Dokumen tersebut membahas tentang etika bisnis dan tanggung jawab sosial perusahaan. Dibahas mengenai pentingnya memperhatikan masalah etika dan sosial bagi keberlangsungan bisnis jangka panjang, serta perkembangan lingkungan etika bisnis dewasa ini yang semakin menekankan pada integritas dan akuntabilitas perusahaan."
1. ETIKA BISNIS & TANGGUNG JAWAB SOSIAL
Dini Anggraeni
022070190
Kepedulian terhadap Masalah-masalah Etika dan Sosial
Suatu organisasi yang ingin terus berkembang dalam jangka panjang tidak akan
dapat mewujudkannya tanpa mempertimbangkan etika bisnis (business ethics),
standar-standar berperilaku dan nilai-nilai moral yang mengatur tindakan-
tindakan dan keputusan-keputusan di dalam lingkungan kerja. Bisnis juga harus
memperhitungkan beragam masalah-masalah sosial, termasuk bagaimana suatu
keputusan akan memengaruhi lingkungan, karyawan dan pelanggan. Masalah-
masalah ini merupakan jantung dari tanggung jawab sosial, filosofi, kebijakan,
prosedur dan tindakan-tindakan yang mengarah pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat sebagai suatu tujuan utama. Singkatnya, bisnis harus menemukan
keseimbangan antara melakukan hal yang benar dan melakukan hal yang
menguntungkan.
Lingkungan Etika yang Baru
Selama lima tahun terakhir ini, etika bisnis telah mendapat sorotan yang jauh
lebih besar daripada sebelumnya. Penyelidikan-penyelidikan tingkat tinggi,
tuntutan hukum, penangkapan-penangkapan dan bahkan pendakwaan, sekaligus
juga kegagalan bisnis akibat kecurangan dan korupsi, telah menciptakan
rangkaian panjang dalam berita-berita utama. Meskipun peristiwa-peristiwa ini
telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cepat di banyak bidang, dan
dibuatnya undang-undang baru untuk mencegahnya terjadi kembali, namun
kejadian-kejadian tersebut juga telah mengaburkan fakta bagi banyak orang
bahwa sebagian besar perusahaan dan para pemimpinnya telah bertindak etis.
Jajak pendapat yang baru-baru ini dilakukan oleh CNN/USA Today/Gallup
mengetahui bahwa hanya 17 persen dari responden Amerika Serikat yang
memberikan nilai tinggi bagi para eksekutif. Angka ini turun dari angka 25 persen
tahun lalu. Dan, 94 persen responden dari survei Business Week Online merasa
bahwa penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan, seperti Enron dan WorldCom merupakan suatu masalah yang “sangat
serius” atau “cukup serius”.
Perusahaan-perusahaan yang menunjukkan laba yang tinggi dan pertumbuhan
penjualan yang stabil dari waktu ke waktu, dipimpin oleh para CEO yang
menunjukkan praktik-praktik manajemen terbaikj. Para pemimpin ini bisa jadi
2. bukan merupakan nama yang terkenal, tetapi mereka dan ratusan eksekutif bisnis
lainnya sangat dihargai atau integritas, kejujuran dan etika bisnis yang mereka
miliki. Salah satu contoh dari sebuah perusahaan yang memiliki komitmen jangka
panjang terhadap praktik etika adalah Johnson & Johnsonm perusahaan
multinasional raksasa produsen produk-produk perawatan kesehatan. Sebagai
perusahaan keenam yang paling dihargai di dunia menurut majalah Fortune,
Johnson & Johnson telah mematuhi kode etik, yang merupakan kepercayaannya
(Credo) yang terkenal selama lebih dari 50 tahun. Credo tersebut, yang
ditampilkan dalam Gambar 2.2, tetap merupakan standar etika yang menjadi
dasar evaluasi para karyawan perusahaan secara berkala atas seberapa baik
kinerja perusahaan mereka. Manajemen berjanji untuk menangani setiap
kekurangan yang dilaporkan.
Panduan-panduan etika seperti itu tidak hanya mencantumkan masalah-masalah
yang telah dicakup oleh hukum, seperti kontrakm diskriminasi pekerjaan dan
keselamatan, melainkan juga kepentingan-kepentingan etika yang lebih luas
mengenai lingkungan hidup, tenaga kerja anak-anak dan hak asasi manusia.
Persyaratan Minimum Program-program Kepatuhan Etika
• Standar dan prosedur, seperti kode etik, mampu mendeteksi dan mencegah
terjadinya penyelewengan.
• Adanya personel tingkat tinggi yang bertanggung jawab atas program
kepatuhan etika.
• Tidak ada wewenang diskresioner substansial yang diberikan kepada individu-
individu yang memiliki kecenderungan untuk melakukan penyelewengan.
• Komunikasi persyaratan kode etik secara efektif melalui program-program
pelatihan etika.
• Penciptaan sistem untuk memonitor, mengaudit dan melaporkan
penyelewengan.
• Penerapan kode etik dan hukuman yang konsisten.
• Perbaikan program kepatuhan etika secara terus menerus.
Tanggung jawab terakhir ini menjadi semakin penting artinya, setelah Undang-
Undang Sarbanes-Oxley mensyaratkan para pejabat keuangan dan CEO secara
pribadi mensertifikasi keabsahan laporan keuangan perusahaannya.
Peranan Individu
Dalam lingkungan bisnis dewasa ini, individu dapat membuat perbedaan dalam
hal ekspektasi dan perilaku etis. Ketika para eksekutif, manajer dan karyawan
3. menunjukkan prinsip-prinsip etika pribadi yang mereka miliki atau kurangnya
prinsip-prinsip etika mereka ekspektasi dan tindakan-tindakan dari orang-orang
yang bekerja untuk atau bersama-sama dengan mereka juga dapat mengalami
perubahan.
Jenis-jenis utama perilaku tidak etis yang diamati oleh karyawan adalah
berbohong, manahan informasi, melecehkan atau mengintimidasi karyawan,
melaporkan jumlah jam kerja secara tidak akurat, dan diskriminasi. Setiap tahun,
perusahaan-perusahaan Amerika Serikat kehilangan lebih dari $400 miliar akibat
kecurangan, atau rata-rata $9 per hari per karyawan.
Dasar-dasar Etika Bisnis
Sering kali, orang yang melakukan perentasan (hacking) ke komputer perusahaan
adalah karyawan, dan beberapa pengamat berpendapat bahwa serangan dari
karyawan adalah serangan yang paling mahal.
Pengembangan Etika-etika Individual
Individu-individu pada umumnya mengembangkan standar-standar etika dalam
tiga tahap, seperti yang disajikan dalam Gambar 2.3: tahap-tahap
prakonvensional, individu utamanya akan memikirkan kebutuhan dan keinginan
diri mereka sendiri dalam mengambil keputusan.
Dalam tahap yang kedua, yaitu tahao konvensional, individu telah mengetahui
dan bertindak sebagai respons atau tanggung jawab mereka kepada orang lain,
termasuk kewajiban mereka kepada para anggota keluarga mereka, rekan kerja
dan organisasi.
Tahap terakhir, yaitu tahap pascakonvensional, mencerminkan tingkat etika dan
perilaku moral yang tertinggi.
Dilema-dilema Etika di dalam Pekerjaan
Seperti yang digambarkan oleh contoh berikut ini, bahwa memecahkan dilema
etika bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Dalam banyak kasus,
setiap kemungkinan keputusan dapat memiliki konsekuensi yang tidak
menyenangkan dan manfaat positif yang harus dilewati. Masalah-masalah etika
yang dihadapi oleh manajer-manajer perusahaan obat-obatan hanyalah satu
contoh dari berbagai jenis pertanyaan-pertanyaan etika yang dapat ditemui di
lingkungan kerja. Gambar 2.4 menjelaskan empat tantangan etika paling umum
yang dihadapi oleh kalangan bisnis: konflik kepentingan, kejujuran dan integritas,
kesetiaann versus kebenaran, dan pemberian informasi.
4. Konflik Kepentingan.
Suatu konflik kepentingan (conflict of interest) terjadi ketika seorang pembisnis
berhadapan dengan situasi, di mana satu tindakan yang menguntungkan seseorang
atau suatu kelompok memiliki potensi untuk merugikan orang lain. Konflik
kepentingan dapat menjadi tantangan etika ketika ia melibatkan kepentingan
pribadi pebisnis itu dan orang lain yang memiliki kewajiban kepada pebisnis
tersebut atau ketika ia melibatkan dua pihak yang saling memiliki kewajiban.
Pengacara, konsultan bisnis, atau agen-agen periklanan akan menghadapi suatu
konflik kepentingan jika mereka mewakili dua perusahaan yang saling bersaing.
Satu strategi yang akan memberikan keuntungan paling besar bagi salah satu
klien mungkin akan merugikan klien yang lainnya. Begitu pula seorang agen real
estat akan menghadapi suatu konflik etika jika ia mewakili kepentingan baik
pembeli maupun penjual di dalam satu transaksi. Secara umum, pembeli akan
mendapatkan keuntungan dari harga yang rendah, dan penjual mendapat
keuntungan dari harga yang tinggi.
Cara-cara etis dalam penanganan konflik-konflik kepentingan meliputi : (1)
penghindaran dan (2) pengungkapan.
Kejujuran dan Integritas. Perusahaan sangat menghargai kejujuran dan
integritas. Seorang karyawan yang jujur dapat dipercaya untuk mengatakan
kebenaran. Seorang karyawan dengan integritas (integrity) bertindak lebih dari
sekadar jujur.
Satu masalah etika yang berkaitan dengan karyawan yang baru-baru ini munvul
terkait dengan persoalan polis asuransi. Banyak perusahaan, khususnya
perbankan, telah mengumpulkan investasi bebas pajak dalam jumlah yang sangat
besar dengan cara memotong polis asuransi jiwa karyawan tanpa sepengetahuan
karyawan tersebut. Ketika seorang karyawan atau pensiunan meninggal dunia,
perusahaan akan menerima asuransinya, dan ahli waris karyawan sama sekali
tidak mengetahui mengenai hal tersebut. Akan tetapi, aturan-aturan baru
mengharuskan perusahaan mendapatkan persetujuan karyawan terlebih dahulu,
dan karyawan memenangkan banyak penuntutan perkara yang disebut sebagai
kasus “asuransi penjaga kantor (janitor’s insurance)” ini.
Kesetiaan versus Kebenaran. Kalangan pebisnis berharap para karyawannya
setia dan bertindak atas dasar kepentingan terbaik perusahaan. Akan tetapi, ketika
kebenaran dari sebuah perusahaan ternyata tidak menguntungkan, maka dapat
timbul suatu konflik kepentingan. Individual harus dapat memilih antara
kesetiaan pada perusahaan dan kebenaran dalam hubungan bisnis. Seseorang akan
menjawab dilema seperti ini dengan beberapa cara. Beberapa orang memberikan
nilai tertinggi pada kesetiaan, bahkan dengan mengorbankan kebenaran.
5. Sementara yang lain akan menghindar untuk memberikan informasi negatif,
tetapi akan menjawab dengan jujur jika seseorang menanyakan pertanyaan yang
spesifik kepada mereka. Dua penyidik untuk Laboratorium Nasional Los Alamos
di New Mexico – tempat penyimpanan beberapa arsip rahasis pertahanan
kemanan Amerika Serikat yang paling sensitif – melaporkan adanya kerugian
akibat kehilangan komputer dan properti lainnya serta penyelewengan kartu
kredit yang dikeluarkan oleh laboratorium (yang pernah dicoba digunakan oleh
salah seorang karyawan untuk membeli mobil), dengan total kerugian senilai $2,7
juta.
Pemberian Informasi. Ketika seseorang mengetahui tindakan-tindakan tidak
etis atau ilegal di tempat kerja, orang tersebut harus memutuskan tindakan apa
yang akan ia lakukan. Kadang dimungkinkan untuk memecahkan masalah dengan
cara bekerja melalui saluran-saluran yang telah ada di dalam organisasi. Jika hal
tersebut gagal, orang tersebut hendaknya mempertimbangkan potensi kerusakan
pada kepentingan masyarakat luas. Jika kerusakannya signifikan, seseorang yang
menempatkan standar-standar etika jauh di atas keselamatan dirinya akan
menyimpulkan bahwa satu-satunya solusi adalah mengungkapkannya. Pemberian
informasi (whistleblowing) adalah pengungkapan seorang karyawan kepada
badan pemerintah yang berwenang atau media mengenai praktik-praktik
organisasi yang ilegal, amoral atau tidak etis. Dua orang yang melaporkan
kejadian pencurian properti di Los Alamos adalah pemberi informasi.
Sebuah perusahaan yang menghargai etika akan mencoba untuk memperbaiki
suatu masalah, dan tetap bekerja bagi sebuah perusahaan yang tidak menghargai
etika mungkin adalah suatu hal yang tidak berguna. Akan tetapi, dalam beberapa
kasus, orang akan memilih memberikan informasi karena mereka percaya bahwa
perilaku yang tidak etis tersebut akan dapat menyebabkan kerusakan signifikan
yang jauh lebih besar daripada risiko perusahaan dalam membalas dendam
kepada si pemberi informasi. Risiko-risiko ini di masa lalu merupakan suatu hal
yang nyata.
Bagaimana Organisasi Membentuk Perilaku Etis
Seperti yang disajikan dalam Gambar 2.5, pengembangan suatu budaya korporat
untuk mendukung etika bisnis terjadi pada empat tingkatan, kesadaran etis,
pemikiran yang etis, tindakan yang etis dan kepemimpinan yang etis. Jika salah
satu dari empat faktor ini hilang, maka iklim etika di dalam suatu organisasi juga
akan menjadi ikut melemah.
Kesadaran yang Etis
6. Dasar dari suatu iklim etika adalah kesadaran yang etis. Salah satu cara bagi
perusahaan memberikan dukungan ini adalah dengan menciptakan suatu kode
tingkah laku (code of conduct), yaitu suatu pernyataan resmi yang menjelaskan
apa yang diharapkan dan diminta oleh perusahaan terhadap para karyawannya
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan etika. Suatu kode tingkah laku hanya
sekadar mencantumkan aturan-aturan dasar bagi perilaku yang dapat diterima,
seperti menjelaskan hukum dan regulasi yang harus dipatuhi oleh karyawan.
Kode tingkah laku juga menyatakan bahwa masing-masing karyawan
bertanggung jawab untuk berperilaku secara konsisten sesuai standar, dan untuk
melaporkan setiap kemungkinan pelanggaran aturan.
Perusahaan-perusahaan lain menggabungkan aturan-aturan yang serupa dalam
buku panduan kebijakan atau pernyataan misinya; beberapa dari mereka
menerbitkan kode tingkah laku atau pernyataan nilainya dalam bentuk satu kartu
kecil yang dapat dibawa-bawa oleh karyawan dan manajer. Harley-davidson telah
menciptakan satu kode etik singkat yang dapat diterapkan oleh karyawannya, baik
di tempat kerja maupun didalam kehidupan pribadi. Kode etik tersebut berbunyi:
“Katakan hal yang benar, penuhi janji, bersikap adil, hargai individu dan dorong
rasa keingintahuan intelektual.”
Beberapa perusahaan dapat mengekspresikan kesadaran etika melalui iklan-
iklannya, seperti yang disajikan dalam iklan Citibank di sini.
Pemikiran yang Etis
Meskipun suatu kode tingkah laku dapat menjadi kerangka kerja keseluruhan,
tetapi hal ini tidak dapat cukup memberikan perincian solusi untuk setiap situasi
etika.
Lockheed Martin Corp, telah mengembangkan suatu program pelatihan dalam
bentuk pelajaran-pelajaran interaktif yang dapat diakses oleh karyawannya secara
online. Sesi-sesinya meliputi kasus-kasus yang diperankan oleh para aktor,
ditunjang dengan tes dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan pilihan berganda.
Lockheed Martin menggunakan sebuah permainan yang disebut Tantangan Etika,
dimana para pemain menggunakan kartu dan koin untuk memecahkan masalah-
masalah etika yang didasarkan pada situasi dunia nyata.
Akan tetapi, pelatihan dapat memberikan kesempatan bagi karyawan untuk
mempraktikan penerapan nilai-nilai etika pada situasi hipotesis sebagai awal dari
penerapan standar yang sama pada situasi-situasi dunia nyata.
Tindakan Etis
Kode tingkah laku dan pelatihan etika membantu karyawan memahami dan
memikirkan pemecahan masalah-masalah etika. Dengan ukuran standar karu
7. nama bisnis, kartu tersebut memuat panduan-panduan sebagai berikut:
• Apakah hal itu sesuai dengan nilai-nilai kita?
• Apakah Anda merasa tidak enak jika melakukan hal tersebut?
• Bagaimana hal itu akan terlihat di dalam surat kabar?
• Jika Anda mengetahui bahwa hal tersebut salah, jangan lakukan!
• Jika Anda merasa tidak yakin, bertanyalah,
• Teruslah bertanya sampai Anda mendapat jawaban.
Sebuah perusahaan dengan para manajer yang menentukan sasaran kinerja yang
tidak realistis bagi para karyawan, maka dapat mengetahui adanya peningkatan
dalam penipuan, kebohongan, dan kecurangan-kecurangan lainnya, karena para
karyawannya tersebut mencoba untuk melindungi diri mereka sendiri.
Satu sarana yang umum digunakan adalah nomor hotline karyawan, yaitu nomor
telepon yang dapat dihubungi oleh karyawan, sering kali dapat diakses secara
anonim, untuk mendapat saran atau untuk melaporkan perilaku tidak etis yang
mereka ketahui. Nortel Networks misalnya, mengoperasikan sebuah Saluran
Saran Etika Bisnis.
Kepemimpinan yang Etis
Pada eksekutif tidak hanya berbicara mengenai perilaku etis, namun juga harus
menunjukkannya dalam tindakan-tindakan nyata mereka. Prinsip ini meminta
para karyawan memberikan komitmen secara pribadi pada nilai-nilai inti
perusahaan, dan bersedia untu menjadikannya sebagai dasar dari tindakan-
tindakan mereka.
Bagaimanapun juga, kepemimpinan etis juga hendaknya maju satu langkah lebih
maju dan memberikan tanggung jawab kepada setiap karyawan di semua
tingkatan untuk menjadi pemimpin yang etis. Setiap orang hendaknya
menghindari pelanggaran dan bersedia untuk mempertahankan standar organisasi.
Panduan Nortel Networks secara spesifik mengomunikasikan tanggung jawab ini.
Perusahaan mengatakan kepada karyawannya , “Anda memiliki tanggung jawab
untuk melontarkan pertanyaan ketika Anda memiliki keraguan mengenai
implikasi etis atas situasi tertentu atau tindakan yang diusulkan, dan “Anda
memiliki tanggung jawab untuk melaporkan semua kekhawatiran mengenai
praktik-praktik bisnis di dalam organisasi yang mungkin melanggar Kode
Tingkah Laku bisnis ini,” seperti yang telah dibahas sebelumnya, Nortel juga
memberikan sarana bagi para karyawannya untuk melaksanakan berbagai
tanggung jawab tersebut.
Produsen mobil misalnya, telah mengembangkan mobil-mobil hybrid, yang
8. memiliki konsumsi bahan bakar yang luar biasa dan juga membantu melindungi
lingkungan hidup. Konsumen berlomba-lomba untuk membeli kendaraan baru
ini, seperti yang dijelaskan dalam kotak Praktik Bisnis Terbaik.
Sayangnya, tidak semua organisasi mampu membangun suatu kerangka etika
bisnis yang solid. Oleh karena kerusakan akibat penyelewengan etika dapat
sangat memengaruhi para pemangku kepentingan sebuah perusahaan-pelanggan,
investor, karyawan dan masyarakat umum-maka bisnis mendapat tekanan untuk
bertindak dengan cara-cara yang dapat diterima.
Bertindak Secara Bertanggung Jawab untuk Memenuhi Kepuasan
Masyarakat.
Masalah utama kedua yang memengaruhi bisnis adalah persoalan mengenai
tanggung jawab sosial. Secara umum, tanggung jawab sosial (social responsibity)
adalah dukungan manajemen terhadap kewajiban untuk mempertimbangkan laba,
kepuasan pelanggan dan kesejahteraan masyarakat secara setara dalam
mengevaluasi kinerja perusahaan. Hal ini merupakan suatu pengakuan bahwa
dunia bisnis harus memikirkan dimensi-dimensi kualitatif dari pelanggan,
karyawan dan manfaat sosial sekaligus pula ukuran-ukuran kuantitatif dari
penjualan dan laba, yang menjadi ukuran kinerja bisnis secara tradisional. Dunis
bisnis dapat menerapkan tanggung jawab sosial karena perilaku seperti itu
diwajibkan oleh hukum, karena akan meningkatkan citra perusahaan, atau karena
manajemen yakin bahwa hal itu merupakan suatu tindakan yang etis.
Beberapa perusahahan mengukur kinerja sosial dengan melakukan audit sosial
(social audit), yaitu prosedur-prosedur formal yang menjelaskan dan
mengevaluasi seluruh aktivitas perusahaan yang berhubungan dnegan masalah-
masalah sosial, seperti konservasi, praktik-praktik perekrutan, perlindungan
lingkungan dan kedermawaan/filantropi. Dalam suatu pemboikotan (boycoot),
konsumen akan menolak untuk membeli barang atau jasa perusahaan. Sistem
Pencegahan Penyalahgunaan Surat (Mail Abuse Prevention System-MAPS)
menawarkan satu corak baru terhadap cara pemboikotan tradisional; suatu
layanan yang memblok e-mail masuk dari perusahaan-perusahaan yang diyakini
telah mengirimkan spam. Perusahaan mengumpulkan daftar Real-Time Blackhole
List, yaitu sebuah daftar yang berisi e-mail para spammer yang pernah terdaftar,
dan bagi mereka yang berlangganan, sistem akan menghapus surat-surat yang
berasal dari alamat yang terdapat di dalam daftar ini atau mengirimkan balik
kepada pengirimnya.
Tanggung Jawab kepada Masyarakat Umum
Masalah Kesehatan Masyarakat.
9. Kecelakaan kendaraan bermotor adalah salah satu penyebab kematian utama, dan
pengendara yang mabuk telah menyebabkan terjadinya banyak kecelakaan serius.
Penyalahgunaan alkohol juga telah dikaitkan dengan penyakit-penyakit berat,
seperti penyakit sirotis hati. Risiko-risiko kesehatan dan keselamatan masyarakat
lainnya berasal dari makanan berlemak, tayangan kekerasan di televisi dan sepeda
motor.
Salah satu kekhawatiran adalah dampak produk-produk tersebut pada kelompok
yang rentan. Iklan minuman keras dapat menarik perhatian kaum remaja. Iklan
absolut vodak bahkan telah menjadi koleksi bagi banyak remaja, sehingga
meningkatkan kekhawatiran bahwa perusahaan tersebut mendorong remaja yang
belum cukup umur untuk mengonsumsi minuman keras.
Kalangan bisnis juga menghadapi tantangan ketika berhadapan dengan
konsekuensi dari penyakit-penyakit, seperti AIDS, yang bebahaya khususnya
karena secara rata-rata, terdapat rentang waktu lima tahun antara seseorang
pertama kali terkena virus HIV dengan berkembangnya penyakit tersebut secara
merata.
Perlindungan Lingkungan Hidup. Kalangan bisnis mengonsumsi energi
dalam jumlah yang sangat besar, sehingga meningkatkan penggunaan bahan
bakar fosil, seperti batu bara dan minyak bumi sebagai penghasil energi.
Bagi banyak manajer, menemuka cara untuk meminimalisasi polusi (pollution)
dan kerusakan lingkungan hidup lainnya yang disebabkan oleh produk atau
proses operasi mereka telah menjadi suatu masalah ekonomi, hukum dan sosial
yang penting. Solusinya sulit untuk ditemukan dan berbiaya mahal. Sebagai
contoh, para produsen komputer membutuhkan biaya sekitar $20 untuk mendaur
ulang satu komputer bekas. Mobil-mobil hybrid menggunakan kombinasi bensin
dan listrik untuk menggerakkan mesin mereka dan menjanjikan efisiensi bahan
bakar yang jauh lebih tinggi daripada mobil konvensional.
Solusi lain terhadap masalah polutan adalah daur ulang (recycling) – pemrosesan
kembali bahan-bahan bekas untuk digunakan kembali. Daur ulang terkadang
memberikan sebagian besar bahan baku yang dibutuhkan oleh pabrik, sehingga
akibatnya akan menjaga sumber daya alam di dunia dan mengurangi kebutuhan
tempat pembungan sampah. Beberapa industri mengembangkan cara-cara untuk
menggunakan bahan baku daur ulang. Perusahaan-perusahaan daur ulang di Asia,
seperti NTT DoCoMo dan J-Phone, membeli telepon seluler bekas dalam jumlah
besar, dari operator seluler, menghancurkan dan melelehkanya, dan kemudian
mengambil platina, perak dan bahkan emas.
Salah satu organisasi tersebut, Environmental Defense, bekerja sama dengan
McDonald’s untuk memperlancar penyaluran limbah perusahaan makanan cepat
saji tersebut dan telah memulai kemitraan yang sama antara lain dengan FedEx
dan Starbucks. Greenpeace bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan Eropa
10. untuk mengganti refrigerant polutan dengan unsur yang lebih ramah lingkungan
yang disebut Greenfreeze.
Philips Electronics NV misalnya, meningkatkan penjualan lampu pijar
(fluorescent) yang hemat sebesar lebih dari 10 persen setelah mereka berhenti
menyebutnya EarthLight, dan menggantinya dengan promosi yang
mengedepankan masa pakai yang mampu mencapai waktu tujuh tahun. Gerber
Products Co. mengganti botol makanan bayi dari gelas menjadi plastik setelah
hampir tiga dari empat orang pembeli makanan bayi mengatakan bahwa mereka
lebih menyukai kemudahan penggunaan bahan plastik, meskipun plastik tidak
dapat didaur ulang.
Salah satu contohnya adalah rekayasa genetik (genetic engineering), yaitu suatu
jenis bioteknologi yang mencakup antara lain pengubahan tumbuhan atau
makhluk hidup dengan memasukkan gen-gen yang akan memberikan mereka
karakteristik yang diinginkan, seperti nilai gizi atau daya tahan terhadap pestisida.
Salah satu tumbuhan hasil modifikasi genetis (MG) yang paling kontroversial
adalah jagung yang direkayasa untuk membuat Bacillusthuringiensis (Bt), yaitu
satu jenis bakteri yang bertindak sebagai insektisida alami. Potensi nilai dari
tumbuhan seperti itu adalah bahwa ia akan mengurangi kebutuhan pestisida yang
menggunakanbaha kimia. Para kritikus memperingatkan bahwa hal ini dapat
menjajdi sebuah bencana ekologis. Selain itu, beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa eksposur terhadap jagung ini juga mematikan bagi ulat
kupu-kup monarki. Kritikus juga mencemaskan dimasukannya gen dari satu jenis
tanaman ke jenis tanaman yang lain. Sebagai contoh, gen-gen bunga bakung yang
telah digunakan untuk menambah beta karoten pada tanaman padi dapat
menciptakan produk-produk dengan alergen tersembunyi yang dapat memicu
reaksi alergi yang berbahaya bagi orang-orang yang rentan.
Mengembangkan Mutu Tenaga Kerja.
Di masa lalu, kekayaan sebuah negara sering kali didasarkan pada uang, peralatan
produksi dan sumber daya alam yang dimilikinya. Akan tetapi, kekayaan suatu
negara yang sebenarnya terletak pada penduduk negara tersebut. Tenaga kerja
yang terampil dan berpendidikan akan memberikan pengetahuan intelektual yang
dibutuhkan untuk mengembangkan teknologi baru, meningkatkan produktivitas
dan bersaing di dalam pasar global. Semakin terlihat jelas bahwa untuk tetap
kompetitif, kalangan bisnis Amerika Serikat harus memikul tanggung jawab yang
lebih besar dalam meningkatkan mutu tenaga kerjanya, termasuk mendorong
dilakukannya berbagai jenis keberagaman, seperti yang dilakukan oleh Eastman
Kodak.
Filantropi Korporat
11. Seperti yang telah ditunjukkan dalam Bab 1, organisasi nirlaba juga memainkan
peranan yang penting dakam masyarakat dengan melayani kepentingan umum.
Mereka memberikan sumber daya manusia yang meningkatkan kualitas
kehidupan untuk berbagai masyarakat di seluruh dunia. Untuk memenuhi misi ini,
banyak organisasi nirlaba mengandalkan diri pada kontribusi keuangan dari dunia
bisnis. Perusahaan-perusahaan merespons aktivitas tersebut dengan
mendonasikan dana miliaran dolar setiap tahunnya kepada organisasi nirlaba.
Filantropi korporat (corporate philanthropy) seperti ini meliputi sumbangan uang
tunai, sumbangan peralatan dan produk, dan mendukung usaha-usaha sukarela
para pegawai perusahaan. Pihak penerima meliputi organisasi-organisasi
kebudayan, program adopsi sekolah, agen-agen pengembangan masyarakat dan
program-program perumahan dan pelatihan pekerjajan.
Filantropi korporat dapat memberikan banyak manfaat yang positif selain imbalan
atas pemberian yang sepenuhnya altruistik, seperti moral karyawan yang lebih
tinggi, membaiknya citra perusahaan, dan meningkatnya hubunngan dengan
pelanggan. Banyak yang mencoba untuk menyelaraskan usaha-usaha
pemasarannya dengan pemberian amal. Sebagai contoh, banyak perusahaan
memberikan kontribusi kepada Olimpiade dan menciptakan iklan yang
mencantumkan fitur sponsor yang dikerikan oleh perusahaan. Hal seperti ini
disebut sebagai pemasaran yang terkait kausa (cause related marketing).
Bentuk lain filantropi korporat adalah kesukarelawanan. Dalam peran mereka
sebagai seorang warga korporat, ribuan bisnis telah mendorong para karyawannya
untuk memberikan kontribusi pada beragam proyek seperti, Habitat for Humanity,
the United Way dan donor darah Palang Merah. Program-program seperti itu
menghasilkan dukungan masyarakat yang besar dan goodwill bagi perusahaan
dan para karyawannya. Dalam contoh lain, perusahaan dapat mengizinkan
pekerjanya menjadi sukarelawan dalam jam rutin. Nortel Networks memberikan
kombinasi pemberian sumbangan, penggunaan fasilitas perusahaan dan waktu
kerja terbatas bagi sukarelawan di lokasi-lokasi fasilitas perusahahan berada,
mulai dari Atlanta hingga Paris dan Beijing.
Tanggung Jawab kepada Konsumen
Kalangan bisnis berbagi tanggung jawab dan etika dalam memperlakukan
konsumennya secara adil, dan bertindak dengan cara yang tidak membahayakan
mereka. Penasihat konsumen, Ralph Nader, pertama kali merintis ide ini pada
akhir tahun 1960-an. Sejak saat itu, konsumerisme (consumerism) tuntutan publik
agar kalangan bisnis mempertimbangkan keinginan dan kebutuhan konsumennya
dalam melakukan pengambilan keputusan.