Dokumen tersebut membahas tentang toleransi sosial-politik di Indonesia berdasarkan serangkaian survei opini publik nasional dari tahun 2001-2016. Survei terakhir pada 2016 menunjukkan mayoritas responden menyebut ISIS, LGBT, dan Komunis sebagai kelompok yang paling tidak disukai. Namun, tingkat toleransi sosial dan politik masih rendah untuk semua kelompok yang disebutkan.
2. Pendahuluan
• Toleransi sosial-politik adalah tindakan dan atau sikap individu atau
kelompok orang yang menerima, memperkenankan, atau membolehkan
keberadaan orang atau kelompok orang lain yang berbeda posisi, asal-usul
primordial, faham, atau keyakinan, atau bahkan orang atau kelompok
orang yang paling tidak disukai untuk tetap punya hak-hak sosial dan politik
dalam sebuah masyarakat politik (polity). (cf. Sullivan et al 1977; Seligson at
al 1984).
• Biasanya yang menjadi objek toleransi adalah kelompok-kelompok yang
potensial tidak populer bagi warga umumnya. Di Amerika Komunis, Ku Klux
Klan (KKK) misalnya, atau Nazi di Jerman. Atau PKI atau ateis di Indonesia.
• Hak-hak sosial-politik dalam sebuah masyarakat politik biasanya
didefinisikan menurut konstitusi yang mengakomodasi prinsip-prinsip hak-
hak asasi manusia yang diyakini bersifat “universal.”
3. Pengukuran dan indikator
• Pengukuran toleransi sosial politik, menurut studi paling mutakhir dan
banyak dijadikan acuan, adalah “pengukuran dengan sasaran toleransi yang
terkontrol” (content controlled measures) (Sullivan et al 1979).
• Cara ini dinilai paling realistik untuk mengukur toleransi, bukan hanya
toleransi pada kelompok tertentu.
• Kalau mengukur toleransi pada kelompo tertentu bisa mengeklsusi
toleransi pada kelomok yang lain.
• Content controlled measures adalah teknik pengukuran yang lebh inklusif.
• Kalau toleransi hanya diukur dai toleansi pada kelompok tertentu sulit
membaca apakah tleransi meningkat atau menurun overtime karena bisa
jadi kenaikan itu misalnya akibat bepindahnya intoleransi pada kelompok
lain yang tak diukur.
4. Pengukuran dan indikator
• Teknik content controlled measures: mendaftar berbagai kelompok sosial yang
potensial tidak ditoleransi di dalam sebuah masyarakat politik, dan ini sifatnya
sangat historis dan kontekstual: bisa berbeda-beda antara waktu dan konteks.
• Untuk menggali sikap toleran atau tdak toleran masyarakat biasa diajukan
serangkaian pertanyaan: Apakah ada di antara anggota dari kelompok-kelompok
berikut yang paling tidak/kurang disukai? Bila ada sebutkan? Bila ada kelompok
lain yang tak ada dalam daftar tersebut dan paling anda tidak sukai, mohon
sebutkan nama kelompok sosial tersebut? Bila tidak ada kelompok sosial yang
paling tidak anda sukai, maka katakan tidak ada.
• Terhadap yang mengatakan “ada kelompok yang paling tidak disukai,”
serangkaian pertanyaan sikap berkaitan dengan hak-hak sipil dan politik orang
dari kelompok yang paling tak disukai tersebut ditanyakan: Seberapa setuju atau
tidak setuju kelompok yang paling tak disukai tersebut: ikut dalam pemilihan
umum, menjadi pejabat publik (dari lurah samai presiden), menjadi guru di
sekolah negeri, dst.
5. Metode
• Salah satu cara untk menggali sikap toleran/intoleran adalah dengan
survei opini publik.
• Paparan ini bertumu pada serangkaian survei opini publik nasional
dalam kurun waktu 2001-2016, dengan masing-masing menggunakan
teknik probability sampling.
• Ukuran sampel tiap survei selalu di atas 1000.
• Magin of error tiap survei rata-rata +/- 3,5% pada tingkat kepercayaan
95%.
6. Catatan Temuan
• Trend toleransi kurang mudah difahami karena di tiap survei nama-
nama kelompok yang menjadi objek toleransi berubah, atau tidak
persis sama.
• Pada survei 2016, ISIS dan LGBT dimasukkan, yang sebelumnya tidak
pernah, karena isu yang berkembang belakangan terhadap dua
kelompok tersebut.
• Tapi Kelompk-kelompok agama minoritas dan etnik cina selalu ada
dalam survei dengan asumsi keduanya adalah kelompok minoritas
yang sering menjadi target intoleransi.
7. 7
Kelompok yang paling tidak/kurang disukai (November 2016)
Dalam masyarakat kita biasa ditemukan ada warga yang tidak suka pada kelompok tertentu.
Bagaimana dengan Ibu/Bapak sendiri, apakah ada dari kelompok-kelompok berikut yang paling
Ibu/Bapak tidak sukai? Kalau ada nama kelompok lain yang tidak tertulis di daftar tersebut, Ibu/Bapak
bisa menyebutkannya bila kelompok tersebut paling Ibu/Bapak tidak sukai.... (%)
32,2
0,4
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
1,1
1,6
2,3
5,0
11,8
16,6
25,5
0 5 10 15 20 25 30 35
Tidak ada kelompok yang paling tidak disukai
Nama kelompok lain
Islam
Konghucu
Katolik
Hindu
Budha
Syiah
Ahmadiyah
Cina
Wahhabi
FPI
Kristen
Yahudi
Komunis
LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender)
Negara Islam Irak dan Siria (ISIS)
Survei Nasional November 2016
10. Temuan
• Pada survei terakhir (November 2016) mayoritas warga menyebutkan ada
kelompok yang paling tidak/kurang disukai (67,8%)
• Tapi sepanjang usia reformasi ada trend positif bahwa jumlah orang yang
merasa ada kelompok di masyarakat yang paling tidak/kurang disukai
menurun.
• Warga dari kelompok mana yang paling tidak/kurang disukai?
• Pada survei terakhir (November 2016), kelompok yang tidak disukai oleh
paling banyak warga adalah Negara Islam Iraq dan Syria (ISIS), sebesar
25,5%. Kemudian LGBT 16,6%, dan Komunis 11,8%.
• Sementara Kristen/Katolik sebagai kelompok yang paling tak disukai
sebesar 2,6%, dan Cina/Tionghoa sebesar 0,8%.
11. • Trend pada Komunis sebagai kelompok yang paling tak disukai mengalami
penurunan cukup signifikan dalam 15 tahun terakhir, dari 59% pada 2002
menjadi hanya 26,4% pada 2011, dan hanya 11,8% pada 2016.
• Menurunnya sentimen negatif terhadap Komunis di masyarakat
kemungkinan mencerminkan fakta bahwa komunis/komunisme sudah
tidak populer, sudah ambruk, di hampir seluruh bagian planet ini.
• Sementara itu sentimen negatif pada kelompok-kelompok SARA minoritas
relatif kecil dan trendnya cenderung konstan (tetap).
• Hanya pada Yahudi yang cukup besar dan cukup fluktuatif.
• Sentimen negatif pada kelompok Kristen/Katolik relatif terhadap kelompok-
kelompok ideologis dan SARA yang lain kecil, dan cenderung konstan, dan
demikian juga pada kelompok etnik Cina/Tionghoa.
12. • Apakah mengatakan ada kelompok yang paling tak disukai itu menggambarkan toleransi atau
intloleansi? Belum tentu
• Karena “tidak suka” itu manusiawi maka sikap itu belum tentu menunjukan intoleransi.
• Sikap “ada kelompok yang paling tidak disuka” itu menunjukan intoleransi bila sikap itu
menghalangi atau mengancam hak-hak sebagai warga dari kelompok yang jadi sasaran paling
tidak disukai itu.
• Hak-hak sebagai warga itu sangat luas, dan indikatornya sangat banyak.
• Hak-hak sosial misalnya: hak untuk menjadi tetangga, hak untuk berdagang, berjual beli, hak
untuk bekerja, hak untuk menjadi guru negeri, dst.
• Hak-hak politik misalnya: hak untuk memilih, hak untuk berpendapat, hak untuk demo, hak untuk
menjadi pejabat publik seperti menjadi lurah hingga menjadi presiden, dll.
• Untuk itu setelah mendapat respond “ada kelompok yang paling tidak/kurang disukai itu” dan
menyebutkan nama kelompoknya, maka serangkaian pertanyaan diajukan untuk mengukur
tingkat toleransi.
• Berikut adalah pertanyaan lanjutan tersebut dan hasilnya:
13. 13
Setuju atau tidak setuju: Anggota kelompok tadi menjadi tetangga Ibu/Bapak ...
(%)
Kelompok yang paling tidak disukai menjadi
tetangga
0,3
6,4
2,9
47,2
42,6
0,6
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat
setuju
Setuju Tidak
punya sikap
Tidak
setuju
Sangat
tidak setuju
TT/TJ
Survei Nasional November 2016
14. 14
Setuju atau tidak setuju: Anggota kelompok tadi melakukan jual-beli/berdagang
dengan Ibu/Bapak ... (%)
Berdagang dengan anggota kelompok yang
paling tidak disukai
0,4
11,1
5,5
44,9
36,4
1,6
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat
setuju
Setuju Tidak
punya sikap
Tidak
setuju
Sangat
tidak setuju
TT/TJ
Survei Nasional November 2016
15. 15
Setuju atau tidak setuju: Anggota kelompok tadi menikah dengan anggota
keluarga Ibu/Bapak... (%)
Anggota kelompok yang paling tidak disukai
menikah dengan anggota keluarga
0,0 0,9 1,3
42,4
54,7
0,7
0
10
20
30
40
50
60
Sangat
setuju
Setuju Tidak
punya sikap
Tidak
setuju
Sangat
tidak setuju
TT/TJ
Survei Nasional November 2016
16. 16
Setuju atau tidak setuju: Anggota kelompok tadi berpidato di hadapan masyarakat
di daerah ini... (%)
Anggota kelompok yang paling tidak disukai
berpidato di hadapan masyarakat
0,3
2,6 3,4
48,3
44,5
1,0
0
10
20
30
40
50
60
Sangat
setuju
Setuju Tidak
punya sikap
Tidak
setuju
Sangat
tidak setuju
TT/TJ
Survei Nasional November 2016
17. 17
Setuju atau tidak setuju: Kelompok tadi mengadakan pawai di daerah ini... (%)
Kelompok yang paling tidak disukai
mengadakan pawai
0,3 1,5 3,2
50,0
44,2
0,9
0
10
20
30
40
50
60
Sangat
setuju
Setuju Tidak
punya sikap
Tidak
setuju
Sangat
tidak setuju
TT/TJ
Survei Nasional November 2016
18. 18
Setuju atau tidak setuju: Anggota kelompok tadi mengajar di sekolah negeri... (%)
Anggota kelompok yang paling tidak disukai
mengajar di sekolah negeri
0,4
3,2 2,8
47,2
45,3
1,0
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat
setuju
Setuju Tidak
punya sikap
Tidak
setuju
Sangat
tidak setuju
TT/TJ
Survei Nasional November 2016
19. 19
Setuju atau tidak setuju: Anggota kelompok tadi menjadi pejabat pemerintah di
negeri ini... (%)
Anggota kelompok yang paling tidak disukai
menjadi pejabat pemerintah
0,3 1,7 1,2
47,2 48,8
0,7
0
10
20
30
40
50
60
Sangat
setuju
Setuju Tidak
punya sikap
Tidak
setuju
Sangat
tidak setuju
TT/TJ
Survei Nasional November 2016
20. Temuan
• Dari beberapa indikator toleransi sosial dan politik, secara umum,
orang yang mengaku ada kelompok di masyarakat yang paling
tidak/kurang disukainya “tidak toleran secara sosial dan secara
politik.”
• Hampir semua, atau setidaknya sekitar 9 dari 10 orang yang mengaku
ada kelompok masyarakat yang paling tidak atau kurang disukainya
itu tidak mau bertetangga, tidak mau berdagang, tidak mau anggota
keluarganya menikah dengan, tidak memperkenankan mengajar di
sekolah negeri, tidak mengijinkan berdemo, berpidato di hadapan
umum, dan tidak setuju menjadi pejabat pemerintah bagi warga dari
kelompok yang paling/kurang disukai itu.
21. • Apakah intoleransi itu berlaku hanya untuk kelompok tertentu? Hanya
untuk kelompok tertentu dari yang paling tidak atau kurang disukai
tesebut?
• Crosstab berikut adalah jawaban terhadap pertanyaan tersebut.
• Jumlah sampel dari yang mengatakan kelompok paling tidak/kurang
disukai untuk selain ISIS, LGBT, Komunis, dan Yahudi, terlalu kecil
(kurang dari 30), tidak signifikan, untuk dianalisis lebih jauh.
22. Tidak bersedia bertetangga menurut kelompok yang
paling tak disukai, November 2016 (%)
88,7
90
92,1
95,8
84 86 88 90 92 94 96 98
LGBT
Komunis
Yahudi
ISIS
23. Tidak setuju menjadi guru di seklah negeri menurut
kelompok yang paling tak disukai, November 2016 (%)
91,6
92,1
94,1
96,1
89 90 91 92 93 94 95 96 97
LGBT
Yahudi
Komunis
ISIS
24. Tidak setuju menjadi pejabat pemerintah menurut
kelompok yang paling tak disukai, November 2016 (%)
88,7
90
92,1
95,8
84 86 88 90 92 94 96 98
LGBT
Komunis
Yahudi
ISIS
25. Analisis
• Mayoritas warga menyebutkan ada kelompok dalam masyarakat yang
paling tidak/kurang disukai.
• Terhadp kelompok yang mereka sebut itu hampir semuanya tidak toleran
secara sosial dan politik.
• Pada survei November 2016, kelompok-kelompok yang disebut paling
tidak/kurang disukai itu paling banyak adalah ISIS, kemudian LGBT, dan
Komunis, dan warga yang menyatakan mereka adalah kelompok yang
paling tidak disukai, dan hampir semuanya tidak toleran terhadap mereka.
• Sementara yang menyebut Kristen, Katolik, dan Tionghoa, dan kelompok-
kelompok SARA lainnya sebagai kelompok yang paling tak disukai masing-
masing secara statistik tidak signifkan jumlahnya.
26. • Hampir sepanjang reformasi ini, trend yang menyebut Kristen, Katolik, dan
Tionghoa sebagai kelompok sosial yang paling tidak/kurang disukai relatif
kecil dan konstan.
• Tapi kejadian, peristiwa, atau tindakan kolektif dalam bentuk gerakan
seperti demo, sweeping, dll., yang menunjukan anti Tionghoa/Cina dan
intoleran pada umat Kristen tidak konstan: Terjadi pada waktu-waktu
tertentu.
• Demikian juga kuantitas dari peristiwa itu juga tidak konstan: sepi, ada tapi
kecil, dan kadang-kadang besar.
• Kalau peristiwa tindakan anti-cina dan intoleransi itu tidak konstan dan
bevariasi, maka sebab dari tindakan itu bukan sentimen massa yang tidak
toleran sebab intoleransi ini relatif kecil dan konstan.
• Lalu apa?
27. • Tindakan kolektif anti-cina atau intoleran terhadap Kristen bisa kita
fahami sebagai sebuah gerakan sosial.
• Dalam perspektif gerakan sosial, sebuah gerakan sosial bukanlah
tindakan spontan karena kemarahan massa, tapi lebih terkait dengan
faktor-faktor berikut ini (McAdam, Tarrow, Tilly 1996):
• 1) political opportunity structure
• 2) Mobilizing structure
• 3) Framing process
28. Political opportunity
• Peristiwa sebuah gerakan sosial terjadi ketika ada keterbukaan atau
ada peluang yang dipersepsikan oleh aktor-aktornya bahwa gerakan
itu akan berhasil.
• Peluang itu muncul ketika elite politik dilihat tidak solid dan bersaing
sehingga membutuhkan dukungan massa.
• Pucuk kepemimpinan nasional juga dipersepsikan lemah oleh aktivis-
aktivis gerakan ini.
• Penegak ketertiban umum, terutama polisi, juga difahami tidak
represif; terbuka terhadap aksi, mengamankan sesuai dengan SOP
yang predictable.
29. Mobilizing structure
• Gerakan sosial hanya mungkin bila ada organisasi yang memobilisasi
sumber daya (manusia, materi, jaringan, skill, dan simbol).
• Ada organisasi (meskipun longgar) dan ada kepemimpinan
30. Framing process
• Ada ide, semangat, sentimen, jargon, ajaran, doktrin yang memberi
makna, dan menarik orang hingga terbentuk solidaritas kolektif, dan
bahkan membentuk semacam identitas sosial baru.
• Sumbernya bisa berakar dari SARA, ideologi, atau sentimen kelas
sosial.
31. • Ada di masyarakat yang tidak toleran terhadap Cina dan atau Kristen untuk menjadi elected public officials.
• Sentimen ini ada dan relatif konstan di masyarakat.
• FPI cs., dari sananya sudah anti-Ahok karena dia Kristen, dan sudah sering melakukan aksi anti-Ahok jauh
sebelum Pilkada. Tapi tidak pernah besar, dan tidak pernah mendapat perhatian berarti dari publik.
• FPI cs. mendapat peluang untuk memperkuat sentimennya ketika Ahok maju sebagai calon dalam Pilkada
DKI.
• Lawan Ahok menjadi tambah banyak
• Sebaliknya FPI cs., yang membawa framing double minority dan klaim penistaan agama Islam, temannya
bertambah banyak ketika kontestasi politik nyata di DKI terjadi.
• Bukan hanya karena FPI cs tapi juga karena rival Ahok dan gerbong pendukungnya dalam Pilkada DKI
membuat framing itu membesar.
• Bagi rival Ahok dalam Pilkada tersebut, bukan soal al-Maidah 51 itu yang paling utama tapi bagaimana
mereka bisa mengalahkan Ahok.
• Warga secara nasional banyak yang pecaya bahwa aksi anti-Ahok itu ditunggangi kepentingan politik dalam
Pilkada DKI.
32. Apakah Ibu/Bapak percaya bahwa demonstrasi 4 November kemarin
ditunggangi/dimanfaatkan pihak-pihak yang punya kepentingan politik dalam Pilkada DKI
Jakarta? ... (%) (Base: responden yang tahu/pernah dengar ada demonstrasi pada 4
November 2016)
40,7
23,4
35,9
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Ya Tidak Tidak tahu
32
…Lanjutan: Percaya bahwa demonstrasi 4 November
ditunggangi pihak-pihak yang punya kepentingan politik
dalam Pilkada DKI Jakarta?
Survei Nasional November 2016
33. Kesimpulan
• Sikap anti-Cina di tingkat massa secara nasional relatif sangat kecil, dan
trend nya cenderung stabil.
• Karena itu kesan membesarnya skap anti-Cina belakangan tidak
merefleksikan sikap massa secara nasional.
• Kesan menguatnya sikap anti-Cina belakangan tidak berakar pada massa
tapi kemungkinan karena faktor lain: kontestasi politik elite di DKI Jakarta
yang membutuhkan dukungan massa.
• Elite melakukan mobilisasi lewat agen-agen anti-Cina lama dengan framing
penistaan agama yang dilekatkan pada Ahok.
• Agen-agen anti-Cina lama mendapatkan partner-partner baru dari
kontestasi politik tersebut sehingga mengesankan sikap anti-Cina
membesar.