SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 22
HUBUNGAN KEPARTAIAN DAN PEMILIHAN UMUM
PENGERTIAN PARTAI POLITIK Partaipolitikmenurut Maurice Duvergeradalah group yang terorganisir yang mencarikekusaanpolitikbaiklewatpemilihanumum yang demokratismaupunlewatrevolusi.  Sven Quenter yang mendefenisikanpartaiadalahorganisasi yang menurunkankandidatnyamerebutkursiparlemennasionalsatunegaralewatpemilu.
PENGERTIAN PEMILIHAN UMUM (PEMILU) Pemilu adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, wakil  rakyat di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa. Menurut Dahl merupakan gambaran ideal dan maksimal bagi suatu pemerintahan demokrasi di zaman modern. Pemilu merupakan salah satu usaha untuk mempengaruhi rakyat secara persuasif (tidak memaksa) dengan melakukan kegiatan retorika, public relations, komunikasi massa, lobby dan kegiatan lain-lain. Meskipun agitasi dan propaganda di Negara demokrasi sangat dikecam, namun dalam kampanye pemilihan umum, teknik agitasi dan teknik propaganda banyak juga dipakai oleh para kandidat atau politikus selalu komunikator politik.
HUBUNGAN PARTAI POLITIK DENGAN PEMILU Partaipolitikmerupakansatu-satunyaorganisasipolitik yang berkaitandenganpemilihanumum. Karenaperanpartaipolitikdalampemilihanumumsangatbesaruntukmencapaitujuandalampemilihandanmempergunakankekuasaandalampemerintahansetelahpartaitersebutmemenangkanpemilihan.
PengertianSistemKepartaian Sistemkepartaianialahpolaperilakudaninteraksidiantarasejumlahpartaipolitik. Untukmembedakanantarapartaipolitikdansistemkepartaianmakajelasnyaadalahbahwapartaipolitikadalah ”organisasi yang bertujuanmempengaruhidanmendapatkankekuasaanyang dilakukanmelaluipemilu”. sedangkansistemkepartaianadalah ” intraksipartai-partaisatusama lain danhubungannyadengansistempolitiksecarakeseluruhan”. Jadipartaipolitikadalahorganisasidalam (internal organization) sedangkansistemkepartaiansebagailingkunganya (ekternal environmental).
SISTEM KEPARTAIAN Berdasarkan jumlahnya terdapat tiga tipe sistem kepartaian, yaitu dominant partysystem (Partai Tunggal), dwi party system (sistem dua partai) dan, multiparty system (sistem partai banyak).
SistemPemilihanUmum Menurut G.Y Wolhoffterdapatduasistem/tipesistempemiluyaitu: Sistempemilihanorganisadalahsebuahkelompok yang dalam organ-organ individu, kelompokinibiasanyaberdasarkangenekologis, lapisanmasyarakat, organisasikelembagaan. Dengandemikianpadasistemorganikhaksuaraterletakpadakelompok. SistempemilihanmekanikadalahmelihatrakyatterdiriatasIndividu-individudimanahaksuaraberadapadamasing-masingindividu. Sistempemilihanmekanisbiasanyadibagiatasduasistemyaitusistemdistrikdansistemproporsional.
SistemPerwakilanBerimbang GagasanpokoksistemPerwakilanBerimbang(Proportional Representation)terletakpadasesuainyajumlahkursiparlemen yang diperolehsuatugolonganataupartaidenganjumlahsuara yang diperolehdarimasyarakat. Padasistemininegaradibagidalambeberapadaerahpemilihan yang besar, dansetiapdaerahpemilihanmemilihsejumlahwakilsesuaidenganbanyaknyapendudukdalamdaerahpemilihanitu. Dengandemikiankekuatansuatupartaidalammasyarakattercermindalamjumlahkursi yang diperolehnyadalamparlemen, artinyadukunganmasyarakatbagipartaiitusesuaiatauproporsionaldenganjumlahkursidalamparlemen.
KelebihanSistemPerwakilanBerimbang Dianggapdemokratisdanrepresentatif, olehkarenasemuaaliran yang adadalammasyarakatterwakilidalamparlemen, sedangkanjumlahwakildalambadanitusesuaidenganjumlahsuara yang diperolehdarimasyarakatdalammasing-masingdaerahpemilihan, KemudianjugaDianggaplebihadilkarenagolongankecilsekalipunmempunyaikesempatanuntukmendudukkanwakildalamdepartemen; Wakilrakyat yang dipilihdengancarainidiharapkanlebihcenderunguntukmengutamakankepentingannasionaldaripadakepentingandaerah;
KelemahanSistemPerwakilanBerimbang Mempermudahfragmentasipartaidanmenimbulkankecendrungankuatdikalangananggotauntukmemisahkandiridaripartainyadanmembentukpartaibaru; Wakil yang terpilihmerasadirinyalebihterikatkepadapartaidaripadakepadadaerah yang mewakilinyadisebabkanpartailebihmenonjolperannyadaripadakepribadianseseorang; Banyaknyapartai yang bersaingmenyulitkansuatupartaiuntukmeraihmayoritas (50%+1) yang perlumembentuksuatupemerintahan. Terpaksapartaiterbesarmengusahakansuatukoalisidenganbeberapapartai lain untukmemperolehmayoritasdalamparlemen. Koalisisemacaminiseringtidaklanggengsehinggatidakmembinastabilitaspolitik.
BiasanyasistemPerwakilanBerimbanginiseringdikombinasikandenganbeberapaprosedur lain antara lain dengansistemdaftar(List System), yang kemudiandibagilagimenjadisistemdaftartertutupdansistemdaftarterbuka.  Dalamsistemdaftartertutupsetiappartaimengajukansatudaftarcalondansipemilihmemilihsatupartaidengansemuacalon yang dicalonkanolehpartaiitu, untukberbagaikursi yang diperebutkan.
Kelemahan Kelemahansistemini, yaknitidakdikenalnyacalonwakilolehpemilihdirevisiolehsistemdaftarterbukadenganpemilihmencobloswakilnyasecaralangsungdaridaftarnamacalonselainmemilihtandagambar.
KelebihanProposional Terbuka  Representatif, dukunganmasyarakattercermindalamjumlahwakil DPR; Memberipeluangbagiorang yang diseganididaerahuntukmendapattempatdi DPR; Anggota DPR akanlebihindependendankedudukannyadalamhubungandenganpimpinanpartaidantidakusahterlalutakutakandirecalljikaberbedapendapatdenganpimpinanpartaidanpihak lain; Kedudukan yang lebihkuatdarimasing-masinganggota DPR akandapatmeningkatkankualitas DPR.
SistemDistrik Sistemdistrik, merupakansistempemilihan yang paling tuadidasarkanataskesatuangeografis. Setiapkesatuangeografismempunyaisatuwakildalamparlemen. Untukkeperluanpemilihan, negaradibagidalamsejumlahbesardistrikdanjumlahwakilrakyatdalamparlemenditentukanolehjumlahdistrik. Calondalamsatudistrikmemperolehyang menangadalah yang memperolehsuaraterbanyak,sedangkansuara-suara yang diberikankepadacalon lain dalamdistrikitudianggaphilangdantidakdiperhitungkanlagi, bagaimanakecil pun selisihkekalahannya.
KelebihanSistemDistrik : Karenakecilnyadistrik, makawakil yang terpilihbiasanyadikenalolehpendudukdistrik, sehinggahubungannyadenganpenduduklebiherat. Dengandemikiandiaakanlebihterdoronguntukmemperjuangkankepentingandistrik. Kedudukanterhadappartailebihbebas, karenadalampemilihansemacaminifaktorkepribadianseseorangmerupakanfaktor yang penting; Lebihmendorongintegrasiparpolkarenakursi yang diperebutkandalamsetiapdistrikpemilihanhanyasatu. Jugamendorongkearahpenyederhanaanpartaisecarailmiah; Sederhanadanmudahuntukdiselenggarakan; Terbatasnyajumlahpartaidanmeningkatnyakerjasamaantarpartaimempermudahterbentuknyapemerintahan yang stabildantercapainyastabilitasnasional.
KekuranganSistemDistrik : Kurangmenguntungkanbagipartaikecildangolonganminoritas; Kurang representatives, calon yang kalahdalamsuatudistrikkehilangansemuasuara yang mendukungnya(banyaksuara yang hilang); Bisaterjadikesenjanganantarajumlahsuara yang diperolehdarimasyarakatdanjumlahkursi yang diperolehatasparlemen, menguntungkanpartaibesar.
HUBUNGAN SISTEM PEMILU DENGAN SISTEM KEPARTAIAN Sistempemilihanmempengaruhijumlahdanukuranrelatifparpoldiparlemen. Sistempemilihandinegara yang menganutsistemduapartaiberbedadengan yang menganutmultipartai. Mekanismeregulasidalamsistempolitikotoriterdansentralistikberbedadengansistemdemokrasi yang umumnyapembatasandilakukandenganmemberikanprasyarat minimal. Artinyakebebasanmendirikanpartaitetapdijaminsepenuhnya (dimensisubstansi) tetapidisertaikondisionalitas agar kebebasanitudapatdipertanggungjawabkan, terkontroldanditerjemahkandalammekanismepolitik (dimensiprosedural). Sistempemilihanmenentukanketerpaduan internal dandisiplinmasing-masingpartai, sebagiansistemmungkinsajamendorongterjadinyafaksionalisme, dimanabeberapasayap yang berbedadarisatupartaiterusmenerusbertentangansatudenganlainnya, sementarasistem yang lain mungkindapatmemaksapartai-partaiuntukbersatusuaradanmenekanpembangkangan. Sebuahsistempemilujugabisamengarahpadapembentukankoalisiataupemerintahansatupartaidengankendala yang dihadapipartaimayoritas. Dengankata lain, sistempemilihanbisamendorongataumenghalangipembentukanalinasidiantarapartai-partai, yang padagilirannyaakanmempengaruhiiklimpolitik yang lebihluas.
HubunganKepartaiandanPemiludi Indonesia Padamasaberlakunyasistemparlementer, kombinasi yang digunakanadalahsistempemiluproportional representationdansistemmultipartai. Padamasaini, tidakhanyapartaisaja yang diberikankesempatanmenjadikontestanpemilu, akantetapiindividu (Perorangan) jugadiberikesempatanuntukmencalonkandiri. Pemilupada era inidianggapsebagaipemilu yang paling demokratisselamapemerintahandi Indonesia. Walaupundemikian, partaipolitik yang dihasilkanmelaluipemiludemokratisinidianggaptelahmenyalahgunakankesempatanberkuasa, karenaterlalumementingkankepentingansertaideologimasing-masingkelompok, sehinggagagalmenciptakansuasana yang stabil yang kondusifuntukpembangunansecaraberkesinambungan. Karenapendeknyausiasetiapkabinetsebagaiakibatulahnyapartai-partai, tidakmungkinbagipemerintahmenyusundanmelaksanakansuaturencanakerjasecaramantap.
MasaOrde Lama DektritPresiden 4 Juli 1959 menghidupkankembali UUD 1945, Soekarnodalamusahamembentukdemokrasiterpimpinmenyatakanbeberapatindakanantara lain menyederhanakansistempartaidenganmengurangijumlahpartai. PenyederhanaandilakukandenganmencabutMaklumatPemerintahtertanggal 3 November 1945, melaluiPenetapanPresiden (Penpres) Nomor 7 tahun 1959 ditetapkansyarat-syarat yang harusdipenuhiolehpartaiuntukdiakuiolehpemerintah. Padatahun 1960 jumlahpartai yang memenuhisyarattinggal 10 partai.
MasaOrdeBaru OrdeBarudengansistempemerintahanPresidensialisme, menerapkansistempemilihanproporsionaldengandaftartertutupkombinasidengansistemmultipartai yang berangsur-angsurdisederhanakan. Selainsistemproporsionaltertutup yang digunakan, modifikasisistempemilihan yang digunakanOrdeBaruadalahmelaluipengangkatanutusangolongan/daerah. Padawalnya, penyederhanaanSistemMultipartaiOrdeBarudilakukandengansuatukompromi (Konsensusnasional) antarapemerintahdanpartai-partaipadatanggal 27 Juli 1967 untuktetapmemakaisistemperwakilanberimbang, denganbeberapamodifikasi. Diantaranya, kabupatendijaminsekurang-kurangnya 1 kursi, dan 100 anggota DPR darijumlah total 460 diangkatdariABRI (75), Non ABRI (25). Sistemdistrikditolakdansangatdikecamparpol, denganalasankarenatidakhanyadikhawatirkanakanmengurangikekuasaanpimpinanpartai, tetapijugamencakupidebaru, sepertiduduknyawakil ABRI sebagaianggotaparlemen. Karenakegagalanusahapenyederhanaanpartaiketikapemilihan, OrdeBarumelakukanpengurangandenganmengelompokkandari 10 partaimenjaditigapartaipadatahun 1973, sehinggasejakpemilu 1977 hingga 1992 hanyaadatigapesertapemiluyakni PPP, Golkar, dan PDI.
MasaReformasi SistemPemilu yang dianutadalahsistemproporsional (perwakilanberimbang) dengandaftarcalonterbukauntukmemilih DPR dan DPRD, sedangkanuntukmemilihDewanPerwakilan Daerah (DPD) menggunakansistemdistriksistemdistrikberwakilbanyak. SistemPemiluinidigunakansebagaievaluasisistem yang diterapkanpadamasaOrdeBaru, denganharapanrakyat agar pemilihancalon yang diajukanolehpartaipolitik (parpol) lebihdikenalolehpemilihnya. Pembatasanpadamasainidilakukandenganmekanismekuota (Threshold)[8], yaitudenganmencantumkanprasyaratPartaiPolitikPesertaPemiluharusmemperolehsekurang-kurangnya 3% jumlahkursidi DPR, ataumemperolehsekurang-kurangnya 4% jumlahkursi DPRD Provinsi yang tersebarsekurang-kurangnya (setengah) darijumlahprovinsiseluruh Indonesia, ataumemperolehsekurang-kurangnya 4% jumlahkursi DPRD Kabupaten/Kota yang tersebardikabupaten/kotaseluruh Indonesia untukdapatmengikutiPemiluberikutnya.
TERIMA KASIH

Weitere Àhnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Meningkatkan partisipasi politik rakyat
Meningkatkan partisipasi politik rakyatMeningkatkan partisipasi politik rakyat
Meningkatkan partisipasi politik rakyatElection Commision
 
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar Tri Widodo W. UTOMO
 
Materi partisipasi politik
Materi partisipasi politikMateri partisipasi politik
Materi partisipasi politikCecep Zafar Sofyan
 
Pemilih pemula sosialisasi
Pemilih pemula sosialisasiPemilih pemula sosialisasi
Pemilih pemula sosialisasiMuktar Eneste
 
Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Perkembangan Demokrasi di IndonesiaPerkembangan Demokrasi di Indonesia
Perkembangan Demokrasi di IndonesiaHera Fitra
 
Budaya Politik Indonesia
Budaya Politik IndonesiaBudaya Politik Indonesia
Budaya Politik IndonesiaMuhamad Yogi
 
Tantangan pemilu serentak 2024
Tantangan pemilu serentak 2024Tantangan pemilu serentak 2024
Tantangan pemilu serentak 2024Ahsanul Minan
 
Sistem Politik & Demokrasi
Sistem Politik & DemokrasiSistem Politik & Demokrasi
Sistem Politik & DemokrasiFair Nurfachrizi
 
Politik identitas dan Nasionalisme
Politik identitas dan NasionalismePolitik identitas dan Nasionalisme
Politik identitas dan NasionalismeLestari Moerdijat
 
PEMILIH PEMULA
PEMILIH PEMULAPEMILIH PEMULA
PEMILIH PEMULAAN ASYUF
 
SUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIK
SUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIKSUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIK
SUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIKBayu Rizky Aditya
 
Hubungan ilmu politik dengan ilmu sosial lainya
Hubungan ilmu politik dengan ilmu sosial lainyaHubungan ilmu politik dengan ilmu sosial lainya
Hubungan ilmu politik dengan ilmu sosial lainyaRifai Ahmad
 
Sejarah Pemilu Indonesia
Sejarah Pemilu IndonesiaSejarah Pemilu Indonesia
Sejarah Pemilu IndonesiaMidway Writer
 
Kondisi indonesia pasca reformasi dalam bidang politik
Kondisi indonesia pasca reformasi dalam bidang politikKondisi indonesia pasca reformasi dalam bidang politik
Kondisi indonesia pasca reformasi dalam bidang politikMahfuri Mahfuri
 
Kelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia
Kelompok kepentingan- Sistem Politik IndonesiaKelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia
Kelompok kepentingan- Sistem Politik IndonesiaMuhammad Ardhiansyah
 

Was ist angesagt? (20)

Meningkatkan partisipasi politik rakyat
Meningkatkan partisipasi politik rakyatMeningkatkan partisipasi politik rakyat
Meningkatkan partisipasi politik rakyat
 
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
 
Sistem pemilu
Sistem pemiluSistem pemilu
Sistem pemilu
 
Materi partisipasi politik
Materi partisipasi politikMateri partisipasi politik
Materi partisipasi politik
 
Partai politik
Partai politikPartai politik
Partai politik
 
Pemilih pemula sosialisasi
Pemilih pemula sosialisasiPemilih pemula sosialisasi
Pemilih pemula sosialisasi
 
Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Perkembangan Demokrasi di IndonesiaPerkembangan Demokrasi di Indonesia
Perkembangan Demokrasi di Indonesia
 
Budaya Politik Indonesia
Budaya Politik IndonesiaBudaya Politik Indonesia
Budaya Politik Indonesia
 
Tantangan pemilu serentak 2024
Tantangan pemilu serentak 2024Tantangan pemilu serentak 2024
Tantangan pemilu serentak 2024
 
Sistem Politik & Demokrasi
Sistem Politik & DemokrasiSistem Politik & Demokrasi
Sistem Politik & Demokrasi
 
Politik identitas dan Nasionalisme
Politik identitas dan NasionalismePolitik identitas dan Nasionalisme
Politik identitas dan Nasionalisme
 
PEMILIH PEMULA
PEMILIH PEMULAPEMILIH PEMULA
PEMILIH PEMULA
 
SUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIK
SUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIKSUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIK
SUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIK
 
Ppt Demokrasi Indonesia
Ppt Demokrasi IndonesiaPpt Demokrasi Indonesia
Ppt Demokrasi Indonesia
 
Hubungan ilmu politik dengan ilmu sosial lainya
Hubungan ilmu politik dengan ilmu sosial lainyaHubungan ilmu politik dengan ilmu sosial lainya
Hubungan ilmu politik dengan ilmu sosial lainya
 
2. sistem kepartaian
2. sistem kepartaian2. sistem kepartaian
2. sistem kepartaian
 
Sejarah Pemilu Indonesia
Sejarah Pemilu IndonesiaSejarah Pemilu Indonesia
Sejarah Pemilu Indonesia
 
Kondisi indonesia pasca reformasi dalam bidang politik
Kondisi indonesia pasca reformasi dalam bidang politikKondisi indonesia pasca reformasi dalam bidang politik
Kondisi indonesia pasca reformasi dalam bidang politik
 
Komunikasi politik
Komunikasi politikKomunikasi politik
Komunikasi politik
 
Kelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia
Kelompok kepentingan- Sistem Politik IndonesiaKelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia
Kelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia
 

Andere mochten auch

Pemilu dan peran serta pemilih pemula
Pemilu dan peran serta pemilih pemulaPemilu dan peran serta pemilih pemula
Pemilu dan peran serta pemilih pemulaBima Faqih
 
Partisipasi Etnis Tionghoa dalam Partai Politik di Indonesia Sejak Masa Kolon...
Partisipasi Etnis Tionghoa dalam Partai Politik di Indonesia Sejak Masa Kolon...Partisipasi Etnis Tionghoa dalam Partai Politik di Indonesia Sejak Masa Kolon...
Partisipasi Etnis Tionghoa dalam Partai Politik di Indonesia Sejak Masa Kolon...Ulya Amaliya
 
PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)
PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)
PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)Adinda siti Hapsoh
 
Makalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakat
Makalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakatMakalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakat
Makalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakatAmka Azril
 
sistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organis
sistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organissistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organis
sistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organisNasria Ika
 
Makalah badminton
Makalah badmintonMakalah badminton
Makalah badmintonsoecyzuraina
 
Power point konstitusi
Power point  konstitusiPower point  konstitusi
Power point konstitusibyunbella
 
ĐĄĐŒŃŃ‚Đ”ĐœĐžĐ” чуĐČстĐČ
ĐĄĐŒŃŃ‚Đ”ĐœĐžĐ” чуĐČстĐČĐĄĐŒŃŃ‚Đ”ĐœĐžĐ” чуĐČстĐČ
ĐĄĐŒŃŃ‚Đ”ĐœĐžĐ” чуĐČстĐČPeugeotUA
 
Music : your social media optimisation
Music : your social media optimisationMusic : your social media optimisation
Music : your social media optimisationaf83media
 
CETS 2012, Christine O'Malley, slides for Using Variables in Lectora to Colle...
CETS 2012, Christine O'Malley, slides for Using Variables in Lectora to Colle...CETS 2012, Christine O'Malley, slides for Using Variables in Lectora to Colle...
CETS 2012, Christine O'Malley, slides for Using Variables in Lectora to Colle...Chicago eLearning & Technology Showcase
 
MOLABTVX
MOLABTVXMOLABTVX
MOLABTVXNat Pham
 
Dept. of defense driving toward 0
Dept. of defense   driving toward 0Dept. of defense   driving toward 0
Dept. of defense driving toward 0Vaibhav Patni
 
Moneda
MonedaMoneda
MonedaEver
 
íˆŹìŽì»šì„€íŒ… 제16회 Yì„žëŻžë‚˜ : ì„€ëŹžêČ°êłŒ
íˆŹìŽì»šì„€íŒ… 제16회 Yì„žëŻžë‚˜ : ì„€ëŹžêČ°êłŒíˆŹìŽì»šì„€íŒ… 제16회 Yì„žëŻžë‚˜ : ì„€ëŹžêČ°êłŒ
íˆŹìŽì»šì„€íŒ… 제16회 Yì„žëŻžë‚˜ : ì„€ëŹžêČ°êłŒ2econsulting
 
Brochure admissions 2012
Brochure admissions 2012Brochure admissions 2012
Brochure admissions 2012Prafulla Tekriwal
 

Andere mochten auch (20)

Pemilu dan peran serta pemilih pemula
Pemilu dan peran serta pemilih pemulaPemilu dan peran serta pemilih pemula
Pemilu dan peran serta pemilih pemula
 
Partisipasi Etnis Tionghoa dalam Partai Politik di Indonesia Sejak Masa Kolon...
Partisipasi Etnis Tionghoa dalam Partai Politik di Indonesia Sejak Masa Kolon...Partisipasi Etnis Tionghoa dalam Partai Politik di Indonesia Sejak Masa Kolon...
Partisipasi Etnis Tionghoa dalam Partai Politik di Indonesia Sejak Masa Kolon...
 
Sistem pemilihan umum
Sistem pemilihan umumSistem pemilihan umum
Sistem pemilihan umum
 
PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)
PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)
PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)
 
Makalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakat
Makalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakatMakalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakat
Makalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakat
 
sistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organis
sistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organissistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organis
sistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organis
 
Makalah badminton
Makalah badmintonMakalah badminton
Makalah badminton
 
Power point konstitusi
Power point  konstitusiPower point  konstitusi
Power point konstitusi
 
ĐĄĐŒŃŃ‚Đ”ĐœĐžĐ” чуĐČстĐČ
ĐĄĐŒŃŃ‚Đ”ĐœĐžĐ” чуĐČстĐČĐĄĐŒŃŃ‚Đ”ĐœĐžĐ” чуĐČстĐČ
ĐĄĐŒŃŃ‚Đ”ĐœĐžĐ” чуĐČстĐČ
 
Music : your social media optimisation
Music : your social media optimisationMusic : your social media optimisation
Music : your social media optimisation
 
Wipro
WiproWipro
Wipro
 
CETS 2012, Christine O'Malley, slides for Using Variables in Lectora to Colle...
CETS 2012, Christine O'Malley, slides for Using Variables in Lectora to Colle...CETS 2012, Christine O'Malley, slides for Using Variables in Lectora to Colle...
CETS 2012, Christine O'Malley, slides for Using Variables in Lectora to Colle...
 
Go Global Project 2012 by TeAM
Go Global Project 2012 by TeAMGo Global Project 2012 by TeAM
Go Global Project 2012 by TeAM
 
CamTech
CamTechCamTech
CamTech
 
MOLABTVX
MOLABTVXMOLABTVX
MOLABTVX
 
Dept. of defense driving toward 0
Dept. of defense   driving toward 0Dept. of defense   driving toward 0
Dept. of defense driving toward 0
 
Moneda
MonedaMoneda
Moneda
 
íˆŹìŽì»šì„€íŒ… 제16회 Yì„žëŻžë‚˜ : ì„€ëŹžêČ°êłŒ
íˆŹìŽì»šì„€íŒ… 제16회 Yì„žëŻžë‚˜ : ì„€ëŹžêČ°êłŒíˆŹìŽì»šì„€íŒ… 제16회 Yì„žëŻžë‚˜ : ì„€ëŹžêČ°êłŒ
íˆŹìŽì»šì„€íŒ… 제16회 Yì„žëŻžë‚˜ : ì„€ëŹžêČ°êłŒ
 
Cets 2013_ gander hale_write_test_questions_session
Cets 2013_ gander hale_write_test_questions_sessionCets 2013_ gander hale_write_test_questions_session
Cets 2013_ gander hale_write_test_questions_session
 
Brochure admissions 2012
Brochure admissions 2012Brochure admissions 2012
Brochure admissions 2012
 

Ähnlich wie Hubungan kepartaian dan pemilu

SISTEM PEMILU.pptx
SISTEM PEMILU.pptxSISTEM PEMILU.pptx
SISTEM PEMILU.pptxzulamirulhaq1
 
KOMUNIKASI POLITIK - Komunikasi Politik 1
KOMUNIKASI POLITIK - Komunikasi Politik 1KOMUNIKASI POLITIK - Komunikasi Politik 1
KOMUNIKASI POLITIK - Komunikasi Politik 1Diana Amelia Bagti
 
Kelompok 5 HTN.pptx
Kelompok 5 HTN.pptxKelompok 5 HTN.pptx
Kelompok 5 HTN.pptxSnn27
 
Makalah ilmu politik 2015
Makalah ilmu politik 2015Makalah ilmu politik 2015
Makalah ilmu politik 2015Ikhwan Setiawan
 
Tugas politik_transaksional_di_lembaga_legislatif
Tugas  politik_transaksional_di_lembaga_legislatifTugas  politik_transaksional_di_lembaga_legislatif
Tugas politik_transaksional_di_lembaga_legislatifDanny Ardiyansyah
 
Sistem politik indonesia yang memungkinkan
Sistem politik indonesia yang memungkinkanSistem politik indonesia yang memungkinkan
Sistem politik indonesia yang memungkinkanaliluqman
 
FS-SISTEM-PEMILU-MARUN.pdf
FS-SISTEM-PEMILU-MARUN.pdfFS-SISTEM-PEMILU-MARUN.pdf
FS-SISTEM-PEMILU-MARUN.pdfFatihBirri
 
Mendagri partisipasi pilpres 70 persen sudah luar biasa
Mendagri partisipasi pilpres 70 persen sudah luar biasaMendagri partisipasi pilpres 70 persen sudah luar biasa
Mendagri partisipasi pilpres 70 persen sudah luar biasaSweet Angel Weismann
 
Tugas makalah sosiologi agama
Tugas makalah sosiologi agamaTugas makalah sosiologi agama
Tugas makalah sosiologi agamaFitrah Plur
 
Kewarganegaraan (KWN)_Demokrasi
Kewarganegaraan (KWN)_DemokrasiKewarganegaraan (KWN)_Demokrasi
Kewarganegaraan (KWN)_Demokrasinoussevarenna
 
demokrasi masyarakat beradab
demokrasi masyarakat beradabdemokrasi masyarakat beradab
demokrasi masyarakat beradabNasria Ika
 
Sistem politik 50
Sistem politik 50Sistem politik 50
Sistem politik 50Arin Sfaaez
 
Perempuan & politik
Perempuan & politikPerempuan & politik
Perempuan & politikTion Camang
 
Hubungan dan Birokrasi dalam Pemerintahan Indonesia
Hubungan dan Birokrasi dalam Pemerintahan IndonesiaHubungan dan Birokrasi dalam Pemerintahan Indonesia
Hubungan dan Birokrasi dalam Pemerintahan IndonesiaWildanAhmil1
 

Ähnlich wie Hubungan kepartaian dan pemilu (20)

Transfusi parpol
Transfusi parpolTransfusi parpol
Transfusi parpol
 
SISTEM PEMILU.pptx
SISTEM PEMILU.pptxSISTEM PEMILU.pptx
SISTEM PEMILU.pptx
 
Makalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesiaMakalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesia
 
Makalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesiaMakalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesia
 
KOMUNIKASI POLITIK - Komunikasi Politik 1
KOMUNIKASI POLITIK - Komunikasi Politik 1KOMUNIKASI POLITIK - Komunikasi Politik 1
KOMUNIKASI POLITIK - Komunikasi Politik 1
 
Pengaruh golput di indonesia
Pengaruh golput di indonesiaPengaruh golput di indonesia
Pengaruh golput di indonesia
 
Kelompok 5 HTN.pptx
Kelompok 5 HTN.pptxKelompok 5 HTN.pptx
Kelompok 5 HTN.pptx
 
Makalah ilmu politik 2015
Makalah ilmu politik 2015Makalah ilmu politik 2015
Makalah ilmu politik 2015
 
Natural aceh
Natural acehNatural aceh
Natural aceh
 
Tugas politik_transaksional_di_lembaga_legislatif
Tugas  politik_transaksional_di_lembaga_legislatifTugas  politik_transaksional_di_lembaga_legislatif
Tugas politik_transaksional_di_lembaga_legislatif
 
Sistem politik indonesia yang memungkinkan
Sistem politik indonesia yang memungkinkanSistem politik indonesia yang memungkinkan
Sistem politik indonesia yang memungkinkan
 
Natural aceh
Natural acehNatural aceh
Natural aceh
 
FS-SISTEM-PEMILU-MARUN.pdf
FS-SISTEM-PEMILU-MARUN.pdfFS-SISTEM-PEMILU-MARUN.pdf
FS-SISTEM-PEMILU-MARUN.pdf
 
Mendagri partisipasi pilpres 70 persen sudah luar biasa
Mendagri partisipasi pilpres 70 persen sudah luar biasaMendagri partisipasi pilpres 70 persen sudah luar biasa
Mendagri partisipasi pilpres 70 persen sudah luar biasa
 
Tugas makalah sosiologi agama
Tugas makalah sosiologi agamaTugas makalah sosiologi agama
Tugas makalah sosiologi agama
 
Kewarganegaraan (KWN)_Demokrasi
Kewarganegaraan (KWN)_DemokrasiKewarganegaraan (KWN)_Demokrasi
Kewarganegaraan (KWN)_Demokrasi
 
demokrasi masyarakat beradab
demokrasi masyarakat beradabdemokrasi masyarakat beradab
demokrasi masyarakat beradab
 
Sistem politik 50
Sistem politik 50Sistem politik 50
Sistem politik 50
 
Perempuan & politik
Perempuan & politikPerempuan & politik
Perempuan & politik
 
Hubungan dan Birokrasi dalam Pemerintahan Indonesia
Hubungan dan Birokrasi dalam Pemerintahan IndonesiaHubungan dan Birokrasi dalam Pemerintahan Indonesia
Hubungan dan Birokrasi dalam Pemerintahan Indonesia
 

KĂŒrzlich hochgeladen

AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptimamshadiqin2
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfsaptari3
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 

KĂŒrzlich hochgeladen (20)

AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 

Hubungan kepartaian dan pemilu

  • 1. HUBUNGAN KEPARTAIAN DAN PEMILIHAN UMUM
  • 2. PENGERTIAN PARTAI POLITIK Partaipolitikmenurut Maurice Duvergeradalah group yang terorganisir yang mencarikekusaanpolitikbaiklewatpemilihanumum yang demokratismaupunlewatrevolusi. Sven Quenter yang mendefenisikanpartaiadalahorganisasi yang menurunkankandidatnyamerebutkursiparlemennasionalsatunegaralewatpemilu.
  • 3. PENGERTIAN PEMILIHAN UMUM (PEMILU) Pemilu adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa. Menurut Dahl merupakan gambaran ideal dan maksimal bagi suatu pemerintahan demokrasi di zaman modern. Pemilu merupakan salah satu usaha untuk mempengaruhi rakyat secara persuasif (tidak memaksa) dengan melakukan kegiatan retorika, public relations, komunikasi massa, lobby dan kegiatan lain-lain. Meskipun agitasi dan propaganda di Negara demokrasi sangat dikecam, namun dalam kampanye pemilihan umum, teknik agitasi dan teknik propaganda banyak juga dipakai oleh para kandidat atau politikus selalu komunikator politik.
  • 4. HUBUNGAN PARTAI POLITIK DENGAN PEMILU Partaipolitikmerupakansatu-satunyaorganisasipolitik yang berkaitandenganpemilihanumum. Karenaperanpartaipolitikdalampemilihanumumsangatbesaruntukmencapaitujuandalampemilihandanmempergunakankekuasaandalampemerintahansetelahpartaitersebutmemenangkanpemilihan.
  • 5. PengertianSistemKepartaian Sistemkepartaianialahpolaperilakudaninteraksidiantarasejumlahpartaipolitik. Untukmembedakanantarapartaipolitikdansistemkepartaianmakajelasnyaadalahbahwapartaipolitikadalah ”organisasi yang bertujuanmempengaruhidanmendapatkankekuasaanyang dilakukanmelaluipemilu”. sedangkansistemkepartaianadalah ” intraksipartai-partaisatusama lain danhubungannyadengansistempolitiksecarakeseluruhan”. Jadipartaipolitikadalahorganisasidalam (internal organization) sedangkansistemkepartaiansebagailingkunganya (ekternal environmental).
  • 6. SISTEM KEPARTAIAN Berdasarkan jumlahnya terdapat tiga tipe sistem kepartaian, yaitu dominant partysystem (Partai Tunggal), dwi party system (sistem dua partai) dan, multiparty system (sistem partai banyak).
  • 7. SistemPemilihanUmum Menurut G.Y Wolhoffterdapatduasistem/tipesistempemiluyaitu: Sistempemilihanorganisadalahsebuahkelompok yang dalam organ-organ individu, kelompokinibiasanyaberdasarkangenekologis, lapisanmasyarakat, organisasikelembagaan. Dengandemikianpadasistemorganikhaksuaraterletakpadakelompok. SistempemilihanmekanikadalahmelihatrakyatterdiriatasIndividu-individudimanahaksuaraberadapadamasing-masingindividu. Sistempemilihanmekanisbiasanyadibagiatasduasistemyaitusistemdistrikdansistemproporsional.
  • 8. SistemPerwakilanBerimbang GagasanpokoksistemPerwakilanBerimbang(Proportional Representation)terletakpadasesuainyajumlahkursiparlemen yang diperolehsuatugolonganataupartaidenganjumlahsuara yang diperolehdarimasyarakat. Padasistemininegaradibagidalambeberapadaerahpemilihan yang besar, dansetiapdaerahpemilihanmemilihsejumlahwakilsesuaidenganbanyaknyapendudukdalamdaerahpemilihanitu. Dengandemikiankekuatansuatupartaidalammasyarakattercermindalamjumlahkursi yang diperolehnyadalamparlemen, artinyadukunganmasyarakatbagipartaiitusesuaiatauproporsionaldenganjumlahkursidalamparlemen.
  • 9. KelebihanSistemPerwakilanBerimbang Dianggapdemokratisdanrepresentatif, olehkarenasemuaaliran yang adadalammasyarakatterwakilidalamparlemen, sedangkanjumlahwakildalambadanitusesuaidenganjumlahsuara yang diperolehdarimasyarakatdalammasing-masingdaerahpemilihan, KemudianjugaDianggaplebihadilkarenagolongankecilsekalipunmempunyaikesempatanuntukmendudukkanwakildalamdepartemen; Wakilrakyat yang dipilihdengancarainidiharapkanlebihcenderunguntukmengutamakankepentingannasionaldaripadakepentingandaerah;
  • 10. KelemahanSistemPerwakilanBerimbang Mempermudahfragmentasipartaidanmenimbulkankecendrungankuatdikalangananggotauntukmemisahkandiridaripartainyadanmembentukpartaibaru; Wakil yang terpilihmerasadirinyalebihterikatkepadapartaidaripadakepadadaerah yang mewakilinyadisebabkanpartailebihmenonjolperannyadaripadakepribadianseseorang; Banyaknyapartai yang bersaingmenyulitkansuatupartaiuntukmeraihmayoritas (50%+1) yang perlumembentuksuatupemerintahan. Terpaksapartaiterbesarmengusahakansuatukoalisidenganbeberapapartai lain untukmemperolehmayoritasdalamparlemen. Koalisisemacaminiseringtidaklanggengsehinggatidakmembinastabilitaspolitik.
  • 11. BiasanyasistemPerwakilanBerimbanginiseringdikombinasikandenganbeberapaprosedur lain antara lain dengansistemdaftar(List System), yang kemudiandibagilagimenjadisistemdaftartertutupdansistemdaftarterbuka. Dalamsistemdaftartertutupsetiappartaimengajukansatudaftarcalondansipemilihmemilihsatupartaidengansemuacalon yang dicalonkanolehpartaiitu, untukberbagaikursi yang diperebutkan.
  • 13. KelebihanProposional Terbuka Representatif, dukunganmasyarakattercermindalamjumlahwakil DPR; Memberipeluangbagiorang yang diseganididaerahuntukmendapattempatdi DPR; Anggota DPR akanlebihindependendankedudukannyadalamhubungandenganpimpinanpartaidantidakusahterlalutakutakandirecalljikaberbedapendapatdenganpimpinanpartaidanpihak lain; Kedudukan yang lebihkuatdarimasing-masinganggota DPR akandapatmeningkatkankualitas DPR.
  • 14. SistemDistrik Sistemdistrik, merupakansistempemilihan yang paling tuadidasarkanataskesatuangeografis. Setiapkesatuangeografismempunyaisatuwakildalamparlemen. Untukkeperluanpemilihan, negaradibagidalamsejumlahbesardistrikdanjumlahwakilrakyatdalamparlemenditentukanolehjumlahdistrik. Calondalamsatudistrikmemperolehyang menangadalah yang memperolehsuaraterbanyak,sedangkansuara-suara yang diberikankepadacalon lain dalamdistrikitudianggaphilangdantidakdiperhitungkanlagi, bagaimanakecil pun selisihkekalahannya.
  • 15. KelebihanSistemDistrik : Karenakecilnyadistrik, makawakil yang terpilihbiasanyadikenalolehpendudukdistrik, sehinggahubungannyadenganpenduduklebiherat. Dengandemikiandiaakanlebihterdoronguntukmemperjuangkankepentingandistrik. Kedudukanterhadappartailebihbebas, karenadalampemilihansemacaminifaktorkepribadianseseorangmerupakanfaktor yang penting; Lebihmendorongintegrasiparpolkarenakursi yang diperebutkandalamsetiapdistrikpemilihanhanyasatu. Jugamendorongkearahpenyederhanaanpartaisecarailmiah; Sederhanadanmudahuntukdiselenggarakan; Terbatasnyajumlahpartaidanmeningkatnyakerjasamaantarpartaimempermudahterbentuknyapemerintahan yang stabildantercapainyastabilitasnasional.
  • 16. KekuranganSistemDistrik : Kurangmenguntungkanbagipartaikecildangolonganminoritas; Kurang representatives, calon yang kalahdalamsuatudistrikkehilangansemuasuara yang mendukungnya(banyaksuara yang hilang); Bisaterjadikesenjanganantarajumlahsuara yang diperolehdarimasyarakatdanjumlahkursi yang diperolehatasparlemen, menguntungkanpartaibesar.
  • 17. HUBUNGAN SISTEM PEMILU DENGAN SISTEM KEPARTAIAN Sistempemilihanmempengaruhijumlahdanukuranrelatifparpoldiparlemen. Sistempemilihandinegara yang menganutsistemduapartaiberbedadengan yang menganutmultipartai. Mekanismeregulasidalamsistempolitikotoriterdansentralistikberbedadengansistemdemokrasi yang umumnyapembatasandilakukandenganmemberikanprasyarat minimal. Artinyakebebasanmendirikanpartaitetapdijaminsepenuhnya (dimensisubstansi) tetapidisertaikondisionalitas agar kebebasanitudapatdipertanggungjawabkan, terkontroldanditerjemahkandalammekanismepolitik (dimensiprosedural). Sistempemilihanmenentukanketerpaduan internal dandisiplinmasing-masingpartai, sebagiansistemmungkinsajamendorongterjadinyafaksionalisme, dimanabeberapasayap yang berbedadarisatupartaiterusmenerusbertentangansatudenganlainnya, sementarasistem yang lain mungkindapatmemaksapartai-partaiuntukbersatusuaradanmenekanpembangkangan. Sebuahsistempemilujugabisamengarahpadapembentukankoalisiataupemerintahansatupartaidengankendala yang dihadapipartaimayoritas. Dengankata lain, sistempemilihanbisamendorongataumenghalangipembentukanalinasidiantarapartai-partai, yang padagilirannyaakanmempengaruhiiklimpolitik yang lebihluas.
  • 18. HubunganKepartaiandanPemiludi Indonesia Padamasaberlakunyasistemparlementer, kombinasi yang digunakanadalahsistempemiluproportional representationdansistemmultipartai. Padamasaini, tidakhanyapartaisaja yang diberikankesempatanmenjadikontestanpemilu, akantetapiindividu (Perorangan) jugadiberikesempatanuntukmencalonkandiri. Pemilupada era inidianggapsebagaipemilu yang paling demokratisselamapemerintahandi Indonesia. Walaupundemikian, partaipolitik yang dihasilkanmelaluipemiludemokratisinidianggaptelahmenyalahgunakankesempatanberkuasa, karenaterlalumementingkankepentingansertaideologimasing-masingkelompok, sehinggagagalmenciptakansuasana yang stabil yang kondusifuntukpembangunansecaraberkesinambungan. Karenapendeknyausiasetiapkabinetsebagaiakibatulahnyapartai-partai, tidakmungkinbagipemerintahmenyusundanmelaksanakansuaturencanakerjasecaramantap.
  • 19. MasaOrde Lama DektritPresiden 4 Juli 1959 menghidupkankembali UUD 1945, Soekarnodalamusahamembentukdemokrasiterpimpinmenyatakanbeberapatindakanantara lain menyederhanakansistempartaidenganmengurangijumlahpartai. PenyederhanaandilakukandenganmencabutMaklumatPemerintahtertanggal 3 November 1945, melaluiPenetapanPresiden (Penpres) Nomor 7 tahun 1959 ditetapkansyarat-syarat yang harusdipenuhiolehpartaiuntukdiakuiolehpemerintah. Padatahun 1960 jumlahpartai yang memenuhisyarattinggal 10 partai.
  • 20. MasaOrdeBaru OrdeBarudengansistempemerintahanPresidensialisme, menerapkansistempemilihanproporsionaldengandaftartertutupkombinasidengansistemmultipartai yang berangsur-angsurdisederhanakan. Selainsistemproporsionaltertutup yang digunakan, modifikasisistempemilihan yang digunakanOrdeBaruadalahmelaluipengangkatanutusangolongan/daerah. Padawalnya, penyederhanaanSistemMultipartaiOrdeBarudilakukandengansuatukompromi (Konsensusnasional) antarapemerintahdanpartai-partaipadatanggal 27 Juli 1967 untuktetapmemakaisistemperwakilanberimbang, denganbeberapamodifikasi. Diantaranya, kabupatendijaminsekurang-kurangnya 1 kursi, dan 100 anggota DPR darijumlah total 460 diangkatdariABRI (75), Non ABRI (25). Sistemdistrikditolakdansangatdikecamparpol, denganalasankarenatidakhanyadikhawatirkanakanmengurangikekuasaanpimpinanpartai, tetapijugamencakupidebaru, sepertiduduknyawakil ABRI sebagaianggotaparlemen. Karenakegagalanusahapenyederhanaanpartaiketikapemilihan, OrdeBarumelakukanpengurangandenganmengelompokkandari 10 partaimenjaditigapartaipadatahun 1973, sehinggasejakpemilu 1977 hingga 1992 hanyaadatigapesertapemiluyakni PPP, Golkar, dan PDI.
  • 21. MasaReformasi SistemPemilu yang dianutadalahsistemproporsional (perwakilanberimbang) dengandaftarcalonterbukauntukmemilih DPR dan DPRD, sedangkanuntukmemilihDewanPerwakilan Daerah (DPD) menggunakansistemdistriksistemdistrikberwakilbanyak. SistemPemiluinidigunakansebagaievaluasisistem yang diterapkanpadamasaOrdeBaru, denganharapanrakyat agar pemilihancalon yang diajukanolehpartaipolitik (parpol) lebihdikenalolehpemilihnya. Pembatasanpadamasainidilakukandenganmekanismekuota (Threshold)[8], yaitudenganmencantumkanprasyaratPartaiPolitikPesertaPemiluharusmemperolehsekurang-kurangnya 3% jumlahkursidi DPR, ataumemperolehsekurang-kurangnya 4% jumlahkursi DPRD Provinsi yang tersebarsekurang-kurangnya (setengah) darijumlahprovinsiseluruh Indonesia, ataumemperolehsekurang-kurangnya 4% jumlahkursi DPRD Kabupaten/Kota yang tersebardikabupaten/kotaseluruh Indonesia untukdapatmengikutiPemiluberikutnya.