SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 2
Downloaden Sie, um offline zu lesen
DIGITAL NE WS PA PER

REVALINA

JADI INDIGO
hal

Spirit Baru Jawa Timur
surabaya.tribunnews.com

surya.co.id

2

| JUMAT, 13 DESEMBER 2013 | Terbit 2 halaman

edisi pagi

Vettel Tolak

Regulasi Baru FIA

Hujan kritik terhadap lusinan aturan baru yang
disiapkan FIA untuk musim depan belum berhenti. Terakhir, Sebastian Vettel menolak gagasan
poin ganda di balapan terakhir dan menyebutnya
“absurd.”
Juara dunia empat kali,
Sebastian Vettel menolak
gagasan FIA untuk memberikan
poin ganda pada balapan
terakhir pada musim F1 tahun
depan. Pembalap Jerman
itu menilainya “absurd” dan
“pengkhianatan terhadap
tradisi Formula 1”.
Menurut jagoan Red Bull
itu, niat FIA menggandakan
perolehan angka di Grand Prix
terakhir ibarat “menghukum
tim-tim yang sudah bekerja
keras sepanjang musim.”
Vettel bukan satu-satunya
yang memberikan komentar
negatif terhadap usulan
otoritas otomotif dunia itu.
Martin Brundle, analis senior F1

menyebutnya seperti “jawaban
yang tidak ditanyakan oleh
siapapun.”
Hal senada terlontar dari
Christian Horner, bos Red Bull.
“Usulan itu membuat persaingan sepanjang tahun menjadi
percuma.”
Gagasan menggandakan
perolehan angka untuk
pembalap dan konstruktor di
balapan terakhir dibuat “untuk
memaksimalkan persaingan
hingga akhir musim,” tulis
FIA melalui situsnya. Usulan
itu dibuat dalam pertemuan
antara Presiden FIA, Jean Todt,
Bernie Ecclestone dan perwakilan Pirelli di Abu Dhabi.
Ricuh terkait regulasi baru

join facebook.com/suryaonline

Uniknya, jika aturan
perolehan angka ganda ini
berlaku sejak dua dekade
terakhir, maka Fernando
Alonso 2012 lalu misalnya akan
mengalahkan Sebastian Vettel
dan menjadi juara dunia.
Atau 2008 Felipe Massa akan
menggagalkan Lewis Hamilton
dan 2003 Michael Schumacher
bakal terpaksa menyerahkan
gelar juara dunianya kepada
Kimi Raikkonen.
Debat soal angka ganda ini
melengkapi kericuhan terkait
regulasi baru untuk musim
balapan tahun depan. Sebelumnya FIA juga mengusulkan
kewajiban melakukan minimal
dua kali pit stop buat semua
pembalap. Namun semua tim
sepakat menolak usulan tersebut dengan dalih FIA mengintervensi kebebasan tim dalam
meracik strategi balapan.
FIA sejauh ini terus menerima hujan kritik lantaran

rangkaian regulasi baru untuk
musim depan. Prahara terbesar
muncul soal pendanaan
dan krisis keuangan tim-tim
kecil. Otoritas dunia itu
awalnya mendesak pembatasan
anggaran berupa “Budget Cap”
yang rencananya mulai berlaku
Januari 2015.

Lubang hitam finansial

Aturan tersebut dibuat untuk
memaksa tim menggunakan
sumber daya yang ada dengan
lebih efektif. Rencananya
anggaran tim dibatasi maksimal
230 juta US Dollar dan akan
dikurangi sesuai kesepakatan
pada musim berikutnya.
Namun pada sisi lain,
rentetan regulasi teknik yang
diwajibkan FIA mengancam
eksistensi tim-tim yang
selama ini hidup dari belas
kasihan sponsor. Pengembangan mesin dan desain
aerodinamika baru seperti

yang diminta FIA untuk 2014
ditengarai akan memakan
ongkos yang besar dan dengan
begitu membebani keuangan
tim-tim kecil yang saat inipun
sudah kelimpungan.
Bekas Direktur Teknik
Jordan, Gary Anderson, mengambil contoh pengembangan
desain sayap belakang. FIA
sebelumnya melarang elemen
bagian bawah guna memperlambat kecepatan mobil. Tapi
aturan baru itu mengubah
konstruksi keseluruhan sayap
belakang,” semua tim harus
mengembangkan desain yang
sama sekali baru untuk tahun
depan,” katanya.
Anderson mengkhawatirkan,
jutaan dollar akan menghilang
dalam pengembangan aerodinamika dan mesin, “mereka
(FIA -red) membebani semua
tim dengan biaya besar yang
tidak membuat perbedaan
apapun,” sanggahnya. l
follow @portalsurya
2

JUMAT, 13 DESEMBER 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com

Revalina

Jadi
Indigo
di

“Isyarat”

SURABAYA, SURYA - Revalina S Temat menyebut
Reza Rahardian panikan, terutama sebagai
sutradara.
“Ini pertama kalinya aku disutradarai
Reza, Reza itu orangnya panikan dan
kalau sudah stress dia biarin gitu aja,”
kata Revalina saat pemutaran perdana
Omnibus “Isyarat” di XXI Epicentrum,
Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa
malam.
Dalam film garapan Reza Rahardian
yang berjudul “Gadis Indigo”, Revalina berperan sebagai Maya, seorang
pelukis yang memiliki indera keenam
bisa meramalkan kejadian yang akan
terjadi pada objek yang dilukisnya.
“Tapi aku bangga sama Reza, dia
sangat serius menggarap film ini meski
waktunya sangat singkat,” katanya.
Reva menjelaskan pembuatan film
hanya dilakukan dalam tiga hari,
namun Reva mengaku mendapat
banyak ilmu dari proses tersebut.
“Gadis Indigo” menceritakan
tentang Maya (Revalina S Temat)
punya kemampuan membaca
masa depan orang lain lewat
lukisan, namun ada seorang
lelaki bernama Ganda yang
sulit “dibaca” olehnya sehingga mendorongnya mencoba
mengenal sosok Ganda lebih
jauh.
Saat bersamaan, temannya Flora (Taskia Namiya)
meminta bantuannya
untuk melukis sang
kekasih, Danel (Abimana
Aryasatya). Mereka juga
bertemu dengan komikus
(Dion Wiyoko) yang ingin
membuat cerita tentang
manusia indigo.
Sementara itu, Danel kerap
tidak mempercayai kemampuan
kekasihnya Flora yang dapat melihat
makhluk dari dunia lain. Flora tidak
peduli dirinya dianggap aneh akibat
kemampuannya oleh orang lain, kecuali
Danel. Suatu saat, Danel dihadapkan pada
situasi dimana dia dapat melihat kebenaran
dari kemampuan Flora.
Omnibus produksi Lingkar Alumni berdurasi
90 menit akan mulai tayang di bioskop 12
Desember.
Lingkar Alumni merupakan transformasi dari
LA Indie Lights yang sudah tujuh tahun berkiprah di dunia perfilman dengan meluluskan 14
ribu siswa dalam workshopnya. (I027)
Editor: B Kunto Wibisono.(ant)
join facebook.com/suryaonline

Berat Badan
Penumpang
Tentukan Harga
Tiket Samoa Air
SURABAYA, SURYA-Maskapai
penerbangan Samoa Air mengaku
sukses menjalankan sistem harga
tiket berdasarkan berat selama satu
tahun. Maskapai ini merupakan
yang pertama menerapkan cara
tersebut. Dalam sistem ini, berat
badan penumpang dan berat bagasi mereka dijumlahkan. Harga
tiket ditentukan menggunakan
jumlah tersebut.
Direktur Utama Samoa
Air, Chris Langton, mengaku
percobaan satu tahun tersebut
sedemikian suksesnya hingga
pesawat pun akan dimodifikasi
agar bekerja di bawah sistem
biaya berdasarkan berat.
“Profil yang akan kita gunakan untuk pesawat selanjutnya,
kita akan menurunkan jumlah
tempat duduk dari 14 hingga
sembilan,” ucapnya kepada
ABC.
“Dengan cara itu, kita bisa
melayani orang yang membayar
lebih karena ukuran badannya
lebih besar, dan semua membayar
sesuai apa yang mereka peroleh,”
tambahnya.
Respon pengguna layanan selama ini
positif. “Secara umum, kalau kita melihat
operasi penerbangan dimanapun di dunia, seseorang
yang beratnya sekitar 120 kg atau kurang dari itu
akan lebih diuntungkan bila berpergian dengan biaya
berdasarkan berat.”
Menurut Langton, inilah sistem yang akan digunakan
oleh maskapai-maskapai di masa depan.
“Tingkat keuntungan belum menyusut dimanamana,” akunya, “Di seluruh dunia, masih berlangsung
diskusi tentang bagaimana sistem harga tiket berdasarkan berat akan diterapkan pada pesawat-pesawat yang
lebih besar.”
Menurut Samoa Air, sistem ini menguntungkan karena
lebih tepat perhitungannya dalam memenuhi pesawat hingga
kapasitas maksimum, oleh karena itu lebih efisien.(ABC)
follow @portalsurya

Weitere ähnliche Inhalte

Mehr von Portal Surya

Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014Portal Surya
 
Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Portal Surya
 
Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 16 desember 2013
Digital surya 16 desember 2013Digital surya 16 desember 2013
Digital surya 16 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 15 desember 2013
Epaper surya 15 desember 2013Epaper surya 15 desember 2013
Epaper surya 15 desember 2013Portal Surya
 

Mehr von Portal Surya (20)

Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014
 
Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013
 
Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013
 
Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013
 
Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013
 
Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013
 
Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013
 
Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013
 
Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013
 
Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013
 
Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013
 
Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013
 
Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013
 
Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013
 
Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013
 
Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013
 
Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013
 
Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013
 
Digital surya 16 desember 2013
Digital surya 16 desember 2013Digital surya 16 desember 2013
Digital surya 16 desember 2013
 
Epaper surya 15 desember 2013
Epaper surya 15 desember 2013Epaper surya 15 desember 2013
Epaper surya 15 desember 2013
 

Digital surya 13 desember 2013

  • 1. DIGITAL NE WS PA PER REVALINA JADI INDIGO hal Spirit Baru Jawa Timur surabaya.tribunnews.com surya.co.id 2 | JUMAT, 13 DESEMBER 2013 | Terbit 2 halaman edisi pagi Vettel Tolak Regulasi Baru FIA Hujan kritik terhadap lusinan aturan baru yang disiapkan FIA untuk musim depan belum berhenti. Terakhir, Sebastian Vettel menolak gagasan poin ganda di balapan terakhir dan menyebutnya “absurd.” Juara dunia empat kali, Sebastian Vettel menolak gagasan FIA untuk memberikan poin ganda pada balapan terakhir pada musim F1 tahun depan. Pembalap Jerman itu menilainya “absurd” dan “pengkhianatan terhadap tradisi Formula 1”. Menurut jagoan Red Bull itu, niat FIA menggandakan perolehan angka di Grand Prix terakhir ibarat “menghukum tim-tim yang sudah bekerja keras sepanjang musim.” Vettel bukan satu-satunya yang memberikan komentar negatif terhadap usulan otoritas otomotif dunia itu. Martin Brundle, analis senior F1 menyebutnya seperti “jawaban yang tidak ditanyakan oleh siapapun.” Hal senada terlontar dari Christian Horner, bos Red Bull. “Usulan itu membuat persaingan sepanjang tahun menjadi percuma.” Gagasan menggandakan perolehan angka untuk pembalap dan konstruktor di balapan terakhir dibuat “untuk memaksimalkan persaingan hingga akhir musim,” tulis FIA melalui situsnya. Usulan itu dibuat dalam pertemuan antara Presiden FIA, Jean Todt, Bernie Ecclestone dan perwakilan Pirelli di Abu Dhabi. Ricuh terkait regulasi baru join facebook.com/suryaonline Uniknya, jika aturan perolehan angka ganda ini berlaku sejak dua dekade terakhir, maka Fernando Alonso 2012 lalu misalnya akan mengalahkan Sebastian Vettel dan menjadi juara dunia. Atau 2008 Felipe Massa akan menggagalkan Lewis Hamilton dan 2003 Michael Schumacher bakal terpaksa menyerahkan gelar juara dunianya kepada Kimi Raikkonen. Debat soal angka ganda ini melengkapi kericuhan terkait regulasi baru untuk musim balapan tahun depan. Sebelumnya FIA juga mengusulkan kewajiban melakukan minimal dua kali pit stop buat semua pembalap. Namun semua tim sepakat menolak usulan tersebut dengan dalih FIA mengintervensi kebebasan tim dalam meracik strategi balapan. FIA sejauh ini terus menerima hujan kritik lantaran rangkaian regulasi baru untuk musim depan. Prahara terbesar muncul soal pendanaan dan krisis keuangan tim-tim kecil. Otoritas dunia itu awalnya mendesak pembatasan anggaran berupa “Budget Cap” yang rencananya mulai berlaku Januari 2015. Lubang hitam finansial Aturan tersebut dibuat untuk memaksa tim menggunakan sumber daya yang ada dengan lebih efektif. Rencananya anggaran tim dibatasi maksimal 230 juta US Dollar dan akan dikurangi sesuai kesepakatan pada musim berikutnya. Namun pada sisi lain, rentetan regulasi teknik yang diwajibkan FIA mengancam eksistensi tim-tim yang selama ini hidup dari belas kasihan sponsor. Pengembangan mesin dan desain aerodinamika baru seperti yang diminta FIA untuk 2014 ditengarai akan memakan ongkos yang besar dan dengan begitu membebani keuangan tim-tim kecil yang saat inipun sudah kelimpungan. Bekas Direktur Teknik Jordan, Gary Anderson, mengambil contoh pengembangan desain sayap belakang. FIA sebelumnya melarang elemen bagian bawah guna memperlambat kecepatan mobil. Tapi aturan baru itu mengubah konstruksi keseluruhan sayap belakang,” semua tim harus mengembangkan desain yang sama sekali baru untuk tahun depan,” katanya. Anderson mengkhawatirkan, jutaan dollar akan menghilang dalam pengembangan aerodinamika dan mesin, “mereka (FIA -red) membebani semua tim dengan biaya besar yang tidak membuat perbedaan apapun,” sanggahnya. l follow @portalsurya
  • 2. 2 JUMAT, 13 DESEMBER 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com Revalina Jadi Indigo di “Isyarat” SURABAYA, SURYA - Revalina S Temat menyebut Reza Rahardian panikan, terutama sebagai sutradara. “Ini pertama kalinya aku disutradarai Reza, Reza itu orangnya panikan dan kalau sudah stress dia biarin gitu aja,” kata Revalina saat pemutaran perdana Omnibus “Isyarat” di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa malam. Dalam film garapan Reza Rahardian yang berjudul “Gadis Indigo”, Revalina berperan sebagai Maya, seorang pelukis yang memiliki indera keenam bisa meramalkan kejadian yang akan terjadi pada objek yang dilukisnya. “Tapi aku bangga sama Reza, dia sangat serius menggarap film ini meski waktunya sangat singkat,” katanya. Reva menjelaskan pembuatan film hanya dilakukan dalam tiga hari, namun Reva mengaku mendapat banyak ilmu dari proses tersebut. “Gadis Indigo” menceritakan tentang Maya (Revalina S Temat) punya kemampuan membaca masa depan orang lain lewat lukisan, namun ada seorang lelaki bernama Ganda yang sulit “dibaca” olehnya sehingga mendorongnya mencoba mengenal sosok Ganda lebih jauh. Saat bersamaan, temannya Flora (Taskia Namiya) meminta bantuannya untuk melukis sang kekasih, Danel (Abimana Aryasatya). Mereka juga bertemu dengan komikus (Dion Wiyoko) yang ingin membuat cerita tentang manusia indigo. Sementara itu, Danel kerap tidak mempercayai kemampuan kekasihnya Flora yang dapat melihat makhluk dari dunia lain. Flora tidak peduli dirinya dianggap aneh akibat kemampuannya oleh orang lain, kecuali Danel. Suatu saat, Danel dihadapkan pada situasi dimana dia dapat melihat kebenaran dari kemampuan Flora. Omnibus produksi Lingkar Alumni berdurasi 90 menit akan mulai tayang di bioskop 12 Desember. Lingkar Alumni merupakan transformasi dari LA Indie Lights yang sudah tujuh tahun berkiprah di dunia perfilman dengan meluluskan 14 ribu siswa dalam workshopnya. (I027) Editor: B Kunto Wibisono.(ant) join facebook.com/suryaonline Berat Badan Penumpang Tentukan Harga Tiket Samoa Air SURABAYA, SURYA-Maskapai penerbangan Samoa Air mengaku sukses menjalankan sistem harga tiket berdasarkan berat selama satu tahun. Maskapai ini merupakan yang pertama menerapkan cara tersebut. Dalam sistem ini, berat badan penumpang dan berat bagasi mereka dijumlahkan. Harga tiket ditentukan menggunakan jumlah tersebut. Direktur Utama Samoa Air, Chris Langton, mengaku percobaan satu tahun tersebut sedemikian suksesnya hingga pesawat pun akan dimodifikasi agar bekerja di bawah sistem biaya berdasarkan berat. “Profil yang akan kita gunakan untuk pesawat selanjutnya, kita akan menurunkan jumlah tempat duduk dari 14 hingga sembilan,” ucapnya kepada ABC. “Dengan cara itu, kita bisa melayani orang yang membayar lebih karena ukuran badannya lebih besar, dan semua membayar sesuai apa yang mereka peroleh,” tambahnya. Respon pengguna layanan selama ini positif. “Secara umum, kalau kita melihat operasi penerbangan dimanapun di dunia, seseorang yang beratnya sekitar 120 kg atau kurang dari itu akan lebih diuntungkan bila berpergian dengan biaya berdasarkan berat.” Menurut Langton, inilah sistem yang akan digunakan oleh maskapai-maskapai di masa depan. “Tingkat keuntungan belum menyusut dimanamana,” akunya, “Di seluruh dunia, masih berlangsung diskusi tentang bagaimana sistem harga tiket berdasarkan berat akan diterapkan pada pesawat-pesawat yang lebih besar.” Menurut Samoa Air, sistem ini menguntungkan karena lebih tepat perhitungannya dalam memenuhi pesawat hingga kapasitas maksimum, oleh karena itu lebih efisien.(ABC) follow @portalsurya