SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 4
Downloaden Sie, um offline zu lesen
.: KabarIndonesia - ACEH PASCA TSUNAMI: Dampak Negatif Bantua...                                      http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=20&dn=20071218143534



                                                                                         Kirim / Edit Berita
                                                                                         Daftar Jadi Penulis


           Home | Index | Berita | Berita Foto | Top Views | Top Reporter | Berita Redaksi |                                                  RSS | FAQ | Email ke Redaksi

         Cari                                                         Cari       KabarIndonesia          Web, by                     Jumat, 04 Januari 2008 11:12:22 WIB
         BERITA UTAMA                                                                                                                                BERITA FOTO

         Daerah                                                                                                                                      HOKI Peduli Banjir
         Penanganan Bencana Banjir                                                                                                                   oleh : Aldy Madjid
         di Kampung Melayu, HOKI                                                                                                                     03-Jan-2008, 22:06 WIB
         Beri Bantuan                                                                                                                                                  Jajaran Redaksi HOKI
         oleh : Aldy Madjid                                                                                                                                            peduli korban banjir di
         03-Jan-2008, 22:11 WIB                                                                                                                                        RT 017, Kampung
                                                                                                                                                                       Bidaracina, Kampung
                           KabarIndonesia –                                                                                                                            Melayu, Jakarta Timur.
                           Jumlah pengungsi                                                                                                                            Pimred HOKI Wilson
                           korban banjir di                                                                                                          Lalengke menyerahkan sembako kepada
                           bantaran Sungai                                                                                                           Ketua RT 17 Suparno disaksikan oleh
                           Ciliwung, Kampung                                                                                                         jajaran redaksi HOKI dan warga.
                           Melayu, Jakarta Timur,                                                                                                                            selengkapnya....
         hingga Kamis (3/1) sudah berkurang,                                                                                                                                                 ;
         sementara ketinggian air di kali Ciliwung,
         banjir sudah mencapai di bawah normal
         dan ketinggiannya sudah menyurut hingga
         50 centimeter dibanding hari                                                                                                                BERITA LAINNYA
                               selengkapnya....

                                                                                                                                                     NASIONAL

                                                                                                                                                     Walikota Medan Ditahan

         BERITA OPINI LAINNYA                                                                                                                        Nama Pejabat Disalahgunakan untuk
                                                      Opini                                                                                          Menipu Penerima Bantuan
         Islamic Continuous Improvement
         02-Jan-2008, 08:47:52 WIB
                                                                                                                                                     INTERNASIONAL
         Ada Apa dengan Perfilman Indonesia?          ACEH PASCA TSUNAMI: Dampak Negatif Bantuan yang
         (Bagian I)
         30-Des-2007, 23:16:52 WIB
                                                      Berlebihan                                                                                     Pemilu di Pakistan Ditunda, Foto
                                                      Oleh : Djuneidi Saripurnawan                                                                   Tersangka Pembunuh Benazir
                                                                                                                                                     Disebarluaskan
         Formalisasi Hukum Adat, Solusikah ?
         30-Des-2007, 21:32:24 WIB                    18-Des-2007, 14:49:41 WIB - [www.kabarindonesia.com]
                                                                                                                                                     Lima Tahun Komite Monitoring
         Islam Tidak Mengenal Pengangguran                                                                                                           Perdamaian dan Demokrasi (KMPD)
         30-Des-2007, 14:13:16 WIB                    A. Pendahuluan
                                                      KabarIndonesia - Bencana Gempa bumi 9.0 skala Richter dan tsunami di Nanggroe Aceh             DAERAH
         Ramalan Anda untuk Tahun 2008                Darussalam (NAD) dan Pulau Nias, Sumatera Utara, terjadi pada 26 Desember 2004. Gempa
         30-Des-2007, 13:44:06 WIB
                                                      bumi ini merupakan gempa terbesar yang pernah terjadi di wilayah yang memang rawan             Papua Terparah dan Tertinggal, Jadi
         Tuhan Ada? Tidak, yang Ada Adalah            gempa tektonik ini. Pusat gempa berada pada 225 Km di selatan di Kota Banda Aceh pada          Keprihatinan Semua Pihak
         "Iets"                                       kedalaman 9-10 Km di bawah permukaan laut.
         30-Des-2007, 13:07:40 WIB
                                                                                                                                                     Jalan Pantai Timur Aceh
                                                      Gempa ini disusul gelombang besar air laut (tsunami) dengan kecepatan mencapai 800             Memprihatinkan
         Isue Seputar Pembunuhan Benazir
         Bhutto                                       km/jam dan ketinggian 15 m menerjang seluruh pesisir pantai dari Aceh bagian Utara
         30-Des-2007, 05:37:56 WIB                    sampai pesisir Timur Sumatera Utara, termasuk pulau di sekitarnya. Kehancuran terjadi di       EKONOMI
                                                      sepanjang pesisi pantai Provinsi NAD sampai Sumatera Utara dengan kerusakan terparah
         Menyongsong Tahun Baru yang Lebih            ada di area 10 km dari garis pantai.
         Bermakna dengan Lingkungan yang                                                                                                             Bank DKI Buka Layanan Khusus UMKM
                                                      Korban jiwa manusia 124.946 dan 94.994 hilang tidak ditemukan jasadnya (per 02 Maret
         Lebih Sehat
         29-Des-2007, 13:46:19 WIB                    2005).                                                                                         Belanda Juara Pemerhati Kemiskinan

         Siapkah Pekerja Kita Menghadapi              Sekitar 668.470 hektar tanah tersapu gelombang tsunami. 650 desa hancur dari 2.823 desa        OLAH RAGA
         Pasar Bebas?                                 yang ada di NAD. Perkiraan terakhir total korban jiwa sekitar 230.000 jiwa (Wikipedia,2006).
         29-Des-2007, 11:06:08 WIB
                                                      Sedangkan Badan Pusat Statistik NAD memperkirakan korban jiwa hampir setengah juta             Mampukah Persipura Juara Liga 2007?
         Kehebatanku di Akhir Tahun                   penduduk Aceh (kompas.com, Mei 2006).
         27-Des-2007, 12:43:29 WIB                                                                                                                   Arya Mahendra Juara FIKS-TELKOM
                                                      Pertolongan pertama justru datang dari pihak luar negeri, tentara asing dan lembaga            2007 di Bandung
                                                      bantuan international lebih sigap menghadapi bencana tsunami terbesar abad ini daripada
                                                      pihak berwenang Negara Republik ini.                                                           HUKUM

                                                      Tentara Amerika dan Australia langsung ke lokasi bencana mengulurkan bantuan makanan           Parti Gagal Menjadi Parpol Bertekad
                                                      pokok dan penanganan medis untuk para korban supaya bertahan hidup. Beberapa waktu             Terus Berjuang
                                                      kemudian, ratusan Non Government Organisation (NGO) internasional maupun nasional, dan
                                                      lembaga bantuan dunia lainnya berdatangan untuk membangun kembali NAD dan Nias.                Penyelesaian Tunggakan Kasus oleh
                                                                                                                                                     KPK
                                                      Pada Awal Maret 2005 Pemerintah mengadakan proses perencanaan rehabilitasi dan
                                                      rekonstruksi di Banda Aceh yang melibatkan berbagai pihak, termasuk donor internasional,       PROFIL
                                                      Non Government Organisation (NGO) baik dari dalam maupun luar negeri, serta warga
                                                      masyarakat umumnya.                                                                            PRESTASI GUBERNUR PAPUA: Kakak
                                                                                                                                                     Bas dari Penghargaan ke Penghargaan
                                                      Besarnya perhatian dunia terhadap bencana tsunami ini, nampak dari banyaknya bantuan
                                                      luar negeri yang mengalir ke NAD dan Nias. Dan perlu dicermati bahwa semua itu pasti           Kisah Sukses Wandi Sang “Elvis
                                                      membawa dampak positif maupun negatif. Tulisan berikut ini mencoba mengkritisi dampak          Presley” dari Kota Kembang
                                                      negatif bantuan international dan perubahan sosial-budaya yang terjadi di Aceh setelah
                                                      setahun Tsunami.

                                                      B. Bantuan Berlimpah
                                                      Ratusan NGO baik internasional maupun nasional, ditambah lagi kehadiran lembaga bantuan
                                                      dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nation) dan puluhan pemerintahan negara sahabat
                                                      hadir di NAD dan Nias dengan membawa sejumlah paket program bantuan, dan itu berarti
                                                      sejumlah besar uang mengucur ke wilayah ini di samping berupa barang dan jasa.

                                                      Banyaknya lembaga yang membawa program bantuan tertentu ke NAD dan kaitannya
                                                      dengan kebutuhan para korban, ternyata berlaku seperti hukum ekonomi dalam hubungan
                                                      “penawaran dan permintaan”---supply and demand. Penawaran bantuan dalam jumlah
                                                      berlebihan membuat orang-orang korban tsunami dimanjakan dalam pemenuhan kebutuhan,




1 of 4                                                                                                                                                                          1/4/2008 11:14 AM
.: KabarIndonesia - ACEH PASCA TSUNAMI: Dampak Negatif Bantua...                   http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=20&dn=20071218143534


                                   bahkan mereka bisa memilih bantuan mana yang boleh dan tidak untuk dilakukan.

                                   Jangan heran bila banyak kasus ditemukan NGO yang ditolak oleh komunitas korban tsunami
                                   tertentu karena dinilai bantuannya tidak lebih baik dari NGO lainnya dan dianggap tidak
                                   sesuai keinginan permintaan komunitas itu. Contoh, ratusan rumah baru semi permanen
                                   (rumah tumbuh) tidak ditempati karena dinilai tidak lebih baik daripada bantuan rumah
                                   permanen dan berlantai keramik.

                                   Setiap NGO mempunyai rancangan rumah masing-masing. Ketiadaan standar desain rumah
                                   adalah salah satu faktor terjadinya hukum permintaan itu. Selain itu, masih lemahnya
                                   koordinasi sampai Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD dan Nia (BRR) terbentuk dan
                                   berjalan baik pada paruh tahun pertama proses recovery ini.

                                   Seorang kawan yang sukarelawan mengatakan, “Enak ya orang Aceh, sudah dibantu banyak,
                                   masih bisa minta ini-itu.” Pernyataan itu ditujukan kepada warga penerima bantuan rumah
                                   yang masih ‘menuntut’ supaya rumah dipasang keramik. Karena bantuan rumah diberikan
                                   berdasarkan KK(Kepala Keluarga), maka ada juga warga yang menuntut bantuan untuk KK
                                   baru atau keluarga baru alias pasangan yang baru menikah.

                                   Hal ini menyebabkan permintaan bantuan rumah jumlahnya bertambah. Belum lagi, siasat
                                   ‘mafia’ dari sekelompok orang untuk mengumpulkan kekayaan dari bantuan yang berlebihan
                                   ini. NGO Uplink (Urban Poor Linkage) mengungkapkan persoalan lemahnya koordinasi dan
                                   pengawasan pembangunan rumah oleh Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) sehingga
                                   memungkinkan orang-orang tertentu mendapatkan rumah bantuan lebih dari satu, bahkan
                                   ada yang mendapatkan sembilan unit rumah.

                                   C. Uang Berlebihan
                                   Bantuan berlimpah bukan hanya berupa material dan tenaga semata-mata, tetapi juga
                                   berupa alat tukar uang yang berlimpah beredar di wilayah propinsi Nanggroe Aceh
                                   Darussalam ini. Program-program bantuan dijalankan dengan uang yang berlebihan untuk
                                   menggerakkan orang-orang local maupun pendatang.

                                   Nilai uang yang tidak sewajarnya ini ternyata diinternalisasi oleh mereka sebagai harga atau
                                   nilai diri dalam ukuran pendapatan yang layak diterima bila bekerja sampai sekarang ini.
                                   Persoalan muncul, ketika pasar sekarang ternyata tidak bisa memberikan harga yang cukup
                                   (dianggap layak) bagi mereka. Akibat luas lainnya adalah harga-harga barang yang terus
                                   bertahan pada harga tinggi, meskipun kondisi sudah mulai normal .

                                   D. “UN Price”
                                   Ketika lembaga bantuan international banyak berdatangan ke Aceh, sementara bangunan
                                   rumah yang bisa dan layak digunakan sebagai kantor kerja sangat terbatas, maka pemilik
                                   rumah itu mendapatkan tawaran sewa dari pihak lembaga international lebih tinggi daripada
                                   yang diharapkan oleh pemiliknya. Apalagi datangya tawaran dari lembaga sekelas United
                                   Nation (Perserikatan Bangsa-Bangsa) . Maka tawaran yang paling bagus tentunya akan
                                   mendapatkan respon paling cepat. Demikianlah, kemudian berpengaruh luas pada
                                   harga-harga sewa rumah di Banda Aceh dan sekitarnya.

                                   E. Orientasi Uang
                                   “Apa yang akan terjadi kalau setiap kegiatan apa pun yang terjadi di tengah komunitas
                                   digerakkan dengan uang?” Mudah diprediksi bahwa tanpa uang maka tidak ada kegiatan.
                                   Begitulah yang terjadi dalam komunitas-komunitas di Aceh yang sedang mendapatkan
                                   banyak bantuan dalam proses recovery ini. “Cash (money) for work” merupakan salah satu
                                   program yang popular sejak awal pasca Tsunami yang dilakukan oleh lembaga-lembaga
                                   bantuan besar termasuk dari PBB. Memobilisasi massa dengan sejumlah puluhan sampai
                                   ratusan ribu rupiah per hari untuk seorang pekerja yang membersihkan material “sampah
                                   Tsunami” di sepanjang jalan dan pemukiman.

                                   Bahkan untuk kegiatan yang bersifat hanya mengumpulkan orang untuk bermusyawarah
                                   atau berdiskusi membicarakan kegiatan recovery untuk warga komunitas itu sendiri, banyak
                                   NGO terutama international NGO yang menggunakan uang untuk memobilisasi massa.
                                   Warga komunitas korban Tsunami mengalami kejenuhan dengan banyaknya pertanyaan
                                   yang berulang kali dilakukan para surveyor untuk mengidentifikasi bantuan yang akan
                                   diberikan oleh lembaga-lembaga bantuan. Lagi-lagi, cara yang digunakan adalah membayar
                                   para informan dengan puluhan sampai ratusan ribu rupiah sebelum atau setelah wawancara.

                                   Akibatnya, sekarang warga merasa “harus dibayar” bila dimintai keterangannya sekalipun
                                   keterangan itu untuk membangun kembali dirinya, komunitas dan kampungnya. Mereka
                                   tidak tertarik untuk mengikuti kegiatan yang tidak ada uang-nya. Dan hal itu sudah
                                   dinyatakan secara terbuka. Sudah tidak “malu-malu” lagi, dan sudah menjadi gejala umum.

                                   Yang lebih prihatin lagi adalah orientasi uang sudah mempengaruhi anak-anak dalam
                                   kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh NGO maupun program pemerintah dalam recovery
                                   ini. Selain karena perlakuan dari NGO sendiri yang menggunakan uang sebagai factor utama
                                   dalam menggerakkan partisipasi warga dan juga anak-anak, pengaruh dari orang tua juga
                                   terjadi secara langsung.
                                   F. Mental (Menunggu) Bantuan di Barak.

                                   Bantuan yang terus mengalir sampai sekarang menyebabkan sulitnya para pedagang
                                   membangun kembali usahanya, kecuali usaha-usaha yang jelas mendukung penyediaan
                                   bahan, sarana dan prasarana untuk pembangunan rumah, dan infrastruktur lainnya.

                                   Mereka menghadapi sepinya para pembeli karena kebutuhan terkait sudah disediakan atau
                                   diadakan oleh para NGO. Kebangkitan ekonomi usaha kecil menjadi tersendat-sendat karena
                                   bantuan yang terus mengalir untuk memenuhi semua kebutuhan para pengungsi. Orang
                                   tidak perlu bersusah payah kerja untuk hidup, karena kebutuhan makanan, air, tempat
                                   tinggal dan seterusnya sudah tersedia.

                                   Inilah salah satu factor penyebab para pengungsi tidak (belum) mau pindah ke rumah baru
                                   di desanya, karena tidak akan mendapatkan bantuan lagi. Bantuan banyak ditujukan kepada
                                   mereka yang tinggal di tenda, barak atau rumah-sementara daripada yang sudah tinggal di
                                   rumah atau pemukiman baru.

                                   Seorang anak bernama Ikraniah Ramah Saidah, kelas 4 SD, yang tetap bertahan tinggal
                                   bersama orangtuanya di Barak pengungsian meskipun rumah barunya sudah jadi dan siap
                                   untuk dihuni, mengungkapkan apa yang dikhawatirkan oleh orangtuanya.
                                   “Kata ayah kami nggak punya uang kalo harus pergi sekolah dari sini ke SD barak dan kalo
                                   pindah nanti kami nggak dapat sembako lagi dari barak jadi Ramah sama mamak tinggal di
                                   barak aja biar dapat sembako dan sekolahnya deket,” ujar anak ini lugu.




2 of 4                                                                                                                            1/4/2008 11:14 AM
.: KabarIndonesia - ACEH PASCA TSUNAMI: Dampak Negatif Bantua...                     http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=20&dn=20071218143534


                                   G. Proyek Mewah Meninggalkan Beban Biaya Perawatan yang Tinggi
                                   Proyek dengan biaya tinggi dan tergolong mewah dibangun di desa-desa yang terkena
                                   bencana gempabumi dan tsunami, seperti gedung sekolah, puskesmas, dan bangunan untuk
                                   pelayanan publik termasuk gedung pemerintahan. Wujud kemewahan begitu terasa dari
                                   proyek yang nilainya saja sudah milyaran rupiah, meskipun di Aceh terjadi inflasi yang tinggi.

                                   Kemudian, ini berdasarkan kenyataan yang terjadi, proyek tersebut diserahkan kepada
                                   pemerintah atau masyarakat setempat. Beberapa bulan kemudian baru terasa bahwa
                                   penggunaan dan perawatan gedung tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sebuah
                                   sekolah yang dibantu oleh Negara tetangga harus mengeluarkan biaya tinggi untuk listrik
                                   setiap bulannya, karena menggunakan banyak lampu kapasitas besar, komputer, air
                                   conditioner (AC) dan seterusnya. Dan belum lagi untuk perawatan fisik bangunan dan
                                   sebagainya. Artinya, Semua kemewahan itu juga meninggalkan tambahan beban biaya tinggi
                                   untuk perawatannya, yang dahulu tidak pernah ada.

                                   H. Yang Bekerja dan Yang Menunggu
                                   Di Aceh pasca tsunami, bisa dikatakan tawaran pekerjaan begitu berlimpah ruah, sementara
                                   kebutuhan untuk mengisi pekerjaan itu menjadi cukup terbatas karena banyak sumberdaya
                                   manusia yang hilang dan meninggal akibat gempabumi dan tsunami. Oleh karena itu, banyak
                                   orang luar berdatangan dalam rangka bekerja dan sekaligus “membantu” proses recovery di
                                   Aceh. Banyak tenaga kerja konstuksi yang berasal dari Medan, Jawa dan Jakarta. Semua
                                   pekerjaan mendapatkan imbalan yang “luar biasa” lebih baik dibandingkan dengan yang
                                   terjadi di daerah lainnya, seperti di Jakarta dan Surabaya.

                                   Keterbatasan tenaga kerja yang memadai akibat tsunami berdampak pada Dosen dan
                                   pegawai negeri sipil yang kebanjiran tawaran bekerja dari NGO luar negeri maupun dalam
                                   negeri—tentunya dengan imbalan yang luar biasa, tetapi tanggungjawabnya mengajar
                                   terbengkalai dan mahasiswa cenderung terabaikan dalam proses pembelajaran di kampus.
                                   Mahasiswa hanya bisa menunggu kapan sang dosen membimbingnya.

                                   Yang bekerja, yang dibayar; kegiatan cash for work merupakan tawaran kerja yang menarik
                                   bagi setiap orang dan hampir-hampir tidak membutuhkan kemampuan khusus tertentu.
                                   Bayaran per hari yang menggiurkan juga menarik mereka yang masih tergolong anak-anak
                                   untuk terlibat dalam kegiatan tersebut. Banyak ditemukan anak-anak yang semestinya
                                   bersekolah tetapi terlibat dalam aktivitas kerja projek perumahan, perkantoran dan
                                   pembangunan jalan.

                                   Ada gejala bahwa orang Aceh justru hanya ”menonton” dari projek-projek yang dilakukan
                                   oleh banyak NGO dan BRR. Mengapa? Apakah karena mereka belum siap untuk aktivitas
                                   recovery, atau tidak mempunyai kemampuan, atau memang kalah bersaing dengan pekerja
                                   dari luar, atau stereotype bahwa orang Aceh itu ’malas dan boros’ adalah benar, orang Aceh
                                   akan bekerja bila sudah mengetahui keuntung pastinya berapa. Atau dengan alasan klasik
                                   bahwa ini masalah kesempatan saja yang belum dimiliki oleh mereka (?)

                                   ”Di Aceh yang muncul malah sebaliknya pola hidup boros dan malas telah menjadi fenomena
                                   yang tidak terbantahkan. Sehingga dalam satu keluarga yang penting adalah bagaimana bisa
                                   makan enak dan tidak lapar untuk hari itu, bukan untuk masa depan. Namun aspek
                                   pemberdayaan kemudian menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan. Sehingga pola
                                   keberhasilan di Aceh lebih banyak dimaknai dengan bagaimana mendapatkan uang dengan
                                   jalur cepat dan instant. Akibatnya adalah dengan pola kerja yang minimal mampu meraup
                                   untung yang maksimal”, tulis Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad, Serambi, 10 Januari 2007.

                                   Apakah hal ini berkaitan dengan realitas di Aceh dimana berjamurnya warung kopi di
                                   sepanjang jalan dan lorong di desa-desa? Dan bisnis tanaman ganja (marijuana) yang
                                   dibiarkan begitu saja bisa tumbuh subur? Dan karakter orang Aceh yang konon dikenal
                                   banyak orang luar sebagai orang yang ”keras”? Atau, sebagaimana ungkapan seorang
                                   kawan-Aceh yang mengatakan, bahwa ”yang ada di kepala orang-orang di sini adalah
                                   uang-uang dan uang,” yang tidak diimbangi kualitas kerja?

                                   I. Pelajaran Berharga
                                   Ada saatnya siap siaga dengan bantuan yang bersifat emergency, dan ada saatnya bantuan
                                   sudah harus lebih mengarah pada penciptaan lapangan kerja untuk menunjang aktivitas
                                   kehidupan sehari-hari, bukan justru membuat para korban tsunami terlena dan termanjakan
                                   dengan bantuan yang selalu siap sedia; mau makan tinggal makan, mau kencing tinggal
                                   kencing, dan mau tidur tinggal tidur. Kapan saatnya mereka beraktivitas, bekerja? Saat
                                   itulah bantuan mendukungnya.

                                   Bantuan bukan lagi berupa makanan siap saji, bukan lagi bantuan uang cash yang tinggal
                                   dibelanjakan; melainkan bagaimana mengolah makanan itu dan memproduksinya untuk
                                   mendapatkan penghasilan, bagaimana mendapatkan uang dari melakukan sesuatu (kerja)?
                                   Kalau semua orang mendapatkan bantuan uang tunai dan siap untuk menjadi pembeli, lalu
                                   siapa pedagangnya? Upaya untuk membangun usaha kecil produktif pun mengalami
                                   kesulitan tumbuh karena mendapat tanggapan yang minor, “tidak menarik karena hasilnya
                                   sedikit, lebih menarik ikut cash for work, atau menunggu bantuan di barak…”

                                   Bantuan besar-besaran memang membantu banyak terhadap proses recovery Aceh pasca
                                   tsunami (terutama dalam hal fisik dan pemenuhan kebutuhan pokok), tetapi bantuan
                                   berlebihan juga membawa dampak negatif terhadap sosial-budaya komunitas lokal. Yang
                                   begitu terasa adalah sikap ketergantungan yang tinggi dan kepedualian kerjasama yang
                                   lemah. Pola pemberian bantuan yang tidak melibatkan banyak pihak, terutama partisipasi
                                   komunitas—hal ini karena berawal dari perspektif emergency response—dalam kondisi yang
                                   sudah lebih baik, maka akan membawa komunitas dalam situasi dan kondisi ketergantungan
                                   (?).

                                   J. Penutup
                                   Semua yang tertulis di sini merupakan tanggungjawab penulis. Dan tidak ada gading yang
                                   tak retak, begitu pula dengan tulisan ini yang masih banyak butuh masukan. Segala
                                   kekurangan membutuhkan sumbangsih dari siapa pun demi perbaikan untuk kita semua.
                                   Terimong Geunasih.

                                   Djuneidi Saripurnawan
                                   Research and Development Coordinator
                                   Plan International Aceh

                                   Blog: http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/
                                   Alamat ratron (surat elektronik): redaksi@kabarindonesia.com
                                   Berita besar hari ini...!!! Kunjungi segera:
                                   www.kabarindonesia.com




3 of 4                                                                                                                              1/4/2008 11:14 AM
.: KabarIndonesia - ACEH PASCA TSUNAMI: Dampak Negatif Bantua...                   http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=20&dn=20071218143534


                                                                                                   [Beritahu Teman] [Print Berita]


                                   Komentar & Respon :
                                   Nama
                                   Komentar




                                                Kirim Komentar

                                    Djuneidi
                                    Lihat juga di : http://saripurnawan.blogspot.com



                                    Hal : 1|




                                                                 © Copyright 2007 KabarIndonesia




4 of 4                                                                                                                               1/4/2008 11:14 AM

Weitere ähnliche Inhalte

Empfohlen

2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by HubspotMarius Sescu
 
Everything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTEverything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTExpeed Software
 
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsPixeldarts
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthThinkNow
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfmarketingartwork
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024Neil Kimberley
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)contently
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024Albert Qian
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsKurio // The Social Media Age(ncy)
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Search Engine Journal
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summarySpeakerHub
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Tessa Mero
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentLily Ray
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best PracticesVit Horky
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementMindGenius
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...RachelPearson36
 

Empfohlen (20)

2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot
 
Everything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTEverything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPT
 
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 

[181207]aceh pasca tsunami, dampak negatif bantuan yang berlebihan

  • 1. .: KabarIndonesia - ACEH PASCA TSUNAMI: Dampak Negatif Bantua... http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=20&dn=20071218143534 Kirim / Edit Berita Daftar Jadi Penulis Home | Index | Berita | Berita Foto | Top Views | Top Reporter | Berita Redaksi | RSS | FAQ | Email ke Redaksi Cari Cari KabarIndonesia Web, by Jumat, 04 Januari 2008 11:12:22 WIB BERITA UTAMA BERITA FOTO Daerah HOKI Peduli Banjir Penanganan Bencana Banjir oleh : Aldy Madjid di Kampung Melayu, HOKI 03-Jan-2008, 22:06 WIB Beri Bantuan Jajaran Redaksi HOKI oleh : Aldy Madjid peduli korban banjir di 03-Jan-2008, 22:11 WIB RT 017, Kampung Bidaracina, Kampung KabarIndonesia – Melayu, Jakarta Timur. Jumlah pengungsi Pimred HOKI Wilson korban banjir di Lalengke menyerahkan sembako kepada bantaran Sungai Ketua RT 17 Suparno disaksikan oleh Ciliwung, Kampung jajaran redaksi HOKI dan warga. Melayu, Jakarta Timur, selengkapnya.... hingga Kamis (3/1) sudah berkurang, ; sementara ketinggian air di kali Ciliwung, banjir sudah mencapai di bawah normal dan ketinggiannya sudah menyurut hingga 50 centimeter dibanding hari BERITA LAINNYA selengkapnya.... NASIONAL Walikota Medan Ditahan BERITA OPINI LAINNYA Nama Pejabat Disalahgunakan untuk Opini Menipu Penerima Bantuan Islamic Continuous Improvement 02-Jan-2008, 08:47:52 WIB INTERNASIONAL Ada Apa dengan Perfilman Indonesia? ACEH PASCA TSUNAMI: Dampak Negatif Bantuan yang (Bagian I) 30-Des-2007, 23:16:52 WIB Berlebihan Pemilu di Pakistan Ditunda, Foto Oleh : Djuneidi Saripurnawan Tersangka Pembunuh Benazir Disebarluaskan Formalisasi Hukum Adat, Solusikah ? 30-Des-2007, 21:32:24 WIB 18-Des-2007, 14:49:41 WIB - [www.kabarindonesia.com] Lima Tahun Komite Monitoring Islam Tidak Mengenal Pengangguran Perdamaian dan Demokrasi (KMPD) 30-Des-2007, 14:13:16 WIB A. Pendahuluan KabarIndonesia - Bencana Gempa bumi 9.0 skala Richter dan tsunami di Nanggroe Aceh DAERAH Ramalan Anda untuk Tahun 2008 Darussalam (NAD) dan Pulau Nias, Sumatera Utara, terjadi pada 26 Desember 2004. Gempa 30-Des-2007, 13:44:06 WIB bumi ini merupakan gempa terbesar yang pernah terjadi di wilayah yang memang rawan Papua Terparah dan Tertinggal, Jadi Tuhan Ada? Tidak, yang Ada Adalah gempa tektonik ini. Pusat gempa berada pada 225 Km di selatan di Kota Banda Aceh pada Keprihatinan Semua Pihak "Iets" kedalaman 9-10 Km di bawah permukaan laut. 30-Des-2007, 13:07:40 WIB Jalan Pantai Timur Aceh Gempa ini disusul gelombang besar air laut (tsunami) dengan kecepatan mencapai 800 Memprihatinkan Isue Seputar Pembunuhan Benazir Bhutto km/jam dan ketinggian 15 m menerjang seluruh pesisir pantai dari Aceh bagian Utara 30-Des-2007, 05:37:56 WIB sampai pesisir Timur Sumatera Utara, termasuk pulau di sekitarnya. Kehancuran terjadi di EKONOMI sepanjang pesisi pantai Provinsi NAD sampai Sumatera Utara dengan kerusakan terparah Menyongsong Tahun Baru yang Lebih ada di area 10 km dari garis pantai. Bermakna dengan Lingkungan yang Bank DKI Buka Layanan Khusus UMKM Korban jiwa manusia 124.946 dan 94.994 hilang tidak ditemukan jasadnya (per 02 Maret Lebih Sehat 29-Des-2007, 13:46:19 WIB 2005). Belanda Juara Pemerhati Kemiskinan Siapkah Pekerja Kita Menghadapi Sekitar 668.470 hektar tanah tersapu gelombang tsunami. 650 desa hancur dari 2.823 desa OLAH RAGA Pasar Bebas? yang ada di NAD. Perkiraan terakhir total korban jiwa sekitar 230.000 jiwa (Wikipedia,2006). 29-Des-2007, 11:06:08 WIB Sedangkan Badan Pusat Statistik NAD memperkirakan korban jiwa hampir setengah juta Mampukah Persipura Juara Liga 2007? Kehebatanku di Akhir Tahun penduduk Aceh (kompas.com, Mei 2006). 27-Des-2007, 12:43:29 WIB Arya Mahendra Juara FIKS-TELKOM Pertolongan pertama justru datang dari pihak luar negeri, tentara asing dan lembaga 2007 di Bandung bantuan international lebih sigap menghadapi bencana tsunami terbesar abad ini daripada pihak berwenang Negara Republik ini. HUKUM Tentara Amerika dan Australia langsung ke lokasi bencana mengulurkan bantuan makanan Parti Gagal Menjadi Parpol Bertekad pokok dan penanganan medis untuk para korban supaya bertahan hidup. Beberapa waktu Terus Berjuang kemudian, ratusan Non Government Organisation (NGO) internasional maupun nasional, dan lembaga bantuan dunia lainnya berdatangan untuk membangun kembali NAD dan Nias. Penyelesaian Tunggakan Kasus oleh KPK Pada Awal Maret 2005 Pemerintah mengadakan proses perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi di Banda Aceh yang melibatkan berbagai pihak, termasuk donor internasional, PROFIL Non Government Organisation (NGO) baik dari dalam maupun luar negeri, serta warga masyarakat umumnya. PRESTASI GUBERNUR PAPUA: Kakak Bas dari Penghargaan ke Penghargaan Besarnya perhatian dunia terhadap bencana tsunami ini, nampak dari banyaknya bantuan luar negeri yang mengalir ke NAD dan Nias. Dan perlu dicermati bahwa semua itu pasti Kisah Sukses Wandi Sang “Elvis membawa dampak positif maupun negatif. Tulisan berikut ini mencoba mengkritisi dampak Presley” dari Kota Kembang negatif bantuan international dan perubahan sosial-budaya yang terjadi di Aceh setelah setahun Tsunami. B. Bantuan Berlimpah Ratusan NGO baik internasional maupun nasional, ditambah lagi kehadiran lembaga bantuan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nation) dan puluhan pemerintahan negara sahabat hadir di NAD dan Nias dengan membawa sejumlah paket program bantuan, dan itu berarti sejumlah besar uang mengucur ke wilayah ini di samping berupa barang dan jasa. Banyaknya lembaga yang membawa program bantuan tertentu ke NAD dan kaitannya dengan kebutuhan para korban, ternyata berlaku seperti hukum ekonomi dalam hubungan “penawaran dan permintaan”---supply and demand. Penawaran bantuan dalam jumlah berlebihan membuat orang-orang korban tsunami dimanjakan dalam pemenuhan kebutuhan, 1 of 4 1/4/2008 11:14 AM
  • 2. .: KabarIndonesia - ACEH PASCA TSUNAMI: Dampak Negatif Bantua... http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=20&dn=20071218143534 bahkan mereka bisa memilih bantuan mana yang boleh dan tidak untuk dilakukan. Jangan heran bila banyak kasus ditemukan NGO yang ditolak oleh komunitas korban tsunami tertentu karena dinilai bantuannya tidak lebih baik dari NGO lainnya dan dianggap tidak sesuai keinginan permintaan komunitas itu. Contoh, ratusan rumah baru semi permanen (rumah tumbuh) tidak ditempati karena dinilai tidak lebih baik daripada bantuan rumah permanen dan berlantai keramik. Setiap NGO mempunyai rancangan rumah masing-masing. Ketiadaan standar desain rumah adalah salah satu faktor terjadinya hukum permintaan itu. Selain itu, masih lemahnya koordinasi sampai Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD dan Nia (BRR) terbentuk dan berjalan baik pada paruh tahun pertama proses recovery ini. Seorang kawan yang sukarelawan mengatakan, “Enak ya orang Aceh, sudah dibantu banyak, masih bisa minta ini-itu.” Pernyataan itu ditujukan kepada warga penerima bantuan rumah yang masih ‘menuntut’ supaya rumah dipasang keramik. Karena bantuan rumah diberikan berdasarkan KK(Kepala Keluarga), maka ada juga warga yang menuntut bantuan untuk KK baru atau keluarga baru alias pasangan yang baru menikah. Hal ini menyebabkan permintaan bantuan rumah jumlahnya bertambah. Belum lagi, siasat ‘mafia’ dari sekelompok orang untuk mengumpulkan kekayaan dari bantuan yang berlebihan ini. NGO Uplink (Urban Poor Linkage) mengungkapkan persoalan lemahnya koordinasi dan pengawasan pembangunan rumah oleh Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) sehingga memungkinkan orang-orang tertentu mendapatkan rumah bantuan lebih dari satu, bahkan ada yang mendapatkan sembilan unit rumah. C. Uang Berlebihan Bantuan berlimpah bukan hanya berupa material dan tenaga semata-mata, tetapi juga berupa alat tukar uang yang berlimpah beredar di wilayah propinsi Nanggroe Aceh Darussalam ini. Program-program bantuan dijalankan dengan uang yang berlebihan untuk menggerakkan orang-orang local maupun pendatang. Nilai uang yang tidak sewajarnya ini ternyata diinternalisasi oleh mereka sebagai harga atau nilai diri dalam ukuran pendapatan yang layak diterima bila bekerja sampai sekarang ini. Persoalan muncul, ketika pasar sekarang ternyata tidak bisa memberikan harga yang cukup (dianggap layak) bagi mereka. Akibat luas lainnya adalah harga-harga barang yang terus bertahan pada harga tinggi, meskipun kondisi sudah mulai normal . D. “UN Price” Ketika lembaga bantuan international banyak berdatangan ke Aceh, sementara bangunan rumah yang bisa dan layak digunakan sebagai kantor kerja sangat terbatas, maka pemilik rumah itu mendapatkan tawaran sewa dari pihak lembaga international lebih tinggi daripada yang diharapkan oleh pemiliknya. Apalagi datangya tawaran dari lembaga sekelas United Nation (Perserikatan Bangsa-Bangsa) . Maka tawaran yang paling bagus tentunya akan mendapatkan respon paling cepat. Demikianlah, kemudian berpengaruh luas pada harga-harga sewa rumah di Banda Aceh dan sekitarnya. E. Orientasi Uang “Apa yang akan terjadi kalau setiap kegiatan apa pun yang terjadi di tengah komunitas digerakkan dengan uang?” Mudah diprediksi bahwa tanpa uang maka tidak ada kegiatan. Begitulah yang terjadi dalam komunitas-komunitas di Aceh yang sedang mendapatkan banyak bantuan dalam proses recovery ini. “Cash (money) for work” merupakan salah satu program yang popular sejak awal pasca Tsunami yang dilakukan oleh lembaga-lembaga bantuan besar termasuk dari PBB. Memobilisasi massa dengan sejumlah puluhan sampai ratusan ribu rupiah per hari untuk seorang pekerja yang membersihkan material “sampah Tsunami” di sepanjang jalan dan pemukiman. Bahkan untuk kegiatan yang bersifat hanya mengumpulkan orang untuk bermusyawarah atau berdiskusi membicarakan kegiatan recovery untuk warga komunitas itu sendiri, banyak NGO terutama international NGO yang menggunakan uang untuk memobilisasi massa. Warga komunitas korban Tsunami mengalami kejenuhan dengan banyaknya pertanyaan yang berulang kali dilakukan para surveyor untuk mengidentifikasi bantuan yang akan diberikan oleh lembaga-lembaga bantuan. Lagi-lagi, cara yang digunakan adalah membayar para informan dengan puluhan sampai ratusan ribu rupiah sebelum atau setelah wawancara. Akibatnya, sekarang warga merasa “harus dibayar” bila dimintai keterangannya sekalipun keterangan itu untuk membangun kembali dirinya, komunitas dan kampungnya. Mereka tidak tertarik untuk mengikuti kegiatan yang tidak ada uang-nya. Dan hal itu sudah dinyatakan secara terbuka. Sudah tidak “malu-malu” lagi, dan sudah menjadi gejala umum. Yang lebih prihatin lagi adalah orientasi uang sudah mempengaruhi anak-anak dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh NGO maupun program pemerintah dalam recovery ini. Selain karena perlakuan dari NGO sendiri yang menggunakan uang sebagai factor utama dalam menggerakkan partisipasi warga dan juga anak-anak, pengaruh dari orang tua juga terjadi secara langsung. F. Mental (Menunggu) Bantuan di Barak. Bantuan yang terus mengalir sampai sekarang menyebabkan sulitnya para pedagang membangun kembali usahanya, kecuali usaha-usaha yang jelas mendukung penyediaan bahan, sarana dan prasarana untuk pembangunan rumah, dan infrastruktur lainnya. Mereka menghadapi sepinya para pembeli karena kebutuhan terkait sudah disediakan atau diadakan oleh para NGO. Kebangkitan ekonomi usaha kecil menjadi tersendat-sendat karena bantuan yang terus mengalir untuk memenuhi semua kebutuhan para pengungsi. Orang tidak perlu bersusah payah kerja untuk hidup, karena kebutuhan makanan, air, tempat tinggal dan seterusnya sudah tersedia. Inilah salah satu factor penyebab para pengungsi tidak (belum) mau pindah ke rumah baru di desanya, karena tidak akan mendapatkan bantuan lagi. Bantuan banyak ditujukan kepada mereka yang tinggal di tenda, barak atau rumah-sementara daripada yang sudah tinggal di rumah atau pemukiman baru. Seorang anak bernama Ikraniah Ramah Saidah, kelas 4 SD, yang tetap bertahan tinggal bersama orangtuanya di Barak pengungsian meskipun rumah barunya sudah jadi dan siap untuk dihuni, mengungkapkan apa yang dikhawatirkan oleh orangtuanya. “Kata ayah kami nggak punya uang kalo harus pergi sekolah dari sini ke SD barak dan kalo pindah nanti kami nggak dapat sembako lagi dari barak jadi Ramah sama mamak tinggal di barak aja biar dapat sembako dan sekolahnya deket,” ujar anak ini lugu. 2 of 4 1/4/2008 11:14 AM
  • 3. .: KabarIndonesia - ACEH PASCA TSUNAMI: Dampak Negatif Bantua... http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=20&dn=20071218143534 G. Proyek Mewah Meninggalkan Beban Biaya Perawatan yang Tinggi Proyek dengan biaya tinggi dan tergolong mewah dibangun di desa-desa yang terkena bencana gempabumi dan tsunami, seperti gedung sekolah, puskesmas, dan bangunan untuk pelayanan publik termasuk gedung pemerintahan. Wujud kemewahan begitu terasa dari proyek yang nilainya saja sudah milyaran rupiah, meskipun di Aceh terjadi inflasi yang tinggi. Kemudian, ini berdasarkan kenyataan yang terjadi, proyek tersebut diserahkan kepada pemerintah atau masyarakat setempat. Beberapa bulan kemudian baru terasa bahwa penggunaan dan perawatan gedung tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sebuah sekolah yang dibantu oleh Negara tetangga harus mengeluarkan biaya tinggi untuk listrik setiap bulannya, karena menggunakan banyak lampu kapasitas besar, komputer, air conditioner (AC) dan seterusnya. Dan belum lagi untuk perawatan fisik bangunan dan sebagainya. Artinya, Semua kemewahan itu juga meninggalkan tambahan beban biaya tinggi untuk perawatannya, yang dahulu tidak pernah ada. H. Yang Bekerja dan Yang Menunggu Di Aceh pasca tsunami, bisa dikatakan tawaran pekerjaan begitu berlimpah ruah, sementara kebutuhan untuk mengisi pekerjaan itu menjadi cukup terbatas karena banyak sumberdaya manusia yang hilang dan meninggal akibat gempabumi dan tsunami. Oleh karena itu, banyak orang luar berdatangan dalam rangka bekerja dan sekaligus “membantu” proses recovery di Aceh. Banyak tenaga kerja konstuksi yang berasal dari Medan, Jawa dan Jakarta. Semua pekerjaan mendapatkan imbalan yang “luar biasa” lebih baik dibandingkan dengan yang terjadi di daerah lainnya, seperti di Jakarta dan Surabaya. Keterbatasan tenaga kerja yang memadai akibat tsunami berdampak pada Dosen dan pegawai negeri sipil yang kebanjiran tawaran bekerja dari NGO luar negeri maupun dalam negeri—tentunya dengan imbalan yang luar biasa, tetapi tanggungjawabnya mengajar terbengkalai dan mahasiswa cenderung terabaikan dalam proses pembelajaran di kampus. Mahasiswa hanya bisa menunggu kapan sang dosen membimbingnya. Yang bekerja, yang dibayar; kegiatan cash for work merupakan tawaran kerja yang menarik bagi setiap orang dan hampir-hampir tidak membutuhkan kemampuan khusus tertentu. Bayaran per hari yang menggiurkan juga menarik mereka yang masih tergolong anak-anak untuk terlibat dalam kegiatan tersebut. Banyak ditemukan anak-anak yang semestinya bersekolah tetapi terlibat dalam aktivitas kerja projek perumahan, perkantoran dan pembangunan jalan. Ada gejala bahwa orang Aceh justru hanya ”menonton” dari projek-projek yang dilakukan oleh banyak NGO dan BRR. Mengapa? Apakah karena mereka belum siap untuk aktivitas recovery, atau tidak mempunyai kemampuan, atau memang kalah bersaing dengan pekerja dari luar, atau stereotype bahwa orang Aceh itu ’malas dan boros’ adalah benar, orang Aceh akan bekerja bila sudah mengetahui keuntung pastinya berapa. Atau dengan alasan klasik bahwa ini masalah kesempatan saja yang belum dimiliki oleh mereka (?) ”Di Aceh yang muncul malah sebaliknya pola hidup boros dan malas telah menjadi fenomena yang tidak terbantahkan. Sehingga dalam satu keluarga yang penting adalah bagaimana bisa makan enak dan tidak lapar untuk hari itu, bukan untuk masa depan. Namun aspek pemberdayaan kemudian menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan. Sehingga pola keberhasilan di Aceh lebih banyak dimaknai dengan bagaimana mendapatkan uang dengan jalur cepat dan instant. Akibatnya adalah dengan pola kerja yang minimal mampu meraup untung yang maksimal”, tulis Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad, Serambi, 10 Januari 2007. Apakah hal ini berkaitan dengan realitas di Aceh dimana berjamurnya warung kopi di sepanjang jalan dan lorong di desa-desa? Dan bisnis tanaman ganja (marijuana) yang dibiarkan begitu saja bisa tumbuh subur? Dan karakter orang Aceh yang konon dikenal banyak orang luar sebagai orang yang ”keras”? Atau, sebagaimana ungkapan seorang kawan-Aceh yang mengatakan, bahwa ”yang ada di kepala orang-orang di sini adalah uang-uang dan uang,” yang tidak diimbangi kualitas kerja? I. Pelajaran Berharga Ada saatnya siap siaga dengan bantuan yang bersifat emergency, dan ada saatnya bantuan sudah harus lebih mengarah pada penciptaan lapangan kerja untuk menunjang aktivitas kehidupan sehari-hari, bukan justru membuat para korban tsunami terlena dan termanjakan dengan bantuan yang selalu siap sedia; mau makan tinggal makan, mau kencing tinggal kencing, dan mau tidur tinggal tidur. Kapan saatnya mereka beraktivitas, bekerja? Saat itulah bantuan mendukungnya. Bantuan bukan lagi berupa makanan siap saji, bukan lagi bantuan uang cash yang tinggal dibelanjakan; melainkan bagaimana mengolah makanan itu dan memproduksinya untuk mendapatkan penghasilan, bagaimana mendapatkan uang dari melakukan sesuatu (kerja)? Kalau semua orang mendapatkan bantuan uang tunai dan siap untuk menjadi pembeli, lalu siapa pedagangnya? Upaya untuk membangun usaha kecil produktif pun mengalami kesulitan tumbuh karena mendapat tanggapan yang minor, “tidak menarik karena hasilnya sedikit, lebih menarik ikut cash for work, atau menunggu bantuan di barak…” Bantuan besar-besaran memang membantu banyak terhadap proses recovery Aceh pasca tsunami (terutama dalam hal fisik dan pemenuhan kebutuhan pokok), tetapi bantuan berlebihan juga membawa dampak negatif terhadap sosial-budaya komunitas lokal. Yang begitu terasa adalah sikap ketergantungan yang tinggi dan kepedualian kerjasama yang lemah. Pola pemberian bantuan yang tidak melibatkan banyak pihak, terutama partisipasi komunitas—hal ini karena berawal dari perspektif emergency response—dalam kondisi yang sudah lebih baik, maka akan membawa komunitas dalam situasi dan kondisi ketergantungan (?). J. Penutup Semua yang tertulis di sini merupakan tanggungjawab penulis. Dan tidak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan tulisan ini yang masih banyak butuh masukan. Segala kekurangan membutuhkan sumbangsih dari siapa pun demi perbaikan untuk kita semua. Terimong Geunasih. Djuneidi Saripurnawan Research and Development Coordinator Plan International Aceh Blog: http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/ Alamat ratron (surat elektronik): redaksi@kabarindonesia.com Berita besar hari ini...!!! Kunjungi segera: www.kabarindonesia.com 3 of 4 1/4/2008 11:14 AM
  • 4. .: KabarIndonesia - ACEH PASCA TSUNAMI: Dampak Negatif Bantua... http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=20&dn=20071218143534 [Beritahu Teman] [Print Berita] Komentar & Respon : Nama Komentar Kirim Komentar Djuneidi Lihat juga di : http://saripurnawan.blogspot.com Hal : 1| © Copyright 2007 KabarIndonesia 4 of 4 1/4/2008 11:14 AM