SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 25
Downloaden Sie, um offline zu lesen
PERENCANAAN DESAIN PEMBELAJARAN

        Bahan Ajar untuk Diklat E-Training PPPPTK TK dan PLB




                               Oleh:

                     Diny Handayani, S.Si., M.Ed

                     Sadiah Kusumahwati, M.Ed




PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIKAN DAN TENAGA
  KEPENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN PENDIDIKAN LUAR BIASA

                                2009
                                                               1
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
         MATA TATARAN: PERENCANAAN DESAIN PEMBELAJARAN



I.     Tujuan Pembelajaran

       A. Peserta dapat mendeskripsikan pengertian dan tujuan desain
          pembelajaran

       B. Peserta dapat menguraikan tiga pendekatan dalam melakukan identifikasi
          masalah dalam desain pembelajaran

       C. Peserta dapat menjelaskan karakteristik siswa yang harus
          dipertimbangkan dalam perencanaan desain pembelajaran

       D. Peserta dapat menguraikan pentingnya rumusan tujuan dalam desain
          pembelajaran

       E. Peserta dapat menguraika jenis-jenis strategi yang berkaitan dengan
          desain pembelajaran

       F. Peserta dapat menjelaskan pengertian, tujuan dan fungsi evaluasi
          pembelajaran

II.    Ruang Lingkup Materi

       A. Desain pembelajaran

       B. Identifikasi masalah

       C. Analisis karakteristik siswa

       D. Tujuan pembelajaran

       E. Strategi pembelajaran

       F. Evaluasi pembelajaran


III.   Evaluasi

       A. Pre tes (bersama dengan materi lain di awal Diklat)
       B. Tugas (dalam bentuk Portofolio)
       C. Post tes (bersama dengan materi lain di akhir Diklat)
                                                                                2
IV.   Daftar Bacaan

      Hasan, Hamid. Evaluasi Kurikulum, 2008, UPI & Rosdakarya. Bandung
      Heinich, R., Molenda, M., Russell, J. D., & Smaldino, S. E., Instructional
           media and technologies for learning, 1999, Prentice-Hall, Upper Saddle
           River, NJ
      Klein, S. P., Hoepfner, R., Bradley, P.A., Wooley, D., Dyer, J.S., & Strickland,
           G.P., Procedures for needs-assessment evaluation: A symposium
           (Report No.67), 1971, University of California, Center for the Study of
           Evaluation, Los Angeles.
      Mager, R.F., Analysis performance problems (2nd ed.), 1984, The Center for
           Effective Performance, Atlanta, GA.
      Mager, R.F., Goal Analysis (2nd ed.), 1984, Lake. Belmont, CA.
      Morrison, Ross & Kemp. Designing Effective Instruction, 2007, Jonh Wiley &
           Sons,Inc. USA
      Reigeluth C.M., dan Merrill, M.D. Knowledge Base for Improving Our Methods
           of Instruction. Educational Psikologist, 1978
      Sanjaya Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, 2008,
           Kencana Prenada Media Group. Jakarta
      Scriven, M., The methodology of evaluation, 1967. In R. W. Tyler, R. M.
           Gagné, & M. Scriven (Eds.), Perspectives of curriculum evaluation,
           39-83. Chicago, IL: Rand McNally.
      Seels, B. B., & Richey, R. C., Instructional Technology: the definition and
           domains of the field, 1994, Association for Educational Communications
           and Technology, Bloomington, IN.
      Seels, Barbara & Glasgow, Exercise in Instructional Design, 1990, Merii
           Publishing Company
      Tyler, R.W., Basic Principles of Curriculum and Instruction, 1949, University of
           Chicago Press, Chicago.
      Uno, Hamzah B., Perencanaan Pembelajaran, 2006, Bumi Aksara PT,
           Jakarta
                                                                                    3
Worthen, Blaine R. and Sanders, James R., Educational Evaluation :
    Alternative Approaches and Practical Guidelines, 1987, White Plains,
    N.Y. Pitman Publishing Inc




                                                                       4
Lembar Informasi



          PERENCANAAN PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN



A. Desain pembelajaran

  Disain pembelajaran adalah suatu prosedur yang terdiri dari langkah-langkah,
  dimana langkah-langkah tersebut di dalamnya terdiri dari analisis, merancang,
  mengembangkan, menerapkan dan menilai hasil belajar (Seels & Richey, AECT
  1994). Hal tersebut juga dikemukakan oleh Morisson, Ross & Kemp (2007) yang
  mendefinisikan desain pembelajaran sebagai suatu proses desain yang
  sistematis untuk menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien, serta
  membuat kegiatan pembelajaran lebih mudah, yang didasarkan pada apa yang
  kita ketahui mengenai teori-teori pembelajaran, teknologi informasi, sistematika
  analisis, penelitian dalam bidang pendidikan, dan metode-metode manajemen.




  Tujuan sebuah desain pembelajaran adalah untuk mencapai solusi terbaik dalam
  memecahkan masalah dengan memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia.
  Dengan demikian, suatu desain muncul karena kebutuhan manusia untuk
  memecahkan suatu persoalan yang dihadapi.




  Menurut Morisson, Ross & Kemp (2007) terdapat empat komponen dasar dalam
  perencanaan desain pembelajaran. Keempat hal tersebut mewakili pertanyaan-
  pertanyaan berikut:

  1. Untuk siapa program ini dibuat dan dikembangkan? (karakteristik siswa atau
     peserta ajar)
  2. Anda ingin siswa atau peserta ajar mempelajari apa? (tujuan)
  3. Isi pembelajaran seperti apa yang paling baik untuk dipelajari? (strategi
     pembelajaran)
  4. Bagaimanakah cara anda mengukur hasil pembelajaran yang telah dicapai?
     (prosedur evaluasi)




                                                                                5
B. Identifikasi masalah

   Sebelum kita memulai desain pembelajaran, kita harus bertanya terlebih dahulu
   mengapa kita memerlukan pengajaran? Dalam kondisi seperti apakah yang
   disarankan untuk melakukan pengajaran itu? untuk lebih jelasnya, mari kita tinjau
   contoh berikut:

   Nilai rata-rata yang diperoleh kelas tujuh dalam mata pelajaran matematika di
   kota Bandung dibawah rata-rata nilai yang telah ditetapkan. Situasi seperti ini
   menunjukkan bahwa siswa tidak memperoleh hasil seperti yang diharapkan.
   Oleh sebab itu, untuk membantu meningkatkan nilai mereka, banyak cara yang
   bisa dilakukan, salah satunya yaitu dengan menambahkan satu atau dua unit
   pengajaran lagi. Tetapi, apakah dengan menambah pengajaran itu dapat
   memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi?




   Disinilah tahap pengidentifikasian masalah dilakukan, untuk mengetahui apakah
   pengajaran yang dilakukan bisa dijadikan bagian dari solusi masalah yang ada.
   Sekali kita tahu akar permasalahannya, maka kita dapat mengetahui pengajaran
   seperti apakah yang dapat memecahkan persoalan tadi, dan seorang desainer
   pembelajaran harus sudah dapat menentukan cara yang paling sesuai dan tepat.
   Untuk itu para desainer dapat menggunakan salah satu atau kombinasi dari
   ketiga bentuk pendekatan yang berbeda-beda berikut dalam mengidentifikasi
   masalah, yaitu:

   a. Analisis Kebutuhan

      Dalam konteks pengembangan kurikulum, John McNeil (1985) mendefinisikan
      analisis kebutuhan sebagai suatu proses yang menentukan kebutuhan dalam
      pendidikan dan apa yang menjadi prioritasnya. Kebutuhan yang diartikan
      sebagai suatu kondisi dimana terdapat suatu kesenjangan antara apa yang
      diterima oleh siswa dengan apa yang diharapkan diterima oleh siswa.
      Pengertian tersebut sejalan dengan apa yang dijelaskan oleh Seels dan
      Glasgow (1990) yang menyatakan bahwa analisis kebutuhan adalah proses

                                                                                  6
mengumpulkan informasi tentang kesenjangan dan menentukan prioritas dari
kesenjangan tersebut untuk dipecahkan.




Berdasarkan pengertian di atas disebutkan bahwa analisis kebutuhan adalah
suatu proses artinya ada rangkaian kegiatan dalam pelaksanaannya. Proses
yang diawali dengan perencanaan, mengumpulkan data, menganalisa, dan
berakhir pada mempersiapkan laporan akhir. Secara lengkap kegiatan
analisis kebutuhan digambarkan oleh Morisson, dkk dalam Gambar 2-1.




  Tahap 1:             Tahap 2:             Tahap 3:              Tahap 4:
Perencanaan        Mengumpulkan data       Menganalisa          Laporan Akhir




                   Gambar 2-1. Proses analisis kebutuhan



Menurut Morisson, Ross & Kemp (2007) proses tersebut mempunyai empat
fungsi, diantaranya adalah:

1. Proses untuk mengidentifikasi kebutuhan yang relevan dengan tugas-
   tugas tertentu, yaitu masalah apa yang mempengaruhi performance.

2. Proses untuk mengidentifikasi kebutuhan yang bersifat kritis, termasuk
   kebutuhan yang mempengaruhi dari segi financial, keselamatan, atau
   mengganggu stabilitas lingkungan pendidikan.

3. Proses untuk menyusun prioritas guna menyeleksi suatu intervensi.

4. Proses yang menyediakan data dasar untuk menguji efektifitas suatu
   pembelajaran.




                                                                           7
b. Analisis Tujuan
   Kadang-kadang pendekatan analisis kebutuhan tidak praktis dan realistis,
   oleh sebab itu biasa digunakan pendekatan alternatif lainnya untuk
   mendefinisikan    masalah,    yaitu   analisis   tujuan.     Mager   (1984a)
   mendeskripsikan analisis tujuan sebagai suatu metode untuk mendefinisikan
   yang tidak terdefinisikan. Beberapa desainer menganggap analisis tujuan
   sebagai suatu bagian penting dalam proses analisis kebutuhan. Tidak seperti
   analisis kebutuhan yang dimulai dengan mengidentifikasi masalah, analisis
   tujuan dimulai dengan memberikan saran berupa suatu permasalahan.
   Misalnya, seorang kepala sekolah memintamu untuk mengatur suatu
   pelatihan internet bagi guru di sekolahnya. Ketika anda tidak mengenal para
   guru, anda dapat menghadiri pertemuan fakultas keguruan misalnya dan
   mengadakan analisis tujuan untuk menentukan apa yang para guru inginkan
   dalam pelatihan itu.




   Analisis tujuan juga dapat menggunakan data dari analisis kebutuhan untuk
   menyusun prioritas. Misalnya, analisis kebutuhan mengidentifikasi kebutuhan
   untuk melaksanakan pelatihan internet bagi para guru. Dari data tersebut,
   analisis tujuan akan menggunakan kebutuhan tersebut serta mewawancara
   kegiatan pelatihan itu untuk menentukan tujuan pengajaran.




   Sejalan dengan Klein, dkk (1971) dan Mager (1984a), Morisson dkk (2007)
   memaparkan ada enam tahapan dalam analisis tujuan, diantaranya: (1)
   identifikasi tujuan, dengan mengikutsertakan para ahli yang memahami
   permasalahan yang sedang dihadapi untuk menentukan satu atau dua tujuan
   yang berhubungan dengan kebutuhan tadi. Suatu tujuan yang mengarahkan
   kita pada permasalahan yang ada; (2) menyusun hasil yang ingin dicapai,
   artinya membiarkan para ahli tadi untuk membuat sejumlah hasil yang ingin
   dicapai untuk setiap tujuan yang sudah dibuat. Hasil tersebut harus
   mengidentifikasikan sikap yang ditunjukkan siswa; (3) memperbaiki hasil,

                                                                              8
tahap ini adalah tahap utama penyeleksian, seperti sorot semua hasil yang
   ada dan hapus jika ada yang double, kombinasikan hasil yang serupa dan
   lain   sebagainya   untuk       memperjelas    pernyataan    hasil   akhirnya;   (4)
   mengurutkan     hasil,   urut     dan   pilihlah   hasil   yang   paling   penting.
   Mengurutkannya itu bisa berdasarkan manfaatnya, hal-hal yang dapat
   menyebabkan masalah jika hal tersebut diabaikan, atau criteria-kriteria yang
   relevan lainnya. (5) memperbaiki hasil kembali, tahap ini memverifikasi
   kebutuhan yang ada dan hasil yang ingin dicapai memiliki saling keterkaitan
   dengan tugasnya, yaitu dengan cara mengidentifikasikan kesenjangan antara
   hasil yang ingin dicapai dengan kenyataan yang ada. (6) membuat final
   ranking, maksudnya mengurutkan kembali urutan hasil yang ingin dicapai
   dengan mempertimbangkan seberapa penting hasil yang ingin dicapai itu
   dapat mendukung pengajaran, kemudian mempertimbangkan pula efek
   secara keseluruhan dari hasil tadi.


c. Analisis performance
   Mager (1984b) mendeskripsikan analisis performance sebagai suatu bantuan
   untuk mengidentifikasi masalah performance. Rosetti (1999) mendeskripsikan
   proses ini sebagai pencarian sumber masalah. Analisis ini membantu untuk
   memutuskan apakah hasil pelatihan itu benar-benar dialamatkan pada
   masalah agar diselenggarakannya pelatihan atau karena adanya intervensi
   lain yang lebih mengena.




   Kebutuhan atau masalah individu ataupun suatu organisasi sering berubah-
   ubah, masalah hari ini belum tentu sama dengan masalah yang akan
   dihadapi satu atau enam bulan yang akan datang. Oleh sebab itu, analisis
   kebutuhan, analisis tujuan dan analisis performance sering dibatasi oleh
   waktu dan harus selalu diperbaharui.




                                                                                     9
Pertanyaan selanjutnya, kapan desainer pembelajaran melakukan analisis
   terhadap permasalahan yang ada? Roseti (1999) mengidentifikasi ada 4 peluang
   untuk      mengidentifikasi   masalah   yang   muncul,   diantaranya   pada   saat
   memperkenalkan atau menyambut suatu produk baru. Kesempatan kedua yaitu
   pada saat merespon permasalahan yang terjadi. Ketiga, pada saat menyadari
   adanya kebutuhan untuk mengembangkan kompetensi sumber daya manusia,
   sehingga mereka selalu dapat berkontribusi kepada pertumbuhan suatu
   organisasi. Dan yang keempat adalah pengembangan strategi, dimana suatu
   analisa dapat memberikan informasi yang bermanfaat untuk membuat keputusan
   dalam merencanakan suatu strategi.




C. Analisis Karakteristik Siswa

   Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, komponen dasar pertama dalam
   suatu perencanaan desain pembelajaran adalah siswa. Proses pembelajaran
   pada hakikatnya bertujuan untuk membelajarkan siswa agar memperoleh tujuan
   yang ingin dicapai, oleh sebab itu siswa harus dijadikan pusat dari segala
   kegiatan. Dengan demikian, analisis siswa merupakan suatu hal yang sangat
   penting sebelum merencanakan suatu desain pembelajaran untuk mengetahui
   kondisi siswa, seperti informasi apa saja yang harus diterima ataupun yang
   dimiliki oleh siswa sesuai dengan kurikulum? Masalah apa saja yang mereka
   hadapi dalam proses belajar? dan lain sebagainya. Kemudian keputusan-
   keputusan yang diambil dalam perencanaan dan desain pembelajaranpun
   disesuaikan dengan kondisi siswa yang bersangkutan, baik sesuai dengan
   kemampuan dasar, minat dan bakat, motivasi belajar, dan gaya belajar siswa itu
   sendiri.




                                                                                   10
Diawal analisa, tugas yang paling penting dilakukan adalah mengidentifikasi
  karakteristik mereka yang paling krusial terhadap pencapaian tujuan pelatihan.
  Heinich, Molenda, Russell, dan Smaldino (1999) menyarankan kepada para
  desainer untuk mempertimbangkan tiga buah karakteristik siswa diawal proses
  analisa, yaitu: karakteristik umum, karakteristik yang spesifik dan gaya belajar.




  Karakteristik umum merupakan variable yang luas, seperti jenis kelamin, usia,
  pengalaman kerja, pendidikan, dan suku bangsa. Kemudian karakteristik yang
  spesifik meliputi kemampuan dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa untuk
  mengikuti pelatihan. Sedangkan gaya belajar lebih kepada sifat perorangan
  dalam melakukan tugas belajarnya dan memproses informasi. Sebagian dari
  mereka suka mencari metode-metode tertentu yang paling sesuai untuk belajar.
  Selama ini, telah diketahui bahwa daripada menghadiri kuliah dan membaca teks
  materi, beberapa individu lebih nyaman belajar dari media visual, dan ada pula
  yang lebih nyaman lagi belajar dari aktifitas fisik dan manipulasi objek.




D. Tujuan Pembelajaran

  Dalam konteks pendidikan, tujuan merupakan persoalan tentang misi dan visi
  suatu   lembaga    pendidikan.   Artinya,   tujuan penyelenggaraan          pendidikan
  diturunkan dari visi dan misi lembaga, dan sebagai arah yang harus dijadikan
  rujukan dalam proses pembelajaran. Komponen ini memiliki fungsi yang sangat
  penting dalam sistem pembelajaran. Kalau diibaratkan, tujuan pembelajaran
  adalah jantungnya, dan suatu proses pembelajaran terjadi manakala terdapat
  tujuan yang harus dicapai.




  Setiap guru perlu memahami dan terampil dalam merumuskan tujuan
  pembelajaran, karena rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk
  mengevaluasi efektifitas keberhasilan proses pembelajaran. Suatu proses
  pembelajaran dikatakan berhasil manakala siswa dapat mencapai tujuan secara
                                                                                      11
optimal. Keberhasilan pencapaian tujuan merupakan indikator keberhasilan guru
   merancang dan melaksanakan proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran juga
   dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa dalam
   melaksanakan aktifitas belajar. Berkaitan dengan hal tersebut, guru juga dapat
   merencanakan dan mempersiapkan tindakan apa saja yang harus dilakukan
   untuk membantu siswa belajar.




   Tujuan pembelajaran membantu dalam mendesain sistem pembelajaran. Artinya,
   dengan tujuan yang jelas dapat membantu guru dalam menentukan materi
   pelajaran, metode atau strategi pembelajaran, alat, media dan sumber belajar,
   serta dalam    menentukan    dan    merancang    alat   evaluasi   untuk   melihat
   keberhasilan belajar siswa. Selain itu, tujuan pembelajaran juga dapat digunakan
   sebagai control dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran.
   Artinya, melalui penetapan tujuan, guru dapat mengontrol sampai mana siswa
   telah menguasai kemampuan-kemampuan sesuai dengan tujuan dan tuntutan
   kurikulum yang berlaku. Lebih jauh dengan tujuan dapat ditentukan daya serap
   siswa dan kualitas suatu sekolah.




E. Strategi Pembelajaran

  Desain pembelajaran dibagi menjadi dua tingkatan, yaitu strategi penyampaian
  dan strategi pembelajaran. Strategi penyampaian menggambarkan lingkungan
  belajar secara umum. Lingkungan belajar ini mulai dari presentasi pengajaran
  biasa hingga ke interaksi multimedia mutakhir atau pengajaran bebasis web.
  Strategi ini sering di klasifikasikan sesuai dengan tingkat pemahaman
  perindividu. Pengajaran perindividu ini menunjukkan isi materi atau tujuan
  pembelajaran yang disesuaikan untuk setiap individu pelajar. Sehingga hal ini
  memungkinan adanya seorang pelajar yang masih mempelajari unit satu
  sementara pelajar yang lain sudah ke unit lima. Sedangkan pendekatan
  kelompok adalah tipe pengajaran dimana ketika ujian semua peserta ajar
  mengikutinya sesuai jadwal yang ditetapkan.
                                                                                  12
Tingkatan kedua adalah strategi pembelajaran, yang menjelaskan serangkaian
formula dan metoda pembelajaran untuk mencapai tujuan. Dimana, tujuan utama
kita adalah mendesain suatu pembelajaran yang efektif dan efisien, sehingga
pelajar dapat menunjukkan hasil yang reliable setiap waktu. Formula tadi
mendeskripsikan metoda yang paling optimum untuk setiap tipe isi pembelajaran,
membimbing dalam merancang urutan pembelajaran dan merealisasikannya ke
dalam strategi penyampaian. Biasanya metode ini dibuat berdasarkan pada
penelitian atau pengalaman. Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan yang dapat
dijadikan bahan pertimbangan dalam membuat strategi pembelajaran:
•   Apakah cara terbaik untuk mengajarkan fakta, konsep, peraturan, prosedur,
    kecakapan individu, atau sikap?
•   Bagaimana saya dapat membuat pembelajaran yang bermakna?
•   Bagaimana saya dapat mengajarkan tujuan pembelajaran yang berfokus
    pada kecakapan individu?
•   Cara terbaik apakah untuk menyajikan isi materi sehingga setiap pelajar
    dapat mencapai tujuan pembelajaran?


Belajar adalah sebuah proses aktif dimana pelajar menggagas hubungan yang
bermakna antara pengetahuan yang baru diterima dengan pengetahuan yang
dimiliki pelajar sebelumnya. Strategi perancangan pembelajaran yang baik akan
memotivasi pelajar untuk secara aktif membuat hubungan antara apa yang
diketahui pelajar dengan informasi yang baru diterima.


Menurut Hamzah (2006), setidaknya ada tiga jenis strategi yang berkaitan
dengan pembelajaran, yaitu:
1. Strategi pengorganisasian pembelajaran
2. Strategi penyampaian pembelajaran
3. Strategi pengelolaan pembelajaran
Strategi penyampaian pengajaran menekankan pada media apa yang dipakai
untuk menyampaikan pengajaran, kegiatan belajar apa yang dilakukan pelajar,
dan dalam struktur belajar mengajar yang bagaimana. Strategi pengelolaan
                                                                           13
menekankan kepada penjadwalan penggunaan setiap komponen strategi
pengorganisasian dan strategi penyampaian pengajaran, termasuk pula
pembuatan catatan tentang kemajuan belajar peserta ajar.




Rumusan Strategi Pembelajaran
Rumusan berikut adalah berguna sebagai panduan pembuatan strategi
pembelajaran guna mencapai tampilan isi masing-masing.
1. Rumusan untuk Fakta Pengajaran
  Fakta adalah asosiasi pernyataan hubungan antara dua hal tertentu. Untuk
  fakta yang nyata, di awal presentasi sebaiknya pelajar dihadapkan pada
  pengalaman    langsung    dengan   objek    pembelajaran.   Misalnya     untuk
  menyampaikan fakta bahwa isi buah manggis itu berwarna putih, maka kita
  harus membuka atau membelah buah manggis tersebut dan membiarkan
  pelajar mengetahui warna isi buah tersebut. Ketika mengajarkan fakta yang
  abstrak, maka pengajar pertama-tama mencari representasi yang mewakili
  fakta, misalnya dengan menampilkan gambar dari artefak.
2. Rumusan untuk Konsep Pengajaran
  Konsep adalah kategori yang digunakan untuk gagasan atau sesuatu yang
  serupa    untuk   mengorganisir    pengetahuan.     Rekomendasi        strategi
  pemanggilan kembali untuk konsep adalah semacam pengulangan, latihan,
  peninjauan dan membantu mengingat kembali.
3. Rumusan untuk Prinsip dan Peraturan Pengajaran
  Prinsip atau aturan adalah pernyataan yang menyatakan hubungan antara
  konsep-konsep.
4. Rumusan untuk Prosedur Pengajaran
  Prosedur adalah bagian dari langkah-langkah pelajar untuk memenuhi tugas.
  Seperti konsep dan prinsip, prosedur dapat pula diambil dalam bentuk
  pemanggilan kembali (recall) atau aplikasi. Menampilkan kembali menuntut
  pelajar untuk membuat daftar urutan atau menggambarkan langkah-langkah
  dalam     prosedur,   sedangkan      aplikasi   menuntut    pelajar      untuk
  mendemonstrasikan prosedur tersebut.

                                                                              14
5. Rumusan untuk Kecakapan Individu Pengajaran (Interpersonal Skills)
     Interpersonal skill selaras dengan membangun kemampuan berkomunikasi.
     Penampilan untuk Interpersonal skill ini dapat berupa recall ataupun aplikasi,
     dengan tekanan pokok pada aplikasi.
   6. Rumusan untuk Sikap Pengajaran
     Sikap terdiri dari kepercayaan dan asosiasi behavior atau respon. Strategi
     untuk mengajarkan perubahan sikap adalah sama dengan strategi untuk
     tujuan interpersonal. Rumusan untuk sikap adalah model                   behavior,
     membangun model verbal dan imaginasi, menggunakan latihan mental.


F. Evaluasi Pembelajaran

  Proses evaluasi berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan
  sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, tugas utama guru
  dalam kegiatan ini adalah merancang instrument yang dapat mengumpulkan
  data tentang keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan
  data    tersebut    guru   dapat   mengembangkan        dan   memperbaiki     program
  pembelajaran. Sedangkan tugas desainer, selain menentukan instrument juga
  perlu merancang cara menggunakan instrument beserta kriteria keberhasilannya.
  Hal ini perlu dilakukan, sebab dengan kriteria yang jelas dapat ditentukan apa
  yang harus dilakukan siswa dalam mempelajari isi atau bahan pelajaran.

  Dalam perencanaan dan desain pembelajaran, rancangan evaluasi merupakan
  hal yang sangat penting untuk dikembangkan. Melalui evaluasi yang tepat, maka
  kita dapat menentukan efektivitas program dan keberhasilan peserta belajar
  dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga informasi dari kegiatan
  evaluasi seorang desainer pembelajaran dapat mengambil keputusan apakah
  program pembelajaran yang dirancangnya perlu diperbaiki atau tidak, bagian
  mana yang dianggap memiliki kelemahan sehingga perlu diperbaiki.

  Ada beberapa pengertian evaluasi. Pengertian evaluasi yang yang dikemukakan
  oleh Worthen dan Sanders (1987) adalah proses pengumpulan informasi untuk
  membantu pengambil keputusan dan didalamnya terdapat perbedaan mengenai
  siapa    yang      dimaksudkan     dengan   pengambil    keputusan.   Tyler    (1949)
                                                                                     15
memfokuskan evaluasi pada upaya untuk menentukan tingkat perubahan yang
terjadi pada hasil belajar (behavior). Hasil belajar tersebut umumnya diukur
dengan tes. Guba dan Lincoln (Hamid Hasan, 1988) mendefinisikan evaluasi
sebagai suatu proses memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu
yang dipertimbangkan (evaluation). Sesuatu yang dipertimbangkan tersebut
dapat berupa orang, benda, kegiatan, keadaan, atau sesuatu kesatuan tertentu.

Dalam konteks      penilaian ada beberapa istilah yang digunakan, yakni
pengukuran,     assessment    dan    evaluasi.   Pengukuran   atau   measurement
merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu
yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan
instrumen untuk melakukan penilaian. Unsur pokok dalam kegiatan pengukuran
ini, antara lain adalah sebagai berikut:
1. tujuan pengukuran,
2. ada objek ukur,
3. alat ukur,
4. proses pengukuran,
5. hasil pengukuran kuantitatif.

Sementara, pengertian asesmen (assessment) adalah kegiatan mengukur dan
mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau membanding-bandingkan
dan tidak sampai ke taraf pengambilan keputusan. Sedangkan evaluasi secara
etimologi berasal dari bahasa Inggeris evaluation yang bertarti value, yang
secara secara harfiah dapat diartikan sebagai penilaian. Namun, dari sisi
terminologis ada beberapa definisi yang dapat dikemukakan, yakni:
a. Suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan sesuatu.
b. Kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan terarah
   berdasarkan atas tujuan yang jelas.
c. Proses penentuan nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk
   keperluan pengambilan keputusan.

Berdasarkan pada berbagai batasan 3 jenis penilaian di atas, maka dapat
diketahui bahwa perbedaan antara evaluasi dengan pengukuran adalah dalam

                                                                              16
hal jawaban terhadap pertanyaan “what value” untuk evaluasi dan “how much”
untuk pengukuran. Adapun asesmen berada di antara kegiatan pengukuran dan
evaluasi. Artinya bahwa sebelum melakukan asesmen ataupun evaluasi lebih
dahulu dilakukan pengukuran.

Sekalipun makna dari ketiga istilah (measurement, assessment, evaluation)
secara teoretik definisinya berbeda, namun dalam kegiatan pembelajaran
terkadang sulit untuk membedakan dan memisahkan batasan antara ketiganya,
dan    evaluasi    pada   umumnya    diawali   dengan    kegiatan   pengukuran
(measurement) serta pembandingan (assessment).

Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh
seorang pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penilaian, pengajar
akan mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat,
hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa atau peserta didik. Adapun
langkah-langkah pokok dalam penilaian secara umum terdiri dari:
 (1) perencanaan,
 (2) pengumpulan data,
 (3) verifikasi data,
 (4) analisis data, dan
 (5) interpretasi data.

 Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana
 pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
 Pengajar harus mengetahui sejauh mana pebelajar (learner) telah mengerti
 bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan
 pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau
 tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu
 dapat dinyatakan dengan nilai.

 Evaluasi pembelajaran adalah hal yang penting dilakukan dalam proses
 perencanaan dan desain pembelajaran. Setelah memahami karakteristik pelajar,
 kita mengidentifikasi tujuan pembelajaran dan memilih strategi pengajaran untuk

                                                                             17
menyempurnakannya. Pada akhirnya kita harus menguji instrumen dan materi
untuk mengukur tingkat pengetahuan pelajar, kemampuan dan perubahan sikap
pelajar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Melalui evaluasi yang tepat bukan
saja kita dapat menentukan keberhasilan pelajar mencapai tujuan pembelajaran,
akan tetapi juga sekaligus dapat melihat efektivitas program desain yang kita
rencanakan. Dalam hal ini evaluasi berarti proses penggunaan pengukuran atau
taksiran untuk membuat pendapat /penilaian tentang sesuatu.

Dalam tahap ini kita menguji tujuan dan bagian utama dari evaluasi serta
memperhatikan konsep penting peran evaluasi dalam proses perencanaan
pengajaran. Hamalik (2003) menjelaskan pentingnya perencanaan evaluasi
sebagai berikut:
1. Rencana evaluasi membantu kita untuk menentukan apakah tujuan-tujuan
  telah dirumuskan dalam artian tingkah laku. Hal ini akan memudahkan
  perencanaan suatu tes untuk mengukur prestasi peserta ajar. Penulisan
  suatu tes akan membantu kita untuk memeriksa tujuan-tujuan dan jika perlu
  mengadakan revisi sebelum kita merancang pengajaran.
2. Berdasarkan rencana evaluasi yang telah ada, selanjutnya kita dapat
  menyiapkan untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan. Dengan
  informasi tersebut dapat kita ketahui apakah peserta ajar telah memahami
  tujuan, apakah mereka telah mencapainya, dan sebagainya.
3. Rencana evaluasi memberikan waktu yang cukup untuk merancang tes.
  Untuk menyusun tes yang baik, diperlukan persiapan matang yang mungkin
  akan menyita waktu yang cukup banyak.
Berdasarkan ketiga hal tersebut kemampuan untuk mengembangkan alat
evaluasi merupakan suatu keharusan bagi seorang desainer pembelajaran.


Karakteristik Evaluasi

Ada dua hal yang menjadi karakteristik evaluasi, yaitu:
1. Evaluasi merupakan proses
  Dalam suatu pelaksanaan evaluasi seharusnya terdiri dari berbagai macam
  tindakan yang harus dilakukan. Dengan demikian, evaluasi bukanlah hasil

                                                                          18
atau produk, akan tetapi rangkaian kegiatan. Evaluasi dilakukan untuk
  menentukan judgement terhadap sesuatu.
2. Berhubungan dengan pemberian nilai atau arti
   Berdasarkan hasil pertimbangan evaluasi apakah sesuatu itu memiliki nilai
  atau tidak. Dengan kata lain, evaluasi dapat menunjukkan kualitas yang
  dinilai.




Tujuan dan Fungsi Evaluasi

Evaluasi     bertujuan   untuk   merumuskan       apa   yang   harus   dilakukan,
mengumpulkan informasi, dan menyajikan informasi yang berguna bagi
menetapkan alternatif keputusan. Dalam konteks pelaksanaan pendidikan,
evaluasi memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan
   pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
2) Untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran.
3) Untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelompoknya.
4) Untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam
   rangka perbaikan.


Evaluasi dapat menentukan efektivitas kinerja dan memberikan informasi untuk
perbaikan. Ada beberapa fungsi evaluasi, yaitu:
a. Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpan balik bagi peserta ajar.
   Melalui evaluasi peserta ajar akan mendapatkan informasi tentang efektivitas
   pembelajaran yang dilakukannya.
b. Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahui bagaimana
   ketercapaian peserta ajar dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan.
c. Evaluasi dapat memberikan informasi untuk mengembangkan program
   kurikulum, khususnya untuk perbaikan program selanjutnya.




                                                                              19
d. Informasi dari hasil evaluasi dapat digunakan oleh peserta ajar secara
   individual dalam mengambil keputusan, khususnya untuk menentukan masa
   depan dan pengembangan karir.
e. Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum khususnya dalam
   menentukan kejelasan tujuan khusus yang ingin dicapai. Misalnya, apakah
   tujuan itu perlu diubah atau ditambah.
f. Evaluasi sebagai umpan balik penentuan kebijakkan untuk semua pihak yang
   berkepentingan dengan pendidikan



 Evaluasi sering dianggap sebagai kegiatan akhir dari suatu proses kegiatan.
 Siswa dievaluasi setelah ia selesai melakukan suatu pelajaran, apakah ia
 berhasil atau tidak. Kurikulum dievaluasi setelah diimplementasikan, apakah
 kurikulum tersebut telah mencapai tujuan yang diharapkan atau belum, bagian-
 bagian mana yang perlu dievaluasi. Fungsi evaluasi seperti contoh diatas
 diformulasikan oleh Scriven (1967) dalam istilah formatif dan sumatif.


 Evaluasi Formatif

 Formatif adalah fungsi evaluasi untuk memberikan informasi dan pertimbangan
 yang berkenaan dengan upaya untuk memperbaiki suatu pembelajaran dalam
 proses pengembangan atau belum selesai. Evaluasi formatif dilakukan selama
 proses pembelajaran berlangsung untuk melihat kemajuan belajar peserta ajar.

 Fungsi formatif suatu evaluasi hanya dapat dilaksanakan ketika evaluasi itu
 berkenaan dengan proses dan bukan berfokus pada hasil. Bahkan ahli
 perencana pembelajaran handal pun tidak begitu menyukai untuk membuat
 pengajaran yang sempurna pada saat pertama. Terlihat luar biasa ketika
 konsep atau gagasan tidak berjalan seperti yang direncanakan ketika
 diterapkan di dalam kelas. Evaluasi formatif menjadi bagian penting proses
 perencanaan     pangajaran,   hal   ini    berfungsi   untuk   menginformasikan
 insruktur/pengajar atau tim perencana, seberapa besar kemajuan program
 pengajaran disajikan sesuai tujuan pembelajaran. Evaluasi formatif lebih
 berguna ketika dilakukan selama pembuatan dan ujicoba. Dapat dilakukan
                                                                              20
ketika proses. Jika rencana pengajaran berisikan kelemahan, hal ini akan dapat
diidentifikasi dan di eliminasi sebelum penerapan keseluruhan.

Hasil tes, reaksi pelajar, observasi kerja pelajar, tinjauan oleh ahli materi
pelajaran, dan saran-saran dari kolega dapat menjadi indikator kekurangan
dalam sekuen, prosedur atau material pembelajaran. Evaluasi formatif adalah
kontrol mutu dari proses pembuatan perencanaan pengajaran. Dalam hal ini
kita belajar bagaimana mengevaluasi kemajuan sesuai dengan perencanaan.

Tes formatif dan revisi adalah penting untuk keberhasilan perencanaan desain
pembelajaran.    Biasanya   berhubungan    tidak   hanya   kesesuaian   tujuan
pembelajaran, isi materi, strategi pembelajaran dan material tapi juga untuk
peranan individu, penggunaan fasilitas dan perlengkapan, jadwal, dan faktor
lain yang secara bersamaan mempengaruhi penampilan optimal dalam
pencapaian tujuan. Perlu diingat, proses perencanaan adalah interaksi
berkelanjutan, dimana setiap elemen mempengaruhi elemen yang lain.

Perencana pengajaran dan pengajar perlu menggunakan evaluasi formatif.
Untuk perencana, biasanya fokus pada keefektifan materi. Sehingga jika
pelajar berpenampilan buruk, kesimpulannya adalah materi, tidak hanya pelajar
yang disalahkan (Hellebrandt & Russel, 1993,p.22). Untuk pengajar, fokus
kepada pelajar. Jika pelajar tidak menampilkan perubahan yang berarti seperti
yang diharapkan, dan keefektifan pembelajaran telah didemonstrasikan,
kesimpulannya adalah pelajar, bukan materi yang disalahkan.

Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat digunakan oleh perencana pengajaran
untuk mendapatkan data selama evaluasi formatif:
1. Memberikan tujuan pembelajaran untuk setiap unit atau pelajaran, apakah
   tingkat pembelajaran dapat diterima? Apakah kelemahan yang jelas
   terlihat/nyata?
2. Apakah pelajar dapat menggunakan pengetahuannya atau menampilkan
   kemampuan pada tingkatannya? Adakah yang menunjukkan kelemahan?
3. Berapa lama waktu pengajaran dan pembelajaran yang dibutuhkan?
   Apakah dapat diterima?

                                                                           21
4. Apakah kegiatannya terlihat sesuai dan teratur untuk pengajar dan pelajar?
5. Dimana materi nyaman dan mudah untuk ditempatkan, digunakan dan
   diarsipkan?
6. Apakah reaksi pelajar terhadap metode pelajaran, kegiatan, materi, dan
   metode evaluasi?
7. apakah setiap tes perunit dan hasil yang lain mengukur taksiran kepuasan
   tujuan pembelajaran?
8. Apa perbaikan dalam program terlihat penting ( isi, format dsb.)?
9. Apakah keadaan pembelajaran telah sesuai?




Evaluasi Sumatif

Fungsi sumatif adalah apabila evaluasi itu digunakan untuk melihat
keberhasilan suatu program yang direncanakan. Fungsi ini berhubungan
dengan pencapaian suatu hasil yang dicapai suatu program.

Fungsi sumatif tidak dapat diterapkan ketika perencanaan pengajaran masih
berproses. Dimana fungsi ini memberikan pertimbangan terhadap hasil
pengembangan dapat berupa dokumen rencana pembelajaran, hasil belajar,
ataupun dampak pembelajaran lingkungan belajar. Evaluasi sumatif dilakukan
selama menilai tingkat dimana hasil utama tercapai diakhir pembelajaran.
Apakah akan dilakukan postes perunit dan ujian akhir untuk pengajaran. Untuk
mengukur keefektifan pelajar, evaluasi sumatif juga sering mengukur hal-hal
sebagai berikut.




                                                                           22
- Ketepatgunaan pembelajaran
- Biaya dari pembuatan program
- Kelangsungan biaya
- Reaksi terhadap program pembelajaran
- Keberlangsungan keuntungan suatu program

Kelangsungan keuntungan suatu program dapat ditetapkan mengikuti pelajar
yang menyelesaikan program pembelajaran untuk menutupi dimanapun dan
kapanpun mereka menggunakan pengetahuannya, kemampuannya, dan
sikapnya.      Berdasarkan fungsi sumatif ini maka akan dihasilkan suatu
pertimbangan apakah perlu dilanjutkan karena keberhasilannya dan masih
dianggap relevan dengan perkembangan serta tuntutan, atau harus diganti
karena ketidaksesuai dengan tuntutan.


Evaluasi dilakukan dengan maksud untuk memutuskan penilaian atau
keberhasilan seseorang atau sesuatu (misalnya pelajaran, program, proyek).
Sebelum melakukan evaluasi, kita harus menentukan tujuannya. Dari
keseluruhan tujuan kelengkapan pelatihan dan pendidikan adalah untuk
menetapkan keberhasilan pelajar dalam pembelajaran. Apakah hasil evaluasi
akan digunakan untuk meningkatkan bagaimana pelatihan diajarkan? Apakah
hasil evaluasi digunakan untuk menilai bahwa pengajaran telah dilakukan?
Atau telah dialihkan untuk suatu waktu. Hal yang menarik ini saling membantu,
tetapi biasanya pendekatan evaluasi dilakukan sesuai/ tergantung kepada hal
yang lebih berguna, yaitu evaluasi formatif, sumatif, atau pendekatan
konfirmatif.


Evaluasi Konfirmatif

Di dunia bisnis pelatihan seringkali ditawarkan kepada karyawan setelah
permasalahan yang terjadi selesai diatasi. Evaluasi konfirmatif adalah
rancangan pembelajaran yang digunakan untuk mengetahui apakah pelatihan
atau pembelajaran sesuai dengan apa yang telah dilakukan (permasalahan
yang telah diatasi).

                                                                          23
Peranan Tujuan Pembelajaran

Desain pembelajaran berkaitan erat dengan proses pencapaian tujuan
pembelajaran.    Tujuan     pembelajaran    merupakan     aspek       yang      perlu
dipertimbangkan dalam perencanaan pembelajaran. Sebab segala kegiatan
pembelajaran     muaranya     pada   pencapaian      tujuan      tersebut.    Tujuan
pembelajaran dirumuskan dalam bentuk kompetensi, yakni kemampuan yang
harus dimiliki oleh peserta ajar. Kompetensi yang harus dicapai dirumuskan
dalam bentuk perubahan perilaku yang terukur yang selanjutnya dinamakan
objective. Perubahan perilaku sebagai objective dikembangkan oleh Merger
dalam format ABCD, yaitu Audience (siapa yang harus memiliki kemampuan),
Behavior (perilaku yang bagaimana yang diharapkan dapat dimiliki), Condition
(dalam kondisi dan situasi yang bagaimana subjek dapat menunjukkan
kemampuan sebagai hasil belajar yang telah diperolehnya), Degree (kualitas
atau kuantitas tingkah laku yang diharapkan dicapai sebagai batas minimal).
Bentuk perumusannya dapat dilihat pada contoh berikut ini. Disampaikan
tentang Teknik presentasi dengan powerpoint (C), diharapkan peserta belajar
(A), dapat mengoperasikan (B) tools dalam powerpoint dengan tepat sesuai
fungsinya (D).

Dalam rumusan tujuan pembelajaran diatas, yakni dapat mengoperasikan.
Perilaku tersebut merupakan perilaku yang terukur yang dapat diobservasi.
Kata mengoperasikan merupakan perilaku yang spesifik atau yang kita sebut
sebagai kompetensi. Oleh karena tujuan pembelajaran atau kompetensi
merupakan tujuan     pembelajaran    yang    harus    dicapai,     maka      desainer
pembelajaran harus segera merumuskan item tes sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang dirumuskan. Perumusan tes setelah perumusan tujuan
bukan hanya berguna dalam menentukan indikator keberhasilan, akan tetapi
juga berfungsi untuk mengecek ketepatan rumusan tujuan (Sanjaya Wina
2008). Perhatikan contoh berikut.



                                                                                   24
Rumusan Tujuan                                Evaluasi

 Setelah Kegiatan Belajar Mengajar Coba          anda      kemukakan,     apa
 berakhir, diharapkan peserta ajar perbedaan             pengertian     antara
 dapat   mengemukakan       perbedaan evaluasi    formatif     dan    evaluasi
 pengertian antara evaluasi formatif sumatif.
 dan evaluasi sumatif.



Dari rumusan tersebut, tampak jelas bahwa perubahan perilaku yang
terkandung dalam tujuan itu dapat diukur, karena memang melalui alat evaluasi
yang dapat ditentukan keberhasilannya. Artinya, apabila diakhir Kegiatan
Belajar Mengajar, kemudian peserta belajar dapat menjelaskankan pengertian
evaluasi formatif dan membedakannya dengan evaluasi sumatif, maka
Kegiatan Belajar Mengajar dapat dikatakan berhasil. Sebaliknya, jika peserta
belajar tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut, maka dapat dikatakan
Kegiatan Belajar Mengajar tidak berhasil.




                                                                            25

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

LKPD-Perkalian dan Pembagian pada Pecahan
LKPD-Perkalian dan Pembagian pada PecahanLKPD-Perkalian dan Pembagian pada Pecahan
LKPD-Perkalian dan Pembagian pada PecahanAlorka 114114
 
instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)Pristiadi Utomo
 
Sintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranSintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranrestya21
 
Format Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan Presentasi
Format Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan PresentasiFormat Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan Presentasi
Format Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan PresentasiMuhamad Yogi
 
Power point ptk
Power point ptkPower point ptk
Power point ptkyultaerma
 
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIKPENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIKcandraabdillah1
 
Contoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaianContoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaianNarto Wastyowadi
 
rubrik-penilaian-format-lembar-penilaian-diskusi-kelompok (1).docx
rubrik-penilaian-format-lembar-penilaian-diskusi-kelompok (1).docxrubrik-penilaian-format-lembar-penilaian-diskusi-kelompok (1).docx
rubrik-penilaian-format-lembar-penilaian-diskusi-kelompok (1).docxAyiRatnawati
 
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaKuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaMading KS
 
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarModul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarNaita Novia Sari
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by DesignSMK Negeri 6 Malang
 
Lembar wawancara siswa
Lembar wawancara siswaLembar wawancara siswa
Lembar wawancara siswaAna Fitriana
 
Contoh program tahunan dan program semester
Contoh program tahunan dan program semesterContoh program tahunan dan program semester
Contoh program tahunan dan program semesterSherly Anggraini
 

Was ist angesagt? (20)

LKPD-Perkalian dan Pembagian pada Pecahan
LKPD-Perkalian dan Pembagian pada PecahanLKPD-Perkalian dan Pembagian pada Pecahan
LKPD-Perkalian dan Pembagian pada Pecahan
 
instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)
 
Sintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranSintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaran
 
FORM PENILAIAN PROYEK P5.pdf
FORM PENILAIAN PROYEK P5.pdfFORM PENILAIAN PROYEK P5.pdf
FORM PENILAIAN PROYEK P5.pdf
 
2. UbD.pptx
2. UbD.pptx2. UbD.pptx
2. UbD.pptx
 
Pedoman penskoran
Pedoman penskoranPedoman penskoran
Pedoman penskoran
 
Format Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan Presentasi
Format Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan PresentasiFormat Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan Presentasi
Format Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan Presentasi
 
Angket respon siswa
Angket respon siswaAngket respon siswa
Angket respon siswa
 
Power point ptk
Power point ptkPower point ptk
Power point ptk
 
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIKPENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
 
Contoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaianContoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaian
 
rubrik-penilaian-format-lembar-penilaian-diskusi-kelompok (1).docx
rubrik-penilaian-format-lembar-penilaian-diskusi-kelompok (1).docxrubrik-penilaian-format-lembar-penilaian-diskusi-kelompok (1).docx
rubrik-penilaian-format-lembar-penilaian-diskusi-kelompok (1).docx
 
Lembar observasi siswa
Lembar observasi siswaLembar observasi siswa
Lembar observasi siswa
 
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaKuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
 
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarModul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
 
Rubrik penilaian
Rubrik penilaianRubrik penilaian
Rubrik penilaian
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by Design
 
Lembar wawancara siswa
Lembar wawancara siswaLembar wawancara siswa
Lembar wawancara siswa
 
Contoh program tahunan dan program semester
Contoh program tahunan dan program semesterContoh program tahunan dan program semester
Contoh program tahunan dan program semester
 
Contoh angket
Contoh angketContoh angket
Contoh angket
 

Andere mochten auch

Konsep dasar desain pembelajaran
Konsep dasar desain pembelajaranKonsep dasar desain pembelajaran
Konsep dasar desain pembelajaranrofieamirasyka
 
Desain Teknologi Pembelajaran
Desain Teknologi PembelajaranDesain Teknologi Pembelajaran
Desain Teknologi Pembelajarannana
 
Pkp meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sd negeri 17 sawerigadi melalui...
Pkp meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sd negeri 17 sawerigadi melalui...Pkp meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sd negeri 17 sawerigadi melalui...
Pkp meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sd negeri 17 sawerigadi melalui...Operator Warnet Vast Raha
 
Desain pembelajaran berbasis tik
Desain pembelajaran berbasis tikDesain pembelajaran berbasis tik
Desain pembelajaran berbasis tikyonohanif
 
Pembelajaran terintegrasi
Pembelajaran terintegrasiPembelajaran terintegrasi
Pembelajaran terintegrasiDiantara Putra
 
Desain pembelajaran Sebagai Suatu Sistem
Desain pembelajaran Sebagai Suatu SistemDesain pembelajaran Sebagai Suatu Sistem
Desain pembelajaran Sebagai Suatu SistemNailul Hasibuan
 
Model Desain Sistem Pembelajaran Dick and Carey
Model Desain Sistem Pembelajaran Dick and CareyModel Desain Sistem Pembelajaran Dick and Carey
Model Desain Sistem Pembelajaran Dick and CareyBambang Karyadi
 
ppt Desain pembelajaran sebagai suatu sistem
ppt Desain pembelajaran sebagai suatu sistemppt Desain pembelajaran sebagai suatu sistem
ppt Desain pembelajaran sebagai suatu sistemNailul Hasibuan
 
Proses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan Masyarakat
Proses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan MasyarakatProses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan Masyarakat
Proses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan MasyarakatYohanita Tengku
 
Perencanaan pembelajaran pendidikan anak usia dini
Perencanaan pembelajaran pendidikan anak usia diniPerencanaan pembelajaran pendidikan anak usia dini
Perencanaan pembelajaran pendidikan anak usia diniSuraya Atika
 
ASPEK, TUJUAN, FUNGSI, DAN FAKTOR MANAJEMEN KELAS OLEH SITI WIDA FUNGKISARI
ASPEK, TUJUAN, FUNGSI, DAN FAKTOR MANAJEMEN KELAS OLEH SITI WIDA FUNGKISARI  ASPEK, TUJUAN, FUNGSI, DAN FAKTOR MANAJEMEN KELAS OLEH SITI WIDA FUNGKISARI
ASPEK, TUJUAN, FUNGSI, DAN FAKTOR MANAJEMEN KELAS OLEH SITI WIDA FUNGKISARI WidiaFungkisari
 
RPP Prakarya dan Kewirausahaan - Kerajinan SMA Kelas XI
RPP Prakarya dan Kewirausahaan - Kerajinan SMA Kelas XIRPP Prakarya dan Kewirausahaan - Kerajinan SMA Kelas XI
RPP Prakarya dan Kewirausahaan - Kerajinan SMA Kelas XIDiva Pendidikan
 

Andere mochten auch (15)

Konsep dasar desain pembelajaran
Konsep dasar desain pembelajaranKonsep dasar desain pembelajaran
Konsep dasar desain pembelajaran
 
Desain Teknologi Pembelajaran
Desain Teknologi PembelajaranDesain Teknologi Pembelajaran
Desain Teknologi Pembelajaran
 
Pkp meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sd negeri 17 sawerigadi melalui...
Pkp meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sd negeri 17 sawerigadi melalui...Pkp meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sd negeri 17 sawerigadi melalui...
Pkp meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sd negeri 17 sawerigadi melalui...
 
3.konsep dasar desain_pembelajarandffs
3.konsep dasar desain_pembelajarandffs3.konsep dasar desain_pembelajarandffs
3.konsep dasar desain_pembelajarandffs
 
Tugas Desain Pembelajaran
Tugas Desain PembelajaranTugas Desain Pembelajaran
Tugas Desain Pembelajaran
 
Desain pembelajaran berbasis tik
Desain pembelajaran berbasis tikDesain pembelajaran berbasis tik
Desain pembelajaran berbasis tik
 
Pembelajaran terintegrasi
Pembelajaran terintegrasiPembelajaran terintegrasi
Pembelajaran terintegrasi
 
Desain pembelajaran Sebagai Suatu Sistem
Desain pembelajaran Sebagai Suatu SistemDesain pembelajaran Sebagai Suatu Sistem
Desain pembelajaran Sebagai Suatu Sistem
 
Model Desain Sistem Pembelajaran Dick and Carey
Model Desain Sistem Pembelajaran Dick and CareyModel Desain Sistem Pembelajaran Dick and Carey
Model Desain Sistem Pembelajaran Dick and Carey
 
ppt Desain pembelajaran sebagai suatu sistem
ppt Desain pembelajaran sebagai suatu sistemppt Desain pembelajaran sebagai suatu sistem
ppt Desain pembelajaran sebagai suatu sistem
 
Penilaian paud 1
Penilaian paud 1Penilaian paud 1
Penilaian paud 1
 
Proses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan Masyarakat
Proses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan MasyarakatProses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan Masyarakat
Proses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan Masyarakat
 
Perencanaan pembelajaran pendidikan anak usia dini
Perencanaan pembelajaran pendidikan anak usia diniPerencanaan pembelajaran pendidikan anak usia dini
Perencanaan pembelajaran pendidikan anak usia dini
 
ASPEK, TUJUAN, FUNGSI, DAN FAKTOR MANAJEMEN KELAS OLEH SITI WIDA FUNGKISARI
ASPEK, TUJUAN, FUNGSI, DAN FAKTOR MANAJEMEN KELAS OLEH SITI WIDA FUNGKISARI  ASPEK, TUJUAN, FUNGSI, DAN FAKTOR MANAJEMEN KELAS OLEH SITI WIDA FUNGKISARI
ASPEK, TUJUAN, FUNGSI, DAN FAKTOR MANAJEMEN KELAS OLEH SITI WIDA FUNGKISARI
 
RPP Prakarya dan Kewirausahaan - Kerajinan SMA Kelas XI
RPP Prakarya dan Kewirausahaan - Kerajinan SMA Kelas XIRPP Prakarya dan Kewirausahaan - Kerajinan SMA Kelas XI
RPP Prakarya dan Kewirausahaan - Kerajinan SMA Kelas XI
 

Ähnlich wie 4.perencanaan desain pembelajaran

4.perencanaan desain pembelajaran
4.perencanaan desain pembelajaran4.perencanaan desain pembelajaran
4.perencanaan desain pembelajaranKary Adi
 
studi kasus.pptx
studi kasus.pptxstudi kasus.pptx
studi kasus.pptxreza239898
 
Kurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan PengajaranKurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan Pengajaranitanurhayati
 
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah kelas
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah kelasPengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah kelas
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah kelasAmalinaAzizah
 
Kurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan PengajaranKurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan Pengajaranitanurhayati
 
menganalisis media pembelajaran berdasarkan unsur ASSURE di SMPN 3 Genteng Ba...
menganalisis media pembelajaran berdasarkan unsur ASSURE di SMPN 3 Genteng Ba...menganalisis media pembelajaran berdasarkan unsur ASSURE di SMPN 3 Genteng Ba...
menganalisis media pembelajaran berdasarkan unsur ASSURE di SMPN 3 Genteng Ba...Anis Lee Xie
 
model model pengembangan media pembelajaran
 model model pengembangan media pembelajaran  model model pengembangan media pembelajaran
model model pengembangan media pembelajaran Dwi Karyani
 
Model pengembangan addie
Model pengembangan addieModel pengembangan addie
Model pengembangan addieindrapratiwi86
 
1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaran
1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaran1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaran
1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaranDesmon Kamaludin Sihaloho
 
02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx
02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx
02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docxInasuriyani1
 
Evaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaranEvaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaranadeirawati
 
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana SumantriStrategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana SumantriHariyatunnisa Ahmad
 
Penulisan Ilmiah Pengurusan Penggunaan Media Grafik dalam PdP Berasaskan Mode...
Penulisan Ilmiah Pengurusan Penggunaan Media Grafik dalam PdP Berasaskan Mode...Penulisan Ilmiah Pengurusan Penggunaan Media Grafik dalam PdP Berasaskan Mode...
Penulisan Ilmiah Pengurusan Penggunaan Media Grafik dalam PdP Berasaskan Mode...Sherly Jewinly
 
Kurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan PengajaranKurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan Pengajarannanasupriatna
 
MATERI PENILAIAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTS
MATERI PENILAIAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTSMATERI PENILAIAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTS
MATERI PENILAIAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTSIWAN SUKMA NURICHT
 
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)Hariyatunnisa Ahmad
 
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatifModul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatifAldiRahadi
 

Ähnlich wie 4.perencanaan desain pembelajaran (20)

4.perencanaan desain pembelajaran
4.perencanaan desain pembelajaran4.perencanaan desain pembelajaran
4.perencanaan desain pembelajaran
 
studi kasus.pptx
studi kasus.pptxstudi kasus.pptx
studi kasus.pptx
 
Kurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan PengajaranKurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan Pengajaran
 
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah kelas
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah kelasPengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah kelas
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah kelas
 
Kurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan PengajaranKurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan Pengajaran
 
Utama 1
Utama 1Utama 1
Utama 1
 
3.konsep dasar desain_pembelajaranfff
3.konsep dasar desain_pembelajaranfff3.konsep dasar desain_pembelajaranfff
3.konsep dasar desain_pembelajaranfff
 
menganalisis media pembelajaran berdasarkan unsur ASSURE di SMPN 3 Genteng Ba...
menganalisis media pembelajaran berdasarkan unsur ASSURE di SMPN 3 Genteng Ba...menganalisis media pembelajaran berdasarkan unsur ASSURE di SMPN 3 Genteng Ba...
menganalisis media pembelajaran berdasarkan unsur ASSURE di SMPN 3 Genteng Ba...
 
model model pengembangan media pembelajaran
 model model pengembangan media pembelajaran  model model pengembangan media pembelajaran
model model pengembangan media pembelajaran
 
Model pengembangan addie
Model pengembangan addieModel pengembangan addie
Model pengembangan addie
 
1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaran
1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaran1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaran
1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaran
 
02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx
02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx
02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx
 
Evaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaranEvaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaran
 
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana SumantriStrategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri
 
Penulisan Ilmiah Pengurusan Penggunaan Media Grafik dalam PdP Berasaskan Mode...
Penulisan Ilmiah Pengurusan Penggunaan Media Grafik dalam PdP Berasaskan Mode...Penulisan Ilmiah Pengurusan Penggunaan Media Grafik dalam PdP Berasaskan Mode...
Penulisan Ilmiah Pengurusan Penggunaan Media Grafik dalam PdP Berasaskan Mode...
 
Model pengembangan dick and carrey
Model pengembangan dick and carreyModel pengembangan dick and carrey
Model pengembangan dick and carrey
 
Kurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan PengajaranKurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan Pengajaran
 
MATERI PENILAIAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTS
MATERI PENILAIAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTSMATERI PENILAIAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTS
MATERI PENILAIAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTS
 
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
 
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatifModul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
 

Kürzlich hochgeladen

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 

4.perencanaan desain pembelajaran

  • 1. PERENCANAAN DESAIN PEMBELAJARAN Bahan Ajar untuk Diklat E-Training PPPPTK TK dan PLB Oleh: Diny Handayani, S.Si., M.Ed Sadiah Kusumahwati, M.Ed PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIKAN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN PENDIDIKAN LUAR BIASA 2009 1
  • 2. SATUAN ACARA PEMBELAJARAN MATA TATARAN: PERENCANAAN DESAIN PEMBELAJARAN I. Tujuan Pembelajaran A. Peserta dapat mendeskripsikan pengertian dan tujuan desain pembelajaran B. Peserta dapat menguraikan tiga pendekatan dalam melakukan identifikasi masalah dalam desain pembelajaran C. Peserta dapat menjelaskan karakteristik siswa yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan desain pembelajaran D. Peserta dapat menguraikan pentingnya rumusan tujuan dalam desain pembelajaran E. Peserta dapat menguraika jenis-jenis strategi yang berkaitan dengan desain pembelajaran F. Peserta dapat menjelaskan pengertian, tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran II. Ruang Lingkup Materi A. Desain pembelajaran B. Identifikasi masalah C. Analisis karakteristik siswa D. Tujuan pembelajaran E. Strategi pembelajaran F. Evaluasi pembelajaran III. Evaluasi A. Pre tes (bersama dengan materi lain di awal Diklat) B. Tugas (dalam bentuk Portofolio) C. Post tes (bersama dengan materi lain di akhir Diklat) 2
  • 3. IV. Daftar Bacaan Hasan, Hamid. Evaluasi Kurikulum, 2008, UPI & Rosdakarya. Bandung Heinich, R., Molenda, M., Russell, J. D., & Smaldino, S. E., Instructional media and technologies for learning, 1999, Prentice-Hall, Upper Saddle River, NJ Klein, S. P., Hoepfner, R., Bradley, P.A., Wooley, D., Dyer, J.S., & Strickland, G.P., Procedures for needs-assessment evaluation: A symposium (Report No.67), 1971, University of California, Center for the Study of Evaluation, Los Angeles. Mager, R.F., Analysis performance problems (2nd ed.), 1984, The Center for Effective Performance, Atlanta, GA. Mager, R.F., Goal Analysis (2nd ed.), 1984, Lake. Belmont, CA. Morrison, Ross & Kemp. Designing Effective Instruction, 2007, Jonh Wiley & Sons,Inc. USA Reigeluth C.M., dan Merrill, M.D. Knowledge Base for Improving Our Methods of Instruction. Educational Psikologist, 1978 Sanjaya Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, 2008, Kencana Prenada Media Group. Jakarta Scriven, M., The methodology of evaluation, 1967. In R. W. Tyler, R. M. Gagné, & M. Scriven (Eds.), Perspectives of curriculum evaluation, 39-83. Chicago, IL: Rand McNally. Seels, B. B., & Richey, R. C., Instructional Technology: the definition and domains of the field, 1994, Association for Educational Communications and Technology, Bloomington, IN. Seels, Barbara & Glasgow, Exercise in Instructional Design, 1990, Merii Publishing Company Tyler, R.W., Basic Principles of Curriculum and Instruction, 1949, University of Chicago Press, Chicago. Uno, Hamzah B., Perencanaan Pembelajaran, 2006, Bumi Aksara PT, Jakarta 3
  • 4. Worthen, Blaine R. and Sanders, James R., Educational Evaluation : Alternative Approaches and Practical Guidelines, 1987, White Plains, N.Y. Pitman Publishing Inc 4
  • 5. Lembar Informasi PERENCANAAN PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN A. Desain pembelajaran Disain pembelajaran adalah suatu prosedur yang terdiri dari langkah-langkah, dimana langkah-langkah tersebut di dalamnya terdiri dari analisis, merancang, mengembangkan, menerapkan dan menilai hasil belajar (Seels & Richey, AECT 1994). Hal tersebut juga dikemukakan oleh Morisson, Ross & Kemp (2007) yang mendefinisikan desain pembelajaran sebagai suatu proses desain yang sistematis untuk menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien, serta membuat kegiatan pembelajaran lebih mudah, yang didasarkan pada apa yang kita ketahui mengenai teori-teori pembelajaran, teknologi informasi, sistematika analisis, penelitian dalam bidang pendidikan, dan metode-metode manajemen. Tujuan sebuah desain pembelajaran adalah untuk mencapai solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia. Dengan demikian, suatu desain muncul karena kebutuhan manusia untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi. Menurut Morisson, Ross & Kemp (2007) terdapat empat komponen dasar dalam perencanaan desain pembelajaran. Keempat hal tersebut mewakili pertanyaan- pertanyaan berikut: 1. Untuk siapa program ini dibuat dan dikembangkan? (karakteristik siswa atau peserta ajar) 2. Anda ingin siswa atau peserta ajar mempelajari apa? (tujuan) 3. Isi pembelajaran seperti apa yang paling baik untuk dipelajari? (strategi pembelajaran) 4. Bagaimanakah cara anda mengukur hasil pembelajaran yang telah dicapai? (prosedur evaluasi) 5
  • 6. B. Identifikasi masalah Sebelum kita memulai desain pembelajaran, kita harus bertanya terlebih dahulu mengapa kita memerlukan pengajaran? Dalam kondisi seperti apakah yang disarankan untuk melakukan pengajaran itu? untuk lebih jelasnya, mari kita tinjau contoh berikut: Nilai rata-rata yang diperoleh kelas tujuh dalam mata pelajaran matematika di kota Bandung dibawah rata-rata nilai yang telah ditetapkan. Situasi seperti ini menunjukkan bahwa siswa tidak memperoleh hasil seperti yang diharapkan. Oleh sebab itu, untuk membantu meningkatkan nilai mereka, banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya yaitu dengan menambahkan satu atau dua unit pengajaran lagi. Tetapi, apakah dengan menambah pengajaran itu dapat memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi? Disinilah tahap pengidentifikasian masalah dilakukan, untuk mengetahui apakah pengajaran yang dilakukan bisa dijadikan bagian dari solusi masalah yang ada. Sekali kita tahu akar permasalahannya, maka kita dapat mengetahui pengajaran seperti apakah yang dapat memecahkan persoalan tadi, dan seorang desainer pembelajaran harus sudah dapat menentukan cara yang paling sesuai dan tepat. Untuk itu para desainer dapat menggunakan salah satu atau kombinasi dari ketiga bentuk pendekatan yang berbeda-beda berikut dalam mengidentifikasi masalah, yaitu: a. Analisis Kebutuhan Dalam konteks pengembangan kurikulum, John McNeil (1985) mendefinisikan analisis kebutuhan sebagai suatu proses yang menentukan kebutuhan dalam pendidikan dan apa yang menjadi prioritasnya. Kebutuhan yang diartikan sebagai suatu kondisi dimana terdapat suatu kesenjangan antara apa yang diterima oleh siswa dengan apa yang diharapkan diterima oleh siswa. Pengertian tersebut sejalan dengan apa yang dijelaskan oleh Seels dan Glasgow (1990) yang menyatakan bahwa analisis kebutuhan adalah proses 6
  • 7. mengumpulkan informasi tentang kesenjangan dan menentukan prioritas dari kesenjangan tersebut untuk dipecahkan. Berdasarkan pengertian di atas disebutkan bahwa analisis kebutuhan adalah suatu proses artinya ada rangkaian kegiatan dalam pelaksanaannya. Proses yang diawali dengan perencanaan, mengumpulkan data, menganalisa, dan berakhir pada mempersiapkan laporan akhir. Secara lengkap kegiatan analisis kebutuhan digambarkan oleh Morisson, dkk dalam Gambar 2-1. Tahap 1: Tahap 2: Tahap 3: Tahap 4: Perencanaan Mengumpulkan data Menganalisa Laporan Akhir Gambar 2-1. Proses analisis kebutuhan Menurut Morisson, Ross & Kemp (2007) proses tersebut mempunyai empat fungsi, diantaranya adalah: 1. Proses untuk mengidentifikasi kebutuhan yang relevan dengan tugas- tugas tertentu, yaitu masalah apa yang mempengaruhi performance. 2. Proses untuk mengidentifikasi kebutuhan yang bersifat kritis, termasuk kebutuhan yang mempengaruhi dari segi financial, keselamatan, atau mengganggu stabilitas lingkungan pendidikan. 3. Proses untuk menyusun prioritas guna menyeleksi suatu intervensi. 4. Proses yang menyediakan data dasar untuk menguji efektifitas suatu pembelajaran. 7
  • 8. b. Analisis Tujuan Kadang-kadang pendekatan analisis kebutuhan tidak praktis dan realistis, oleh sebab itu biasa digunakan pendekatan alternatif lainnya untuk mendefinisikan masalah, yaitu analisis tujuan. Mager (1984a) mendeskripsikan analisis tujuan sebagai suatu metode untuk mendefinisikan yang tidak terdefinisikan. Beberapa desainer menganggap analisis tujuan sebagai suatu bagian penting dalam proses analisis kebutuhan. Tidak seperti analisis kebutuhan yang dimulai dengan mengidentifikasi masalah, analisis tujuan dimulai dengan memberikan saran berupa suatu permasalahan. Misalnya, seorang kepala sekolah memintamu untuk mengatur suatu pelatihan internet bagi guru di sekolahnya. Ketika anda tidak mengenal para guru, anda dapat menghadiri pertemuan fakultas keguruan misalnya dan mengadakan analisis tujuan untuk menentukan apa yang para guru inginkan dalam pelatihan itu. Analisis tujuan juga dapat menggunakan data dari analisis kebutuhan untuk menyusun prioritas. Misalnya, analisis kebutuhan mengidentifikasi kebutuhan untuk melaksanakan pelatihan internet bagi para guru. Dari data tersebut, analisis tujuan akan menggunakan kebutuhan tersebut serta mewawancara kegiatan pelatihan itu untuk menentukan tujuan pengajaran. Sejalan dengan Klein, dkk (1971) dan Mager (1984a), Morisson dkk (2007) memaparkan ada enam tahapan dalam analisis tujuan, diantaranya: (1) identifikasi tujuan, dengan mengikutsertakan para ahli yang memahami permasalahan yang sedang dihadapi untuk menentukan satu atau dua tujuan yang berhubungan dengan kebutuhan tadi. Suatu tujuan yang mengarahkan kita pada permasalahan yang ada; (2) menyusun hasil yang ingin dicapai, artinya membiarkan para ahli tadi untuk membuat sejumlah hasil yang ingin dicapai untuk setiap tujuan yang sudah dibuat. Hasil tersebut harus mengidentifikasikan sikap yang ditunjukkan siswa; (3) memperbaiki hasil, 8
  • 9. tahap ini adalah tahap utama penyeleksian, seperti sorot semua hasil yang ada dan hapus jika ada yang double, kombinasikan hasil yang serupa dan lain sebagainya untuk memperjelas pernyataan hasil akhirnya; (4) mengurutkan hasil, urut dan pilihlah hasil yang paling penting. Mengurutkannya itu bisa berdasarkan manfaatnya, hal-hal yang dapat menyebabkan masalah jika hal tersebut diabaikan, atau criteria-kriteria yang relevan lainnya. (5) memperbaiki hasil kembali, tahap ini memverifikasi kebutuhan yang ada dan hasil yang ingin dicapai memiliki saling keterkaitan dengan tugasnya, yaitu dengan cara mengidentifikasikan kesenjangan antara hasil yang ingin dicapai dengan kenyataan yang ada. (6) membuat final ranking, maksudnya mengurutkan kembali urutan hasil yang ingin dicapai dengan mempertimbangkan seberapa penting hasil yang ingin dicapai itu dapat mendukung pengajaran, kemudian mempertimbangkan pula efek secara keseluruhan dari hasil tadi. c. Analisis performance Mager (1984b) mendeskripsikan analisis performance sebagai suatu bantuan untuk mengidentifikasi masalah performance. Rosetti (1999) mendeskripsikan proses ini sebagai pencarian sumber masalah. Analisis ini membantu untuk memutuskan apakah hasil pelatihan itu benar-benar dialamatkan pada masalah agar diselenggarakannya pelatihan atau karena adanya intervensi lain yang lebih mengena. Kebutuhan atau masalah individu ataupun suatu organisasi sering berubah- ubah, masalah hari ini belum tentu sama dengan masalah yang akan dihadapi satu atau enam bulan yang akan datang. Oleh sebab itu, analisis kebutuhan, analisis tujuan dan analisis performance sering dibatasi oleh waktu dan harus selalu diperbaharui. 9
  • 10. Pertanyaan selanjutnya, kapan desainer pembelajaran melakukan analisis terhadap permasalahan yang ada? Roseti (1999) mengidentifikasi ada 4 peluang untuk mengidentifikasi masalah yang muncul, diantaranya pada saat memperkenalkan atau menyambut suatu produk baru. Kesempatan kedua yaitu pada saat merespon permasalahan yang terjadi. Ketiga, pada saat menyadari adanya kebutuhan untuk mengembangkan kompetensi sumber daya manusia, sehingga mereka selalu dapat berkontribusi kepada pertumbuhan suatu organisasi. Dan yang keempat adalah pengembangan strategi, dimana suatu analisa dapat memberikan informasi yang bermanfaat untuk membuat keputusan dalam merencanakan suatu strategi. C. Analisis Karakteristik Siswa Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, komponen dasar pertama dalam suatu perencanaan desain pembelajaran adalah siswa. Proses pembelajaran pada hakikatnya bertujuan untuk membelajarkan siswa agar memperoleh tujuan yang ingin dicapai, oleh sebab itu siswa harus dijadikan pusat dari segala kegiatan. Dengan demikian, analisis siswa merupakan suatu hal yang sangat penting sebelum merencanakan suatu desain pembelajaran untuk mengetahui kondisi siswa, seperti informasi apa saja yang harus diterima ataupun yang dimiliki oleh siswa sesuai dengan kurikulum? Masalah apa saja yang mereka hadapi dalam proses belajar? dan lain sebagainya. Kemudian keputusan- keputusan yang diambil dalam perencanaan dan desain pembelajaranpun disesuaikan dengan kondisi siswa yang bersangkutan, baik sesuai dengan kemampuan dasar, minat dan bakat, motivasi belajar, dan gaya belajar siswa itu sendiri. 10
  • 11. Diawal analisa, tugas yang paling penting dilakukan adalah mengidentifikasi karakteristik mereka yang paling krusial terhadap pencapaian tujuan pelatihan. Heinich, Molenda, Russell, dan Smaldino (1999) menyarankan kepada para desainer untuk mempertimbangkan tiga buah karakteristik siswa diawal proses analisa, yaitu: karakteristik umum, karakteristik yang spesifik dan gaya belajar. Karakteristik umum merupakan variable yang luas, seperti jenis kelamin, usia, pengalaman kerja, pendidikan, dan suku bangsa. Kemudian karakteristik yang spesifik meliputi kemampuan dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa untuk mengikuti pelatihan. Sedangkan gaya belajar lebih kepada sifat perorangan dalam melakukan tugas belajarnya dan memproses informasi. Sebagian dari mereka suka mencari metode-metode tertentu yang paling sesuai untuk belajar. Selama ini, telah diketahui bahwa daripada menghadiri kuliah dan membaca teks materi, beberapa individu lebih nyaman belajar dari media visual, dan ada pula yang lebih nyaman lagi belajar dari aktifitas fisik dan manipulasi objek. D. Tujuan Pembelajaran Dalam konteks pendidikan, tujuan merupakan persoalan tentang misi dan visi suatu lembaga pendidikan. Artinya, tujuan penyelenggaraan pendidikan diturunkan dari visi dan misi lembaga, dan sebagai arah yang harus dijadikan rujukan dalam proses pembelajaran. Komponen ini memiliki fungsi yang sangat penting dalam sistem pembelajaran. Kalau diibaratkan, tujuan pembelajaran adalah jantungnya, dan suatu proses pembelajaran terjadi manakala terdapat tujuan yang harus dicapai. Setiap guru perlu memahami dan terampil dalam merumuskan tujuan pembelajaran, karena rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektifitas keberhasilan proses pembelajaran. Suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil manakala siswa dapat mencapai tujuan secara 11
  • 12. optimal. Keberhasilan pencapaian tujuan merupakan indikator keberhasilan guru merancang dan melaksanakan proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran juga dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa dalam melaksanakan aktifitas belajar. Berkaitan dengan hal tersebut, guru juga dapat merencanakan dan mempersiapkan tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk membantu siswa belajar. Tujuan pembelajaran membantu dalam mendesain sistem pembelajaran. Artinya, dengan tujuan yang jelas dapat membantu guru dalam menentukan materi pelajaran, metode atau strategi pembelajaran, alat, media dan sumber belajar, serta dalam menentukan dan merancang alat evaluasi untuk melihat keberhasilan belajar siswa. Selain itu, tujuan pembelajaran juga dapat digunakan sebagai control dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran. Artinya, melalui penetapan tujuan, guru dapat mengontrol sampai mana siswa telah menguasai kemampuan-kemampuan sesuai dengan tujuan dan tuntutan kurikulum yang berlaku. Lebih jauh dengan tujuan dapat ditentukan daya serap siswa dan kualitas suatu sekolah. E. Strategi Pembelajaran Desain pembelajaran dibagi menjadi dua tingkatan, yaitu strategi penyampaian dan strategi pembelajaran. Strategi penyampaian menggambarkan lingkungan belajar secara umum. Lingkungan belajar ini mulai dari presentasi pengajaran biasa hingga ke interaksi multimedia mutakhir atau pengajaran bebasis web. Strategi ini sering di klasifikasikan sesuai dengan tingkat pemahaman perindividu. Pengajaran perindividu ini menunjukkan isi materi atau tujuan pembelajaran yang disesuaikan untuk setiap individu pelajar. Sehingga hal ini memungkinan adanya seorang pelajar yang masih mempelajari unit satu sementara pelajar yang lain sudah ke unit lima. Sedangkan pendekatan kelompok adalah tipe pengajaran dimana ketika ujian semua peserta ajar mengikutinya sesuai jadwal yang ditetapkan. 12
  • 13. Tingkatan kedua adalah strategi pembelajaran, yang menjelaskan serangkaian formula dan metoda pembelajaran untuk mencapai tujuan. Dimana, tujuan utama kita adalah mendesain suatu pembelajaran yang efektif dan efisien, sehingga pelajar dapat menunjukkan hasil yang reliable setiap waktu. Formula tadi mendeskripsikan metoda yang paling optimum untuk setiap tipe isi pembelajaran, membimbing dalam merancang urutan pembelajaran dan merealisasikannya ke dalam strategi penyampaian. Biasanya metode ini dibuat berdasarkan pada penelitian atau pengalaman. Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam membuat strategi pembelajaran: • Apakah cara terbaik untuk mengajarkan fakta, konsep, peraturan, prosedur, kecakapan individu, atau sikap? • Bagaimana saya dapat membuat pembelajaran yang bermakna? • Bagaimana saya dapat mengajarkan tujuan pembelajaran yang berfokus pada kecakapan individu? • Cara terbaik apakah untuk menyajikan isi materi sehingga setiap pelajar dapat mencapai tujuan pembelajaran? Belajar adalah sebuah proses aktif dimana pelajar menggagas hubungan yang bermakna antara pengetahuan yang baru diterima dengan pengetahuan yang dimiliki pelajar sebelumnya. Strategi perancangan pembelajaran yang baik akan memotivasi pelajar untuk secara aktif membuat hubungan antara apa yang diketahui pelajar dengan informasi yang baru diterima. Menurut Hamzah (2006), setidaknya ada tiga jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yaitu: 1. Strategi pengorganisasian pembelajaran 2. Strategi penyampaian pembelajaran 3. Strategi pengelolaan pembelajaran Strategi penyampaian pengajaran menekankan pada media apa yang dipakai untuk menyampaikan pengajaran, kegiatan belajar apa yang dilakukan pelajar, dan dalam struktur belajar mengajar yang bagaimana. Strategi pengelolaan 13
  • 14. menekankan kepada penjadwalan penggunaan setiap komponen strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian pengajaran, termasuk pula pembuatan catatan tentang kemajuan belajar peserta ajar. Rumusan Strategi Pembelajaran Rumusan berikut adalah berguna sebagai panduan pembuatan strategi pembelajaran guna mencapai tampilan isi masing-masing. 1. Rumusan untuk Fakta Pengajaran Fakta adalah asosiasi pernyataan hubungan antara dua hal tertentu. Untuk fakta yang nyata, di awal presentasi sebaiknya pelajar dihadapkan pada pengalaman langsung dengan objek pembelajaran. Misalnya untuk menyampaikan fakta bahwa isi buah manggis itu berwarna putih, maka kita harus membuka atau membelah buah manggis tersebut dan membiarkan pelajar mengetahui warna isi buah tersebut. Ketika mengajarkan fakta yang abstrak, maka pengajar pertama-tama mencari representasi yang mewakili fakta, misalnya dengan menampilkan gambar dari artefak. 2. Rumusan untuk Konsep Pengajaran Konsep adalah kategori yang digunakan untuk gagasan atau sesuatu yang serupa untuk mengorganisir pengetahuan. Rekomendasi strategi pemanggilan kembali untuk konsep adalah semacam pengulangan, latihan, peninjauan dan membantu mengingat kembali. 3. Rumusan untuk Prinsip dan Peraturan Pengajaran Prinsip atau aturan adalah pernyataan yang menyatakan hubungan antara konsep-konsep. 4. Rumusan untuk Prosedur Pengajaran Prosedur adalah bagian dari langkah-langkah pelajar untuk memenuhi tugas. Seperti konsep dan prinsip, prosedur dapat pula diambil dalam bentuk pemanggilan kembali (recall) atau aplikasi. Menampilkan kembali menuntut pelajar untuk membuat daftar urutan atau menggambarkan langkah-langkah dalam prosedur, sedangkan aplikasi menuntut pelajar untuk mendemonstrasikan prosedur tersebut. 14
  • 15. 5. Rumusan untuk Kecakapan Individu Pengajaran (Interpersonal Skills) Interpersonal skill selaras dengan membangun kemampuan berkomunikasi. Penampilan untuk Interpersonal skill ini dapat berupa recall ataupun aplikasi, dengan tekanan pokok pada aplikasi. 6. Rumusan untuk Sikap Pengajaran Sikap terdiri dari kepercayaan dan asosiasi behavior atau respon. Strategi untuk mengajarkan perubahan sikap adalah sama dengan strategi untuk tujuan interpersonal. Rumusan untuk sikap adalah model behavior, membangun model verbal dan imaginasi, menggunakan latihan mental. F. Evaluasi Pembelajaran Proses evaluasi berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, tugas utama guru dalam kegiatan ini adalah merancang instrument yang dapat mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan data tersebut guru dapat mengembangkan dan memperbaiki program pembelajaran. Sedangkan tugas desainer, selain menentukan instrument juga perlu merancang cara menggunakan instrument beserta kriteria keberhasilannya. Hal ini perlu dilakukan, sebab dengan kriteria yang jelas dapat ditentukan apa yang harus dilakukan siswa dalam mempelajari isi atau bahan pelajaran. Dalam perencanaan dan desain pembelajaran, rancangan evaluasi merupakan hal yang sangat penting untuk dikembangkan. Melalui evaluasi yang tepat, maka kita dapat menentukan efektivitas program dan keberhasilan peserta belajar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga informasi dari kegiatan evaluasi seorang desainer pembelajaran dapat mengambil keputusan apakah program pembelajaran yang dirancangnya perlu diperbaiki atau tidak, bagian mana yang dianggap memiliki kelemahan sehingga perlu diperbaiki. Ada beberapa pengertian evaluasi. Pengertian evaluasi yang yang dikemukakan oleh Worthen dan Sanders (1987) adalah proses pengumpulan informasi untuk membantu pengambil keputusan dan didalamnya terdapat perbedaan mengenai siapa yang dimaksudkan dengan pengambil keputusan. Tyler (1949) 15
  • 16. memfokuskan evaluasi pada upaya untuk menentukan tingkat perubahan yang terjadi pada hasil belajar (behavior). Hasil belajar tersebut umumnya diukur dengan tes. Guba dan Lincoln (Hamid Hasan, 1988) mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan (evaluation). Sesuatu yang dipertimbangkan tersebut dapat berupa orang, benda, kegiatan, keadaan, atau sesuatu kesatuan tertentu. Dalam konteks penilaian ada beberapa istilah yang digunakan, yakni pengukuran, assessment dan evaluasi. Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian. Unsur pokok dalam kegiatan pengukuran ini, antara lain adalah sebagai berikut: 1. tujuan pengukuran, 2. ada objek ukur, 3. alat ukur, 4. proses pengukuran, 5. hasil pengukuran kuantitatif. Sementara, pengertian asesmen (assessment) adalah kegiatan mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau membanding-bandingkan dan tidak sampai ke taraf pengambilan keputusan. Sedangkan evaluasi secara etimologi berasal dari bahasa Inggeris evaluation yang bertarti value, yang secara secara harfiah dapat diartikan sebagai penilaian. Namun, dari sisi terminologis ada beberapa definisi yang dapat dikemukakan, yakni: a. Suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan sesuatu. b. Kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas. c. Proses penentuan nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk keperluan pengambilan keputusan. Berdasarkan pada berbagai batasan 3 jenis penilaian di atas, maka dapat diketahui bahwa perbedaan antara evaluasi dengan pengukuran adalah dalam 16
  • 17. hal jawaban terhadap pertanyaan “what value” untuk evaluasi dan “how much” untuk pengukuran. Adapun asesmen berada di antara kegiatan pengukuran dan evaluasi. Artinya bahwa sebelum melakukan asesmen ataupun evaluasi lebih dahulu dilakukan pengukuran. Sekalipun makna dari ketiga istilah (measurement, assessment, evaluation) secara teoretik definisinya berbeda, namun dalam kegiatan pembelajaran terkadang sulit untuk membedakan dan memisahkan batasan antara ketiganya, dan evaluasi pada umumnya diawali dengan kegiatan pengukuran (measurement) serta pembandingan (assessment). Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh seorang pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penilaian, pengajar akan mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa atau peserta didik. Adapun langkah-langkah pokok dalam penilaian secara umum terdiri dari: (1) perencanaan, (2) pengumpulan data, (3) verifikasi data, (4) analisis data, dan (5) interpretasi data. Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana pebelajar (learner) telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai. Evaluasi pembelajaran adalah hal yang penting dilakukan dalam proses perencanaan dan desain pembelajaran. Setelah memahami karakteristik pelajar, kita mengidentifikasi tujuan pembelajaran dan memilih strategi pengajaran untuk 17
  • 18. menyempurnakannya. Pada akhirnya kita harus menguji instrumen dan materi untuk mengukur tingkat pengetahuan pelajar, kemampuan dan perubahan sikap pelajar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Melalui evaluasi yang tepat bukan saja kita dapat menentukan keberhasilan pelajar mencapai tujuan pembelajaran, akan tetapi juga sekaligus dapat melihat efektivitas program desain yang kita rencanakan. Dalam hal ini evaluasi berarti proses penggunaan pengukuran atau taksiran untuk membuat pendapat /penilaian tentang sesuatu. Dalam tahap ini kita menguji tujuan dan bagian utama dari evaluasi serta memperhatikan konsep penting peran evaluasi dalam proses perencanaan pengajaran. Hamalik (2003) menjelaskan pentingnya perencanaan evaluasi sebagai berikut: 1. Rencana evaluasi membantu kita untuk menentukan apakah tujuan-tujuan telah dirumuskan dalam artian tingkah laku. Hal ini akan memudahkan perencanaan suatu tes untuk mengukur prestasi peserta ajar. Penulisan suatu tes akan membantu kita untuk memeriksa tujuan-tujuan dan jika perlu mengadakan revisi sebelum kita merancang pengajaran. 2. Berdasarkan rencana evaluasi yang telah ada, selanjutnya kita dapat menyiapkan untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan. Dengan informasi tersebut dapat kita ketahui apakah peserta ajar telah memahami tujuan, apakah mereka telah mencapainya, dan sebagainya. 3. Rencana evaluasi memberikan waktu yang cukup untuk merancang tes. Untuk menyusun tes yang baik, diperlukan persiapan matang yang mungkin akan menyita waktu yang cukup banyak. Berdasarkan ketiga hal tersebut kemampuan untuk mengembangkan alat evaluasi merupakan suatu keharusan bagi seorang desainer pembelajaran. Karakteristik Evaluasi Ada dua hal yang menjadi karakteristik evaluasi, yaitu: 1. Evaluasi merupakan proses Dalam suatu pelaksanaan evaluasi seharusnya terdiri dari berbagai macam tindakan yang harus dilakukan. Dengan demikian, evaluasi bukanlah hasil 18
  • 19. atau produk, akan tetapi rangkaian kegiatan. Evaluasi dilakukan untuk menentukan judgement terhadap sesuatu. 2. Berhubungan dengan pemberian nilai atau arti Berdasarkan hasil pertimbangan evaluasi apakah sesuatu itu memiliki nilai atau tidak. Dengan kata lain, evaluasi dapat menunjukkan kualitas yang dinilai. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Evaluasi bertujuan untuk merumuskan apa yang harus dilakukan, mengumpulkan informasi, dan menyajikan informasi yang berguna bagi menetapkan alternatif keputusan. Dalam konteks pelaksanaan pendidikan, evaluasi memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. 2) Untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran. 3) Untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelompoknya. 4) Untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam rangka perbaikan. Evaluasi dapat menentukan efektivitas kinerja dan memberikan informasi untuk perbaikan. Ada beberapa fungsi evaluasi, yaitu: a. Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpan balik bagi peserta ajar. Melalui evaluasi peserta ajar akan mendapatkan informasi tentang efektivitas pembelajaran yang dilakukannya. b. Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahui bagaimana ketercapaian peserta ajar dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan. c. Evaluasi dapat memberikan informasi untuk mengembangkan program kurikulum, khususnya untuk perbaikan program selanjutnya. 19
  • 20. d. Informasi dari hasil evaluasi dapat digunakan oleh peserta ajar secara individual dalam mengambil keputusan, khususnya untuk menentukan masa depan dan pengembangan karir. e. Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum khususnya dalam menentukan kejelasan tujuan khusus yang ingin dicapai. Misalnya, apakah tujuan itu perlu diubah atau ditambah. f. Evaluasi sebagai umpan balik penentuan kebijakkan untuk semua pihak yang berkepentingan dengan pendidikan Evaluasi sering dianggap sebagai kegiatan akhir dari suatu proses kegiatan. Siswa dievaluasi setelah ia selesai melakukan suatu pelajaran, apakah ia berhasil atau tidak. Kurikulum dievaluasi setelah diimplementasikan, apakah kurikulum tersebut telah mencapai tujuan yang diharapkan atau belum, bagian- bagian mana yang perlu dievaluasi. Fungsi evaluasi seperti contoh diatas diformulasikan oleh Scriven (1967) dalam istilah formatif dan sumatif. Evaluasi Formatif Formatif adalah fungsi evaluasi untuk memberikan informasi dan pertimbangan yang berkenaan dengan upaya untuk memperbaiki suatu pembelajaran dalam proses pengembangan atau belum selesai. Evaluasi formatif dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung untuk melihat kemajuan belajar peserta ajar. Fungsi formatif suatu evaluasi hanya dapat dilaksanakan ketika evaluasi itu berkenaan dengan proses dan bukan berfokus pada hasil. Bahkan ahli perencana pembelajaran handal pun tidak begitu menyukai untuk membuat pengajaran yang sempurna pada saat pertama. Terlihat luar biasa ketika konsep atau gagasan tidak berjalan seperti yang direncanakan ketika diterapkan di dalam kelas. Evaluasi formatif menjadi bagian penting proses perencanaan pangajaran, hal ini berfungsi untuk menginformasikan insruktur/pengajar atau tim perencana, seberapa besar kemajuan program pengajaran disajikan sesuai tujuan pembelajaran. Evaluasi formatif lebih berguna ketika dilakukan selama pembuatan dan ujicoba. Dapat dilakukan 20
  • 21. ketika proses. Jika rencana pengajaran berisikan kelemahan, hal ini akan dapat diidentifikasi dan di eliminasi sebelum penerapan keseluruhan. Hasil tes, reaksi pelajar, observasi kerja pelajar, tinjauan oleh ahli materi pelajaran, dan saran-saran dari kolega dapat menjadi indikator kekurangan dalam sekuen, prosedur atau material pembelajaran. Evaluasi formatif adalah kontrol mutu dari proses pembuatan perencanaan pengajaran. Dalam hal ini kita belajar bagaimana mengevaluasi kemajuan sesuai dengan perencanaan. Tes formatif dan revisi adalah penting untuk keberhasilan perencanaan desain pembelajaran. Biasanya berhubungan tidak hanya kesesuaian tujuan pembelajaran, isi materi, strategi pembelajaran dan material tapi juga untuk peranan individu, penggunaan fasilitas dan perlengkapan, jadwal, dan faktor lain yang secara bersamaan mempengaruhi penampilan optimal dalam pencapaian tujuan. Perlu diingat, proses perencanaan adalah interaksi berkelanjutan, dimana setiap elemen mempengaruhi elemen yang lain. Perencana pengajaran dan pengajar perlu menggunakan evaluasi formatif. Untuk perencana, biasanya fokus pada keefektifan materi. Sehingga jika pelajar berpenampilan buruk, kesimpulannya adalah materi, tidak hanya pelajar yang disalahkan (Hellebrandt & Russel, 1993,p.22). Untuk pengajar, fokus kepada pelajar. Jika pelajar tidak menampilkan perubahan yang berarti seperti yang diharapkan, dan keefektifan pembelajaran telah didemonstrasikan, kesimpulannya adalah pelajar, bukan materi yang disalahkan. Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat digunakan oleh perencana pengajaran untuk mendapatkan data selama evaluasi formatif: 1. Memberikan tujuan pembelajaran untuk setiap unit atau pelajaran, apakah tingkat pembelajaran dapat diterima? Apakah kelemahan yang jelas terlihat/nyata? 2. Apakah pelajar dapat menggunakan pengetahuannya atau menampilkan kemampuan pada tingkatannya? Adakah yang menunjukkan kelemahan? 3. Berapa lama waktu pengajaran dan pembelajaran yang dibutuhkan? Apakah dapat diterima? 21
  • 22. 4. Apakah kegiatannya terlihat sesuai dan teratur untuk pengajar dan pelajar? 5. Dimana materi nyaman dan mudah untuk ditempatkan, digunakan dan diarsipkan? 6. Apakah reaksi pelajar terhadap metode pelajaran, kegiatan, materi, dan metode evaluasi? 7. apakah setiap tes perunit dan hasil yang lain mengukur taksiran kepuasan tujuan pembelajaran? 8. Apa perbaikan dalam program terlihat penting ( isi, format dsb.)? 9. Apakah keadaan pembelajaran telah sesuai? Evaluasi Sumatif Fungsi sumatif adalah apabila evaluasi itu digunakan untuk melihat keberhasilan suatu program yang direncanakan. Fungsi ini berhubungan dengan pencapaian suatu hasil yang dicapai suatu program. Fungsi sumatif tidak dapat diterapkan ketika perencanaan pengajaran masih berproses. Dimana fungsi ini memberikan pertimbangan terhadap hasil pengembangan dapat berupa dokumen rencana pembelajaran, hasil belajar, ataupun dampak pembelajaran lingkungan belajar. Evaluasi sumatif dilakukan selama menilai tingkat dimana hasil utama tercapai diakhir pembelajaran. Apakah akan dilakukan postes perunit dan ujian akhir untuk pengajaran. Untuk mengukur keefektifan pelajar, evaluasi sumatif juga sering mengukur hal-hal sebagai berikut. 22
  • 23. - Ketepatgunaan pembelajaran - Biaya dari pembuatan program - Kelangsungan biaya - Reaksi terhadap program pembelajaran - Keberlangsungan keuntungan suatu program Kelangsungan keuntungan suatu program dapat ditetapkan mengikuti pelajar yang menyelesaikan program pembelajaran untuk menutupi dimanapun dan kapanpun mereka menggunakan pengetahuannya, kemampuannya, dan sikapnya. Berdasarkan fungsi sumatif ini maka akan dihasilkan suatu pertimbangan apakah perlu dilanjutkan karena keberhasilannya dan masih dianggap relevan dengan perkembangan serta tuntutan, atau harus diganti karena ketidaksesuai dengan tuntutan. Evaluasi dilakukan dengan maksud untuk memutuskan penilaian atau keberhasilan seseorang atau sesuatu (misalnya pelajaran, program, proyek). Sebelum melakukan evaluasi, kita harus menentukan tujuannya. Dari keseluruhan tujuan kelengkapan pelatihan dan pendidikan adalah untuk menetapkan keberhasilan pelajar dalam pembelajaran. Apakah hasil evaluasi akan digunakan untuk meningkatkan bagaimana pelatihan diajarkan? Apakah hasil evaluasi digunakan untuk menilai bahwa pengajaran telah dilakukan? Atau telah dialihkan untuk suatu waktu. Hal yang menarik ini saling membantu, tetapi biasanya pendekatan evaluasi dilakukan sesuai/ tergantung kepada hal yang lebih berguna, yaitu evaluasi formatif, sumatif, atau pendekatan konfirmatif. Evaluasi Konfirmatif Di dunia bisnis pelatihan seringkali ditawarkan kepada karyawan setelah permasalahan yang terjadi selesai diatasi. Evaluasi konfirmatif adalah rancangan pembelajaran yang digunakan untuk mengetahui apakah pelatihan atau pembelajaran sesuai dengan apa yang telah dilakukan (permasalahan yang telah diatasi). 23
  • 24. Peranan Tujuan Pembelajaran Desain pembelajaran berkaitan erat dengan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan aspek yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan pembelajaran. Sebab segala kegiatan pembelajaran muaranya pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk kompetensi, yakni kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta ajar. Kompetensi yang harus dicapai dirumuskan dalam bentuk perubahan perilaku yang terukur yang selanjutnya dinamakan objective. Perubahan perilaku sebagai objective dikembangkan oleh Merger dalam format ABCD, yaitu Audience (siapa yang harus memiliki kemampuan), Behavior (perilaku yang bagaimana yang diharapkan dapat dimiliki), Condition (dalam kondisi dan situasi yang bagaimana subjek dapat menunjukkan kemampuan sebagai hasil belajar yang telah diperolehnya), Degree (kualitas atau kuantitas tingkah laku yang diharapkan dicapai sebagai batas minimal). Bentuk perumusannya dapat dilihat pada contoh berikut ini. Disampaikan tentang Teknik presentasi dengan powerpoint (C), diharapkan peserta belajar (A), dapat mengoperasikan (B) tools dalam powerpoint dengan tepat sesuai fungsinya (D). Dalam rumusan tujuan pembelajaran diatas, yakni dapat mengoperasikan. Perilaku tersebut merupakan perilaku yang terukur yang dapat diobservasi. Kata mengoperasikan merupakan perilaku yang spesifik atau yang kita sebut sebagai kompetensi. Oleh karena tujuan pembelajaran atau kompetensi merupakan tujuan pembelajaran yang harus dicapai, maka desainer pembelajaran harus segera merumuskan item tes sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Perumusan tes setelah perumusan tujuan bukan hanya berguna dalam menentukan indikator keberhasilan, akan tetapi juga berfungsi untuk mengecek ketepatan rumusan tujuan (Sanjaya Wina 2008). Perhatikan contoh berikut. 24
  • 25. Rumusan Tujuan Evaluasi Setelah Kegiatan Belajar Mengajar Coba anda kemukakan, apa berakhir, diharapkan peserta ajar perbedaan pengertian antara dapat mengemukakan perbedaan evaluasi formatif dan evaluasi pengertian antara evaluasi formatif sumatif. dan evaluasi sumatif. Dari rumusan tersebut, tampak jelas bahwa perubahan perilaku yang terkandung dalam tujuan itu dapat diukur, karena memang melalui alat evaluasi yang dapat ditentukan keberhasilannya. Artinya, apabila diakhir Kegiatan Belajar Mengajar, kemudian peserta belajar dapat menjelaskankan pengertian evaluasi formatif dan membedakannya dengan evaluasi sumatif, maka Kegiatan Belajar Mengajar dapat dikatakan berhasil. Sebaliknya, jika peserta belajar tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut, maka dapat dikatakan Kegiatan Belajar Mengajar tidak berhasil. 25