2. PERKENALAN
Nama lengkap Prof. Dr. Lexie M Giroth, S.IP,
M.Si, D.Th. Tempat Tangal Lahir di kota kecil
Tondano ibukota Kabupaten Minahasa, Sulawesi
Utara pada 5 November 1952 anak lelaki dari
pasangan suami istri, Lamert Giroth dan Maria
Walalangi. Ia menikah dengan Pdt. Dra. Nontje
Tendean, S.Th, MM dan dikaruniai dua orang anak,
yaitu Jackson Giroth, AP, M.Si dan Lady Giroth, SS,
M.Si beserta para menantu Senta Sorongan, S.Sos
dan Dr. Lawdie Lintang, S.Ked, dan empat orang
cucu Eirene, Wulan, Yosua, dan Reuben.
3. Nomor Induk Pegawai 19521105 197310 1
001. Pangkat Pembina Utama Muda (IV c).
Jabatan Guru Besar Studi Kebijakan IPDN.
Pendidikan formal diperolehnya dari SDK
GMIM Koya, Tondano Minahasa 1964, SMP
Negeri Tataaran Minahasa 1967, STM Kristen
Tomohon 1971. Gelar Sarjana Muda APDN
Manado 1978, Gelar Sarjana IIP Jakarta 1980,
Gelar Magister PPs UNPAD Bandung 1996,
Gelar Doktor PPs. UPI Bandung 2003 dan
terakhir Gelar Theologia STE Jakarta 2008.
4. Pengalaman mengabdi: Semenjak umur 18 tahun
(1970), bekerja sebagai Komandan Hansip/CPNS di
DRPD Sulut, Manado sampai menjadi PNS Organik
tahun 1973 setelah itu (1974-1978 dan 1978-1980)
tugas belajar di APDN Manado dan IIP Jakarta.
Kemudian (1981-1985) menjadi Dosen Tetap di APDN
Manado dalam Mata Kuliah Filsafat Pemerintahan.
Terus (1982-1983) sebagai Kepala Bagian Bina
Otonomi Daerah di Kantor Gubernur Sulut, Manado
sambil belajar Hukum di Fakultas Hukum dan
Pengetahuan Masyarakat UNSRAT Manado, lalu (1984-
1986) sebagai Camat/Kepala Wilayah Kecamatan Eris
di Kabupaten Minahasa, dan (1987-1988) Kepala Seksi
Penyuluhan di Kantor Catatan Sipil Kabupaten
Minahasa merangkap Aspri Sekwilda Minahasa. Tahun
(1988-1989) sebagai Pemeriksa (Auditor)
Pemerintahan, Agraria dan BUMD.
5. Selanjutnya (1989-1990) sebagai Camat/Kepala
Wilayah Kecamatan Kotabunan/Kotamubagu di
Kabupaten Bolaang Mongondow. Kemudian setelah
TOT di Bandung dan OJT di Magelang, 1990 oleh
Mendagri dipindahkan di Jatinangor dalam jabatan
Komandan Batalyon Muda/Madya Praja APDN
Nasional (1990-1992). Tahun (1992-1995) tugas belajar
di UNPAD Bandung, (1996-1997) Izin belajar di De
Lasalle University Philipina dalam program Ph.D
bidang HRD, tidak tamat karena krismon lalu pindah di
UPI Bandung (1998-2002). Setelah itu menjabat
sebagai Direktur Pusat Kajian Pemberdayaan
Masyarakat, Asdir III Bidang Kemahasiswaan PPS
MAPD IPDN, Dekan Fakultas Manajemen
Pemerintahan, Direktur IPDN Kampus Manado di
Minahasa dan sekarang Guru Besar IPDN.
6. Pengalaman mengajar semenjak tahun 1981 di
APDN Manado sebagai Dosen Filsafat
Pemerintahan dan di STISIPOL Merdeka, mengajar
mata kuliah Sistem Pemerintahan Indonesia
kemudian pindah di APDN Nasional Bandung tahun
1990, mengajar, melatih dan mengasuh serta
membimbing Praja dari APDN, STPDN bergabung
dengan IIP menjadi IPDN hingga sekarang selama
22 tahun mengajar berbagai mata kuliah Ilmu
Pemerintahan, Kebijakan Publik, Psikologi,
Antropologi, Sosiologi, Ilmu Politik, Pendidikan
Agama, Pancasila, Kewarganegaraan, Teori
Organisasi Pemerintahan Daerah di PPS IPDN
Jatinagor dan Jakarta.
7. Pengalaman meneliti dan menulis karya ilmiah.
Dalam Jurnal Administrasi Pemerintahan Daerah
semenjak edisi I s/d VI sebagai pemimpin redaksi, juga
menulis di Jurnal terakreditasi Widya Praja IIP/IPDN
dan Jurnal Penelitian UPI. Tahun 2010 dalam
International Journal of Kybernology menyajikan
Identification of Appropriate Methodology In Forming
Pamong Praja Cadres. Tahun 2011 dalam Jurnal
Transformasi Pemerintahan Fakultas Manajemen
Pemerintahan IPDN memuat Studi Kebijakan Politisasi
Birokrasi, dan tahun 2011 pada Jurnal Wahana Bhakti
Praja Lembaga Penelitian IPDN dimuat tulisan Studi
Kebijakan Manajemen Pemerintahan Kepulauan di
Provinsi Sulawesi Utara.
8. Selain itu telah diterbitkan lima buah buku cetak sebagai berikut:
• Edukasi dan Profesi Pamong Praja: Public Policy Studies,
Good Governance and Performance Driven Pamong Praja,
STPDN Press Jatinangor, Cetakan Pertama 2004, Cetakan
Kedua 2005 Penerbit CV. Indra Prahasta Bandung.
• Reformasi dan Performansi Pamong Praja: Inkueri Pembaruan
Pemerintahan Unjuk Kerja Pamong Praja dan Implementasi
Good Urban Governance, Cetakan Kedua 2005 Penerbit CV.
Indra Prahasta Bandung.
• Status dan Peran Pendidikan Pamong Praja Indonesia: Higher
Education Pamong Praja, Global Governance and Open
Society, Cetakan Kedua 2005 Penerbit CV. Indra Prahasta
Bandung.
• Pamong Praja, Kibernologi dan Metakontrologi, Cetakan
Kedua 2005 Penerbit CV. Indra Prahasta Bandung.
• Studi Kebijakan, 2011, Penerbit CV. Indra Prahasta Bandung.
9. KONSEP PARADIGMA PEMERINTAHAN
Paradigma adalah model masalah dan pola solusinya.
PL --- NS --- AN --- KR --- RE --- PB
Ket: PL= Paradigma Lama KR= Krisis
NS= Normal Sains RE= Revolusi
AN= Anomalis PB= Paradigma Baru
Tiga Dimensi Paradigma Pemerintahan
• Dimensi Prinsip: persandingannya ada 13 (lihat buku kuning,
hal: 66-67.)
• Dimensi Proses: yaitu: pertama: pemerintahan sebagai ruling
process, kedua: pemerintahan sebagai a governing process,
ketiga: pemerintahan sebagai an administering process. dll.
(buku kuning, hal: 68)
• Dimensi Pranata: public sector governance, good corporate
governance dan governance by the citizen (organization).
10. Selain itu telah diterbitkan lima buah buku cetak sebagai berikut:
• Edukasi dan Profesi Pamong Praja: Public Policy Studies,
Good Governance and Performance Driven Pamong Praja,
STPDN Press Jatinangor, Cetakan Pertama 2004, Cetakan
Kedua 2005 Penerbit CV. Indra Prahasta Bandung.
• Reformasi dan Performansi Pamong Praja: Inkueri Pembaruan
Pemerintahan Unjuk Kerja Pamong Praja dan Implementasi
Good Urban Governance, Cetakan Kedua 2005 Penerbit CV.
Indra Prahasta Bandung.
• Status dan Peran Pendidikan Pamong Praja Indonesia: Higher
Education Pamong Praja, Global Governance and Open
Society, Cetakan Kedua 2005 Penerbit CV. Indra Prahasta
Bandung.
• Pamong Praja, Kibernologi dan Metakontrologi, Cetakan
Kedua 2005 Penerbit CV. Indra Prahasta Bandung.
• Studi Kebijakan, 2011, Penerbit CV. Indra Prahasta Bandung.
11. Kepemimpian Indonesia dihampiri dari dimensi
Etnografi, Etnosains Etnologi.
Kepemimpinan adalah prosesi bukan posisi. Jadi dari
dimensi Etnografi, kepemimpinan Indonesia deskripsinya
dapat dimulai dari Van Vollenhoven, 19 daerah hukum adat.
Komposisi Etnis
• Aceh
• Gayo-Alas, Batak,Nias dan Batu
• Minangkabau, Mentawai
• Sumatera Selatan, Enggano
• Melayu
• Bangka dan Bliton
• Kalimantan
• Minahasa, Sangir-Talaud
• Gorontalo
12. • Toraja
• Sulawesi Selatan
• Ternate
• Ambon Maluku, Kepulauan Barat-daya
• Irian
• Timor
• Bali dan Lombok
• Jawa Tengah dan Jawa Timur
• Surakarta da Yogyakarta
• Jawa Barat
13. No Masyarakat Etnik (Suku) Tempat Tinggal 1930 1984
1 Jawa Jawa Tengah dan Jawa Timur 27.808.623 54.750.710
2 Sunda Jawa Barat 8.594.832 17.232.180
3 Madura Madura dan Jawa Timur 4.305.862 8.532.977
4 Minangkabau Sumatera Barat 1.988.648 3.897.130
5 Bugis Sulawesi Selatan 1.533.035 3.037.625
6 Batak Sumatera Utara 1.207.514 2.240.420
7 Bali Bali 1.111.659 2.228.789
8 Jakarta Jakarta 980.863 1.866.575
9 Melayu Sumatera Timur 953.397 1.811.525
10 Banjar Kalimantan Selatan 898.884 1.000.000
11 Aceh Sumatera Utara 831.321 1.666.750
12 Palembang Sumatera Selatan 770.917 1.545.647
13 Sasak Lombok 651.391 1.322.211
14 Dayak Kalimantan Tengah 651.391 1.305.992
15 Makasar Sulawesi Selatan 642.720 1.208.608
16 Toraja Sulsel dan Sulteng 557.590 1.117.944
17 Manado Sulawesi Utara 281.599 564.587
18 Lain-lain Lain-lain 5.542.332 10.111.960
59.138.067 116.429.831
JUMLAH WARGA MASYARAKAT ETNIK DI INDONESIA
Sumber: Harsya W Bachtiar, Mattulada, Haryati Soebadio (1985:5).
14. 1930
No Etnis Jumlah Persen
1 Jawa 27.808.623 47,02
2 Sunda 8.594.832 14,53
3 Madura 4.305.862 7,23
4 Minangkabau 1.988.648 3,36
5 Bugis 1.533.035 2,59
*Tionghoa 1.233.000 2,03
6 Batak 1.207.514 2,04
7 Bali 1.111.659 1,88
8 Betawi 980.863 1,66
9 Melayu 953.397 1,61
10 Banjar 898.884 1,52
11 Aceh 831.321 1,41
12 Palembang 770.917 1,30
13 Sasak 659.477 1,12
14 Dayak 651.391 1,10
15 Makasar 642.720 1,09
16 Toraja 557.590 0,94
17 Lainnya 5.641.332 9,54
Total 59.138.067 100,00
Kelompok Etnis Indonesia
15. 2000
Terbitan BPS*
No Etnis Jumlah Persen
1 Jawa 83.752.853 41,65
2 Sunda 30.978.404 15,41
3 Madura 6.771.727 3,37
4 Minangkabau 5.475.145 2,72
5 Betawi 5.041.688 2,51
6 Bugis 5.010.423 2,49
7 Banten 4.113.162 2,05
8 Banjar 3.496.273 1,74
9 Lainnya 56.452.563 28,07
Total 201.092.238 100,00
Sumber: Leo Suryadinata, Evi Nurvidya Arifin, Aris Ananta, 2003:12
Catatan:
* Delapan etnis terbesar yang disajikan dalam publikasi BPS untuk Indonesia secara keseluruhan (Badan Pusat Statistik 2001a).
16. 2000
Hasil Perhitungan Ulang Penulis*
No Etnis Jumlah Persen
1 Jawa 83.865.742 41,71
2 Sunda 30.978.404 15,41
3 Melayu 6.946.040 3,45
4 Madura 6.771.727 3,37
5 Batak 6.076.440 3,02
6 Minangkabau 5.475.145 2,72
7 Betawi 5.041.688 2,51
8 Bugis 5.010.421 2,49
9 Banten 4.113.162 2,05
10 Banjar 3.496.273 1,74
11 Bali 3.027.525 1,51
12 Sasak 2.611.059 1,30
13 Makasar 1.982.187 0,99
14 Cirebon 1.890.102 0,94
15 Tionghoa 1.738.936 0,86
16 Gorontalo/Hulandalo 974.175 0,48
17 Aceh 871.944 0,43
18 Toraja 750.828 0,37
19 Lainnya** 29.857.346 14,66
Total 201.092.238 100,00
17. No Etnis Jumlah Persen
1 Jawa 83.865.742 41,71
2 Sunda 30.978.404 15,41
3 Melayu 6.946.040 3,45
4 Madura 6.771.727 3,37
5 Batak 6.076.440 3,02
6 Minangkabau 5.475.145 2,72
7 Betawi 5.041.688 2,51
8 Bugis 5.010.421 2,49
9 Banten 4.113.162 2,05
10 Banjar 3.496.273 1,74
11 Bali 3.027.525 1,51
12 Sasak 2.611.059 1,30
13 Makasar 1.982.187 0,99
14 Cirebon 1.890.102 0,94
15 Tionghoa 1.738.936 0,86
16 Gorontalo/Hulandalo 974.175 0,48
17 Aceh 871.944 0,43
18 Toraja 750.828 0,37
19 Nias, Kono Niha 731.620 0,36
20 Minahasa 659.209 0,33
20 Etnis Terbesar di Indonesia