SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 73
WELCOME IN
WORKSHOP
MATEMATIKA
WELCOME
    IN
WORKSHOP       WELCOME IN WORKSHOP MATEMATIKA



MATEMATIKA


 KALKULUS II
Producted By:
1.Ikhsan Hairudin (201013500677)

2.Rianty Fauziah Purba (201013500687)

3.Nani Ayu Wahyuni (201013500682)

4.Riana Rusie (201013500641)

5.Fajar Wahyu Ilahi (201013500642)
A. TEKNIK PENGINTEGRALAN
 1. Integral Fungsi Rasional Aljabar
 2. Integral Fungsi Rasional dan Sinus
B. INTEGRAL TAK WAJAR
 1. Konsep Integral Tak Wajar
 2. Konsep Integral Wajar
C. HAMPIRAN INTEGRAL TERTENTU
 1. Metode Persegi Panjang
 2. Metode Trapesium
 3. Metode Simposn
C. PENGGUNAAN INTEGRAL
  1. Luas Daerah
  2. Isi Benda Berputar
  3. Panjang Busur
  4. Luas Permukaan Benda Berputar
  5. Kerja
  6. Gaya Cairan
    Fungsi Rasional adalah fungsi yang bentuk umumnya
    dinyatakan dalam bentuk F ( x) = f ( x) , dimana f ( x) dan g ( x) adalah
                                                  g ( x)
    fungsi pangkat banyak (polinomial) dan g ( x ) ≠ .                  0
   Fungsi pangkat banyak adalah suatu fungsi yang secara umum
    dinyatakan dalam bentuk:
       f ( x ) = ao + a1 x + a 2 x 2 + a3 x 3 +  + a n x
                                                          dengan                 sehingga
    fungsi rasional adalah fungsi berbentuk                          n = ,2,3,..
                                                                    yang1pembilang dan
                                                             f ( x)
    penyebutnya polinomial.
                                                         g ( x)
Contoh

      F ( x) =
                     1− x         .......... fungsi rasional sejati
                 x 2 − 3x + 2


       F ( x) = 2
                  x2 − 4          .......... fungsi rasional tidak
               x − 4x + 4
    sejati

              x5 + 2x3 − x + 1   .......... fungsi rasional tidak
      F ( x) =
    sejati         x 3 + 5x
    Berdasarkan contoh di atas
1.   Disebut fungsi rasional sejati, karena derajat
     pembilang lebih kecil dari derajat penyebut
2.   Dinamakan fungsi rasional tidak sejati karena
     derajat pembikang dan penyebu sama
3.   Disebut fungsi rasional tidak sejati, karena
     derajat pembilang lebih besar dari derajat
     penyebut.
   Untuk langkah selanjutnya jika suatu fungsi
    rasional termasuk jenis tidak sejati, maka
    fungsi tersebut diubah menjadi fungsi rasional
    sejati. Melalui proses pembagian panjang akan
    diperoleh fungsi rasional sejati. Sehingga:

                        x5 + 2x3 − x + 1
               F ( x) =
                            x 3 + 5x


                         x5 + 2x3 − x + 1
                F ( x) =
                             x 3 + 5x
    Dalam menentukan integral fungsi rasional ,
      F ( x) =
               f ( x)
               g ( x)
                      , g ( x) ≠ 0                 ,langkah yang
     ditempuh adalah:
1.   Nyatakan integrannya dalam bentuk fungsi
     rasional sejati.
2.   Faktorkan≠ 0penyebut g(x) dari fungsi rasional
      F ( x) =
               f ( x)
                      , g ( x)
               g ( x)
                                   sampai tidak dapat difaktorkan
     lagi.
3.   Dalam hal langkah nomor 2 di atas, g(x) dapat
     berupa kombinasi antara:
   fungsi linear berbeda,    g ( x) = ( x − a)( x − b)( x − c)......( x − t )


   fungsi linear berulang,    g ( x) = ( x − a ) n = ( x − a)( x − a)......( x − a )


   fungsi liner dan kuadrat,      g ( x) = ( x − a )(ax 2 + bx + c)

   fungsi kuadrat berbeda,     g ( x) = (ax 2 + bx + c)( px 2 + qx + c)


   fungsi kuadrat berulang,      g ( x) = (ax 2 + bx + c) n
                                                                             dan
    seterusnya.
4.Nyatakan integral menjadi bentuk
  penjumlahan n-pecahan parsial sehingga
  integran dapat ditentukan antiturunannya,
  Misal :
  f ( x)
         =
             A1
                     +
                          A2
                                  + ...
                                              (penyebut kombinasi liner berbeda)
  g ( x ) (ax1 + b1 ) (ax2 + b2 )

  f ( x)   A1        A2         A3                       (kombinasi lenear berulang)
         =       +          +           + ...
  g ( x) (ax + b) (ax + b) 2 (ax + b) 3
                                                          (kombinasi kuadrat berbeda)
  f ( x)     A1 x + B1          A2 x + B2
         =                 +                     + ...
  g ( x) a1 x 2 + b1 x + c1 a 2 x 2 + b2 x + c 2


    f ( x)     A1        A2 x + B2                (kombinasi linear dan kuadrat)
           =        +                     + ...
    g ( x) a1 x + b1 a 2 x 2 + b2 x + c 1
6 x 2 − 3x + 1                                                                Contoh:
  ∫ (4 x + 1)( x 2 + 1) dx

  Karena integral fungsi rasional sejati maka
     6 x 2 − 3x + 1             A   Bx + C
 ∫ (4 x + 1)( x 2 + 1) dx = ∫      + 2
                              4x −1 x + 1
                                           dx


     6 x 2 − 3x + 1              A      Bx + C         A( x 2 + 1) + ( Bx + C )(4 x + 1)
 ∫ (4 x + 1)( x 2 + 1) dx = ∫ 4 x − 1 + x 2 + 1 dx = ∫         (4 x + 1)( x 2 + 1)
                                                                                         dx

   ( A + 4 B ) x 2 + ( B + 4C ) x + ( A + C )
=∫                                            dx
               (4 x + 1)( x 2 + 1)
                                                              Diperoleh
A+4B = 6, (B+4C) = -3, (A+C) = 1 atau A = 2, B = 1, dan C = -1 sehingga:
    6 x 2 − 3x + 1             2     x −1
∫ (4 x + 1)( x 2 + 1) dx = ∫       + 2
                             4x + 1 x + 1
                                          dx

         2              x        1
=∫             dx + ∫ 2   dx − ∫ 2 dx
     (4 x + 1)       x +1       x +1

 2            1
= ln 4 x + 1 + ln x 2 + 1 − arctan x + C
 4            2
 Contoh:
Tentukan integral di bawah ini
1. 2 dx
  ∫ x −1    2

  Karena intergran adalah fungsi rasional sejati,
  selanjutnya faktorkan integral:
    2                2
∫ x2 −1dx = ∫
              ( x − 1)( x + 1)
                               dx             Diperoleh A + B = 0 , A – B = 2 atau A = 1,
                                              B = -1 sehingga:
                                                   2            1          −1
    =∫
           A
               +
                   B
                         dx                   ∫x   2
                                                    −1
                                                       dx = ∫
                                                              x −1
                                                                   dx + ∫
                                                                          x +1
                                                                               dx
       ( x − 1) ( x + 1)
                                                        dx      dx
                                               =∫           −∫
       A( x + 1) + B ( x − 1)                          x −1    x +1
=∫                            dx                           x −1
          ( x − 1)( x + 1)                      = ln            +c
                                                           x +1

     ( A + B) x + ( A − B)
=∫                         dx                  = ln x − 1 − ln x + 1 + c
         ( x − 1)( x + 1)
                                                        2           x −1
                                   Sehingga     ∫x     2
                                                         −1
                                                            dx = ln
                                                                    x +1
                                                                         +c
CONTOH



cos 2 x = cos 2 x − sin 2 x

                x          x
⇔ cos x = cos 2   − sin 2  
                2         2

            1     z2
⇔ cos x =       −
          1+ z 1+ z2
              2



  1− z2
=
  1+ z2
CONTOH

          dx
∫ 1 + sin x + cos x
                            Jawab
                               2                       2dz
                                   dz
            dx               1+ z2         =∫         1+ z2                 2dz       dz
  ∫ 1 + sin x + cos x = ∫ 2 z 1 − z 2 dz      1+ z2    2z     1− z2   =∫          =∫
                         1+       +                 +       +              2 + 2z    1+ z
                            1+ z 2 1+ z2      1+ z2 1+ z2 1+ z2

                                         x
  = ln 1 + z + c          = ln 1 + tan
                                         2
                                           +c


                    dx                    x
  Didapat ∫ 1 + sin x + cos x = ln 1 + tan + c
                                          2
   Definisi : Kita menyebut F suatu
    antiturunan f pada selang I jika Dx F(x) =
    f(x) pada I – yakni, jika F’(x) = f(x) untuk
    semua x dalam I. (Jika x suatu titik ujung I,
    F’(x) hanya perlu turunan sepihak).
   Teorema A ( Aturan Pangkat)
    Jika r adalah sembarang bilangan rasional
    kecuali -1, maka

    Contoh : Carilah antiturunan yang umum
    dari f(x) = x4/3
   Teorema B



    Bukti : cukup perhatikan bahwa Dx(-cos x) = sin
    x dan Dx(sin x) = cos x
    Teorema C (Integral Tak-Tentu adalah
     operator linier)
     Andaikan f dan g mempunyai antiturunan
     (integral tak-tentu) dan andaikan k suatu
     konstanta, maka :
1.
2.
3.
   Bukti : untuk memperlihatkan (i) dan (ii), kita
    cukup mendefinisikan ruas kanan dan
    mengamati bahwa kita memperoleh integran
    dari ruas kiri
   Contoh : Dengan menggunakan kelinieran
    hitunglah
∫ (3x       + 4 x)dx = ∫ 3 x dx + ∫ 4 xdx
        2                    2


                     = 3∫ x dx + 4 ∫ xdx
                             2


                         x3     x2      
                     = 3 + C1  + 4 + C2 
                         3      2       
                                        
                     = x + 2 x + (3C1 + 4C2 )
                        3        2



                     = x + 3x + C
                         3           2
Andaikan g suatu fungsi terdiferensiasikan
 dari suatu bilangan rasional yang bukan -1. Maka
 Contoh:


                            + 3)dx = ∫ [ g ( x)] g ′( x)dx =
                                                             [ g ( x)]   31

∫ (x
                                                30
       4
           + 3x) (4 x
                30      3
                                                                              +C
                                                                  31

                                     ( x + 3 x)
                                        4      31
                                   =            +C
                                         31
u = g (x)          du = g ′ ( x)dx


             u r +1
  ∫ u r du =
             r+1
                    +C    ;r ≠1

Contoh :
                                              u = x + 6x
                                                    3

∫ ( x + 6 x) (6 x + 12)dx        Andaikan                  , maka
    3       5    2

                                 du = (3 x 2 + 6)dx
                                 Sehingga (6 x 2    + 12)dx = 2(3x + 6)
                                                                    2


                                   dx = 2du     .

Dengan demikian :
=



    ∫ ( x 3 + 6 x) 5 (6 x 2 + 12)dx = ∫ u 5 2du

                                  = 2∫ u du
                                         5



                                      u6   
                                   = 2 + C 
                                      6    

                                     u6
                                   =    + 2C
                                     3
                                     ( x 3 + 6 x) 6
                                   =                +K
                                            3
   Definisi : Anggaplah f suatu fungsi yang didefinisikan
    pada selang tertutup [a,b]. Jika ada, kita katakan f
    adalah terintegrasikan pada [a,b]. Lebih lanjut ,
    disebut integral tentu (atau integral Riemann) f dari a
    ke b, diberikan oleh

        b                       n

       ∫ f ( x)dx = lim ∑ f ( x )∆x
        a              [ P ]→0 i =1
                                        i     i
b

∫ f ( x)dx
a
                                              y = f (x)


    b

    ∫ f ( x)dx = A
    a
                   atas   − Abawah

    a

    ∫ f ( x) = 0
    a

    b                 a

    ∫ f ( x)dx = −∫ f ( x)dx         ,a > b
    a                 b
1
           2   jika x ≠ 0 , jika x = 0
f ( x ) = x
          
          1
    Jika f terbatas pada [a,b] dan f kontinu di sana kecuali
     pada sejumlah titik yang berhingga, maka f terintegrasikan
     pada [a,b]. Khususnya, jika f kontinu pada seluruh selang
     [a,b], maka f terintegrasikan pada [a,b]

                       3
Contoh: Hitunglah
                       ∫ ( x + 3)dx
                       −2
                                                                  5
    x 0 = −2                       xi = −2 + i∆x = −2 + i 
                        5                                         n
    x1 = −2 + ∆x = −2 +
                        n      Jadi, xn = −2 + n∆x = −2 + n 5  = 3 
                           5                                      n
    x 2 = −2 + 2∆x = −2 + 2 
                           n                                  5
                                      f ( xi ) = xi + 3 = 1 + i 
                                                                n
n                 n

∑ f ( x )∆x = ∑ f ( x )∆x
i =1
       i   i
                  i =1
                          i    i

                  n
                         5  5
               = ∑ 1 + i 
                 i =1    n  n
                5 n    25 n
               = ∑1 + 2 ∑ i
                n i =1 n i =1
                5      25  n(n + 1) 
               = ( n) + 2 
                n      n  2        
                    25  1 
               = 5 + 1 + 
                    2  n
n→∞      P →0


3                   n

∫ ( x + 3)dx = lim∑ f ( x )∆x
−2           p → 0 i =1
                          i     i



                    25  1  35
           = lim 5 + 1 +  =
              n →∞  2  n  2
   Jika f terintegrasikan pada sebuah selang yang
    mengandung titik-titik a,b, dan c, maka
     c               b          c

     ∫ f ( x)dx = ∫ f ( x)dx + ∫ f ( x)dx
     a               a          b
  Tidak peduli apapun orde a,b, dan c.
Contoh:    2          1          2

             ∫
             0
               x 2 dx = ∫ x 2 dx + ∫ x 2 dx
                            0              1
    Yang oleh sebagian besar orang telah dianggap benar
    bahwa
                 2          3          2

                 ∫
                 0
                   x 2 dx = ∫ x 2 dx + ∫ x 2 dx
                            0          3
   Perhatikan integral tentu           Fungsi f(x)
    fungsi dapat bernilai     negatif ataupun tak
    kontinu, asalkan titik diskontinuitasnya
    berhingga.




      Gambar 1: Ilustrasi metode Persegi Panjang
              Kiri / Left Riemann Sum
   Partisikan interval [a, b] atas n bagian,
    sama lebar:
   p : x0 = a < x1 < x2 < · · · < xn = b dengan
    Δxi = h = xi − xi−1 =

   Pada setiap subinterval [xi−1, xi] dibentuk
    persegi-panjang (pp) dengan
   panjang
   f(xi−1) dan lebar h (lihat gambar 1). Luas
    persegi panjang tersebut,
   ΔLi = hf(xi−1)
Hampiran ini disebut metode Persegi
Panjang Kiri (Left Riemann Sum).
Gambar 2: Ilustrasi metode Persegi Panjang Kanan /
                Right Riemann Sum
Hampiran ini disebut metode Persegi Panjang Kanan
(Right Riemann Sum).


Galat Metode RRS : En = −(b−a)2 / 2n f(c), a ≤ c
≤b
Gambar 3: Ilustrasi metode Persegi Panjang
Tengah / Midpoint Riemann Sum
Hampiran ini disebut metode Persegi Panjang
Tengah (Midpoint Riemann Sum)
Gambar 4: Ilustrasi metode Trapesium
   Partisikan interval [a, b] atas n bagian, sama
    lebar:
   P : x0 = a < x1 < x2 < · · · < xn = b dengan Δxi =
    h = xi − xi−1 =

   Pada setiap subinterval [xi−1, xi] dibentuk
    trapesium dengan sisi-sisi f(xi−1) dan f(xi) dan
    lebar h (lihat gambar 4).
Hampiran ini disebut metode Trapesium
Gambar 5: Ilustrasi metode
Simpson/Parabol
   Partisikan interval [a, b] atas n bagian (n
    genap):
   P : x0 = a < x1 < x2 < · · · < xn = b dengan Δxi =
    h = xi − xi−1 =

   Pada setiap dua subinterval [xi−1, xi] dan [xi,
    xi+1] dibentuk parabol (fungsi kuadrat) p2(x)
    yang melalui titik-titik (xi−1, f(xi−1)), (xi, f(xi)),
    dan(xi+1, f(xi+1)).
Selanjutnya:
Perhatikan keping yang dibatasi
oleh fungsi positif f(x), garis x = a,
garis x = b dan sumbu-x. Akan
dihitung luas keping tersebut
memakai konsep integral.
   Metode kulit tabung lebih mudah digunakan
    ketimbang metode cakram atau metode cincin.
   Sebuah kulit tabung adalah sebuah benda
    yang dibatasi oleh dua tabung lingkaran tegak
    yang sepusat.
   Jika jari-jari dalam adalah r1 dan jari-jari luar
    adalah r2 dan tinggi tabung adalah h, maka
    volumenya diberikan oleh:
   Persamaan       , yang akan kita tandai
    dengan r, adalah rata-rata dari .      Jadi
   CONTOH SOAL:
   Daerah yang dibatasi oleh kurva      ,
    sumbu x , x = 1, dan x = 4 diputar
    mengelilingi sumbu y. tentukan volume
    benda yang terbantuk.
   PENYELESAIAN:
   Kita dapat melihat bahwa volume kulit
    tabung diperoleh dari irisan.

   Di mana, untuk            menjadi



   Volume benda putar itu dicari lewat
    integrasi.
   Diferensial Panjang Busur
    Andaikan f fungsi yang terdiferensasi secara kontinu
    pada [a, b]. Untuk masing-masing x dalam (a, b),
    definisikanlah s (x) dengan
             x
     s ( x) = ∫ 1 + [ f ' (du )]2 du
             a

Maka s (x) memberikan panjang busur kurva y = f (u)
 dari titik (a, f(a)) ke (x, f(x)). Berdasarkan Teorema
 Dasar Kalkulus Pertama, maka:
2
           ds                           dy 
s ' ( x) =    = 1 + [ f ' ( x)]2 = 1 +  
           dx                           dx 

                Jadi, ds, diferensial panjang busur dapat
                                        dituliskan sebagai
                    2
          dy 
ds = 1 +   dx
          dx 
       Kenyataannya, bergantung pada bagaimana cara
   grafik tersebut diparameterkan, kita dituntun ke tiga
                                rumus untuk ds, yakni
                        2                           2   2   2
           dy         dy     dx   dy 
 ds = 1 +   dx = 1 +   dy =   +   dt
           dx         dx     dt   dt 
   Beberapa orang lebih senang menghafal
     rumus-rumus ini ketimbang menuliskan
                               .




                            (ds ) 2 = (dx) 2 + (dy ) 2
                    (ds )
        (dy )



                (dx )


       Ketiga bentuk rumus di atas timbul dari
pembagian dan kemudian perkalian ruas kanan
                      masing-masing dengan
                      (dx) 2 (dy ) 2 (dt ) 2
   Jika sebuah kurva bidang mulus diputar
    mengelilingi  sebuah   sumbu    dalam
    bidangnya, maka kurva membentuk suatu
    permukaan benda putar.
   Untuk memulai, kita perkenalkan rumus untuk
    luas permukaan kerucut terpacung. Sebuah
    kerucut terpacung adalah bagian permukaan
    kerucut yang terletak antara dua bidang yang
    tegak lurus pada sumbu kerucut. Jika kerucut
    terpancung mempunyai jari-jari alas dan
    sedangkan tinggi miring , maka luas A
    diberikan oleh:
 r 1+ r2   = 2π
A = 2π                    (rata-rata jari-jari) . (tinggi miring)
        2 
   Dalam fisika, suatu benda bergerak sejauh d
    sepanjang suatu garis dikenai gaya konstan F
    yang searah dengan arah benda tersebut,
    maka
   Kerja = (Gaya) . (Jarak)
   Atau
   W=F.d
   Di dalam banyak situasi praktis, gaya itu
    konstan tapi tidak bervariasi seraya benda
    itu bergerak sepanjang garis. Pada
    kenyataannya, andaikan bahwa benda
    sedang bergerak sepanjang sumbu x dari a
    ke b terhadap gaya peubah sebesar F(x) di
    titik x, dengan F suatu fungsi kontinu.
    Berapa besar kerja yang dilakukan? Sekali
    lagi, kata-kata iris, hampiri, integrasikan,
    mengatar kita ke suatu jawaban.
   Dalam hal ini, iris berarti mempartisikan selang
    [a,b] menjadi potongan-potongan kecil; hampiri
    bermakna mengandaikan bahwa potongan khas
    dari ke , gaya adalah konstan dengan nilai F(x),
    jika gayanya konstan (dengan nilai F ) sepanjang
    selang [ , ], maka kerja yang diperlukan untuk
    memindahkan benda dari ke adalah F( ) ( - ).
    Integrasikan berarti jumlahkan semua keping kerja
    yang berpadanan terhadap potongan dan
    kemudian ambil limit seraya panjang potongan
    mendekati nol. Jadi, kerja yang dilakukan untuk
    menggerakan benda dari a ke b diberikan oleh
n          b
W = lim ∑ F ( xi )∆x = ∫ F ( x)dx
     ∆x →0 i =1         a

 ∆W ≈ F ( x)∆x
     b
W = ∫ F ( x)dx
     a
   Sebuah tangki berbentuk kerucut lingkaran
    tegak penuh dengan air. Jika tinggi tangki 10
    kaki dan jari-jari lingkaran atas 4 kaki.
    Tentukan lah kerja yang diperlukan untuk
    memompa air melewati tepi atas tangki dan
    mencapai 10 kaki di atas puncak tangki.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Matematika XI IPA Semester Genap 2012
Matematika XI IPA Semester Genap 2012Matematika XI IPA Semester Genap 2012
Matematika XI IPA Semester Genap 2012Alfi Uswatul Husna
 
Bahan ajar integral tak-tentu
Bahan ajar integral tak-tentuBahan ajar integral tak-tentu
Bahan ajar integral tak-tentuNasrial Tanjung
 
limit fungsi
limit fungsilimit fungsi
limit fungsimfebri26
 
MATEMATIKA LIMIT FUNGSI
MATEMATIKA LIMIT FUNGSIMATEMATIKA LIMIT FUNGSI
MATEMATIKA LIMIT FUNGSIzahromufida
 
2 teknik bab 6 limitfungsi mgmpmtkpas
2 teknik bab 6 limitfungsi mgmpmtkpas2 teknik bab 6 limitfungsi mgmpmtkpas
2 teknik bab 6 limitfungsi mgmpmtkpasFatimah Sitompul
 
Matdis-fungsi pembangkit
Matdis-fungsi pembangkitMatdis-fungsi pembangkit
Matdis-fungsi pembangkitCeria Agnantria
 
Bab 2. fungsi kuadrat
Bab 2. fungsi kuadratBab 2. fungsi kuadrat
Bab 2. fungsi kuadratKIMHEKTAN
 
03 limit dan kekontinuan
03 limit dan kekontinuan03 limit dan kekontinuan
03 limit dan kekontinuanRudi Wicaksana
 
Contoh Soal UAN - Fungsi Komposisi Invers
Contoh Soal UAN - Fungsi Komposisi InversContoh Soal UAN - Fungsi Komposisi Invers
Contoh Soal UAN - Fungsi Komposisi InversNaufal Irsyad Arzada
 
Mudah!! Fungsi persamaan & pertidaksamaan eksponen
Mudah!! Fungsi persamaan & pertidaksamaan eksponenMudah!! Fungsi persamaan & pertidaksamaan eksponen
Mudah!! Fungsi persamaan & pertidaksamaan eksponenAwal Rifqi Al Amri
 
Ppt kelompok 5 mtk c
Ppt kelompok 5 mtk cPpt kelompok 5 mtk c
Ppt kelompok 5 mtk cNida Hilya
 
13. soal soal fungsi komposisi dan fungsi invers
13. soal soal fungsi komposisi dan fungsi invers13. soal soal fungsi komposisi dan fungsi invers
13. soal soal fungsi komposisi dan fungsi inversmaman wijaya
 
Matematika Bangun Ruang (Integral)
Matematika Bangun Ruang (Integral)Matematika Bangun Ruang (Integral)
Matematika Bangun Ruang (Integral)Meka Saima
 

Was ist angesagt? (20)

Matematika XI IPA Semester Genap 2012
Matematika XI IPA Semester Genap 2012Matematika XI IPA Semester Genap 2012
Matematika XI IPA Semester Genap 2012
 
Bahan ajar integral tak-tentu
Bahan ajar integral tak-tentuBahan ajar integral tak-tentu
Bahan ajar integral tak-tentu
 
limit fungsi
limit fungsilimit fungsi
limit fungsi
 
MATEMATIKA LIMIT FUNGSI
MATEMATIKA LIMIT FUNGSIMATEMATIKA LIMIT FUNGSI
MATEMATIKA LIMIT FUNGSI
 
2 teknik bab 6 limitfungsi mgmpmtkpas
2 teknik bab 6 limitfungsi mgmpmtkpas2 teknik bab 6 limitfungsi mgmpmtkpas
2 teknik bab 6 limitfungsi mgmpmtkpas
 
Matdis-fungsi pembangkit
Matdis-fungsi pembangkitMatdis-fungsi pembangkit
Matdis-fungsi pembangkit
 
Bab 2. fungsi kuadrat
Bab 2. fungsi kuadratBab 2. fungsi kuadrat
Bab 2. fungsi kuadrat
 
03 limit dan kekontinuan
03 limit dan kekontinuan03 limit dan kekontinuan
03 limit dan kekontinuan
 
Contoh Soal UAN - Fungsi Komposisi Invers
Contoh Soal UAN - Fungsi Komposisi InversContoh Soal UAN - Fungsi Komposisi Invers
Contoh Soal UAN - Fungsi Komposisi Invers
 
Mudah!! Fungsi persamaan & pertidaksamaan eksponen
Mudah!! Fungsi persamaan & pertidaksamaan eksponenMudah!! Fungsi persamaan & pertidaksamaan eksponen
Mudah!! Fungsi persamaan & pertidaksamaan eksponen
 
Ppt kelompok 5 mtk c
Ppt kelompok 5 mtk cPpt kelompok 5 mtk c
Ppt kelompok 5 mtk c
 
Limit fungsi
Limit fungsiLimit fungsi
Limit fungsi
 
Kelas xii bab 1
Kelas xii bab 1Kelas xii bab 1
Kelas xii bab 1
 
Optimasi bersyarat metode
Optimasi bersyarat metodeOptimasi bersyarat metode
Optimasi bersyarat metode
 
Integral
IntegralIntegral
Integral
 
12. soal soal suku banyak
12. soal soal suku banyak12. soal soal suku banyak
12. soal soal suku banyak
 
Persamaan Eksponen
Persamaan EksponenPersamaan Eksponen
Persamaan Eksponen
 
Limit fungsi
Limit fungsiLimit fungsi
Limit fungsi
 
13. soal soal fungsi komposisi dan fungsi invers
13. soal soal fungsi komposisi dan fungsi invers13. soal soal fungsi komposisi dan fungsi invers
13. soal soal fungsi komposisi dan fungsi invers
 
Matematika Bangun Ruang (Integral)
Matematika Bangun Ruang (Integral)Matematika Bangun Ruang (Integral)
Matematika Bangun Ruang (Integral)
 

Ähnlich wie R5 g kel 4 kal2 2

Ähnlich wie R5 g kel 4 kal2 2 (20)

Integral tentu
Integral tentuIntegral tentu
Integral tentu
 
Integral fungsi rasional1
Integral fungsi rasional1Integral fungsi rasional1
Integral fungsi rasional1
 
Integral 2
Integral 2Integral 2
Integral 2
 
Teknik pengintegralan
Teknik pengintegralanTeknik pengintegralan
Teknik pengintegralan
 
Bab 3-turunan
Bab 3-turunanBab 3-turunan
Bab 3-turunan
 
Kelas xii bab 1
Kelas xii bab 1Kelas xii bab 1
Kelas xii bab 1
 
Contoh Soal UAN - Suku Banyak
Contoh Soal UAN - Suku BanyakContoh Soal UAN - Suku Banyak
Contoh Soal UAN - Suku Banyak
 
integrasi
integrasiintegrasi
integrasi
 
Integral fungsi rasional
Integral fungsi rasionalIntegral fungsi rasional
Integral fungsi rasional
 
Ringkasan materi Integral
Ringkasan materi IntegralRingkasan materi Integral
Ringkasan materi Integral
 
Kelas xii bab 1
Kelas xii bab 1Kelas xii bab 1
Kelas xii bab 1
 
Kalkulus%xii (1)
Kalkulus%xii (1)Kalkulus%xii (1)
Kalkulus%xii (1)
 
FUNGSI DAN GRAFIK
FUNGSI DAN GRAFIKFUNGSI DAN GRAFIK
FUNGSI DAN GRAFIK
 
Workshop kelompok suku banyak
Workshop kelompok   suku banyakWorkshop kelompok   suku banyak
Workshop kelompok suku banyak
 
Faktorisasi suku aljabar
Faktorisasi suku aljabarFaktorisasi suku aljabar
Faktorisasi suku aljabar
 
Komposisi dua-fungsi
Komposisi dua-fungsiKomposisi dua-fungsi
Komposisi dua-fungsi
 
Integral
IntegralIntegral
Integral
 
Matematika - Teorema Faktor
Matematika - Teorema FaktorMatematika - Teorema Faktor
Matematika - Teorema Faktor
 
Kul3 4 fungsi
Kul3 4 fungsiKul3 4 fungsi
Kul3 4 fungsi
 
Ppt suku banyak
Ppt suku banyakPpt suku banyak
Ppt suku banyak
 

Mehr von matematikaunindra (20)

Teknik sampling baru
Teknik sampling baruTeknik sampling baru
Teknik sampling baru
 
Soal analisis uji
Soal analisis ujiSoal analisis uji
Soal analisis uji
 
Konsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitasKonsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitas
 
Konsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameterKonsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameter
 
Uji normalitas baru
Uji normalitas baruUji normalitas baru
Uji normalitas baru
 
Uji linearitas baru
Uji linearitas baruUji linearitas baru
Uji linearitas baru
 
Workshop kelompok aritmatika
Workshop kelompok   aritmatikaWorkshop kelompok   aritmatika
Workshop kelompok aritmatika
 
Worksop kelompok geometri
Worksop kelompok   geometriWorksop kelompok   geometri
Worksop kelompok geometri
 
Allin 2
Allin 2Allin 2
Allin 2
 
R5 h kel 6 geotrans 2
R5 h kel 6 geotrans 2R5 h kel 6 geotrans 2
R5 h kel 6 geotrans 2
 
R5 h kel 4 teori bil 2
R5 h kel 4 teori bil 2R5 h kel 4 teori bil 2
R5 h kel 4 teori bil 2
 
R5 h kel 3 teori bil 1
R5 h kel 3  teori bil 1R5 h kel 3  teori bil 1
R5 h kel 3 teori bil 1
 
R5 h kel 2 kalk1 2
R5 h kel 2 kalk1 2R5 h kel 2 kalk1 2
R5 h kel 2 kalk1 2
 
R5 h kel 1 kalk1 1
R5 h kel 1 kalk1 1R5 h kel 1 kalk1 1
R5 h kel 1 kalk1 1
 
R5 h kel y kalk3
R5 h kel y kalk3R5 h kel y kalk3
R5 h kel y kalk3
 
R5 h kel 5 geotrans1
R5 h kel 5 geotrans1R5 h kel 5 geotrans1
R5 h kel 5 geotrans1
 
R5 g kel 5 allin2 1
R5 g kel 5 allin2 1R5 g kel 5 allin2 1
R5 g kel 5 allin2 1
 
R5 g kel 3 kal2 1
R5 g kel 3 kal2 1R5 g kel 3 kal2 1
R5 g kel 3 kal2 1
 
R5 g kel 2 statdas 2
R5 g kel 2 statdas 2R5 g kel 2 statdas 2
R5 g kel 2 statdas 2
 
R5 g kel 1 statdas 1
R5 g kel 1 statdas 1R5 g kel 1 statdas 1
R5 g kel 1 statdas 1
 

R5 g kel 4 kal2 2

  • 2. WELCOME IN WORKSHOP WELCOME IN WORKSHOP MATEMATIKA MATEMATIKA KALKULUS II
  • 3. Producted By: 1.Ikhsan Hairudin (201013500677) 2.Rianty Fauziah Purba (201013500687) 3.Nani Ayu Wahyuni (201013500682) 4.Riana Rusie (201013500641) 5.Fajar Wahyu Ilahi (201013500642)
  • 4. A. TEKNIK PENGINTEGRALAN 1. Integral Fungsi Rasional Aljabar 2. Integral Fungsi Rasional dan Sinus B. INTEGRAL TAK WAJAR 1. Konsep Integral Tak Wajar 2. Konsep Integral Wajar C. HAMPIRAN INTEGRAL TERTENTU 1. Metode Persegi Panjang 2. Metode Trapesium 3. Metode Simposn
  • 5. C. PENGGUNAAN INTEGRAL 1. Luas Daerah 2. Isi Benda Berputar 3. Panjang Busur 4. Luas Permukaan Benda Berputar 5. Kerja 6. Gaya Cairan
  • 6.
  • 7. Fungsi Rasional adalah fungsi yang bentuk umumnya dinyatakan dalam bentuk F ( x) = f ( x) , dimana f ( x) dan g ( x) adalah g ( x) fungsi pangkat banyak (polinomial) dan g ( x ) ≠ . 0  Fungsi pangkat banyak adalah suatu fungsi yang secara umum dinyatakan dalam bentuk: f ( x ) = ao + a1 x + a 2 x 2 + a3 x 3 +  + a n x dengan sehingga fungsi rasional adalah fungsi berbentuk n = ,2,3,.. yang1pembilang dan f ( x) penyebutnya polinomial. g ( x)
  • 8. Contoh  F ( x) = 1− x .......... fungsi rasional sejati x 2 − 3x + 2  F ( x) = 2 x2 − 4 .......... fungsi rasional tidak x − 4x + 4 sejati  x5 + 2x3 − x + 1 .......... fungsi rasional tidak F ( x) = sejati x 3 + 5x
  • 9. Berdasarkan contoh di atas 1. Disebut fungsi rasional sejati, karena derajat pembilang lebih kecil dari derajat penyebut 2. Dinamakan fungsi rasional tidak sejati karena derajat pembikang dan penyebu sama 3. Disebut fungsi rasional tidak sejati, karena derajat pembilang lebih besar dari derajat penyebut.
  • 10. Untuk langkah selanjutnya jika suatu fungsi rasional termasuk jenis tidak sejati, maka fungsi tersebut diubah menjadi fungsi rasional sejati. Melalui proses pembagian panjang akan diperoleh fungsi rasional sejati. Sehingga: x5 + 2x3 − x + 1 F ( x) = x 3 + 5x x5 + 2x3 − x + 1 F ( x) = x 3 + 5x
  • 11. Dalam menentukan integral fungsi rasional , F ( x) = f ( x) g ( x) , g ( x) ≠ 0 ,langkah yang ditempuh adalah: 1. Nyatakan integrannya dalam bentuk fungsi rasional sejati. 2. Faktorkan≠ 0penyebut g(x) dari fungsi rasional F ( x) = f ( x) , g ( x) g ( x) sampai tidak dapat difaktorkan lagi. 3. Dalam hal langkah nomor 2 di atas, g(x) dapat berupa kombinasi antara:
  • 12. fungsi linear berbeda, g ( x) = ( x − a)( x − b)( x − c)......( x − t )  fungsi linear berulang, g ( x) = ( x − a ) n = ( x − a)( x − a)......( x − a )  fungsi liner dan kuadrat, g ( x) = ( x − a )(ax 2 + bx + c)  fungsi kuadrat berbeda, g ( x) = (ax 2 + bx + c)( px 2 + qx + c)  fungsi kuadrat berulang, g ( x) = (ax 2 + bx + c) n dan seterusnya.
  • 13. 4.Nyatakan integral menjadi bentuk penjumlahan n-pecahan parsial sehingga integran dapat ditentukan antiturunannya, Misal : f ( x) = A1 + A2 + ... (penyebut kombinasi liner berbeda) g ( x ) (ax1 + b1 ) (ax2 + b2 ) f ( x) A1 A2 A3 (kombinasi lenear berulang) = + + + ... g ( x) (ax + b) (ax + b) 2 (ax + b) 3 (kombinasi kuadrat berbeda) f ( x) A1 x + B1 A2 x + B2 = + + ... g ( x) a1 x 2 + b1 x + c1 a 2 x 2 + b2 x + c 2 f ( x) A1 A2 x + B2 (kombinasi linear dan kuadrat) = + + ... g ( x) a1 x + b1 a 2 x 2 + b2 x + c 1
  • 14. 6 x 2 − 3x + 1 Contoh: ∫ (4 x + 1)( x 2 + 1) dx Karena integral fungsi rasional sejati maka 6 x 2 − 3x + 1 A Bx + C ∫ (4 x + 1)( x 2 + 1) dx = ∫ + 2 4x −1 x + 1 dx 6 x 2 − 3x + 1 A Bx + C A( x 2 + 1) + ( Bx + C )(4 x + 1) ∫ (4 x + 1)( x 2 + 1) dx = ∫ 4 x − 1 + x 2 + 1 dx = ∫ (4 x + 1)( x 2 + 1) dx ( A + 4 B ) x 2 + ( B + 4C ) x + ( A + C ) =∫ dx (4 x + 1)( x 2 + 1) Diperoleh A+4B = 6, (B+4C) = -3, (A+C) = 1 atau A = 2, B = 1, dan C = -1 sehingga: 6 x 2 − 3x + 1 2 x −1 ∫ (4 x + 1)( x 2 + 1) dx = ∫ + 2 4x + 1 x + 1 dx 2 x 1 =∫ dx + ∫ 2 dx − ∫ 2 dx (4 x + 1) x +1 x +1 2 1 = ln 4 x + 1 + ln x 2 + 1 − arctan x + C 4 2
  • 15.
  • 16.  Contoh: Tentukan integral di bawah ini 1. 2 dx ∫ x −1 2 Karena intergran adalah fungsi rasional sejati, selanjutnya faktorkan integral: 2 2 ∫ x2 −1dx = ∫ ( x − 1)( x + 1) dx Diperoleh A + B = 0 , A – B = 2 atau A = 1, B = -1 sehingga: 2 1 −1 =∫ A + B dx ∫x 2 −1 dx = ∫ x −1 dx + ∫ x +1 dx ( x − 1) ( x + 1) dx dx =∫ −∫ A( x + 1) + B ( x − 1) x −1 x +1 =∫ dx x −1 ( x − 1)( x + 1) = ln +c x +1 ( A + B) x + ( A − B) =∫ dx = ln x − 1 − ln x + 1 + c ( x − 1)( x + 1) 2 x −1 Sehingga ∫x 2 −1 dx = ln x +1 +c
  • 17. CONTOH cos 2 x = cos 2 x − sin 2 x x  x ⇔ cos x = cos 2   − sin 2   2 2 1 z2 ⇔ cos x = − 1+ z 1+ z2 2 1− z2 = 1+ z2
  • 18.
  • 19. CONTOH dx ∫ 1 + sin x + cos x Jawab 2 2dz dz dx 1+ z2 =∫ 1+ z2 2dz dz ∫ 1 + sin x + cos x = ∫ 2 z 1 − z 2 dz 1+ z2 2z 1− z2 =∫ =∫ 1+ + + + 2 + 2z 1+ z 1+ z 2 1+ z2 1+ z2 1+ z2 1+ z2 x = ln 1 + z + c = ln 1 + tan 2 +c dx x Didapat ∫ 1 + sin x + cos x = ln 1 + tan + c 2
  • 20.
  • 21. Definisi : Kita menyebut F suatu antiturunan f pada selang I jika Dx F(x) = f(x) pada I – yakni, jika F’(x) = f(x) untuk semua x dalam I. (Jika x suatu titik ujung I, F’(x) hanya perlu turunan sepihak).
  • 22. Teorema A ( Aturan Pangkat) Jika r adalah sembarang bilangan rasional kecuali -1, maka Contoh : Carilah antiturunan yang umum dari f(x) = x4/3
  • 23. Teorema B Bukti : cukup perhatikan bahwa Dx(-cos x) = sin x dan Dx(sin x) = cos x
  • 24. Teorema C (Integral Tak-Tentu adalah operator linier) Andaikan f dan g mempunyai antiturunan (integral tak-tentu) dan andaikan k suatu konstanta, maka : 1. 2. 3.
  • 25. Bukti : untuk memperlihatkan (i) dan (ii), kita cukup mendefinisikan ruas kanan dan mengamati bahwa kita memperoleh integran dari ruas kiri  Contoh : Dengan menggunakan kelinieran hitunglah
  • 26. ∫ (3x + 4 x)dx = ∫ 3 x dx + ∫ 4 xdx 2 2 = 3∫ x dx + 4 ∫ xdx 2  x3   x2  = 3 + C1  + 4 + C2   3   2      = x + 2 x + (3C1 + 4C2 ) 3 2 = x + 3x + C 3 2
  • 27. Andaikan g suatu fungsi terdiferensiasikan dari suatu bilangan rasional yang bukan -1. Maka Contoh: + 3)dx = ∫ [ g ( x)] g ′( x)dx = [ g ( x)] 31 ∫ (x 30 4 + 3x) (4 x 30 3 +C 31 ( x + 3 x) 4 31 = +C 31
  • 28. u = g (x) du = g ′ ( x)dx u r +1 ∫ u r du = r+1 +C ;r ≠1 Contoh : u = x + 6x 3 ∫ ( x + 6 x) (6 x + 12)dx Andaikan , maka 3 5 2 du = (3 x 2 + 6)dx Sehingga (6 x 2 + 12)dx = 2(3x + 6) 2 dx = 2du . Dengan demikian :
  • 29. =  ∫ ( x 3 + 6 x) 5 (6 x 2 + 12)dx = ∫ u 5 2du = 2∫ u du 5 u6  = 2 + C  6  u6 = + 2C 3 ( x 3 + 6 x) 6 = +K 3
  • 30. Definisi : Anggaplah f suatu fungsi yang didefinisikan pada selang tertutup [a,b]. Jika ada, kita katakan f adalah terintegrasikan pada [a,b]. Lebih lanjut , disebut integral tentu (atau integral Riemann) f dari a ke b, diberikan oleh b n ∫ f ( x)dx = lim ∑ f ( x )∆x a [ P ]→0 i =1 i i
  • 31. b ∫ f ( x)dx a y = f (x) b ∫ f ( x)dx = A a atas − Abawah a ∫ f ( x) = 0 a b a ∫ f ( x)dx = −∫ f ( x)dx ,a > b a b
  • 32. 1  2 jika x ≠ 0 , jika x = 0 f ( x ) = x  1
  • 33. Jika f terbatas pada [a,b] dan f kontinu di sana kecuali pada sejumlah titik yang berhingga, maka f terintegrasikan pada [a,b]. Khususnya, jika f kontinu pada seluruh selang [a,b], maka f terintegrasikan pada [a,b] 3 Contoh: Hitunglah ∫ ( x + 3)dx −2 5 x 0 = −2 xi = −2 + i∆x = −2 + i  5 n x1 = −2 + ∆x = −2 + n Jadi, xn = −2 + n∆x = −2 + n 5  = 3  5 n x 2 = −2 + 2∆x = −2 + 2  n  5 f ( xi ) = xi + 3 = 1 + i   n
  • 34. n n ∑ f ( x )∆x = ∑ f ( x )∆x i =1 i i i =1 i i n   5  5 = ∑ 1 + i  i =1   n  n 5 n 25 n = ∑1 + 2 ∑ i n i =1 n i =1 5 25  n(n + 1)  = ( n) + 2  n n  2   25  1  = 5 + 1 +  2  n
  • 35. n→∞ P →0 3 n ∫ ( x + 3)dx = lim∑ f ( x )∆x −2 p → 0 i =1 i i  25  1  35 = lim 5 + 1 +  = n →∞  2  n  2
  • 36. Jika f terintegrasikan pada sebuah selang yang mengandung titik-titik a,b, dan c, maka c b c ∫ f ( x)dx = ∫ f ( x)dx + ∫ f ( x)dx a a b Tidak peduli apapun orde a,b, dan c. Contoh: 2 1 2 ∫ 0 x 2 dx = ∫ x 2 dx + ∫ x 2 dx 0 1 Yang oleh sebagian besar orang telah dianggap benar bahwa 2 3 2 ∫ 0 x 2 dx = ∫ x 2 dx + ∫ x 2 dx 0 3
  • 37.
  • 38.
  • 39. Perhatikan integral tentu Fungsi f(x) fungsi dapat bernilai negatif ataupun tak kontinu, asalkan titik diskontinuitasnya berhingga. Gambar 1: Ilustrasi metode Persegi Panjang Kiri / Left Riemann Sum
  • 40. Partisikan interval [a, b] atas n bagian, sama lebar:  p : x0 = a < x1 < x2 < · · · < xn = b dengan Δxi = h = xi − xi−1 =  Pada setiap subinterval [xi−1, xi] dibentuk persegi-panjang (pp) dengan  panjang  f(xi−1) dan lebar h (lihat gambar 1). Luas persegi panjang tersebut,  ΔLi = hf(xi−1)
  • 41. Hampiran ini disebut metode Persegi Panjang Kiri (Left Riemann Sum).
  • 42. Gambar 2: Ilustrasi metode Persegi Panjang Kanan / Right Riemann Sum
  • 43. Hampiran ini disebut metode Persegi Panjang Kanan (Right Riemann Sum). Galat Metode RRS : En = −(b−a)2 / 2n f(c), a ≤ c ≤b
  • 44. Gambar 3: Ilustrasi metode Persegi Panjang Tengah / Midpoint Riemann Sum
  • 45. Hampiran ini disebut metode Persegi Panjang Tengah (Midpoint Riemann Sum)
  • 46.
  • 47. Gambar 4: Ilustrasi metode Trapesium
  • 48. Partisikan interval [a, b] atas n bagian, sama lebar:  P : x0 = a < x1 < x2 < · · · < xn = b dengan Δxi = h = xi − xi−1 =  Pada setiap subinterval [xi−1, xi] dibentuk trapesium dengan sisi-sisi f(xi−1) dan f(xi) dan lebar h (lihat gambar 4).
  • 49. Hampiran ini disebut metode Trapesium
  • 50.
  • 51. Gambar 5: Ilustrasi metode Simpson/Parabol
  • 52. Partisikan interval [a, b] atas n bagian (n genap):  P : x0 = a < x1 < x2 < · · · < xn = b dengan Δxi = h = xi − xi−1 =  Pada setiap dua subinterval [xi−1, xi] dan [xi, xi+1] dibentuk parabol (fungsi kuadrat) p2(x) yang melalui titik-titik (xi−1, f(xi−1)), (xi, f(xi)), dan(xi+1, f(xi+1)).
  • 54.
  • 55.
  • 56. Perhatikan keping yang dibatasi oleh fungsi positif f(x), garis x = a, garis x = b dan sumbu-x. Akan dihitung luas keping tersebut memakai konsep integral.
  • 57. Metode kulit tabung lebih mudah digunakan ketimbang metode cakram atau metode cincin.  Sebuah kulit tabung adalah sebuah benda yang dibatasi oleh dua tabung lingkaran tegak yang sepusat.  Jika jari-jari dalam adalah r1 dan jari-jari luar adalah r2 dan tinggi tabung adalah h, maka volumenya diberikan oleh:
  • 58.
  • 59. Persamaan , yang akan kita tandai dengan r, adalah rata-rata dari . Jadi
  • 60. CONTOH SOAL:  Daerah yang dibatasi oleh kurva , sumbu x , x = 1, dan x = 4 diputar mengelilingi sumbu y. tentukan volume benda yang terbantuk.
  • 61. PENYELESAIAN:  Kita dapat melihat bahwa volume kulit tabung diperoleh dari irisan.  Di mana, untuk menjadi  Volume benda putar itu dicari lewat integrasi.
  • 62.
  • 63. Diferensial Panjang Busur Andaikan f fungsi yang terdiferensasi secara kontinu pada [a, b]. Untuk masing-masing x dalam (a, b), definisikanlah s (x) dengan x s ( x) = ∫ 1 + [ f ' (du )]2 du a Maka s (x) memberikan panjang busur kurva y = f (u) dari titik (a, f(a)) ke (x, f(x)). Berdasarkan Teorema Dasar Kalkulus Pertama, maka:
  • 64. 2 ds  dy  s ' ( x) = = 1 + [ f ' ( x)]2 = 1 +   dx  dx  Jadi, ds, diferensial panjang busur dapat dituliskan sebagai 2  dy  ds = 1 +   dx  dx  Kenyataannya, bergantung pada bagaimana cara grafik tersebut diparameterkan, kita dituntun ke tiga rumus untuk ds, yakni 2 2 2 2  dy   dy   dx   dy  ds = 1 +   dx = 1 +   dy =   +   dt  dx   dx   dt   dt 
  • 65. Beberapa orang lebih senang menghafal rumus-rumus ini ketimbang menuliskan . (ds ) 2 = (dx) 2 + (dy ) 2 (ds ) (dy ) (dx ) Ketiga bentuk rumus di atas timbul dari pembagian dan kemudian perkalian ruas kanan masing-masing dengan (dx) 2 (dy ) 2 (dt ) 2
  • 66. Jika sebuah kurva bidang mulus diputar mengelilingi sebuah sumbu dalam bidangnya, maka kurva membentuk suatu permukaan benda putar.
  • 67. Untuk memulai, kita perkenalkan rumus untuk luas permukaan kerucut terpacung. Sebuah kerucut terpacung adalah bagian permukaan kerucut yang terletak antara dua bidang yang tegak lurus pada sumbu kerucut. Jika kerucut terpancung mempunyai jari-jari alas dan sedangkan tinggi miring , maka luas A diberikan oleh:
  • 68.  r 1+ r2   = 2π A = 2π   (rata-rata jari-jari) . (tinggi miring)  2 
  • 69. Dalam fisika, suatu benda bergerak sejauh d sepanjang suatu garis dikenai gaya konstan F yang searah dengan arah benda tersebut, maka  Kerja = (Gaya) . (Jarak)  Atau  W=F.d
  • 70. Di dalam banyak situasi praktis, gaya itu konstan tapi tidak bervariasi seraya benda itu bergerak sepanjang garis. Pada kenyataannya, andaikan bahwa benda sedang bergerak sepanjang sumbu x dari a ke b terhadap gaya peubah sebesar F(x) di titik x, dengan F suatu fungsi kontinu. Berapa besar kerja yang dilakukan? Sekali lagi, kata-kata iris, hampiri, integrasikan, mengatar kita ke suatu jawaban.
  • 71. Dalam hal ini, iris berarti mempartisikan selang [a,b] menjadi potongan-potongan kecil; hampiri bermakna mengandaikan bahwa potongan khas dari ke , gaya adalah konstan dengan nilai F(x), jika gayanya konstan (dengan nilai F ) sepanjang selang [ , ], maka kerja yang diperlukan untuk memindahkan benda dari ke adalah F( ) ( - ). Integrasikan berarti jumlahkan semua keping kerja yang berpadanan terhadap potongan dan kemudian ambil limit seraya panjang potongan mendekati nol. Jadi, kerja yang dilakukan untuk menggerakan benda dari a ke b diberikan oleh
  • 72. n b W = lim ∑ F ( xi )∆x = ∫ F ( x)dx ∆x →0 i =1 a ∆W ≈ F ( x)∆x b W = ∫ F ( x)dx a
  • 73. Sebuah tangki berbentuk kerucut lingkaran tegak penuh dengan air. Jika tinggi tangki 10 kaki dan jari-jari lingkaran atas 4 kaki. Tentukan lah kerja yang diperlukan untuk memompa air melewati tepi atas tangki dan mencapai 10 kaki di atas puncak tangki.