Dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan kegawatdaruratan maternal dan neonatal pada kehamilan lanjut, termasuk preeklamsi, eklamsi, placenta praevia, dan solutio placenta. Untuk preeklamsi dan eklamsi, dokumen menjelaskan tanda dan gejala serta penatalaksanaannya melalui pemberian obat dan induksi persalinan. Sedangkan untuk placenta praevia dan solutio placenta, dibedakan berdasarkan ge
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal dalam Kehamilan Lanjut
1. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
2
Uraian Materi
Asuhan kegawat daruratan maternal neonatal dalam kehamilan lanjut ada-lah
bagian yang sangat penting bagi Anda selaku pemberi layanan kebidanan
untuk melakukan pengkajian data baik Subyek ataupun Obyektif untuk menentu-kan
kasus yang dialami ibu ini.
Setiap ibu hamil, senantiasa mengharapkan kehamilannya berjalan den-gan
aman. Namun dalam perkembangannya harapan tidak selalu sesuai, karena
resiko pada kehamilan lanjut bisa saja terjadi. Untuk itu, ketrampilan Anda sangat
dibutuhkan dalam penatalaksanaan kegawatdarutan maternal neonatal dalam
kehamilan lanjut. Namun sebelum Anda melakukan penataksanaan, lebih dulu
Anda pelajarilah dengan baik uraian dibawah ini untuk memberikan gambaran
yang membantu Anda unuk mengetahui kondisi yang dialami ibu melalui peng-umpulan
data baik subyek ataupun obyek seperti bagan dibawah ini.
Bagan 4.1. Perbedaan data Preeklampsia dan Eklampsi
PREEKLAMPSIA EKLAMPSI
Data Subyek-tif
♣ Dari ringan sampai berat
♣ Ibu merasa sakit kepala
yang keras ( karena vaso-spasme/
odema otak)
♣ Sakit ulu hati ( akibat re-gangan
selaput hati)
♣ Gangguan penglihatan (
vasospasmus, oedema atau
abratio retinae )
♣ Mual dan muntah
♣ Gejala diawali dengan geja-la
Preeklamsia dan selanjut-nya
disertai dengan kegeli-sahan
dan reflek meningkat
yang mendahului serangan
kejang.
Kembali Ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 2
2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
Data Obyek-tif
Hypertensi (Systolis 160
mm/> dan diastolis 110
mmHg />) diukur 2 kali da-lam
sekurangnya 6 jam, pa-sien
dalam istirahat rebah .
Proteinuria ada peningjatan
sampai 5 gram >/ 24 jam
Oliguri 400 cc / < 24 jam
Gangguan cerebral / peng-lihatan
Oedema paru / cyanosis
Tingkatan Kejang :
o Ting. Invasi (permulaan)
, kejang halus terlihat
pada muka
o Ting kontraksi ( kejang
tonis ) , seluruh badan
menjadi kaku lama 15
sampai 20 detik
o Ting konvulsi ( kejang
clonis) , terjadinya tim-bul
hilang dan sangat
kuat, lamanya 1 menit.
o Ting coma , terjadi
setelah kejang clonis
beberapa menit sampai
berjam-jam. Bila pasien
sadar terjadi amnesi
retrograd.
Bagan 4.2. Perbedaan data Placena Praevia dan Solutio Placenta
PLACENTA PRAEVIA SOLUTIO PLACENTA
DATA SUB-YEKTIF
♣ Perdarahan pada usai hamil
> 28 mg (Trimester III)
♣ Saat perdarahan tanpa se-bab
dan tidak nyeri
♣ Perdarahan cenderung be-rulang
♣ Banyaknya perdarahan be-berapa
kai serung/gelas /
darah-darah beku (stolsel)
♣ Perasaan sakit yang tiba-tiba di
perut
♣ Perdarahan berupa darah segar
dan bekuan pervaginam bisa he-bat
dan tiba-tiba
♣ Pergerakan anak mulai hebat
kemudian pelan akhirnya berhenti
♣ Kepala pusing, lemas, muntah dan
pandangan kabur
Kembali Ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 3
3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
DATA
OBYEKTIF
Placenta praevia totalis
(menutup seluruh ostium
internum)
Placenta praevia lateralis
(hanya sebagian dari osti-um
tertutup placenta )
Placenta praevia marginalis
( hanya pada pinggir ostium
terdapat jaringa placenta )
Gejala lain terpenting :
o Perdarahan tanpa nyeri
o Perdarahan be-rulang-
ulang sebelum
partus
o Perdarahan keluar ban-yak
o Bagian depan tinggi
o Teraba jaringan placen-ta
o Robekan selaput mar-ginal
Perdarahan keluar ( biasanya
inkomplit). Darah dari tempat
pelepasan mencari jalan keluar
antara selaput janin dan dinding
rahim dan akhirnya keluar dari
servix , terjadi perdarahan nam-pak
Perdarahan tersembunyi (pele-pasan
biasanya komplit). Kadang
tidak keluar dan berkumpul di
belakang placenta membentuk
haematoma retroplacentair. Atau
darah masuk kedalam ruang am-nion.
Menimbulkan tanda khas
dan umumnya lebih berbahaya
dari perdarahan keluar.
Gejala lain yang terpenting adalah
o Perdarahan dengan nyeri
o Perdarahan segera disusul par-tus
o Palpasi sukar
o Perdarahan keluar hanya sedik-it
o Bunyi jantung anak biasanya
tidak ada
o Pada toucher tidak teraba pla-centa
tapi ketuban yang terus
tegang
SELANJUTNYA ANDA AKAN MEMPELAJARI
BAGAIMANA PENATALAKSANAAN KASUS
Kembali Ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 4
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
5
Pada penatalaksanaan kasus kegawadaruratan maternal dan neonatal dibawab
ini, Anda akan memberikan gambaran pada Anda apa yang harus dikerjakan un-tuk
membantu keselamatan ibu dan bayi.
Bagan 4.3. Penataksanaan Preeklamsi
PREEKLAMSI
Pre eklamsi ringan (bersifat simptomastis )
Pengobatan jalan (istirahat sebanyak mungkin
dirumah, mengurangi penggunaan garam,
pemeriksaan kehamilan 2 x seminggu, berikan obat
antihypertensi dan sedativa).
Usia kehamilan < 37 mg dengan paru janin belum maturitas
Pemberian sulfas magnesikus (selama tidak ada kontra indikasi)
Bila tidak ada perbaikan maka dilakukan terminasi kehamilan
Usia kehamilan > 37 minggu
Total bedrest dalam kamar isolasi
Pemberian sulfas magnesikus 8 gr IM (bokong kiri 4 gr dan bokong
kanan 4 gr )
Diit rendah garam dan tinggi protein
Suntikan diulang 4 gr setiap 4 jam
Syarat Mg SO4 : reflek patela +, diuresis 100 cc/ 4 jam, respirasi
16 kali/’ tersedia antidotum yaitu kalsium glukonas 10% dalam
ampul 10 cc
Infus D 5 % dan RL
Induksi persalinan dilakukan setelah pemberian sulfas magnikus
kedua dengan atau tanpa amniotomi, kala II di percepat
Jangan memberikan methergin pada post parttum
Kembali Ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 5
5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
Bagan 4.4. Penataksanaan Eklampsi
EKLAMPSI
Profilaksis: dengan pencegahan diagnosa dini dan terapi yang cepat
dan intensif dari preeklamsi.
Penderita harus dirawat di RS dan untuk merujuk diberi obat
penenang , pethidin 100 mg/ luminal 200 mg
Sampai di RS
• Membersihkan dan melapangkan jalan napas dengan 0 2.
• Pemasangan infus D10%
• Jaga jangan sampai ada trauma
• Pemasangan douer catheter
• Observasi pasien di kamar yang redup dan tenang, catat setiap
30 menit : tensi, nadi, respirasi, suhu, deuresis sera kejang dan
kesadaran pasien
• Penataksanaan therapi disesuaikan dengan ( pemberian sufas
magnesikus, valium/ diazepam, dan antibiotika)
• Setelah kejang teratasi, direncanakan pengakhiran
persalinandengan induksi persalinan 4 jam bebas kejang serta
kala II harus dipercepat
Bagan 4.5. Penataksanaan Placenta Praevia
1. Penanganan pasif
Tiap perdarahan triwulan ke III di rujuk ke RS tanpa
dilakukan VT
Bila penilaian baik, perdarahan sedikit, BB < 2500 gr, usia
kehamilan < 37 mg maka kehamilan dipertahankan
dengan istirahat dan pemberian obat misalnya progestin,
progesteron
Placenta
Praevia
2. Penanganan aktif
Persalinan ada dua pilihan pervaginam atau SC
Pervaginam bila dengan placenta previa lateralis
Kembali Ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 6
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
7
Bagan 4.6. Penataksanaan Solutio Placenta
3. Terapi konserfatif
• Prinsip menunggu sampai perdarahan berhenti , kemudian
partus berlangsung spontan ( 6-12 jam)
• Pemberian darah yang cukup
• Pemberian O2
• Pemberian antibiotica
Solutio
Placenta
1. Terapi Aktif
• Terhadap Hypofibrinogenaemi (subsitusi dengan human
fibrinogen 10 gr atau darah segar.
• Untuk merangsang diurese: Mannitol Diurese 30-40 cc/jam.
2. Obstetri
• Pemecahan ketuban
• Pemberian infus pitocin 5 Satuan dalam 500 cc glucose 5 %
• SC (jika serviks panjang dan tertutup atau setelah pemberian
oxytocin dalam 2 jam belum juga his, janin masih hidup).
Rangkuman
Dari data subyektif dan data obyektif, Anda dapat membedakan antara preeklamsi
dan eklamsi sebagai kelanjutannya karena adanya kejang sampai koma. Sedang-kan
untuk perdarahan pada kehamilan trimester III tanpa adanya nyeri adalah
placenta praevia sedangkan kalau perdarahan disertai dengan nyeri kecenderun-gannya
adalah solutio placenta , bila ini terjadi akan diikuti dengan persalinan.
Kembali Ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 7