Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013
T
1. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
Tinjauan
Perkembangan
Ekonomi & Keuangan
Edisi Januari 2010
MENJAGA OPTIMISME SKOR KONDISI EKONOMI:
Memasuki tahun 2010, Tinjauan akan menampilkan skor
Krisis keuangan 2007‐2008 memberikan pelajaran bahwa
SaaSa kondisi ekonomi Indonesia. Skor ini dihasilkan dari bobot
sistem keuangan di banyak negara saat ini sudah tertimbang pemantauan kondisi ekonomi yang dipilih
terintegrasi secara global. Negara dengan derajad secara acak untuk semua sektor. Kita bagi kualifikasi
keterbukaan ekonomi yang semakin tinggi menderita kondisi ekonomi berdasarkan skor yang dihasilkan: 0 – 2
kerugian krisis semakin besar, sementara sebaliknya ada (tidak kondusif); 2,1 – 4 (kurang kondusif); 4,1 – 6
yang diuntungkan karena kondisi sistem ekonomi yang (transisi); 6,1 – 8 (prospektif); 8,1 ‐10 (kondusif). Bobot
tertutup. Akerlof dan Shiller dalam bukunya “Animal pertimbangan akan selalu disesuaikan perkembangan
Spirits” mengungkapkan bagaimana secara psikologis peranan masing‐masing sektor dalam mendorong
nafsu tidak terpuaskan investor memicu perilaku profit pertumbuhan ekonomi. Dari hasil pembobotan tersebut
taking yang berlebihan sehingga meruntuhkan common disimpulkan kondisi ekonomi Indonesia selama bulan
sense investasi. Alan Greenspan, mantan gubernur bank Januari 2010 dinilai kondusif .
sentral AS menyebut dengan istilah irrational exurbance.
Pasar uang derivatif melonjak sangat tajam dibanding Optimisme pemulihan ekonomi global semakin kuat
stock market, mortgage market dan treasury bill market memasuki bulan Januari 2010, yang antara lain tercermin
memperkuat motif mencari keuntungan yang melebihi dari publikasi World Economic Outlook Update dari IMF.
batas rasional jika seandainya bisa diukur. Dalam publikasi ini pertumbuhan ekonomi tahun 2010
diperkirakan dapat mencapai 3,9% yang lebih tinggi
Jika dilihat dari upaya pemulihan krisis di semua negara 0,75% dari perkiraan Oktober 2009. Optimisme yang
terlihat pola yang sama, yaitu melakukan intervensi sama juga terjadi pada perekonomian Indonesia, terlebih
terhadap pasar yang sudah carut marut karena aksi ambil setelah pertumbuhan ekonomi 2009 mencapai 4,5%, di
untung. Nampak bahwa public consumption membesar di atas perkiraan banyak pihak.
hampir semua negara melalui stimulus fiskal untuk Biaya pemulihan krisis melalui kebijakan stimulus fiskal
menjaga konsumsi domestik dan sentimen investasi tetap diukur dari defisit fiskal yang dihasilkan Indonesia
bergerak positif. Defisit fiskal dibiarkan membesar termasuk yang paling rendah di regional Asia. Momen
bahkan di beberapa negara melebihi batas Maastricht penting ini juga diperkuat dengan semakin membaiknya
treaty 3% GDP. Dengan pola proses pemulihan yang sama, sorotan lembaga pemeringkat internasional terhadap
perekonomian global dihadapkan pada resiko baru, yaitu masa depan perekonomian Indonesia. Berbagai praktisi
membengkaknya country risks dari sisi likuiditas dan keuangan internasional mengakui Indonesia berpeluang
bahkan solvensi dalam membayar public debt untuk besar menjadi tumpahan pergerakan investasi.
membiayai stimulus. Kebijakan moneter didorong untuk Persoalan yang masih menggantung adalah cost of fund
memenuhi financing supply bagi kebijakan fiskal dengan yang masih tinggi akibat tingkat bunga yang tidak business
mengendalikan inflasi. Orientasi kebijakan beralih dari friendly bagi sektor riil. Perbankan masih terus dihinggapi
managing crisis menuju managing recovery dengan penilaian resiko usaha yang berlebihan di samping
menjaga stabilisasi sentimen positif pasar sebagai kunci. crowding out effect dari government bonds dengan tingkat
The perfect storm menurut bahasa Bernanke, Gubernur yield sebagai benchmark. Perlu langkah kepeloporan dan
Federal Reserve, sudah berlalu, tetapi resiko baru muncul. kerjasama publicprivate yang sinergis untuk mengalirkan
Tinggal bagaimana sekarang optimisme tetap terjaga. uang ke sektor industri.
2. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
Pertumbuhan Ekonomi Dunia
Perkembangan Indikator Ekonomi Internasional
Pemulihan global bergeser ke arah yang lebih kuat
memasuki tahun 2010 daripada perkiraan semula
namun dengan laju yang berbeda antar kawasan.
Setelah mengalami penurunan yang paling tajam,
pertumbuhan ekonomi mulai solid dan meluas ke
kelompok negara maju pada semester II‐2009. Dalam
World Economic Outlook Update edisi Januari 2010,
pertumbuhan ekonomi global 2010 diperkirakan 3,9%,
yang berarti ¾ persen lebih tinggi dari perkiraan Oktober
2009. Pemulihan pada kelompok negara maju diperkirakan Perkembangan Kredit Konsumsi & Tingkat Pengangguran AS
masih lemah. Sementara pertumbuhan pada kelompok
negara berkembang diperkirakan relatif kuat, terutama
didorong oleh permintaan domestik yang besar. Menurut
Indeks Leading Indicator Economics, Cina dan Asia tumbuh
lebih cepat dibandingkan kawasan lain. Kebijakan
penyeimbangan permintaan global antar‐kawasan perlu
menjadi perhatian karena proses pemulihan global
dikhawatirkan belum berkelanjutan.
Perkembangan Indeks Leading Indicator Economics
Perkembangan Indikator Indeks Produksi AS
Permasalahan terbesar di AS adalah masih tingginya Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia
tingkat pengangguran, yang sebesar 10,0% pada bulan
Desember 2010.
Tingginya tingkat pengangguran ini, tentu saja
mengakibatkan masih lemahnya daya beli masyarakat AS.
Kondisi ini tercermin dari pertumbuhan kredit konsumsi
bulanan yang turun tajam sebesar ‐0,70% pada bulan
November dari ‐0,17% pada bulan sebelumnya. Jika
pemerintah Obama tidak cepat mengatasi masalah
pengganguran, maka tentu saja pemulihan perekonomian
AS akan terhambat dan ini berdampak pada pemulihan
ekonomi global. Namun demikian pada sektor produksi
ada indikasi positif yang merespons meningkatnya
permintaan. Musim liburan akhir tahun dan berbagai paket
stimulus fiskal mendorong peningkatan konsumsi rumah
tangga dan memicu peningkatan produksi sektor industri
di AS. Perbaikan sektor produksi AS terindikasi dari indeks
produksi dan kapasitas produksi yang mulai meningkat
setelah sempat terpuruk pada triwulan II‐2009.
Halaman 2
3. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
Perkembangan Indikator Ekonomi Domestik Jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke
Indonesia Desember 2009 mencapai 625,4 ribu orang
naik 2,45 persen dibanding jumlah wisman Desember
Persepsi risiko investasi di Indonesia masih relatif baik 2008 sebanyak 610,5 ribu orang.
sejalan dengan terjaganya ekspektasi positif terhadap
nilai tukar Rupiah. Jika dibandingkan November 2009, jumlah wisman Desember
2009 naik 17,63 persen. Secara kumulatif tahun 2009, jumlah
Meski sempat mengalami peningkatan sebagai respons dari wisman mencapai 6,32 juta orang atau naik 1,43 persen
kondisi pasar keuangan global yang kembali tertekan, dibanding jumlah wisman pada periode yang sama tahun
indikator risiko investasi di Indonesia pada Januari 2010 2008 sebanyak 6,23 juta orang. Total pengeluaran tamu asing
di Indonesia (perkiraan devisa yang masuk) tahun 2009
relatif stabil dibandingkan dengan Desember 2009. Faktor
mencapai US$6,3 miliar atau turun 13,70 persen dibanding
yang menentukan adalah fundamental perekonomian penerimaan devisa tahun 2008 sebesar US$7,3 miliar. Tingkat
domestik yang masih solid dan upgrade rating Indonesia Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di 14 provinsi
oleh Fitch dari BB menjadi BB+. Keduanya memberikan pada Desember 2009 mencapai rata‐rata 52,56 persen, atau
insentif terhadap prospek investasi di Indonesia. Spread naik 2,65 poin dibanding TPK November 2009 sebesar 49,91
EMBIG bergerak naik ke level 323 bps dari level 294 bps persen. TPK hotel berbintang di Bali pada Desember 2009
pada periode Desember 2009. Yield spread global bond naik 4,76 poin bila dibanding November 2009, yaitu dari
Indonesia dengan US T‐Note juga meningkat ke level 228 54,90 persen menjadi 59,66 persen. Rata‐rata lama menginap
bps dari level 174 bps pada periode Desember 2009. tamu asing dan Indonesia pada hotel berbintang di 14
provinsi selama Desember 2009 adalah 1,97 hari turun 0,02
Sementara itu, credit default swaps (CDS) spread sedikit
poin dibanding keadaan November 2009. Peningkatan jumlah
turun dari 192 bps pada periode Desember 2009 menjadi wisatawan ini dinyatakan dengan penghargaan yang
190 bps pada Januari 2010 searah dengan pergerakan CDS diperoleh Bali pada 8 Februari 2010 di Hongkong. Bali
kawasan emerging markets Asia. Indikator risiko lain, yakni dinobatkan sebagai Best Island Destination in Asia Pacific
premi swap, juga bergerak stabil yang mengindikasikan untuk yang ketiga kalinya.
tekanan terhadap rupiah relatif rendah. (sumber: BI)
Perkembangan Indikator Risiko Perkembangan Premi Swap Perkembangan Nilai Tukar
Pada Desember 2009, Nilai Tukar Petani (NTP) Upah nominal harian buruh tani Nasional pada
nasional sebesar 101,20, atau naik 0,06 persen Desember 2009 naik sebesar 0,21 persen dibanding
dibandingkan bulan sebelumnya. upah November 2009, yaitu dari Rp37.230, menjadi
Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) naik 0,67 Rp37.305, per hari.
persen; Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) turun
0,87 persen; Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Secara riil mengalami penurunan sebesar 0,22 persen.
Rakyat (NTPR) naik 0,10 persen; Nilai Tukar Petani Upah nominal harian buruh bangunan (tukang bukan
Peternakan (NTPT) turun 0,61 persen; dan untuk Nilai mandor) pada Januari 2010 naik 0,29 persen dibanding
Tukar Nelayan (NTN) turun 0,29 persen. Kenaikan NTP upah Desember 2009, yaitu dari Rp56.406,‐ menjadi
dipicu oleh kenaikan Subsektor Tanaman Pangan Rp56.570,‐ per hari. Secara riil turun sebesar 0,54
terutama pada kelompok padi. Dari 32 provinsi (tanpa persen1). Upah nominal bulanan buruh industri pada
DKI) pada Desember 2009, NTP 20 provinsi naik, triwulan III 2009 naik sebesar 4,76 persen dibanding upah
sedangkan 12 provinsi turun. Kenaikan NTP tertinggi triwulan II 2009 yaitu dari Rp1.118.910,‐ menjadi
terjadi di Provinsi Sumatra Utara (1,02 persen), terutama Rp1.172.150,‐, secara riil naik 2,81 persen. Dibanding upah
disebabkan harga produsen jagung yang naik 1,65 triwulan III 2008 (year on year), upah nominal naik 7,71
persen. Penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi persen.
Maluku (1,13 persen), terutama disebabkan harga
produsen kambing yang turun 9,84 persen.
Halaman 3
4. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
• Pada bulan Januari 2010 terjadi inflasi sebesar 0,84 Indeks Penjualan Eceran
persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar
118,01. Dari 66 kota, seluruh kota mengalami inflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Maumere 3,56 persen dengan
IHK 130,49 dan terendah terjadi di Palu dan Sorong
masing‐masing 0,12 persen dengan IHK masing‐masing
121,10 dan 134,01.
• Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang
ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok bahan
makanan 1,73 persen, kelompok makanan jadi,
minuman, rokok dan tembakau 1,93 persen; kelompok Konsumsi Rumah Tangga & Pembiayaan Konsumsi
perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,34 persen;
kelompok kesehatan 0,15 persen; kelompok pendidikan,
rekreasi dan olahraga 0,10 persen dan kelompok
transpor, komunikasi & jasa keuangan 0,16 persen.
Sedangkan kelompok sandang bulan Januari 2010
mengalami penurunan indeks 0,20 persen.
• Laju inflasi tahun kalender (Januari) 2010 sebesar 0,84
persen dan laju inflasi year on year (Januari 2010
terhadap Januari 2009) sebesar 3,72 persen.
• Komponen inti pada bulan Januari 2010 mengalami
inflasi sebesar 0,59 persen, laju inflasi komponen inti
tahun kalender (Januari) 2010 sebesar 0,59 persen dan
laju inflasi komponen inti year on year (Januari 2010 Konsumsi Rumah Tangga & Pertumbuhan M1 Riil
terhadap Januari 2009) sebesar 4,43 persen.
• Pada Desember 2009, terjadi inflasi di daerah
perdesaan sebesar 0,43 persen. Inflasi perdesaan
Desember 2009 ini dipengaruhi oleh kenaikan indeks
harga subkelompok bahan makanan; makanan jadi;
perumahan; sandang; kesehatan; pendidikan, rekreasi
dan olahraga serta transportasi dan komunikasi yang
naik masing‐masing 0,37 persen; 0,77 persen; 0,42
persen; 0,55 persen; 0,29 persen; 0,15 dan 0,09 persen.
Laju Inflasi
Konsumsi rumah tangga pada triwulan I2010
diprakirakan masih tumbuh stabil.
Prakiraan ini sejalan dengan perkembangan indikator
penuntun konsumsi rumah tangga (gKonsRT) yang
mengindikasikan perbaikan. Rencana kenaikan gaji PNS,
TNI dan Polri sebesar 5% dan kenaikan UMP awal tahun
2010 berpotensi menopang perbaikan daya beli
masyarakat. Perbaikan konsumsi rumah tangga juga
didukung oleh perkembangan beberapa indikator dini.
Konsumsi barang tahan lama (durable goods) seperti
penjualan mobil, motor, dan elektronik tumbuh
meningkat. Indeks penjualan eceran (pyipe) hingga
akhir triwulan IV‐2009 masih tumbuh tinggi karena
meningkatnya konsumsi kelompok pakaian, makanan
dan tembakau. Perbaikan pertumbuhan konsumsi juga
tercermin pada kenaikan pertumbuhan impor barang
konsumsi hingga Desember 2009. Sejalan dengan
Tim Penyusun Kedeputian Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan perkembangan ini, indikator yang terkait dengan
Gedung Syafruddin Prawiranegara II Lantai 4 pembiayaan konsumsi (impbrgkonsumsi) seperti
Jalan Lapangan Banteng Timur 2-4 Jakarta pertumbuhan M1 riil menunjukkan tren yang
Telepon 021-3521843 Fax. 021-3521836 meningkat.
Halaman 4
5. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
Inflasi kelompok bahan makanan, khususnya beras • Nilai impor Indonesia Desember 2009 mencapai
didorong oleh kenaikan harga Gabah Kering Panen US$10,33 miliar atau meningkat 17,15 persen
(GKP) maupun harga Gabah Kering Giling (GKG). dibanding November 2009 yang besarnya US$8,81
miliar, sedangkan selama JanuariDesember 2009
Selama Januari 2010 rata‐rata harga gabah kualitas GKP di nilai impor mencapai US$96,86 miliar atau turun
tingkat petani dan penggilingan masing‐masing naik 10,07 25,03 persen dibanding periode yang sama tahun
persen menjadi Rp3.151,49 per kg dan 9,71 persen 2008.
menjadi Rp3.210,46 per kg dibandingkan bulan lalu. Impor nonmigas Desember 2009 mencapai US$8,22
Sedangkan gabah kualitas GKG naik 13,04 persen menjadi miliar atau meningkat 17,75 persen dibanding impor
Rp3.458,45 per kg di tingkat petani dan 13,08 persen November 2009, sedangkan selama Januari‐Desember
menjadi Rp3.532,17 per kg di tingkat penggilingan. 2009 mencapai US$77,87 miliar atau turun 21,06
Sementara itu, gabah kualitas rendah juga meningkat 5,80 persen dibanding periode yang sama tahun
persen menjadi Rp2.757,71 per kg di tingkat petani dan sebelumnya.
5,40 persen menjadi Rp2.814,31 per kg di tingkat • Impor migas Desember 2009 mencapai US$2,10
penggilingan. Diberlakukannya kebijakan HPP per 1 miliar atau meningkat 14,88 persen dibanding
Januari 2010, diperkirakan menjadi stimulus kenaikan impor November 2009, sedangkan selama
harga yang relatif signifikan. JanuariDesember 2009 mencapai US$18,99
miliar atau turun 37,85 persen dibanding periode
yang sama tahun sebelumnya.
KONDISI PERDAGANGAN – Nilai impor nonmigas terbesar Desember 2009 masih
EKSPOR DAN IMPOR sama seperti November 2009 yaitu golongan barang
mesin/pesawat mekanik dengan nilai US$1,42 miliar,
walaupun mengalami peningkatan sebesar 12,13
• Nilai ekspor Indonesia pada bulan Desember 2009 persen dibanding bulan sebelumnya.
mencapai US$13,33 miliar atau mengalami • Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar
peningkatan sebesar 23,69 persen dibanding selama JanuariDesember 2009 masih ditempati
ekspor November 2009. oleh Cina dengan nilai US$13,50 miliar dengan
pangsa 17,33 persen, diikuti Jepang US$9,82 miliar
Sementara bila dibanding Desember 2008 mengalami (12,61 persen) dan Singapura US$9,24 miliar (11,86
peningkatan sebesar 49,82 persen. Ekspor nonmigas persen). Sementara impor nonmigas dari ASEAN
Desember 2009 mencapai US$10,83 miliar, naik 28,30 mencapai 23,18 persen dan Uni Eropa sebesar 11,11
persen dibanding November 2009, sedangkan persen. Impor menurut golongan penggunaan barang
dibanding ekspor Desember 2008 meningkat 44,55 selama Januari‐Desember 2009 dibanding periode
persen. Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia yang sama tahun sebelumnya mengalami penurunan
Januari‐Desember 2009 mencapai US$116,49 miliar untuk semua golongan, yaitu impor barang konsumsi
atau menurun 14,98 persen dibanding periode yang sebesar 18,63 persen, bahan baku/penolong sebesar
sama tahun 2008, sementara ekspor nonmigas 29,99 persen, dan barang modal sebesar 4,47 persen.
mencapai US$97,47 miliar atau menurun 9,66 persen.
• Peningkatan ekspor nonmigas terbesar Desember Perkembangan Ekspor, Impor & Neraca Perdagangan
2009 terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati
sebesar US$1.092,2 juta, sedangkan penurunan
terbesar terjadi pada mesin/peralatan listrik
sebesar US$46,8 juta.
Ekspor nonmigas ke Jepang Desember 2009 mencapai
angka terbesar yaitu US$1,25 miliar, disusul Cina
US$1,19 miliar dan Amerika Serikat US$1,04 miliar,
dengan kontribusi ketiganya mencapai 32,16 persen.
Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar
US$1,45 miliar. Menurut sektor, ekspor hasil industri
periode Januari‐Desember 2009 turun sebesar 16,93
persen dibanding periode yang sama tahun 2008,
demikian juga ekspor hasil pertanian turun 4,83
persen, sebaliknya ekspor hasil tambang dan lainnya
naik sebesar 31,93 persen.
Halaman 5
6. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
Pertumbuhan investasi (PMTB) pada triwulan I2010 Mengawali tahun 2010, nilai tukar rupiah bergerak
diprakirakan meningkat seiring dengan membaiknya menguat.
permintaan eksternal dan domestik.
Peningkatan investasi terutama ditopang oleh realisasi Selama Januari 2010, rata‐rata nilai tukar rupiah
investasi bangunan seperti ditunjukkan oleh masih menguat 1,90% ke level Rp 9.275 per dolar AS dan
tingginya konsumsi semen. Hal tersebut juga dibarengi ditutup pada level Rp 9.350 per dolar AS atau menguat
dengan impor barang modal yang tumbuh membaik 0,80% dari periode bulan lalu. Nilai tukar rupiah sempat
seiring dengan optimisme pelaku usaha. Jika dilihat dari menyentuh level Rp 9.153 per dolar AS, level terkuat
strukturnya, pangsa utama pertumbuhan investasi pada sejak Oktober 2008, meskipun kemudian bergerak
triwulan I‐2010 diperkirakan masih didominasi oleh melemah dikarenakan sentimen negatif akibat masih
investasi bangunan. Namun demikian, dukungan tingginya ketidakpastian di sektor eksternal. Pergerakan
pembiayaan perbankan masih relative terbatas nilai tukar rupiah selama Januari 2010 berdampak pada
sebagaimana ditunjukkan oleh pertumbuhan kredit meningkatnyavolatilitas dari 0,20% (posisi Desember
investasi riil yang menurun. Perkembangan hasil survei 2009) menjadi 0,96% pada bulan Januari 2010
persepsi pelaku bisnis mengindikasikan minat pelaku
usaha untuk berinvestasi masih berada dalam level
optimis.
Konsumsi Semen Pertumbuhan PMTB & Kredit Investasi Rill Impor Barang Modal
Nialai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Volatilitas Nilai Tukar Rupiah
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun Secara triwulanan, PDB Indonesia triwulan IV2009
2009 meningkat sebesar 4,5 persen terhadap tahun dibandingkan dengan triwulan III2009 (qtoq)
2008, terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan menurun sebesar 2,4 persen, dan bila dibandingkan
pertumbuhan tertinggi di Sektor Pengangkutan dan dengan triwulan IV‐2008 (y‐on‐y) tumbuh sebesar 5,4
Komunikasi 15,5 persen dan terendah di Sektor persen. Pertumbuhan ekonomi tahun 2009 sebesar 4,5
Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,1 persen. persen, terjadi pada pengeluaran konsumsi pemerintah
Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2009 sebesar 15,7 persen, diikuti oleh pengeluaran konsumsi
mencapai 4,9 persen. Besaran PDB Indonesia pada tahun rumah tangga 4,9 persen, dan pembentukan modal tetap
2009 atas dasar harga berlaku mencapai Rp5.613,4 bruto 3,3 persen. Sedangkan komponen ekspor tumbuh
triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun minus 9,7 persen, dan impor minus 15,0 persen.
2000) mencapai Rp2.177,0 triliun.
Halaman 6
7. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
Pada tahun 2009, dari sisi penggunaan, PDB Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap
digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga PDB triwulan IV2009 sebesar 57,6 persen, dengan 3
sebesar 58,6 persen, konsumsi pemerintah 9,6 provinsi utamanya adalah: DKI Jakarta, Jawa Timur dan
persen, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau Jawa Barat.
investasi fisik 31,1 persen dan ekspor 24,1 persen.
Sedangkan untuk penyediaan dari impor sebesar 21,3
persen. PDB per kapita atas dasar harga berlaku pada
tahun 2009 mencapai Rp24,3 juta (US$2.590,1),
sementara tahun 2008 sebesar Rp21,7 juta (US$2.269,9).
TINJAUAN BERITA EKONOMI DAN Pemerintah Cina mulai khawatir memanasnya
KEUANGAN INTERNASIONAL perekonomian karena pertumbuhan yang sangat tinggi
pada kuartal IV‐2009. Untuk itu, Cina mulai menerapkan
Dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos yang selesai kebijakan moneter ketat dengan menaikkan suku bunga
pada akhir Januari 2010, para elite perbankan masih acuan sebesar 0,5% per 7 Januari 2010, menaikkan giro
saja saling menyalahkan mengenai krisis finansial wajib minimum perbankan sebesar 0,5% per 18 Januari,
dunia. dan menekan laju kredit properti dengan menaikkan
suku bunga dan uang muka kepemilikan rumah.
Namun, setidaknya ada persamaan bahwa pasar finansial
memerlukan reformasi. Para bankir itu dicerca oleh
presiden, menteri keuangan, pemimpin bank sentral, Lingkungan bisnis yang bebas dan maju di Hong Kong
bahkan oleh investor jutawan, mengenai aturan dan gaji telah menarik 265 perusahaan untuk mendirikan
mereka. Rencana Presiden AS Barack Obama untuk atau memperluas usaha di negara tersebut selama 10
membatasi kegiatan perbankan menimbulkan seruan tahun terakhir. Keberhasilan ini dicapai di tengah
dalam Forum Pertemuan Ekonomi Dunia itu, agar turunnya FDI global sebesar 39% atau senilai US$ 1
dilakukan koordinasi regulasi perbankan baru di tingkat triliun dan melampaui target 250 perusahaan. Dengan
internasional. Inggris dan Perancis membuat seruan masuknya perusahaan ini tersedia 6000 lapangan kerja.
Desember lalu untuk membuat pakta regulasi perbankan Perusahaan tersebut datang dari Cina daratan, Inggris
global. Kemudian, kedua negara itu mengumumkan pajak dan Amerika Serikat. Mayoritas perusahaan berusaha di
atas bonus para bankir. Sementara itu, Obama bidang jasa profesional, teknologi, daur ulang, dan usaha
mengumumkan rencana pembatasan ukuran dan yang terkait dengan anggur. Beberapa faktor penarik
aktivitas, seperti perdagangan instrumen finansial, untuk investor asing tersebut adalah penyelesaian sengketa
kepentingan mereka sendiri serta aktivitas tradisional, yang adil, penegakan hak kekayaan intelektual,
seperti pengucuran kredit dan mengumpulkan dana kebebasan informasi, dan kelancaran bertransaksi.
pihak ketiga. Inisiatif seperti itu mengganggu politisi di Pemerintah Hongkong banyak membantu promosi dan
Eropa yang mengatakan, pembatasan tersebut melawan penyediaan panduan serta jejaring, sehingga perusahaan
prinsip koordinasi internasional yang disepakati G‐20. mudah melakukan kontak dengan perusahaan lain dan
menghadiri berbagai event penting.
Halaman 7
8. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
TINJAUAN BERITA EKONOMI DAN Pemberian izin impor kedelai kepada importir
KEUANGAN DOMESTIK umum, bukan importir produsen, tidak memberikan
insentif bagi petani untuk menanam kedelai. Petani
Pemerintah menjual surat berharga syariah negara, justru tidak tertarik membudidayakan kedelai. Pemberi‐
atau sukuk negara, sebesar Rp 950 miliar melalui an izin impor tanpa disertai kewajiban memproduksi
lelang Bank Indonesia, pada tanggal 19 Januari 2010. kedelai di dalam negeri membuat importir leluasa terus
Ada empat seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) mengimpor. Pemerintah diminta lebih tegas terhadap
yang ditawarkan, yaitu IFR0003 (reopening), IFR0005, kebijakan impor kedelai untuk meningkatkan produksi
IFR0006, dan IFR0007. Total penawaran yang masuk atas kedelai dalam negeri. Berbagai kemudahan justru
penawaran SBSN itu Rp 1,87 triliun, tetapi pemerintah diberikan kepada importir, antara lain, pembayaran dari
hanya memenangi sebesar Rp 950 miliar. Penjualan seri eksportir bisa ditunda dalam waktu 3‐6 bulan. Budidaya
SBSN ini untuk memenuhi sebagian pembiayaan dalam kedelai kurang diminati petani karena relatif kurang
APBN 2010. Rincian hasil lelang adalah untuk IFR0003, menguntungkan dibandingkan dengan jagung atau padi.
penawaran yang masuk Rp 313 miliar. Pemerintah hanya Petani menanam padi, misalnya, bisa mendapat
menyerap Rp 55 miliar dengan imbal hasil 8,69618 keuntungan Rp 1,5 juta‐Rp 2 juta per bulan per hektar.
persen. SBSN ini akan jatuh tempo pada 15 September Namun, petani kedelai hanya mendapat keuntungan Rp
2015. Penawaran yang masuk untuk IFR0005 sebesar Rp 750.000 per bulan per hektar. Untuk menjaga minat
178 miliar, pemerintah hanya menyerap Rp 105 miliar menanam kedelai, pemerintah diminta menjaga harga
dengan imbal hasil 9,1923 persen. SBSN ini jatuh tempo kedelai dalam negeri, minimal satu setengah kali harga
pada 15 Januari 2017. Penawaran yang masuk untuk beras. Idealnya harga kedelai saat ini Rp 7.590 per
IFR0006 sebesar Rp 116 miliar, pemerintah sama sekali kilogram. Kebijakan tata niaga kedelai diusulkan diubah.
tidak menyerap penawaran yang masuk. Untuk IFR0007, Misalnya impor kedelai hanya boleh dilakukan oleh
penawaran yang masuk Rp 790 miliar dengan imbal hasil importir produsen, dengan rasio satu banding satu, yaitu
10,01998 persen. SBSN ini akan jatuh tempo pada 15 bila mengimpor 500.000 ton, importir harus memproduk‐
Januari 2025. si di dalam negeri 500.000 ton.
Pasar surat utang Indonesia mengalami tekanan PT Perusahaan Listrik Negara masih belum
imbalhasil selama bulan Januari 2010 akibat memperoleh pemasok gas untuk memenuhi
tekanan gejolak pasar internasional. Koreksi imbal‐ kebutuhan gas sebagai bahan bakar pembangkit
hasil relatif rendah, yaitu surat utang 10 tahun meningkat listrik di sejumlah tempat pada tahun 2010. PLN
30 basis poin (bp) dari 9,49% pada pertengahan Januari masih menggunakan bahan bakar minyak sehingga biaya
2014, dibandingkan kenaikan 120 bp Juni 2009 dan 75 bp produksi listrik sulit ditekan. Kemungkinan pasokan gas
Agustus 2009. Optimisme terhadap prospek surat utang dari PT PGN baru bisa dialirkan untuk pembangkit milik
Indonesia cukup tinggi yang terlihat dari tidak PLN pada September 2011. Kebutuhan gas untuk PLN
berkurangnya posisi kepemilikan asing. Posisi ini berbeda secara nasional mencapai 2.398 miliar british thermal
dengan yang terjadi di pasar SBI dimana porsi pemilikan unit per hari (BBTUD), sedangkan pasokan gas baru
investor asing cenderung turun. Nampaknya tidak ada mencapai 1.148 BBTUD. Jadi, masih ada kekurangan
issu penting yang dapat menghalangi kecenderungan pasokan gas 1.250 BBTUD. Pemenuhan pasokan gas bagi
kenaikan surat utang Indonesia, seperti harga minyak PLN akan membantu upaya peningkatan pelayanan dan
Indonesia yang tetap berkisar US 73 per barel. mutu keandalan pasokan listrik untuk masyarakat. Selain
itu juga akan mendukung kebijakan pemerintah untuk
Sejumlah ketentuan terkait pembebasan lahan harus tidak menaikkan tariff dasar listrik dalam waktu dekat.
menunggu disahkannya RUU Pembebasan Lahan Saat ini untuk mencegah pemadaman di tahun 2010
untuk Kepentingan Umum. RUU itu dimotori Badan kekurangan kapasitas PLN dipenuhi dengan cara membeli
Pertanahan Nasional dijadwalkan disahkan akhir tahun excess power dan mempercepat pembelian trafo.
2010. Kementerian PU mengusul‐kan adanya pemberian
insentif bagi camat atau lurah sebagai pejabat pembuat
akta tanah sebagai ujung tombak dalam pembebasan
lahan pada RUU tersebut. Keterlibatan Pemda juga akan
diatur agar anggota Panitia Pengadaan Tanah diisi oleh
pejabat yang dapat bekerja secara penuh, tak harus
pejabat setingkat sekretaris daerah. Revisi lain berupa
dipangkasnya jangka waktu musyawarah dari 120 hari
menjadi 60 hari. Konsinyasi diusulkan diterapkan setelah
51 persen lahan terbebaskan, sebelumnya setelah 75
persen lahan bebas.
Halaman 8
9. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
Pelaku usaha yang tergabung dalam Himpunan Investor dari Hongkong, Prosperity Minerals Holding
Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi menolak Limited, mengalokasikan dana hingga Rp 10 triliun
keputusan Badan Pelaksana Kegiatan Hilir Migas untuk pembangunan pabrik semen di Indonesia.
yang menunjuk PT AKR Corporindo dan PT Petronas
Dalam 5 tahun, perusahaan memproyeksikan dapat
Niaga Indonesia untuk menyalurkan bahan bakar
mempekerjakan hingga 5.000 pekerja. Chief Executive
minyak bersubsidi.
Officer Prosperity Minerals Holding Limited David BK
Hiswana berpendapat bahwa BBM bersubsidi seharusnya Wong menyatakan ini saat mendatangi Kantor Badan
disalurkan oleh perusahaan negara. Selama ini Hiswana Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Jakarta. Wong
Migas menyalurkan BBM bersubsidi kepada masyarakat mengatakan, pihaknya tertarik berinvestasi di Indonesia
dengan 4.509 unit stasiun pengisian bahan bakar untuk karena pasar yang besar dan stabilitas politik mulai
umum, 588 unit agen penyalur minyak solar, dan solar terjaga. Untuk perluasan pabrik semen, investasi awal
packed dealer untuk nelayan. Namun anggota DPR yang akan ditanamkan oleh Prosperity diperkirakan 500
berpendapat keputusan BPH Migas justru akan juta dollar AS hingga 1 miliar dollar AS. Tahun 2010,
menciptakan persaingan bisnis yang sehat antar badan secara global, Grup Prosperity menargetkan produksi 31
usaha yang menyalurkan BBM bersubsidi. Mulai 1 Januari juta ton semen, sedangkan tahun 2008 realisasi
2010, BPH Migas menugaskan PT Petronas Niaga produksinya 22 juta ton semen. Peluang pembangunan
Indonesia dan PT AKR Corporindo untuk menjadi pabrik semen versi BKPM ada di Kalimantan, Maluku, dan
pendamping PT Pertamina dalam menyalurkan BBM Papua. Pembangunan pabrik semen di Kaltim akan sangat
bersubsidi tahun 2010. Menurut BPH Migas kuota BBM tepat karena investor Timur Tengah, Ras Al‐Khaimah,
bersubsidi bagi perusahaan pendamping Pertamina beberapa tahun mendatang menginvestasikan dana
sangat kecil daripada total volume BBM bersubsidi sebesar 5,2 miliar dollar AS atau Rp 49,4 triliun. Di Kaltim,
sehingga tidak mempengaruhi volume penjualan dari para Ras Al‐Khaimah akan membangun rel kereta api
anggota Hiswana Migas. sepanjang 139 kilometer.
Dalam hal menjaga penyediaan pasokan batu bara di
KOLOM BERITA BUMN
dalam negeri Pemerintah menilai cara pengenaan
pajak yang tinggi bagi ekspor batu bara bukan
pilihan.
Badan usaha milik negara pertambangan, industri
strategis, energi, dan telekomunikasi mengusulkan
Pemerintah lebih memilih mengoptimalkan kewajiban renegosiasi untuk memundurkan jadwal penurunan
kontraktor memasok dalam negeri untuk memenuhi bea masuk untuk 535 pos tarif. Hal ini terkait
kebutuhan dalam negeri. Batu bara yang wajib pemberlakuan Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN‐
dipasarkan di dalam negeri (domestic market China. Pemberlakuan Perjanjian Perdagangan Bebas
obligation/DMO) sebesar 30 persen dari total produksi ASEAN‐CHINA (CAFTA) mengancam kelangsungan BUMN,
nasional. Menko Perekonomian, Hatta Radjasa, khususnya industri strategis. Pada industri baja, misalnya,
berpendapat jika semua kontraktor mematuhi ketentuan selain struktur industri hulu dan hilir lemah, terjadi
DMO, tak perlu ada kekhawatiran bahwa pasokan batu ketergantungan pada impor bahan baku, ketersediaan
bara untuk dalam negeri kurang. Namun, lanjut Hatta, energi terbatas, suku bunga bank tinggi, dan infrastruktur
seandainya DMO tidak dilaksanakan maksimal, terbatas. Akibatnya, produk baja impor dengan harga lebih
pemerintah bisa menggunakan jatah dari bagi hasil batu murah akan membanjiri pasar domestik. Untuk industri
bara sebesar 13 persen dari total produksi. Tahun 2009 perkapalan, CAFTA berdampak pada peningkatan impor
pemerintah menargetkan produksi batu bara nasional kapal baru dan bekas. Harga kapal produksi dalam negeri
sebesar 250 juta ton. Dengan demikian, apabila DMO lebih mahal daripada impor kapal baru dan bekas. Karena
sebesar 30 persen, sekitar 75 juta ton batu bara per tahun itu, BUMN industri strategis meminta renegosiasi untuk
yang wajib dipasarkan di dalam negeri, selebihnya bisa memundurkan jadwal penurunan bea masuk mulai tahun
diekspor. Sementara bagian pemerintah pusat 13 persen 2018 untuk 535 pos tarif, sebagaimana dilakukan Malaysia
dari produksi, yakni 32,5 juta ton per tahun. Bagian dan Thailand. Kebijakan hambatan nontarif perlu untuk
pemerintah ini yang, menurut Hatta, bisa untuk tambahan melindungi industri dalam negeri. PT Krakatau Steel
pasokan dalam negeri. mengusulkan akselerasi program SNI sektor baja hulu dan
hilir, aliansi strategis dengan perusahaan baja dalam dan
luar negeri, serta kebijakan antidumping dan antisubsidi
secara agresif. Usulan lain, implementasi Instruksi
Presiden Nomor 2 Tahun 2009 tentang Peningkatan
Pemanfaatan Pemakaian Produk Dalam Negeri.
Halaman 9
10. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
Peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terhadap Melalui pembahasan yang intensif dalam Tim Pelaksana
perekonomian nasional semakin meningkat. Hal ini Komite Kebijakan KUR, ketiga aksi tersebut dapat
tercermin dari belanja modal (capital expenditure/capex) diselesaikan sebelum program 100 Hari usai. Dalam
dan belanja operasional (operational expenditure/opex) rangka relaksasi pengaturan KUR telah ditanda‐tangani
tahun 2010 yang mencapai Rp969 triliun, mendekati total Addendum II MoU KUR pada tanggal 12 Januari 2010
APBN 2010 sebesar Rp1.009 triliun. Total capex BUMN oleh 6 Menteri, 6 Bank Pelaksana serta 2 Lembaga
tahun 2010 mencapai Rp184 triliun, sedangkan total Penjamin, sebagai wujud relaksasi pengaturan KUR.
opexnya sebesar sebesar Rp785 triliun. Sebagai Selanjutnya, dalam rangka implementasi kesepakatan
perbandingan belanja modal pemerintah pusat sebesar baru tersebut, maka pada tanggal 25 Januari 2010
Rp83,2 triliun dan belanja operasional pemerintah pusat diterbitkan SOP Pelaksanaan KUR. Untuk aksi
sebesar Rp103 triliun. Angka capex tersebut penambahan bank pelaksana, maka Menko
menggambarkan bahwa investasi BUMN lebih tinggi Perekonomian, selaku Ketua Komite KUR, pada tanggal
dibanding investasi pemerintah, sehingga peran BUMN 26 Januari 2010 menyetujui penambahan 13 (tiga belas)
sebagai penggerak perekonomian semakin besar. Dari data Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebagai bank
di Kementerian BUMN, dari Rp184 triliun belanja modal 18 pelaksana KUR yaitu: Bank DKI, Bank Nagari, Bank Jabar
sektor BUMN, kontribusi terbesar adalah sektor energi Banten, Bank Jateng, BPD DIY, Bank Jatim, Bank NTB,
yang mencapai Rp115 triliun, disusul sektor Bank Kalbar, BPD Kalsel, Bank Kalteng, Bank Sulut, Bank
telekomunikasi Rp20,70 triliun. Selanjutnya sektor Maluku dan Bank Papua. Untuk aksi menyangkut
prasarana angkutan dengan belanja modal Rp11,50 triliun, penyediaan dana penjaminan maka telah diterbitkan
pertambangan Rp9,75 triliun, perkebunan Rp9,06 triliun. Peraturan Menteri Keuangan Nomor; 22/PMK.05/2010
Sektor penunjang pertanian Rp4,71 triliun, sarana tanggal 28 Januari 2010 tentang Perubahan Kedua Atas
angkutan dan pariwisata Rp4,42 triliun, sedangkan belanja Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135/PMK.05/2008
modal sektor perbankan Rp2,5 triliun. Sementara belanja tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat.
modal terkecil atau kurang dari Rp1 triliun adalah sektor
Dengan infrastruktur kelembagaan baru KUR tersebut
perikanan, kehutanan, pembiayaan, kawasan industri dan
diharapkan lebih meningkatkan akses pembiayaan
asuransi (DW).
UMKMK yang melakukan kegiatan produktif dan layak
namun belum bankable kepada Bank Pelaksana.
PERKEMBANGAN KREDIT USAHA RAKYAT Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil Koordinasi,
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Perbankan,
khususnya realisasi KUR sampai dengan Januari 2010
Realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) 31 Januari 2010. sebagaimana tabel realisasi KUR 31 Januari 2010. Dari
tabel tersebut, dapat dilihat bahwa, KUR yang telah
disalurkan oleh 6 bank pelaksana yaitu BRI, BNI, BTN,
Rakor Komite Kebijakan Penjaminan Kredit/Pembiayaan Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri dan Bank Bukopin
bagi UMKMK pada akhir tahun 2009 menghasilkan usulan mencapai Rp 17,543 triliun kepada 2.444.127 debitur
perlunya dilakukan Amandemen II atas Nota yang tersebar di 33 propinsi di seluruh Indonesia
Kesepahaman Bersama (MoU) tentang Pelaksanaan dengan rata‐rata kredit sebesar Rp 7,18 juta per debitur
Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan perubahan dengan Non Performing Loan (NPL) rata‐rata 5,85%. BRI
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135 tahun 2008 sebagai bank yang paling banyak menyalurkan KUR
tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat serta yaitu mencapai Rp 13,10 trilliun disusul Bank BNI
Standar Operasional dan Prosedur (SOP) Pelaksanaan sebesar Rp 1,54 trilliun, dan Bank Mandiri sebesar Rp
KUR. Perubahan regulasi KUR tersebut menjadi prioritas 1,50 trilliun.
Program 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Di
samping itu, pemerintah mencanangkan program
revitalisasi KUR mulai tahun 2010. Terdapat 3 (tiga) aksi
yang akan dikerjakan yaitu: (1) Penyaluran KUR
direncanakan mencapai Rp 20 Trilliun per tahun selama
►►► Tabel Realisasi dan NPL Penyaluran KUR
periode 2010‐2014 dan untuk mendukung hal tersebut
Pemerintah akan menyiapkan dana penjaminan melalui
APBN. (2) Penambahan Bank Pelaksana KUR keikut
sertaan Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan kelompok
bank lainnya. (3) Relaksasi Pengaturan KUR.
Halaman 10
11. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
REALISASI DAN NPL PENYALURAN KUR Per 31 Januari 2010 REALISASI PENYALURAN KUR Menurut Sektor Ekonomi
Per 31 Januari 2010
REALISASI PENYALURAN KUR
TOTAL
BANK Rata-rata NPL (%) No Sektor Ekonomi Plafon Outstanding Debitur
Plafon Outstanding
kredit
Debitur (Rp. Juta) (Rp. Juta)
(Rp Juta) (Rp Juta)
(Rp Juta)
1 Pertanian 2,671,741.0 1,612,598.0 244,370.0
BNI 1,540,799 845,375 11,632 132.46 4.53 2 Pertambangan 6,774.0 4,296.0 186.0
3 Industri Pengolahan 396,173.0 210,927.0 34,852.0
BRI KUR 3,421,175 2,411,584 28,842 118.62 6.06
4 Listrik, Gas & Air 2,641.0 2,055.0 51.0
BRI KUR 5 Konstruksi 337,354.0 183,119.0 2,342.0
MIKRO 9,686,003 2,784,170 2,356,804 4.11 6.35 Perdagangan,
6 Restoran & Hotel 12,320,922.0 4,980,233.0 1,997,432.0
Mandiri 1,508,312 987,240 36,803 40.98 2.07 7 Perumahan - - -
Pengangkutan,
Pergudangan &
BTN 330,060 225,143 2,567 128.58 3.20
8 Komunikasi 96,572.0 52,072.0 3,614.0
Bukopin 669,348 384,242 3,141 213.10 8.85 9 Jasa-jasa dunia usaha 541,766.0 267,197.0 39,712.0
Jasa-jasa
10 Sosial/Masyarakat 261,116.0 104,954.0 40,758.0
BSM 387,099 299,134 4,338 89.23 13.81
11 Lain-lain 907,736.0 519,436.0 80,810.0
Total 17,542,796 7,936,888 2,444,127 7.18 5.85
Total 17,542,796.0 7,936,887.0 2,444,127.0
Sektor‐sektor ekonomi yang dibiayai mencakup berbagai
sektor ekonomi yaitu Pertanian, Pertambangan, Industri
Pengolahan, Listrik, Gas & Air, Konstruksi, Perdagangan,
PERKEMBANGAN PASAR MODAL
Restoran & Hotel, Perumahan, Pengangkutan,
Pergudangan & Komunikasi, Jasa‐jasa Dunia Usaha, dan
Jasa‐jasa Sosial/ Masyarakat dan lain‐lain. Sektor ekonomi Kapitalisasi pasar saham mengalami peningkatan sebesar
yang paling banyak dibiayai yaitu sektor perdagangan 4.13% pada Januari 2009 jika dibandingkan dengan
sebesar Rp 12,321 trilliun dengan 1.997.432 debitur, bulan Desember 2009. Sedangkan kegiatan pasar obligasi
sektor pertanian sebesar Rp 2,671 trilliun dengan 244.370 pada Januari 2009 cenderung stagnan jika dibandingkan
debitur, kemudian disusul sektor industri Pengelolaan dan dengan bulan Desember 2009. Transaksi investor asing
sektor jasa‐jasa Dunia Usaha masing‐masing sebesar Rp secara net turun 88.8% dibandingkan dengan Desember
396.173 milliar dan Rp. 541.766 milliar dengan jumlah 2009. Transaksi jual lebih tinggi dibandingkan transaksi
debitur yang terlayani masing‐masing sebesar 34.852
beli karena tekanan jual masih ada di area resisten
debitur dan 39.712 debitur. sehingga lebih mudah bagi asing untuk melakukan
Sektor konstruksi yang dibiayai sebesar Rp 337.354 milliar transaksi jual. Penurunan transaksi juga dipengaruhi
dengan 2.342 debitur. Untuk sektor jasa‐jasa oleh situasi dalam negeri, dimana Kasus Century turut
sosial/masyarakat yang dibiayai adalah sebesar Rp membawa ketidakpastian investasi. Namun, volume
261.116 milliar dengan 40.758 debitur, sedangkan sektor transaksi saham di BEI menunjukkan kinerja yang baik.
pengangkutan,pergudangan dan komonikasi sebesar Rp IHSG menguat sebesar 3.02% dan ditutup pada level
96,572 milliar dengan 3.614 debitur. 2.610,8.
Sedangkan jumlah penjaminan KUR yang dilakukan oleh
PT Askrindo dan Perum Jamkrindo dimana sampai dengan ►►► Tabel Perkembangan Pasar Modal
akhir Januari tahun 2010 KUR yang dijamin telah
mencapai Rp 17.225,60 triliun dengan jumlah klaim
sebesar Rp 536.246 miliar dan jumlah klaim yang telah
dibayarkan sebesar Rp 301.887,3 miliar.
Halaman 11
12. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
PERKEMBANGAN PASAR MODAL Per 31 Januari 2010
Pembayaran gaji dilakukan oleh perusahaan yang
Jan-10 Des-09 %∆ Jan-09 %∆
berkedudukan di Indonesia dan umumnya dengan cara
ditransfer ke rekening bank di Indonesia. Pemanfaatan
Saham (1) (2) (1)/(2) (3) (1)/(3) gaji oleh responden umumnya untuk konsumsi (49%),
Kapitalisasi Pasar
(Rp triliun) 2102.71 2019.38 4.13 1071.52 96.24 sisanya untuk tabungan (31%) dan remitansi (20%).
Saham Sekitar 58% responden melakukan remitansi ke negara
diperdagangkan asal dengan rata‐rata pengiriman dibawah Rp. 10 juta
(triliun unit) 1.47 1.46 0.68 1.38 6.52 per bulan. TKA pada level jabatan professional dan
Jumlah Emiten
(korporasi) 398 398 0.00 397 0.25
direktur, TKA asal Amerika dan Asia ASEAN dan TKA
pada sektor pertambangan dan penggalian dan sektor
Obligasi konstruksi cenderung mengirimkan uangnya jauh lebih
Pemerintah (Rp
triliun) 581.75 581.75 0.00 534.89 8.76 banyak dibanding lainnya. Pengiriman uang ke Negara
asal lebih banyak dilakukan secara rutin (53,33%) dan
Korporasi (Rp triliun) 88.45 88.45 0.00 75.17 17.67
umumnya sebulan sekali (12 kali setahun). TKA asal
Perdagangan kawasan Oceania dan Asia‐ASEAN, TKA pada jabatan
Saham (Rp triliun) 79.01 55.1 43.39 31.39 151.70 Direktur dan TKA yang bekerja di sektor pertanian
Obligasi Pemerintah cenderung mengirimkan uang (frekuensi remitansi)
(Rp triliun) 92.58 94.66 -2.20 45.38 104.01 secara rutin.
Obligasi Korporasi
(Rp triliun) 6.51 6.33 2.84 2.79 133.33
Pengiriman remitansi lebih banyak dilakukan melalui
Transaksi Asing perbankan daripada jalur formal lainnya seperti Western
Beli (Rp triliun) 21.67 16.67 29.99 8.99 141.05 Union, Money Gram dan titip teman. Padahal biaya
Jual (Rp triliun) 21.24 12.83 65.55 10.15 109.26
melalui non bank relatif lebih murah daripada perbankan
Net Pembelian (Rp serta jangka waktu pengiriman uang melalui jalur formal
triliun) 0.43 3.84 -88.80 -1.16 137.07 non bank juga lebih cepat dibandingkan dengan
perbankan. Hal ini dikarenakan pengiriman remitansi
REMITANSI TENAGA KERJA melalui perbankan relatif lebih mudah yaitu dengan
menggunakan rekening pribadi TKA bersangkutan
(sekitar 92.9%) dan rekening pribadi keluarganya. Selain
Remitansi Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia
pengiriman uang, TKA juga melakukan remitansi barang,
Untuk memperoleh data/informasi terkini mengenai pola namun jumlahnya relatif kecil. Biaya pengiriman uang ke
remitansi TKA di Indonesia, Bank Indonesia melakukan luar negeri (remitansi) rata‐rata berkisar Rp. 100.000‐
survey TKA 2009 dengan menggunakan sampel sebanyak Rp. 250.000.
365 orang. Dari hasil survey TKA 2009 tersebut, diperoleh
mayoritas responden berlokasi di Pulau Jawa terutama Aliran remitansi merupakan salah satu komponen dalam
provinsi DKI Jakarta dengan berpendidikan Sarjana perhitungan neraca pembayaran Indonesia terutama
(setingkat S1). Dalam survey TKA 2009 ini dihasilkan dalam transfer berjalan. Perkembangan transfer berjalan
net Indonesia positif dan meningkat dalam 3 tahun
jabatan TKA sebagian besar sebagai manajer dan sebagian
besar bekerja di sektor industri pengolahan. Mayoritas terakhir. Aliran remitansi outflow dari TKA cenderung
responden memperoleh gaji berkisar Rp. 25 ‐ Rp. 50 meningkat begitu juga dengan aliran remitansi inflow
juta/bulan. dari TKI.
Halaman 12
13. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
Berdasarkan data Depnakertrans dan Bank Indonesia, Selain itu, pengiriman dalam bentuk uang lebih banyak
jumlah TKA yang bekerja di Indonesia per Sep 2009 dibandingkan pengiriman dalam bentuk barang, yaitu
diperkirakan mencapai 45 ribu orang yang sebagian besar sebesar 90%. Remitansi ini kemudian dapat dimanfaatkan
berasal dari kawasan Asia Non Asean terutama China. untuk tabungan dan investasi. Namun, hasil survei
Jabatan TKA yang dominan bergeser dari konsultan ke menunjukkan bahwa 59% responden tidak dapat
professional. Sebagian besar TKA bekerja di sektor menabung dikarenakan tidak cukupnya dana untuk
perdagangan, hotel dan restoran dimana sector tersebut memenuhi kebutuhan sehari‐hari. Jumlah yang
berkontribusi paling besar terhadap pertumbuhan ditabungkan sebagian besar dalam Ringgit (87%)
ekonomi. Aliran remitansi outflow dari TKA cenderung dibandingkan Rupiah (13%). Untuk investasi, hanya 3%
meningkat dalam 5 tahun terakhir. Walaupun demikian, TKI yang menyatakan melakukan investasi di Indonesia.
secara neto masih terjadi aliran masuk remitansi ke Hal ini disebabkan oleh: i) tidak tersedianya dana untuk
Indonesia. investasi, ii) tidak adanya keinginan untuk investasi, dan
iii) kurangnya pengetahuan mengenai cara berinvestasi.
Dari hasil survei ini, diketahui pula bahwa para TKI
Remitansi Tenaga Kerja Indonesia
membutuhkan pemahaman yang lebih mengenai
bagaimana mengelola masalah keuangan melalui sistem
Dari hasil survei International Organization for
Migration (IOM) terhadap 303 responden TKI di perbankan atau jasa keuangan seperti; remitansi,
tabungan, dan investasi.
Malaysia, dengan karakteristik sebagian besar bekerja
sebagai buruh (55%), teknisi (10%), pembantu rumah
tangga (9%), dan sisanya sebagai profesional dan Dari Laporan Remitansi yang dikeluarkan Bank
penyedia jasa. Secara rata‐rata, pendapatan yang Indonesia, besarnya transaksi remitansi cenderung
diperoleh adalah berkisar Rp. 11–Rp. 84 juta/tahun. mengalami peningkatan. Besarnya remitansi tenaga kerja
Dengan rata‐rata remitansi sebesar 39,8% dari total pada transfer berjalan hingga kuartal ketiga 2009
pendapatan yang dihasilkan para TKI, besarnya remitansi menunjukkan angka yang positif yaitu sebesar 1,164 juta
yang dikirimkan ke Indonesia adalah berkisar Rp.1‐Rp.4 USD, meskipun lebih rendah jika dibandingkan dengan
kuartal kedua 2009 dan periode yang sama tahun
juta/tahun. Remitansi terbesar dihasilkan oleh TKI yang
bekerja sebagai profesional dan teknisi. Sementara jumlah sebelumnya. Masing‐masing sebesar 1,220 juta USD dan
1,294 juta USD.
remitansi terkecil diperoleh para TKI yang bekerja
sebagai pembantu rumah tangga. Sejalan dengan survei yang dilakukan IOM, BI
menemukan bahwa frekuensi pengiriman remitansi
Faktor dominan yang mempengaruhi penentuan besarnya
dilakukan lebih dari satu bulan, yaitu 3‐4 kali dalam
remitansi adalah hasil kerja usaha TKI tersebut,
setahun. Faktor biaya remitansi menjadi penyebabnya.
pendapatan yang diperoleh, kebutuhan hidup, nilai tukar Sebagian besar remitansi, sekitar 61% dikirimkan melalui
mata uang sebelumnya, dan biaya‐biaya tambahan yang jalur perbankan (BNI, BRI, BCA, dan Mandiri), 29% diluar
harus dikeluarkan untuk menggunakan jasa remitansi. jalur perbankan (KUPU dan money changer), dan 10%
Sekitar 72% TKI yang bekerja sebagai profesional sisanya melalui teman dan kerabat. Sedangkan bagi pihak
mengirimkan remitansi setiap bulan. Sedangkan tenaga penerima remitansi, 78% menggunakan jalur perbankan
buruh, yang merupakan responden TKI terbanyak, (BNI, BRI, BCA, dan Mandiri), 13% menggunakan KUPU,
money changer, dan jasa kantor pos, dan 9% sisanya
mengirimkan remitansi dalam frekuensi yang lebih
melalui teman dan kerabat.
sedikit. Sekitar 71% tenaga buruh ini mengirim remitansi
dengan frekuensi lebih dari satu bulan, untuk menghemat
biaya pengiriman remitansi. Dari hasil survei ini, terdapat Jalur Remitansi
sejumlah jalur remitansi yang dapat digunakan. Jalur yang
Pengirim Penerima
paling sering digunakan, secara berurutan, adalah melalui
Remitansi Remitansi
pasar valuta asing, Western Union, perbankan,
menitipkan pada relasi atau dibawa sendiri ke Indonesia. Bank 61% 78%
Keputusan untuk menggunakan jalur remitansi yang tepat Non Bank 29% 13%
didasarkan pada metode yang paling murah, cepat, aman, Teman/Relasi 10% 9%
mudah, dan memberikan nilai tukar yang paling menarik.
Nilai tukar menjadi penting karena remitansi yang
dikirimkan oleh TKI di Malaysia, sebesar 65% adalah
dalam mata uang Ringgit dibandingkan Rupiah.
Halaman 13
14. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
Remitansi yang diperoleh keluarga TKI, 29% digunakan Peningkatan kredit konsumsi didorong oleh permintaan
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari‐hari, 17% kredit multiguna dan kredit perumahan/KPR. Secara
untuk keperluan sekolah, 14% untuk tempat tinggal, 7% sektoral, permintaan terbesar akan kredit baru terjadi
untuk tabungan/investasi, dan 5% untuk sertifikat tanah. pada sektor jasa dunia usaha (terutama pada kelompok
Hanya 13% TKI yang dapat menabung. 45% TKI tersebut bank besar), sektor konsumsi (pada bank menengah), dan
memiliki tabungan 1‐10 juta Rupiah, 40% memiliki 10‐50 sektor industri pengolahan (pada bank kecil).
juta rupiah, 10% memiliki lebih dari 50 juta rupiah, dan Peningkatan permintaan kedit baru skala menengah
hanya 5% memiliki kurang dari 1 juta rupiah. menjadi pendorong peningkatan total kredit baru.
Permasalahan yang dihadapi TKI berkaitan dengan Meski mengalami peningkatan, rata‐rata jumlah aplikasi
remitansi sekarang ini diantaranya masalah biaya, jarak, yang tidak disetujui oleh bank pada triwulan IV‐2009 juga
mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan
dan waktu pengiriman remitansi. Mereka mengharapkan
sebelumnya dari 17,0% menjadi 19,8%.
adanya perbaikan dan kemudahan prosedur remitansi,
Sekitar 65,2% responden menyatakan bahwa realisasi
peningkatan akses melalui penambahan jumlah cabang, kredit baru pada triwulan IV‐2009 mengalami deviasi
dan pengurangan biaya‐biaya remitansi. lebih dari 5% dibawah target yang ditetapkan. Deviasi
pada kredit modal kerja pada tahun 2009 cenderung
meningkat, sebaliknya kredit konsumsi cenderung
mengalami penurunan. Secara sektoral, sepanjang tahun
2009, deviasi terbesar terjadi pada sektor perdagangan.
Perbankan berpendapat bahwa kondisi ekonomi yang
belum stabil dan turunnya permintaan nasabah akan
pembiayaan perbankan menjadi alasan utama deviasi
tersebut.
Perkiraan Triwulan I – 2010 dan Tahun 2010
Dari hasil survei perbankan triwulan IV‐2009 oleh Bank
Indonesia, mayoritas responden memproyeksikan modus
pertumbuhan kredit baru triwulanan pada triwulan 1‐
2010 berkisar antara 0.01% ‐ 5,00% (q‐t‐q) dengan
pangsa outstanding kredit sebesar 33.07 %. Sedangkan
proyeksi modus pertumbuhan kredit baru pada tahun
2010 akan berkisar antara 10,01%‐15,00%, lebih tinggi
dibandingkan target triwulan I‐2010. Alasan internal
utama yang mendukung ekspektasi peningkatan
pemberian kredit baru adalah masih cukup tingginya
rasio kecukupan modal bank dan semakin terkendalinya
resiko kredit. Sementara itu, alasan eksternal utama yang
mendukung ekspektasi penyaluran kredit baru adalah
meningkatnya kemampuan nasabah dalam membayar
SURVEI PERBANKAN pinjaman diikuti dengan kemudahan akses untuk
memperoleh info mengenai kegiatan usaha yang feasible
Survei Perbankan IV2009 dibiayai.
Survey Perbankan oleh Bank Indonesia pada triwulan IV‐
2009 Target Pertumbuhan Kredit Baru
mencatat pendapat para bankir bahwa No Target Triwulan I-2010 Tahun 2010
pertumbuhan (outstanding) kredit pada triwulan I‐2010 Pertumbuhan Jumlah Pangsa Jumlah Pangsa
sekitar 2,7%‐3,6% (q‐t‐q). Secara tahunan, pada tahun Kredit baru* bank Outstanding bank Outstanding
2010, (outstanding) kredit diproyeksikan tumbuh 18% Kredit (%) Kredit (%)
1 Negatif 7 16.98 2 0.44
(y‐o‐y). Survei menggunakan 40 responden (response 2 0.01%-5.00% 16 33.07 1 0.33
rate 93,0%) yang memiliki pangsa (outstanding) kredit 3 5.01%-10.00% 4 5.81 5 6.43
sebesar 80,2% dari total kredit bank umum. Survei 4 10.01%-15.00% 2 0.77 9 28.06
mendapatkan permintaan kredit baru pada triwulan IV‐ 5 15.01%-20.00% 3 1.35 8 22.34
6 >20% 4 19.09 12 20.10
2009 meningkat. Peningkatan terbesar terjadi pada
Jumlah 36 77.08 37 77.72
kelompok bank kecil dari 11,6% menjadi 76,7%. Hal ini
didorong oleh kecenderungan turunnya tingkat suku *dibandingkan target triwulan dan tahun lalu
bunga kredit dan mulai membaiknya kondisi ekonomi.
Halaman 14
15. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
Jika dilihat menurut penggunaan, prioritas utama target Prioritas Penempatan Dana Bank
perbankan dalam pemberian kredit baru pada tahun 2010 Instrumen Prioritas Tahun
adalah kredit modal kerja, kemudian kredit investasi dan 2009 2010
SBI 1 1
kredit konsumsi. Sedangkan jika dilihat menurut kredit
konsumsi, prioritas pertama perbankan adalah kredit FASBI 2 -
perumahan (KPR), kemudian kendaraan bermotor dan Antar Bank 3 2
kredit multiguna. Sektor perdagangan, hotel dan restoran Obligasi - 3
merupakan prioritas utama perbankan dalam permberian pemerintah
kredit kemudian sektor jasa dunia usaha. Sedangkan
sektor industri pengolahan masih menjadi sektor yang Terkait dengan tingkat suku bunga dana dan kredit, tren
dihindari oleh perbankan dalam menyalurkan kredit baru penurunan suku bunga dana yang terjadi di tahun 2009
pada tahun 2010. Hal ini dikarenakan kondisi ekonomi diperkirakan masih akan berlanjut pada tahun 2010.
belum sepenuhnya pulih sehingga masih cukup riskan Secara rata‐rata pada tahun 2010, suku bunga
untuk menyalurkan kredit investasi jangka panjang. penghimpunan dana Rupiah diperkirakan sebesar 6.62%
Untuk golongan kredit, golongan kredit besar (diatas Rp. dan suku bunga penghimpunan dana valas sebesar 1.83%.
5 M) masih menjadi prioritas utama target pemberian Begitu juga dengan suku bunga kredit rupiah mengalami
kredit baru di tahun 2010 kemudian kredit menengah > penurunan pada tahun 2010, dengan rata‐rata tingkat
Rp. 500 juta – Rp. 5 M. Sedangkan kredit kecil (> Rp. 50 suku bunga kredit dalam rupiah terendah pada kredit
juta‐Rp. 500 juta kurang diminati pada tahun 2010. Jika modal kerja (sekitar 13.65%) dan rata‐rata tingkat suku
dilihat dari orienntasi penggunaan, kredit non ekspor bunga kredit dalam valas terendah pada kredit konsumsi
menjadi prioritas utama target pemberian kredit (sekitar 6.92%).
kemudian kredit ekspor.
Perkiraan Suku Bunga Dana Tahun 2010
Prioritas Target Pemberian Kredit Baru 2010 Suku Bunga Perkiraan tahun 2009 Perkiraan Tahun 2010
Dana Rata- Kisaran Rata- Kisaran
Jenis Kredit Prioritas I Prioritas II Prioritas III rata rata
A. Dalam Rupiah
Menurut Kredit Modal Kredit Kredit 1. Cost of funds 6.91% 5.35%-8.47% 6.62% 5.10%-8.13%
Penggunaan Kerja Investasi Konsumsi 2. Cost of 8.69% 6.40%-10.98% 8.45% 6.00%-10.89%
loanable funds
Kredit Perumahan Kendaraan Kredit B. Dalam Valas
Konsumsi (KPR) Bermotor Multiguna 1. Cost of funds 2.29% 1.01%-3.56% 1.83% 0.77%-2.90%
2. Cost of 3.19% 1.32%-5.06% 2.89% 0.85%-4.92%
Sektor Perdagangan, Jasa Dunia Industri loanable funds
Ekonomi Hotel dan Usaha Pengolahan
Restoran
Golongan Kredit Besar Kredit Kredit Kecil Perkiraan Suku Bunga Kredit Tahun 2010
Kredit (diatas Rp. 5 Menengah (>Rp.50 s.d Suku Bunga Perkiraan tahun 2009 Perkiraan Tahun 2010
M) (>Rp 500 Rp. 500 juta) Dana Rata- Kisaran Rata- Kisaran
juta s.d Rp 5 rata rata
A. Dalam Rupiah
M)
1. Kredit Modal 13.86 10.75%-16.97% 13.65% 10.93%-16.37%
Orientasi Kredit Non Kredit Kerja %
Penggunaan Ekspor Ekspor 2. Kredit 14.26 11.24%-17.28% 14.06% 11.37%-16.76%
Investasi %
3. Kredit 16.55 10.22%-22.89% 14.73% 9.82%-19.65%
Konsumsi %
Responden cukup optimis bahwa sumber pendanaan B. Dalam Valas
yang berasal dari pihak ketiga pada tahun 2010 masih 1. Kredit Modal 7.61% 4.04%-11.18% 7.09% 4.44%-9.74%
meningkat dibandingkan tahun 2009. Pada tahun 2010, Kerja
2. kredit Investasi 8.14% 4.77%-11.51% 7.85% 5.04%-10.67%
prioritas penempatan dana bank (selain kredit) 3. Kredit 7.96% 3.24%-12.69% 6.92% 2.99%-10.84%
diperkirakan masih terfokus pada Sertifikat Bank Konsumsi
Indonesia (SBI), kemudian disusul oleh penempatan dana Sumber: Bank Indonesia
antar bank dan obligasi pemerintah. Hal ini agak berbeda
dengan prioritas penempatan dana oleh perbankan pada
tahun 2009 dimana FASBI merupakan prioritas ke dua
setelah SBI. Kemudian prioritas ketiga adalah
penempatan dana antar bank.
Halaman 15