SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 19
Downloaden Sie, um offline zu lesen
TOLERANSI LINIER
                                        Basori

   Toleransi adalah suatu penyimpangan ukuran yang diperbolehkan atau diijinkan.
Karena penyimpangan ini, benda yang dibuat dengan memakai toleransi masih dapat
dipasang atau diasembling. Bagian-bagian atau peralatan dari suatu mesin dibuat oleh
operator atau pekerja dalam suatu perusahaan sudah barang tentu dikerjakan dengan
ukuran-ukuran yang bertoleransi. Kadang-kadang seorang pekerja hanya mengerjakan
bagian mesin yang tertentu saja. Sedangkan pekerja yang lain mengerjakan bagian yang
lainnya.
   Jika kita akan membuat produk/benda kerja, baik dalam jumlah yang banyak maupun
sedikit, terlebih dahulu kita harus menggambarkannya dalam bentuk gambar kerja.
   Untuk mencapai ukuran yang tepat, sesuai dengan yang tercantum dalam gambar,
tidaklah mudah karena banyak faktor yang mempengaruhinya, misalnya :
• faktor alat ( alat potong )
• faktor mesin (presisi tidaknya mesin yang digunakan)
• faktor alat ukur
• faktor temperatur dan faktor lainnya yang dapat mempengaruhi ketepatan ukuran dari
   benda kerja tersebut.
   selama penyimpangan tersebut dalam kategori memenuhi syarat, maka produk yang
menyimpang dari ukuran dasarnya tersebut dapat diterima. sebaliknya jika penyimpangan
ukuran di luar kategori memenuhi syarat, maka produk tersebut tidak dapat diterima,
karena ukurannya terlalu besar atau terlalu kecil dari ukuran yang diminta.
   Sebagaimana batasan kategori “memenuhi syarat” kita harus memberikan dua
batasan ukuran yang diperbolehkan yaitu :
1. Batasan ukuran maksimum yang diperbolehkan.
2. Batasan ukuran minimum yang diperbolehkan/diizinkan.
   Job atau gambar kerja yang dibuat harus dicantumkan toleransinya. hal ini untuk
memudahkan operator dalam menentukan batasan ukuran minimum dan ukuran
maksimum yang diijinkan. poros yang dipasang pada bantalannya (dalam keadaan fungsi
longgar), dan blok silinder yang dipasang pada blok mesin dengan jalan dipress (kaku),
maka toleransinya berbeda.
Pada umumnya toleransi yang harus diberikan/dicantumkan pada gambar kerja ada
dua macam :
•   Toleransi untuk poros, yang meliputi benda-benda padat bulat, segiempat, dan
    bentuk-bentuk prisma lainnya.
•   Toleransi untuk lubang, yang meliputi lubang bulat (bor), lubang pada bantalan, alat
    pasak, rongga-rongga pada blok mesin, celah antara dua bidang (alur pasak), dan
    semacamnya.




A. Istilah-istilah pada Toleransi
    Sebagaimana tadi dijelaskan bahwa toleransi merupakan perbedaan dua ukuran yang
diperbolehkan, yaitu perbedaan antara ukuran maksimum dan ukuran minimum yang
diperbolehkan. Toleransi meliputi toleransi poros dan toleransi lubang.




Keterangan gambar :
1. Ukuran Nominal (uk.nom)
    Ukuran nominal yaitu ukuran benda yang dibulatkan sampai dengan ukuran mm dan
    merupakan ukuran patokan yang dijadikan batas-batas ukuran yang diizinkan. ukuran
    nominal adalah ukuran yang tertulis pada gambar kerja.
2. Ukuran Minimum (terkecil) (uk.min.)
   Ukuran minimum adalah ukuran terkecil yang diizinkan, baik untuk poros maupun
   untuk lubang.
3. Ukuran maksimum (uk.maks.)
   Ukuran maksimum adalah ukuran terbesar yang diizinkan, baik untuk poros maupun
   untuk lubang.
4. Penyimpangan Membesar
   Penyimpangan membesar yaitu perbedaan ukuran antara ukuran nominal dan ukuran
   maksimumnya yang diizinkannya (baik untuk poros maupun untuk lubang)
5. Penyimpangan Mengecil
   Penyimpangan mengecil yaitu perbedaan ukuran antara ukuran nominal dan ukuran
   minimum yang diizinkannya (baik untuk poros maupun untuk lubang)
6. Toleransi Umum
   Untuk gambar-gambar dengan ukuran tanpa persyaratan ketelitian khusus, atau
   ukuran tanpa keterangan dan kita dapat memberikan catatan secara umum, nilai-nilai
   penyimpangan yang diizinkannya disebut toleransi umum. Sesuai dengan ISO 2768,
   ukuran-ukuran tanpa keterangan terikat oleh toleransi umum.
A. Toleransi Khusus dan Toleransi Umum
   1. Toleransi Khusus
       Untuk gambar-gambar yang memerlukan ketelitian khusus, dalam pencantuman
ukurannya harus diberi toleransi khusus sesuai dengan standar ISO/R286 (ISO System of
Limits and Fits-Sitem ISO untuk Limits dan Suaian). Toleransi ini disebut juga toleransi
Standar Internasional (IT).


a. Simbol Kualitas Toleransi Standar
   Dalam sistem Toleransi Standar Internasional (IT), kualitas toleransi dibagi menjadi
18 macam kualitas, yaitu: IT 01;IT 00;IT 1;IT 2;IT 3;….;….;IT 16. Kualitas toleransi
tersebut meliputi toleransi untuk pekerjaan yang sangat teliti, misalnya pekerjaan-
pekerjaan pada instrumen, alat ukur, optik, dan semacamnya, pada pekerjaan seperti ini
dipakai kualitas IT 01, sampai dengan IT 4. untuk IT 5 sampai dengan IT 11 adalah
kualitas toleransi untuk pekerjaan-pekerjaan pemesinan yang sangat teliti, teliti, dan biasa
serta untuk pekerjaan-pekerjaan mampu tukar, dipasang satu sama lain (dirakit).
Sedangkan IT 12 sampai dengan IT 16 diperuntukkan bagi pekerjaan-pekerjaan yang
kasar seperti pekerjaan pengecoran, pemotongan dengan gas, dan pekerjaan kasar
sejenisnya.


b. Simbol Toleransi Lubang dan Poros
   Sebagaimana telah dijelaskan pada pasal yang terdahulu bahwa toleransi ada dua
macam, yaitu toleransi untuk lubang dan toleransi untuk poros. untuk membedakan,
kedua macam toleransi tersebut diberi simbol masing-masing dengan huruf besar untuk
lubang dan huruf kecil untuk poros.
   Angka nominal diikuti huruf besar beserta angka kualitasnya ini menunjukkan
besarnya lubang dengan toleransinya, sedangkan angka nominal yang diikuti huruf kecil
beserta angka kualitasnya menunjukkan besarnya poros dengan toleransinya.
Contoh :
ф 40 H7,       artinya suatu lubang (H-nya huruf besar) dengan daerah toleransi H dan
               kualitasnya 7
ф 40 h7,       artinya suatu poros (h-nya huruf kecil) dengan daerah toleransi h dan
               kualitasnya 7


c. Nilai Toleransi Khusus
   Untuk nilai ini dibuat suatu standar secara internasional (IT). besarnya nilai IT
tersebut ditetapkan dengan ISO 286. besarnya nilai toleransi disesuaikan dengan besar
kecilnya ukuran, baik lubang maupun poros seperi terlihat pada tabel berikut.


                                       TABEL 2.6
                                      Nilai Toleransi
     Sifat/penggunaan toleransi          KW.       Besarnya toleransi (micron)
                                          IT
     • Untuk alat ukur                   IT 01 0,3 + 0,08 . D
     • Optik                             IT 00 0,5 + 0,012 . D
                                         IT 1   0,8 + 0,020 . D
• Instrumen                           IT 2     Antara IT 1 sampai dengan IT 5
       (Untuk      pekerjaan-pekerjaan     IT 3     (lihat Tabel 2.7!)
       sangat teliti)                      IT 4
     • Untuk pekerjaan pemesinan           IT 5       7.i       Harga I dapat di hitung
       IT 5                                IT 6       10.i      dengan rumus:
     • Pekerjaan sangat teliti, teliti,    IT 7       16.i
       dan biasa                           IT 8       25.i      i=
                                           IT 9       40.i
                                           IT 10      64.i      i dalam mikron
                                           IT 11     100.i      D dalam mm

     • Untuk       pekerjaan-pekerjaan IT 12 160.i
         kasar, misalnya pemotongan, IT 13 250.i
         pengecoran,                 dan IT 14 400.i
         semacamnya.                       IT 15 640.i
                                           IT 16 1000.i


Contoh :
Suatu pekerjaan instrumen dikerjakan dengan kualitas IT 1. berapakah toleransinya jika
D = 10 mm ?
Jawab:
Untuk IT      = 0,8 + 0,020 . D (lihat tabel )
              = 0,8 + 0,020 . 10
              = 1 micron
jadi, toleransinya = 1 micron = 0,001 mm.


                                          TABEL 2.7
                            Nilai toleransi IT 2, IT 3 dan IT 4
                                                Kualitas Toleransi
                                          IT 2         IT 3          IT 4
                           3 s/d 6        1,2               2            3
                             3            1,5           2,5              4
6 – 10          1,5         2,5              4
                             10 – 18           2             3             5
                             18 – 30          2,5            4             6
                             30 – 50          2,5            4             7
                             50 – 80           3             5             8
                             80 – 120          4             6             10
                            120 - 180          5             8             12
                            180 – 250          7             10            14
                            250 – 315          8             12            16
                            315 – 400          9             13            18
                            400 – 500          10            15            20




    2.    Toleransi Umum
          Jika ukuran tanpa keterangan maka ukuran tersebut terikat oleh toleransi umum.
besarnya toleransi umum ini merupakan tanggung jawab perencanaan dan dapat kita pilih
salah satu macam variasi dari tabel dibawah ini. Toleransi khususnya dapat kita lihat pada
tabel di bawah ini.


                                              TABEL 2.8
                         Variasi Penyimpangan Umum (dalam mm)


            Ukuran nominal dalam satuan                   Jenis pekerjaan
                              mm                    Teliti        Sedang        Kasar
                       05 sampai dengan 3           ± 0,05         ± 0,1          -
                        3 sampai dengan 6           ± 0,05         ± 0,1        ± 0,2
                       6 sampai dengan 30            ± 0,1         ± 0,2        ± 0,5
                      30 sampai dengan 120          ± 0,15         ± 0,3        ± 0,8
                      120 sampai dengan 315          ± 0,2         ± 0,5        ± 1,2
                  315 sampai dengan 1000             ± 0,3         ± 0,8         ±2
                 1000 sampai dengan 2000             ± 0,5         ± 1,2         ±3



                                              TABEL 2.9
Penyimpangan Lubang (dalam mm)


Ukuran
             B      C              D            E             F            G               H
Diameter
 dalam
            B10 C9 C10       D8    D9 D10 E7    E8   E9   F6 F7   F8 G6 G7 H6 H7 H8 H9 H10
  mm
            +230 +116 +138 +62 +76 +98 +40 +47 +61 +22 +28 +35 +14 +20 +9 +15 +22 +36 +58
 6 – 10
            +150 + 80 + 80 +40 +40 +40 +25 +25 +25 +13 +13 +13         +5 +5       0   0   0   0   0
            +220 +138 +165 +77 +93 +120 +50 +59 +75 +27 +34 +43 +17 +24 +11 +18 +27 +43 +70
 10 – 18
            +150 +95 +95 +50 +50 +50 +32 +32 +32 +16 +16 +16 +16 +6                0   0   0   0   0
            +244 +162 +194 +98 +117 +149 +61 +73 +92 +33 +41 +53 +20 +28 +13 +21 +33 +52 +84
 18 – 30
            +160 +110 +101 +65 +65 +65 +40 +40 +40 +20 +20 +20 +7 +7               0   0   0   0   0
            +270 +182 +220 +119 +142 +180 +75 +89 +112 +41 +50 +64 +25 +34 +16 +25 +39 +62 +100
 30 – 40
            +170 +120 +120 +80 +60 +80 +50 +50 +50 +25 +25 +25 +9 +9               0   0   0   0   0
            +280 +192 +230
 40 – 50                     “      “   “   “   “    “    “   “    “   “       “   “   “   “   “   “
            +180 +130 +130
            +310 +214 +260 +146 +174 +220 +90 +106 +134 +49 +60 +76 +29 +40 +19 +30 +46 +74 +120
 50 – 65
            +190 +140 +140 +100 +100 +100 +60 +60 +60 +30 +30 +30 +10 +10 0            0   0   0   0
            +320 +224 +270
 65 – 80                     “      “   “   “   “    “    “   “    “   “       “   “   “   “   “   “
            +200 +150 +150
            +360 +257 +310 +174 +207 +260 +107 +126 +159 +58 +71 +90 +34 +47 +22 +35 +54 +87 +140
80 – 100
            +220 +170 +170 +120 +120 +120 +72 +72 +72 +36 +36 +36 +12 +12 0            0   0   0   0
            +380 +267 +320
100 – 120                    “      “   “   “   “    “    “   “    “   “       “   “   “   “   “   “
            +200 +180 +180
            +420 +300 +360 +208 +245 +305 +125 +146 +185 +68 +83 +106 +39 +54 +25 +40 +63 +100 +160
120 – 140
            +260 +200 +200 +145 +145 +145 +85 +85 +85 +43 +43 +43 +14 +14 0            0   0   0   0
            +440 +310 +370
140 – 160                    “      “   “   “   “    “    “   “    “   “       “   “   “   “   “   “
            +280 +210 +210
            +470 +330 +390
160 – 180                    “      “   “   “   “    “    “   “    “   “       “   “   “   “   “   “
            +310 +230 +230
            +525 +355 +425 +242 +285 +355 +146 +172 +215 +79 +96 +122 +44 +61 +29 +46 +72 +105 +185
180 – 200
            +340 +240 +240 +170 +170 +170 +100 +100 +100 +50 +50 +50 +15 +15 0         0   0   0   0
            +565 +375 +445
200 – 225                    “      “   “   “   “    “    “   “    “   “       “   “   “   “   “   “
            +380 +260 +260
            +605 +395 +465
225 - 250                    “      “   “   “   “    “    “   “    “   “       “   “   “   “   “   “
            +420 +280 +280
TABEL 2.10
                              Penyimpangan Lubang (dalam mm)


Ukuran
                  JS               K                M              N           P        R    S     T    U     X
Diameter
 dalam
            JS5 JS6     JS7   K5 K6 K7        M5 M6 M7 N6 N7 P6 P7 R7                       S7     T7 U7      X7
  mm
                              +1   +2   +5     -4   -3   0   - 7 - 4 - 12 - 9 - 13 - 17             -   - 32 - 28
 6 – 10     ±3   ±4,5 ±7,5
                              -5   - 7 - 10 - 10 - 12 - 15 - 16 -19 - 21 - 24 - 28 - 32                 - 37 - 43
                              +2   +2   +6     -4   -4   0    -9       -5 -15 -11 -16 -21               -26   -33
 10 – 18    ±4   ±5,5   ±9                                                                          -
                              -6   -9   -12   -12 -15 -18 -20 -23 -26 -29 -34 -39                       -44   -51
                              +1   +2   +6     -5   -4   0   -11 -7 -18 -14 -20 -27                     -33   -46
 18 – 30 ±4,5 ±6,5 ±10,5                                                                            -
                              -8   -11 -15    -14 -17 -21 -24 -28 -31 -35 -41 -48                       -54   -67
                              +2   +3   +7     -5   -4   0   +12 -8 -21 -17 -25 -34 -39 -51
 30 – 40 ±5,5 ±8 ±12,5                                                                                         -
                              -9   -13 -18    -16 -20 -25 -28 -33 -37 -42 -50 -59 -64 -76
                                                                                                   -45 -61
 40 – 50    “     “      “    “    “     “     “    “    “    “        “   “       “    “    “                 -
                                                                                                   -70 -68
                              +3   +4   +9     -6   -5   0   +14 -9 -26 -21 -30 -42 -55 -76
 50 – 65 ±6,5 ±9,5 ±15                                                                                         -
                              -10 -15 -21     -19 -24 -30 -33 -39 -45 -51 -60 -72 -85 -106
                                                                                       -32 -48 -64 -91
 65 – 80    “     “      “    “    “     “     “    “    “    “        “   “       “                           -
                                                                                       -62 -78 -94 -121
                              +2   +4 +10      -8   -6   0   +16 -10 -30 -24 -38 -58 -78 -111
80 – 100 ±7,5 ±11 ±17,5                                                                                        -
                              -13 -18 -25     -23 -28 -35 -38 -45 -52 -59 -73 -93 -113 -146
                                                                                       -41 -66 -91 -131
100 – 120   “     “      “    “    “     “     “    “    “    “        “   “       “                           -
                                                                                       -76 -101 -126 -166
                              +3   +4 +12      -9   -8   0   -20 -12 -36 -28 -48 -77 -107
120 – 140 ±9 ±12,5 ±20                                                                                   “     -
                              -15 -21 -28     -27 -33 -40 -45 -52 -61 -67 -88 -117 -147
                                                                                       -50 -85 -119
140 – 160   “     “      “    “    “     “     “    “    “    “        “   “       “                     “     -
                                                                                       -90 -125 -159
                                                                                       -53 -93 -131
160 – 180   “     “      “    “    “     “     “    “    “    “        “   “       “                     “     -
                                                                                       -93 -133 -173
                              +2   +5 +13     -11   -8   0   +22 -14 -41 -33 -60 -105
180 – 200 ±10 ±14,5 ±23                                                                            “     “     -
                              -18 -24 -33     -31 -37 -46 -51 -60 -72 -79 -106 -151
                                                                                       -63 -113
200 – 225   “     “      “    “    “     “     “    “    “    “        “   “       “               “     “     -
                                                                                       -109 -159
-67 -123
225 – 250   “       “       “           “         “       “        “        “        “       “       “       “        “                  “        “       -
                                                                                                                          -113 -169




                                                              TABEL 2.11
                                            Penyimpangan Poros (dalam mm)


 Ukuran
                b       c       d                     e                          f                       g                               h
Diameter
  dalam
            b9      c9      d8 d9            e7       e8      e9       f6       f7   f8      g4 g5 g6 h4 h5 h6                               h7       h8 h9
   mm
            -150 -80 -40 -40 -25 -25 -25 -13 -13 -13                                         -5      -5          -5       0     0   0        0        0       0
  6 – 10
            -186 -116 -62 -76 -47 -61 -76 -22 -28 -35                                        -9 -11 -14 -4 -6                       -9       -15 -22 -36
            -150 -95 -50 -50 -32 -32 -32 -16 -16 -16                                         -6      -6          -6       0     0   0        0        0       0
 10 – 18
            -193 -138 -77 -93 -50 -59 -75 -27 -34 -43 -11 -14 -17 -5 -8 -11 -18 -27 -43
            -160 -110 -65 -65 -40 -40 -40 -20 -20 -20                                        -7      -7          -7       0     0   0        0        0       0
 18 – 30
            -212 -162 -98 -117 -60 -71 -92 -33 -41 -53 -13 -16 -20 -6 -9 -13 -21 -33 -52
            -170 -120 -80 -80 -50 -50 -50 -25 -25 -25                                        -9      -9          -9       0     0   0        0        0       0
 30 – 40
            -232 -182 -119 -142 -70 -89 -112 -41 -50 -64 -16 -20 -25 -7 -11 -16 -25 -39 -62
            -180 -130
 40 – 50                    “       “        “        “       “        “        “        “       “       “       “        “     “   “        “        “       “
            -242 -192
            -190 -140 -100 -100 -60 -60 -60 -30 -30 -30 -10 -10 -10 0                                                           0   0        0        0       0
 50 – 65
            -261 -214 -146 -174 -90 -106 -134 -49 -60 -76 -18 -23 -29 -8 -13 -19 -30 -46 -74
            -200 -150
 65 – 80                    “       “        “        “       “        “        “        “       “       “       “        “     “   “        “        “       “
            -274 -224
            -220 -170 -120 -120 -72 -72 -72 -36 -36 -36 -12 -12 -12 0                                                           0   0        0        0       0
 80 – 100
            -307 -257 -174 -207 -107 -126 -159 -58 -71 -90 -22 -27 -34 -10 -15 -22 -35 -54 -87
            -240 -180
100 – 120                   “       “        “        “       “        “        “        “       “       “       “        “     “   “        “        “       “
            -327 -267
                                                                                                                                                              0
            -260 -200 -145 -145 -85 -85 -85 -43 -43 -43 -14 -14 -14 0                                                           0   0        0        0
120 – 140                                                                                                                                                     -
            -360 -300 -208 -245 -125 -148 -185 -68 -83 -106 -26 -32 -39 -12 -18 -25 -40 -63
                                                                                                                                                          100
-280 -210
140 – 160                “        “      “     “       “       “       “       “       “       “       “       “   “    “        “        “       “
            -390 -310
            -310 -230
160 – 180                “        “      “     “       “       “       “       “       “       “       “       “   “    “        “        “       “
            -410 -310
            -340 -240 -170 -170 -100 -100 -100 -50 -50 -50 -15 -15 -15 0                                           0    0        0        0       0
180 – 200
            -455 -335 -242 -285 -146 -17 -215 -79 -96 -122 -29 -35 -44 -14 -20 -29 -46 -72 155
            -380 -260
200 – 225                “        “      “     “       “       “       “       “       “       “       “       “   “    “        “        “       “
            -495 -375
            -420 -280
225 – 250                “        “      “     “       “       “       “       “       “       “       “       “   “    “        “        “       “
            -535 -395




                                                   TABEL 2.12
                                       Penyimpangan Poros (dalam mm)


 Ukuran
                         js                        k                       m               n       p       r       s        t        u        x
Diameter
  dalam
             js4   js5    js6          js7    k4   k5 k6 m4 m5 m6 n6 p6                                    r6      s6       t6       u6       x6
   mm
                                      ±7,5    +5 +7 +10 +10 +12 +15 +19 +24 +28 +32                                              +37 +43
  6 – 10     ±2    ±3    ±4,5                                                                                               “
                                              +1 +1 +1 +6 +6 +6 +15 +15 +19 +23                                                  +28 +34
                                              +6 +9 +12 +12 +15 +18 +23 +29 +34 +39                                              +44 +51
 10 – 18    ±2,5 ±4      ±5,5
                                       ±9     +1 +1 +1 +7 +7 +7 +12 +18 +23 +28                                             “    +33 +40
                                      ±10,5   +8 +11 +15 +14 +17 +21 +28 +35 +41 +48                                             +54 +67
 18 – 30     ±3 ±4,5 ±6,5                                                                                                   “
                                              +2 +2 +2 +8 +8 +8 +15 +22 +28 +35                                                  +41 +54
                                      ±12,5   +9 +13 +18 +16 +20 +25 +33 +42 +50 +59 +64 +76
 30 – 40    ±3,5 ±5,5        ±8                                                                                                               “
                                              +2 +2 +2 +9 +9 +9 +17 +26 +34 +43 +48 +60
                                                                                                                        +70 +86
 40 – 50      “    “          “         “      “   “       “       “       “       “       “       “       “       “                          “
                                                                                                                        +54 +70
                                              +12 +15 +21 +19 +24 +30 +39 +51 +60 +72 +85 +106
 50 – 65     ±4 ±6,5 ±9,5              ±12                                                                                                    “
                                              +2 +2 +2 +11 +11 +11 +20 +32 +41 +53 +66 +87
+62 +78 +94 +121
 65 – 80       “         “     “         “        “    “       “      “   “       “        “        “                                            “
                                                                                                         +43 +59 +75 +102
                                                 +13 +18 +25 +23 +28 +35 +45 +59 +73 +93 +113 +146
80 – 100       ±5 ±7,5 ±11          ±17,5                                                                                                        “
                                                 +3 +3 +3 +13 +13 +13 +23 +37 +51 +71 +191 +124
                                                                                                         +73 +101 +126 +166
100 – 120      “         “     “         “        “    “       “      “   “       “        “        “                                            “
                                                                                                         +54 +75 +104 +144
                                                 +5 +21 +28 +27 +33 +40 +52 +68 +88 +117 +147
120 – 140      ±6       ±9 ±12,5        ±20                                                                                            “         “
                                                 +3 +3 +3 +15 +15 +15 +27 +43 +3                                      +92 +122
                                                                                                         +90 +125 +159
140 – 160      “         “     “         “        “    “       “      “   “       “        “        “                                  “         “
                                                                                                         +65 +100 +134
                                                                                                         +93 +133 +171
160 – 180      “         “     “         “        “    “       “      “   “       “        “        “                                  “         “
                                                                                                         +68 +108 +146
                                                 +18 +24 +33 +31 +37 +46 +60 +79 +106 +151
180 – 200      ±7       ±10 ±14,5       ±23                                                                                  “         “         “
                                                 +4 +4 +4 +17 +17 +17 +61 +50 +77 +122
                                                                                                                      +109 +159
200 – 225      “         “     “         “        “    “       “      “   “       “        “        “        “                         “         “
                                                                                                                      +80 +130
                                                                                                                      +113 +169
225 – 250      “         “     “         “        “    “       “      “   “       “        “        “        “                         “         “
                                                                                                                      +84 +140



                                                       TABEL 2.13
                               NILAI TOLERANSI STANDAR (METRIK)


                                                                   Kualitas Toleransi
   Ukuran
                    01 00       1   2        3   4 5       6        7 8       9       10       11       12       13     14       15        16
       -            0,3 0,5 0,8 1,2 2            3 4       6        10 14 25          40       60 100 140 250                    400       600
    3 s/d 6         0,4 0,6 1 1,5 2,5 4 5                  8        12 18 30          48       75 120 180 300                    480       750
   6 s/d 10         0,4 0,6 1 1,5 2,5 4 6                  9        15 22 36          58       90 150 220 360                    580       900
   10 s/d 18        0,5 0,8 1,2 2            3   5 8       11 18 27 43                70 110 180 270 430                         700 1100
   18 s/d 30        0,6 1, 1,5 2,5 4             6 9       13 21 33 52                84 130 210 330 520                         840 1300
   30 s/d 50        0,6 1 1,5 2,5                7 11 16 25 39 62 100 160 250 390 620 1000 1600
   50 s/d 80        0,8 1,2 2       3        5   8 13 19 30 46 74 120 190 300 460 740 1200 1900
  80 s/d 120        1 1,5 2,5 4              6 10 15 22 35 54 87 140 220 350 540 870 1400 2200
  120 s/d 180 1,2 2 3,5 5                    8 12 18 25,4 40 63 100 160 250 400 630 1000 1600 2500
  180 s/d 250       2        3 4,5 7         10 14 20 29 46 72 115 185 290 460 720 1150 1850 2900
  250 s/d 315 2,5 4             6   8        12 16 23 32 52 81 130 210 320 520 810 1300 2100 3200
315 s/d 400   3   5   7   9   13 18 25 36 57 89 140 230 360 570 890 1400 2300 3600
  400 s/d 500   4   6   8   10 15 20 27 40 63 97 155 250 400 630 970 1550 2500 4000



3. Diagram Daerah Toleransi
   Daerah kedudukan toleransi lubang dan poros dapat dilihat pada gambar berikut.




1. Jika daerah toleransi lubang berada pada daerah A, B, C, D, E, dan G, maka daerah
   toleransi berada di atas ukuran nominalnya dan toleransinya adalah positif (+)
   Contoh.
   Φ 40 D 9, artinya:
   •   Φ 40             = ukuran nominal lubang 40 mm
   •   D9               = Daerah toleransi lubang pada kualitas 9.
                                                                     +0,142

                                                                              +0,142
   Lihat tabel 2.11!Untuk Φ 40 D 9, besar penyimpangannya adalah:40
   Daerah toleransinya seperti tampak pada gambar berikut.
2. Jika daerah toleransi lubang berada pada daerah toleransi H, maka ukuran minimum
   lubang adalah sama dengan ukuran nominalnya, dan toleransinya bertanda (0) dan
   (+).
   Contoh.
   Φ 40 H 9, artinya:
   •      Φ 40                   = ukuran nominal lubang 40 mm
   •      H 9 = daerah toleransi lubang H pada kualitas 9
   Lihat tabel 2.11! Untuk 40 H 9 penyimpangannya adalah :
               +0,062

               +0
          40




   Daerah toleransinya dapat kita lihat pada gambar berikut.
3. Jika daerah toleransi berada pada daerah toleransi JS maka daerah toleransinya
   simetris (penyimpangan atas sama dengan penyimpangan bawahnya), dan
   toleransinya bertanda (±).
   Contoh.
   Φ 40 JS 7, artinya:
   •   Φ 40 = diameter lubang nominal 40 mm
   •   JS 7 = daerah toleransinya lubang JS dengan kualitas 7.
   Lihat tabel 2.11!Untuk ukuran Φ 40 JS 7,penyimpangannya adalah : 40±0,0125
   Daerah toleransinya seperti tampak pada gambar.




4. Jika daerah toleransi lubang berada pada daerah toleransi K, maka penyimpangan
   atasnya bertanda (+) dan penyimpangan bawahnya bertanda (-). Misalnya Φ 6 K 5
   mempunyai penyimpangan atas 0 dan penyimpangan bawahnya –5 micron;
   sedangkan untuk 40 K 5, penyimpangan atas bertanda (+) yaitu +2 micron dan
   penyimpangan bawahnya bertanda (-) yaitu –9 micron. lihat tabel 2.10! kedudukan
   daerah toleransi lubang K adalah berada di antara (+) dan (-).
5. Jika daerah toleransi lubang berada pada daerah toleransi M, N, P, R, S, T, U, V, X,
   Y, Z, maka daerah toleransinya berada dibawah ukuran nominalnya. Oleh karena itu,
   penyimpangannya bertanda negatif (-).
   Contoh.
Φ 40 N 7, artinya;
    •   Φ 40 = ukuran nominal lubang 40 mm
    •   N 7 = daerah toleransi lubang N, dengan kualitas 7.
                                                                -0,008

                                                                         -0,033
    Lihat tabel 2.11! Untuk 40 N 7, penyimpangannya adalah        40


    Daerah toleransinya dapat dilihat pada gambar berikut.




6. Jika daerah toleransi poros berada pada daerah toleransi a, b, c, d, e, f dan g, maka
    daerah toleransinya berada di bawah ukuran nominalnya dan penyimpangannya
    bertanda negatif (-).
7. Jika daerah toleransi poros berada pada daerah toleransi h maka ukuran
    maksimumnya sama dengan ukuran nominalnya, sehingga penyimpangan atas
    bertanda (0) dan penyimpangan bawah bertanda (-).
8. Jika daerah toleransi poros berada pada daerah toleransi js maka daerah toleransinya
    adalah simetris, sehingga tanda penyimpangannya bertanda (±).
9. Jika toleransi poros berada pada daerah toleransi k, m, n, p, r, s, t, u, v, x dan z, maka
    daerah toleransinya berada di atas ukuran nominalnya, sehingga penyimpangan
    bertanda positif (+).
    Contoh.
    Diketahui ukuran-ukuran poros sebagai berikut.
    Φ 40 d 8; Φ 40 h 7; Φ 40 js 7; dan Φ 40 p 6.
    Lihat tabel 2.11! Untuk ukuran-ukuran tersebut di atas, penyimpangannya adalah :
-0


   •   Φ 40 d 8               = Φ 40   -0,119

                                       -0


   •   Φ 40 h 7               = Φ 40   -0,025


   •   Φ 40 js 7              = Φ 40   ±0,0125

                                       +0,042


   •   Φ 40 p 6               = Φ 40   +0,026


   Daerah toleransi dari keempat ukuran diatas dapat dilihat pada gambar berikut.




4. Menghitung Ukuran Maksimum, Minimum, dan Toleransi
   Ukuran maksimum sama dengan ukuran nominal ditambah dengan penyimpangan
atas (baik untuk poros maupun untuk lubang). Ukuran minimum sama dengan ukuran
nominal ditambah dengan penyimpangan bawah (baik untuk poros maupun untuk
lubang).
Contoh.
                     +0,062


Φ 40 H 9 = Φ 40 +0
Ukuran maksimum 40 + 0,062 = 40,062 mm
Ukuran minimum        40 + 0       = 40        mm


Toleransinya adalah                = 0,062     mm


5. Penulisan Toleransi pada gambar kerja
    Komponen yang diberi ukuran dengan toleransi adalah komponen yang mempunyai
funsi dan kualitas tertentu, lihat gambar berikut (penulisan dengan sistem ISO)!




    Komponen yang diberi ukuran Φ 40 h 7 adalah: ukuran nominal poros 40 mm, berada
pada daerah toleransi h dengan kualitas 7. Lihat tabel 2.13!


a. Penulisan toleransi dengan simbol ISO
    Hal yang perlu diperhatikan untuk mencantumkan atau menuliskan toleransi pada
gambar kerja dengan simbol ISO, antara lain:
•   Ukuran dasar (nominal)
•   Lambang (poros atau lubang) dan daerah toleransi.
•   kualitas toleransi.
Lihat gambar berikut!


          Φ 60 g 6                 Φ 60 F 7
      l                   l    l                 l


    Penulisan toleransi dapat pula diikuti dengan besar penyimpangannya, lihat gambar
dibawah ini.
-0,010                       -0,076


            Φ 60g6-0,029              Φ 60 F 7   -0,030


        l                    l    l                       l




       Toleransi ditulis pada ukuran nominal dan penyimpangannya, lihat gambar dibawah
ini!

                  -0,010                         -0,076


            Φ 60 -0,029                  Φ 60    -0,030


        l                    l    l


       Penulisan toleransi simetris, lihat gambar dibawah ini!


             Φ 60 JS 4                 Φ 60 ±0,004
        l                    l    l


       Penulisan toleransi dengan mencantumkan ukuran maksimum dan ukuran minimum,
dapat dilihat pada gambar berikut.


                59,990                 60,076
                59,971                 60,030
        l                    l    l




b. Satuan dan urutan penyimpangan
       Satuan penyimpangan harus sama dengan satuan ukuran nominal (dasar)-nya. jika
satuan nominal dalam mm maka penyimpangannya harus dalam mm. Penyimpangan atas
dan penyimpangan bawah harus mempunyai desimal yang sama, kecuali salah satu
penyimpangan mempunyai nilai 0 (nol). Penyimpangan atas mempunyai nilai lebih besar
daripada penyimpangan bawahnya, dan diurutkan dari nilai penyimpangan atas kemudian
(di bawahnya) penyimpangan bawah.




2. Penulisan Toleransi pada gambar Susunan
   Untuk menuliskan toleransi pada gambar susunan dapat dilaksanakan sebagai berikut.




   Hal yang perlu diperhatikan untuk menuliskan toleransi pada gambar susunan, antara
lain lambang toleransi lubang ditempatkan di depan atau di atas lambang toleransi poros.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Was ist angesagt? (20)

Elemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanElemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - Bantalan
 
Baut dan Mur
Baut dan MurBaut dan Mur
Baut dan Mur
 
Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4
 
Bab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesBab 02 material dan proses
Bab 02 material dan proses
 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
 
Proses pengecoran
Proses pengecoranProses pengecoran
Proses pengecoran
 
Uji kekerasan
Uji kekerasanUji kekerasan
Uji kekerasan
 
PRESS TOOL
PRESS TOOLPRESS TOOL
PRESS TOOL
 
Materi Dasar Gambar Teknik
Materi Dasar Gambar TeknikMateri Dasar Gambar Teknik
Materi Dasar Gambar Teknik
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
 
DRAWING PROSES
DRAWING PROSESDRAWING PROSES
DRAWING PROSES
 
Tabel standard ulir
Tabel standard ulirTabel standard ulir
Tabel standard ulir
 
Memahami Gambar Teknik
Memahami Gambar TeknikMemahami Gambar Teknik
Memahami Gambar Teknik
 
Poros dan Pasak
Poros dan PasakPoros dan Pasak
Poros dan Pasak
 
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBARATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
 
Ppt toleransi linier dan toleransi sudut
Ppt toleransi linier dan toleransi sudutPpt toleransi linier dan toleransi sudut
Ppt toleransi linier dan toleransi sudut
 
Buku jurus cepat belajar inventor
Buku jurus cepat belajar inventorBuku jurus cepat belajar inventor
Buku jurus cepat belajar inventor
 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
 
Modul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan FraisModul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan Frais
 
Mekanika permesinan
Mekanika permesinanMekanika permesinan
Mekanika permesinan
 

Andere mochten auch

Modul mesin bubut 7 (5)
Modul mesin bubut 7 (5)Modul mesin bubut 7 (5)
Modul mesin bubut 7 (5)
Eko Supriyadi
 
Metrologi Industri
Metrologi IndustriMetrologi Industri
Metrologi Industri
Opi Sumardi
 
Menggambar bagian mesin_secara_terperinci
Menggambar bagian mesin_secara_terperinciMenggambar bagian mesin_secara_terperinci
Menggambar bagian mesin_secara_terperinci
Bayu Nugroho
 
membuat ulir
membuat  ulirmembuat  ulir
membuat ulir
nikkobull
 
D-07 Kerja Melarik
D-07  Kerja MelarikD-07  Kerja Melarik
D-07 Kerja Melarik
Jailanihs
 
Menggunakan mesin-bubut-kompleks
Menggunakan mesin-bubut-kompleksMenggunakan mesin-bubut-kompleks
Menggunakan mesin-bubut-kompleks
Danny Danny
 
Teknologi Pembuatan- Mesin Larik
Teknologi Pembuatan- Mesin LarikTeknologi Pembuatan- Mesin Larik
Teknologi Pembuatan- Mesin Larik
Farid Fahimi
 
PDF PROPOSAL UJI KINERJA MESIN PENCACAH BIJI JAGUNG DENGAN TENAGA PENGERAK MO...
PDF PROPOSAL UJI KINERJA MESIN PENCACAH BIJI JAGUNG DENGAN TENAGA PENGERAK MO...PDF PROPOSAL UJI KINERJA MESIN PENCACAH BIJI JAGUNG DENGAN TENAGA PENGERAK MO...
PDF PROPOSAL UJI KINERJA MESIN PENCACAH BIJI JAGUNG DENGAN TENAGA PENGERAK MO...
firmanahyuda
 
Konsep Teknologi Teknik Mesin
Konsep Teknologi Teknik MesinKonsep Teknologi Teknik Mesin
Konsep Teknologi Teknik Mesin
Alekson Sihombing
 

Andere mochten auch (20)

Toleransi 2
Toleransi 2Toleransi 2
Toleransi 2
 
Modul mesin bubut 7 (5)
Modul mesin bubut 7 (5)Modul mesin bubut 7 (5)
Modul mesin bubut 7 (5)
 
Metrologi Industri
Metrologi IndustriMetrologi Industri
Metrologi Industri
 
Dimensi & toleransi
Dimensi & toleransiDimensi & toleransi
Dimensi & toleransi
 
Mesin gerinda finish
Mesin gerinda finishMesin gerinda finish
Mesin gerinda finish
 
Modul 2 dian haryanto 1407123304
Modul 2 dian haryanto 1407123304Modul 2 dian haryanto 1407123304
Modul 2 dian haryanto 1407123304
 
Laporan metro
Laporan metro Laporan metro
Laporan metro
 
Karakteristik geometris
Karakteristik geometrisKarakteristik geometris
Karakteristik geometris
 
Kesalahan dalam pengukuran
Kesalahan dalam pengukuranKesalahan dalam pengukuran
Kesalahan dalam pengukuran
 
Menggambar bagian mesin_secara_terperinci
Menggambar bagian mesin_secara_terperinciMenggambar bagian mesin_secara_terperinci
Menggambar bagian mesin_secara_terperinci
 
membuat ulir
membuat  ulirmembuat  ulir
membuat ulir
 
D-07 Kerja Melarik
D-07  Kerja MelarikD-07  Kerja Melarik
D-07 Kerja Melarik
 
Menggunakan mesin-bubut-kompleks
Menggunakan mesin-bubut-kompleksMenggunakan mesin-bubut-kompleks
Menggunakan mesin-bubut-kompleks
 
Teknologi Pembuatan- Mesin Larik
Teknologi Pembuatan- Mesin LarikTeknologi Pembuatan- Mesin Larik
Teknologi Pembuatan- Mesin Larik
 
1254 kst-teknik pemesinan
1254 kst-teknik pemesinan1254 kst-teknik pemesinan
1254 kst-teknik pemesinan
 
Material teknik
Material teknikMaterial teknik
Material teknik
 
PDF PROPOSAL UJI KINERJA MESIN PENCACAH BIJI JAGUNG DENGAN TENAGA PENGERAK MO...
PDF PROPOSAL UJI KINERJA MESIN PENCACAH BIJI JAGUNG DENGAN TENAGA PENGERAK MO...PDF PROPOSAL UJI KINERJA MESIN PENCACAH BIJI JAGUNG DENGAN TENAGA PENGERAK MO...
PDF PROPOSAL UJI KINERJA MESIN PENCACAH BIJI JAGUNG DENGAN TENAGA PENGERAK MO...
 
Materi pembelajaran unsur logam dan non logam
Materi pembelajaran unsur logam dan non logamMateri pembelajaran unsur logam dan non logam
Materi pembelajaran unsur logam dan non logam
 
Konsep Teknologi Teknik Mesin
Konsep Teknologi Teknik MesinKonsep Teknologi Teknik Mesin
Konsep Teknologi Teknik Mesin
 
Materi mesin gerinda
Materi mesin gerindaMateri mesin gerinda
Materi mesin gerinda
 

Ähnlich wie Toleransi linier

Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai PanasSni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Arief Rachman
 
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai PanasSni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Arief Rachman
 
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
Poetri Einsteiner
 
RUMAH 231Pemberian nomor gambar dilakukan dengan 3 sistem cara : 1. Sistem Un...
RUMAH 231Pemberian nomor gambar dilakukan dengan 3 sistem cara : 1. Sistem Un...RUMAH 231Pemberian nomor gambar dilakukan dengan 3 sistem cara : 1. Sistem Un...
RUMAH 231Pemberian nomor gambar dilakukan dengan 3 sistem cara : 1. Sistem Un...
nonidwiki
 

Ähnlich wie Toleransi linier (20)

PPT Modul 12.pptx
PPT Modul 12.pptxPPT Modul 12.pptx
PPT Modul 12.pptx
 
TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR 3.1 Toleransi.pptx
TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR 3.1 Toleransi.pptxTEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR 3.1 Toleransi.pptx
TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR 3.1 Toleransi.pptx
 
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai PanasSni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
 
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai PanasSni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
 
TOLERANSI DAN SUAIAN.ppt
TOLERANSI DAN SUAIAN.pptTOLERANSI DAN SUAIAN.ppt
TOLERANSI DAN SUAIAN.ppt
 
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
 
BAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGA
BAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGABAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGA
BAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGA
 
Roda gigi dan Proses Perancangan
Roda gigi dan Proses PerancanganRoda gigi dan Proses Perancangan
Roda gigi dan Proses Perancangan
 
Materi kd 1
Materi kd 1Materi kd 1
Materi kd 1
 
Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur
Penggunaan dan Pemeliharaan Alat UkurPenggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur
Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur
 
RUMAH 231Pemberian nomor gambar dilakukan dengan 3 sistem cara : 1. Sistem Un...
RUMAH 231Pemberian nomor gambar dilakukan dengan 3 sistem cara : 1. Sistem Un...RUMAH 231Pemberian nomor gambar dilakukan dengan 3 sistem cara : 1. Sistem Un...
RUMAH 231Pemberian nomor gambar dilakukan dengan 3 sistem cara : 1. Sistem Un...
 
Dasar mengambar Teknik
Dasar mengambar TeknikDasar mengambar Teknik
Dasar mengambar Teknik
 
Dasar Gambar Teknik
Dasar Gambar TeknikDasar Gambar Teknik
Dasar Gambar Teknik
 
75af5282c83fad73ddc6b2a6bae0a4f0 (3).ppt
75af5282c83fad73ddc6b2a6bae0a4f0 (3).ppt75af5282c83fad73ddc6b2a6bae0a4f0 (3).ppt
75af5282c83fad73ddc6b2a6bae0a4f0 (3).ppt
 
Slide Materi - Toleransi dan Suaian_ Sesi 2.pptx
Slide Materi - Toleransi dan Suaian_ Sesi 2.pptxSlide Materi - Toleransi dan Suaian_ Sesi 2.pptx
Slide Materi - Toleransi dan Suaian_ Sesi 2.pptx
 
Dasar gambar-teknik 4
Dasar gambar-teknik 4Dasar gambar-teknik 4
Dasar gambar-teknik 4
 
Dasar gambar teknik 3
Dasar gambar teknik 3Dasar gambar teknik 3
Dasar gambar teknik 3
 
Dasar gambar teknik
Dasar gambar teknikDasar gambar teknik
Dasar gambar teknik
 
7.sni 07 0329-2005 baja profil i-beam proses canai panas
7.sni 07 0329-2005 baja profil i-beam proses canai panas7.sni 07 0329-2005 baja profil i-beam proses canai panas
7.sni 07 0329-2005 baja profil i-beam proses canai panas
 
dasar GAMBAR manufaktur teknik mesin .ppt
dasar GAMBAR manufaktur teknik mesin .pptdasar GAMBAR manufaktur teknik mesin .ppt
dasar GAMBAR manufaktur teknik mesin .ppt
 

Kürzlich hochgeladen

Kürzlich hochgeladen (20)

Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 

Toleransi linier

  • 1. TOLERANSI LINIER Basori Toleransi adalah suatu penyimpangan ukuran yang diperbolehkan atau diijinkan. Karena penyimpangan ini, benda yang dibuat dengan memakai toleransi masih dapat dipasang atau diasembling. Bagian-bagian atau peralatan dari suatu mesin dibuat oleh operator atau pekerja dalam suatu perusahaan sudah barang tentu dikerjakan dengan ukuran-ukuran yang bertoleransi. Kadang-kadang seorang pekerja hanya mengerjakan bagian mesin yang tertentu saja. Sedangkan pekerja yang lain mengerjakan bagian yang lainnya. Jika kita akan membuat produk/benda kerja, baik dalam jumlah yang banyak maupun sedikit, terlebih dahulu kita harus menggambarkannya dalam bentuk gambar kerja. Untuk mencapai ukuran yang tepat, sesuai dengan yang tercantum dalam gambar, tidaklah mudah karena banyak faktor yang mempengaruhinya, misalnya : • faktor alat ( alat potong ) • faktor mesin (presisi tidaknya mesin yang digunakan) • faktor alat ukur • faktor temperatur dan faktor lainnya yang dapat mempengaruhi ketepatan ukuran dari benda kerja tersebut. selama penyimpangan tersebut dalam kategori memenuhi syarat, maka produk yang menyimpang dari ukuran dasarnya tersebut dapat diterima. sebaliknya jika penyimpangan ukuran di luar kategori memenuhi syarat, maka produk tersebut tidak dapat diterima, karena ukurannya terlalu besar atau terlalu kecil dari ukuran yang diminta. Sebagaimana batasan kategori “memenuhi syarat” kita harus memberikan dua batasan ukuran yang diperbolehkan yaitu : 1. Batasan ukuran maksimum yang diperbolehkan. 2. Batasan ukuran minimum yang diperbolehkan/diizinkan. Job atau gambar kerja yang dibuat harus dicantumkan toleransinya. hal ini untuk memudahkan operator dalam menentukan batasan ukuran minimum dan ukuran maksimum yang diijinkan. poros yang dipasang pada bantalannya (dalam keadaan fungsi longgar), dan blok silinder yang dipasang pada blok mesin dengan jalan dipress (kaku), maka toleransinya berbeda.
  • 2. Pada umumnya toleransi yang harus diberikan/dicantumkan pada gambar kerja ada dua macam : • Toleransi untuk poros, yang meliputi benda-benda padat bulat, segiempat, dan bentuk-bentuk prisma lainnya. • Toleransi untuk lubang, yang meliputi lubang bulat (bor), lubang pada bantalan, alat pasak, rongga-rongga pada blok mesin, celah antara dua bidang (alur pasak), dan semacamnya. A. Istilah-istilah pada Toleransi Sebagaimana tadi dijelaskan bahwa toleransi merupakan perbedaan dua ukuran yang diperbolehkan, yaitu perbedaan antara ukuran maksimum dan ukuran minimum yang diperbolehkan. Toleransi meliputi toleransi poros dan toleransi lubang. Keterangan gambar : 1. Ukuran Nominal (uk.nom) Ukuran nominal yaitu ukuran benda yang dibulatkan sampai dengan ukuran mm dan merupakan ukuran patokan yang dijadikan batas-batas ukuran yang diizinkan. ukuran nominal adalah ukuran yang tertulis pada gambar kerja.
  • 3. 2. Ukuran Minimum (terkecil) (uk.min.) Ukuran minimum adalah ukuran terkecil yang diizinkan, baik untuk poros maupun untuk lubang. 3. Ukuran maksimum (uk.maks.) Ukuran maksimum adalah ukuran terbesar yang diizinkan, baik untuk poros maupun untuk lubang. 4. Penyimpangan Membesar Penyimpangan membesar yaitu perbedaan ukuran antara ukuran nominal dan ukuran maksimumnya yang diizinkannya (baik untuk poros maupun untuk lubang) 5. Penyimpangan Mengecil Penyimpangan mengecil yaitu perbedaan ukuran antara ukuran nominal dan ukuran minimum yang diizinkannya (baik untuk poros maupun untuk lubang) 6. Toleransi Umum Untuk gambar-gambar dengan ukuran tanpa persyaratan ketelitian khusus, atau ukuran tanpa keterangan dan kita dapat memberikan catatan secara umum, nilai-nilai penyimpangan yang diizinkannya disebut toleransi umum. Sesuai dengan ISO 2768, ukuran-ukuran tanpa keterangan terikat oleh toleransi umum. A. Toleransi Khusus dan Toleransi Umum 1. Toleransi Khusus Untuk gambar-gambar yang memerlukan ketelitian khusus, dalam pencantuman ukurannya harus diberi toleransi khusus sesuai dengan standar ISO/R286 (ISO System of Limits and Fits-Sitem ISO untuk Limits dan Suaian). Toleransi ini disebut juga toleransi Standar Internasional (IT). a. Simbol Kualitas Toleransi Standar Dalam sistem Toleransi Standar Internasional (IT), kualitas toleransi dibagi menjadi 18 macam kualitas, yaitu: IT 01;IT 00;IT 1;IT 2;IT 3;….;….;IT 16. Kualitas toleransi tersebut meliputi toleransi untuk pekerjaan yang sangat teliti, misalnya pekerjaan- pekerjaan pada instrumen, alat ukur, optik, dan semacamnya, pada pekerjaan seperti ini dipakai kualitas IT 01, sampai dengan IT 4. untuk IT 5 sampai dengan IT 11 adalah kualitas toleransi untuk pekerjaan-pekerjaan pemesinan yang sangat teliti, teliti, dan biasa
  • 4. serta untuk pekerjaan-pekerjaan mampu tukar, dipasang satu sama lain (dirakit). Sedangkan IT 12 sampai dengan IT 16 diperuntukkan bagi pekerjaan-pekerjaan yang kasar seperti pekerjaan pengecoran, pemotongan dengan gas, dan pekerjaan kasar sejenisnya. b. Simbol Toleransi Lubang dan Poros Sebagaimana telah dijelaskan pada pasal yang terdahulu bahwa toleransi ada dua macam, yaitu toleransi untuk lubang dan toleransi untuk poros. untuk membedakan, kedua macam toleransi tersebut diberi simbol masing-masing dengan huruf besar untuk lubang dan huruf kecil untuk poros. Angka nominal diikuti huruf besar beserta angka kualitasnya ini menunjukkan besarnya lubang dengan toleransinya, sedangkan angka nominal yang diikuti huruf kecil beserta angka kualitasnya menunjukkan besarnya poros dengan toleransinya. Contoh : ф 40 H7, artinya suatu lubang (H-nya huruf besar) dengan daerah toleransi H dan kualitasnya 7 ф 40 h7, artinya suatu poros (h-nya huruf kecil) dengan daerah toleransi h dan kualitasnya 7 c. Nilai Toleransi Khusus Untuk nilai ini dibuat suatu standar secara internasional (IT). besarnya nilai IT tersebut ditetapkan dengan ISO 286. besarnya nilai toleransi disesuaikan dengan besar kecilnya ukuran, baik lubang maupun poros seperi terlihat pada tabel berikut. TABEL 2.6 Nilai Toleransi Sifat/penggunaan toleransi KW. Besarnya toleransi (micron) IT • Untuk alat ukur IT 01 0,3 + 0,08 . D • Optik IT 00 0,5 + 0,012 . D IT 1 0,8 + 0,020 . D
  • 5. • Instrumen IT 2 Antara IT 1 sampai dengan IT 5 (Untuk pekerjaan-pekerjaan IT 3 (lihat Tabel 2.7!) sangat teliti) IT 4 • Untuk pekerjaan pemesinan IT 5 7.i Harga I dapat di hitung IT 5 IT 6 10.i dengan rumus: • Pekerjaan sangat teliti, teliti, IT 7 16.i dan biasa IT 8 25.i i= IT 9 40.i IT 10 64.i i dalam mikron IT 11 100.i D dalam mm • Untuk pekerjaan-pekerjaan IT 12 160.i kasar, misalnya pemotongan, IT 13 250.i pengecoran, dan IT 14 400.i semacamnya. IT 15 640.i IT 16 1000.i Contoh : Suatu pekerjaan instrumen dikerjakan dengan kualitas IT 1. berapakah toleransinya jika D = 10 mm ? Jawab: Untuk IT = 0,8 + 0,020 . D (lihat tabel ) = 0,8 + 0,020 . 10 = 1 micron jadi, toleransinya = 1 micron = 0,001 mm. TABEL 2.7 Nilai toleransi IT 2, IT 3 dan IT 4 Kualitas Toleransi IT 2 IT 3 IT 4 3 s/d 6 1,2 2 3 3 1,5 2,5 4
  • 6. 6 – 10 1,5 2,5 4 10 – 18 2 3 5 18 – 30 2,5 4 6 30 – 50 2,5 4 7 50 – 80 3 5 8 80 – 120 4 6 10 120 - 180 5 8 12 180 – 250 7 10 14 250 – 315 8 12 16 315 – 400 9 13 18 400 – 500 10 15 20 2. Toleransi Umum Jika ukuran tanpa keterangan maka ukuran tersebut terikat oleh toleransi umum. besarnya toleransi umum ini merupakan tanggung jawab perencanaan dan dapat kita pilih salah satu macam variasi dari tabel dibawah ini. Toleransi khususnya dapat kita lihat pada tabel di bawah ini. TABEL 2.8 Variasi Penyimpangan Umum (dalam mm) Ukuran nominal dalam satuan Jenis pekerjaan mm Teliti Sedang Kasar 05 sampai dengan 3 ± 0,05 ± 0,1 - 3 sampai dengan 6 ± 0,05 ± 0,1 ± 0,2 6 sampai dengan 30 ± 0,1 ± 0,2 ± 0,5 30 sampai dengan 120 ± 0,15 ± 0,3 ± 0,8 120 sampai dengan 315 ± 0,2 ± 0,5 ± 1,2 315 sampai dengan 1000 ± 0,3 ± 0,8 ±2 1000 sampai dengan 2000 ± 0,5 ± 1,2 ±3 TABEL 2.9
  • 7. Penyimpangan Lubang (dalam mm) Ukuran B C D E F G H Diameter dalam B10 C9 C10 D8 D9 D10 E7 E8 E9 F6 F7 F8 G6 G7 H6 H7 H8 H9 H10 mm +230 +116 +138 +62 +76 +98 +40 +47 +61 +22 +28 +35 +14 +20 +9 +15 +22 +36 +58 6 – 10 +150 + 80 + 80 +40 +40 +40 +25 +25 +25 +13 +13 +13 +5 +5 0 0 0 0 0 +220 +138 +165 +77 +93 +120 +50 +59 +75 +27 +34 +43 +17 +24 +11 +18 +27 +43 +70 10 – 18 +150 +95 +95 +50 +50 +50 +32 +32 +32 +16 +16 +16 +16 +6 0 0 0 0 0 +244 +162 +194 +98 +117 +149 +61 +73 +92 +33 +41 +53 +20 +28 +13 +21 +33 +52 +84 18 – 30 +160 +110 +101 +65 +65 +65 +40 +40 +40 +20 +20 +20 +7 +7 0 0 0 0 0 +270 +182 +220 +119 +142 +180 +75 +89 +112 +41 +50 +64 +25 +34 +16 +25 +39 +62 +100 30 – 40 +170 +120 +120 +80 +60 +80 +50 +50 +50 +25 +25 +25 +9 +9 0 0 0 0 0 +280 +192 +230 40 – 50 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ +180 +130 +130 +310 +214 +260 +146 +174 +220 +90 +106 +134 +49 +60 +76 +29 +40 +19 +30 +46 +74 +120 50 – 65 +190 +140 +140 +100 +100 +100 +60 +60 +60 +30 +30 +30 +10 +10 0 0 0 0 0 +320 +224 +270 65 – 80 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ +200 +150 +150 +360 +257 +310 +174 +207 +260 +107 +126 +159 +58 +71 +90 +34 +47 +22 +35 +54 +87 +140 80 – 100 +220 +170 +170 +120 +120 +120 +72 +72 +72 +36 +36 +36 +12 +12 0 0 0 0 0 +380 +267 +320 100 – 120 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ +200 +180 +180 +420 +300 +360 +208 +245 +305 +125 +146 +185 +68 +83 +106 +39 +54 +25 +40 +63 +100 +160 120 – 140 +260 +200 +200 +145 +145 +145 +85 +85 +85 +43 +43 +43 +14 +14 0 0 0 0 0 +440 +310 +370 140 – 160 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ +280 +210 +210 +470 +330 +390 160 – 180 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ +310 +230 +230 +525 +355 +425 +242 +285 +355 +146 +172 +215 +79 +96 +122 +44 +61 +29 +46 +72 +105 +185 180 – 200 +340 +240 +240 +170 +170 +170 +100 +100 +100 +50 +50 +50 +15 +15 0 0 0 0 0 +565 +375 +445 200 – 225 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ +380 +260 +260 +605 +395 +465 225 - 250 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ +420 +280 +280
  • 8. TABEL 2.10 Penyimpangan Lubang (dalam mm) Ukuran JS K M N P R S T U X Diameter dalam JS5 JS6 JS7 K5 K6 K7 M5 M6 M7 N6 N7 P6 P7 R7 S7 T7 U7 X7 mm +1 +2 +5 -4 -3 0 - 7 - 4 - 12 - 9 - 13 - 17 - - 32 - 28 6 – 10 ±3 ±4,5 ±7,5 -5 - 7 - 10 - 10 - 12 - 15 - 16 -19 - 21 - 24 - 28 - 32 - 37 - 43 +2 +2 +6 -4 -4 0 -9 -5 -15 -11 -16 -21 -26 -33 10 – 18 ±4 ±5,5 ±9 - -6 -9 -12 -12 -15 -18 -20 -23 -26 -29 -34 -39 -44 -51 +1 +2 +6 -5 -4 0 -11 -7 -18 -14 -20 -27 -33 -46 18 – 30 ±4,5 ±6,5 ±10,5 - -8 -11 -15 -14 -17 -21 -24 -28 -31 -35 -41 -48 -54 -67 +2 +3 +7 -5 -4 0 +12 -8 -21 -17 -25 -34 -39 -51 30 – 40 ±5,5 ±8 ±12,5 - -9 -13 -18 -16 -20 -25 -28 -33 -37 -42 -50 -59 -64 -76 -45 -61 40 – 50 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ - -70 -68 +3 +4 +9 -6 -5 0 +14 -9 -26 -21 -30 -42 -55 -76 50 – 65 ±6,5 ±9,5 ±15 - -10 -15 -21 -19 -24 -30 -33 -39 -45 -51 -60 -72 -85 -106 -32 -48 -64 -91 65 – 80 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ - -62 -78 -94 -121 +2 +4 +10 -8 -6 0 +16 -10 -30 -24 -38 -58 -78 -111 80 – 100 ±7,5 ±11 ±17,5 - -13 -18 -25 -23 -28 -35 -38 -45 -52 -59 -73 -93 -113 -146 -41 -66 -91 -131 100 – 120 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ - -76 -101 -126 -166 +3 +4 +12 -9 -8 0 -20 -12 -36 -28 -48 -77 -107 120 – 140 ±9 ±12,5 ±20 “ - -15 -21 -28 -27 -33 -40 -45 -52 -61 -67 -88 -117 -147 -50 -85 -119 140 – 160 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ - -90 -125 -159 -53 -93 -131 160 – 180 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ - -93 -133 -173 +2 +5 +13 -11 -8 0 +22 -14 -41 -33 -60 -105 180 – 200 ±10 ±14,5 ±23 “ “ - -18 -24 -33 -31 -37 -46 -51 -60 -72 -79 -106 -151 -63 -113 200 – 225 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ - -109 -159
  • 9. -67 -123 225 – 250 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ - -113 -169 TABEL 2.11 Penyimpangan Poros (dalam mm) Ukuran b c d e f g h Diameter dalam b9 c9 d8 d9 e7 e8 e9 f6 f7 f8 g4 g5 g6 h4 h5 h6 h7 h8 h9 mm -150 -80 -40 -40 -25 -25 -25 -13 -13 -13 -5 -5 -5 0 0 0 0 0 0 6 – 10 -186 -116 -62 -76 -47 -61 -76 -22 -28 -35 -9 -11 -14 -4 -6 -9 -15 -22 -36 -150 -95 -50 -50 -32 -32 -32 -16 -16 -16 -6 -6 -6 0 0 0 0 0 0 10 – 18 -193 -138 -77 -93 -50 -59 -75 -27 -34 -43 -11 -14 -17 -5 -8 -11 -18 -27 -43 -160 -110 -65 -65 -40 -40 -40 -20 -20 -20 -7 -7 -7 0 0 0 0 0 0 18 – 30 -212 -162 -98 -117 -60 -71 -92 -33 -41 -53 -13 -16 -20 -6 -9 -13 -21 -33 -52 -170 -120 -80 -80 -50 -50 -50 -25 -25 -25 -9 -9 -9 0 0 0 0 0 0 30 – 40 -232 -182 -119 -142 -70 -89 -112 -41 -50 -64 -16 -20 -25 -7 -11 -16 -25 -39 -62 -180 -130 40 – 50 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ -242 -192 -190 -140 -100 -100 -60 -60 -60 -30 -30 -30 -10 -10 -10 0 0 0 0 0 0 50 – 65 -261 -214 -146 -174 -90 -106 -134 -49 -60 -76 -18 -23 -29 -8 -13 -19 -30 -46 -74 -200 -150 65 – 80 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ -274 -224 -220 -170 -120 -120 -72 -72 -72 -36 -36 -36 -12 -12 -12 0 0 0 0 0 0 80 – 100 -307 -257 -174 -207 -107 -126 -159 -58 -71 -90 -22 -27 -34 -10 -15 -22 -35 -54 -87 -240 -180 100 – 120 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ -327 -267 0 -260 -200 -145 -145 -85 -85 -85 -43 -43 -43 -14 -14 -14 0 0 0 0 0 120 – 140 - -360 -300 -208 -245 -125 -148 -185 -68 -83 -106 -26 -32 -39 -12 -18 -25 -40 -63 100
  • 10. -280 -210 140 – 160 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ -390 -310 -310 -230 160 – 180 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ -410 -310 -340 -240 -170 -170 -100 -100 -100 -50 -50 -50 -15 -15 -15 0 0 0 0 0 0 180 – 200 -455 -335 -242 -285 -146 -17 -215 -79 -96 -122 -29 -35 -44 -14 -20 -29 -46 -72 155 -380 -260 200 – 225 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ -495 -375 -420 -280 225 – 250 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ -535 -395 TABEL 2.12 Penyimpangan Poros (dalam mm) Ukuran js k m n p r s t u x Diameter dalam js4 js5 js6 js7 k4 k5 k6 m4 m5 m6 n6 p6 r6 s6 t6 u6 x6 mm ±7,5 +5 +7 +10 +10 +12 +15 +19 +24 +28 +32 +37 +43 6 – 10 ±2 ±3 ±4,5 “ +1 +1 +1 +6 +6 +6 +15 +15 +19 +23 +28 +34 +6 +9 +12 +12 +15 +18 +23 +29 +34 +39 +44 +51 10 – 18 ±2,5 ±4 ±5,5 ±9 +1 +1 +1 +7 +7 +7 +12 +18 +23 +28 “ +33 +40 ±10,5 +8 +11 +15 +14 +17 +21 +28 +35 +41 +48 +54 +67 18 – 30 ±3 ±4,5 ±6,5 “ +2 +2 +2 +8 +8 +8 +15 +22 +28 +35 +41 +54 ±12,5 +9 +13 +18 +16 +20 +25 +33 +42 +50 +59 +64 +76 30 – 40 ±3,5 ±5,5 ±8 “ +2 +2 +2 +9 +9 +9 +17 +26 +34 +43 +48 +60 +70 +86 40 – 50 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ +54 +70 +12 +15 +21 +19 +24 +30 +39 +51 +60 +72 +85 +106 50 – 65 ±4 ±6,5 ±9,5 ±12 “ +2 +2 +2 +11 +11 +11 +20 +32 +41 +53 +66 +87
  • 11. +62 +78 +94 +121 65 – 80 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ +43 +59 +75 +102 +13 +18 +25 +23 +28 +35 +45 +59 +73 +93 +113 +146 80 – 100 ±5 ±7,5 ±11 ±17,5 “ +3 +3 +3 +13 +13 +13 +23 +37 +51 +71 +191 +124 +73 +101 +126 +166 100 – 120 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ +54 +75 +104 +144 +5 +21 +28 +27 +33 +40 +52 +68 +88 +117 +147 120 – 140 ±6 ±9 ±12,5 ±20 “ “ +3 +3 +3 +15 +15 +15 +27 +43 +3 +92 +122 +90 +125 +159 140 – 160 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ +65 +100 +134 +93 +133 +171 160 – 180 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ +68 +108 +146 +18 +24 +33 +31 +37 +46 +60 +79 +106 +151 180 – 200 ±7 ±10 ±14,5 ±23 “ “ “ +4 +4 +4 +17 +17 +17 +61 +50 +77 +122 +109 +159 200 – 225 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ +80 +130 +113 +169 225 – 250 “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ +84 +140 TABEL 2.13 NILAI TOLERANSI STANDAR (METRIK) Kualitas Toleransi Ukuran 01 00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 - 0,3 0,5 0,8 1,2 2 3 4 6 10 14 25 40 60 100 140 250 400 600 3 s/d 6 0,4 0,6 1 1,5 2,5 4 5 8 12 18 30 48 75 120 180 300 480 750 6 s/d 10 0,4 0,6 1 1,5 2,5 4 6 9 15 22 36 58 90 150 220 360 580 900 10 s/d 18 0,5 0,8 1,2 2 3 5 8 11 18 27 43 70 110 180 270 430 700 1100 18 s/d 30 0,6 1, 1,5 2,5 4 6 9 13 21 33 52 84 130 210 330 520 840 1300 30 s/d 50 0,6 1 1,5 2,5 7 11 16 25 39 62 100 160 250 390 620 1000 1600 50 s/d 80 0,8 1,2 2 3 5 8 13 19 30 46 74 120 190 300 460 740 1200 1900 80 s/d 120 1 1,5 2,5 4 6 10 15 22 35 54 87 140 220 350 540 870 1400 2200 120 s/d 180 1,2 2 3,5 5 8 12 18 25,4 40 63 100 160 250 400 630 1000 1600 2500 180 s/d 250 2 3 4,5 7 10 14 20 29 46 72 115 185 290 460 720 1150 1850 2900 250 s/d 315 2,5 4 6 8 12 16 23 32 52 81 130 210 320 520 810 1300 2100 3200
  • 12. 315 s/d 400 3 5 7 9 13 18 25 36 57 89 140 230 360 570 890 1400 2300 3600 400 s/d 500 4 6 8 10 15 20 27 40 63 97 155 250 400 630 970 1550 2500 4000 3. Diagram Daerah Toleransi Daerah kedudukan toleransi lubang dan poros dapat dilihat pada gambar berikut. 1. Jika daerah toleransi lubang berada pada daerah A, B, C, D, E, dan G, maka daerah toleransi berada di atas ukuran nominalnya dan toleransinya adalah positif (+) Contoh. Φ 40 D 9, artinya: • Φ 40 = ukuran nominal lubang 40 mm • D9 = Daerah toleransi lubang pada kualitas 9. +0,142 +0,142 Lihat tabel 2.11!Untuk Φ 40 D 9, besar penyimpangannya adalah:40 Daerah toleransinya seperti tampak pada gambar berikut.
  • 13. 2. Jika daerah toleransi lubang berada pada daerah toleransi H, maka ukuran minimum lubang adalah sama dengan ukuran nominalnya, dan toleransinya bertanda (0) dan (+). Contoh. Φ 40 H 9, artinya: • Φ 40 = ukuran nominal lubang 40 mm • H 9 = daerah toleransi lubang H pada kualitas 9 Lihat tabel 2.11! Untuk 40 H 9 penyimpangannya adalah : +0,062 +0 40 Daerah toleransinya dapat kita lihat pada gambar berikut.
  • 14. 3. Jika daerah toleransi berada pada daerah toleransi JS maka daerah toleransinya simetris (penyimpangan atas sama dengan penyimpangan bawahnya), dan toleransinya bertanda (±). Contoh. Φ 40 JS 7, artinya: • Φ 40 = diameter lubang nominal 40 mm • JS 7 = daerah toleransinya lubang JS dengan kualitas 7. Lihat tabel 2.11!Untuk ukuran Φ 40 JS 7,penyimpangannya adalah : 40±0,0125 Daerah toleransinya seperti tampak pada gambar. 4. Jika daerah toleransi lubang berada pada daerah toleransi K, maka penyimpangan atasnya bertanda (+) dan penyimpangan bawahnya bertanda (-). Misalnya Φ 6 K 5 mempunyai penyimpangan atas 0 dan penyimpangan bawahnya –5 micron; sedangkan untuk 40 K 5, penyimpangan atas bertanda (+) yaitu +2 micron dan penyimpangan bawahnya bertanda (-) yaitu –9 micron. lihat tabel 2.10! kedudukan daerah toleransi lubang K adalah berada di antara (+) dan (-). 5. Jika daerah toleransi lubang berada pada daerah toleransi M, N, P, R, S, T, U, V, X, Y, Z, maka daerah toleransinya berada dibawah ukuran nominalnya. Oleh karena itu, penyimpangannya bertanda negatif (-). Contoh.
  • 15. Φ 40 N 7, artinya; • Φ 40 = ukuran nominal lubang 40 mm • N 7 = daerah toleransi lubang N, dengan kualitas 7. -0,008 -0,033 Lihat tabel 2.11! Untuk 40 N 7, penyimpangannya adalah 40 Daerah toleransinya dapat dilihat pada gambar berikut. 6. Jika daerah toleransi poros berada pada daerah toleransi a, b, c, d, e, f dan g, maka daerah toleransinya berada di bawah ukuran nominalnya dan penyimpangannya bertanda negatif (-). 7. Jika daerah toleransi poros berada pada daerah toleransi h maka ukuran maksimumnya sama dengan ukuran nominalnya, sehingga penyimpangan atas bertanda (0) dan penyimpangan bawah bertanda (-). 8. Jika daerah toleransi poros berada pada daerah toleransi js maka daerah toleransinya adalah simetris, sehingga tanda penyimpangannya bertanda (±). 9. Jika toleransi poros berada pada daerah toleransi k, m, n, p, r, s, t, u, v, x dan z, maka daerah toleransinya berada di atas ukuran nominalnya, sehingga penyimpangan bertanda positif (+). Contoh. Diketahui ukuran-ukuran poros sebagai berikut. Φ 40 d 8; Φ 40 h 7; Φ 40 js 7; dan Φ 40 p 6. Lihat tabel 2.11! Untuk ukuran-ukuran tersebut di atas, penyimpangannya adalah :
  • 16. -0 • Φ 40 d 8 = Φ 40 -0,119 -0 • Φ 40 h 7 = Φ 40 -0,025 • Φ 40 js 7 = Φ 40 ±0,0125 +0,042 • Φ 40 p 6 = Φ 40 +0,026 Daerah toleransi dari keempat ukuran diatas dapat dilihat pada gambar berikut. 4. Menghitung Ukuran Maksimum, Minimum, dan Toleransi Ukuran maksimum sama dengan ukuran nominal ditambah dengan penyimpangan atas (baik untuk poros maupun untuk lubang). Ukuran minimum sama dengan ukuran nominal ditambah dengan penyimpangan bawah (baik untuk poros maupun untuk lubang). Contoh. +0,062 Φ 40 H 9 = Φ 40 +0
  • 17. Ukuran maksimum 40 + 0,062 = 40,062 mm Ukuran minimum 40 + 0 = 40 mm Toleransinya adalah = 0,062 mm 5. Penulisan Toleransi pada gambar kerja Komponen yang diberi ukuran dengan toleransi adalah komponen yang mempunyai funsi dan kualitas tertentu, lihat gambar berikut (penulisan dengan sistem ISO)! Komponen yang diberi ukuran Φ 40 h 7 adalah: ukuran nominal poros 40 mm, berada pada daerah toleransi h dengan kualitas 7. Lihat tabel 2.13! a. Penulisan toleransi dengan simbol ISO Hal yang perlu diperhatikan untuk mencantumkan atau menuliskan toleransi pada gambar kerja dengan simbol ISO, antara lain: • Ukuran dasar (nominal) • Lambang (poros atau lubang) dan daerah toleransi. • kualitas toleransi. Lihat gambar berikut! Φ 60 g 6 Φ 60 F 7 l l l l Penulisan toleransi dapat pula diikuti dengan besar penyimpangannya, lihat gambar dibawah ini.
  • 18. -0,010 -0,076 Φ 60g6-0,029 Φ 60 F 7 -0,030 l l l l Toleransi ditulis pada ukuran nominal dan penyimpangannya, lihat gambar dibawah ini! -0,010 -0,076 Φ 60 -0,029 Φ 60 -0,030 l l l Penulisan toleransi simetris, lihat gambar dibawah ini! Φ 60 JS 4 Φ 60 ±0,004 l l l Penulisan toleransi dengan mencantumkan ukuran maksimum dan ukuran minimum, dapat dilihat pada gambar berikut. 59,990 60,076 59,971 60,030 l l l b. Satuan dan urutan penyimpangan Satuan penyimpangan harus sama dengan satuan ukuran nominal (dasar)-nya. jika satuan nominal dalam mm maka penyimpangannya harus dalam mm. Penyimpangan atas dan penyimpangan bawah harus mempunyai desimal yang sama, kecuali salah satu penyimpangan mempunyai nilai 0 (nol). Penyimpangan atas mempunyai nilai lebih besar
  • 19. daripada penyimpangan bawahnya, dan diurutkan dari nilai penyimpangan atas kemudian (di bawahnya) penyimpangan bawah. 2. Penulisan Toleransi pada gambar Susunan Untuk menuliskan toleransi pada gambar susunan dapat dilaksanakan sebagai berikut. Hal yang perlu diperhatikan untuk menuliskan toleransi pada gambar susunan, antara lain lambang toleransi lubang ditempatkan di depan atau di atas lambang toleransi poros.