SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 10
Oleh :
Kelompok 3
Annisa Anandya N.
Friska Dwi E.
Fuji Astuti H.
Milantika Dyah P.
M. Oksa
Raissa Dwi O.
Kelas XI IPA 2
SMA NEGERI 3 KOTA TANGERANG
Tahun ajaran 2012/2013
Daftar isi
Judul.....................................................................................................
.....................1
Tujuan
Praktikum.............................................................................................
...1
Waktu
Pelaksanaan..........................................................................................
...1
Landasan
Teori.....................................................................................................
.1
Alat dan
Bahan....................................................................................................
..3
Cara
Kerja.....................................................................................................
..........5
Tabel
Pengamatan..........................................................................................
......6
Analisis
Data......................................................................................................
....6
Pertanyaan............................................................................................
..................7
Jawaban................................................................................................
...................7
Kesimpulan..........................................................................................
..................7
Lampiran..............................................................................................
...................9
Daftar
Pustaka.................................................................................................
...10
i. Judul
Perbedaan antara Dispersi Kasar, Dispersi Halus, dan Dispersi Koloid
ii. Tujuan
Mengamati berbagai perbedaan yang tampak pada dispersi kasar, dispersi halus, dan
dispersi koloid.
iii. Waktu pelaksanaan
Tempat : Laboratorium Kimia SMA Negeri 3 Kota Tangerang
Hari / Tanggal : Selasa / 14 Mei 2013
Waktu : 06.30 – 08.00
iv. Landasan teori
Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menemukan campuran yang tergolong larutan,
koloid, atau suspensi. Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua
zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang
dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Dimana
di antara campuran homogen dan heterogen terdapat sistem pencampuran yaitu koloid,
atau bisa juga disebut bentuk (fase) peralihan homogen menjadi heterogen. Campuran
homogen adalah campuran yang memiliki sifat sama pada setiap bagian campuran tersebut,
contohnya larutan gula dan hujan. Sedangkan campuran heterogen sendiri adalah
campuran yeng memiliki sifat tidak sama pada setiap bagian campuran, contohnya air dan
minyak, kemudian pasir dan semen.
Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa
diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem koloid
adalah adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air).
Selain tinta, masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray,
jelly dll.
Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Zat terlarut
dinamakan juga dengan fasa terdispersi atau solut, sedangkan zat pelarut disebut dengan
fasa pendispersi atau solvent. Contohnya larutan gula atau larutan garam.
Suspensi adalah campuran heterogen yang terdiri dari partikel – partikel kecil padat
atau cair yang terdispersi dalam zat cair atau gas. Misalnya, tepung beras dilarutkan dalam
air dan dikocok dengan kuat Apabila campuran tersebut dibiarkan beberapa saat, campuran
tersebut akan mengendap ke bawah.
Sistem dispersi merupakan campuran antara zat terlarut dengan pelarut. Dalam sistem
dispersi, zat terlarut jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan zat pelarut. Zat terlarut
dinamakan fasa terdispersi, sementara zat pelarutnya dinamakan medium pendispersi. Jadi,
sistem dispersi adalah pencampuran antara fasa terdispersi dengan medium pendispersi
yang bercampur secara merata.
a. Dispersi Kasar
Dispersi kasar disebut juga suspensi. Suspensi merupakan campuran heterogen antara fasa
terdispersi dengan medium pendispersi. Fasa terdispersi dengan medium pendispersi. Fasa
terdispersi biasanya berupa padatan sedangkan medium pendispersi zat cair. Oleh karena
dispersi kasar merupakan campuran heterogen, maka antara fasa terdispersi dengan
medium pendispersi dapat dibedakan dengan jelas. Fasa perdipersi mempunyai ukuran
partikel lebih besar dari 10-5
cm sehingga akan terlihat sebagai endapan. Contoh campuran
tepung dengan air. Dalam campuran tepung dengan air, antara fasa terdispersi (tepung)
dengan medium pendispersi (air) dapat dibedakan karena tepung barada di dasar wadah.
b. Dispersi Halus
Dispersi halus disebut juga larutan sejati atau dispersi molekuler. Larutan sejati adalah
campuran antara fasa terdispersi yang berwujud zat padat atau cair dengan medium
pendispersi yang berupa zat cair. Dalam larutan sejati, fasa terdispersi larut sempurna ke
dalam medium perdispersi, sehingga terbentuk campuran homogen. Campuran homogen
disebut juga larutan. Dalam larutan homogen, antara fasa terdispersi dengan medium
pendispersi tidak dapat dibedakan. Oleh karena ukuran partikel fasa terdispersi antara 10-
7
– 10-5
cm, maka fasa terdispersi dapat larut dalam medium pendispersi.
c. Dispersi Koloid
Dispersi koloid adalah campuran antara sistem dispersi kasar dengan dispersi halus. Dalam
sistem koloid antara fasa terdispersi dengan medium pendispersinya tampak homogen.
Namun sesungguhnya, dispersi koloid merupakan campuran heterogen. Hal ini akan
tampak dengan jelas saat dispersi koloid diamati menggunakan mikroskop ultra. Contoh
dispersi koloid yaitu campuran air dengan tinta.
Tabel perbandingan sifat larutan, koloid, dan suspensi
Larutan
(Dispersi molekuler)
Koloid
(Dispersi koloid)
Suspensi
(Dispersi kasar)
1. Bersifat homogen, tak
dapat dibedakan walaupun
menggunakan mikroskop ultra
1. Secara makroskopis
homogen tetapi bersifat
heterogen jika diamati dengan
mikroskop ultra
1. Bersifat heterogen
2. Semua partikel
berdimensi (panjang, lebar,
atau tebal) kurang dari 1 nm
2. Partikel berdimensi antara
1 nm sampai 100 nm
2. Salah satu atau semua
dimensi partikelnya lebih
besar dari 100 nm
3. Satu fase 3. Dua fase 3. Dua fase
4. Stabil 4. Pada umumnya stabil 4. Tidak stabil
5. Tidak dapat disaring 5. Tidak dapat disaring
kecuali dengan penyaring ultra
5. Dapat disaring
v. Alat dan bahan
Alat dan Bahan Gambar
Gelas plastik
( 6 buah )
Air
( secukupnya )
Susu kental manis
( 2 sdm )
Terigu
( 2 sdm )
Gula Pasir
( 2 sdm )
Pengaduk (sendok)
( 3 buah )
Kertas Saring
( 3 buah )
vi. Cara kerja
1. Siapkan 3 buah gelas air mineral, tandai dengan huruf A, B, dan C
2. Isi setiap gelas dengan air
3. Masukkan terigu ke dalam gelas A, susu instan ke dalam gelas B, dan gula pasir ke dalam
gelas C
4. Aduk setiap campuran dalam gelas tersebut, kemudian diamkan selama 15 menit!
5. Amati ketiga campuran setelah di diamkan dan masukkan hasil pengamatan ke dalam
tabel pengamatan
6. Saringlah ketiga campuran dan catatlah hasilnya.
vii. Tabel pengamatan
No. Sifat Campuran
Campuran Air dengan
Terigu (A) Susu Instan (B) Gula Pasir (C)
1.
Larut /
mengendap
Mengendap Mengendap Larut
2. Bening / Keruh Keruh Keruh Bening
3.
Satu Fase / Dua
Fase
Dua fase Dua fase Satu fase
4. Stabil / tidak Tidak Stabil Stabil Stabil
5.
Dapat disaring /
tidak
Dapat Tidak Tidak
viii. Analisis data
Jika kita mencampurkan air dengan susu bubuk instan, ternyata susu larut tetapi larutan itu
tidak bening melainkan keruh. Jika kita diamkan campuran itu tidak memisah dan juga tidak dapat
dipisahkan dengan penyaringan(hasil penyaringan tetap keruh. Secara makroskopis campuran ini
tampak homogen. Akan tetapi, secara mikroskopis partikel – partikel susu yang tersebar di dalam air
masih dapat dibedakan. Campuran seperti inilah yang dinamakn koloid. Pada campuran susu dengan
air, fase terdispersinya adalah lemak, sedangkan medium pendispersinya adalah air.
Saat kita mencampuran air dengan tegrigu, terigu tidak larut didalam air. Walaupun campuran
ini diaduk,kemudian di diamkan selama 15 menit, lambat laun terigu akan memisah dan mengendap di
dasar gelas. Campuran seperti ini disebut suspensi. Suspensi bersifat heterogen dan tidak bersifat
kontinu, sehingga merupakan sistem dua fase. Suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan.
Sedangkan jika kita mencampurkan air dengan gula pasir, maka gula akan larut bersama air. Ini
lah yang di namakan sebagai larutan atau dispersi halus, dimana setelah di reaksikan, tidak dapat di
bedakan mana pelarut, dan mana zat yang terlarut. Selain itu, larutan juga mempunyai sifat tidak dapat
di saring.
ix. Pertanyaan
1. Di antara ketiga campuran di atas campuran manakah yang merupakan dispersi kasar, dispersi
halus, dan dispersi koloid?
2. Apa yang membedakan antara ketiga campuran di atas?
3. Apa kesimpulan dari praktikum di atas?
x. Jawaban
1. Dispersi kasar :campuran tepung dan air
Dispersi halus : campuran gula dan air
Dspersi koloid : campuran susu dan air
2. Campuran susu dengan air merupakan koloid, campuran terigu dengan air merupakan suspensi,
dan campuran gula dengan air merupakan larutan.
xi. Kesimpulan
Campuran gula pasir dengan air tergolong larutan sejati atau larutan (dispersi halus), campuran
susu bubuk dengan air tergolong koloid (dispersi koloid), sedangkan campuran terigu dengan air
tergolong suspensi (dispersi kasar).
Hasil dari percobaan ini yaitu dapat membedakan larutan sejati, koloid, dan suspensi.
1. Larutan (Dispersi Molekuler)
contohnya adalahlarutan gula dalam air. Ciri-cirinya :
1) Homogen, tak dapat dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra
2) Semua partikelnya berdimensi (panjang, lebar, atau tebal) kurang dari 1 nm
3) Satu fase
4) Stabil
5) Tidak dapat disaring
2. Koloid (Dispersi Koloid)
contohnyacampuran susu dengan air. Ciri-cirinya:
1) Secara makroskopis bersifat homogen tetapi heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra.
2) Partikelnya berdimensi antara 1 nm sampai 100 nm
3) Dua fase
4) Pada umumnya stabil
5) Tidak dapat disaring kecuali dengan penyaring ultra
3. Suspensi (Dispersi Kasar)
contohnyacampuran tepung terigu dengan air. Ciri-cirinya:
1) Heterogen
2) Salah satu atau semua dimensi partikelnya lebih besar dari 100 nm
3) Dua fase
4) Tidak stabil
5) Dapat disaring
xii. LAMPIRAN
No Gambar Keterangan
1. Mengaduk larutan
2. Kondisi ketiga campuran setelah di diamkan
selama 15 menit.
Pada gelas A (terigu dengan air) terlihat
bahwa campuran menghasilkan endapan
yang berada di dasar gelas.
Pada gelas B (susu dengan air) secara kasat
mata,susu terlihat larut dalam air. Tetapi
sebenarnya campuran susu menghasilkan
endapan yang tidak bisa dilihat secara
makroskopis.
Pada gelas C (gula dengan air) terlihat bahwa
gula larut total dalam air.
3. Endapan pada campuran terigu dengan air
akan tertinggal di atas kertas saring saat
penyaringan
4. Endapan pada susu akan tertinggal di atas
kertas saring
xiii. Daftar pustaka
http://vidyaryantika.blogspot.com/2012/11/laporan-kimia-larutankoloid-dan-suspensi.html
http://nandawidiananda.blogspot.com/2012/06/dispersi-kasar-dispersi-halus-dan_27.html

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Laporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarLaporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarilmanafia13
 
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"ilmanafia13
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsiWd-Amalia Wd-Amalia
 
Kimia Organik (Asam karboksilat dan ester)
Kimia Organik (Asam karboksilat dan ester)Kimia Organik (Asam karboksilat dan ester)
Kimia Organik (Asam karboksilat dan ester)nailaamaliaa
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...risyanti ALENTA
 
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan VAnalisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan VUniversitas Negeri Medan
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationwd_amaliah
 
Laporan praktikum 6 - persiapan koloid
Laporan praktikum 6 - persiapan koloidLaporan praktikum 6 - persiapan koloid
Laporan praktikum 6 - persiapan koloidFirda Shabrina
 
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdaganganLaporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdaganganNita Mardiana
 
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)Irdan Arjulian
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiawd_amaliah
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaswd_amaliah
 
Laporan Praktikum Kimia Hidrolisis
Laporan Praktikum Kimia HidrolisisLaporan Praktikum Kimia Hidrolisis
Laporan Praktikum Kimia Hidrolisisvina irodatul afiyah
 
Laporan Kimia_Hidrolisis Garam
Laporan Kimia_Hidrolisis GaramLaporan Kimia_Hidrolisis Garam
Laporan Kimia_Hidrolisis GaramFeren Jr
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonDwi Atika Atika
 
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif LarutanLaporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif LarutanErnalia Rosita
 

Was ist angesagt? (20)

Titik lebur
Titik leburTitik lebur
Titik lebur
 
Laporan hidrolisis sukrosa
Laporan hidrolisis sukrosaLaporan hidrolisis sukrosa
Laporan hidrolisis sukrosa
 
Laporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarLaporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasar
 
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
 
Kimia Organik (Asam karboksilat dan ester)
Kimia Organik (Asam karboksilat dan ester)Kimia Organik (Asam karboksilat dan ester)
Kimia Organik (Asam karboksilat dan ester)
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
 
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan VAnalisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji MakananLaporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kation
 
Laporan praktikum 6 - persiapan koloid
Laporan praktikum 6 - persiapan koloidLaporan praktikum 6 - persiapan koloid
Laporan praktikum 6 - persiapan koloid
 
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdaganganLaporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
 
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositas
 
Laporan Praktikum Kimia Hidrolisis
Laporan Praktikum Kimia HidrolisisLaporan Praktikum Kimia Hidrolisis
Laporan Praktikum Kimia Hidrolisis
 
Laporan Kimia_Hidrolisis Garam
Laporan Kimia_Hidrolisis GaramLaporan Kimia_Hidrolisis Garam
Laporan Kimia_Hidrolisis Garam
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif LarutanLaporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
 

Ähnlich wie Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)

Ähnlich wie Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA) (20)

Makalah koloid 3
Makalah koloid 3Makalah koloid 3
Makalah koloid 3
 
Sistem Koloid
Sistem KoloidSistem Koloid
Sistem Koloid
 
Makalah koloid 4
Makalah koloid 4Makalah koloid 4
Makalah koloid 4
 
Makalah koloid 3
Makalah koloid 3Makalah koloid 3
Makalah koloid 3
 
Makalah koloid 3
Makalah koloid 3Makalah koloid 3
Makalah koloid 3
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani ganiLaporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
 
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani ganiLaporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
 
PPT KIMIA..pptx
PPT KIMIA..pptxPPT KIMIA..pptx
PPT KIMIA..pptx
 
Koloid ppt
Koloid pptKoloid ppt
Koloid ppt
 
koloid dan suspensi
koloid dan suspensikoloid dan suspensi
koloid dan suspensi
 
Makalah koloid 4
Makalah koloid 4Makalah koloid 4
Makalah koloid 4
 
Makalah koloid 4
Makalah koloid 4Makalah koloid 4
Makalah koloid 4
 
18 larutan r
18 larutan r18 larutan r
18 larutan r
 
lapres pemisahan kimia umum
lapres pemisahan kimia umumlapres pemisahan kimia umum
lapres pemisahan kimia umum
 
Handout kimia
Handout kimiaHandout kimia
Handout kimia
 
Sistem Koloid
Sistem KoloidSistem Koloid
Sistem Koloid
 
Sistem koloid berhubungan dengan proses
Sistem koloid berhubungan dengan prosesSistem koloid berhubungan dengan proses
Sistem koloid berhubungan dengan proses
 
Pembuatan koloid kelp 1
Pembuatan koloid kelp 1Pembuatan koloid kelp 1
Pembuatan koloid kelp 1
 
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptxMATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
 

Mehr von Milantika Dyah Puspitasari

Mehr von Milantika Dyah Puspitasari (6)

Biologi Molekuler Kanker, created by MilantikaDP
Biologi Molekuler Kanker, created by MilantikaDPBiologi Molekuler Kanker, created by MilantikaDP
Biologi Molekuler Kanker, created by MilantikaDP
 
Bunaken Insel (Deutsch Version)
Bunaken Insel (Deutsch Version)Bunaken Insel (Deutsch Version)
Bunaken Insel (Deutsch Version)
 
Hubungan IPTEK dengan Perang Dunia II serta Perang Dingin
Hubungan IPTEK dengan Perang Dunia II serta Perang DinginHubungan IPTEK dengan Perang Dunia II serta Perang Dingin
Hubungan IPTEK dengan Perang Dunia II serta Perang Dingin
 
ATLETIK
ATLETIKATLETIK
ATLETIK
 
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam BasaLaporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
 
Tata cara mengkafani jenazah
Tata cara mengkafani jenazahTata cara mengkafani jenazah
Tata cara mengkafani jenazah
 

Kürzlich hochgeladen

slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024MALISAAININOORBINTIA
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 

Kürzlich hochgeladen (20)

slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 

Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)

  • 1. Oleh : Kelompok 3 Annisa Anandya N. Friska Dwi E. Fuji Astuti H. Milantika Dyah P. M. Oksa Raissa Dwi O. Kelas XI IPA 2 SMA NEGERI 3 KOTA TANGERANG Tahun ajaran 2012/2013
  • 2. Daftar isi Judul..................................................................................................... .....................1 Tujuan Praktikum............................................................................................. ...1 Waktu Pelaksanaan.......................................................................................... ...1 Landasan Teori..................................................................................................... .1 Alat dan Bahan.................................................................................................... ..3 Cara Kerja..................................................................................................... ..........5 Tabel Pengamatan.......................................................................................... ......6 Analisis Data...................................................................................................... ....6 Pertanyaan............................................................................................ ..................7
  • 3. Jawaban................................................................................................ ...................7 Kesimpulan.......................................................................................... ..................7 Lampiran.............................................................................................. ...................9 Daftar Pustaka................................................................................................. ...10 i. Judul Perbedaan antara Dispersi Kasar, Dispersi Halus, dan Dispersi Koloid ii. Tujuan Mengamati berbagai perbedaan yang tampak pada dispersi kasar, dispersi halus, dan dispersi koloid. iii. Waktu pelaksanaan Tempat : Laboratorium Kimia SMA Negeri 3 Kota Tangerang Hari / Tanggal : Selasa / 14 Mei 2013 Waktu : 06.30 – 08.00 iv. Landasan teori Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menemukan campuran yang tergolong larutan, koloid, atau suspensi. Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Dimana
  • 4. di antara campuran homogen dan heterogen terdapat sistem pencampuran yaitu koloid, atau bisa juga disebut bentuk (fase) peralihan homogen menjadi heterogen. Campuran homogen adalah campuran yang memiliki sifat sama pada setiap bagian campuran tersebut, contohnya larutan gula dan hujan. Sedangkan campuran heterogen sendiri adalah campuran yeng memiliki sifat tidak sama pada setiap bagian campuran, contohnya air dan minyak, kemudian pasir dan semen. Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta, masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly dll. Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Zat terlarut dinamakan juga dengan fasa terdispersi atau solut, sedangkan zat pelarut disebut dengan fasa pendispersi atau solvent. Contohnya larutan gula atau larutan garam. Suspensi adalah campuran heterogen yang terdiri dari partikel – partikel kecil padat atau cair yang terdispersi dalam zat cair atau gas. Misalnya, tepung beras dilarutkan dalam air dan dikocok dengan kuat Apabila campuran tersebut dibiarkan beberapa saat, campuran tersebut akan mengendap ke bawah. Sistem dispersi merupakan campuran antara zat terlarut dengan pelarut. Dalam sistem dispersi, zat terlarut jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan zat pelarut. Zat terlarut dinamakan fasa terdispersi, sementara zat pelarutnya dinamakan medium pendispersi. Jadi, sistem dispersi adalah pencampuran antara fasa terdispersi dengan medium pendispersi yang bercampur secara merata. a. Dispersi Kasar Dispersi kasar disebut juga suspensi. Suspensi merupakan campuran heterogen antara fasa terdispersi dengan medium pendispersi. Fasa terdispersi dengan medium pendispersi. Fasa terdispersi biasanya berupa padatan sedangkan medium pendispersi zat cair. Oleh karena dispersi kasar merupakan campuran heterogen, maka antara fasa terdispersi dengan medium pendispersi dapat dibedakan dengan jelas. Fasa perdipersi mempunyai ukuran partikel lebih besar dari 10-5 cm sehingga akan terlihat sebagai endapan. Contoh campuran tepung dengan air. Dalam campuran tepung dengan air, antara fasa terdispersi (tepung) dengan medium pendispersi (air) dapat dibedakan karena tepung barada di dasar wadah. b. Dispersi Halus Dispersi halus disebut juga larutan sejati atau dispersi molekuler. Larutan sejati adalah campuran antara fasa terdispersi yang berwujud zat padat atau cair dengan medium pendispersi yang berupa zat cair. Dalam larutan sejati, fasa terdispersi larut sempurna ke dalam medium perdispersi, sehingga terbentuk campuran homogen. Campuran homogen disebut juga larutan. Dalam larutan homogen, antara fasa terdispersi dengan medium pendispersi tidak dapat dibedakan. Oleh karena ukuran partikel fasa terdispersi antara 10- 7 – 10-5 cm, maka fasa terdispersi dapat larut dalam medium pendispersi. c. Dispersi Koloid Dispersi koloid adalah campuran antara sistem dispersi kasar dengan dispersi halus. Dalam sistem koloid antara fasa terdispersi dengan medium pendispersinya tampak homogen. Namun sesungguhnya, dispersi koloid merupakan campuran heterogen. Hal ini akan tampak dengan jelas saat dispersi koloid diamati menggunakan mikroskop ultra. Contoh dispersi koloid yaitu campuran air dengan tinta.
  • 5. Tabel perbandingan sifat larutan, koloid, dan suspensi Larutan (Dispersi molekuler) Koloid (Dispersi koloid) Suspensi (Dispersi kasar) 1. Bersifat homogen, tak dapat dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra 1. Secara makroskopis homogen tetapi bersifat heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra 1. Bersifat heterogen 2. Semua partikel berdimensi (panjang, lebar, atau tebal) kurang dari 1 nm 2. Partikel berdimensi antara 1 nm sampai 100 nm 2. Salah satu atau semua dimensi partikelnya lebih besar dari 100 nm 3. Satu fase 3. Dua fase 3. Dua fase 4. Stabil 4. Pada umumnya stabil 4. Tidak stabil 5. Tidak dapat disaring 5. Tidak dapat disaring kecuali dengan penyaring ultra 5. Dapat disaring v. Alat dan bahan Alat dan Bahan Gambar Gelas plastik ( 6 buah ) Air ( secukupnya ) Susu kental manis ( 2 sdm )
  • 6. Terigu ( 2 sdm ) Gula Pasir ( 2 sdm ) Pengaduk (sendok) ( 3 buah ) Kertas Saring ( 3 buah ) vi. Cara kerja 1. Siapkan 3 buah gelas air mineral, tandai dengan huruf A, B, dan C 2. Isi setiap gelas dengan air 3. Masukkan terigu ke dalam gelas A, susu instan ke dalam gelas B, dan gula pasir ke dalam gelas C
  • 7. 4. Aduk setiap campuran dalam gelas tersebut, kemudian diamkan selama 15 menit! 5. Amati ketiga campuran setelah di diamkan dan masukkan hasil pengamatan ke dalam tabel pengamatan 6. Saringlah ketiga campuran dan catatlah hasilnya. vii. Tabel pengamatan
  • 8. No. Sifat Campuran Campuran Air dengan Terigu (A) Susu Instan (B) Gula Pasir (C) 1. Larut / mengendap Mengendap Mengendap Larut 2. Bening / Keruh Keruh Keruh Bening 3. Satu Fase / Dua Fase Dua fase Dua fase Satu fase 4. Stabil / tidak Tidak Stabil Stabil Stabil 5. Dapat disaring / tidak Dapat Tidak Tidak viii. Analisis data Jika kita mencampurkan air dengan susu bubuk instan, ternyata susu larut tetapi larutan itu tidak bening melainkan keruh. Jika kita diamkan campuran itu tidak memisah dan juga tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan(hasil penyaringan tetap keruh. Secara makroskopis campuran ini tampak homogen. Akan tetapi, secara mikroskopis partikel – partikel susu yang tersebar di dalam air masih dapat dibedakan. Campuran seperti inilah yang dinamakn koloid. Pada campuran susu dengan air, fase terdispersinya adalah lemak, sedangkan medium pendispersinya adalah air. Saat kita mencampuran air dengan tegrigu, terigu tidak larut didalam air. Walaupun campuran ini diaduk,kemudian di diamkan selama 15 menit, lambat laun terigu akan memisah dan mengendap di dasar gelas. Campuran seperti ini disebut suspensi. Suspensi bersifat heterogen dan tidak bersifat kontinu, sehingga merupakan sistem dua fase. Suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan. Sedangkan jika kita mencampurkan air dengan gula pasir, maka gula akan larut bersama air. Ini lah yang di namakan sebagai larutan atau dispersi halus, dimana setelah di reaksikan, tidak dapat di bedakan mana pelarut, dan mana zat yang terlarut. Selain itu, larutan juga mempunyai sifat tidak dapat di saring. ix. Pertanyaan 1. Di antara ketiga campuran di atas campuran manakah yang merupakan dispersi kasar, dispersi halus, dan dispersi koloid? 2. Apa yang membedakan antara ketiga campuran di atas?
  • 9. 3. Apa kesimpulan dari praktikum di atas? x. Jawaban 1. Dispersi kasar :campuran tepung dan air Dispersi halus : campuran gula dan air Dspersi koloid : campuran susu dan air 2. Campuran susu dengan air merupakan koloid, campuran terigu dengan air merupakan suspensi, dan campuran gula dengan air merupakan larutan. xi. Kesimpulan Campuran gula pasir dengan air tergolong larutan sejati atau larutan (dispersi halus), campuran susu bubuk dengan air tergolong koloid (dispersi koloid), sedangkan campuran terigu dengan air tergolong suspensi (dispersi kasar). Hasil dari percobaan ini yaitu dapat membedakan larutan sejati, koloid, dan suspensi. 1. Larutan (Dispersi Molekuler) contohnya adalahlarutan gula dalam air. Ciri-cirinya : 1) Homogen, tak dapat dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra 2) Semua partikelnya berdimensi (panjang, lebar, atau tebal) kurang dari 1 nm 3) Satu fase 4) Stabil 5) Tidak dapat disaring 2. Koloid (Dispersi Koloid) contohnyacampuran susu dengan air. Ciri-cirinya: 1) Secara makroskopis bersifat homogen tetapi heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra. 2) Partikelnya berdimensi antara 1 nm sampai 100 nm 3) Dua fase 4) Pada umumnya stabil 5) Tidak dapat disaring kecuali dengan penyaring ultra 3. Suspensi (Dispersi Kasar) contohnyacampuran tepung terigu dengan air. Ciri-cirinya: 1) Heterogen 2) Salah satu atau semua dimensi partikelnya lebih besar dari 100 nm 3) Dua fase 4) Tidak stabil 5) Dapat disaring xii. LAMPIRAN No Gambar Keterangan 1. Mengaduk larutan
  • 10. 2. Kondisi ketiga campuran setelah di diamkan selama 15 menit. Pada gelas A (terigu dengan air) terlihat bahwa campuran menghasilkan endapan yang berada di dasar gelas. Pada gelas B (susu dengan air) secara kasat mata,susu terlihat larut dalam air. Tetapi sebenarnya campuran susu menghasilkan endapan yang tidak bisa dilihat secara makroskopis. Pada gelas C (gula dengan air) terlihat bahwa gula larut total dalam air. 3. Endapan pada campuran terigu dengan air akan tertinggal di atas kertas saring saat penyaringan 4. Endapan pada susu akan tertinggal di atas kertas saring xiii. Daftar pustaka http://vidyaryantika.blogspot.com/2012/11/laporan-kimia-larutankoloid-dan-suspensi.html http://nandawidiananda.blogspot.com/2012/06/dispersi-kasar-dispersi-halus-dan_27.html