SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 2
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Pemismikinan
Koruptor

DIGITAL NEWSPAPER

hal

Spirit Baru Jawa Timur
surabaya.tribunnews.com

surya.co.id

2
| KAMIS, 21 NOVEMBER 2013 | Terbit 2 halaman

edisi pagi

Penyadapan Komunikasi Presiden RI

SAATNYA MARTY BICARA
SURYA Online - Penyadapan terhadap
komunikasi Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) dan pejabat-pejabat
tinggi Negara Indonesia oleh Amerika
Serikat melalui Kantor Kedubes
Australia, sungguh sangat mencoreng
martabat dan kedaulatan bangsa.
Meskipun dalam ranah kemajuan
teknologi dan telekomunikasi, hal itu
tidaklah sulti dilakukan. Namun karena
yang disadap adalah simbol sebuah
Negara, yakni Presiden, ini berarti
sudah merendahkan karena mereka
sudah tidak menghormati privasi
sebuah negara. Oleh sebab itu Amerika
Serikat dan Australia, yang melakukan
kerja sama untuk melakukan perbuatan
kriminalisasi telekomunikasi tersebut,
patut kita kecam dan kalau dalam
bahasa pergaulan kita, tampar saja.
Beruntung kita punya Menteri Luar
Negeri Marty Natalegawa yang meski
penampilannya kalem dan dandy itu
ternyata bisa juga mengeluarkan
pernyataan yang keras dan tegas soal
penyadapan pembicaraan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono oleh dinas
intelijen Australia itu.
Sebab biasanya diplomat senior ini
selalu mengeluarkan pernyataan yang
sifatnya penuh dengan basa-basi atau
ucapan yang diplomatis sekali. Dan
momentum ini memang sangat tepat
bagi Marty Natalegawa untuk bicara
sebagai rakyat Indonesia yang punya
harga diri dan martabat.
“Australia telah mencederai sendiri
satu per satu prinsip yang konon mereka junjung tinggi seperti demokrasi,

join facebook.com/suryaonline

privasi dan hubungan persahabatan
dua negara. Satu per satu, dicederai,
dilabrak dan dilanggar Australia,”
kata Menlu Marty kepada pers dalam
jumpa pers khusus di Jakarta, Senin
(18/11/2013).
Ucapan Menlu itu muncul menanggapi
penyadapan pembicaraan Presiden
Yudhoyono, istrinya Ani Yudhoyono serta
mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan
beberapa pejabat tinggi negara lainnya
pada kisaran bulan Agustus Tahun 2009.

Penyadapan pembicaraan telepon
itu diduga dilakukan oleh Defence
Signal Directorate atau Dinas Intelijen
Elektronik Australia. Untuk menunjukkan ketidakpuasan atau
kekecewaan terhadap ulah
Canberra tersebut, Marty
juga melakukan tindakan
tegas lagi, memanggil pulang
Duta Besar Luar Biasa dan
Berkuasa Penuh Indonesia
untuk Australia Nadjib Riphat
Kesoema.
Kontan saja sikat Marty
yang sangat langka dilakukan
pejabat Republik Indonesia
saat ini, mendapat sanjungan
dan dukungan dari berbagai kalangan,
termasuk Anggota Komisi I DPR dari
Fraksi PDI Perjuangan Tjahyo Kumolo
yang mengatakan, Pemerintah Indonesia harus berani memperlihatkan sikap
kepada negara-negara mitranya tentang
mana negara yang merupakan kawan
dan juga sebaliknya sebagai lawan.
“Penyadapan itu dilakukan terhadap
lambang-lambang negara,” kata politisi
Tjahyo Kumolo.
Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq
menyatakan, ulah Canberra membuktikan Australia bukan tetangga yang
baik. “Indonesia keliru memposisikan
Australia sebagai mitra yang strategis
karena ternyata Australia memperlaku-

kan pejabat Indonesia sebagai ancaman
atau musuh,” kata Mahfudz Siddiq.
Mantan Wapres Jusuf Kalla yang
juga menjadi salah satu korban tindak

penyadapan itu mempertanyakan ulah
yang melanggar aturan internasional
tersebut. “Soal politik atau keamanan?,” kata JK ketika mengomentari
tindakan penyadapan itu.
Menitik dari peristiwa penyadapan
ini, Pemerintah, khususnya Badan
Intelijen Negara atau BIN serta Badan
Intelijen dan Strategis TNI (Bais) Mabes
TNI harus lebih waspada dan terus
melakukan perubahan dan pembaharuan teknologi informasi. Tak hanya itu,
sistem intelejen manual pun Indonesia
harus waspada, seperti ketika era LB
Moerdani dan pendahulu lainnya dalam
memimpin TNI sehingga tidak sampai
kecolongan. (antara/joe)
follow @portalsurya
2

KAMIS, 21 NOVEMBER 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com

PEMISKINAN KORUPTOR

SURYA Online - Sekali lagi
Indonesia harus berani meniru
ketegasan Presiden China Xi
Jinping dalam menghadapi
tindakan korupsi yang dilakukan
di negaranya, hukuman berat
hingga hukuman mati dan pemiskinan seluruh keluarganya.
Hal itu memang patut didukung
mengingat korupsi yang disengsarakan adalah rakyat seluruh
bangsa, sedangkan korupsi yang
dibahagiakan adalah pelaku dan
keluarganya serta kelompoknya
saja.
Babak lanjutan dari penyidikan kasus dugaan suap terhadap
mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK)
dengan melakukan penyitaan
sejumlah aset, seperti rumah
dan mobil, baik yang di Jakarta
maupun Pontianak, Kalimantan
Barat adalah langkah maju yang
dilakukan KPK untuk perbaikan
moral anak bangsa.
Apapun dalil yang digunakan
untuk melakukan penyitaan
tersebut, harus mendapat
dukungan, kecuali orang-orang
yang merasa terancam karena
juga melakukan korupsi, sedang melakukan dan akan melakukan korupsi.
Bahkan kalau perlu aturan tersebut
dibakukan melalui Undang Undang agar
mendapat kekuatan hukum yang tetap.
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, beranikan para pemimpin bangsa
ini untuk melakukan itu? melakukan
seperti apa yang dilakukan Presiden
China Xi Jinping ? Semua rakyat
Indonesia sudah pasti hanya bisa berdoa
agar hal itu terjadi, mengingat sejarah
panjang bangsa ini, merebut kekuasaan
adalah hanya untuk memperkaya diri
sendiri dan kelompoknya. Bukan untuk
menyejahterakan rakyat seperti yang
diamanahkan sebuah jabatan dan Allah
SWT.

join facebook.com/suryaonline

Pemiskinan koruptor

Bukti masih banyak pemimpin yang
tidak menghendaki ketegasan terhadap koruptor dan masih banyaknya
pejabat yang ingin korupsi itu adalah
masih banyaknya perlawanan yang
berdalih menyalahi Undang-Undang
atau hukum yang berlaku di Republik
tercinta ini. Padahal di China, tak
seorangpun berani membela, apalagi
berkomentar ketika seorang koruptor
divonis.
Sementara bukti harapan besar
rakyat Indonesia agar hukum menghabisi koruptor di negeri ini disampaikan
Indonesia Corruption Watch (ICW),
yang menganggap hal itu adalah
sanksi yang efektif.
“Para koruptor itu kan lebih takut

miskin dari pada takut dipenjara. Jadi
satu-satunya cara
yang ampuh untuk
membuat orang
jera melakukan
korupsi adalah
dengan memiskinkan koruptor,” kata
Wakil Koordinator
ICW Ade Irawan.
Menurut Irawan,
beberapa peraturan
yang dapat digunakan untuk mengatur
upaya pemiskinan
koruptor adalah
melalui Undang-Undang Tindak Pidana
Korupsi (Tipikor)
dan Undang-Undang
Tindak Pidana
Pencucian Uang.
“Dan sekarang ini
sedang dikembangkan RUU tentang
perampasan harta

hasil korupsi
dari koruptor
dan keluarganya,”
katanya.
Pengambilan aset
atau harta
kekayaan
koruptor
sebetulnya
dapat dilakukan dengan
mudah bila
aparat sudah
membuktikan aset itu
merupakan
hasil tindak pidana korupsi. “Jadi bila
aparat penegak hukum sudah bisa
membuktikan dan menunjukkan bahwa
harta yang diperoleh merupakan hasil
korupsi maka aset si koruptor itu sudah
pasti bisa disita oleh negara,” katanya.
yang perlu disiapkan dan ditekankan
sekarang adalah hasil-hasil penyitaan
tersebut harus diumumkan kepada
publik secara terbuka dan dimasukkan
keman hasil rampasan tersebut. Karena
selama ini, rakyat tidak mengetahui
kemana barang-barang sitaan tersebut
berada, sementara Pemerintah hanya
menyebutkan disita Negara. Apakah
masuk dalam pembukuan pemasukan
Negara atau masuk dalam aset Negara
atau apa, selama ini rakyat dibuat
bodoh dalam hal ini. Contoh kecil saja,
ketika barang bukti disita, kemana
dan diapakan barang-barang tersebut?
Maka diperlukan sebuah keterbukaan
agar rakyat bisa melihat dan merasakan
keberadaan aparat hukum benar-benar
untuk keadilan dan kemakmuran rakyat.
(wahjoe harjanto)
follow @portalsurya

Weitere ähnliche Inhalte

Andere mochten auch

Evaluation 4
Evaluation 4Evaluation 4
Evaluation 4Lukas_969
 
12_DE LA I+D+i AL MERCADO_AITEX_DYES4EVER
12_DE LA I+D+i AL MERCADO_AITEX_DYES4EVER12_DE LA I+D+i AL MERCADO_AITEX_DYES4EVER
12_DE LA I+D+i AL MERCADO_AITEX_DYES4EVERRedit
 
Correnti: il design contemporaneo in Italia
Correnti: il design contemporaneo in ItaliaCorrenti: il design contemporaneo in Italia
Correnti: il design contemporaneo in Italiatommasobovo
 
Certificado estagio_MM
Certificado estagio_MMCertificado estagio_MM
Certificado estagio_MMMarco Mendes
 
CISCO SECURITY INTELLIGENCE OPERATIONS SIO
CISCO SECURITY INTELLIGENCE OPERATIONS SIOCISCO SECURITY INTELLIGENCE OPERATIONS SIO
CISCO SECURITY INTELLIGENCE OPERATIONS SIOHappy Sad
 
5 kroków skutecznej kampanii w Internecie - MIXX Conference 2013
5 kroków skutecznej kampanii w Internecie - MIXX Conference 20135 kroków skutecznej kampanii w Internecie - MIXX Conference 2013
5 kroków skutecznej kampanii w Internecie - MIXX Conference 2013Lukasz Szymula
 
SÓCRATES Y LOS SOFISTAS: Reacción hacia el Huanismo
SÓCRATES Y LOS SOFISTAS: Reacción hacia el HuanismoSÓCRATES Y LOS SOFISTAS: Reacción hacia el Huanismo
SÓCRATES Y LOS SOFISTAS: Reacción hacia el HuanismoSaul Calderon Huaman
 
Internet of Things - Joris Castermans
Internet of Things - Joris CastermansInternet of Things - Joris Castermans
Internet of Things - Joris CastermansMedia Perspectives
 
Internet of Things - Martin van Rijn
Internet of Things - Martin van RijnInternet of Things - Martin van Rijn
Internet of Things - Martin van RijnMedia Perspectives
 

Andere mochten auch (15)

Wed 5.1 symposium introduction
Wed 5.1 symposium introductionWed 5.1 symposium introduction
Wed 5.1 symposium introduction
 
Lengua
LenguaLengua
Lengua
 
Evaluation 4
Evaluation 4Evaluation 4
Evaluation 4
 
12_DE LA I+D+i AL MERCADO_AITEX_DYES4EVER
12_DE LA I+D+i AL MERCADO_AITEX_DYES4EVER12_DE LA I+D+i AL MERCADO_AITEX_DYES4EVER
12_DE LA I+D+i AL MERCADO_AITEX_DYES4EVER
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaranRencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran
 
Aplikasi imun
Aplikasi imunAplikasi imun
Aplikasi imun
 
Correnti: il design contemporaneo in Italia
Correnti: il design contemporaneo in ItaliaCorrenti: il design contemporaneo in Italia
Correnti: il design contemporaneo in Italia
 
Certificado estagio_MM
Certificado estagio_MMCertificado estagio_MM
Certificado estagio_MM
 
Aplikasi imunologi
Aplikasi imunologiAplikasi imunologi
Aplikasi imunologi
 
CISCO SECURITY INTELLIGENCE OPERATIONS SIO
CISCO SECURITY INTELLIGENCE OPERATIONS SIOCISCO SECURITY INTELLIGENCE OPERATIONS SIO
CISCO SECURITY INTELLIGENCE OPERATIONS SIO
 
Feedback
FeedbackFeedback
Feedback
 
5 kroków skutecznej kampanii w Internecie - MIXX Conference 2013
5 kroków skutecznej kampanii w Internecie - MIXX Conference 20135 kroków skutecznej kampanii w Internecie - MIXX Conference 2013
5 kroków skutecznej kampanii w Internecie - MIXX Conference 2013
 
SÓCRATES Y LOS SOFISTAS: Reacción hacia el Huanismo
SÓCRATES Y LOS SOFISTAS: Reacción hacia el HuanismoSÓCRATES Y LOS SOFISTAS: Reacción hacia el Huanismo
SÓCRATES Y LOS SOFISTAS: Reacción hacia el Huanismo
 
Internet of Things - Joris Castermans
Internet of Things - Joris CastermansInternet of Things - Joris Castermans
Internet of Things - Joris Castermans
 
Internet of Things - Martin van Rijn
Internet of Things - Martin van RijnInternet of Things - Martin van Rijn
Internet of Things - Martin van Rijn
 

Mehr von Portal Surya

Epaper Surya 31 Januari 2014
Epaper Surya 31 Januari 2014Epaper Surya 31 Januari 2014
Epaper Surya 31 Januari 2014Portal Surya
 
Epaper Surya 30 januari 2014
Epaper Surya 30 januari 2014Epaper Surya 30 januari 2014
Epaper Surya 30 januari 2014Portal Surya
 
Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014Portal Surya
 
Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Portal Surya
 
Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Portal Surya
 

Mehr von Portal Surya (20)

Epaper Surya 31 Januari 2014
Epaper Surya 31 Januari 2014Epaper Surya 31 Januari 2014
Epaper Surya 31 Januari 2014
 
Epaper Surya 30 januari 2014
Epaper Surya 30 januari 2014Epaper Surya 30 januari 2014
Epaper Surya 30 januari 2014
 
Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014
 
Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013
 
Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013
 
Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013
 
Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013
 
Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013
 
Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013
 
Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013
 
Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013
 
Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013
 
Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013
 
Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013
 
Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013
 
Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013
 
Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013
 
Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013
 
Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013
 
Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013
 

Digital surya 21 november 2013

  • 1. Pemismikinan Koruptor DIGITAL NEWSPAPER hal Spirit Baru Jawa Timur surabaya.tribunnews.com surya.co.id 2 | KAMIS, 21 NOVEMBER 2013 | Terbit 2 halaman edisi pagi Penyadapan Komunikasi Presiden RI SAATNYA MARTY BICARA SURYA Online - Penyadapan terhadap komunikasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan pejabat-pejabat tinggi Negara Indonesia oleh Amerika Serikat melalui Kantor Kedubes Australia, sungguh sangat mencoreng martabat dan kedaulatan bangsa. Meskipun dalam ranah kemajuan teknologi dan telekomunikasi, hal itu tidaklah sulti dilakukan. Namun karena yang disadap adalah simbol sebuah Negara, yakni Presiden, ini berarti sudah merendahkan karena mereka sudah tidak menghormati privasi sebuah negara. Oleh sebab itu Amerika Serikat dan Australia, yang melakukan kerja sama untuk melakukan perbuatan kriminalisasi telekomunikasi tersebut, patut kita kecam dan kalau dalam bahasa pergaulan kita, tampar saja. Beruntung kita punya Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa yang meski penampilannya kalem dan dandy itu ternyata bisa juga mengeluarkan pernyataan yang keras dan tegas soal penyadapan pembicaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono oleh dinas intelijen Australia itu. Sebab biasanya diplomat senior ini selalu mengeluarkan pernyataan yang sifatnya penuh dengan basa-basi atau ucapan yang diplomatis sekali. Dan momentum ini memang sangat tepat bagi Marty Natalegawa untuk bicara sebagai rakyat Indonesia yang punya harga diri dan martabat. “Australia telah mencederai sendiri satu per satu prinsip yang konon mereka junjung tinggi seperti demokrasi, join facebook.com/suryaonline privasi dan hubungan persahabatan dua negara. Satu per satu, dicederai, dilabrak dan dilanggar Australia,” kata Menlu Marty kepada pers dalam jumpa pers khusus di Jakarta, Senin (18/11/2013). Ucapan Menlu itu muncul menanggapi penyadapan pembicaraan Presiden Yudhoyono, istrinya Ani Yudhoyono serta mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan beberapa pejabat tinggi negara lainnya pada kisaran bulan Agustus Tahun 2009. Penyadapan pembicaraan telepon itu diduga dilakukan oleh Defence Signal Directorate atau Dinas Intelijen Elektronik Australia. Untuk menunjukkan ketidakpuasan atau kekecewaan terhadap ulah Canberra tersebut, Marty juga melakukan tindakan tegas lagi, memanggil pulang Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema. Kontan saja sikat Marty yang sangat langka dilakukan pejabat Republik Indonesia saat ini, mendapat sanjungan dan dukungan dari berbagai kalangan, termasuk Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Tjahyo Kumolo yang mengatakan, Pemerintah Indonesia harus berani memperlihatkan sikap kepada negara-negara mitranya tentang mana negara yang merupakan kawan dan juga sebaliknya sebagai lawan. “Penyadapan itu dilakukan terhadap lambang-lambang negara,” kata politisi Tjahyo Kumolo. Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq menyatakan, ulah Canberra membuktikan Australia bukan tetangga yang baik. “Indonesia keliru memposisikan Australia sebagai mitra yang strategis karena ternyata Australia memperlaku- kan pejabat Indonesia sebagai ancaman atau musuh,” kata Mahfudz Siddiq. Mantan Wapres Jusuf Kalla yang juga menjadi salah satu korban tindak penyadapan itu mempertanyakan ulah yang melanggar aturan internasional tersebut. “Soal politik atau keamanan?,” kata JK ketika mengomentari tindakan penyadapan itu. Menitik dari peristiwa penyadapan ini, Pemerintah, khususnya Badan Intelijen Negara atau BIN serta Badan Intelijen dan Strategis TNI (Bais) Mabes TNI harus lebih waspada dan terus melakukan perubahan dan pembaharuan teknologi informasi. Tak hanya itu, sistem intelejen manual pun Indonesia harus waspada, seperti ketika era LB Moerdani dan pendahulu lainnya dalam memimpin TNI sehingga tidak sampai kecolongan. (antara/joe) follow @portalsurya
  • 2. 2 KAMIS, 21 NOVEMBER 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com PEMISKINAN KORUPTOR SURYA Online - Sekali lagi Indonesia harus berani meniru ketegasan Presiden China Xi Jinping dalam menghadapi tindakan korupsi yang dilakukan di negaranya, hukuman berat hingga hukuman mati dan pemiskinan seluruh keluarganya. Hal itu memang patut didukung mengingat korupsi yang disengsarakan adalah rakyat seluruh bangsa, sedangkan korupsi yang dibahagiakan adalah pelaku dan keluarganya serta kelompoknya saja. Babak lanjutan dari penyidikan kasus dugaan suap terhadap mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan melakukan penyitaan sejumlah aset, seperti rumah dan mobil, baik yang di Jakarta maupun Pontianak, Kalimantan Barat adalah langkah maju yang dilakukan KPK untuk perbaikan moral anak bangsa. Apapun dalil yang digunakan untuk melakukan penyitaan tersebut, harus mendapat dukungan, kecuali orang-orang yang merasa terancam karena juga melakukan korupsi, sedang melakukan dan akan melakukan korupsi. Bahkan kalau perlu aturan tersebut dibakukan melalui Undang Undang agar mendapat kekuatan hukum yang tetap. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, beranikan para pemimpin bangsa ini untuk melakukan itu? melakukan seperti apa yang dilakukan Presiden China Xi Jinping ? Semua rakyat Indonesia sudah pasti hanya bisa berdoa agar hal itu terjadi, mengingat sejarah panjang bangsa ini, merebut kekuasaan adalah hanya untuk memperkaya diri sendiri dan kelompoknya. Bukan untuk menyejahterakan rakyat seperti yang diamanahkan sebuah jabatan dan Allah SWT. join facebook.com/suryaonline Pemiskinan koruptor Bukti masih banyak pemimpin yang tidak menghendaki ketegasan terhadap koruptor dan masih banyaknya pejabat yang ingin korupsi itu adalah masih banyaknya perlawanan yang berdalih menyalahi Undang-Undang atau hukum yang berlaku di Republik tercinta ini. Padahal di China, tak seorangpun berani membela, apalagi berkomentar ketika seorang koruptor divonis. Sementara bukti harapan besar rakyat Indonesia agar hukum menghabisi koruptor di negeri ini disampaikan Indonesia Corruption Watch (ICW), yang menganggap hal itu adalah sanksi yang efektif. “Para koruptor itu kan lebih takut miskin dari pada takut dipenjara. Jadi satu-satunya cara yang ampuh untuk membuat orang jera melakukan korupsi adalah dengan memiskinkan koruptor,” kata Wakil Koordinator ICW Ade Irawan. Menurut Irawan, beberapa peraturan yang dapat digunakan untuk mengatur upaya pemiskinan koruptor adalah melalui Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) dan Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang. “Dan sekarang ini sedang dikembangkan RUU tentang perampasan harta hasil korupsi dari koruptor dan keluarganya,” katanya. Pengambilan aset atau harta kekayaan koruptor sebetulnya dapat dilakukan dengan mudah bila aparat sudah membuktikan aset itu merupakan hasil tindak pidana korupsi. “Jadi bila aparat penegak hukum sudah bisa membuktikan dan menunjukkan bahwa harta yang diperoleh merupakan hasil korupsi maka aset si koruptor itu sudah pasti bisa disita oleh negara,” katanya. yang perlu disiapkan dan ditekankan sekarang adalah hasil-hasil penyitaan tersebut harus diumumkan kepada publik secara terbuka dan dimasukkan keman hasil rampasan tersebut. Karena selama ini, rakyat tidak mengetahui kemana barang-barang sitaan tersebut berada, sementara Pemerintah hanya menyebutkan disita Negara. Apakah masuk dalam pembukuan pemasukan Negara atau masuk dalam aset Negara atau apa, selama ini rakyat dibuat bodoh dalam hal ini. Contoh kecil saja, ketika barang bukti disita, kemana dan diapakan barang-barang tersebut? Maka diperlukan sebuah keterbukaan agar rakyat bisa melihat dan merasakan keberadaan aparat hukum benar-benar untuk keadilan dan kemakmuran rakyat. (wahjoe harjanto) follow @portalsurya