SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 7
TUGAS SOFT SKILL KE 6
PERILAKU KONSUMEN
“PENGARUH KEBUDAYAAN ERHADAP
PEMBELIAN DAN KONSUMSI”

Nama : Mira Erpiana
NPM : 14211496
Kelas : 3EA27
PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PEMBELIAN DAN KONSUMSI

1.

PENGERTIAN KEBUDAYAAN

Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk
jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan
akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata
LatinColere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah
atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa
Indonesia.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan
secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu
dipelajari.

2.

DIMANAKAH SESEORANG MENEMUKAN NILAI- NILAI YANG DI ANUT

Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang
dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Untuk menentukan sesuatu itu
dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini
tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut masyarakat. Tak heran apabila antara
masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata nilai .

Ciri-ciri pembentukan nilai-nilai sosial yang di anut :
a.

Merupakan konstruksi masyarakat sebagai hasil interaksi antar warga masyarakat.

b.

Disebarkan di antara warga masyarakat (bukan bawaan lahir).

c.

Terbentuk melalui sosialisasi (proses belajar)

d.

Merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial manusia.
e.

Bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain. Dapat
memengaruhi pengembangan diri sosial

f.

Memiliki pengaruh yang berbeda antar warga masyarakat.

g.

Cenderung berkaitan satu sama lain.

Berdasarkan ciri-cirinya, nilai sosial dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu nilai dominan
dan nilai mendarah daging (internalized value).

3.

PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN

Menurut Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior dijelaskan sebagai upaya
konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan dikonsumsi.
Konsumen mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari. Kebanyakan
perusahaan besar meneliti keputusan membeli konsumen secara amat rinci untuk menjawab
pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan
berapa banyak mereka membeli, serta mengapa mereka membeli.

a.

Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen.
Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, sub budaya dan kelas
social pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku
seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku
yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.
Setiap kebudayaan terdiri dari sub budaya – sub budaya yang lebih kecil yang memberikan
identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub budaya dapat
dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok
ras, area geografis. Banyak sub budaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar
seringkali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan
konsumen.

b.

Pengaruh Budaya dapat Memuaskan Kebutuhan
Budaya yang ada di masyarakat dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Budaya dalam
suatu produk yang memberikan petunjuk, dan pedoman dalam menyelesaikan masalah
dengan menyediakan metode “Coba dan buktikan” dalam memuaskan kebutuhan fisiologis,
personal dan sosial. Misalnya dengan adanya budaya yang memberikan peraturan dan standar
mengenai kapan waktu kita makan, dan apa yang harus dimakan tiap waktu seseorang pada
waktu makan. Begitu juga hal yang sama yang akan dilakukan konsumen misalnya sewaktu
mengkonsumsi makanan olahan dan suatu obat.

c.

Pengaruh Budaya dapat Dipelajari
Budaya dapat dipelajari sejak seseorang sewaktu masih kecil, yang memungkinkan
seseorang mulai mendapat nilai-nilai kepercayaan dan kebiasaan dari lingkungan yang
kemudian membentuk budaya seseorang. Berbagai macam cara budaya dapat dipelajari.
Seperti yang diketahui secara umum yaitu misalnya ketika orang dewasa dan rekannya yang
lebih tua mengajari anggota keluarganya yang lebih muda mengenai cara berperilaku. Ada
juga misalnya seorang anak belajar dengan meniru perilaku keluarganya, teman atau
pahlawan di televisi. Begitu juga dalam dunia industri, perusahaan periklanan cenderung
memilih cara pembelajaran secara informal dengan memberikan model untuk ditiru
masyarakat. Misalnya dengan adanya pengulangan iklan akan dapat membuat nilai suatu
produk dan pembentukan kepercayaan dalam diri masyarakat. Seperti biasanya iklan sebuah
produk akan berupaya mengulang kembali akan iklan suatu produk yang dapat menjadi
keuntungan dan kelebihan dari produk itu sendiri. Iklan itu tidak hanya mampu
mempengaruhi persepsi sesaat konsumen mengenai keuntungan dari suatu produk, namun
dapat juga mempengaruhi persepsi generasi mendatang mengenai keuntungan yang akan
didapat dari suatu kategori produk tertentu.

4.

STRUKTUR KONSUMSI

Secara matematis struktur konsumsi yaitu menjelaskan bagaimana harga beragam
sebagai hasil dari keseimbangan antara ketersediaan produk pada tiap harga (penawaran)
dengan kebijakan distribusi dan keinginan dari mereka dengan kekuatan pembelian pada tiap
harga (permintaan). Grafik ini memperlihatkan sebuah pergeseran ke kanan dalam
permintaan dari D1 ke D2bersama dengan peningkatan harga dan jumlah yang diperlukan
untuk mencapai sebuah titik keseimbangan (equibilirium) dalam kurva penawaran (S).
5.

1.

DAMPAK NILAI- NILAI INTI TERHADAP PEMASAR

Kebutuhan
Konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia
adalah pernyataan dari rasa kehilangan, dan manusia mempunyai banyak kebutuhan yang
kompleks. Kebutuhan manusia yang kompleks tersebut karena bukan hanya fisik (makanan,
pakaian, perumahan dll), tetapi juga rasa aman, aktualisasi diri, sosialisasi, penghargaan,
kepemilikan. Semua kebutuhan berasal dari masyarakat konsumen, bila tidak puas konsumen
akan mencari produk atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut.

2.

Keinginan
Bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan kepribadian individual
dinamakan keinginan. Keinginan digambarkan dalam bentuk obyek yang akan memuaskan
kebutuhan mereka atau keinginan adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang spesifik.
Masyarakat yang semakin berkembang, keinginannya juga semakin luas, tetapi ada
keterbatasan dana, waktu, tenaga dan ruang, sehingga dibutuhkan perusahaan yang bisa
memuaskan keinginan sekaligus memenuhi kebutuhan manusia dengan menembus
keterbatasan tersebut, paling tidak meminimalisasi keterbatasan sumber daya. Contoh :
manusia butuh makan, tetapi keinginan untuk memuaskan lapar tersebut tergantung dari
budayanya dan lingkungan tumbuhnya. Orang Yogya akan memenuhi kebutuhan makannya
dengan gudeg, orang Jepang akan memuaskan keinginannya dengan makanan sukayaki dll.

3.

Permintaan
Dengan keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber daya tersebut, akhirnya
manusia menciptakan permintaan akan produk atau jasa dengan manfaat yang paling
memuaskan. Sehingga muncullah istilah permintaan, yaitu keinginan manusia akan produk
spesifik yang didukung oleh kemampuan dan ketersediaan untuk membelinya.
6. PERUBAHAN NILAI

Budaya juga perlu mengalami perubahan nilai. Ada beberapa aspek dari perlunya
perluasan perubahan budaya yaitu :

a.

Budaya merupakan konsep yang meliputi banyak hal atau luas. Hal tersebut termasuk
segala sesuatu dari pengaruh proses pemikiran individu dan perilakunya. Ketika budaya tidak
menentukan sifat dasar dari frekuensi pada dorongan biologis seperti lapar, hal tersebut
berpengaruh jika waktu dan cara dari dorongan ini akan memberi kepuasan.

b.

Budaya adalah hal yang diperoleh. Namun tidak memaksudkan mewarisi respon dan
kecenderungan. Bagaimanapun juga, bermula dari perilaku manusia tersebut.

c.

Kerumitan dari masyarakat modern yang merupakan kebenaran budaya yang jarang
memberikan ketentuan yang terperinci atas perilaku yang tepat.

6.1. Variasi nilai perubahan dalam nilai budaya terhadap pembelian dan
konsumsi

Nilai budaya memberikan dampak yang lebih pada perilaku konsumen dimana dalam hal
ini dimasukkan kedalam kategori-kategori umum yaitu berupa orientasi nilai-nilai lainnya
yaitu merefleksi gambaran masyarakat dari hubungan yang tepat antara individu dan
kelompok dalam masyarakat. Hubungan ini mempunyai pengaruh yang utama dalam praktek
pemasaran. Sebagai contoh, jika masyarakat menilai aktifitas kolektif, konsumen akan
melihat kearah lain pada pedoman dalam keputusan pembelanjaan dan tidak akan merespon
keuntungan pada seruan promosi untuk “menjadi seorang individual”. Dan begitu juga pada
budaya

yang

individualistik.

individual/kolektif,

kaum

Sifat

muda/tua,

dasar

dari

nilai

meluas/batas

yang

terkait

keluarga,

ini

termasuk

maskulin/feminim,

persaingan/kerjasama, dan perbedaan/keseragaman.

6.2. Individual/kolektif

Budaya individualis terdapat pada budaya Amerika, Australia, Inggris, Kanada, New
Zealand, dan Swedia. Sedangkan Taiwan, Korea, Hongkong, Meksiko, Jepang, India, dan
Rusia lebih kolektifis dalam orientasi mereka. Nilai ini adalah faktor kunci yang
membedakan budaya, dan konsep diri yang berpengaruh besar pada individu. Tidak
mengherankan, konsumen dari budaya yang memiliki perbedaan nilai, berbeda pula reaksi
mereka pada produk asing, iklan, dan sumber yang lebih disukai dari suatu informasi. Seperti
contoh, konsumen dari Negara yang lebih kolektifis cenderung untuk menjadi lebih suka
meniru dan kurang inovatif dalam pembelian mereka dibandingkan dengan budaya
individualistik. Dalam tema yang diangkat seperti ” be your self” dan “stand out”, mungkin
lebih efektif di negara amerika tapi secara umum tidak di negara Jepang, Korea, atau Cina.

6.3. Usia muda/tua

Dalam hal ini apakah dalam budaya pada suatu keluarga, anak-anak sebagai kaum muda
lebih berperan dibandingkan dengan orang dewasa dalam pembelian. Dengan kata lain adalah
melihat faktor budaya yang lebih bijaksana dalam melihat sisi dari peran usia. Seperti contoh
di Negara kepulauan Fiji, para orang tua memilih untuk menyenangkan anak mereka dengan
membeli suatu barang. Hal ini berbeda dengan para orang tua di Amerika yang memberikan
tuntutan yang positif bagi anak mereka. Disamping itu, walaupun Cina memiliki kebijakan
yang mengharuskan untuk membatasi keluarga memiliki lebih dari satu anak, tetapi bagi
budaya mereka anak merupakan “kaisar kecil” bagi mereka. Jadi, apapun yang mereka
inginkan akan segera dipenuhi. Dengan kata lain, penting untuk diingat bahwa segmen
tradisional dan nilai masih berpengaruh dan pera pemasar harus menyesuaikan bukan hanya
pada lintas budaya melainkan juga pada budaya didalamnya.

6.4. Luas/batasan keluarga

Yang dimaksud disini adalah bagaimana keluarga dalam suatu budaya membuat suatu
keputusan penting bagi anggota keluarganya. Dengan kata lain apakah peran orang dewasa
(orang tua) memiliki kebijakan yang lebih dalam memutuskan apa yang terbaik bagi anaknya.
Atau malah sebaliknya anak-anak memberi keputusan sendiri apa yang terbaik bagi diri
mereka sendiri. Dan bisa dikatakan juga bahwa pengaruh pembelian oleh orang tua akan
berpengaruh untuk seterusnya pada anak. Seperti contoh pada beberapa budaya yaitu seperti
di Meksiko, sama halnya dengan Amerika, peran orang dewasa sangat berpengaruh. Para
orang tua lebih memiliki kecenderungan dalam mengambil keputusan dalam membeli

Weitere ähnliche Inhalte

Andere mochten auch

Solusi u kem dan uk bab 4
Solusi u kem dan uk bab 4Solusi u kem dan uk bab 4
Solusi u kem dan uk bab 4Al Frilantika
 
01 mm-introducing-to-marketing-lite1
01 mm-introducing-to-marketing-lite101 mm-introducing-to-marketing-lite1
01 mm-introducing-to-marketing-lite1Ryandi Sagita
 
Peningkatan keprofesionalan guru
Peningkatan keprofesionalan guruPeningkatan keprofesionalan guru
Peningkatan keprofesionalan guruDia Cahyawati
 
Comprador Online y Tendencias 2011
Comprador Online y Tendencias 2011Comprador Online y Tendencias 2011
Comprador Online y Tendencias 2011GfK
 
KB profil kegiatan-08
KB profil kegiatan-08KB profil kegiatan-08
KB profil kegiatan-08PUPUK
 
Teknis budidaya kacang panjang
Teknis budidaya kacang panjangTeknis budidaya kacang panjang
Teknis budidaya kacang panjangsujononasa
 
Sister (Sistem Proses Terdistribusi)
Sister (Sistem Proses Terdistribusi)Sister (Sistem Proses Terdistribusi)
Sister (Sistem Proses Terdistribusi)Cahriel Sandiawan
 
Tugas akhir 4 te mikro fix
Tugas akhir 4 te mikro fixTugas akhir 4 te mikro fix
Tugas akhir 4 te mikro fixdyan pratiwi
 
Smt 2 unsur dan sifat bangun datar
Smt 2 unsur dan sifat bangun datarSmt 2 unsur dan sifat bangun datar
Smt 2 unsur dan sifat bangun datarnasywaabidakamila
 
Analisis variabel marketing mix yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam Pe...
Analisis variabel marketing mix yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam Pe...Analisis variabel marketing mix yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam Pe...
Analisis variabel marketing mix yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam Pe...Tri Y. Evelina
 
presentaciones de power point
presentaciones de power pointpresentaciones de power point
presentaciones de power point Davida Opalinski
 

Andere mochten auch (20)

Sistem Perekonomian
Sistem PerekonomianSistem Perekonomian
Sistem Perekonomian
 
Sistem pencernaan katak
Sistem pencernaan katakSistem pencernaan katak
Sistem pencernaan katak
 
Solusi u kem dan uk bab 4
Solusi u kem dan uk bab 4Solusi u kem dan uk bab 4
Solusi u kem dan uk bab 4
 
Stratifikasi sosial
Stratifikasi sosialStratifikasi sosial
Stratifikasi sosial
 
01 mm-introducing-to-marketing-lite1
01 mm-introducing-to-marketing-lite101 mm-introducing-to-marketing-lite1
01 mm-introducing-to-marketing-lite1
 
Peningkatan keprofesionalan guru
Peningkatan keprofesionalan guruPeningkatan keprofesionalan guru
Peningkatan keprofesionalan guru
 
GEMPAR 08
GEMPAR 08GEMPAR 08
GEMPAR 08
 
Comprador Online y Tendencias 2011
Comprador Online y Tendencias 2011Comprador Online y Tendencias 2011
Comprador Online y Tendencias 2011
 
KB profil kegiatan-08
KB profil kegiatan-08KB profil kegiatan-08
KB profil kegiatan-08
 
Teknis budidaya kacang panjang
Teknis budidaya kacang panjangTeknis budidaya kacang panjang
Teknis budidaya kacang panjang
 
Sister (Sistem Proses Terdistribusi)
Sister (Sistem Proses Terdistribusi)Sister (Sistem Proses Terdistribusi)
Sister (Sistem Proses Terdistribusi)
 
Tugas akhir 4 te mikro fix
Tugas akhir 4 te mikro fixTugas akhir 4 te mikro fix
Tugas akhir 4 te mikro fix
 
Smt 2 unsur dan sifat bangun datar
Smt 2 unsur dan sifat bangun datarSmt 2 unsur dan sifat bangun datar
Smt 2 unsur dan sifat bangun datar
 
Geo soal @1
Geo soal @1Geo soal @1
Geo soal @1
 
Penyakit maag
Penyakit maagPenyakit maag
Penyakit maag
 
Patungan usaha 2012
Patungan usaha 2012Patungan usaha 2012
Patungan usaha 2012
 
Underwater seascape
Underwater seascapeUnderwater seascape
Underwater seascape
 
Analisis variabel marketing mix yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam Pe...
Analisis variabel marketing mix yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam Pe...Analisis variabel marketing mix yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam Pe...
Analisis variabel marketing mix yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam Pe...
 
Tema 5 a
Tema 5 aTema 5 a
Tema 5 a
 
presentaciones de power point
presentaciones de power pointpresentaciones de power point
presentaciones de power point
 

Ähnlich wie Tugas soft skill ke 6

Budaya Perilaku Konsumen.ppt
Budaya  Perilaku Konsumen.pptBudaya  Perilaku Konsumen.ppt
Budaya Perilaku Konsumen.pptMetaBerutu
 
Psikologi konsumen (Psikologi Industri)
Psikologi konsumen (Psikologi Industri)Psikologi konsumen (Psikologi Industri)
Psikologi konsumen (Psikologi Industri)Dede Nurholis
 
pengaruh iklan terhadap pola hidup masyarakat
pengaruh iklan terhadap pola hidup masyarakatpengaruh iklan terhadap pola hidup masyarakat
pengaruh iklan terhadap pola hidup masyarakatAisyah Salsabilla Rositha
 
Tugas Soft Skill Perilaku Konsumen
Tugas Soft Skill Perilaku KonsumenTugas Soft Skill Perilaku Konsumen
Tugas Soft Skill Perilaku KonsumenMira Erviana
 
Makalah Perilaku Konsumen: Pengaruh Kebudayaan Dalam Perilaku Konsumen
Makalah Perilaku Konsumen: Pengaruh Kebudayaan Dalam Perilaku KonsumenMakalah Perilaku Konsumen: Pengaruh Kebudayaan Dalam Perilaku Konsumen
Makalah Perilaku Konsumen: Pengaruh Kebudayaan Dalam Perilaku KonsumenPangeran Kristian
 
Manusia dan kebudayaan
Manusia dan kebudayaanManusia dan kebudayaan
Manusia dan kebudayaanAdy Setiawan
 
4.menganalisis pasar konsumen
4.menganalisis pasar konsumen4.menganalisis pasar konsumen
4.menganalisis pasar konsumenIzul chumzq
 
Social and Culture Environment
Social and Culture EnvironmentSocial and Culture Environment
Social and Culture EnvironmentSigit Sanjaya
 
Makalah kwu kewirausahaan
Makalah kwu kewirausahaanMakalah kwu kewirausahaan
Makalah kwu kewirausahaanNo Company Inc.
 
Tugas softskill rahmah, anton, sahrul, achmad
Tugas softskill rahmah, anton, sahrul, achmadTugas softskill rahmah, anton, sahrul, achmad
Tugas softskill rahmah, anton, sahrul, achmadsyahrulhavianto
 
Tugas softskill rahmah, anton, sahrul, achmad
Tugas softskill rahmah, anton, sahrul, achmadTugas softskill rahmah, anton, sahrul, achmad
Tugas softskill rahmah, anton, sahrul, achmadsyahrulhavianto
 
Tugas softskill rahmah, anton, sahrul, achmad
Tugas softskill rahmah, anton, sahrul, achmadTugas softskill rahmah, anton, sahrul, achmad
Tugas softskill rahmah, anton, sahrul, achmadsyahrulhavianto
 
Tugas softskill rahmah, anton, sahrul, achmad
Tugas softskill rahmah, anton, sahrul, achmadTugas softskill rahmah, anton, sahrul, achmad
Tugas softskill rahmah, anton, sahrul, achmadAchmad Muhammad
 
variasi lintas budaya
variasi lintas budayavariasi lintas budaya
variasi lintas budayaWitha Dainy
 
contoh karya tulis tentang perilaku konsumtif
contoh karya tulis tentang perilaku konsumtifcontoh karya tulis tentang perilaku konsumtif
contoh karya tulis tentang perilaku konsumtifmelindaaj
 
contoh karya tulis tentang perilaku konsumtif di kalangan remaja
contoh karya tulis tentang perilaku konsumtif di kalangan remajacontoh karya tulis tentang perilaku konsumtif di kalangan remaja
contoh karya tulis tentang perilaku konsumtif di kalangan remajamelindaaj
 
PEMASARAN_SOSIAL_JASA_ASUHAN_KEBIDANAN.docx
PEMASARAN_SOSIAL_JASA_ASUHAN_KEBIDANAN.docxPEMASARAN_SOSIAL_JASA_ASUHAN_KEBIDANAN.docx
PEMASARAN_SOSIAL_JASA_ASUHAN_KEBIDANAN.docxcandra_cun
 

Ähnlich wie Tugas soft skill ke 6 (20)

Budaya Perilaku Konsumen.ppt
Budaya  Perilaku Konsumen.pptBudaya  Perilaku Konsumen.ppt
Budaya Perilaku Konsumen.ppt
 
Psikologi konsumen (Psikologi Industri)
Psikologi konsumen (Psikologi Industri)Psikologi konsumen (Psikologi Industri)
Psikologi konsumen (Psikologi Industri)
 
pengaruh iklan terhadap pola hidup masyarakat
pengaruh iklan terhadap pola hidup masyarakatpengaruh iklan terhadap pola hidup masyarakat
pengaruh iklan terhadap pola hidup masyarakat
 
Tugas Soft Skill Perilaku Konsumen
Tugas Soft Skill Perilaku KonsumenTugas Soft Skill Perilaku Konsumen
Tugas Soft Skill Perilaku Konsumen
 
Makalah Perilaku Konsumen: Pengaruh Kebudayaan Dalam Perilaku Konsumen
Makalah Perilaku Konsumen: Pengaruh Kebudayaan Dalam Perilaku KonsumenMakalah Perilaku Konsumen: Pengaruh Kebudayaan Dalam Perilaku Konsumen
Makalah Perilaku Konsumen: Pengaruh Kebudayaan Dalam Perilaku Konsumen
 
Manusia dan kebudayaan
Manusia dan kebudayaanManusia dan kebudayaan
Manusia dan kebudayaan
 
4.menganalisis pasar konsumen
4.menganalisis pasar konsumen4.menganalisis pasar konsumen
4.menganalisis pasar konsumen
 
Social and Culture Environment
Social and Culture EnvironmentSocial and Culture Environment
Social and Culture Environment
 
Makalah kwu kewirausahaan
Makalah kwu kewirausahaanMakalah kwu kewirausahaan
Makalah kwu kewirausahaan
 
Tugas softskill rahmah, anton, sahrul, achmad
Tugas softskill rahmah, anton, sahrul, achmadTugas softskill rahmah, anton, sahrul, achmad
Tugas softskill rahmah, anton, sahrul, achmad
 
Tugas softskill rahmah, anton, sahrul, achmad
Tugas softskill rahmah, anton, sahrul, achmadTugas softskill rahmah, anton, sahrul, achmad
Tugas softskill rahmah, anton, sahrul, achmad
 
Tugas softskill rahmah, anton, sahrul, achmad
Tugas softskill rahmah, anton, sahrul, achmadTugas softskill rahmah, anton, sahrul, achmad
Tugas softskill rahmah, anton, sahrul, achmad
 
Tugas softskill rahmah, anton, sahrul, achmad
Tugas softskill rahmah, anton, sahrul, achmadTugas softskill rahmah, anton, sahrul, achmad
Tugas softskill rahmah, anton, sahrul, achmad
 
Pk pertemuan 3
Pk pertemuan 3Pk pertemuan 3
Pk pertemuan 3
 
variasi lintas budaya
variasi lintas budayavariasi lintas budaya
variasi lintas budaya
 
contoh karya tulis tentang perilaku konsumtif
contoh karya tulis tentang perilaku konsumtifcontoh karya tulis tentang perilaku konsumtif
contoh karya tulis tentang perilaku konsumtif
 
contoh karya tulis tentang perilaku konsumtif di kalangan remaja
contoh karya tulis tentang perilaku konsumtif di kalangan remajacontoh karya tulis tentang perilaku konsumtif di kalangan remaja
contoh karya tulis tentang perilaku konsumtif di kalangan remaja
 
Ccu
CcuCcu
Ccu
 
Uts
UtsUts
Uts
 
PEMASARAN_SOSIAL_JASA_ASUHAN_KEBIDANAN.docx
PEMASARAN_SOSIAL_JASA_ASUHAN_KEBIDANAN.docxPEMASARAN_SOSIAL_JASA_ASUHAN_KEBIDANAN.docx
PEMASARAN_SOSIAL_JASA_ASUHAN_KEBIDANAN.docx
 

Mehr von Mira Erviana

Tugas soft skill ke 5
Tugas soft skill ke 5Tugas soft skill ke 5
Tugas soft skill ke 5Mira Erviana
 
Tugas soft skill ke 5
Tugas soft skill ke 5Tugas soft skill ke 5
Tugas soft skill ke 5Mira Erviana
 
Tugas soft skill ke 4
Tugas soft skill ke 4Tugas soft skill ke 4
Tugas soft skill ke 4Mira Erviana
 
Tugas soft skill ke 3
Tugas soft skill ke 3Tugas soft skill ke 3
Tugas soft skill ke 3Mira Erviana
 
Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Mira Erviana
 
Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Mira Erviana
 
Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Mira Erviana
 
Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Mira Erviana
 
Tugas soft skill ke 3
Tugas soft skill ke 3Tugas soft skill ke 3
Tugas soft skill ke 3Mira Erviana
 
Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Mira Erviana
 
Tugas soft skill bahasa indonesia
Tugas soft skill bahasa indonesiaTugas soft skill bahasa indonesia
Tugas soft skill bahasa indonesiaMira Erviana
 
Tugas soft skill ke 5
Tugas soft skill ke 5Tugas soft skill ke 5
Tugas soft skill ke 5Mira Erviana
 
Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6Mira Erviana
 
Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6Mira Erviana
 
Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6Mira Erviana
 
Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6Mira Erviana
 
Tugas soft skill ke 8
Tugas soft skill ke 8Tugas soft skill ke 8
Tugas soft skill ke 8Mira Erviana
 
Tugas soft skill ke 7
Tugas soft skill ke 7Tugas soft skill ke 7
Tugas soft skill ke 7Mira Erviana
 
Tugas soft skill ke 7
Tugas soft skill ke 7Tugas soft skill ke 7
Tugas soft skill ke 7Mira Erviana
 
Tugas soft skill ke 2 pembelian
Tugas soft skill ke 2 pembelianTugas soft skill ke 2 pembelian
Tugas soft skill ke 2 pembelianMira Erviana
 

Mehr von Mira Erviana (20)

Tugas soft skill ke 5
Tugas soft skill ke 5Tugas soft skill ke 5
Tugas soft skill ke 5
 
Tugas soft skill ke 5
Tugas soft skill ke 5Tugas soft skill ke 5
Tugas soft skill ke 5
 
Tugas soft skill ke 4
Tugas soft skill ke 4Tugas soft skill ke 4
Tugas soft skill ke 4
 
Tugas soft skill ke 3
Tugas soft skill ke 3Tugas soft skill ke 3
Tugas soft skill ke 3
 
Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2
 
Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2
 
Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2
 
Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2
 
Tugas soft skill ke 3
Tugas soft skill ke 3Tugas soft skill ke 3
Tugas soft skill ke 3
 
Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2
 
Tugas soft skill bahasa indonesia
Tugas soft skill bahasa indonesiaTugas soft skill bahasa indonesia
Tugas soft skill bahasa indonesia
 
Tugas soft skill ke 5
Tugas soft skill ke 5Tugas soft skill ke 5
Tugas soft skill ke 5
 
Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6
 
Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6
 
Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6
 
Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6
 
Tugas soft skill ke 8
Tugas soft skill ke 8Tugas soft skill ke 8
Tugas soft skill ke 8
 
Tugas soft skill ke 7
Tugas soft skill ke 7Tugas soft skill ke 7
Tugas soft skill ke 7
 
Tugas soft skill ke 7
Tugas soft skill ke 7Tugas soft skill ke 7
Tugas soft skill ke 7
 
Tugas soft skill ke 2 pembelian
Tugas soft skill ke 2 pembelianTugas soft skill ke 2 pembelian
Tugas soft skill ke 2 pembelian
 

Tugas soft skill ke 6

  • 1. TUGAS SOFT SKILL KE 6 PERILAKU KONSUMEN “PENGARUH KEBUDAYAAN ERHADAP PEMBELIAN DAN KONSUMSI” Nama : Mira Erpiana NPM : 14211496 Kelas : 3EA27
  • 2. PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PEMBELIAN DAN KONSUMSI 1. PENGERTIAN KEBUDAYAAN Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata LatinColere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. 2. DIMANAKAH SESEORANG MENEMUKAN NILAI- NILAI YANG DI ANUT Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut masyarakat. Tak heran apabila antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata nilai . Ciri-ciri pembentukan nilai-nilai sosial yang di anut : a. Merupakan konstruksi masyarakat sebagai hasil interaksi antar warga masyarakat. b. Disebarkan di antara warga masyarakat (bukan bawaan lahir). c. Terbentuk melalui sosialisasi (proses belajar) d. Merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial manusia.
  • 3. e. Bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain. Dapat memengaruhi pengembangan diri sosial f. Memiliki pengaruh yang berbeda antar warga masyarakat. g. Cenderung berkaitan satu sama lain. Berdasarkan ciri-cirinya, nilai sosial dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu nilai dominan dan nilai mendarah daging (internalized value). 3. PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN Menurut Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior dijelaskan sebagai upaya konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan dikonsumsi. Konsumen mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan membeli konsumen secara amat rinci untuk menjawab pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak mereka membeli, serta mengapa mereka membeli. a. Faktor Budaya Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, sub budaya dan kelas social pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Setiap kebudayaan terdiri dari sub budaya – sub budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak sub budaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar seringkali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. b. Pengaruh Budaya dapat Memuaskan Kebutuhan Budaya yang ada di masyarakat dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Budaya dalam suatu produk yang memberikan petunjuk, dan pedoman dalam menyelesaikan masalah dengan menyediakan metode “Coba dan buktikan” dalam memuaskan kebutuhan fisiologis,
  • 4. personal dan sosial. Misalnya dengan adanya budaya yang memberikan peraturan dan standar mengenai kapan waktu kita makan, dan apa yang harus dimakan tiap waktu seseorang pada waktu makan. Begitu juga hal yang sama yang akan dilakukan konsumen misalnya sewaktu mengkonsumsi makanan olahan dan suatu obat. c. Pengaruh Budaya dapat Dipelajari Budaya dapat dipelajari sejak seseorang sewaktu masih kecil, yang memungkinkan seseorang mulai mendapat nilai-nilai kepercayaan dan kebiasaan dari lingkungan yang kemudian membentuk budaya seseorang. Berbagai macam cara budaya dapat dipelajari. Seperti yang diketahui secara umum yaitu misalnya ketika orang dewasa dan rekannya yang lebih tua mengajari anggota keluarganya yang lebih muda mengenai cara berperilaku. Ada juga misalnya seorang anak belajar dengan meniru perilaku keluarganya, teman atau pahlawan di televisi. Begitu juga dalam dunia industri, perusahaan periklanan cenderung memilih cara pembelajaran secara informal dengan memberikan model untuk ditiru masyarakat. Misalnya dengan adanya pengulangan iklan akan dapat membuat nilai suatu produk dan pembentukan kepercayaan dalam diri masyarakat. Seperti biasanya iklan sebuah produk akan berupaya mengulang kembali akan iklan suatu produk yang dapat menjadi keuntungan dan kelebihan dari produk itu sendiri. Iklan itu tidak hanya mampu mempengaruhi persepsi sesaat konsumen mengenai keuntungan dari suatu produk, namun dapat juga mempengaruhi persepsi generasi mendatang mengenai keuntungan yang akan didapat dari suatu kategori produk tertentu. 4. STRUKTUR KONSUMSI Secara matematis struktur konsumsi yaitu menjelaskan bagaimana harga beragam sebagai hasil dari keseimbangan antara ketersediaan produk pada tiap harga (penawaran) dengan kebijakan distribusi dan keinginan dari mereka dengan kekuatan pembelian pada tiap harga (permintaan). Grafik ini memperlihatkan sebuah pergeseran ke kanan dalam permintaan dari D1 ke D2bersama dengan peningkatan harga dan jumlah yang diperlukan untuk mencapai sebuah titik keseimbangan (equibilirium) dalam kurva penawaran (S).
  • 5. 5. 1. DAMPAK NILAI- NILAI INTI TERHADAP PEMASAR Kebutuhan Konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kehilangan, dan manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Kebutuhan manusia yang kompleks tersebut karena bukan hanya fisik (makanan, pakaian, perumahan dll), tetapi juga rasa aman, aktualisasi diri, sosialisasi, penghargaan, kepemilikan. Semua kebutuhan berasal dari masyarakat konsumen, bila tidak puas konsumen akan mencari produk atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut. 2. Keinginan Bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan kepribadian individual dinamakan keinginan. Keinginan digambarkan dalam bentuk obyek yang akan memuaskan kebutuhan mereka atau keinginan adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang spesifik. Masyarakat yang semakin berkembang, keinginannya juga semakin luas, tetapi ada keterbatasan dana, waktu, tenaga dan ruang, sehingga dibutuhkan perusahaan yang bisa memuaskan keinginan sekaligus memenuhi kebutuhan manusia dengan menembus keterbatasan tersebut, paling tidak meminimalisasi keterbatasan sumber daya. Contoh : manusia butuh makan, tetapi keinginan untuk memuaskan lapar tersebut tergantung dari budayanya dan lingkungan tumbuhnya. Orang Yogya akan memenuhi kebutuhan makannya dengan gudeg, orang Jepang akan memuaskan keinginannya dengan makanan sukayaki dll. 3. Permintaan Dengan keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber daya tersebut, akhirnya manusia menciptakan permintaan akan produk atau jasa dengan manfaat yang paling memuaskan. Sehingga muncullah istilah permintaan, yaitu keinginan manusia akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan ketersediaan untuk membelinya.
  • 6. 6. PERUBAHAN NILAI Budaya juga perlu mengalami perubahan nilai. Ada beberapa aspek dari perlunya perluasan perubahan budaya yaitu : a. Budaya merupakan konsep yang meliputi banyak hal atau luas. Hal tersebut termasuk segala sesuatu dari pengaruh proses pemikiran individu dan perilakunya. Ketika budaya tidak menentukan sifat dasar dari frekuensi pada dorongan biologis seperti lapar, hal tersebut berpengaruh jika waktu dan cara dari dorongan ini akan memberi kepuasan. b. Budaya adalah hal yang diperoleh. Namun tidak memaksudkan mewarisi respon dan kecenderungan. Bagaimanapun juga, bermula dari perilaku manusia tersebut. c. Kerumitan dari masyarakat modern yang merupakan kebenaran budaya yang jarang memberikan ketentuan yang terperinci atas perilaku yang tepat. 6.1. Variasi nilai perubahan dalam nilai budaya terhadap pembelian dan konsumsi Nilai budaya memberikan dampak yang lebih pada perilaku konsumen dimana dalam hal ini dimasukkan kedalam kategori-kategori umum yaitu berupa orientasi nilai-nilai lainnya yaitu merefleksi gambaran masyarakat dari hubungan yang tepat antara individu dan kelompok dalam masyarakat. Hubungan ini mempunyai pengaruh yang utama dalam praktek pemasaran. Sebagai contoh, jika masyarakat menilai aktifitas kolektif, konsumen akan melihat kearah lain pada pedoman dalam keputusan pembelanjaan dan tidak akan merespon keuntungan pada seruan promosi untuk “menjadi seorang individual”. Dan begitu juga pada budaya yang individualistik. individual/kolektif, kaum Sifat muda/tua, dasar dari nilai meluas/batas yang terkait keluarga, ini termasuk maskulin/feminim, persaingan/kerjasama, dan perbedaan/keseragaman. 6.2. Individual/kolektif Budaya individualis terdapat pada budaya Amerika, Australia, Inggris, Kanada, New Zealand, dan Swedia. Sedangkan Taiwan, Korea, Hongkong, Meksiko, Jepang, India, dan
  • 7. Rusia lebih kolektifis dalam orientasi mereka. Nilai ini adalah faktor kunci yang membedakan budaya, dan konsep diri yang berpengaruh besar pada individu. Tidak mengherankan, konsumen dari budaya yang memiliki perbedaan nilai, berbeda pula reaksi mereka pada produk asing, iklan, dan sumber yang lebih disukai dari suatu informasi. Seperti contoh, konsumen dari Negara yang lebih kolektifis cenderung untuk menjadi lebih suka meniru dan kurang inovatif dalam pembelian mereka dibandingkan dengan budaya individualistik. Dalam tema yang diangkat seperti ” be your self” dan “stand out”, mungkin lebih efektif di negara amerika tapi secara umum tidak di negara Jepang, Korea, atau Cina. 6.3. Usia muda/tua Dalam hal ini apakah dalam budaya pada suatu keluarga, anak-anak sebagai kaum muda lebih berperan dibandingkan dengan orang dewasa dalam pembelian. Dengan kata lain adalah melihat faktor budaya yang lebih bijaksana dalam melihat sisi dari peran usia. Seperti contoh di Negara kepulauan Fiji, para orang tua memilih untuk menyenangkan anak mereka dengan membeli suatu barang. Hal ini berbeda dengan para orang tua di Amerika yang memberikan tuntutan yang positif bagi anak mereka. Disamping itu, walaupun Cina memiliki kebijakan yang mengharuskan untuk membatasi keluarga memiliki lebih dari satu anak, tetapi bagi budaya mereka anak merupakan “kaisar kecil” bagi mereka. Jadi, apapun yang mereka inginkan akan segera dipenuhi. Dengan kata lain, penting untuk diingat bahwa segmen tradisional dan nilai masih berpengaruh dan pera pemasar harus menyesuaikan bukan hanya pada lintas budaya melainkan juga pada budaya didalamnya. 6.4. Luas/batasan keluarga Yang dimaksud disini adalah bagaimana keluarga dalam suatu budaya membuat suatu keputusan penting bagi anggota keluarganya. Dengan kata lain apakah peran orang dewasa (orang tua) memiliki kebijakan yang lebih dalam memutuskan apa yang terbaik bagi anaknya. Atau malah sebaliknya anak-anak memberi keputusan sendiri apa yang terbaik bagi diri mereka sendiri. Dan bisa dikatakan juga bahwa pengaruh pembelian oleh orang tua akan berpengaruh untuk seterusnya pada anak. Seperti contoh pada beberapa budaya yaitu seperti di Meksiko, sama halnya dengan Amerika, peran orang dewasa sangat berpengaruh. Para orang tua lebih memiliki kecenderungan dalam mengambil keputusan dalam membeli