SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Download to read offline
LAPORAN PRAKTIKUM
NON DESTRUCTIVE TESTING
MAGNETIC PARTICLE INSPECTION (MPI)

Disusun Oleh :
Nama

: PANJI SUDARMAWAN

NIM

: 333 111 0168

Kelompok

:E

Tgl. Praktikum : 17 MEI 2013
Asisten

: Hamzah Arfah

LABORATORIUM NON DESTRUCTIVE TESTING
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON – BANTEN
2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pratikum ....................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum .................................................................................. 2
1.3 Batasan Masalah .................................................................................... 2
1.4 Sistematika Penulisan ........................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum MPI .................................................................................. 4
2.2 Klasifikasi Metode MPI ...................................................................... 10
2.2.1 MPI Dry Visible
2.2.2 MPI Wet Visible
2.2.3 MPI Wet Fluorescent
BAB III METODE PENGUJIAN
3.1 Instalasi Pengujian .............................................................................. 14
3.2 Prosedur Pengujian ............................................................................ 15
3.2.1 Prosedur Pengujian MPI Dry Visible
3.2.2 Prosedur Pengujian MPI Wet Visible
3.2.3 Prosedur Pengujian MPI Wet Fluorescent
BAB IV ANALISA HASIL PENGUJIAN
4.1 Sketsa Hasil Pengujian ........................................................................ 19
4.2 Analisa Jenis Cacat................................................... ..........................20
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan................ ........................................................................21
5.2 Saran...................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Sket Benda Kerja
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur mari kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa.
karena dengan rahmat serta hidayahNYA, saya dapat menyelesaikan laporan
pratikum Non Destructive Testing (NDT) dengan metode Magnetic Particle
Inspection(MPI).
Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membimbing dan membantu, terutama kepada asistan laboratorium Non
Destructive Testing (NDT) yang telah memberikan saran, bimbingan, dan bantuan
baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Saya berharap laporan ini dapat berguna bagi semua pihak. Saya sangat
berharap dalam laporan ini adanya kritik serta saran guna memperbaiki laporan
dimasa yang akan datang.

Cilegon,

Mei 2013

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Praktikum
Sekarang ini kebutuhan akan logam yang berkualitas pada Industri-industri
permesinan sangat di butuhkan untuk pembuatan alat-alat penunjang yang di
butuhkan oleh manusia. Hampir dari semua hal ciptaan manusia di dominasi oleh
logam, mulai dari mobil, sepeda, sepeda motor, jembatan dan lain sebagainya.
Tentu saja logam yang di gunakan bukanlah satu jenis logam saja melainkan dari
banyak jenis logam.
Selain pemilihan jenis logam yang di gunakan, produsen-produsen pengguna
logam juga harus memikirkan bagaimana kualitas dari logam tersebut, apakah
logam itu akan mampu menahan beban yang akan diberikan. Oleh karena itu
sebuah logam pasti melalui proses Quality Control (QC) atau uji kelayakan
sebelum di pasarkan. Dalam pengujian sebuah logam kita harus memahami
metode-motode yang di gunakan, salah satunya dengan cara Non destructive test (
pengujian tak merusak ) yang didalamnya terdapat metode Magnetic particle
inspection. Pengujian ini akan mengetahui cacat atau tidaknya sebuah logam.
Logam akan di uji dengan menggunakan tiga metode dari metode Magnetic
particle yaitu metode Dry particle, Wet particle, dan Wet Fluorescent.
Dengan menggunakan metode ini, cacat permukaan (surface) dan bawah
permukaan (subsurface) suatu komponen dari bahan ferromagnetic dapat
diketahui. Prinsipnya adalah dengan memagnetisasi bahan yang akan diuji.
Adanya cacat yang tegak lurus arah medan magnet akan menyebabkan kebocoran
medan magnet. Kebocoran medan magnet ini mengindikasikan adanya cacat pada
material. Cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran medan
magnet adalah dengan menaburkan partikel magnetic dipermukaan. Partikelpartikel tersebut akan berkumpul pada daerah kebocoran medan magnet.
Kelemahan metode ini hanya bisa diterapkan untuk material ferromagnetik. Selain
itu, medan magnet yang dibangkitkan harus tegak lurus atau memotong daerah
retak serta diperlukan demagnetisasi di akhir inspeksi.
1.2 Tujuan Praktikum
Untuk mendeteksi cacat pada suatu benda kerja dengan menggunakan metode
Magnetic Particle Inspection (MPI).
1.3 Batasan Masalah
Seperti kita ketahui bersama untuk mengetahui cacat tidaknya sebuah benda
kerja kita harus melakukan pengujian terhadap benda kerja tersebut. Banyak
metode yang bisa di gunakan dalam pengujian sebuah benda kerja, salah satunya
dengan metode Magnetic particle inspection.
Pada laporan ini akan dibahas mengenai metode Magnetic Particle Inspection
(MPI). Dimana pada metode MPI terdapat tiga metode pengujian, diantaranya :
a. Metode Wet Visible
b. Metode Dry Visible
c. Metode Wet Fluorescent

1.4 Sistematika Penulisan
Untuk penulisan laporan Praktikum Magnetic Particle Inspection (MPI) ini
penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang penulisan, waktu dan tempat
dilaksanakan Praktikum Magnetic Particle Inspection, tujuan praktikum, ruang
lingkup atau batasan permasalahan dalam penulisan laporan Praktikum, metodde
pengumpulan data dalam menyusun laporan praktikum dan sistematika penulisan
laporan praktikum.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini membahas tentang pengertian umum, prinsip kerja dari magnetic
particle inspection (MPI), jenis-jenis magnet, magnetisasi, dan demagnetisasi.
BAB III METODE PENGUJIAN
Pada bab ini membahas tentang instalasi pengujian, alat dan bahan yang
digunakan, prosedur pengujian MPI dry visible, prosedur pengujian MPI wet
visible, dan prosedur pengujian MPI wet fluorescent.
BAB IV ANALISA HASIL PENGUJIAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai sketsa hasil pengujian dan hasil
analisa jenis cacat setelah praktikum berlangsung.
BAB V PENUTUP
Pada bagian ini adalah bab terakhir yang berisikan kesimpulan dan saran
yang diangkat penulis selama melakukan Praktikum Magnetic Particle
Inspection(MPI) di Laboratorium Non Destructive Testing (NDT).
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
Pengujian terhadap sebuah benda kerja dengan menggunakan metode MPI
adalah dengan meggunakan prinsip dasar magnet. Sebuah medan magnet selalu
menunjukan gejala yang sama yaitu arah medan magnet selalu bergerak dari kutub
utara menuju kutub selatan ( diluar magnet ). Dengan prinsip dasar inilah kita bisa
gunakan untuk menguji logam yang bersifat ferromagnet.
Magnet merupakan suatu logam yang dapat menarik besi, dan selalu
memiliiki dua kutub yaitu kutub selatan dan kutub utara. Dimana arah medan
magnet disetiap titik bersumber dari kutub utara menuju ke selatan dan mengarah
dari kutub selatan ke kutub utara didalam magnet.
Prinsip kerja dari Magnetic Particle Inspection ( MPI ) adalah dengan
memagnetisasi benda yang di inspeksi yaidu dengan cara mengalirkan arus listrik
dalam bahan yangg di inspeksi. Ketika terdapat cacat peda benda uji maka arah
medan magnet akan berbelok sehingga terjadi kebocoran dalam flux magnetic.
Bocoran flux magnetic akan menarik butir-butir ferromagnetic di permukaan
sehingga lokasi cacat dapat di tunjukan.

Gambar.2.1 Arah medan magnet terpotong oleh retakan
 Jenis-jenis magnet
Magnet mendapat nama dari suatu tempat di Yunani yang bernama
Magnesia. Mineral yang ditambang di kawasan ini dinamakan Magnetite. Oleh
karena

itu,

nama

itu

diturunkan

menjadi

‘magnet’.

Orang

Yunani

menyebutnya Magnetic, atau Magnetos. Orang Inggris menyebutnya Lodestone
karena sifatnya yang selalu menujuk ke arah Utara dan oleh karena itu dapat
dipakai sebagai pedoman arah. Orang Prancis menyebutnya Ament atau Batu
yang Bercinta, sementara orangIndia menyebutnya Chumbak, batu yang
berciuman. Orang Tionghoa juga mengartikan Chu She. Nama-nama ini
menunjukan pada sifat gaya tarik-menarik dari batu ini.
Batu magnet yang ditemukan dalam bahan tambang adalah Feri Oksida
(FeO). Dari bahan ini, disiapkan magnet buatan. Magnet buatan ini disiapkan
dengan tiga macam metode.


Magnet alam digosok pada bahan magnet, sebagai hasilnya-bahan itu
bersifat magnet namun dengan daya yang lemah.



Dalam metode membuat magnet dengan menggunakan listrik, kawat yang
terbungkus isolasi digulungkan mengelilingi sebuah bahan magnet dan
arus listrik dialirkan melewati kumparan ini. untuk periode waktu yang
berbeda guna memperoleh kekuatan berbeda. Proses ini menghasilkan
magnet yang lebih kuat.



Ilmuwan merancang mesin yang disebut Magnetiser. yang mengubah
bahan magnet menjadi magnet tanpa menggunakan kawat. Mesin ini
umum digunakan dewasa ini untuk membuat magnet buatan dan magnet
untuk menyembuhkan.

A.

Magnet permanen

Merupakan bahan-bahan logam tertentu yang jika di magnetisasi maka bahan
logam tersebut akan mampu mempertahankan sifat magnetnya dalam jangka
waktu yang lama ( permanen)
Secara umum magnet permanent terbagi atas 4 jenis, yaitu:
1. Ceramic or Ferrite
Jenis magnet ini dapat ditemukan dimana saja khususnya dalam bentuk
aksesoris rumah tangga, seperti magnet aksesoris kulkas, mainan anak-anak, white
board, jam dinding,dan lain-lain. Magnet ini kekuatannya relatif kecil dan
kemampuan terapinya sangat lemah dan tidak dianjurkan untuk digunakan dalam
terapi magnet. Harganya murah dan warnanya hitam. magnet ini adalah magnet
paling rendah tingkatannya.

2. Alnico
Jenis magnet ini dapat ditemukan di dalam alat-alat motor (kipas angin,
speaker, mesin motor), juga sering dijumpai dalam perkakas rumah tangga,
mainan anak-anak,dan lain-lain. Magnet ini juga sering dijumpai dalam lab
sekolahan bahkan juga dapat ditemukan pada sepatu kuda yang berfungsi untuk
meningkatkan daya lari kuda. Magnet ini kekuatannya relatif sedang dan
kemampuan terapinya sangat lemah dan tidak dianjurkan untuk digunakan dalam
terapi magnet. Harganya murah, magnet ini adalah magnet yang masih termasuk
kategori berenergi rendah.
3. Samarium Cobalt (SmCo)
Jenis magnet ini dapat ditemukan di dalam alat-alat elektronik seperti
VCD, DVD, VCR Player, Handphone, dan banyak lagi. Magnet ini kekuatannya
relatif kuat dan kemampuan terapinya biasa saja, jarang digunakan dalam terapi
magnet pada umumnya. Harganya cukup mahal. magnet ini adalah magnet yang
termasuk kategori berenergi sedang.
4. Neodymium Iron Boron (NdFeB or NIB)
Jenis magnet ini dikenal juga dengan sebutan “King Of Magnet” yaitu raja
dari segala magnet permanent yang kita sebut tadi baik dari segi kekuatan magnet,
daya terapi, harga, dan manfaat dalam membantu memulihkan kesehatan tubuh
manusia. Magnet ini sangat terkenal diberbagai bidang kesehatan baik secara
fisiotherapy dan pengobatan alternatif, juga digunakan oleh rumah sakit-rumah
sakit (seperti MRI), dan terapi magnet dalam pakar fisiotherapy. Magnet ini
sangat dianjurkan untuk kebutuhan terapi karena memiliki energi yang sangat
kuat.
B.

Elektromagnet

Merupakan magnet yang terbuat dari bahan ferromagnetik yang jika
diberikn arus listrik maka bahan tersebut akanmenjadi magnet, tetapi jika
pemberian arus listrik di hentikan, maka sifat magnet pada bahan tersebut akan
hilang
Elektromagnet adalah prinsip pembangkitan magnet dengan menggunakan
arus listrik. Aplikasi praktisnya kita temukan pada motor listrik, speaker, relay
dsb. Sebatang kawat yang diberikan listrik DC arahnya meninggalkan kita (tanda
silang), maka disekeliling kawat timbul garis gaya magnet melingkar, lihat
gambar 1.2 Sedangkan gambar visual garis gaya magnet didapatkan dari serbuk
besi yang ditaburkan disekeliling kawat beraliran listrik, seperti gambar di bawah
ini.

Gambar.2.2 Sifat elektromagnetik
Sebatang kawat pada posisi vertikal diberikan arus listrik DC searah
panah, maka arus menuju keatas arah pandang (tanda titik). Garis gaya magnet
yang membentuk selubung berlapis lapis terbentuk sepanjang kawat. Garis gaya
magnet ini tidak tampak oleh mata kita, cara melihatnya dengan serbuk halus besi
atau kompas yang didekatkan dengan kawat penghantar tsb. Kompas
menunjukkan bahwa arah garis gaya sekitar kawat melingkar. Arah medan magnet
disekitar penghantar sesuai arah putaran sekrup (James Clerk Maxwell, 18311879). arah arus kedepan (meninggalkan kita) maka arah medan magnet searah
putaran sekrup kekanan. Sedangkan bila arah arus kebelakang (menuju kita) maka
arah medan magnet adalah kekiri.

Gambar.2.3 Garis magnet membentuk selubung seputar kawat berarus.

Gambar. 2.4 Prinsip putaran sekrup
Aturan sekrup mirip dengan hukum tangan kanan yang menggenggam,
dimana arah ibu jari menyatakan arah arus listrik mengalir pada kawat. Maka
keempat arah jari menyatakan arah dari garis gaya elektromagnet yang
ditimbulkan.
Arah aliran arus listrik DC pada kawat penghantar menentukan arah garis gaya
elektromagnet. Arah arus listrik DC menuju kita (tanda titik pada penampang
kawat), arah garis gaya elektromagnet melingkar berlawanan arah jarum jam.
Ketika arah arus listrik DC meninggalkan kita (tanda silang penampang kawat),
garis gaya elektromagnet yang ditimbulkan melingkar searah dengan jarum jam
(sesuai dengan model mengencangkan sekrup). Makin besar intensitas arus yang
mengalir semakin kuat medan elektro-magnet yang mengelilingi sepanjang kawat
tersebut.
Magnetic Testing (MT) / Magnetic Particle Inspection (MPI) digunakan
untuk mendeteksi cacat / diskontinuitas las-lasan yang berada di permukaan
(suface) dan di bawah permukaan (sub-surface) dengan kedalaman plus minus 2
mm. Cara kerjanya dengan menggunakan alat yang disebut Yoke yang
didalamnya berisi kumparan / coil yang apabila dialiri arus listrik akan
menghasilkan medan magnet yang fungsinya nanti menarik keluar magnetic
flux pada benda uji. Dimana flux line yang berada pada cacat benda uji akan
berpendar (stray) dan menjadi magnetic attractive poles North dan South.
Sehingga menimbulkan medan magnet dan keberadaan cacat pun bisa terbaca dari
sini.
Dalam beberapa kasus, MPI dapat meninggalkan sisa bidang yang
kemudian mengganggu perbaikan pengelasan. Ini dapat dihilangkan dengan
perlahan menyeka permukaan dengan AC yoke energi.
MPI sering digunakan untuk mencari keretakan pada sambungan las dan di
daerah-daerah yang diidentifikasi sebagai rentan terhadap lingkungan retak
(misalnya korosi retak tegang atau hidrogen induced cracking), kelelahan retak
atau creep retak. Basah neon MPI menemukan digunakan secara luas dalam
mencari kerusakan lingkungan di bagian dalam kapal.
 Aplikasi inspeksi partikel magnetik.
Metode inspeksi partikel magnetik banyak digunakan untuk pemeriksaan
tahap akhir dari suatu komponen di industri. Biasanya digunakan sebagai
proses kontrol kualitas, pemeliharaan dan perbaikan di pabrik industri
transportasi, pemeliharaan mesin, dan pemeriksaan komponen besar
Meskipun proses inspeksi partikel magnetik digunakan untuk mendeteksi
diskontinuitas dan ketidaksempurnaan pada material/ komponen sedini
mungkin dalam urutan operasi atau pemeriksaan akhir yang diperlukan untuk
memastikan bahwa diskontinuitas suatu material/ komponen dapat ditolak.
Hal ini untuk menghindari kerugian dalam penggunaan atau fungsi dari bagian
yang belum dikembangkan selama pemrosesan. Selama menerima inspeksi,
bagian-bagian setengah jadi dan bahan baku diperiksa untuk mendeteksi
adanya cacat awal pada material. Inspeksi partikel magnetik secara luas
digunakan pada komponen rod dan bar stock, forging blanks, dan rough
casting.
 Magnetisasi
Magnetisasi adalah proses yang di lakukan untuk membangkitkan medan
magnet pada benda yang akan di inspeksi. Ada beberapa matode dalam
magnetisasi suatu benda kerja yaitu :
1. Magnetisasi Longitudinal
Dihasilkan dari arus listrik yang dialirkan dalam koil .
2. Magnetisasi Yoke
Magnetisasi dengan menggunakan yoke. Dengan cara ujung kaki yoke
ditempelkan pada material yang akan dimagnetisasi.
3. Magnetisasi sirkular
Magnetik sirkular terdiri dari :
a. Magnetik tak langsung, arus listrik di alirkan ke konduktor sentral.
Medan magnet mengenai bahan dan benda yang dilingkupinya.
b. Magnetisasi langsung, arus listrik di alirkan pada bahan yang akan
dimagnetisasi.
c. Prod, magnetisasi dengan cara material ferromagnetic dililiti dengan
logam tembaga kemudian dialiri arus listrik.
 Demagnetisasi
Demagnetisasi adalah penghilangan magnet sisa pada benda uji setelah
dilakukan pengujian. Tujuan dilakukan demagnetisasi adalah agar setelah
pengujian benda yang di uji tidak mengganggu atau mempengaruhi proses
berikutnya. Demagnetisasi dapat dilakukan menggunakan arus AC atau DC.
Pada metode Magnetic Particle Inspection (MPI) terdapat tiga metode
pengujian :
1. Metode Wet Visible
2. Metode Dry Visible
3. Metode Wet Fluorescent
Ketiga metode tersebut pada prinsipnya sama, namun sebuk magnet yang di
gunkan pada setiap pengujian yang berbeda.
2.2 Klasifikasi Metode MPI
2.2.1 MPI Dry Visible
Magnetik Particle Inspection Dry Visible atau Partikel magnetik kering
biasanya dapat dibeli dalam banyak warna yaitu merah, hitam, abu-abu, kuning
dan banyak lagi sehingga tingkat tinggi kontras antara partikel dan bagian yang
sedang diperiksa dapat dicapai. Ukuran partikel magnetik juga sangat penting.
Produk Partikel magnetik kering diproduksi untuk menyertakan berbagai ukuran
partikel. Partikel halus adalah sekitar 50 mm (0,002 inci) dalam ukuran, dan
sekitar tiga kali lebih kecil dengan diameter lebih dari 20 kali lebih ringan dari
partikel kasar (150 mm atau 0.006 inci). Ini membuat mereka lebih sensitif
terhadap bidang kebocoran dari diskontinuitas yang sangat kecil. Namun,
pengujian partikel kering tidak bisa dibuat secara eksklusif dari partikel-partikel
halus. Partikel kasar yang diperlukan untuk menjembatani diskontinuitas besar
dan untuk mengurangi sifat berdebu bubuk itu. Selain itu, partikel kecil mudah
melekat ke permukaan kontaminasi, seperti sisa-sisa kotoran atau uap air, dan
terjebak dalam fitur kekasaran permukaan. Ini juga harus diakui bahwa partikel
halus akan lebih mudah terpesona oleh angin, karena itu, kondisi berangin dapat
mengurangi sensitivitas inspeksi. Selain itu, reklamasi partikel-partikel kering
tidak dianjurkan karena partikel kecil cenderung ditangkap kembali dan "pernah
digunakan" campuran akan menghasilkan inspeksi yang kurang sensitif.
Salah satu keuntungan dari inspeksi partikel magnetik ini adalah memiliki
beberapa metode evaluasi yaitu indikasi cacat umumnya menyerupai cacat
sebenarnya. Ini tidak terjadi dengan metode NDT seperti inspeksi saat ultrasonik
dan eddy, di mana sebuah sinyal elektronik harus ditafsirkan. Ketika pemeriksaan
partikel magnetik digunakan, retak pada permukaan bagian muncul sebagai garis
tajam yang mengikuti jalan retak. Cacat yang ada di bawah permukaan bagian
yang kurang didefinisikan dan lebih sulit untuk dideteksi. Berikut adalah beberapa
contoh indikasi partikel magnetik diproduksi menggunakan dry particle (partikel
kering).
2.2.2 MPI Wet Visible.
Partikel magnetik juga disertakan dalam suspensi basah seperti air atau
minyak (Magnetik Particle Inspection Wet Visible). Metode pengujian partikel
magnetik basah umumnya lebih sensitif daripada kering karena suspensi
menyediakan partikel dengan mobilitas lebih banyak dan memungkinkan partikel
yang lebih kecil untuk digunakan karena debu dan kepatuhan ke permukaan
kontaminasi dikurangi atau dihilangkan. Metode basah juga membuatnya mudah
untuk menerapkan partikel merata ke daerah yang relatif besar.
Metode magnetik partikel basah memiliki produk berbeda dari produk
serbuk kering dalam beberapa cara. Salah satu cara adalah bahwa baik partikel
terlihat dan neon yang tersedia. Kebanyakan nonfluorescent partikel oksida besi
feromagnetik, yang hitam atau cokelat warna. Fluorescent partikel yang dilapisi
dengan pigmen yang berpendar bila terkena sinar ultraviolet. Partikel yang
berpendar hijau-kuning, yang paling umum untuk mengambil keuntungan dari
puncak sensitivitas warna mata tetapi warna neon lainnya juga tersedia.
Partikel digunakan dengan metode basah lebih kecil dalam ukuran daripada
yang digunakan dalam metode kering karena alasan yang disebutkan di atas.
Partikel biasanya 10 mm (0,0004 inci) dan lebih kecil dan oksida besi sintetis
memiliki diameter partikel sekitar 0,1 mm (0,000004 inci). Ukuran sangat kecil
merupakan hasil dari proses yang digunakan untuk membentuk partikel dan tidak
terlalu diinginkan, karena partikel hampir terlalu halus untuk menyelesaikan
keluar dari suspensi. Namun, karena magnetisme sisa sedikit, partikel oksida yang
hadir sebagian besar dalam kelompok yang menyelesaikan keluar dari suspensi
jauh lebih cepat dibandingkan dengan partikel individu. Hal ini memungkinkan
untuk melihat dan mengukur konsentrasi partikel untuk tujuan pengendalian
proses. partikel basah juga merupakan campuran ramping panjang dan partikel
bulat.
Solusi pembawa dapat air atau berbasis minyak. pembawa air berbasis
bentuk indikasi lebih cepat, umumnya lebih murah, hadiah kecil atau tidak ada
bahaya kebakaran, tidak mengeluarkan asap petrokimia, dan lebih mudah untuk
membersihkan dari bagian tersebut. solusi berbasis air biasanya dirumuskan
dengan inhibitor korosi untuk menawarkan beberapa perlindungan korosi. Namun,
solusi carrier berbasis minyak menawarkan perlindungan embrittlement unggul
korosi dan hidrogen untuk bahan-bahan yang rentan terhadap serangan oleh
mekanisme ini.
2.2.3 MPI Wet Fluorescent
Indikasi diproduksi menggunakan partikel magnetik basah lebih
tajam dari indikasi partikel kering terbentuk di cacat serupa. Ketika partikel
fluorescent digunakan, visibilitas indikasi sangat ditingkatkan karena mata ditarik
ke "bersinar" daerah dalam pengaturan gelap. Berikut adalah beberapa contoh
indikasi fluorescent basah partikel magnetik.
BAB III
METODE PENGUJIAN

3.1 Intalasi Pengujian
Sebelum pengujian dengan menggunakan metode MPI ada beberapa hal
yang perlu di persiapkan yaitu menguji kekuatan yoke terlebih dahulu (power
Lifting of Yoke ) berdasarkan ASME section V Article 6 (T-773, 2), yaitu untuk
arus AC yoke harus mampu mengangkat beban seberat 4.5 kg (10 lb ) pada
maximum pole spacing-nya. Apabila yoke masih dapat mengangkat beban yang
disyaratkan maka yoke tersebut masih layak untuk di gunakan.
i.

Alat Praktikum:
a. Sikat Kawat berfungsi untuk membersihkan atau menghilangkan karat
pada benda uji sebelum dilakukan pengujian.

Gambar 3.1 sikat kawat
b. Majun berfungsi untuk mengelap benda uji yang telah diberi cleaner.

Gambar 3.2 Majun
c. Yoke berfungsi untuk membangkitkan medan magnet pada benda uji yang
akan di inspeksi.

Gambar 3.3 yoke
d. Black light berfungsi untuk melihat cacat hasil inspeksi yang telah
dilakukan menggunakan metode wet fluorescent.

Gambar 3.4 black light
e. Penggaris berfungsi untuk mengukur hasil cacat yang telah dilakukan
inspeksi dan mengukur benda uji.

Gambar 3.5 penggaris
Bahan –bahan Pratikum :

ii.

a. Benda uji

Gambar 3.6 benda uji
b. Cleaner berfungsi untuk untuk menghilangkan noda-noda yang berada di
benda uji agar proses magnetisasi mendapatkan hasil yang maksimal.

Gambar 3.7 cleaner
c. White kontras paint (WCP) berfungsi untuk memudahkan mendeteksi
adanya cacat. Karena warna dari WCP lebih kontras.

Gambar 3.8 White Contras Paint (WCP)
d. Wet Particle berfungsi untuk memudahkan mendeteksi adanya cacat,
digunakan pada metode wet visible ( serbuk magnet tipe basah).

Gambar 3.9 wet particle ( serbuk magnet tipe basah)
e. Wet particle for fluorescent berfungi untuk memudahkan mendeteksi
adanya cacat pada metode wet fluorescent.

Gambar 3.10 wet particle for fluorescent
f. Dry particle, berfungsi untuk memudahkan mendeteksi adanya cacat pada
metode dry visible (magnet tipe kering).

Gambar 3.11 Dry Visible (serbuk magnet tipe kering)
3.2

Prosedur Pengujian
1. Persiapan pengujian
Sebelum pengujian dengan menggunakan metode MPI ada beberapa
hal yang perlu dipersiapkan yaitu menguji kekuatan yoke terlebih
dahulu (Power Lifting of Yoke) bedasarkan ASME section V Article 6
(T-773, 2), yaitu untuk arus AC yoke harus mampu mengangkat beban
seberat 4,5 Kg (10 lb) pada maximum pole spacing-nya. Apabila yoke
masih dapat mengangkat beban yang disyaratkan, maka yoke tersebut
masih layak untuk digunakan.

2. Langkah Pengujian
3.2.1

Metode Wet Visible

1. Cleaning
Kondisi permukaan harus diperhatikan, permukaan harus kering
dan bersih dari segala macam kotoran yang kiranya dapat
mengganggu proses inspeksi seperti karat, oli/gemuk, debu dll.
2. Apply WCP-2
Setelah permukaan dipastikan bersih dan kering maka dilakukan
penyemprotan WCP 2 secara merata. Hal ini dilakukan untuk
memudahkan mendeteksi adanya cacat. Karena warna dari WCP 2
lebih kontras dari pada serbuk feromagnetik.
3. Apply AC/DC yoke
Nyalakan AC/DC yoke, lalu benda kerja mulai dimagnetisasi.
Magnetisasi benda uji dimaksudkan agar benda uji dapat menarik
serbuk ferromagnetik yang nantinya serbuk ferromagnetik tersebut
akan mendeteksi adanya cacat pada benda uji tersebut.
4. Aplikasi Serbuk Magnet
Aplikasi serbuk magnet disesuaikan dengan keadaan permukaan
pada benda uji. Serbuk yang digunakan type basah.
5. Inspection
Dimaksudkan untuk meneliti bentuk cacat yang terdapat pada
benda uji. Selain itu juga dari hasil pengevaluasian kita akan dapat
menentukan apakah benda uji harus diperbaiki atau tidak.
6. Demagnetisasi
Demagnetisasi dilakukan dengan maksud untuk menghilangkan
sisa sifat magnet yang terdapat pada benda uji agar benda uji
tersebut tidak akan dapat menarik serbuk-serbuk besi yang
nantinya akan menyulitkan proses pembersihan.
Demagnetisasi dapat dilakukan dengan menggunakan arus AC atau
DC. Jika menggunakan arus AC, benda uji dimasukkan ke dalam
koil yang dialiri arus AC kemudian diturunkan perlahan-lahan. Jika
menggunakan arus DC step down bolak-balik berulang.
7. Post Cleaning
Post cleaning dimaksudkan untuk membersihkan benda uji dari
sisa-sisa dari pemberian serbuk magnetik pada saat pengujian.

3.2.2

Metode Dry Visible

1. Cleaning
Kondisi permukaan harus diperhatikan, permukaan harus kering
dan bersih dari segala macam kotoran yang kiranya dapat
mengganggu proses inspeksi seperti karat, oli/gemuk, debu dll.
2. Apply AC/DC yoke
Nyalakan AC/DC yoke, lalu benda kerja mulai dimagnetisasi.
Magnetisasi benda uji dimaksudkan agar benda uji dapat menarik
serbuk ferromagnetik yang nantinya serbuk ferromagnetik tersebut
akan mendeteksi adanya cacat pada benda uji tersebut.
3. Aplikasi Serbuk Magnet
Aplikasi serbuk magnet disesuaikan dengan keadaan permukaan
pada benda uji. Serbuk yang digunakan type kering.
4. Inspection
Dimaksudkan untuk meneliti bentuk cacat yang terdapat pada
benda uji. Selain itu juga dari hasil pengevaluasian kita akan dapat
menentukan apakah benda uji harus diperbaiki atau tidak.
5. Demagnetisasi
Demagnetisasi dilakukan dengan maksud untuk menghilangkan
sisa sifat magnet yang terdapat pada benda uji agar benda uji
tersebut tidak akan dapat menarik serbuk-serbuk besi yang
nantinya akan menyulitkan proses pembersihan.
Demagnetisasi dapat dilakukan dengan menggunakan arus AC atau
DC. Jika menggunakan arus AC, benda uji dimasukkan ke dalam
koil yang dialiri arus AC kemudian diturunkan perlahan-lahan. Jika
menggunakan arus DC step down bolak-balik berulang.
6. Post Cleaning
Post cleaning dimaksudkan untuk membersihkan benda uji dari
sisa-sisa dari pemberian serbuk magnetik pada saat pengujian.

3.2.3

Metode Wet Fluorescent

1. Cleaning
Kondisi permukaan harus diperhatikan, permukaan harus kering
dan bersih dari segala macam kotoran yang kiranya dapat
mengganggu proses inspeksi seperti karat, oli/gemuk, debu dll.
2. Menyalakan Black Light
3. Setting Penerangan
Atur intensitas uv light (20 lux) dan black light (1000 lux)
4. Apply AC/DC yoke
Nyalakan AC/DC yoke, lalu benda kerja mulai dimagnetisasi.
Magnetisasi benda uji dimaksudkan agar benda uji dapat menarik
serbuk ferromagnetik yang nantinya serbuk ferromagnetik tersebut
akan mendeteksi adanya cacat pada benda uji tersebut.
5. Aplikasi Serbuk Magnet
Aplikasi serbuk magnet disesuaikan dengan keadaan permukaan
pada benda uji. Serbuk yang digunakan type basah.
6. Inspection
Dimaksudkan untuk meneliti bentuk cacat yang terdapat pada
benda uji. Selain itu juga dari hasil pengevaluasian kita akan dapat
menentukan apakah benda uji harus diperbaiki atau tidak.
7. Demagnetisasi
Demagnetisasi dilakukan dengan maksud untuk menghilangkan
sisa sifat magnet yang terdapat pada benda uji agar benda uji
tersebut tidak akan dapat menarik serbuk-serbuk besi yang
nantinya akan menyulitkan proses pembersihan.
Demagnetisasi dapat dilakukan dengan menggunakan arus AC atau
DC. Jika menggunakan arus AC, benda uji dimasukkan ke dalam
koil yang dialiri arus AC kemudian diturunkan perlahan-lahan. Jika
menggunakan arus DC step down bolak-balik berulang.
8. Post Cleaning
Post cleaning dimaksudkan untuk membersihkan benda uji dari
sisa-sisa dari pemberian serbuk magnetik pada saat pengujian.
4.2 Analisa Jenis Cacat
Cacat merupakan suatu keretakan yang nampak pada benda kerja. Cacat
tersebut dapat terlihat setelah dilakukan pengujian tanpa merusak benda tersebut
dengan tiga metode, yaitu dry visible, wet visible, dan wet flourecnt. Dari ketiga
metode tersebut, wet flourecnt adalah metode yang paling baik dari metode
lainnya karena cacat dapat terlihat jelas dengan bantuan sinar black light dan juga
dapat memperjelas bentuk retakan atau cacat yang ada pada benda yang diujikan.
Adapun panjang dari cacat yang telah dilakukan pada pratikum dari tiaptiap metode adalah sebagai berikut:
a. Metode wet visible
Diperoleh panjang retakan sepanjang :
 15 mm dengan jarak dari titik acuan sepanjang 5 mm
 17 mm dengan jarak dari titik acuan sepanjang 90 mm
 10 mm dengan jarak dari titik acuan sepanjang 190 mm
b. Metode dry visible
Diperoleh panjang retakan sepanjang :
 13 mm dengan jarak dari titik acuan sepanjang 25 mm
 12 mm dengan jarak dari titik acuan sepanjang 82 mm
 14 mm dengan jarak dari titik acuan sepanjang 161 mm
c. Metode wet flourecnt
Diperoleh panjang retakan sepanjang
 4 mm dengan jarak dari titik acuan sepanjang 32 mm
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktek Magnetic Particle Inspection (MPI) yang telah dilakukan
dapat disimpulkan dari beberapa metode diantaranya :
a. Metode Wet Visible
b. Metode Dry Visible
c. Metode Wet Fluorescent
Dari masing – masing metode telah didapat tiga cacat atau retakan, hanya pada
metode wet fluoresent hanya didapat satu cacat atau retakan, karena insepeksi wet
fluorescent dilakuakn pada siang hari. Mungkin karena faktor cahaya yang
mempengaruhi inspeksinya maka didapat hanya satu retakan.

5.2 Saran
Pada saat praktikum sebaiknya pergunaan yoke ke benda kerja lebih lama
agar benda kerja mendapatkan magnetisasi yang maksimal.
Agar mendapatkan cacat yang maksimal sebaiknya waktu praktek di
lakukan pada malam hari karena Faktor cahaya dalam metode MPI sangat
mempengaruhi hasil dari pengujian benda kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Asisten.2013. Modul Praktikum Non Destructive Testing (NDT).Cilegon :
Fakultas
Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
www.google.com/magneticparticleinspection
www.google.com/Dunia Mekanikal/magneticparticleinspection
www.google.com/my binder/magneticparticleinspection
www.google.com/wendisukma/magneticparticleinspection

More Related Content

What's hot

Macam macam alat ukur dalam mesin bubut
Macam   macam alat ukur dalam mesin bubutMacam   macam alat ukur dalam mesin bubut
Macam macam alat ukur dalam mesin bubutAgam Real
 
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingElemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingDewi Izza
 
Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)Mukhamad Suwardo
 
Laboratorium pengujian tak merusak
Laboratorium pengujian tak merusakLaboratorium pengujian tak merusak
Laboratorium pengujian tak merusakHamzah Arfah
 
Agung Fathony - Alat Ukur (Dial Indikator)
Agung Fathony - Alat Ukur (Dial Indikator)Agung Fathony - Alat Ukur (Dial Indikator)
Agung Fathony - Alat Ukur (Dial Indikator)gunksho
 
Ppt.analisis kegagalan logam
Ppt.analisis kegagalan logamPpt.analisis kegagalan logam
Ppt.analisis kegagalan logamLailatul Arofah
 
04 momen inersia
04   momen inersia04   momen inersia
04 momen inersiatekpal14
 
Pengelasan makalah.docx
Pengelasan makalah.docxPengelasan makalah.docx
Pengelasan makalah.docxJemyBala
 
Mekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahanMekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahanichsan_madya
 
Mesin Konvensional
Mesin KonvensionalMesin Konvensional
Mesin KonvensionalElis Wahyuni
 
Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesinEko Purwanto
 

What's hot (20)

Macam macam alat ukur dalam mesin bubut
Macam   macam alat ukur dalam mesin bubutMacam   macam alat ukur dalam mesin bubut
Macam macam alat ukur dalam mesin bubut
 
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingElemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
 
Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)
 
Laboratorium pengujian tak merusak
Laboratorium pengujian tak merusakLaboratorium pengujian tak merusak
Laboratorium pengujian tak merusak
 
Uji kekerasan
Uji kekerasanUji kekerasan
Uji kekerasan
 
Laporan akhir cover
Laporan akhir coverLaporan akhir cover
Laporan akhir cover
 
Agung Fathony - Alat Ukur (Dial Indikator)
Agung Fathony - Alat Ukur (Dial Indikator)Agung Fathony - Alat Ukur (Dial Indikator)
Agung Fathony - Alat Ukur (Dial Indikator)
 
Laporan Praktikum Kerja Bangku
Laporan Praktikum Kerja BangkuLaporan Praktikum Kerja Bangku
Laporan Praktikum Kerja Bangku
 
laporan praktikum motor bakar
laporan praktikum motor bakarlaporan praktikum motor bakar
laporan praktikum motor bakar
 
[8] momen kopel
[8] momen kopel[8] momen kopel
[8] momen kopel
 
Sentrifugal
SentrifugalSentrifugal
Sentrifugal
 
Ppt.analisis kegagalan logam
Ppt.analisis kegagalan logamPpt.analisis kegagalan logam
Ppt.analisis kegagalan logam
 
04 momen inersia
04   momen inersia04   momen inersia
04 momen inersia
 
Rumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurusRumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurus
 
Pengelasan makalah.docx
Pengelasan makalah.docxPengelasan makalah.docx
Pengelasan makalah.docx
 
Mekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahanMekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahan
 
Mesin Konvensional
Mesin KonvensionalMesin Konvensional
Mesin Konvensional
 
Laporan Uji Bahan
Laporan Uji BahanLaporan Uji Bahan
Laporan Uji Bahan
 
Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesin
 
Material teknik dan proses
Material teknik dan prosesMaterial teknik dan proses
Material teknik dan proses
 

Viewers also liked

Non destructive test (ndt)
Non destructive test (ndt)Non destructive test (ndt)
Non destructive test (ndt)Dwi Andriyanto
 
Industri media rekam dari plastik ( cakram optik )
Industri media rekam dari plastik ( cakram optik )Industri media rekam dari plastik ( cakram optik )
Industri media rekam dari plastik ( cakram optik )Kamal Ghazali II
 
Pemanfaatn minyak lantung sebagai bahan bakar alternatif mesin diesel
Pemanfaatn minyak lantung sebagai bahan bakar alternatif mesin dieselPemanfaatn minyak lantung sebagai bahan bakar alternatif mesin diesel
Pemanfaatn minyak lantung sebagai bahan bakar alternatif mesin dieselKamal Ghazali II
 
Analisa umur kelelahan (fatigue life) scantling
Analisa umur kelelahan (fatigue life) scantlingAnalisa umur kelelahan (fatigue life) scantling
Analisa umur kelelahan (fatigue life) scantlingNurul Lailyah
 
Discovery of Human Electromagnetic System
Discovery of Human Electromagnetic SystemDiscovery of Human Electromagnetic System
Discovery of Human Electromagnetic Systemshamsul azhar
 
Makalah fisika magnet
Makalah fisika magnetMakalah fisika magnet
Makalah fisika magnetAnnis Kenny
 
Pengelasan Bawah Air ( Underwater Welding )
Pengelasan Bawah Air ( Underwater Welding )Pengelasan Bawah Air ( Underwater Welding )
Pengelasan Bawah Air ( Underwater Welding )Adhitya Wisnu Perdana
 
Ndt report sample and answer cswip 3.2
Ndt report sample and answer cswip 3.2Ndt report sample and answer cswip 3.2
Ndt report sample and answer cswip 3.2Onny Hendra
 
What is cast iron, its process, properties and applications
What is cast iron, its process, properties and applicationsWhat is cast iron, its process, properties and applications
What is cast iron, its process, properties and applicationsSearchnscore
 
9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balikSimon Patabang
 
FAL Financial Services Incorporated
FAL Financial Services IncorporatedFAL Financial Services Incorporated
FAL Financial Services IncorporatedKaren Haasbroek
 
La ética y la moral
La ética y la moralLa ética y la moral
La ética y la moralokeliuladech
 
תמונות מתוך ההרצאות
תמונות מתוך ההרצאותתמונות מתוך ההרצאות
תמונות מתוך ההרצאותgalit_gilboa
 

Viewers also liked (20)

Non destructive test (ndt)
Non destructive test (ndt)Non destructive test (ndt)
Non destructive test (ndt)
 
NDT
NDTNDT
NDT
 
Industri media rekam dari plastik ( cakram optik )
Industri media rekam dari plastik ( cakram optik )Industri media rekam dari plastik ( cakram optik )
Industri media rekam dari plastik ( cakram optik )
 
Laporan ndt
Laporan ndtLaporan ndt
Laporan ndt
 
Pemanfaatn minyak lantung sebagai bahan bakar alternatif mesin diesel
Pemanfaatn minyak lantung sebagai bahan bakar alternatif mesin dieselPemanfaatn minyak lantung sebagai bahan bakar alternatif mesin diesel
Pemanfaatn minyak lantung sebagai bahan bakar alternatif mesin diesel
 
Analisa umur kelelahan (fatigue life) scantling
Analisa umur kelelahan (fatigue life) scantlingAnalisa umur kelelahan (fatigue life) scantling
Analisa umur kelelahan (fatigue life) scantling
 
Radiographic testing2
Radiographic testing2Radiographic testing2
Radiographic testing2
 
Discovery of Human Electromagnetic System
Discovery of Human Electromagnetic SystemDiscovery of Human Electromagnetic System
Discovery of Human Electromagnetic System
 
Makalah fisika magnet
Makalah fisika magnetMakalah fisika magnet
Makalah fisika magnet
 
Pengelasan Bawah Air ( Underwater Welding )
Pengelasan Bawah Air ( Underwater Welding )Pengelasan Bawah Air ( Underwater Welding )
Pengelasan Bawah Air ( Underwater Welding )
 
ULTRASONIC TESTING REPORT
ULTRASONIC TESTING REPORTULTRASONIC TESTING REPORT
ULTRASONIC TESTING REPORT
 
Ndt report sample and answer cswip 3.2
Ndt report sample and answer cswip 3.2Ndt report sample and answer cswip 3.2
Ndt report sample and answer cswip 3.2
 
material science
material sciencematerial science
material science
 
What is cast iron, its process, properties and applications
What is cast iron, its process, properties and applicationsWhat is cast iron, its process, properties and applications
What is cast iron, its process, properties and applications
 
9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik
 
FAL Financial Services Incorporated
FAL Financial Services IncorporatedFAL Financial Services Incorporated
FAL Financial Services Incorporated
 
nwxua.odt
nwxua.odtnwxua.odt
nwxua.odt
 
La ética y la moral
La ética y la moralLa ética y la moral
La ética y la moral
 
ProX 500 (FR)
ProX 500 (FR)ProX 500 (FR)
ProX 500 (FR)
 
תמונות מתוך ההרצאות
תמונות מתוך ההרצאותתמונות מתוך ההרצאות
תמונות מתוך ההרצאות
 

Similar to Laporan NDT, magnetic particle inspection (mpi)

Makalah pengolahan mineral magnetic separation
Makalah pengolahan mineral magnetic separationMakalah pengolahan mineral magnetic separation
Makalah pengolahan mineral magnetic separationActur Saktianto
 
Analisa Distribusi Medan Magnet pada Sensor Dasar Magnetic Inductance Tomogr...
Analisa Distribusi Medan Magnet pada Sensor Dasar Magnetic  Inductance Tomogr...Analisa Distribusi Medan Magnet pada Sensor Dasar Magnetic  Inductance Tomogr...
Analisa Distribusi Medan Magnet pada Sensor Dasar Magnetic Inductance Tomogr...Universitas Gadjah Mada
 
Modul 1 pembelajaran 1-kemagnetan dan induksi elektromagnetik
Modul 1 pembelajaran 1-kemagnetan dan induksi elektromagnetikModul 1 pembelajaran 1-kemagnetan dan induksi elektromagnetik
Modul 1 pembelajaran 1-kemagnetan dan induksi elektromagnetikSMPK Stella Maris
 
Laporan pengujian bahan
Laporan pengujian bahanLaporan pengujian bahan
Laporan pengujian bahanTri Lestari
 
Pemetaan sk kd ipa kelas 9 smt 2
Pemetaan sk kd ipa kelas 9 smt 2Pemetaan sk kd ipa kelas 9 smt 2
Pemetaan sk kd ipa kelas 9 smt 2Kahar Muzakkir
 
Uji metalorgrafi
Uji metalorgrafiUji metalorgrafi
Uji metalorgrafiandikaarmy
 
Rpp ipa kls 9 sm 2 thn 2013
Rpp ipa kls 9 sm 2 thn 2013Rpp ipa kls 9 sm 2 thn 2013
Rpp ipa kls 9 sm 2 thn 2013home
 
Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...
Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...
Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...Adolvin Mahadiputra
 
AAS Atomic Absorption Spectroscopy .pdf
AAS Atomic Absorption Spectroscopy .pdfAAS Atomic Absorption Spectroscopy .pdf
AAS Atomic Absorption Spectroscopy .pdfSinta Lestari
 
3. aplikasi-bahan-magnet
3. aplikasi-bahan-magnet3. aplikasi-bahan-magnet
3. aplikasi-bahan-magnetSuci Winarsih
 
PPT BAB 6 KEMAGNETAN.pptx
PPT BAB 6 KEMAGNETAN.pptxPPT BAB 6 KEMAGNETAN.pptx
PPT BAB 6 KEMAGNETAN.pptxpalupi10
 
BAHAN AJAR 1 SALMAH PPL 2.pptx
BAHAN AJAR 1 SALMAH PPL 2.pptxBAHAN AJAR 1 SALMAH PPL 2.pptx
BAHAN AJAR 1 SALMAH PPL 2.pptxsalmazahra76
 
BAHAN AJAR 1 SALMAH PPL 2.pptx
BAHAN AJAR 1 SALMAH PPL 2.pptxBAHAN AJAR 1 SALMAH PPL 2.pptx
BAHAN AJAR 1 SALMAH PPL 2.pptxsalmazahra76
 
modul pengujian material metode ut
modul pengujian material metode utmodul pengujian material metode ut
modul pengujian material metode utdinabihaqqi
 

Similar to Laporan NDT, magnetic particle inspection (mpi) (20)

Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Pengujian las
Pengujian lasPengujian las
Pengujian las
 
Makalah pengolahan mineral magnetic separation
Makalah pengolahan mineral magnetic separationMakalah pengolahan mineral magnetic separation
Makalah pengolahan mineral magnetic separation
 
Analisa Distribusi Medan Magnet pada Sensor Dasar Magnetic Inductance Tomogr...
Analisa Distribusi Medan Magnet pada Sensor Dasar Magnetic  Inductance Tomogr...Analisa Distribusi Medan Magnet pada Sensor Dasar Magnetic  Inductance Tomogr...
Analisa Distribusi Medan Magnet pada Sensor Dasar Magnetic Inductance Tomogr...
 
Modul 1 pembelajaran 1-kemagnetan dan induksi elektromagnetik
Modul 1 pembelajaran 1-kemagnetan dan induksi elektromagnetikModul 1 pembelajaran 1-kemagnetan dan induksi elektromagnetik
Modul 1 pembelajaran 1-kemagnetan dan induksi elektromagnetik
 
Laporan pengujian bahan
Laporan pengujian bahanLaporan pengujian bahan
Laporan pengujian bahan
 
Pemetaan sk kd ipa kelas 9 smt 2
Pemetaan sk kd ipa kelas 9 smt 2Pemetaan sk kd ipa kelas 9 smt 2
Pemetaan sk kd ipa kelas 9 smt 2
 
Uji metalorgrafi
Uji metalorgrafiUji metalorgrafi
Uji metalorgrafi
 
Mikroscop screening
Mikroscop screeningMikroscop screening
Mikroscop screening
 
Rpp ipa kls 9 sm 2 thn 2013
Rpp ipa kls 9 sm 2 thn 2013Rpp ipa kls 9 sm 2 thn 2013
Rpp ipa kls 9 sm 2 thn 2013
 
Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...
Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...
Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...
 
AAS Atomic Absorption Spectroscopy .pdf
AAS Atomic Absorption Spectroscopy .pdfAAS Atomic Absorption Spectroscopy .pdf
AAS Atomic Absorption Spectroscopy .pdf
 
3. aplikasi-bahan-magnet
3. aplikasi-bahan-magnet3. aplikasi-bahan-magnet
3. aplikasi-bahan-magnet
 
PPT BAB 6 KEMAGNETAN.pptx
PPT BAB 6 KEMAGNETAN.pptxPPT BAB 6 KEMAGNETAN.pptx
PPT BAB 6 KEMAGNETAN.pptx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Metalografi.pptx
Metalografi.pptxMetalografi.pptx
Metalografi.pptx
 
Modul1_NDT
Modul1_NDTModul1_NDT
Modul1_NDT
 
BAHAN AJAR 1 SALMAH PPL 2.pptx
BAHAN AJAR 1 SALMAH PPL 2.pptxBAHAN AJAR 1 SALMAH PPL 2.pptx
BAHAN AJAR 1 SALMAH PPL 2.pptx
 
BAHAN AJAR 1 SALMAH PPL 2.pptx
BAHAN AJAR 1 SALMAH PPL 2.pptxBAHAN AJAR 1 SALMAH PPL 2.pptx
BAHAN AJAR 1 SALMAH PPL 2.pptx
 
modul pengujian material metode ut
modul pengujian material metode utmodul pengujian material metode ut
modul pengujian material metode ut
 

Laporan NDT, magnetic particle inspection (mpi)

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM NON DESTRUCTIVE TESTING MAGNETIC PARTICLE INSPECTION (MPI) Disusun Oleh : Nama : PANJI SUDARMAWAN NIM : 333 111 0168 Kelompok :E Tgl. Praktikum : 17 MEI 2013 Asisten : Hamzah Arfah LABORATORIUM NON DESTRUCTIVE TESTING JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON – BANTEN 2013
  • 2. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pratikum ....................................................................... 1 1.2 Tujuan Praktikum .................................................................................. 2 1.3 Batasan Masalah .................................................................................... 2 1.4 Sistematika Penulisan ........................................................................... 2 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum MPI .................................................................................. 4 2.2 Klasifikasi Metode MPI ...................................................................... 10 2.2.1 MPI Dry Visible 2.2.2 MPI Wet Visible 2.2.3 MPI Wet Fluorescent BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Instalasi Pengujian .............................................................................. 14 3.2 Prosedur Pengujian ............................................................................ 15 3.2.1 Prosedur Pengujian MPI Dry Visible 3.2.2 Prosedur Pengujian MPI Wet Visible 3.2.3 Prosedur Pengujian MPI Wet Fluorescent BAB IV ANALISA HASIL PENGUJIAN 4.1 Sketsa Hasil Pengujian ........................................................................ 19 4.2 Analisa Jenis Cacat................................................... ..........................20
  • 3. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan................ ........................................................................21 5.2 Saran...................................................................................................21 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Sket Benda Kerja
  • 4. KATA PENGANTAR Puji dan syukur mari kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. karena dengan rahmat serta hidayahNYA, saya dapat menyelesaikan laporan pratikum Non Destructive Testing (NDT) dengan metode Magnetic Particle Inspection(MPI). Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membimbing dan membantu, terutama kepada asistan laboratorium Non Destructive Testing (NDT) yang telah memberikan saran, bimbingan, dan bantuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Saya berharap laporan ini dapat berguna bagi semua pihak. Saya sangat berharap dalam laporan ini adanya kritik serta saran guna memperbaiki laporan dimasa yang akan datang. Cilegon, Mei 2013 Penulis
  • 5. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktikum Sekarang ini kebutuhan akan logam yang berkualitas pada Industri-industri permesinan sangat di butuhkan untuk pembuatan alat-alat penunjang yang di butuhkan oleh manusia. Hampir dari semua hal ciptaan manusia di dominasi oleh logam, mulai dari mobil, sepeda, sepeda motor, jembatan dan lain sebagainya. Tentu saja logam yang di gunakan bukanlah satu jenis logam saja melainkan dari banyak jenis logam. Selain pemilihan jenis logam yang di gunakan, produsen-produsen pengguna logam juga harus memikirkan bagaimana kualitas dari logam tersebut, apakah logam itu akan mampu menahan beban yang akan diberikan. Oleh karena itu sebuah logam pasti melalui proses Quality Control (QC) atau uji kelayakan sebelum di pasarkan. Dalam pengujian sebuah logam kita harus memahami metode-motode yang di gunakan, salah satunya dengan cara Non destructive test ( pengujian tak merusak ) yang didalamnya terdapat metode Magnetic particle inspection. Pengujian ini akan mengetahui cacat atau tidaknya sebuah logam. Logam akan di uji dengan menggunakan tiga metode dari metode Magnetic particle yaitu metode Dry particle, Wet particle, dan Wet Fluorescent. Dengan menggunakan metode ini, cacat permukaan (surface) dan bawah permukaan (subsurface) suatu komponen dari bahan ferromagnetic dapat diketahui. Prinsipnya adalah dengan memagnetisasi bahan yang akan diuji. Adanya cacat yang tegak lurus arah medan magnet akan menyebabkan kebocoran medan magnet. Kebocoran medan magnet ini mengindikasikan adanya cacat pada material. Cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran medan magnet adalah dengan menaburkan partikel magnetic dipermukaan. Partikelpartikel tersebut akan berkumpul pada daerah kebocoran medan magnet. Kelemahan metode ini hanya bisa diterapkan untuk material ferromagnetik. Selain itu, medan magnet yang dibangkitkan harus tegak lurus atau memotong daerah retak serta diperlukan demagnetisasi di akhir inspeksi.
  • 6. 1.2 Tujuan Praktikum Untuk mendeteksi cacat pada suatu benda kerja dengan menggunakan metode Magnetic Particle Inspection (MPI). 1.3 Batasan Masalah Seperti kita ketahui bersama untuk mengetahui cacat tidaknya sebuah benda kerja kita harus melakukan pengujian terhadap benda kerja tersebut. Banyak metode yang bisa di gunakan dalam pengujian sebuah benda kerja, salah satunya dengan metode Magnetic particle inspection. Pada laporan ini akan dibahas mengenai metode Magnetic Particle Inspection (MPI). Dimana pada metode MPI terdapat tiga metode pengujian, diantaranya : a. Metode Wet Visible b. Metode Dry Visible c. Metode Wet Fluorescent 1.4 Sistematika Penulisan Untuk penulisan laporan Praktikum Magnetic Particle Inspection (MPI) ini penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang penulisan, waktu dan tempat dilaksanakan Praktikum Magnetic Particle Inspection, tujuan praktikum, ruang lingkup atau batasan permasalahan dalam penulisan laporan Praktikum, metodde pengumpulan data dalam menyusun laporan praktikum dan sistematika penulisan laporan praktikum. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini membahas tentang pengertian umum, prinsip kerja dari magnetic particle inspection (MPI), jenis-jenis magnet, magnetisasi, dan demagnetisasi.
  • 7. BAB III METODE PENGUJIAN Pada bab ini membahas tentang instalasi pengujian, alat dan bahan yang digunakan, prosedur pengujian MPI dry visible, prosedur pengujian MPI wet visible, dan prosedur pengujian MPI wet fluorescent. BAB IV ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai sketsa hasil pengujian dan hasil analisa jenis cacat setelah praktikum berlangsung. BAB V PENUTUP Pada bagian ini adalah bab terakhir yang berisikan kesimpulan dan saran yang diangkat penulis selama melakukan Praktikum Magnetic Particle Inspection(MPI) di Laboratorium Non Destructive Testing (NDT).
  • 8. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pengujian terhadap sebuah benda kerja dengan menggunakan metode MPI adalah dengan meggunakan prinsip dasar magnet. Sebuah medan magnet selalu menunjukan gejala yang sama yaitu arah medan magnet selalu bergerak dari kutub utara menuju kutub selatan ( diluar magnet ). Dengan prinsip dasar inilah kita bisa gunakan untuk menguji logam yang bersifat ferromagnet. Magnet merupakan suatu logam yang dapat menarik besi, dan selalu memiliiki dua kutub yaitu kutub selatan dan kutub utara. Dimana arah medan magnet disetiap titik bersumber dari kutub utara menuju ke selatan dan mengarah dari kutub selatan ke kutub utara didalam magnet. Prinsip kerja dari Magnetic Particle Inspection ( MPI ) adalah dengan memagnetisasi benda yang di inspeksi yaidu dengan cara mengalirkan arus listrik dalam bahan yangg di inspeksi. Ketika terdapat cacat peda benda uji maka arah medan magnet akan berbelok sehingga terjadi kebocoran dalam flux magnetic. Bocoran flux magnetic akan menarik butir-butir ferromagnetic di permukaan sehingga lokasi cacat dapat di tunjukan. Gambar.2.1 Arah medan magnet terpotong oleh retakan
  • 9.  Jenis-jenis magnet Magnet mendapat nama dari suatu tempat di Yunani yang bernama Magnesia. Mineral yang ditambang di kawasan ini dinamakan Magnetite. Oleh karena itu, nama itu diturunkan menjadi ‘magnet’. Orang Yunani menyebutnya Magnetic, atau Magnetos. Orang Inggris menyebutnya Lodestone karena sifatnya yang selalu menujuk ke arah Utara dan oleh karena itu dapat dipakai sebagai pedoman arah. Orang Prancis menyebutnya Ament atau Batu yang Bercinta, sementara orangIndia menyebutnya Chumbak, batu yang berciuman. Orang Tionghoa juga mengartikan Chu She. Nama-nama ini menunjukan pada sifat gaya tarik-menarik dari batu ini. Batu magnet yang ditemukan dalam bahan tambang adalah Feri Oksida (FeO). Dari bahan ini, disiapkan magnet buatan. Magnet buatan ini disiapkan dengan tiga macam metode.  Magnet alam digosok pada bahan magnet, sebagai hasilnya-bahan itu bersifat magnet namun dengan daya yang lemah.  Dalam metode membuat magnet dengan menggunakan listrik, kawat yang terbungkus isolasi digulungkan mengelilingi sebuah bahan magnet dan arus listrik dialirkan melewati kumparan ini. untuk periode waktu yang berbeda guna memperoleh kekuatan berbeda. Proses ini menghasilkan magnet yang lebih kuat.  Ilmuwan merancang mesin yang disebut Magnetiser. yang mengubah bahan magnet menjadi magnet tanpa menggunakan kawat. Mesin ini umum digunakan dewasa ini untuk membuat magnet buatan dan magnet untuk menyembuhkan. A. Magnet permanen Merupakan bahan-bahan logam tertentu yang jika di magnetisasi maka bahan logam tersebut akan mampu mempertahankan sifat magnetnya dalam jangka waktu yang lama ( permanen)
  • 10. Secara umum magnet permanent terbagi atas 4 jenis, yaitu: 1. Ceramic or Ferrite Jenis magnet ini dapat ditemukan dimana saja khususnya dalam bentuk aksesoris rumah tangga, seperti magnet aksesoris kulkas, mainan anak-anak, white board, jam dinding,dan lain-lain. Magnet ini kekuatannya relatif kecil dan kemampuan terapinya sangat lemah dan tidak dianjurkan untuk digunakan dalam terapi magnet. Harganya murah dan warnanya hitam. magnet ini adalah magnet paling rendah tingkatannya. 2. Alnico Jenis magnet ini dapat ditemukan di dalam alat-alat motor (kipas angin, speaker, mesin motor), juga sering dijumpai dalam perkakas rumah tangga, mainan anak-anak,dan lain-lain. Magnet ini juga sering dijumpai dalam lab sekolahan bahkan juga dapat ditemukan pada sepatu kuda yang berfungsi untuk meningkatkan daya lari kuda. Magnet ini kekuatannya relatif sedang dan kemampuan terapinya sangat lemah dan tidak dianjurkan untuk digunakan dalam terapi magnet. Harganya murah, magnet ini adalah magnet yang masih termasuk kategori berenergi rendah. 3. Samarium Cobalt (SmCo) Jenis magnet ini dapat ditemukan di dalam alat-alat elektronik seperti VCD, DVD, VCR Player, Handphone, dan banyak lagi. Magnet ini kekuatannya relatif kuat dan kemampuan terapinya biasa saja, jarang digunakan dalam terapi magnet pada umumnya. Harganya cukup mahal. magnet ini adalah magnet yang termasuk kategori berenergi sedang. 4. Neodymium Iron Boron (NdFeB or NIB) Jenis magnet ini dikenal juga dengan sebutan “King Of Magnet” yaitu raja dari segala magnet permanent yang kita sebut tadi baik dari segi kekuatan magnet, daya terapi, harga, dan manfaat dalam membantu memulihkan kesehatan tubuh
  • 11. manusia. Magnet ini sangat terkenal diberbagai bidang kesehatan baik secara fisiotherapy dan pengobatan alternatif, juga digunakan oleh rumah sakit-rumah sakit (seperti MRI), dan terapi magnet dalam pakar fisiotherapy. Magnet ini sangat dianjurkan untuk kebutuhan terapi karena memiliki energi yang sangat kuat. B. Elektromagnet Merupakan magnet yang terbuat dari bahan ferromagnetik yang jika diberikn arus listrik maka bahan tersebut akanmenjadi magnet, tetapi jika pemberian arus listrik di hentikan, maka sifat magnet pada bahan tersebut akan hilang Elektromagnet adalah prinsip pembangkitan magnet dengan menggunakan arus listrik. Aplikasi praktisnya kita temukan pada motor listrik, speaker, relay dsb. Sebatang kawat yang diberikan listrik DC arahnya meninggalkan kita (tanda silang), maka disekeliling kawat timbul garis gaya magnet melingkar, lihat gambar 1.2 Sedangkan gambar visual garis gaya magnet didapatkan dari serbuk besi yang ditaburkan disekeliling kawat beraliran listrik, seperti gambar di bawah ini. Gambar.2.2 Sifat elektromagnetik Sebatang kawat pada posisi vertikal diberikan arus listrik DC searah panah, maka arus menuju keatas arah pandang (tanda titik). Garis gaya magnet yang membentuk selubung berlapis lapis terbentuk sepanjang kawat. Garis gaya magnet ini tidak tampak oleh mata kita, cara melihatnya dengan serbuk halus besi
  • 12. atau kompas yang didekatkan dengan kawat penghantar tsb. Kompas menunjukkan bahwa arah garis gaya sekitar kawat melingkar. Arah medan magnet disekitar penghantar sesuai arah putaran sekrup (James Clerk Maxwell, 18311879). arah arus kedepan (meninggalkan kita) maka arah medan magnet searah putaran sekrup kekanan. Sedangkan bila arah arus kebelakang (menuju kita) maka arah medan magnet adalah kekiri. Gambar.2.3 Garis magnet membentuk selubung seputar kawat berarus. Gambar. 2.4 Prinsip putaran sekrup Aturan sekrup mirip dengan hukum tangan kanan yang menggenggam, dimana arah ibu jari menyatakan arah arus listrik mengalir pada kawat. Maka keempat arah jari menyatakan arah dari garis gaya elektromagnet yang ditimbulkan. Arah aliran arus listrik DC pada kawat penghantar menentukan arah garis gaya elektromagnet. Arah arus listrik DC menuju kita (tanda titik pada penampang kawat), arah garis gaya elektromagnet melingkar berlawanan arah jarum jam. Ketika arah arus listrik DC meninggalkan kita (tanda silang penampang kawat),
  • 13. garis gaya elektromagnet yang ditimbulkan melingkar searah dengan jarum jam (sesuai dengan model mengencangkan sekrup). Makin besar intensitas arus yang mengalir semakin kuat medan elektro-magnet yang mengelilingi sepanjang kawat tersebut. Magnetic Testing (MT) / Magnetic Particle Inspection (MPI) digunakan untuk mendeteksi cacat / diskontinuitas las-lasan yang berada di permukaan (suface) dan di bawah permukaan (sub-surface) dengan kedalaman plus minus 2 mm. Cara kerjanya dengan menggunakan alat yang disebut Yoke yang didalamnya berisi kumparan / coil yang apabila dialiri arus listrik akan menghasilkan medan magnet yang fungsinya nanti menarik keluar magnetic flux pada benda uji. Dimana flux line yang berada pada cacat benda uji akan berpendar (stray) dan menjadi magnetic attractive poles North dan South. Sehingga menimbulkan medan magnet dan keberadaan cacat pun bisa terbaca dari sini. Dalam beberapa kasus, MPI dapat meninggalkan sisa bidang yang kemudian mengganggu perbaikan pengelasan. Ini dapat dihilangkan dengan perlahan menyeka permukaan dengan AC yoke energi. MPI sering digunakan untuk mencari keretakan pada sambungan las dan di daerah-daerah yang diidentifikasi sebagai rentan terhadap lingkungan retak (misalnya korosi retak tegang atau hidrogen induced cracking), kelelahan retak atau creep retak. Basah neon MPI menemukan digunakan secara luas dalam mencari kerusakan lingkungan di bagian dalam kapal.  Aplikasi inspeksi partikel magnetik. Metode inspeksi partikel magnetik banyak digunakan untuk pemeriksaan tahap akhir dari suatu komponen di industri. Biasanya digunakan sebagai proses kontrol kualitas, pemeliharaan dan perbaikan di pabrik industri transportasi, pemeliharaan mesin, dan pemeriksaan komponen besar Meskipun proses inspeksi partikel magnetik digunakan untuk mendeteksi diskontinuitas dan ketidaksempurnaan pada material/ komponen sedini
  • 14. mungkin dalam urutan operasi atau pemeriksaan akhir yang diperlukan untuk memastikan bahwa diskontinuitas suatu material/ komponen dapat ditolak. Hal ini untuk menghindari kerugian dalam penggunaan atau fungsi dari bagian yang belum dikembangkan selama pemrosesan. Selama menerima inspeksi, bagian-bagian setengah jadi dan bahan baku diperiksa untuk mendeteksi adanya cacat awal pada material. Inspeksi partikel magnetik secara luas digunakan pada komponen rod dan bar stock, forging blanks, dan rough casting.  Magnetisasi Magnetisasi adalah proses yang di lakukan untuk membangkitkan medan magnet pada benda yang akan di inspeksi. Ada beberapa matode dalam magnetisasi suatu benda kerja yaitu : 1. Magnetisasi Longitudinal Dihasilkan dari arus listrik yang dialirkan dalam koil . 2. Magnetisasi Yoke Magnetisasi dengan menggunakan yoke. Dengan cara ujung kaki yoke ditempelkan pada material yang akan dimagnetisasi. 3. Magnetisasi sirkular Magnetik sirkular terdiri dari : a. Magnetik tak langsung, arus listrik di alirkan ke konduktor sentral. Medan magnet mengenai bahan dan benda yang dilingkupinya. b. Magnetisasi langsung, arus listrik di alirkan pada bahan yang akan dimagnetisasi. c. Prod, magnetisasi dengan cara material ferromagnetic dililiti dengan logam tembaga kemudian dialiri arus listrik.  Demagnetisasi Demagnetisasi adalah penghilangan magnet sisa pada benda uji setelah dilakukan pengujian. Tujuan dilakukan demagnetisasi adalah agar setelah
  • 15. pengujian benda yang di uji tidak mengganggu atau mempengaruhi proses berikutnya. Demagnetisasi dapat dilakukan menggunakan arus AC atau DC. Pada metode Magnetic Particle Inspection (MPI) terdapat tiga metode pengujian : 1. Metode Wet Visible 2. Metode Dry Visible 3. Metode Wet Fluorescent Ketiga metode tersebut pada prinsipnya sama, namun sebuk magnet yang di gunkan pada setiap pengujian yang berbeda. 2.2 Klasifikasi Metode MPI 2.2.1 MPI Dry Visible Magnetik Particle Inspection Dry Visible atau Partikel magnetik kering biasanya dapat dibeli dalam banyak warna yaitu merah, hitam, abu-abu, kuning dan banyak lagi sehingga tingkat tinggi kontras antara partikel dan bagian yang sedang diperiksa dapat dicapai. Ukuran partikel magnetik juga sangat penting. Produk Partikel magnetik kering diproduksi untuk menyertakan berbagai ukuran partikel. Partikel halus adalah sekitar 50 mm (0,002 inci) dalam ukuran, dan sekitar tiga kali lebih kecil dengan diameter lebih dari 20 kali lebih ringan dari partikel kasar (150 mm atau 0.006 inci). Ini membuat mereka lebih sensitif terhadap bidang kebocoran dari diskontinuitas yang sangat kecil. Namun, pengujian partikel kering tidak bisa dibuat secara eksklusif dari partikel-partikel halus. Partikel kasar yang diperlukan untuk menjembatani diskontinuitas besar dan untuk mengurangi sifat berdebu bubuk itu. Selain itu, partikel kecil mudah melekat ke permukaan kontaminasi, seperti sisa-sisa kotoran atau uap air, dan terjebak dalam fitur kekasaran permukaan. Ini juga harus diakui bahwa partikel halus akan lebih mudah terpesona oleh angin, karena itu, kondisi berangin dapat mengurangi sensitivitas inspeksi. Selain itu, reklamasi partikel-partikel kering tidak dianjurkan karena partikel kecil cenderung ditangkap kembali dan "pernah digunakan" campuran akan menghasilkan inspeksi yang kurang sensitif.
  • 16. Salah satu keuntungan dari inspeksi partikel magnetik ini adalah memiliki beberapa metode evaluasi yaitu indikasi cacat umumnya menyerupai cacat sebenarnya. Ini tidak terjadi dengan metode NDT seperti inspeksi saat ultrasonik dan eddy, di mana sebuah sinyal elektronik harus ditafsirkan. Ketika pemeriksaan partikel magnetik digunakan, retak pada permukaan bagian muncul sebagai garis tajam yang mengikuti jalan retak. Cacat yang ada di bawah permukaan bagian yang kurang didefinisikan dan lebih sulit untuk dideteksi. Berikut adalah beberapa contoh indikasi partikel magnetik diproduksi menggunakan dry particle (partikel kering). 2.2.2 MPI Wet Visible. Partikel magnetik juga disertakan dalam suspensi basah seperti air atau minyak (Magnetik Particle Inspection Wet Visible). Metode pengujian partikel magnetik basah umumnya lebih sensitif daripada kering karena suspensi menyediakan partikel dengan mobilitas lebih banyak dan memungkinkan partikel yang lebih kecil untuk digunakan karena debu dan kepatuhan ke permukaan kontaminasi dikurangi atau dihilangkan. Metode basah juga membuatnya mudah untuk menerapkan partikel merata ke daerah yang relatif besar. Metode magnetik partikel basah memiliki produk berbeda dari produk serbuk kering dalam beberapa cara. Salah satu cara adalah bahwa baik partikel terlihat dan neon yang tersedia. Kebanyakan nonfluorescent partikel oksida besi feromagnetik, yang hitam atau cokelat warna. Fluorescent partikel yang dilapisi dengan pigmen yang berpendar bila terkena sinar ultraviolet. Partikel yang berpendar hijau-kuning, yang paling umum untuk mengambil keuntungan dari puncak sensitivitas warna mata tetapi warna neon lainnya juga tersedia. Partikel digunakan dengan metode basah lebih kecil dalam ukuran daripada yang digunakan dalam metode kering karena alasan yang disebutkan di atas. Partikel biasanya 10 mm (0,0004 inci) dan lebih kecil dan oksida besi sintetis memiliki diameter partikel sekitar 0,1 mm (0,000004 inci). Ukuran sangat kecil merupakan hasil dari proses yang digunakan untuk membentuk partikel dan tidak terlalu diinginkan, karena partikel hampir terlalu halus untuk menyelesaikan
  • 17. keluar dari suspensi. Namun, karena magnetisme sisa sedikit, partikel oksida yang hadir sebagian besar dalam kelompok yang menyelesaikan keluar dari suspensi jauh lebih cepat dibandingkan dengan partikel individu. Hal ini memungkinkan untuk melihat dan mengukur konsentrasi partikel untuk tujuan pengendalian proses. partikel basah juga merupakan campuran ramping panjang dan partikel bulat. Solusi pembawa dapat air atau berbasis minyak. pembawa air berbasis bentuk indikasi lebih cepat, umumnya lebih murah, hadiah kecil atau tidak ada bahaya kebakaran, tidak mengeluarkan asap petrokimia, dan lebih mudah untuk membersihkan dari bagian tersebut. solusi berbasis air biasanya dirumuskan dengan inhibitor korosi untuk menawarkan beberapa perlindungan korosi. Namun, solusi carrier berbasis minyak menawarkan perlindungan embrittlement unggul korosi dan hidrogen untuk bahan-bahan yang rentan terhadap serangan oleh mekanisme ini. 2.2.3 MPI Wet Fluorescent Indikasi diproduksi menggunakan partikel magnetik basah lebih tajam dari indikasi partikel kering terbentuk di cacat serupa. Ketika partikel fluorescent digunakan, visibilitas indikasi sangat ditingkatkan karena mata ditarik ke "bersinar" daerah dalam pengaturan gelap. Berikut adalah beberapa contoh indikasi fluorescent basah partikel magnetik.
  • 18. BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Intalasi Pengujian Sebelum pengujian dengan menggunakan metode MPI ada beberapa hal yang perlu di persiapkan yaitu menguji kekuatan yoke terlebih dahulu (power Lifting of Yoke ) berdasarkan ASME section V Article 6 (T-773, 2), yaitu untuk arus AC yoke harus mampu mengangkat beban seberat 4.5 kg (10 lb ) pada maximum pole spacing-nya. Apabila yoke masih dapat mengangkat beban yang disyaratkan maka yoke tersebut masih layak untuk di gunakan. i. Alat Praktikum: a. Sikat Kawat berfungsi untuk membersihkan atau menghilangkan karat pada benda uji sebelum dilakukan pengujian. Gambar 3.1 sikat kawat b. Majun berfungsi untuk mengelap benda uji yang telah diberi cleaner. Gambar 3.2 Majun
  • 19. c. Yoke berfungsi untuk membangkitkan medan magnet pada benda uji yang akan di inspeksi. Gambar 3.3 yoke d. Black light berfungsi untuk melihat cacat hasil inspeksi yang telah dilakukan menggunakan metode wet fluorescent. Gambar 3.4 black light e. Penggaris berfungsi untuk mengukur hasil cacat yang telah dilakukan inspeksi dan mengukur benda uji. Gambar 3.5 penggaris
  • 20. Bahan –bahan Pratikum : ii. a. Benda uji Gambar 3.6 benda uji b. Cleaner berfungsi untuk untuk menghilangkan noda-noda yang berada di benda uji agar proses magnetisasi mendapatkan hasil yang maksimal. Gambar 3.7 cleaner c. White kontras paint (WCP) berfungsi untuk memudahkan mendeteksi adanya cacat. Karena warna dari WCP lebih kontras. Gambar 3.8 White Contras Paint (WCP)
  • 21. d. Wet Particle berfungsi untuk memudahkan mendeteksi adanya cacat, digunakan pada metode wet visible ( serbuk magnet tipe basah). Gambar 3.9 wet particle ( serbuk magnet tipe basah) e. Wet particle for fluorescent berfungi untuk memudahkan mendeteksi adanya cacat pada metode wet fluorescent. Gambar 3.10 wet particle for fluorescent f. Dry particle, berfungsi untuk memudahkan mendeteksi adanya cacat pada metode dry visible (magnet tipe kering). Gambar 3.11 Dry Visible (serbuk magnet tipe kering)
  • 22. 3.2 Prosedur Pengujian 1. Persiapan pengujian Sebelum pengujian dengan menggunakan metode MPI ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan yaitu menguji kekuatan yoke terlebih dahulu (Power Lifting of Yoke) bedasarkan ASME section V Article 6 (T-773, 2), yaitu untuk arus AC yoke harus mampu mengangkat beban seberat 4,5 Kg (10 lb) pada maximum pole spacing-nya. Apabila yoke masih dapat mengangkat beban yang disyaratkan, maka yoke tersebut masih layak untuk digunakan. 2. Langkah Pengujian 3.2.1 Metode Wet Visible 1. Cleaning Kondisi permukaan harus diperhatikan, permukaan harus kering dan bersih dari segala macam kotoran yang kiranya dapat mengganggu proses inspeksi seperti karat, oli/gemuk, debu dll. 2. Apply WCP-2 Setelah permukaan dipastikan bersih dan kering maka dilakukan penyemprotan WCP 2 secara merata. Hal ini dilakukan untuk memudahkan mendeteksi adanya cacat. Karena warna dari WCP 2 lebih kontras dari pada serbuk feromagnetik. 3. Apply AC/DC yoke Nyalakan AC/DC yoke, lalu benda kerja mulai dimagnetisasi. Magnetisasi benda uji dimaksudkan agar benda uji dapat menarik serbuk ferromagnetik yang nantinya serbuk ferromagnetik tersebut akan mendeteksi adanya cacat pada benda uji tersebut. 4. Aplikasi Serbuk Magnet Aplikasi serbuk magnet disesuaikan dengan keadaan permukaan pada benda uji. Serbuk yang digunakan type basah. 5. Inspection
  • 23. Dimaksudkan untuk meneliti bentuk cacat yang terdapat pada benda uji. Selain itu juga dari hasil pengevaluasian kita akan dapat menentukan apakah benda uji harus diperbaiki atau tidak. 6. Demagnetisasi Demagnetisasi dilakukan dengan maksud untuk menghilangkan sisa sifat magnet yang terdapat pada benda uji agar benda uji tersebut tidak akan dapat menarik serbuk-serbuk besi yang nantinya akan menyulitkan proses pembersihan. Demagnetisasi dapat dilakukan dengan menggunakan arus AC atau DC. Jika menggunakan arus AC, benda uji dimasukkan ke dalam koil yang dialiri arus AC kemudian diturunkan perlahan-lahan. Jika menggunakan arus DC step down bolak-balik berulang. 7. Post Cleaning Post cleaning dimaksudkan untuk membersihkan benda uji dari sisa-sisa dari pemberian serbuk magnetik pada saat pengujian. 3.2.2 Metode Dry Visible 1. Cleaning Kondisi permukaan harus diperhatikan, permukaan harus kering dan bersih dari segala macam kotoran yang kiranya dapat mengganggu proses inspeksi seperti karat, oli/gemuk, debu dll. 2. Apply AC/DC yoke Nyalakan AC/DC yoke, lalu benda kerja mulai dimagnetisasi. Magnetisasi benda uji dimaksudkan agar benda uji dapat menarik serbuk ferromagnetik yang nantinya serbuk ferromagnetik tersebut akan mendeteksi adanya cacat pada benda uji tersebut. 3. Aplikasi Serbuk Magnet Aplikasi serbuk magnet disesuaikan dengan keadaan permukaan pada benda uji. Serbuk yang digunakan type kering. 4. Inspection
  • 24. Dimaksudkan untuk meneliti bentuk cacat yang terdapat pada benda uji. Selain itu juga dari hasil pengevaluasian kita akan dapat menentukan apakah benda uji harus diperbaiki atau tidak. 5. Demagnetisasi Demagnetisasi dilakukan dengan maksud untuk menghilangkan sisa sifat magnet yang terdapat pada benda uji agar benda uji tersebut tidak akan dapat menarik serbuk-serbuk besi yang nantinya akan menyulitkan proses pembersihan. Demagnetisasi dapat dilakukan dengan menggunakan arus AC atau DC. Jika menggunakan arus AC, benda uji dimasukkan ke dalam koil yang dialiri arus AC kemudian diturunkan perlahan-lahan. Jika menggunakan arus DC step down bolak-balik berulang. 6. Post Cleaning Post cleaning dimaksudkan untuk membersihkan benda uji dari sisa-sisa dari pemberian serbuk magnetik pada saat pengujian. 3.2.3 Metode Wet Fluorescent 1. Cleaning Kondisi permukaan harus diperhatikan, permukaan harus kering dan bersih dari segala macam kotoran yang kiranya dapat mengganggu proses inspeksi seperti karat, oli/gemuk, debu dll. 2. Menyalakan Black Light 3. Setting Penerangan Atur intensitas uv light (20 lux) dan black light (1000 lux) 4. Apply AC/DC yoke Nyalakan AC/DC yoke, lalu benda kerja mulai dimagnetisasi. Magnetisasi benda uji dimaksudkan agar benda uji dapat menarik serbuk ferromagnetik yang nantinya serbuk ferromagnetik tersebut akan mendeteksi adanya cacat pada benda uji tersebut. 5. Aplikasi Serbuk Magnet Aplikasi serbuk magnet disesuaikan dengan keadaan permukaan pada benda uji. Serbuk yang digunakan type basah.
  • 25. 6. Inspection Dimaksudkan untuk meneliti bentuk cacat yang terdapat pada benda uji. Selain itu juga dari hasil pengevaluasian kita akan dapat menentukan apakah benda uji harus diperbaiki atau tidak. 7. Demagnetisasi Demagnetisasi dilakukan dengan maksud untuk menghilangkan sisa sifat magnet yang terdapat pada benda uji agar benda uji tersebut tidak akan dapat menarik serbuk-serbuk besi yang nantinya akan menyulitkan proses pembersihan. Demagnetisasi dapat dilakukan dengan menggunakan arus AC atau DC. Jika menggunakan arus AC, benda uji dimasukkan ke dalam koil yang dialiri arus AC kemudian diturunkan perlahan-lahan. Jika menggunakan arus DC step down bolak-balik berulang. 8. Post Cleaning Post cleaning dimaksudkan untuk membersihkan benda uji dari sisa-sisa dari pemberian serbuk magnetik pada saat pengujian. 4.2 Analisa Jenis Cacat Cacat merupakan suatu keretakan yang nampak pada benda kerja. Cacat tersebut dapat terlihat setelah dilakukan pengujian tanpa merusak benda tersebut dengan tiga metode, yaitu dry visible, wet visible, dan wet flourecnt. Dari ketiga metode tersebut, wet flourecnt adalah metode yang paling baik dari metode lainnya karena cacat dapat terlihat jelas dengan bantuan sinar black light dan juga dapat memperjelas bentuk retakan atau cacat yang ada pada benda yang diujikan. Adapun panjang dari cacat yang telah dilakukan pada pratikum dari tiaptiap metode adalah sebagai berikut: a. Metode wet visible Diperoleh panjang retakan sepanjang :  15 mm dengan jarak dari titik acuan sepanjang 5 mm  17 mm dengan jarak dari titik acuan sepanjang 90 mm
  • 26.  10 mm dengan jarak dari titik acuan sepanjang 190 mm b. Metode dry visible Diperoleh panjang retakan sepanjang :  13 mm dengan jarak dari titik acuan sepanjang 25 mm  12 mm dengan jarak dari titik acuan sepanjang 82 mm  14 mm dengan jarak dari titik acuan sepanjang 161 mm c. Metode wet flourecnt Diperoleh panjang retakan sepanjang  4 mm dengan jarak dari titik acuan sepanjang 32 mm
  • 27.
  • 28.
  • 29. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari praktek Magnetic Particle Inspection (MPI) yang telah dilakukan dapat disimpulkan dari beberapa metode diantaranya : a. Metode Wet Visible b. Metode Dry Visible c. Metode Wet Fluorescent Dari masing – masing metode telah didapat tiga cacat atau retakan, hanya pada metode wet fluoresent hanya didapat satu cacat atau retakan, karena insepeksi wet fluorescent dilakuakn pada siang hari. Mungkin karena faktor cahaya yang mempengaruhi inspeksinya maka didapat hanya satu retakan. 5.2 Saran Pada saat praktikum sebaiknya pergunaan yoke ke benda kerja lebih lama agar benda kerja mendapatkan magnetisasi yang maksimal. Agar mendapatkan cacat yang maksimal sebaiknya waktu praktek di lakukan pada malam hari karena Faktor cahaya dalam metode MPI sangat mempengaruhi hasil dari pengujian benda kerja.
  • 30. DAFTAR PUSTAKA Asisten.2013. Modul Praktikum Non Destructive Testing (NDT).Cilegon : Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa www.google.com/magneticparticleinspection www.google.com/Dunia Mekanikal/magneticparticleinspection www.google.com/my binder/magneticparticleinspection www.google.com/wendisukma/magneticparticleinspection