Dokumen tersebut membahas tentang kanker serviks, termasuk pengertian, etiologi, faktor risiko, klasifikasi stadium, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, pencegahan, pengkajian, diagnosa keperawatan, dan rencana tindakan keperawatan untuk pasien dengan kanker serviks.
2. PENGERTIAN
Kanker serviks adalah tumor ganas primer yang
berasal dari metaplasia epitel di daerah
skuamokolumner junction yaitu daerah peralihan
mukosa vagina dan mukosa kanalis servikalis.
Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi
pada serviks atau leher rahim, suatu daerah pada
organ reproduksi wanita yang merupakan pintu
masuk ke arah rahim, letaknya antara rahim
(uterus) dan liang senggama atau vagina.
3. ETIOLOGI
FAKTOR
RESIKO
Penyebab langsung
kanker serviks belum
diketahui. Faktor
ekstrinsik yang diduga
berhubungan dengan
insiden karsinoma
serviks, antara lain
infeksi Human Papilloma
Virus (HPV) dan
spermatozoa.
1. Usia > 35v tahun
2. Usia pertama kali menikah
3. Wanita dengan aktivitas seksual
yang tinggi
4. Penggunaan antiseptic
5. Wanita yang merokok
6. Riwayat penyakit kelamin
7. Paritas
8. Penggunaan kontrasepsi oral
dalam jangka lama
9. Berganti-ganti pasangan seksual
10.Faktor genetik
11.Multiparitas
12.Gangguan sitem kekebelan
13.Status sosial yang rendah
4. KLASIFIKASI
STADIUM KARAKTERISTIK
0 Lesi belum menembus membrana basalis
I Lesi tumor masih terbatas di serviks
IA1 Lesi telah menembus membrana basalis kurang dari 3 mm dengan diameter permukaan
tumor < 7mm
IA2 Lesi telah menembus membrana basalis >3 mm tetapi <5mm dengan diameter permukaan
tumor <7mm
IB1 Lesi terbatas diserviks dengan ukuran lesi primer <4cm
IB2 Lesi terbatas di serviks dengan ukuran lesi primer >4cm
II Lesi telah kelaur dari serviks (meluas ke parametrium dan sepertiga proksimal vagina)
IIA Lesi telah meluas ke sepertiga proksimal vagina
IIB Lesi telah meluas ke parametrium tetapi tidak mencapai dinding panggul
III Lesi telah keluar dari serviks (menyebar ke parametrium dan atau sepertiga vagina distal)
IIIA Lesi menyebar ke sepertiga vagina distal
IIIB Lesi menyebar ke parametrium sampai dinding panggul
IV Lesi menyebar keluar organ genitalia
IVA Lesi meluas ke rongga panggul, dan atau menyebarr ke mukosa vesika urinaria
IVB Lesi meluas ke mukosa rektum dan leuas ke organ jauh
8. PENGKAJIAN
1. Data dasar klien
2. Riwayat penyakit sekarang
3. Riwayat penyakit terdahulu
4. Riwayat penyakit keluarga
5. Riwayat psikososial
9. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan anemia
trombositopenia
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,
mual dan muntah.
3. Inteloransi aktifitas berhubungan dengan keletihan sekunder akibat
anemia dan pemberian kemoterapi.
4. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan diagnosa malignansi
genokologis dan prognosis yang tak menentu.
5. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan imunosupresi
6. Resiko tinggi terhap cedera berhubungan dengan trombositopenia
7. Perubahan konsep diri (peran) berhubungan dengan dampak
diagnosis kanker terhadap peran pasien dalam keluarga.
8. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan pengobatan
berhubungan dengan terbatasnya informasi.
10. DP 1 :
Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan
anemia trombositopenia .
Tujuan: Mampu mengenali dan menangani anemia
pencegahan terhadap terjadinya komplikasi
perdarahan.
Intervensi :
Kolaborasi dalam pemeriksaan hematokrit dan Hb
serta jumlah trombosit.
Berikan cairan via IV
Pantau dan atur kecepatan infus.
Kolaborasi dalam pemberian infus
11. DP 2 :
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual dan muntah.
Tujuan: Masukan yang adekuat serta kalori yang mencukupi
kebutuhan tubuh.
Intervensi:
Kaji adanya pantangan atau adanya alergi terhadap
makanan tertentu.
Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian menu yang
sesuai dengan diet yang ditentukan.
Pantau masukan makanan oleh klien.
Anjurkan agar membawa makanan dari rumah jika dipelukan
dan sesuai dengan diet.
Lakukan perawatan mulut sebelum makan sesuai ketentuan.
12. DP 3:
Inteloransi aktifitas berhubungan dengan keletihan sekunder
akibat anemia dan pemberian kemoterapi.
Tujuan: Pasien mampu mempertahankan tingkat aktifitas
yang optimal.
Intervensi:
Kaji pola istirahat serta adanya keletihan pasien.
Anjurkan kepada pasien untuk mempertahan pola istirahat
atau tidur sebanyak mungkin dengan diimbangi aktifitas.
Bantu pasien merencanakanaktifitas berdasarkan pola
istirahat atau keletihan yang dialami.
Anjurkan kepada klien untuk melakukan latihan ringan.
Observasi kemampuan pasien dalam malakukan aktifitas.
13. DP 4 :
Koping individu tidak efektif berhubungan dengan diagnosa
malignansi genokologis dan prognosis yang tak menentu.
Tujuan: Ansietas, kekuatiran dan kelemahan menurun
sampai dengan pada tingkat dapat diatasi.
Intervensi:
Gunakan pendekatan yang tenang dan cipakan suasana
lingkungan yang kondusif.
Evaluasi kempuan pasien dalam mengambil keputusan
Dorong harapan yang realistis.
Dukung penggunaan mekanisme pertahanan diri yang
sesuai.
Berikan dorongan spiritual.
14. DP 5 :
Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan
imunosupresi
Tujuan: Potensial infeksi menurun dan tidak
terdapat tanda-tanda infeksi.
Intervensi :
Pantau tanda vital setiap 4 jam atau lebih sering bila
diperlukan.
Tempatkan pasien pada lokasi yang tersedia.
Bantu pasien dalam menjaga hygiene perorangan
Anjurkan pasien beristirahat sesuai kebutuhan.
Kolaborasi dalam pemeriksaan kultur dan
pemberian antibiotika.
15. DP 6 :
Resiko tinggi terhaap cedera berhubungan dengan
trombositopenia.
Tujuan: Pasien bebas dari perdarahan dan hipoksis
jaringan
Intervensi :
Kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk
pemeriksaan darah lengkap (Hb dan Trombosit)
Lakukan tindakan yang tidak menyebabkan perdarahan.
Observasi tanda-tanda perdarahan.
Observasi tanda-tanda vital.
Kolaborasi dalam tindakan transfusi TC ( Trombosit
Concentrated)
16. DP 7 :
Perubahan konsep diri (peran) berhubungan dengan
dampakdiagnosis kanker terhadap peran pasien dalam
keluarga.
Tujuan : Pasien dapat mengungkapkan dampak dari
diagnosa kanker terhadap perannya dan mendemontrasikan
kemampuan untuk menghadapi perubahan peran. 18
Intervensi :
Bantu pasien untuk mengedintifikasi peran yang bisa
dilakukan didalam keluarga dan komunitasnya.
Bantu pasien untuk mengidentifikasi perubahan fisik yang
spesifik yang dibutuhkan sehubungan dengan penyakitnya.
Diskusikan dengan keluarga untuk berkompensasi terhadap
perubahan peran anggota yang sakit
17. DP 8 :
Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan
pengobatan berhubungan dengan terbatasnya informasi.
Tujuan : Pasien dapat mengungkapkan perencanaan
pengobatan tujuan dari pemberian terapi.
Intervensi:
Baringkan pasien diatas tempat tidur.
Kaji kepatenan kateter abdomen.
Observasi tentang reaksi yang dialami pasien selama
pengobatan
Jelaskan pada pasien efek yang mungkin dapat terjadi