SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 34
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Toleransi sosial-politik
nasional
Saiful Mujani
SaifulMujani Reseach and Consulting (SMRC)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta
Desember 2016
Pendahuluan
• Toleransi sosial-politik adalah tindakan dan atau sikap individu atau
kelompok orang yang menerima, memperkenankan, atau membolehkan
keberadaan orang atau kelompok orang lain yang berbeda posisi, asal-usul
primordial, faham, atau keyakinan, atau bahkan orang atau kelompok
orang yang paling tidak disukai untuk tetap punya hak-hak sosial dan politik
dalam sebuah masyarakat politik (polity). (cf. Sullivan et al 1977; Seligson at
al 1984).
• Biasanya yang menjadi objek toleransi adalah kelompok-kelompok yang
potensial tidak populer bagi warga umumnya. Di Amerika Komunis, Ku Klux
Klan (KKK) misalnya, atau Nazi di Jerman. Atau PKI atau ateis di Indonesia.
• Hak-hak sosial-politik dalam sebuah masyarakat politik biasanya
didefinisikan menurut konstitusi yang mengakomodasi prinsip-prinsip hak-
hak asasi manusia yang diyakini bersifat “universal.”
Pengukuran dan indikator
• Pengukuran toleransi sosial politik, menurut studi paling mutakhir dan
banyak dijadikan acuan, adalah “pengukuran dengan sasaran toleransi yang
terkontrol” (content controlled measures) (Sullivan et al 1979).
• Cara ini dinilai paling realistik untuk mengukur toleransi, bukan hanya
toleransi pada kelompok tertentu.
• Kalau mengukur toleransi pada kelompo tertentu bisa mengeklsusi
toleransi pada kelomok yang lain.
• Content controlled measures adalah teknik pengukuran yang lebh inklusif.
• Kalau toleransi hanya diukur dai toleansi pada kelompok tertentu sulit
membaca apakah tleransi meningkat atau menurun overtime karena bisa
jadi kenaikan itu misalnya akibat bepindahnya intoleransi pada kelompok
lain yang tak diukur.
Pengukuran dan indikator
• Teknik content controlled measures: mendaftar berbagai kelompok sosial yang
potensial tidak ditoleransi di dalam sebuah masyarakat politik, dan ini sifatnya
sangat historis dan kontekstual: bisa berbeda-beda antara waktu dan konteks.
• Untuk menggali sikap toleran atau tdak toleran masyarakat biasa diajukan
serangkaian pertanyaan: Apakah ada di antara anggota dari kelompok-kelompok
berikut yang paling tidak/kurang disukai? Bila ada sebutkan? Bila ada kelompok
lain yang tak ada dalam daftar tersebut dan paling anda tidak sukai, mohon
sebutkan nama kelompok sosial tersebut? Bila tidak ada kelompok sosial yang
paling tidak anda sukai, maka katakan tidak ada.
• Terhadap yang mengatakan “ada kelompok yang paling tidak disukai,”
serangkaian pertanyaan sikap berkaitan dengan hak-hak sipil dan politik orang
dari kelompok yang paling tak disukai tersebut ditanyakan: Seberapa setuju atau
tidak setuju kelompok yang paling tak disukai tersebut: ikut dalam pemilihan
umum, menjadi pejabat publik (dari lurah samai presiden), menjadi guru di
sekolah negeri, dst.
Metode
• Salah satu cara untk menggali sikap toleran/intoleran adalah dengan
survei opini publik.
• Paparan ini bertumu pada serangkaian survei opini publik nasional
dalam kurun waktu 2001-2016, dengan masing-masing menggunakan
teknik probability sampling.
• Ukuran sampel tiap survei selalu di atas 1000.
• Magin of error tiap survei rata-rata +/- 3,5% pada tingkat kepercayaan
95%.
Catatan Temuan
• Trend toleransi kurang mudah difahami karena di tiap survei nama-
nama kelompok yang menjadi objek toleransi berubah, atau tidak
persis sama.
• Pada survei 2016, ISIS dan LGBT dimasukkan, yang sebelumnya tidak
pernah, karena isu yang berkembang belakangan terhadap dua
kelompok tersebut.
• Tapi Kelompk-kelompok agama minoritas dan etnik cina selalu ada
dalam survei dengan asumsi keduanya adalah kelompok minoritas
yang sering menjadi target intoleransi.
7
Kelompok yang paling tidak/kurang disukai (November 2016)
Dalam masyarakat kita biasa ditemukan ada warga yang tidak suka pada kelompok tertentu.
Bagaimana dengan Ibu/Bapak sendiri, apakah ada dari kelompok-kelompok berikut yang paling
Ibu/Bapak tidak sukai? Kalau ada nama kelompok lain yang tidak tertulis di daftar tersebut, Ibu/Bapak
bisa menyebutkannya bila kelompok tersebut paling Ibu/Bapak tidak sukai.... (%)
32,2
0,4
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
1,1
1,6
2,3
5,0
11,8
16,6
25,5
0 5 10 15 20 25 30 35
Tidak ada kelompok yang paling tidak disukai
Nama kelompok lain
Islam
Konghucu
Katolik
Hindu
Budha
Syiah
Ahmadiyah
Cina
Wahhabi
FPI
Kristen
Yahudi
Komunis
LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender)
Negara Islam Irak dan Siria (ISIS)
Survei Nasional November 2016
84,6
75,9
56,9
67,8
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
2002 2006 2011 2016
Trend: Ada kelompok di masyarakat
yang paling tidak/kurang disukai (%)
8
Trend Kelompok yang paling
/kurang disukai (2016) (%)
1,5 0,5 1,3 0,8
6,7
2,5
7,8
2,5
59
62,7
26,4
11,8
10
3,9
15,8
5
0
10
20
30
40
50
60
70
2001 2006 2011 2016
Komunis Yahudi Kristen/Katolik Cina/Tionghoa
Temuan
• Pada survei terakhir (November 2016) mayoritas warga menyebutkan ada
kelompok yang paling tidak/kurang disukai (67,8%)
• Tapi sepanjang usia reformasi ada trend positif bahwa jumlah orang yang
merasa ada kelompok di masyarakat yang paling tidak/kurang disukai
menurun.
• Warga dari kelompok mana yang paling tidak/kurang disukai?
• Pada survei terakhir (November 2016), kelompok yang tidak disukai oleh
paling banyak warga adalah Negara Islam Iraq dan Syria (ISIS), sebesar
25,5%. Kemudian LGBT 16,6%, dan Komunis 11,8%.
• Sementara Kristen/Katolik sebagai kelompok yang paling tak disukai
sebesar 2,6%, dan Cina/Tionghoa sebesar 0,8%.
• Trend pada Komunis sebagai kelompok yang paling tak disukai mengalami
penurunan cukup signifikan dalam 15 tahun terakhir, dari 59% pada 2002
menjadi hanya 26,4% pada 2011, dan hanya 11,8% pada 2016.
• Menurunnya sentimen negatif terhadap Komunis di masyarakat
kemungkinan mencerminkan fakta bahwa komunis/komunisme sudah
tidak populer, sudah ambruk, di hampir seluruh bagian planet ini.
• Sementara itu sentimen negatif pada kelompok-kelompok SARA minoritas
relatif kecil dan trendnya cenderung konstan (tetap).
• Hanya pada Yahudi yang cukup besar dan cukup fluktuatif.
• Sentimen negatif pada kelompok Kristen/Katolik relatif terhadap kelompok-
kelompok ideologis dan SARA yang lain kecil, dan cenderung konstan, dan
demikian juga pada kelompok etnik Cina/Tionghoa.
• Apakah mengatakan ada kelompok yang paling tak disukai itu menggambarkan toleransi atau
intloleansi? Belum tentu
• Karena “tidak suka” itu manusiawi maka sikap itu belum tentu menunjukan intoleransi.
• Sikap “ada kelompok yang paling tidak disuka” itu menunjukan intoleransi bila sikap itu
menghalangi atau mengancam hak-hak sebagai warga dari kelompok yang jadi sasaran paling
tidak disukai itu.
• Hak-hak sebagai warga itu sangat luas, dan indikatornya sangat banyak.
• Hak-hak sosial misalnya: hak untuk menjadi tetangga, hak untuk berdagang, berjual beli, hak
untuk bekerja, hak untuk menjadi guru negeri, dst.
• Hak-hak politik misalnya: hak untuk memilih, hak untuk berpendapat, hak untuk demo, hak untuk
menjadi pejabat publik seperti menjadi lurah hingga menjadi presiden, dll.
• Untuk itu setelah mendapat respond “ada kelompok yang paling tidak/kurang disukai itu” dan
menyebutkan nama kelompoknya, maka serangkaian pertanyaan diajukan untuk mengukur
tingkat toleransi.
• Berikut adalah pertanyaan lanjutan tersebut dan hasilnya:
13
Setuju atau tidak setuju: Anggota kelompok tadi menjadi tetangga Ibu/Bapak ...
(%)
Kelompok yang paling tidak disukai menjadi
tetangga
0,3
6,4
2,9
47,2
42,6
0,6
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat
setuju
Setuju Tidak
punya sikap
Tidak
setuju
Sangat
tidak setuju
TT/TJ
Survei Nasional November 2016
14
Setuju atau tidak setuju: Anggota kelompok tadi melakukan jual-beli/berdagang
dengan Ibu/Bapak ... (%)
Berdagang dengan anggota kelompok yang
paling tidak disukai
0,4
11,1
5,5
44,9
36,4
1,6
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat
setuju
Setuju Tidak
punya sikap
Tidak
setuju
Sangat
tidak setuju
TT/TJ
Survei Nasional November 2016
15
Setuju atau tidak setuju: Anggota kelompok tadi menikah dengan anggota
keluarga Ibu/Bapak... (%)
Anggota kelompok yang paling tidak disukai
menikah dengan anggota keluarga
0,0 0,9 1,3
42,4
54,7
0,7
0
10
20
30
40
50
60
Sangat
setuju
Setuju Tidak
punya sikap
Tidak
setuju
Sangat
tidak setuju
TT/TJ
Survei Nasional November 2016
16
Setuju atau tidak setuju: Anggota kelompok tadi berpidato di hadapan masyarakat
di daerah ini... (%)
Anggota kelompok yang paling tidak disukai
berpidato di hadapan masyarakat
0,3
2,6 3,4
48,3
44,5
1,0
0
10
20
30
40
50
60
Sangat
setuju
Setuju Tidak
punya sikap
Tidak
setuju
Sangat
tidak setuju
TT/TJ
Survei Nasional November 2016
17
Setuju atau tidak setuju: Kelompok tadi mengadakan pawai di daerah ini... (%)
Kelompok yang paling tidak disukai
mengadakan pawai
0,3 1,5 3,2
50,0
44,2
0,9
0
10
20
30
40
50
60
Sangat
setuju
Setuju Tidak
punya sikap
Tidak
setuju
Sangat
tidak setuju
TT/TJ
Survei Nasional November 2016
18
Setuju atau tidak setuju: Anggota kelompok tadi mengajar di sekolah negeri... (%)
Anggota kelompok yang paling tidak disukai
mengajar di sekolah negeri
0,4
3,2 2,8
47,2
45,3
1,0
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat
setuju
Setuju Tidak
punya sikap
Tidak
setuju
Sangat
tidak setuju
TT/TJ
Survei Nasional November 2016
19
Setuju atau tidak setuju: Anggota kelompok tadi menjadi pejabat pemerintah di
negeri ini... (%)
Anggota kelompok yang paling tidak disukai
menjadi pejabat pemerintah
0,3 1,7 1,2
47,2 48,8
0,7
0
10
20
30
40
50
60
Sangat
setuju
Setuju Tidak
punya sikap
Tidak
setuju
Sangat
tidak setuju
TT/TJ
Survei Nasional November 2016
Temuan
• Dari beberapa indikator toleransi sosial dan politik, secara umum,
orang yang mengaku ada kelompok di masyarakat yang paling
tidak/kurang disukainya “tidak toleran secara sosial dan secara
politik.”
• Hampir semua, atau setidaknya sekitar 9 dari 10 orang yang mengaku
ada kelompok masyarakat yang paling tidak atau kurang disukainya
itu tidak mau bertetangga, tidak mau berdagang, tidak mau anggota
keluarganya menikah dengan, tidak memperkenankan mengajar di
sekolah negeri, tidak mengijinkan berdemo, berpidato di hadapan
umum, dan tidak setuju menjadi pejabat pemerintah bagi warga dari
kelompok yang paling/kurang disukai itu.
• Apakah intoleransi itu berlaku hanya untuk kelompok tertentu? Hanya
untuk kelompok tertentu dari yang paling tidak atau kurang disukai
tesebut?
• Crosstab berikut adalah jawaban terhadap pertanyaan tersebut.
• Jumlah sampel dari yang mengatakan kelompok paling tidak/kurang
disukai untuk selain ISIS, LGBT, Komunis, dan Yahudi, terlalu kecil
(kurang dari 30), tidak signifikan, untuk dianalisis lebih jauh.
Tidak bersedia bertetangga menurut kelompok yang
paling tak disukai, November 2016 (%)
88,7
90
92,1
95,8
84 86 88 90 92 94 96 98
LGBT
Komunis
Yahudi
ISIS
Tidak setuju menjadi guru di seklah negeri menurut
kelompok yang paling tak disukai, November 2016 (%)
91,6
92,1
94,1
96,1
89 90 91 92 93 94 95 96 97
LGBT
Yahudi
Komunis
ISIS
Tidak setuju menjadi pejabat pemerintah menurut
kelompok yang paling tak disukai, November 2016 (%)
88,7
90
92,1
95,8
84 86 88 90 92 94 96 98
LGBT
Komunis
Yahudi
ISIS
Analisis
• Mayoritas warga menyebutkan ada kelompok dalam masyarakat yang
paling tidak/kurang disukai.
• Terhadp kelompok yang mereka sebut itu hampir semuanya tidak toleran
secara sosial dan politik.
• Pada survei November 2016, kelompok-kelompok yang disebut paling
tidak/kurang disukai itu paling banyak adalah ISIS, kemudian LGBT, dan
Komunis, dan warga yang menyatakan mereka adalah kelompok yang
paling tidak disukai, dan hampir semuanya tidak toleran terhadap mereka.
• Sementara yang menyebut Kristen, Katolik, dan Tionghoa, dan kelompok-
kelompok SARA lainnya sebagai kelompok yang paling tak disukai masing-
masing secara statistik tidak signifkan jumlahnya.
• Hampir sepanjang reformasi ini, trend yang menyebut Kristen, Katolik, dan
Tionghoa sebagai kelompok sosial yang paling tidak/kurang disukai relatif
kecil dan konstan.
• Tapi kejadian, peristiwa, atau tindakan kolektif dalam bentuk gerakan
seperti demo, sweeping, dll., yang menunjukan anti Tionghoa/Cina dan
intoleran pada umat Kristen tidak konstan: Terjadi pada waktu-waktu
tertentu.
• Demikian juga kuantitas dari peristiwa itu juga tidak konstan: sepi, ada tapi
kecil, dan kadang-kadang besar.
• Kalau peristiwa tindakan anti-cina dan intoleransi itu tidak konstan dan
bevariasi, maka sebab dari tindakan itu bukan sentimen massa yang tidak
toleran sebab intoleransi ini relatif kecil dan konstan.
• Lalu apa?
• Tindakan kolektif anti-cina atau intoleran terhadap Kristen bisa kita
fahami sebagai sebuah gerakan sosial.
• Dalam perspektif gerakan sosial, sebuah gerakan sosial bukanlah
tindakan spontan karena kemarahan massa, tapi lebih terkait dengan
faktor-faktor berikut ini (McAdam, Tarrow, Tilly 1996):
• 1) political opportunity structure
• 2) Mobilizing structure
• 3) Framing process
Political opportunity
• Peristiwa sebuah gerakan sosial terjadi ketika ada keterbukaan atau
ada peluang yang dipersepsikan oleh aktor-aktornya bahwa gerakan
itu akan berhasil.
• Peluang itu muncul ketika elite politik dilihat tidak solid dan bersaing
sehingga membutuhkan dukungan massa.
• Pucuk kepemimpinan nasional juga dipersepsikan lemah oleh aktivis-
aktivis gerakan ini.
• Penegak ketertiban umum, terutama polisi, juga difahami tidak
represif; terbuka terhadap aksi, mengamankan sesuai dengan SOP
yang predictable.
Mobilizing structure
• Gerakan sosial hanya mungkin bila ada organisasi yang memobilisasi
sumber daya (manusia, materi, jaringan, skill, dan simbol).
• Ada organisasi (meskipun longgar) dan ada kepemimpinan
Framing process
• Ada ide, semangat, sentimen, jargon, ajaran, doktrin yang memberi
makna, dan menarik orang hingga terbentuk solidaritas kolektif, dan
bahkan membentuk semacam identitas sosial baru.
• Sumbernya bisa berakar dari SARA, ideologi, atau sentimen kelas
sosial.
• Ada di masyarakat yang tidak toleran terhadap Cina dan atau Kristen untuk menjadi elected public officials.
• Sentimen ini ada dan relatif konstan di masyarakat.
• FPI cs., dari sananya sudah anti-Ahok karena dia Kristen, dan sudah sering melakukan aksi anti-Ahok jauh
sebelum Pilkada. Tapi tidak pernah besar, dan tidak pernah mendapat perhatian berarti dari publik.
• FPI cs. mendapat peluang untuk memperkuat sentimennya ketika Ahok maju sebagai calon dalam Pilkada
DKI.
• Lawan Ahok menjadi tambah banyak
• Sebaliknya FPI cs., yang membawa framing double minority dan klaim penistaan agama Islam, temannya
bertambah banyak ketika kontestasi politik nyata di DKI terjadi.
• Bukan hanya karena FPI cs tapi juga karena rival Ahok dan gerbong pendukungnya dalam Pilkada DKI
membuat framing itu membesar.
• Bagi rival Ahok dalam Pilkada tersebut, bukan soal al-Maidah 51 itu yang paling utama tapi bagaimana
mereka bisa mengalahkan Ahok.
• Warga secara nasional banyak yang pecaya bahwa aksi anti-Ahok itu ditunggangi kepentingan politik dalam
Pilkada DKI.
Apakah Ibu/Bapak percaya bahwa demonstrasi 4 November kemarin
ditunggangi/dimanfaatkan pihak-pihak yang punya kepentingan politik dalam Pilkada DKI
Jakarta? ... (%) (Base: responden yang tahu/pernah dengar ada demonstrasi pada 4
November 2016)
40,7
23,4
35,9
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Ya Tidak Tidak tahu
32
…Lanjutan: Percaya bahwa demonstrasi 4 November
ditunggangi pihak-pihak yang punya kepentingan politik
dalam Pilkada DKI Jakarta?
Survei Nasional November 2016
Kesimpulan
• Sikap anti-Cina di tingkat massa secara nasional relatif sangat kecil, dan
trend nya cenderung stabil.
• Karena itu kesan membesarnya skap anti-Cina belakangan tidak
merefleksikan sikap massa secara nasional.
• Kesan menguatnya sikap anti-Cina belakangan tidak berakar pada massa
tapi kemungkinan karena faktor lain: kontestasi politik elite di DKI Jakarta
yang membutuhkan dukungan massa.
• Elite melakukan mobilisasi lewat agen-agen anti-Cina lama dengan framing
penistaan agama yang dilekatkan pada Ahok.
• Agen-agen anti-Cina lama mendapatkan partner-partner baru dari
kontestasi politik tersebut sehingga mengesankan sikap anti-Cina
membesar.
TERIMA KASIH

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie Materi Diskusi Ada Apa di Balik Sentimen Anti Cina - Sejuk

Korupsi, Religiusitas dan Intoleransi
Korupsi, Religiusitas dan Intoleransi  Korupsi, Religiusitas dan Intoleransi
Korupsi, Religiusitas dan Intoleransi Ridho Fitrah Hyzkia
 
Makalah pedoman penyusunan_makalah_pribadi_fix
Makalah pedoman penyusunan_makalah_pribadi_fixMakalah pedoman penyusunan_makalah_pribadi_fix
Makalah pedoman penyusunan_makalah_pribadi_fixavolutionsaw
 
Makalah pedoman penyusunan_makalah_pribadi_fix
Makalah pedoman penyusunan_makalah_pribadi_fixMakalah pedoman penyusunan_makalah_pribadi_fix
Makalah pedoman penyusunan_makalah_pribadi_fixDwi Fitrian
 
Survei Nasional SMRC: Protes Sosial dan Legitimasi Pemerintahan Jokowi
Survei Nasional SMRC: Protes Sosial dan Legitimasi Pemerintahan JokowiSurvei Nasional SMRC: Protes Sosial dan Legitimasi Pemerintahan Jokowi
Survei Nasional SMRC: Protes Sosial dan Legitimasi Pemerintahan JokowiSaidiman Ahmad
 
Fanatisme : Api kebanggaan atau Racun Kebodohan?
Fanatisme : Api kebanggaan atau Racun Kebodohan?Fanatisme : Api kebanggaan atau Racun Kebodohan?
Fanatisme : Api kebanggaan atau Racun Kebodohan?rahmat668092
 
Materi pkn kelas 11
Materi pkn kelas 11Materi pkn kelas 11
Materi pkn kelas 11fhnx
 
Ppt_gay_lesbian.pptx
Ppt_gay_lesbian.pptxPpt_gay_lesbian.pptx
Ppt_gay_lesbian.pptxHasyimAzhari2
 
Makalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
Makalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas MercubuanaMakalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
Makalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas MercubuanaAndreasFN
 
Masalah sosial di masyarakat dan media massa
Masalah sosial di masyarakat dan media massaMasalah sosial di masyarakat dan media massa
Masalah sosial di masyarakat dan media massaUFDK
 
Bab i budaya politik
Bab i budaya politikBab i budaya politik
Bab i budaya politikaditurki
 
Budaya Politik Indonesia
Budaya Politik IndonesiaBudaya Politik Indonesia
Budaya Politik IndonesiaMuhamad Yogi
 
Bab 9. budaya politik
Bab 9. budaya politikBab 9. budaya politik
Bab 9. budaya politikKhairunnisa N
 
Rilis Survei Nasional SMRC: Menjadi Lebih Presidensial di 2016
Rilis Survei Nasional SMRC: Menjadi Lebih Presidensial di 2016Rilis Survei Nasional SMRC: Menjadi Lebih Presidensial di 2016
Rilis Survei Nasional SMRC: Menjadi Lebih Presidensial di 2016Saidiman Ahmad
 
Budaya Politik dan sosialisasi politik.ppt
Budaya Politik dan sosialisasi politik.pptBudaya Politik dan sosialisasi politik.ppt
Budaya Politik dan sosialisasi politik.pptHAMKASABARAADIGUNA
 
melawan ujaran kebencian
melawan ujaran kebencianmelawan ujaran kebencian
melawan ujaran kebencianiwan setiawan
 

Ähnlich wie Materi Diskusi Ada Apa di Balik Sentimen Anti Cina - Sejuk (20)

Korupsi, Religiusitas dan Intoleransi
Korupsi, Religiusitas dan Intoleransi  Korupsi, Religiusitas dan Intoleransi
Korupsi, Religiusitas dan Intoleransi
 
Makalah pedoman penyusunan_makalah_pribadi_fix
Makalah pedoman penyusunan_makalah_pribadi_fixMakalah pedoman penyusunan_makalah_pribadi_fix
Makalah pedoman penyusunan_makalah_pribadi_fix
 
Makalah pedoman penyusunan_makalah_pribadi_fix
Makalah pedoman penyusunan_makalah_pribadi_fixMakalah pedoman penyusunan_makalah_pribadi_fix
Makalah pedoman penyusunan_makalah_pribadi_fix
 
Survei Nasional SMRC: Protes Sosial dan Legitimasi Pemerintahan Jokowi
Survei Nasional SMRC: Protes Sosial dan Legitimasi Pemerintahan JokowiSurvei Nasional SMRC: Protes Sosial dan Legitimasi Pemerintahan Jokowi
Survei Nasional SMRC: Protes Sosial dan Legitimasi Pemerintahan Jokowi
 
Fanatisme : Api kebanggaan atau Racun Kebodohan?
Fanatisme : Api kebanggaan atau Racun Kebodohan?Fanatisme : Api kebanggaan atau Racun Kebodohan?
Fanatisme : Api kebanggaan atau Racun Kebodohan?
 
PKN - budaya politik
PKN - budaya politikPKN - budaya politik
PKN - budaya politik
 
Materi pkn kelas 11
Materi pkn kelas 11Materi pkn kelas 11
Materi pkn kelas 11
 
Ppt_gay_lesbian.pptx
Ppt_gay_lesbian.pptxPpt_gay_lesbian.pptx
Ppt_gay_lesbian.pptx
 
Makalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
Makalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas MercubuanaMakalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
Makalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
 
Ogi purnamasari
Ogi purnamasariOgi purnamasari
Ogi purnamasari
 
Bab 1 kelas xi
Bab 1 kelas xiBab 1 kelas xi
Bab 1 kelas xi
 
Masalah sosial di masyarakat dan media massa
Masalah sosial di masyarakat dan media massaMasalah sosial di masyarakat dan media massa
Masalah sosial di masyarakat dan media massa
 
Bab i budaya politik
Bab i budaya politikBab i budaya politik
Bab i budaya politik
 
PKN Budaya Politik
PKN Budaya PolitikPKN Budaya Politik
PKN Budaya Politik
 
Budaya Politik Indonesia
Budaya Politik IndonesiaBudaya Politik Indonesia
Budaya Politik Indonesia
 
Bab 9. budaya politik
Bab 9. budaya politikBab 9. budaya politik
Bab 9. budaya politik
 
Rilis Survei Nasional SMRC: Menjadi Lebih Presidensial di 2016
Rilis Survei Nasional SMRC: Menjadi Lebih Presidensial di 2016Rilis Survei Nasional SMRC: Menjadi Lebih Presidensial di 2016
Rilis Survei Nasional SMRC: Menjadi Lebih Presidensial di 2016
 
Budaya politik
Budaya politikBudaya politik
Budaya politik
 
Budaya Politik dan sosialisasi politik.ppt
Budaya Politik dan sosialisasi politik.pptBudaya Politik dan sosialisasi politik.ppt
Budaya Politik dan sosialisasi politik.ppt
 
melawan ujaran kebencian
melawan ujaran kebencianmelawan ujaran kebencian
melawan ujaran kebencian
 

Mehr von Milliyya Milliyya

Materi Diskusi Ada Apa di Balik Sentimen Anti Cina - Sejuk
Materi Diskusi Ada Apa di Balik Sentimen Anti Cina - SejukMateri Diskusi Ada Apa di Balik Sentimen Anti Cina - Sejuk
Materi Diskusi Ada Apa di Balik Sentimen Anti Cina - SejukMilliyya Milliyya
 
Materi Diskusi Ada Apa di Balik Sentimen Anti Cina - Sejuk
Materi Diskusi Ada Apa di Balik Sentimen Anti Cina - SejukMateri Diskusi Ada Apa di Balik Sentimen Anti Cina - Sejuk
Materi Diskusi Ada Apa di Balik Sentimen Anti Cina - SejukMilliyya Milliyya
 
Berpikir dan Bertindak Masuk Akal
Berpikir dan Bertindak Masuk AkalBerpikir dan Bertindak Masuk Akal
Berpikir dan Bertindak Masuk AkalMilliyya Milliyya
 
Nominasi photo essay Competition
Nominasi photo essay Competition Nominasi photo essay Competition
Nominasi photo essay Competition Milliyya Milliyya
 
Islam and Illiberal Democracy
Islam and Illiberal Democracy Islam and Illiberal Democracy
Islam and Illiberal Democracy Milliyya Milliyya
 
Menulis Untuk Isu Keberagaman
Menulis Untuk Isu KeberagamanMenulis Untuk Isu Keberagaman
Menulis Untuk Isu KeberagamanMilliyya Milliyya
 

Mehr von Milliyya Milliyya (11)

Materi Diskusi Ada Apa di Balik Sentimen Anti Cina - Sejuk
Materi Diskusi Ada Apa di Balik Sentimen Anti Cina - SejukMateri Diskusi Ada Apa di Balik Sentimen Anti Cina - Sejuk
Materi Diskusi Ada Apa di Balik Sentimen Anti Cina - Sejuk
 
Materi Diskusi Ada Apa di Balik Sentimen Anti Cina - Sejuk
Materi Diskusi Ada Apa di Balik Sentimen Anti Cina - SejukMateri Diskusi Ada Apa di Balik Sentimen Anti Cina - Sejuk
Materi Diskusi Ada Apa di Balik Sentimen Anti Cina - Sejuk
 
Berpikir dan Bertindak Masuk Akal
Berpikir dan Bertindak Masuk AkalBerpikir dan Bertindak Masuk Akal
Berpikir dan Bertindak Masuk Akal
 
Media dan Multikulturalisme
Media dan MultikulturalismeMedia dan Multikulturalisme
Media dan Multikulturalisme
 
Media dan Agama
Media dan AgamaMedia dan Agama
Media dan Agama
 
Photo essay competition
Photo essay competitionPhoto essay competition
Photo essay competition
 
Nominasi photo essay Competition
Nominasi photo essay Competition Nominasi photo essay Competition
Nominasi photo essay Competition
 
Peran Media Keberagaman
Peran Media KeberagamanPeran Media Keberagaman
Peran Media Keberagaman
 
Islam and Illiberal Democracy
Islam and Illiberal Democracy Islam and Illiberal Democracy
Islam and Illiberal Democracy
 
Hirarki Gender dalam Media
Hirarki Gender dalam MediaHirarki Gender dalam Media
Hirarki Gender dalam Media
 
Menulis Untuk Isu Keberagaman
Menulis Untuk Isu KeberagamanMenulis Untuk Isu Keberagaman
Menulis Untuk Isu Keberagaman
 

Kürzlich hochgeladen

PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.pptOPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.pptRyanWinter25
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024ssuser8905b3
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxSusatyoTriwilopo
 
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptxPENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptxRyanWinter25
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasiasaliaraudhatii
 

Kürzlich hochgeladen (14)

PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.pptOPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
 
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptxPENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
 

Materi Diskusi Ada Apa di Balik Sentimen Anti Cina - Sejuk

  • 1. Toleransi sosial-politik nasional Saiful Mujani SaifulMujani Reseach and Consulting (SMRC) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta Desember 2016
  • 2. Pendahuluan • Toleransi sosial-politik adalah tindakan dan atau sikap individu atau kelompok orang yang menerima, memperkenankan, atau membolehkan keberadaan orang atau kelompok orang lain yang berbeda posisi, asal-usul primordial, faham, atau keyakinan, atau bahkan orang atau kelompok orang yang paling tidak disukai untuk tetap punya hak-hak sosial dan politik dalam sebuah masyarakat politik (polity). (cf. Sullivan et al 1977; Seligson at al 1984). • Biasanya yang menjadi objek toleransi adalah kelompok-kelompok yang potensial tidak populer bagi warga umumnya. Di Amerika Komunis, Ku Klux Klan (KKK) misalnya, atau Nazi di Jerman. Atau PKI atau ateis di Indonesia. • Hak-hak sosial-politik dalam sebuah masyarakat politik biasanya didefinisikan menurut konstitusi yang mengakomodasi prinsip-prinsip hak- hak asasi manusia yang diyakini bersifat “universal.”
  • 3. Pengukuran dan indikator • Pengukuran toleransi sosial politik, menurut studi paling mutakhir dan banyak dijadikan acuan, adalah “pengukuran dengan sasaran toleransi yang terkontrol” (content controlled measures) (Sullivan et al 1979). • Cara ini dinilai paling realistik untuk mengukur toleransi, bukan hanya toleransi pada kelompok tertentu. • Kalau mengukur toleransi pada kelompo tertentu bisa mengeklsusi toleransi pada kelomok yang lain. • Content controlled measures adalah teknik pengukuran yang lebh inklusif. • Kalau toleransi hanya diukur dai toleansi pada kelompok tertentu sulit membaca apakah tleransi meningkat atau menurun overtime karena bisa jadi kenaikan itu misalnya akibat bepindahnya intoleransi pada kelompok lain yang tak diukur.
  • 4. Pengukuran dan indikator • Teknik content controlled measures: mendaftar berbagai kelompok sosial yang potensial tidak ditoleransi di dalam sebuah masyarakat politik, dan ini sifatnya sangat historis dan kontekstual: bisa berbeda-beda antara waktu dan konteks. • Untuk menggali sikap toleran atau tdak toleran masyarakat biasa diajukan serangkaian pertanyaan: Apakah ada di antara anggota dari kelompok-kelompok berikut yang paling tidak/kurang disukai? Bila ada sebutkan? Bila ada kelompok lain yang tak ada dalam daftar tersebut dan paling anda tidak sukai, mohon sebutkan nama kelompok sosial tersebut? Bila tidak ada kelompok sosial yang paling tidak anda sukai, maka katakan tidak ada. • Terhadap yang mengatakan “ada kelompok yang paling tidak disukai,” serangkaian pertanyaan sikap berkaitan dengan hak-hak sipil dan politik orang dari kelompok yang paling tak disukai tersebut ditanyakan: Seberapa setuju atau tidak setuju kelompok yang paling tak disukai tersebut: ikut dalam pemilihan umum, menjadi pejabat publik (dari lurah samai presiden), menjadi guru di sekolah negeri, dst.
  • 5. Metode • Salah satu cara untk menggali sikap toleran/intoleran adalah dengan survei opini publik. • Paparan ini bertumu pada serangkaian survei opini publik nasional dalam kurun waktu 2001-2016, dengan masing-masing menggunakan teknik probability sampling. • Ukuran sampel tiap survei selalu di atas 1000. • Magin of error tiap survei rata-rata +/- 3,5% pada tingkat kepercayaan 95%.
  • 6. Catatan Temuan • Trend toleransi kurang mudah difahami karena di tiap survei nama- nama kelompok yang menjadi objek toleransi berubah, atau tidak persis sama. • Pada survei 2016, ISIS dan LGBT dimasukkan, yang sebelumnya tidak pernah, karena isu yang berkembang belakangan terhadap dua kelompok tersebut. • Tapi Kelompk-kelompok agama minoritas dan etnik cina selalu ada dalam survei dengan asumsi keduanya adalah kelompok minoritas yang sering menjadi target intoleransi.
  • 7. 7 Kelompok yang paling tidak/kurang disukai (November 2016) Dalam masyarakat kita biasa ditemukan ada warga yang tidak suka pada kelompok tertentu. Bagaimana dengan Ibu/Bapak sendiri, apakah ada dari kelompok-kelompok berikut yang paling Ibu/Bapak tidak sukai? Kalau ada nama kelompok lain yang tidak tertulis di daftar tersebut, Ibu/Bapak bisa menyebutkannya bila kelompok tersebut paling Ibu/Bapak tidak sukai.... (%) 32,2 0,4 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 1,1 1,6 2,3 5,0 11,8 16,6 25,5 0 5 10 15 20 25 30 35 Tidak ada kelompok yang paling tidak disukai Nama kelompok lain Islam Konghucu Katolik Hindu Budha Syiah Ahmadiyah Cina Wahhabi FPI Kristen Yahudi Komunis LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) Negara Islam Irak dan Siria (ISIS) Survei Nasional November 2016
  • 8. 84,6 75,9 56,9 67,8 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 2002 2006 2011 2016 Trend: Ada kelompok di masyarakat yang paling tidak/kurang disukai (%) 8
  • 9. Trend Kelompok yang paling /kurang disukai (2016) (%) 1,5 0,5 1,3 0,8 6,7 2,5 7,8 2,5 59 62,7 26,4 11,8 10 3,9 15,8 5 0 10 20 30 40 50 60 70 2001 2006 2011 2016 Komunis Yahudi Kristen/Katolik Cina/Tionghoa
  • 10. Temuan • Pada survei terakhir (November 2016) mayoritas warga menyebutkan ada kelompok yang paling tidak/kurang disukai (67,8%) • Tapi sepanjang usia reformasi ada trend positif bahwa jumlah orang yang merasa ada kelompok di masyarakat yang paling tidak/kurang disukai menurun. • Warga dari kelompok mana yang paling tidak/kurang disukai? • Pada survei terakhir (November 2016), kelompok yang tidak disukai oleh paling banyak warga adalah Negara Islam Iraq dan Syria (ISIS), sebesar 25,5%. Kemudian LGBT 16,6%, dan Komunis 11,8%. • Sementara Kristen/Katolik sebagai kelompok yang paling tak disukai sebesar 2,6%, dan Cina/Tionghoa sebesar 0,8%.
  • 11. • Trend pada Komunis sebagai kelompok yang paling tak disukai mengalami penurunan cukup signifikan dalam 15 tahun terakhir, dari 59% pada 2002 menjadi hanya 26,4% pada 2011, dan hanya 11,8% pada 2016. • Menurunnya sentimen negatif terhadap Komunis di masyarakat kemungkinan mencerminkan fakta bahwa komunis/komunisme sudah tidak populer, sudah ambruk, di hampir seluruh bagian planet ini. • Sementara itu sentimen negatif pada kelompok-kelompok SARA minoritas relatif kecil dan trendnya cenderung konstan (tetap). • Hanya pada Yahudi yang cukup besar dan cukup fluktuatif. • Sentimen negatif pada kelompok Kristen/Katolik relatif terhadap kelompok- kelompok ideologis dan SARA yang lain kecil, dan cenderung konstan, dan demikian juga pada kelompok etnik Cina/Tionghoa.
  • 12. • Apakah mengatakan ada kelompok yang paling tak disukai itu menggambarkan toleransi atau intloleansi? Belum tentu • Karena “tidak suka” itu manusiawi maka sikap itu belum tentu menunjukan intoleransi. • Sikap “ada kelompok yang paling tidak disuka” itu menunjukan intoleransi bila sikap itu menghalangi atau mengancam hak-hak sebagai warga dari kelompok yang jadi sasaran paling tidak disukai itu. • Hak-hak sebagai warga itu sangat luas, dan indikatornya sangat banyak. • Hak-hak sosial misalnya: hak untuk menjadi tetangga, hak untuk berdagang, berjual beli, hak untuk bekerja, hak untuk menjadi guru negeri, dst. • Hak-hak politik misalnya: hak untuk memilih, hak untuk berpendapat, hak untuk demo, hak untuk menjadi pejabat publik seperti menjadi lurah hingga menjadi presiden, dll. • Untuk itu setelah mendapat respond “ada kelompok yang paling tidak/kurang disukai itu” dan menyebutkan nama kelompoknya, maka serangkaian pertanyaan diajukan untuk mengukur tingkat toleransi. • Berikut adalah pertanyaan lanjutan tersebut dan hasilnya:
  • 13. 13 Setuju atau tidak setuju: Anggota kelompok tadi menjadi tetangga Ibu/Bapak ... (%) Kelompok yang paling tidak disukai menjadi tetangga 0,3 6,4 2,9 47,2 42,6 0,6 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Sangat setuju Setuju Tidak punya sikap Tidak setuju Sangat tidak setuju TT/TJ Survei Nasional November 2016
  • 14. 14 Setuju atau tidak setuju: Anggota kelompok tadi melakukan jual-beli/berdagang dengan Ibu/Bapak ... (%) Berdagang dengan anggota kelompok yang paling tidak disukai 0,4 11,1 5,5 44,9 36,4 1,6 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Sangat setuju Setuju Tidak punya sikap Tidak setuju Sangat tidak setuju TT/TJ Survei Nasional November 2016
  • 15. 15 Setuju atau tidak setuju: Anggota kelompok tadi menikah dengan anggota keluarga Ibu/Bapak... (%) Anggota kelompok yang paling tidak disukai menikah dengan anggota keluarga 0,0 0,9 1,3 42,4 54,7 0,7 0 10 20 30 40 50 60 Sangat setuju Setuju Tidak punya sikap Tidak setuju Sangat tidak setuju TT/TJ Survei Nasional November 2016
  • 16. 16 Setuju atau tidak setuju: Anggota kelompok tadi berpidato di hadapan masyarakat di daerah ini... (%) Anggota kelompok yang paling tidak disukai berpidato di hadapan masyarakat 0,3 2,6 3,4 48,3 44,5 1,0 0 10 20 30 40 50 60 Sangat setuju Setuju Tidak punya sikap Tidak setuju Sangat tidak setuju TT/TJ Survei Nasional November 2016
  • 17. 17 Setuju atau tidak setuju: Kelompok tadi mengadakan pawai di daerah ini... (%) Kelompok yang paling tidak disukai mengadakan pawai 0,3 1,5 3,2 50,0 44,2 0,9 0 10 20 30 40 50 60 Sangat setuju Setuju Tidak punya sikap Tidak setuju Sangat tidak setuju TT/TJ Survei Nasional November 2016
  • 18. 18 Setuju atau tidak setuju: Anggota kelompok tadi mengajar di sekolah negeri... (%) Anggota kelompok yang paling tidak disukai mengajar di sekolah negeri 0,4 3,2 2,8 47,2 45,3 1,0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Sangat setuju Setuju Tidak punya sikap Tidak setuju Sangat tidak setuju TT/TJ Survei Nasional November 2016
  • 19. 19 Setuju atau tidak setuju: Anggota kelompok tadi menjadi pejabat pemerintah di negeri ini... (%) Anggota kelompok yang paling tidak disukai menjadi pejabat pemerintah 0,3 1,7 1,2 47,2 48,8 0,7 0 10 20 30 40 50 60 Sangat setuju Setuju Tidak punya sikap Tidak setuju Sangat tidak setuju TT/TJ Survei Nasional November 2016
  • 20. Temuan • Dari beberapa indikator toleransi sosial dan politik, secara umum, orang yang mengaku ada kelompok di masyarakat yang paling tidak/kurang disukainya “tidak toleran secara sosial dan secara politik.” • Hampir semua, atau setidaknya sekitar 9 dari 10 orang yang mengaku ada kelompok masyarakat yang paling tidak atau kurang disukainya itu tidak mau bertetangga, tidak mau berdagang, tidak mau anggota keluarganya menikah dengan, tidak memperkenankan mengajar di sekolah negeri, tidak mengijinkan berdemo, berpidato di hadapan umum, dan tidak setuju menjadi pejabat pemerintah bagi warga dari kelompok yang paling/kurang disukai itu.
  • 21. • Apakah intoleransi itu berlaku hanya untuk kelompok tertentu? Hanya untuk kelompok tertentu dari yang paling tidak atau kurang disukai tesebut? • Crosstab berikut adalah jawaban terhadap pertanyaan tersebut. • Jumlah sampel dari yang mengatakan kelompok paling tidak/kurang disukai untuk selain ISIS, LGBT, Komunis, dan Yahudi, terlalu kecil (kurang dari 30), tidak signifikan, untuk dianalisis lebih jauh.
  • 22. Tidak bersedia bertetangga menurut kelompok yang paling tak disukai, November 2016 (%) 88,7 90 92,1 95,8 84 86 88 90 92 94 96 98 LGBT Komunis Yahudi ISIS
  • 23. Tidak setuju menjadi guru di seklah negeri menurut kelompok yang paling tak disukai, November 2016 (%) 91,6 92,1 94,1 96,1 89 90 91 92 93 94 95 96 97 LGBT Yahudi Komunis ISIS
  • 24. Tidak setuju menjadi pejabat pemerintah menurut kelompok yang paling tak disukai, November 2016 (%) 88,7 90 92,1 95,8 84 86 88 90 92 94 96 98 LGBT Komunis Yahudi ISIS
  • 25. Analisis • Mayoritas warga menyebutkan ada kelompok dalam masyarakat yang paling tidak/kurang disukai. • Terhadp kelompok yang mereka sebut itu hampir semuanya tidak toleran secara sosial dan politik. • Pada survei November 2016, kelompok-kelompok yang disebut paling tidak/kurang disukai itu paling banyak adalah ISIS, kemudian LGBT, dan Komunis, dan warga yang menyatakan mereka adalah kelompok yang paling tidak disukai, dan hampir semuanya tidak toleran terhadap mereka. • Sementara yang menyebut Kristen, Katolik, dan Tionghoa, dan kelompok- kelompok SARA lainnya sebagai kelompok yang paling tak disukai masing- masing secara statistik tidak signifkan jumlahnya.
  • 26. • Hampir sepanjang reformasi ini, trend yang menyebut Kristen, Katolik, dan Tionghoa sebagai kelompok sosial yang paling tidak/kurang disukai relatif kecil dan konstan. • Tapi kejadian, peristiwa, atau tindakan kolektif dalam bentuk gerakan seperti demo, sweeping, dll., yang menunjukan anti Tionghoa/Cina dan intoleran pada umat Kristen tidak konstan: Terjadi pada waktu-waktu tertentu. • Demikian juga kuantitas dari peristiwa itu juga tidak konstan: sepi, ada tapi kecil, dan kadang-kadang besar. • Kalau peristiwa tindakan anti-cina dan intoleransi itu tidak konstan dan bevariasi, maka sebab dari tindakan itu bukan sentimen massa yang tidak toleran sebab intoleransi ini relatif kecil dan konstan. • Lalu apa?
  • 27. • Tindakan kolektif anti-cina atau intoleran terhadap Kristen bisa kita fahami sebagai sebuah gerakan sosial. • Dalam perspektif gerakan sosial, sebuah gerakan sosial bukanlah tindakan spontan karena kemarahan massa, tapi lebih terkait dengan faktor-faktor berikut ini (McAdam, Tarrow, Tilly 1996): • 1) political opportunity structure • 2) Mobilizing structure • 3) Framing process
  • 28. Political opportunity • Peristiwa sebuah gerakan sosial terjadi ketika ada keterbukaan atau ada peluang yang dipersepsikan oleh aktor-aktornya bahwa gerakan itu akan berhasil. • Peluang itu muncul ketika elite politik dilihat tidak solid dan bersaing sehingga membutuhkan dukungan massa. • Pucuk kepemimpinan nasional juga dipersepsikan lemah oleh aktivis- aktivis gerakan ini. • Penegak ketertiban umum, terutama polisi, juga difahami tidak represif; terbuka terhadap aksi, mengamankan sesuai dengan SOP yang predictable.
  • 29. Mobilizing structure • Gerakan sosial hanya mungkin bila ada organisasi yang memobilisasi sumber daya (manusia, materi, jaringan, skill, dan simbol). • Ada organisasi (meskipun longgar) dan ada kepemimpinan
  • 30. Framing process • Ada ide, semangat, sentimen, jargon, ajaran, doktrin yang memberi makna, dan menarik orang hingga terbentuk solidaritas kolektif, dan bahkan membentuk semacam identitas sosial baru. • Sumbernya bisa berakar dari SARA, ideologi, atau sentimen kelas sosial.
  • 31. • Ada di masyarakat yang tidak toleran terhadap Cina dan atau Kristen untuk menjadi elected public officials. • Sentimen ini ada dan relatif konstan di masyarakat. • FPI cs., dari sananya sudah anti-Ahok karena dia Kristen, dan sudah sering melakukan aksi anti-Ahok jauh sebelum Pilkada. Tapi tidak pernah besar, dan tidak pernah mendapat perhatian berarti dari publik. • FPI cs. mendapat peluang untuk memperkuat sentimennya ketika Ahok maju sebagai calon dalam Pilkada DKI. • Lawan Ahok menjadi tambah banyak • Sebaliknya FPI cs., yang membawa framing double minority dan klaim penistaan agama Islam, temannya bertambah banyak ketika kontestasi politik nyata di DKI terjadi. • Bukan hanya karena FPI cs tapi juga karena rival Ahok dan gerbong pendukungnya dalam Pilkada DKI membuat framing itu membesar. • Bagi rival Ahok dalam Pilkada tersebut, bukan soal al-Maidah 51 itu yang paling utama tapi bagaimana mereka bisa mengalahkan Ahok. • Warga secara nasional banyak yang pecaya bahwa aksi anti-Ahok itu ditunggangi kepentingan politik dalam Pilkada DKI.
  • 32. Apakah Ibu/Bapak percaya bahwa demonstrasi 4 November kemarin ditunggangi/dimanfaatkan pihak-pihak yang punya kepentingan politik dalam Pilkada DKI Jakarta? ... (%) (Base: responden yang tahu/pernah dengar ada demonstrasi pada 4 November 2016) 40,7 23,4 35,9 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Ya Tidak Tidak tahu 32 …Lanjutan: Percaya bahwa demonstrasi 4 November ditunggangi pihak-pihak yang punya kepentingan politik dalam Pilkada DKI Jakarta? Survei Nasional November 2016
  • 33. Kesimpulan • Sikap anti-Cina di tingkat massa secara nasional relatif sangat kecil, dan trend nya cenderung stabil. • Karena itu kesan membesarnya skap anti-Cina belakangan tidak merefleksikan sikap massa secara nasional. • Kesan menguatnya sikap anti-Cina belakangan tidak berakar pada massa tapi kemungkinan karena faktor lain: kontestasi politik elite di DKI Jakarta yang membutuhkan dukungan massa. • Elite melakukan mobilisasi lewat agen-agen anti-Cina lama dengan framing penistaan agama yang dilekatkan pada Ahok. • Agen-agen anti-Cina lama mendapatkan partner-partner baru dari kontestasi politik tersebut sehingga mengesankan sikap anti-Cina membesar.