1. Halte
Edisi 32
13/10/2013
Halaman Tengah
Halaman atau
Mengajar Tengah
Belajar Agama?
Melalui Facebook Umat Gereja Arnoldus
Bekasi, admin mengajak umat yang
memiliki anak usia sekolah untuk
berdiskusi bersama tentang bener nggak sih
keluhan berikut ini,
"Lebih
mudah
mengajarkan
agama
daripada mempelajari pelajaran agama?”
Nah berikut ini pendapat beberapa umat
mengenai hal tersebut :
Marius Kanutus Meksed Benar sekali
Admin, kalo ditanya mengenai Agama
tentu kita bisa menjawab dengan baik
dan benar tapi kalo ke pengetahuan
agama tentu sudah lain. Kalo saya di
tanya mengenai pelajaran agama yang
saya dapat saat gak usah SD, tapi yang
SMU aja saya udah lupa, akan tetapi kalo
di tanya tentang yang diajarkan orang tua
dulu, tentu sampai saat in saya masih
ingat cerita demi cerita semua oke. Harus
banyak pembenahan kurikulumnya,
karena pelajaran yang harus diberikan ke
siswa/i itu seperti apa? dan tujuannya
apa dengan pelajaran ini? kenyataan yang
kita lihat sekarang anak-anak kita atau
remaja-remaja kita banyak yang terjebak
dengan rapuhnya iman, gak banyak juga
yang pindah ke keyakinan lain dan
kembali
menyerang
keyakinannya
sendiri, harusnya petinggi-petinggi gereja
sudah punya jurus yang ampuh untuk
mengatasi ini.
mau kan kita pun memberikan pelajaran
kepada anak, memberikan keterangan.
Begitulah kalo gak salah yah admin &
kawan.
Albertus Felix Aristyan Bahara Betul
Romo, saya memandang dari hal
pelajaran agama katolik susah masuk di
sekolah-sekolah apalagi sekolah negeri.
Katanya sekolah di negeri sendiri tapi hak
untuk memperoleh pelajaran agama
katolik dipersulit, kalo ada pasti disuruh
gabung sama yang kristen protestan,
karna menurut mereka itu sama saja 1
sudah cukup, padahal mereka punya
banyak guru agama untuk mereka
sendiri. ketidakadilan di negeri sendiri di
sekolah negeri sendiri.
Skolastica Shanti Sama saja mungkin
yah karna mengajarkan agama pun kita
juga harus menerangkan seperti memberi
pelajaran. Mempelajari agama pun harus
ada prakteknya di kehidupan sehari-hari,
menurut saya sih seperti itu karna kalo
anak bertanya "mama Yesus itu siapa?
lahir di mana? Yesus kenapa? mau gak
Titin Saleh kalo mengajarkan, kita liat
buku belum tentu dijalankan, tapi kalo
mempelajari harus menjalankan dalam
hidup, sulit. (PP, sea, gambar : internet)
1
2. Sosok
Bunda
Maria Bagi
Keluarga
dekat bagiku, dan petunjuk,
penyemangat saat down.”
Fransiska R. Kismini menyatakan, ”Bunda
Maria adalah wanita pilihan Allah, tempat
mengadu, baik dalam suka maupun duka.
Hal ini pun diungkapkan oleh Braminto.
Beliau mengatakan, “Bunda Maria juga bisa
menjadi tempat dimana kita bisa curhat
juga lho, yang ke orang lain siapapun tak
bisa kita lakukan.” Namun, Anang YB
mengatakan, “Belum begitu akrab dengan
Bunda Maria, kecuali di bulan Mei dan
Oktober. Doa selalu ke Bapa atau Yesus.
Mengucap terima kasih dan mengadu ya ke
Bapa dan Yesus juga.”
Bulan ini, bulan Oktober, merupakan bulan
yang dikhususkan untuk menghormati
Bunda Maria. Bunda Maria, ibu Tuhan Yesus,
telah dipilih oleh Allah menjadi Bunda Allah.
Oleh karena itu, Bunda Maria merupakan
sosok pribadi yang tidak asing lagi bagi umat
Katolik. Banyak di antara kita yang
mengidolakan Bunda Maria. Begitu pun
dengan umat gereja St. Arnoldus Bekasi.
Mereka memberikan pendapatnya melalui
diskusi ringan di dunia maya mengenai
“Siapa sih Bunda Maria bagi keluarga Anda?”
Christ Wina menyatakan bahwa Bunda
Maria
adalah
tempat
memperoleh
kedamaian dan penghiburan, sosok teladan,
dan wanita kuat yang percaya pada Bapa.
Senada dengan pendapat tersebut Erlin
mengungkapkan, “Bunda Maria, Bunda
Penolong, yang menyampaikan doa-doa kita
kepada Yesus. Bunda Maria itu patut
diteladani kerendahan hati, kelemah
lembutan, kesabaran, ketaatan, dan
kesetiaan-Nya.” Sedangkan menurut Daniel,
Bunda Maria adalah bunda yang penuh
belas kasih, yang selalu menjadi pelindung,
penolong, dan penjaga hati kami setiap hari
dan dalam kehidupan keluarga. Dari
keseluruhan
pendapat,
Welly
Rindi
menambahkan, “Setuju dengan yang lain +
Bunda Maria adalah penyambung lidah
umat.” (Fannyla, gambar : internet)
Menurut Raijon Malau, Bunda Maria adalah
Bunda semua orang, teristimewa bagi
mereka yang mengimani-Nya. Bunda Maria
juga adalah tim pendoa dan sekaligus tim
penolong bagi setiap orang yang berdoa
kepada-Nya.
“Bagiku, Bunda Maria adalah wanita
terhebat yang saya kagumi, apalagi
perkataan-Nya sewaktu menerima kabar
gembira,
‘Jadilah
padaku
menurut
perkataan-Mu.’ Kata-kata ini yang sampai
saat ini saya bawa dalam doa agar apa yang
terjadi di dalam hidup saya ini adalah
kehendak Putra-Nya,” ungkap Sesilia Eka.
Selain itu, Tinling mengatakan, “Kalau bagi
kami sekeluarga, Bunda Maria adalah
segalanya
bagi
kami.”
Dessy
pun
mengungkapkan, “Bunda Maria adalah
teladan yang sangat hebat, sosok yang paling
tabah dalam menghadapi kesedihan dan
kepahitan. Lewat perantara Dia, doa-doa
kami dikabulkan. Lewat Bunda Maria pula
petunjuk-petunjuk didapatkan. Dialah Bunda
pengantara kami sekeluarga kepada Bapa di
Surga.
Sedangkan,
Yoseph
Barus
menyatakan, “Bunda Maria bagi kami
merupakan pendamping yang nyata, sangat
dekat
bagiku,
dan
petunjuk,
juga
penyemangat saat down.”
juga
2
3. Penasaran dengan anak itu si Temon
bertanya, “Ngapain kamu disini? Apa yang
kamu cari?”. Si Anak itu menjawab, “Aku
sedang mencari sisa makanan yang masih
bisa dimakan”. “Lho, emangnya Mama kamu
gak masak? Kok carinya di tempat sampah?”
tanya si Temon. Anak itu menatap si Temon
dengan mata berkaca-kaca, “Dari sinilah aku
makan, aku gak bisa makan setiap hari.
Orang tuaku cuma seorang pemulung”.
Mendengar jawaban anak itu si Temon pun
melihat sisa makanan yang dibawanya.
“Tunggu disini sebentar yah,” kata si Temon.
Ia lalu berlari ke dalam dan membungkus
nasi serta lauk untuk anak itu. “Apa ini?”
tanya anak itu. “Ini buat kamu dan keluarga
kamu, ambil aja, kalo masih kurang, kamu
dateng aja kesini,” ujar si Temon. Dengan
perasaan senang dan haru anak itu
menerima pemberian si Temon.
CERIMON
(CERIta si teMON)
“Temon,
ayo makannya dihabisin”, kata
Mama. “Gak mau, Ma. Udah kenyang, buang
aja kenapa sih?” ujar si Temon. Yah, itulah si
Temon yang suka banget gak ngabisin
makanannya. Dia lebih suka membuangnya
kalo gak habis, sang Mama sampe gelenggeleng liat sikapnya itu. Tak hanya nasi,
makan makanan kecil pun begitu, cuma
dimakan sedikit lalu dibuang karena cuma
pengen nyobain rasa makanannya.
Si Temon lalu kembali ke rumah, dia kaget
sang Mama sudah di depan pintu. “Siapa itu,
Mon?” tanya Mamanya. “Itu Ma, dia
pemulung. Masak dia makan dari sisa-sisa
makanan di tempat sampah. Kan kasihan
terus aku ambilin nasi deh buat dia”, jawab
si Temon. “Tuh kan, kalo makan dihabisin.
Liat tuh masih banyak orang di luar sana
yang masih butuh makan, kamu malah suka
buangin makanan”. Temon pun menyesal,
“Iya Ma, maafin Temon ya. Temon janji kalo
makan dihabisin”.
Siang itu si Temon pulang sekolah
sesampainya di rumah dia langsung ke meja
makan karena saking laparnya, tanpa ganti
baju. Si Temon mengambil nasi dan lauk
sesukanya, lalu apa yang terjadi? Seperti
biasanya makanannya tidak habis. Karena
takut dimarahi sang Mama, si Temon diamdiam pergi ke luar rumah. Ia mau
membuang sisa makanannya itu ke tempat
sampah depan rumahnya.
Menghargai dan menghormati sebutir nasi
berarti menghargai dan menghormati
kehidupan. Bagaimana sikap dan cara
makanmu selama ini? (sea, gambar : ayb)
Nah, sesampainya di depan rumah, si
Temon kaget, ia melihat seorang anak
seusianya mengais tempat sampah.
3
4. Salam Gembala
Terima Kasih
TERIMA KASIH, dua kata yang sangat sederhana, sangat
gampang diucapkan, tidak perlu biaya besar untuk katakan
itu, tetapi, berapa sering kita mengatakannya?
Injil
berkisah tentang Yesus dan sepuluh
orang kusta, yang minta disembuhkan.
Sembilan diantaranya orang Yahudi, satunya
orang Samaria. Sebagai jawaban atas
permohonan itu, Yesus menyuruh mereka
pergi memperlihatkan diri kepada imamimam. Dalam perjalanan ke sana, mereka
menjadi sembuh.
Sepuluh orang disembuhkan, tetapi hanya
satu yang kembali untuk mengucapkan
TERIMA KASIH. Dan dia adalah orang
Samaria itu. Lalu ke mana sembilan yang
lainnya? Mereka meneruskan perjalanan
untuk menemui para imam, seperti perintah
Yesus. Mengapa mereka harus perlihatkan
diri kepada para imam? Karena – pada zaman
Yesus, sesuai dengan aturan agama Yahudi hanya
imam-imamlah
yang
berhak
menyatakan apakah seseorang telah sembuh
dari sakit kustanya atau belum. Makanya
masuk akal kalau ke sembilan orang itu
memutuskan untuk melanjutkan perjalanan
mereka, daripada harus kembali kepada
Yesus untuk mengucapkan terima kasih.
Sedangkan si orang Samaria itu tidak terikat
dengan peraturan agama Yahudi. Bagi dia
tidaklah penting memperlihatkan diri kepada
para imam. Dia tidak butuh pernyataan
mereka bahwa dia telah sembuh. Dia telah
disembuhkan, dan itu sudah cukup bagi dia.
Karena itu, bagi dia yang paling penting
adalah kembali kepada Yesus untuk
mengucapkan terima kasih.
Apa pesan Injil untuk kita? Entah disadari
atau tidak, Tuhan telah begitu baik kepada
kita. Dia memberikan kehidupan, banyak
sahabat dan teman yang meneguhkan kita,
keluarga dan kerabat yang menemani
perjalanan hidup kita. Tapi, renungkanlan dan
pikirkanlah, meski Tuhan telah begitu baik,
seberapa sering kita datang kepada-Nya
dengan penuh kesadaran dan ketulusan
untuk mengucapkan syukur dan berterima
kasih untuk segala kebaikan yang telah kita
peroleh secara cuma-cuma itu?
Kalau kita, dalam kehidupan sehari-hari,
sering lupa mengucapkan Syukur dan Terima
Kasih kepada Tuhan, maka baiklah bila kita,
mulai hari ini, mengambil niat khusus, bahwa
dihari-hari yang akan datang dan seterusnya
mau dengan penuh kesadaran mengucapkan
syukur kapada Tuhan untuk semua yang kita
peroleh dari-Nya. Kita ungkapkan syukur itu
kepada Tuhan dalam doa, dalam perayaan
Ekaristi dan terutama dalam perbuatan baik
kita terhadap sesama.
P. Victor Bani, SVD
HALTE dirangkum dan dipublikasikan berdasar info di situs www.parokiarnoldus.net serta akun Facebook “Umat
Gereja Arnoldus Bekasi” oleh Team Media Online Gereja St. Arnoldus Janssen, Bekasi. Moderator P. Victor Bani, SVD
| Penanggung Jawab M.A.Ingewaty Hasjim | Pemimpin Redaksi Ign. Ferdy Okta | Redaksi Anang YB, Sisilia Eka |
Peliput Peter Prasetyo, Fannyla, Anastasia Tialita, Marsya Ivanka, Vernanda Venturini, Silfrida K, Dinar DS
4