SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 38
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
Ana Kurniati
Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
KEGIATAN BELAJAR I
PENANGANAN LUKA/CEDERA
Penanganan Luka, Patah Tulang dan
Biomekanika Trauma
PPGD DAN TAGANA
MODUL 3
SEMESTER 8
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
Daftar Istilah
Avulsi 		 : Luka sobek
Cravat 		 : Pembalut dasi
Dislokasi		 : Cerai sendi
GSS 			 : Gerakan – Sensasi - Sirkulasi
Head Injury 	 : Trauma kepala
Headrest		 : Sandaran kepala
Hematoma		 : Darah yang terkumpul di jaringan tubuh
Inflamasi 		 : Peradangan
Iskemia 	 : Penurunan suplai darah pada bagian tubuh tertentu
Maturasi		 : Pematangan
Mitella 	 : Pembalut segitiga
Sofratulle 	 : Kasa steril yang mengandung antibiotik
Snelverband		 : Pe,balut pita dengan kasa pentup luka
Sprain		 : Terkilir Sendi
Strain			 : Terkilir otot
Wiplash 	 : Daya pecut
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
1
Pendahuluan
	 Rekan mahasiswa, selamat berjumpa kembali pada mata kuliah PPGD dan TAGANA.
Modul yang sedang Anda pelajari ini adalah modul ketiga dari empat modul yang harus Anda
pelajari pada semester ini. Dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi luka atau cedera gawat
darurat yang menimpa seseorang atau sekelompok orang yang disebabkan karena kecelakaan
atau bencana. Kecelakaan atau bencana bisa terjadi dimana saja, di rumah, jalan, tempat kerja
atau di tempat lainnya. Umumnya kecelakaan terjadi tanpa diduga sebelumnya dan akibat
yang ditimbulkannya bervariasi, bisa berupa cedera ringan, sedang, berat bahkan sampai
meninggal dunia.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kondisi korban, antara lain: tingkat
keparahan cedera/luka, waktu antara kejadian luka/cedera sampai dengan mendapatkan
pertolongan pertama, pertolongan pertama cepat dan tepat, jarak tempuh ke rumah sakit,
ketersediaanalattransportasikerumahsakit,saranakesehatandanpenanganankomprehensif
rumah sakit serta adanya komunikasi ke rumah sakit tujuan. Apabila semua faktor ini dapat
berfungsi dan tersedia dengan baik maka dampak dari cedera dapat dikurangi dan kerugian
yanglebihbesardapatdihindari.Andasebagaisalahsatuanggotatenagakesehatanmempunyai
tanggung jawab untuk meringankan dan membantu korban kegawatdaruratan atau bencana
sesuai kemampuan dan kompetensi Anda.
	 Setelah mempelajari Modul 3 ini Anda diharapkan dapat menjelaskan dan mampu
melakukan pertolongan pertama pada penderita yang mengalami cedera baik cedera/luka pada
organ tubuh lunak, tulang maupun cedera pada muskuloskeletal dengan kegawatdaruratan,
serta mampu memahami biomekanika trauma, sehingga akan dapat membantu anda
melakukan pertolongan pada korban dengan kegawardaruratan sehari-hari maupun korban
bencana.
	 Modul ini disusun sebagai bagian dari bahan Mata Kuliah “PPGD dan Tagana” yang
merupakan salah satu unsur penunjang yang sangat penting bagi seorang bidan dalam
melaksanakan tugasnya menolong korban dengan kegawatdaruratan sehari-hari maupun
karena bencana. Seorang bidan harus mengetahui apa yang harus dilakukan ketika menolong
korban dengan cedera baik ringan maupun berat karena kecelakan atau terjadi bencana.
Modul ini berisi 3 (tiga) kegiatan belajar sebagai berikut :
Kegiatan belajar 1	 : Luka/Cedera dan Penanganannya
Kegiatan belajar 2	 : Penanganan Patah Tulang
Kegiatan belajar 3	 : Biomekanika Trauma
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
2
Petunjuk Belajar
	 Proses pembelajaran dalam modul ini yaitu tentang “Penanganan Luka/Cedera,
Penanganan Patah Tulang dan Biomekanika Trauma ”, akan dapat berjalan lebih lancar dan
berhasil apabila Anda mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1)	 Baca baik-baik dan pahami tujuan/kompetensi yang ingin dicapai setelah mempelajari
modul ini.
2)	 Pelajari materi secara berurutan mulai dari kegiatan belajar (KB)1 dan seterusnya, karena
materi yang dibahas dalam kegiatan sebelumnya berkaitan erat dengan materi yang akan
dibahas pada kegiatan berikutnya.
3)	 Anda harus punya keyakinan yang kuat untuk belajar dan mempraktikan materi yang
tertuang dalam modul ini. Pelajari baik-baik dan pahami uraian materi yang ada pada setiap
KB. Jika ada materi yang harus dipraktikkan, maka Anda diminta untuk mempraktikannya.
Kerjakanlah tugas serta berlatihlah secara mandiri atau berkelompok dengan sungguh-
sungguh.
4)	 Untuk mempelajari modul ini dibutuhkan waktu sedikitnya 180 menit.
5)	 Disamping mempelajari modul ini, Anda dianjurkan untuk mempelajari buku-buku lain,
koran, majalah maupun artikel yang membahas tentang pertolongan pertama pada
kegawatdaruratan dan siaga bencana
6)	 Setelah selesai mempelajari satu KB, Anda diminta untuk mengerjakan tugas maupun soal-
soal yang ada di dalamnya. Anda dinyatakan berhasil kalau sedikitnya 80% jawaban Anda
benar. Selanjutnya Anda dipersilahkan untuk mempelajari KB berikutnya.
7)	 Kunci jawaban untuk setiap KB ada di bagian akhir modul ini. Silahkan cocokkan jawaban
Anda dengan kunci jawaban tersebut. Jika anda belum berhasil silahkan pelajari sekali lagi
bagian-bagian yang belum Anda kuasai. Ingat! Jangan melihat kunci jawaban sebelum Anda
selesai mengerjakan tugas
8)	 Bila Anda mengalami kesulitan, diskusikan dengan teman-temanmu, jika masih juga
mengalami kesulitan, silahkan hubungi dosen/fasilitator dari Mata Kuliah ini.
9)	 Setelah semua KB dipelajari, dan semua tugas sudah Anda kerjakan dengan benar, tanyakan
pada diri Anda sendiri apakah Anda telah menguasai seluruh materi sesuai dengan tujuan
yang diharapkan. Bila jawabannya “Ya”, maka hubungi dosen Pembina Anda untuk meminta
tes akhir modul (TAM). Anda dinyatakan berhasil bila sedikitnya jawaban Anda 80% benar.
Dengan demikian Anda diperbolehkan untuk mempalajari modul berikutnya.
Selamat belajar, semoga Anda berhasil dengan baik memahami apa dan bagaimana
pertolongan pada korban yang mengalami luka atau cedera gawat darurat baik sehari-
hari maupun karena bencana.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
Kegiatan
Belajar 1 Penanganan Luka/Cedera
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
	 Setelah mempelajari modul kegiatan belajar 1 ini, Anda akan mampu menjelaskan
kembali tentang konsep dan pengertian tentang luka/cedera dan penanganannya.
	 Untuk dapat mencapai tujuan tersebut ada 3 tujuan khusus yang harus dicapai yaitu
anda harus dapat menjelaskan kembali tentang :
•	 Anda harus mampu memahami dan menjelaskan kembali tentang pengertian luka dan
macam-macam luka.
•	 Anda harus mampu memahami dan melakukan penanganan luka/cedera pada jaringan
lunak tubuh dengan tepat dan benar.
•	 Anda harus mampu melakukan pembalutan pada luka.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
	 Rekan Mahasiswa, pokok materi pada Modul 2 yang telah Anda pelajari adalah mengenai
apa dan bagaimana memberikan Bantuan Hidup Dasar (BHD), penanganan perdarahan dan
syok serta evakuasi korban bencana maupun penderita dengan kegawatdaruratan sehari-hari.
Rekan Mahasiswa, dalam kehidupan sehari-hari maupun akibat bencana Anda akan menjumpai
korban yang mengalami luka atau cedera pada anggota badan, baik pada alat gerak, bagian
kepala, dada, perut atau anggota tubuh yang lain. Anda wajib memberikan pertolongan
pertama secara cepat dan tepat sehingga korban diharapkan akan terhindar dari luka atau
cedera yang semakin parah.
Rekan Mahasiswa, masih ingatkah Anda, bagaimana melakukan penanganan terhadap
korban yang mengalami perdarahan dalam materi Modul 2? Secara umum pertolongan
pertama yang Anda berikan untuk korban yang mengalami luka terbuka pada cedera jaringan
lunak sama seperti pertolongan pertama pada korban yang mengalami perdarahan luar.
Adanya trauma atau perlukaan yang tampak parah terkadang mengabaikan Anda akan
jalan nafas dan pernafasan. Anda tetap berpegang pada urutan prioritas resusitasi ABCDE.
Sebagai seorang pelaku pertolongan pertama Anda harus segera menghentikan perdarahan
tersebut. Tentunya timbul pertanyaan apakah pembalutan juga penting dan diperlukan
dalam penanganan luka atau cedera? Ya, karena pembalutan ini berfungsi untuk membantu
mengendalikan perdarahan, mempertahankan penutup luka pada tempatnya, dan menjadi
penopang bagian tubuh yang cedera.
Cara yang efektif dalam mengatasi luka atau cedera adalah dengan memahami beberapa
jenis luka atau cedera, mengenali bagaimana tubuh kita memberikan respon terhadap cedera
tersebut, bagaimana mendeteksi suatu luka atau cedera agar tidak menjadi lebih parah, dan
bagaimana melakukan penanganan pertama serta kapan meminta bantuan medis secara
profesional.
Uraian
Materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
5
Pengertian Luka dan Macam-Macam Luka
Rekan Mahasiswa, pernahkah Anda mengalami luka, tergores benda tajam, teriris atau luka
yang lain? Pernahkah Anda menolong orang lain yang mengalami luka? Tuliskanlah pengalaman
Anda memberikan pertolongan pada orang yang mengalami luka dalam kotak di bawah ini !
	 Bagaimana Rekan Mahasiswa? Apakah Anda telah menuliskan hal-hal yang Anda lakukan
ketika menolong orang yang terluka? Nah, silahkan Anda memperhatikan uraian di bawah ini!
Apakah jawaban Anda sudah sesuai?
Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit atau hilangnya kontinuitas
jaringan kulit dan atau jaringan di bawah kulit (membran, mukosa, tulang atau organ tubuh)
akibat suatu trauma. Beberapa hal yang timbul bila terjadi luka antara lain hilangnya sebagian
atau seluruh fungsi organ, perdarahan dan pembekuan darah, kontaminasi bakteri, respons
stres simpatis serta kematian sel.
Sistem muskuloskeletal tubuh manusia tersusun atas semua tulang, otot, sendi, tendon,
ligamen dan kartilago. Anda tidak harus mengingat dan hafal bagaimana kompleksnya struktur
tubuh manusia dan bagaimana kerusakan yang dapat terjadi pada tubuh jaringan lunak jika
terjadi cedera atau trauma.
Jaringan Lunak
	 Masih ingatkah Anda struktur tubuh manusia terdiri dari organ apa saja? Ya, tubuh
manusia terdiri dari berbagai macam organ dan jaringan, di antaranya adalah jaringan lunak
tubuh. Yang termasuk di dalam jaringan lunak adalah kulit, jaringan lemak, pembuluh darah,
jaringan ikat, membran, kelenjar, otot dan saraf. Kulit manusia merupakan suatu pertahanan
tubuh pada lapisan pertama terhadap gangguan dan gaya dari luar sehingga dapat mengalami
luka atau cedera. Kulit merupakan bagian tubuh yang cukup luas. Otot adalah jaringan atau
serabut yang menyebabkan pergerakan bagian tubuh atau organ. Terdapat tiga jenis otot yaitu
otot skeletal (volunter), polos (involunter) dan jantung (myocardium).
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
Pengertian
Cedera jaringan lunak adalah cedera yang melibatkan jaringan kulit, otot, saraf atau pembuluh
darah akibat suatu kekerasan atau trauma atau ruda paksa. Keadaan ini umumnya dikenal
dengan istilah luka. Beberapa penyulit yang dapat terjadi adalah perdarahan, kelumpuhan
serta berbagai gangguan lainnya sesuai dengan penyebab dan beratnya cedera yang terjadi.
Klasifikasi Luka atau cedera
Luka secara garis besar dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :
1.	 Luka terbuka
Luka terbuka yaitu luka yang terjadi pada kulit atau membran mukosa atau cedera jaringan
lunak disertai kerusakan/terputusnya jaringan kulit yaitu rusaknya kulit dan bisa disertai
jaringan di bawah kulit serta
paling sering menimbulkan
pendarahan.
2.	 Luka tertutup
Cedera ini terjadi pada jaringan
lunak tanpa kerusakan/
terputusnya jaringan kulit, luka
ini dapat berupa cidera ringan
dan berat tetapi hanya terjadi
di permukaan bawah kulit saja.
Pada cedera tertutup biasanya kulit penderita masih utuh, mungkin terdapat tanda memar,
tetapi luka tertutup yang berat dapat berakibat fatal.
Perlu dipahami dan diingat bahwa luka yang ditimbulkan dari jenis luka di atas tidak
menentukan berat maupun ringannya luka yang ditimbulkan.
1.	 Luka Terbuka
Jenis dan macam luka terbuka ada beberapa macam yaitu :
a.	 Luka lecet
Luka lecet terjadi karena adanya gesekan dengan benda tumpul sehingga permukaan kulit
terkelupas dan kadang terasa nyeri serta tepi luka tidak teratur. Biasanya disertai rasa nyeri
karena ujung-ujung syaraf juga mengalami cedera.
Gambar : L:uka Terbuka
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
7
b.	 Luka robek
Luka robek terjadi biasanya karena benturan keras dengan benda tumpul, jaringan kulit dan
lapisan di bawahnya terputus serta tepi luka tidak teratur. Luka ini dapat disertai dengan
perdarahan.
c.	 Luka sayat/iris
Luka sayat terjadi karena adanya trauma dengan benda tajam, jaringan kulit dan lapisan
di bawahnya terputus serta tepi luka teratur. Berat ringannya luka sayat dapat bervariasi.
d.	 Luka tusuk
Luka tusuk terjadi karena masuknya benda tajam dan runcing melalui kulit ke dalam tubuh,
dengan diameter kecil, ciri khas luka tusuk adalah luka lebih dalam dibandingkan dengan
lebar luka yang ditimbulkan, bentuk luka menyerupai benda yang menusuk. Luka jenis ini
sangat berbahaya bagi tubuh, berat ringannya luka tusuk
tergantung dari dari lokasi luka, panjangnya benda yang
masuk ke dalam tubuh dan besarnya gaya yang dialami.
e.	 Luka avulsi/sobek
Lukainiterjadiakibatkulitdansedikitlapisandibawahnya
terkelupas/masih menempel/hilang sama sekali .
f.	 Luka amputasi
Luka amputasi adalah luka dengan jaringan tubuh
terpisah dan paling sering terjadi pada alat gerak seperti
kaki,jari tangan, jari kaki dan lain-lain. Luka jenis ini
biasanya disertai perdarahan berat yang harus segera
ditangani atau perdarahan ringan yang dapat menutup
sendiri.
g.	 Luka bakar
Luka yang disebabkan karena terbakar api atau zat kimia, materi tentang luka bakar dan
penanganannya akan dibahas lebih lanjut dalam Modul 4.
h.	 Luka remuk
Luka remuk dapat berupa suatu gabungan antara luka terbuka dan luka tertutup, dapat
mengakibatkan luka pada jaringan lunak dan tulang, sehingga dapat menyebabkan
perdarahan. Luka remuk dapat terjadi akibat alat gerak terjepit di antara benda berat/alat-
alat berat.
Gambar : L:uka Tertutup
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
2.	 Luka Tertutup
Jenis dan macam luka tertutup ada beberapa macam yaitu :
a.	 Luka memar
Luka memar adalah luka tertutup yang paling sering ditemukan yang disebabkan
karena lapisan epidermis utuh tetapi sel dan pembuluh darah pada lapisan dermis
rusak (pendarahan di bawah kulit). Tanda-tanda luka memar yaitu nyeri, bengkak,
nyeri bila ditekan, warna merah kebiruan (memar). Pembengkakan pada luka memar
terjadi karena adanya penumpukan darah di bawah kulit atau jaringan yang rusak yang
menyebabkan perubahan warna merah kebiruan.
b.	 Hematoma (darah yang terkumpul di jaringan)
Prinsipnya sama dengan luka memar tetapi pembuluh darah yang rusak berada jauh
di bawah permukaan kulit dan biasanya besar, sehingga yang terlihat adalah bengkak,
biasanya besar dan kemerahan.
c.	 Luka remuk
Terjadi akibat himpitan gaya yang sangat besar. Dapat juga menjadi luka terbuka.
Biasanya tulang menjadi patah di beberapa tempat.
Penyembuhan Luka
Tubuh yang sehat mempunyai kemampuan alami untuk melindungi dan memulihkan
dirinya dari luka atau penyakit. Proses penyembuhan luka jaringan tubuh meliputi peningkatan
aliran darah ke bagian tubuh yang luka atau rusak, membersihkan sel dan benda asing serta
perkembangan awal seluler. Proses penyembuhan terjadi secara normal, walaupun beberapa
bahan perawatan dapat membantu untuk mendukung proses penyembuhan. Sebagai contoh,
melindungi area yang luka bebas dari kotoran dengan menjaga kebersihan maka akan
membantu untuk meningkatkan penyembuhan jaringan. (Taylor, 1997).
1. Prinsip Penyembuhan Luka
Terdapat beberapa prinsip dalam penyembuhan luka menurut Taylor (1997) yaitu:
a. Kemampuan tubuh untuk penyembuhan trauma jaringan dipengaruhi oleh luasnya luka
atau kerusakan dan keadaan umum kesehatan tubuh tiap orang, sehingga kemungkinan
lama proses penyembuhan luka berbeda-beda.
b. Respon tubuh terhadap luka lebih efektif jika tubuh mengkonsumsi nutrisi yang tepat
untuk penyembuhan luka, misal mengkonsumsi makanan tinggi protein, vitamin C dan A.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
9
c. Respon tubuh secara sistemik pada trauma.
d. Aliran darah yang menuju jaringan yang luka dan sebaliknya.
e. Keutuhan kulit dan membran mukosa disiapkan sebagai bagian tubuh pertama untuk
mempertahankan diri dari mikroorganisme.
f. Proses penyembuhan akan lebih optimal ketika luka bebas dari benda asing termasuk
kotoran dan bakteri.
2. Fase Penyembuhan Luka
Penyembuhan luka juga berhubungan dengan regenerasi jaringan. Tubuh secara normal
akan memberikan respons terhadap luka atau cedera dengan adanya proses peradangan,
yang ditandai dengan adanya bengkak, kemerahan, panas, nyeri dan kerusakan fungsi. Fase
penyembuhan luka antara lain :
a. Fase Inflamasi
Fase inflamasi adalah adanya respon vaskuler dan seluler yang terjadi akibat perlukaan
yang terjadi pada jaringan lunak. Tujuan yang hendak dicapai adalah menghentikan
perdarahan dan membersihkan area luka dari benda asing, sel-sel mati dan bakteri
untuk mempersiapkan dimulainya proses penyembuhan. Fase inflamasi dimulai sejak
terjadinya luka dan berakhir hari ke 3 - 5. Dua tahap dalam fase ini adalah hemostasis
dan pagositosis. Pembuluh darah yang rusak dan putus pada luka akan menyebabkan
perdarahan dan tubuh akan berusaha menghentikan perdarahan dengan vasokonstriksi.
Sebagai hasil adanya suatu konstriksi pembuluh darah, berakibat pembekuan darah untuk
menutupi luka. Diikuti vasodilatasi menyebabkan peningkatan aliran darah ke daerah
luka, sel darah putih menyerang luka dan menghancurkan bakteri dan debris. Lebih
kurang 24 jam setelah luka sebagian besar sel fagosit (makrofag) masuk ke daerah luka
dan mengeluarkan faktor angiogenesis yang merangsang pembentukan anak epitel pada
akhir pembuluh luka sehingga pembentukan ujung epitel pembuluh darah kembali dapat
terjadi. Sel mast dalam jaringan ikat meningkatkan permiabilitas kapiler sehingga terjadi
eksudasi cairan, penyebukan sel radang disertai vasodilatasi setempat mengakibatkan
edema dan pembengkakan.
Fase inflamasi juga memerlukan pembuluh darah dan respon seluler yang digunakan
untuk mengangkat benda-benda asing dan jaringan mati. Suplai darah yang meningkat ke
jaringan membawa bahan-bahan dan nutrisi yang diperlukan pada proses penyembuhan.
Pada akhirnya daerah luka tampak merah dan sedikit bengkak.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
b. Fase Proliferasi
Proseskegiatanseluleryangpentingpadafaseiniadalahmemperbaikidanmenyembuhkan
luka dan ditandai dengan proliferasi sel. Peran fibroblas sangat besar pada proses
perbaikan yaitu bertanggung jawab pada persiapan menghasilkan produk struktur
protein yang akan digunakan selama proses rekonstruksi jaringan. Dimulai pada hari ke 3
atau 4 dan berakhir pada hari ke-21. Fibroblast (menghubungkan sel-sel jaringan) secara
cepat mensintesis kolagen dan substansi dasar di jaringan yang luka. Dua substansi ini
membentuk lapis-lapis perbaikan luka, kolagen adalah substansi protein yang menambah
tegangan permukaan pada luka. Sebuah lapisan tipis dari sel epitel terbentuk melintasi
luka dan aliran darah ada didalamnya, pembuluh kapiler tumbuh melintasi luka yang
meningkatkan aliran darah yang memberikan oksigen dan nutrisi yang diperlukan bagi
proses penyembuhan. Jaringan baru ini disebut granulasi jaringan, adanya pembuluh
darah, kemerahan dan mudah pecah/berdarah.
c. Fase Maturasi/Pematangan
Fase akhir dari penyembuhan, dimulai hari ke-21 dan dapat berlanjut selama 1 – 2
tahun setelah luka. Tujuan dari fase maturasi adalah menyempurnakan terbentuknya
jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan bermutu. Fibroblas sudah
mulai meninggalkan jaringan granulasi, warna kemerahan dari jaringan mulai berkurang
karena pembuluh mulai regresi dan serat fibrin dari kolagen bertambah banyak untuk
memperkuat jaringan parut. Kekuatan dari jaringan parut akan mencapai puncaknya pada
minggu ke-10 setelah perlukaan. Kolagen yang ditimbun dalam luka diubah, membuat
penyembuhan luka lebih kuat dan lebih mirip jaringan. Kolagen baru menyatu, menekan
pembuluh darah dalam penyembuhan luka, sehingga bekas luka menjadi rata, tipis
dan garis putih. Fase ini merupakan proses pematangan, adanya penyerapan kembali
jaringan yang berlebih, penyerupaan kembali jaringan baru yang terbentuk, fase ini dapat
berlangsung berbulan-bulan serta dinyatakan sembuh bila semua tanda radang sudah
hilang.
Luka dikatakan sembuh jika terjadi kontinuitas lapisan kulit dan kekuatan jaringan parut
mampu atau tidak mengganggu untuk melakukan aktifitas normal. Meskipun proses
penyembuhan luka sama bagi setiap penderita, namun outcome atau hasil yang dicapai
sangat tergantung pada kondisi biologis masing-masing individu, lokasi serta luasnya
luka. Penderita muda dan sehat akan mencapai proses yang cepat dibandingkan dengan
kurang gizi, diserta penyakit sistemik diabetes melitus).
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
11
3. Faktor yang mempengaruhi penyembuhan Luka
a. Usia
Kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan usia seseorang. Semakin tua
seseorang maka akan menurunkan kemampuan penyembuhan jaringan, proses
penyembuhan luka pada anak dan dewasa lebih cepat dari pada orang tua.
b. Infeksi
Infeksi pada luka akan menghambat proses penyembuhan luka, dapat juga menyebabkan
kerusakan pada jaringan sel penunjang, kemudian akan menambah ukuran dari luka itu
sendiri, baik panjang maupun kedalaman luka.
c.	Nutrisi
Merupakan unsur yang penting dalam membantu perbaikan sel. Vitamin A diperlukan
untuk membantu proses penutupan luka dan sintesis kolagen, Vitamin B kompleks
kofaktor sistem enzim, vitamin C berfungsi sebagai fibroblast dan mencegah infeksi,
vitamin K membantu sintesis protrombin dan sebagai faktor dalam pembekuan darah.
d.	Sirkulasi dan Oksigenasi
Kondisi fisik dapat mempengaruhi
penyembuhan luka. Pada beberapa
keadaan/penyakit yang menyebabkan
kurangnya volume darah akan
mengakibatkan vasokonstriksi dan
menurunnya ketersediaan oksigen
dan nutrisi untuk penyembuhan luka.
e.	Hematoma
Hematomamerupakanbekuandarah.Biasanyasecarabertahaptubuhakanmengabsorbsi
atau menyerap darah pada luka masuk ke dalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan
darah yang besar maka akan memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga
menghambat proses penyembuhan luka.
Gambar : Membalut Luks
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
f.	 Benda asing
Benda asing yang masuk ke dalam luka seperti pasir, debu atau mikroorganisme akan
menyebabkan terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut dibersihkan. Abses ini
timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah putih), yang membentuk
suatu cairan yang kental yang disebut dengan nanah (“pus”).
g.	Iskemia
Iskemi adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan suplai darah pada bagian tubuh
yang dikarenakan obstruksi atau gangguan dari aliran darah. Hal ini dapat terjadi misal
akibat dari balutan pada luka terlalu ketat atau akibat faktor internal yaitu adanya obstruksi
pada pembuluh darah itu sendiri.
h.	Diabetes
Penderita diabetes terjadi peningkatan gula darah, sehingga nutrisi tidak dapat masuk ke
dalam sel, juga akan terjadi penurunan protein-kalori tubuh.
i.	 Pengobatan
Antibiotik akan efektif diberikan segera untuk bakteri penyebab kontaminasi yang spesik.
Tujuan perawatan pada luka secara umum yaitu :
1. Mencegah infeksi dari masuknya mikroorganisme pada luka dan membran mukosa
2. Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan
3. Mempercepat proses penyembuhan
4. Membersihkan luka dari benda asing
6. Mencegah perdarahan
Prinsip perawatan pada luka secara umum yaitu :
1.	 Bersihkanlah dari arah bagian tubuh yang sedikit terkontaminasi, seperti dari luka ke kulit
di sekitarnya.
2.	 Gunakan tekanan yang lembut saat membersihkan luka.
3.	 Saat melakukan irigasi atau membersihkan luka menggunakan larutan steril, biarkan
larutan mengalir dari bagian tubuh yang kurang terkontaminasi ke bagian tubuh yang
paling terkontaminasi. Luka diyakini kurang terkontaminasi dari pada kulit disekitarnya.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
13
Cara perawatan pada luka terbuka secara umum yaitu :
1. Persiapan alat, yaitu:
- Larutan steril yaitu NaCl 0,9 % atau air yang telah direbus dalam suhu 100o
C sampai
mendidih selama 10 menit dan ditiriskan
- Sarung tangan steril, cuci tangan yang bersih dengan sabun (cuci tangan 7 langkah)
- Set balutan steril (balutan, verband, pinset anatomis 2 buah dan pinset cirurgis 1 buah,
kom kecil 1 buah)
- Kantong plastik untuk sampah
- Plester
- Gunting
- Larutan clorin 0,5% dalam baskom
- Jarum suntik (spuilt) 10 cc 1 buah
- Bengkok
2. Tindakan perawatan luka
- Pertama cuci tangan yang bersih secara 7 langkah dengan menggunakan sabun dan air
bersih
- Jelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan pada pasien.
- Aturlah posisi penderita dengan nyaman
- Dekatkan peralatan
- Tuangkan larutan steril ke dalam kom kecil lalu ambil larutan dengan jarum suntik
- Letakkanlah baskom untuk menampung air di bawah bagian tubuh yang luka
- Pakailah sarung tangan steril
- Ambillah jarum suntik yang telah diisi larutan steril lalu semprotkan secara perlahan ke
arah bagian tubuh yang luka, ulangi hingga cairan yang mengalir ke dalam baskom jernih
- Jika tidak tersedia jarum suntik maka masukanlah kasa steril ke dalam larutan steril lalu
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
14
peras kassa dengan menggunakan pinset hingga kasa menjadi lembab lalu bersihkan luka
dengan kassa tersebut dari arah luka ke daerah sekitar luka secara lembut, hindarilah
menekan luka terlalu keras karena akan menimbulkan pendarahan dan nyeri, lakukan
hal tersebut sampai luka menjadi bersih.
- Keringkan tepi-tepi luka dengan kasa steril
- Tutup dengan kasa steril
- Bila perlu lakukan balutan (sesuai jenis luka dan area luka)
- Fiksasi balutan dengan plester yang telah dipotong –potong
- Posisikan pasien dengan posisi nyaman
- Alat bekas pakai/ set balutan direndam dalam larutan clorin 0,5% selama 10 menit
kemudian cucilah dengan sabun di air mengalir lalu di rebus dalam suhu 1000
C selama 10
menit dan semua alat habis pakai masukan ke dalam kantung sampah.
- Lepas sarung tangan (secara terbalik) dalam clorin 0,5% selama 10 menit.
- Cuci tangan 7 langkah.
- Beri tahu pada pasien bahwa tindakan telah selesai.
Penutup dan Pembalut Luka
Penutup luka	
Penutup luka adalah bahan yang diletakkan tepat di atas luka, misal kasa steril tetapi jangan
sekali-kali meletakkan bahan-bahan yang mudah melekat pada luka, seperti kapas, tisu dan
lain-lain. Penutup luka bermacam-macam, ada yang mengandung obat, maka bacalah petunjuk
pemakaian terlebih dahulu dan tanggal kedaluwarsanya. Pada keadaan darurat semua bahan
penutup luka diperbolehkan dengan syarat bahan tersebut haruslah bersih.
Penutup luka berfungsi untuk :
1.	 Membantu mengendalikan perdarahan
2.	 Mencegah kontaminasi lebih lanjut
3.	 Mempercepat penyembuhan dan mengurangi rasa nyeri.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
15
Pembalut
Pembalut adalah bahan yang digunakan untuk mempertahankan penutup luka. Bahan
pembalut dibuat dari bermacam materi kain.
Fungsi pembalut :
1.	 Penekanan untuk membantu menghentikan perdarahan.
2.	 Mempertahankan penutup luka pada tempatnya, sehingga luka tidak terbuka dan tetap
terlindungi.
3.	 Menopang bagian tubuh yang mengalami luka atau cedera.
Pemasangan pembalut yang baik akan membantu proses penyembuhan. Macam-macam dan
kegunaan pembalut :
	Mitella (Pembalut segitiga)
Bahan terbuat dari kain yang berbentuk segitiga, biasanya dipakai pada cedera kepala,
bahu, dada, siku, telapak kaki, telapak tangan, dan untuk menggantung lengan. Pembalut
ini dapat dilipat-lipat sejajar dengan alasnya dan menjadi pembalut jenis dasi.
Pembalut segitiga atau mitella ini biasanya digunakan untuk :
-	 Sebagai pembungkus kepala/penahan rambut
-	 Sebagai fiksasi cedera tulang/sendi wajah
-	 Sebagai pembalut mata, telinga atau perdarahan temporal (samping kepala)
-	 Untuk pembalut sendi bahu, sendi panggul
-	 Untuk pembalut punggung atau dada, penyangga payudara
-	 Untuk pembalut sendi siku, lutut, tumit, pergelangan tangan, tangan dan kaki
-	 Untuk penyangga lengan atau bahu.
Gambar : Pembalut mitella dikepala
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
16
Dasi (cravat)
Merupakan mitella yang dilipat-lipat, Pembalut ini bisa digunakan untuk membalut mata,
dahi, rahang, ketiak, lutut dan kaki yang terkilir.
Gambar : Pembalut mitella pada dada Gambar : Pembalut mitella pada pinggul
Gambar : Pembalut mitella pada siku Gambar : Pembalut mitella pada telapak kaki
Gambar : Pembalut mitella pada telapak tangan Gambar : Pembalut mitella untuk menggantungkan lengan cedera
Gambar : Pembalut dasi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
17
	Pita (pembalut gulung)
Terbuat dari kain katun, kasa, flannel atau bahan yang elastis, biasanya digunakan untuk
membalut kepala, wajah, lengan, tungkai, jari-jari, leher, pergelangan tangan, betis, dada
dan perut.
Gambar : Pembalut dasi pada mata dan dahi
Gambar : Pembalut dasi pada ketiak
Gambar : Pembalut dasi pada lengan Gambar : Pembalut dasi pada lutut
Gambar : Pembalut gulung pada rahang dan pipi
Gambar : Pembalut gulung pada jari, telapak tangan dan pergelangan tangan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
18
	Plester (Pembalut berperekat)
Pembalut ini berfungsi untuk merekatkan penutup luka, fiksasi pada sendi yang terkilir dan
untuk merekatkan pada kelainan patah tulang.
	Pembalut lainnya
-	 Snelverband adalah pembalut pita yang sudah ditambah kasa penutup luka, sering
dipakai untuk luka-luka lebar.
-	 Sofratulle adalah kasa steril yang sudah direndam dalam antibiotik, digunakan untuk
menutup luka-luka kecil.
	Kassa steril
Adalah potongan-potongan pembalut kasa yang sudah diseterilkan dan digunakan untuk
luka-luka kecil.
Prosedur pembalutan secara umum adalah sebagai berikut :
	Perhatikan letak bagian tubuh yang akan dibalut
	Pilih jenis pembalut yang akan digunakan
	Jika terdapat luka terbuka harus diberi disinfektan sebelum dibalut.
	Tutup luka dengan kasa steril biasa
Gambar : Pembalut gulung pada lutut Gambar : Pembalut gulung pada tumit
Gambar : Pembalut gulung pada siku dan pergelangan kaki
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
19
	Berikan balutan yang menekan.
	Tentukan posisi balutan.
Penutupan luka
	Penutup luka harus meliputi seluruh permukaan luka.
	Upayakan permukaan luka dibersihkan sebersih mungkin sebelum menutup luka, kecuali
bila luka disertai perdarahan, maka prioritasnya adalah menghentikan perdarahan tersebut.
	Pemasangan penutup luka harus dilakukan sedemikian rupa sehingga permukaan penutup
yang menempel pada bagian luka tidak terkontaminasi, gunakan teknik aseptik.
Pembalutan
	Jangan memasang pembalut sampai perdarahan terhenti, kecuali pembalutan penekanan
untuk menghentikan perdarahan.
	Jangan membalut terlalu kencang atau terlalu longgar.
	Jangan biarkan ujung bahan terurai, karena dapat tersangkut pada saat memindahkan
korban
	Bila membalut luka yang kecil sebaiknya daerah yang dibalut lebih lebar untuk menambah
luasnya permukaan yang mengalami tekanan diperluas sehingga mencegah terjadinya
kerusakan jaringan.
	Jangan menutupi ujung jari, bagian ini dapat menjadi petunjuk apabila pembalutan kita
terlalu kuat yaitu dengan mengamati ujung jari. Bila pucat artinya pembalutan terlalu kuat
dan harus diperbaiki.
	Khusus pada anggota gerak pembalutan dilakukan dari bagian yang jauh lebih dahulu lalu
mendekati tubuh.
	Lakukan pembalutan dalam posisi yang diinginkan, misalnya untuk pembalutan sendi
jangan berusaha menekuk sendi bila dibalut dalam keadaan lurus.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
20
Penggunaan penutup luka penekan
Kombinasi penutup luka dan pembalut dapat juga dipakai untuk membantu melakukan
tekanan langsung pada kasus perdarahan.
Langkah-langkah penggunaan penutup luka penekan :
1.	 Tempatkan beberapa penutup luka kasa steril langsung di atas luka dan tekan.
2.	 Beri bantalan penutup luka.
3.	 Gunakan pembalut rekat, menahan penutup luka.
4.	 Balut.
5.	 Periksa denyut nadi ujung bawah daerah luka (distal).
Penanganan luka terbuka secara umum adalah sebagai berikut :
1.	 Pastikanlah daerah luka terlihat
2.	 Bersihkan daerah sekitar luka
3.	 Kontrol perdarahan bila ada
4.	 Cegah kontaminasi lanjut
5.	 Beri penutup luka dan balut
6.	 Baringkan penderita bila kehilangan banyak darah dan lukanya cukup parah
7.	 Tenangkan penderita
8.	 Atasi syok bila ada, bila perlu rawat pada posisi syok walau syok belum terjadi
9.	 Rujuk ke fasilitas kesehatan
Penanganan Luka Tertutup
Lakukan perawatan seperti halnya terjadi perdarahan dalam, khusus untuk luka memar dapat
dilakukan pertolongan sebagai berikut :
	Berikan kompres dingin (misalnya menggunakan kantung es).
	Berikanlah balutan yang menekan bila perlu
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
21
	Istirahatkan anggota tubuh yang memar tersebut
	Tinggikan anggota tubuh yang memar tersebut
	Untuk luka memar yang telah lama dan berubah warna menjadi kebiruan dapat dikompres
dengan air hangat untuk mempercepat proses penyembuhan.
Penanganan luka tusuk
Pada awal terjadi cedera penderita mungkin saja tidak merasa sakit yang teramat sakit akan
tetapilukatusukbisamenyebabkanlukadanpendarahanyanghebatdansemualukatusuktidak
boleh dianggap ringan/harus diperhatikan. Benda yang menusuk berpotensi menimbulkan
infeksi. Penanganan luka tusuk secara umum yang dapat Anda lakukan adalah sebagai beikut :
	Tenangkanlah korban/penderita
	Periksa keadaan luka
	Jika ada pendarahan maka segeralah dihentikan
	Berikanlah Bantuan Hidup Dasar bila diperlukan
	Bersihkan tepi luka dari kotoran dengan cairan steril dan obat antiseptik.
	Tutup luka tersebut dengan kasa steril yang kering dan beri balutan penekan.
	Bawa penderita ke rumah sakit untuk mendapatkan suntikan antitetanus, dan antibiotika.
	Lakukan penanganan syok yang ditimbulkan (sesuai penanganan syok yang dibahas dalam
Modul 2)
Penanganan luka dengan benda asing menancap
Luka tusuk yang sering terjadi biasanya disertai dengan tertinggalnya benda yang menancap
pada luka .
Langkah-langkah penanganan luka yang disertai dengan menancapnya benda asing yang
dapat Anda lakukan adalah sebagai berikut :
1.	 Stabilkan benda yang menancap secara manual.
2.	 Jangan mencabut benda asing yang menancap.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
22
3.	 Bagian yang luka dibuka sehingga terlihat dengan jelas.
4.	 Kendalikan perdarahan, hati-hati jangan sampai menekan benda yang menancap
5.	 Stabilkan benda asing tersebut dengan menggunakan penutup luka tebal, atau berbagai
variasi misalnya pembalut donat, pembalut gulung dan lain-lainnya.
6.	 Rawat syok bila ada
7.	 Jaga pasien tetap istirahat dan tenang.
8.	 Rujuk ke fasilitas kesehatan.
Penanganan Cidera/luka Pada Bagian Tubuh
Penanganan Cidera/luka pada kulit kepala
Bila terjadi luka di daerah ini maka perdarahan yang ditimbulkan akan cukup besar, hal ini
dikarenakan wajah dan kulit kepala mendapat pasokan darah yang sangat baik. Dalam
melakukan perawatan pada cidera kulit kepala harus mengenali dengan baik keadaan yang
dihadapi dan perlu dilihat ada atau tidaknya patah tulang tengkorak yang menyertainya. Bila
terjadi patah tulang tengkorak pada cidera ini jangan coba membersihkan kulit kepala dan
jangan gunakan tekanan langsung.
Penanganan luka kulit kepala yang dapat Anda lakukan antara lain :
	Kendalikan pendarahan yang ada dengan penekanan langsung pada luka tetapi jika terjadi
patah tulang tengkorak gunakan bantalan yang tebal untuk menghentikan pendarahan dan
jangan melakukan penekanan langsung.
	Pasang pembalut
	Tinggikan bagian kepala, tetapi harus Anda perhatikan bila penderita tidak sadar maka
posisi kepala bahu sejajar
	Curigai juga terjadinya cedera spinal/tulang belakang
Penanganan luka pada wajah
Pada luka daerah wajah perlu diwaspadai terjadinya pendarahan dibagian dalam mulut dan
saluran nafas. Langkah-langkah perawatan luka wajah :
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
23
	Awasi jalan nafas
	Kendalikan pendarahan
	Beri penutup luka dan balut luka.
Penanganan Pendarahan pada Hidung
Pendarahan hidung lebih dikenal dengan mimisan biasanya terjadi akibat benturan langsung
pada daerah sekitar hidung dan adanya penyakit atau gangguan lainnya.
Penanganan pendarahan hidung :
	Pertahankan jalan nafas
	Dudukan korban dengan badan agak condong kedepan
	Berikan penekanan pada cuping hidung
	Jangan biarkan korban tiduran
	Jangan menutup hidung sampai penuh
	Jangan mencabut benda apapun yang berada di dalam hidung
	Bila terjadi avulsi berikan pembalutan penekanan
Penanganan Cedera pada mulut
Cedera pada mulut dapat berupa luka terbuka pada bibir, avulsi bibir dan luka terbuka dalam
mulut.
Penanganan luka pada mulut :
	Pertahankan jalan nafas
	Bila terjadi cedera pada bibir gunakan pembalut gulung
	Bila terjadi avulsi berikan sedikit penekanan pada daerah luka
Penanganan cedera pada mata
Mata merupakan salah satu alat tubuh yang sangat penting dan jika terjadi cedera mata dapat
menimbulkan kebutaan, Perawatan cedera mata dapat mengurangi kerusakan yang akan
terjadi, berikut cara perawatan cedera mata yaitu :
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
24
	Jangan melakukan tekanan langsung
	Bila di mata terdapat benda tertanam/luka sayat jangan bersihkan mata dan jangan
mencabut benda yang menancap tersebut.
	Jangan memasukan kembali bola mata yang keluar
	Kurangi gerakan mata
	Tutup mata yang tidak luka agar mencegah gerakan mata yang sakit
	Pada penderita yang tidak sadar kelopak mata harus ditutup untuk mencegah bola mata
menjadi kering yang dapat menimbulkan kebutaan
	Rujuk ke fasilitas kesehatan
Cedera pada telinga
Telinga merupakan alat yang sangat komplek yang berfungsi untuk mendengar dan sebagai
penyeimbang, jenis luka pada telinga dibagi dua jenis yaitu luka terbuka pada telinga luar dan
luka terbuka pada telinga tengah.
Perawatan pada luka terbuka pada telinga luar adalah sebagai berikut :
	Bila luka robek ringan tutup dengan penutup luka dan balut
	Bila luka robek berat tutup dengan penutup luka termasuk pada sisi kepala
	Bila avulsi gunakan penutup tebal dan balut
Perawatan luka terbuka pada telinga tengah
	Jangan mencolok/memasukan benda apapun kedalam telinga
	Jangan mencegah darah yang keluar dari dalam telinga
	Tutup longgar dengan penutup luka sehingga cairan yang keluar dari dalam telinga bisa
terserap
	Jangan melakukan penekanan pada telinga
Amputasi
Penanganan luka amputasi selain penanganan korban/penderita dengan alat tubuh yang
terputus juga perlu mendapatkan perawatan. Berikut pedoman perawatan bagian badan yang
terputus :
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
25
	Bungkus bagian yang terputus dengan kasa steril yang sudah dilembabkan
	Masukan bagian tersebut pada poin diatas kedalam kantong plastik jangan lupa tulis
nama penderita/korban, tanggal, hari dimasukan dan usahakan tetap dingin dengan cara
dimasukan air dan es.
	Rujuk penderita ke fasilitas kesehatan.
Cedera pada perut
Daerah perut merupakan bagian yang paling lemah perlindungannya, cedera perut dapat
terbuka dan tertutup, alat dalam perut terdiri dari alat yang berongga seperti lambung, usus
dan alat padat yang terdiri dari hati, limpa. Bila alat berongga robek dapat mengakibatkan
isinya (asam, enzim dan kuman) tumpah dalam rongga perut hal ini dapat menyebabkan reaksi
radang pada selaput perut sedangkan bila yang rusak alat yang padat maka dapat terjadi
pendarahan yang berat dalam rongga perut. Gejala dan tanda yang ada pada cedera perut
dapat terjadi bila ada keterlibatan alat dalam tubuh yaitu :
	Nyeri dan kejang pada dinding perut dan pinggul
	Nyeri tekaan pada dinding perut dan pinggul
	Nyeri ringan yang bisa menjadi hebat di daerah perut
	Memar pada bagian perut dan pinggul
	Ada luka terbuka
	Muntah darah
	Darah dalam tinja
	Penderita memegang dan melindungi perut
	Penderita berbaring dengan tungkai tertekuk
	Pada luka terbuka terdapat organ yang keluar
	Luka tusuk
	Tanda-tanda syok
	Riwayat benturan yang keras pada bagian perut.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
26
Penanganan luka terbuka pada dinding perut :
	Kontrol pendarahan luar
	Telentangkan penderita dengan tungkai tertekuk
	Atasi syok yang ada
	Waspadai muntah
	Perhatikan jalan nafas
	Jangan menyentuh apalagi memasukan organ yang keluar, organ yang keluar hendaknya
ditutup dengan penutup luka
	Selimuti bagian perut agar tetap hangat
	Jangan mencabut benda asing yang menancap
	Beri oksigen
	Rujuk ke fasilitas kesehatan
Penanganan luka tertutup pada dinding perut
	Telentangkan penderita dengan tungkai tertekuk
	Pertahankan jalan nafas
	Awasi muntah
	Atasi syok
	Beri oksigen
	Rujuk ke fasilitas kesehatan
Cedera pada bagian kelamin
Alat kelamin merupakan alat yang jarang terkena cedera hal ini dikarenakan letaknya yang
tersembunyi yang berada diantara panggul dan paha, bila mengalami cedera umumnya terjadi
dua jenis cedera yaitu cedera tumpul dan luka terbuka. Cedera tumpul biasanya sangaat nyeri
hal ini bisa terjadi karena benturan dengan benda tumpul. Bila terjadi luka terbuka rawat
seperti luka terbuka lainnya. Hal yang paling penting untuk perawatan cedera alat kelamin
adalah menenangkan penderita mengingat betapa sensitifnya daerah ini.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
27
CHECK LIST KEMAMPUAN PEMBALUTAN LUKA TERBUKA SECARA UMUM
Nama Mahasiswa	 :
Tanggal Penilaian	 :
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
1 Persiapan alat dan bahan
- Larutan steril yaitu NaCl 0,9 % atau air yang telah direbus dalam suhu 100o
C
sampai mendidih selama 10 menit.
- Sarung tangan steril,
- Set balutan steril (balutan, verband, pinset anatomis 2 buah dan pinset
cirurgis 1 buah, kom kecil 1 buah)
- Kantong plastik untuk sampah
- Plester
- Gunting
- Larutan clorin 0,5% dalam baskom
- Jarum suntik (spuilt) 10 cc 1 buah
- Bengkok
2 Memberi salam dan menyapa pasien serta memperkenalkan diri
3 Menjaga privasi pasien
4 Menjelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan pada pasien.
5 Mengatur posisi penderita dengan nyaman
6 Mengatur letak peralatan secara ergonomis (dekatkan)
7 Menuangkan larutan steril ke dalam kom kecil lalu ambil larutan dengan jarum
suntik.
8 Meletakkan baskom untuk menampung air di bawah bagian tubuh yang luka
9 Cuci tangan secara 7 langkah dengan menggunakan air bersih dan sabun.
10 Memakai sarung tangan steril
11 Mengambil jarum suntik yang telah diisi larutan steril lalu
semprotkan secara perlahan ke arah bagian tubuh yang luka, ulangi hingga cairan
yang mengalir ke dalam baskom jernih
12 Jika tidak tersedia jarum suntik maka memasukkan kasa steril ke dalam larutan
steril lalu peras kasa dengan menggunakan pinset hingga kasa menjadi lembab
lalu bersihkan luka dengan kasa tersebut dari arah luka ke daerah sekitar luka
secara lembut.
13 Mengeringkan tepi-tepi luka dengan kasa steril
14 Menutup dengan kasa steril
15 Melakukan balutan (sesuai jenis luka dan area luka)
16 Memfiksasi balutan dengan plester yang telah dipotong –potong
17 Memposisikan pasien dengan posisi nyaman
18 Alat bekas pakai/ set balutan direndam dalam larutan clorin 0,5% selama 10 menit
kemudian cucilah dengan sabun di air mengalir lalu di rebus dalam suhu 1000
C
selama 10 menit dan semua alat habis pakai masukan ke dalam kantung sampah.
19 Melepas sarung tangan (secara terbalik) dalam clorin 0,5% selama 10 menit.
20 Mencuci tangan 7 langkah.
21 Memberi tahu pada pasien bahwa tindakan telah selesai.
JUMLAH SKOR
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
28
Keterangan SKOR :
0	 = Prosedur tidak dilakukan Nama Kota , Tahun
1	 = Prosedur dilakukan tetapi salah Observer,
2	 = Prosedur dilakukan dengan benar
NILAI AKHIR = JUMLAH SKOR X 2 ( )
21
Nilai akhir = ………….
Nilai BATAS LULUS = 2,76
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
29
	 Rekan Mahasiswa, setelah Anda pelajari Modul 1 ini tentu Anda telah memiliki gambaran
tentang konsep luka dan penanganannya. Luka atau cedera dapat terjadi dimana saja dan
pada semua bagian tubuh. Luka digolongkan menjadi luka terbuka dan tertutup. Terdapat
beberapa fase penyembuhan luka, antara lain fase inflamatori, proliferasi dan maturasi.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka meliputi usia, infeksi,
sirkulasi dan oksigenasi, hematoma, benda asing, iskemia, pengobatan dan penyakit lain.
Penanganan luka terdapat prinsip dan teknik perawatan luka. Terdapat beberapa teknik
menutup dan membalut luka yang disesuaikan dengan jenis dan lokasi pada bagian tubuh
yang mengalami luka atau cedera.
Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
30
	 Bagaimana, setelah Anda mempelajari uraian pada Kegiatan Belajar 1 apakah Anda
telah memahami materi tersebut? Jika Anda telah paham, cobalah jawab pertanyaan berikut
ini dengan memilih salah satu jawaban yang Anda anggap benar.
1.	 Di bawah ini merupakan jenis otot pada lengan manusia yaitu :
a.	 Otot skeletal
b.	 Otot polos
c.	 Otot involunter
d.	 Otot myocardium
2.	 Suatu ketika ada seorang korban datang pada anda dengan luka karena kecelakaan
dan terjadi benturan keras dengan kendaraan bermotor, sehingga kulit dan lapisan
di bawahnya terputus, tepi luka tidak teratur serta ada perdarahan, maka jenis luka
tersebut termasuk :
a.	 Luka sayat
b.	 Luka robek
c.	 Luka avulsi
d.	 Luka lecet
3.	 Suatu luka dimana pembuluh darah yang rusak berada jauh di bawah permukaan kulit
dan biasanya besar, terlihat bengkak dan kemerahan merupakan tanda dari adanya :
a.	 Memar
b.	 Perdarahan
c.	 Luka remuk
d.	 Hematoma
Evaluasi
Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
31
4.	 Berikut ini merupakan hal yang tidak tepat untuk penyembuhan luka yaitu :
a.	 Kemampuan tubuh terhadap penyembuhan trauma jaringan dipengaruhi oleh
luasnya luka dan keadaan umum kesehatan individu.
b.	 Mengkonsumsi makanan amis akan memperlama proses penyembuhan luka.
c.	 Kulit dan membran mukosa adalah bagian tubuh pertama sebagai pertahanan.
d.	 Penyembuhan akan lebih optimal bila luka bersih dari kotoran.
5.	 Penyembuhan luka terdapat beberapa fase, diantaranya yaitu adanya lapisan tipis
sel epitel yang terbentuk melintasi luka dan adanya peningkatan aliran darah untuk
memberikan oksigen dan nutrisi yang diperlukan bagi proses penyembuhan, hal ini
merupakan :
a.	 Fase Inflamasi
b.	 Fase Maturasi
c.	 Fase Eksudasi
d.	 Fase Proliferasi
6.	 Cairan atau larutan yang digunakan pada tindakan penanganan luka yaitu :
a.	 Larutan NaCl 0.9%
b.	 Larutan Ringer Laktat
c.	 Air bersih
d.	 Air matang direbus sampai mendidih
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
32
7.	 Tindakan mengompres dengan air hangat dapat dilakukan untuk mempercepat proses
penyembuhan pada jenis luka :
a.	 Luka tusuk
b.	 Luka memar
c.	 Luka dengan benda asing menancap
d.	 Luka lecet
8.	 Hal di bawah ini bukan merupakan prinsip ketika anda melakukan pembalutan luka :
a.	 Membalut tidak terlalu kencang atau terlalu longgar
b.	 Membalut menekan untuk menghentikan perdarahan
c.	 Membalut hanya pada bagian yang luka
d.	 Membalut anggota gerak dimulai dari bagian yang jauh terlebih dahulu
9.	 Di bawah ini bukan merupakan penanganan yang Anda lakukan ketika ada korban yang
mengalami luka di kaki dengan adanya paku yang menancap pada telapak kaki yaitu :
a.	 Mencabut paku yang menancap di kaki pasien secepatnya
b.	 Kendalikan perdarahan dan tidak menekan paku
c.	 Stabilkan paku dengan pembalut
d.	 Telapak kaki dibiarkan terbuka
10.	Pembalut yang bisa digunakan untuk membalut bagian tubuh antara lain kepala, wajah,
lengan, tungkai, pergelangan tangan, betis dan dada yaitu :
a.	 Pembalut mitella
b.	 Pembalut dasi
c.	 Pembalut gulung
d.	 Snelverband
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
33
	 Rekan Mahasiswa, setelah membaca dan memahami uraian materi tersebut maka
bentuklah kelompok yang beranggotakan 4 orang ! Kemudian saling berpasangan dan
bergantian lakukanlah Penanganan luka pada kaki dan lakukanlah berbagai macam teknik
pembalutan! Mintalah salah seorang teman untuk mengobservasi dan menilai tindakan Anda!
Bila Anda menemui kesulitan hubungilah Fasilitator/Dosen Anda !
	 RekanMahasiswabilaAndatelahselesaimengerjakansoal-soaldiatasmakacocokkanlah
jawaban Anda dengan Kunci jawaban yang ada di halaman belakang Modul ini!
Tugas
Mandiri
Selamat ! Bila jawaban Anda benar 80% maka Anda telah berhasil mempelajari Kegiatan
Belajar 1 Modul ini dan Anda dapat melanjutkan untuk mempelajari Kegiatan Belajar 2
Penanganan Patah Tulang dan Cedera Otot Rangka.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
34
1. Buku Panduan Pelatihan BC & TLS (Basic Cardiac & Trauma Life Support). Jakarta. Emergency
Medical Training & Services.EMS 119. 2008
2. General Emergency Life Support (GELS) RSUP DR Sardjito Yogyakarta
3. Keperawatan medikal bedah Brunner dan Suddarth Smeltzer C. Suzanne, Bare G. Brenda.
Edisi 8 Volume 3. EGC. 2002. Jakarta.
4. Kumpulan kuliah Ilmu Bedah. Bagian Bedah staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Bina Rupa Aksara. 1995. Jakarta
5. Ilmu Bedah Syamsuhidayat R dan De Jong Wim. EGC. 1997 . Jakarta.
6. Musliha. Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta: Nuha Medika. 2010
7. Penanggulangan Penderita Gawat Darurat. Basic Trauma Cardiac Life Support. PMI Pusat
Pendidikan dan Latihan DIY. Yogyakarta. 2012
8. Pedoman Pertolongan Pertama. Markas Pusat Palang Merah Indonesia. 2009
8. Seri Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) / General Emergency Life Support
(GELS) : Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). Cetakan ketiga. Dirjen
Bina Yanmed Depkes RI. 2006.
9. Tanggap Darurat Bencana (Safe Community modul 4). Depkes RI. 2006.
10. Thompson, J. A Practical Guide to Wound Care.Regitered Nursing. 2000
Daftar
Pustaka
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
35
KUNCI JAWABAN KEGIATAN BELAJAR 1
NO JAWABAN
1. A
2. B
3. D
4. B
5. D
6. A
7. B
8. C
9. A
10. C
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Presentasi Kebersihan Diri
Presentasi Kebersihan DiriPresentasi Kebersihan Diri
Presentasi Kebersihan DiriKusuma Wijayanti
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienzulindarisma
 
Kesehatan mental peserta didik
Kesehatan mental peserta didikKesehatan mental peserta didik
Kesehatan mental peserta didikSolihin Utjok
 
Prinsip etika dalam keperawatan
Prinsip etika dalam keperawatanPrinsip etika dalam keperawatan
Prinsip etika dalam keperawatanSudarman Antariksa
 
Contoh proposal pkm kewirausahaan
Contoh proposal pkm kewirausahaanContoh proposal pkm kewirausahaan
Contoh proposal pkm kewirausahaanZakiyul Mu'min
 
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenitalAnatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenitaldr. Bobby Ahmad
 
Kb 2 penanganan patah tulang dan cedera otot
Kb 2 penanganan patah tulang dan cedera ototKb 2 penanganan patah tulang dan cedera otot
Kb 2 penanganan patah tulang dan cedera ototpjj_kemenkes
 
Pp.....anfis sistem integumen
Pp.....anfis sistem integumenPp.....anfis sistem integumen
Pp.....anfis sistem integumenarniwianti
 
Trend, Legal Etik dan Kebijakan Penanggulangan Bencana
Trend, Legal Etik dan Kebijakan Penanggulangan BencanaTrend, Legal Etik dan Kebijakan Penanggulangan Bencana
Trend, Legal Etik dan Kebijakan Penanggulangan BencanaMuhammad Bagus Setyawan
 
(3) Anatomi & fisiologi sistem pernafasan
(3) Anatomi & fisiologi sistem pernafasan(3) Anatomi & fisiologi sistem pernafasan
(3) Anatomi & fisiologi sistem pernafasanMoh. Wildan
 
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)Victorya Bambung
 
Kb 1 penanganan luka atau cedera
Kb 1 penanganan luka atau cederaKb 1 penanganan luka atau cedera
Kb 1 penanganan luka atau cederapjj_kemenkes
 

Was ist angesagt? (20)

Otak
OtakOtak
Otak
 
Presentasi Kebersihan Diri
Presentasi Kebersihan DiriPresentasi Kebersihan Diri
Presentasi Kebersihan Diri
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
 
Kesehatan mental peserta didik
Kesehatan mental peserta didikKesehatan mental peserta didik
Kesehatan mental peserta didik
 
Prinsip etika dalam keperawatan
Prinsip etika dalam keperawatanPrinsip etika dalam keperawatan
Prinsip etika dalam keperawatan
 
Contoh proposal pkm kewirausahaan
Contoh proposal pkm kewirausahaanContoh proposal pkm kewirausahaan
Contoh proposal pkm kewirausahaan
 
Makalah febris
Makalah febrisMakalah febris
Makalah febris
 
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenitalAnatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
 
Kb 2 penanganan patah tulang dan cedera otot
Kb 2 penanganan patah tulang dan cedera ototKb 2 penanganan patah tulang dan cedera otot
Kb 2 penanganan patah tulang dan cedera otot
 
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
 
Konsep keperawatan medikal bedah
Konsep keperawatan medikal bedahKonsep keperawatan medikal bedah
Konsep keperawatan medikal bedah
 
Sistem Kekebalan Tubuh (IMMUN)
Sistem Kekebalan Tubuh (IMMUN)Sistem Kekebalan Tubuh (IMMUN)
Sistem Kekebalan Tubuh (IMMUN)
 
Pp.....anfis sistem integumen
Pp.....anfis sistem integumenPp.....anfis sistem integumen
Pp.....anfis sistem integumen
 
Trend, Legal Etik dan Kebijakan Penanggulangan Bencana
Trend, Legal Etik dan Kebijakan Penanggulangan BencanaTrend, Legal Etik dan Kebijakan Penanggulangan Bencana
Trend, Legal Etik dan Kebijakan Penanggulangan Bencana
 
Produk Kreatif dan Kewirausahaan Hak atas kekayaan intelektual
Produk Kreatif dan Kewirausahaan Hak atas kekayaan intelektualProduk Kreatif dan Kewirausahaan Hak atas kekayaan intelektual
Produk Kreatif dan Kewirausahaan Hak atas kekayaan intelektual
 
(3) Anatomi & fisiologi sistem pernafasan
(3) Anatomi & fisiologi sistem pernafasan(3) Anatomi & fisiologi sistem pernafasan
(3) Anatomi & fisiologi sistem pernafasan
 
Konsep psikofarmaka
Konsep psikofarmakaKonsep psikofarmaka
Konsep psikofarmaka
 
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
 
Kb 1 penanganan luka atau cedera
Kb 1 penanganan luka atau cederaKb 1 penanganan luka atau cedera
Kb 1 penanganan luka atau cedera
 
Epidemiologi HIV / AIDS
Epidemiologi HIV / AIDSEpidemiologi HIV / AIDS
Epidemiologi HIV / AIDS
 

Andere mochten auch

Menu seimbang5
Menu seimbang5Menu seimbang5
Menu seimbang5Anwar War
 
1.evakuasi korban
1.evakuasi korban1.evakuasi korban
1.evakuasi korbanKaa Nid
 
Balut mitela
Balut mitelaBalut mitela
Balut mitelaroeroe
 
Dr Yuda Handaya SpB FInaCS,FMAS
Dr Yuda Handaya SpB FInaCS,FMASDr Yuda Handaya SpB FInaCS,FMAS
Dr Yuda Handaya SpB FInaCS,FMASdavidkurniawan
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Patah+tulang+dan+pembidaian
Patah+tulang+dan+pembidaianPatah+tulang+dan+pembidaian
Patah+tulang+dan+pembidaianNovan Agustin
 
P3k dokter kecil
P3k dokter kecilP3k dokter kecil
P3k dokter kecilhasrullah84
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Presentasi gizi seimbang
Presentasi gizi seimbangPresentasi gizi seimbang
Presentasi gizi seimbangcassiopeia91
 
Ppt mengenal gizi seimbang
Ppt mengenal gizi seimbangPpt mengenal gizi seimbang
Ppt mengenal gizi seimbangVivi Amelia
 

Andere mochten auch (15)

Cedera jaringan lunak
Cedera jaringan lunakCedera jaringan lunak
Cedera jaringan lunak
 
Gizi seimbang
Gizi seimbangGizi seimbang
Gizi seimbang
 
Menu seimbang5
Menu seimbang5Menu seimbang5
Menu seimbang5
 
1.evakuasi korban
1.evakuasi korban1.evakuasi korban
1.evakuasi korban
 
Evakuasi pada bencana
Evakuasi pada bencanaEvakuasi pada bencana
Evakuasi pada bencana
 
Balut mitela
Balut mitelaBalut mitela
Balut mitela
 
Makalah pmr
Makalah pmrMakalah pmr
Makalah pmr
 
Dr Yuda Handaya SpB FInaCS,FMAS
Dr Yuda Handaya SpB FInaCS,FMASDr Yuda Handaya SpB FInaCS,FMAS
Dr Yuda Handaya SpB FInaCS,FMAS
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Patah+tulang+dan+pembidaian
Patah+tulang+dan+pembidaianPatah+tulang+dan+pembidaian
Patah+tulang+dan+pembidaian
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
P3k dokter kecil
P3k dokter kecilP3k dokter kecil
P3k dokter kecil
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Presentasi gizi seimbang
Presentasi gizi seimbangPresentasi gizi seimbang
Presentasi gizi seimbang
 
Ppt mengenal gizi seimbang
Ppt mengenal gizi seimbangPpt mengenal gizi seimbang
Ppt mengenal gizi seimbang
 

Ähnlich wie Berikut pengalamanku memberikan pertolongan pada orang yang mengalami luka:- Pernah menolong teman yang tergores kaca pecah saat bermain. Saya langsung membersihkan lukanya dengan air bersih dan membalutnya dengan kasa steril.- Suatu kali saya melihat anak kecil terjatuh dan lututnya berdarah. Saya membersihkan darahnya, memeriksa apakah ada benda asing di lukanya, lalu membalutnya dengan plester

Kb 2 penanganan patah tulang dan cedera otot
Kb 2 penanganan patah tulang dan cedera ototKb 2 penanganan patah tulang dan cedera otot
Kb 2 penanganan patah tulang dan cedera ototpjj_kemenkes
 
Kb 3 biomekanika trauma
Kb 3 biomekanika traumaKb 3 biomekanika trauma
Kb 3 biomekanika traumapjj_kemenkes
 
KB 3 Penilaian Awal
KB 3 Penilaian AwalKB 3 Penilaian Awal
KB 3 Penilaian Awalpjj_kemenkes
 
KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)
KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)
KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)pjj_kemenkes
 
Kb 1 penanganan luka bakar
Kb 1 penanganan luka bakarKb 1 penanganan luka bakar
Kb 1 penanganan luka bakarpjj_kemenkes
 
KB 3 Pemindahan atau Evakuasi Korban
KB 3 Pemindahan atau Evakuasi KorbanKB 3 Pemindahan atau Evakuasi Korban
KB 3 Pemindahan atau Evakuasi Korbanpjj_kemenkes
 
Kb 3 penanganan kedaruratan medis
Kb 3 penanganan kedaruratan medisKb 3 penanganan kedaruratan medis
Kb 3 penanganan kedaruratan medispjj_kemenkes
 
Kb 2 penanganan keracunan
Kb 2 penanganan keracunanKb 2 penanganan keracunan
Kb 2 penanganan keracunanpjj_kemenkes
 
KB 1 Konsep Bencana
KB 1 Konsep BencanaKB 1 Konsep Bencana
KB 1 Konsep Bencanapjj_kemenkes
 
KB 2 Penanganan Pendarahan dan Syok
KB 2 Penanganan Pendarahan dan SyokKB 2 Penanganan Pendarahan dan Syok
KB 2 Penanganan Pendarahan dan Syokpjj_kemenkes
 
Kb 2 asuhan keperawatan pada pasien dengan kehilangan
Kb 2 asuhan keperawatan pada pasien dengan kehilanganKb 2 asuhan keperawatan pada pasien dengan kehilangan
Kb 2 asuhan keperawatan pada pasien dengan kehilanganpjj_kemenkes
 
KB 1 Bantuan Hidup Dasar
KB 1 Bantuan Hidup DasarKB 1 Bantuan Hidup Dasar
KB 1 Bantuan Hidup Dasarpjj_kemenkes
 
KB 1 Bantuan Hidup Dasar
KB 1 Bantuan Hidup DasarKB 1 Bantuan Hidup Dasar
KB 1 Bantuan Hidup Dasarpjj_kemenkes
 
Kb 1 asuhan keperawatan pada pasien gangguan citra tubuh
Kb 1 asuhan keperawatan pada pasien gangguan citra tubuhKb 1 asuhan keperawatan pada pasien gangguan citra tubuh
Kb 1 asuhan keperawatan pada pasien gangguan citra tubuhpjj_kemenkes
 
Kb3 kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahapan perkembangan
Kb3 kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahapan perkembanganKb3 kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahapan perkembangan
Kb3 kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahapan perkembanganpjj_kemenkes
 
Kb 2 asuhan keperawatan pada pasien ansietas
Kb 2 asuhan keperawatan pada pasien ansietasKb 2 asuhan keperawatan pada pasien ansietas
Kb 2 asuhan keperawatan pada pasien ansietaspjj_kemenkes
 
Proses Penyembuhan luka
Proses Penyembuhan lukaProses Penyembuhan luka
Proses Penyembuhan lukapjj_kemenkes
 
Kb 2 proses penyembuhan luka
Kb 2 proses penyembuhan lukaKb 2 proses penyembuhan luka
Kb 2 proses penyembuhan lukapjj_kemenkes
 
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsiPatogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsipjj_kemenkes
 
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsi
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsiKb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsi
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsipjj_kemenkes
 

Ähnlich wie Berikut pengalamanku memberikan pertolongan pada orang yang mengalami luka:- Pernah menolong teman yang tergores kaca pecah saat bermain. Saya langsung membersihkan lukanya dengan air bersih dan membalutnya dengan kasa steril.- Suatu kali saya melihat anak kecil terjatuh dan lututnya berdarah. Saya membersihkan darahnya, memeriksa apakah ada benda asing di lukanya, lalu membalutnya dengan plester (20)

Kb 2 penanganan patah tulang dan cedera otot
Kb 2 penanganan patah tulang dan cedera ototKb 2 penanganan patah tulang dan cedera otot
Kb 2 penanganan patah tulang dan cedera otot
 
Kb 3 biomekanika trauma
Kb 3 biomekanika traumaKb 3 biomekanika trauma
Kb 3 biomekanika trauma
 
KB 3 Penilaian Awal
KB 3 Penilaian AwalKB 3 Penilaian Awal
KB 3 Penilaian Awal
 
KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)
KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)
KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)
 
Kb 1 penanganan luka bakar
Kb 1 penanganan luka bakarKb 1 penanganan luka bakar
Kb 1 penanganan luka bakar
 
KB 3 Pemindahan atau Evakuasi Korban
KB 3 Pemindahan atau Evakuasi KorbanKB 3 Pemindahan atau Evakuasi Korban
KB 3 Pemindahan atau Evakuasi Korban
 
Kb 3 penanganan kedaruratan medis
Kb 3 penanganan kedaruratan medisKb 3 penanganan kedaruratan medis
Kb 3 penanganan kedaruratan medis
 
Kb 2 penanganan keracunan
Kb 2 penanganan keracunanKb 2 penanganan keracunan
Kb 2 penanganan keracunan
 
KB 1 Konsep Bencana
KB 1 Konsep BencanaKB 1 Konsep Bencana
KB 1 Konsep Bencana
 
KB 2 Penanganan Pendarahan dan Syok
KB 2 Penanganan Pendarahan dan SyokKB 2 Penanganan Pendarahan dan Syok
KB 2 Penanganan Pendarahan dan Syok
 
Kb 2 asuhan keperawatan pada pasien dengan kehilangan
Kb 2 asuhan keperawatan pada pasien dengan kehilanganKb 2 asuhan keperawatan pada pasien dengan kehilangan
Kb 2 asuhan keperawatan pada pasien dengan kehilangan
 
KB 1 Bantuan Hidup Dasar
KB 1 Bantuan Hidup DasarKB 1 Bantuan Hidup Dasar
KB 1 Bantuan Hidup Dasar
 
KB 1 Bantuan Hidup Dasar
KB 1 Bantuan Hidup DasarKB 1 Bantuan Hidup Dasar
KB 1 Bantuan Hidup Dasar
 
Kb 1 asuhan keperawatan pada pasien gangguan citra tubuh
Kb 1 asuhan keperawatan pada pasien gangguan citra tubuhKb 1 asuhan keperawatan pada pasien gangguan citra tubuh
Kb 1 asuhan keperawatan pada pasien gangguan citra tubuh
 
Kb3 kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahapan perkembangan
Kb3 kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahapan perkembanganKb3 kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahapan perkembangan
Kb3 kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahapan perkembangan
 
Kb 2 asuhan keperawatan pada pasien ansietas
Kb 2 asuhan keperawatan pada pasien ansietasKb 2 asuhan keperawatan pada pasien ansietas
Kb 2 asuhan keperawatan pada pasien ansietas
 
Proses Penyembuhan luka
Proses Penyembuhan lukaProses Penyembuhan luka
Proses Penyembuhan luka
 
Kb 2 proses penyembuhan luka
Kb 2 proses penyembuhan lukaKb 2 proses penyembuhan luka
Kb 2 proses penyembuhan luka
 
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsiPatogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
 
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsi
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsiKb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsi
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsi
 

Mehr von pjj_kemenkes

Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakpjj_kemenkes
 
Modul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanModul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiiKeperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiipjj_kemenkes
 

Mehr von pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
 
Modul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanModul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatan
 
Keperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiiKeperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iii
 

Kürzlich hochgeladen

presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewanSNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewanintan588925
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfSuryani549935
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESIHUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESINeliHusniawati2
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 

Kürzlich hochgeladen (20)

presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewanSNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESIHUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 

Berikut pengalamanku memberikan pertolongan pada orang yang mengalami luka:- Pernah menolong teman yang tergores kaca pecah saat bermain. Saya langsung membersihkan lukanya dengan air bersih dan membalutnya dengan kasa steril.- Suatu kali saya melihat anak kecil terjatuh dan lututnya berdarah. Saya membersihkan darahnya, memeriksa apakah ada benda asing di lukanya, lalu membalutnya dengan plester

  • 1. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 Ana Kurniati Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS) KEGIATAN BELAJAR I PENANGANAN LUKA/CEDERA Penanganan Luka, Patah Tulang dan Biomekanika Trauma PPGD DAN TAGANA MODUL 3 SEMESTER 8
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan i Daftar Istilah Avulsi : Luka sobek Cravat : Pembalut dasi Dislokasi : Cerai sendi GSS : Gerakan – Sensasi - Sirkulasi Head Injury : Trauma kepala Headrest : Sandaran kepala Hematoma : Darah yang terkumpul di jaringan tubuh Inflamasi : Peradangan Iskemia : Penurunan suplai darah pada bagian tubuh tertentu Maturasi : Pematangan Mitella : Pembalut segitiga Sofratulle : Kasa steril yang mengandung antibiotik Snelverband : Pe,balut pita dengan kasa pentup luka Sprain : Terkilir Sendi Strain : Terkilir otot Wiplash : Daya pecut
  • 3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 1 Pendahuluan Rekan mahasiswa, selamat berjumpa kembali pada mata kuliah PPGD dan TAGANA. Modul yang sedang Anda pelajari ini adalah modul ketiga dari empat modul yang harus Anda pelajari pada semester ini. Dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi luka atau cedera gawat darurat yang menimpa seseorang atau sekelompok orang yang disebabkan karena kecelakaan atau bencana. Kecelakaan atau bencana bisa terjadi dimana saja, di rumah, jalan, tempat kerja atau di tempat lainnya. Umumnya kecelakaan terjadi tanpa diduga sebelumnya dan akibat yang ditimbulkannya bervariasi, bisa berupa cedera ringan, sedang, berat bahkan sampai meninggal dunia. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kondisi korban, antara lain: tingkat keparahan cedera/luka, waktu antara kejadian luka/cedera sampai dengan mendapatkan pertolongan pertama, pertolongan pertama cepat dan tepat, jarak tempuh ke rumah sakit, ketersediaanalattransportasikerumahsakit,saranakesehatandanpenanganankomprehensif rumah sakit serta adanya komunikasi ke rumah sakit tujuan. Apabila semua faktor ini dapat berfungsi dan tersedia dengan baik maka dampak dari cedera dapat dikurangi dan kerugian yanglebihbesardapatdihindari.Andasebagaisalahsatuanggotatenagakesehatanmempunyai tanggung jawab untuk meringankan dan membantu korban kegawatdaruratan atau bencana sesuai kemampuan dan kompetensi Anda. Setelah mempelajari Modul 3 ini Anda diharapkan dapat menjelaskan dan mampu melakukan pertolongan pertama pada penderita yang mengalami cedera baik cedera/luka pada organ tubuh lunak, tulang maupun cedera pada muskuloskeletal dengan kegawatdaruratan, serta mampu memahami biomekanika trauma, sehingga akan dapat membantu anda melakukan pertolongan pada korban dengan kegawardaruratan sehari-hari maupun korban bencana. Modul ini disusun sebagai bagian dari bahan Mata Kuliah “PPGD dan Tagana” yang merupakan salah satu unsur penunjang yang sangat penting bagi seorang bidan dalam melaksanakan tugasnya menolong korban dengan kegawatdaruratan sehari-hari maupun karena bencana. Seorang bidan harus mengetahui apa yang harus dilakukan ketika menolong korban dengan cedera baik ringan maupun berat karena kecelakan atau terjadi bencana. Modul ini berisi 3 (tiga) kegiatan belajar sebagai berikut : Kegiatan belajar 1 : Luka/Cedera dan Penanganannya Kegiatan belajar 2 : Penanganan Patah Tulang Kegiatan belajar 3 : Biomekanika Trauma
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 2 Petunjuk Belajar Proses pembelajaran dalam modul ini yaitu tentang “Penanganan Luka/Cedera, Penanganan Patah Tulang dan Biomekanika Trauma ”, akan dapat berjalan lebih lancar dan berhasil apabila Anda mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : 1) Baca baik-baik dan pahami tujuan/kompetensi yang ingin dicapai setelah mempelajari modul ini. 2) Pelajari materi secara berurutan mulai dari kegiatan belajar (KB)1 dan seterusnya, karena materi yang dibahas dalam kegiatan sebelumnya berkaitan erat dengan materi yang akan dibahas pada kegiatan berikutnya. 3) Anda harus punya keyakinan yang kuat untuk belajar dan mempraktikan materi yang tertuang dalam modul ini. Pelajari baik-baik dan pahami uraian materi yang ada pada setiap KB. Jika ada materi yang harus dipraktikkan, maka Anda diminta untuk mempraktikannya. Kerjakanlah tugas serta berlatihlah secara mandiri atau berkelompok dengan sungguh- sungguh. 4) Untuk mempelajari modul ini dibutuhkan waktu sedikitnya 180 menit. 5) Disamping mempelajari modul ini, Anda dianjurkan untuk mempelajari buku-buku lain, koran, majalah maupun artikel yang membahas tentang pertolongan pertama pada kegawatdaruratan dan siaga bencana 6) Setelah selesai mempelajari satu KB, Anda diminta untuk mengerjakan tugas maupun soal- soal yang ada di dalamnya. Anda dinyatakan berhasil kalau sedikitnya 80% jawaban Anda benar. Selanjutnya Anda dipersilahkan untuk mempelajari KB berikutnya. 7) Kunci jawaban untuk setiap KB ada di bagian akhir modul ini. Silahkan cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban tersebut. Jika anda belum berhasil silahkan pelajari sekali lagi bagian-bagian yang belum Anda kuasai. Ingat! Jangan melihat kunci jawaban sebelum Anda selesai mengerjakan tugas 8) Bila Anda mengalami kesulitan, diskusikan dengan teman-temanmu, jika masih juga mengalami kesulitan, silahkan hubungi dosen/fasilitator dari Mata Kuliah ini. 9) Setelah semua KB dipelajari, dan semua tugas sudah Anda kerjakan dengan benar, tanyakan pada diri Anda sendiri apakah Anda telah menguasai seluruh materi sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Bila jawabannya “Ya”, maka hubungi dosen Pembina Anda untuk meminta tes akhir modul (TAM). Anda dinyatakan berhasil bila sedikitnya jawaban Anda 80% benar. Dengan demikian Anda diperbolehkan untuk mempalajari modul berikutnya. Selamat belajar, semoga Anda berhasil dengan baik memahami apa dan bagaimana pertolongan pada korban yang mengalami luka atau cedera gawat darurat baik sehari- hari maupun karena bencana.
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 3 Kegiatan Belajar 1 Penanganan Luka/Cedera Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mempelajari modul kegiatan belajar 1 ini, Anda akan mampu menjelaskan kembali tentang konsep dan pengertian tentang luka/cedera dan penanganannya. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut ada 3 tujuan khusus yang harus dicapai yaitu anda harus dapat menjelaskan kembali tentang : • Anda harus mampu memahami dan menjelaskan kembali tentang pengertian luka dan macam-macam luka. • Anda harus mampu memahami dan melakukan penanganan luka/cedera pada jaringan lunak tubuh dengan tepat dan benar. • Anda harus mampu melakukan pembalutan pada luka.
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 4 Rekan Mahasiswa, pokok materi pada Modul 2 yang telah Anda pelajari adalah mengenai apa dan bagaimana memberikan Bantuan Hidup Dasar (BHD), penanganan perdarahan dan syok serta evakuasi korban bencana maupun penderita dengan kegawatdaruratan sehari-hari. Rekan Mahasiswa, dalam kehidupan sehari-hari maupun akibat bencana Anda akan menjumpai korban yang mengalami luka atau cedera pada anggota badan, baik pada alat gerak, bagian kepala, dada, perut atau anggota tubuh yang lain. Anda wajib memberikan pertolongan pertama secara cepat dan tepat sehingga korban diharapkan akan terhindar dari luka atau cedera yang semakin parah. Rekan Mahasiswa, masih ingatkah Anda, bagaimana melakukan penanganan terhadap korban yang mengalami perdarahan dalam materi Modul 2? Secara umum pertolongan pertama yang Anda berikan untuk korban yang mengalami luka terbuka pada cedera jaringan lunak sama seperti pertolongan pertama pada korban yang mengalami perdarahan luar. Adanya trauma atau perlukaan yang tampak parah terkadang mengabaikan Anda akan jalan nafas dan pernafasan. Anda tetap berpegang pada urutan prioritas resusitasi ABCDE. Sebagai seorang pelaku pertolongan pertama Anda harus segera menghentikan perdarahan tersebut. Tentunya timbul pertanyaan apakah pembalutan juga penting dan diperlukan dalam penanganan luka atau cedera? Ya, karena pembalutan ini berfungsi untuk membantu mengendalikan perdarahan, mempertahankan penutup luka pada tempatnya, dan menjadi penopang bagian tubuh yang cedera. Cara yang efektif dalam mengatasi luka atau cedera adalah dengan memahami beberapa jenis luka atau cedera, mengenali bagaimana tubuh kita memberikan respon terhadap cedera tersebut, bagaimana mendeteksi suatu luka atau cedera agar tidak menjadi lebih parah, dan bagaimana melakukan penanganan pertama serta kapan meminta bantuan medis secara profesional. Uraian Materi
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 5 Pengertian Luka dan Macam-Macam Luka Rekan Mahasiswa, pernahkah Anda mengalami luka, tergores benda tajam, teriris atau luka yang lain? Pernahkah Anda menolong orang lain yang mengalami luka? Tuliskanlah pengalaman Anda memberikan pertolongan pada orang yang mengalami luka dalam kotak di bawah ini ! Bagaimana Rekan Mahasiswa? Apakah Anda telah menuliskan hal-hal yang Anda lakukan ketika menolong orang yang terluka? Nah, silahkan Anda memperhatikan uraian di bawah ini! Apakah jawaban Anda sudah sesuai? Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit atau hilangnya kontinuitas jaringan kulit dan atau jaringan di bawah kulit (membran, mukosa, tulang atau organ tubuh) akibat suatu trauma. Beberapa hal yang timbul bila terjadi luka antara lain hilangnya sebagian atau seluruh fungsi organ, perdarahan dan pembekuan darah, kontaminasi bakteri, respons stres simpatis serta kematian sel. Sistem muskuloskeletal tubuh manusia tersusun atas semua tulang, otot, sendi, tendon, ligamen dan kartilago. Anda tidak harus mengingat dan hafal bagaimana kompleksnya struktur tubuh manusia dan bagaimana kerusakan yang dapat terjadi pada tubuh jaringan lunak jika terjadi cedera atau trauma. Jaringan Lunak Masih ingatkah Anda struktur tubuh manusia terdiri dari organ apa saja? Ya, tubuh manusia terdiri dari berbagai macam organ dan jaringan, di antaranya adalah jaringan lunak tubuh. Yang termasuk di dalam jaringan lunak adalah kulit, jaringan lemak, pembuluh darah, jaringan ikat, membran, kelenjar, otot dan saraf. Kulit manusia merupakan suatu pertahanan tubuh pada lapisan pertama terhadap gangguan dan gaya dari luar sehingga dapat mengalami luka atau cedera. Kulit merupakan bagian tubuh yang cukup luas. Otot adalah jaringan atau serabut yang menyebabkan pergerakan bagian tubuh atau organ. Terdapat tiga jenis otot yaitu otot skeletal (volunter), polos (involunter) dan jantung (myocardium).
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 6 Pengertian Cedera jaringan lunak adalah cedera yang melibatkan jaringan kulit, otot, saraf atau pembuluh darah akibat suatu kekerasan atau trauma atau ruda paksa. Keadaan ini umumnya dikenal dengan istilah luka. Beberapa penyulit yang dapat terjadi adalah perdarahan, kelumpuhan serta berbagai gangguan lainnya sesuai dengan penyebab dan beratnya cedera yang terjadi. Klasifikasi Luka atau cedera Luka secara garis besar dibagi menjadi 2 (dua) yaitu : 1. Luka terbuka Luka terbuka yaitu luka yang terjadi pada kulit atau membran mukosa atau cedera jaringan lunak disertai kerusakan/terputusnya jaringan kulit yaitu rusaknya kulit dan bisa disertai jaringan di bawah kulit serta paling sering menimbulkan pendarahan. 2. Luka tertutup Cedera ini terjadi pada jaringan lunak tanpa kerusakan/ terputusnya jaringan kulit, luka ini dapat berupa cidera ringan dan berat tetapi hanya terjadi di permukaan bawah kulit saja. Pada cedera tertutup biasanya kulit penderita masih utuh, mungkin terdapat tanda memar, tetapi luka tertutup yang berat dapat berakibat fatal. Perlu dipahami dan diingat bahwa luka yang ditimbulkan dari jenis luka di atas tidak menentukan berat maupun ringannya luka yang ditimbulkan. 1. Luka Terbuka Jenis dan macam luka terbuka ada beberapa macam yaitu : a. Luka lecet Luka lecet terjadi karena adanya gesekan dengan benda tumpul sehingga permukaan kulit terkelupas dan kadang terasa nyeri serta tepi luka tidak teratur. Biasanya disertai rasa nyeri karena ujung-ujung syaraf juga mengalami cedera. Gambar : L:uka Terbuka
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 7 b. Luka robek Luka robek terjadi biasanya karena benturan keras dengan benda tumpul, jaringan kulit dan lapisan di bawahnya terputus serta tepi luka tidak teratur. Luka ini dapat disertai dengan perdarahan. c. Luka sayat/iris Luka sayat terjadi karena adanya trauma dengan benda tajam, jaringan kulit dan lapisan di bawahnya terputus serta tepi luka teratur. Berat ringannya luka sayat dapat bervariasi. d. Luka tusuk Luka tusuk terjadi karena masuknya benda tajam dan runcing melalui kulit ke dalam tubuh, dengan diameter kecil, ciri khas luka tusuk adalah luka lebih dalam dibandingkan dengan lebar luka yang ditimbulkan, bentuk luka menyerupai benda yang menusuk. Luka jenis ini sangat berbahaya bagi tubuh, berat ringannya luka tusuk tergantung dari dari lokasi luka, panjangnya benda yang masuk ke dalam tubuh dan besarnya gaya yang dialami. e. Luka avulsi/sobek Lukainiterjadiakibatkulitdansedikitlapisandibawahnya terkelupas/masih menempel/hilang sama sekali . f. Luka amputasi Luka amputasi adalah luka dengan jaringan tubuh terpisah dan paling sering terjadi pada alat gerak seperti kaki,jari tangan, jari kaki dan lain-lain. Luka jenis ini biasanya disertai perdarahan berat yang harus segera ditangani atau perdarahan ringan yang dapat menutup sendiri. g. Luka bakar Luka yang disebabkan karena terbakar api atau zat kimia, materi tentang luka bakar dan penanganannya akan dibahas lebih lanjut dalam Modul 4. h. Luka remuk Luka remuk dapat berupa suatu gabungan antara luka terbuka dan luka tertutup, dapat mengakibatkan luka pada jaringan lunak dan tulang, sehingga dapat menyebabkan perdarahan. Luka remuk dapat terjadi akibat alat gerak terjepit di antara benda berat/alat- alat berat. Gambar : L:uka Tertutup
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 8 2. Luka Tertutup Jenis dan macam luka tertutup ada beberapa macam yaitu : a. Luka memar Luka memar adalah luka tertutup yang paling sering ditemukan yang disebabkan karena lapisan epidermis utuh tetapi sel dan pembuluh darah pada lapisan dermis rusak (pendarahan di bawah kulit). Tanda-tanda luka memar yaitu nyeri, bengkak, nyeri bila ditekan, warna merah kebiruan (memar). Pembengkakan pada luka memar terjadi karena adanya penumpukan darah di bawah kulit atau jaringan yang rusak yang menyebabkan perubahan warna merah kebiruan. b. Hematoma (darah yang terkumpul di jaringan) Prinsipnya sama dengan luka memar tetapi pembuluh darah yang rusak berada jauh di bawah permukaan kulit dan biasanya besar, sehingga yang terlihat adalah bengkak, biasanya besar dan kemerahan. c. Luka remuk Terjadi akibat himpitan gaya yang sangat besar. Dapat juga menjadi luka terbuka. Biasanya tulang menjadi patah di beberapa tempat. Penyembuhan Luka Tubuh yang sehat mempunyai kemampuan alami untuk melindungi dan memulihkan dirinya dari luka atau penyakit. Proses penyembuhan luka jaringan tubuh meliputi peningkatan aliran darah ke bagian tubuh yang luka atau rusak, membersihkan sel dan benda asing serta perkembangan awal seluler. Proses penyembuhan terjadi secara normal, walaupun beberapa bahan perawatan dapat membantu untuk mendukung proses penyembuhan. Sebagai contoh, melindungi area yang luka bebas dari kotoran dengan menjaga kebersihan maka akan membantu untuk meningkatkan penyembuhan jaringan. (Taylor, 1997). 1. Prinsip Penyembuhan Luka Terdapat beberapa prinsip dalam penyembuhan luka menurut Taylor (1997) yaitu: a. Kemampuan tubuh untuk penyembuhan trauma jaringan dipengaruhi oleh luasnya luka atau kerusakan dan keadaan umum kesehatan tubuh tiap orang, sehingga kemungkinan lama proses penyembuhan luka berbeda-beda. b. Respon tubuh terhadap luka lebih efektif jika tubuh mengkonsumsi nutrisi yang tepat untuk penyembuhan luka, misal mengkonsumsi makanan tinggi protein, vitamin C dan A.
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 9 c. Respon tubuh secara sistemik pada trauma. d. Aliran darah yang menuju jaringan yang luka dan sebaliknya. e. Keutuhan kulit dan membran mukosa disiapkan sebagai bagian tubuh pertama untuk mempertahankan diri dari mikroorganisme. f. Proses penyembuhan akan lebih optimal ketika luka bebas dari benda asing termasuk kotoran dan bakteri. 2. Fase Penyembuhan Luka Penyembuhan luka juga berhubungan dengan regenerasi jaringan. Tubuh secara normal akan memberikan respons terhadap luka atau cedera dengan adanya proses peradangan, yang ditandai dengan adanya bengkak, kemerahan, panas, nyeri dan kerusakan fungsi. Fase penyembuhan luka antara lain : a. Fase Inflamasi Fase inflamasi adalah adanya respon vaskuler dan seluler yang terjadi akibat perlukaan yang terjadi pada jaringan lunak. Tujuan yang hendak dicapai adalah menghentikan perdarahan dan membersihkan area luka dari benda asing, sel-sel mati dan bakteri untuk mempersiapkan dimulainya proses penyembuhan. Fase inflamasi dimulai sejak terjadinya luka dan berakhir hari ke 3 - 5. Dua tahap dalam fase ini adalah hemostasis dan pagositosis. Pembuluh darah yang rusak dan putus pada luka akan menyebabkan perdarahan dan tubuh akan berusaha menghentikan perdarahan dengan vasokonstriksi. Sebagai hasil adanya suatu konstriksi pembuluh darah, berakibat pembekuan darah untuk menutupi luka. Diikuti vasodilatasi menyebabkan peningkatan aliran darah ke daerah luka, sel darah putih menyerang luka dan menghancurkan bakteri dan debris. Lebih kurang 24 jam setelah luka sebagian besar sel fagosit (makrofag) masuk ke daerah luka dan mengeluarkan faktor angiogenesis yang merangsang pembentukan anak epitel pada akhir pembuluh luka sehingga pembentukan ujung epitel pembuluh darah kembali dapat terjadi. Sel mast dalam jaringan ikat meningkatkan permiabilitas kapiler sehingga terjadi eksudasi cairan, penyebukan sel radang disertai vasodilatasi setempat mengakibatkan edema dan pembengkakan. Fase inflamasi juga memerlukan pembuluh darah dan respon seluler yang digunakan untuk mengangkat benda-benda asing dan jaringan mati. Suplai darah yang meningkat ke jaringan membawa bahan-bahan dan nutrisi yang diperlukan pada proses penyembuhan. Pada akhirnya daerah luka tampak merah dan sedikit bengkak.
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 10 b. Fase Proliferasi Proseskegiatanseluleryangpentingpadafaseiniadalahmemperbaikidanmenyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi sel. Peran fibroblas sangat besar pada proses perbaikan yaitu bertanggung jawab pada persiapan menghasilkan produk struktur protein yang akan digunakan selama proses rekonstruksi jaringan. Dimulai pada hari ke 3 atau 4 dan berakhir pada hari ke-21. Fibroblast (menghubungkan sel-sel jaringan) secara cepat mensintesis kolagen dan substansi dasar di jaringan yang luka. Dua substansi ini membentuk lapis-lapis perbaikan luka, kolagen adalah substansi protein yang menambah tegangan permukaan pada luka. Sebuah lapisan tipis dari sel epitel terbentuk melintasi luka dan aliran darah ada didalamnya, pembuluh kapiler tumbuh melintasi luka yang meningkatkan aliran darah yang memberikan oksigen dan nutrisi yang diperlukan bagi proses penyembuhan. Jaringan baru ini disebut granulasi jaringan, adanya pembuluh darah, kemerahan dan mudah pecah/berdarah. c. Fase Maturasi/Pematangan Fase akhir dari penyembuhan, dimulai hari ke-21 dan dapat berlanjut selama 1 – 2 tahun setelah luka. Tujuan dari fase maturasi adalah menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan bermutu. Fibroblas sudah mulai meninggalkan jaringan granulasi, warna kemerahan dari jaringan mulai berkurang karena pembuluh mulai regresi dan serat fibrin dari kolagen bertambah banyak untuk memperkuat jaringan parut. Kekuatan dari jaringan parut akan mencapai puncaknya pada minggu ke-10 setelah perlukaan. Kolagen yang ditimbun dalam luka diubah, membuat penyembuhan luka lebih kuat dan lebih mirip jaringan. Kolagen baru menyatu, menekan pembuluh darah dalam penyembuhan luka, sehingga bekas luka menjadi rata, tipis dan garis putih. Fase ini merupakan proses pematangan, adanya penyerapan kembali jaringan yang berlebih, penyerupaan kembali jaringan baru yang terbentuk, fase ini dapat berlangsung berbulan-bulan serta dinyatakan sembuh bila semua tanda radang sudah hilang. Luka dikatakan sembuh jika terjadi kontinuitas lapisan kulit dan kekuatan jaringan parut mampu atau tidak mengganggu untuk melakukan aktifitas normal. Meskipun proses penyembuhan luka sama bagi setiap penderita, namun outcome atau hasil yang dicapai sangat tergantung pada kondisi biologis masing-masing individu, lokasi serta luasnya luka. Penderita muda dan sehat akan mencapai proses yang cepat dibandingkan dengan kurang gizi, diserta penyakit sistemik diabetes melitus).
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 11 3. Faktor yang mempengaruhi penyembuhan Luka a. Usia Kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan usia seseorang. Semakin tua seseorang maka akan menurunkan kemampuan penyembuhan jaringan, proses penyembuhan luka pada anak dan dewasa lebih cepat dari pada orang tua. b. Infeksi Infeksi pada luka akan menghambat proses penyembuhan luka, dapat juga menyebabkan kerusakan pada jaringan sel penunjang, kemudian akan menambah ukuran dari luka itu sendiri, baik panjang maupun kedalaman luka. c. Nutrisi Merupakan unsur yang penting dalam membantu perbaikan sel. Vitamin A diperlukan untuk membantu proses penutupan luka dan sintesis kolagen, Vitamin B kompleks kofaktor sistem enzim, vitamin C berfungsi sebagai fibroblast dan mencegah infeksi, vitamin K membantu sintesis protrombin dan sebagai faktor dalam pembekuan darah. d. Sirkulasi dan Oksigenasi Kondisi fisik dapat mempengaruhi penyembuhan luka. Pada beberapa keadaan/penyakit yang menyebabkan kurangnya volume darah akan mengakibatkan vasokonstriksi dan menurunnya ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka. e. Hematoma Hematomamerupakanbekuandarah.Biasanyasecarabertahaptubuhakanmengabsorbsi atau menyerap darah pada luka masuk ke dalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan darah yang besar maka akan memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat proses penyembuhan luka. Gambar : Membalut Luks
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 12 f. Benda asing Benda asing yang masuk ke dalam luka seperti pasir, debu atau mikroorganisme akan menyebabkan terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut dibersihkan. Abses ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah putih), yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut dengan nanah (“pus”). g. Iskemia Iskemi adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan suplai darah pada bagian tubuh yang dikarenakan obstruksi atau gangguan dari aliran darah. Hal ini dapat terjadi misal akibat dari balutan pada luka terlalu ketat atau akibat faktor internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri. h. Diabetes Penderita diabetes terjadi peningkatan gula darah, sehingga nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel, juga akan terjadi penurunan protein-kalori tubuh. i. Pengobatan Antibiotik akan efektif diberikan segera untuk bakteri penyebab kontaminasi yang spesik. Tujuan perawatan pada luka secara umum yaitu : 1. Mencegah infeksi dari masuknya mikroorganisme pada luka dan membran mukosa 2. Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan 3. Mempercepat proses penyembuhan 4. Membersihkan luka dari benda asing 6. Mencegah perdarahan Prinsip perawatan pada luka secara umum yaitu : 1. Bersihkanlah dari arah bagian tubuh yang sedikit terkontaminasi, seperti dari luka ke kulit di sekitarnya. 2. Gunakan tekanan yang lembut saat membersihkan luka. 3. Saat melakukan irigasi atau membersihkan luka menggunakan larutan steril, biarkan larutan mengalir dari bagian tubuh yang kurang terkontaminasi ke bagian tubuh yang paling terkontaminasi. Luka diyakini kurang terkontaminasi dari pada kulit disekitarnya.
  • 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 13 Cara perawatan pada luka terbuka secara umum yaitu : 1. Persiapan alat, yaitu: - Larutan steril yaitu NaCl 0,9 % atau air yang telah direbus dalam suhu 100o C sampai mendidih selama 10 menit dan ditiriskan - Sarung tangan steril, cuci tangan yang bersih dengan sabun (cuci tangan 7 langkah) - Set balutan steril (balutan, verband, pinset anatomis 2 buah dan pinset cirurgis 1 buah, kom kecil 1 buah) - Kantong plastik untuk sampah - Plester - Gunting - Larutan clorin 0,5% dalam baskom - Jarum suntik (spuilt) 10 cc 1 buah - Bengkok 2. Tindakan perawatan luka - Pertama cuci tangan yang bersih secara 7 langkah dengan menggunakan sabun dan air bersih - Jelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan pada pasien. - Aturlah posisi penderita dengan nyaman - Dekatkan peralatan - Tuangkan larutan steril ke dalam kom kecil lalu ambil larutan dengan jarum suntik - Letakkanlah baskom untuk menampung air di bawah bagian tubuh yang luka - Pakailah sarung tangan steril - Ambillah jarum suntik yang telah diisi larutan steril lalu semprotkan secara perlahan ke arah bagian tubuh yang luka, ulangi hingga cairan yang mengalir ke dalam baskom jernih - Jika tidak tersedia jarum suntik maka masukanlah kasa steril ke dalam larutan steril lalu
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 14 peras kassa dengan menggunakan pinset hingga kasa menjadi lembab lalu bersihkan luka dengan kassa tersebut dari arah luka ke daerah sekitar luka secara lembut, hindarilah menekan luka terlalu keras karena akan menimbulkan pendarahan dan nyeri, lakukan hal tersebut sampai luka menjadi bersih. - Keringkan tepi-tepi luka dengan kasa steril - Tutup dengan kasa steril - Bila perlu lakukan balutan (sesuai jenis luka dan area luka) - Fiksasi balutan dengan plester yang telah dipotong –potong - Posisikan pasien dengan posisi nyaman - Alat bekas pakai/ set balutan direndam dalam larutan clorin 0,5% selama 10 menit kemudian cucilah dengan sabun di air mengalir lalu di rebus dalam suhu 1000 C selama 10 menit dan semua alat habis pakai masukan ke dalam kantung sampah. - Lepas sarung tangan (secara terbalik) dalam clorin 0,5% selama 10 menit. - Cuci tangan 7 langkah. - Beri tahu pada pasien bahwa tindakan telah selesai. Penutup dan Pembalut Luka Penutup luka Penutup luka adalah bahan yang diletakkan tepat di atas luka, misal kasa steril tetapi jangan sekali-kali meletakkan bahan-bahan yang mudah melekat pada luka, seperti kapas, tisu dan lain-lain. Penutup luka bermacam-macam, ada yang mengandung obat, maka bacalah petunjuk pemakaian terlebih dahulu dan tanggal kedaluwarsanya. Pada keadaan darurat semua bahan penutup luka diperbolehkan dengan syarat bahan tersebut haruslah bersih. Penutup luka berfungsi untuk : 1. Membantu mengendalikan perdarahan 2. Mencegah kontaminasi lebih lanjut 3. Mempercepat penyembuhan dan mengurangi rasa nyeri.
  • 17. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 15 Pembalut Pembalut adalah bahan yang digunakan untuk mempertahankan penutup luka. Bahan pembalut dibuat dari bermacam materi kain. Fungsi pembalut : 1. Penekanan untuk membantu menghentikan perdarahan. 2. Mempertahankan penutup luka pada tempatnya, sehingga luka tidak terbuka dan tetap terlindungi. 3. Menopang bagian tubuh yang mengalami luka atau cedera. Pemasangan pembalut yang baik akan membantu proses penyembuhan. Macam-macam dan kegunaan pembalut :  Mitella (Pembalut segitiga) Bahan terbuat dari kain yang berbentuk segitiga, biasanya dipakai pada cedera kepala, bahu, dada, siku, telapak kaki, telapak tangan, dan untuk menggantung lengan. Pembalut ini dapat dilipat-lipat sejajar dengan alasnya dan menjadi pembalut jenis dasi. Pembalut segitiga atau mitella ini biasanya digunakan untuk : - Sebagai pembungkus kepala/penahan rambut - Sebagai fiksasi cedera tulang/sendi wajah - Sebagai pembalut mata, telinga atau perdarahan temporal (samping kepala) - Untuk pembalut sendi bahu, sendi panggul - Untuk pembalut punggung atau dada, penyangga payudara - Untuk pembalut sendi siku, lutut, tumit, pergelangan tangan, tangan dan kaki - Untuk penyangga lengan atau bahu. Gambar : Pembalut mitella dikepala
  • 18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 16 Dasi (cravat) Merupakan mitella yang dilipat-lipat, Pembalut ini bisa digunakan untuk membalut mata, dahi, rahang, ketiak, lutut dan kaki yang terkilir. Gambar : Pembalut mitella pada dada Gambar : Pembalut mitella pada pinggul Gambar : Pembalut mitella pada siku Gambar : Pembalut mitella pada telapak kaki Gambar : Pembalut mitella pada telapak tangan Gambar : Pembalut mitella untuk menggantungkan lengan cedera Gambar : Pembalut dasi
  • 19. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 17  Pita (pembalut gulung) Terbuat dari kain katun, kasa, flannel atau bahan yang elastis, biasanya digunakan untuk membalut kepala, wajah, lengan, tungkai, jari-jari, leher, pergelangan tangan, betis, dada dan perut. Gambar : Pembalut dasi pada mata dan dahi Gambar : Pembalut dasi pada ketiak Gambar : Pembalut dasi pada lengan Gambar : Pembalut dasi pada lutut Gambar : Pembalut gulung pada rahang dan pipi Gambar : Pembalut gulung pada jari, telapak tangan dan pergelangan tangan
  • 20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 18  Plester (Pembalut berperekat) Pembalut ini berfungsi untuk merekatkan penutup luka, fiksasi pada sendi yang terkilir dan untuk merekatkan pada kelainan patah tulang.  Pembalut lainnya - Snelverband adalah pembalut pita yang sudah ditambah kasa penutup luka, sering dipakai untuk luka-luka lebar. - Sofratulle adalah kasa steril yang sudah direndam dalam antibiotik, digunakan untuk menutup luka-luka kecil.  Kassa steril Adalah potongan-potongan pembalut kasa yang sudah diseterilkan dan digunakan untuk luka-luka kecil. Prosedur pembalutan secara umum adalah sebagai berikut :  Perhatikan letak bagian tubuh yang akan dibalut  Pilih jenis pembalut yang akan digunakan  Jika terdapat luka terbuka harus diberi disinfektan sebelum dibalut.  Tutup luka dengan kasa steril biasa Gambar : Pembalut gulung pada lutut Gambar : Pembalut gulung pada tumit Gambar : Pembalut gulung pada siku dan pergelangan kaki
  • 21. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 19  Berikan balutan yang menekan.  Tentukan posisi balutan. Penutupan luka  Penutup luka harus meliputi seluruh permukaan luka.  Upayakan permukaan luka dibersihkan sebersih mungkin sebelum menutup luka, kecuali bila luka disertai perdarahan, maka prioritasnya adalah menghentikan perdarahan tersebut.  Pemasangan penutup luka harus dilakukan sedemikian rupa sehingga permukaan penutup yang menempel pada bagian luka tidak terkontaminasi, gunakan teknik aseptik. Pembalutan  Jangan memasang pembalut sampai perdarahan terhenti, kecuali pembalutan penekanan untuk menghentikan perdarahan.  Jangan membalut terlalu kencang atau terlalu longgar.  Jangan biarkan ujung bahan terurai, karena dapat tersangkut pada saat memindahkan korban  Bila membalut luka yang kecil sebaiknya daerah yang dibalut lebih lebar untuk menambah luasnya permukaan yang mengalami tekanan diperluas sehingga mencegah terjadinya kerusakan jaringan.  Jangan menutupi ujung jari, bagian ini dapat menjadi petunjuk apabila pembalutan kita terlalu kuat yaitu dengan mengamati ujung jari. Bila pucat artinya pembalutan terlalu kuat dan harus diperbaiki.  Khusus pada anggota gerak pembalutan dilakukan dari bagian yang jauh lebih dahulu lalu mendekati tubuh.  Lakukan pembalutan dalam posisi yang diinginkan, misalnya untuk pembalutan sendi jangan berusaha menekuk sendi bila dibalut dalam keadaan lurus.
  • 22. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 20 Penggunaan penutup luka penekan Kombinasi penutup luka dan pembalut dapat juga dipakai untuk membantu melakukan tekanan langsung pada kasus perdarahan. Langkah-langkah penggunaan penutup luka penekan : 1. Tempatkan beberapa penutup luka kasa steril langsung di atas luka dan tekan. 2. Beri bantalan penutup luka. 3. Gunakan pembalut rekat, menahan penutup luka. 4. Balut. 5. Periksa denyut nadi ujung bawah daerah luka (distal). Penanganan luka terbuka secara umum adalah sebagai berikut : 1. Pastikanlah daerah luka terlihat 2. Bersihkan daerah sekitar luka 3. Kontrol perdarahan bila ada 4. Cegah kontaminasi lanjut 5. Beri penutup luka dan balut 6. Baringkan penderita bila kehilangan banyak darah dan lukanya cukup parah 7. Tenangkan penderita 8. Atasi syok bila ada, bila perlu rawat pada posisi syok walau syok belum terjadi 9. Rujuk ke fasilitas kesehatan Penanganan Luka Tertutup Lakukan perawatan seperti halnya terjadi perdarahan dalam, khusus untuk luka memar dapat dilakukan pertolongan sebagai berikut :  Berikan kompres dingin (misalnya menggunakan kantung es).  Berikanlah balutan yang menekan bila perlu
  • 23. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 21  Istirahatkan anggota tubuh yang memar tersebut  Tinggikan anggota tubuh yang memar tersebut  Untuk luka memar yang telah lama dan berubah warna menjadi kebiruan dapat dikompres dengan air hangat untuk mempercepat proses penyembuhan. Penanganan luka tusuk Pada awal terjadi cedera penderita mungkin saja tidak merasa sakit yang teramat sakit akan tetapilukatusukbisamenyebabkanlukadanpendarahanyanghebatdansemualukatusuktidak boleh dianggap ringan/harus diperhatikan. Benda yang menusuk berpotensi menimbulkan infeksi. Penanganan luka tusuk secara umum yang dapat Anda lakukan adalah sebagai beikut :  Tenangkanlah korban/penderita  Periksa keadaan luka  Jika ada pendarahan maka segeralah dihentikan  Berikanlah Bantuan Hidup Dasar bila diperlukan  Bersihkan tepi luka dari kotoran dengan cairan steril dan obat antiseptik.  Tutup luka tersebut dengan kasa steril yang kering dan beri balutan penekan.  Bawa penderita ke rumah sakit untuk mendapatkan suntikan antitetanus, dan antibiotika.  Lakukan penanganan syok yang ditimbulkan (sesuai penanganan syok yang dibahas dalam Modul 2) Penanganan luka dengan benda asing menancap Luka tusuk yang sering terjadi biasanya disertai dengan tertinggalnya benda yang menancap pada luka . Langkah-langkah penanganan luka yang disertai dengan menancapnya benda asing yang dapat Anda lakukan adalah sebagai berikut : 1. Stabilkan benda yang menancap secara manual. 2. Jangan mencabut benda asing yang menancap.
  • 24. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 22 3. Bagian yang luka dibuka sehingga terlihat dengan jelas. 4. Kendalikan perdarahan, hati-hati jangan sampai menekan benda yang menancap 5. Stabilkan benda asing tersebut dengan menggunakan penutup luka tebal, atau berbagai variasi misalnya pembalut donat, pembalut gulung dan lain-lainnya. 6. Rawat syok bila ada 7. Jaga pasien tetap istirahat dan tenang. 8. Rujuk ke fasilitas kesehatan. Penanganan Cidera/luka Pada Bagian Tubuh Penanganan Cidera/luka pada kulit kepala Bila terjadi luka di daerah ini maka perdarahan yang ditimbulkan akan cukup besar, hal ini dikarenakan wajah dan kulit kepala mendapat pasokan darah yang sangat baik. Dalam melakukan perawatan pada cidera kulit kepala harus mengenali dengan baik keadaan yang dihadapi dan perlu dilihat ada atau tidaknya patah tulang tengkorak yang menyertainya. Bila terjadi patah tulang tengkorak pada cidera ini jangan coba membersihkan kulit kepala dan jangan gunakan tekanan langsung. Penanganan luka kulit kepala yang dapat Anda lakukan antara lain :  Kendalikan pendarahan yang ada dengan penekanan langsung pada luka tetapi jika terjadi patah tulang tengkorak gunakan bantalan yang tebal untuk menghentikan pendarahan dan jangan melakukan penekanan langsung.  Pasang pembalut  Tinggikan bagian kepala, tetapi harus Anda perhatikan bila penderita tidak sadar maka posisi kepala bahu sejajar  Curigai juga terjadinya cedera spinal/tulang belakang Penanganan luka pada wajah Pada luka daerah wajah perlu diwaspadai terjadinya pendarahan dibagian dalam mulut dan saluran nafas. Langkah-langkah perawatan luka wajah :
  • 25. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 23  Awasi jalan nafas  Kendalikan pendarahan  Beri penutup luka dan balut luka. Penanganan Pendarahan pada Hidung Pendarahan hidung lebih dikenal dengan mimisan biasanya terjadi akibat benturan langsung pada daerah sekitar hidung dan adanya penyakit atau gangguan lainnya. Penanganan pendarahan hidung :  Pertahankan jalan nafas  Dudukan korban dengan badan agak condong kedepan  Berikan penekanan pada cuping hidung  Jangan biarkan korban tiduran  Jangan menutup hidung sampai penuh  Jangan mencabut benda apapun yang berada di dalam hidung  Bila terjadi avulsi berikan pembalutan penekanan Penanganan Cedera pada mulut Cedera pada mulut dapat berupa luka terbuka pada bibir, avulsi bibir dan luka terbuka dalam mulut. Penanganan luka pada mulut :  Pertahankan jalan nafas  Bila terjadi cedera pada bibir gunakan pembalut gulung  Bila terjadi avulsi berikan sedikit penekanan pada daerah luka Penanganan cedera pada mata Mata merupakan salah satu alat tubuh yang sangat penting dan jika terjadi cedera mata dapat menimbulkan kebutaan, Perawatan cedera mata dapat mengurangi kerusakan yang akan terjadi, berikut cara perawatan cedera mata yaitu :
  • 26. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 24  Jangan melakukan tekanan langsung  Bila di mata terdapat benda tertanam/luka sayat jangan bersihkan mata dan jangan mencabut benda yang menancap tersebut.  Jangan memasukan kembali bola mata yang keluar  Kurangi gerakan mata  Tutup mata yang tidak luka agar mencegah gerakan mata yang sakit  Pada penderita yang tidak sadar kelopak mata harus ditutup untuk mencegah bola mata menjadi kering yang dapat menimbulkan kebutaan  Rujuk ke fasilitas kesehatan Cedera pada telinga Telinga merupakan alat yang sangat komplek yang berfungsi untuk mendengar dan sebagai penyeimbang, jenis luka pada telinga dibagi dua jenis yaitu luka terbuka pada telinga luar dan luka terbuka pada telinga tengah. Perawatan pada luka terbuka pada telinga luar adalah sebagai berikut :  Bila luka robek ringan tutup dengan penutup luka dan balut  Bila luka robek berat tutup dengan penutup luka termasuk pada sisi kepala  Bila avulsi gunakan penutup tebal dan balut Perawatan luka terbuka pada telinga tengah  Jangan mencolok/memasukan benda apapun kedalam telinga  Jangan mencegah darah yang keluar dari dalam telinga  Tutup longgar dengan penutup luka sehingga cairan yang keluar dari dalam telinga bisa terserap  Jangan melakukan penekanan pada telinga Amputasi Penanganan luka amputasi selain penanganan korban/penderita dengan alat tubuh yang terputus juga perlu mendapatkan perawatan. Berikut pedoman perawatan bagian badan yang terputus :
  • 27. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 25  Bungkus bagian yang terputus dengan kasa steril yang sudah dilembabkan  Masukan bagian tersebut pada poin diatas kedalam kantong plastik jangan lupa tulis nama penderita/korban, tanggal, hari dimasukan dan usahakan tetap dingin dengan cara dimasukan air dan es.  Rujuk penderita ke fasilitas kesehatan. Cedera pada perut Daerah perut merupakan bagian yang paling lemah perlindungannya, cedera perut dapat terbuka dan tertutup, alat dalam perut terdiri dari alat yang berongga seperti lambung, usus dan alat padat yang terdiri dari hati, limpa. Bila alat berongga robek dapat mengakibatkan isinya (asam, enzim dan kuman) tumpah dalam rongga perut hal ini dapat menyebabkan reaksi radang pada selaput perut sedangkan bila yang rusak alat yang padat maka dapat terjadi pendarahan yang berat dalam rongga perut. Gejala dan tanda yang ada pada cedera perut dapat terjadi bila ada keterlibatan alat dalam tubuh yaitu :  Nyeri dan kejang pada dinding perut dan pinggul  Nyeri tekaan pada dinding perut dan pinggul  Nyeri ringan yang bisa menjadi hebat di daerah perut  Memar pada bagian perut dan pinggul  Ada luka terbuka  Muntah darah  Darah dalam tinja  Penderita memegang dan melindungi perut  Penderita berbaring dengan tungkai tertekuk  Pada luka terbuka terdapat organ yang keluar  Luka tusuk  Tanda-tanda syok  Riwayat benturan yang keras pada bagian perut.
  • 28. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 26 Penanganan luka terbuka pada dinding perut :  Kontrol pendarahan luar  Telentangkan penderita dengan tungkai tertekuk  Atasi syok yang ada  Waspadai muntah  Perhatikan jalan nafas  Jangan menyentuh apalagi memasukan organ yang keluar, organ yang keluar hendaknya ditutup dengan penutup luka  Selimuti bagian perut agar tetap hangat  Jangan mencabut benda asing yang menancap  Beri oksigen  Rujuk ke fasilitas kesehatan Penanganan luka tertutup pada dinding perut  Telentangkan penderita dengan tungkai tertekuk  Pertahankan jalan nafas  Awasi muntah  Atasi syok  Beri oksigen  Rujuk ke fasilitas kesehatan Cedera pada bagian kelamin Alat kelamin merupakan alat yang jarang terkena cedera hal ini dikarenakan letaknya yang tersembunyi yang berada diantara panggul dan paha, bila mengalami cedera umumnya terjadi dua jenis cedera yaitu cedera tumpul dan luka terbuka. Cedera tumpul biasanya sangaat nyeri hal ini bisa terjadi karena benturan dengan benda tumpul. Bila terjadi luka terbuka rawat seperti luka terbuka lainnya. Hal yang paling penting untuk perawatan cedera alat kelamin adalah menenangkan penderita mengingat betapa sensitifnya daerah ini.
  • 29. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 27 CHECK LIST KEMAMPUAN PEMBALUTAN LUKA TERBUKA SECARA UMUM Nama Mahasiswa : Tanggal Penilaian : NO ASPEK YANG DINILAI NILAI 0 1 2 1 Persiapan alat dan bahan - Larutan steril yaitu NaCl 0,9 % atau air yang telah direbus dalam suhu 100o C sampai mendidih selama 10 menit. - Sarung tangan steril, - Set balutan steril (balutan, verband, pinset anatomis 2 buah dan pinset cirurgis 1 buah, kom kecil 1 buah) - Kantong plastik untuk sampah - Plester - Gunting - Larutan clorin 0,5% dalam baskom - Jarum suntik (spuilt) 10 cc 1 buah - Bengkok 2 Memberi salam dan menyapa pasien serta memperkenalkan diri 3 Menjaga privasi pasien 4 Menjelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan pada pasien. 5 Mengatur posisi penderita dengan nyaman 6 Mengatur letak peralatan secara ergonomis (dekatkan) 7 Menuangkan larutan steril ke dalam kom kecil lalu ambil larutan dengan jarum suntik. 8 Meletakkan baskom untuk menampung air di bawah bagian tubuh yang luka 9 Cuci tangan secara 7 langkah dengan menggunakan air bersih dan sabun. 10 Memakai sarung tangan steril 11 Mengambil jarum suntik yang telah diisi larutan steril lalu semprotkan secara perlahan ke arah bagian tubuh yang luka, ulangi hingga cairan yang mengalir ke dalam baskom jernih 12 Jika tidak tersedia jarum suntik maka memasukkan kasa steril ke dalam larutan steril lalu peras kasa dengan menggunakan pinset hingga kasa menjadi lembab lalu bersihkan luka dengan kasa tersebut dari arah luka ke daerah sekitar luka secara lembut. 13 Mengeringkan tepi-tepi luka dengan kasa steril 14 Menutup dengan kasa steril 15 Melakukan balutan (sesuai jenis luka dan area luka) 16 Memfiksasi balutan dengan plester yang telah dipotong –potong 17 Memposisikan pasien dengan posisi nyaman 18 Alat bekas pakai/ set balutan direndam dalam larutan clorin 0,5% selama 10 menit kemudian cucilah dengan sabun di air mengalir lalu di rebus dalam suhu 1000 C selama 10 menit dan semua alat habis pakai masukan ke dalam kantung sampah. 19 Melepas sarung tangan (secara terbalik) dalam clorin 0,5% selama 10 menit. 20 Mencuci tangan 7 langkah. 21 Memberi tahu pada pasien bahwa tindakan telah selesai. JUMLAH SKOR
  • 30. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 28 Keterangan SKOR : 0 = Prosedur tidak dilakukan Nama Kota , Tahun 1 = Prosedur dilakukan tetapi salah Observer, 2 = Prosedur dilakukan dengan benar NILAI AKHIR = JUMLAH SKOR X 2 ( ) 21 Nilai akhir = …………. Nilai BATAS LULUS = 2,76
  • 31. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 29 Rekan Mahasiswa, setelah Anda pelajari Modul 1 ini tentu Anda telah memiliki gambaran tentang konsep luka dan penanganannya. Luka atau cedera dapat terjadi dimana saja dan pada semua bagian tubuh. Luka digolongkan menjadi luka terbuka dan tertutup. Terdapat beberapa fase penyembuhan luka, antara lain fase inflamatori, proliferasi dan maturasi. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka meliputi usia, infeksi, sirkulasi dan oksigenasi, hematoma, benda asing, iskemia, pengobatan dan penyakit lain. Penanganan luka terdapat prinsip dan teknik perawatan luka. Terdapat beberapa teknik menutup dan membalut luka yang disesuaikan dengan jenis dan lokasi pada bagian tubuh yang mengalami luka atau cedera. Rangkuman
  • 32. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 30 Bagaimana, setelah Anda mempelajari uraian pada Kegiatan Belajar 1 apakah Anda telah memahami materi tersebut? Jika Anda telah paham, cobalah jawab pertanyaan berikut ini dengan memilih salah satu jawaban yang Anda anggap benar. 1. Di bawah ini merupakan jenis otot pada lengan manusia yaitu : a. Otot skeletal b. Otot polos c. Otot involunter d. Otot myocardium 2. Suatu ketika ada seorang korban datang pada anda dengan luka karena kecelakaan dan terjadi benturan keras dengan kendaraan bermotor, sehingga kulit dan lapisan di bawahnya terputus, tepi luka tidak teratur serta ada perdarahan, maka jenis luka tersebut termasuk : a. Luka sayat b. Luka robek c. Luka avulsi d. Luka lecet 3. Suatu luka dimana pembuluh darah yang rusak berada jauh di bawah permukaan kulit dan biasanya besar, terlihat bengkak dan kemerahan merupakan tanda dari adanya : a. Memar b. Perdarahan c. Luka remuk d. Hematoma Evaluasi Formatif
  • 33. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 31 4. Berikut ini merupakan hal yang tidak tepat untuk penyembuhan luka yaitu : a. Kemampuan tubuh terhadap penyembuhan trauma jaringan dipengaruhi oleh luasnya luka dan keadaan umum kesehatan individu. b. Mengkonsumsi makanan amis akan memperlama proses penyembuhan luka. c. Kulit dan membran mukosa adalah bagian tubuh pertama sebagai pertahanan. d. Penyembuhan akan lebih optimal bila luka bersih dari kotoran. 5. Penyembuhan luka terdapat beberapa fase, diantaranya yaitu adanya lapisan tipis sel epitel yang terbentuk melintasi luka dan adanya peningkatan aliran darah untuk memberikan oksigen dan nutrisi yang diperlukan bagi proses penyembuhan, hal ini merupakan : a. Fase Inflamasi b. Fase Maturasi c. Fase Eksudasi d. Fase Proliferasi 6. Cairan atau larutan yang digunakan pada tindakan penanganan luka yaitu : a. Larutan NaCl 0.9% b. Larutan Ringer Laktat c. Air bersih d. Air matang direbus sampai mendidih
  • 34. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 32 7. Tindakan mengompres dengan air hangat dapat dilakukan untuk mempercepat proses penyembuhan pada jenis luka : a. Luka tusuk b. Luka memar c. Luka dengan benda asing menancap d. Luka lecet 8. Hal di bawah ini bukan merupakan prinsip ketika anda melakukan pembalutan luka : a. Membalut tidak terlalu kencang atau terlalu longgar b. Membalut menekan untuk menghentikan perdarahan c. Membalut hanya pada bagian yang luka d. Membalut anggota gerak dimulai dari bagian yang jauh terlebih dahulu 9. Di bawah ini bukan merupakan penanganan yang Anda lakukan ketika ada korban yang mengalami luka di kaki dengan adanya paku yang menancap pada telapak kaki yaitu : a. Mencabut paku yang menancap di kaki pasien secepatnya b. Kendalikan perdarahan dan tidak menekan paku c. Stabilkan paku dengan pembalut d. Telapak kaki dibiarkan terbuka 10. Pembalut yang bisa digunakan untuk membalut bagian tubuh antara lain kepala, wajah, lengan, tungkai, pergelangan tangan, betis dan dada yaitu : a. Pembalut mitella b. Pembalut dasi c. Pembalut gulung d. Snelverband
  • 35. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 33 Rekan Mahasiswa, setelah membaca dan memahami uraian materi tersebut maka bentuklah kelompok yang beranggotakan 4 orang ! Kemudian saling berpasangan dan bergantian lakukanlah Penanganan luka pada kaki dan lakukanlah berbagai macam teknik pembalutan! Mintalah salah seorang teman untuk mengobservasi dan menilai tindakan Anda! Bila Anda menemui kesulitan hubungilah Fasilitator/Dosen Anda ! RekanMahasiswabilaAndatelahselesaimengerjakansoal-soaldiatasmakacocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci jawaban yang ada di halaman belakang Modul ini! Tugas Mandiri Selamat ! Bila jawaban Anda benar 80% maka Anda telah berhasil mempelajari Kegiatan Belajar 1 Modul ini dan Anda dapat melanjutkan untuk mempelajari Kegiatan Belajar 2 Penanganan Patah Tulang dan Cedera Otot Rangka.
  • 36. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 34 1. Buku Panduan Pelatihan BC & TLS (Basic Cardiac & Trauma Life Support). Jakarta. Emergency Medical Training & Services.EMS 119. 2008 2. General Emergency Life Support (GELS) RSUP DR Sardjito Yogyakarta 3. Keperawatan medikal bedah Brunner dan Suddarth Smeltzer C. Suzanne, Bare G. Brenda. Edisi 8 Volume 3. EGC. 2002. Jakarta. 4. Kumpulan kuliah Ilmu Bedah. Bagian Bedah staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Bina Rupa Aksara. 1995. Jakarta 5. Ilmu Bedah Syamsuhidayat R dan De Jong Wim. EGC. 1997 . Jakarta. 6. Musliha. Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta: Nuha Medika. 2010 7. Penanggulangan Penderita Gawat Darurat. Basic Trauma Cardiac Life Support. PMI Pusat Pendidikan dan Latihan DIY. Yogyakarta. 2012 8. Pedoman Pertolongan Pertama. Markas Pusat Palang Merah Indonesia. 2009 8. Seri Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) / General Emergency Life Support (GELS) : Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). Cetakan ketiga. Dirjen Bina Yanmed Depkes RI. 2006. 9. Tanggap Darurat Bencana (Safe Community modul 4). Depkes RI. 2006. 10. Thompson, J. A Practical Guide to Wound Care.Regitered Nursing. 2000 Daftar Pustaka
  • 37. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 35 KUNCI JAWABAN KEGIATAN BELAJAR 1 NO JAWABAN 1. A 2. B 3. D 4. B 5. D 6. A 7. B 8. C 9. A 10. C
  • 38. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS) 2015