Dokumen tersebut membahas strategi pendampingan dalam membantu mengarusutamakan berita desa melalui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi serta jejaring sosial. Beberapa langkah yang dijelaskan adalah membuat website desa dengan domain desa.id, mempromosikan website desa melalui blog dan sosial media, serta menulis berita desa secara teratur di website dan sosial media.
2. STRATEGI PENDAMPINGAN
PENGARUSUTAMAAN BERITA DESA
oleh Pradna1
ABSTRAKSI
Langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Pendamping Gerakan Desa Membangun
(GDM) dalam membantu mengarusutamakan berita desa. Membahas pemanfaatan
Teknologi Informasi Komunikasi, jejaring sosial, kerjasama, kegiatan dengan tujuan desa
mampu bersuara sehingga potensi dapat dikenal. Hal ini akan menjadikan desa berdaya
(karena potensi desa dikenal luas) dan bermartabat (mandiri dan tidak bergantung kepada
bantuan) .
PENDAHULUAN
Desa dengan segala stigma negatif ketertinggalan, kemiskinan dan ketidakmampuan telah
melekat begitu lama. Hingga kemudian melahirkan jargon “Mbangun Desa”, yang justru
pada prakteknya seringkali membebani desa. Karena pemaksaan program atau kebijakan
yang tidak sesuai dengan kondisi kebutuhan desa.
Berdasar pertimbangan tersebut, satu desa terpencil di kecamatan Jatiwaras, kabupaten
Tasikmalaya, Jawa Barat yang menginginkan sesuatu yang berbeda. Desa membangun
desanya sendiri dengan segenap potensinya sendiri. Desa tersebut adalah desa
Mandalamekar. Mandalamekar kemudian bertemu dengan beberapa pegiat online dari
Yogyakarta. Dari pertemuan tersebut ditentukan langkah awal adalah membuat desa
mampu bersuara melalui sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Hal itu dipilih bukan tanpa alasan. Karena suara desa selama ini telah terpinggirkan
karena media-media arus utama (media mainstream) lebih memilih menyajikan berita
yang “layak jual” yang sensasional dan “Jakartasentris”. Sehingga jika desa mampu
bersuara secara bersama-sama tentunya akan terdengar baik potensi maupun
kebutuhannya.
1
Web Developer dan Publisher. Pegiat Komunitas Blogger Banyumas.
3. Salah satu strategi yang dapat diadaptasi secara murah dan mudah bagi desa adalah
memanfaatkan internet. Terbukti dalam beberapa bulan, hasil ketekunan bersuara di
internet membuat desa pelopor GDM ini dikenal hingga mancanegara. Desa
Mandalamekar memetik hasilnya.
Langkah ini kemudian diadaptasikan di desa-desa wilayah Banyumas. Memiliki
keuntungan adanya pendamping desa dari beberapa komunitas yang ada di Banyumas,
konsep ini berkembang menjadi sebuah gerakan sosial yang meluas, menarik banyak
pihak
untuk
ikut
bergotong-royong
sesuai
dengan
kemampuan
dan
keahlian
masing-masing mendampingi desa. Maka kemudian disepakati nama gerakan ini adalah
Gerakan Desa Membangun (GDM) pada tanggal 24 Desember 2011. Sebuah gerakan
sosial tanpa sokongan dana khusus dari pihak tertentu yang bertahan hingga sekarang.
TUJUAN
Tulisan yang merupakan rekam jejak apa yang telah dilakukan oleh pendamping GDM
dengan tujuan menjadi referensi bagi pihak-pihak yang bermaksud mendampingi
pengarusutamaan berita desa.
URAIAN
Wujud pendampingan selalu diharapkan dalam bentuk berkelanjutan. Karena jika tidak,
transfer ilmu hanya akan menjadi sebuah formalitas yang segera terlupa. Sementara itu,
pendampingan bukanlah model bisnis yang menguntungkan. Maka biasanya yang terjun
di dunia ini disebut relawan.
Berpegang pada prinsip tidak ada paksaan, “Uraian” ini menjelaskan langkah-langkah
yang telah dilakukan untuk mendampingi desa bersuara sesuai dengan kemampuan dan
kondisi lapangan.
4. 1. KESIAPAN MENTAL
Keinginan untuk berbagi adalah hasrat alami manusia sebagai makhluk sosial. Rasa
empati ini acapkali melimpah-ruah pada suatu waktu. Hanya saja ketika berhadapan
dengan dinamika di lapangan, dimana pengorbanan tidak berbanding lurus dengan
materi yang didapat, hasrat berbagi akan mudah terkikis.
Langkah logis untuk tetap menjaga semangat untuk berbagi selalu hadir adalah :
Menentukan tujuan menjadi pendamping. Apapun itu. Baik dari segi agama,
moral, ataupun kemanusiaan. Tujuan ini yang seringkali akan direview oleh
diri sendiri ketika semangat berbagi sedang surut.
Sesuaikan ekspetasi dengan kondisi dan kemampuan desa yang tidak bisa
begitu saja langsung mendapatkan hasil ideal. Keinginan dan harapan
berlebihan bisa menyebabkan frustasi yang justru akan mematahkan
semangat berbagi.
Lakukan apa yang bisa dikerjakan. Saat semangat melimpah tetap tidak
dianjurkan untuk memforsirnya dan mengerjakan semuanya sendiri.
Membagi beban dan peran tidak akan mengurangi kehebatan seseorang.
Jika hasil kerja yang mendapat kepercayaan tidak sesuai harapan, tidak
perlu bersusah hati. Ini bukan kerja profesional. Mungkin juga ada
keterbatasan di tiap pelaksana.
Tidak perlu membebani diri dengan target-target yang justru mematahkan
semangat jika tidak tercapai. Akan lebih baik jika terus bergerak,
memanfaatkan setiap kesempatan dan melakukan apa yang bisa dilakukan.
Karena bukan merupakan gerakan yang diwajibkan, berapapun desa yang
tetap konsisten bersuara (sebagai bagian wajar seleksi alam gerakan
sosial), tidaklah menjadikan alasan untuk patah arang.
Kata kunci : memiliki tujuan, melihat kenyataan, tidak memaksakan kehendak
5. 2. KOMUNIKASI
Diantara banyak pihak yang terlibat, diperlukan komunikasi yang baik. Tidak ada
larangan untuk menyampaikan pendapat, diskusi hingga berbeda pendapat. Hanya
saja, ketika Pendamping bersikap terlalu keras, justru akan memunculkan resistensi
dari pihak-pihak yang seharusnya melangkah bersama untuk desa bersuara. Bahkan
apa yang sangat tidak diharapkan dengan sikap keras ini adalah surutnya semangat
belajar desa karena merasa terintimidasi dan tidak dihargai.
Maka, tidak salahnya demi kepentingan yang lebih besar, tensi tutur bahasa lebih
diredam ketika berhadapan dengan kondisi yang tidak sesuai dengan harapan. Sikap
kritis bukan berarti bebas menyakiti. Adab santun dalam berkomunikasi banyak terbukti
membawa keberhasilan dalam berdiplomasi.
Demikian sebaliknya, ketika menghadapi kendala atau membutuhkan bantuan, tidak
perlu
sungkan
untuk
mengutarakannya.
Pendampingan
desa
adalah
kerja
gotong-royong. Selain itu, sifat desa adalah egaliter dan terbuka. Ini terbukti desa dapat
dengan cepat menyerap dan memanfaatkan teknologi komunikasi untuk bersuara,
walau sebelumnya sama sekali belum pernah menyentuhnya.
Kata kunci : santun, terbuka, santai, egaliter
3. BERJEJARING
Pendampingan pengarusutamaan berita desa dapat bertahan dan terus berkembang
karena kerja bersama dari berbagai elemen sesuai dengan kemampuan dan keahlian
masing-masing. Berbagi peran dan beban ini tidak bisa terlaksana jika tidak ada
komunikasi membangun jaringan.
Tidak dapat dipungkiri, bagi beberapa kalangan, keikutsertaan mendampingi desa telah
melalui proses hitungan untung-rugi bagi kepentingan perusahaan, pribadi, kelompok,
partai ataupun institusi. Di tengah dinamika kehidupan, sebetulnya itu adalah
kenyataan yang mesti diterima. Namun, berpegang pada prinsip : “selama bisa
dimanfaatkan desa dan tidak meminta imbal balik yang merugikan, bantuan dari
siapapun bisa diterima.”
6. Jadi, tidak perlu bersusah hati dengan pemikiran “bantuan ini dimanfaatkan untuk
kepentingan itu”.
Desa terbukti sudah cukup cerdas untuk tidak mengorbankan
kepentingan desanya dan menggantinya dengan keinginan yang merugikan. Inilah
salah satu tanda desa yang berdaya dan bermartabat karena desa telah mampu
bersuara.
Berdasar pertimbangan tersebut, bangun jejaring seluas mungkin. Baik dengan
pihak-pihak yang dipandang netral, atau dengan elemen yang membawa kepentingan.
Bahkan lebih jauh, bangun jejaring dengan mengabaikan karakter seseorang yang
mungkin membuat tidak nyaman. Demi kepentingan desa.
Kata kunci : berjejaring seluas-luasnya untuk kepentingan desa
4. PENGARUSUTAMAAN DESA
Tidak dapat dihindari, Pendamping desa bersuara diharapkan telah terbiasa dengan
teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini bertujuan untuk transfer ilmu ke desa
sekaligus untuk membantu menggaungkan suara desa.
Poin yang ditekankan adalah pemanfaatan teknologi informasi untuk berkomunikasi.
Maka, kekhawatiran karena tidak menguasai TIK tidak menjadi alasan. Karena
Pendamping diminta untuk memanfaatkan dan tidak harus menguasai lebih mendalam,
layaknya Sarjana Komputer.
Selain itu, teknologi hanyalah alat dan bukan menjadi beban. Apapun bentuknya,
selama bisa digunakan untuk mensuarakan desa, dapat digunakan. Pendamping juga
diharapkan untuk dapat jeli mencari celah infrastuktur dan layanan komunikasi
termurah bagi desa agar bisa bersuara.
Berikut poin-poin pejelasannya :
4.1. WEBSITE
Website adalah langkah awal bagi desa untuk bersuara. Peran penting website ini
membuat desa-desa berhasil mengusulkan domain khusus desa, yaitu “desa.id”.
Maka, diharapkan pembuatan website tiap desa menggunakan nama domain
“desa.id” ini. Sebagai indentitas desa Indonesia di ranah maya.
7. Pembuatan website desa bisa ikut dikoordinir melalui GDM (Gerakan Desa
Membangun) atau swadaya. Jika berkeinginan untuk pembuatan secara mandiri,
domain “desa.id” bisa dibeli seharga Rp. 55.000 (sudah termasuk pajak) di
registrar yang ditunjuk di situs Pandi (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia).
Sedangkan untuk hosting dan format (CMS) website, bebas menggunakan apa
yang mudah dan terbiasa digunakan.
Sebagai alternatif pembuatan website mandiri, GDM mengkoordinir pembelian
domain untuk desa tersebut dan memfasilitasi hosting dan pembuatan website
desa secara gratis. Syarat yang diminta adalah konsistensi penulisan web dari
desa. Sehingga jika dalam waktu tiga bulan web desa tidak aktif, akan dibekukan
(suspend).
Setelah web desa jadi, tugas berikutnya adalah mendampingi desa mengisi konten
diwebnya. Untuk itu, setidaknya Pendamping telah mengusai bagaimana
mengunggah tulisan, halaman dan gambar di web desa.
4.1.1. Penulisan Cepat Berita di Website Desa
Untuk memudahkan desa dalam menulis berita, rumus 5W + 1 H bisa
diajarkan. Dengan menjawab 5W + 1H sudah bisa tersaji tulisan dengan
cepat. Selain itu, penulisan yang sesuai dengan kaidah penulisan jurnalistik
seperti ini, pewarta bisa mendapat payung hukum UU no 40 tahun 1999
tentang Pers.
4.1.2. Strategi Promosi Website Desa
Beberapa strategi untuk membantu web desa lebih cepat dikenal bisa dilakukan
dengan cara :
Pendamping diharapkan juga memiliki web atau blog sendiri dan aktif
menulisnya. Selain memberikan link ke web desa, sesekali (atau seringkali)
menulis tentang kegiatan pendampingan desa.
Bersama-sama desa menggiatkan mengunjungi tulisan di web lain dan
meninggalkan
(blogwalking).
komentar
disertai
alamat
web
desa
atau
sendiri
8.
Bagi Pendamping yang aktif di forum online, tambahkan alamat website
sendiri di bagian signature profil.
Beri contoh dan dorong desa untuk menuliskan alamat web masing-masing
di setiap profil sosial media yang digunakan.
Terus mempromosikan web secara offline di setiap ada kesempatan.
Kata kunci : satu desa satu website dengan domain desa.id, platform web desa
bebas atau dikoordinir GDM, menulis cepat dengan 5W + 1 H, desa dan
pendamping aktif menulis di web, blogwalking, signature web di forum dan sosial
media, promo web offline.
4.2. SOSIAL MEDIA
Website adalah ibarat toko potensi desa. Setelah memiliki toko yang terus
diperbarui isinya, strategi yang harus dilakukan adalah mempromosikannya
secara kontinyu. Promosi secara murah dan efesien bisa memanfaatkan sosial
media.
Sesuai arti nama, sosial media adalah media (di internet) untuk tempat
bersosialisasi. Sehingga ciri utama sosial media adalah terjadinya interaksi antar
sesama pengguna di situ. Maka tidak mengherankan jika kemudian banyak yang
memanfaatkan sebagai media promosi berbagai produk.
Hanya saja, hal yang perlu digarisbawahi bahwa pengguna sosial media adalah
manusia. Biasanya merasa terganggu jika linimassa (timeline) sosial medianya
selalu dipenuhi dengan promosi produk. Maka, selalu berpromosi dengan wajar di
sosial media.
Berikut beberapa sosial media yang dapat dimanfaatkan untuk suara desa:
4.2.1. Facebook
Sosial media terpopuler di masyarakat yang telah digunakan untuk berbagai
keperluan sesuai dengan ragam fitur yang disediakan oleh Facebook. Selain
kepemilikan akun pribadi, desa sebaiknya memiliki akun Facebook resmi.
Sehingga update berita, foto dan kegiatan desa bisa disampaikan secara
resmi.
9. Promosi website desa bisa dilakukan dengan mensalin-tempel (copy-paste /
kopas) alamat (URL) tulisan dari web ke kolom status Facebook. Sebarkan
alamat tulisan desa baik di akun resmi desa atau akun pribadi. Dorong desa
untuk melakukan ini setiap ada tulisan baru di web desa. Juga minta kepada
desa untuk mengajak warga melakukan hal yang sama di akun-akun
pribadinya.
Beberapa fitur Facebook yang bisa dimanfaatkan desa :
Facebook Chat
Fasilitas ruang obrol bisa digunakan untuk saling bersilaturahmi, diskusi
dan tempat bertanya bagi desa jika ada kesulitan. Facebook chat juga
mendukung obrolan grup yang bisa dimanfaatkan untuk diskusi kelompok
tanpa harus hadir di satu tempat.
Facebook Group
Desa bisa membuat grup khusus untuk warganya. Grup ini bisa dijadikan
untuk media diskusi, penyebaran informasi dan edukasi satu desa.
Facebook Page
Guna memperluas penyebaran informasi, desa bisa membuat Halaman
Facebook (Facebook Page). Karakteristik Halaman ini adalah tidak
terikat oleh “pertemanan”. Sehingga meski tidak berteman dengan Desa
yang bersangkutan, orang lain masih bisa mengikuti Halaman desa
hanya dengan mengklik “Like”. Selebihnya, desa bisa meng-copy-paste
setiap informasi yang disampaikan di akun resminya ke Halaman-nya.
4.2.2. Twitter
Sama seperti Facebook, cara promosi tulisan web di Twitter adalah dengan
kopas URL tulisan desa di status twitter (twit). Selain itu twitter juga
mendukung sisipan gambar. Ini bisa digunakan untuk promosi potensi desa
atau pelaporan cepat kondisi lapangan jika ada kegiatan ataupun musibah
di desa.
10. Twitter memiliki kekurangan hanya 140 karakter per twit. Kelebihannya,
twitter memungkinkan berinteraksi dengan pengguna yang tidak menjadi
teman (follower). Sehingga seringkali sebuah isu bisa tergaungkan dengan
cepat dengan Twitter (contoh : kasus Prita). Maka jika semakin banyak desa
“berkicau” di ranah twitter, suara desa akan semakin didengar.
Semakin banyak pengikut (follower) sebuah akun, tentunya semakin besar
prosentase twitnya dibaca oleh orang lain. Beragam cara bisa dilakukan
untuk menambah follower. Hanya saja, karena ini bukan akun bisnis yang
harus segera mendapat banyak pengikut. Sebaiknya santai saja, lakukan
optimasi secara alami dan wajar. Justru nanti akan menghasilkan follower
asli manusia yang memang berniat untuk mengikuti twit desa.
Beberapa strategi alami untuk menambah follower organik :
Ikuti
terlebih
menginginkan
dahulu
follow
akun
lain.
Jika
memang
back,
bisa
dengan
benar-benar
memulai
mengikuti
akun-akun twitter dengan follower yang masih sedikit (di bawah 300).
Kecenderungan pemilik akun dengan sedikit follower akan mengikuti
balik demi membangun jejaring pertemanan yang baru.
Berinteraksilah dan tidak perlu mempermalukan diri untuk sekedar
minta follow back (folback). Jika kerapkali mentwit berita yang
bermanfaat dan berinteraksi wajar dengan akun twitter lain, secara
otomatis akan mendapatkan folback .
Retweet dari akun dengan follower banyak akan berpengaruh besar.
Lakukan dengan wajar dan tidak usah sungkan untuk mention tulisan
web desa ke tokoh-tokoh dengan pengikut besar yang dianggap
peduli desa.
Konsisten “berkicau” setiap ada kesempatan.
11. 4.2.3. Foursquare
Sosial media berbasis geotagging cocok untuk mengenalkan lokasi desa di
internet. Pendamping bisa membuatkan lokasi check in desa jika belum
ada.
Kemudian dorong desa yang telah terbiasa menggunakan sosial
media untuk check in di lokasi desa yang sudah dibuatkan tadi. Ini akan
membuat lokasi desa juga akan dikenal keberadaaannya. Foursquare
dapat terhubung dengan Facebook dan Twitter. Sehingga lokasi dan foto
lokasi saat check in di desa juga dapat dilihat teman di kedua akun sosial
tersebut.
PENUTUP
KERJA KOLABORASI
Mendampingi desa agar mampu bersuara bukanlah seperti kerja orang punya hajat.
Selesai pelatihan kemudian ditinggal pergi. Melainkan kerja berkesinambungan hingga
desa mampu bersuara secara mandiri dan dapat menularkannya kepada desa yang lain.
Untuk itu, dengan segala keterbatasan sumber daya,
Pendamping diharapkan bisa
mengatur ritme kerja cerdasnya supaya bisa tetap bertahan dalam waktu yang tidak
terbatas.
Untuk kegiatan kelas atau bengkel kerja desa, tidak ada keharusan bagi Pendamping
untuk selalu menyelenggarakan acara sendiri. Membuka jejaring seluas-luasnya, kegiatan
tersebut dapat diadakan dengan mengkolaborasikan dalam acara pihak lain. Baik acara
yang diadakan oleh desa, PNPM, Pemerintah daerah maupun pusat, ataupun swasta. Hal
ini justru akan menumbuhkan ketertarikan elemen di luar desa untuk turut serta membantu
desa. Selain itu, ajak juga sebanyak-banyaknya komunitas yang ada dan akan lebih
bagus jika ada Perguruan Tinggi.