SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 15
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian                        Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
   Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian                      Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan



     Tinjauan
   Perkembangan
Ekonomi & Keuangan
                               Edisi Januari 2010



MENJAGA  OPTIMISME                                                  SKOR KONDISI EKONOMI: 
                                                                    Memasuki  tahun  2010,  Tinjauan  akan  menampilkan  skor 
Krisis keuangan 2007‐2008 memberikan pelajaran bahwa 
  SaaSa                                                             kondisi ekonomi Indonesia. Skor ini dihasilkan dari bobot 
sistem  keuangan  di  banyak  negara  saat  ini  sudah              tertimbang  pemantauan  kondisi  ekonomi  yang  dipilih 
terintegrasi  secara  global.  Negara  dengan  derajad              secara  acak  untuk  semua  sektor.  Kita  bagi  kualifikasi 
keterbukaan  ekonomi  yang  semakin  tinggi  menderita              kondisi ekonomi berdasarkan skor yang dihasilkan: 0 – 2 
kerugian  krisis  semakin  besar,  sementara  sebaliknya  ada       (tidak  kondusif);  2,1  –  4  (kurang  kondusif);  4,1  –  6 
yang  diuntungkan  karena  kondisi  sistem  ekonomi  yang           (transisi);  6,1  –  8  (prospektif);  8,1  ‐10  (kondusif).  Bobot 
tertutup.  Akerlof  dan  Shiller  dalam  bukunya  “Animal           pertimbangan  akan  selalu  disesuaikan  perkembangan 
Spirits”  mengungkapkan  bagaimana  secara  psikologis              peranan  masing‐masing  sektor  dalam  mendorong 
nafsu  tidak  terpuaskan  investor  memicu  perilaku  profit        pertumbuhan  ekonomi.  Dari  hasil  pembobotan  tersebut 
taking  yang  berlebihan  sehingga  meruntuhkan  common             disimpulkan  kondisi  ekonomi  Indonesia  selama  bulan 
sense  investasi.  Alan  Greenspan,  mantan  gubernur  bank         Januari 2010 dinilai kondusif .  
sentral  AS  menyebut  dengan  istilah  irrational  exurbance.  
Pasar  uang  derivatif  melonjak  sangat  tajam  dibanding          Optimisme  pemulihan  ekonomi  global  semakin  kuat 
stock  market,  mortgage  market  dan  treasury  bill  market       memasuki bulan Januari 2010, yang antara lain tercermin 
memperkuat  motif  mencari  keuntungan  yang  melebihi              dari  publikasi  World  Economic  Outlook  Update  dari  IMF. 
batas rasional jika seandainya bisa diukur.                         Dalam  publikasi  ini  pertumbuhan  ekonomi  tahun  2010 
                                                                    diperkirakan  dapat  mencapai  3,9%  yang  lebih  tinggi 
Jika  dilihat  dari  upaya  pemulihan  krisis  di  semua  negara    0,75%  dari  perkiraan  Oktober  2009.  Optimisme  yang 
terlihat  pola  yang  sama,  yaitu  melakukan  intervensi           sama  juga  terjadi  pada  perekonomian  Indonesia,  terlebih 
terhadap pasar yang sudah carut marut karena aksi ambil             setelah  pertumbuhan  ekonomi  2009  mencapai  4,5%,  di 
untung.  Nampak  bahwa  public  consumption  membesar  di           atas perkiraan banyak pihak.  
hampir  semua  negara  melalui  stimulus  fiskal  untuk             Biaya  pemulihan  krisis  melalui  kebijakan  stimulus  fiskal 
menjaga konsumsi domestik dan sentimen investasi tetap              diukur  dari  defisit  fiskal  yang  dihasilkan  Indonesia 
bergerak  positif.  Defisit  fiskal  dibiarkan  membesar            termasuk  yang  paling  rendah  di  regional  Asia.  Momen 
bahkan  di  beberapa  negara  melebihi  batas  Maastricht           penting  ini  juga  diperkuat  dengan  semakin  membaiknya 
treaty 3% GDP. Dengan pola proses pemulihan yang sama,              sorotan  lembaga  pemeringkat  internasional  terhadap 
perekonomian  global  dihadapkan  pada resiko  baru,  yaitu         masa  depan  perekonomian  Indonesia.  Berbagai  praktisi 
membengkaknya  country  risks  dari  sisi  likuiditas  dan          keuangan  internasional  mengakui  Indonesia  berpeluang 
bahkan  solvensi  dalam  membayar  public  debt  untuk              besar menjadi tumpahan pergerakan investasi. 
membiayai  stimulus.  Kebijakan  moneter  didorong  untuk           Persoalan  yang  masih  menggantung  adalah  cost  of  fund 
memenuhi  financing  supply  bagi  kebijakan  fiskal  dengan        yang masih tinggi akibat tingkat bunga yang tidak business 
mengendalikan  inflasi.  Orientasi  kebijakan  beralih  dari        friendly bagi sektor riil. Perbankan masih terus dihinggapi 
managing  crisis  menuju  managing  recovery  dengan                penilaian  resiko  usaha  yang  berlebihan  di  samping 
menjaga  stabilisasi  sentimen  positif  pasar  sebagai  kunci.     crowding out effect dari government bonds dengan tingkat 
The  perfect  storm  menurut  bahasa  Bernanke,  Gubernur           yield  sebagai  benchmark.  Perlu  langkah   kepeloporan dan 
Federal Reserve, sudah berlalu, tetapi resiko baru muncul.          kerjasama public­private yang sinergis untuk mengalirkan 
Tinggal bagaimana sekarang optimisme tetap terjaga.                 uang ke sektor industri.  
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian                    Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan


                                                                               Pertumbuhan Ekonomi Dunia 
Perkembangan Indikator Ekonomi Internasional 

Pemulihan  global  bergeser  ke  arah  yang  lebih  kuat 
memasuki  tahun  2010  daripada  perkiraan  semula 
namun dengan laju yang berbeda antar kawasan.  

Setelah  mengalami  penurunan  yang  paling  tajam, 
pertumbuhan  ekonomi  mulai  solid  dan  meluas  ke 
kelompok  negara  maju  pada  semester  II‐2009.  Dalam 
World  Economic  Outlook  Update  edisi  Januari  2010,  
pertumbuhan  ekonomi  global  2010  diperkirakan  3,9%, 
yang berarti ¾ persen lebih tinggi dari perkiraan Oktober 
2009. Pemulihan pada kelompok negara maju diperkirakan           Perkembangan Kredit Konsumsi & Tingkat Pengangguran AS 
masih  lemah.  Sementara  pertumbuhan  pada  kelompok 
negara  berkembang  diperkirakan  relatif  kuat,  terutama 
didorong  oleh  permintaan  domestik  yang  besar.  Menurut 
Indeks Leading Indicator Economics, Cina dan Asia tumbuh 
lebih  cepat  dibandingkan  kawasan  lain.  Kebijakan 
penyeimbangan  permintaan  global  antar‐kawasan  perlu 
menjadi  perhatian  karena  proses  pemulihan  global 
dikhawatirkan belum berkelanjutan.          

        Perkembangan Indeks Leading Indicator Economics 
                                                                         Perkembangan Indikator Indeks Produksi AS 




Permasalahan  terbesar  di  AS  adalah  masih  tingginya                     Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia 
tingkat pengangguran, yang sebesar 10,0% pada bulan 
Desember 2010.  
 
Tingginya  tingkat  pengangguran  ini,  tentu  saja 
mengakibatkan  masih  lemahnya  daya  beli  masyarakat  AS. 
Kondisi  ini  tercermin  dari  pertumbuhan  kredit  konsumsi 
bulanan  yang  turun  tajam  sebesar  ‐0,70%  pada  bulan 
November  dari  ‐0,17%  pada  bulan  sebelumnya.  Jika  
pemerintah  Obama  tidak  cepat  mengatasi  masalah 
pengganguran,  maka  tentu  saja  pemulihan  perekonomian 
AS  akan  terhambat  dan  ini  berdampak  pada  pemulihan 
ekonomi  global.  Namun  demikian  pada  sektor  produksi 
ada  indikasi  positif  yang  merespons  meningkatnya 
permintaan. Musim liburan akhir tahun dan berbagai paket 
stimulus  fiskal  mendorong  peningkatan  konsumsi  rumah 
tangga  dan  memicu  peningkatan  produksi  sektor  industri 
di AS. Perbaikan sektor produksi AS terindikasi dari indeks 
produksi  dan  kapasitas  produksi  yang  mulai  meningkat 
setelah sempat terpuruk pada triwulan II‐2009. 


                                                                                                               Halaman 2
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian                          Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan


Perkembangan Indikator Ekonomi Domestik                                 Jumlah  wisatawan  mancanegara  yang  datang  ke 
                                                                        Indonesia  Desember  2009  mencapai  625,4  ribu  orang 
                                                                        naik  2,45  persen  dibanding  jumlah  wisman  Desember 
Persepsi risiko investasi di Indonesia masih relatif baik               2008 sebanyak 610,5 ribu orang.  
sejalan  dengan  terjaganya  ekspektasi  positif  terhadap               
nilai tukar Rupiah.                                                     Jika dibandingkan November 2009, jumlah wisman Desember 
                                                                        2009 naik 17,63 persen. Secara kumulatif tahun 2009, jumlah 
Meski sempat mengalami peningkatan sebagai respons dari                 wisman  mencapai  6,32  juta  orang  atau  naik  1,43  persen 
kondisi  pasar  keuangan  global  yang  kembali  tertekan,              dibanding  jumlah  wisman  pada  periode  yang  sama  tahun 
indikator  risiko  investasi  di  Indonesia  pada  Januari  2010        2008 sebanyak 6,23 juta orang. Total pengeluaran tamu asing 
                                                                        di  Indonesia  (perkiraan  devisa  yang  masuk)  tahun  2009 
relatif  stabil  dibandingkan  dengan  Desember  2009.  Faktor 
                                                                        mencapai  US$6,3  miliar  atau  turun  13,70  persen  dibanding 
yang  menentukan  adalah  fundamental  perekonomian                     penerimaan devisa tahun 2008 sebesar US$7,3 miliar. Tingkat 
domestik  yang  masih  solid  dan  upgrade  rating  Indonesia           Penghunian  Kamar  (TPK)  hotel  berbintang  di  14  provinsi 
oleh  Fitch  dari  BB  menjadi  BB+.  Keduanya  memberikan              pada  Desember  2009  mencapai  rata‐rata  52,56  persen,  atau 
insentif  terhadap  prospek  investasi  di  Indonesia.  Spread          naik 2,65 poin dibanding TPK November 2009 sebesar 49,91 
EMBIG  bergerak  naik  ke  level  323  bps  dari  level  294  bps       persen.  TPK  hotel  berbintang  di  Bali  pada  Desember  2009 
pada  periode  Desember  2009.  Yield  spread  global  bond             naik  4,76  poin  bila  dibanding  November  2009,  yaitu  dari 
Indonesia  dengan  US  T‐Note  juga  meningkat  ke  level  228          54,90 persen menjadi 59,66 persen. Rata‐rata lama menginap 
bps  dari  level  174  bps  pada  periode  Desember  2009.              tamu  asing  dan  Indonesia  pada  hotel  berbintang  di  14 
                                                                        provinsi  selama  Desember  2009  adalah  1,97  hari  turun  0,02 
Sementara  itu,  credit  default  swaps  (CDS)  spread  sedikit 
                                                                        poin dibanding keadaan November 2009. Peningkatan jumlah 
turun  dari  192  bps  pada  periode  Desember  2009  menjadi           wisatawan  ini  dinyatakan  dengan  penghargaan  yang 
190 bps pada Januari 2010 searah dengan pergerakan CDS                  diperoleh  Bali  pada  8  Februari  2010  di  Hongkong.  Bali 
kawasan emerging markets Asia. Indikator risiko lain, yakni             dinobatkan  sebagai  Best  Island  Destination  in  Asia  Pacific 
premi  swap,  juga  bergerak  stabil  yang  mengindikasikan             untuk yang ketiga kalinya.  
tekanan terhadap rupiah relatif rendah. (sumber: BI)
        Perkembangan Indikator Risiko                  Perkembangan Premi Swap                          Perkembangan Nilai Tukar




Pada  Desember  2009,  Nilai  Tukar  Petani  (NTP)                   Upah  nominal  harian  buruh  tani  Nasional  pada 
nasional  sebesar  101,20,  atau  naik  0,06  persen                 Desember  2009  naik  sebesar  0,21  persen  dibanding 
dibandingkan bulan sebelumnya.                                       upah  November  2009,  yaitu  dari  Rp37.230,­  menjadi 
Nilai  Tukar  Petani  Tanaman  Pangan  (NTPP)  naik  0,67            Rp37.305,­ per hari.  
persen;  Nilai  Tukar  Petani  Hortikultura  (NTPH)  turun            
0,87  persen;  Nilai  Tukar  Petani  Tanaman  Perkebunan             Secara  riil  mengalami  penurunan  sebesar  0,22  persen. 
Rakyat  (NTPR)  naik  0,10  persen;  Nilai  Tukar  Petani            Upah  nominal  harian  buruh  bangunan  (tukang  bukan 
Peternakan  (NTPT)  turun  0,61  persen;  dan  untuk  Nilai          mandor)  pada  Januari  2010  naik  0,29  persen  dibanding 
Tukar  Nelayan  (NTN)  turun  0,29  persen.  Kenaikan  NTP           upah  Desember  2009,  yaitu  dari  Rp56.406,‐  menjadi 
dipicu  oleh  kenaikan  Subsektor  Tanaman  Pangan                   Rp56.570,‐  per  hari.  Secara  riil  turun  sebesar  0,54 
terutama  pada  kelompok  padi.  Dari  32  provinsi  (tanpa          persen1).    Upah  nominal  bulanan  buruh  industri  pada 
DKI)  pada  Desember  2009,  NTP  20  provinsi  naik,                triwulan III 2009 naik sebesar 4,76 persen dibanding upah 
sedangkan  12  provinsi  turun.  Kenaikan  NTP  tertinggi            triwulan  II  2009  yaitu  dari  Rp1.118.910,‐  menjadi 
terjadi di Provinsi Sumatra Utara (1,02 persen), terutama            Rp1.172.150,‐, secara riil naik 2,81 persen. Dibanding upah 
disebabkan  harga  produsen  jagung  yang  naik  1,65                triwulan  III  2008  (year  on  year),  upah  nominal  naik  7,71 
persen.  Penurunan  NTP  terbesar  terjadi  di  Provinsi             persen.  
Maluku  (1,13  persen),  terutama  disebabkan  harga 
produsen kambing yang turun 9,84 persen.  

                                                                                                                            Halaman 3
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian                             Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan


• Pada  bulan  Januari  2010  terjadi  inflasi  sebesar  0,84                                Indeks Penjualan Eceran
  persen  dengan  Indeks  Harga  Konsumen  (IHK)  sebesar 
  118,01.  Dari  66  kota,  seluruh  kota  mengalami  inflasi. 
  Inflasi  tertinggi  terjadi  di  Maumere  3,56  persen  dengan 
  IHK  130,49  dan  terendah  terjadi  di  Palu  dan  Sorong 
  masing‐masing  0,12  persen  dengan  IHK  masing‐masing 
  121,10 dan 134,01. 
• Inflasi  terjadi  karena  adanya  kenaikan  harga  yang 
  ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok bahan 
  makanan  1,73  persen,  kelompok  makanan  jadi, 
  minuman,  rokok  dan  tembakau  1,93  persen;  kelompok                         Konsumsi Rumah Tangga & Pembiayaan Konsumsi
  perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,34 persen; 
  kelompok kesehatan 0,15 persen; kelompok pendidikan, 
  rekreasi  dan  olahraga  0,10  persen  dan  kelompok 
  transpor,  komunikasi  &  jasa  keuangan  0,16  persen. 
  Sedangkan  kelompok  sandang  bulan  Januari  2010 
  mengalami penurunan indeks 0,20 persen. 
• Laju  inflasi  tahun  kalender  (Januari)  2010  sebesar  0,84 
  persen  dan  laju  inflasi  year  on  year  (Januari  2010 
  terhadap Januari 2009) sebesar 3,72 persen. 
• Komponen  inti  pada  bulan  Januari  2010  mengalami 
  inflasi  sebesar  0,59  persen,  laju  inflasi  komponen  inti 
  tahun  kalender  (Januari)  2010  sebesar  0,59  persen  dan 
  laju  inflasi  komponen  inti  year  on  year  (Januari  2010                    Konsumsi Rumah Tangga & Pertumbuhan M1 Riil
  terhadap Januari 2009) sebesar 4,43 persen. 
• Pada  Desember  2009,  terjadi  inflasi  di  daerah 
  perdesaan  sebesar  0,43  persen.  Inflasi  perdesaan 
  Desember  2009  ini  dipengaruhi  oleh  kenaikan  indeks 
  harga  subkelompok  bahan  makanan;  makanan  jadi; 
  perumahan;  sandang;  kesehatan;  pendidikan,  rekreasi 
  dan  olahraga  serta  transportasi  dan  komunikasi  yang 
  naik  masing‐masing  0,37  persen;  0,77  persen;  0,42 
  persen; 0,55 persen; 0,29 persen; 0,15 dan 0,09 persen.
                            Laju Inflasi

                                                                          Konsumsi  rumah  tangga  pada  triwulan  I­2010 
                                                                          diprakirakan masih tumbuh stabil.  
                                                                          Prakiraan  ini  sejalan  dengan  perkembangan  indikator 
                                                                          penuntun  konsumsi  rumah  tangga  (gKonsRT)  yang 
                                                                          mengindikasikan perbaikan. Rencana kenaikan gaji PNS, 
                                                                          TNI dan Polri sebesar 5% dan kenaikan UMP awal tahun 
                                                                          2010  berpotensi  menopang  perbaikan  daya  beli 
                                                                          masyarakat.  Perbaikan  konsumsi  rumah  tangga  juga 
                                                                          didukung  oleh  perkembangan  beberapa  indikator  dini. 
                                                                          Konsumsi  barang  tahan  lama  (durable  goods)  seperti 
                                                                          penjualan  mobil,  motor,  dan  elektronik  tumbuh 
                                                                          meningkat.  Indeks  penjualan  eceran  (py­ipe)  hingga 
                                                                          akhir  triwulan  IV‐2009  masih  tumbuh  tinggi  karena 
                                                                          meningkatnya  konsumsi  kelompok  pakaian,  makanan 
                                                                          dan  tembakau.  Perbaikan  pertumbuhan  konsumsi  juga 
                                                                          tercermin  pada  kenaikan  pertumbuhan  impor  barang 
                                                                          konsumsi  hingga  Desember  2009.  Sejalan  dengan 
          Tim Penyusun Kedeputian Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan       perkembangan  ini,  indikator  yang  terkait  dengan 
                           Gedung Syafruddin Prawiranegara II Lantai 4    pembiayaan  konsumsi  (imp­brg­konsumsi)  seperti 
                             Jalan Lapangan Banteng Timur 2-4 Jakarta     pertumbuhan  M1  riil  menunjukkan  tren  yang 
                                Telepon 021-3521843 Fax. 021-3521836      meningkat.  


                                                                                                                           Halaman 4
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian                      Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan


Inflasi  kelompok  bahan  makanan,  khususnya  beras              • Nilai  impor  Indonesia  Desember  2009  mencapai 
didorong  oleh  kenaikan  harga  Gabah  Kering  Panen               US$10,33  miliar  atau  meningkat  17,15  persen 
(GKP) maupun harga Gabah Kering Giling (GKG).                       dibanding November 2009 yang besarnya US$8,81 
                                                                    miliar, sedangkan selama Januari­Desember 2009 
Selama Januari 2010 rata‐rata harga gabah kualitas GKP di           nilai  impor  mencapai  US$96,86  miliar  atau  turun 
tingkat petani dan penggilingan masing‐masing naik 10,07            25,03  persen dibanding periode  yang sama tahun 
persen  menjadi  Rp3.151,49  per  kg  dan  9,71  persen             2008.  
menjadi  Rp3.210,46  per  kg  dibandingkan  bulan  lalu.            Impor  nonmigas  Desember  2009  mencapai  US$8,22 
Sedangkan gabah kualitas GKG naik 13,04 persen menjadi              miliar  atau  meningkat  17,75  persen  dibanding  impor 
Rp3.458,45  per  kg  di  tingkat  petani  dan  13,08  persen        November 2009, sedangkan selama Januari‐Desember 
menjadi  Rp3.532,17  per  kg  di  tingkat  penggilingan.            2009  mencapai  US$77,87  miliar  atau  turun  21,06 
Sementara itu, gabah kualitas rendah juga meningkat 5,80            persen  dibanding  periode  yang  sama  tahun 
persen  menjadi  Rp2.757,71  per  kg  di  tingkat  petani  dan      sebelumnya.  
5,40  persen  menjadi  Rp2.814,31  per  kg  di  tingkat           • Impor  migas  Desember  2009  mencapai  US$2,10 
penggilingan.  Diberlakukannya  kebijakan  HPP  per  1              miliar  atau  meningkat  14,88  persen  dibanding 
Januari  2010,  diperkirakan  menjadi  stimulus  kenaikan           impor  November  2009,  sedangkan  selama 
harga yang relatif signifikan.                                      Januari­Desember  2009  mencapai  US$18,99 
                                                                    miliar atau turun 37,85 persen dibanding periode 
                                                                    yang sama tahun sebelumnya.  
KONDISI PERDAGANGAN –                                               Nilai impor nonmigas terbesar Desember 2009 masih 
EKSPOR DAN IMPOR                                                    sama  seperti  November  2009  yaitu  golongan  barang 
                                                                    mesin/pesawat mekanik dengan nilai US$1,42 miliar, 
                                                                    walaupun  mengalami  peningkatan  sebesar  12,13 
• Nilai  ekspor Indonesia  pada  bulan  Desember  2009              persen dibanding bulan sebelumnya.  
  mencapai  US$13,33  miliar  atau  mengalami                     • Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar 
  peningkatan  sebesar  23,69  persen  dibanding                    selama  Januari­Desember  2009  masih  ditempati 
  ekspor November 2009.                                             oleh  Cina  dengan  nilai  US$13,50  miliar  dengan 
                                                                    pangsa  17,33  persen,  diikuti  Jepang  US$9,82  miliar 
   Sementara  bila  dibanding  Desember  2008  mengalami            (12,61  persen)  dan  Singapura  US$9,24  miliar  (11,86 
   peningkatan  sebesar  49,82  persen.  Ekspor  nonmigas           persen).  Sementara  impor  nonmigas  dari  ASEAN 
   Desember  2009  mencapai  US$10,83  miliar,  naik  28,30         mencapai  23,18  persen  dan  Uni  Eropa  sebesar  11,11 
   persen  dibanding  November  2009,  sedangkan                    persen. Impor menurut golongan penggunaan barang 
   dibanding  ekspor  Desember  2008  meningkat  44,55              selama  Januari‐Desember  2009  dibanding  periode 
   persen.  Secara  kumulatif  nilai  ekspor  Indonesia             yang  sama  tahun  sebelumnya  mengalami  penurunan 
   Januari‐Desember  2009  mencapai  US$116,49  miliar              untuk semua golongan, yaitu impor barang konsumsi 
   atau  menurun  14,98  persen  dibanding  periode  yang           sebesar  18,63  persen,  bahan  baku/penolong  sebesar 
   sama  tahun  2008,  sementara  ekspor  nonmigas                  29,99 persen, dan barang modal sebesar 4,47 persen. 
   mencapai US$97,47 miliar atau menurun 9,66 persen.  
• Peningkatan  ekspor  nonmigas  terbesar  Desember                        Perkembangan Ekspor, Impor & Neraca Perdagangan
  2009 terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati 
  sebesar  US$1.092,2  juta,  sedangkan  penurunan 
  terbesar  terjadi  pada  mesin/peralatan  listrik 
  sebesar US$46,8 juta.  
   Ekspor  nonmigas  ke  Jepang  Desember  2009  mencapai 
   angka  terbesar  yaitu  US$1,25  miliar,  disusul  Cina 
   US$1,19  miliar  dan  Amerika  Serikat  US$1,04  miliar, 
   dengan  kontribusi  ketiganya  mencapai  32,16  persen. 
   Sementara  ekspor  ke  Uni  Eropa  (27  negara)  sebesar 
   US$1,45  miliar.  Menurut  sektor,  ekspor  hasil  industri 
   periode  Januari‐Desember  2009  turun  sebesar  16,93 
   persen  dibanding  periode  yang  sama  tahun  2008, 
   demikian  juga  ekspor  hasil  pertanian  turun  4,83 
   persen,  sebaliknya  ekspor  hasil  tambang  dan  lainnya 
   naik sebesar 31,93 persen.  



                                                                                                                       Halaman 5
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian                                 Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan


Pertumbuhan  investasi  (PMTB)  pada  triwulan  I­2010                       Mengawali  tahun  2010,  nilai  tukar  rupiah  bergerak 
diprakirakan  meningkat  seiring  dengan  membaiknya                         menguat.  
permintaan eksternal dan domestik.                                            
Peningkatan  investasi  terutama  ditopang  oleh  realisasi                  Selama  Januari  2010,  rata‐rata  nilai  tukar  rupiah 
investasi  bangunan  seperti  ditunjukkan  oleh  masih                       menguat  1,90%  ke  level  Rp  9.275  per  dolar  AS  dan 
tingginya  konsumsi  semen.  Hal  tersebut  juga  dibarengi                  ditutup  pada  level  Rp  9.350  per  dolar  AS  atau  menguat 
dengan  impor  barang  modal  yang  tumbuh  membaik                          0,80% dari periode bulan lalu. Nilai tukar rupiah sempat 
seiring  dengan  optimisme  pelaku  usaha.  Jika  dilihat  dari              menyentuh  level  Rp  9.153  per  dolar  AS,  level  terkuat 
strukturnya,  pangsa  utama  pertumbuhan  investasi  pada                    sejak  Oktober  2008,  meskipun  kemudian  bergerak 
triwulan  I‐2010  diperkirakan  masih  didominasi  oleh                      melemah  dikarenakan  sentimen  negatif  akibat  masih 
investasi  bangunan.  Namun  demikian,  dukungan                             tingginya ketidakpastian di sektor eksternal. Pergerakan 
pembiayaan  perbankan  masih  relative  terbatas                             nilai tukar rupiah selama Januari 2010 berdampak pada 
sebagaimana  ditunjukkan  oleh  pertumbuhan  kredit                          meningkatnyavolatilitas  dari  0,20%  (posisi  Desember 
investasi  riil  yang  menurun.  Perkembangan  hasil  survei                 2009) menjadi 0,96% pada bulan Januari 2010 
persepsi  pelaku  bisnis  mengindikasikan  minat  pelaku 
usaha  untuk  berinvestasi  masih  berada  dalam  level 
optimis.  

             Konsumsi Semen                           Pertumbuhan PMTB & Kredit Investasi Rill                       Impor Barang Modal




                Nialai Tukar Rupiah Terhadap Dollar                                              Volatilitas Nilai Tukar Rupiah




Pertumbuhan  Produk  Domestik  Bruto  (PDB)  tahun                         Secara  triwulanan,  PDB  Indonesia  triwulan  IV­2009 
2009  meningkat  sebesar  4,5  persen  terhadap  tahun                     dibandingkan  dengan  triwulan  III­2009  (q­to­q) 
2008,  terjadi  pada  semua  sektor  ekonomi,  dengan                      menurun  sebesar  2,4  persen,  dan  bila  dibandingkan 
pertumbuhan  tertinggi  di  Sektor  Pengangkutan  dan                      dengan  triwulan  IV‐2008  (y‐on‐y)  tumbuh  sebesar  5,4 
Komunikasi  15,5  persen  dan  terendah  di  Sektor                        persen.  Pertumbuhan  ekonomi  tahun  2009  sebesar  4,5 
Perdagangan,  Hotel  dan  Restoran  1,1  persen.                           persen,  terjadi  pada  pengeluaran  konsumsi  pemerintah 
Pertumbuhan  PDB  tanpa  migas  pada  tahun  2009                          sebesar  15,7  persen,  diikuti  oleh  pengeluaran  konsumsi 
mencapai 4,9 persen. Besaran PDB Indonesia pada tahun                      rumah  tangga  4,9  persen,  dan  pembentukan  modal  tetap 
2009  atas  dasar  harga  berlaku  mencapai  Rp5.613,4                     bruto  3,3  persen.  Sedangkan  komponen  ekspor  tumbuh 
triliun,  sedangkan  atas  dasar  harga  konstan  (tahun                   minus 9,7 persen, dan impor minus 15,0 persen.  
2000) mencapai Rp2.177,0 triliun.  


                                                                                                                                      Halaman 6
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian                         Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan



Pada  tahun  2009,  dari  sisi  penggunaan,  PDB                     Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap 
digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga                       PDB  triwulan  IV­2009  sebesar  57,6  persen,  dengan  3 
sebesar  58,6  persen,  konsumsi  pemerintah  9,6                    provinsi  utamanya  adalah:  DKI  Jakarta,  Jawa  Timur  dan 
persen, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau                    Jawa Barat. 
investasi  fisik  31,1  persen  dan  ekspor  24,1  persen. 
Sedangkan  untuk  penyediaan  dari  impor  sebesar  21,3 
persen.  PDB  per  kapita  atas  dasar  harga  berlaku  pada 
tahun  2009  mencapai  Rp24,3  juta  (US$2.590,1), 
sementara tahun 2008 sebesar Rp21,7 juta (US$2.269,9).  




TINJAUAN BERITA EKONOMI DAN                                          Pemerintah  Cina  mulai  khawatir  memanasnya 
KEUANGAN INTERNASIONAL                                               perekonomian karena pertumbuhan yang sangat tinggi 
                                                                     pada kuartal IV‐2009. Untuk itu, Cina mulai menerapkan 
Dalam  Forum  Ekonomi  Dunia  di  Davos  yang  selesai               kebijakan  moneter  ketat  dengan  menaikkan  suku  bunga 
pada akhir Januari 2010, para elite perbankan masih                  acuan  sebesar  0,5%  per  7  Januari  2010,  menaikkan  giro 
saja  saling  menyalahkan  mengenai  krisis  finansial               wajib  minimum  perbankan sebesar  0,5% per  18  Januari, 
dunia.                                                               dan  menekan  laju  kredit  properti  dengan  menaikkan 
                                                                     suku bunga dan uang muka kepemilikan rumah.  
Namun, setidaknya ada persamaan bahwa pasar finansial 
memerlukan  reformasi.  Para  bankir  itu  dicerca  oleh 
presiden,  menteri  keuangan,  pemimpin  bank  sentral,              Lingkungan bisnis yang bebas dan maju di Hong Kong 
bahkan  oleh  investor  jutawan,  mengenai  aturan  dan  gaji        telah  menarik  265  perusahaan  untuk  mendirikan 
mereka.  Rencana  Presiden  AS  Barack  Obama  untuk                 atau memperluas usaha di negara tersebut selama 10 
membatasi  kegiatan  perbankan  menimbulkan  seruan                  tahun  terakhir.  Keberhasilan  ini  dicapai  di  tengah 
dalam  Forum  Pertemuan  Ekonomi  Dunia  itu,  agar                  turunnya  FDI  global  sebesar  39%  atau  senilai  US$  1 
dilakukan  koordinasi  regulasi  perbankan  baru  di  tingkat        triliun  dan  melampaui  target  250  perusahaan.  Dengan 
internasional.  Inggris  dan  Perancis  membuat  seruan              masuknya  perusahaan  ini  tersedia  6000  lapangan  kerja. 
Desember lalu untuk membuat pakta regulasi perbankan                 Perusahaan  tersebut  datang  dari  Cina  daratan,  Inggris 
global. Kemudian, kedua negara itu mengumumkan pajak                 dan  Amerika  Serikat.  Mayoritas  perusahaan  berusaha  di 
atas  bonus  para  bankir.  Sementara  itu,  Obama                   bidang jasa profesional, teknologi, daur ulang, dan usaha 
mengumumkan  rencana  pembatasan  ukuran  dan                        yang  terkait  dengan  anggur.  Beberapa  faktor  penarik 
aktivitas, seperti perdagangan instrumen finansial, untuk            investor  asing  tersebut  adalah  penyelesaian  sengketa 
kepentingan  mereka  sendiri  serta  aktivitas  tradisional,         yang  adil,  penegakan  hak  kekayaan  intelektual, 
seperti  pengucuran  kredit  dan  mengumpulkan  dana                 kebebasan  informasi,  dan  kelancaran  bertransaksi. 
pihak  ketiga.  Inisiatif  seperti  itu  mengganggu  politisi  di    Pemerintah  Hongkong  banyak  membantu  promosi  dan 
Eropa  yang  mengatakan,  pembatasan  tersebut  melawan              penyediaan panduan serta jejaring, sehingga perusahaan 
prinsip koordinasi internasional yang disepakati G‐20.               mudah  melakukan  kontak  dengan  perusahaan  lain  dan 
                                                                     menghadiri berbagai event penting.  

                                                                                                                      Halaman 7
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian                      Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan


TINJAUAN BERITA EKONOMI DAN                                       Pemberian  izin  impor  kedelai  kepada  importir 
KEUANGAN DOMESTIK                                                 umum,  bukan  importir  produsen,  tidak  memberikan 
                                                                  insentif  bagi  petani  untuk  menanam  kedelai.  Petani 
Pemerintah  menjual  surat  berharga  syariah  negara,            justru  tidak  tertarik  membudidayakan  kedelai.  Pemberi‐
atau  sukuk  negara,  sebesar  Rp  950  miliar  melalui           an  izin  impor  tanpa  disertai  kewajiban  memproduksi 
lelang Bank Indonesia, pada tanggal 19 Januari 2010.              kedelai  di  dalam  negeri  membuat  importir  leluasa  terus 
Ada  empat  seri  Surat  Berharga  Syariah  Negara  (SBSN)        mengimpor.  Pemerintah  diminta  lebih  tegas  terhadap 
yang  ditawarkan,  yaitu  IFR0003  (reopening),  IFR0005,         kebijakan  impor  kedelai  untuk  meningkatkan  produksi 
IFR0006, dan IFR0007. Total penawaran yang masuk atas             kedelai  dalam  negeri.  Berbagai  kemudahan  justru 
penawaran  SBSN  itu  Rp  1,87  triliun,  tetapi  pemerintah      diberikan  kepada  importir,  antara  lain,  pembayaran  dari 
hanya  memenangi  sebesar  Rp  950  miliar.  Penjualan  seri      eksportir  bisa  ditunda  dalam  waktu  3‐6  bulan.  Budidaya 
SBSN  ini  untuk  memenuhi  sebagian  pembiayaan  dalam           kedelai  kurang  diminati  petani  karena  relatif  kurang 
APBN  2010.  Rincian  hasil  lelang  adalah  untuk  IFR0003,      menguntungkan  dibandingkan  dengan  jagung  atau  padi. 
penawaran yang masuk Rp 313 miliar. Pemerintah hanya              Petani  menanam  padi,  misalnya,  bisa  mendapat 
menyerap  Rp  55  miliar  dengan  imbal  hasil  8,69618           keuntungan  Rp  1,5  juta‐Rp  2  juta  per  bulan  per  hektar. 
persen.  SBSN  ini  akan  jatuh  tempo  pada  15  September       Namun,  petani  kedelai  hanya  mendapat  keuntungan  Rp 
2015. Penawaran yang masuk untuk IFR0005 sebesar Rp               750.000  per  bulan  per  hektar.  Untuk  menjaga  minat 
178  miliar,  pemerintah  hanya  menyerap  Rp  105  miliar        menanam  kedelai,  pemerintah  diminta  menjaga  harga 
dengan  imbal  hasil  9,1923  persen.  SBSN  ini  jatuh  tempo    kedelai  dalam  negeri,  minimal  satu  setengah  kali  harga 
pada  15  Januari  2017.  Penawaran  yang  masuk  untuk           beras.  Idealnya  harga  kedelai  saat  ini  Rp  7.590  per 
IFR0006  sebesar  Rp  116  miliar,  pemerintah  sama  sekali      kilogram.  Kebijakan  tata  niaga  kedelai  diusulkan  diubah. 
tidak menyerap penawaran yang masuk. Untuk IFR0007,               Misalnya  impor  kedelai  hanya  boleh  dilakukan  oleh 
penawaran yang masuk Rp 790 miliar dengan imbal hasil             importir produsen, dengan rasio satu banding satu, yaitu 
10,01998  persen.  SBSN  ini  akan  jatuh  tempo  pada  15        bila mengimpor 500.000 ton, importir harus memproduk‐
Januari 2025.                                                     si di dalam negeri 500.000 ton. 

Pasar  surat  utang  Indonesia  mengalami  tekanan                PT  Perusahaan  Listrik  Negara  masih  belum 
imbal­hasil  selama  bulan  Januari  2010  akibat                 memperoleh  pemasok  gas  untuk  memenuhi 
tekanan  gejolak  pasar  internasional.  Koreksi  imbal‐          kebutuhan  gas  sebagai  bahan  bakar  pembangkit 
hasil relatif rendah, yaitu surat utang 10 tahun meningkat        listrik  di  sejumlah  tempat  pada  tahun  2010.  PLN 
30  basis  poin  (bp)  dari  9,49%  pada  pertengahan  Januari    masih menggunakan bahan bakar minyak sehingga biaya 
2014, dibandingkan kenaikan 120 bp Juni 2009 dan 75 bp            produksi  listrik  sulit  ditekan.  Kemungkinan  pasokan  gas 
Agustus  2009.  Optimisme  terhadap  prospek  surat  utang        dari  PT  PGN baru  bisa dialirkan  untuk pembangkit  milik 
Indonesia  cukup  tinggi  yang  terlihat  dari  tidak             PLN  pada  September  2011.  Kebutuhan  gas  untuk  PLN 
berkurangnya posisi kepemilikan asing. Posisi ini berbeda         secara  nasional  mencapai  2.398  miliar  british  thermal 
dengan yang terjadi di pasar SBI dimana porsi pemilikan           unit  per  hari  (BBTUD),  sedangkan  pasokan  gas  baru 
investor  asing  cenderung  turun.  Nampaknya  tidak  ada         mencapai  1.148  BBTUD.  Jadi,  masih  ada  kekurangan 
issu  penting  yang  dapat  menghalangi  kecenderungan            pasokan gas 1.250 BBTUD. Pemenuhan pasokan gas bagi 
kenaikan  surat  utang  Indonesia,  seperti  harga  minyak        PLN  akan  membantu  upaya  peningkatan  pelayanan  dan 
Indonesia yang tetap berkisar US 73 per barel.                    mutu keandalan pasokan listrik untuk masyarakat. Selain 
                                                                  itu  juga  akan  mendukung  kebijakan  pemerintah  untuk 
Sejumlah ketentuan terkait pembebasan lahan harus                 tidak  menaikkan  tariff  dasar  listrik  dalam  waktu  dekat. 
menunggu  disahkannya  RUU  Pembebasan  Lahan                     Saat  ini  untuk  mencegah  pemadaman  di  tahun  2010 
untuk  Kepentingan  Umum.  RUU  itu  dimotori  Badan              kekurangan kapasitas PLN dipenuhi dengan cara membeli 
Pertanahan  Nasional  dijadwalkan  disahkan  akhir  tahun         excess power dan mempercepat pembelian trafo. 
2010.  Kementerian  PU  mengusul‐kan  adanya  pemberian 
insentif  bagi  camat  atau  lurah  sebagai  pejabat  pembuat 
akta  tanah  sebagai  ujung  tombak  dalam  pembebasan 
lahan  pada  RUU  tersebut.  Keterlibatan  Pemda  juga  akan 
diatur  agar  anggota  Panitia  Pengadaan  Tanah  diisi  oleh 
pejabat  yang  dapat  bekerja  secara  penuh,  tak  harus 
pejabat  setingkat  sekretaris  daerah.  Revisi  lain  berupa 
dipangkasnya  jangka  waktu  musyawarah  dari  120  hari 
menjadi 60 hari. Konsinyasi diusulkan diterapkan setelah 
51  persen  lahan  terbebaskan,  sebelumnya  setelah  75 
persen lahan bebas. 

                                                                                                                    Halaman 8
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian                      Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan



Pelaku  usaha  yang  tergabung  dalam  Himpunan                   Investor dari Hongkong, Prosperity Minerals Holding 
Wiraswasta  Nasional  Minyak  dan  Gas  Bumi  menolak             Limited,  mengalokasikan  dana  hingga  Rp  10  triliun 
keputusan  Badan  Pelaksana  Kegiatan  Hilir  Migas               untuk pembangunan pabrik semen di Indonesia.  
yang menunjuk PT AKR Corporindo dan PT Petronas 
                                                                  Dalam  5  tahun,  perusahaan  memproyeksikan  dapat 
Niaga  Indonesia  untuk  menyalurkan  bahan  bakar 
                                                                  mempekerjakan  hingga  5.000  pekerja.  Chief  Executive 
minyak bersubsidi.  
                                                                  Officer  Prosperity  Minerals  Holding  Limited  David  BK 
Hiswana berpendapat bahwa BBM bersubsidi seharusnya               Wong  menyatakan  ini  saat  mendatangi  Kantor  Badan 
disalurkan  oleh  perusahaan  negara.  Selama  ini  Hiswana       Koordinasi  Penanaman  Modal  (BKPM)  di  Jakarta.  Wong 
Migas  menyalurkan  BBM  bersubsidi  kepada  masyarakat           mengatakan,  pihaknya  tertarik  berinvestasi  di  Indonesia 
dengan  4.509  unit  stasiun  pengisian  bahan  bakar  untuk      karena  pasar  yang  besar  dan  stabilitas  politik  mulai 
umum,  588  unit  agen  penyalur  minyak  solar,  dan  solar      terjaga.  Untuk  perluasan  pabrik  semen,  investasi  awal 
packed  dealer  untuk  nelayan.  Namun  anggota  DPR              yang akan ditanamkan oleh Prosperity  diperkirakan 500 
berpendapat    keputusan  BPH  Migas  justru  akan                juta  dollar  AS  hingga  1  miliar  dollar  AS.  Tahun  2010, 
menciptakan  persaingan  bisnis  yang  sehat  antar  badan        secara  global,  Grup  Prosperity  menargetkan  produksi  31 
usaha yang menyalurkan BBM bersubsidi. Mulai 1 Januari            juta  ton  semen,  sedangkan  tahun  2008  realisasi 
2010,  BPH  Migas  menugaskan  PT  Petronas  Niaga                produksinya  22  juta  ton  semen.  Peluang  pembangunan 
Indonesia  dan  PT  AKR  Corporindo  untuk  menjadi               pabrik semen versi BKPM ada di Kalimantan, Maluku, dan 
pendamping  PT  Pertamina  dalam  menyalurkan  BBM                Papua. Pembangunan pabrik semen di Kaltim akan sangat 
bersubsidi  tahun  2010.  Menurut  BPH  Migas  kuota  BBM         tepat  karena  investor  Timur  Tengah,  Ras  Al‐Khaimah, 
bersubsidi  bagi  perusahaan  pendamping  Pertamina               beberapa  tahun  mendatang  menginvestasikan  dana 
sangat  kecil  daripada  total  volume  BBM  bersubsidi           sebesar 5,2 miliar dollar AS atau Rp 49,4 triliun. Di Kaltim, 
sehingga  tidak  mempengaruhi  volume  penjualan  dari  para      Ras  Al‐Khaimah  akan  membangun  rel  kereta  api 
anggota Hiswana Migas.                                            sepanjang 139 kilometer. 

Dalam hal menjaga penyediaan pasokan batu bara di 
                                                                  KOLOM BERITA BUMN 
dalam  negeri  Pemerintah  menilai  cara  pengenaan 
pajak  yang  tinggi  bagi  ekspor  batu  bara  bukan 
pilihan.  
                                                                  Badan  usaha  milik  negara  pertambangan,  industri 
                                                                  strategis,  energi,  dan  telekomunikasi  mengusulkan 
Pemerintah  lebih  memilih  mengoptimalkan  kewajiban             renegosiasi  untuk  memundurkan  jadwal  penurunan 
kontraktor  memasok  dalam  negeri  untuk  memenuhi               bea  masuk  untuk  535  pos  tarif.  Hal  ini  terkait 
kebutuhan  dalam  negeri.    Batu  bara  yang  wajib              pemberlakuan  Perjanjian  Perdagangan  Bebas  ASEAN‐
dipasarkan  di  dalam  negeri  (domestic  market                  China.  Pemberlakuan  Perjanjian  Perdagangan  Bebas 
obligation/DMO)  sebesar  30  persen  dari  total  produksi       ASEAN‐CHINA (CAFTA) mengancam kelangsungan BUMN, 
nasional.  Menko  Perekonomian,  Hatta  Radjasa,                  khususnya industri strategis. Pada industri baja, misalnya, 
berpendapat jika semua kontraktor mematuhi ketentuan              selain  struktur  industri  hulu  dan  hilir  lemah,  terjadi 
DMO,  tak  perlu  ada  kekhawatiran  bahwa  pasokan  batu         ketergantungan  pada  impor  bahan  baku,  ketersediaan 
bara  untuk  dalam  negeri  kurang.  Namun,  lanjut  Hatta,       energi terbatas, suku bunga bank tinggi, dan infrastruktur 
seandainya  DMO  tidak  dilaksanakan  maksimal,                   terbatas. Akibatnya, produk baja impor dengan harga lebih 
pemerintah  bisa  menggunakan  jatah  dari  bagi  hasil  batu     murah  akan  membanjiri  pasar  domestik.  Untuk  industri 
bara  sebesar  13  persen  dari  total  produksi.  Tahun  2009    perkapalan,  CAFTA  berdampak  pada  peningkatan  impor 
pemerintah  menargetkan  produksi  batu  bara  nasional           kapal baru dan bekas. Harga  kapal produksi dalam negeri 
sebesar  250  juta  ton.  Dengan  demikian,  apabila  DMO         lebih mahal daripada impor kapal baru dan bekas. Karena 
sebesar 30 persen, sekitar 75 juta ton batu bara per tahun        itu,  BUMN  industri  strategis  meminta  renegosiasi  untuk 
yang  wajib  dipasarkan  di  dalam  negeri,  selebihnya  bisa     memundurkan  jadwal  penurunan  bea  masuk  mulai  tahun 
diekspor.  Sementara  bagian  pemerintah pusat  13  persen        2018 untuk 535 pos tarif, sebagaimana dilakukan Malaysia 
dari  produksi,  yakni  32,5  juta  ton  per  tahun.  Bagian      dan  Thailand.  Kebijakan  hambatan  nontarif  perlu  untuk 
pemerintah ini yang, menurut Hatta, bisa untuk tambahan           melindungi  industri  dalam  negeri.  PT  Krakatau  Steel 
pasokan dalam negeri.                                             mengusulkan akselerasi program SNI sektor baja hulu dan 
                                                                  hilir,  aliansi  strategis  dengan  perusahaan  baja  dalam  dan 
                                                                  luar  negeri,  serta  kebijakan  antidumping  dan  antisubsidi 
                                                                  secara  agresif.  Usulan  lain,  implementasi  Instruksi 
                                                                  Presiden  Nomor  2  Tahun  2009  tentang  Peningkatan 
                                                                  Pemanfaatan Pemakaian Produk Dalam Negeri. 


                                                                                                                    Halaman 9
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian                      Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan



Peran  Badan  Usaha  Milik  Negara  (BUMN)  terhadap                 Melalui pembahasan yang intensif dalam Tim Pelaksana 
perekonomian  nasional  semakin  meningkat.  Hal  ini                Komite  Kebijakan  KUR,  ketiga  aksi  tersebut  dapat 
tercermin  dari  belanja  modal  (capital  expenditure/capex)        diselesaikan  sebelum  program  100  Hari  usai.  Dalam 
dan  belanja  operasional  (operational  expenditure/opex)           rangka  relaksasi  pengaturan  KUR  telah  ditanda‐tangani 
tahun 2010 yang mencapai Rp969 triliun, mendekati total              Addendum  II  MoU  KUR  pada  tanggal  12  Januari  2010 
APBN  2010  sebesar  Rp1.009  triliun.  Total  capex  BUMN           oleh  6  Menteri,  6  Bank  Pelaksana  serta  2  Lembaga 
tahun  2010  mencapai  Rp184  triliun,  sedangkan  total             Penjamin,  sebagai  wujud  relaksasi  pengaturan  KUR. 
opexnya  sebesar  sebesar  Rp785  triliun.  Sebagai                  Selanjutnya,  dalam  rangka  implementasi  kesepakatan 
perbandingan    belanja  modal  pemerintah  pusat  sebesar           baru  tersebut,  maka  pada  tanggal  25  Januari  2010 
Rp83,2  triliun  dan  belanja  operasional  pemerintah  pusat        diterbitkan  SOP  Pelaksanaan  KUR.  Untuk  aksi 
sebesar  Rp103  triliun.  Angka  capex  tersebut                     penambahan        bank       pelaksana,    maka     Menko 
menggambarkan  bahwa  investasi  BUMN  lebih  tinggi                 Perekonomian,  selaku  Ketua  Komite  KUR,  pada  tanggal 
dibanding  investasi  pemerintah,  sehingga  peran  BUMN             26 Januari 2010 menyetujui penambahan 13 (tiga belas) 
sebagai penggerak perekonomian semakin besar. Dari data              Bank  Pembangunan  Daerah  (BPD)  sebagai  bank 
di Kementerian BUMN, dari Rp184 triliun belanja modal 18             pelaksana KUR yaitu: Bank DKI, Bank Nagari, Bank Jabar 
sektor  BUMN,  kontribusi  terbesar  adalah  sektor  energi          Banten,  Bank  Jateng,  BPD  DIY,  Bank  Jatim,  Bank  NTB, 
yang  mencapai  Rp115  triliun,  disusul  sektor                     Bank Kalbar, BPD Kalsel, Bank Kalteng, Bank Sulut, Bank 
telekomunikasi  Rp20,70  triliun.  Selanjutnya  sektor               Maluku  dan  Bank  Papua.  Untuk  aksi  menyangkut 
prasarana angkutan dengan belanja modal Rp11,50 triliun,             penyediaan  dana  penjaminan  maka  telah  diterbitkan   
pertambangan  Rp9,75  triliun,  perkebunan  Rp9,06  triliun.         Peraturan  Menteri  Keuangan  Nomor;  22/PMK.05/2010  
Sektor  penunjang  pertanian  Rp4,71  triliun,  sarana               tanggal  28  Januari  2010  tentang  Perubahan  Kedua  Atas 
angkutan dan pariwisata Rp4,42 triliun, sedangkan belanja            Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135/PMK.05/2008 
modal  sektor  perbankan  Rp2,5  triliun.  Sementara  belanja        tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat.  
modal  terkecil  atau  kurang  dari  Rp1  triliun  adalah  sektor 
                                                                     Dengan  infrastruktur  kelembagaan  baru  KUR  tersebut 
perikanan,  kehutanan,  pembiayaan,  kawasan  industri  dan 
                                                                     diharapkan  lebih  meningkatkan  akses  pembiayaan 
asuransi (DW). 
                                                                     UMKMK  yang  melakukan  kegiatan  produktif  dan  layak 
                                                                     namun belum bankable kepada Bank Pelaksana.   
PERKEMBANGAN KREDIT USAHA RAKYAT                                     Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil  Koordinasi, 
                                                                     Monitoring  dan  Evaluasi  Kebijakan  Perbankan, 
                                                                     khususnya  realisasi  KUR  sampai  dengan  Januari  2010 
Realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) 31 Januari 2010.                 sebagaimana  tabel  realisasi  KUR  31  Januari  2010.  Dari 
                                                                     tabel  tersebut,  dapat  dilihat  bahwa,  KUR  yang  telah 
                                                                     disalurkan  oleh  6  bank  pelaksana  yaitu  BRI,  BNI,  BTN, 
Rakor  Komite  Kebijakan  Penjaminan  Kredit/Pembiayaan              Bank  Mandiri,  Bank  Syariah  Mandiri  dan  Bank  Bukopin 
bagi UMKMK pada akhir tahun 2009 menghasilkan usulan                 mencapai  Rp  17,543  triliun  kepada  2.444.127  debitur 
perlunya  dilakukan  Amandemen  II  atas  Nota                       yang  tersebar  di  33  propinsi  di  seluruh  Indonesia 
Kesepahaman  Bersama  (MoU)  tentang  Pelaksanaan                    dengan rata‐rata kredit sebesar Rp 7,18 juta per debitur 
Program  Kredit  Usaha  Rakyat  (KUR)  dan  perubahan                dengan Non Performing Loan (NPL) rata‐rata 5,85%. BRI 
Peraturan  Menteri  Keuangan  Nomor  135  tahun  2008                sebagai  bank  yang  paling  banyak  menyalurkan  KUR 
tentang  Fasilitas  Penjaminan  Kredit  Usaha  Rakyat    serta       yaitu  mencapai    Rp  13,10  trilliun  disusul  Bank  BNI 
Standar  Operasional  dan  Prosedur  (SOP)  Pelaksanaan              sebesar  Rp  1,54  trilliun,  dan  Bank  Mandiri  sebesar  Rp 
KUR.  Perubahan  regulasi  KUR  tersebut  menjadi  prioritas         1,50 trilliun. 
Program  100  hari  Kabinet  Indonesia  Bersatu  Jilid  II.  Di 
samping  itu,  pemerintah  mencanangkan  program 
revitalisasi  KUR  mulai  tahun  2010.  Terdapat  3  (tiga)  aksi 
yang  akan  dikerjakan  yaitu:  (1)  Penyaluran  KUR 
direncanakan  mencapai  Rp  20  Trilliun  per  tahun  selama 
                                                                     ►►► Tabel  Realisasi dan NPL Penyaluran KUR
periode  2010‐2014  dan  untuk  mendukung  hal  tersebut 
                                                                      
Pemerintah  akan  menyiapkan  dana  penjaminan  melalui 
APBN.  (2)  Penambahan  Bank  Pelaksana  KUR  keikut 
sertaan  Bank  Pembangunan  Daerah  (BPD)  dan  kelompok 
bank lainnya. (3) Relaksasi Pengaturan KUR.  
 




                                                                                                                    Halaman 10
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian                                Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan


 
    REALISASI DAN NPL PENYALURAN KUR  Per 31 Januari 2010                          REALISASI PENYALURAN KUR  Menurut Sektor Ekonomi 
                                                                                   Per 31 Januari 2010 
                            REALISASI PENYALURAN KUR
                                                                                                                                     TOTAL
 
        BANK                                              Rata-rata     NPL (%)     No        Sektor Ekonomi         Plafon         Outstanding        Debitur
                 Plafon        Outstanding
                                                           kredit
                                               Debitur                                                             (Rp. Juta)        (Rp. Juta)
                (Rp Juta)       (Rp Juta)
                                                          (Rp Juta)
                                                                                       1   Pertanian                2,671,741.0      1,612,598.0       244,370.0
 
    BNI           1,540,799          845,375     11,632       132.46        4.53       2   Pertambangan                 6,774.0          4,296.0           186.0

                                                                                       3   Industri Pengolahan       396,173.0         210,927.0        34,852.0
    BRI KUR       3,421,175        2,411,584     28,842       118.62        6.06
                                                                                       4   Listrik, Gas & Air           2,641.0          2,055.0            51.0
    BRI KUR                                                                            5   Konstruksi                337,354.0         183,119.0          2,342.0
    MIKRO         9,686,003        2,784,170 2,356,804           4.11       6.35           Perdagangan,
                                                                                       6   Restoran & Hotel        12,320,922.0      4,980,233.0      1,997,432.0
 
    Mandiri       1,508,312          987,240     36,803         40.98       2.07       7   Perumahan                            -                 -              -
                                                                                           Pengangkutan,
                                                                                           Pergudangan &
    BTN             330,060          225,143      2,567       128.58        3.20
                                                                                       8   Komunikasi                  96,572.0         52,072.0          3,614.0
    Bukopin         669,348          384,242      3,141       213.10        8.85       9   Jasa-jasa dunia usaha     541,766.0         267,197.0        39,712.0
                                                                                           Jasa-jasa
                                                                                    10     Sosial/Masyarakat         261,116.0         104,954.0        40,758.0
    BSM             387,099          299,134      4,338         89.23      13.81
                                                                                    11     Lain-lain                 907,736.0         519,436.0        80,810.0
        Total    17,542,796        7,936,888 2,444,127           7.18       5.85
                                                                                           Total                   17,542,796.0      7,936,887.0      2,444,127.0
                                                                                    
  Sektor‐sektor  ekonomi  yang  dibiayai  mencakup  berbagai 
    sektor  ekonomi  yaitu  Pertanian,  Pertambangan,  Industri 
  Pengolahan,  Listrik,  Gas  &  Air,  Konstruksi,  Perdagangan, 
                                                                                   PERKEMBANGAN PASAR MODAL 
    Restoran  &  Hotel,  Perumahan,  Pengangkutan, 
    Pergudangan  &  Komunikasi,  Jasa‐jasa  Dunia  Usaha,  dan 
    Jasa‐jasa Sosial/ Masyarakat dan lain‐lain. Sektor ekonomi                     Kapitalisasi pasar saham mengalami peningkatan sebesar 
    yang  paling  banyak  dibiayai  yaitu  sektor  perdagangan                     4.13%  pada  Januari  2009  jika  dibandingkan  dengan 
    sebesar  Rp  12,321  trilliun  dengan  1.997.432  debitur,                     bulan Desember 2009. Sedangkan kegiatan pasar obligasi 
    sektor pertanian sebesar Rp 2,671 trilliun dengan 244.370                      pada Januari 2009 cenderung stagnan jika dibandingkan 
    debitur, kemudian disusul sektor industri Pengelolaan dan                      dengan  bulan  Desember  2009.  Transaksi  investor  asing 
    sektor  jasa‐jasa  Dunia  Usaha  masing‐masing  sebesar  Rp                    secara net turun 88.8% dibandingkan dengan Desember 
    396.173  milliar  dan  Rp.  541.766  milliar  dengan  jumlah                   2009.  Transaksi  jual  lebih  tinggi  dibandingkan  transaksi 
    debitur  yang  terlayani  masing‐masing  sebesar  34.852                                           
                                                                                   beli  karena  tekanan  jual  masih  ada  di  area  resisten 
    debitur dan 39.712 debitur.                                                    sehingga  lebih  mudah  bagi  asing  untuk  melakukan 
  Sektor konstruksi yang dibiayai sebesar Rp 337.354 milliar                       transaksi  jual.  Penurunan  transaksi  juga  dipengaruhi 
  dengan  2.342  debitur.  Untuk  sektor  jasa‐jasa                                oleh  situasi  dalam  negeri,  dimana  Kasus  Century  turut 
  sosial/masyarakat  yang    dibiayai  adalah  sebesar  Rp                         membawa  ketidakpastian  investasi.  Namun,  volume 
  261.116  milliar  dengan  40.758  debitur,  sedangkan  sektor                    transaksi  saham  di  BEI  menunjukkan  kinerja  yang  baik. 
  pengangkutan,pergudangan  dan  komonikasi  sebesar  Rp                           IHSG  menguat  sebesar  3.02%  dan  ditutup  pada  level 
  96,572 milliar dengan 3.614 debitur.                                             2.610,8.
  Sedangkan  jumlah  penjaminan  KUR  yang  dilakukan  oleh                         
  PT Askrindo dan Perum Jamkrindo dimana sampai dengan                             ►►► Tabel  Perkembangan Pasar Modal 
  akhir  Januari  tahun  2010  KUR  yang  dijamin  telah 
  mencapai  Rp  17.225,60  triliun  dengan  jumlah  klaim                           
  sebesar  Rp  536.246  miliar  dan  jumlah  klaim  yang  telah                     
  dibayarkan sebesar Rp 301.887,3 miliar. 
  

 

 
                                                                                                                                              Halaman 11
 
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian                                   Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
 

PERKEMBANGAN PASAR MODAL  Per 31 Januari 2010 
                                                                                    Pembayaran  gaji  dilakukan  oleh  perusahaan  yang 
                             Jan-10    Des-09     %∆        Jan-09     %∆
                                                                                    berkedudukan  di  Indonesia  dan  umumnya  dengan  cara 
                                                                                    ditransfer  ke  rekening  bank  di  Indonesia.  Pemanfaatan 
    Saham                      (1)       (2)     (1)/(2)     (3)      (1)/(3)       gaji  oleh  responden  umumnya  untuk  konsumsi  (49%), 
    Kapitalisasi Pasar
    (Rp triliun)             2102.71   2019.38       4.13   1071.52    96.24        sisanya  untuk  tabungan  (31%)  dan  remitansi  (20%). 
    Saham                                                                           Sekitar  58%  responden  melakukan  remitansi  ke  negara 
    diperdagangkan                                                                  asal  dengan  rata‐rata  pengiriman  dibawah  Rp.  10  juta 
    (triliun unit)              1.47      1.46       0.68      1.38     6.52        per  bulan.  TKA  pada  level  jabatan  professional    dan 
    Jumlah Emiten
    (korporasi)                  398      398        0.00      397      0.25
                                                                                    direktur,    TKA  asal  Amerika  dan  Asia  ASEAN    dan  TKA 
                                                                                    pada  sektor  pertambangan  dan  penggalian  dan  sektor 
    Obligasi                                                                        konstruksi  cenderung  mengirimkan  uangnya  jauh  lebih 
    Pemerintah (Rp
    triliun)                  581.75    581.75       0.00    534.89     8.76        banyak  dibanding  lainnya.  Pengiriman  uang  ke  Negara 
                                                                                    asal  lebih  banyak  dilakukan  secara  rutin  (53,33%)  dan 
    Korporasi (Rp triliun)     88.45     88.45       0.00     75.17    17.67
                                                                                    umumnya  sebulan  sekali  (12  kali  setahun).    TKA  asal 
    Perdagangan                                                                     kawasan  Oceania  dan  Asia‐ASEAN,  TKA  pada  jabatan 
    Saham (Rp triliun)         79.01      55.1      43.39     31.39   151.70        Direktur  dan  TKA  yang  bekerja  di  sektor  pertanian 
    Obligasi Pemerintah                                                             cenderung  mengirimkan  uang  (frekuensi  remitansi) 
    (Rp triliun)               92.58     94.66      -2.20     45.38   104.01        secara rutin.  
    Obligasi Korporasi                                                               
    (Rp triliun)                6.51      6.33       2.84      2.79   133.33
                                                                                    Pengiriman  remitansi  lebih  banyak  dilakukan  melalui 
    Transaksi Asing                                                                 perbankan daripada jalur formal lainnya seperti Western 
    Beli (Rp triliun)          21.67     16.67      29.99      8.99   141.05        Union,  Money  Gram  dan  titip  teman.  Padahal  biaya 
    Jual (Rp triliun)          21.24     12.83      65.55     10.15   109.26
                                                                                    melalui non bank relatif lebih murah daripada perbankan 
    Net Pembelian (Rp                                                               serta jangka waktu pengiriman uang melalui jalur formal 
    triliun)                    0.43      3.84     -88.80     -1.16   137.07        non  bank  juga  lebih  cepat  dibandingkan  dengan 
                                                                                    perbankan.  Hal  ini  dikarenakan  pengiriman  remitansi 
    REMITANSI TENAGA KERJA                                                          melalui  perbankan  relatif  lebih  mudah  yaitu  dengan 
                                                                                    menggunakan  rekening  pribadi  TKA  bersangkutan 
                                                                                    (sekitar 92.9%) dan rekening pribadi keluarganya. Selain 
    Remitansi Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia 
                                                                                    pengiriman uang, TKA juga melakukan remitansi barang, 
    Untuk  memperoleh  data/informasi  terkini  mengenai  pola                      namun jumlahnya relatif kecil. Biaya pengiriman uang ke 
  remitansi  TKA  di  Indonesia,  Bank  Indonesia  melakukan                        luar  negeri  (remitansi)  rata‐rata  berkisar  Rp.  100.000‐
  survey  TKA  2009  dengan  menggunakan  sampel  sebanyak                          Rp. 250.000.  
  365 orang. Dari hasil survey TKA 2009 tersebut, diperoleh                          
  mayoritas  responden  berlokasi  di  Pulau  Jawa  terutama                        Aliran remitansi merupakan salah satu komponen dalam 
  provinsi  DKI  Jakarta  dengan  berpendidikan  Sarjana                            perhitungan  neraca  pembayaran  Indonesia  terutama 
  (setingkat  S1).    Dalam  survey  TKA  2009  ini  dihasilkan                     dalam transfer berjalan. Perkembangan transfer berjalan 
                                                                                    net  Indonesia  positif  dan  meningkat  dalam  3  tahun 
  jabatan TKA sebagian besar sebagai manajer dan sebagian 
  besar  bekerja  di  sektor  industri  pengolahan.  Mayoritas                      terakhir.  Aliran  remitansi  outflow  dari  TKA  cenderung 
  responden  memperoleh  gaji  berkisar  Rp.  25  ‐  Rp.  50                        meningkat  begitu  juga  dengan  aliran  remitansi  inflow 
  juta/bulan.                                                                       dari TKI.




                                                                                                                                       

                                                                                                                                  Halaman 12
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian                    Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
 

 
    Berdasarkan  data  Depnakertrans  dan  Bank  Indonesia,          Selain  itu,  pengiriman  dalam  bentuk  uang  lebih  banyak 
    jumlah  TKA  yang  bekerja  di  Indonesia  per  Sep  2009        dibandingkan  pengiriman  dalam  bentuk  barang,  yaitu 
 
    diperkirakan mencapai 45 ribu orang yang sebagian besar          sebesar 90%. Remitansi ini kemudian dapat dimanfaatkan 
    berasal  dari  kawasan  Asia  Non  Asean  terutama  China.       untuk  tabungan  dan  investasi.  Namun,  hasil  survei 
    Jabatan  TKA  yang  dominan  bergeser  dari  konsultan  ke       menunjukkan  bahwa  59%  responden  tidak  dapat 
    professional.  Sebagian  besar  TKA  bekerja  di  sektor         menabung  dikarenakan  tidak  cukupnya  dana  untuk 
    perdagangan,  hotel  dan  restoran  dimana  sector  tersebut     memenuhi  kebutuhan  sehari‐hari.  Jumlah  yang 
    berkontribusi  paling  besar  terhadap  pertumbuhan              ditabungkan  sebagian  besar  dalam  Ringgit  (87%) 
    ekonomi.    Aliran  remitansi  outflow  dari  TKA  cenderung     dibandingkan  Rupiah  (13%).  Untuk  investasi,  hanya  3% 
    meningkat  dalam  5  tahun  terakhir.  Walaupun  demikian,       TKI  yang  menyatakan  melakukan  investasi  di  Indonesia. 
    secara  neto  masih  terjadi  aliran  masuk  remitansi  ke       Hal  ini  disebabkan  oleh:  i)  tidak  tersedianya  dana  untuk 
    Indonesia.                                                       investasi,  ii)  tidak  adanya  keinginan  untuk  investasi,  dan 
                                                                     iii)  kurangnya  pengetahuan  mengenai  cara  berinvestasi. 
                                                                     Dari  hasil  survei  ini,  diketahui  pula  bahwa  para  TKI 
    Remitansi Tenaga Kerja Indonesia 
                                                                     membutuhkan  pemahaman  yang  lebih  mengenai 
                                                                     bagaimana  mengelola  masalah  keuangan  melalui  sistem 
    Dari  hasil  survei  International  Organization  for 
  Migration  (IOM)  terhadap  303  responden  TKI  di                perbankan  atau  jasa  keuangan  seperti;  remitansi, 
                                                                     tabungan, dan investasi.
    Malaysia,  dengan  karakteristik  sebagian  besar  bekerja 
  sebagai  buruh  (55%),  teknisi  (10%),  pembantu  rumah 
    tangga  (9%),  dan  sisanya  sebagai  profesional  dan           Dari  Laporan  Remitansi  yang  dikeluarkan  Bank 
    penyedia  jasa.  Secara  rata‐rata,  pendapatan  yang            Indonesia,  besarnya  transaksi  remitansi  cenderung 
    diperoleh  adalah  berkisar  Rp.  11–Rp.  84  juta/tahun.        mengalami peningkatan. Besarnya remitansi tenaga kerja 
    Dengan  rata‐rata  remitansi  sebesar  39,8%  dari  total        pada  transfer  berjalan  hingga  kuartal  ketiga  2009 
 
    pendapatan yang dihasilkan para TKI, besarnya remitansi          menunjukkan angka yang positif yaitu sebesar 1,164 juta 
    yang  dikirimkan  ke  Indonesia  adalah  berkisar  Rp.1‐Rp.4     USD,  meskipun  lebih  rendah  jika  dibandingkan  dengan 
                                                                     kuartal  kedua  2009  dan  periode  yang  sama  tahun 
    juta/tahun.  Remitansi  terbesar  dihasilkan  oleh  TKI  yang 
    bekerja sebagai profesional dan teknisi. Sementara jumlah        sebelumnya.  Masing‐masing  sebesar  1,220  juta  USD  dan 
                                                                     1,294 juta USD. 
    remitansi  terkecil  diperoleh  para  TKI  yang  bekerja 
    sebagai pembantu rumah tangga.                                   Sejalan  dengan  survei  yang  dilakukan  IOM,  BI 
                                                                     menemukan  bahwa  frekuensi  pengiriman  remitansi 
    Faktor dominan yang mempengaruhi penentuan besarnya 
                                                                     dilakukan  lebih  dari  satu  bulan,  yaitu  3‐4  kali  dalam 
    remitansi  adalah  hasil  kerja  usaha  TKI  tersebut, 
                                                                     setahun.  Faktor  biaya  remitansi  menjadi  penyebabnya. 
    pendapatan  yang  diperoleh,  kebutuhan  hidup,  nilai  tukar    Sebagian besar remitansi, sekitar 61% dikirimkan melalui 
    mata  uang  sebelumnya,  dan  biaya‐biaya  tambahan  yang        jalur perbankan (BNI, BRI, BCA, dan Mandiri), 29% diluar 
    harus  dikeluarkan  untuk  menggunakan  jasa  remitansi.         jalur  perbankan  (KUPU  dan  money  changer),  dan  10% 
    Sekitar  72%  TKI  yang  bekerja  sebagai  profesional           sisanya melalui teman dan kerabat. Sedangkan bagi pihak 
    mengirimkan  remitansi  setiap  bulan.  Sedangkan  tenaga        penerima  remitansi,  78%  menggunakan  jalur  perbankan 
    buruh,  yang  merupakan  responden  TKI  terbanyak,              (BNI,  BRI,  BCA,  dan  Mandiri),  13%  menggunakan  KUPU, 
                                                                     money  changer,  dan  jasa  kantor  pos,  dan  9%  sisanya 
    mengirimkan  remitansi  dalam  frekuensi  yang  lebih 
                                                                     melalui teman dan kerabat. 
    sedikit. Sekitar 71% tenaga buruh ini mengirim remitansi          
    dengan frekuensi lebih dari satu bulan, untuk menghemat           
    biaya pengiriman remitansi. Dari hasil survei ini, terdapat                              Jalur Remitansi
    sejumlah jalur remitansi yang dapat digunakan. Jalur yang 
                                                                                               Pengirim           Penerima
    paling sering digunakan, secara berurutan, adalah melalui 
                                                                                               Remitansi          Remitansi
    pasar  valuta  asing,  Western  Union,  perbankan, 
    menitipkan pada relasi atau dibawa sendiri ke Indonesia.                Bank                  61%               78%
    Keputusan untuk menggunakan jalur remitansi yang tepat                  Non Bank              29%               13%
    didasarkan pada metode yang paling murah, cepat, aman,                  Teman/Relasi          10%                9%
    mudah, dan memberikan nilai tukar yang paling menarik.                                                                            
    Nilai  tukar  menjadi  penting  karena  remitansi  yang           
    dikirimkan  oleh  TKI  di  Malaysia,  sebesar  65%  adalah        
    dalam mata uang Ringgit dibandingkan Rupiah.
                                                                      

 
                                                                                                                      Halaman 13
 
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian                              Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
 

 
    Remitansi  yang  diperoleh  keluarga  TKI,  29%  digunakan                 Peningkatan  kredit  konsumsi  didorong  oleh  permintaan 
    untuk  memenuhi  kebutuhan  hidup  sehari‐hari,  17%                       kredit  multiguna  dan  kredit  perumahan/KPR.  Secara 
    untuk  keperluan  sekolah,  14%  untuk  tempat  tinggal,  7%               sektoral,  permintaan  terbesar  akan  kredit  baru  terjadi 
    untuk tabungan/investasi, dan 5% untuk sertifikat tanah.                   pada  sektor  jasa  dunia  usaha  (terutama  pada  kelompok 
                
    Hanya 13% TKI yang dapat menabung. 45% TKI tersebut                        bank besar), sektor konsumsi (pada bank menengah), dan 
    memiliki tabungan 1‐10 juta Rupiah, 40% memiliki 10‐50                     sektor  industri  pengolahan  (pada  bank  kecil). 
    juta  rupiah,  10%  memiliki  lebih  dari  50  juta  rupiah,  dan          Peningkatan  permintaan  kedit  baru  skala  menengah 
    hanya 5% memiliki kurang dari 1 juta rupiah.                               menjadi pendorong peningkatan total kredit baru. 
    Permasalahan  yang  dihadapi  TKI  berkaitan  dengan                       Meski  mengalami  peningkatan,  rata‐rata  jumlah  aplikasi 
    remitansi  sekarang  ini  diantaranya  masalah  biaya,  jarak,             yang tidak disetujui oleh bank pada triwulan IV‐2009 juga 
                                                                               mengalami  peningkatan  dibandingkan  dengan  triwulan 
    dan waktu pengiriman remitansi.  Mereka mengharapkan 
                                                                               sebelumnya dari 17,0% menjadi 19,8%. 
    adanya  perbaikan  dan  kemudahan  prosedur  remitansi, 
                                                                               Sekitar  65,2%  responden  menyatakan  bahwa  realisasi 
    peningkatan  akses  melalui  penambahan  jumlah  cabang,                   kredit  baru  pada  triwulan  IV‐2009  mengalami  deviasi 
    dan pengurangan biaya‐biaya remitansi.                                     lebih  dari  5%  dibawah  target  yang  ditetapkan.  Deviasi 
                                                                               pada  kredit  modal  kerja  pada  tahun  2009  cenderung 
                                                                               meningkat,  sebaliknya  kredit  konsumsi  cenderung 
                                                                               mengalami  penurunan.  Secara  sektoral,  sepanjang  tahun 
                                                                               2009,  deviasi  terbesar  terjadi  pada  sektor  perdagangan. 
                                                                               Perbankan  berpendapat  bahwa  kondisi  ekonomi  yang 
                                                                               belum  stabil  dan  turunnya  permintaan  nasabah  akan 
                                                                               pembiayaan  perbankan  menjadi  alasan  utama  deviasi 
                                                                               tersebut. 

                                                                             Perkiraan Triwulan I – 2010 dan Tahun 2010 
                                                                             Dari  hasil  survei  perbankan  triwulan  IV‐2009  oleh  Bank 
                                                                             Indonesia, mayoritas responden memproyeksikan modus 
                                                                             pertumbuhan  kredit  baru  triwulanan  pada  triwulan  1‐
                                                                             2010  berkisar  antara  0.01%  ‐  5,00%  (q‐t‐q)  dengan 
                                                                             pangsa  outstanding  kredit  sebesar  33.07  %.  Sedangkan 
                                                                             proyeksi  modus  pertumbuhan  kredit  baru  pada  tahun 
                                                                             2010  akan  berkisar  antara  10,01%‐15,00%,  lebih  tinggi 
                                                                             dibandingkan  target  triwulan  I‐2010.  Alasan  internal 
                                                                             utama  yang  mendukung  ekspektasi  peningkatan 
                                                                             pemberian  kredit  baru  adalah  masih  cukup  tingginya  
                                                                             rasio  kecukupan  modal  bank  dan  semakin  terkendalinya 
                                                                             resiko kredit. Sementara itu, alasan eksternal utama yang 
                                                                             mendukung  ekspektasi  penyaluran  kredit  baru  adalah 
                                                                             meningkatnya  kemampuan  nasabah  dalam  membayar 
  SURVEI PERBANKAN                                                           pinjaman  diikuti  dengan  kemudahan  akses  untuk 
                                                                             memperoleh  info  mengenai  kegiatan  usaha  yang  feasible 
  Survei Perbankan IV­2009                                                   dibiayai.  
                                                                              
     Survey Perbankan oleh Bank Indonesia pada triwulan IV‐
  2009                                                                                    Target Pertumbuhan Kredit Baru 
              mencatat  pendapat  para  bankir  bahwa                        No        Target            Triwulan I-2010           Tahun 2010
    pertumbuhan  (outstanding)  kredit  pada  triwulan  I‐2010                      Pertumbuhan     Jumlah         Pangsa     Jumlah      Pangsa
    sekitar  2,7%‐3,6%  (q‐t‐q).    Secara  tahunan,  pada  tahun                    Kredit baru*    bank       Outstanding    bank    Outstanding
    2010,  (outstanding)  kredit  diproyeksikan  tumbuh  18%                                                     Kredit (%)             Kredit (%)
                                                                             1         Negatif        7             16.98       2          0.44
    (y‐o‐y).  Survei  menggunakan  40  responden  (response                  2      0.01%-5.00%       16            33.07       1          0.33
    rate  93,0%)  yang  memiliki  pangsa  (outstanding)  kredit              3     5.01%-10.00%       4              5.81       5          6.43
    sebesar  80,2%  dari  total  kredit  bank  umum.  Survei                 4     10.01%-15.00%      2              0.77       9          28.06
    mendapatkan  permintaan  kredit  baru  pada  triwulan  IV‐               5     15.01%-20.00%      3              1.35       8          22.34
                                                                             6          >20%          4             19.09       12         20.10
    2009  meningkat.  Peningkatan  terbesar  terjadi  pada 
                                                                                       Jumlah         36            77.08       37         77.72
    kelompok  bank  kecil  dari  11,6%  menjadi  76,7%.  Hal  ini             
    didorong  oleh  kecenderungan  turunnya  tingkat  suku                   *dibandingkan target triwulan dan tahun lalu 
    bunga kredit dan mulai membaiknya kondisi ekonomi.
 
                                                                                                                                   Halaman 14
 
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian                           Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
 

 
  Jika  dilihat  menurut  penggunaan,  prioritas  utama  target                            Prioritas Penempatan Dana Bank 
  perbankan dalam pemberian kredit baru pada tahun 2010                                      Instrumen     Prioritas Tahun
  adalah kredit modal kerja, kemudian kredit investasi dan                                                 2009        2010
                                                                                           SBI               1           1
  kredit  konsumsi.  Sedangkan  jika  dilihat  menurut  kredit 
  konsumsi,  prioritas  pertama  perbankan  adalah  kredit                                 FASBI             2           -
  perumahan  (KPR),  kemudian  kendaraan  bermotor  dan                                    Antar Bank        3           2
  kredit multiguna. Sektor perdagangan, hotel dan restoran                                 Obligasi          -          3
  merupakan prioritas utama perbankan dalam permberian                                     pemerintah
  kredit  kemudian  sektor  jasa  dunia  usaha.  Sedangkan                 
  sektor  industri  pengolahan  masih  menjadi  sektor  yang              Terkait  dengan  tingkat suku  bunga  dana  dan  kredit, tren 
  dihindari oleh perbankan dalam menyalurkan kredit baru                  penurunan  suku  bunga dana    yang terjadi  di  tahun  2009 
  pada  tahun  2010.  Hal  ini  dikarenakan  kondisi  ekonomi             diperkirakan  masih  akan  berlanjut  pada  tahun  2010. 
  belum  sepenuhnya  pulih  sehingga  masih  cukup  riskan                Secara  rata‐rata  pada  tahun  2010,  suku  bunga 
  untuk menyalurkan kredit investasi jangka panjang.                      penghimpunan  dana  Rupiah  diperkirakan  sebesar  6.62% 
  Untuk golongan  kredit,  golongan  kredit besar  (diatas Rp.            dan suku bunga penghimpunan dana valas sebesar 1.83%. 
  5  M)  masih  menjadi  prioritas  utama  target  pemberian              Begitu  juga dengan  suku  bunga kredit  rupiah  mengalami 
  kredit  baru  di  tahun  2010  kemudian  kredit  menengah  >            penurunan  pada  tahun  2010,  dengan  rata‐rata  tingkat 
  Rp.  500  juta  –  Rp.  5  M.  Sedangkan  kredit  kecil  (>  Rp.  50    suku  bunga  kredit  dalam  rupiah  terendah  pada  kredit 
  juta‐Rp.  500  juta  kurang  diminati  pada  tahun  2010.  Jika         modal  kerja  (sekitar  13.65%)  dan  rata‐rata  tingkat  suku 
  dilihat  dari  orienntasi  penggunaan,  kredit  non  ekspor             bunga kredit dalam valas terendah pada kredit konsumsi 
  menjadi  prioritas  utama  target  pemberian  kredit                    (sekitar 6.92%). 
  kemudian kredit ekspor.                                                  
                                                                                     Perkiraan Suku Bunga Dana Tahun 2010
        Prioritas Target Pemberian Kredit Baru 2010                             Suku Bunga         Perkiraan tahun 2009      Perkiraan Tahun 2010
                                                                                   Dana           Rata-        Kisaran      Rata-        Kisaran
    Jenis Kredit     Prioritas I     Prioritas II     Prioritas III                               rata                      rata
                                                                              A. Dalam Rupiah
     Menurut        Kredit Modal       Kredit           Kredit                 1. Cost of funds   6.91%     5.35%-8.47%    6.62%     5.10%-8.13%
    Penggunaan         Kerja          Investasi        Konsumsi               2. Cost of          8.69%     6.40%-10.98%   8.45%     6.00%-10.89%
                                                                                 loanable funds
      Kredit        Perumahan        Kendaraan          Kredit                B. Dalam Valas
     Konsumsi         (KPR)          Bermotor          Multiguna              1. Cost of funds    2.29%     1.01%-3.56%    1.83%      0.77%-2.90%
                                                                              2. Cost of          3.19%     1.32%-5.06%    2.89%      0.85%-4.92%
      Sektor        Perdagangan,      Jasa Dunia       Industri                  loanable funds
     Ekonomi          Hotel dan         Usaha         Pengolahan 
                      Restoran 
     Golongan       Kredit Besar        Kredit        Kredit Kecil                        Perkiraan Suku Bunga Kredit Tahun 2010
      Kredit        (diatas Rp. 5     Menengah         (>Rp.50 s.d              Suku Bunga         Perkiraan tahun 2009     Perkiraan Tahun 2010
                         M)            (>Rp 500       Rp. 500 juta)                Dana           Rata-        Kisaran     Rata-        Kisaran
                                     juta s.d Rp 5                                                rata                     rata
                                                                           A. Dalam Rupiah
                                          M) 
                                                                           1. Kredit Modal      13.86      10.75%-16.97%   13.65%    10.93%-16.37%
     Orientasi       Kredit Non        Kredit                                 Kerja               %
    Penggunaan        Ekspor           Ekspor                              2. Kredit            14.26      11.24%-17.28%   14.06%    11.37%-16.76%
                                                                              Investasi           %
                                                                           3. Kredit            16.55      10.22%-22.89%   14.73%    9.82%-19.65%
                                                                              Konsumsi            %
    Responden  cukup  optimis  bahwa  sumber  pendanaan                    B. Dalam Valas
    yang  berasal  dari  pihak  ketiga  pada  tahun  2010  masih           1. Kredit Modal     7.61%       4.04%-11.18%    7.09%      4.44%-9.74%
    meningkat  dibandingkan  tahun  2009.  Pada  tahun  2010,                 Kerja
                                                                           2. kredit Investasi 8.14%       4.77%-11.51%    7.85%     5.04%-10.67%
    prioritas  penempatan  dana  bank  (selain  kredit)                    3. Kredit           7.96%       3.24%-12.69%     6.92%    2.99%-10.84%
    diperkirakan  masih  terfokus  pada  Sertifikat  Bank                  Konsumsi
    Indonesia (SBI), kemudian disusul oleh penempatan dana                Sumber: Bank Indonesia
    antar bank dan obligasi pemerintah. Hal ini agak berbeda               
    dengan  prioritas  penempatan  dana  oleh  perbankan  pada             
    tahun  2009  dimana  FASBI  merupakan  prioritas  ke  dua              
    setelah  SBI.  Kemudian  prioritas  ketiga  adalah                     
    penempatan dana antar bank.                                            
                                                                           


                                                                                                                                    Halaman 15

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Kebijakan Moneter Bulanan - Bank Indonesia
Kebijakan Moneter Bulanan - Bank IndonesiaKebijakan Moneter Bulanan - Bank Indonesia
Kebijakan Moneter Bulanan - Bank IndonesiaBambang Muliyadi
 
PENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGA
PENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGAPENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGA
PENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGAmandalina landy
 
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III mekon
 
Teori inflasi dalam perspektif ekonomi islam
Teori inflasi dalam perspektif ekonomi islamTeori inflasi dalam perspektif ekonomi islam
Teori inflasi dalam perspektif ekonomi islamReni Wulandari
 
Indonesia Global Markets Outlook 2009
Indonesia Global Markets Outlook 2009Indonesia Global Markets Outlook 2009
Indonesia Global Markets Outlook 2009styer
 
proyeksi makro ekonomi indonesia 2014
proyeksi makro ekonomi indonesia 2014proyeksi makro ekonomi indonesia 2014
proyeksi makro ekonomi indonesia 2014Suryati Sihite
 
(Sindonews.com) Opini ekonomi 12 Mei 2014-2 Juni 2014
(Sindonews.com) Opini ekonomi 12 Mei 2014-2 Juni 2014(Sindonews.com) Opini ekonomi 12 Mei 2014-2 Juni 2014
(Sindonews.com) Opini ekonomi 12 Mei 2014-2 Juni 2014ekho109
 
Suplemen Trading Forex Anda - FOREXimf Magz Vol. 3 Th 2014
Suplemen Trading Forex Anda - FOREXimf Magz Vol. 3 Th 2014Suplemen Trading Forex Anda - FOREXimf Magz Vol. 3 Th 2014
Suplemen Trading Forex Anda - FOREXimf Magz Vol. 3 Th 2014gusbatu1
 
Makalah Inflasi dalam Perspektif Islam BAB II
Makalah Inflasi dalam Perspektif Islam BAB IIMakalah Inflasi dalam Perspektif Islam BAB II
Makalah Inflasi dalam Perspektif Islam BAB IIRifatin Aprilia
 
Makro ekonomi indonesia
Makro ekonomi indonesiaMakro ekonomi indonesia
Makro ekonomi indonesiabisow enow
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneterSiti Sahati
 
Handouts pie makro 2012
Handouts pie makro 2012Handouts pie makro 2012
Handouts pie makro 2012bwfitri
 
Prospek ekonomi Indonesia 2014 -IndraYuspiar.file
Prospek ekonomi Indonesia 2014 -IndraYuspiar.fileProspek ekonomi Indonesia 2014 -IndraYuspiar.file
Prospek ekonomi Indonesia 2014 -IndraYuspiar.fileIndra Yu
 
"Prospek Ekonomi Indonesia 2014" laporan KEN 2014 - Chairul Tanjung
"Prospek Ekonomi Indonesia 2014" laporan KEN 2014 - Chairul Tanjung"Prospek Ekonomi Indonesia 2014" laporan KEN 2014 - Chairul Tanjung
"Prospek Ekonomi Indonesia 2014" laporan KEN 2014 - Chairul TanjungBudi Rachmat
 
IERO NO 3/TAHUN III/ SEPTEMBER 2014
IERO NO 3/TAHUN III/ SEPTEMBER 2014IERO NO 3/TAHUN III/ SEPTEMBER 2014
IERO NO 3/TAHUN III/ SEPTEMBER 2014Rosa Kristiadi
 

Was ist angesagt? (20)

Kebijakan Moneter Bulanan - Bank Indonesia
Kebijakan Moneter Bulanan - Bank IndonesiaKebijakan Moneter Bulanan - Bank Indonesia
Kebijakan Moneter Bulanan - Bank Indonesia
 
PENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGA
PENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGAPENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGA
PENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGA
 
Tugas ppt aplikom andri lt
Tugas ppt aplikom andri ltTugas ppt aplikom andri lt
Tugas ppt aplikom andri lt
 
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
 
Market update 20131114
Market update 20131114Market update 20131114
Market update 20131114
 
Teori inflasi dalam perspektif ekonomi islam
Teori inflasi dalam perspektif ekonomi islamTeori inflasi dalam perspektif ekonomi islam
Teori inflasi dalam perspektif ekonomi islam
 
Pendahuluan (Perekonomian Indonesia BAB 1)
Pendahuluan (Perekonomian Indonesia BAB 1)Pendahuluan (Perekonomian Indonesia BAB 1)
Pendahuluan (Perekonomian Indonesia BAB 1)
 
Indonesia Global Markets Outlook 2009
Indonesia Global Markets Outlook 2009Indonesia Global Markets Outlook 2009
Indonesia Global Markets Outlook 2009
 
proyeksi makro ekonomi indonesia 2014
proyeksi makro ekonomi indonesia 2014proyeksi makro ekonomi indonesia 2014
proyeksi makro ekonomi indonesia 2014
 
Analisis Inflasi Awal 2013
Analisis Inflasi Awal 2013Analisis Inflasi Awal 2013
Analisis Inflasi Awal 2013
 
Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).
Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).
Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).
 
(Sindonews.com) Opini ekonomi 12 Mei 2014-2 Juni 2014
(Sindonews.com) Opini ekonomi 12 Mei 2014-2 Juni 2014(Sindonews.com) Opini ekonomi 12 Mei 2014-2 Juni 2014
(Sindonews.com) Opini ekonomi 12 Mei 2014-2 Juni 2014
 
Suplemen Trading Forex Anda - FOREXimf Magz Vol. 3 Th 2014
Suplemen Trading Forex Anda - FOREXimf Magz Vol. 3 Th 2014Suplemen Trading Forex Anda - FOREXimf Magz Vol. 3 Th 2014
Suplemen Trading Forex Anda - FOREXimf Magz Vol. 3 Th 2014
 
Makalah Inflasi dalam Perspektif Islam BAB II
Makalah Inflasi dalam Perspektif Islam BAB IIMakalah Inflasi dalam Perspektif Islam BAB II
Makalah Inflasi dalam Perspektif Islam BAB II
 
Makro ekonomi indonesia
Makro ekonomi indonesiaMakro ekonomi indonesia
Makro ekonomi indonesia
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneter
 
Handouts pie makro 2012
Handouts pie makro 2012Handouts pie makro 2012
Handouts pie makro 2012
 
Prospek ekonomi Indonesia 2014 -IndraYuspiar.file
Prospek ekonomi Indonesia 2014 -IndraYuspiar.fileProspek ekonomi Indonesia 2014 -IndraYuspiar.file
Prospek ekonomi Indonesia 2014 -IndraYuspiar.file
 
"Prospek Ekonomi Indonesia 2014" laporan KEN 2014 - Chairul Tanjung
"Prospek Ekonomi Indonesia 2014" laporan KEN 2014 - Chairul Tanjung"Prospek Ekonomi Indonesia 2014" laporan KEN 2014 - Chairul Tanjung
"Prospek Ekonomi Indonesia 2014" laporan KEN 2014 - Chairul Tanjung
 
IERO NO 3/TAHUN III/ SEPTEMBER 2014
IERO NO 3/TAHUN III/ SEPTEMBER 2014IERO NO 3/TAHUN III/ SEPTEMBER 2014
IERO NO 3/TAHUN III/ SEPTEMBER 2014
 

Andere mochten auch

Paparan Men pd pers conference nk & rapbn 2011 tanpa ekonomi makro
Paparan Men pd pers conference nk & rapbn 2011 tanpa ekonomi makroPaparan Men pd pers conference nk & rapbn 2011 tanpa ekonomi makro
Paparan Men pd pers conference nk & rapbn 2011 tanpa ekonomi makromekon
 
Bahan kesimpulan pada raker iii
Bahan kesimpulan pada raker iiiBahan kesimpulan pada raker iii
Bahan kesimpulan pada raker iiimekon
 
Cronograma semestre inglés (2)
Cronograma semestre inglés (2)Cronograma semestre inglés (2)
Cronograma semestre inglés (2)Paola Véliz H
 
Cronograma anual de unidades1
Cronograma anual de unidades1Cronograma anual de unidades1
Cronograma anual de unidades1Paola Véliz H
 
Paparan Menkeu Pokok-Pokok Nota Keuangan Dan RAPBN 2011
Paparan Menkeu Pokok-Pokok Nota Keuangan Dan RAPBN 2011Paparan Menkeu Pokok-Pokok Nota Keuangan Dan RAPBN 2011
Paparan Menkeu Pokok-Pokok Nota Keuangan Dan RAPBN 2011mekon
 
Art.174 privacion ilegal de la libertad
Art.174 privacion ilegal de la libertadArt.174 privacion ilegal de la libertad
Art.174 privacion ilegal de la libertadASVIDAS PALMIRA
 
Micro living 2010
Micro living 2010Micro living 2010
Micro living 2010npflint
 

Andere mochten auch (13)

Presentacion 3
Presentacion 3Presentacion 3
Presentacion 3
 
Paparan Men pd pers conference nk & rapbn 2011 tanpa ekonomi makro
Paparan Men pd pers conference nk & rapbn 2011 tanpa ekonomi makroPaparan Men pd pers conference nk & rapbn 2011 tanpa ekonomi makro
Paparan Men pd pers conference nk & rapbn 2011 tanpa ekonomi makro
 
How to quit smoking
How to quit smokingHow to quit smoking
How to quit smoking
 
Bahan kesimpulan pada raker iii
Bahan kesimpulan pada raker iiiBahan kesimpulan pada raker iii
Bahan kesimpulan pada raker iii
 
Imperialism
ImperialismImperialism
Imperialism
 
Cronograma semestre inglés (2)
Cronograma semestre inglés (2)Cronograma semestre inglés (2)
Cronograma semestre inglés (2)
 
Cronograma anual de unidades1
Cronograma anual de unidades1Cronograma anual de unidades1
Cronograma anual de unidades1
 
Asean dan asia timur
Asean dan asia timurAsean dan asia timur
Asean dan asia timur
 
Paparan Menkeu Pokok-Pokok Nota Keuangan Dan RAPBN 2011
Paparan Menkeu Pokok-Pokok Nota Keuangan Dan RAPBN 2011Paparan Menkeu Pokok-Pokok Nota Keuangan Dan RAPBN 2011
Paparan Menkeu Pokok-Pokok Nota Keuangan Dan RAPBN 2011
 
Art.174 privacion ilegal de la libertad
Art.174 privacion ilegal de la libertadArt.174 privacion ilegal de la libertad
Art.174 privacion ilegal de la libertad
 
Imperialism
ImperialismImperialism
Imperialism
 
Micro living 2010
Micro living 2010Micro living 2010
Micro living 2010
 
Orange
OrangeOrange
Orange
 

Ähnlich wie T

2017 Tantangan Risiko Global Indonesia
2017 Tantangan Risiko Global Indonesia2017 Tantangan Risiko Global Indonesia
2017 Tantangan Risiko Global IndonesiaPerdana Wahyu Santosa
 
Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...
Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...
Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...Oswar Mungkasa
 
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbnTransparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbnwandranatuna
 
Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012
Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012
Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012Rosa Kristiadi
 
2017 laporan perkembangan perekonomian bulan oktober 2017
2017 laporan perkembangan perekonomian bulan oktober 20172017 laporan perkembangan perekonomian bulan oktober 2017
2017 laporan perkembangan perekonomian bulan oktober 2017ThrustGen - Trust Generation
 
PENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGA
PENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGAPENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGA
PENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGAmandalina landy
 
Analisis pertumbuhan ekonomi, investasi, inflasi di indonesia
Analisis pertumbuhan ekonomi, investasi, inflasi di indonesiaAnalisis pertumbuhan ekonomi, investasi, inflasi di indonesia
Analisis pertumbuhan ekonomi, investasi, inflasi di indonesiaSuaditya Dika
 
respon bank indonesia terhadap kebijakan moneter triwulan ke tiga tahun 2013
 respon bank indonesia terhadap kebijakan moneter triwulan ke tiga tahun 2013 respon bank indonesia terhadap kebijakan moneter triwulan ke tiga tahun 2013
respon bank indonesia terhadap kebijakan moneter triwulan ke tiga tahun 2013bisow enow
 
Tugas belajar II
Tugas belajar IITugas belajar II
Tugas belajar IIfafa_zulfa
 
IERO NO 1/TAHUN III/MARET 2014
IERO NO 1/TAHUN III/MARET 2014IERO NO 1/TAHUN III/MARET 2014
IERO NO 1/TAHUN III/MARET 2014Rosa Kristiadi
 
Aplikom ppt febri aryanti
Aplikom ppt febri aryantiAplikom ppt febri aryanti
Aplikom ppt febri aryantisutrisno27
 
Aplikom ppt febri aryanti
Aplikom ppt febri aryantiAplikom ppt febri aryanti
Aplikom ppt febri aryantiFebri Aryanti
 
Bank Indonesia: Menjaga Momentum Pertumbuhan
Bank Indonesia: Menjaga Momentum PertumbuhanBank Indonesia: Menjaga Momentum Pertumbuhan
Bank Indonesia: Menjaga Momentum PertumbuhanLestari Moerdijat
 
inflasi per desember 2010 sampai desember 2013 di indonesia
inflasi per desember 2010 sampai desember 2013 di indonesiainflasi per desember 2010 sampai desember 2013 di indonesia
inflasi per desember 2010 sampai desember 2013 di indonesiabisow enow
 
TRIFONIA APIKA RIRIN PUTRI_D1091171032_PEMPEM_27 APRIL.pdf
TRIFONIA APIKA RIRIN PUTRI_D1091171032_PEMPEM_27 APRIL.pdfTRIFONIA APIKA RIRIN PUTRI_D1091171032_PEMPEM_27 APRIL.pdf
TRIFONIA APIKA RIRIN PUTRI_D1091171032_PEMPEM_27 APRIL.pdfTrifoniaApikaRirinPu1
 
Analisis faktor faktor penentu pertumbahan indonesia dan pasar modal
Analisis faktor faktor penentu pertumbahan indonesia dan pasar modalAnalisis faktor faktor penentu pertumbahan indonesia dan pasar modal
Analisis faktor faktor penentu pertumbahan indonesia dan pasar modalAlfon Erwin
 
Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01
Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01
Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01Andi Alimuddin Rauf
 
Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013Rosa Kristiadi
 

Ähnlich wie T (20)

2017 Tantangan Risiko Global Indonesia
2017 Tantangan Risiko Global Indonesia2017 Tantangan Risiko Global Indonesia
2017 Tantangan Risiko Global Indonesia
 
Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...
Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...
Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...
 
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbnTransparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
 
Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012
Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012
Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012
 
4 pertumbuhan ekonomi
4 pertumbuhan ekonomi4 pertumbuhan ekonomi
4 pertumbuhan ekonomi
 
2017 laporan perkembangan perekonomian bulan oktober 2017
2017 laporan perkembangan perekonomian bulan oktober 20172017 laporan perkembangan perekonomian bulan oktober 2017
2017 laporan perkembangan perekonomian bulan oktober 2017
 
PENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGA
PENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGAPENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGA
PENGARUH EKONOMI KE ATAS KELUARGA
 
Analisis pertumbuhan ekonomi, investasi, inflasi di indonesia
Analisis pertumbuhan ekonomi, investasi, inflasi di indonesiaAnalisis pertumbuhan ekonomi, investasi, inflasi di indonesia
Analisis pertumbuhan ekonomi, investasi, inflasi di indonesia
 
respon bank indonesia terhadap kebijakan moneter triwulan ke tiga tahun 2013
 respon bank indonesia terhadap kebijakan moneter triwulan ke tiga tahun 2013 respon bank indonesia terhadap kebijakan moneter triwulan ke tiga tahun 2013
respon bank indonesia terhadap kebijakan moneter triwulan ke tiga tahun 2013
 
Market update 20140224
Market update 20140224Market update 20140224
Market update 20140224
 
Tugas belajar II
Tugas belajar IITugas belajar II
Tugas belajar II
 
IERO NO 1/TAHUN III/MARET 2014
IERO NO 1/TAHUN III/MARET 2014IERO NO 1/TAHUN III/MARET 2014
IERO NO 1/TAHUN III/MARET 2014
 
Aplikom ppt febri aryanti
Aplikom ppt febri aryantiAplikom ppt febri aryanti
Aplikom ppt febri aryanti
 
Aplikom ppt febri aryanti
Aplikom ppt febri aryantiAplikom ppt febri aryanti
Aplikom ppt febri aryanti
 
Bank Indonesia: Menjaga Momentum Pertumbuhan
Bank Indonesia: Menjaga Momentum PertumbuhanBank Indonesia: Menjaga Momentum Pertumbuhan
Bank Indonesia: Menjaga Momentum Pertumbuhan
 
inflasi per desember 2010 sampai desember 2013 di indonesia
inflasi per desember 2010 sampai desember 2013 di indonesiainflasi per desember 2010 sampai desember 2013 di indonesia
inflasi per desember 2010 sampai desember 2013 di indonesia
 
TRIFONIA APIKA RIRIN PUTRI_D1091171032_PEMPEM_27 APRIL.pdf
TRIFONIA APIKA RIRIN PUTRI_D1091171032_PEMPEM_27 APRIL.pdfTRIFONIA APIKA RIRIN PUTRI_D1091171032_PEMPEM_27 APRIL.pdf
TRIFONIA APIKA RIRIN PUTRI_D1091171032_PEMPEM_27 APRIL.pdf
 
Analisis faktor faktor penentu pertumbahan indonesia dan pasar modal
Analisis faktor faktor penentu pertumbahan indonesia dan pasar modalAnalisis faktor faktor penentu pertumbahan indonesia dan pasar modal
Analisis faktor faktor penentu pertumbahan indonesia dan pasar modal
 
Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01
Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01
Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01
 
Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013
 

T

  • 1. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Tinjauan Perkembangan Ekonomi & Keuangan Edisi Januari 2010 MENJAGA  OPTIMISME   SKOR KONDISI EKONOMI:  Memasuki  tahun  2010,  Tinjauan  akan  menampilkan  skor  Krisis keuangan 2007‐2008 memberikan pelajaran bahwa  SaaSa kondisi ekonomi Indonesia. Skor ini dihasilkan dari bobot  sistem  keuangan  di  banyak  negara  saat  ini  sudah  tertimbang  pemantauan  kondisi  ekonomi  yang  dipilih  terintegrasi  secara  global.  Negara  dengan  derajad  secara  acak  untuk  semua  sektor.  Kita  bagi  kualifikasi  keterbukaan  ekonomi  yang  semakin  tinggi  menderita  kondisi ekonomi berdasarkan skor yang dihasilkan: 0 – 2  kerugian  krisis  semakin  besar,  sementara  sebaliknya  ada  (tidak  kondusif);  2,1  –  4  (kurang  kondusif);  4,1  –  6  yang  diuntungkan  karena  kondisi  sistem  ekonomi  yang  (transisi);  6,1  –  8  (prospektif);  8,1  ‐10  (kondusif).  Bobot  tertutup.  Akerlof  dan  Shiller  dalam  bukunya  “Animal  pertimbangan  akan  selalu  disesuaikan  perkembangan  Spirits”  mengungkapkan  bagaimana  secara  psikologis  peranan  masing‐masing  sektor  dalam  mendorong  nafsu  tidak  terpuaskan  investor  memicu  perilaku  profit  pertumbuhan  ekonomi.  Dari  hasil  pembobotan  tersebut  taking  yang  berlebihan  sehingga  meruntuhkan  common  disimpulkan  kondisi  ekonomi  Indonesia  selama  bulan  sense  investasi.  Alan  Greenspan,  mantan  gubernur  bank  Januari 2010 dinilai kondusif .   sentral  AS  menyebut  dengan  istilah  irrational  exurbance.   Pasar  uang  derivatif  melonjak  sangat  tajam  dibanding  Optimisme  pemulihan  ekonomi  global  semakin  kuat  stock  market,  mortgage  market  dan  treasury  bill  market  memasuki bulan Januari 2010, yang antara lain tercermin  memperkuat  motif  mencari  keuntungan  yang  melebihi  dari  publikasi  World  Economic  Outlook  Update  dari  IMF.  batas rasional jika seandainya bisa diukur.  Dalam  publikasi  ini  pertumbuhan  ekonomi  tahun  2010    diperkirakan  dapat  mencapai  3,9%  yang  lebih  tinggi  Jika  dilihat  dari  upaya  pemulihan  krisis  di  semua  negara  0,75%  dari  perkiraan  Oktober  2009.  Optimisme  yang  terlihat  pola  yang  sama,  yaitu  melakukan  intervensi  sama  juga  terjadi  pada  perekonomian  Indonesia,  terlebih  terhadap pasar yang sudah carut marut karena aksi ambil  setelah  pertumbuhan  ekonomi  2009  mencapai  4,5%,  di  untung.  Nampak  bahwa  public  consumption  membesar  di  atas perkiraan banyak pihak.   hampir  semua  negara  melalui  stimulus  fiskal  untuk  Biaya  pemulihan  krisis  melalui  kebijakan  stimulus  fiskal  menjaga konsumsi domestik dan sentimen investasi tetap  diukur  dari  defisit  fiskal  yang  dihasilkan  Indonesia  bergerak  positif.  Defisit  fiskal  dibiarkan  membesar  termasuk  yang  paling  rendah  di  regional  Asia.  Momen  bahkan  di  beberapa  negara  melebihi  batas  Maastricht  penting  ini  juga  diperkuat  dengan  semakin  membaiknya  treaty 3% GDP. Dengan pola proses pemulihan yang sama,  sorotan  lembaga  pemeringkat  internasional  terhadap  perekonomian  global  dihadapkan  pada resiko  baru,  yaitu  masa  depan  perekonomian  Indonesia.  Berbagai  praktisi  membengkaknya  country  risks  dari  sisi  likuiditas  dan  keuangan  internasional  mengakui  Indonesia  berpeluang  bahkan  solvensi  dalam  membayar  public  debt  untuk  besar menjadi tumpahan pergerakan investasi.  membiayai  stimulus.  Kebijakan  moneter  didorong  untuk  Persoalan  yang  masih  menggantung  adalah  cost  of  fund  memenuhi  financing  supply  bagi  kebijakan  fiskal  dengan  yang masih tinggi akibat tingkat bunga yang tidak business  mengendalikan  inflasi.  Orientasi  kebijakan  beralih  dari  friendly bagi sektor riil. Perbankan masih terus dihinggapi  managing  crisis  menuju  managing  recovery  dengan  penilaian  resiko  usaha  yang  berlebihan  di  samping  menjaga  stabilisasi  sentimen  positif  pasar  sebagai  kunci.  crowding out effect dari government bonds dengan tingkat  The  perfect  storm  menurut  bahasa  Bernanke,  Gubernur  yield  sebagai  benchmark.  Perlu  langkah   kepeloporan dan  Federal Reserve, sudah berlalu, tetapi resiko baru muncul.  kerjasama public­private yang sinergis untuk mengalirkan  Tinggal bagaimana sekarang optimisme tetap terjaga.  uang ke sektor industri.  
  • 2. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Pertumbuhan Ekonomi Dunia  Perkembangan Indikator Ekonomi Internasional  Pemulihan  global  bergeser  ke  arah  yang  lebih  kuat  memasuki  tahun  2010  daripada  perkiraan  semula  namun dengan laju yang berbeda antar kawasan.   Setelah  mengalami  penurunan  yang  paling  tajam,  pertumbuhan  ekonomi  mulai  solid  dan  meluas  ke  kelompok  negara  maju  pada  semester  II‐2009.  Dalam  World  Economic  Outlook  Update  edisi  Januari  2010,   pertumbuhan  ekonomi  global  2010  diperkirakan  3,9%,  yang berarti ¾ persen lebih tinggi dari perkiraan Oktober  2009. Pemulihan pada kelompok negara maju diperkirakan  Perkembangan Kredit Konsumsi & Tingkat Pengangguran AS  masih  lemah.  Sementara  pertumbuhan  pada  kelompok  negara  berkembang  diperkirakan  relatif  kuat,  terutama  didorong  oleh  permintaan  domestik  yang  besar.  Menurut  Indeks Leading Indicator Economics, Cina dan Asia tumbuh  lebih  cepat  dibandingkan  kawasan  lain.  Kebijakan  penyeimbangan  permintaan  global  antar‐kawasan  perlu  menjadi  perhatian  karena  proses  pemulihan  global  dikhawatirkan belum berkelanjutan.           Perkembangan Indeks Leading Indicator Economics  Perkembangan Indikator Indeks Produksi AS  Permasalahan  terbesar  di  AS  adalah  masih  tingginya  Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia  tingkat pengangguran, yang sebesar 10,0% pada bulan  Desember 2010.     Tingginya  tingkat  pengangguran  ini,  tentu  saja  mengakibatkan  masih  lemahnya  daya  beli  masyarakat  AS.  Kondisi  ini  tercermin  dari  pertumbuhan  kredit  konsumsi  bulanan  yang  turun  tajam  sebesar  ‐0,70%  pada  bulan  November  dari  ‐0,17%  pada  bulan  sebelumnya.  Jika   pemerintah  Obama  tidak  cepat  mengatasi  masalah  pengganguran,  maka  tentu  saja  pemulihan  perekonomian  AS  akan  terhambat  dan  ini  berdampak  pada  pemulihan  ekonomi  global.  Namun  demikian  pada  sektor  produksi  ada  indikasi  positif  yang  merespons  meningkatnya  permintaan. Musim liburan akhir tahun dan berbagai paket  stimulus  fiskal  mendorong  peningkatan  konsumsi  rumah  tangga  dan  memicu  peningkatan  produksi  sektor  industri  di AS. Perbaikan sektor produksi AS terindikasi dari indeks  produksi  dan  kapasitas  produksi  yang  mulai  meningkat  setelah sempat terpuruk pada triwulan II‐2009.  Halaman 2
  • 3. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Perkembangan Indikator Ekonomi Domestik  Jumlah  wisatawan  mancanegara  yang  datang  ke  Indonesia  Desember  2009  mencapai  625,4  ribu  orang  naik  2,45  persen  dibanding  jumlah  wisman  Desember  Persepsi risiko investasi di Indonesia masih relatif baik  2008 sebanyak 610,5 ribu orang.   sejalan  dengan  terjaganya  ekspektasi  positif  terhadap    nilai tukar Rupiah.   Jika dibandingkan November 2009, jumlah wisman Desember  2009 naik 17,63 persen. Secara kumulatif tahun 2009, jumlah  Meski sempat mengalami peningkatan sebagai respons dari  wisman  mencapai  6,32  juta  orang  atau  naik  1,43  persen  kondisi  pasar  keuangan  global  yang  kembali  tertekan,  dibanding  jumlah  wisman  pada  periode  yang  sama  tahun  indikator  risiko  investasi  di  Indonesia  pada  Januari  2010  2008 sebanyak 6,23 juta orang. Total pengeluaran tamu asing  di  Indonesia  (perkiraan  devisa  yang  masuk)  tahun  2009  relatif  stabil  dibandingkan  dengan  Desember  2009.  Faktor  mencapai  US$6,3  miliar  atau  turun  13,70  persen  dibanding  yang  menentukan  adalah  fundamental  perekonomian  penerimaan devisa tahun 2008 sebesar US$7,3 miliar. Tingkat  domestik  yang  masih  solid  dan  upgrade  rating  Indonesia  Penghunian  Kamar  (TPK)  hotel  berbintang  di  14  provinsi  oleh  Fitch  dari  BB  menjadi  BB+.  Keduanya  memberikan  pada  Desember  2009  mencapai  rata‐rata  52,56  persen,  atau  insentif  terhadap  prospek  investasi  di  Indonesia.  Spread  naik 2,65 poin dibanding TPK November 2009 sebesar 49,91  EMBIG  bergerak  naik  ke  level  323  bps  dari  level  294  bps  persen.  TPK  hotel  berbintang  di  Bali  pada  Desember  2009  pada  periode  Desember  2009.  Yield  spread  global  bond  naik  4,76  poin  bila  dibanding  November  2009,  yaitu  dari  Indonesia  dengan  US  T‐Note  juga  meningkat  ke  level  228  54,90 persen menjadi 59,66 persen. Rata‐rata lama menginap  bps  dari  level  174  bps  pada  periode  Desember  2009.  tamu  asing  dan  Indonesia  pada  hotel  berbintang  di  14  provinsi  selama  Desember  2009  adalah  1,97  hari  turun  0,02  Sementara  itu,  credit  default  swaps  (CDS)  spread  sedikit  poin dibanding keadaan November 2009. Peningkatan jumlah  turun  dari  192  bps  pada  periode  Desember  2009  menjadi  wisatawan  ini  dinyatakan  dengan  penghargaan  yang  190 bps pada Januari 2010 searah dengan pergerakan CDS  diperoleh  Bali  pada  8  Februari  2010  di  Hongkong.  Bali  kawasan emerging markets Asia. Indikator risiko lain, yakni  dinobatkan  sebagai  Best  Island  Destination  in  Asia  Pacific  premi  swap,  juga  bergerak  stabil  yang  mengindikasikan  untuk yang ketiga kalinya.   tekanan terhadap rupiah relatif rendah. (sumber: BI) Perkembangan Indikator Risiko Perkembangan Premi Swap Perkembangan Nilai Tukar Pada  Desember  2009,  Nilai  Tukar  Petani  (NTP)  Upah  nominal  harian  buruh  tani  Nasional  pada  nasional  sebesar  101,20,  atau  naik  0,06  persen  Desember  2009  naik  sebesar  0,21  persen  dibanding  dibandingkan bulan sebelumnya.   upah  November  2009,  yaitu  dari  Rp37.230,­  menjadi  Nilai  Tukar  Petani  Tanaman  Pangan  (NTPP)  naik  0,67  Rp37.305,­ per hari.   persen;  Nilai  Tukar  Petani  Hortikultura  (NTPH)  turun    0,87  persen;  Nilai  Tukar  Petani  Tanaman  Perkebunan  Secara  riil  mengalami  penurunan  sebesar  0,22  persen.  Rakyat  (NTPR)  naik  0,10  persen;  Nilai  Tukar  Petani  Upah  nominal  harian  buruh  bangunan  (tukang  bukan  Peternakan  (NTPT)  turun  0,61  persen;  dan  untuk  Nilai  mandor)  pada  Januari  2010  naik  0,29  persen  dibanding  Tukar  Nelayan  (NTN)  turun  0,29  persen.  Kenaikan  NTP  upah  Desember  2009,  yaitu  dari  Rp56.406,‐  menjadi  dipicu  oleh  kenaikan  Subsektor  Tanaman  Pangan  Rp56.570,‐  per  hari.  Secara  riil  turun  sebesar  0,54  terutama  pada  kelompok  padi.  Dari  32  provinsi  (tanpa  persen1).    Upah  nominal  bulanan  buruh  industri  pada  DKI)  pada  Desember  2009,  NTP  20  provinsi  naik,  triwulan III 2009 naik sebesar 4,76 persen dibanding upah  sedangkan  12  provinsi  turun.  Kenaikan  NTP  tertinggi  triwulan  II  2009  yaitu  dari  Rp1.118.910,‐  menjadi  terjadi di Provinsi Sumatra Utara (1,02 persen), terutama  Rp1.172.150,‐, secara riil naik 2,81 persen. Dibanding upah  disebabkan  harga  produsen  jagung  yang  naik  1,65  triwulan  III  2008  (year  on  year),  upah  nominal  naik  7,71  persen.  Penurunan  NTP  terbesar  terjadi  di  Provinsi  persen.   Maluku  (1,13  persen),  terutama  disebabkan  harga  produsen kambing yang turun 9,84 persen.   Halaman 3
  • 4. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan • Pada  bulan  Januari  2010  terjadi  inflasi  sebesar  0,84  Indeks Penjualan Eceran persen  dengan  Indeks  Harga  Konsumen  (IHK)  sebesar  118,01.  Dari  66  kota,  seluruh  kota  mengalami  inflasi.  Inflasi  tertinggi  terjadi  di  Maumere  3,56  persen  dengan  IHK  130,49  dan  terendah  terjadi  di  Palu  dan  Sorong  masing‐masing  0,12  persen  dengan  IHK  masing‐masing  121,10 dan 134,01.  • Inflasi  terjadi  karena  adanya  kenaikan  harga  yang  ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok bahan  makanan  1,73  persen,  kelompok  makanan  jadi,  minuman,  rokok  dan  tembakau  1,93  persen;  kelompok  Konsumsi Rumah Tangga & Pembiayaan Konsumsi perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,34 persen;  kelompok kesehatan 0,15 persen; kelompok pendidikan,  rekreasi  dan  olahraga  0,10  persen  dan  kelompok  transpor,  komunikasi  &  jasa  keuangan  0,16  persen.  Sedangkan  kelompok  sandang  bulan  Januari  2010  mengalami penurunan indeks 0,20 persen.  • Laju  inflasi  tahun  kalender  (Januari)  2010  sebesar  0,84  persen  dan  laju  inflasi  year  on  year  (Januari  2010  terhadap Januari 2009) sebesar 3,72 persen.  • Komponen  inti  pada  bulan  Januari  2010  mengalami  inflasi  sebesar  0,59  persen,  laju  inflasi  komponen  inti  tahun  kalender  (Januari)  2010  sebesar  0,59  persen  dan  laju  inflasi  komponen  inti  year  on  year  (Januari  2010  Konsumsi Rumah Tangga & Pertumbuhan M1 Riil terhadap Januari 2009) sebesar 4,43 persen.  • Pada  Desember  2009,  terjadi  inflasi  di  daerah  perdesaan  sebesar  0,43  persen.  Inflasi  perdesaan  Desember  2009  ini  dipengaruhi  oleh  kenaikan  indeks  harga  subkelompok  bahan  makanan;  makanan  jadi;  perumahan;  sandang;  kesehatan;  pendidikan,  rekreasi  dan  olahraga  serta  transportasi  dan  komunikasi  yang  naik  masing‐masing  0,37  persen;  0,77  persen;  0,42  persen; 0,55 persen; 0,29 persen; 0,15 dan 0,09 persen. Laju Inflasi Konsumsi  rumah  tangga  pada  triwulan  I­2010  diprakirakan masih tumbuh stabil.   Prakiraan  ini  sejalan  dengan  perkembangan  indikator  penuntun  konsumsi  rumah  tangga  (gKonsRT)  yang  mengindikasikan perbaikan. Rencana kenaikan gaji PNS,  TNI dan Polri sebesar 5% dan kenaikan UMP awal tahun  2010  berpotensi  menopang  perbaikan  daya  beli  masyarakat.  Perbaikan  konsumsi  rumah  tangga  juga  didukung  oleh  perkembangan  beberapa  indikator  dini.  Konsumsi  barang  tahan  lama  (durable  goods)  seperti  penjualan  mobil,  motor,  dan  elektronik  tumbuh  meningkat.  Indeks  penjualan  eceran  (py­ipe)  hingga  akhir  triwulan  IV‐2009  masih  tumbuh  tinggi  karena  meningkatnya  konsumsi  kelompok  pakaian,  makanan  dan  tembakau.  Perbaikan  pertumbuhan  konsumsi  juga  tercermin  pada  kenaikan  pertumbuhan  impor  barang  konsumsi  hingga  Desember  2009.  Sejalan  dengan  Tim Penyusun Kedeputian Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan perkembangan  ini,  indikator  yang  terkait  dengan  Gedung Syafruddin Prawiranegara II Lantai 4 pembiayaan  konsumsi  (imp­brg­konsumsi)  seperti  Jalan Lapangan Banteng Timur 2-4 Jakarta pertumbuhan  M1  riil  menunjukkan  tren  yang  Telepon 021-3521843 Fax. 021-3521836 meningkat.   Halaman 4
  • 5. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Inflasi  kelompok  bahan  makanan,  khususnya  beras  • Nilai  impor  Indonesia  Desember  2009  mencapai  didorong  oleh  kenaikan  harga  Gabah  Kering  Panen  US$10,33  miliar  atau  meningkat  17,15  persen  (GKP) maupun harga Gabah Kering Giling (GKG).   dibanding November 2009 yang besarnya US$8,81    miliar, sedangkan selama Januari­Desember 2009  Selama Januari 2010 rata‐rata harga gabah kualitas GKP di  nilai  impor  mencapai  US$96,86  miliar  atau  turun  tingkat petani dan penggilingan masing‐masing naik 10,07  25,03  persen dibanding periode  yang sama tahun  persen  menjadi  Rp3.151,49  per  kg  dan  9,71  persen  2008.   menjadi  Rp3.210,46  per  kg  dibandingkan  bulan  lalu.  Impor  nonmigas  Desember  2009  mencapai  US$8,22  Sedangkan gabah kualitas GKG naik 13,04 persen menjadi  miliar  atau  meningkat  17,75  persen  dibanding  impor  Rp3.458,45  per  kg  di  tingkat  petani  dan  13,08  persen  November 2009, sedangkan selama Januari‐Desember  menjadi  Rp3.532,17  per  kg  di  tingkat  penggilingan.  2009  mencapai  US$77,87  miliar  atau  turun  21,06  Sementara itu, gabah kualitas rendah juga meningkat 5,80  persen  dibanding  periode  yang  sama  tahun  persen  menjadi  Rp2.757,71  per  kg  di  tingkat  petani  dan  sebelumnya.   5,40  persen  menjadi  Rp2.814,31  per  kg  di  tingkat  • Impor  migas  Desember  2009  mencapai  US$2,10  penggilingan.  Diberlakukannya  kebijakan  HPP  per  1  miliar  atau  meningkat  14,88  persen  dibanding  Januari  2010,  diperkirakan  menjadi  stimulus  kenaikan  impor  November  2009,  sedangkan  selama  harga yang relatif signifikan.   Januari­Desember  2009  mencapai  US$18,99  miliar atau turun 37,85 persen dibanding periode  yang sama tahun sebelumnya.   KONDISI PERDAGANGAN –   Nilai impor nonmigas terbesar Desember 2009 masih  EKSPOR DAN IMPOR   sama  seperti  November  2009  yaitu  golongan  barang  mesin/pesawat mekanik dengan nilai US$1,42 miliar,  walaupun  mengalami  peningkatan  sebesar  12,13  • Nilai  ekspor Indonesia  pada  bulan  Desember  2009  persen dibanding bulan sebelumnya.   mencapai  US$13,33  miliar  atau  mengalami  • Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar  peningkatan  sebesar  23,69  persen  dibanding  selama  Januari­Desember  2009  masih  ditempati  ekspor November 2009.   oleh  Cina  dengan  nilai  US$13,50  miliar  dengan  pangsa  17,33  persen,  diikuti  Jepang  US$9,82  miliar  Sementara  bila  dibanding  Desember  2008  mengalami  (12,61  persen)  dan  Singapura  US$9,24  miliar  (11,86  peningkatan  sebesar  49,82  persen.  Ekspor  nonmigas  persen).  Sementara  impor  nonmigas  dari  ASEAN  Desember  2009  mencapai  US$10,83  miliar,  naik  28,30  mencapai  23,18  persen  dan  Uni  Eropa  sebesar  11,11  persen  dibanding  November  2009,  sedangkan  persen. Impor menurut golongan penggunaan barang  dibanding  ekspor  Desember  2008  meningkat  44,55  selama  Januari‐Desember  2009  dibanding  periode  persen.  Secara  kumulatif  nilai  ekspor  Indonesia  yang  sama  tahun  sebelumnya  mengalami  penurunan  Januari‐Desember  2009  mencapai  US$116,49  miliar  untuk semua golongan, yaitu impor barang konsumsi  atau  menurun  14,98  persen  dibanding  periode  yang  sebesar  18,63  persen,  bahan  baku/penolong  sebesar  sama  tahun  2008,  sementara  ekspor  nonmigas  29,99 persen, dan barang modal sebesar 4,47 persen.  mencapai US$97,47 miliar atau menurun 9,66 persen.   • Peningkatan  ekspor  nonmigas  terbesar  Desember  Perkembangan Ekspor, Impor & Neraca Perdagangan 2009 terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati  sebesar  US$1.092,2  juta,  sedangkan  penurunan  terbesar  terjadi  pada  mesin/peralatan  listrik  sebesar US$46,8 juta.   Ekspor  nonmigas  ke  Jepang  Desember  2009  mencapai  angka  terbesar  yaitu  US$1,25  miliar,  disusul  Cina  US$1,19  miliar  dan  Amerika  Serikat  US$1,04  miliar,  dengan  kontribusi  ketiganya  mencapai  32,16  persen.  Sementara  ekspor  ke  Uni  Eropa  (27  negara)  sebesar  US$1,45  miliar.  Menurut  sektor,  ekspor  hasil  industri  periode  Januari‐Desember  2009  turun  sebesar  16,93  persen  dibanding  periode  yang  sama  tahun  2008,  demikian  juga  ekspor  hasil  pertanian  turun  4,83  persen,  sebaliknya  ekspor  hasil  tambang  dan  lainnya  naik sebesar 31,93 persen.   Halaman 5
  • 6. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Pertumbuhan  investasi  (PMTB)  pada  triwulan  I­2010  Mengawali  tahun  2010,  nilai  tukar  rupiah  bergerak  diprakirakan  meningkat  seiring  dengan  membaiknya  menguat.   permintaan eksternal dan domestik.     Peningkatan  investasi  terutama  ditopang  oleh  realisasi  Selama  Januari  2010,  rata‐rata  nilai  tukar  rupiah  investasi  bangunan  seperti  ditunjukkan  oleh  masih  menguat  1,90%  ke  level  Rp  9.275  per  dolar  AS  dan  tingginya  konsumsi  semen.  Hal  tersebut  juga  dibarengi  ditutup  pada  level  Rp  9.350  per  dolar  AS  atau  menguat  dengan  impor  barang  modal  yang  tumbuh  membaik  0,80% dari periode bulan lalu. Nilai tukar rupiah sempat  seiring  dengan  optimisme  pelaku  usaha.  Jika  dilihat  dari  menyentuh  level  Rp  9.153  per  dolar  AS,  level  terkuat  strukturnya,  pangsa  utama  pertumbuhan  investasi  pada  sejak  Oktober  2008,  meskipun  kemudian  bergerak  triwulan  I‐2010  diperkirakan  masih  didominasi  oleh  melemah  dikarenakan  sentimen  negatif  akibat  masih  investasi  bangunan.  Namun  demikian,  dukungan  tingginya ketidakpastian di sektor eksternal. Pergerakan  pembiayaan  perbankan  masih  relative  terbatas  nilai tukar rupiah selama Januari 2010 berdampak pada  sebagaimana  ditunjukkan  oleh  pertumbuhan  kredit  meningkatnyavolatilitas  dari  0,20%  (posisi  Desember  investasi  riil  yang  menurun.  Perkembangan  hasil  survei  2009) menjadi 0,96% pada bulan Januari 2010  persepsi  pelaku  bisnis  mengindikasikan  minat  pelaku  usaha  untuk  berinvestasi  masih  berada  dalam  level  optimis.   Konsumsi Semen Pertumbuhan PMTB & Kredit Investasi Rill Impor Barang Modal Nialai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Volatilitas Nilai Tukar Rupiah Pertumbuhan  Produk  Domestik  Bruto  (PDB)  tahun  Secara  triwulanan,  PDB  Indonesia  triwulan  IV­2009  2009  meningkat  sebesar  4,5  persen  terhadap  tahun  dibandingkan  dengan  triwulan  III­2009  (q­to­q)  2008,  terjadi  pada  semua  sektor  ekonomi,  dengan  menurun  sebesar  2,4  persen,  dan  bila  dibandingkan  pertumbuhan  tertinggi  di  Sektor  Pengangkutan  dan  dengan  triwulan  IV‐2008  (y‐on‐y)  tumbuh  sebesar  5,4  Komunikasi  15,5  persen  dan  terendah  di  Sektor  persen.  Pertumbuhan  ekonomi  tahun  2009  sebesar  4,5  Perdagangan,  Hotel  dan  Restoran  1,1  persen.  persen,  terjadi  pada  pengeluaran  konsumsi  pemerintah  Pertumbuhan  PDB  tanpa  migas  pada  tahun  2009  sebesar  15,7  persen,  diikuti  oleh  pengeluaran  konsumsi  mencapai 4,9 persen. Besaran PDB Indonesia pada tahun  rumah  tangga  4,9  persen,  dan  pembentukan  modal  tetap  2009  atas  dasar  harga  berlaku  mencapai  Rp5.613,4  bruto  3,3  persen.  Sedangkan  komponen  ekspor  tumbuh  triliun,  sedangkan  atas  dasar  harga  konstan  (tahun  minus 9,7 persen, dan impor minus 15,0 persen.   2000) mencapai Rp2.177,0 triliun.   Halaman 6
  • 7. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Pada  tahun  2009,  dari  sisi  penggunaan,  PDB  Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap  digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga  PDB  triwulan  IV­2009  sebesar  57,6  persen,  dengan  3  sebesar  58,6  persen,  konsumsi  pemerintah  9,6  provinsi  utamanya  adalah:  DKI  Jakarta,  Jawa  Timur  dan  persen, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau  Jawa Barat.  investasi  fisik  31,1  persen  dan  ekspor  24,1  persen.  Sedangkan  untuk  penyediaan  dari  impor  sebesar  21,3  persen.  PDB  per  kapita  atas  dasar  harga  berlaku  pada  tahun  2009  mencapai  Rp24,3  juta  (US$2.590,1),  sementara tahun 2008 sebesar Rp21,7 juta (US$2.269,9).   TINJAUAN BERITA EKONOMI DAN  Pemerintah  Cina  mulai  khawatir  memanasnya  KEUANGAN INTERNASIONAL  perekonomian karena pertumbuhan yang sangat tinggi  pada kuartal IV‐2009. Untuk itu, Cina mulai menerapkan  Dalam  Forum  Ekonomi  Dunia  di  Davos  yang  selesai  kebijakan  moneter  ketat  dengan  menaikkan  suku  bunga  pada akhir Januari 2010, para elite perbankan masih  acuan  sebesar  0,5%  per  7  Januari  2010,  menaikkan  giro  saja  saling  menyalahkan  mengenai  krisis  finansial  wajib  minimum  perbankan sebesar  0,5% per  18  Januari,  dunia.   dan  menekan  laju  kredit  properti  dengan  menaikkan  suku bunga dan uang muka kepemilikan rumah.   Namun, setidaknya ada persamaan bahwa pasar finansial  memerlukan  reformasi.  Para  bankir  itu  dicerca  oleh  presiden,  menteri  keuangan,  pemimpin  bank  sentral,  Lingkungan bisnis yang bebas dan maju di Hong Kong  bahkan  oleh  investor  jutawan,  mengenai  aturan  dan  gaji  telah  menarik  265  perusahaan  untuk  mendirikan  mereka.  Rencana  Presiden  AS  Barack  Obama  untuk  atau memperluas usaha di negara tersebut selama 10  membatasi  kegiatan  perbankan  menimbulkan  seruan  tahun  terakhir.  Keberhasilan  ini  dicapai  di  tengah  dalam  Forum  Pertemuan  Ekonomi  Dunia  itu,  agar  turunnya  FDI  global  sebesar  39%  atau  senilai  US$  1  dilakukan  koordinasi  regulasi  perbankan  baru  di  tingkat  triliun  dan  melampaui  target  250  perusahaan.  Dengan  internasional.  Inggris  dan  Perancis  membuat  seruan  masuknya  perusahaan  ini  tersedia  6000  lapangan  kerja.  Desember lalu untuk membuat pakta regulasi perbankan  Perusahaan  tersebut  datang  dari  Cina  daratan,  Inggris  global. Kemudian, kedua negara itu mengumumkan pajak  dan  Amerika  Serikat.  Mayoritas  perusahaan  berusaha  di  atas  bonus  para  bankir.  Sementara  itu,  Obama  bidang jasa profesional, teknologi, daur ulang, dan usaha  mengumumkan  rencana  pembatasan  ukuran  dan  yang  terkait  dengan  anggur.  Beberapa  faktor  penarik  aktivitas, seperti perdagangan instrumen finansial, untuk  investor  asing  tersebut  adalah  penyelesaian  sengketa  kepentingan  mereka  sendiri  serta  aktivitas  tradisional,  yang  adil,  penegakan  hak  kekayaan  intelektual,  seperti  pengucuran  kredit  dan  mengumpulkan  dana  kebebasan  informasi,  dan  kelancaran  bertransaksi.  pihak  ketiga.  Inisiatif  seperti  itu  mengganggu  politisi  di  Pemerintah  Hongkong  banyak  membantu  promosi  dan  Eropa  yang  mengatakan,  pembatasan  tersebut  melawan  penyediaan panduan serta jejaring, sehingga perusahaan  prinsip koordinasi internasional yang disepakati G‐20.  mudah  melakukan  kontak  dengan  perusahaan  lain  dan  menghadiri berbagai event penting.   Halaman 7
  • 8. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan TINJAUAN BERITA EKONOMI DAN  Pemberian  izin  impor  kedelai  kepada  importir  KEUANGAN DOMESTIK  umum,  bukan  importir  produsen,  tidak  memberikan  insentif  bagi  petani  untuk  menanam  kedelai.  Petani  Pemerintah  menjual  surat  berharga  syariah  negara,  justru  tidak  tertarik  membudidayakan  kedelai.  Pemberi‐ atau  sukuk  negara,  sebesar  Rp  950  miliar  melalui  an  izin  impor  tanpa  disertai  kewajiban  memproduksi  lelang Bank Indonesia, pada tanggal 19 Januari 2010.  kedelai  di  dalam  negeri  membuat  importir  leluasa  terus  Ada  empat  seri  Surat  Berharga  Syariah  Negara  (SBSN)  mengimpor.  Pemerintah  diminta  lebih  tegas  terhadap  yang  ditawarkan,  yaitu  IFR0003  (reopening),  IFR0005,  kebijakan  impor  kedelai  untuk  meningkatkan  produksi  IFR0006, dan IFR0007. Total penawaran yang masuk atas  kedelai  dalam  negeri.  Berbagai  kemudahan  justru  penawaran  SBSN  itu  Rp  1,87  triliun,  tetapi  pemerintah  diberikan  kepada  importir,  antara  lain,  pembayaran  dari  hanya  memenangi  sebesar  Rp  950  miliar.  Penjualan  seri  eksportir  bisa  ditunda  dalam  waktu  3‐6  bulan.  Budidaya  SBSN  ini  untuk  memenuhi  sebagian  pembiayaan  dalam  kedelai  kurang  diminati  petani  karena  relatif  kurang  APBN  2010.  Rincian  hasil  lelang  adalah  untuk  IFR0003,  menguntungkan  dibandingkan  dengan  jagung  atau  padi.  penawaran yang masuk Rp 313 miliar. Pemerintah hanya  Petani  menanam  padi,  misalnya,  bisa  mendapat  menyerap  Rp  55  miliar  dengan  imbal  hasil  8,69618  keuntungan  Rp  1,5  juta‐Rp  2  juta  per  bulan  per  hektar.  persen.  SBSN  ini  akan  jatuh  tempo  pada  15  September  Namun,  petani  kedelai  hanya  mendapat  keuntungan  Rp  2015. Penawaran yang masuk untuk IFR0005 sebesar Rp  750.000  per  bulan  per  hektar.  Untuk  menjaga  minat  178  miliar,  pemerintah  hanya  menyerap  Rp  105  miliar  menanam  kedelai,  pemerintah  diminta  menjaga  harga  dengan  imbal  hasil  9,1923  persen.  SBSN  ini  jatuh  tempo  kedelai  dalam  negeri,  minimal  satu  setengah  kali  harga  pada  15  Januari  2017.  Penawaran  yang  masuk  untuk  beras.  Idealnya  harga  kedelai  saat  ini  Rp  7.590  per  IFR0006  sebesar  Rp  116  miliar,  pemerintah  sama  sekali  kilogram.  Kebijakan  tata  niaga  kedelai  diusulkan  diubah.  tidak menyerap penawaran yang masuk. Untuk IFR0007,  Misalnya  impor  kedelai  hanya  boleh  dilakukan  oleh  penawaran yang masuk Rp 790 miliar dengan imbal hasil  importir produsen, dengan rasio satu banding satu, yaitu  10,01998  persen.  SBSN  ini  akan  jatuh  tempo  pada  15  bila mengimpor 500.000 ton, importir harus memproduk‐ Januari 2025.  si di dalam negeri 500.000 ton.  Pasar  surat  utang  Indonesia  mengalami  tekanan  PT  Perusahaan  Listrik  Negara  masih  belum  imbal­hasil  selama  bulan  Januari  2010  akibat  memperoleh  pemasok  gas  untuk  memenuhi  tekanan  gejolak  pasar  internasional.  Koreksi  imbal‐ kebutuhan  gas  sebagai  bahan  bakar  pembangkit  hasil relatif rendah, yaitu surat utang 10 tahun meningkat  listrik  di  sejumlah  tempat  pada  tahun  2010.  PLN  30  basis  poin  (bp)  dari  9,49%  pada  pertengahan  Januari  masih menggunakan bahan bakar minyak sehingga biaya  2014, dibandingkan kenaikan 120 bp Juni 2009 dan 75 bp  produksi  listrik  sulit  ditekan.  Kemungkinan  pasokan  gas  Agustus  2009.  Optimisme  terhadap  prospek  surat  utang  dari  PT  PGN baru  bisa dialirkan  untuk pembangkit  milik  Indonesia  cukup  tinggi  yang  terlihat  dari  tidak  PLN  pada  September  2011.  Kebutuhan  gas  untuk  PLN  berkurangnya posisi kepemilikan asing. Posisi ini berbeda   secara  nasional  mencapai  2.398  miliar  british  thermal  dengan yang terjadi di pasar SBI dimana porsi pemilikan  unit  per  hari  (BBTUD),  sedangkan  pasokan  gas  baru  investor  asing  cenderung  turun.  Nampaknya  tidak  ada  mencapai  1.148  BBTUD.  Jadi,  masih  ada  kekurangan  issu  penting  yang  dapat  menghalangi  kecenderungan  pasokan gas 1.250 BBTUD. Pemenuhan pasokan gas bagi  kenaikan  surat  utang  Indonesia,  seperti  harga  minyak  PLN  akan  membantu  upaya  peningkatan  pelayanan  dan  Indonesia yang tetap berkisar US 73 per barel.   mutu keandalan pasokan listrik untuk masyarakat. Selain  itu  juga  akan  mendukung  kebijakan  pemerintah  untuk  Sejumlah ketentuan terkait pembebasan lahan harus  tidak  menaikkan  tariff  dasar  listrik  dalam  waktu  dekat.  menunggu  disahkannya  RUU  Pembebasan  Lahan  Saat  ini  untuk  mencegah  pemadaman  di  tahun  2010  untuk  Kepentingan  Umum.  RUU  itu  dimotori  Badan  kekurangan kapasitas PLN dipenuhi dengan cara membeli  Pertanahan  Nasional  dijadwalkan  disahkan  akhir  tahun  excess power dan mempercepat pembelian trafo.  2010.  Kementerian  PU  mengusul‐kan  adanya  pemberian  insentif  bagi  camat  atau  lurah  sebagai  pejabat  pembuat  akta  tanah  sebagai  ujung  tombak  dalam  pembebasan  lahan  pada  RUU  tersebut.  Keterlibatan  Pemda  juga  akan  diatur  agar  anggota  Panitia  Pengadaan  Tanah  diisi  oleh  pejabat  yang  dapat  bekerja  secara  penuh,  tak  harus  pejabat  setingkat  sekretaris  daerah.  Revisi  lain  berupa  dipangkasnya  jangka  waktu  musyawarah  dari  120  hari  menjadi 60 hari. Konsinyasi diusulkan diterapkan setelah  51  persen  lahan  terbebaskan,  sebelumnya  setelah  75  persen lahan bebas.  Halaman 8
  • 9. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Pelaku  usaha  yang  tergabung  dalam  Himpunan  Investor dari Hongkong, Prosperity Minerals Holding  Wiraswasta  Nasional  Minyak  dan  Gas  Bumi  menolak  Limited,  mengalokasikan  dana  hingga  Rp  10  triliun  keputusan  Badan  Pelaksana  Kegiatan  Hilir  Migas  untuk pembangunan pabrik semen di Indonesia.   yang menunjuk PT AKR Corporindo dan PT Petronas  Dalam  5  tahun,  perusahaan  memproyeksikan  dapat  Niaga  Indonesia  untuk  menyalurkan  bahan  bakar  mempekerjakan  hingga  5.000  pekerja.  Chief  Executive  minyak bersubsidi.   Officer  Prosperity  Minerals  Holding  Limited  David  BK  Hiswana berpendapat bahwa BBM bersubsidi seharusnya  Wong  menyatakan  ini  saat  mendatangi  Kantor  Badan  disalurkan  oleh  perusahaan  negara.  Selama  ini  Hiswana  Koordinasi  Penanaman  Modal  (BKPM)  di  Jakarta.  Wong  Migas  menyalurkan  BBM  bersubsidi  kepada  masyarakat  mengatakan,  pihaknya  tertarik  berinvestasi  di  Indonesia  dengan  4.509  unit  stasiun  pengisian  bahan  bakar  untuk  karena  pasar  yang  besar  dan  stabilitas  politik  mulai  umum,  588  unit  agen  penyalur  minyak  solar,  dan  solar  terjaga.  Untuk  perluasan  pabrik  semen,  investasi  awal  packed  dealer  untuk  nelayan.  Namun  anggota  DPR  yang akan ditanamkan oleh Prosperity  diperkirakan 500  berpendapat    keputusan  BPH  Migas  justru  akan  juta  dollar  AS  hingga  1  miliar  dollar  AS.  Tahun  2010,  menciptakan  persaingan  bisnis  yang  sehat  antar  badan  secara  global,  Grup  Prosperity  menargetkan  produksi  31  usaha yang menyalurkan BBM bersubsidi. Mulai 1 Januari  juta  ton  semen,  sedangkan  tahun  2008  realisasi  2010,  BPH  Migas  menugaskan  PT  Petronas  Niaga  produksinya  22  juta  ton  semen.  Peluang  pembangunan  Indonesia  dan  PT  AKR  Corporindo  untuk  menjadi  pabrik semen versi BKPM ada di Kalimantan, Maluku, dan  pendamping  PT  Pertamina  dalam  menyalurkan  BBM  Papua. Pembangunan pabrik semen di Kaltim akan sangat  bersubsidi  tahun  2010.  Menurut  BPH  Migas  kuota  BBM  tepat  karena  investor  Timur  Tengah,  Ras  Al‐Khaimah,  bersubsidi  bagi  perusahaan  pendamping  Pertamina  beberapa  tahun  mendatang  menginvestasikan  dana  sangat  kecil  daripada  total  volume  BBM  bersubsidi  sebesar 5,2 miliar dollar AS atau Rp 49,4 triliun. Di Kaltim,  sehingga  tidak  mempengaruhi  volume  penjualan  dari  para  Ras  Al‐Khaimah  akan  membangun  rel  kereta  api  anggota Hiswana Migas.  sepanjang 139 kilometer.  Dalam hal menjaga penyediaan pasokan batu bara di  KOLOM BERITA BUMN  dalam  negeri  Pemerintah  menilai  cara  pengenaan  pajak  yang  tinggi  bagi  ekspor  batu  bara  bukan  pilihan.   Badan  usaha  milik  negara  pertambangan,  industri  strategis,  energi,  dan  telekomunikasi  mengusulkan  Pemerintah  lebih  memilih  mengoptimalkan  kewajiban  renegosiasi  untuk  memundurkan  jadwal  penurunan  kontraktor  memasok  dalam  negeri  untuk  memenuhi  bea  masuk  untuk  535  pos  tarif.  Hal  ini  terkait  kebutuhan  dalam  negeri.    Batu  bara  yang  wajib  pemberlakuan  Perjanjian  Perdagangan  Bebas  ASEAN‐ dipasarkan  di  dalam  negeri  (domestic  market  China.  Pemberlakuan  Perjanjian  Perdagangan  Bebas  obligation/DMO)  sebesar  30  persen  dari  total  produksi  ASEAN‐CHINA (CAFTA) mengancam kelangsungan BUMN,  nasional.  Menko  Perekonomian,  Hatta  Radjasa,  khususnya industri strategis. Pada industri baja, misalnya,  berpendapat jika semua kontraktor mematuhi ketentuan  selain  struktur  industri  hulu  dan  hilir  lemah,  terjadi  DMO,  tak  perlu  ada  kekhawatiran  bahwa  pasokan  batu  ketergantungan  pada  impor  bahan  baku,  ketersediaan  bara  untuk  dalam  negeri  kurang.  Namun,  lanjut  Hatta,  energi terbatas, suku bunga bank tinggi, dan infrastruktur  seandainya  DMO  tidak  dilaksanakan  maksimal,  terbatas. Akibatnya, produk baja impor dengan harga lebih  pemerintah  bisa  menggunakan  jatah  dari  bagi  hasil  batu  murah  akan  membanjiri  pasar  domestik.  Untuk  industri  bara  sebesar  13  persen  dari  total  produksi.  Tahun  2009  perkapalan,  CAFTA  berdampak  pada  peningkatan  impor  pemerintah  menargetkan  produksi  batu  bara  nasional  kapal baru dan bekas. Harga  kapal produksi dalam negeri  sebesar  250  juta  ton.  Dengan  demikian,  apabila  DMO  lebih mahal daripada impor kapal baru dan bekas. Karena  sebesar 30 persen, sekitar 75 juta ton batu bara per tahun  itu,  BUMN  industri  strategis  meminta  renegosiasi  untuk  yang  wajib  dipasarkan  di  dalam  negeri,  selebihnya  bisa  memundurkan  jadwal  penurunan  bea  masuk  mulai  tahun  diekspor.  Sementara  bagian  pemerintah pusat  13  persen  2018 untuk 535 pos tarif, sebagaimana dilakukan Malaysia  dari  produksi,  yakni  32,5  juta  ton  per  tahun.  Bagian  dan  Thailand.  Kebijakan  hambatan  nontarif  perlu  untuk  pemerintah ini yang, menurut Hatta, bisa untuk tambahan  melindungi  industri  dalam  negeri.  PT  Krakatau  Steel  pasokan dalam negeri.  mengusulkan akselerasi program SNI sektor baja hulu dan  hilir,  aliansi  strategis  dengan  perusahaan  baja  dalam  dan  luar  negeri,  serta  kebijakan  antidumping  dan  antisubsidi  secara  agresif.  Usulan  lain,  implementasi  Instruksi  Presiden  Nomor  2  Tahun  2009  tentang  Peningkatan  Pemanfaatan Pemakaian Produk Dalam Negeri.  Halaman 9
  • 10. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Peran  Badan  Usaha  Milik  Negara  (BUMN)  terhadap  Melalui pembahasan yang intensif dalam Tim Pelaksana  perekonomian  nasional  semakin  meningkat.  Hal  ini  Komite  Kebijakan  KUR,  ketiga  aksi  tersebut  dapat  tercermin  dari  belanja  modal  (capital  expenditure/capex)  diselesaikan  sebelum  program  100  Hari  usai.  Dalam  dan  belanja  operasional  (operational  expenditure/opex)  rangka  relaksasi  pengaturan  KUR  telah  ditanda‐tangani  tahun 2010 yang mencapai Rp969 triliun, mendekati total  Addendum  II  MoU  KUR  pada  tanggal  12  Januari  2010  APBN  2010  sebesar  Rp1.009  triliun.  Total  capex  BUMN  oleh  6  Menteri,  6  Bank  Pelaksana  serta  2  Lembaga  tahun  2010  mencapai  Rp184  triliun,  sedangkan  total  Penjamin,  sebagai  wujud  relaksasi  pengaturan  KUR.  opexnya  sebesar  sebesar  Rp785  triliun.  Sebagai  Selanjutnya,  dalam  rangka  implementasi  kesepakatan  perbandingan    belanja  modal  pemerintah  pusat  sebesar  baru  tersebut,  maka  pada  tanggal  25  Januari  2010  Rp83,2  triliun  dan  belanja  operasional  pemerintah  pusat  diterbitkan  SOP  Pelaksanaan  KUR.  Untuk  aksi  sebesar  Rp103  triliun.  Angka  capex  tersebut  penambahan  bank  pelaksana,  maka  Menko  menggambarkan  bahwa  investasi  BUMN  lebih  tinggi  Perekonomian,  selaku  Ketua  Komite  KUR,  pada  tanggal  dibanding  investasi  pemerintah,  sehingga  peran  BUMN  26 Januari 2010 menyetujui penambahan 13 (tiga belas)  sebagai penggerak perekonomian semakin besar. Dari data  Bank  Pembangunan  Daerah  (BPD)  sebagai  bank  di Kementerian BUMN, dari Rp184 triliun belanja modal 18  pelaksana KUR yaitu: Bank DKI, Bank Nagari, Bank Jabar  sektor  BUMN,  kontribusi  terbesar  adalah  sektor  energi  Banten,  Bank  Jateng,  BPD  DIY,  Bank  Jatim,  Bank  NTB,  yang  mencapai  Rp115  triliun,  disusul  sektor  Bank Kalbar, BPD Kalsel, Bank Kalteng, Bank Sulut, Bank  telekomunikasi  Rp20,70  triliun.  Selanjutnya  sektor  Maluku  dan  Bank  Papua.  Untuk  aksi  menyangkut  prasarana angkutan dengan belanja modal Rp11,50 triliun,  penyediaan  dana  penjaminan  maka  telah  diterbitkan    pertambangan  Rp9,75  triliun,  perkebunan  Rp9,06  triliun.  Peraturan  Menteri  Keuangan  Nomor;  22/PMK.05/2010   Sektor  penunjang  pertanian  Rp4,71  triliun,  sarana  tanggal  28  Januari  2010  tentang  Perubahan  Kedua  Atas  angkutan dan pariwisata Rp4,42 triliun, sedangkan belanja  Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135/PMK.05/2008  modal  sektor  perbankan  Rp2,5  triliun.  Sementara  belanja  tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat.   modal  terkecil  atau  kurang  dari  Rp1  triliun  adalah  sektor  Dengan  infrastruktur  kelembagaan  baru  KUR  tersebut  perikanan,  kehutanan,  pembiayaan,  kawasan  industri  dan  diharapkan  lebih  meningkatkan  akses  pembiayaan  asuransi (DW).  UMKMK  yang  melakukan  kegiatan  produktif  dan  layak  namun belum bankable kepada Bank Pelaksana.    PERKEMBANGAN KREDIT USAHA RAKYAT  Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil  Koordinasi,  Monitoring  dan  Evaluasi  Kebijakan  Perbankan,  khususnya  realisasi  KUR  sampai  dengan  Januari  2010  Realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) 31 Januari 2010.  sebagaimana  tabel  realisasi  KUR  31  Januari  2010.  Dari     tabel  tersebut,  dapat  dilihat  bahwa,  KUR  yang  telah  disalurkan  oleh  6  bank  pelaksana  yaitu  BRI,  BNI,  BTN,  Rakor  Komite  Kebijakan  Penjaminan  Kredit/Pembiayaan  Bank  Mandiri,  Bank  Syariah  Mandiri  dan  Bank  Bukopin  bagi UMKMK pada akhir tahun 2009 menghasilkan usulan  mencapai  Rp  17,543  triliun  kepada  2.444.127  debitur  perlunya  dilakukan  Amandemen  II  atas  Nota  yang  tersebar  di  33  propinsi  di  seluruh  Indonesia  Kesepahaman  Bersama  (MoU)  tentang  Pelaksanaan  dengan rata‐rata kredit sebesar Rp 7,18 juta per debitur  Program  Kredit  Usaha  Rakyat  (KUR)  dan  perubahan  dengan Non Performing Loan (NPL) rata‐rata 5,85%. BRI  Peraturan  Menteri  Keuangan  Nomor  135  tahun  2008  sebagai  bank  yang  paling  banyak  menyalurkan  KUR  tentang  Fasilitas  Penjaminan  Kredit  Usaha  Rakyat    serta  yaitu  mencapai    Rp  13,10  trilliun  disusul  Bank  BNI  Standar  Operasional  dan  Prosedur  (SOP)  Pelaksanaan  sebesar  Rp  1,54  trilliun,  dan  Bank  Mandiri  sebesar  Rp  KUR.  Perubahan  regulasi  KUR  tersebut  menjadi  prioritas  1,50 trilliun.  Program  100  hari  Kabinet  Indonesia  Bersatu  Jilid  II.  Di  samping  itu,  pemerintah  mencanangkan  program  revitalisasi  KUR  mulai  tahun  2010.  Terdapat  3  (tiga)  aksi  yang  akan  dikerjakan  yaitu:  (1)  Penyaluran  KUR  direncanakan  mencapai  Rp  20  Trilliun  per  tahun  selama  ►►► Tabel  Realisasi dan NPL Penyaluran KUR periode  2010‐2014  dan  untuk  mendukung  hal  tersebut    Pemerintah  akan  menyiapkan  dana  penjaminan  melalui  APBN.  (2)  Penambahan  Bank  Pelaksana  KUR  keikut  sertaan  Bank  Pembangunan  Daerah  (BPD)  dan  kelompok  bank lainnya. (3) Relaksasi Pengaturan KUR.     Halaman 10
  • 11. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan   REALISASI DAN NPL PENYALURAN KUR  Per 31 Januari 2010  REALISASI PENYALURAN KUR  Menurut Sektor Ekonomi    Per 31 Januari 2010  REALISASI PENYALURAN KUR TOTAL   BANK Rata-rata NPL (%) No Sektor Ekonomi Plafon Outstanding Debitur Plafon Outstanding kredit   Debitur (Rp. Juta) (Rp. Juta) (Rp Juta) (Rp Juta) (Rp Juta) 1 Pertanian 2,671,741.0 1,612,598.0 244,370.0   BNI 1,540,799 845,375 11,632 132.46 4.53 2 Pertambangan 6,774.0 4,296.0 186.0   3 Industri Pengolahan 396,173.0 210,927.0 34,852.0 BRI KUR 3,421,175 2,411,584 28,842 118.62 6.06 4 Listrik, Gas & Air 2,641.0 2,055.0 51.0   BRI KUR 5 Konstruksi 337,354.0 183,119.0 2,342.0 MIKRO 9,686,003 2,784,170 2,356,804 4.11 6.35 Perdagangan, 6 Restoran & Hotel 12,320,922.0 4,980,233.0 1,997,432.0   Mandiri 1,508,312 987,240 36,803 40.98 2.07 7 Perumahan - - - Pengangkutan,   Pergudangan & BTN 330,060 225,143 2,567 128.58 3.20 8 Komunikasi 96,572.0 52,072.0 3,614.0   Bukopin 669,348 384,242 3,141 213.10 8.85 9 Jasa-jasa dunia usaha 541,766.0 267,197.0 39,712.0 Jasa-jasa 10 Sosial/Masyarakat 261,116.0 104,954.0 40,758.0   BSM 387,099 299,134 4,338 89.23 13.81 11 Lain-lain 907,736.0 519,436.0 80,810.0 Total 17,542,796 7,936,888 2,444,127 7.18 5.85   Total 17,542,796.0 7,936,887.0 2,444,127.0       Sektor‐sektor  ekonomi  yang  dibiayai  mencakup  berbagai  sektor  ekonomi  yaitu  Pertanian,  Pertambangan,  Industri    Pengolahan,  Listrik,  Gas  &  Air,  Konstruksi,  Perdagangan,  PERKEMBANGAN PASAR MODAL  Restoran  &  Hotel,  Perumahan,  Pengangkutan,    Pergudangan  &  Komunikasi,  Jasa‐jasa  Dunia  Usaha,  dan  Jasa‐jasa Sosial/ Masyarakat dan lain‐lain. Sektor ekonomi  Kapitalisasi pasar saham mengalami peningkatan sebesar    yang  paling  banyak  dibiayai  yaitu  sektor  perdagangan  4.13%  pada  Januari  2009  jika  dibandingkan  dengan  sebesar  Rp  12,321  trilliun  dengan  1.997.432  debitur,  bulan Desember 2009. Sedangkan kegiatan pasar obligasi    sektor pertanian sebesar Rp 2,671 trilliun dengan 244.370  pada Januari 2009 cenderung stagnan jika dibandingkan  debitur, kemudian disusul sektor industri Pengelolaan dan  dengan  bulan  Desember  2009.  Transaksi  investor  asing    sektor  jasa‐jasa  Dunia  Usaha  masing‐masing  sebesar  Rp  secara net turun 88.8% dibandingkan dengan Desember  396.173  milliar  dan  Rp.  541.766  milliar  dengan  jumlah  2009.  Transaksi  jual  lebih  tinggi  dibandingkan  transaksi    debitur  yang  terlayani  masing‐masing  sebesar  34.852    beli  karena  tekanan  jual  masih  ada  di  area  resisten  debitur dan 39.712 debitur.   sehingga  lebih  mudah  bagi  asing  untuk  melakukan    Sektor konstruksi yang dibiayai sebesar Rp 337.354 milliar  transaksi  jual.  Penurunan  transaksi  juga  dipengaruhi  dengan  2.342  debitur.  Untuk  sektor  jasa‐jasa  oleh  situasi  dalam  negeri,  dimana  Kasus  Century  turut    sosial/masyarakat  yang    dibiayai  adalah  sebesar  Rp  membawa  ketidakpastian  investasi.  Namun,  volume  261.116  milliar  dengan  40.758  debitur,  sedangkan  sektor  transaksi  saham  di  BEI  menunjukkan  kinerja  yang  baik.    pengangkutan,pergudangan  dan  komonikasi  sebesar  Rp  IHSG  menguat  sebesar  3.02%  dan  ditutup  pada  level  96,572 milliar dengan 3.614 debitur.   2.610,8.   Sedangkan  jumlah  penjaminan  KUR  yang  dilakukan  oleh    PT Askrindo dan Perum Jamkrindo dimana sampai dengan  ►►► Tabel  Perkembangan Pasar Modal    akhir  Januari  tahun  2010  KUR  yang  dijamin  telah  mencapai  Rp  17.225,60  triliun  dengan  jumlah  klaim      sebesar  Rp  536.246  miliar  dan  jumlah  klaim  yang  telah    dibayarkan sebesar Rp 301.887,3 miliar.         Halaman 11  
  • 12. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan   PERKEMBANGAN PASAR MODAL  Per 31 Januari 2010  Pembayaran  gaji  dilakukan  oleh  perusahaan  yang  Jan-10 Des-09 %∆ Jan-09 %∆ berkedudukan  di  Indonesia  dan  umumnya  dengan  cara  ditransfer  ke  rekening  bank  di  Indonesia.  Pemanfaatan  Saham (1) (2) (1)/(2) (3) (1)/(3) gaji  oleh  responden  umumnya  untuk  konsumsi  (49%),  Kapitalisasi Pasar (Rp triliun) 2102.71 2019.38 4.13 1071.52 96.24 sisanya  untuk  tabungan  (31%)  dan  remitansi  (20%).  Saham Sekitar  58%  responden  melakukan  remitansi  ke  negara  diperdagangkan asal  dengan  rata‐rata  pengiriman  dibawah  Rp.  10  juta  (triliun unit) 1.47 1.46 0.68 1.38 6.52 per  bulan.  TKA  pada  level  jabatan  professional    dan  Jumlah Emiten (korporasi) 398 398 0.00 397 0.25 direktur,    TKA  asal  Amerika  dan  Asia  ASEAN    dan  TKA  pada  sektor  pertambangan  dan  penggalian  dan  sektor  Obligasi konstruksi  cenderung  mengirimkan  uangnya  jauh  lebih  Pemerintah (Rp triliun) 581.75 581.75 0.00 534.89 8.76 banyak  dibanding  lainnya.  Pengiriman  uang  ke  Negara  asal  lebih  banyak  dilakukan  secara  rutin  (53,33%)  dan  Korporasi (Rp triliun) 88.45 88.45 0.00 75.17 17.67 umumnya  sebulan  sekali  (12  kali  setahun).    TKA  asal  Perdagangan kawasan  Oceania  dan  Asia‐ASEAN,  TKA  pada  jabatan  Saham (Rp triliun) 79.01 55.1 43.39 31.39 151.70 Direktur  dan  TKA  yang  bekerja  di  sektor  pertanian  Obligasi Pemerintah cenderung  mengirimkan  uang  (frekuensi  remitansi)  (Rp triliun) 92.58 94.66 -2.20 45.38 104.01 secara rutin.   Obligasi Korporasi   (Rp triliun) 6.51 6.33 2.84 2.79 133.33 Pengiriman  remitansi  lebih  banyak  dilakukan  melalui  Transaksi Asing perbankan daripada jalur formal lainnya seperti Western  Beli (Rp triliun) 21.67 16.67 29.99 8.99 141.05 Union,  Money  Gram  dan  titip  teman.  Padahal  biaya  Jual (Rp triliun) 21.24 12.83 65.55 10.15 109.26 melalui non bank relatif lebih murah daripada perbankan  Net Pembelian (Rp serta jangka waktu pengiriman uang melalui jalur formal  triliun) 0.43 3.84 -88.80 -1.16 137.07 non  bank  juga  lebih  cepat  dibandingkan  dengan    perbankan.  Hal  ini  dikarenakan  pengiriman  remitansi  REMITANSI TENAGA KERJA  melalui  perbankan  relatif  lebih  mudah  yaitu  dengan    menggunakan  rekening  pribadi  TKA  bersangkutan  (sekitar 92.9%) dan rekening pribadi keluarganya. Selain  Remitansi Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia    pengiriman uang, TKA juga melakukan remitansi barang,  Untuk  memperoleh  data/informasi  terkini  mengenai  pola  namun jumlahnya relatif kecil. Biaya pengiriman uang ke    remitansi  TKA  di  Indonesia,  Bank  Indonesia  melakukan  luar  negeri  (remitansi)  rata‐rata  berkisar  Rp.  100.000‐ survey  TKA  2009  dengan  menggunakan  sampel  sebanyak  Rp. 250.000.     365 orang. Dari hasil survey TKA 2009 tersebut, diperoleh    mayoritas  responden  berlokasi  di  Pulau  Jawa  terutama  Aliran remitansi merupakan salah satu komponen dalam    provinsi  DKI  Jakarta  dengan  berpendidikan  Sarjana  perhitungan  neraca  pembayaran  Indonesia  terutama  (setingkat  S1).    Dalam  survey  TKA  2009  ini  dihasilkan  dalam transfer berjalan. Perkembangan transfer berjalan  net  Indonesia  positif  dan  meningkat  dalam  3  tahun    jabatan TKA sebagian besar sebagai manajer dan sebagian  besar  bekerja  di  sektor  industri  pengolahan.  Mayoritas  terakhir.  Aliran  remitansi  outflow  dari  TKA  cenderung  responden  memperoleh  gaji  berkisar  Rp.  25  ‐  Rp.  50  meningkat  begitu  juga  dengan  aliran  remitansi  inflow    juta/bulan.   dari TKI.     Halaman 12
  • 13. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan     Berdasarkan  data  Depnakertrans  dan  Bank  Indonesia,  Selain  itu,  pengiriman  dalam  bentuk  uang  lebih  banyak  jumlah  TKA  yang  bekerja  di  Indonesia  per  Sep  2009  dibandingkan  pengiriman  dalam  bentuk  barang,  yaitu    diperkirakan mencapai 45 ribu orang yang sebagian besar  sebesar 90%. Remitansi ini kemudian dapat dimanfaatkan  berasal  dari  kawasan  Asia  Non  Asean  terutama  China.  untuk  tabungan  dan  investasi.  Namun,  hasil  survei    Jabatan  TKA  yang  dominan  bergeser  dari  konsultan  ke  menunjukkan  bahwa  59%  responden  tidak  dapat  professional.  Sebagian  besar  TKA  bekerja  di  sektor  menabung  dikarenakan  tidak  cukupnya  dana  untuk    perdagangan,  hotel  dan  restoran  dimana  sector  tersebut  memenuhi  kebutuhan  sehari‐hari.  Jumlah  yang  berkontribusi  paling  besar  terhadap  pertumbuhan  ditabungkan  sebagian  besar  dalam  Ringgit  (87%)    ekonomi.    Aliran  remitansi  outflow  dari  TKA  cenderung  dibandingkan  Rupiah  (13%).  Untuk  investasi,  hanya  3%  meningkat  dalam  5  tahun  terakhir.  Walaupun  demikian,  TKI  yang  menyatakan  melakukan  investasi  di  Indonesia.    secara  neto  masih  terjadi  aliran  masuk  remitansi  ke  Hal  ini  disebabkan  oleh:  i)  tidak  tersedianya  dana  untuk  Indonesia.   investasi,  ii)  tidak  adanya  keinginan  untuk  investasi,  dan    iii)  kurangnya  pengetahuan  mengenai  cara  berinvestasi.  Dari  hasil  survei  ini,  diketahui  pula  bahwa  para  TKI  Remitansi Tenaga Kerja Indonesia      membutuhkan  pemahaman  yang  lebih  mengenai  bagaimana  mengelola  masalah  keuangan  melalui  sistem  Dari  hasil  survei  International  Organization  for    Migration  (IOM)  terhadap  303  responden  TKI  di  perbankan  atau  jasa  keuangan  seperti;  remitansi,  tabungan, dan investasi. Malaysia,  dengan  karakteristik  sebagian  besar  bekerja    sebagai  buruh  (55%),  teknisi  (10%),  pembantu  rumah  tangga  (9%),  dan  sisanya  sebagai  profesional  dan  Dari  Laporan  Remitansi  yang  dikeluarkan  Bank    penyedia  jasa.  Secara  rata‐rata,  pendapatan  yang  Indonesia,  besarnya  transaksi  remitansi  cenderung  diperoleh  adalah  berkisar  Rp.  11–Rp.  84  juta/tahun.  mengalami peningkatan. Besarnya remitansi tenaga kerja  Dengan  rata‐rata  remitansi  sebesar  39,8%  dari  total  pada  transfer  berjalan  hingga  kuartal  ketiga  2009    pendapatan yang dihasilkan para TKI, besarnya remitansi  menunjukkan angka yang positif yaitu sebesar 1,164 juta  yang  dikirimkan  ke  Indonesia  adalah  berkisar  Rp.1‐Rp.4  USD,  meskipun  lebih  rendah  jika  dibandingkan  dengan    kuartal  kedua  2009  dan  periode  yang  sama  tahun  juta/tahun.  Remitansi  terbesar  dihasilkan  oleh  TKI  yang  bekerja sebagai profesional dan teknisi. Sementara jumlah  sebelumnya.  Masing‐masing  sebesar  1,220  juta  USD  dan    1,294 juta USD.  remitansi  terkecil  diperoleh  para  TKI  yang  bekerja  sebagai pembantu rumah tangga.   Sejalan  dengan  survei  yang  dilakukan  IOM,  BI    menemukan  bahwa  frekuensi  pengiriman  remitansi  Faktor dominan yang mempengaruhi penentuan besarnya  dilakukan  lebih  dari  satu  bulan,  yaitu  3‐4  kali  dalam  remitansi  adalah  hasil  kerja  usaha  TKI  tersebut,    setahun.  Faktor  biaya  remitansi  menjadi  penyebabnya.  pendapatan  yang  diperoleh,  kebutuhan  hidup,  nilai  tukar  Sebagian besar remitansi, sekitar 61% dikirimkan melalui    mata  uang  sebelumnya,  dan  biaya‐biaya  tambahan  yang  jalur perbankan (BNI, BRI, BCA, dan Mandiri), 29% diluar  harus  dikeluarkan  untuk  menggunakan  jasa  remitansi.  jalur  perbankan  (KUPU  dan  money  changer),  dan  10%    Sekitar  72%  TKI  yang  bekerja  sebagai  profesional  sisanya melalui teman dan kerabat. Sedangkan bagi pihak  mengirimkan  remitansi  setiap  bulan.  Sedangkan  tenaga  penerima  remitansi,  78%  menggunakan  jalur  perbankan    buruh,  yang  merupakan  responden  TKI  terbanyak,  (BNI,  BRI,  BCA,  dan  Mandiri),  13%  menggunakan  KUPU,  money  changer,  dan  jasa  kantor  pos,  dan  9%  sisanya  mengirimkan  remitansi  dalam  frekuensi  yang  lebih    melalui teman dan kerabat.  sedikit. Sekitar 71% tenaga buruh ini mengirim remitansi    dengan frekuensi lebih dari satu bulan, untuk menghemat      biaya pengiriman remitansi. Dari hasil survei ini, terdapat  Jalur Remitansi sejumlah jalur remitansi yang dapat digunakan. Jalur yang    Pengirim Penerima paling sering digunakan, secara berurutan, adalah melalui  Remitansi Remitansi   pasar  valuta  asing,  Western  Union,  perbankan,  menitipkan pada relasi atau dibawa sendiri ke Indonesia.  Bank 61% 78%   Keputusan untuk menggunakan jalur remitansi yang tepat  Non Bank 29% 13% didasarkan pada metode yang paling murah, cepat, aman,  Teman/Relasi 10% 9% mudah, dan memberikan nilai tukar yang paling menarik.      Nilai  tukar  menjadi  penting  karena  remitansi  yang      dikirimkan  oleh  TKI  di  Malaysia,  sebesar  65%  adalah    dalam mata uang Ringgit dibandingkan Rupiah.         Halaman 13  
  • 14. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan     Remitansi  yang  diperoleh  keluarga  TKI,  29%  digunakan  Peningkatan  kredit  konsumsi  didorong  oleh  permintaan    untuk  memenuhi  kebutuhan  hidup  sehari‐hari,  17%  kredit  multiguna  dan  kredit  perumahan/KPR.  Secara  untuk  keperluan  sekolah,  14%  untuk  tempat  tinggal,  7%  sektoral,  permintaan  terbesar  akan  kredit  baru  terjadi  untuk tabungan/investasi, dan 5% untuk sertifikat tanah.  pada  sektor  jasa  dunia  usaha  (terutama  pada  kelompok      Hanya 13% TKI yang dapat menabung. 45% TKI tersebut  bank besar), sektor konsumsi (pada bank menengah), dan  memiliki tabungan 1‐10 juta Rupiah, 40% memiliki 10‐50  sektor  industri  pengolahan  (pada  bank  kecil).    juta  rupiah,  10%  memiliki  lebih  dari  50  juta  rupiah,  dan  Peningkatan  permintaan  kedit  baru  skala  menengah  hanya 5% memiliki kurang dari 1 juta rupiah.  menjadi pendorong peningkatan total kredit baru.    Permasalahan  yang  dihadapi  TKI  berkaitan  dengan  Meski  mengalami  peningkatan,  rata‐rata  jumlah  aplikasi  remitansi  sekarang  ini  diantaranya  masalah  biaya,  jarak,  yang tidak disetujui oleh bank pada triwulan IV‐2009 juga    mengalami  peningkatan  dibandingkan  dengan  triwulan  dan waktu pengiriman remitansi.  Mereka mengharapkan  sebelumnya dari 17,0% menjadi 19,8%.  adanya  perbaikan  dan  kemudahan  prosedur  remitansi,    Sekitar  65,2%  responden  menyatakan  bahwa  realisasi  peningkatan  akses  melalui  penambahan  jumlah  cabang,  kredit  baru  pada  triwulan  IV‐2009  mengalami  deviasi  dan pengurangan biaya‐biaya remitansi.    lebih  dari  5%  dibawah  target  yang  ditetapkan.  Deviasi  pada  kredit  modal  kerja  pada  tahun  2009  cenderung    meningkat,  sebaliknya  kredit  konsumsi  cenderung  mengalami  penurunan.  Secara  sektoral,  sepanjang  tahun    2009,  deviasi  terbesar  terjadi  pada  sektor  perdagangan.  Perbankan  berpendapat  bahwa  kondisi  ekonomi  yang  belum  stabil  dan  turunnya  permintaan  nasabah  akan  pembiayaan  perbankan  menjadi  alasan  utama  deviasi  tersebut.  Perkiraan Triwulan I – 2010 dan Tahun 2010  Dari  hasil  survei  perbankan  triwulan  IV‐2009  oleh  Bank  Indonesia, mayoritas responden memproyeksikan modus  pertumbuhan  kredit  baru  triwulanan  pada  triwulan  1‐ 2010  berkisar  antara  0.01%  ‐  5,00%  (q‐t‐q)  dengan  pangsa  outstanding  kredit  sebesar  33.07  %.  Sedangkan  proyeksi  modus  pertumbuhan  kredit  baru  pada  tahun  2010  akan  berkisar  antara  10,01%‐15,00%,  lebih  tinggi  dibandingkan  target  triwulan  I‐2010.  Alasan  internal  utama  yang  mendukung  ekspektasi  peningkatan  pemberian  kredit  baru  adalah  masih  cukup  tingginya   rasio  kecukupan  modal  bank  dan  semakin  terkendalinya  resiko kredit. Sementara itu, alasan eksternal utama yang    mendukung  ekspektasi  penyaluran  kredit  baru  adalah  meningkatnya  kemampuan  nasabah  dalam  membayar    SURVEI PERBANKAN  pinjaman  diikuti  dengan  kemudahan  akses  untuk  memperoleh  info  mengenai  kegiatan  usaha  yang  feasible    Survei Perbankan IV­2009  dibiayai.      Survey Perbankan oleh Bank Indonesia pada triwulan IV‐   2009  Target Pertumbuhan Kredit Baru  mencatat  pendapat  para  bankir  bahwa   No Target Triwulan I-2010 Tahun 2010 pertumbuhan  (outstanding)  kredit  pada  triwulan  I‐2010  Pertumbuhan Jumlah Pangsa Jumlah Pangsa   sekitar  2,7%‐3,6%  (q‐t‐q).    Secara  tahunan,  pada  tahun  Kredit baru* bank Outstanding bank Outstanding 2010,  (outstanding)  kredit  diproyeksikan  tumbuh  18%  Kredit (%) Kredit (%) 1 Negatif 7 16.98 2 0.44   (y‐o‐y).  Survei  menggunakan  40  responden  (response  2 0.01%-5.00% 16 33.07 1 0.33 rate  93,0%)  yang  memiliki  pangsa  (outstanding)  kredit  3 5.01%-10.00% 4 5.81 5 6.43   sebesar  80,2%  dari  total  kredit  bank  umum.  Survei  4 10.01%-15.00% 2 0.77 9 28.06 mendapatkan  permintaan  kredit  baru  pada  triwulan  IV‐ 5 15.01%-20.00% 3 1.35 8 22.34 6 >20% 4 19.09 12 20.10   2009  meningkat.  Peningkatan  terbesar  terjadi  pada  Jumlah 36 77.08 37 77.72 kelompok  bank  kecil  dari  11,6%  menjadi  76,7%.  Hal  ini      didorong  oleh  kecenderungan  turunnya  tingkat  suku  *dibandingkan target triwulan dan tahun lalu  bunga kredit dan mulai membaiknya kondisi ekonomi.   Halaman 14  
  • 15. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan     Jika  dilihat  menurut  penggunaan,  prioritas  utama  target  Prioritas Penempatan Dana Bank    perbankan dalam pemberian kredit baru pada tahun 2010  Instrumen Prioritas Tahun adalah kredit modal kerja, kemudian kredit investasi dan  2009 2010 SBI 1 1   kredit  konsumsi.  Sedangkan  jika  dilihat  menurut  kredit  konsumsi,  prioritas  pertama  perbankan  adalah  kredit  FASBI 2 - perumahan  (KPR),  kemudian  kendaraan  bermotor  dan  Antar Bank 3 2 kredit multiguna. Sektor perdagangan, hotel dan restoran  Obligasi - 3 merupakan prioritas utama perbankan dalam permberian  pemerintah kredit  kemudian  sektor  jasa  dunia  usaha.  Sedangkan    sektor  industri  pengolahan  masih  menjadi  sektor  yang  Terkait  dengan  tingkat suku  bunga  dana  dan  kredit, tren  dihindari oleh perbankan dalam menyalurkan kredit baru  penurunan  suku  bunga dana    yang terjadi  di  tahun  2009  pada  tahun  2010.  Hal  ini  dikarenakan  kondisi  ekonomi  diperkirakan  masih  akan  berlanjut  pada  tahun  2010.  belum  sepenuhnya  pulih  sehingga  masih  cukup  riskan  Secara  rata‐rata  pada  tahun  2010,  suku  bunga  untuk menyalurkan kredit investasi jangka panjang.    penghimpunan  dana  Rupiah  diperkirakan  sebesar  6.62%  Untuk golongan  kredit,  golongan  kredit besar  (diatas Rp.  dan suku bunga penghimpunan dana valas sebesar 1.83%.  5  M)  masih  menjadi  prioritas  utama  target  pemberian  Begitu  juga dengan  suku  bunga kredit  rupiah  mengalami  kredit  baru  di  tahun  2010  kemudian  kredit  menengah  >  penurunan  pada  tahun  2010,  dengan  rata‐rata  tingkat  Rp.  500  juta  –  Rp.  5  M.  Sedangkan  kredit  kecil  (>  Rp.  50  suku  bunga  kredit  dalam  rupiah  terendah  pada  kredit  juta‐Rp.  500  juta  kurang  diminati  pada  tahun  2010.  Jika  modal  kerja  (sekitar  13.65%)  dan  rata‐rata  tingkat  suku  dilihat  dari  orienntasi  penggunaan,  kredit  non  ekspor  bunga kredit dalam valas terendah pada kredit konsumsi  menjadi  prioritas  utama  target  pemberian  kredit  (sekitar 6.92%).  kemudian kredit ekspor.      Perkiraan Suku Bunga Dana Tahun 2010 Prioritas Target Pemberian Kredit Baru 2010  Suku Bunga Perkiraan tahun 2009 Perkiraan Tahun 2010 Dana Rata- Kisaran Rata- Kisaran Jenis Kredit  Prioritas I  Prioritas II  Prioritas III  rata rata A. Dalam Rupiah Menurut  Kredit Modal  Kredit  Kredit  1. Cost of funds 6.91% 5.35%-8.47% 6.62% 5.10%-8.13% Penggunaan  Kerja  Investasi  Konsumsi  2. Cost of 8.69% 6.40%-10.98% 8.45% 6.00%-10.89% loanable funds Kredit  Perumahan  Kendaraan  Kredit  B. Dalam Valas Konsumsi  (KPR)  Bermotor  Multiguna  1. Cost of funds 2.29% 1.01%-3.56% 1.83% 0.77%-2.90% 2. Cost of 3.19% 1.32%-5.06% 2.89% 0.85%-4.92% Sektor  Perdagangan,  Jasa Dunia  Industri  loanable funds Ekonomi  Hotel dan  Usaha  Pengolahan  Restoran  Golongan  Kredit Besar  Kredit  Kredit Kecil  Perkiraan Suku Bunga Kredit Tahun 2010 Kredit  (diatas Rp. 5  Menengah  (>Rp.50 s.d  Suku Bunga Perkiraan tahun 2009 Perkiraan Tahun 2010 M)  (>Rp 500  Rp. 500 juta)  Dana Rata- Kisaran Rata- Kisaran juta s.d Rp 5  rata rata A. Dalam Rupiah M)  1. Kredit Modal 13.86 10.75%-16.97% 13.65% 10.93%-16.37% Orientasi  Kredit Non  Kredit    Kerja % Penggunaan  Ekspor  Ekspor  2. Kredit 14.26 11.24%-17.28% 14.06% 11.37%-16.76% Investasi %   3. Kredit 16.55 10.22%-22.89% 14.73% 9.82%-19.65% Konsumsi % Responden  cukup  optimis  bahwa  sumber  pendanaan  B. Dalam Valas yang  berasal  dari  pihak  ketiga  pada  tahun  2010  masih  1. Kredit Modal 7.61% 4.04%-11.18% 7.09% 4.44%-9.74% meningkat  dibandingkan  tahun  2009.  Pada  tahun  2010,  Kerja 2. kredit Investasi 8.14% 4.77%-11.51% 7.85% 5.04%-10.67% prioritas  penempatan  dana  bank  (selain  kredit)  3. Kredit 7.96% 3.24%-12.69% 6.92% 2.99%-10.84% diperkirakan  masih  terfokus  pada  Sertifikat  Bank  Konsumsi Indonesia (SBI), kemudian disusul oleh penempatan dana  Sumber: Bank Indonesia antar bank dan obligasi pemerintah. Hal ini agak berbeda    dengan  prioritas  penempatan  dana  oleh  perbankan  pada    tahun  2009  dimana  FASBI  merupakan  prioritas  ke  dua    setelah  SBI.  Kemudian  prioritas  ketiga  adalah    penempatan dana antar bank.        Halaman 15