SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 5
BAB VI 
MANAJEMEN BELANJA DAERAH 
Dalam belanja daerah terdapat dua aspek yang berbeda secara konseptual namun 
memiliki sebuah keterkaitan yang erat, yakni antara kebijakan belanja dan manajemen belanja. 
Kebijakan belanja merupakan penentu apa yang akan dilakukan yang berimplikasi pada 
kebutuhan pengeluaran (belanja). Sedangkan manajemen belanja terkait dengan bagaimana 
melaksanakan anggaran untuk membiayai aktivitas secara ekonomis, efisien, dan efektif. Dimana 
kebijakan belanja di tentukan pada tahap perencanaan anggaran sedangkan manajemen belanja 
dilakukan pada tahap implementasi anggaran. Namun pada dasarnya manajemen belanja akan 
menyesuaikan kebijakan belanja yang diambil pemerintah daerah. 
Kebijakan Belanja Daerah 
Kebijakan belanja daerah dituangkan dalam dokumen perencanaan daerah, yakni pada Kebijakan 
Umun APDB, prioritas dan plafon anggaran, rencana kerja pemeritah daerah (RKPD), serta 
rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD). Berikut merupakan garis besar isi 
dokumen perencanaan daerah yang secara eksplisit memuat kebijakan anggaran belanja daerah. 
A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, berisi : 
1. Strtegi Pembangunan Daerah 
2. Kebijakan Umum 
3. Arah Kebijakan Keuangan 
4. Program SKPD, intas SKPD, kewilayahan, lintas kewilayah, yang emuat 
kerangka regulasi dan kerangka anggaran 
B. Rencana Kerja Pemerintah Daerah, berisi : 
1. Prioritas Pembangunan Daerah 
2. Rancangan Ekonomi Makro 
3. Arah Kebijakan Keuangan Daerah 
4. Program SKPD, intas SKPD, kewilayahan, lintas kewilayah, yang emuat 
kerangka regulasi dan kerangka anggaran 
C. Kebijakan Umum APBD (KUA), berisi :
1. Target pencapaian kerja yang diukur melalui program-program yang akan 
dilaksanakan oleh pemda 
2. Proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber dan penggunaan 
pembiayaan dengan asumsi yang mendasarinya 
3. Asumsi yang mendasari kebijakan anggaran dengan mempertimbangkan 
perkembangan ekonomi makro 
4. Kerangka ekonomi makro dan implikasinya terhadap sumber pendanaan yang 
meliputi : 
a. Penjelasan tentang asumsi anggaran, kondisi yang telah terjadi dan 
diperkirakan akan terjadi yang menjadi dasar penyusunan KUA. 
b. Penjelasan kebijakan penganggaran sesuai kebijakan pemerintah , dimana 
kondisi yang berbeda akan menghasilkan target atau sasaran yang berbeda. 
c. Uaraian tentang pekiraan penerimaan untuk mendanai seluruh pengeluaran 
pada tahun yang akan datang, baik dari PAD, DAU, Dana Bagi Hasil, 
DAK, maupun pinjaman dan hibah. 
D. Prioritas dan plafon anggaran berisi : 
1. Ringkasan kebijakan umum APBD 
2. Proyeksi pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah. 
3. Prioritas program dan plafon anggaran 
4. Plafon anggaran menurut organisasi 
Manajemen Belanja Daerah 
Manajeman belanja daerah memiliki tiga tujuan pokok yakni : 
1. Menjamin dilakukannya disiplin fiskal melalui pengendalian belanja 
2. Alokasi anggaran sesuai dengan kebijakan dan prioritas anggaran 
3. Menjamin efisiensi dan efektivitas alokasi anggaran 
Tujuan tersebut memiliki keterkaitan yang erat satu sam lain. Dengan beberapa prinsip 
sebagai berikut : 
I. Perencanaan Belanja Daerah
Belanja daerah tercermin dalam APDB harus terencana sebaik mungkin. Karena 
apabila anggaran direncanakan dengan baik maka akan memudahkan implementasi dan 
memungkinkan dicapainya target secara efektif. Namun sebaliknya jika tidak terencana 
dengan baik maka tidak akan mencapai hasil yang efektif. Perencanaan belanja yang baik 
ditandai dengan : 
a. Adanya koheresi antara perencanaan belanja dalam APBD dengan dokumen 
perencanaan 
b. Adanya standar satuan harga (SSH) yang merupakan standar biaya perunit. Penetapan 
stanadar satuan harga ini penting untuk menghindari terjadinya mark up anggaran. 
c. Adanya analisis standar belanja (ASB) guna menentukan kewajaran belanja suatu 
program atau kegiatan 
d. Adanya harga perkiraan sendiri (Owner Estimate) untuk menentukan kewajaran 
belanja modal yang pengadaanya ditenderkan 
e. Rendahnya tingkat kesenjangan anggaran belanja (budgetary slack), merupakan 
selisih antara anggaran belanja yang diajukan dengan kebutuhan belanja yang 
sesungguhnya diperlukan. 
Pengeluaran daerah yang direncanakan harus memiliki keterkaitan dengan dokumen 
perencanaan yang dituangkan dalam Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah, 
Rencana Kerja Pemerintah Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 
serta Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah. Konsistensi dan koheresi antar 
anggaran dengan dokumen perencanaan tersebut penting guna menciptakan harmonisasi 
antara kebijakan belanja dengan operasional belanja. Dalam belanja daerha asas penting 
yang harus dipenuhi adalah value for money, yaitu pengeluaran belanja harus ekonomis, 
efisiensi, dan efektif. 
II. Pengendalian Belanja Daerah 
Dalam sistem penganggaran harus me menjamin dilakukannya pengendalian belanja 
secara memadai. Oleh karena itu dalam setiap tahap dalam siklus pengeluaran harus 
dikendalikan serta dimonitor dengan baik. Sehingga setiap bentuk pengeluaran haruslah 
dapat dilacak prosesnya mulai dari adanya kelengkapan dokumen anggaran, otoritas dari 
pejabat berwenang, dan adanya bukti transaksi yang valid. Anggaran belanja harus
dilaksanakan tepat waktu, pergeseran anggaran dimungkinkan asalkan tidak merubah 
prioritas program dan mengganggu proses anggaran, dan anggaran harus digunakan 
sesuai peruntukannya. Fungsi verivikasi anggaran sangatlah penting untuk pengendalian 
anggaran, dari pengajuan hingga pertanggungjawaban. Pada level organisasi, 
pengendalian anggaran dapat dilakukan dengan cara membandingkan tingkat serapan 
anggaran. Dimana penyerapan anggaran yang terlalu cepat atau terlalu lambat dari target 
yang direncanakan mengindikasikan kurang bagusnya pelaksanaan anggaran. 
III. Akuntabilitas Belanja Daerah 
Belanja daerah harus memenuhi prinsip akuntabilitas publik, yakni setiap belanja harus 
dapat dipertanggungjawabkan dan dilaporkan kepada publik baik langsung maupun 
DPRD. Akuntabilitas Belanja publik ini meliputi : 
1. Akuntabilitas hukum 
Dalam akuntabilitas hukum belanja daerah harus ada dasar hukumnya. Peraturan 
ini berupa perda APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD. 
Sehingga pemerintah daerah tidak diperbolehkan melakukan pengeluaran yang 
tidak dianggarkan. 
2. Akuntabilitas finansial 
Akuntabilitas finansial merupakan setiap rupiah yang dibelanjakan harus dapat 
dipertanggung jawabkan dan dilaporkan melalui laporan keuangan pemerintah 
daerah. 
3. Akuntabilitas program 
Apabila belanja daerah yang dekeluarkan kerkait dengan program maka selain 
harus memenuhi prinsis akuntabilitas hukum dan finansial juga harus memenuhi 
akuntabilitas program. Dimana dalam prinsip akuntabilitas program, program 
yang dibiayai dengan APDB harus dapat dipertanggungjawabkan melalui laporan 
program kinerja program. 
4. Akuntabilitas manajerial 
Akuntabilitas manajerial merupakan manajer publik yang terlibat dalam proses 
pengeluaran belanja daerah harus bertanggung jawab atas terjadinya pengeluaran 
tersebut.
IV. Auditabilitas Belanja Daerah 
Akuntabilitas belanja daerah memiliki arti bahwa setiap pengeluaran belanja yang 
membebani APBD harus dapat diverivikasi atau diaudit. Verivikasi dan audit tersebut 
meliputi : 
 Kelengkapan dokumen, seperti DPA-SKPD, SPD, SPP, SPM, SPJ, serta dokumen 
pendukung lainnya yang diperlukan 
 Adanya dokumen transaksi yang valid 
 Dilakukannya pencatatan yang memadai 
 Dapat diuji antara catatan dengan keberadaan 
Aspek audit belaja daerah antara lain untuk memastikan hal-hal sebagai berikut : 
1. Ada/tidak ada mark up dalam pengadaan barang/jasa 
2. Ada/tidak ada bukti belanja yang tidak sah 
3. Ada/tidak ada penitipan anggaran ke satuan kerja lain 
4. Ada/tidak ada kesalahan pembebanan belanja ke rekening yang tidak sesuai 
5. Ada/tidak ada ketidakwajaran dalam belanja modal, belanja pegawai, belanja barang 
dan jasa 
6. Ada/tidak ada ketidakwajaran dalam proses pengadaan barang/jasa

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahModul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahDeddi Nordiawan
 
Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran PemerintahSujatmiko Wibowo
 
Organisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerahOrganisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerahSunar Shun Shun
 
Akuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAAkuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAMahyuni Bjm
 
POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr...
 POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr... POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr...
POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr...ACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daerahaRian Saifulloh
 
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahPengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahSujatmiko Wibowo
 
sistem pengendalian sektor publik
sistem pengendalian sektor publiksistem pengendalian sektor publik
sistem pengendalian sektor publikRadel Dyla
 
Perencanaan sektor publik
Perencanaan sektor publikPerencanaan sektor publik
Perencanaan sektor publikRini Pakpahan
 
Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraPengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraSujatmiko Wibowo
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikJunianto Junianto
 
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).ppt
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).pptPELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).ppt
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).pptMAHMUN SYARIF
 
Penatausahaan Keuangan Desa
Penatausahaan Keuangan DesaPenatausahaan Keuangan Desa
Penatausahaan Keuangan DesaSujatmiko Wibowo
 
Akuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDAAkuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDAMahyuni Bjm
 
Pengantar Akuntansi Pemerintah
Pengantar Akuntansi PemerintahPengantar Akuntansi Pemerintah
Pengantar Akuntansi PemerintahSujatmiko Wibowo
 
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanKerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanSujatmiko Wibowo
 
Penganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusatPenganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusatDanny Akbar
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSujatmiko Wibowo
 

Was ist angesagt? (20)

Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahModul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
 
Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah
 
Organisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerahOrganisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerah
 
Akuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAAkuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDA
 
POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr...
 POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr... POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr...
POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr...
 
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
 
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahPengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan Daerah
 
sistem pengendalian sektor publik
sistem pengendalian sektor publiksistem pengendalian sektor publik
sistem pengendalian sektor publik
 
SAPP
SAPPSAPP
SAPP
 
Perencanaan sektor publik
Perencanaan sektor publikPerencanaan sektor publik
Perencanaan sektor publik
 
Penganggaran sektor publik
Penganggaran sektor publikPenganggaran sektor publik
Penganggaran sektor publik
 
Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraPengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan Negara
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publik
 
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).ppt
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).pptPELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).ppt
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).ppt
 
Penatausahaan Keuangan Desa
Penatausahaan Keuangan DesaPenatausahaan Keuangan Desa
Penatausahaan Keuangan Desa
 
Akuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDAAkuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDA
 
Pengantar Akuntansi Pemerintah
Pengantar Akuntansi PemerintahPengantar Akuntansi Pemerintah
Pengantar Akuntansi Pemerintah
 
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanKerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
 
Penganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusatPenganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusat
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
 

Ähnlich wie Manajemen belanja daerah

2908473 modul-2-manajemen-keuangan-daerah
2908473 modul-2-manajemen-keuangan-daerah2908473 modul-2-manajemen-keuangan-daerah
2908473 modul-2-manajemen-keuangan-daerahEfry Ghani
 
Erangka pengeluaran jangka menengah
Erangka pengeluaran jangka menengahErangka pengeluaran jangka menengah
Erangka pengeluaran jangka menengahdamargohadiono
 
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.docTEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.docLairivRevyIwamony
 
Penganggaran sektor publik PPt Terkini.pptx
Penganggaran sektor publik PPt Terkini.pptxPenganggaran sektor publik PPt Terkini.pptx
Penganggaran sektor publik PPt Terkini.pptxssuserf8ed4e
 
Dinamika Penyusunan Anggaran - DSB.pdf
Dinamika Penyusunan Anggaran - DSB.pdfDinamika Penyusunan Anggaran - DSB.pdf
Dinamika Penyusunan Anggaran - DSB.pdfUniversitas Esa Unggul
 
Pendekatan Penyusunan Anggaran_Akuntansi Sektor Publik.pdf
Pendekatan Penyusunan Anggaran_Akuntansi Sektor Publik.pdfPendekatan Penyusunan Anggaran_Akuntansi Sektor Publik.pdf
Pendekatan Penyusunan Anggaran_Akuntansi Sektor Publik.pdfFajar318789
 
Draft pedoman penyusunan rka skpd ta. 2017 11 okt 16
Draft pedoman penyusunan rka skpd ta. 2017 11 okt 16Draft pedoman penyusunan rka skpd ta. 2017 11 okt 16
Draft pedoman penyusunan rka skpd ta. 2017 11 okt 16hafid abdul
 
penganggaran sektor publik
penganggaran sektor publikpenganggaran sektor publik
penganggaran sektor publikAry Efendi
 
sistem penganggaran negara
sistem penganggaran negarasistem penganggaran negara
sistem penganggaran negaraAry Efendi
 
5penganggaransektorpublik-150225232306-conversion-gate01.pdf
5penganggaransektorpublik-150225232306-conversion-gate01.pdf5penganggaransektorpublik-150225232306-conversion-gate01.pdf
5penganggaransektorpublik-150225232306-conversion-gate01.pdfrivanasri
 
06 pengelolaan-keuangan-negara
06 pengelolaan-keuangan-negara06 pengelolaan-keuangan-negara
06 pengelolaan-keuangan-negararajapontar
 
Analisa standar-biaya
Analisa standar-biayaAnalisa standar-biaya
Analisa standar-biayaAdi Aja
 

Ähnlich wie Manajemen belanja daerah (20)

2908473 modul-2-manajemen-keuangan-daerah
2908473 modul-2-manajemen-keuangan-daerah2908473 modul-2-manajemen-keuangan-daerah
2908473 modul-2-manajemen-keuangan-daerah
 
4 penganggaran-berbasis-kinerja
4 penganggaran-berbasis-kinerja4 penganggaran-berbasis-kinerja
4 penganggaran-berbasis-kinerja
 
Erangka pengeluaran jangka menengah
Erangka pengeluaran jangka menengahErangka pengeluaran jangka menengah
Erangka pengeluaran jangka menengah
 
Belanja daerah
Belanja daerah Belanja daerah
Belanja daerah
 
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.docTEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
 
Penganggaran sektor publik PPt Terkini.pptx
Penganggaran sektor publik PPt Terkini.pptxPenganggaran sektor publik PPt Terkini.pptx
Penganggaran sektor publik PPt Terkini.pptx
 
Dinamika Penyusunan Anggaran - DSB.pdf
Dinamika Penyusunan Anggaran - DSB.pdfDinamika Penyusunan Anggaran - DSB.pdf
Dinamika Penyusunan Anggaran - DSB.pdf
 
Pendekatan Penyusunan Anggaran_Akuntansi Sektor Publik.pdf
Pendekatan Penyusunan Anggaran_Akuntansi Sektor Publik.pdfPendekatan Penyusunan Anggaran_Akuntansi Sektor Publik.pdf
Pendekatan Penyusunan Anggaran_Akuntansi Sektor Publik.pdf
 
Konsep Dasar Penyusunan Anggaran
Konsep Dasar Penyusunan Anggaran Konsep Dasar Penyusunan Anggaran
Konsep Dasar Penyusunan Anggaran
 
Draft pedoman penyusunan rka skpd ta. 2017 11 okt 16
Draft pedoman penyusunan rka skpd ta. 2017 11 okt 16Draft pedoman penyusunan rka skpd ta. 2017 11 okt 16
Draft pedoman penyusunan rka skpd ta. 2017 11 okt 16
 
penganggaran sektor publik
penganggaran sektor publikpenganggaran sektor publik
penganggaran sektor publik
 
sistem penganggaran negara
sistem penganggaran negarasistem penganggaran negara
sistem penganggaran negara
 
Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor PublikAkuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor Publik
 
APBD, pengertian
APBD, pengertianAPBD, pengertian
APBD, pengertian
 
5penganggaransektorpublik-150225232306-conversion-gate01.pdf
5penganggaransektorpublik-150225232306-conversion-gate01.pdf5penganggaransektorpublik-150225232306-conversion-gate01.pdf
5penganggaransektorpublik-150225232306-conversion-gate01.pdf
 
06 pengelolaan-keuangan-negara
06 pengelolaan-keuangan-negara06 pengelolaan-keuangan-negara
06 pengelolaan-keuangan-negara
 
Catatan MPD.docx
Catatan MPD.docxCatatan MPD.docx
Catatan MPD.docx
 
Analisa standar-biaya
Analisa standar-biayaAnalisa standar-biaya
Analisa standar-biaya
 
Anggaran berbasisi kinerja OK
Anggaran berbasisi kinerja OKAnggaran berbasisi kinerja OK
Anggaran berbasisi kinerja OK
 
Anggaran berbasisi kinerja
Anggaran berbasisi kinerjaAnggaran berbasisi kinerja
Anggaran berbasisi kinerja
 

Manajemen belanja daerah

  • 1. BAB VI MANAJEMEN BELANJA DAERAH Dalam belanja daerah terdapat dua aspek yang berbeda secara konseptual namun memiliki sebuah keterkaitan yang erat, yakni antara kebijakan belanja dan manajemen belanja. Kebijakan belanja merupakan penentu apa yang akan dilakukan yang berimplikasi pada kebutuhan pengeluaran (belanja). Sedangkan manajemen belanja terkait dengan bagaimana melaksanakan anggaran untuk membiayai aktivitas secara ekonomis, efisien, dan efektif. Dimana kebijakan belanja di tentukan pada tahap perencanaan anggaran sedangkan manajemen belanja dilakukan pada tahap implementasi anggaran. Namun pada dasarnya manajemen belanja akan menyesuaikan kebijakan belanja yang diambil pemerintah daerah. Kebijakan Belanja Daerah Kebijakan belanja daerah dituangkan dalam dokumen perencanaan daerah, yakni pada Kebijakan Umun APDB, prioritas dan plafon anggaran, rencana kerja pemeritah daerah (RKPD), serta rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD). Berikut merupakan garis besar isi dokumen perencanaan daerah yang secara eksplisit memuat kebijakan anggaran belanja daerah. A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, berisi : 1. Strtegi Pembangunan Daerah 2. Kebijakan Umum 3. Arah Kebijakan Keuangan 4. Program SKPD, intas SKPD, kewilayahan, lintas kewilayah, yang emuat kerangka regulasi dan kerangka anggaran B. Rencana Kerja Pemerintah Daerah, berisi : 1. Prioritas Pembangunan Daerah 2. Rancangan Ekonomi Makro 3. Arah Kebijakan Keuangan Daerah 4. Program SKPD, intas SKPD, kewilayahan, lintas kewilayah, yang emuat kerangka regulasi dan kerangka anggaran C. Kebijakan Umum APBD (KUA), berisi :
  • 2. 1. Target pencapaian kerja yang diukur melalui program-program yang akan dilaksanakan oleh pemda 2. Proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber dan penggunaan pembiayaan dengan asumsi yang mendasarinya 3. Asumsi yang mendasari kebijakan anggaran dengan mempertimbangkan perkembangan ekonomi makro 4. Kerangka ekonomi makro dan implikasinya terhadap sumber pendanaan yang meliputi : a. Penjelasan tentang asumsi anggaran, kondisi yang telah terjadi dan diperkirakan akan terjadi yang menjadi dasar penyusunan KUA. b. Penjelasan kebijakan penganggaran sesuai kebijakan pemerintah , dimana kondisi yang berbeda akan menghasilkan target atau sasaran yang berbeda. c. Uaraian tentang pekiraan penerimaan untuk mendanai seluruh pengeluaran pada tahun yang akan datang, baik dari PAD, DAU, Dana Bagi Hasil, DAK, maupun pinjaman dan hibah. D. Prioritas dan plafon anggaran berisi : 1. Ringkasan kebijakan umum APBD 2. Proyeksi pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah. 3. Prioritas program dan plafon anggaran 4. Plafon anggaran menurut organisasi Manajemen Belanja Daerah Manajeman belanja daerah memiliki tiga tujuan pokok yakni : 1. Menjamin dilakukannya disiplin fiskal melalui pengendalian belanja 2. Alokasi anggaran sesuai dengan kebijakan dan prioritas anggaran 3. Menjamin efisiensi dan efektivitas alokasi anggaran Tujuan tersebut memiliki keterkaitan yang erat satu sam lain. Dengan beberapa prinsip sebagai berikut : I. Perencanaan Belanja Daerah
  • 3. Belanja daerah tercermin dalam APDB harus terencana sebaik mungkin. Karena apabila anggaran direncanakan dengan baik maka akan memudahkan implementasi dan memungkinkan dicapainya target secara efektif. Namun sebaliknya jika tidak terencana dengan baik maka tidak akan mencapai hasil yang efektif. Perencanaan belanja yang baik ditandai dengan : a. Adanya koheresi antara perencanaan belanja dalam APBD dengan dokumen perencanaan b. Adanya standar satuan harga (SSH) yang merupakan standar biaya perunit. Penetapan stanadar satuan harga ini penting untuk menghindari terjadinya mark up anggaran. c. Adanya analisis standar belanja (ASB) guna menentukan kewajaran belanja suatu program atau kegiatan d. Adanya harga perkiraan sendiri (Owner Estimate) untuk menentukan kewajaran belanja modal yang pengadaanya ditenderkan e. Rendahnya tingkat kesenjangan anggaran belanja (budgetary slack), merupakan selisih antara anggaran belanja yang diajukan dengan kebutuhan belanja yang sesungguhnya diperlukan. Pengeluaran daerah yang direncanakan harus memiliki keterkaitan dengan dokumen perencanaan yang dituangkan dalam Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah, Rencana Kerja Pemerintah Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah serta Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah. Konsistensi dan koheresi antar anggaran dengan dokumen perencanaan tersebut penting guna menciptakan harmonisasi antara kebijakan belanja dengan operasional belanja. Dalam belanja daerha asas penting yang harus dipenuhi adalah value for money, yaitu pengeluaran belanja harus ekonomis, efisiensi, dan efektif. II. Pengendalian Belanja Daerah Dalam sistem penganggaran harus me menjamin dilakukannya pengendalian belanja secara memadai. Oleh karena itu dalam setiap tahap dalam siklus pengeluaran harus dikendalikan serta dimonitor dengan baik. Sehingga setiap bentuk pengeluaran haruslah dapat dilacak prosesnya mulai dari adanya kelengkapan dokumen anggaran, otoritas dari pejabat berwenang, dan adanya bukti transaksi yang valid. Anggaran belanja harus
  • 4. dilaksanakan tepat waktu, pergeseran anggaran dimungkinkan asalkan tidak merubah prioritas program dan mengganggu proses anggaran, dan anggaran harus digunakan sesuai peruntukannya. Fungsi verivikasi anggaran sangatlah penting untuk pengendalian anggaran, dari pengajuan hingga pertanggungjawaban. Pada level organisasi, pengendalian anggaran dapat dilakukan dengan cara membandingkan tingkat serapan anggaran. Dimana penyerapan anggaran yang terlalu cepat atau terlalu lambat dari target yang direncanakan mengindikasikan kurang bagusnya pelaksanaan anggaran. III. Akuntabilitas Belanja Daerah Belanja daerah harus memenuhi prinsip akuntabilitas publik, yakni setiap belanja harus dapat dipertanggungjawabkan dan dilaporkan kepada publik baik langsung maupun DPRD. Akuntabilitas Belanja publik ini meliputi : 1. Akuntabilitas hukum Dalam akuntabilitas hukum belanja daerah harus ada dasar hukumnya. Peraturan ini berupa perda APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD. Sehingga pemerintah daerah tidak diperbolehkan melakukan pengeluaran yang tidak dianggarkan. 2. Akuntabilitas finansial Akuntabilitas finansial merupakan setiap rupiah yang dibelanjakan harus dapat dipertanggung jawabkan dan dilaporkan melalui laporan keuangan pemerintah daerah. 3. Akuntabilitas program Apabila belanja daerah yang dekeluarkan kerkait dengan program maka selain harus memenuhi prinsis akuntabilitas hukum dan finansial juga harus memenuhi akuntabilitas program. Dimana dalam prinsip akuntabilitas program, program yang dibiayai dengan APDB harus dapat dipertanggungjawabkan melalui laporan program kinerja program. 4. Akuntabilitas manajerial Akuntabilitas manajerial merupakan manajer publik yang terlibat dalam proses pengeluaran belanja daerah harus bertanggung jawab atas terjadinya pengeluaran tersebut.
  • 5. IV. Auditabilitas Belanja Daerah Akuntabilitas belanja daerah memiliki arti bahwa setiap pengeluaran belanja yang membebani APBD harus dapat diverivikasi atau diaudit. Verivikasi dan audit tersebut meliputi :  Kelengkapan dokumen, seperti DPA-SKPD, SPD, SPP, SPM, SPJ, serta dokumen pendukung lainnya yang diperlukan  Adanya dokumen transaksi yang valid  Dilakukannya pencatatan yang memadai  Dapat diuji antara catatan dengan keberadaan Aspek audit belaja daerah antara lain untuk memastikan hal-hal sebagai berikut : 1. Ada/tidak ada mark up dalam pengadaan barang/jasa 2. Ada/tidak ada bukti belanja yang tidak sah 3. Ada/tidak ada penitipan anggaran ke satuan kerja lain 4. Ada/tidak ada kesalahan pembebanan belanja ke rekening yang tidak sesuai 5. Ada/tidak ada ketidakwajaran dalam belanja modal, belanja pegawai, belanja barang dan jasa 6. Ada/tidak ada ketidakwajaran dalam proses pengadaan barang/jasa