SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 6
Thrichuris trichiura
Thrichuris trichiura termasuk Nematoda usus yang biasa dinamakan
cacing cemeti atau cambuk, karena tubuhnya menyerupai cemati dengan bagian
depan yang tipis dan bagian belakangnya yang jauh lebih tebal. Cacing ini pada
umumnya hidup di sekum manusia, sebagai penyebab Trichuriasis dan tersebar
secara cosmopolitan. Thrichuris trichiura adalah cacing yang relatif sering
ditemukan pada manusia, tapi umumnya tidak begitu berbahaya.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Nemathelminthes
Kelas : Nematoda
Sub Kelas : Aphasmidia
Ordo : Enoplida
Sub-ordo : Trichurata
Super Famili : Trichurioidea
Family : Trichuridae
Genus : Trichuris
Spesies : Trichuris trichiura
Morfologi
1. 3/5 bagian anterior tubuhnya menyerupai benang, 2/5 bagian posterior
lebih tebal, sehingga bentuk ini terlihat seperti cambuk dengan bagian
yang menebal sebagai gagangnya.
2. Esofagus sempit, tebal dindingnya hanya satu lapis sel, panjangnya
hamper sam dengan panjang bagian tubuh yang halus, tidak mempunyai
bulbus esofagus. Letak anus di belakang sekali.
3. Cacing dewasa jantan hanya mempunyai sebuah spikulum yang berbentuk
lanset (pedang) yang terkurung dalam kantung penis yang dapat
dibalikkan.
4. Ujung posterior cacing jantan melengkung
5. Kelamin betina tidak berpasangan, terdiri dari ovarium yang berbelit-
belit, sebuah uterus dan sebuah vagina yang pendek dan bermuara pada
vulva yang letaknya pada tempat dimana tubuhnya mulai menebal.
Ukuran : cacing dewasa jantan panjangnya 30-45 mm.
cacing dewasa betina panjangnya 35-50 mm.
Daur hidup
Cacing dewasa betina sehari dapat bertelur kira-kira 3.000-10.000 butir
telur. Telur yang terbawa bersama feses tidak berembrio dan telur itu tidak
menular. Telur tersebut baru menular setelah terjadi proses pemasakan di tanah.
Bila telur yang menular itu tertelan oleh manusia maka setelah 20 jam di dalam
tubuh tuan rumah yaitu di dalam duodenum menetaslah larva.
Larva ini menetap di duodenu kira-kira satu bulan dan kemudian beralih
ke sekum dan bagian proksimal dari kolong dan menjadi dewasa di situ. Bagian
yang halus masuk ke dalam mukosa usus, sedang bagian yang tebalnya menjulur
bebas dalam lumen usu. Cacing ini dapat hidup bertahun-tahun dalam usus.
Epidemiologi
Infeksi pada manusia sering terjadi tapi intensitasnya rendah. Didaerah
tropis tercatat 80% penduduk positif, sedangkan diseluruh dunia tercatat 500 juta
yang terkena infeksi (menurut Brown & Belding, 1958). Infeksi banyak terdapat
didaerah curah hujan tinggi, iklim subtropics dan pada tempat yang banyak
populasi tanah.
Anak-anak lebih mudah terserang daripada orang dewasa. Infeksi berat
terhadap anak-anak yang suka bermain di tanah dan mereka mendapat
kontaminasi dari pekarangan yang kotor. Infeksi terjadi karena menelan telur yang
telah berembrio melalui tangan, makanan, atau minuman yang telah
terkontaminasi, langsung melalui debu, hewan rumah atau barang mainan.
Cara Penularan
Cara penularan adalah tidak langsung, terutama karena kebiasaan
menggigit/menjilat benda-benda yang terkontaminasi atau karena mengkonsumsi
sayuran yang terkontaminasi : Trichiuriasis tidak langsung ditularkan dari orang
ke orang. Telur yang keluar melalui tinja untuk menjadi infektif membutuhkan
waktu paling sedikit 10 – 14 hari di tanah yang hangat dan lembab. Setelah telur
tertelan, telur menetas dan larva menempel pada mukosa dari cecum dan colon
proximal dan berkembang menjadi cacing dewasa. Telur cacing ditemukan dalam
tinja setelah 70 – 90 hari sejak menelan telur dengan embrio. Gejala klinis bisa
muncul lebih cepat.
Gejala Klinis Trichuris Trichura dan Simptomatologi
Pasien yang mendapat infeksi kronis Trichuris menunjukan tanda-tanda
klinis seperti berikut :
a. Anemia
b. Tinja yang bercampur butir-butir darah
c. Sakit perut
d. Kekurangan berat badan dan
e. Prolaps rectal yang berisi cacing pada mukosa rectum
Cachexia ekstrim kadang-kadang menyebabkan kematian. Getz telah
melaporkan 4 kasus yang menyebabkan kematian pada anak-anak di Panama yang
mengandung 4100 ekor cacing.
Cacing menghisap darah tuan rumah dan perdarahan dapat terjadi pada
daerah penyerangan. Trichuris dapat menyerang mukosa apendiks dan disertai
penyerangan bakteri pathogen sehingga dapat menyebabkan proses imflamatori
subkutan. Infeksi ringan biasanya asimtomatik, sedangkan infeksi berat dapat
dikacaukan dengan penyakit cacing tambang, emeobiasis atau apendiksitis. Pada
infeksi berat dapat terjadi prolepsis rectal yang terjadi karena ketegangan yang
disebabkan sering buang kotoran.
Gejala klinis Trichuris trichura
Penyakit karena infeksi cacing cambuk ini namanya Trichuriasis atau
Trichocephalus.
Pada infeksi yang ringan, pada tempat-tempat perlekatan cacing ini, tidak ada
kerusakan mukosa, kadang hanya pendarahan kecil.
Tetapi jika infeksi berat, bisa terjadi :
sakit perut
diare yang disertai bercak darah (blood-streaked stolls)
sakit kepala
demam ringan
berat badan menurun.
Pada anak-anak sering terjadi “Prolapsus recti”, yaitu keluarnya mukosa
rectum melalui lubang anus. Mengapa bisa terjadi “Prolapsus recti” ??
Karena cacing ini mengeluarkan racun yang bersifat melemaskan otot rectum,
dan cacing itu dianggap benda asing oleh usus, sehingga otot-otot rectum
berusaha mengeluarkannya dengan cara gerakan peristaltik.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan ditemukan telur pada tinja (feses). Pada
infeksi ringan, metoda pemeriksaan tinja dapat dilakukan dengan metode
konsentrasi. Perhitungan jumlah telur dapat mendeterminasi intensitas infeksi dan
dapat mengetahui hasil pengobatan. Perhitungan jumlah telur dapat dilakukan
dengan metode Stoll.
Pengobatan
Pengobatan Thrichuris sukar dilakukan karena letak cacing di dalam
mukosa usus diluar jangkauan daya anthelmintika. Dianjurkan pemakaian preparat
enzim yang merusak zat putih telur, dengan demikian substansi badan parasit akan
hancur, selanjutnya pemberian zat warna Dithiazanin dalam kapsul yang larut
dalam usus halus. Obat ini per oral sangat toksis, tapi praktis dapat dilakukan
sebagai berikut.
0,5-1 gram dilarutkan dalam 300 ml akuades dengan dosis 30 mg per kg berat
badan.
Hal ini dilakukan supaya cacing dapat berubah posisi kepalanya dalam
waktu daya kerja obat. Doenges (1966) menganjurkan pemakaian Poperazin (1,8
g dalam 500 ml larutan garam fisiologis).
Harapan besar dapat digantungkan pada preparat baru Diklorovos
bendazol (Minzolum R) bekerja baik malah pada telur-telurnya, tapi tidak
mempan terhadap cacingnya sendiri. Sekarang Mebendazol sudah dikenal cukup
ampuh untuk trichuriasis, dengan dosis 2 kali sehari, selama 3 hari berturut-turut.
Pencegahan
Pencegahan yang utama adalah kebersihan, sedangkan infeksi di daerah
yang sangat endemic dapat dengan :
Pengobatan bagi yang terserang cacing Trichuris.
1. Membuang tinja pada tempatnya sehingga tidak membuat pencemaran
lingkungan oleh telur cacing.
2. Mencuci tangan sebelum makan.
3. Pendidikan terhadap masyarakat terutama anak-anak tentang sanitasi dan
hygiene.
4. Mencuci bersih sayur-sayuran atau memasaknya sebelum dimakan.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Gambar-gambar praktik
Gambar-gambar praktikGambar-gambar praktik
Gambar-gambar praktikMulkan Fadhli
 
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralisPPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralisRiskymessyana99
 
Mengenal siklus hidup cacing kremi (Enterobius vermicularis)
Mengenal siklus hidup cacing kremi (Enterobius vermicularis)Mengenal siklus hidup cacing kremi (Enterobius vermicularis)
Mengenal siklus hidup cacing kremi (Enterobius vermicularis)Bahrul Singo
 
paragonium westermani
paragonium westermaniparagonium westermani
paragonium westermaniTitis Utami
 
Toksoplasmosis
ToksoplasmosisToksoplasmosis
Toksoplasmosisdanivita
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondiininanovia11
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiVivi Yunisa
 
Trichinella spiralis
Trichinella spiralisTrichinella spiralis
Trichinella spiraliszidanabila
 
class nematoda(Smk duta pratama indonesia)
class nematoda(Smk duta pratama indonesia)class nematoda(Smk duta pratama indonesia)
class nematoda(Smk duta pratama indonesia)akmallala
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondiininanovia11
 

Was ist angesagt? (19)

Gambar-gambar praktik
Gambar-gambar praktikGambar-gambar praktik
Gambar-gambar praktik
 
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralisPPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
 
Mengenal siklus hidup cacing kremi (Enterobius vermicularis)
Mengenal siklus hidup cacing kremi (Enterobius vermicularis)Mengenal siklus hidup cacing kremi (Enterobius vermicularis)
Mengenal siklus hidup cacing kremi (Enterobius vermicularis)
 
Trichuriasis
TrichuriasisTrichuriasis
Trichuriasis
 
Helmintologi
 Helmintologi Helmintologi
Helmintologi
 
paragonium westermani
paragonium westermaniparagonium westermani
paragonium westermani
 
Toksoplasmosis
ToksoplasmosisToksoplasmosis
Toksoplasmosis
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
 
Trichinella spiralis
Trichinella spiralisTrichinella spiralis
Trichinella spiralis
 
class nematoda(Smk duta pratama indonesia)
class nematoda(Smk duta pratama indonesia)class nematoda(Smk duta pratama indonesia)
class nematoda(Smk duta pratama indonesia)
 
Parasitologi. Nematoda
Parasitologi. NematodaParasitologi. Nematoda
Parasitologi. Nematoda
 
Helmintologi copy
Helmintologi   copyHelmintologi   copy
Helmintologi copy
 
Enterobiasis
EnterobiasisEnterobiasis
Enterobiasis
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
 
Toxoplasmosis1
Toxoplasmosis1Toxoplasmosis1
Toxoplasmosis1
 
Pengenalan parasitologi
Pengenalan parasitologiPengenalan parasitologi
Pengenalan parasitologi
 
Toksoplasmosis
ToksoplasmosisToksoplasmosis
Toksoplasmosis
 
Toxoplasmosis
ToxoplasmosisToxoplasmosis
Toxoplasmosis
 

Ähnlich wie CAMIS TRICHIURA

Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiGoogle
 
PENYAKIT KECACINGAN (klp.7).pptx
PENYAKIT KECACINGAN (klp.7).pptxPENYAKIT KECACINGAN (klp.7).pptx
PENYAKIT KECACINGAN (klp.7).pptxRirinDwiAngraeni
 
Trematoda paru
Trematoda paruTrematoda paru
Trematoda paruApridinata
 
Helmintologi tm8
Helmintologi tm8Helmintologi tm8
Helmintologi tm8mzaend07
 
Taenia solium.
Taenia solium.Taenia solium.
Taenia solium.Google
 
Bioligi Nemathelmintes & Platythelmintes
Bioligi Nemathelmintes & PlatythelmintesBioligi Nemathelmintes & Platythelmintes
Bioligi Nemathelmintes & PlatythelmintesKaoruShinomori
 
Presentasi Biologi (Bakteri Yang Merugikan)
Presentasi Biologi (Bakteri Yang Merugikan)Presentasi Biologi (Bakteri Yang Merugikan)
Presentasi Biologi (Bakteri Yang Merugikan)FazaFirdaus
 
Kuliah 2 Parasitologi.pptx
Kuliah 2 Parasitologi.pptxKuliah 2 Parasitologi.pptx
Kuliah 2 Parasitologi.pptxHeppySetyaprima3
 
Balantidium coli
Balantidium coliBalantidium coli
Balantidium coliMita Yurike
 
Balantidium coli
Balantidium coliBalantidium coli
Balantidium coliMita Yurike
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondiidinamerlyna
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondiidinamerlyna
 

Ähnlich wie CAMIS TRICHIURA (20)

Helmintologi
 Helmintologi Helmintologi
Helmintologi
 
Helmintologi
 Helmintologi Helmintologi
Helmintologi
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologi
 
Cacing
CacingCacing
Cacing
 
Cacing nematoda
Cacing nematodaCacing nematoda
Cacing nematoda
 
3. helminthes
3. helminthes3. helminthes
3. helminthes
 
PENYAKIT KECACINGAN (klp.7).pptx
PENYAKIT KECACINGAN (klp.7).pptxPENYAKIT KECACINGAN (klp.7).pptx
PENYAKIT KECACINGAN (klp.7).pptx
 
Trematoda paru
Trematoda paruTrematoda paru
Trematoda paru
 
Balantidium coli
Balantidium coliBalantidium coli
Balantidium coli
 
Helmintologi tm8
Helmintologi tm8Helmintologi tm8
Helmintologi tm8
 
Trematoda usus
Trematoda ususTrematoda usus
Trematoda usus
 
Taenia solium.
Taenia solium.Taenia solium.
Taenia solium.
 
Bioligi Nemathelmintes & Platythelmintes
Bioligi Nemathelmintes & PlatythelmintesBioligi Nemathelmintes & Platythelmintes
Bioligi Nemathelmintes & Platythelmintes
 
Lalat tsets1
Lalat tsets1Lalat tsets1
Lalat tsets1
 
Presentasi Biologi (Bakteri Yang Merugikan)
Presentasi Biologi (Bakteri Yang Merugikan)Presentasi Biologi (Bakteri Yang Merugikan)
Presentasi Biologi (Bakteri Yang Merugikan)
 
Kuliah 2 Parasitologi.pptx
Kuliah 2 Parasitologi.pptxKuliah 2 Parasitologi.pptx
Kuliah 2 Parasitologi.pptx
 
Balantidium coli
Balantidium coliBalantidium coli
Balantidium coli
 
Balantidium coli
Balantidium coliBalantidium coli
Balantidium coli
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
 

CAMIS TRICHIURA

  • 1. Thrichuris trichiura Thrichuris trichiura termasuk Nematoda usus yang biasa dinamakan cacing cemeti atau cambuk, karena tubuhnya menyerupai cemati dengan bagian depan yang tipis dan bagian belakangnya yang jauh lebih tebal. Cacing ini pada umumnya hidup di sekum manusia, sebagai penyebab Trichuriasis dan tersebar secara cosmopolitan. Thrichuris trichiura adalah cacing yang relatif sering ditemukan pada manusia, tapi umumnya tidak begitu berbahaya. Klasifikasi Kingdom : Animalia Filum : Nemathelminthes Kelas : Nematoda Sub Kelas : Aphasmidia Ordo : Enoplida Sub-ordo : Trichurata Super Famili : Trichurioidea Family : Trichuridae Genus : Trichuris Spesies : Trichuris trichiura Morfologi 1. 3/5 bagian anterior tubuhnya menyerupai benang, 2/5 bagian posterior lebih tebal, sehingga bentuk ini terlihat seperti cambuk dengan bagian yang menebal sebagai gagangnya. 2. Esofagus sempit, tebal dindingnya hanya satu lapis sel, panjangnya hamper sam dengan panjang bagian tubuh yang halus, tidak mempunyai bulbus esofagus. Letak anus di belakang sekali. 3. Cacing dewasa jantan hanya mempunyai sebuah spikulum yang berbentuk lanset (pedang) yang terkurung dalam kantung penis yang dapat dibalikkan. 4. Ujung posterior cacing jantan melengkung
  • 2. 5. Kelamin betina tidak berpasangan, terdiri dari ovarium yang berbelit- belit, sebuah uterus dan sebuah vagina yang pendek dan bermuara pada vulva yang letaknya pada tempat dimana tubuhnya mulai menebal. Ukuran : cacing dewasa jantan panjangnya 30-45 mm. cacing dewasa betina panjangnya 35-50 mm. Daur hidup Cacing dewasa betina sehari dapat bertelur kira-kira 3.000-10.000 butir telur. Telur yang terbawa bersama feses tidak berembrio dan telur itu tidak menular. Telur tersebut baru menular setelah terjadi proses pemasakan di tanah. Bila telur yang menular itu tertelan oleh manusia maka setelah 20 jam di dalam tubuh tuan rumah yaitu di dalam duodenum menetaslah larva. Larva ini menetap di duodenu kira-kira satu bulan dan kemudian beralih ke sekum dan bagian proksimal dari kolong dan menjadi dewasa di situ. Bagian yang halus masuk ke dalam mukosa usus, sedang bagian yang tebalnya menjulur bebas dalam lumen usu. Cacing ini dapat hidup bertahun-tahun dalam usus.
  • 3. Epidemiologi Infeksi pada manusia sering terjadi tapi intensitasnya rendah. Didaerah tropis tercatat 80% penduduk positif, sedangkan diseluruh dunia tercatat 500 juta yang terkena infeksi (menurut Brown & Belding, 1958). Infeksi banyak terdapat didaerah curah hujan tinggi, iklim subtropics dan pada tempat yang banyak populasi tanah. Anak-anak lebih mudah terserang daripada orang dewasa. Infeksi berat terhadap anak-anak yang suka bermain di tanah dan mereka mendapat kontaminasi dari pekarangan yang kotor. Infeksi terjadi karena menelan telur yang telah berembrio melalui tangan, makanan, atau minuman yang telah terkontaminasi, langsung melalui debu, hewan rumah atau barang mainan. Cara Penularan Cara penularan adalah tidak langsung, terutama karena kebiasaan menggigit/menjilat benda-benda yang terkontaminasi atau karena mengkonsumsi sayuran yang terkontaminasi : Trichiuriasis tidak langsung ditularkan dari orang ke orang. Telur yang keluar melalui tinja untuk menjadi infektif membutuhkan waktu paling sedikit 10 – 14 hari di tanah yang hangat dan lembab. Setelah telur tertelan, telur menetas dan larva menempel pada mukosa dari cecum dan colon proximal dan berkembang menjadi cacing dewasa. Telur cacing ditemukan dalam tinja setelah 70 – 90 hari sejak menelan telur dengan embrio. Gejala klinis bisa muncul lebih cepat. Gejala Klinis Trichuris Trichura dan Simptomatologi Pasien yang mendapat infeksi kronis Trichuris menunjukan tanda-tanda klinis seperti berikut :
  • 4. a. Anemia b. Tinja yang bercampur butir-butir darah c. Sakit perut d. Kekurangan berat badan dan e. Prolaps rectal yang berisi cacing pada mukosa rectum Cachexia ekstrim kadang-kadang menyebabkan kematian. Getz telah melaporkan 4 kasus yang menyebabkan kematian pada anak-anak di Panama yang mengandung 4100 ekor cacing. Cacing menghisap darah tuan rumah dan perdarahan dapat terjadi pada daerah penyerangan. Trichuris dapat menyerang mukosa apendiks dan disertai penyerangan bakteri pathogen sehingga dapat menyebabkan proses imflamatori subkutan. Infeksi ringan biasanya asimtomatik, sedangkan infeksi berat dapat dikacaukan dengan penyakit cacing tambang, emeobiasis atau apendiksitis. Pada infeksi berat dapat terjadi prolepsis rectal yang terjadi karena ketegangan yang disebabkan sering buang kotoran. Gejala klinis Trichuris trichura Penyakit karena infeksi cacing cambuk ini namanya Trichuriasis atau Trichocephalus. Pada infeksi yang ringan, pada tempat-tempat perlekatan cacing ini, tidak ada kerusakan mukosa, kadang hanya pendarahan kecil. Tetapi jika infeksi berat, bisa terjadi : sakit perut diare yang disertai bercak darah (blood-streaked stolls) sakit kepala demam ringan berat badan menurun. Pada anak-anak sering terjadi “Prolapsus recti”, yaitu keluarnya mukosa rectum melalui lubang anus. Mengapa bisa terjadi “Prolapsus recti” ?? Karena cacing ini mengeluarkan racun yang bersifat melemaskan otot rectum, dan cacing itu dianggap benda asing oleh usus, sehingga otot-otot rectum berusaha mengeluarkannya dengan cara gerakan peristaltik.
  • 5. Diagnosis Diagnosis ditegakkan dengan ditemukan telur pada tinja (feses). Pada infeksi ringan, metoda pemeriksaan tinja dapat dilakukan dengan metode konsentrasi. Perhitungan jumlah telur dapat mendeterminasi intensitas infeksi dan dapat mengetahui hasil pengobatan. Perhitungan jumlah telur dapat dilakukan dengan metode Stoll. Pengobatan Pengobatan Thrichuris sukar dilakukan karena letak cacing di dalam mukosa usus diluar jangkauan daya anthelmintika. Dianjurkan pemakaian preparat enzim yang merusak zat putih telur, dengan demikian substansi badan parasit akan hancur, selanjutnya pemberian zat warna Dithiazanin dalam kapsul yang larut dalam usus halus. Obat ini per oral sangat toksis, tapi praktis dapat dilakukan sebagai berikut. 0,5-1 gram dilarutkan dalam 300 ml akuades dengan dosis 30 mg per kg berat badan. Hal ini dilakukan supaya cacing dapat berubah posisi kepalanya dalam waktu daya kerja obat. Doenges (1966) menganjurkan pemakaian Poperazin (1,8 g dalam 500 ml larutan garam fisiologis). Harapan besar dapat digantungkan pada preparat baru Diklorovos bendazol (Minzolum R) bekerja baik malah pada telur-telurnya, tapi tidak mempan terhadap cacingnya sendiri. Sekarang Mebendazol sudah dikenal cukup ampuh untuk trichuriasis, dengan dosis 2 kali sehari, selama 3 hari berturut-turut. Pencegahan
  • 6. Pencegahan yang utama adalah kebersihan, sedangkan infeksi di daerah yang sangat endemic dapat dengan : Pengobatan bagi yang terserang cacing Trichuris. 1. Membuang tinja pada tempatnya sehingga tidak membuat pencemaran lingkungan oleh telur cacing. 2. Mencuci tangan sebelum makan. 3. Pendidikan terhadap masyarakat terutama anak-anak tentang sanitasi dan hygiene. 4. Mencuci bersih sayur-sayuran atau memasaknya sebelum dimakan.