SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 9
Komunikasi interpersonal
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
  Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Komunikasi interpersonal menunjuk kepada komunikasi dengan orang lain. Komunikasi jenis
ini dibagi lagi menjadi komunikasi diadik, komunikasi publik, dan komunikasi kelompok-kecil.

Model Jendela Johari memusatkan pada keseimbangan komunikasi interpersonal.

Komunikasi interpersonal termasuk:

        Pidato
        Komunikasi nonverbal
        penyimpulan
        parafrase

Memiliki komunikasi interpersonal yang baik mendukung proses-proses seperti:

        perdagangan
        konseling
        pelatihan
        bimbingan
        pemecahan konflik

Komunikasi interpersonal merupakan subyek dari beberapa disiplin dalam bidang psikologi,
terutama analisis transaksional.

Komunikasi ini dapat dihalangi oleh gangguan komunikasi atau oleh kesombongan, sifat malu,
dll.


Komunikasi intrapersonal
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

   Belum Diperiksa

Langsung ke: navigasi, cari

Komunikasi intrapribadi atau Komunikasi intrapersonal adalah penggunaan bahasa atau
pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri antara self dengan God. Komunikasi
intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam pemrosesan
simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan,
memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan.
Komunikasi intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya. Pengetahuan
mengenai diri pribadi melalui proses-proses psikologis seperti persepsi dan kesadaran
(awareness) terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh komunikator. Untuk
memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi, maka seseorang perlu untuk
mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. Karena pemahaman ini diperoleh melalui proses
persepsi. Maka pada dasarnya letak persepsi adalah pada orang yang mempersepsikan, bukan
pada suatu ungkapan ataupun obyek.

Aktivitas dari komunikasi intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari dalam upaya memahami diri
pribadi diantaranya adalah; berdo'a, bersyukur, instrospeksi diri dengan meninjau perbuatan kita
dan reaksi hati nurani kita, mendayagunakan kehendak bebas, dan berimajinasi secara kreatif [1].

Pemahaman diri pribadi ini berkembang sejalan dengan perubahan perubahan yang terjadi dalam
hidup kita. Kita tidak terlahir dengan pemahaman akan siapa diri kita, tetapi prilaku kita selama
ini memainkan peranan penting bagaimana kita membangun pemahaman diri pribadi ini [2]

Kesadaran pribadi (self awareness) memiliki beberapa elemen yang mengacu pada identitas
spesifik dari individu (Fisher 1987:134). Elemen dari kesadaran diri adalah konsep diri, proses
menghargai diri sendiri (self esteem), dan identitas diri kita yang berbeda beda (multiple selves).


Daftar isi

       1 Elemen-elemen konsep diri
           o 1.1 Konsep diri
           o 1.2 Karakteristik sosial
           o 1.3 Peran sosial
           o 1.4 Identitas diri yang berbeda
       2 Proses pengembangan kesadaran diri
       3 Catatan kaki
       4 Referensi


Elemen-elemen konsep diri
Konsep diri

Konsep diri adalah bagaimana kita memandang diri kita sendiri, biasanya hal ini kita lakukan
dengan penggolongan karakteristik sifat pribadi, karakteristik sifat sosial, dan peran sosial.

Karakteristik pribadi adalah sifat-sifat yang kita miliki, paling tidak dalam persepsi kita
mengenai diri kita sendiri. Karakteristik ini dapat bersifat fisik (laki-laiki, perempuan, tinggi,
rendah, cantik, tampan, gemuk, dsb) atau dapat juga mengacu pada kemampuan tertentu (pandai,
pendiam, cakap, dungu, terpelajar, dsb.) konsep diri sangat erat kaitannya dengan pengetahuan.
Apabila pengetahuan seseorang itu baik/tinggi maka, konsep diri seseorang itu baik pula.
Sebaliknya apabila pengetahuan seseorang itu rendah maka, konsep diri seseorang itu tidak baik
pula.

Karakteristik sosial

Karakteristik sosial adalah sifat-sifat yang kita tamplikan dalam hubungan kita dengan orang lain
(ramah atau ketus, ekstrovert atau introvert, banyak bicara atau pendiam, penuh perhatian atau
tidak pedulian, dsb). Hal hal ini memengaruhi peran sosial kita, yaitu segala sesuatu yang
mencakup hubungan dengan orang lain dan dalam masyarakat tertentu.

Peran sosial

Ketika peran sosial merupakan bagian dari konsep diri, maka kita mendefinisikan hubungan
sosial kita dengan orang lain, seperti: ayah, istri, atau guru. Peran sosial ini juga dapat terkait
dengan budaya, etnik, atau agama. Meskipun pembahasan kita mengenai 'diri' sejauh ini
mengacu pada diri sebagai identitas tunggal, namun sebenarnya masing-masing dari kita
memiliki berbagai identitas diri yang berbeda (mutiple selves).

Identitas diri yang berbeda

Identitas berbeda atau multiple selves adalah seseorang kala ia melakukan berbagai aktivitas,
kepentingan, dan hubungan sosial. Ketika kita terlibat dalam komunikasi antarpribadi, kita
memiliki dua diri dalam konsep diri kita.

       Pertama persepsi mengenai diri kita, dan persepsi kita tentang persepsi orang lain terhadap kita
       (meta persepsi).
       Identitas berbeda juga bisa dilihat kala kita memandang 'diri ideal' kita, yaitu saat bagian kala
       konsep diri memperlihatkan siapa diri kita 'sebenarnya' dan bagian lain memperlihatkan kita
       ingin 'menjadi apa' (idealisasi diri)

       Contohnya saat orang gemuk berusaha untuk menjadi langsing untuk mencapai gambaran
       tentang dirinya yang ia idealkan.

Proses pengembangan kesadaran diri

Proses pengembangan kesadaran diri ini diperoleh melalui tiga cara, yaitu;

       Cermin diri (reflective self) terjadi saat kita menjadi subyek dan obyek diwaktu yang bersamaan,
       sebagai contoh orang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi biasanya lebih mandiri.
       Pribadi sosial (social self) adalah saat kita menggunakan orang lain sebagai kriteria untuk menilai
       konsep diri kita, hal ini terjadi saat kita berinteraksi. Dalam interaksi, reakasi orang lain
       merupakan informasi mengenai diri kita, dan kemudian kita menggunakan informasi tersebut
       untuk menyimpulkan, mengartikan, dan mengevaluasi konsep diri kita. Menurut pakar psikologi
       Jane Piaglet, konstruksi pribadi sosial terjadi saat seseorang beraktivitas pada lingkungannya dan
       menyadari apa yang bisa dan apa yang tidak bisa ia lakukan [3]
Contoh: Seseorang yang optimis tidak melihat kekalahan sebagai salahnya, bila ia mengalami
         kekalahan, ia akan berpikir bahwa ia mengalami nasib sial saja saat itu, atau kekalahan itu
         adalah kesalahan orang lain. Sementara seseorang yang pesimis akan melihat sebuah kekalahan
         itu sebagai salahnya, menyalahkan diri sendiri dalam waktu yang lama dan akan memengaruhi
         apapun yang mereka lakukan selanjutnya, karena itulah seseorang yang pesimis akan menyerah
         lebih mudah.

         Perwujudan diri (becoming self). Dalam perwujudan diri (becoming self) perubahan konsep diri
         tidak terjadi secara mendadak atau drastis, melainkan terjadi tahap demi tahap melalui aktivitas
         serhari hari kita. Walaupun hidup kita senantiasa mengalami perubahan, tetapi begitu konsep
         diri kita terbentuk, teori akan siapa kita akan menjadi lebih stabil dan sulit untuk diubah secara
         drastis.

         Contoh, bila kita mencoba mengubah pendapat orang tua kita dengan memberi tahu bahwa
         penilaian mereka itu harus diubah - biasanya ini merupakan usaha yang sulit. Pendapat pribadi
         kita akan 'siapa saya' tumbuh menjadi lebih kuat dan lebih sulit untuk diubah sejalan dengan
         waktu dengan anggapan bertambahnya umur maka bertambah bijak pula kita.Konsep diri
         adalah bagaimana kita memandang diri kita sendiri, biasanya hal ini kita lakukan dengan
         penggolongan karakteristik sifat pribadi, karakteristik sifat sosial, dan peran sosial.

Catatan kaki

    1. ^ (Indonesia) Hardjana, Agus M. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Penerbit Kanisius
    2. ^ (Indonesia) S. Djuarsa Sendjaja, P.D dkk. Teori Komunikasi-ikom4230/3SKS/ Modul 1-9.
       Universtas Terbuka 1998.
    3. ^ (Inggris) Piglet, Jean. Konstruksi realitas melalui mata anak kecil. Penerbit: Free Press, New
       York.

Referensi

         (Inggris) Communication Works. Seventh Edition, by Teri Kwak Gamble dan Michael Gamble.
         (Indonesia) Psikologi Sosial, Jilid 1. Edisi ke-10. Oleh Roberta A. Baron dan Donn Byrne. Penerbit
         Erlangga
         (Indonesia) Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Oleh Drs. Jalaluddin rakhmat M.sc. Penerbit PT
         Remaja Rosdakarya - Bandung.


Interpersonal Skill

Minggu, 04 Desember 2011

Mengasah Interpersonal Skill Anda


Salah satu biang kegagalan manajer adalah dari buruknya interpersonal skill. Kurangnya interpersonal skill
mengakibatkan manajer tidak bisa berkomunikasi dengan baik dengan anak buah maupun rekan kerjanya,
sehingga tentu ini mempengaruhi semangat tim, yang berpotensi menurunkan produktivitas mereka. Parahnya
lagi, jika terjadi konflik antara manajer dan anak buah, maka ini dapat memunculkan perasaan frustrasi pada anak
buah, sehingga memicu turnover.

Penguasaan interpersonal skill yang memadai memungkinkan manajer untuk dapat menangani karyawannya
secara lebih efektif. Komunikasi akan berjalan lebih lancar, tercipta hubungan yang harmonis dan engagement
dengan karyawan, sehingga meningkatkan produktivitas karyawan di kantor.

Bagaimana Anda dapat mengasah interpersonal skill?

Kunci utama dalam menguasai interpersonal skill adalah menekan ego pribadi Anda. Perbedaan antara individu
akan selalu ada, entah itu perbedaan pandangan, perbedaan kepentingan, dan lainnya. Dengan menekan ego
pribadi, maka Anda dapat belajar untuk mencoba memahami orang lain. Setiap orang punya keunikan masing-
masing, dan Anda harus menerima fakta tersebut.

Knowledge juga punya peranan penting dalam berinteraksi. Ketika Anda berusaha untuk mendekati orang lain,
Anda dapat memanfaatkan knowledge yang Anda miliki terkait dengan keunikan yang dimiliki orang tersebut.
Contohnya Anda berkenalan dengan seorang musisi, supaya interaksi berjalan dengan baik maka Anda dapat
memulai pembicaraan seputar musik. Intinya adalah membangun komunikasi yang dapat menciptakan jalinan
hubungan baik dengan orang lain. Pembicaraan tersebut akan berkesan buat dia.

Meskipun berbicara penting, namun listening justru lebih penting lagi, karena pada dasarnya orang ingin
diperhatikan. Namun ingat, dengarkan mereka secara tulus. Mendengar dengan baik dan tulus memungkinkan
Anda untuk merespon dengan tepat. Respon yang tepat memunculkan pembicaraan dan diskusi yang hidup.
Bayangkan jika Anda berbicara namun lawan bicara Anda tidak mendengarkan dengan baik dan hanya merespon
dengan `yaa.. yaa..` saja. Tidak mengenakkan bukan? Hargai orang lain, jangan memotong selagi ia berbicara

Perhatikan juga bahasa non-verbal Anda. Kadang, bahasa non-verbal dapat menyampaikan lebih banyak
dibandingkan dengan bahasa verbal. Ketika Anda mengucapkan sesuatu, bicaralah dengan tulus. Meskipun
mungkin secara verbal Anda mengungkapkan A, padahal hati Anda adalah B, bahasa non-verbal Anda seringkali
menyampaikan clue-clue yang sebenarnya. Jaga jangan sampai bahasa non-verbal Anda terlihat menyerang atau
meremehkan orang lain.

Salah satu cara untuk mengasah interpersonal skill Anda adalah dengan memperbanyak bertemu dengan orang-
orang baru. Hal ini karena interpersonal skill yang terasah membutuhkan suatu proses dan waktu yang panjang.
sehingga harus selalu dilatih. Semakin banyak Anda menjalin hubungan dengan orang lain, maka interpersonal skill
Anda akan semakin terasah.

Salah satu hambatan dalam menjalin komunikasi di awal adalah `judgement`. Ketika judgement sudah bermain,
maka kita punya persepsi dan kesan mengenai orang lain, yang mungkin negatif. Oleh karena itu, jangan biarkan
judgement menahan Anda untuk memulai komunikasi. Berikan kesempatan pada orang lain untuk berinteraksi
dengan Anda.

Selain itu, jadilah orang yang open minded. Belajarlah untuk menerima dan menghargai pendapat orang lain.
Jangan langsung menolak dengan keras `knowledge` baru yang berbeda dengan pengetahuan yang Anda miliki.
Berkomunikasilah dengan serius, namun santai. Jika harus berdebat, lakukan dengan saling menghargai dan sopan.
Latih diri Anda hingga punya sikap empati. Empati adalah sikap dimana Anda dapat menempatkan diri seolah-olah
Anda berada di posisi lawan bicara. Bayangkan seolah-olah Anda berada di situasinya., dan berikan respon yang
tepat. Empati Anda terhadapnya akan menciptakan suatu hubungan yang positif. Empati ini harus terus menerus
dilatih. Biasanya, orang yang punya Emotional Quotient (EQ) tinggi, lebih pandai dalam berempati.

Kemudian, interpersonal skill Anda sangat diuji ketika terjadi konflik. Anda dapat menjadi mediator dari pihak-
pihak yang berkonflik. Kumpulkan mereka, dan bantu untuk mengatasi konflik yang mengemuka. Lakukan dengan
kepala dingin, supaya komunikasi berjalan lancar, dan masalah bisa diselesaikan dengan baik. Anda harus bersikap
netral sekaligus bijak untuk dapat mengambil peran ini.

Demikian adalah sejumlah langkah-langkah yang dapat Anda tempuh, untuk dapat mengasah interpersonal skill.
Dengan mempraktekkan langkah-langkah diatas, maka perlahan-lahan Anda akan dapat mempunyai interpersonal
skill yang sempurna. Yang jelas, perlu diingat bahwa mempelajarinya butuh proses yang panjang, dan merupakan
lifetime process.

Rinella P/RP/mgf



Diposkan oleh IT Narotama di 19:53 0 komentar

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Kamis, 13 Oktober 2011

(BASIC INTERPERSONAL SKILL)

        Pengertian mengamati mempunyai arti "Melihat dan mempehatikan sesuatu dengan teliti, atau
        memperhatikan dan mengawasi sesuatu dengan saksama".Dengan berpedoman pada pengertian
        tersebut, maka yang dimaksud dengan keterampilan mengamati disini, dapat diartikan sebagai : "Suatu
        keterampi lan yang dimi l iki seseorang, untuk mampu melihat dan mengamati suatu objek tertentu yang
        dilakukan secara teliti dan saksama, dengan tidak menganalisis.
        Keterampilan        mengamati,      merupakan salah satu bentuk keterampilan yang mutlak harus
        dimiliki anggota sekuriti, terutama hal ini dikaitkan dengan tugasnya. Isti lah pengamatan banyak dikenal
        sebagai salah satu metode yang sering digunakan dalam rangka penelitian.
        2. Bentuk pengamatan
        a. pengamatan dengan jalan tidak turut serta Dalam hal ini pengamat mengambil sikap/posisi
        sebagai orang luar, dimana kehadirannya tidak menggangu kelompok yang sedang diamati. Umpamanya
        dalam pengamatan suatu kelas yang sedang belajar, guru yang sedang belajar, menghadiri suatu
        sidang penggadilan, dll.
        b. pengamatan dengan jalan turut serta. Dalam hal ini berbagai macam peranan yang dapat dimainkan
        oleh penyelidik dalam mengamati situasisituasi sosial tertentu, dengan berbagai macam
        perbedaan derajat partisipasi/turut serta. Banyaknya macam kegiatan yang dapat dilakukan dalam
            suatu kelompok tertentu saja. Dengan jalan turut serta dalam kegiatankegiatan kelompok, ia dapat
        turut merasakan apa yang dirasakan oleh anggota inti dari kelompok tersebut. Salah satu kesukaran bagi
        pengamat peserta, ialah bahwa setelah melakukan kegiatan tertentu, ia harus mengambil sikap / posisi
        yang objektif , jika tidak demikian maka catatan-catatannya akan terpengaruh unsur-unsur subjektif.
        3. Beberapa keuntungan / keunggulan pengamatan :
        a. pengamatan dapat memuaskan kembali masalahnya selama pengamatan berlang-sung terus;
b. hubungannya erat dengan situasi yang sebenarnya, memberikan kemungkinan baginya untuk
menghindari pertanyaan-pertanyaan yang tidak berguna;
c. secara teratur dia dapat mengubah kategori-kategori yang diperlukan bagi pengamatannya;
d. memberikan kemungkinan baginya untuk memperoleh bahan - bahan yang lebih mendalam;
e. dapat mengumpulkan bahan bahan yang pada saat itu kelihatannya tidak berhubungan dengan
masalah pengamatannya, akan tetapi mungkin akan berguna di kemudian hari.
4. Beberapa faktor yang mempenggaruhi hasil suatu pengamatan :
a. lama / panjangnya waktu dari setiap pengamatan;
b. keadaan tentang sipengamat sendiri;
c. perumusan tentang kegiatan-kegiatan atau unit-unit tingkah laku yang spesifik (khas) yang diamati;
d. ruang l ingkup pengamatan, apaka h untuk satu orang atau satu keiompok;
e. bantu pencatatan, termasuk didalamnya penggunaan alatalat yang sesuai;
f. apakah pengamatan sudah cukup terlatih;
g. interpretasi hasil-hasil pengamatan.
5. Beberapa ciri khas dari pengamatan yang baik.
a. suatu pengamatan direncanakan dengan teliti dan sistimatis. pengamat mengetahui benar-benar
tentang apa yang dicarinya;
b. pengamat menyadari keselurahan dari apa yang diamatinya. walaupun ia waspadai terhadap
detaildetailnya yang berarti, tetapi ia tetap menyadari bahwa keseluruhan adalah lebih penting dari pada
jumlah dari bagian-bagiannya;
c. pengamat memisahkan tentang faktor-faktor dari interpretasi, dan membuat tafsirannya /
interpretasinya pada sesuatu yang lain;
d. pengamat bersikap obyektif. la akan mengakui akan kemungkinan kecenderungan-kecenderungannya,
dan ia berusaha untuk menghilangkan pengaruh-pengaruh ini terhadap apa yang dilihat dan
dilaporkannya;
e. pengamatan dicek dan diperkuat, dimana mungkin, dengan mengulanginya, atau dengan
membandingkan dengan catatan-catatan pengamat lain yang berwenang;
f. pencatatan pengamatan dilakukan dengan teliti dan saksama.
6. Latihan-latihan untuk mengamati suatu objek ini, diharapkan seseorang mampu untuk :
a. melihat dari hal-hal umum kepada hal-hal yang khusus; menyimpan fakta fakta yang dilihat ke dalam
dan di dalam ingatannya dan menyebutkan kembali secara benar apa yang telah diamatinya;
b. mengambil posisi yang tepat dikaitkan dengan jarak dan sudut pandang, sehingga akan memudahkan
kegiatan pengamatan dimaksud;
c. membiasakan diri untuk selalu mencatat, dengan mengingat adanya keterbatasan dalam daya ingat
kita.
d. berkonsentrasi selama pengamatan itu dilaksanakan.
7. Kita menyadari, bahwa melakukan pengamatan bukanlah merupakan hal yang mudah, sehingga apabila
hal ini tidak dilakukan melalui latihan-latihan yang baik, sangat sulit bagi seseorang untuk memiliki
keterampilan tersebut. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam melaksanakan pengamatan
ini, antara Lain :
a. untuk dapat melakukan pengamatan yang baik, harus betul-betul dilakukan secara sistimatis, dalam arti
dilakukan mulai mel ihat dari hal-hal yang bersifat khusus;
b. dalam melihat ataupun memperhatikan suatu objek , tidak mungkin dilakukan tanpa adanya
konsentrasi yang penuh terhadap objek tersebut;
c. harus disadari, pada saat seseorang melakukan pengamatan konsentrasi akan senantiasa
adanya pengaruh yang dapat mengganggu tersebut.
d. dalam       rangka       pengamatan, kita       menyadari bahwa keterbatasan, pada posisi sehingga
dalam pelaksanaannya, harus dapat menempatkan diri pada posisi yang tepat;
e. selain keterbatasan tersebut di atas, karena daya ingat seseorang kemampuan seseorang untuk
 melihat atau memperhatikan suatu objek juga tidak sama, untuk itu perlu membiasakan diri dengan
menggunakan alat bantu, berupa catatan ataupun alat-alat lainnya, pada waktu seseorang melakukan
        pengamatan.

sumber:djjp
Diposkan oleh IT Narotama di 01:15 0 komentar

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

KETERAMPILAN DASAR PERORANGAN (INTERPERSONAL SKILL)

        Keterampilan seseorang ini melekat pada setiap pribadi dalam persentuhannya dengan
        masyarakat (baik individu maupun kelompok), yang dalam perwujudannya akan menampilkan sikap,
        tingkah laku dan perbuatan yang mencerminkan keakuratan dalam menunjang pelaksanaan
        tugas.Keterampilan dasar perorangan ini, meliputi :
        A. keterampilan mengamati (observing skill);
        B. keterampilan menggambarkan (describing skill);
        C. keterampilan mendengarkan (listening skill);
        D. keterampilan bertanya (questioning skill);
        E. keterampilan meringkas (summarizing skill);
        F. keterampilan memberi dan menerima umpan balik (feed back skill).
        Yang apabila selalu dilatihkan, dihayati dan dilaksanakan, serta diupayakan menginternalisasikannya
        dalam sikap, tingkah laku dalam perbuatan sehari-hari, akan menjembatani atau menjadi landasan
        pengembangan keterampilan selanjunya.
        Keterampilan dasar sebagaimana tersebut di atas, dapat diuraikan sebagai berikut :
        A. Keterampilan mengamati (observing skill)
        Kompetensi dasar : Memahami dan mampu menerapkan keterampilan mengamati dalam kehidupan
        sehari-hari. Indikator hasil belajar :
        1. menjelaskan pengertian observing skill;
        2. menerapkan teknik pengamatan;
        3. pengamatan tanpa persepsi;
        4. menerapkan pengamatan sesuai fakta yang ada;
        5. pengamatan pada suatu objek tanpa persepsi;
        6. pengamatan pada suatu objek secara teliti;
        7. pengamatan pada suatu objek dengan jarak yang tepat;
        8. pengamatan pada suatu objek dengan posisi yang tepat



sumber:djpp
Diposkan oleh IT Narotama di 00:34 0 komentar

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook




Interpersonal skills are sometimes also erta A. Murphy and Herbert W. Hildebrandt wrote in their book Effective
Business Communications “The ability to communicate effectively through speaking as well as in writing is highly
valued, and demanded, in business,” Good communication skills require a high level of self-awareness. By
understanding your personal style of communicating, you will go a long way towards creating good and lasting
impressions
Interpersonal Skill merupakan salah satu dari soft skill yang banyak diminta oleh
perusahaan untuk berbagai jabatan dan posisi.
Sudahkah Anda memiliki ketrampilan ini? Silakan simak beberapa poin berikut:
Interpersonal Skill bukan merupakan bagian dari karakter kepribadian yang bersifat
bawaan, melainkan merupakan ketrampilan yang bisa dipelajari.
Interpersonal Skill yang baik dapat dibangun antara lain dari kemampuan mengembangkan
perilaku dan komunikasi yang asertif.
Asertif secara sederhana berarti mampu secara aktif menyatakan gagasan, harapan atau
perasaan (baik yang positif atau negatif) secara langsung dan apa adanya, tanpa
menyerang atau merugikan orang lain.
Berlaku asertif yang tampaknya mudah ini seringkali menjadi ekstra sulit dalam situasi
konflik atau situasi di mana terjadi perbedaan kepentingan antar individu dalam suatu
kelompok/organisasi.
Prinsip-prinsip dasar perilaku atau komunikasi yang asertif antara lain adalah menghargai
hak orang lain untuk menyampaikan gagasan atau pendapat, untuk didengarkan dan
diperlakukan dengan penuh respek serta untuk berbeda pendapat.
Perilaku atau komunikasi asertif membantu kita untuk mendapatkan citra positif tentang diri
sendiri dan orang lain, mengembangkan saling respek dengan orang lain, membantu kita
mencapai tujuan, melindungi diri kita agar tidak dimanfaatkan oleh orang lain sekaligus
tidak melukai orang lain.
Perilaku atau komunikasi asertif bertujuan untuk mencapai win-win solution, di mana
masing-masing pihak yang berinteraksi dapat merasakan kepentingannya terakomodir
tanpa merasa dikalahkan atau berkurang harga dirinya.
Orang-orang yang asertif biasanya ekspresif dan jujur, bila berbicara langsung ke inti
permasalahan, tidak mudah terpancing emosinya, berorientasi pada solusi serta dihargai
dan menghargai orang lain.
Contoh komunikasi asertif ketika harus menegur orang lain “Saya merasa terganggu kalau
kamu terlambat hadir di rapat ini. Saya merasa membuang waktu dan frustasi kalau harus
mengulang kembali apa yang sudah saya bicarakan. Bisakah kamu datang tepat waktu lain
kali?”
Peganglah prinsip menghargai orang lain dengan menguasai bahasa tubuh, ekspresi wajah
dan intonasi Anda ketika berkomunikasi secara asertif.
Bersikap asertif sangat berguna dalam membangun Interpersonal Skill secara umum, tetapi
penerapannya tetap harus selektif karena mungkin tidak bisa berhasil untuk semua kasus.
Semoga tulisan ini bermanfaat.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

komunikasi interpersonal
komunikasi interpersonalkomunikasi interpersonal
komunikasi interpersonalcindrya
 
komunikasi interpesonal
komunikasi interpesonalkomunikasi interpesonal
komunikasi interpesonalOdi Pratama
 
Komunikasi antar pribadi
Komunikasi antar pribadiKomunikasi antar pribadi
Komunikasi antar pribadi1115500020BBK
 
konsep diri interpersonal
konsep diri interpersonalkonsep diri interpersonal
konsep diri interpersonalIndra Irawan
 
Komunikasi intker, intrapersonal, kelompok dan massa
Komunikasi intker, intrapersonal, kelompok dan massaKomunikasi intker, intrapersonal, kelompok dan massa
Komunikasi intker, intrapersonal, kelompok dan massaWidi d'Estillo
 
komunikasi interpersonal (persepsi interpersonal dan konsep diri)
komunikasi interpersonal (persepsi interpersonal dan konsep diri)komunikasi interpersonal (persepsi interpersonal dan konsep diri)
komunikasi interpersonal (persepsi interpersonal dan konsep diri)University of Andalas
 
Komunikasi interpersonal dan intrapersonal
Komunikasi interpersonal dan intrapersonalKomunikasi interpersonal dan intrapersonal
Komunikasi interpersonal dan intrapersonalzainalarifin3690
 
Sistem komunikasi interpersonal 2
Sistem komunikasi interpersonal 2Sistem komunikasi interpersonal 2
Sistem komunikasi interpersonal 2munauwaroh
 
Ciri ciri komunikasi
Ciri ciri komunikasiCiri ciri komunikasi
Ciri ciri komunikasiYien Ah
 
Fungsi Komunikasi Antar Pribadi
Fungsi Komunikasi Antar PribadiFungsi Komunikasi Antar Pribadi
Fungsi Komunikasi Antar PribadiM Rosyid A. M
 
Komunikasi Interpersonal_Materi Pelatihan "Comprehensive & PROFESSIONAL SECRE...
Komunikasi Interpersonal_Materi Pelatihan "Comprehensive & PROFESSIONAL SECRE...Komunikasi Interpersonal_Materi Pelatihan "Comprehensive & PROFESSIONAL SECRE...
Komunikasi Interpersonal_Materi Pelatihan "Comprehensive & PROFESSIONAL SECRE...Kanaidi ken
 
Komunikasi dan interpersonal skill
Komunikasi dan interpersonal skillKomunikasi dan interpersonal skill
Komunikasi dan interpersonal skillDani Maulana
 

Was ist angesagt? (20)

komunikasi interpersonal
komunikasi interpersonalkomunikasi interpersonal
komunikasi interpersonal
 
komunikasi interpesonal
komunikasi interpesonalkomunikasi interpesonal
komunikasi interpesonal
 
Komunikasi antar pribadi
Komunikasi antar pribadiKomunikasi antar pribadi
Komunikasi antar pribadi
 
konsep diri interpersonal
konsep diri interpersonalkonsep diri interpersonal
konsep diri interpersonal
 
Komunikasi intker, intrapersonal, kelompok dan massa
Komunikasi intker, intrapersonal, kelompok dan massaKomunikasi intker, intrapersonal, kelompok dan massa
Komunikasi intker, intrapersonal, kelompok dan massa
 
komunikasi interpersonal (persepsi interpersonal dan konsep diri)
komunikasi interpersonal (persepsi interpersonal dan konsep diri)komunikasi interpersonal (persepsi interpersonal dan konsep diri)
komunikasi interpersonal (persepsi interpersonal dan konsep diri)
 
Komunikasi interpersonal dan intrapersonal
Komunikasi interpersonal dan intrapersonalKomunikasi interpersonal dan intrapersonal
Komunikasi interpersonal dan intrapersonal
 
Makalah sapta
Makalah saptaMakalah sapta
Makalah sapta
 
Komunikasi & interpersonal
Komunikasi & interpersonalKomunikasi & interpersonal
Komunikasi & interpersonal
 
Sistem komunikasi interpersonal 2
Sistem komunikasi interpersonal 2Sistem komunikasi interpersonal 2
Sistem komunikasi interpersonal 2
 
Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi Antar PribadiKomunikasi Antar Pribadi
Komunikasi Antar Pribadi
 
Ciri ciri komunikasi
Ciri ciri komunikasiCiri ciri komunikasi
Ciri ciri komunikasi
 
komunikasi itrapersonal
komunikasi itrapersonalkomunikasi itrapersonal
komunikasi itrapersonal
 
Fungsi Komunikasi Antar Pribadi
Fungsi Komunikasi Antar PribadiFungsi Komunikasi Antar Pribadi
Fungsi Komunikasi Antar Pribadi
 
Komunikasi Interpersonal_Materi Pelatihan "Comprehensive & PROFESSIONAL SECRE...
Komunikasi Interpersonal_Materi Pelatihan "Comprehensive & PROFESSIONAL SECRE...Komunikasi Interpersonal_Materi Pelatihan "Comprehensive & PROFESSIONAL SECRE...
Komunikasi Interpersonal_Materi Pelatihan "Comprehensive & PROFESSIONAL SECRE...
 
Makalah psikologi komunikasi
Makalah psikologi komunikasi Makalah psikologi komunikasi
Makalah psikologi komunikasi
 
Komunikasi dan interpersonal skill
Komunikasi dan interpersonal skillKomunikasi dan interpersonal skill
Komunikasi dan interpersonal skill
 
Prinsip komunikasi
Prinsip komunikasiPrinsip komunikasi
Prinsip komunikasi
 
Hubungan Interpersonal
Hubungan InterpersonalHubungan Interpersonal
Hubungan Interpersonal
 
Interpersonal dan intrapersonal
Interpersonal dan intrapersonalInterpersonal dan intrapersonal
Interpersonal dan intrapersonal
 

Andere mochten auch

Komunikasi antar pribadi
Komunikasi antar pribadiKomunikasi antar pribadi
Komunikasi antar pribadipuput_rahma
 
Teori interaksi simbolik
Teori interaksi simbolikTeori interaksi simbolik
Teori interaksi simbolikTeddy Ayomi
 
Dramatism Theory
Dramatism TheoryDramatism Theory
Dramatism Theorymankoma2012
 
Fungsi Komunikasi
Fungsi KomunikasiFungsi Komunikasi
Fungsi KomunikasiRatih Aini
 
Teori Penetrasi Sosial
Teori Penetrasi SosialTeori Penetrasi Sosial
Teori Penetrasi Sosialmankoma2012
 
Komunikasi Kelompok
Komunikasi KelompokKomunikasi Kelompok
Komunikasi Kelompokanoovee
 
Teori Komunikasi- Retorika (the Rhetoric)
Teori Komunikasi- Retorika (the Rhetoric)Teori Komunikasi- Retorika (the Rhetoric)
Teori Komunikasi- Retorika (the Rhetoric)Alvin Agustino Saputra
 
Presentasi Komunikasi Kelompok 4
Presentasi Komunikasi Kelompok 4Presentasi Komunikasi Kelompok 4
Presentasi Komunikasi Kelompok 4Faiq Pamungkas
 
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 1
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 1Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 1
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 1Kaer Bikers
 
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 2
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 2Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 2
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 2Kaer Bikers
 
Teori Dialektika Relasional
Teori Dialektika RelasionalTeori Dialektika Relasional
Teori Dialektika Relasionalmankoma2013
 
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 4
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 4Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 4
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 4Kaer Bikers
 

Andere mochten auch (15)

Komunikasi antar pribadi
Komunikasi antar pribadiKomunikasi antar pribadi
Komunikasi antar pribadi
 
Teori interaksi simbolik
Teori interaksi simbolikTeori interaksi simbolik
Teori interaksi simbolik
 
Dramatism Theory
Dramatism TheoryDramatism Theory
Dramatism Theory
 
Fungsi Komunikasi
Fungsi KomunikasiFungsi Komunikasi
Fungsi Komunikasi
 
Retorika
RetorikaRetorika
Retorika
 
Teori Komunikasi "Interaksi Simbolik"
Teori Komunikasi "Interaksi Simbolik"Teori Komunikasi "Interaksi Simbolik"
Teori Komunikasi "Interaksi Simbolik"
 
Teori Penetrasi Sosial
Teori Penetrasi SosialTeori Penetrasi Sosial
Teori Penetrasi Sosial
 
Komunikasi Kelompok
Komunikasi KelompokKomunikasi Kelompok
Komunikasi Kelompok
 
Teori Komunikasi- Retorika (the Rhetoric)
Teori Komunikasi- Retorika (the Rhetoric)Teori Komunikasi- Retorika (the Rhetoric)
Teori Komunikasi- Retorika (the Rhetoric)
 
Presentasi Komunikasi Kelompok 4
Presentasi Komunikasi Kelompok 4Presentasi Komunikasi Kelompok 4
Presentasi Komunikasi Kelompok 4
 
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 1
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 1Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 1
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 1
 
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 2
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 2Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 2
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 2
 
Teori Dialektika Relasional
Teori Dialektika RelasionalTeori Dialektika Relasional
Teori Dialektika Relasional
 
teori komunikasi
teori komunikasiteori komunikasi
teori komunikasi
 
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 4
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 4Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 4
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 4
 

Ähnlich wie Komunikasi interpersonal

Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 4 - word
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 4 - wordPresentasi Teori Komunikasi Kelompok 4 - word
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 4 - wordKaer Bikers
 
1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdf
1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdf1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdf
1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdfBhinekaTemplate
 
Interpersonal
InterpersonalInterpersonal
Interpersonalseti4budi
 
1_HUBUNGAN DALAM KOMUNIKASI.ppt
1_HUBUNGAN DALAM KOMUNIKASI.ppt1_HUBUNGAN DALAM KOMUNIKASI.ppt
1_HUBUNGAN DALAM KOMUNIKASI.pptAnggaWinata5
 
Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...
Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...
Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...RintaArina
 
DASAR-DASAR KOMUNIKASI INTERPERSONAL.ppt
DASAR-DASAR KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pptDASAR-DASAR KOMUNIKASI INTERPERSONAL.ppt
DASAR-DASAR KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pptHamkaMaliki
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosialtyaadhietz
 
Persepsi sosial
Persepsi sosial Persepsi sosial
Persepsi sosial tyaadhietz
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosialtyaadhietz
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosialmuji3228
 
Hubungan antar manusia
Hubungan antar manusiaHubungan antar manusia
Hubungan antar manusiaValny Majid
 
Makul Etika Profesi Kelompok 7 KEPRIBADIAN, KONSEP DIRI, DAN CITRA DIRI
Makul Etika Profesi Kelompok 7 KEPRIBADIAN, KONSEP DIRI, DAN CITRA DIRIMakul Etika Profesi Kelompok 7 KEPRIBADIAN, KONSEP DIRI, DAN CITRA DIRI
Makul Etika Profesi Kelompok 7 KEPRIBADIAN, KONSEP DIRI, DAN CITRA DIRIPet-pet
 
Kb 1 komunikasi modul 3
Kb 1 komunikasi modul 3Kb 1 komunikasi modul 3
Kb 1 komunikasi modul 3Uwes Chaeruman
 
Bentuk Bentuk Komunikasi Dalam kehidupan sehari - hari
Bentuk Bentuk Komunikasi Dalam kehidupan sehari - hariBentuk Bentuk Komunikasi Dalam kehidupan sehari - hari
Bentuk Bentuk Komunikasi Dalam kehidupan sehari - hariDonalParinra
 

Ähnlich wie Komunikasi interpersonal (20)

Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 4 - word
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 4 - wordPresentasi Teori Komunikasi Kelompok 4 - word
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 4 - word
 
1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdf
1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdf1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdf
1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdf
 
Interpersonal
InterpersonalInterpersonal
Interpersonal
 
1_HUBUNGAN DALAM KOMUNIKASI.ppt
1_HUBUNGAN DALAM KOMUNIKASI.ppt1_HUBUNGAN DALAM KOMUNIKASI.ppt
1_HUBUNGAN DALAM KOMUNIKASI.ppt
 
Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...
Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...
Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...
 
Self & self esteem
Self & self esteemSelf & self esteem
Self & self esteem
 
DASAR-DASAR KOMUNIKASI INTERPERSONAL.ppt
DASAR-DASAR KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pptDASAR-DASAR KOMUNIKASI INTERPERSONAL.ppt
DASAR-DASAR KOMUNIKASI INTERPERSONAL.ppt
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosial
 
Persepsi sosial
Persepsi sosial Persepsi sosial
Persepsi sosial
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosial
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosial
 
konsep diri
konsep dirikonsep diri
konsep diri
 
Diri sosial
Diri sosialDiri sosial
Diri sosial
 
Asimen interpersonal
Asimen interpersonalAsimen interpersonal
Asimen interpersonal
 
Wz manual kaunselor
Wz manual kaunselorWz manual kaunselor
Wz manual kaunselor
 
Hubungan antar manusia
Hubungan antar manusiaHubungan antar manusia
Hubungan antar manusia
 
Makul Etika Profesi Kelompok 7 KEPRIBADIAN, KONSEP DIRI, DAN CITRA DIRI
Makul Etika Profesi Kelompok 7 KEPRIBADIAN, KONSEP DIRI, DAN CITRA DIRIMakul Etika Profesi Kelompok 7 KEPRIBADIAN, KONSEP DIRI, DAN CITRA DIRI
Makul Etika Profesi Kelompok 7 KEPRIBADIAN, KONSEP DIRI, DAN CITRA DIRI
 
Psikom power point
Psikom power pointPsikom power point
Psikom power point
 
Kb 1 komunikasi modul 3
Kb 1 komunikasi modul 3Kb 1 komunikasi modul 3
Kb 1 komunikasi modul 3
 
Bentuk Bentuk Komunikasi Dalam kehidupan sehari - hari
Bentuk Bentuk Komunikasi Dalam kehidupan sehari - hariBentuk Bentuk Komunikasi Dalam kehidupan sehari - hari
Bentuk Bentuk Komunikasi Dalam kehidupan sehari - hari
 

Komunikasi interpersonal

  • 1. Komunikasi interpersonal Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari Komunikasi interpersonal menunjuk kepada komunikasi dengan orang lain. Komunikasi jenis ini dibagi lagi menjadi komunikasi diadik, komunikasi publik, dan komunikasi kelompok-kecil. Model Jendela Johari memusatkan pada keseimbangan komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal termasuk: Pidato Komunikasi nonverbal penyimpulan parafrase Memiliki komunikasi interpersonal yang baik mendukung proses-proses seperti: perdagangan konseling pelatihan bimbingan pemecahan konflik Komunikasi interpersonal merupakan subyek dari beberapa disiplin dalam bidang psikologi, terutama analisis transaksional. Komunikasi ini dapat dihalangi oleh gangguan komunikasi atau oleh kesombongan, sifat malu, dll. Komunikasi intrapersonal Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari Komunikasi intrapribadi atau Komunikasi intrapersonal adalah penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri antara self dengan God. Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan,
  • 2. memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Komunikasi intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya. Pengetahuan mengenai diri pribadi melalui proses-proses psikologis seperti persepsi dan kesadaran (awareness) terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh komunikator. Untuk memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi, maka seseorang perlu untuk mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. Karena pemahaman ini diperoleh melalui proses persepsi. Maka pada dasarnya letak persepsi adalah pada orang yang mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan ataupun obyek. Aktivitas dari komunikasi intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari dalam upaya memahami diri pribadi diantaranya adalah; berdo'a, bersyukur, instrospeksi diri dengan meninjau perbuatan kita dan reaksi hati nurani kita, mendayagunakan kehendak bebas, dan berimajinasi secara kreatif [1]. Pemahaman diri pribadi ini berkembang sejalan dengan perubahan perubahan yang terjadi dalam hidup kita. Kita tidak terlahir dengan pemahaman akan siapa diri kita, tetapi prilaku kita selama ini memainkan peranan penting bagaimana kita membangun pemahaman diri pribadi ini [2] Kesadaran pribadi (self awareness) memiliki beberapa elemen yang mengacu pada identitas spesifik dari individu (Fisher 1987:134). Elemen dari kesadaran diri adalah konsep diri, proses menghargai diri sendiri (self esteem), dan identitas diri kita yang berbeda beda (multiple selves). Daftar isi 1 Elemen-elemen konsep diri o 1.1 Konsep diri o 1.2 Karakteristik sosial o 1.3 Peran sosial o 1.4 Identitas diri yang berbeda 2 Proses pengembangan kesadaran diri 3 Catatan kaki 4 Referensi Elemen-elemen konsep diri Konsep diri Konsep diri adalah bagaimana kita memandang diri kita sendiri, biasanya hal ini kita lakukan dengan penggolongan karakteristik sifat pribadi, karakteristik sifat sosial, dan peran sosial. Karakteristik pribadi adalah sifat-sifat yang kita miliki, paling tidak dalam persepsi kita mengenai diri kita sendiri. Karakteristik ini dapat bersifat fisik (laki-laiki, perempuan, tinggi, rendah, cantik, tampan, gemuk, dsb) atau dapat juga mengacu pada kemampuan tertentu (pandai, pendiam, cakap, dungu, terpelajar, dsb.) konsep diri sangat erat kaitannya dengan pengetahuan. Apabila pengetahuan seseorang itu baik/tinggi maka, konsep diri seseorang itu baik pula.
  • 3. Sebaliknya apabila pengetahuan seseorang itu rendah maka, konsep diri seseorang itu tidak baik pula. Karakteristik sosial Karakteristik sosial adalah sifat-sifat yang kita tamplikan dalam hubungan kita dengan orang lain (ramah atau ketus, ekstrovert atau introvert, banyak bicara atau pendiam, penuh perhatian atau tidak pedulian, dsb). Hal hal ini memengaruhi peran sosial kita, yaitu segala sesuatu yang mencakup hubungan dengan orang lain dan dalam masyarakat tertentu. Peran sosial Ketika peran sosial merupakan bagian dari konsep diri, maka kita mendefinisikan hubungan sosial kita dengan orang lain, seperti: ayah, istri, atau guru. Peran sosial ini juga dapat terkait dengan budaya, etnik, atau agama. Meskipun pembahasan kita mengenai 'diri' sejauh ini mengacu pada diri sebagai identitas tunggal, namun sebenarnya masing-masing dari kita memiliki berbagai identitas diri yang berbeda (mutiple selves). Identitas diri yang berbeda Identitas berbeda atau multiple selves adalah seseorang kala ia melakukan berbagai aktivitas, kepentingan, dan hubungan sosial. Ketika kita terlibat dalam komunikasi antarpribadi, kita memiliki dua diri dalam konsep diri kita. Pertama persepsi mengenai diri kita, dan persepsi kita tentang persepsi orang lain terhadap kita (meta persepsi). Identitas berbeda juga bisa dilihat kala kita memandang 'diri ideal' kita, yaitu saat bagian kala konsep diri memperlihatkan siapa diri kita 'sebenarnya' dan bagian lain memperlihatkan kita ingin 'menjadi apa' (idealisasi diri) Contohnya saat orang gemuk berusaha untuk menjadi langsing untuk mencapai gambaran tentang dirinya yang ia idealkan. Proses pengembangan kesadaran diri Proses pengembangan kesadaran diri ini diperoleh melalui tiga cara, yaitu; Cermin diri (reflective self) terjadi saat kita menjadi subyek dan obyek diwaktu yang bersamaan, sebagai contoh orang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi biasanya lebih mandiri. Pribadi sosial (social self) adalah saat kita menggunakan orang lain sebagai kriteria untuk menilai konsep diri kita, hal ini terjadi saat kita berinteraksi. Dalam interaksi, reakasi orang lain merupakan informasi mengenai diri kita, dan kemudian kita menggunakan informasi tersebut untuk menyimpulkan, mengartikan, dan mengevaluasi konsep diri kita. Menurut pakar psikologi Jane Piaglet, konstruksi pribadi sosial terjadi saat seseorang beraktivitas pada lingkungannya dan menyadari apa yang bisa dan apa yang tidak bisa ia lakukan [3]
  • 4. Contoh: Seseorang yang optimis tidak melihat kekalahan sebagai salahnya, bila ia mengalami kekalahan, ia akan berpikir bahwa ia mengalami nasib sial saja saat itu, atau kekalahan itu adalah kesalahan orang lain. Sementara seseorang yang pesimis akan melihat sebuah kekalahan itu sebagai salahnya, menyalahkan diri sendiri dalam waktu yang lama dan akan memengaruhi apapun yang mereka lakukan selanjutnya, karena itulah seseorang yang pesimis akan menyerah lebih mudah. Perwujudan diri (becoming self). Dalam perwujudan diri (becoming self) perubahan konsep diri tidak terjadi secara mendadak atau drastis, melainkan terjadi tahap demi tahap melalui aktivitas serhari hari kita. Walaupun hidup kita senantiasa mengalami perubahan, tetapi begitu konsep diri kita terbentuk, teori akan siapa kita akan menjadi lebih stabil dan sulit untuk diubah secara drastis. Contoh, bila kita mencoba mengubah pendapat orang tua kita dengan memberi tahu bahwa penilaian mereka itu harus diubah - biasanya ini merupakan usaha yang sulit. Pendapat pribadi kita akan 'siapa saya' tumbuh menjadi lebih kuat dan lebih sulit untuk diubah sejalan dengan waktu dengan anggapan bertambahnya umur maka bertambah bijak pula kita.Konsep diri adalah bagaimana kita memandang diri kita sendiri, biasanya hal ini kita lakukan dengan penggolongan karakteristik sifat pribadi, karakteristik sifat sosial, dan peran sosial. Catatan kaki 1. ^ (Indonesia) Hardjana, Agus M. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Penerbit Kanisius 2. ^ (Indonesia) S. Djuarsa Sendjaja, P.D dkk. Teori Komunikasi-ikom4230/3SKS/ Modul 1-9. Universtas Terbuka 1998. 3. ^ (Inggris) Piglet, Jean. Konstruksi realitas melalui mata anak kecil. Penerbit: Free Press, New York. Referensi (Inggris) Communication Works. Seventh Edition, by Teri Kwak Gamble dan Michael Gamble. (Indonesia) Psikologi Sosial, Jilid 1. Edisi ke-10. Oleh Roberta A. Baron dan Donn Byrne. Penerbit Erlangga (Indonesia) Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Oleh Drs. Jalaluddin rakhmat M.sc. Penerbit PT Remaja Rosdakarya - Bandung. Interpersonal Skill Minggu, 04 Desember 2011 Mengasah Interpersonal Skill Anda Salah satu biang kegagalan manajer adalah dari buruknya interpersonal skill. Kurangnya interpersonal skill mengakibatkan manajer tidak bisa berkomunikasi dengan baik dengan anak buah maupun rekan kerjanya,
  • 5. sehingga tentu ini mempengaruhi semangat tim, yang berpotensi menurunkan produktivitas mereka. Parahnya lagi, jika terjadi konflik antara manajer dan anak buah, maka ini dapat memunculkan perasaan frustrasi pada anak buah, sehingga memicu turnover. Penguasaan interpersonal skill yang memadai memungkinkan manajer untuk dapat menangani karyawannya secara lebih efektif. Komunikasi akan berjalan lebih lancar, tercipta hubungan yang harmonis dan engagement dengan karyawan, sehingga meningkatkan produktivitas karyawan di kantor. Bagaimana Anda dapat mengasah interpersonal skill? Kunci utama dalam menguasai interpersonal skill adalah menekan ego pribadi Anda. Perbedaan antara individu akan selalu ada, entah itu perbedaan pandangan, perbedaan kepentingan, dan lainnya. Dengan menekan ego pribadi, maka Anda dapat belajar untuk mencoba memahami orang lain. Setiap orang punya keunikan masing- masing, dan Anda harus menerima fakta tersebut. Knowledge juga punya peranan penting dalam berinteraksi. Ketika Anda berusaha untuk mendekati orang lain, Anda dapat memanfaatkan knowledge yang Anda miliki terkait dengan keunikan yang dimiliki orang tersebut. Contohnya Anda berkenalan dengan seorang musisi, supaya interaksi berjalan dengan baik maka Anda dapat memulai pembicaraan seputar musik. Intinya adalah membangun komunikasi yang dapat menciptakan jalinan hubungan baik dengan orang lain. Pembicaraan tersebut akan berkesan buat dia. Meskipun berbicara penting, namun listening justru lebih penting lagi, karena pada dasarnya orang ingin diperhatikan. Namun ingat, dengarkan mereka secara tulus. Mendengar dengan baik dan tulus memungkinkan Anda untuk merespon dengan tepat. Respon yang tepat memunculkan pembicaraan dan diskusi yang hidup. Bayangkan jika Anda berbicara namun lawan bicara Anda tidak mendengarkan dengan baik dan hanya merespon dengan `yaa.. yaa..` saja. Tidak mengenakkan bukan? Hargai orang lain, jangan memotong selagi ia berbicara Perhatikan juga bahasa non-verbal Anda. Kadang, bahasa non-verbal dapat menyampaikan lebih banyak dibandingkan dengan bahasa verbal. Ketika Anda mengucapkan sesuatu, bicaralah dengan tulus. Meskipun mungkin secara verbal Anda mengungkapkan A, padahal hati Anda adalah B, bahasa non-verbal Anda seringkali menyampaikan clue-clue yang sebenarnya. Jaga jangan sampai bahasa non-verbal Anda terlihat menyerang atau meremehkan orang lain. Salah satu cara untuk mengasah interpersonal skill Anda adalah dengan memperbanyak bertemu dengan orang- orang baru. Hal ini karena interpersonal skill yang terasah membutuhkan suatu proses dan waktu yang panjang. sehingga harus selalu dilatih. Semakin banyak Anda menjalin hubungan dengan orang lain, maka interpersonal skill Anda akan semakin terasah. Salah satu hambatan dalam menjalin komunikasi di awal adalah `judgement`. Ketika judgement sudah bermain, maka kita punya persepsi dan kesan mengenai orang lain, yang mungkin negatif. Oleh karena itu, jangan biarkan judgement menahan Anda untuk memulai komunikasi. Berikan kesempatan pada orang lain untuk berinteraksi dengan Anda. Selain itu, jadilah orang yang open minded. Belajarlah untuk menerima dan menghargai pendapat orang lain. Jangan langsung menolak dengan keras `knowledge` baru yang berbeda dengan pengetahuan yang Anda miliki. Berkomunikasilah dengan serius, namun santai. Jika harus berdebat, lakukan dengan saling menghargai dan sopan.
  • 6. Latih diri Anda hingga punya sikap empati. Empati adalah sikap dimana Anda dapat menempatkan diri seolah-olah Anda berada di posisi lawan bicara. Bayangkan seolah-olah Anda berada di situasinya., dan berikan respon yang tepat. Empati Anda terhadapnya akan menciptakan suatu hubungan yang positif. Empati ini harus terus menerus dilatih. Biasanya, orang yang punya Emotional Quotient (EQ) tinggi, lebih pandai dalam berempati. Kemudian, interpersonal skill Anda sangat diuji ketika terjadi konflik. Anda dapat menjadi mediator dari pihak- pihak yang berkonflik. Kumpulkan mereka, dan bantu untuk mengatasi konflik yang mengemuka. Lakukan dengan kepala dingin, supaya komunikasi berjalan lancar, dan masalah bisa diselesaikan dengan baik. Anda harus bersikap netral sekaligus bijak untuk dapat mengambil peran ini. Demikian adalah sejumlah langkah-langkah yang dapat Anda tempuh, untuk dapat mengasah interpersonal skill. Dengan mempraktekkan langkah-langkah diatas, maka perlahan-lahan Anda akan dapat mempunyai interpersonal skill yang sempurna. Yang jelas, perlu diingat bahwa mempelajarinya butuh proses yang panjang, dan merupakan lifetime process. Rinella P/RP/mgf Diposkan oleh IT Narotama di 19:53 0 komentar Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Kamis, 13 Oktober 2011 (BASIC INTERPERSONAL SKILL) Pengertian mengamati mempunyai arti "Melihat dan mempehatikan sesuatu dengan teliti, atau memperhatikan dan mengawasi sesuatu dengan saksama".Dengan berpedoman pada pengertian tersebut, maka yang dimaksud dengan keterampilan mengamati disini, dapat diartikan sebagai : "Suatu keterampi lan yang dimi l iki seseorang, untuk mampu melihat dan mengamati suatu objek tertentu yang dilakukan secara teliti dan saksama, dengan tidak menganalisis. Keterampilan mengamati, merupakan salah satu bentuk keterampilan yang mutlak harus dimiliki anggota sekuriti, terutama hal ini dikaitkan dengan tugasnya. Isti lah pengamatan banyak dikenal sebagai salah satu metode yang sering digunakan dalam rangka penelitian. 2. Bentuk pengamatan a. pengamatan dengan jalan tidak turut serta Dalam hal ini pengamat mengambil sikap/posisi sebagai orang luar, dimana kehadirannya tidak menggangu kelompok yang sedang diamati. Umpamanya dalam pengamatan suatu kelas yang sedang belajar, guru yang sedang belajar, menghadiri suatu sidang penggadilan, dll. b. pengamatan dengan jalan turut serta. Dalam hal ini berbagai macam peranan yang dapat dimainkan oleh penyelidik dalam mengamati situasisituasi sosial tertentu, dengan berbagai macam perbedaan derajat partisipasi/turut serta. Banyaknya macam kegiatan yang dapat dilakukan dalam suatu kelompok tertentu saja. Dengan jalan turut serta dalam kegiatankegiatan kelompok, ia dapat turut merasakan apa yang dirasakan oleh anggota inti dari kelompok tersebut. Salah satu kesukaran bagi pengamat peserta, ialah bahwa setelah melakukan kegiatan tertentu, ia harus mengambil sikap / posisi yang objektif , jika tidak demikian maka catatan-catatannya akan terpengaruh unsur-unsur subjektif. 3. Beberapa keuntungan / keunggulan pengamatan : a. pengamatan dapat memuaskan kembali masalahnya selama pengamatan berlang-sung terus;
  • 7. b. hubungannya erat dengan situasi yang sebenarnya, memberikan kemungkinan baginya untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan yang tidak berguna; c. secara teratur dia dapat mengubah kategori-kategori yang diperlukan bagi pengamatannya; d. memberikan kemungkinan baginya untuk memperoleh bahan - bahan yang lebih mendalam; e. dapat mengumpulkan bahan bahan yang pada saat itu kelihatannya tidak berhubungan dengan masalah pengamatannya, akan tetapi mungkin akan berguna di kemudian hari. 4. Beberapa faktor yang mempenggaruhi hasil suatu pengamatan : a. lama / panjangnya waktu dari setiap pengamatan; b. keadaan tentang sipengamat sendiri; c. perumusan tentang kegiatan-kegiatan atau unit-unit tingkah laku yang spesifik (khas) yang diamati; d. ruang l ingkup pengamatan, apaka h untuk satu orang atau satu keiompok; e. bantu pencatatan, termasuk didalamnya penggunaan alatalat yang sesuai; f. apakah pengamatan sudah cukup terlatih; g. interpretasi hasil-hasil pengamatan. 5. Beberapa ciri khas dari pengamatan yang baik. a. suatu pengamatan direncanakan dengan teliti dan sistimatis. pengamat mengetahui benar-benar tentang apa yang dicarinya; b. pengamat menyadari keselurahan dari apa yang diamatinya. walaupun ia waspadai terhadap detaildetailnya yang berarti, tetapi ia tetap menyadari bahwa keseluruhan adalah lebih penting dari pada jumlah dari bagian-bagiannya; c. pengamat memisahkan tentang faktor-faktor dari interpretasi, dan membuat tafsirannya / interpretasinya pada sesuatu yang lain; d. pengamat bersikap obyektif. la akan mengakui akan kemungkinan kecenderungan-kecenderungannya, dan ia berusaha untuk menghilangkan pengaruh-pengaruh ini terhadap apa yang dilihat dan dilaporkannya; e. pengamatan dicek dan diperkuat, dimana mungkin, dengan mengulanginya, atau dengan membandingkan dengan catatan-catatan pengamat lain yang berwenang; f. pencatatan pengamatan dilakukan dengan teliti dan saksama. 6. Latihan-latihan untuk mengamati suatu objek ini, diharapkan seseorang mampu untuk : a. melihat dari hal-hal umum kepada hal-hal yang khusus; menyimpan fakta fakta yang dilihat ke dalam dan di dalam ingatannya dan menyebutkan kembali secara benar apa yang telah diamatinya; b. mengambil posisi yang tepat dikaitkan dengan jarak dan sudut pandang, sehingga akan memudahkan kegiatan pengamatan dimaksud; c. membiasakan diri untuk selalu mencatat, dengan mengingat adanya keterbatasan dalam daya ingat kita. d. berkonsentrasi selama pengamatan itu dilaksanakan. 7. Kita menyadari, bahwa melakukan pengamatan bukanlah merupakan hal yang mudah, sehingga apabila hal ini tidak dilakukan melalui latihan-latihan yang baik, sangat sulit bagi seseorang untuk memiliki keterampilan tersebut. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam melaksanakan pengamatan ini, antara Lain : a. untuk dapat melakukan pengamatan yang baik, harus betul-betul dilakukan secara sistimatis, dalam arti dilakukan mulai mel ihat dari hal-hal yang bersifat khusus; b. dalam melihat ataupun memperhatikan suatu objek , tidak mungkin dilakukan tanpa adanya konsentrasi yang penuh terhadap objek tersebut; c. harus disadari, pada saat seseorang melakukan pengamatan konsentrasi akan senantiasa adanya pengaruh yang dapat mengganggu tersebut. d. dalam rangka pengamatan, kita menyadari bahwa keterbatasan, pada posisi sehingga dalam pelaksanaannya, harus dapat menempatkan diri pada posisi yang tepat; e. selain keterbatasan tersebut di atas, karena daya ingat seseorang kemampuan seseorang untuk melihat atau memperhatikan suatu objek juga tidak sama, untuk itu perlu membiasakan diri dengan
  • 8. menggunakan alat bantu, berupa catatan ataupun alat-alat lainnya, pada waktu seseorang melakukan pengamatan. sumber:djjp Diposkan oleh IT Narotama di 01:15 0 komentar Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook KETERAMPILAN DASAR PERORANGAN (INTERPERSONAL SKILL) Keterampilan seseorang ini melekat pada setiap pribadi dalam persentuhannya dengan masyarakat (baik individu maupun kelompok), yang dalam perwujudannya akan menampilkan sikap, tingkah laku dan perbuatan yang mencerminkan keakuratan dalam menunjang pelaksanaan tugas.Keterampilan dasar perorangan ini, meliputi : A. keterampilan mengamati (observing skill); B. keterampilan menggambarkan (describing skill); C. keterampilan mendengarkan (listening skill); D. keterampilan bertanya (questioning skill); E. keterampilan meringkas (summarizing skill); F. keterampilan memberi dan menerima umpan balik (feed back skill). Yang apabila selalu dilatihkan, dihayati dan dilaksanakan, serta diupayakan menginternalisasikannya dalam sikap, tingkah laku dalam perbuatan sehari-hari, akan menjembatani atau menjadi landasan pengembangan keterampilan selanjunya. Keterampilan dasar sebagaimana tersebut di atas, dapat diuraikan sebagai berikut : A. Keterampilan mengamati (observing skill) Kompetensi dasar : Memahami dan mampu menerapkan keterampilan mengamati dalam kehidupan sehari-hari. Indikator hasil belajar : 1. menjelaskan pengertian observing skill; 2. menerapkan teknik pengamatan; 3. pengamatan tanpa persepsi; 4. menerapkan pengamatan sesuai fakta yang ada; 5. pengamatan pada suatu objek tanpa persepsi; 6. pengamatan pada suatu objek secara teliti; 7. pengamatan pada suatu objek dengan jarak yang tepat; 8. pengamatan pada suatu objek dengan posisi yang tepat sumber:djpp Diposkan oleh IT Narotama di 00:34 0 komentar Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Interpersonal skills are sometimes also erta A. Murphy and Herbert W. Hildebrandt wrote in their book Effective Business Communications “The ability to communicate effectively through speaking as well as in writing is highly valued, and demanded, in business,” Good communication skills require a high level of self-awareness. By understanding your personal style of communicating, you will go a long way towards creating good and lasting impressions
  • 9. Interpersonal Skill merupakan salah satu dari soft skill yang banyak diminta oleh perusahaan untuk berbagai jabatan dan posisi. Sudahkah Anda memiliki ketrampilan ini? Silakan simak beberapa poin berikut: Interpersonal Skill bukan merupakan bagian dari karakter kepribadian yang bersifat bawaan, melainkan merupakan ketrampilan yang bisa dipelajari. Interpersonal Skill yang baik dapat dibangun antara lain dari kemampuan mengembangkan perilaku dan komunikasi yang asertif. Asertif secara sederhana berarti mampu secara aktif menyatakan gagasan, harapan atau perasaan (baik yang positif atau negatif) secara langsung dan apa adanya, tanpa menyerang atau merugikan orang lain. Berlaku asertif yang tampaknya mudah ini seringkali menjadi ekstra sulit dalam situasi konflik atau situasi di mana terjadi perbedaan kepentingan antar individu dalam suatu kelompok/organisasi. Prinsip-prinsip dasar perilaku atau komunikasi yang asertif antara lain adalah menghargai hak orang lain untuk menyampaikan gagasan atau pendapat, untuk didengarkan dan diperlakukan dengan penuh respek serta untuk berbeda pendapat. Perilaku atau komunikasi asertif membantu kita untuk mendapatkan citra positif tentang diri sendiri dan orang lain, mengembangkan saling respek dengan orang lain, membantu kita mencapai tujuan, melindungi diri kita agar tidak dimanfaatkan oleh orang lain sekaligus tidak melukai orang lain. Perilaku atau komunikasi asertif bertujuan untuk mencapai win-win solution, di mana masing-masing pihak yang berinteraksi dapat merasakan kepentingannya terakomodir tanpa merasa dikalahkan atau berkurang harga dirinya. Orang-orang yang asertif biasanya ekspresif dan jujur, bila berbicara langsung ke inti permasalahan, tidak mudah terpancing emosinya, berorientasi pada solusi serta dihargai dan menghargai orang lain. Contoh komunikasi asertif ketika harus menegur orang lain “Saya merasa terganggu kalau kamu terlambat hadir di rapat ini. Saya merasa membuang waktu dan frustasi kalau harus mengulang kembali apa yang sudah saya bicarakan. Bisakah kamu datang tepat waktu lain kali?” Peganglah prinsip menghargai orang lain dengan menguasai bahasa tubuh, ekspresi wajah dan intonasi Anda ketika berkomunikasi secara asertif. Bersikap asertif sangat berguna dalam membangun Interpersonal Skill secara umum, tetapi penerapannya tetap harus selektif karena mungkin tidak bisa berhasil untuk semua kasus. Semoga tulisan ini bermanfaat.