaluasi pemsistem
bangunan
budidaya
pertanian organik.
organik dengan
Perguruan
Tinggi.
2014
Strategi Tata
kelola
Target
o Riset dasar.
o Riset aksi demplot partisipatif.
o Membuat perencanaan Basic
Standart APOL
agar ada keselarasan dengan
SOP penyelenggaraan pertanian
organik tingkat
kabupaten.
o Pakar pertanian
organik Perguruan Tinggi dijadikan partner riset,
dan pendamping
kebijakan program go organik.
o KKN mahasiswa
dengan job khusus pengembangan pertanian
organik.
Aplikator Iptek:
Pemakaian input
dalam budidaya.
o Bisa bekerjasama
dengan APOL c.q.
kendali mutu oleh
Dinas terkait guna
penerapan demplot
teknologi dalam
budi-daya pertanian
organik.
o Harus ada ijin
kerjasama untuk
aplikasi produk
teknologi baru
input budidaya
tanaman organik.
o PPL bertanggung
jawab terhadap
kualitas teknologi
yang dicobakan
dan hasilnya.
o Kendali uji coba
teknologi sesuai
dengan basic
standart yang
dimiliki APOL.
o Tidak melanggar
kendali mutu budidaya dan label di
dalamnya yang
telah dimiliki oleh
APOL.
Pembelaan
Petani:
Advokasi petani,
usaha tani dan
pertanian.
o Penyelenggaraan
pertanian organik
dasarnya adalah
(i) input internal
sistem yang semakin tinggi semakin baik dan
(ii) petani mempunyai APOL
dalam proses
advokasi, pembinaan, input,
penerapan iptek,
budidaya, panen.
Pasca panen dan
pemasaran.
o Oleh karena itu
lembaga/kegiatan
pembelaan oleh
Asosiasi lain atau
LSM harus bekerja sama dengan APOL yang
telah mempunyai
basic standart
sendiri, sehingga
kendali mutu
tidak berubah.
o SOP kabupaten
dan Basic Standart APOL intinya
harus selaras
standar teknologi yang diterapkan untuk membangun pertanian organik.
o Spesifikasi pupuk organik,
agensia hayati,
POC, pestisida
hayati, pestisida
organik, benih
dan bibit, pemanenan, proses
pasca panen,
pro-mosi dan
pemasaran harus
berstandar
kualitas tinggi,
bersifat selaras
alam, menguntungkan
petani, dan mempunyai efek
spiral ekonomi
yang tinggi bagi
daerah.
o Ada standar mu-tu
input, tata laksana
dan tata kelola
pencipta-an dan
produksi input
pertanian organik,
ter-masuk etika perdagangan dan
pemasarannya.
o Diperlukan riset
khusus dan
workshop untuk
penentuan basic
standart kendali
mutu input.
o Ke masa depan
harus disiapkan
produk input
unggulan dan proses
budida-ya, lahan,
kuali-tas petani, dan
Aso-siasi Perta-nian
Organik Lokal yang
ber-kelas internasional.
o Tuntutan ekspor
produk organik
adalah jaminan
mutu, keamanan
pangan, ramah
lingkungan, ken-dali
mutu sani-tasi
sistem dan sanitasi
tanam-an, dan
sistem teknis
keamanan produk
dalam perdagangan
internasional.
30
31. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
2014
BAB IV. PENGEMBANGAN TANAMAN HORTIKULTURA ORGANIK
Tanaman hortikultura adalah salah satu golongan tanaman budidaya
yang bernilai ekonomi tinggi. Budidaya tanaman hortikultura bertujuan
menghasilkan produk pangan dan tanaman hias (eksotik). Tanaman
hortikultura selama ini dikembangkan pada lahan sawah bersamaan budidaya
padi yaitu sebagai tanaman sela atau tumpangsari, dan pasca musim padi
sebagai tanaman tumpangsari dengan kedelai dan jagung atau monokultur.
Tanaman yang dibudidayakan pada lahan sawah baik irigasi maupun tadah
hujan kebanyakan adalah tanaman sayuran. Pada dataran rendah, sawah
beririgasi saat ini dikembangkan bawang merah. Pada lahan kering terutama
wilayah pegunungan (dataran tinggi) berjenis tanah Andisol banyak
dikembangkan hortikultura sayuran ekonomi tinggi seperti kentang, wortel,
brokoli, daun bawang, dll., namun ada pula dikembangkan komoditas buahbuahan khas pedataran tinggi contohnya strawberry. Berbagai komoditas
hortikultura pada berbagai jenis lahan umumnya dibudidayakan dengan input
luar yang sangat tinggi sampai tinggi. Khusus budidaya pada dataran tinggi
menimbulkan dampak erosi sangat hebat karena kemiringan lereng lahan dan
teknik budidaya umumnya tidak berkaidah konservasi tanah. Pemupukan
untuk pemenuhan kebutuhan hara tanaman hortikultura dataran tinggi
(sayuran dan buah) dan bawang merah, pemupukannya umumnya juga
berdosis tinggi, demikian pula pemakaian pestisida untuk pengendalian OPT.
Seperti kondisi pada budidaya lahan sawah (komoditas pangan padi,
kedelai, dan jagung), kesulitan mendapatkan pupuk kimia sintetik pabrikan
juga dialami oleh petani lahan kering. Pupuk organik diperlukan dalam jumlah
yang sangat besar karena rata-rata kadar C-organik tanah < 2 %. Keinginan
Pemerintah melalui program “go organik” sebenarnya merupakan program
yang cukup berat karena harus menyiapkan pupuk (bahan) organik yang
cukup banyak. Menurut perhitungan Ismangil (2010), untuk meningkatkan 1
% kandungan C-organik tanah mineral pada 1 ha lahan dibutuhkan 24 ton Corganik. Mengacu standar baku mutu pupuk organik (SK Permentan tahun
31
32. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
2014
2009), yaitu harus mempunyai kandungan C-organik minimal 12 %, maka
kebutuhan 24 ton C-organik
tersebut harus dipasok dari 200 ton pupuk
organik (Ismangil, 2010). Kondisi tersebut harus dipenuhi karena menurut
Simanungkalit et al., (2006), sebagian besar lahan pertanian intensif
Indonesia produktivitasnya menurun karena kandungan C-organik tanah < 2
% (rendah), bahkan tanah sawah di pulau Jawa kandungan C-organik
tanahnya < 1 %. Hal sama dilaporkan oleh Ismangil (2009), yaitu kandungan
C-organik pada top soil (horizon O dan A) tanah lempung aktivitas rendah
antara 0,5 dan 1 %. Apabila diperlukan kompos 200 ton/ha dengan asumsi
dilaksanakan 3-4 musim tanam, maka tiap musim tanam diperlukan 50-65 ton
pupuk organik/ha/musim. Apabila diproyeksikan material ruah campur
pengkomposan mengalami penyusutan 50 %, maka dari manakah didapatkan
material dengan keruahan 100-130 ton/ha/musim oleh petani? Program Go
Organik yang memberdayakan adalah apabila petani atau paling tidak tiap
kelompok tani mampu mengusahakan materialnya dan membuat komposnya
sendiri sehingga ada kedaulatan tani dan ada input dalam yang tinggi.
Masalah di atas baru dari segi pengelolaan kesuburan tanah. Dari segi
pengendalian OPT, maka petani organik juga harus mampu membuat
pestisida hayati atau pestisida organik untuk mengatasi OPT. Khusus
komoditas kentang yang berasal dari iklim sub tropika maka go organik
sangat diragukan bisa dilaksanakan apabila budaya budidayanya tetap sama
dengan saat ini, artinya budidaya pada lahan yang sama dan kondisi
ekosistem yang sama. Oleh karena itu contoh kasus pengembangan kentang
organik sebaiknya pada lahan-lahan baru yang tidak pernah berjangkit hama
dan penyakit rutin (epidemi). Sedangkan pada komoditas sayuran lainnya
atau
buah
yang
serangan
OPT-nya
bersifat
epidemik,
diperlakukan/direncanakan yang sama juga. Namun demikian masih banyak
aspek pertimbangan lainnya diperlukan untuk menentukan perencanaan.
Khusus untuk pengembangan aplikasi agensia hayati sebagai cara
mengameliorasi persoalan tanah lahan kering, maka antara tanah dataran
tinggi, fisiografi perbukitan (ultisol dan axisol) dan dataran rendah
(inseptisol/entisol) tidak bisa disamaratakan aplikasinya; ada keragaman
spesies dan strain mikroba agensia (amelorator) khusus sesuai masalah
kimia dan fisika tanah.
32
33. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
2014
4.1. Strategi Pengembangan dan Pemasyarakatan Budidaya Hortikultura
Organik
Mengingat bahwa go budidaya tanaman hortikultura terutama yang
aslinya bukan tropika, maka harus menjadi perhatian pertama dari
pengembang bahwa komoditas asal sub tropika tidak akan berkelanjutan
apabila dibudidayakan secara organik-biodinamik. Alasan yang paling primer
adalah serangan OPT yang berat. Namun demikian untuk komoditas tanaman
hortikultura yang asal tropika terutama yang lokal akan sangat berprospek
dibudidayakan secara organik pada fisiografi lahan apapun. Guna lebih
memberikan kontribusi bagi pengembangan tanaman hortikultura untuk go
organik maka penulis memberikan saran strategi pengembangannya pada
pemaparan di bawah. Apabila telah ditetapkan oleh petani sendiri atau
kelompok tani untuk segera go budidaya komoditas tanaman hortikultura
diperlukan langkah strategi yang disajkan di bawah (dimodifikasi dari tulisan
Sutanto, 2002).
a) Penentuan spesies tanaman yang akan go organik lebih aman bila
asalnya lokal.
b) Bila ditentukan spesies asal sub tropika lebih baik budidaya teknologi
seperti biasa apabila lahannya berlokasi tetap di wilayah reguler, namun
bila mau go organik disarankan melakukan survei dahulu mencari lahan
non-epidemi serangan OPT. Hal ini untuk menghindari pengendalian OPT
menggunakan pestisida kimia sintetik. Apabila digunakan bukan produk
organik lagi.
c) Pembelajaran iptek pengelolaan kesuburan tanah dan pengendalian
organisme pengganggu tanaman terpadu organik-biodinamik; dilanjutkan
latihan pembuatan agensia/pupuk hayati, kompos, pupuk organik cair,
pestisida hayati, dan pestisida organik. Bahan-bahan pembuatan asal
lokal, kalau diperlukan agar membudidayakan dalam lokasi.
d) Mengusahakan keanekaragaman hayati biota untuk budidaya (tanaman),
biota untuk keragaman vegetasi (inang dan pionir), fauna untuk fungsi
musuh alami hama, serta fauna dan mikroba tanah untuk perbaikan
kesuburan tanah secara biologis dan musuh alami patogen dalam tanah.
33
34. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
2014
e) Bahan pembuatan kompos dianekaragamkan yang tidak hanya yang telah
dikenal petani sekarang misalnya jerami padi, berangkasan jagung dan
kedelai, namun juga yang belum dikenal/populer oleh petani misalnya
Azolla, limbah jamur merang, belotong, seresah tebu, orok-orok, gliriside,
dll. Mengingat keperluan tersebut maka diperlukan kebijakan tingkat
pedesaan untuk penataruangan lahan untuk membudidayakan tanaman
pupuk hijau atau nantinya sebagai bahan kompos. Tanaman legum
sebagai
bahan
kompos
direkomendasikan
untuk
dibudidayakan
bagaimanapun caranya.
f) Di wilayah yang populasi ternak ayam, sapi dan kambingnya tinggi dapat
diusahakan bekerjasama dengan peternak untuk perolehan kotoran ternak
untuk pembuatan kompos.
g) Di wilayah yang berdekatan dengan agroindustri seperti pabrik gula,
alkohol, jamu dan bumbu masak, demikian pula pembudidayaan jamur
merang, maka limbahnya dapat dipergunakan sebagai bahan pembuatan
pupuk organik.
h) Mau belajar tentang ekologi tanah dan ekologi lahan agar setelah masa
transisi selesai petani dan kelompok tani mampu menemukan keragaman
hayati yang diperlukan untuk mendukung agroekosistem agar sistem
pertanian organik bisa berkelanjutan.
i) Diperlukan peningkatan pengetahuan tentang pengelolaan pertanian
organik melalui jalur pendidikan dan pelatihan atas dasar program
pembelajaran yang sistematik yang akhirnya dapat dijadikan sebagai
materi penyuluhan.
4.2. Manajemen dan Kebijakan Pertanian Organik: standarisasi
Penyelenggaraan pertanian organik di negara kita belum sepenuhnya
diterima oleh masyarakat dan Pemerintahan. Petani yang melaksanakan
budidaya
tanaman
secara
organik
hanya
merupakan
bagian
dari
implementasi gerakan go organik beberapa LSM. Perguruan Tinggipun belum
banyak dapat berbuat kuat untuk memback-up gerakan go organik, karena
pelaksanaannya dan implikasinya masih dianggap berat. Namun demikian
apa yang selama ini penulis alami selaku peneliti, pemerhati dan pecinta
pertanian organik, melihat dan membuktikan bahwa petani tanaman organik
34
35. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
2014
yang betul-betul berangkat dari kemauan hati organiknya maka tidak ada
yang dirasakan berat.
Atas dasar kepenuhan hati dan kesulitan melaksanakan go organik
maka pembudidaya tanaman organik paling tidak dapat dibagi dua yaitu:
petani organik penuh dan petani semi organik. Ciri-ciri dari petani organik
penuh yaitu ada lima sikap (“Panca Sikap”): (i) mengadakan sendiri bahanbahan pembuatan input agensia hayati, kompos, POC, dan pestisida hayati,
dan membuat sendiri input tersebut, (ii) membuat sendiri benih dan bibit lokal
untuk keperluan budidaya tanaman, (iii) lahannya bisa menjadi contoh
keragaman hayati agroekosistem yang diperlukan dalam pengelolaan
kesuburan tanah dan pengendalian OPT, (iv) mau dan bersedia menjadi
pendamping pengembangan pertanian organik karena memahami dan
melaksanakan betul visi dan misi pertanian organik, dan (v) mencintai planet
bumi, kedaulatan pangan, dan keberlanjutan sistem pertanian organik. Oleh
karena masih adanya keragu-raguan masyarakat dan Pemerintah, namun
sebenarnya telah banyak petani organik yang berketeladanan tinggi, maka
sebaiknya diperlukan keberanian petani untuk membuat bersama suatu
Asosiasi Pertanian Organik agar gerak langkahnya menuruti suatu aturan
prosedur standar. Contoh standar dapat diacu antara lain dari IFOAM
(International Federation of Organik Agriculture Movement).
35
36. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
2014
BAB VI. MOL, KOMPOS, PESTISIDA ORGANIK, PGPR BUATAN SENDIRI
Masyarakat tani yang go organik tentunya memikirkan inputannya yang
berasal dari sisa-sisa organism yang disebut bahan organik. Termasuk pupuk
dan pestisida, go organik memerlukan pupuk organik, pestisida hayati, dan
pestisida organik, disamping itu dikenal pula yang disebut nutrisi organik
tambahan terutama dari buah dan sayuran yang bahannya local. Penulis ingin
berbagi pengalaman yang merupakan hasil studi alam dengan para petani
dan kelompok tani, demikian pula hasil studi pustaka dari berbagai petani dan
kelompok/asosiasi tani alami/organik seluruh dunia. Inti dari budidaya
pertanian alami adalah usahatani gabungan antara tanaman, hewan ternak
darat, dan hewan ternak ikan yang dimotori oleh probiotik berupa single cell
protein (SCP) berupa beberapa mikroba penting. Mikroba-mikroba tersebut
benang merahnya ada pada pembangkitan Lactobacillus sp. dalam suatu
agro-ekosistem dimanapun juga baik di wilayah iklim tropika, sub tropika
maupun temperate. Selanjutnya guna menambah guna kerja lactobacilli maka
perlu dibangkitkan pula mikroba dari ragi (yeast), jamur dan bakteri lainnya.
Semua mikroba tersebut sebaiknya diisolasi dan dikembangkan sendiri
secara local oleh petani. Dengan demikian harus dipunyai biang lacto bacilli
dan mikroba lain yang disebut mikroba local atau mikro-organisme local (MOL
atau indigenous microorganism).
Tulisan ini merupakan suatu manuskrip untuk mengembangkan
pertanian organik/alami yaitu berupa uraian tatalaksana mendapatkan biakan
mikroba lactobacilli dan MOL, serta NPH. Tatalaksana seseorang, baik petani
maupun pakar bioteknologi, pengalamannya akan menentukan tingkat
keberhasilan dan kualitas biakan dan NPH. Nutrisi suplemen untuk pemberian
nutrisi tambahan komprehensif untuk budidaya tanaman pangan disajikan
dalam manuskrip lainnya yang tujuannya adalah agar di tingkat petani betulbetul akan dicapai go organik 100 % (100 % organikally cropping technique).
Tulisan ini didasari dengan pengalaman penulis dalam mengembangkan
pertanian organik bersama dengan para petani organik seluruh dunia (FAO,
APHD, HPS) yang betul-betul go organik murni dengan mengandalkan ilmu,
36
37. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
2014
teknologi, dan input local. Berbagai buku baik jurnal internasional maupun
nasional dan buku-buku petunjuk praktis dari ber-bagai lembaga dan pro
manuskrip untuk petani internasional maupun nasional; manuskrip-manuskrip
tersebut disarikan untuk membuat manuskrip ini.
Dr. Han Kyu Cho (asosiasi pertanian alami Korea) merupakan
inspirator seluruh dunia gerakan pertanian alami organik seluruh dunia yang:
(i) ingin menjadikan planet bumi menjadi lebih baik kesehatan dan kualitas
tanah, air, atmosfer, keragaman hayati dan petaninya, (ii) berkemandirian
yang teguh pada prinsip mengembangkan input local, (iii) menolong
menyehatkan pangan yang tidak terkontaminasi oleh pupuk sintetik pabrikan,
pestisida sintetik pabrikan, dan hormone pertumbuhan sintetik, serta asal
tanaman non mutan apapun, (iv) menggunakan tanah dan air yang telah
disehatkan dahulu untuk budidaya tanaman, dan (v) mau dan ikhlas untuk
bekerjasama menjadi murid dan guru secara bersama-sama dalam budidaya
tanaman dan hewan ternak secara alami.
6.1.
Peranan Lactobacillus sp. dan Pembuatan Lactic Acid Bacteria
Serum (LABS)
6.1.1. Pengertian:
Lactic acid bacteria serum (serum bakteri asam laktat) adalah biakan
Lactobacillus sp. local yang dapat dibiakkan oleh siapapun dan dimanapun
juga, oleh karena itu bisa digolongkan dalam bakteri local karena bisa menjadi
milik petani manapun juga. Mikroba tersebut kemudian bisa disebut sebagai
lactobacilli atau biakannya bisa disebut sebagai LABS. Semua alat dan bahan
yang diperlukan bisa didapatkan pada pasar local atau dibuat sendiri, contoh
beras, gula merah non pengawet sintetik, susu segar, dan susu skim.
Lactobacillus sp. adalah bakteri anaerobic yang menguraikan susu menjadi
asam laktat sehingga namanya adalah bakteri lacto. Bakteri ini tumbuh dan
berkembang hebat serta memakan amoniak yang dilepaskan dalam proses
dekomposisi bahan organik yang menimbulkan atau berhubungan dengan
bau tidak sedap. Dengan demikian bila kita ingin menghilangkan bau tidak
37
38. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
2014
sedap pada suatu bahan yang sedang mengelami fermentasi, maka
gunakanlah Lactobacillus sp.
Bilamana kita menyemprotkan suatu larutan yang berisi serum bakteri
asam laktat (lacto bacilli) ke permukaan tanaman dan tanah, maka hal itu
akan menolong tanaman untuk tumbuh dan berkembang lebih sehat.
Penyemprotan pada tanaman atau tanah, bacteria bermanfaat tersebut akan
memberikan pertolongan lebih dalam proses dekomposisi bahan organik,
sehingga tanaman atau hewan akan mendapatkan nutrisi yang lebih dari
pada tidak dengan bakteri lacto bacilli.
Bakteri asam laktat ini dikenal pula memiliki kemampuan memproduksi
enzim dan antibiotic alami yang sangat efektif membantu pencernakan bagi
manusia dan hewan, demikian juga mempunyai efektivitas dan kesifatan
antibacterial yang antara lain mengontrol salmonella dan e. coli. Bagi petani
Lactobacillus sp. mempunyai kegunaan besar untuk menyehatkan air, tanah,
atmosfer, tanaman, dan hewan ternak darat dan air (ikan). Bagi tanaman
memperbaiki kualitas serapan hara dari dalam tanah, bagi hewan ternak
memperbaiki konversi makan dan mengeliminasi toksin dari lingkungannya.
Berikut ini akan diuraikan secara simple bagaimana petani atau
kelompok tani dapat mengisolasi dan memproduksi biakan lacto bacilli.
Kepada perusahaan pertanian pemanfaat diharapkan mengembangkannya
dengan peralatan dan bahan-bahan local sehingga tidak menambah beban
energy proses dan energy transportasi berlebihan. Kita dalam bekerja
menangani dan mengembangkan pertanian alami organik harus mengerti dan
bersepakat untuk menyelamatkan planet bumi. Disarankan pengembang
pertanian alami organik mempelajari perubahan iklim global, penyebab, akibat
dan tatalaksana untuk mengurangi pemanasan global, sehingga dapat yakin
dan tahu bahwa pertanian alami organik termasuk salah satu metode untuk
mengurangi pemanasan global dan bukan sebaliknya makin menambah
pemanasan global.
6.1.2. Bahan dan Alat yang diperlukan
(i)
Air cucian beras organik
(ii)
Susu segar atau susu skim
38
39. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
2014
(iii)
Pot tembikar (kendil) atau batang bamboo
(iv)
Kertas manila (baru)
(v)
Ember plastik
(vi)
Biang gula merah (kalau bisa gula batu)
(vii)
Air bersih sumur dalam (bukan PDAM/tidak mengandung klorin atau
kimia lain)
6.1.3. Prosedur
(i)
Menangkap lacto bacilli dengan cara menuang air cucian beras ke dalam
kendil.
(ii)
Sisakan 50 % - 70 % ruang untuk udara.
(iii) Tutup kendil menggunakan kertas manila atau kertas yang biasanya
warna coklat atau kertas dobel folio kemudian diikat dengan pengikat
apapun, yang penting jangan terlalu ketat.
(iv) Letakkan di ruangan yang sejuk dan terhindar langsung dari sinar
matahari.
(v)
Biarkan air cucian beras organik terfermentasi selama 5-7 hari pada
kisaran suhu ruangan 20-25°C.
(vi) Pada hari ke 5-7 maka sisa dedak beras akan terpisah dan
mengambang di permukaan membentuk lapisan tipis pada cairan yang
berbau asam (sour).
(vii) Saring larutan dengan kain saringan dan pindahkan larutan ke dalam
wadah yang lebih besar (ember besar atau gentong).
(viii) Tuangkan ke dalam wadah besar tersebut susu segar atau susu skim
yang diencerkan dengan jumlah volume 10 kali lipat jumlah volume
larutan cucian beras yang telah terfermentasi. Contoh bila larutan cucian
beras terfermentasi misalnya 5 liter maka susu segar adalah 50 liter.
(ix) Tutup wadah tersebut dengan kertas manila dan ikat tidak terlalu kuat
untuk memberikan udara tetap mengalir masuk. Karena larutan cucian
beras sudah menghandung antara lain lacto bacilli demikian pula
kemungkinan mikroba-mikroba lainnya maka perlu dimurnikan dengan
menggunakan susu segar tersebut. Hanya lacto bacilli kuat yang tahan
dalam fermentasi susu segar, dan perlakuan demikian bertujuan untuk
menyisakan lacto bacilli murni.
39
40. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
(x)
2014
Fermentasikan dalam 5-7 hari. Setelah itu karbohidrat, protein, dan
lemak akan mengambang dan meninggalkan cairan kuning muda
(serum) yang mengandung bakteri asam laktat. Karbohidrat, protein dan
lemak yang mengambang tersebut dibuang dan berikan pada hewan
ternak
atau
campurkan
dengan
kompos
untuk
memperkaya
keharaannya.
(xi) Serum bakteri asam laktat murni dapat disimpan dalam lemari es, atau
dapat ditambahkan biang gula pada jumlah sama atau molase yang
telah diencerkan dengan 1/3 air. Biang gula atau molase memungkinkan
bakteri asam laktat hidup pada suhu ruang dengan nisbah 1:1, gula
bekerja sebagai makanan bagi bakteri agar bertahan hidup.
(xii) Larutan berisi gula makanan tersebut dapat digunakan sebagai kultur
murni bakteri asam laktat.
(xiii) Penggunaan (membuat indukan): larutkan kultur murni tersebut dengan
20 bagian air sumur dalam atau air bersih sehat apapun non klorin atau
kimia lainnya yang dapat membunuh bakteri asam laktat. Larutan
pengenceran ini disebut indukan larutan LAB (lacto acid bacteria) atau di
Indonesiakan menjadi istilah bakteri asam laktat (BAL).
(xiv) Penggunaan untuk tanaman: larutkan 2-4 sendok makan indukan LAB
dalam segalon air sehat non kimia kemudian disemprotkan pada
tanaman dan tanah untuk menyehatkan tanaman dan memberikan lacto
bacilli kepada tanah. Demikian pula bisa untuk memproses kompos
bersama dengan larutan pengenceran indukan MOL mikroba lainnya.
(xv) Penggunaan untuk hewan ternak besar sebanyak 2-4 sendok makan
tanpa melarutkan dengan air lagi.
6.1.4. Kegunaan LAB
(i)
Meningkatkan pergerakan usus hewan ternak dan manusia (harus lebih
steril LABnya).
(ii)
Menyeimbangkan bakteri-bakteri yang ada dalam usus.
(iii) Mencegah berkembangnya bakteri pathogen yang merugikan.
(iv) Meningkatkan system imunitas hewan ternak dan tanaman.
(v)
Mengandung zat perlambatan penuaan dan atau antioksidan, demikian
pula berbagai enzim berguna.
40
41. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
2014
2. Peranan Mikroba lokal (MOL) dan Pembuatannya
2.1. Pendahuluan
Hal pertama kali yang dapat penulis berikan adalah tentang hikmat kita
dalam melaksanakan pertanian alami organik. Pertanian alami adalah yang
penulis yakini demikian juga apa yang penulis mengerti dan dalami apa yang
telah semua senior dan kawan-kawan pertanian alami/organik seluruh dunia
terutama dari bagian dunia asia lakukan. Mereka semua melakukan yaitu
menumbuh-kembangkan
pertanian
alami
organik,
rohnya
adalah
menyelamatkan planet bumi, dan memberikan/mengembalikan kemandirian,
kedaulatan, dan kehormatan petani di mata masyarakat dunia dan terutama
dimata Tuhan Yang Maha Kuasa atas proses pertaniannya dan hasilnya yang
akan menyehatkan manusia, ternak, juga ekosistem, jadi bukan merusaknya.
Disinilah peranan hubungan manusia petani dengan NurQudus Tuhan sangat
nyata yaitu menghasilkan hasil tani yang diberkati Tuhan dan bermanfaat
untuk kehidupan.
Sebenarnya apa pertanian alami organik itu? Itu adalah pekerjaan
petani yang mencintai planet bumi untuk digunakan menumbuhkan dan
mengembangkan tanaman dan hewan ternak untuk kebutuhan keluarga tani
dan masyarakat yang membutuhkannya. Inputannya adalah local, dengan
demikian petani harus menggerakkan anggota badannya untuk mengolah
tanah, air, atmosfer, dan biotic menjadi organ-organ pertanian sehingga
menghasilkan hasil-hasil tanaman dan ternak. Kalau kita cermati itulah
perintah Tuhan, yaitu petani harus bekerja keras, jadi bukan menerima
mentah-mentah dan terstruktur inputan dari pabrikan. Dengan demikian
kalaupun pabrikan terlibat bersifatlah melayani untuk kebaikan dan kebutuhan
local dan jangan menjadi penguasa absolute petani. Jadi ajaklah petani untuk
tetap belajar dan bekerja keras bersama-sama dengan perusahaan, dan
jangan lupa bersyukur kepada Tuhan dengan memberikan persepuluhan
keuntungan tani dan perusahaan kepada yang berhak menerima bantuan.
Dengan demikian tolong-menolong dalam anggota badan organik pelaku
pertanian itulah dasar pertanian alami yang organik, sehingga biota dan fisik
agro-ekosistem tidak rusak.
41
42. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
2014
Goal dan arah petani alami organik adalah menyelamatkan pertanian
dan melestarikan produktivitas pertanian. Tugas petani organik tidak hanya
memproduksi tanaman dan hewan bebas bahan kimia sintetik namun juga
melestarikan produksi tanaman dan hewan ternak yang aman dan sehat
untuk manusia.
Kemunculan issue pertanian organik dan keinginan yang
dalam yang sebenarnya (harus kita ungkap dan lakukan) adalah harus
dihasilkan kelestarian system pertanian dan control yang benar dari segala
sumberdaya yang ada dalam pertanian kita termasuk input. Hal inilah yang
membedakan dengan pertanian organik yang masih diliputi dengan pemikiran
dan keinginan inorganik yaitu neo-imperalisme dan neo-kapitalisme.
2.2. Pengertian Mikroba Lokal
Saya ingin sampaikan pemikiran tentang mikroba bermanfaat dalam
dunia pertanian karena itulah permulaan pertanian menuju kelestarian system
pertanian. Dengan demikian kita mengusahakan mikroba local kita isolasi
(tangkap), kita perbanyak dan kita simpan menjadi kultur mikroba local. Itulah
pengertian mendasar dari mikroba local dalam pertanian alami organik.
Mikroba local yang harus kita kelola adalah bakteri asam laktat (sudah
dibahas di depan), dan mikroba-mikroba lainnya termasuk yeast (ragi), jamur
lain, dan bakteri lain. Mikroba-mikroba tersebut fungsinya adalah mulai dari
menangkap N dari udara, menguraikan fosfat dan hara lain termasuk
pengurai karbon, menghasilkan senyawa enzim dan hormone yang berguna
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, demikian pula untuk
penguatan system pencernakan hewan ternak darat dan ikan, dan penghasil
protein.
Kawan-kawan peminat pertanian alami organik dapat mengembangkan
pengelolaan mikroba berguna asli local tersebut, caranya tentunya dengan
latihan, praktik, dan memproduksinya untuk keperluan kalangan dan
bersama. Mikroba berguna tersebut dapat disebut dengan probiotik yang
adalah hasil pengkulturan dari mikroba-mikroba hidup untuk keperluan
suplemen pangan dan pakan ternak. Probiotik sesuai namanya adalah
mikroba-mikroba untuk kehidupan karena mikroba-mikroba yang termasuk
probiotik harus mempunyai sifat menguntungkan inangnya baik manusia
maupun hewan ternak dengan cara penguatan fungsi pencernakannya.
42
43. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
2014
Terhadap inang tanaman pertanian maupun liar, maka probiotik juga harus
memberikan keunggulan komparatif guna menghadapi tantangan lingkungan
yang tidak menguntungkan. Lawan dari sifat probitotik adalah mikrobamikroba yang bersifat pathogen. Pengelolaan probiotik akan sangat signifikan
pada masa depan planet bumi yang telah berubah iklimnya secara global dan
bertambah buruk bagi planet bumi akibat perbuatan manusia sendiri. Untuk
keperluan probiotik pada manusia dan hewan ternak maka dalam ilmu
bioteknologi atau mikrobiologi, probiotik atau mikroba berguna ada istilah
single cell protein (Subba Rao, 1999 atau 2002). Single cell protein adalah sel
kering mikroorganisme (mikroba) yang dipergunakan sebagai sumber protein
suplemen dalam makanan manusia ataupun pakan ternak (Nasseri et al.,
2011 (naskah asli untuk jurnal terbit tahun 2011). Mikroorganisme seperti
alga (algae), jamur (fungi), ragi (yeast), dan bakteri (bacteria) dapat
digunakan untuk memproses pakan ternak dan sisa-sisa organik apapun
sebagai sumber karbon dan energy untuk memproduksi biomassa, konsentrat
protein, dan asam-asam amino. Karena kadar protein secara kuantitatif tinggi
yang terdapat dalam sel mikroba maka maka mikroba-mikroba tersebut
disebut dengan single cell protein (SCP) atau bila perlu kita Indonesiakan
menjadi istilah sel protein tunggal (SPT). Dalam era ke depan saya meyakini
bahwa SPT tersebut akan sangat penting untuk menggantikan atau
suplementasi jumlah produksi protein secara konvensional seperti sekarang
ini. Hal tersebut tidak hanya untuk fungsi produksi protein untuk makanan
manusia dan pakan hewan, namun juga guna kepentingan budidaya tanaman
pertanian, demikian pula kepentingan penghutanan kembali planet bumi
dalam hubungannya dengan program karbon kredit. Probiotik juga akan
sangat diperlukan untuk program penyehatan kembali tanah dan air yang
telah terkena dampak polusi pertanian revolusi hijau dan saat ini ada berjutajuta hektar lahan dengan tanah, air tanah, dan air permukaan yang telah
rusak.
Mikroba asli local yang dibangkitkan kemudian dikelola dapat menjadi
probiotik, kebanyakan adalah bersel satu atau tunggal sehingga dapat disebut
sebagai single cell protein, walaupun demikian ada kemungkinan biota jamur
uniseluler (bersel banyak) yang ikut diisolasi. Mengambil saran dan
rekomendasi dari Dr. Han Kyu Cho, maka kita dalam mengisolasi mikroba
43
44. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
2014
harus dari banyak lingkungan termasuk lingkungan basah dan kering, tempat
topografi dataran tinggi sampai dataran pantai, tempat vegetasi hutan, sawah,
tegalan, kebun/pekarangan, sampai dengan padang alang-alang. Intisarinya
adalah segala habitat mempunyai keragaman mikroba yang berbeda ragam
spesies dan kekuatannya. Bagi petani organik secara umum patokannya
adalah istilah local tersebut perlu diberikan batasan agro-topo-klimo-ekologi
yang sama menjadi wilayah pengelolaan mikroba berguna asli local. Maksud
saya adalah bila kita mengelola lahan pertanian disekitar lereng gunung apa
saja maka batasan wilayah adalah dataran lereng gunung menghadap
kemana itulah regionalnya. Bila kita mengelola lahan pantai maka regional
lahan pantai itulah yang mikroba asli lokalnya kita kelola, barangkali cakupan
10-25 km2 cukup baik dalam arti kesamaan iklim mikro wilayah pantai.
Tentunya dalam wilayah “regional mikro” tersebut terdapat variasi topografi,
itu ditentukan oleh morfologi daratannya. Saran saya adalah kita kembangkan
seperlunya
sehingga
apabila
diperlukan
perusahaan,
maka
uruslah
manajemennya dalam batasan topografi tersebut agar tidak ada lintas
transport terlalu tinggi. Hal ini berhubungan dengan bahan bakar transport
perdagangan input pertanian, agar tidak terulang lagi seperti transportasi
teknologi revolusi hijau.
Perlu kita tegaskan atau kita pahami bahwa tanah dan air yang hidup
adalah dasar dari pengelolaan kesuburan tanah dan air untuk pertanian dan
kehutanan. Tanah dan air yang hidup adalah bagian dari karunia Tuhan Allah
pencipta alam semesta, Dialah Sang Alfa dan Omega, Sang Awal dan Akhir,
oleh karena itu tanah dan air yang telah rusak marilah kita hidupkan lagi
dengan berawal dari pengelolaan probiotik atas tanah dan air, dan yang
akhirnya akan mempengaruhi keragaman biotic atmosfer di atas permukaan
tanah dan air. Barangkali itu adalah bagian yang baik dari usaha kita untuk
mengurusi alam kita yang telah rusak.
2.3. Bahan dan Alat
(i)
Pot tembikar/kendil dari tanah/batang bamboo.
(ii)
Kertas manila/kerta dobel folio yang masih baru.
(iii) Baskom.
(iv) Nasi pera.
44
45. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
(v)
2014
Biang gula (gula batu atau gua merah).
(vi) Air sumur dalam atau air mata air (tidak mengandung klorin atau kimia
lainnya).
2.4. Prosedur Kerja
2.4.1. Mengumpulkan mikroba local (MOL)
(i)
Buat nasi pera, sebaiknya nasi dari beras organik varietas local, biarkan
nasi dingin sebelum digunakan.
(ii)
Masukkan nasi pera tersebut ke dalam kendil/batang bamboo sampai
kira-kira 2/3 bagian tinggi wadah tersebut.
(iii) Tutup wadah tersebut dengan kertas manila atau dobel folio yang masih
baru kemudian ikatlah dengan karet atau apapun namun jangan terlalu
rapat/erat agar masih memungkinkan udara mengalir masuk.
(iv) Buatlah lubang pada lahan apapun namun disarankan yang subur yang
dicirikan dengan kandungan humus tanah yang tinggi. Lubang dibuat
sesuai dengan ketinggian/panjang wadah sedemikian rupa sehingga
wadah tersebut sedikit masuk dalam lubang tanah.
(v)
Masukkan wadah ke dalam lubang tanah kemudian lindungi dengan
plastic agar tidak masuk air hujan atau air aliran permukaan lahan,
kemudian timbuni dengan sampah organik yang ada sekitar lahan.
(vi) Biarkan selama 5-7 hari, setelah itu keluarkan, buka tutupnya, dan amati
bahwa nasi pera telah mengeras dan mulai ada banyak warna-warni
jamur yang mengkoloni nasi pera tersebut.
2.4.2. Produksi dan Pengembangbiakan
(i)
Pindahkan nasi yang telah terkoloni mikroba tersebut ke dalam baskom.
(ii)
Masukkan/tambahkan biang gula, sebaiknya gula diencerkan dulu
dengan air non klorin atau kimia. Jumlah biang gula kalau nasinya
awalnya 1 kg maka gulanya juga 1 kg dan diencerkan dengan air 1 liter.
Aduklah nasi dengan cairan gulanya dengan merata.
(iii) Masukkan campuran tersebut ke dalam kendil yang lebih besar dari
semula supaya campuran tersebut hanya 75 % dari volume kendil,
sedangkan yang 25 % dari volume (ruang) kendil berisi udara, kemudian
45
46. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
2014
tutuplah dengan kertas dan ikatlah dengan karet atau apapun
pengikatnya namun jangan terlalu ketat.
(iv) Masukkan lagi kendil dalam lubang tanah di lahan, atasnya lambari
dengan plastic agar tidak kemasukan air hujan atau air aliran permukaan
lahan, kemudian tutuplah permukaan plastic dengan aneka ragam
sampah organik yang ada di lahan tersebut baik yang masih segar,
sudah agak busuk maupun yang sudah jadi kompos.
(v)
Biarkan di lahan selama 7 hari, ini merupakan proses fermentasi yang
kita lakukan langsung pada lahan sesuai dengan tujuan atau pilihan kita.
(vi) Ambil kendil, buka tutupnya maka akan kita dapatkan lebih beraneka
warna dan ketebalan mikroba yang mengkoloni biakan MOL kita.
2.4.3. Pemanenan
(i)
Siapkan botol plastic atau gelas sesuai dengan jumlah ekstrak cair MOL
kita.
(ii)
Saringlah cairan (sebagai ekstrak) MOL dalam kendil dari lahan dan
kumpulkan pada baskom atau apapun, sedangkan ampasnya dapat kita
gunakan sebagai bahan suplemen pada kompos kita.
(iii) Masukkan ke dalam botol yang telah kita siapkan dan cairan inilah MOL
kita, sekarang MOL kita telah siap untuk kita gunakan.
2.4.4. Aplikasi
(i)
MOL ini dapat digunakan sebagai biang pembuatan pupuk hayati cair
apabila kita mencampurkan pula dengan MOL dari lahan lainnya sesuai
tujuan kita dalam produksi. Biang-biang MOL berbagai lahan kita campur
ke dalam reactor besar sesuai desain kuota produksi. Di dalam reactor
terdapat alat aerator untuk mengaerasikan larutan campuran bahan
organik sesuai dengan kualitas dan efektivitas pupuk hayati yang kita
rancangkan.
(ii)
MOL dari lahan single ataupun MOL berbagai lahan yang dicampurkan
dapat pula kita gunakan langsung untuk budidaya tanaman, suplemen
pakan ternak, untuk pembuatan tanaman, dan untuk menyuburkan
tanah. Untuk penyemprotan tanaman dan permukaan tanah gunakan 2-3
sendok makan MOL/liter air. Untuk keperluan pengolahan tanah yang
46
47. Pengembangan Petani dan Pertanian Organik Bersih di Indonesia
Purwandaru Widyasunu - Fakultas Pertanian Unsoed, Laboratorium Tanah/ Sumberdaya Lahan;
E-mail: widyasunuunsoed@yahoo.com; purwandaru.widyasunu@gmail .com
2014
disertai dengan pemupukan kompos atau bahan hijauan segar atau
kotoran ternak segar gunakan dosis MOL 8-10 sendok makan/liter air,
kemudian semprotkan pada permukaan lahan. Gunakan MOL setiap
seminggu sekali untuk menyemprot tanaman dan permukaan tanah.
Penyemprotan sebaiknya pada bagi hari sebelum matahari terbit atau
saat menjelang matahari terbenam.
(iii) MOL dapat dicampur dengan larutan bakteri asam laktat untuk
menyemprot tanaman, permukaan tanah, membuat kompos, untuk
membuat silase pakan ternak darat dan ikan, dan untuk memberikan
nutrisi dan probiotik pada kolam ikan.
(iv) Apabila kita temukan koloni jamur putih pada permukaan tanah itu
indicator sangat baik bahwa proses penyehatan tanah sedang mulai.
3. Peranan Nutrisi dan Pestisida dari Herbal (NPH) dan Pembuatannya
Herbal dalam kamus bahasa Inggris adalah tanaman dimana daun
atau bijinya (juga akarnya, pen.) dapat digunakan untuk fungsi pengobatan
atau untuk memberikan rasa pada makanan. Pengertian manfaat herbal untuk
budidaya tanaman maupun budidaya ternak darat dan ternak ikan adalah
sebagai bentuk treatment (perlakuan) untuk menyembuhkan bilamana
tanaman atau hewan ternak sakit, namun pula sebagai usaha pencegahan
agar tanaman atau hewan ternak tidak mudah terserang penyakit oleh akibat
biotic maupun akibat perubahan iklim. Dalam pertanian alami atau pertanian
organik atau penulis lebih senang memakai istilah budidaya tanaman dan
ternak secara alami organik, maka herbal adalah tanaman apa saja dan local
yang dapat digunakan untuk pengobatan dan menambah vitalitas tanaman
dan hewan ternak. Umumnya untuk tujuan tersebut pertanian alami organik
menggunakan rimpang jahe dan umbi bawang putih, dapat pula dicampurkan
bawang
Bombay.
Sebenarnya
banyak
rhizome
lainnya
yang
dapat
dimanfaatkan untuk tujuan tersebut antara lain kunir, kencur, dan lengkuas.
Itu adalah untuk tujuan pengobatan dan peningkatan vitalitas tanaman dan
hewan ternak. Buah nanas dapat kita masukkan ke dalam golongan herbal
karena dapat mengendalikan hama penyakit tanaman sekaligus juga
47