Makalah ini membahas strategi pelestarian sapi Madura sebagai plasma nutfah di Indonesia. Sapi Madura memiliki sifat toleran terhadap iklim panas dan lingkungan marginal serta tahan penyakit, namun populasi sapi Madura menurun karena kurangnya perhatian masyarakat akan pentingnya pelestarian. Penyuluhan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melestarikan sapi Madura dan memberikan informasi strategi sepert
1. Laporan Praktikum
Mata Kuliah Penyuluhan
“ Strategi Pelestarian Sapi Madura Sebagai Plasma Nutfah “
Kelompok 15
Muhajirin
115050113111000
Faridatus Sholikhah 115050113111028
Luluk Setyowati
115050113111035
Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya
2013
2. Kata Pengantar
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul : “ Strategi
Pelestarian Sapi Madura Sebagai Plasma Nutfah “
Penulisan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas laporan praktikum
mata kuliah penyuluhan yang ampu oleh Ibu Anie Eka Kusumastuti, S.Pt.M.Sc.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang tidak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada:
1. Ibu Anie Eka Kusumastuti, S.Pt.M.Sc. selaku dosen mata kuliah penyuluhan
yang telah membimbing dan memberikan arahan dalam mata kuliah tersebut.
2. Orang tua kami yang telah memberikan semangat, doa, dan motivasi selama
pembuatan makalah.
3. Semua pihak yang telah mendukung pembuatan makalah ini yang belum sempat
kami sebutkan.
Menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, maka dengan besar hati kami akan menerima segala kritik, masukan
dan saran yang membangun dari semua pihak.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan
semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal „Alamiin.
Malang, 17 Nopember 2013
Penulis
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………... i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. ii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………….1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………… 2
1.3 Tujuan ……………………………………………………………. 2
1.4 Manfaat……………. ………………………………………………… 2
BAB II GAGASAN ………………………………………………………3
2.1 Gambaran umum kegiatan penyuluhan…………………………….. 3
2.2 gambaran umum masyarakat sasaran…………….………………. 3
BAB III METODE PENYULUHAN ……………………………………...11
3.1 Metode pelaksanaan ……………………………………....11
3.2 gambaran teknologi…………………………………………….....11
3.3 jadwal kegiatan program
3.4 media penyuluhan
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….12
4. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah Negara tropis yang memiliki plasma nutfah ternak cukup
melimpah, dan salah satu dari jenis-jenis ternak tersebut adalah sapi. Plasma
nutfah sapi tererbagi menjadi dua jenis yaitu sapi lokal dan sapi asli. Ternak
tersebut merupakan modal dasar bagi pembangunan subsektor peternakan.
Sapi lokal secara genetik mempunyai potensi produksi yang baik bahkan
dalam kondisi lingkungan yang minimal. Selain itu sapi lokal juga lebih tahan
terhadap penyakit. Sapi Madura secara genetik memiliki sifat toleran terhadap
iklim panas dan lingkungan marginal serta tahan terhadap serangan caplak.
Sapi lokal seperti sapi Madura tersebut sangat penting untuk dilindungi,
dimanfaatkan dan dikembangkan secara hati-hati dan bijaksana guna
menghindari kerusakan genotip yang telah mereka miliki sebagai bangsa sapi
tertentu. Sangat disayangkan sapi sapi unggul tersebut banyak yang tidak
dikembangbiakkan sebagai mana mestinya, akibatnya keberadaan populasi sapi
Madura sudah sampai diambang kritis. Untuk itu sudah saatnya perlu adanya
tindakan penyelamatan, pelestarian dan pengembangan plasma nutfah sapi
Madura sebagai kekayaan genetik yang dimiliki Indonesia yang tentunya
dengan tetap memelihara sifat khas dari sapi tersebut.
Sapi asli Indonesia secara genetik dan fenotip umumnya merupakan : (1)
turunan dari banteng (Bos javanicus) yang telah didomestikasi dan dapat pula
(2) berasal dari hasil silangan sapi asli Indonesia dengan sapi eksotik yang
kemudian mengalami domestikasi serta adaptasi lokal.
Penyebaran sapi Madura di luar pulau Madura tidak menunjukkan
perkembangan yang siknifikan sehingga dalam upaya pelestariannya lebih
memungkinkan dilaksanakan di pulau Madura, yang selama ini masih
dilindungi atau diatur oleh perundangan. Sapi Madura sebagai plasma nutfah
sapi potong indigenus merupakan salah satu kebanggaan secara nasional yang
perlu dipertahankan keberadaannya. Layaknya sapi Bali, sapi Madura juga
merupakan sapi potong yang dilindungi keberadaannya di pulau Madura
Penurunan populasi sapi Madura diduga berkaitan dengan kendala dalam
meningkatkan populasi dan produksi sapi lokal tersebut, yaitu meliputi : saran
5. dan prasarana, keterbatasan modal, keterampilan peternak dan populasi genetik
serta faktor
kebutuhan ekonomi masyarakat sebagai pemilik ternak yang
cenderung menjual ternak terbaiknya agar memperoleh harga jual yang tinggi.
Masuknya ternak-ternak eksotik dari luar negeri ke Indonesia disamping
memperbaiki kualitas ternak lokal, dikhawatirkan juga dapat mengakibatkan
terjadinya erosi sumber daya genetik ternka lokal apabila dilakukan persilangan
tanpa evaluasi, control dan tanpa memperhitungkan arti penting sapi Indonesia.
Seekor ternak menunjukkan fenotipnya (P) sebagi pengaruh-pengaruh
seluruh gen atau genotipnya (G), lingkungan (E) dan interaksi antara genotip
dan lingkungan (IGE) . karakter genotip ternak dapat diketahui melalui ukuranukuran tubuh, warna, pola warna tubuh dan pertumbuhan tanduk.
Dengan mempertimbangkan berbagai faktor di atas, maka penyuluhan ini
dilakukan untuk menyusun program pelestarian plasma nutfah sapi Madura
untuk mempertahankan keragamaman genetik lokal yang dimiliki Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Melihat kenyataan yang ada dilapang, kebanyakan masyatrakat peternak
yang ada di Madura masih kurang adanya perhatian terhadap pentingnya
kelestarian ternak lokal sebagai plasma nutfah yang sebenarnya telah menjadi
aset kekayaan indonesia. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya informasiinformasi yang didapatkan oleh masyarakat peternak Madura. Jika hal ini tetap
dibiarkan maka boleh jadi ancaman terhadap lestarinya sapi Madura akan
terjadi.
1.3 Tujuan
Kegiatan penyuluhan ini bertujuan antara lain:
Menginformasikan kepada peternak Madura arti pentingnya pelestarian sapi
Madura sebagai plasma nutfah, menumbuhkan kesadaran dan kepedulian
masyarakat peternak Madura terhadap aset kekayaan Indonesia serta
menginformasikan cara dan strategi yang digunakan untuk melestarikan
keberadaan sapi Madura sebagai plasma nutfah dengan tetap mengupayakan
kesejahteraan ekonomi bagi peternak.
1.4 Manfaat
Setelah diadakan penyuluhan tentang strategi pelestarian sapi Madura
sebagai plasma nurfah diharapkan masyarakat akan tergugah untuk lebih peduli
terhadap kelestarian sapi lokal Madura yang menjadi aset kekayaan yang
6. dimiliki negeri. Selain itu diharapkan setelah dilakukan penyuluhan jumlah
sapi Madura akan semakin bertambah banyak dan terhindar dari ancaman
hilangnya genotip-genotip sapi tersebut dari tempat domisili keberadaanya.
BAB II
GAGASAN
BAB III
METODE PENYULUHAN
3.1 Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan program penyuluhan dilakukan dengan cara metode
konservasi komunikasi, yang dibagi menjadi 4 tahapan, yaitu tahap persiapan awal
kegiatan, tahap pelaksanaan kegiatan, tahap evaluasi, serta laporan akhir.
Tahap Persiapan Kegiatan
Sebelum masuk dalam tahap pelaksanaan terdapat beberapa persiapanpersiapan yang harus dilakukan untuk menciptakan program penyuluhan yang
efektif dan efisien serta mampu mempertahankan hasil program penyuluhan secara
optimal. Persiapan-persiapan tersebut antara lain proses perijinan kepada
masyarakat sasaran dan pendataan melalui pendekatan sosial.
Tahap Pelaksanaan Kegiatan
Setelah memperoleh ijin dari pihak terkait serta diperoleh data calon
peserta di program penyuluhan ini, maka dilaksanakan sosialisasi program
penyuluhan tentang strategi pelestarian sapi madura sebagai plasma nutfah di
Indonesia khususnya di pulau Madura. Penyuluhan dilaksanakan di wilayah
kantong ternak di kepulauan Madura. Wilayah contoh di kabupaten Sumenep
mewakili wilayah dengan agroekosistem lahan tegalan dengan pola usaha
pembibitan. Hal itu berarti sapi Madura yang merupakan sapi potong tipe kecil
merupakan salah satu plasma nutfah sapi potong indigenus dan suseptable pada
lingkungan agroekosistem kering dan berkembang baik di pulau Madura. Plasma
nutfah ternak mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan pangan dan
kesejahteraan bagi masyarakat dan lingkungannya. Selanjutnya dibuat kesepakatan
mengenai
waktu
pelaksanaan
program
penyuluhan.
Metode
penyuluhan
7. berdasarkan hubungan penyuluh dengan sasaran dapat dilakukan dengan
komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung. Seorang penyuluh
melakukan kunjungan dengan pendekatan secara kelompok dari petani ternak di
desa tersebut.
Penyuluhan ini menjelaskan strategi pokok kepada sasaran bahwa
perbaikan mutu sapi Madura dapat dilakukan dengan seleksi dan atau perkawinan
silang (crossbreeding) melalui grading up untuk dapat menghimpun genotipik
unggul pada keturunan yang memiliki kemampuan produksi lebih tinggi dan
diimbangi penyesuaian pengaruh lingkungan terhadap tatalaksana pemeliharaan
terutama pemenuhan kebutuhan pakan dan pencegahan penyakit. Penyediaan
keturunan murni sebagai cikal bakal atau komunitas atau populasai dasar
pembentukan bibit “baru” dengan program sistem pemuliabiakan yang mapan serta
tidak asal-asalan dalam penjualan ternak.
Tahap Evaluasi
Dalam tahap ini tim penyuluh akan mereview kembali apa yang kuarang
dan apa pula yang perlu ditambahkan.
Tahap Penulisan Laporan
Pada tahap ini penyuluh akan membuat laporan hasil kerja selama masa
penyuluhan, melaporkan apa saja perubahan dan keberhasilan terjadi kedalam
bentuk tulisan yang sistematis.
3.2 Gambaran Teknik
Sapi madura ini harus dijaga kemurniannya karena merupakan salah satu
kekayaan plasma nutfah Indonesia. Plasma nutfah merupakan kekayaan alam yang
sangat berharga bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung
pembangunan nasional. Maka teknologi yang disajikan melalui program
penyuluhan ini yaitu dilakukan atau ditentukan peluasan area pembibitan di
wilayah lain yang mampu mengisolasi komunitas yang cukup besar dan diikuti
program seleksi pemurnian sapi Madura. Pemurnian sapi madura perlu
dipertahankan yaitu melalui program perkawinan silang dan seleksi untuk
perbaikan mutu genetiknya.
Menurut pendapat Kutsiyah (2012) bahwa Sapi Madura diduga adalah hasil
persilangan antara sapi bali (Bos sundaicus) dengan sapi zebu (Bos indicus).
Sebagian lagi mengemukakan antara banteng dengan campuran zebu (Sinhala) dan
sapi tipe shorthorn, atau antara banteng (Bos/Bibos sundaicus) dengan sapi-sapi
8. lokal di Jawa Tengah yang kemudian memperoleh tambahan darah sapi zebu.
Penyelenggaraan program persilangan ini memiliki tiga tujuan. Pertama, untuk
memperbaiki performans (mutu genetik) sapi Madura, sehingga produktivitasnya,
baik aspek produksi dan reproduksinya meningkat. Peningkatan performans itu
bisa terjadi karena adanya gabungan keunggulan dari tetuanya yang biasa disebut
heterosis atau hybrid vigour (Hardjosubroto, 1994). Dalam penyuluhan ini
ditujukan untuk pemerintah maupun produser ternak komersial(peternak)
mempunyai kesempatan untuk memperbaiki efisiensi produksi dan produk yang
disukai melalui sistem perkawinan silang antar bangsa (breeds). Dua alasan utama
crossbreeding (perkawinan silang) yaitu (1) menghasilkan bangsa baru; dan (2)
mendapatkan efek heterosis/hibrid vigor (suatu kondisi menyatunyakeunggulan
dari kedua bangsa ternak yang digunakan dalam persilangan pada keturunannya).
Dengan persilangan, masing-masing tetua saling melengkapi satu sama lain
dengan kelemahan dan kekuatan yang dimilikinya, karena tidak ada satupun jenis
ternak yang superior dan memiliki karakteristik sifat-sifat produksi yang unggul
pada semua kondisi lingkungan. Oleh sebab itu, perencanaan program persilangan
dapat: kesatu, meningkatkan produktivitas dari sekelompok ternak secara nyata
sampai pembentukan bangsa baru. Kedua, mendorong peternak mengawinkan
ternaknya dengan bibit unggul sapi eksotik melalui inseminasi buatan (IB) untuk
menghasilkan sapi komersil. Maka disinilah penjelasan penyuluhanm melalui
gambaran teknologi yang akan diterapkan untuk strategi pelestarian sapi madura
sebagai plasma nutfah. Hal ini didukung oleh pendapat Adrial (2010) bahwa upaya
memperbaiki mutu genetik dilakukan melalui seleksi yang diikuti dengan sistem
perkawinan
dengan
memanfaatkan
teknologi
reproduksi.
Ketiga,
untuk
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan peternak. Mata pencarian penduduk
Madura umumnya sebagai petani dan merangkap juga sebagian besar sebagai
peternak. Hal ini didukung oleh kebijakan peraturan pemerintah setempat.
3.3 Jadwal Kegiatan Program
Tabel.1
Jadwal Kegiatan
Kegiatan
Persiapan Awal
BULAN 1
1 2 3 4
BULAN 2
1
2
3
BULAN 3
4 1
2
3
BULAN 4
4
1
2
3
4
9. Survei awal (lapang)
+ studi literature
Pengamatan pada
masyarakat sasaran
Menyiapkan peralatan
dan bahan
Pembuatan variasi
pola
penyuluhan
Pembuatan gambaran
teknologi yang
diterapkan
Pelaksanaan
Kegiatan
Penyebaran publikasi
Pendataan petani
ternak
Pelatihan pada
masyarakat sasaran
Penelitian melaui
teknologi yang akan
diterapkan
Rapat evaluasi
Pelaksanaan hasil
evaluasi
Laporan akhir
Pembuatan laporan
akhir
Presentasi
3.4 Media Penyuluhan
Media penyuluhan yang digunakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
a. Flip chart
Media ini digunakan untuk menjelaskan rencana strategis pelestarian sapi
madura sebagai plasma nutfah kepada petani ternak sebagai sasaran. Dalam flip
chart ini berisi penjelasan gambaran teknologi yang digunakan dalam perbaikan
mutu genetik sapi madura (kemurnian ternak). Seperti halnya metode seleksi yang
baik dan cara program perkawinan silang melalui teknologi reproduksi (inseminasi
buatan).
b. Audio visual
10. menyampaikan pesan atau informasi kepada sasaran yakni peternak calon peternak
dengan menggunakan slide presentasi sehingga diharapkan sasaran akan lebih
mudah dapat menerapkan pesan dengan kebutuhanya.
DAFTAR PUSTAKA