Strategi Pelatihan TIK untuk Guru Agar Terus Digunakan
1. Sekedar urun rembug.....
Guru dilatih TIK agar:
1. TIK dapat digunakan utk membantu pekerjaan administratif (Word processor &
Spreadsheet) Kebutuhan Wajib Tingkat Dasar
2. TIK dapat digunakan utk membantu mengemas bahan ajar (Multimedia)
Kebutuhan Tingkat Menengah
3. TIK dapat digunakan utk membantu proses manajemen pembelajaran (Elearning,
dll) Kebutuhan Tingkat Lanjut
4. TIK dapat digunakan utk dukungan teknis dan meningkatkan pengetahuan agar
dpt mewujudkan self running creation (antivirus, tools, jaringan, internet, dll)
Kewajiban generik pada tiap tingkat sesuai kebutuhan untuk mendukung
pekerjaan.
Agar TIK terus digunakan oleh guru maka manfaat pelatihan harus sesuai dengan
kebutuhan untuk mengatasi permasalahan sehari-hari, karena kalau tidak maka
ketrampilan teknis yang dimiliki akan mudah terlupakan. Untuk itu seiring dengan
peningkatan kompetensi guru maka sekolah harus memiliki program pemanfaatan TIK
yang memaksa beserta aturan reward & punishment nya.
Agar guru mau menggunakan TIK maka perlu didiskripsikan secara jelas dahulu
kemanfaatan TIK tsb secara personal bagi tiap guru, bukan hanya kemanfaatan bagi
2. sekolah atau pihak lain, karena kalau demikian motivasi guru utk mau menggunakan TIK
tidak akan kuat.
Selanjutnya TIK tersebut harus mudah digunakan, kalau bisa semudah mungkin. Jika
sudah jelas ada kemanfaatan nyata jangka pendek secara personal dan terbukti sangat
mudah cara penggunaannya (oleh karena itu start awal pelatihan biasanya materi tidak
terlalu banyak) maka akan muncul kemauan guru untuk menggunakan TIK tersebut.
Selanjutnya baru dilakukan pelatihan yang sistematis agar muncul kemampuannya.
Kadang meskipun sudah jelas kemanfaatan secara personal serta TIK sudah mudah
digunakan tetapi tetap tidak mampu memunculkan kemauan penggunaan. Untuk ini perlu
interferensi sekolah, misalnya dalam bentuk peraturan yang memaksa agar dapat
memunculkan kemauan tersebut. Juga tekanan karena trend lingkungan misalnya guru
lain pakai, siswa juga sudah pakai, bahkan menuntut agar setiap guru memakainya.
3. Oleh karena itu strategi diperlukan dalam hal ini untuk :
1. Merancang kegiatan pemanfaatan TIK bagi sekolah secara bertahap sesuai dengan
kapasitas sumber daya yang dimiliki. Agar tidak bongkar pasang, lompat-lompat,
ketergantungan pada seseorang (bisa kepsek atau guru TIK saja) dan sering
berakhir pada kegagalan maka sebaiknya sekolah perlu memiliki Master Plan
implementasi TIK. Master plan tidak hanya fokus pada domain TIK (software,
hardware, jaringan dan database serta skenario integrasi antar aplikasi yg ada) tapi
juga domain organisasi (visi, misi, peraturan, kebijakan, struktur organisasi
beserta fungsi-fungsinya, SDM kecukupan & kompetensi (softskill dan
hardskillnya), ketersinambungan, ketersediaan data, budaya kerja, prosedur kerja,
dukungan anggaran dan pentahapan implementasi). Jadi harus ada keselarasan
antara strategi pengembangan organisasi yang memunculkan kebutuhan-
kebutuhan yang dapat difasilitasi oleh TIK
4. 2. Pengelompokkan materi berdasarkan tingkatan kebutuhan, kemanfaatan, tingkat
kesulitan dan kesesuaian dengan rencana kegiatan di sekolah masing-masing.
Tingkatan materi tersebut kira-kira sebagai berikut:
a. Pemanfaatan TIK utk membantu pekerjaan administratif (Sistem operasi,
Word processor & Spreadsheet)
b. Pemanfaatan TIK untuk membantu mengemas bahan ajar (Multimedia).
Mulai dari yang paling dasar:
i. Program presentasi dasar
ii. Program presentasi lanjut
iii. Editing foto/gambar
iv. Editing sound
v. Editing video
vi. Animasi
c. Pemanfaatan TIK untuk membantu proses manajemen pembelajaran
(Classroom management, LMS, dll)
Masing-masing tingkatan disisipi materi sebagai berikut:
d. Pemanfaatan TIK untuk dukungan teknis dan meningkatkan pengetahuan
(antivirus, tools, jaringan, internet, dll)
3. Mekanisme dan metode penyampaian materi. Bagaimana cara mengemas,
menyampaikan dan berinteraksi dengan peserta, juga mengenai waktu apakah
cukup hanya beberapa hari pertemuan atau perlu pendampingan secara offline dan
atau online (via elearning).
4. Mekanisme dan metode evaluasi penguasaan materi pada para peserta. Evaluasi
sebaiknya tidak hanya dilakukan setelah selesai pelatihan tapi enam bulan
kemudian apakah ketrampilan tersebut digunakan dan telah memberikan manfaat
atau tidak.
Wassalam,
Dwi atmojo.