3. Dari mperkenalan tentang pembicaraan. Khalayak dapat menilai pembicara dari informasi yang di terimnya. Di hadapan khalayak yang tidak mengetahui pembicara, orang yang memperkenalkan pembicara, dan bagaimana ia memperkenalkan sangat menentukan kredibilitas khalayak.
4. Dari apa yang di ucapkan, “ al – lisan mizan al insan “ Kata Ali bin Abi Thalib. Lisan adalah kriteria manusia. Lebig jauh bahasa menujukan bangsa. Juka seseorang mengungkapkan hal – hal yang kotor, tidak berarti atau rendah, maka seperti itu juga kualifikasi seseorang.
5.
6.
7. Orang mudah berempati dan merasakan perasaan orang lain yang di pandang sama dengan mereka.
19. “Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.”
20.
21. “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”
24. “Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.”
26. “maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut".
27. qaul layyin adalah perkataan yang mengandung anjuran, ajakan, hendaklah menggunakan kata-kata yang lemah lembut, suara yang enak didengar, sikap yang bersahabat dan perilaku yang menyenangkan dalam menyerukan agama Allah.
29. “Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta.”
30. Asal makna kata zūr adalah menyimpang/melenceng (mā`il). Perkataan zūr dimaknai kizb (dusta), karena menyimpang/melenceng dari yang semestinya atau yang dituju. Qaul zūr juga ditafsirkan mengharamkan yang halal atau sebaliknya; serta saksi palsu Hadis Nabi tentang prinsip-prinsip etika komunikasi :<br />qulil haqqa walaukanan murran (katakanlah apa yang benar walaupun pahit rasanya) (hadis). Sabda nabi bisa ditafsirkan bahwa dalam berkomunikasi hendaklah bersikap jujur, benar, dan terbuka, walaupun dalam penyampian kebenaran itu penuh risiko. <br />falyakul khairan au liyasmut (katakanlah bila benar, kalau tidak bisa diamlah). Maksudnya adalah pembicaraan kita itu hendaklah yang baik dan benar sehingga bermanfaat bagi yang lain. Kalau tidak bermanfaat, diam adalah alternatif yang terbaik. <br />laa takul qabla tafakur (janganlah berbicara sebelum perpikir terlebih dahulu). Artinya, apabila kita ingin berkomunikasi dengan orang lain, tidak asal bicara, harus berhati-hati dan memiliki manfaat bagi orang lain. <br />Nabi menganjurkan berbicara yang baik-baik saja, sebgaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Dunya, ”Sebutkanlah apa-apa yang baik mengenai sahabatmu yang tidak hadir dalam pertemuan, terutama hal-hal yang kaum sukai terhadap sahabatmu itu sebagaimana sahabatmu menyampaikan kebaikan dirimu pada saat kamu tidak hadis.” Dalam konteks ini, Nabi mengingatkan kepada kita untuk tidak membicarakan aib orang lain di saat dia tidak ada dihadapan kita. <br />Nabi saw berpesan, ”Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang.....yaitu mereka yanng menjungkirbalikkan (fakta) dengan lidahnya seperti seekor sapi yang mengunyah-ngunyah rumput dengan lidahnya. Pesan Nabi saw tersebut bermakna luas bahwa dalam berkomunikasi hendaklah sesuai deengan fakta yang kita lihat, kita dengar, kita alami. Jangan sekali-kali bericara memutarbalikkan fakta, yang benar dikatakan salah dan yang salah dikatkan benar. Bila ini terjadi, kita telah melakukan kebohongan besar, dan pantas disebut sangat tidak bermoral. Selain tidak etis dalam berkomunikasi, juga telah berbuat dosa besar. <br />KESIMPULAN<br />Faktor – faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikator terdiri dari kredibilitas, atraksi dan kekuasaan.<br />Komunikator baru efektif bila ia menyesuaikan pesannya dengan krangka rujukan dan medan pengalaman komunikannya.<br />Komunikator yang memiliki Expertise , Trushtworthiness dan memiliki pengetahuan yang tinggi , akan sangat efektif untuk mempengaruhi komunikannya.<br />Penelitian membuktikan bahwa orang cendrung mengikuti pendapat atau keyakinan orang yang memiliki good manner yang di anggapnya jujur dan memiliki keahlian.<br />Qaulan Baalighan terjadi bila komunikator menyesuaikan Pembicaraanya dengan sifat – sifat komunikan.<br />Komunikator yang sukses hendaklah mengatakan atau menyampaikan yang hak dalah hak dan yang batil adalah batil sekalipun perkataan itu menyakitkan ( kulillhaqqo walaukana murron ).<br />DAFTAR PUSTAKA<br />Psikologi Komunikator . Prof. Dr. Hj. Nina W. Syam, Dra. M. S, 2009<br />Kapita Selekta Komunikasi , Drs. Ujang Saefulloh , M. SI,Simbiosa Rekatam Media , 2007<br />Http : // Blogs.unpad.ac.id/nadiasabrina/?p = 25<br />Metode PEnelitian Komunikasi, Dr. O. Hasbiansyah , M.SI, 2009<br />http://id.wikipedia.org/wiki/Kekuasaan<br />Al- Quran terjemahan Indonesia , Sari Agung , 1999<br />file:///F:/filsafat-komunikasi-dan-Al-Quran.htm<br />Psikologi komunikasi Rosda Kanga 1998<br />Gerungan 1997 Psikologi Sosial Bandung Esco<br />PSIKOLOGI KOMUNIKATOR<br />Dalam perspektif islam<br />Disampaikan Untuk Memenuhi Tugas Ujian<br />Ahkir Semester Mata Kuliah Psikologi Komunikasi <br />Pengajar : Prof. Dr. Hj. Nina W. Syam, Dra. M.S<br />Oleh :<br /> Ai Enung Siti Rahmah<br /> Andi Rasyid Djalil<br /> Andi Nurul Huda<br /> <br />4600575181610PROGRAM PASCA SARJANA ILMU KOMUNIKASI<br />UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG<br />2009 <br />