SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 14
Revisi Tugas Kelompok I 
MAKALAH MATEMATIKA DISKRIT 
“KOMBINATORIK” 
Disusun Oleh : 
1. IWAN SURYA DINATA (140311807076) 
2. MUHAMMAD IKMAL (140311807858) 
PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN MATEMATIKA 
FAKULTAS PASCA SARJANA 
UNIVERSITAS NEGERI MALANG 
SEPTEMBER 2014
“ELEMENTARY COMBINATORICS” 
A. Pendahuluan 
Teori kombinatorial telah berkembang sejak awal abad 6 SM. Hingga pada 
abad pertengahan, teori ini terus berkembang dengan memanfaatkan teori lainnya 
seperti teori bilangan serta teori probabilitas. Aplikasi dari kombinatorial pun 
sangat luas karena dapat dipakai dalam berbagai permasalahan sehari-hari. Salah 
satu aplikasi dari kombinatorial yang sering dipakai adalah dalam integrasinya 
dengan teori peluang untuk memprediksi suatu kejadian. 
Kombinatorial adalah cabang matematika untuk menghitung jumlah 
penyusunan objek-objek tanpa harus mengenumerasi semua kemungkinan 
susunannya. Sementara itu, peluang merupakan cabang ilmu matematika yang 
bersangkutan dengan analisis suatu kejadian acak. Suatu variabel acak merupakan 
objek utama dalam teori peluang. Suatu variable acak dapat melakukan kejadian 
acak berkali-kali hingga dapat memunculkan suatu statistik tertentu. 
Hubungan antara teori peluang serta kombinatorial sangatlah erat. Banyak 
teori dasar dari kombinatorial yang dapat diintegrasi dengan teori peluang. Istilah-istilah 
dalam teori peluang dapat direpresentasikan secara matematis dengan 
kombinatorial. Logika-logika pada persoalan peluang dapat diselesaikan dalam 
daerah penyelesaian kombinatorik. 
Salah satu contoh permasalahan yang dapat diselesaikan dengan 
kombinatorial adalah menghitung banyaknya kombinasi angka nomor polisi 
mobil, dimana nomor polisi terdiri atas lima angka dan diikuti dua huruf, serta 
angka pertama bukan nol. Cara paling sederhana untuk menyelesaikan persoalan
sejenis adalah dengan mengenumerasi semua kemungkinan jawabannya. 
Mengenumerasi berarti mencacah atau menghitung satu per satu setiap 
kemungkinan jawaban. Akan tetapi enumerasi masih mungkin dilakukan jika 
jumlah objek sedikit, sedangkan untuk persoalan di atas, cara enumerasi jelas 
tidak efisien. Misalnya untuk menjawab persoalan banyaknya cara menyusun 
nomor kendaraan di suatu kota, apabila kita melakukan enumerasi, maka 
kemungkinan jawabannya adalah sebagai berikut: 
12345AB 12345AC 12345BC … 34567MT 34567ML … 
dan seterusnya… 
Sangatlah mungkin bahwa kita sudah lelah sebelum proses enumerasi 
selesai dilakukan. Disinilah peran kombinatorial, yang merupakan “seni 
berhitung”, menyelesaikan persoalan semacam ini dengan cepat. Persoalan 
kombinatorik yang sederhana lain yang telah diselesaiakan dalam masyarakat. 
Misalkan, saat pemilihan pemain untuk tim sepak bola yang terdiri dari 11 
pemain. Apabila ada 20 orang ingin membentuk suatu tim sepak bola, ada berapa 
kemungkinan komposisi pemain yang dapat terbentuk? Selain itu dalam 
menentukan sebuah password panjangnya 6 sampai 8 karakter. Karakter boleh 
berupa huruf atau angka. Berapa banyak kemungkinan password yang dapat 
dibuat ? Tetapi selain itu para ilmuwan pada berbagai bidang juga kerap 
menemukan sejumlah persoalan yang harus diselesaikan. Kombinatorik 
merupakan cabang matematika untuk menghitung jumlah penyusunan objek-objek 
tanpa harus mengenumerasi semua kemungkinan susunannya.
B. Aturan Penjumlahan Dan Aturan Perkalian 
Pembahasan mengenai kombinatorika diawali dengan pengenalan dua 
kaidah pencacahan, yaitu kaidah penjumlahan dan kaidah perkalian. Kedua 
kaidah ini sangat bermanfaat untuk menyelesaikan masalah yang kompleks 
dengan cara memecah atau mengurai masalah tersebut menjadi beberapa bagian 
yang lebih sederhana yang selanjutnya dapat diselesaikan dengan kedua kaidah 
tersebut. Misalnya, kaidah pencacahan bermanfaat untuk menentukan apakah 
terdapat cukup nomor telepon atau alamat internet protokol untuk memenuhi 
permintaan pelanggan. Salah satu prinsip dasar yang mendasari perkembangan 
probabilitas terutama yang terkait dengan masalah penghitungan adalah konsep 
dasar pencacahan. Ada dua perinsip dasar pada konsep dasar pencacahan yaitu 
aturan penjumlahan dan aturan perkalian. 
1. Aturan Penjumlahan 
Jika untuk melakukan A dapat dikerjakan dengan n cara dan untuk melakukan 
B dapat dikerjakan dengan m cara, sedangkan A dan B tidak dapat dikerjakan 
bersama-sama, maka A atau B dapat dikerjakan dengan n + m cara. Artinya, jika 
Anda mempunyai dua kasus yang mungkin terjadi namun tak mungkin terjadi 
bersamaan, maka jumlahkan. Jika Anda hanya dapat melakukan salah satu hal 
atau hal yang lain saja, maka jumlahkan. Secara lebih teoritis, jika Anda 
mempunyai n himpunan A 
1 
, A 
2 
, …, A 
n 
yang tidak saling beririsan satu dengan 
lainnya, maka cacah anggota semua himpunan samadengan jumlah anggota 
masing-masing himpunan.
Ai ∩ Aj = ∅ ∀ i ≠ j ⇒ | ⋃ 퐴푖 푛푖 
=1 | = Σ | 퐴푖 | 푛푖 
=1 
Secara tidak langsung, pada prinsip penjumlahan, setiap himpunan bagian A 
, A 
1 
, 
2 
…, A 
n 
tidak saling tumpang tindih (saling lepas). Untuk himpunan yang saling 
tumpang tindih tidak berlaku lagi prinsip penjumlahan, dan ini harus diselesaikan 
dengan prinsip inklusi-eksklusi. 
 Contoh 1. 
Misalkan klub sepakbola dari sekolah mempunyai 40 anggota, sedangkan klub 
bulutangkis mempunyai 20 anggota. Misalkan ada 7 siswa yang merangkap menjadi 
anggota kedua klub. Tentukan jumlah anggora dari kedua klub tersebut! 
Penyelesaian: 
Untuk menentukan jumlah anggota kedua klub tersebut kita akan membentuk tiga 
himpunan yang saling lepas atau tidak beririsan. 
Pertama, himpunan atau klub yang terdiri dari pemain sepakbola saja: 
40 – 7 = 33 siswa 
Kedua, himpunan atau klub yang terdiri dari pemain bulutangkis saja: 
20 – 7 = 13 siswa 
Ketiga, himpunan yang terdiri dari pemain sepak bola sekaligus pemain bulutangkis 
yaitu 7 siswa. Dengan demikian jumlah anggota dari kedua klub adalah 33 + 13 + 7 = 
53 siswa. 
 Contoh 2. 
Ketua angkatan S2 Pend. Matematika 2014 di pilih hanya 1 orang (pria atau 
wanita). Jumlah pria = 35 orang dan jumlah wanita = 55 orang. Berapa banyak cara 
memilih ketua angkatan?
Penyelesaian: 
Dari jumlah keseluruhan mahasiswa S2 Pend. Matematika angkatan 2014 yakni 
sebanyak 90 mahasiswa, akan dipilih seorang ketua angkatan (pria atau wanita), maka 
berdasarkan aturan penjumlahan banyaknya cara memilih yaitu 35 + 55 = 90 cara. 
2. Aturan Perkalian 
Jika untuk melakukan A dapat dikerjakan dengan n cara dan untuk melakukan 
B dapat dikerjakan dengan m cara yang tidak tergantung pada bagaimana A 
dikerjakan, maka untuk mengerjakan A dan B dapat dilakukan dengan 푛 × 푚 
cara. Secara teoritis, banyaknya anggota himpunan hasil kali Cartesius n 
himpunan sama dengan hasil kali banyaknya anggota setiap himpunan 
 Contoh 3. 
Misalkan kita pergi dari kota A ke kota C dan harus melalui kota B. Dari kota 
A ke kota B ada 5 jalan, dan dari kota B ke kota C ada 6 jalan. Tentukan banyak 
cara untuk pergi dari kota A ke kota C dan harus melalui kota B. 
Penyelesaian: 
Setelah kita memilih jalan dari A ke B, pilihan jalan dari kota B ke C tidak 
tergantung pada pilihan pertama. Dengan demikian menurut aturan perkalian, 
banyak cara dari kota A ke kota C melalui B adalah 5 x 6 = 30 cara.
 Contoh 4. 
Dua orang perwakilan Kelas B yang terdiri dari 3 pria dan 13 wanita protes 
mendatangai Bapak Dosen untuk nilai ujian. Wakil yang dipilih 1 orang pria dan 1 
orang wanita. Berapa banyak cara memilih 2 orang wakil tersebut? 
Penyelesaian: 
Dari jumlah mahasiswa kelas B yang sebanyak 13 orang, maka akan dipilih 3 
diantaranya untuk menjadi perwakilan kelas sehingga berdasarkan aturan 
perkalian diperoleh penyelesaian yakni : 3  13 = 39 cara. 
 Contoh 5. 
Dari tujuh angka 1, 3, 4, 5, 6, 8, 9 akan dibentuk sebuah bilangan 3 angka dan 
lebih dari 500. Berapa banyak bilangan genap yang dapat dibentuk jika : 
a) angka-angkanya boleh berulang 
b) angka-angkanya tidak boleh berulang 
penyelesaian : 
a) Angka pertama sebagai ratusan dapat dipilih 4 kemungkinan, yaitu 5, 6, 8 
atau 9. Angka kedua dapat dipilih dari 7 kemungkinan. Angka satuan dapat 
dipilih dari 3 kemungkinan. Banyaknya bilangan yang terbentuk ada 4 x 7 x 3 
= 84 bilangan. 
b) Pada bagian inilah timbul sebuah permasalahan. Jika kita menjawab 
banyaknya bilangan adalah 4 x 5 x 3 dengan alasan bahwa banyaknya 
bilangan yang mungkin untuk angka ratusan ada 4 dan angka satuan ada 3 
sedangkan sisa bilangan tinggal 5 maka jawaban tersebut adalah keliru. Jika 
angka ratusan yang dipilih adalah 5 atau 9 maka banyaknya kemungkinan
angka satuan memang benar ada 3 yaitu 4, 6 atau 8. Tetapi bila angka ratusan 
yang dipilih adalah 6 atau 8 maka angka satuan yang mungkin dipilih hanya 
tinggal 2. Sedangkan jika kita menjawab banyaknya bilangan adalah 4 x 5 x 2 
juga mengandung kesalahan dengan alasan bahwa jika angka ratusan yang 
kita pilih adalah 5 atau 9 maka kemungkin angka satuan yang dipilih adalah 
tetap 3. Lalu bagaimana cara kita menjawab soal ini ? 
Ada dua alternatif yang akan dibahas. 
Alternatif 1 : 
Sudah dijelaskan bahwa banyaknya kemungkinan untuk angka ratusan ada 4 
namun pemilihan angka ratusan ternyata menimbulkan dampak yang berbeda 
untuk angka satuan. Maka penyelesaian soal ini adalah dengan membagi kasus 
terhadap pemilihan angka ratusan. 
Kasus pertama adalah jika angka ratusannya adalah 5 atau 9. Banyaknya cara 
memilih angka ratusan ada 2. Banyaknya kemungkinan angka satuan tetap ada 3 
sedangkan angka puluhan tinggal 5 kemungkinan. Banyaknya bilangan untuk 
kasus pertama ini adalah 2 x 5 x 3 = 30 bilangan. 
Kasus kedua adalah jika angka ratusannya adalah 6 atau 8. Banyaknya cara 
memilih angka ratusan ada 2, yaitu 6 atau 8 tersebut. Banyaknya kemungkinan 
angka satuan tinggal 2. Penjelasannya adalah jika angka ratusan yang dipilih 
adalah 6 maka kemungkinan angka satuannya adalah 4 atau 8 sedangkan jika 
angka ratusan yang dipilih adalah 8 maka kemungkinan angka satuannya adalah 4 
atau 6. Sedangkan angka puluhan tinggal 5 kemungkinan. Banyaknya bilangan 
untuk kasus kedua ini adalah 2 x 5 x 2 = 20 bilangan.
Banyaknya bilangan yang dapat dibentuk ada 30 + 20 = 50 bilangan. 
Alternatif 2 : 
Caranya sebenarnya sama dengan alternatif 1, tetapi kita memulainya dari 
angka satuan. Kita bagi kasus pemilihan angka satuan menjadi 2 kasus. 
Kasus pertama adalah jika angka satuan yang dipilih adalah 4. Banyaknya 
cara memilih hanya ada 1. Angka ratusan yang dipilih tetap ada 4 kemungkinan 
yaitu 5, 6, 8 atau 9. Sedangkan angka puluhan tinggal 5 kemungkinan. Banyaknya 
bilangan untuk kasus pertama ini adalah 1 x 5 x 4 = 20 bilangan. 
Kasus kedua adalah jika angka satuan yang dipilih adalah 6 atau 8. 
Banyaknya cara memilih ada 2. Angka ratusan yang dipilih tinggal 3 
kemungkinan. Sedangkan angka puluhan tinggal 5 kemungkinan. Banyaknya 
bilangan untuk kasus kedua ini adalah 2 x 5 x 3 = 30 bilangan. 
Banyaknya bilangan yang dapat dibentuk ada 20 + 30 = 50 bilangan. 
3. Perluasan Kaidah Dasar Menghitung 
Misalkan ada n percobaan, masing-masing dengan pi hasil yang mungkin maka 
berlaku : 
a. Kaidah penjumlahan : p1 + p2 + … + pn hasil 
b. Kaidah Perkalian : p1  p2  …  pn hasil 
 Contoh 6. (Kaidah Penjumlahan) 
Sandi (password) sistem komputer panjangnya 6 sampai 8 karakter. Tiap 
karakter boleh berupa huruf atau angka; huruf besar dan huruf kecil tidak 
dibedakan. Berapa banyak sandi yang dapat dibuat?
penyelesaian : 
• Jumlah karakter password = 26 (A-Z) + 10 (0-9) = 36 karakter. 
• Jumlah kemungkinan sandi dengan panjang 6 karakter: 
(36)(36)(36)(36)(36)(36) = 366 = 2.176.782.336 
• Jumlah kemungkinan sandi dengan panjang 7 karakter: 
(36)(36)(36)(36)(36)(36)(36) = 367 = 78.364.164.096 
• Jumlah kemungkinan sandi dengan panjang 8 karakter: 
(36)(36)(36)(36)(36)(36)(36)(36) = 368 = 2.821.109.907.456 
• Jadi berdasarkan kaidah penjumlahan maka diperoleh jumlah seluruh sandi 
yaitu : 2.176.782.336 + 78.364.164.096 + 2.821.109.907.456 
= 2.901.650.833.888 buah. 
 Contoh 7 (Kaidah Perkalian) 
Berapa banyak bilangan ganjil antara 1000 dan 9999 (termasuk 1000 dan 
9999 itu sendiri) yang : 
(a) semua angkanya berbeda 
(b) boleh ada angka yang berulang. 
penyelesaian : 
(a) Posisi Satuan : 5 kemungkinan angka (1, 3, 5, 7, 9) 
Posisi Ribuan : 8 kemungkinan angka 
Posisi Ratusan : 8 kemungkinan angka 
Posisi Puluhan : 7 kemungkinan angka 
Banyak bilangan ganjil seluruhnya 
= (5) (8) (8) (7) = 2240 buah.
(b) Posisi satuan : 5 kemungkinan angka (yaitu 1, 3, 5, 7 dan 9); 
Posisi ribuan : 9 kemungkinan angka (1 sampai 9) 
Posisi ratusan : 10 kemungkinan angka (0 sampai 9) 
Posisi puluhan: 10 kemungkinan angka (0 sampai 9) 
Banyak bilangan ganjil seluruhnya 
= (5) (9) (10) (10) = 4500
Tugas Revisi Kelompok 1 
SOAL LATIHAN 
1. Tentukan berapa banyak unsur dari {1,2,3,4, … … . ,10000} yang habis dibagi 
4 ? 
Penyelesaian : 
Misal : A = {1,2,3,4, … … . ,10000} 
n (A) = 10000 
 Untuk menemukan banyak unsur yang habis dibagi oleh 4 dari suatu bilangan 
asli pertama adalah. 
푛 (퐴) 
4 
= 
10000 
4 
= 2500 
Sehingga banyaknya unsur yang habis dibagi 4 adalah 2500 unsur. 
cat : 1. Di tambahkan dengan cara lain 
2. Teorema bilangan bulat terbesar 
2. Berapa banyak bilangan yang dapat dibentuk dari bilangan antara 100 dan 
999 yang memiliki digit berbeda.? 
Penyelesaian : 
Banyaknya digit angka yang mungkin untuk digunakan yakni (0,1,2,….,9) 
 Posisi ratusan : terdapat 9 kemungkinan angka yang dapat digunakan 
yaitu 1,2,3,…9 
 Posisi puluhan : tersisa 9 kemungkinan angka yang dapat digunakan 
 Posisi satuan : tersisa 8 kemungkinan angka yang dapat digunakan
Bilangan yang akan di bentuk terdiri tiga angka yang berbeda,: 
I II III 
Tempat ratusan Tempat puluhan Tempat satuan 
9 
digit angka yang 
mungkin 
9 
digit angka yang 
mungkin 
8 
digit angka yang 
mungkin 
Sehingga menurut aturan perkalian diperoleh 9 x 9 x 8 = 648 
Jadi banyaknya digit angka yang dapat dibentuk antara 100 dan 999 adalah : 
648 bilangan 
Banyaknya kemungkinan bilangan ganjil yang dapat terbentuk : 
II III I 
Tempat ratusan Tempat puluhan Tempat satuan 
8 
digit angka yang 
mungkin 
8 
digit angka yang 
mungkin 
5 
digit angka yang 
mungkin 
Cat : (I, II, III) merupakan langkah dalam menentukannya banyaknya 
kemungkinan bilangan yang dapat dibenuk 
3. Berapa banyak plat nomor kendaraan berbeda yang dapat dibentuk jika terdiri 
dari 3 huruf dan di ikuti oleh 4 angka dimana angka dan huruf tersebut tidak 
boleh berulang ? 
Penyelesaian : 
Banyaknya karakter huruf dalam huruf alphabet adalah 26 karakter, 
sedangakan banyaknya digit angka yang dapat digunakan terdiri dari 
(0,1,2,3,…..,9), karena huruf dan angka tidak boleh berulang sehingga 
diperoleh : 
 Huruf pada tempat pertama : dapat di isi dengan 26 huruf
 Huruf pada tempat kedua : dapat di isi dengan 25 huruf 
 Huruf pada tempat ketiga : dapat di isi dengan 24 huruf 
 Angka pada tempat pertama : terdapat 10 kemungkinan angka yang dapat 
digunakan 
 Angka pada tempat kedua : terdapat 9 kemungkinan angka yang dapat 
digunakan 
 Angka pada tempat ketiga : terdapat 8 kemungkinan angka yang dapat 
digunakan 
 Angka pada tempat keempat : terdapat 7 kemungkinan angka yang dapat 
digunakan 
Banyaknya Kemungkinan 
Huruf 
Banyaknya Kemungkinan Angka 
26 25 24 10 9 8 7 
Sehingga menurut aturan perkalian diperoleh : 26 x 25 x 24 x 10 x 9 x 8 x 7

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Matematika Diskrit part 1
Matematika Diskrit part 1Matematika Diskrit part 1
Matematika Diskrit part 1radar radius
 
Keterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBKeterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBHyronimus Lado
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiaansyahrial
 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grupwahyuhenky
 
Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)1724143052
 
Modul 6 fungsi-fungsi multiplikatif
Modul 6   fungsi-fungsi multiplikatifModul 6   fungsi-fungsi multiplikatif
Modul 6 fungsi-fungsi multiplikatifAcika Karunila
 
TEOREMA DASAR KALKULUS
TEOREMA DASAR KALKULUSTEOREMA DASAR KALKULUS
TEOREMA DASAR KALKULUSNurul Ulfah
 
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpatiTeorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpatiArdika MathEdu
 
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06KuliahKita
 
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)Ig Fandy Jayanto
 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grupYadi Pura
 
Makalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsuMakalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsuokti agung
 

Was ist angesagt? (20)

Matematika Diskrit part 1
Matematika Diskrit part 1Matematika Diskrit part 1
Matematika Diskrit part 1
 
Keterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBKeterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPB
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsi
 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grup
 
Prinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi EksklusiPrinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi Eksklusi
 
Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)
 
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
 
Modul 6 fungsi-fungsi multiplikatif
Modul 6   fungsi-fungsi multiplikatifModul 6   fungsi-fungsi multiplikatif
Modul 6 fungsi-fungsi multiplikatif
 
Bab 1 bilangan bulat Matematika
Bab 1 bilangan bulat MatematikaBab 1 bilangan bulat Matematika
Bab 1 bilangan bulat Matematika
 
TEOREMA DASAR KALKULUS
TEOREMA DASAR KALKULUSTEOREMA DASAR KALKULUS
TEOREMA DASAR KALKULUS
 
Matematika-Himpunan
Matematika-HimpunanMatematika-Himpunan
Matematika-Himpunan
 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
 
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpatiTeorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpati
 
Bab 1 ok
Bab 1 okBab 1 ok
Bab 1 ok
 
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06
 
Grup
GrupGrup
Grup
 
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grup
 
Contoh-soal-kalkulus-iii
Contoh-soal-kalkulus-iiiContoh-soal-kalkulus-iii
Contoh-soal-kalkulus-iii
 
Makalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsuMakalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsu
 

Andere mochten auch

Matematika Diskrit kombinatorial
Matematika Diskrit  kombinatorialMatematika Diskrit  kombinatorial
Matematika Diskrit kombinatorialSiti Khotijah
 
Turunan (diferensial)
Turunan (diferensial)Turunan (diferensial)
Turunan (diferensial)Fatimahopet
 
Statistik matematika BEBERAPA TEKNIK PEMBILANG DAN ATURAN PERKALIAN PERMUTASI...
Statistik matematika BEBERAPA TEKNIK PEMBILANG DAN ATURAN PERKALIAN PERMUTASI...Statistik matematika BEBERAPA TEKNIK PEMBILANG DAN ATURAN PERKALIAN PERMUTASI...
Statistik matematika BEBERAPA TEKNIK PEMBILANG DAN ATURAN PERKALIAN PERMUTASI...evansugianto
 
STATISTIK MATEMATIKA VARIABEL ATAU PEUBAH ACAK DUA VARIABEL
STATISTIK MATEMATIKA VARIABEL ATAU PEUBAH ACAK DUA VARIABELSTATISTIK MATEMATIKA VARIABEL ATAU PEUBAH ACAK DUA VARIABEL
STATISTIK MATEMATIKA VARIABEL ATAU PEUBAH ACAK DUA VARIABELevansugianto
 
Koefisien binomial
Koefisien binomialKoefisien binomial
Koefisien binomialoilandgas24
 
Makalah matematika
Makalah matematikaMakalah matematika
Makalah matematikaIka Humaeroh
 
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 01
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 01Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 01
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 01KuliahKita
 
Matematika diskret kombinatorika
Matematika diskret  kombinatorika Matematika diskret  kombinatorika
Matematika diskret kombinatorika unesa
 
Modul Matematika Peluang
Modul Matematika PeluangModul Matematika Peluang
Modul Matematika Peluangunesa
 
1. Aturan Perkalian
1. Aturan Perkalian 1. Aturan Perkalian
1. Aturan Perkalian widi1966
 
Makalah logika matematika
Makalah logika matematikaMakalah logika matematika
Makalah logika matematikaNasifah LasMana
 
Makalah Metode Pembelajaran Limit Fungsi Aljabar
Makalah Metode Pembelajaran Limit Fungsi AljabarMakalah Metode Pembelajaran Limit Fungsi Aljabar
Makalah Metode Pembelajaran Limit Fungsi AljabarAisyah Turidho
 
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik InformatikaMakalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatikasaid zulhelmi
 

Andere mochten auch (20)

Bab 8 kombinatorial
Bab 8 kombinatorialBab 8 kombinatorial
Bab 8 kombinatorial
 
Q&A Peluang Sma
Q&A Peluang SmaQ&A Peluang Sma
Q&A Peluang Sma
 
Matematika Diskrit kombinatorial
Matematika Diskrit  kombinatorialMatematika Diskrit  kombinatorial
Matematika Diskrit kombinatorial
 
Turunan (diferensial)
Turunan (diferensial)Turunan (diferensial)
Turunan (diferensial)
 
Statistik matematika BEBERAPA TEKNIK PEMBILANG DAN ATURAN PERKALIAN PERMUTASI...
Statistik matematika BEBERAPA TEKNIK PEMBILANG DAN ATURAN PERKALIAN PERMUTASI...Statistik matematika BEBERAPA TEKNIK PEMBILANG DAN ATURAN PERKALIAN PERMUTASI...
Statistik matematika BEBERAPA TEKNIK PEMBILANG DAN ATURAN PERKALIAN PERMUTASI...
 
STATISTIK MATEMATIKA VARIABEL ATAU PEUBAH ACAK DUA VARIABEL
STATISTIK MATEMATIKA VARIABEL ATAU PEUBAH ACAK DUA VARIABELSTATISTIK MATEMATIKA VARIABEL ATAU PEUBAH ACAK DUA VARIABEL
STATISTIK MATEMATIKA VARIABEL ATAU PEUBAH ACAK DUA VARIABEL
 
Koefisien binomial
Koefisien binomialKoefisien binomial
Koefisien binomial
 
Unit2_Elektronik
Unit2_ElektronikUnit2_Elektronik
Unit2_Elektronik
 
Karya Tulis lmiah
Karya Tulis lmiahKarya Tulis lmiah
Karya Tulis lmiah
 
Makalah matematika
Makalah matematikaMakalah matematika
Makalah matematika
 
Bab 12 peluang 32 38
Bab 12 peluang 32 38Bab 12 peluang 32 38
Bab 12 peluang 32 38
 
Get logik
Get logikGet logik
Get logik
 
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 01
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 01Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 01
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 01
 
peluang matematika
 peluang matematika peluang matematika
peluang matematika
 
Matematika diskret kombinatorika
Matematika diskret  kombinatorika Matematika diskret  kombinatorika
Matematika diskret kombinatorika
 
Modul Matematika Peluang
Modul Matematika PeluangModul Matematika Peluang
Modul Matematika Peluang
 
1. Aturan Perkalian
1. Aturan Perkalian 1. Aturan Perkalian
1. Aturan Perkalian
 
Makalah logika matematika
Makalah logika matematikaMakalah logika matematika
Makalah logika matematika
 
Makalah Metode Pembelajaran Limit Fungsi Aljabar
Makalah Metode Pembelajaran Limit Fungsi AljabarMakalah Metode Pembelajaran Limit Fungsi Aljabar
Makalah Metode Pembelajaran Limit Fungsi Aljabar
 
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik InformatikaMakalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
 

Ähnlich wie Kombinatorik Matematika

Slide week 2b teori peluang
Slide week 2b teori peluangSlide week 2b teori peluang
Slide week 2b teori peluangBeny Nugraha
 
Diskret I Kombinatorika
Diskret I KombinatorikaDiskret I Kombinatorika
Diskret I KombinatorikaRaden Maulana
 
MODUL PENALARAN DAN LOGIKA MATEMATIKA.docx
MODUL PENALARAN DAN LOGIKA MATEMATIKA.docxMODUL PENALARAN DAN LOGIKA MATEMATIKA.docx
MODUL PENALARAN DAN LOGIKA MATEMATIKA.docxAswarliansyah
 
Buku Ajar Peluang untuk SMA Kelas XI Bahasa
Buku Ajar Peluang untuk SMA Kelas XI BahasaBuku Ajar Peluang untuk SMA Kelas XI Bahasa
Buku Ajar Peluang untuk SMA Kelas XI BahasaKristalina Dewi
 
Modul matematika-peluang
Modul matematika-peluangModul matematika-peluang
Modul matematika-peluangmuhruslial
 
PPT Matematika Bilangan Cacah kelompok 4 universitas terbuka palembang
PPT Matematika Bilangan Cacah  kelompok 4 universitas terbuka palembangPPT Matematika Bilangan Cacah  kelompok 4 universitas terbuka palembang
PPT Matematika Bilangan Cacah kelompok 4 universitas terbuka palembangSDN7BA3
 
Sistem persamaan dan pertidaksamaan linear
Sistem persamaan dan pertidaksamaan linearSistem persamaan dan pertidaksamaan linear
Sistem persamaan dan pertidaksamaan linearMas Becak
 
Math cross line1
Math cross line1Math cross line1
Math cross line1restu56
 
Kaidah pencacahan oleh Kelompok 1
Kaidah pencacahan oleh Kelompok 1Kaidah pencacahan oleh Kelompok 1
Kaidah pencacahan oleh Kelompok 1Alzena Vashti
 
Peluang x
Peluang xPeluang x
Peluang xlitaap
 
Matematika Untuk Siswa SD/MI Kelas III Jilid 3
Matematika Untuk Siswa SD/MI Kelas III Jilid 3Matematika Untuk Siswa SD/MI Kelas III Jilid 3
Matematika Untuk Siswa SD/MI Kelas III Jilid 3Setiadji Sadewo
 
PERT 2-MATEMATIKA_KOMBINASI.pptx
PERT 2-MATEMATIKA_KOMBINASI.pptxPERT 2-MATEMATIKA_KOMBINASI.pptx
PERT 2-MATEMATIKA_KOMBINASI.pptxesilraja
 

Ähnlich wie Kombinatorik Matematika (20)

PELUANG - X SMA Kurikulum 2013
PELUANG - X SMA Kurikulum 2013PELUANG - X SMA Kurikulum 2013
PELUANG - X SMA Kurikulum 2013
 
Slide week 2b teori peluang
Slide week 2b teori peluangSlide week 2b teori peluang
Slide week 2b teori peluang
 
Diskret I Kombinatorika
Diskret I KombinatorikaDiskret I Kombinatorika
Diskret I Kombinatorika
 
3
33
3
 
MODUL PENALARAN DAN LOGIKA MATEMATIKA.docx
MODUL PENALARAN DAN LOGIKA MATEMATIKA.docxMODUL PENALARAN DAN LOGIKA MATEMATIKA.docx
MODUL PENALARAN DAN LOGIKA MATEMATIKA.docx
 
Buku Ajar Peluang untuk SMA Kelas XI Bahasa
Buku Ajar Peluang untuk SMA Kelas XI BahasaBuku Ajar Peluang untuk SMA Kelas XI Bahasa
Buku Ajar Peluang untuk SMA Kelas XI Bahasa
 
Modul matematika-peluang
Modul matematika-peluangModul matematika-peluang
Modul matematika-peluang
 
PPT Matematika Bilangan Cacah kelompok 4 universitas terbuka palembang
PPT Matematika Bilangan Cacah  kelompok 4 universitas terbuka palembangPPT Matematika Bilangan Cacah  kelompok 4 universitas terbuka palembang
PPT Matematika Bilangan Cacah kelompok 4 universitas terbuka palembang
 
Sistem persamaan dan pertidaksamaan linear
Sistem persamaan dan pertidaksamaan linearSistem persamaan dan pertidaksamaan linear
Sistem persamaan dan pertidaksamaan linear
 
STATISTIK INDUSTRI 1 - TEORI PROBABILITAS
STATISTIK INDUSTRI 1 - TEORI PROBABILITASSTATISTIK INDUSTRI 1 - TEORI PROBABILITAS
STATISTIK INDUSTRI 1 - TEORI PROBABILITAS
 
Math cross line1
Math cross line1Math cross line1
Math cross line1
 
Basic Counting
Basic CountingBasic Counting
Basic Counting
 
Kaidah pencacahan oleh Kelompok 1
Kaidah pencacahan oleh Kelompok 1Kaidah pencacahan oleh Kelompok 1
Kaidah pencacahan oleh Kelompok 1
 
Peluang x
Peluang xPeluang x
Peluang x
 
Counting 1
Counting 1Counting 1
Counting 1
 
1. Probabilitas.pdf
1. Probabilitas.pdf1. Probabilitas.pdf
1. Probabilitas.pdf
 
Matematika Untuk Siswa SD/MI Kelas III Jilid 3
Matematika Untuk Siswa SD/MI Kelas III Jilid 3Matematika Untuk Siswa SD/MI Kelas III Jilid 3
Matematika Untuk Siswa SD/MI Kelas III Jilid 3
 
Pengantar Teori Peluang
Pengantar Teori PeluangPengantar Teori Peluang
Pengantar Teori Peluang
 
Matematik
MatematikMatematik
Matematik
 
PERT 2-MATEMATIKA_KOMBINASI.pptx
PERT 2-MATEMATIKA_KOMBINASI.pptxPERT 2-MATEMATIKA_KOMBINASI.pptx
PERT 2-MATEMATIKA_KOMBINASI.pptx
 

Kombinatorik Matematika

  • 1. Revisi Tugas Kelompok I MAKALAH MATEMATIKA DISKRIT “KOMBINATORIK” Disusun Oleh : 1. IWAN SURYA DINATA (140311807076) 2. MUHAMMAD IKMAL (140311807858) PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MALANG SEPTEMBER 2014
  • 2. “ELEMENTARY COMBINATORICS” A. Pendahuluan Teori kombinatorial telah berkembang sejak awal abad 6 SM. Hingga pada abad pertengahan, teori ini terus berkembang dengan memanfaatkan teori lainnya seperti teori bilangan serta teori probabilitas. Aplikasi dari kombinatorial pun sangat luas karena dapat dipakai dalam berbagai permasalahan sehari-hari. Salah satu aplikasi dari kombinatorial yang sering dipakai adalah dalam integrasinya dengan teori peluang untuk memprediksi suatu kejadian. Kombinatorial adalah cabang matematika untuk menghitung jumlah penyusunan objek-objek tanpa harus mengenumerasi semua kemungkinan susunannya. Sementara itu, peluang merupakan cabang ilmu matematika yang bersangkutan dengan analisis suatu kejadian acak. Suatu variabel acak merupakan objek utama dalam teori peluang. Suatu variable acak dapat melakukan kejadian acak berkali-kali hingga dapat memunculkan suatu statistik tertentu. Hubungan antara teori peluang serta kombinatorial sangatlah erat. Banyak teori dasar dari kombinatorial yang dapat diintegrasi dengan teori peluang. Istilah-istilah dalam teori peluang dapat direpresentasikan secara matematis dengan kombinatorial. Logika-logika pada persoalan peluang dapat diselesaikan dalam daerah penyelesaian kombinatorik. Salah satu contoh permasalahan yang dapat diselesaikan dengan kombinatorial adalah menghitung banyaknya kombinasi angka nomor polisi mobil, dimana nomor polisi terdiri atas lima angka dan diikuti dua huruf, serta angka pertama bukan nol. Cara paling sederhana untuk menyelesaikan persoalan
  • 3. sejenis adalah dengan mengenumerasi semua kemungkinan jawabannya. Mengenumerasi berarti mencacah atau menghitung satu per satu setiap kemungkinan jawaban. Akan tetapi enumerasi masih mungkin dilakukan jika jumlah objek sedikit, sedangkan untuk persoalan di atas, cara enumerasi jelas tidak efisien. Misalnya untuk menjawab persoalan banyaknya cara menyusun nomor kendaraan di suatu kota, apabila kita melakukan enumerasi, maka kemungkinan jawabannya adalah sebagai berikut: 12345AB 12345AC 12345BC … 34567MT 34567ML … dan seterusnya… Sangatlah mungkin bahwa kita sudah lelah sebelum proses enumerasi selesai dilakukan. Disinilah peran kombinatorial, yang merupakan “seni berhitung”, menyelesaikan persoalan semacam ini dengan cepat. Persoalan kombinatorik yang sederhana lain yang telah diselesaiakan dalam masyarakat. Misalkan, saat pemilihan pemain untuk tim sepak bola yang terdiri dari 11 pemain. Apabila ada 20 orang ingin membentuk suatu tim sepak bola, ada berapa kemungkinan komposisi pemain yang dapat terbentuk? Selain itu dalam menentukan sebuah password panjangnya 6 sampai 8 karakter. Karakter boleh berupa huruf atau angka. Berapa banyak kemungkinan password yang dapat dibuat ? Tetapi selain itu para ilmuwan pada berbagai bidang juga kerap menemukan sejumlah persoalan yang harus diselesaikan. Kombinatorik merupakan cabang matematika untuk menghitung jumlah penyusunan objek-objek tanpa harus mengenumerasi semua kemungkinan susunannya.
  • 4. B. Aturan Penjumlahan Dan Aturan Perkalian Pembahasan mengenai kombinatorika diawali dengan pengenalan dua kaidah pencacahan, yaitu kaidah penjumlahan dan kaidah perkalian. Kedua kaidah ini sangat bermanfaat untuk menyelesaikan masalah yang kompleks dengan cara memecah atau mengurai masalah tersebut menjadi beberapa bagian yang lebih sederhana yang selanjutnya dapat diselesaikan dengan kedua kaidah tersebut. Misalnya, kaidah pencacahan bermanfaat untuk menentukan apakah terdapat cukup nomor telepon atau alamat internet protokol untuk memenuhi permintaan pelanggan. Salah satu prinsip dasar yang mendasari perkembangan probabilitas terutama yang terkait dengan masalah penghitungan adalah konsep dasar pencacahan. Ada dua perinsip dasar pada konsep dasar pencacahan yaitu aturan penjumlahan dan aturan perkalian. 1. Aturan Penjumlahan Jika untuk melakukan A dapat dikerjakan dengan n cara dan untuk melakukan B dapat dikerjakan dengan m cara, sedangkan A dan B tidak dapat dikerjakan bersama-sama, maka A atau B dapat dikerjakan dengan n + m cara. Artinya, jika Anda mempunyai dua kasus yang mungkin terjadi namun tak mungkin terjadi bersamaan, maka jumlahkan. Jika Anda hanya dapat melakukan salah satu hal atau hal yang lain saja, maka jumlahkan. Secara lebih teoritis, jika Anda mempunyai n himpunan A 1 , A 2 , …, A n yang tidak saling beririsan satu dengan lainnya, maka cacah anggota semua himpunan samadengan jumlah anggota masing-masing himpunan.
  • 5. Ai ∩ Aj = ∅ ∀ i ≠ j ⇒ | ⋃ 퐴푖 푛푖 =1 | = Σ | 퐴푖 | 푛푖 =1 Secara tidak langsung, pada prinsip penjumlahan, setiap himpunan bagian A , A 1 , 2 …, A n tidak saling tumpang tindih (saling lepas). Untuk himpunan yang saling tumpang tindih tidak berlaku lagi prinsip penjumlahan, dan ini harus diselesaikan dengan prinsip inklusi-eksklusi.  Contoh 1. Misalkan klub sepakbola dari sekolah mempunyai 40 anggota, sedangkan klub bulutangkis mempunyai 20 anggota. Misalkan ada 7 siswa yang merangkap menjadi anggota kedua klub. Tentukan jumlah anggora dari kedua klub tersebut! Penyelesaian: Untuk menentukan jumlah anggota kedua klub tersebut kita akan membentuk tiga himpunan yang saling lepas atau tidak beririsan. Pertama, himpunan atau klub yang terdiri dari pemain sepakbola saja: 40 – 7 = 33 siswa Kedua, himpunan atau klub yang terdiri dari pemain bulutangkis saja: 20 – 7 = 13 siswa Ketiga, himpunan yang terdiri dari pemain sepak bola sekaligus pemain bulutangkis yaitu 7 siswa. Dengan demikian jumlah anggota dari kedua klub adalah 33 + 13 + 7 = 53 siswa.  Contoh 2. Ketua angkatan S2 Pend. Matematika 2014 di pilih hanya 1 orang (pria atau wanita). Jumlah pria = 35 orang dan jumlah wanita = 55 orang. Berapa banyak cara memilih ketua angkatan?
  • 6. Penyelesaian: Dari jumlah keseluruhan mahasiswa S2 Pend. Matematika angkatan 2014 yakni sebanyak 90 mahasiswa, akan dipilih seorang ketua angkatan (pria atau wanita), maka berdasarkan aturan penjumlahan banyaknya cara memilih yaitu 35 + 55 = 90 cara. 2. Aturan Perkalian Jika untuk melakukan A dapat dikerjakan dengan n cara dan untuk melakukan B dapat dikerjakan dengan m cara yang tidak tergantung pada bagaimana A dikerjakan, maka untuk mengerjakan A dan B dapat dilakukan dengan 푛 × 푚 cara. Secara teoritis, banyaknya anggota himpunan hasil kali Cartesius n himpunan sama dengan hasil kali banyaknya anggota setiap himpunan  Contoh 3. Misalkan kita pergi dari kota A ke kota C dan harus melalui kota B. Dari kota A ke kota B ada 5 jalan, dan dari kota B ke kota C ada 6 jalan. Tentukan banyak cara untuk pergi dari kota A ke kota C dan harus melalui kota B. Penyelesaian: Setelah kita memilih jalan dari A ke B, pilihan jalan dari kota B ke C tidak tergantung pada pilihan pertama. Dengan demikian menurut aturan perkalian, banyak cara dari kota A ke kota C melalui B adalah 5 x 6 = 30 cara.
  • 7.  Contoh 4. Dua orang perwakilan Kelas B yang terdiri dari 3 pria dan 13 wanita protes mendatangai Bapak Dosen untuk nilai ujian. Wakil yang dipilih 1 orang pria dan 1 orang wanita. Berapa banyak cara memilih 2 orang wakil tersebut? Penyelesaian: Dari jumlah mahasiswa kelas B yang sebanyak 13 orang, maka akan dipilih 3 diantaranya untuk menjadi perwakilan kelas sehingga berdasarkan aturan perkalian diperoleh penyelesaian yakni : 3  13 = 39 cara.  Contoh 5. Dari tujuh angka 1, 3, 4, 5, 6, 8, 9 akan dibentuk sebuah bilangan 3 angka dan lebih dari 500. Berapa banyak bilangan genap yang dapat dibentuk jika : a) angka-angkanya boleh berulang b) angka-angkanya tidak boleh berulang penyelesaian : a) Angka pertama sebagai ratusan dapat dipilih 4 kemungkinan, yaitu 5, 6, 8 atau 9. Angka kedua dapat dipilih dari 7 kemungkinan. Angka satuan dapat dipilih dari 3 kemungkinan. Banyaknya bilangan yang terbentuk ada 4 x 7 x 3 = 84 bilangan. b) Pada bagian inilah timbul sebuah permasalahan. Jika kita menjawab banyaknya bilangan adalah 4 x 5 x 3 dengan alasan bahwa banyaknya bilangan yang mungkin untuk angka ratusan ada 4 dan angka satuan ada 3 sedangkan sisa bilangan tinggal 5 maka jawaban tersebut adalah keliru. Jika angka ratusan yang dipilih adalah 5 atau 9 maka banyaknya kemungkinan
  • 8. angka satuan memang benar ada 3 yaitu 4, 6 atau 8. Tetapi bila angka ratusan yang dipilih adalah 6 atau 8 maka angka satuan yang mungkin dipilih hanya tinggal 2. Sedangkan jika kita menjawab banyaknya bilangan adalah 4 x 5 x 2 juga mengandung kesalahan dengan alasan bahwa jika angka ratusan yang kita pilih adalah 5 atau 9 maka kemungkin angka satuan yang dipilih adalah tetap 3. Lalu bagaimana cara kita menjawab soal ini ? Ada dua alternatif yang akan dibahas. Alternatif 1 : Sudah dijelaskan bahwa banyaknya kemungkinan untuk angka ratusan ada 4 namun pemilihan angka ratusan ternyata menimbulkan dampak yang berbeda untuk angka satuan. Maka penyelesaian soal ini adalah dengan membagi kasus terhadap pemilihan angka ratusan. Kasus pertama adalah jika angka ratusannya adalah 5 atau 9. Banyaknya cara memilih angka ratusan ada 2. Banyaknya kemungkinan angka satuan tetap ada 3 sedangkan angka puluhan tinggal 5 kemungkinan. Banyaknya bilangan untuk kasus pertama ini adalah 2 x 5 x 3 = 30 bilangan. Kasus kedua adalah jika angka ratusannya adalah 6 atau 8. Banyaknya cara memilih angka ratusan ada 2, yaitu 6 atau 8 tersebut. Banyaknya kemungkinan angka satuan tinggal 2. Penjelasannya adalah jika angka ratusan yang dipilih adalah 6 maka kemungkinan angka satuannya adalah 4 atau 8 sedangkan jika angka ratusan yang dipilih adalah 8 maka kemungkinan angka satuannya adalah 4 atau 6. Sedangkan angka puluhan tinggal 5 kemungkinan. Banyaknya bilangan untuk kasus kedua ini adalah 2 x 5 x 2 = 20 bilangan.
  • 9. Banyaknya bilangan yang dapat dibentuk ada 30 + 20 = 50 bilangan. Alternatif 2 : Caranya sebenarnya sama dengan alternatif 1, tetapi kita memulainya dari angka satuan. Kita bagi kasus pemilihan angka satuan menjadi 2 kasus. Kasus pertama adalah jika angka satuan yang dipilih adalah 4. Banyaknya cara memilih hanya ada 1. Angka ratusan yang dipilih tetap ada 4 kemungkinan yaitu 5, 6, 8 atau 9. Sedangkan angka puluhan tinggal 5 kemungkinan. Banyaknya bilangan untuk kasus pertama ini adalah 1 x 5 x 4 = 20 bilangan. Kasus kedua adalah jika angka satuan yang dipilih adalah 6 atau 8. Banyaknya cara memilih ada 2. Angka ratusan yang dipilih tinggal 3 kemungkinan. Sedangkan angka puluhan tinggal 5 kemungkinan. Banyaknya bilangan untuk kasus kedua ini adalah 2 x 5 x 3 = 30 bilangan. Banyaknya bilangan yang dapat dibentuk ada 20 + 30 = 50 bilangan. 3. Perluasan Kaidah Dasar Menghitung Misalkan ada n percobaan, masing-masing dengan pi hasil yang mungkin maka berlaku : a. Kaidah penjumlahan : p1 + p2 + … + pn hasil b. Kaidah Perkalian : p1  p2  …  pn hasil  Contoh 6. (Kaidah Penjumlahan) Sandi (password) sistem komputer panjangnya 6 sampai 8 karakter. Tiap karakter boleh berupa huruf atau angka; huruf besar dan huruf kecil tidak dibedakan. Berapa banyak sandi yang dapat dibuat?
  • 10. penyelesaian : • Jumlah karakter password = 26 (A-Z) + 10 (0-9) = 36 karakter. • Jumlah kemungkinan sandi dengan panjang 6 karakter: (36)(36)(36)(36)(36)(36) = 366 = 2.176.782.336 • Jumlah kemungkinan sandi dengan panjang 7 karakter: (36)(36)(36)(36)(36)(36)(36) = 367 = 78.364.164.096 • Jumlah kemungkinan sandi dengan panjang 8 karakter: (36)(36)(36)(36)(36)(36)(36)(36) = 368 = 2.821.109.907.456 • Jadi berdasarkan kaidah penjumlahan maka diperoleh jumlah seluruh sandi yaitu : 2.176.782.336 + 78.364.164.096 + 2.821.109.907.456 = 2.901.650.833.888 buah.  Contoh 7 (Kaidah Perkalian) Berapa banyak bilangan ganjil antara 1000 dan 9999 (termasuk 1000 dan 9999 itu sendiri) yang : (a) semua angkanya berbeda (b) boleh ada angka yang berulang. penyelesaian : (a) Posisi Satuan : 5 kemungkinan angka (1, 3, 5, 7, 9) Posisi Ribuan : 8 kemungkinan angka Posisi Ratusan : 8 kemungkinan angka Posisi Puluhan : 7 kemungkinan angka Banyak bilangan ganjil seluruhnya = (5) (8) (8) (7) = 2240 buah.
  • 11. (b) Posisi satuan : 5 kemungkinan angka (yaitu 1, 3, 5, 7 dan 9); Posisi ribuan : 9 kemungkinan angka (1 sampai 9) Posisi ratusan : 10 kemungkinan angka (0 sampai 9) Posisi puluhan: 10 kemungkinan angka (0 sampai 9) Banyak bilangan ganjil seluruhnya = (5) (9) (10) (10) = 4500
  • 12. Tugas Revisi Kelompok 1 SOAL LATIHAN 1. Tentukan berapa banyak unsur dari {1,2,3,4, … … . ,10000} yang habis dibagi 4 ? Penyelesaian : Misal : A = {1,2,3,4, … … . ,10000} n (A) = 10000  Untuk menemukan banyak unsur yang habis dibagi oleh 4 dari suatu bilangan asli pertama adalah. 푛 (퐴) 4 = 10000 4 = 2500 Sehingga banyaknya unsur yang habis dibagi 4 adalah 2500 unsur. cat : 1. Di tambahkan dengan cara lain 2. Teorema bilangan bulat terbesar 2. Berapa banyak bilangan yang dapat dibentuk dari bilangan antara 100 dan 999 yang memiliki digit berbeda.? Penyelesaian : Banyaknya digit angka yang mungkin untuk digunakan yakni (0,1,2,….,9)  Posisi ratusan : terdapat 9 kemungkinan angka yang dapat digunakan yaitu 1,2,3,…9  Posisi puluhan : tersisa 9 kemungkinan angka yang dapat digunakan  Posisi satuan : tersisa 8 kemungkinan angka yang dapat digunakan
  • 13. Bilangan yang akan di bentuk terdiri tiga angka yang berbeda,: I II III Tempat ratusan Tempat puluhan Tempat satuan 9 digit angka yang mungkin 9 digit angka yang mungkin 8 digit angka yang mungkin Sehingga menurut aturan perkalian diperoleh 9 x 9 x 8 = 648 Jadi banyaknya digit angka yang dapat dibentuk antara 100 dan 999 adalah : 648 bilangan Banyaknya kemungkinan bilangan ganjil yang dapat terbentuk : II III I Tempat ratusan Tempat puluhan Tempat satuan 8 digit angka yang mungkin 8 digit angka yang mungkin 5 digit angka yang mungkin Cat : (I, II, III) merupakan langkah dalam menentukannya banyaknya kemungkinan bilangan yang dapat dibenuk 3. Berapa banyak plat nomor kendaraan berbeda yang dapat dibentuk jika terdiri dari 3 huruf dan di ikuti oleh 4 angka dimana angka dan huruf tersebut tidak boleh berulang ? Penyelesaian : Banyaknya karakter huruf dalam huruf alphabet adalah 26 karakter, sedangakan banyaknya digit angka yang dapat digunakan terdiri dari (0,1,2,3,…..,9), karena huruf dan angka tidak boleh berulang sehingga diperoleh :  Huruf pada tempat pertama : dapat di isi dengan 26 huruf
  • 14.  Huruf pada tempat kedua : dapat di isi dengan 25 huruf  Huruf pada tempat ketiga : dapat di isi dengan 24 huruf  Angka pada tempat pertama : terdapat 10 kemungkinan angka yang dapat digunakan  Angka pada tempat kedua : terdapat 9 kemungkinan angka yang dapat digunakan  Angka pada tempat ketiga : terdapat 8 kemungkinan angka yang dapat digunakan  Angka pada tempat keempat : terdapat 7 kemungkinan angka yang dapat digunakan Banyaknya Kemungkinan Huruf Banyaknya Kemungkinan Angka 26 25 24 10 9 8 7 Sehingga menurut aturan perkalian diperoleh : 26 x 25 x 24 x 10 x 9 x 8 x 7