SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 8
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Modul 2.1.                           Ilmu Alamiah Dasar                  Penggunaan Bahasa



Penggunaan bahasa

Tujuan pembelajaran:

"Penggunaan bahasa" fokus pada bagaimana sebuah pengertian dari fungsi-fungsi bahasa itu
penting dalam logika. Bahasa adalah sebuah alat yang kompleks, dan sebagai mahasiswa yang
sedang mempelajari logika, Anda harus memastikan bahwa Anda tidak disesatkan oleh kata-
kata atau bentuk-bentuk diskursif.

Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa seharusnya dapat untuk:

   1.   Memahami tiga fungsi dasar bahasa: informasi, ekspresikan, dan mengarahkan.
   2.   Mengenali bahwa bahasa dapat menjadi lebih dari satu fungsi.
   3.   Membedakan antara bentuk tata bahasa dan fungsi logis.
   4.   Memahami bagaimana bahasa emotif dapat menghambat argumen yang logis.
   5.   Membuat perbedaan antara ketidaksetujuan dalam keyakinan dan ketidaksetujuan dalam
        sikap.


A. Bahasa

Bahasa merupakan kapasitas khusus manusia untuk memperoleh dan menggunakan sistem
yang kompleks dalam berkomunikasi. Kita adalah makhluk sosial yang menggunakan alat. Alat
yang paling hebat yang bisa digunakan untuk membuat alat yang lain lagi adalah bahasa, baik
yang terucapkan maupun tertulis. Sebagai sebuah alat, bahasa dapat digunakan dengan sedikit
atau tanpa ketrampilan yang akan menghasilkan karya yang biasa atau bahkan sampah. Dengan
mengasah ketrampilan menggunakan bahasa, kita bisa membuat karya yang lebih baik.

Bahasa dapat dicirikan sebagai serangkaian bunyi, lambang dimana rangkaian bunyi ini
membentuk suatu arti tertentu. Rangkaian bunyi ini yang dikenal sebagai kata melambangkan
suatu obyek tertentu. Bahasa mengalami perkembangan oleh karena disebabkan pengalaman
dan pemikiran manusia yang juga berkembang. Dengan bahasa manusia dapat berpikir secara
teratur namun juga dapat mengkomunikasikan apa yang sedang ia pikirkan kepada orang lain.
Tanpa bahasa maka mustahil bisa berpikir secara teratur.

Sebagai contoh, “Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga
membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti.” Apakah
Anda memahami kalimat ini secara keseluruhan? Apakah Anda paham dengan arti kata
“fonem” dan “sintaks”? Jika Anda memahaminya, maka Anda akan dengan mudah mengerti
keseluruhan maksud dari kalimat ini sebab Anda bisa melakukan proses abstraksi. Tapi jika

                                                                                         1
Modul 2.1.                           Ilmu Alamiah Dasar                    Penggunaan Bahasa


tidak, Anda akan kebingungan. Untuk itu perlu ada upaya untuk memahami melalui pencarian
arti kata yang bisa diperoleh lewat sebuah kamus.

Contoh lain, ketika membaca ada mendengar kata “Kucing”, maka orang yang mengerti arti dari
kata itu akan mempunyai gambaran di pikirannya (kognitif) tentang kucing. Namun untuk kata
yang tidak dipahami, maka kata tersebut tidak mempunyai makna atau masih membingungkan.



   Apakah Anda tahu arti ini?       Bagaimana dengan ini?                Kalau ini?




                                 кошка Krulpat
Yang paling kiri adalah tulisan Cina yang berarti kucing. Demikian juga yang di tengah, jika
mengerti bahasa Rusia, maka artinya juga adalah kucing. Namun jika Anda tidak paham, Anda
akan membacanya dengan “kowka” yang tentu saja tidak mempunyai makna apa-apa. Sama
halnya dengan yang paling kanan, kata “Krulpat” merupakan sebuah kata yang tidak
mempunyai makna sama sekali, sehingga ketika kita membacanya maka tak ada gambaran yang
ada di pikiran kita. Kemampuan manusia memahami simbol ini merupakan dasar manusia dapat
berbahasa.

Bahasa memungkinkan agar kita bisa melanjutkan nilai-nilai kepada generasi berikutnya.
Berbahasa dengan jelas adalah makna yang terkandung dalam kata-kata harus diungkapkan
secara tersurat untuk mencegah pemberian makna yang lain. Berbahasa dengan jelas artinya
juga mengungkapkan pendapat atau pikiran secara jelas.



B. Denotasi dan Konotasi

Kata-kata dan bahasa adalah hal yang menakjubkan, unik, merupakan atribut manusia dan
sebuah penemuan yang luar biasa. Kata-kata tidak hanya menciptakan makna, namun juga
menciptakan perasaan. Artinya dapat langsung dan literal, beberapa orang menyebutnya
denotasi sebuah kata. Di sisi lain, sebuah kata bisa punya makna yang 'dalam' dan
'tersembunyi', yaitu, kita dapat mengatakan bahwa sebuah kata secara harfiah berarti satu hal
tapi entah bagaimana menunjukkan hal lain dan ini disebut konotasi sebuah kata.

                                                                                           2
Modul 2.1.                             Ilmu Alamiah Dasar                   Penggunaan Bahasa


Denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas untuk menyampaikan
sesuatu yang bersifat faktual.

Konotasi dapat diartikan sebagai makna tidak sebenarnya pada kata atau kelompok kata. Oleh
karena itu, makna konotasi sering disebut juga dengan istilah makna kias.

Perhatikan contoh berikut ini.

       (a) Heru menjadi kambing hitam dalam kasus tersebut.

       (b) Heru membeli kambing hitam kemarin sore.


Ini merupakan proses interpretasi dan selalu bergantung pada konteks, sekaligus membantu
kita menuju interpretasi tertentu dari sebuah kata. Konteks berarti hubungan kata untuk hal-hal
lain dan juga situasi sosial penggunaannya.

Akan menjadi sebuah masalah jika sebuah kata-kata yang seharusnya dimaknai secara konotasi
namun si penerima pesan atau pembacanya memaknainya secara denotasi. Misalnya, seorang
raja mengatakan kepada putranya yang telah dewasa agar mengambil hati seorang putri
kerajaan tetangga. Seharusnya kata “mengambil hati” harus dimaknai secara konotasi, namun
sang pangeran memaknainya secara denotasi. Akibatnya, sang pangeran benar-benar
mengeluarkan hati sang putri dan mengambilnya untuk diberikan kepada ayahnya.

Kapan kita memaknainya secara denotasi atau konotasi adalah tergantung dari proses kognitif
yang ada. Pernyataan berikut ini merupakan contoh yang menarik:

       “Lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum dari pada seorang kaya masuk
       ke dalam Kerajaan Allah.”

Dalam pernyataan itu ada beberapa kumpulan kata yang bisa dimaknai secara denotasi namun
bisa juga secara konotasi. Pertama adalah kata “seekor unta”, di mana orang akan
memaknainya secara denotasi (sebagai binatang unta). Tapi akan menjadi aneh ketika seekor
untuk bisa masuk melalui lubang jarum. Apakah “lubang jarum” ini dimaknai secara denotasi,
atau harus secara konotasi? Contoh ini bisa menjadi sebuah pembelajaran yang penting sebab
pemaknaan juga tergantung dari pengetahuan dan pengalaman. Bagi orang yang mengetahui
persis tentang di mana kalimat ini diucapkan serta di masa apa, akan mengetahui bahwa
“lubang jarum” adalah nama sebuah pintu kecil di sebelah pintu gerbang sebuah benteng . Lalu,
apa hubungannya dengan “seorang kaya” dan “Kerajaan Allah”? Sama halnya dengan unta,
maka “seorang kaya” juga bisa dimaknai secara denotasi. Namun, bagaimana dengan “Kerajaan
Allah”? Di sini memang harus dimaknai secara konotasi bahwa “Kerajaan Allah” adalah kota
Yerusalem. Sekali lagi, ini tergantung dari pengetahuan sebab bahasa memerlukan tafsir.

                                                                                             3
Modul 2.1.                            Ilmu Alamiah Dasar                   Penggunaan Bahasa


Secara keseluruhan, jika memahami bagaimana proses orang kaya masuk ke kota Yerusalem di
masa kata-kata itu diucapkan, memang orang kaya yang naik unta akan memasukkan untanya
lebih dahulu lewat pintu “lubang jarum”, baru kemudian dia masuk belakangan. Namun kalimat
itu juga bisa mempunyai pengertian konotasi, bahwa karena kita beranggapan sangat sulit
sekali seekor unta melewati lubang jarum yang sangat kecil, maka orang kaya dianggap tidak
punya harapan masuk surga.

Bahasa memiliki dua kualitas kunci yang memungkinkan hal itu menciptakan dan membentuk
makna. Memiliki isi - yaitu, mengandung makna; dan memiliki bentuk - yaitu, membuat bentuk
dan suara. Bentuk dan isi adalah dua aspek bahasa dan seseorang harus menggunakan
keduanya untuk membantu membuat dan bentuk makna.

Aspek formal bahasa - penglihatan dan suara - sangat penting dalam puisi, tidak seperti bentuk
lain dari menulis, pengguna diijinkan membagi untuk memisahkan kalimat dan dengan
memainkan suara dan bentuk, sehingga membantu penambahan penciptaan makna. Dalam
bahasa yang juga penting adalah struktur bahasa, ini mengenai bagaimana cara maknanya
terungkap, misalnya, apakah dengan cara yang menarik, memaksa atau persuasif.

Bahasa merupakan hal yang penting dalam pembentukan penalaran ilmiah. Melalui penalaran
ilmiah, kita mempelajari bagaimana caranya menyusun uraian yang tepat dan sesuai dengan
pembuktian-pembuktian secara benar dan jelas.

Bagi kelompok tertentu, agar komunikasi di antara mereka lebih efisien dan efektif, mereka
menciptakan bahasa tersendiri. Mereka menciptakan dan menyepakati penggunaan kata-kata,
baik kata yang diambil dari kata-kata yang telah ada atau dengan sengaja membuat kata-kata
yang sama sekali baru.

C. Hubungan Bahasa dan Logika

Logika merupakan basis dari prosedur dalam kegiatan keilmuan. Di dalamnya, penggunaan
bahasa dengan segala kaidahnya menjadi penentu, sehingga penggunaan bahasa mestilah
menjadi titik tolak dalam memahami dan membangun ilmu.

Penting untuk dicatat bahwa hasil yang diperoleh dari mempergunakan suatu logika akan
tergantung dari baik-buruknya penggunaan bahasa. Sebagai alat logika, penggunaan bahasa
harus memperhatikan perbedaan antara bahasa sebagai alat logika dan bahasa sebagai alat
kesusasteraan. Sebagai contoh dari pernyataan “Lukisan itu tidak jelek”, maka yang hal ini
dimaksudkan bahwa lukisan itu belum dapat dikatakan indah, namun tidak berani untuk
mengatakan bahwa lukisan itu jelek. Logika hanya dapat memperhitungkan penilaian-penilaian
yang isinya dirumuskan secara seksama, tanpa suatu nilai perasaan.


                                                                                            4
Modul 2.1.                            Ilmu Alamiah Dasar                    Penggunaan Bahasa


Berkaitan dengan penggunaannya, seseorang harus memiliki “pengertian”. Pengertian adalah
gambaran dari sesuatu yang ada dalam pikiran yang dapat dilihat oleh akal kita. Pengertian juga
disebut juga sebagai “konsep terhadap sesuatu”.

Lebih lanjut, perlu untuk pahami tentang “term”. Term adalah ungkapan pengertian dalam
bentuk kata atau beberapa kata. Misalnya, istilah “psikologi” yang terbentuk dari dua suku kata
yaitu “psyche” dan “logos”. Ide atau konsep yang terkandung dalam sertiap kata memerlukan
sebuah pengertian. Istilah “psikologi” itu adalah term.

Contoh lain, bila orang menyebut “manusia”, telah tergambar dalam akal budi tentang apa yang
ditunjukkan dengan kata”manusia” itu. Gambaran inilah yang disebut sebagai pengertian,
sedangkan kata “manusia” yang merupakan ekspresi dari dari pengertian itu disebut dengan
term.

Term sebagai ungkapan dari pengertian, apabila terdiri dari satu kata atau satu istilah maka
term dikatakan sebagai term sederhana, seperti mobil, pohon, kursi, dan lainnya. Jika terdiri
dari beberapa kata maka term itu dinamakan term komposit atau term kompleks, contoh:
reaktor atom, tas punggung, lampu jalan, dan sebagainya. Term komposit ini walaupun masing-
masing bagian mempunyai pengertian sendiri-sendiri, tetapi jika digabungkan hanya menjadi
satu pengertian.



D. Fungsi bahasa

Pola formal dari penalaran yang benar dapat semua disampaikan melalui bahasa umum, tapi
kemudian juga bisa untuk banyak hal lainnya. Pada kenyataannya, kita menggunakan bahasa
dengan berbagai cara, sebagian tidak berkaitan dengan upaya untuk memberikan alasan
tentang apa yang kita percayai. Hal ini membantu untuk mengidentifikasi bahwa setidaknya ada
tiga fungsi dari penggunaan bahasa:

   1. Fungsi informasi, artinya bahasa berfungsi untuk menyampaikan informasi. Ketika saya
      memberi tahu pada seorang anak, “Tanggal 17 Agustus adalah hari kemerdekaan
      Republik Indonesia,” atau menulis kepada Anda bahwa “Logika adalah ilmu tentang
      berpikir secara tepat”, atau menulis sebuah catatan, “Handoko – 08899902123”, saya
      menggunakan bahasa untuk tujuan informasi. Bentuk penggunaan ini mengandaikan
      bahwa isi dari apa yang dikomunikasikan adalah benar, sehingga ini akan menjadi fokus
      utama kita dalam belajar logika.
   2. Fungsi ekspresif, artinya bahasa berfungsi untuk menyalurkan atau mengungkapkan
      perasaan, sikap. Bahasa digunakan untuk melampiaskan perasaan, atau mungkin untuk
      membangkitkan perasaan beberapa dari orang lain. Ketika saya mengatakan, "Kamis
      sore yang suram," atau berteriak "Aduh!" Saya menggunakan bahasa ekspresif.
      Meskipun penggunaan tersebut tidak menyampaikan informasi apapun, mereka

                                                                                             5
Modul 2.1.                             Ilmu Alamiah Dasar                     Penggunaan Bahasa


      melayani fungsi penting dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana hal yang kita anggap
      sebagai benar.
   3. Fungsi direktif, bertujuan untuk menyebabkan atau mencegah beberapa tindakan yang
      terang-terangan oleh seseorang. Ketika saya mengatakan "Tutup pintu," atau menulis
      "Baca buku pelajaran," atau membuat memo untuk diri sendiri, "Jangan suka menunda
      pekerjaan," maka saya menggunakan bahasa direktif. Inti dari fungsi direktif ini adalah
      agar membuat seseorang melakukan (atau mencegah) tindakan tertentu. Ini adalah
      fungsi linguistik yang signifikan, tapi seperti penggunaan untuk fungsi ekspresif, tidak
      selalu berhubungan secara logis dengan kebenaran keyakinan kita

E. Wacana melibatkan fungsi ganda

Hampir setiap komunikasi yang umum mungkin akan menunjukkan semua tiga penggunaan
fungsi bahasa. Jadi puisi, yang mungkin terutama ekspresif, juga mungkin memiliki pesan moral
untuk disampaikan, maka dengan demikian termasuk direktif. Selain itu, sebuah puisi dapat
mengandung sejumlah informasi juga. Komunikasi yang efektif sering menuntut bahasa yang
melayani beberapa fungsi. Ketika bahasa digunakan untuk banyak fungsi, pembicara atau
penulis harus yakin bahwa tidak akan membuat bingung.

Menurut Copi dan Cohen (2001), komunikasi yang efektif menuntut kombinasi dari beberapa
fungsi . Keinginan dan hasrat adalah jenis khusus dari apa yang kita telah anggap sebagai 'sikap'
dan 'perasaan, dan keyakinan biasanya dipengaruhi oleh informasi yang diterima . Akibatnya,
kadang-kadang kita berhasil membuat orang lain untuk bertindak dengan membangkitkan
dalam diri mereka sikap yang tepat, dan kadang dengan memberikan mereka informasi yang
relevan yang akan mempengaruhi keyakinan mereka.

Ketika bahas digunakan ada kemungkinan orang sepakat (agreement) atau tidak sepakat
(disagreement). Bentuk kesepakatan dan ketidaksepakatan ini bisa dalam hal keyakinan (belief)
dan sikap (attitude). Sebuah ketidaksepakatan dalam keyakinan adalah ketidaksepakatan
mengenai fakta-fakta masalah, misalnya, mengenai apakah sebuah peristiwa terjadi atau tidak.
Sebuah ketidaksepakatan dalam sikap adalah ketidaksepakatan yang melibatkan perasaan
tentang sesuatu, misalnya, apakah setuju atau tidak.

Berdasarkan hal ini, ada 4 kemungkinan yang terjadi ketika dua pihak mendiskusikan beberapa
peristiwa:

   1. Mereka mungkin setuju dalam keyakinan mereka tentang terjadinya peristiwa dan juga
      dalam hal sikap.

   2. Mereka mungkin setuju dalam keyakinan mereka tentang peristiwa tersebut, tetapi
      tidak setuju dalam hal sikap.

   3. Mereka mungkin setuju dalam hal sikap, namun tidak setuju dalam keyakinan mereka
      tentang fakta peristiwa itu.

                                                                                               6
Modul 2.1.                             Ilmu Alamiah Dasar                 Penggunaan Bahasa


   4. Mereka mungkin dalam ketidakharmonisan lengkap, tidak setuju tentang fakta-fakta
      serta dalam sikap.


Menentukan apakah suatu ketidaksepakatan adalah dalam hal keyakinan, atau sikap, atau
keduanya, kadang-kadang sulit. Mungkin tergantung pada beberapa interpretasi dari kata-kata
yang diperselisihkan. Perbedaan antara perselisihan sikap dan ketidaksepakatan keyakinan
sangat berguna, kesadaran akan perbedaan penggunaan bahasa membantu kita untuk
memahami jenis-jenis ketidaksepakatan yang mungkin kita hadapi.



F. Bentuk-bentuk dari Wacana

Kalimat secara umum dibagi menjadi empat bentuk gramatikal (tata bahasa), yaitu:

   1.   Pernyataan (Declarative)
   2.   Tanya (Interogative)
   3.   Perintah (Imperative)
   4.   Seruan (Exclamatory)

Kalimat deklaratif adalah kalimat yang membentuk sebuah pernyataan, misalnya:

       Besok aku akan pergi ke toko.
       Kemarin aku meninggalkan sekolah lebih awal.
       Aku menyuruhnya memakai rok biru.
       Dia tidak ingin makan pizza yang saya berikan kepadanya.
       Kami berjalan ke mal bersama-sama.

Kalimat interogatif adalah kalimat yang membentuk sebuah pertanyaan, misalnya:

       Menurut Anda, apa aku harus memakai sepatu warna pink atau putih?
       Apa yang guru katakan kepadamu kemarin?
       Apakah Anda pergi ke bioskop nanti sore?

Kalimat imperatif adalah kalimat yang membuat perintah atau permintaan, misalnya:

       Ambilkan saya air minum.
       Tinggalkan kucing itu.
       Pergilah ke toko dan belikan baju untuk saya.
       Ambilkan es.



                                                                                         7
Modul 2.1.                            Ilmu Alamiah Dasar                   Penggunaan Bahasa


Sebuah kalimat eksklamatif atau seruan dilepaskan untuk mengekspresikan emosi yang kuat.
Mereka berkali-kali merasa seperti reaksi spontan terhadap suatu situasi, namun mereka secara
teknis dapat menahan jika perlu. Seruan sebagian besar biasanya menampakkan diri sebagai
satu atau dua kata seru, namun juga bisa muncul sebagai kalimat utama. Mereka pada dasarnya
tanpa filter vokalisasi perasaan kita, dan suatu bentuk self-talk karena mereka diarahkan baik
pada dirinya sendiri pembicara atau pada siapa pun secara khusus. Dalam tanda baca, kalimat
ekslamatif diakhiri dengan tanda seru.

      Aduh!
      Ya ampun!
      Aku tidak akan pernah menyelesaikan paper ini pada waktunya!


G. Bahasa yang netral secara emosi

Banyak wacana dimaksudkan untuk melayani dua atau mungkin semua tiga fungsi bahasa-
informatif, ekspresif, direktif-sekaligus. Namun bahasa netral lebih disukai ketika kebenaran
faktual merupakan tujuan kita.

Bahasa emotif bukanlah suatu bahasa yang membuat orang emosi karena marah tetapi
bagaimana seseorang merasakan sesuatu perasaan yang datang dari hati untuk melakukan
sesuatu. Bahasa emotif juga membuat seseorang penasaran terhadap sesuatu untuk bisa
mengalami dan terlibat didalamnya.

Ketika kita mencoba untuk belajar apa yang benar-benar terjadi, atau mencoba untuk
mengikuti argumen, gangguan akan membuat frustasi, dan emosi merupakan gangguan yang
sangat kuat. Oleh karena itu, ketika kita mencoba untuk memikirkan tentang fakta-fakta, jika
menggunakan dengan bahasa emosi akan bisa menjadi hambatan.

Bahasa yang sama sekali netral mungkin sulit saat kita berurusan dengan beberapa hal yang
sangat kontroversial. Bahasa yang sangat ditekankan dengan makna emosional tidak mungkin
untuk memajukan pencarian kebenaran.

Jika tujuan kita adalah untuk mengkomunikasikan informasi, dan jika kita ingin menghindari
salah paham, kita harus menggunakan bahasa dengan pengaruh emosi paling sedikit.

Ahli logika paling peduli dengan kebenaran dan kepalsuan serta gagasan terkait dengan
ketepatan dan kekeliruan argumen. Jadi, untuk mempelajari logika kita harus dapat
membedakan wacana yang fungsi informatif dari wacana yang tidak.

                                            ***




                                                                                            8

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

konsep pragmatik dalam bahasa melayu
konsep pragmatik dalam bahasa melayukonsep pragmatik dalam bahasa melayu
konsep pragmatik dalam bahasa melayuFlowers Girls Mainie
 
Pengertian tentang makna & teori pendekatannya
Pengertian tentang makna & teori pendekatannyaPengertian tentang makna & teori pendekatannya
Pengertian tentang makna & teori pendekatannyaEniphh Abah Muniph
 
Tugas bhs indonesia (1)
Tugas bhs indonesia (1)Tugas bhs indonesia (1)
Tugas bhs indonesia (1)winnarsih1
 
08cisi pelajaran -interaksi-3 (1)
08cisi pelajaran -interaksi-3 (1)08cisi pelajaran -interaksi-3 (1)
08cisi pelajaran -interaksi-3 (1)Laila Mohd Sarjan
 
08cisi pelajaran -interaksi-3
08cisi pelajaran -interaksi-308cisi pelajaran -interaksi-3
08cisi pelajaran -interaksi-3Oh Jenny
 
Makalah verba dalam bahasa arab
Makalah verba dalam bahasa arabMakalah verba dalam bahasa arab
Makalah verba dalam bahasa arabMuna Amatullah
 
Semantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahanSemantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahanSaliza M. Ali
 
Hubungan komunikasi dengan retorika
Hubungan komunikasi dengan retorika Hubungan komunikasi dengan retorika
Hubungan komunikasi dengan retorika erikadwiyana
 
Makalah makna kata konotasi, makna kata denotasi dan kata umum
Makalah makna kata konotasi, makna kata denotasi dan kata umumMakalah makna kata konotasi, makna kata denotasi dan kata umum
Makalah makna kata konotasi, makna kata denotasi dan kata umumSentra Komputer dan Foto Copy
 
Permasalahan padanan kata dan beberapa pendekatan penerjemahan
Permasalahan padanan kata dan beberapa pendekatan penerjemahanPermasalahan padanan kata dan beberapa pendekatan penerjemahan
Permasalahan padanan kata dan beberapa pendekatan penerjemahanfikri_muh
 
Retorika-Seni Berkomunikasi
Retorika-Seni BerkomunikasiRetorika-Seni Berkomunikasi
Retorika-Seni BerkomunikasiJULIANTO1994
 

Was ist angesagt? (19)

konsep pragmatik dalam bahasa melayu
konsep pragmatik dalam bahasa melayukonsep pragmatik dalam bahasa melayu
konsep pragmatik dalam bahasa melayu
 
Relasi makna
Relasi maknaRelasi makna
Relasi makna
 
Pengertian tentang makna & teori pendekatannya
Pengertian tentang makna & teori pendekatannyaPengertian tentang makna & teori pendekatannya
Pengertian tentang makna & teori pendekatannya
 
hubungan bahasa dengan Retorika
hubungan bahasa dengan Retorikahubungan bahasa dengan Retorika
hubungan bahasa dengan Retorika
 
Tugas bhs indonesia (1)
Tugas bhs indonesia (1)Tugas bhs indonesia (1)
Tugas bhs indonesia (1)
 
08cisi pelajaran -interaksi-3 (1)
08cisi pelajaran -interaksi-3 (1)08cisi pelajaran -interaksi-3 (1)
08cisi pelajaran -interaksi-3 (1)
 
08cisi pelajaran -interaksi-3
08cisi pelajaran -interaksi-308cisi pelajaran -interaksi-3
08cisi pelajaran -interaksi-3
 
Makalah semantik
Makalah semantikMakalah semantik
Makalah semantik
 
Makalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa IndonesiaMakalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa Indonesia
 
TINDAK UJARAN DALAM PSIKOLINGUISTIK
TINDAK UJARAN DALAM PSIKOLINGUISTIKTINDAK UJARAN DALAM PSIKOLINGUISTIK
TINDAK UJARAN DALAM PSIKOLINGUISTIK
 
Apakah Retorika?
Apakah Retorika?Apakah Retorika?
Apakah Retorika?
 
Makalah verba dalam bahasa arab
Makalah verba dalam bahasa arabMakalah verba dalam bahasa arab
Makalah verba dalam bahasa arab
 
Karakteristik bahasa ilmiah (2)
Karakteristik bahasa ilmiah (2)Karakteristik bahasa ilmiah (2)
Karakteristik bahasa ilmiah (2)
 
Teori Atqakum
Teori AtqakumTeori Atqakum
Teori Atqakum
 
Semantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahanSemantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahan
 
Hubungan komunikasi dengan retorika
Hubungan komunikasi dengan retorika Hubungan komunikasi dengan retorika
Hubungan komunikasi dengan retorika
 
Makalah makna kata konotasi, makna kata denotasi dan kata umum
Makalah makna kata konotasi, makna kata denotasi dan kata umumMakalah makna kata konotasi, makna kata denotasi dan kata umum
Makalah makna kata konotasi, makna kata denotasi dan kata umum
 
Permasalahan padanan kata dan beberapa pendekatan penerjemahan
Permasalahan padanan kata dan beberapa pendekatan penerjemahanPermasalahan padanan kata dan beberapa pendekatan penerjemahan
Permasalahan padanan kata dan beberapa pendekatan penerjemahan
 
Retorika-Seni Berkomunikasi
Retorika-Seni BerkomunikasiRetorika-Seni Berkomunikasi
Retorika-Seni Berkomunikasi
 

Andere mochten auch

Presentasi 2.2. definisi
Presentasi 2.2. definisiPresentasi 2.2. definisi
Presentasi 2.2. definisiNur Agustinus
 
Presentasi 2.3. kesesatan penalaran
Presentasi 2.3. kesesatan penalaranPresentasi 2.3. kesesatan penalaran
Presentasi 2.3. kesesatan penalaranNur Agustinus
 
Presentasi kuliah Filsafat Metafisika: Kebenaran dan Kenyataan
Presentasi kuliah Filsafat Metafisika: Kebenaran dan KenyataanPresentasi kuliah Filsafat Metafisika: Kebenaran dan Kenyataan
Presentasi kuliah Filsafat Metafisika: Kebenaran dan KenyataanNur Agustinus
 
The Skill of Self Confidence
The Skill of Self ConfidenceThe Skill of Self Confidence
The Skill of Self ConfidenceNur Agustinus
 
Diktat dasar-dasar-logika
Diktat dasar-dasar-logikaDiktat dasar-dasar-logika
Diktat dasar-dasar-logikaChupking
 
Modul dasar dasar logika Ilmu Komunikasi Unhas 2012
Modul dasar dasar logika Ilmu Komunikasi Unhas 2012Modul dasar dasar logika Ilmu Komunikasi Unhas 2012
Modul dasar dasar logika Ilmu Komunikasi Unhas 2012Fuad Nasir
 
Bab vi berpikir kreatif dan kritis
Bab vi berpikir kreatif dan kritisBab vi berpikir kreatif dan kritis
Bab vi berpikir kreatif dan kritisSabam Sitinjak
 
Kb1 dasar logika
Kb1 dasar logikaKb1 dasar logika
Kb1 dasar logikaPet-pet
 

Andere mochten auch (20)

Think for yourself
Think for yourselfThink for yourself
Think for yourself
 
4. symbolic logic
4. symbolic logic4. symbolic logic
4. symbolic logic
 
Presentasi 2.2. definisi
Presentasi 2.2. definisiPresentasi 2.2. definisi
Presentasi 2.2. definisi
 
Deduksi tradisional
Deduksi tradisionalDeduksi tradisional
Deduksi tradisional
 
Presentasi 2.3. kesesatan penalaran
Presentasi 2.3. kesesatan penalaranPresentasi 2.3. kesesatan penalaran
Presentasi 2.3. kesesatan penalaran
 
Presentasi kuliah Filsafat Metafisika: Kebenaran dan Kenyataan
Presentasi kuliah Filsafat Metafisika: Kebenaran dan KenyataanPresentasi kuliah Filsafat Metafisika: Kebenaran dan Kenyataan
Presentasi kuliah Filsafat Metafisika: Kebenaran dan Kenyataan
 
Six Thinking Hats
Six Thinking HatsSix Thinking Hats
Six Thinking Hats
 
The Skill of Self Confidence
The Skill of Self ConfidenceThe Skill of Self Confidence
The Skill of Self Confidence
 
Logika 6
Logika 6Logika 6
Logika 6
 
Diktat dasar-dasar-logika
Diktat dasar-dasar-logikaDiktat dasar-dasar-logika
Diktat dasar-dasar-logika
 
Hakikat manusia (2)
Hakikat manusia (2)Hakikat manusia (2)
Hakikat manusia (2)
 
Logika 5
Logika 5Logika 5
Logika 5
 
Gbpp logika 2013
Gbpp logika 2013Gbpp logika 2013
Gbpp logika 2013
 
Gbpp dasar logika
Gbpp dasar logikaGbpp dasar logika
Gbpp dasar logika
 
Nilai Soskom ILKOM
Nilai Soskom ILKOMNilai Soskom ILKOM
Nilai Soskom ILKOM
 
Modul dasar dasar logika Ilmu Komunikasi Unhas 2012
Modul dasar dasar logika Ilmu Komunikasi Unhas 2012Modul dasar dasar logika Ilmu Komunikasi Unhas 2012
Modul dasar dasar logika Ilmu Komunikasi Unhas 2012
 
Bab vi berpikir kreatif dan kritis
Bab vi berpikir kreatif dan kritisBab vi berpikir kreatif dan kritis
Bab vi berpikir kreatif dan kritis
 
Kb1 dasar logika
Kb1 dasar logikaKb1 dasar logika
Kb1 dasar logika
 
Logika scientifika 3
Logika scientifika 3Logika scientifika 3
Logika scientifika 3
 
Ringkasan logika
Ringkasan logikaRingkasan logika
Ringkasan logika
 

Ähnlich wie Modul 2.1. penggunaan bahasa

Hakikat Bahasa.docx
Hakikat Bahasa.docxHakikat Bahasa.docx
Hakikat Bahasa.docxDivaSafitri7
 
Semantik dan peristilahan bahasa melayu
Semantik dan peristilahan bahasa melayuSemantik dan peristilahan bahasa melayu
Semantik dan peristilahan bahasa melayunoorabib
 
Makalah bahasa indonesia ugi
Makalah bahasa indonesia ugiMakalah bahasa indonesia ugi
Makalah bahasa indonesia ugipipit rantika
 
Permasalahan padanan kata dan beberapa pendekatan penerjemahan
Permasalahan padanan kata dan beberapa pendekatan penerjemahanPermasalahan padanan kata dan beberapa pendekatan penerjemahan
Permasalahan padanan kata dan beberapa pendekatan penerjemahanberbagikarya
 
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKAUAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKAMETA GUNAWAN
 
Bhs Sarana Berfkr Ilmiah (Edited) Mklh Filsafat Ilmu S2
Bhs Sarana Berfkr Ilmiah (Edited) Mklh Filsafat Ilmu S2Bhs Sarana Berfkr Ilmiah (Edited) Mklh Filsafat Ilmu S2
Bhs Sarana Berfkr Ilmiah (Edited) Mklh Filsafat Ilmu S2Orangpintar Smartist
 
Psikolinguistik-bahasa indonesia
Psikolinguistik-bahasa indonesiaPsikolinguistik-bahasa indonesia
Psikolinguistik-bahasa indonesiaAjengIlla
 
Yoga Pratama, Hubungan Bahasa dan Filsafat.pptx
Yoga Pratama, Hubungan Bahasa dan Filsafat.pptxYoga Pratama, Hubungan Bahasa dan Filsafat.pptx
Yoga Pratama, Hubungan Bahasa dan Filsafat.pptxayyuubi
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaAhyaniyani
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaAhyaniyani
 
Tugas makalah tik_megawati_karlina_037117016
Tugas makalah tik_megawati_karlina_037117016Tugas makalah tik_megawati_karlina_037117016
Tugas makalah tik_megawati_karlina_037117016megawatikarlina
 
DIKSI BAHASA INDONESIA
DIKSI BAHASA INDONESIADIKSI BAHASA INDONESIA
DIKSI BAHASA INDONESIALtfltf
 
Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa InggrisKarakteristik Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa InggrisKrisna Indah Puspitasari
 

Ähnlich wie Modul 2.1. penggunaan bahasa (20)

Sifat bahasa
Sifat bahasaSifat bahasa
Sifat bahasa
 
Hakikat Bahasa.docx
Hakikat Bahasa.docxHakikat Bahasa.docx
Hakikat Bahasa.docx
 
Komunikasi Verbal
Komunikasi VerbalKomunikasi Verbal
Komunikasi Verbal
 
Hakikat, Fungsi dan Keunikan Bahasa
Hakikat, Fungsi dan Keunikan BahasaHakikat, Fungsi dan Keunikan Bahasa
Hakikat, Fungsi dan Keunikan Bahasa
 
makalah semantik
makalah semantikmakalah semantik
makalah semantik
 
Semantik makna
Semantik maknaSemantik makna
Semantik makna
 
Semantik dan peristilahan bahasa melayu
Semantik dan peristilahan bahasa melayuSemantik dan peristilahan bahasa melayu
Semantik dan peristilahan bahasa melayu
 
Makalah bahasa indonesia ugi
Makalah bahasa indonesia ugiMakalah bahasa indonesia ugi
Makalah bahasa indonesia ugi
 
Permasalahan padanan kata dan beberapa pendekatan penerjemahan
Permasalahan padanan kata dan beberapa pendekatan penerjemahanPermasalahan padanan kata dan beberapa pendekatan penerjemahan
Permasalahan padanan kata dan beberapa pendekatan penerjemahan
 
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKAUAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
 
Bhs Sarana Berfkr Ilmiah (Edited) Mklh Filsafat Ilmu S2
Bhs Sarana Berfkr Ilmiah (Edited) Mklh Filsafat Ilmu S2Bhs Sarana Berfkr Ilmiah (Edited) Mklh Filsafat Ilmu S2
Bhs Sarana Berfkr Ilmiah (Edited) Mklh Filsafat Ilmu S2
 
Psikolinguistik-bahasa indonesia
Psikolinguistik-bahasa indonesiaPsikolinguistik-bahasa indonesia
Psikolinguistik-bahasa indonesia
 
Yoga Pratama, Hubungan Bahasa dan Filsafat.pptx
Yoga Pratama, Hubungan Bahasa dan Filsafat.pptxYoga Pratama, Hubungan Bahasa dan Filsafat.pptx
Yoga Pratama, Hubungan Bahasa dan Filsafat.pptx
 
Hbml3303 810901126140
Hbml3303 810901126140Hbml3303 810901126140
Hbml3303 810901126140
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacana
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacana
 
Tugas makalah tik_megawati_karlina_037117016
Tugas makalah tik_megawati_karlina_037117016Tugas makalah tik_megawati_karlina_037117016
Tugas makalah tik_megawati_karlina_037117016
 
Semantik Pragmatis
Semantik PragmatisSemantik Pragmatis
Semantik Pragmatis
 
DIKSI BAHASA INDONESIA
DIKSI BAHASA INDONESIADIKSI BAHASA INDONESIA
DIKSI BAHASA INDONESIA
 
Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa InggrisKarakteristik Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Inggris
 

Mehr von Nur Agustinus

Presentasi International SETI Conferencer - Nur Agustinus (20 Juli 2016).pdf
Presentasi International SETI Conferencer - Nur Agustinus (20 Juli 2016).pdfPresentasi International SETI Conferencer - Nur Agustinus (20 Juli 2016).pdf
Presentasi International SETI Conferencer - Nur Agustinus (20 Juli 2016).pdfNur Agustinus
 
Masalah Kaum Peranakan Tionghoa-Indonesia
Masalah Kaum Peranakan Tionghoa-IndonesiaMasalah Kaum Peranakan Tionghoa-Indonesia
Masalah Kaum Peranakan Tionghoa-IndonesiaNur Agustinus
 
Fenomena Crop Circle Di Indonesia
Fenomena Crop Circle Di IndonesiaFenomena Crop Circle Di Indonesia
Fenomena Crop Circle Di IndonesiaNur Agustinus
 
Presentasi ultah BETA-UFO ke 23
Presentasi ultah BETA-UFO ke 23Presentasi ultah BETA-UFO ke 23
Presentasi ultah BETA-UFO ke 23Nur Agustinus
 
Faster Than Light: Apakah itu mungkin?
Faster Than Light: Apakah itu mungkin?Faster Than Light: Apakah itu mungkin?
Faster Than Light: Apakah itu mungkin?Nur Agustinus
 
Alien: Extra-terrestrial atau dari dimensi lain?
Alien: Extra-terrestrial atau dari dimensi lain?Alien: Extra-terrestrial atau dari dimensi lain?
Alien: Extra-terrestrial atau dari dimensi lain?Nur Agustinus
 
Aneka Betebedi - Edisi Remaja
Aneka Betebedi - Edisi RemajaAneka Betebedi - Edisi Remaja
Aneka Betebedi - Edisi RemajaNur Agustinus
 
Piring terbang sungguh sungguh adakah?
Piring terbang sungguh sungguh adakah?Piring terbang sungguh sungguh adakah?
Piring terbang sungguh sungguh adakah?Nur Agustinus
 
UFO mendarat di Soccoro, New Mexico
UFO mendarat di Soccoro, New MexicoUFO mendarat di Soccoro, New Mexico
UFO mendarat di Soccoro, New MexicoNur Agustinus
 
Misteri UFO, Dua Nelayan Missisippi bertemu alien
Misteri UFO, Dua Nelayan Missisippi bertemu alienMisteri UFO, Dua Nelayan Missisippi bertemu alien
Misteri UFO, Dua Nelayan Missisippi bertemu alienNur Agustinus
 
Lelaki Bermantel Hitam (MIB)
Lelaki Bermantel Hitam (MIB)   Lelaki Bermantel Hitam (MIB)
Lelaki Bermantel Hitam (MIB) Nur Agustinus
 
Manusia kepompong (Mothman)
Manusia kepompong (Mothman)Manusia kepompong (Mothman)
Manusia kepompong (Mothman)Nur Agustinus
 
Artikel ufo di majalah Angkasa no 3 Desember 2010
Artikel ufo di majalah Angkasa no 3 Desember 2010Artikel ufo di majalah Angkasa no 3 Desember 2010
Artikel ufo di majalah Angkasa no 3 Desember 2010Nur Agustinus
 
Menyibak misteri di pulau Alor (Koran Jakarta)
Menyibak misteri di pulau Alor (Koran Jakarta)Menyibak misteri di pulau Alor (Koran Jakarta)
Menyibak misteri di pulau Alor (Koran Jakarta)Nur Agustinus
 
Majalah Tempo, 12 Pebruari 1977 (UFO)
Majalah Tempo, 12 Pebruari 1977 (UFO)Majalah Tempo, 12 Pebruari 1977 (UFO)
Majalah Tempo, 12 Pebruari 1977 (UFO)Nur Agustinus
 

Mehr von Nur Agustinus (20)

Presentasi International SETI Conferencer - Nur Agustinus (20 Juli 2016).pdf
Presentasi International SETI Conferencer - Nur Agustinus (20 Juli 2016).pdfPresentasi International SETI Conferencer - Nur Agustinus (20 Juli 2016).pdf
Presentasi International SETI Conferencer - Nur Agustinus (20 Juli 2016).pdf
 
UFO di Bulan
UFO di BulanUFO di Bulan
UFO di Bulan
 
Fenomena UFO
Fenomena UFOFenomena UFO
Fenomena UFO
 
Masalah Kaum Peranakan Tionghoa-Indonesia
Masalah Kaum Peranakan Tionghoa-IndonesiaMasalah Kaum Peranakan Tionghoa-Indonesia
Masalah Kaum Peranakan Tionghoa-Indonesia
 
Fenomena Crop Circle Di Indonesia
Fenomena Crop Circle Di IndonesiaFenomena Crop Circle Di Indonesia
Fenomena Crop Circle Di Indonesia
 
Presentasi ultah BETA-UFO ke 23
Presentasi ultah BETA-UFO ke 23Presentasi ultah BETA-UFO ke 23
Presentasi ultah BETA-UFO ke 23
 
Faster Than Light: Apakah itu mungkin?
Faster Than Light: Apakah itu mungkin?Faster Than Light: Apakah itu mungkin?
Faster Than Light: Apakah itu mungkin?
 
Alien: Extra-terrestrial atau dari dimensi lain?
Alien: Extra-terrestrial atau dari dimensi lain?Alien: Extra-terrestrial atau dari dimensi lain?
Alien: Extra-terrestrial atau dari dimensi lain?
 
Aneka Betebedi - Edisi Remaja
Aneka Betebedi - Edisi RemajaAneka Betebedi - Edisi Remaja
Aneka Betebedi - Edisi Remaja
 
Piring terbang sungguh sungguh adakah?
Piring terbang sungguh sungguh adakah?Piring terbang sungguh sungguh adakah?
Piring terbang sungguh sungguh adakah?
 
UFO mendarat di Soccoro, New Mexico
UFO mendarat di Soccoro, New MexicoUFO mendarat di Soccoro, New Mexico
UFO mendarat di Soccoro, New Mexico
 
Misteri UFO, Dua Nelayan Missisippi bertemu alien
Misteri UFO, Dua Nelayan Missisippi bertemu alienMisteri UFO, Dua Nelayan Missisippi bertemu alien
Misteri UFO, Dua Nelayan Missisippi bertemu alien
 
Lelaki Bermantel Hitam (MIB)
Lelaki Bermantel Hitam (MIB)   Lelaki Bermantel Hitam (MIB)
Lelaki Bermantel Hitam (MIB)
 
Manusia kepompong (Mothman)
Manusia kepompong (Mothman)Manusia kepompong (Mothman)
Manusia kepompong (Mothman)
 
UFO and Pentagon
UFO and PentagonUFO and Pentagon
UFO and Pentagon
 
Artikel ufo di majalah Angkasa no 3 Desember 2010
Artikel ufo di majalah Angkasa no 3 Desember 2010Artikel ufo di majalah Angkasa no 3 Desember 2010
Artikel ufo di majalah Angkasa no 3 Desember 2010
 
Betazine 02
Betazine 02Betazine 02
Betazine 02
 
Menyibak misteri di pulau Alor (Koran Jakarta)
Menyibak misteri di pulau Alor (Koran Jakarta)Menyibak misteri di pulau Alor (Koran Jakarta)
Menyibak misteri di pulau Alor (Koran Jakarta)
 
Majalah Tempo, 12 Pebruari 1977 (UFO)
Majalah Tempo, 12 Pebruari 1977 (UFO)Majalah Tempo, 12 Pebruari 1977 (UFO)
Majalah Tempo, 12 Pebruari 1977 (UFO)
 
Alor incident
Alor incidentAlor incident
Alor incident
 

Modul 2.1. penggunaan bahasa

  • 1. Modul 2.1. Ilmu Alamiah Dasar Penggunaan Bahasa Penggunaan bahasa Tujuan pembelajaran: "Penggunaan bahasa" fokus pada bagaimana sebuah pengertian dari fungsi-fungsi bahasa itu penting dalam logika. Bahasa adalah sebuah alat yang kompleks, dan sebagai mahasiswa yang sedang mempelajari logika, Anda harus memastikan bahwa Anda tidak disesatkan oleh kata- kata atau bentuk-bentuk diskursif. Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa seharusnya dapat untuk: 1. Memahami tiga fungsi dasar bahasa: informasi, ekspresikan, dan mengarahkan. 2. Mengenali bahwa bahasa dapat menjadi lebih dari satu fungsi. 3. Membedakan antara bentuk tata bahasa dan fungsi logis. 4. Memahami bagaimana bahasa emotif dapat menghambat argumen yang logis. 5. Membuat perbedaan antara ketidaksetujuan dalam keyakinan dan ketidaksetujuan dalam sikap. A. Bahasa Bahasa merupakan kapasitas khusus manusia untuk memperoleh dan menggunakan sistem yang kompleks dalam berkomunikasi. Kita adalah makhluk sosial yang menggunakan alat. Alat yang paling hebat yang bisa digunakan untuk membuat alat yang lain lagi adalah bahasa, baik yang terucapkan maupun tertulis. Sebagai sebuah alat, bahasa dapat digunakan dengan sedikit atau tanpa ketrampilan yang akan menghasilkan karya yang biasa atau bahkan sampah. Dengan mengasah ketrampilan menggunakan bahasa, kita bisa membuat karya yang lebih baik. Bahasa dapat dicirikan sebagai serangkaian bunyi, lambang dimana rangkaian bunyi ini membentuk suatu arti tertentu. Rangkaian bunyi ini yang dikenal sebagai kata melambangkan suatu obyek tertentu. Bahasa mengalami perkembangan oleh karena disebabkan pengalaman dan pemikiran manusia yang juga berkembang. Dengan bahasa manusia dapat berpikir secara teratur namun juga dapat mengkomunikasikan apa yang sedang ia pikirkan kepada orang lain. Tanpa bahasa maka mustahil bisa berpikir secara teratur. Sebagai contoh, “Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti.” Apakah Anda memahami kalimat ini secara keseluruhan? Apakah Anda paham dengan arti kata “fonem” dan “sintaks”? Jika Anda memahaminya, maka Anda akan dengan mudah mengerti keseluruhan maksud dari kalimat ini sebab Anda bisa melakukan proses abstraksi. Tapi jika 1
  • 2. Modul 2.1. Ilmu Alamiah Dasar Penggunaan Bahasa tidak, Anda akan kebingungan. Untuk itu perlu ada upaya untuk memahami melalui pencarian arti kata yang bisa diperoleh lewat sebuah kamus. Contoh lain, ketika membaca ada mendengar kata “Kucing”, maka orang yang mengerti arti dari kata itu akan mempunyai gambaran di pikirannya (kognitif) tentang kucing. Namun untuk kata yang tidak dipahami, maka kata tersebut tidak mempunyai makna atau masih membingungkan. Apakah Anda tahu arti ini? Bagaimana dengan ini? Kalau ini? кошка Krulpat Yang paling kiri adalah tulisan Cina yang berarti kucing. Demikian juga yang di tengah, jika mengerti bahasa Rusia, maka artinya juga adalah kucing. Namun jika Anda tidak paham, Anda akan membacanya dengan “kowka” yang tentu saja tidak mempunyai makna apa-apa. Sama halnya dengan yang paling kanan, kata “Krulpat” merupakan sebuah kata yang tidak mempunyai makna sama sekali, sehingga ketika kita membacanya maka tak ada gambaran yang ada di pikiran kita. Kemampuan manusia memahami simbol ini merupakan dasar manusia dapat berbahasa. Bahasa memungkinkan agar kita bisa melanjutkan nilai-nilai kepada generasi berikutnya. Berbahasa dengan jelas adalah makna yang terkandung dalam kata-kata harus diungkapkan secara tersurat untuk mencegah pemberian makna yang lain. Berbahasa dengan jelas artinya juga mengungkapkan pendapat atau pikiran secara jelas. B. Denotasi dan Konotasi Kata-kata dan bahasa adalah hal yang menakjubkan, unik, merupakan atribut manusia dan sebuah penemuan yang luar biasa. Kata-kata tidak hanya menciptakan makna, namun juga menciptakan perasaan. Artinya dapat langsung dan literal, beberapa orang menyebutnya denotasi sebuah kata. Di sisi lain, sebuah kata bisa punya makna yang 'dalam' dan 'tersembunyi', yaitu, kita dapat mengatakan bahwa sebuah kata secara harfiah berarti satu hal tapi entah bagaimana menunjukkan hal lain dan ini disebut konotasi sebuah kata. 2
  • 3. Modul 2.1. Ilmu Alamiah Dasar Penggunaan Bahasa Denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Konotasi dapat diartikan sebagai makna tidak sebenarnya pada kata atau kelompok kata. Oleh karena itu, makna konotasi sering disebut juga dengan istilah makna kias. Perhatikan contoh berikut ini. (a) Heru menjadi kambing hitam dalam kasus tersebut. (b) Heru membeli kambing hitam kemarin sore. Ini merupakan proses interpretasi dan selalu bergantung pada konteks, sekaligus membantu kita menuju interpretasi tertentu dari sebuah kata. Konteks berarti hubungan kata untuk hal-hal lain dan juga situasi sosial penggunaannya. Akan menjadi sebuah masalah jika sebuah kata-kata yang seharusnya dimaknai secara konotasi namun si penerima pesan atau pembacanya memaknainya secara denotasi. Misalnya, seorang raja mengatakan kepada putranya yang telah dewasa agar mengambil hati seorang putri kerajaan tetangga. Seharusnya kata “mengambil hati” harus dimaknai secara konotasi, namun sang pangeran memaknainya secara denotasi. Akibatnya, sang pangeran benar-benar mengeluarkan hati sang putri dan mengambilnya untuk diberikan kepada ayahnya. Kapan kita memaknainya secara denotasi atau konotasi adalah tergantung dari proses kognitif yang ada. Pernyataan berikut ini merupakan contoh yang menarik: “Lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Dalam pernyataan itu ada beberapa kumpulan kata yang bisa dimaknai secara denotasi namun bisa juga secara konotasi. Pertama adalah kata “seekor unta”, di mana orang akan memaknainya secara denotasi (sebagai binatang unta). Tapi akan menjadi aneh ketika seekor untuk bisa masuk melalui lubang jarum. Apakah “lubang jarum” ini dimaknai secara denotasi, atau harus secara konotasi? Contoh ini bisa menjadi sebuah pembelajaran yang penting sebab pemaknaan juga tergantung dari pengetahuan dan pengalaman. Bagi orang yang mengetahui persis tentang di mana kalimat ini diucapkan serta di masa apa, akan mengetahui bahwa “lubang jarum” adalah nama sebuah pintu kecil di sebelah pintu gerbang sebuah benteng . Lalu, apa hubungannya dengan “seorang kaya” dan “Kerajaan Allah”? Sama halnya dengan unta, maka “seorang kaya” juga bisa dimaknai secara denotasi. Namun, bagaimana dengan “Kerajaan Allah”? Di sini memang harus dimaknai secara konotasi bahwa “Kerajaan Allah” adalah kota Yerusalem. Sekali lagi, ini tergantung dari pengetahuan sebab bahasa memerlukan tafsir. 3
  • 4. Modul 2.1. Ilmu Alamiah Dasar Penggunaan Bahasa Secara keseluruhan, jika memahami bagaimana proses orang kaya masuk ke kota Yerusalem di masa kata-kata itu diucapkan, memang orang kaya yang naik unta akan memasukkan untanya lebih dahulu lewat pintu “lubang jarum”, baru kemudian dia masuk belakangan. Namun kalimat itu juga bisa mempunyai pengertian konotasi, bahwa karena kita beranggapan sangat sulit sekali seekor unta melewati lubang jarum yang sangat kecil, maka orang kaya dianggap tidak punya harapan masuk surga. Bahasa memiliki dua kualitas kunci yang memungkinkan hal itu menciptakan dan membentuk makna. Memiliki isi - yaitu, mengandung makna; dan memiliki bentuk - yaitu, membuat bentuk dan suara. Bentuk dan isi adalah dua aspek bahasa dan seseorang harus menggunakan keduanya untuk membantu membuat dan bentuk makna. Aspek formal bahasa - penglihatan dan suara - sangat penting dalam puisi, tidak seperti bentuk lain dari menulis, pengguna diijinkan membagi untuk memisahkan kalimat dan dengan memainkan suara dan bentuk, sehingga membantu penambahan penciptaan makna. Dalam bahasa yang juga penting adalah struktur bahasa, ini mengenai bagaimana cara maknanya terungkap, misalnya, apakah dengan cara yang menarik, memaksa atau persuasif. Bahasa merupakan hal yang penting dalam pembentukan penalaran ilmiah. Melalui penalaran ilmiah, kita mempelajari bagaimana caranya menyusun uraian yang tepat dan sesuai dengan pembuktian-pembuktian secara benar dan jelas. Bagi kelompok tertentu, agar komunikasi di antara mereka lebih efisien dan efektif, mereka menciptakan bahasa tersendiri. Mereka menciptakan dan menyepakati penggunaan kata-kata, baik kata yang diambil dari kata-kata yang telah ada atau dengan sengaja membuat kata-kata yang sama sekali baru. C. Hubungan Bahasa dan Logika Logika merupakan basis dari prosedur dalam kegiatan keilmuan. Di dalamnya, penggunaan bahasa dengan segala kaidahnya menjadi penentu, sehingga penggunaan bahasa mestilah menjadi titik tolak dalam memahami dan membangun ilmu. Penting untuk dicatat bahwa hasil yang diperoleh dari mempergunakan suatu logika akan tergantung dari baik-buruknya penggunaan bahasa. Sebagai alat logika, penggunaan bahasa harus memperhatikan perbedaan antara bahasa sebagai alat logika dan bahasa sebagai alat kesusasteraan. Sebagai contoh dari pernyataan “Lukisan itu tidak jelek”, maka yang hal ini dimaksudkan bahwa lukisan itu belum dapat dikatakan indah, namun tidak berani untuk mengatakan bahwa lukisan itu jelek. Logika hanya dapat memperhitungkan penilaian-penilaian yang isinya dirumuskan secara seksama, tanpa suatu nilai perasaan. 4
  • 5. Modul 2.1. Ilmu Alamiah Dasar Penggunaan Bahasa Berkaitan dengan penggunaannya, seseorang harus memiliki “pengertian”. Pengertian adalah gambaran dari sesuatu yang ada dalam pikiran yang dapat dilihat oleh akal kita. Pengertian juga disebut juga sebagai “konsep terhadap sesuatu”. Lebih lanjut, perlu untuk pahami tentang “term”. Term adalah ungkapan pengertian dalam bentuk kata atau beberapa kata. Misalnya, istilah “psikologi” yang terbentuk dari dua suku kata yaitu “psyche” dan “logos”. Ide atau konsep yang terkandung dalam sertiap kata memerlukan sebuah pengertian. Istilah “psikologi” itu adalah term. Contoh lain, bila orang menyebut “manusia”, telah tergambar dalam akal budi tentang apa yang ditunjukkan dengan kata”manusia” itu. Gambaran inilah yang disebut sebagai pengertian, sedangkan kata “manusia” yang merupakan ekspresi dari dari pengertian itu disebut dengan term. Term sebagai ungkapan dari pengertian, apabila terdiri dari satu kata atau satu istilah maka term dikatakan sebagai term sederhana, seperti mobil, pohon, kursi, dan lainnya. Jika terdiri dari beberapa kata maka term itu dinamakan term komposit atau term kompleks, contoh: reaktor atom, tas punggung, lampu jalan, dan sebagainya. Term komposit ini walaupun masing- masing bagian mempunyai pengertian sendiri-sendiri, tetapi jika digabungkan hanya menjadi satu pengertian. D. Fungsi bahasa Pola formal dari penalaran yang benar dapat semua disampaikan melalui bahasa umum, tapi kemudian juga bisa untuk banyak hal lainnya. Pada kenyataannya, kita menggunakan bahasa dengan berbagai cara, sebagian tidak berkaitan dengan upaya untuk memberikan alasan tentang apa yang kita percayai. Hal ini membantu untuk mengidentifikasi bahwa setidaknya ada tiga fungsi dari penggunaan bahasa: 1. Fungsi informasi, artinya bahasa berfungsi untuk menyampaikan informasi. Ketika saya memberi tahu pada seorang anak, “Tanggal 17 Agustus adalah hari kemerdekaan Republik Indonesia,” atau menulis kepada Anda bahwa “Logika adalah ilmu tentang berpikir secara tepat”, atau menulis sebuah catatan, “Handoko – 08899902123”, saya menggunakan bahasa untuk tujuan informasi. Bentuk penggunaan ini mengandaikan bahwa isi dari apa yang dikomunikasikan adalah benar, sehingga ini akan menjadi fokus utama kita dalam belajar logika. 2. Fungsi ekspresif, artinya bahasa berfungsi untuk menyalurkan atau mengungkapkan perasaan, sikap. Bahasa digunakan untuk melampiaskan perasaan, atau mungkin untuk membangkitkan perasaan beberapa dari orang lain. Ketika saya mengatakan, "Kamis sore yang suram," atau berteriak "Aduh!" Saya menggunakan bahasa ekspresif. Meskipun penggunaan tersebut tidak menyampaikan informasi apapun, mereka 5
  • 6. Modul 2.1. Ilmu Alamiah Dasar Penggunaan Bahasa melayani fungsi penting dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana hal yang kita anggap sebagai benar. 3. Fungsi direktif, bertujuan untuk menyebabkan atau mencegah beberapa tindakan yang terang-terangan oleh seseorang. Ketika saya mengatakan "Tutup pintu," atau menulis "Baca buku pelajaran," atau membuat memo untuk diri sendiri, "Jangan suka menunda pekerjaan," maka saya menggunakan bahasa direktif. Inti dari fungsi direktif ini adalah agar membuat seseorang melakukan (atau mencegah) tindakan tertentu. Ini adalah fungsi linguistik yang signifikan, tapi seperti penggunaan untuk fungsi ekspresif, tidak selalu berhubungan secara logis dengan kebenaran keyakinan kita E. Wacana melibatkan fungsi ganda Hampir setiap komunikasi yang umum mungkin akan menunjukkan semua tiga penggunaan fungsi bahasa. Jadi puisi, yang mungkin terutama ekspresif, juga mungkin memiliki pesan moral untuk disampaikan, maka dengan demikian termasuk direktif. Selain itu, sebuah puisi dapat mengandung sejumlah informasi juga. Komunikasi yang efektif sering menuntut bahasa yang melayani beberapa fungsi. Ketika bahasa digunakan untuk banyak fungsi, pembicara atau penulis harus yakin bahwa tidak akan membuat bingung. Menurut Copi dan Cohen (2001), komunikasi yang efektif menuntut kombinasi dari beberapa fungsi . Keinginan dan hasrat adalah jenis khusus dari apa yang kita telah anggap sebagai 'sikap' dan 'perasaan, dan keyakinan biasanya dipengaruhi oleh informasi yang diterima . Akibatnya, kadang-kadang kita berhasil membuat orang lain untuk bertindak dengan membangkitkan dalam diri mereka sikap yang tepat, dan kadang dengan memberikan mereka informasi yang relevan yang akan mempengaruhi keyakinan mereka. Ketika bahas digunakan ada kemungkinan orang sepakat (agreement) atau tidak sepakat (disagreement). Bentuk kesepakatan dan ketidaksepakatan ini bisa dalam hal keyakinan (belief) dan sikap (attitude). Sebuah ketidaksepakatan dalam keyakinan adalah ketidaksepakatan mengenai fakta-fakta masalah, misalnya, mengenai apakah sebuah peristiwa terjadi atau tidak. Sebuah ketidaksepakatan dalam sikap adalah ketidaksepakatan yang melibatkan perasaan tentang sesuatu, misalnya, apakah setuju atau tidak. Berdasarkan hal ini, ada 4 kemungkinan yang terjadi ketika dua pihak mendiskusikan beberapa peristiwa: 1. Mereka mungkin setuju dalam keyakinan mereka tentang terjadinya peristiwa dan juga dalam hal sikap. 2. Mereka mungkin setuju dalam keyakinan mereka tentang peristiwa tersebut, tetapi tidak setuju dalam hal sikap. 3. Mereka mungkin setuju dalam hal sikap, namun tidak setuju dalam keyakinan mereka tentang fakta peristiwa itu. 6
  • 7. Modul 2.1. Ilmu Alamiah Dasar Penggunaan Bahasa 4. Mereka mungkin dalam ketidakharmonisan lengkap, tidak setuju tentang fakta-fakta serta dalam sikap. Menentukan apakah suatu ketidaksepakatan adalah dalam hal keyakinan, atau sikap, atau keduanya, kadang-kadang sulit. Mungkin tergantung pada beberapa interpretasi dari kata-kata yang diperselisihkan. Perbedaan antara perselisihan sikap dan ketidaksepakatan keyakinan sangat berguna, kesadaran akan perbedaan penggunaan bahasa membantu kita untuk memahami jenis-jenis ketidaksepakatan yang mungkin kita hadapi. F. Bentuk-bentuk dari Wacana Kalimat secara umum dibagi menjadi empat bentuk gramatikal (tata bahasa), yaitu: 1. Pernyataan (Declarative) 2. Tanya (Interogative) 3. Perintah (Imperative) 4. Seruan (Exclamatory) Kalimat deklaratif adalah kalimat yang membentuk sebuah pernyataan, misalnya:  Besok aku akan pergi ke toko.  Kemarin aku meninggalkan sekolah lebih awal.  Aku menyuruhnya memakai rok biru.  Dia tidak ingin makan pizza yang saya berikan kepadanya.  Kami berjalan ke mal bersama-sama. Kalimat interogatif adalah kalimat yang membentuk sebuah pertanyaan, misalnya:  Menurut Anda, apa aku harus memakai sepatu warna pink atau putih?  Apa yang guru katakan kepadamu kemarin?  Apakah Anda pergi ke bioskop nanti sore? Kalimat imperatif adalah kalimat yang membuat perintah atau permintaan, misalnya:  Ambilkan saya air minum.  Tinggalkan kucing itu.  Pergilah ke toko dan belikan baju untuk saya.  Ambilkan es. 7
  • 8. Modul 2.1. Ilmu Alamiah Dasar Penggunaan Bahasa Sebuah kalimat eksklamatif atau seruan dilepaskan untuk mengekspresikan emosi yang kuat. Mereka berkali-kali merasa seperti reaksi spontan terhadap suatu situasi, namun mereka secara teknis dapat menahan jika perlu. Seruan sebagian besar biasanya menampakkan diri sebagai satu atau dua kata seru, namun juga bisa muncul sebagai kalimat utama. Mereka pada dasarnya tanpa filter vokalisasi perasaan kita, dan suatu bentuk self-talk karena mereka diarahkan baik pada dirinya sendiri pembicara atau pada siapa pun secara khusus. Dalam tanda baca, kalimat ekslamatif diakhiri dengan tanda seru.  Aduh!  Ya ampun!  Aku tidak akan pernah menyelesaikan paper ini pada waktunya! G. Bahasa yang netral secara emosi Banyak wacana dimaksudkan untuk melayani dua atau mungkin semua tiga fungsi bahasa- informatif, ekspresif, direktif-sekaligus. Namun bahasa netral lebih disukai ketika kebenaran faktual merupakan tujuan kita. Bahasa emotif bukanlah suatu bahasa yang membuat orang emosi karena marah tetapi bagaimana seseorang merasakan sesuatu perasaan yang datang dari hati untuk melakukan sesuatu. Bahasa emotif juga membuat seseorang penasaran terhadap sesuatu untuk bisa mengalami dan terlibat didalamnya. Ketika kita mencoba untuk belajar apa yang benar-benar terjadi, atau mencoba untuk mengikuti argumen, gangguan akan membuat frustasi, dan emosi merupakan gangguan yang sangat kuat. Oleh karena itu, ketika kita mencoba untuk memikirkan tentang fakta-fakta, jika menggunakan dengan bahasa emosi akan bisa menjadi hambatan. Bahasa yang sama sekali netral mungkin sulit saat kita berurusan dengan beberapa hal yang sangat kontroversial. Bahasa yang sangat ditekankan dengan makna emosional tidak mungkin untuk memajukan pencarian kebenaran. Jika tujuan kita adalah untuk mengkomunikasikan informasi, dan jika kita ingin menghindari salah paham, kita harus menggunakan bahasa dengan pengaruh emosi paling sedikit. Ahli logika paling peduli dengan kebenaran dan kepalsuan serta gagasan terkait dengan ketepatan dan kekeliruan argumen. Jadi, untuk mempelajari logika kita harus dapat membedakan wacana yang fungsi informatif dari wacana yang tidak. *** 8