SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 18
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian                                    H. A. Machali Muchsin, M.Sc


                                        EKSPLORASI

1. Pendahuluan


Usaha pertambangan
Potensi endapan bahan galian: perkiraan kekayaan berdasarkan data dan informasi geologi.
Potensi endapan bahan galian dapat dimanfaatkan secara nyata bila setelah diselidiki, dan
menunjukkan adanya sejumlah cadangan, kemudian dapat ditambang dan laku dijual. Usaha
pertambangan mengubah potensi menjadi komoditas dengan melakukan:
•   Eksplorasi,
•   Studi Kelayakan,
•   Pengembangan – Perencanaan Tambang,
•   Penambangan,
•   Pengolahan


2. Eksplorasi
•   Kegiatan untuk mencari, menemukan, dan mengestimasikan jumlah bahan galian.
•   Mengubah potensi endapan bahan galian menjadi cadangan


2.1 Maksud dan Tujuan eksplorasi
    •   Kegiatan untuk mengetahui keberadaan endapan bahan galian dengan menggunakan
        metode tertentu.
    •   Mengetahui jenis bahan galian dan sebaran di permukaan.
    •   Mengetahui sebaran bahan galian ke arah dalam dan bentuknya.
    •   Mengetahui besaran dan nilai ekonominya (sumber daya mineral dan cadangan)


2.2 Cara eksplorasi
    •   Konvensional
    •   Geokimia
    •   Geofisika


2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Cara Eksplorasi
Penggunaan atau pemilihan cara eksplorasi tergantung pada:
    •   Tahap eksplorasi,
    •   Jenis bahan galian,
    •   Bentuk endapan dan sebaran bahan berharganya

Diklat Perencanaan Tambang Terbuka                                                              1
Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian                                         H. A. Machali Muchsin, M.Sc

2.4 Tahap Eksplorasi:
Penyelidikan Umum dan Eksplorasi.
Di Indonesia tahap eksplorasi mengacu pada SNI 13-4726-1998 (Lampiran 1):
1. Survai Tinjau (Reconnaissance),
2. Prospeksi (Prospecting),
3. Eksplorasi Umum (General Exploration),
4. Eksplorasi Terinci (Detailed Exploration).
    • Pencarian jenis bahan galian dan sebaran secara lateral (di permukaan).
    • Menjejaki sebaran ke arah dalam untuk mengetahui bentuk dan matra (dimensi) bahan
        galian.
    • Mengestimasikan besaran atau banyaknya bahan galian.
Eksplorasi dilakukan secara bertahap untuk mengurangi (meminimalkan) resiko. Tahap
eskplorasi bertalian dengan:
    •    Kerapatan titik pengamatan,
    •    Kelas sumber daya mineral.


2.4.1 Jenis bahan galian
    •    Bahan galian logam: bahan galian yang dalam proses penambangan dan pengolahan
         diambil logamnya. Bentuk tubuh bijih dan sebaran bahan berharga di dalamnya
         bermacam-macam, mulai dari sederhana sampai sangat bervariasi.
    •    Bahan galian industri: bahan galian yang dalam proses penambangan dan pengolahan
         dalam bentuk mineral atau batuan. Bentuk tubuh bahan galian biasanya teratur.
    •    Bahan galian energi: bahan galian yang digunakan sebagai sumber energi. Bentuk
         tubuh bahan galiannya biasanya teratur.
    •    Bentuk dan sebaran bahan galian


2.4.2 Pengelompokan Endapan Bahan Galian
Endapan bahan galian dapat dikelompokkan berdasarkan keadaan geologinya seperti bentuk
endapan dan sebaran bahan berharga di dalamnya. Kreiter (1961) mengelompokkan menjadi 5
yaitu kelompok a, b, c, d, dan e (Lampiran 2). Pengelompokan ini berkaitan dengan koefisien
variasi. Bentuk
    •    Isometrik : ukuran panjang, lebar, dan ketebalannya relatif sama atau berbentuk
                      seperti bola.
    •    Lapisan    : ukuran panjang dan lebarnya relatif sama, ketebalan relatif kecil.
    •    Tabung     : ukuran lebar dan ketebalannya relatif sama dan lebih pendek dari ukuran
                      panjangnya.


Diklat Perencanaan Tambang Terbuka                                                                   2
Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian                                           H. A. Machali Muchsin, M.Sc

2.4.3 Sebaran Bahan Berharga
        • Merata: pejal (massif), terserak merata. Koefisien variasi kecil.
        • Tidak merata: terserak tidak merata. Koefisien variasi sebaran besar.
        • Sangat tidak merata. Koefisien variasi sangat besar.
Koefisien variasi dapat dihitung dengan rumus pada (Lampiran 3), sedangkan pengelompokan
endapan bahan galian berdasarkan variasi kadar, ketebalan, dan cadangan linier tertera pada
(Lampiran 4).


2.5 Metoda Eksplorasi
    •       Geologi (konvensional), geofisika, geokimia.
            Geologi (konvensional):
            √   Pemetaan (geologi) permukaan dan bawah permukaan: pengamatan secara
                langsung terhadap objek penyelidikan


2.5.1 Pemetaan Permukaan
        Pengamatan Terhadap Singkapan dan Bongkah.
        • Dilakukan melalui sungai atau lintasan lain (jalan setapak) atau jalan yang baru dibuat.
        • Pengukuran lintasan
        • Pencatatan jenis batuan, mineral, bentuk dan sebaran
        • Pemercontohan: suban atau tatal, raih, pendulangan, dsb


2.5.2 Parit dan Sumur Uji
        Bentuk dan Ukuran Parit Uji
        • Sumur atau parit uji biasanya berbentuk segiempat/bujursangkar dan memanjang.
        Cara pembuatan sumur uji biasanya dilakukan dengan
        • Ukuran penampang persegi: 1x1 m2; 1x1,5 m2; 2x2 m2 atau membulat dengan
            diameter 1 m.
        • Makin ke dalam makin menyempit.
        • Sering disertai cribbing/timbering bila materialnya merupakan endapan lepas yang
            mudah runtuh.
        • Parit uji dibuat dengan lebar 1 – 2 m dan memanjang.
        Cara pembuatan bukaan
        Pembuatan sumur uji atau parit uji dapat dilakukan dengan beberapa cara, menurut
        kebutuhan serta alat yang digunakan, bedasarkan parameter tersebut dapat dibedakan
        menjadi :
        •       Dengan tenaga manusia, menggunakan: cangkul, sekop, ember, tali, kerek, pahat.

Diklat Perencanaan Tambang Terbuka                                                                     3
Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian                                   H. A. Machali Muchsin, M.Sc

      •     Dengan excavator (backhoe).
      Tujuan Pembuatan Sumur Uji
      • Eksplorasi endapan bahan galian yang sebarannya secara lateral dan vertikal tidak
          merata.
      • Ketebalan tanah penutup relatif kecil (dangkal) antara 10–15 m (kadang-kadang sampai
          20 m).
      • Tanah/batuan penutup relatif lunak.


      Dokumentasi Bukaan Gambar dan Pencatatan
      Dokumentasi: dilakukan untuk mendapatkan informasi yang ada pada objek pengamatan,
      hal ini dilakukan untuk memberikan data yang akurat, serta data pembanding dengan
      pengamatan yang lain, selain itu untuk mempermudah pengamatan di laboratorium.
      Adapun dokumentasi yang dilakukan adalah :
      • Pada keempat dindingnya untuk sumur-uji.
      • Dibuat rebahan dari keempat dindingnya.
      • Pada salah satu dinding dan dasarnya untuk parit uji.
      Kegiatan dokumentasi:
      • Lokasi sumur/parit uji (kordinat lokal).
      • Arah/posisi dinding (U, T, S, B).
      • Ketinggian permukaan sumur/parit uji.
      • Mencatat susunan batuan/material dan ketebalannya.
      • Jurus/kemiringan lapisan atau tubuh bijih.
      Pemercontohan
      Cara pemercontohan (sampling) adalah sebagai berikut:
      a. Cara alur:
      • Ukuran aluran: 5x10x100 cm atau sepanjang perubahan mineralisasi.
      • Letak alur memotong ketebalan tubuh bijih.
      • Pemercontohan setiap 1 m atau setiap ada perubahan.
      • Cara ini digunakan untuk endapan lepas atau batuan dan tubuh bijihnya berbentuk
          memanjang.
      b. Cara ruah pada keempat sudut:
      • Ukuran 25 x 25 cm2, serta di tengahnya.
      • Kedalaman 25 – 50 cm, atau setiap ada perubahan formasi.
      • Cara ini digunakan terutama untuk endapan plaser yang relatif merata sebaran bahan
          berharganya (emas) dan tubuh bijihnya isometrik.



Diklat Perencanaan Tambang Terbuka                                                             4
Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian                                        H. A. Machali Muchsin, M.Sc

    c. Cara ruah pada seluruh lubang dengan kedalaman 1 meter atau setiap ada perubahan.
      Cara ini terutama untuk endapan plaser yang sebaran bahan berharganya (sangat) tidak
      merata dan tubuh bijihnya isometrik.
      Kompilasi data sumur/parit uji
      Berdasarkan data hasil dokumentasi parit uji atau sumur uji, kemudian direkonstruksi
      kembali sebaran tubuh bijih dengan cara:
      • Membuat penampang lintang melalui sumur atau parit uji itu.
      • Rekonstruksi penampang-penampang


2.5.3 Kelebihan dan kekurangan metoda ini
      Keuntungan:
      • Dapat diamati langsung obyek penyelidikan.
      • Percontoh dapat menggambarkan dari lokasi yang tepat.
      • Percontoh dapat diambil dalam jumlah yang besar (terutama untuk endapan yang
        sebaran mineral berharganya terserak tidak merata).
      Kekurangan:
      • Tidak dapat mencapai kedalaman yang besar.
      • Dapat menimbulkan bahaya bagi penggalinya terutama untuk tanah yang tidak stabil
        (endapan lepas).
      • Biaya relatif mahal.
      Pemetaan bawah permukaan:
      • Eksplorasi dengan pemboran dan dengan terowongan. Pemboran yaitu pembuatan
        lubang eksplorasi yang diameternya relatif kecil dibandingkan dengan kedalamannya.
      Pemboran dilakukan untuk:
      • Pengumpulan data atau informasi.
      • Pemercontohan


2.5.4 Dokumentasi Untuk Pemboran
      1. Nomer lubang bor
         • Menggunakan         tanda   atau   kode   tertentu:   D(iamond)D(rill)H(ole)-12      atau
            L(ubang)B(or)-3A
      2. Lokasi pemboran
          Berdasarkan grid lokal, bila pemboran dilakukan secara bersistem dengan jarak
          tertentu, bila pemboran dilakukan secara acak, lokasi pemboran berdasarkan
          pengukuran yang terikat pada suatu titik tertentu.



Diklat Perencanaan Tambang Terbuka                                                                  5
Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian                                         H. A. Machali Muchsin, M.Sc

        3. Ketinggian lokasi titik bor
           Berdasarkan ketinggian dari permukaan air laut, bila ketinggian ini tidak mungkin
           diperoleh maka ketinggian didasarkan pada titik tertentu sebagai titik dasar
        4. Arah dan sudut kemiringan pemboran, terutama untuk pemboran miring (menunjukkan
           azimut dan arah kemiringan lubang bor)
        5. Waktu (tanggal) dimulai dan selesainya pemboran
        6. Kedalaman akhir pemboran
        7. Pencatat/penanggung jawab logging


        Dalam bentuk tabel/kolom, data yang harus dicatat adalah :
        • Kedalaman/interval pemboran
        • Penggunaan casing dan diameternya
        • Tipe bit yang digunakan (AX, EX dls.)
        • Perolehan inti bor (core recovery)
        • Jenis formasi/batuan (deskripsi)
        • Jenis pemineralan
        • Hasil analisis dari sejumlah unsure
        • Berdasarkan dokumentasi sejumlah lubang bor ⇒ direkonstruksi bentuk dan sebaran
          endapan bahan galian


2.6 Kegiatan Eksplorasi
Pengkajian data sekunder, Pengkajian data primer, pengolahan data, dan penyusunan laporan
    Pengkajian data sekunder:
    •     Mempelajari laporan terdahulu.
    •     mempelajari peta-peta.
          ⇒ Menentukan rencana kegiatan atau eksplorasi.
    Pengkajian data primer:
    •     Pengamatan dan pencatatan data di lapangan: singkapan, bongkah, parit dan sumur uji,
          hasil pemboran.
    •     Pengambilan percontoh (pemercontohan).
    Pengolahan data:
    •     Analisis petrografi, mineragrafi, kimia.
    •     Pengambaran peta sebaran bahan galian.
    •     Rekonstruksi data permukaan dan bawah permukaan.




Diklat Perencanaan Tambang Terbuka                                                                   6
Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian                                      H. A. Machali Muchsin, M.Sc

2.7 Penyusunan Laporan
Kerangka penyusunan laporan adalah sebagai berikut :
   • Tempat dan kesampaian daerah penyelidikan,
   • Latar belakang dilakukannya penyelidikan,
   • Geologi dan bahan galian,
   • Kegiatan yang dilakukan,
   • Pengolahan data,
   • Hasil penyelidikan,
   • Kesimpulan dan saran,
   • Daftar pustaka,
   • Lampiran dan gambar.


3. Pola Titik Pengamatan dan pemercontohan


Titik pengamatan: tempat untuk mengamati, mencatat/memerikan dan mengambil percontoh.
Pola titik pengamatan ditentukan berdasarkan dua faktor:
• keadaan mineralisasi (bentuk tubuh bijih dan sebaran mineral berharganya),
• keadaan topografi.
Pola titik pengamatan: acak, bujur sangkar, dan segi empat panjang.
• Acak (segitiga)
• Pola dasar ini terutama digunakan untuk:
• Bentuk medan/topografi tidak teratur,
• Sebaran mineral tidak teratur.
Pola dasar tersebut dapat berkembang (diperapat) sesuai dengan kebutuhan akan informasi
yang hendak diperoleh. Pada dasarnya perapatan pola tersebut ditujukan untuk memperoleh
informasi yang lebih teliti mengenai sebaran bijihnya dan meningkatkan kelas sumber
daya/cadangan. Pola pemercontohan berikutnya sangat tergantung pada bentuk sebaran bijih
yang diperoleh dari hasil penyelidikan dengan pola dasar pertama.


3.1 Bujur Sangkar
    Pola dasar yang berbentuk bujur sangkar ini biasanya digunakan untuk:
    • Tubuh bijih yang isometris atau berbentuk lapisan yang mendatar,
    • Sebaran mineralisasi teratur atau merata,
    • Bentuk medan/topografi teratur, perbedaan tinggi rendah relatip tidak begitu besar.




Diklat Perencanaan Tambang Terbuka                                                                7
Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian                                          H. A. Machali Muchsin, M.Sc

    Contoh penggunaan pola dasar ini yang sangat baik adalah untuk endapan batubara yang
    terletak hampir mendatar, endapan plaser yang sebaran secara lateralnya merata dan
    beberapa jenis endapan bahan galian yang memiliki tubuh bijih yang lebih kurang isometris
    seperti endapan tipe porfir.
    Pola dasar ini sesuai dengan tahap eksplorasinya dapat dikembangkan secara lebih rapat
    lagi, yaitu dengan cara memperapat arak lubang eksplorasi atau lokasi pemercontohan
    dengan pola yang sama (bujur sangkar). Jika berdasarkan pola pertama ternyata
    menunjukkan adanya tubuh bijih yang berbentuk memanjang, maka pola dapat berubah
    menjadi pola segiempat panjang (persegi panjang).


3.2 Segi Empat Panjang
    Pola dasar ini sangat baik digunakan untuk:
    • Bentuk mineralisasi yang memanjang, seperti misalnya endapan bijih tipe urat atau
        sistem urat yang memanjang, atau tipe endapan yang berbentuk lapisan tetapi dengan
        letak yang miring, sehingga perkiraan singkapannya berupa tubuh bijih yang memanjang,
    • Bentuk medan/topografi teratur.


    Pola persegi panjang ini dapat digunakan pula sebagai pola penampang, karena mengikuti
    arah melebarnya dapat dibuat penampang lintang yang memotong arah kemiringan lapisan
    atau urat.
    Pemercontohan
    Cara pemercontohan dapat dikelompokkan menjadi:
    a. Pemercontohan titik (point sampling): suban atau tatal (chip), ruah (bulk), raih (grab)
    b. Pemercontohan memanjang (linear sampling): alur (channel).
    Pemercontohan ruah (bulk sampling)
    •    Pengambilan percontoh dalam jumlah besar
    •    Digunakan untuk bijih yang sebaran komponen berharganya tidak merata
    •    Dilakukan terutama dalam rangka penentuan kadar suatu endapan bijih
    Pemercontohan suban atau tatal (chip sampling)
    •    Pengambilan percontoh dalam bentuk kecil,
    •    Digunakan untuk endapan bahan galian yang sebaran komponen berharganya relatif
         merata,
    •    Selain untuk analisis kimia juga untuk analisis petrografi atau mineragrafi,
    •    Biasanya dilakukan pada tahap awal penyelidikan, diambil dari singkapan yang ada.
    Pemercontohan alur (channel sampling)



Diklat Perencanaan Tambang Terbuka                                                                    8
Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian                                     H. A. Machali Muchsin, M.Sc

    •    Pengambilan percontoh dengan pola tertentu, yaitu pembuatan alur dengan ukuran
         lebar 10 atau 20 cm dan kedalaman 5 atau 10 cm, panjang tergantung pada keadaan
         mineralisasi (maksimal 1 m),
    •    Dilakukan pada eksplorasi pendahuluan di mana telah ditemukan suatu mineralisasi,
    •    Digunakan untuk endapan bahan galian yang berbentuk lapisan, sebaran komponen
         berharganya tidak merata atau merata.
    Pemercontohan raih (grab sampling)
    •    Pengambilan percontoh secara acak dan dalam jumlah yang relatif banyak,
    •    Dilakukan pada tahap awal penyelidikan untuk mengetahui gambaran mineralisasi
         secara global.
    •    pada umumnya digunakan untuk endapan bahan galian yang sebaran unsur
         berharganya merata.
    Pengambilan percontoh dari pemboran
    Pada pemboran inti
    •    diambil percontoh separoh inti bor
    •    bila inti bor < 65 %, diambil percontoh sludge
    Pada pemboran plaser/pasir besi
    •    setiap kemajuan 1 m ambil percontoh


4. Estimasi Endapan Bahan Galian
4.1 Tujuan akhir eksplorasi mineral:
    Mengetahui berapa besar nilai ekonomi dari endapan bahan galian di suatu daerah
    ⇒ Harus diketahui berapa banyak atau besarnya atau kuantitas dan kualitas endapan
         bahan galian itu.
    ⇒ Secara umum, besarnya atau kuantitas dan kualitas dinyatakan sebagai cadangan
         bahan tambang.


    Cadangan dalam pengertian geologi-pertambangan:
    • Suatu besaran endapan bahan galian yang menggambarkan letak keterdapatan, bentuk
        tubuh bijih, volume atau tonase, dan mutu / kualitas, sehingga berdasarkan penilaian
        ekonomi, bahan tambang tersebut layak untuk ditambang.


    Pengertian sumber daya mineral dan cadangan
    • Sumber daya (mineral) menggambarkan suatu besaran atau banyaknya endapan bahan
        galian (bahan tambang) yang mungkin bernilai ekonomis dan hanya berdasarkan kriteria
        geologi saja.

Diklat Perencanaan Tambang Terbuka                                                               9
Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian                                         H. A. Machali Muchsin, M.Sc

    • Cadangan merupakan bagian dari sumber daya yang berdasarkan kelayakan ekonomi
      dan ditinjau dari beberapa aspek, bahan tersebut dapat ditambang.
    ⇒ Aspek yang sangat menentukan kelayakan suatu bahan tambang adalah ekonomi,
    teknologi    (penambangan,        pengolahan),   pemasaran,   lingkungan,    sosial,    peraturan
    perundang-undangan, dan kebijaksanaan pemerintah.


4.2 Estimasi sumber daya mineral


Meninjau masalah karakteristika kualitas dan sebaran bahan berharganya, penentuan kuantitas
bahan galian dan kualitas komponen berharganya, penentuan tingkat keyakinan geologi atau
klasifikasi sumber dayanya, penentuan nilai ekonominya, dan Pengkajian aspek lain seperti
dampak lingkungan, sosial dan peraturan perundang-undangan.


4.2.1 Maksud dan Tujuan
      • Suatu    proses    kegiatan    yang   meliputi   pengkajian   terhadap   sebaran,     bentuk,
        kemenerusan, dimensi, dan mutu endapan bahan galian.
      • Memperkirakan besarnya volume atau tonase endapan bahan galian sesuai dengan
        tahap penyelidikan, serta memperkirakan nilai ekonominya dengan akurat, sehingga
        layak untuk ditambang.


4.2.2 Langkah – Langkah Estimasi Sumber Daya Mineral
Estimasi dilakukan pada setiap tahap penyelidikan dengan langkah sbb.:
     • Pengonturan atau pembuatan batas blok sumber daya mineral yang akan diestimasi,
     • Penentuan kelas sumber daya untuk masing-masing blok sumber daya,
     • Penghitungan besaran (luas, volume, tonase) setiap blok,
     • Penghitungan kadar rata-rata komponen berharga.


4.2.3 Pengonturan blok sumber daya
      Pengonturan:
      Membatasi bagian tubuh bijih yang akan dihitung sumber dayanya berdasarkan data yang
      ada baik dari singkapan dan lubang-lubang eksplorasi (exploration working) dengan cara
      menghubungkan titik singkapan dengan titik potong lubang eksplorasi pada tubuh bijih
      satu sama lain.
      Sebelum pengonturan dilakukan, tubuh bijih hendaknya diproyeksikan pada suatu bidang
      tertentu untuk mempermudah penggambaran.



Diklat Perencanaan Tambang Terbuka                                                                  10
Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian                                       H. A. Machali Muchsin, M.Sc

      Jenis atau letak bidang proyeksi ini akan tergantung pada morfologi dan letak tubuh bijih
      dalam suatu ruang.
      Bila tubuh bijih berbentuk lapisan:
      A. Hampir mendatar, penggambarannya dalam bentuk proyeksi mendatar.
      B. Hampir tegaklurus, penggambarannya dalam bentuk proyeksi tegak.
      C. Miring (400 – 500), penggambarannya pada bidang itu sendiri.
          • Bila tubuh bijih berbentuk tabung, penggambarannya dapat berbentuk proyeksi
            mendatar atau vertikal.
          • Bila tubuh bijih berbentuk isometris, penggambarannya sembarang, tetapi pada
            umumnya dalam proyeksi mendatar.
      Cara pengonturan:
      mengikuti/berdasarkan sentuh pemineralan,
      • bila sentuh pemineralan cukup jelas kelihatan, mengikuti sentuh (kontak) batuan
        samping dengan tubuh bahan galian.
      • bila sentuh pemineralan merupakan perangsur-angsuran, yang dianggap sebagai batas
        tubuh bijih adalah kontur yang membatasi kadar terendah yang secara ekonomis masih
        dapat ditambang (cut-off grade).


4.2.4 Interpolasi
Pengonturan berdasarkan pada lubang eksplorasi:
• Kontur dalam, kontur atau batas tubuh bijih yang ditarik melalui titik potong lubang eksplorasi
    dengan tubuh bijih.
Tubuh bijih yang dibatasi kontur dalam ini tingkat sumber dayanya akan lebih tinggi
dibandingkan dengan bagian yang dibatasi oleh kontur luar.
• Kontur luar, kontur atau batas tubuh bijih yang ditarik di luar perpotongan lubang eksplorasi
    dengan tubuh bijih dan merupakan ekstrapolasi.
• Ekstrapolasi
    ⇒ pengonturan yang dilakukan dengan cara menghubungkan titik yang dibuat berdasarkan
        perkiraan batas tubuh bijih, baik di antara lubang yang memotong dengan yang tidak
        memotong tubuh bijih, maupun di luar lubang yang memotong tubuh bijih dengan cara
        tertentu.
•   Ekstrapolasi terbatas, didasarkan pada lubang eksplorasi yang memotong dan yang tidak
    memotong tubuh bijih, biasanya diambil di tengahnya.
•   Ekstrapolasi tidak terbatas:
    Secara geologi
⇒ Berdasarkan batas perbedaan fasies,

Diklat Perencanaan Tambang Terbuka                                                                11
Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian                                        H. A. Machali Muchsin, M.Sc

⇒ Berdasarkan batuan yang cocok untuk pemineralan,
⇒ Berdasarkan batas tektonika,
⇒ Berdasarkan pembajian.
Secara formal
⇒ Paralel kontur dalam, jaraknya 1/2 jarak lubang eksplorasi yang terdekat


5. Estimasi sumber Daya
Besaran sumber daya endapan bahan galian:
•    Isi (volume),
•    Berat (tonase),
    ⇒ harus terlebih dulu diketahui parameter estimasi sumber daya seperti panjang, lebar,
       ketebalan, berat jenis atau density, dan kadar bahan berharganya.


5.1 Urutan Estimasi Sumber Daya
a. Penghitungan luas blok sumber daya
• Untuk bentuk teratur: panjang x lebar,
• Untuk bentuk tidak teratur: dengan planimeter atau dengan kertas milimeter.
b. Penghitungan ketebalan blok
• Penghitungkan ketebalan sesungguhnya berdasarkan kemiringan lubang eksplorasi dan
    tubuh bijih.
c. Penghitungan berat jenis
Berat jenis tergantung pada:
• Susunan mineral,
• Kesarangan (porositas).
    ⇒ berat jenis batuan: 1,8 - 2,6
    ⇒ berat jenis bijih : 2,5 - 3,5
Cara penghitungan berat jenis sederhana:
• Penimbangan di udara,
• Pengukuran dengan gelas ukur.
Catatan: untuk bijih yang sarang (berpori-pori), harus dilapisi parafin.
d. Penghitungan rata-rata
Penghitungan nilai rata-rata:
•    Arithmetic mean
    ⇒ nilai rata-rata yang penentuannya tidak mempertimbangkan faktor lain seperti
       ketebalan, beratjenis, dan lainnya karena nilai variasinya tidak besar (homogen).
•    Weighted mean

Diklat Perencanaan Tambang Terbuka                                                                 12
Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian                                         H. A. Machali Muchsin, M.Sc


   ⇒ nilai rata-rata yang penentuannya mempertimbangkan faktor lain seperti berat jenis,
      ketebalan bijih atau faktor lain yang nilainya cukup bervariasi.


5.2 Metoda Estimasi Sumber Daya
    a. Metoda blok (segi banyak – polygonal method)
    • Tubuh bijih dibagi menjadi blok-blok berdasarkan lubang eksplorasi.
    • Penentuan blok sumber daya menjadi kelas sumber daya.
    • Biasanya dilakukan pada awal eksplorasi, di mana ketelitian belum tinggi.
    • Penghitungan parameter rata-rata dengan arithmetic mean atau weighted mean.
    b. Metoda daerah pengaruh (area of influence method)
    • Pembuatan daerah pengaruh di sekitar lubang eksplorasi.
    • Daerah pengaruh antara dua lubang eksplorasi setengah jarak dua titik itu.
    • Estimasi sumber daya di sekitar lubang eksplorasi.
    • Estimasi sumber daya berdasarkan kontur dalam (included area) atau kontur luar
      (extended area).
    • Untuk lubang eksplorasi yang sudah rapat.
    • Untuk jenis endapan yang variabilitasnya besar.
    c. Metoda segitiga (trigonal method)
    Metoda ini digunakan untuk blok sumber daya yang didasarkan oleh desain eksplorasi
    dengan menggunakan cara segitiga atau acak.
    penghitungan rata-rata (ketebalan, kadar dls.) didasarkan dari setiap titik/ujung segitiga.
    d. Metoda isoline (isoline method)
    • Pada dasarnya pengitungan sumber daya dengan cara ini dilakukan seperti dalam model
      kerucut terpancung.
    • Cara ini sangat baik untuk menghitung sumber daya tubuh bijih yang berbentuk gunung
      (kerucut).
    • Alasnya merupakan kontur bagian bawah, sedangkan atasnya merupakan kontur sebelah
      atasnya.
    e. Metoda penampang (sectional method)
    Metoda penampang digunakan untuk menghitung sumber daya tubuh bijih yang diselidiki
    dengan pola/desain eksplorasi berbentuk segiempat panjang atau mengikuti pola yang
    mengikuti lintasan tertentu.
    • Digunakan untuk tubuh bijih yang berbentuk urat atau lapisan yang terletak miring, atau
      berbentuk tabung




Diklat Perencanaan Tambang Terbuka                                                                  13
Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian                                      H. A. Machali Muchsin, M.Sc


        ⇒ Lubang eksplorasi yeng mengikuti pola lintasan akan membentuk suatu penampang,
           sehingga penghitungan volume bagian tubuh bijih berdasarkan luas penampang dan
           jarak antara kedua penampang.


5.3 Badan Standardisasi Nasional (BSN)
    •    Penetapan pembakuan mengenai klasifikasi sumber daya mineral dan cadangan (SNI
         No. 13-4726-1998).
    •    Penggunaan istilah sumber daya mineral dan cadangan serta klasifikasinya.
    •    Sumber Daya Mineral (Mineral Resource) adalah endapan mineral yang diharapkan
         dapat dimanfaatkan secara nyata.
    •    Sumber daya mineral dengan keyakinan geologi tertentu dapat berubah menjadi
         cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan memenuhi kriteria layak
         tambang.
    Keyakinan geologi diperoleh berdasarkan tahap penyelidikan sebagai berikut:
    •    Survai Tinjau (Reconnaissance)
    •    Prospeksi (Prospecting)
    •    Eksplorasi Umum (General Exploration)
    •    Eksplorasi Terinci (Detailed Exploration)
    Berdasarkan tahap penyelidikannya, Sumber Daya Mineral dikelompokkan menjadi empat
    kategori, yaitu:
    1. Sumber Daya Mineral Hipotetik (Hypothetical Mineral Resource) adalah sumber daya
         mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan perkiraan pada tahap
         Survai Tinjau.
    2. Sumber Daya Mineral Tereka (Inferred Mineral Resource) adalah sumber daya mineral
         yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Prospeksi.
    3. Sumber Daya Mineral Terunjuk (Indicated Mineral Resource) adalah sumber daya
         mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Eksplorasi
         Umum.
    4. Sumber Daya Mineral Terukur (Measured Mineral Resource) adalah sumber daya
         mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Eksplorasi
         Terinci.
    (Lihat Lampiran 5).
    Sedangkan yang dimaksud dengan Cadangan (Reserve) adalah endapan mineral yang
    telah diketahui ukuran, bentuk, sebaran, kemenerusan, kuantitas dan kualitasnya dan yang
    secara ekonomi, pemasaran, teknologi (penambangan, pengolahan), kebijaksanaan



Diklat Perencanaan Tambang Terbuka                                                               14
Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian                                        H. A. Machali Muchsin, M.Sc

    Pemerintah, hukum, lingkungan dan sosial dapat ditambang pada saat perhitungan
    dilakukan.
6. Cadangan
    Cadangan dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu:
    1. Cadangan Terkira (Probable Reserve) adalah sumber daya mineral terunjuk dan
        sebagian sumberdaya mineral terukur yang tingkat keyakinan geologinya masih lebih
        rendah, yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah
        terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomis.
    2. Cadangan Terbukti (Proved Reserve) adalah sumber daya mineral terukur yang
        berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi,
        sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomis.


Dalam proses penambangan sering digunakan istilah atau jenis cadangan sebagai berikut:
     a. Cadangan geologi (geological reserve) adalah sejumlah cadangan yang batas-
        batasnya     ditentukan oleh    suatu   model   geologi.   Dalam   cadangan      ini   belum
        diperhitungkan faktor lain seperti prosentase perolehan penambangan dan pengurang
        lainnya.
     b. Cadangan tertambang (mineable reserve) adalah sejumlah cadangan yang secara
        teknis-ekonomis dapat ditambang. Faktor seperti cut-off grade dan stripping ratio telah
        diperhitungkan.
     c. Cadangan terambil (recoverable reserve) adalah sejumlah cadangan dari mineable
        reserve yang telah memperhitungkan faktor prosentase perolehan penambangan.


7. EKSPLORASI DAN ESTIMASI ENDAPAN BATUBARA
7.1 Pendahuluan
    Geologi batubara
    • Terbentuk karena proses pengendapan.
    • Terdapat dalam batuan endapan.
    • Bentuknya berupa lapisan atau lensa-lensa.
    • Kemiringannya beragam (dari mendatar sampai tegak), tergantung perkembangan
      struktur.
    • Kadang-kadang terpotong-potong oleh sesar.
    Batu bara di Indonesia
    Tipe:
    • Ombilin, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Kalimantan Timur.
    • Tipe endapan batubara di dasarkan pada kondisi geologi.

Diklat Perencanaan Tambang Terbuka                                                                 15
Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian                                         H. A. Machali Muchsin, M.Sc

    Pengelompokan batubara berdasarkan kondisi geologinya:
    •    Kelompok sederhana,
    •    Kelompok moderat,
    •    Kelompok kompleks.
    Parameter yang digunakan untuk mengelompokkan endapan batubara adalah aspek-
    aspek: sedimentasi, tektonik, dan variasi kualitas (lihat Lampiran 6, Tabel 1 SNI 13-5014-
    1998).


7.2 Eksplorasi Batubara
     • Pemetaan permukaan.
     • Pembuatan parit dan sumur uji.
     • Pemboran.


    Jarak titik pengamatan dan klasifikasi sumber daya batubara
    Untuk memperoleh tingkat atau kategori sumber daya tertentu, kerapatan titik pengamatan
    atau titik informasi sangat tergantung pada kelompok endapan batubara berdasarkan
    kondisi geologinya (lihat Lampiran 7, Tabel 3 SNI 13-5014-1998).


7.2.1 Estimasi Sumber Daya dan Cadangan Batubara
    Klasifikasi endapan batubara didasarkan pada aspek geologi dan ekonomi.
    Aspek geologi:
   • Tingkat keyakinan geologi: secara kuantitatif dicerminkan oleh jarak titik informasi, makin
        rapat makin memberikan keyakinan yang lebih tinggi (lihat Lampiran 7, Tabel 3 SNI 13-
        5014-1998).
    Aspek ekonomi:
    •    Ketebalan minimal lapisan batu bara,
    •    Ketebalan maksimal lapisan pengotor (dirt parting).
    Berdasarkan kriteria itu, batubara dikelompokkan menjadi batubara berenergi rendah dan
    batubara berenergi tinggi seperti tertera pada tabel di bawah ini.


                 KETEBALAN                                 TINGKAT BATUBARA
                                            Batubara energi rendah       Batubara energi tinggi
  Lapisan batu bara minimal (m)              > 1,00                      > 0,40
  Lapisan pengotor (m)                      < 0,30                       < 0,30




Diklat Perencanaan Tambang Terbuka                                                                  16
Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian                                     H. A. Machali Muchsin, M.Sc

7.2.2 Klasifikasi Cadangan Batubara
      Sumber daya:
      • Belum layak tambang: sumber daya hipotetik (hypothetical resouerces), sumber daya
        tereka(inferred resouerces), sumber daya tertunjuk (indicated resouerces), sumber daya
        terukur (measured resouerces).
      Cadangan:
      • Layak tambang: cadangan terkira probable reserve) dan cadangan terbukti (proved
        reserve)
      (Lihat Lampiran 8, Tabel 2 SNI 13-5014-1998).
      Cara estimasi
      • Blok
      • Daerah pengaruh




Diklat Perencanaan Tambang Terbuka                                                              17
Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian                                       H. A. Machali Muchsin, M.Sc

DAFTAR PUSTAKA


1. Badan Standardisasi Nasional, 1998, Standar Klasifikasi Sumber Daya Mineral dan
    Cadangan, SNI No. 13-4726-1998.
2. Badan Standardisasi Nasional, 1998, Standar Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan
    Batubara, SNI No. 13-5014-1998.
3. Evans, A.M., Editor, 1995, Introduction to Mineral Exploration, Blackwell Science, Ltd.
4. Joint Ore Reserves Committee, 1999, Australasian Code for Reporting of Mineral
    Resources and Ore Reserves (The JORC Code), 16 pp.
5. Kreiter, V.M., 1961, Prospeksi dan Eksplorasi Endapan Bahan Galian, 2 jilid, Edisi kedua,
    Gosgeoltekhizdat, Moskva (dalam bahasa Rusia).
6. Machali Muchsin, A., 1999, Klasifikasi Sumber Daya Mineral dan Cadangan. Naskah/ bahan
    kuliah    disampaikan       dalam   Kursus   Pembinaan    dan    Pengawasan        Eksplorasi,
    diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Tenaga Pertambangan (PPTP) Tanggal 26
    Agustus sampai dengan 24 September 1999.
7. McKinstry, H.E., 1962, Mining Geology, Prentice Hall Inc., Modern Asia Edition.
8. Peters, W.C., 1978, Exploration and Mining Geology, John Wiley & Sons, New York.
9. Reedman, J.H., 1979, Techniques in Mineral Exploration, Applied Science Publisher,
    London.
10. The Resources and Reserves Committee, 1999, Guide for Reporting Exploration
    Information, Resources and Reserves, (Submitted to The Board of Directors of The Society
    of Mining, Metallurgy and Exploration Inc.), 17 pp.
11. United Nations, Economic Commission for Europe, 1997(?), United Nations International
    Framework Classification for Reserves/Resources – Solid Fuels and Mineral Commodities,
    23 pp.




Diklat Perencanaan Tambang Terbuka                                                                18
Unisba, 30Agustus – 07 September 2004

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Pengantar teknologi mineral 2
Pengantar teknologi mineral 2Pengantar teknologi mineral 2
Pengantar teknologi mineral 2Sylvester Saragih
 
Eskplorasi rinci
Eskplorasi rinciEskplorasi rinci
Eskplorasi rincirosaliamoniz
 
Ta 5212-materi-03-konsep sampling
Ta 5212-materi-03-konsep samplingTa 5212-materi-03-konsep sampling
Ta 5212-materi-03-konsep samplingosmainisutra
 
mineral-dan-batuan
mineral-dan-batuanmineral-dan-batuan
mineral-dan-batuanALAM SEKITAR
 
Tambang eksplorasi
Tambang eksplorasiTambang eksplorasi
Tambang eksplorasioilandgas24
 
Eksplorasi geokimia
Eksplorasi geokimiaEksplorasi geokimia
Eksplorasi geokimiaSastra Diharlan
 
75455276 diktat ventilasitambang
75455276 diktat ventilasitambang75455276 diktat ventilasitambang
75455276 diktat ventilasitambangNando Ltoruan
 
Tahapan pemetaan geologi
Tahapan pemetaan geologiTahapan pemetaan geologi
Tahapan pemetaan geologiIndahPasaribu1
 
Kuliah eksplorasi & genesa geologi batubara indonesia
Kuliah eksplorasi & genesa geologi batubara indonesiaKuliah eksplorasi & genesa geologi batubara indonesia
Kuliah eksplorasi & genesa geologi batubara indonesiaoilandgas24
 
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbukaTugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbukaSylvester Saragih
 
Mengidentifikasi alat alat pemboran
Mengidentifikasi alat alat pemboranMengidentifikasi alat alat pemboran
Mengidentifikasi alat alat pemboranseed3d
 
DESKRIPSI INTI BOR DAN PEMETAAN PERMUKAAN
DESKRIPSI INTI BOR DAN PEMETAAN PERMUKAANDESKRIPSI INTI BOR DAN PEMETAAN PERMUKAAN
DESKRIPSI INTI BOR DAN PEMETAAN PERMUKAANyuliadiyuliadi2
 
Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1 Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1 Bayu Laoli
 

Was ist angesagt? (20)

Pengantar teknologi mineral 2
Pengantar teknologi mineral 2Pengantar teknologi mineral 2
Pengantar teknologi mineral 2
 
Eskplorasi rinci
Eskplorasi rinciEskplorasi rinci
Eskplorasi rinci
 
Mekanika batuan
Mekanika batuanMekanika batuan
Mekanika batuan
 
Ta 5212-materi-03-konsep sampling
Ta 5212-materi-03-konsep samplingTa 5212-materi-03-konsep sampling
Ta 5212-materi-03-konsep sampling
 
ANALISA EKSPLORASI PERTAMBANGAN EMAS
ANALISA EKSPLORASI PERTAMBANGAN EMAS ANALISA EKSPLORASI PERTAMBANGAN EMAS
ANALISA EKSPLORASI PERTAMBANGAN EMAS
 
mineral-dan-batuan
mineral-dan-batuanmineral-dan-batuan
mineral-dan-batuan
 
Tambang eksplorasi
Tambang eksplorasiTambang eksplorasi
Tambang eksplorasi
 
Eksplorasi geokimia
Eksplorasi geokimiaEksplorasi geokimia
Eksplorasi geokimia
 
75455276 diktat ventilasitambang
75455276 diktat ventilasitambang75455276 diktat ventilasitambang
75455276 diktat ventilasitambang
 
Tahapan pemetaan geologi
Tahapan pemetaan geologiTahapan pemetaan geologi
Tahapan pemetaan geologi
 
Klasifikasi RQD
Klasifikasi RQDKlasifikasi RQD
Klasifikasi RQD
 
Deskripsi core
Deskripsi coreDeskripsi core
Deskripsi core
 
Kuliah eksplorasi & genesa geologi batubara indonesia
Kuliah eksplorasi & genesa geologi batubara indonesiaKuliah eksplorasi & genesa geologi batubara indonesia
Kuliah eksplorasi & genesa geologi batubara indonesia
 
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbukaTugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
 
Genesa bahan galian
Genesa bahan galian Genesa bahan galian
Genesa bahan galian
 
Mengidentifikasi alat alat pemboran
Mengidentifikasi alat alat pemboranMengidentifikasi alat alat pemboran
Mengidentifikasi alat alat pemboran
 
Pemboran tambang
Pemboran tambangPemboran tambang
Pemboran tambang
 
Zero oxygen balance
Zero oxygen balanceZero oxygen balance
Zero oxygen balance
 
DESKRIPSI INTI BOR DAN PEMETAAN PERMUKAAN
DESKRIPSI INTI BOR DAN PEMETAAN PERMUKAANDESKRIPSI INTI BOR DAN PEMETAAN PERMUKAAN
DESKRIPSI INTI BOR DAN PEMETAAN PERMUKAAN
 
Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1 Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1
 

Andere mochten auch

Teknik eksplorasi
Teknik eksplorasiTeknik eksplorasi
Teknik eksplorasioilandgas24
 
Eksplorasi emas
Eksplorasi emasEksplorasi emas
Eksplorasi emasBeatriks Nasa
 
Perencanaan eksplorasi tambang
Perencanaan eksplorasi tambangPerencanaan eksplorasi tambang
Perencanaan eksplorasi tambangWillya Hendra
 
Power point strategi_pembelajaran-2013
Power point strategi_pembelajaran-2013Power point strategi_pembelajaran-2013
Power point strategi_pembelajaran-2013Pitha Kartika
 
List radio kota medan
List radio kota medanList radio kota medan
List radio kota medanFerry Sirait
 
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 pslBagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 pslPurwandaru Widyasunu
 
8 pengertian batubara
8 pengertian batubara8 pengertian batubara
8 pengertian batubaraOvidio Soares
 
Evaluasi cadangan itm
Evaluasi cadangan itmEvaluasi cadangan itm
Evaluasi cadangan itmNando Ltoruan
 
Ketrampilan dasar dalam pembelajaran terpadu bab 3
Ketrampilan dasar  dalam pembelajaran terpadu bab 3Ketrampilan dasar  dalam pembelajaran terpadu bab 3
Ketrampilan dasar dalam pembelajaran terpadu bab 3Ismail Fizh
 
Pembelajaran terpadu modul 3
Pembelajaran terpadu modul 3Pembelajaran terpadu modul 3
Pembelajaran terpadu modul 3vietry NIC
 
Bab 1 Kuliah Batubara
Bab 1 Kuliah BatubaraBab 1 Kuliah Batubara
Bab 1 Kuliah Batubaraeternal10
 
Metode Geofisika
Metode GeofisikaMetode Geofisika
Metode Geofisikakeynahkhun
 
Daftar Perusahaan Pelapor Pertambangan Mineral dan Batubara di Laporan EITI T...
Daftar Perusahaan Pelapor Pertambangan Mineral dan Batubara di Laporan EITI T...Daftar Perusahaan Pelapor Pertambangan Mineral dan Batubara di Laporan EITI T...
Daftar Perusahaan Pelapor Pertambangan Mineral dan Batubara di Laporan EITI T...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Cakupan laporan eksplorasi batubara
Cakupan laporan eksplorasi batubaraCakupan laporan eksplorasi batubara
Cakupan laporan eksplorasi batubaraoilandgas24
 
MODEL BELAJAR DAN PROSEDUR PEMBELAJARAN
MODEL BELAJAR DAN PROSEDUR PEMBELAJARANMODEL BELAJAR DAN PROSEDUR PEMBELAJARAN
MODEL BELAJAR DAN PROSEDUR PEMBELAJARANvietry NIC
 
Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)
Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)
Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)Researcher Syndicate68
 
sistem pengelolaan dan pengolahan AAT di Area Pertambangan
sistem pengelolaan dan pengolahan AAT di Area Pertambangansistem pengelolaan dan pengolahan AAT di Area Pertambangan
sistem pengelolaan dan pengolahan AAT di Area PertambanganMenna Ayu AManda
 
Nonrenewable energy resources (energi tak terbarukan)
Nonrenewable energy resources (energi tak terbarukan)Nonrenewable energy resources (energi tak terbarukan)
Nonrenewable energy resources (energi tak terbarukan)Selfie Rumengan
 
Bab 1-terminologi-bahan-galian
Bab 1-terminologi-bahan-galianBab 1-terminologi-bahan-galian
Bab 1-terminologi-bahan-galianisa saleh
 
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampusIstilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampusAling Syahril
 

Andere mochten auch (20)

Teknik eksplorasi
Teknik eksplorasiTeknik eksplorasi
Teknik eksplorasi
 
Eksplorasi emas
Eksplorasi emasEksplorasi emas
Eksplorasi emas
 
Perencanaan eksplorasi tambang
Perencanaan eksplorasi tambangPerencanaan eksplorasi tambang
Perencanaan eksplorasi tambang
 
Power point strategi_pembelajaran-2013
Power point strategi_pembelajaran-2013Power point strategi_pembelajaran-2013
Power point strategi_pembelajaran-2013
 
List radio kota medan
List radio kota medanList radio kota medan
List radio kota medan
 
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 pslBagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
 
8 pengertian batubara
8 pengertian batubara8 pengertian batubara
8 pengertian batubara
 
Evaluasi cadangan itm
Evaluasi cadangan itmEvaluasi cadangan itm
Evaluasi cadangan itm
 
Ketrampilan dasar dalam pembelajaran terpadu bab 3
Ketrampilan dasar  dalam pembelajaran terpadu bab 3Ketrampilan dasar  dalam pembelajaran terpadu bab 3
Ketrampilan dasar dalam pembelajaran terpadu bab 3
 
Pembelajaran terpadu modul 3
Pembelajaran terpadu modul 3Pembelajaran terpadu modul 3
Pembelajaran terpadu modul 3
 
Bab 1 Kuliah Batubara
Bab 1 Kuliah BatubaraBab 1 Kuliah Batubara
Bab 1 Kuliah Batubara
 
Metode Geofisika
Metode GeofisikaMetode Geofisika
Metode Geofisika
 
Daftar Perusahaan Pelapor Pertambangan Mineral dan Batubara di Laporan EITI T...
Daftar Perusahaan Pelapor Pertambangan Mineral dan Batubara di Laporan EITI T...Daftar Perusahaan Pelapor Pertambangan Mineral dan Batubara di Laporan EITI T...
Daftar Perusahaan Pelapor Pertambangan Mineral dan Batubara di Laporan EITI T...
 
Cakupan laporan eksplorasi batubara
Cakupan laporan eksplorasi batubaraCakupan laporan eksplorasi batubara
Cakupan laporan eksplorasi batubara
 
MODEL BELAJAR DAN PROSEDUR PEMBELAJARAN
MODEL BELAJAR DAN PROSEDUR PEMBELAJARANMODEL BELAJAR DAN PROSEDUR PEMBELAJARAN
MODEL BELAJAR DAN PROSEDUR PEMBELAJARAN
 
Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)
Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)
Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)
 
sistem pengelolaan dan pengolahan AAT di Area Pertambangan
sistem pengelolaan dan pengolahan AAT di Area Pertambangansistem pengelolaan dan pengolahan AAT di Area Pertambangan
sistem pengelolaan dan pengolahan AAT di Area Pertambangan
 
Nonrenewable energy resources (energi tak terbarukan)
Nonrenewable energy resources (energi tak terbarukan)Nonrenewable energy resources (energi tak terbarukan)
Nonrenewable energy resources (energi tak terbarukan)
 
Bab 1-terminologi-bahan-galian
Bab 1-terminologi-bahan-galianBab 1-terminologi-bahan-galian
Bab 1-terminologi-bahan-galian
 
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampusIstilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
 

Ähnlich wie Materi eksplorasi sumber daya bahan galian

3pengantarteknologipertambangan-191013113819.pdf
3pengantarteknologipertambangan-191013113819.pdf3pengantarteknologipertambangan-191013113819.pdf
3pengantarteknologipertambangan-191013113819.pdfYudiAristaYulanda
 
Mata Kuliah Pengantar Teknologi Pertambangan
Mata Kuliah Pengantar Teknologi PertambanganMata Kuliah Pengantar Teknologi Pertambangan
Mata Kuliah Pengantar Teknologi Pertambanganfridolin bin stefanus
 
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsungTeknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsungheny novi
 
eksplorasi-bahan-galian.pptx
eksplorasi-bahan-galian.pptxeksplorasi-bahan-galian.pptx
eksplorasi-bahan-galian.pptxFitriRahma24
 
02b tahap esplorasi 10
02b tahap esplorasi 1002b tahap esplorasi 10
02b tahap esplorasi 10Ermanto Muchlis
 
02b tahap esplorasi 10
02b tahap esplorasi 1002b tahap esplorasi 10
02b tahap esplorasi 10Ermanto Muchlis
 
02b tahap esplorasi 10
02b tahap esplorasi 1002b tahap esplorasi 10
02b tahap esplorasi 10Ermanto Muchlis
 
[SMAN 1 JEMBER- XI IPS 1] Eksplorasi dan eksploitasi ramah lingkungan
[SMAN 1 JEMBER- XI IPS 1] Eksplorasi dan eksploitasi ramah lingkungan[SMAN 1 JEMBER- XI IPS 1] Eksplorasi dan eksploitasi ramah lingkungan
[SMAN 1 JEMBER- XI IPS 1] Eksplorasi dan eksploitasi ramah lingkunganMeileni Nurhayati
 
Bijih besi dikonversi
Bijih besi dikonversiBijih besi dikonversi
Bijih besi dikonversisuyono7
 
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI  AIR  TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI  AIR  TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...YOHANIS SAHABAT
 
Perbedaaan eksplorasi tambang dengan eksplorasi batubara atau mineral
Perbedaaan eksplorasi tambang dengan eksplorasi batubara atau mineralPerbedaaan eksplorasi tambang dengan eksplorasi batubara atau mineral
Perbedaaan eksplorasi tambang dengan eksplorasi batubara atau mineralSylvester Saragih
 
Pedoman teknik bijih besi (deddy s)
Pedoman teknik bijih besi (deddy s)Pedoman teknik bijih besi (deddy s)
Pedoman teknik bijih besi (deddy s)Yoqie Taufan
 
Paper geoteknik terowongan
Paper geoteknik terowonganPaper geoteknik terowongan
Paper geoteknik terowonganheny novi
 
01 MELKI TANDIRETUNG - TEKNIK EKSPLORASI PPT - 06 - 08 -23.pptx
01 MELKI TANDIRETUNG - TEKNIK EKSPLORASI  PPT - 06 - 08 -23.pptx01 MELKI TANDIRETUNG - TEKNIK EKSPLORASI  PPT - 06 - 08 -23.pptx
01 MELKI TANDIRETUNG - TEKNIK EKSPLORASI PPT - 06 - 08 -23.pptxIwan Kasema
 
Perhitungan Sumber Daya.pptx
Perhitungan Sumber Daya.pptxPerhitungan Sumber Daya.pptx
Perhitungan Sumber Daya.pptxMbahKwung
 

Ähnlich wie Materi eksplorasi sumber daya bahan galian (20)

3pengantarteknologipertambangan-191013113819.pdf
3pengantarteknologipertambangan-191013113819.pdf3pengantarteknologipertambangan-191013113819.pdf
3pengantarteknologipertambangan-191013113819.pdf
 
Mata Kuliah Pengantar Teknologi Pertambangan
Mata Kuliah Pengantar Teknologi PertambanganMata Kuliah Pengantar Teknologi Pertambangan
Mata Kuliah Pengantar Teknologi Pertambangan
 
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsungTeknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
 
eksplorasi-bahan-galian.pptx
eksplorasi-bahan-galian.pptxeksplorasi-bahan-galian.pptx
eksplorasi-bahan-galian.pptx
 
02b tahap esplorasi 10
02b tahap esplorasi 1002b tahap esplorasi 10
02b tahap esplorasi 10
 
02b tahap esplorasi 10
02b tahap esplorasi 1002b tahap esplorasi 10
02b tahap esplorasi 10
 
02b tahap esplorasi 10
02b tahap esplorasi 1002b tahap esplorasi 10
02b tahap esplorasi 10
 
[SMAN 1 JEMBER- XI IPS 1] Eksplorasi dan eksploitasi ramah lingkungan
[SMAN 1 JEMBER- XI IPS 1] Eksplorasi dan eksploitasi ramah lingkungan[SMAN 1 JEMBER- XI IPS 1] Eksplorasi dan eksploitasi ramah lingkungan
[SMAN 1 JEMBER- XI IPS 1] Eksplorasi dan eksploitasi ramah lingkungan
 
Modul 21
Modul 21Modul 21
Modul 21
 
Bijih besi dikonversi
Bijih besi dikonversiBijih besi dikonversi
Bijih besi dikonversi
 
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI  AIR  TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI  AIR  TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...
 
pertemuan 1.pdf
pertemuan 1.pdfpertemuan 1.pdf
pertemuan 1.pdf
 
Eksplorasi
EksplorasiEksplorasi
Eksplorasi
 
Perbedaaan eksplorasi tambang dengan eksplorasi batubara atau mineral
Perbedaaan eksplorasi tambang dengan eksplorasi batubara atau mineralPerbedaaan eksplorasi tambang dengan eksplorasi batubara atau mineral
Perbedaaan eksplorasi tambang dengan eksplorasi batubara atau mineral
 
Leo tbt
Leo tbtLeo tbt
Leo tbt
 
Bahan kuliah 3
Bahan kuliah 3Bahan kuliah 3
Bahan kuliah 3
 
Pedoman teknik bijih besi (deddy s)
Pedoman teknik bijih besi (deddy s)Pedoman teknik bijih besi (deddy s)
Pedoman teknik bijih besi (deddy s)
 
Paper geoteknik terowongan
Paper geoteknik terowonganPaper geoteknik terowongan
Paper geoteknik terowongan
 
01 MELKI TANDIRETUNG - TEKNIK EKSPLORASI PPT - 06 - 08 -23.pptx
01 MELKI TANDIRETUNG - TEKNIK EKSPLORASI  PPT - 06 - 08 -23.pptx01 MELKI TANDIRETUNG - TEKNIK EKSPLORASI  PPT - 06 - 08 -23.pptx
01 MELKI TANDIRETUNG - TEKNIK EKSPLORASI PPT - 06 - 08 -23.pptx
 
Perhitungan Sumber Daya.pptx
Perhitungan Sumber Daya.pptxPerhitungan Sumber Daya.pptx
Perhitungan Sumber Daya.pptx
 

Materi eksplorasi sumber daya bahan galian

  • 1. Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc EKSPLORASI 1. Pendahuluan Usaha pertambangan Potensi endapan bahan galian: perkiraan kekayaan berdasarkan data dan informasi geologi. Potensi endapan bahan galian dapat dimanfaatkan secara nyata bila setelah diselidiki, dan menunjukkan adanya sejumlah cadangan, kemudian dapat ditambang dan laku dijual. Usaha pertambangan mengubah potensi menjadi komoditas dengan melakukan: • Eksplorasi, • Studi Kelayakan, • Pengembangan – Perencanaan Tambang, • Penambangan, • Pengolahan 2. Eksplorasi • Kegiatan untuk mencari, menemukan, dan mengestimasikan jumlah bahan galian. • Mengubah potensi endapan bahan galian menjadi cadangan 2.1 Maksud dan Tujuan eksplorasi • Kegiatan untuk mengetahui keberadaan endapan bahan galian dengan menggunakan metode tertentu. • Mengetahui jenis bahan galian dan sebaran di permukaan. • Mengetahui sebaran bahan galian ke arah dalam dan bentuknya. • Mengetahui besaran dan nilai ekonominya (sumber daya mineral dan cadangan) 2.2 Cara eksplorasi • Konvensional • Geokimia • Geofisika 2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Cara Eksplorasi Penggunaan atau pemilihan cara eksplorasi tergantung pada: • Tahap eksplorasi, • Jenis bahan galian, • Bentuk endapan dan sebaran bahan berharganya Diklat Perencanaan Tambang Terbuka 1 Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
  • 2. Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc 2.4 Tahap Eksplorasi: Penyelidikan Umum dan Eksplorasi. Di Indonesia tahap eksplorasi mengacu pada SNI 13-4726-1998 (Lampiran 1): 1. Survai Tinjau (Reconnaissance), 2. Prospeksi (Prospecting), 3. Eksplorasi Umum (General Exploration), 4. Eksplorasi Terinci (Detailed Exploration). • Pencarian jenis bahan galian dan sebaran secara lateral (di permukaan). • Menjejaki sebaran ke arah dalam untuk mengetahui bentuk dan matra (dimensi) bahan galian. • Mengestimasikan besaran atau banyaknya bahan galian. Eksplorasi dilakukan secara bertahap untuk mengurangi (meminimalkan) resiko. Tahap eskplorasi bertalian dengan: • Kerapatan titik pengamatan, • Kelas sumber daya mineral. 2.4.1 Jenis bahan galian • Bahan galian logam: bahan galian yang dalam proses penambangan dan pengolahan diambil logamnya. Bentuk tubuh bijih dan sebaran bahan berharga di dalamnya bermacam-macam, mulai dari sederhana sampai sangat bervariasi. • Bahan galian industri: bahan galian yang dalam proses penambangan dan pengolahan dalam bentuk mineral atau batuan. Bentuk tubuh bahan galian biasanya teratur. • Bahan galian energi: bahan galian yang digunakan sebagai sumber energi. Bentuk tubuh bahan galiannya biasanya teratur. • Bentuk dan sebaran bahan galian 2.4.2 Pengelompokan Endapan Bahan Galian Endapan bahan galian dapat dikelompokkan berdasarkan keadaan geologinya seperti bentuk endapan dan sebaran bahan berharga di dalamnya. Kreiter (1961) mengelompokkan menjadi 5 yaitu kelompok a, b, c, d, dan e (Lampiran 2). Pengelompokan ini berkaitan dengan koefisien variasi. Bentuk • Isometrik : ukuran panjang, lebar, dan ketebalannya relatif sama atau berbentuk seperti bola. • Lapisan : ukuran panjang dan lebarnya relatif sama, ketebalan relatif kecil. • Tabung : ukuran lebar dan ketebalannya relatif sama dan lebih pendek dari ukuran panjangnya. Diklat Perencanaan Tambang Terbuka 2 Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
  • 3. Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc 2.4.3 Sebaran Bahan Berharga • Merata: pejal (massif), terserak merata. Koefisien variasi kecil. • Tidak merata: terserak tidak merata. Koefisien variasi sebaran besar. • Sangat tidak merata. Koefisien variasi sangat besar. Koefisien variasi dapat dihitung dengan rumus pada (Lampiran 3), sedangkan pengelompokan endapan bahan galian berdasarkan variasi kadar, ketebalan, dan cadangan linier tertera pada (Lampiran 4). 2.5 Metoda Eksplorasi • Geologi (konvensional), geofisika, geokimia. Geologi (konvensional): √ Pemetaan (geologi) permukaan dan bawah permukaan: pengamatan secara langsung terhadap objek penyelidikan 2.5.1 Pemetaan Permukaan Pengamatan Terhadap Singkapan dan Bongkah. • Dilakukan melalui sungai atau lintasan lain (jalan setapak) atau jalan yang baru dibuat. • Pengukuran lintasan • Pencatatan jenis batuan, mineral, bentuk dan sebaran • Pemercontohan: suban atau tatal, raih, pendulangan, dsb 2.5.2 Parit dan Sumur Uji Bentuk dan Ukuran Parit Uji • Sumur atau parit uji biasanya berbentuk segiempat/bujursangkar dan memanjang. Cara pembuatan sumur uji biasanya dilakukan dengan • Ukuran penampang persegi: 1x1 m2; 1x1,5 m2; 2x2 m2 atau membulat dengan diameter 1 m. • Makin ke dalam makin menyempit. • Sering disertai cribbing/timbering bila materialnya merupakan endapan lepas yang mudah runtuh. • Parit uji dibuat dengan lebar 1 – 2 m dan memanjang. Cara pembuatan bukaan Pembuatan sumur uji atau parit uji dapat dilakukan dengan beberapa cara, menurut kebutuhan serta alat yang digunakan, bedasarkan parameter tersebut dapat dibedakan menjadi : • Dengan tenaga manusia, menggunakan: cangkul, sekop, ember, tali, kerek, pahat. Diklat Perencanaan Tambang Terbuka 3 Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
  • 4. Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc • Dengan excavator (backhoe). Tujuan Pembuatan Sumur Uji • Eksplorasi endapan bahan galian yang sebarannya secara lateral dan vertikal tidak merata. • Ketebalan tanah penutup relatif kecil (dangkal) antara 10–15 m (kadang-kadang sampai 20 m). • Tanah/batuan penutup relatif lunak. Dokumentasi Bukaan Gambar dan Pencatatan Dokumentasi: dilakukan untuk mendapatkan informasi yang ada pada objek pengamatan, hal ini dilakukan untuk memberikan data yang akurat, serta data pembanding dengan pengamatan yang lain, selain itu untuk mempermudah pengamatan di laboratorium. Adapun dokumentasi yang dilakukan adalah : • Pada keempat dindingnya untuk sumur-uji. • Dibuat rebahan dari keempat dindingnya. • Pada salah satu dinding dan dasarnya untuk parit uji. Kegiatan dokumentasi: • Lokasi sumur/parit uji (kordinat lokal). • Arah/posisi dinding (U, T, S, B). • Ketinggian permukaan sumur/parit uji. • Mencatat susunan batuan/material dan ketebalannya. • Jurus/kemiringan lapisan atau tubuh bijih. Pemercontohan Cara pemercontohan (sampling) adalah sebagai berikut: a. Cara alur: • Ukuran aluran: 5x10x100 cm atau sepanjang perubahan mineralisasi. • Letak alur memotong ketebalan tubuh bijih. • Pemercontohan setiap 1 m atau setiap ada perubahan. • Cara ini digunakan untuk endapan lepas atau batuan dan tubuh bijihnya berbentuk memanjang. b. Cara ruah pada keempat sudut: • Ukuran 25 x 25 cm2, serta di tengahnya. • Kedalaman 25 – 50 cm, atau setiap ada perubahan formasi. • Cara ini digunakan terutama untuk endapan plaser yang relatif merata sebaran bahan berharganya (emas) dan tubuh bijihnya isometrik. Diklat Perencanaan Tambang Terbuka 4 Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
  • 5. Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc c. Cara ruah pada seluruh lubang dengan kedalaman 1 meter atau setiap ada perubahan. Cara ini terutama untuk endapan plaser yang sebaran bahan berharganya (sangat) tidak merata dan tubuh bijihnya isometrik. Kompilasi data sumur/parit uji Berdasarkan data hasil dokumentasi parit uji atau sumur uji, kemudian direkonstruksi kembali sebaran tubuh bijih dengan cara: • Membuat penampang lintang melalui sumur atau parit uji itu. • Rekonstruksi penampang-penampang 2.5.3 Kelebihan dan kekurangan metoda ini Keuntungan: • Dapat diamati langsung obyek penyelidikan. • Percontoh dapat menggambarkan dari lokasi yang tepat. • Percontoh dapat diambil dalam jumlah yang besar (terutama untuk endapan yang sebaran mineral berharganya terserak tidak merata). Kekurangan: • Tidak dapat mencapai kedalaman yang besar. • Dapat menimbulkan bahaya bagi penggalinya terutama untuk tanah yang tidak stabil (endapan lepas). • Biaya relatif mahal. Pemetaan bawah permukaan: • Eksplorasi dengan pemboran dan dengan terowongan. Pemboran yaitu pembuatan lubang eksplorasi yang diameternya relatif kecil dibandingkan dengan kedalamannya. Pemboran dilakukan untuk: • Pengumpulan data atau informasi. • Pemercontohan 2.5.4 Dokumentasi Untuk Pemboran 1. Nomer lubang bor • Menggunakan tanda atau kode tertentu: D(iamond)D(rill)H(ole)-12 atau L(ubang)B(or)-3A 2. Lokasi pemboran Berdasarkan grid lokal, bila pemboran dilakukan secara bersistem dengan jarak tertentu, bila pemboran dilakukan secara acak, lokasi pemboran berdasarkan pengukuran yang terikat pada suatu titik tertentu. Diklat Perencanaan Tambang Terbuka 5 Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
  • 6. Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc 3. Ketinggian lokasi titik bor Berdasarkan ketinggian dari permukaan air laut, bila ketinggian ini tidak mungkin diperoleh maka ketinggian didasarkan pada titik tertentu sebagai titik dasar 4. Arah dan sudut kemiringan pemboran, terutama untuk pemboran miring (menunjukkan azimut dan arah kemiringan lubang bor) 5. Waktu (tanggal) dimulai dan selesainya pemboran 6. Kedalaman akhir pemboran 7. Pencatat/penanggung jawab logging Dalam bentuk tabel/kolom, data yang harus dicatat adalah : • Kedalaman/interval pemboran • Penggunaan casing dan diameternya • Tipe bit yang digunakan (AX, EX dls.) • Perolehan inti bor (core recovery) • Jenis formasi/batuan (deskripsi) • Jenis pemineralan • Hasil analisis dari sejumlah unsure • Berdasarkan dokumentasi sejumlah lubang bor ⇒ direkonstruksi bentuk dan sebaran endapan bahan galian 2.6 Kegiatan Eksplorasi Pengkajian data sekunder, Pengkajian data primer, pengolahan data, dan penyusunan laporan Pengkajian data sekunder: • Mempelajari laporan terdahulu. • mempelajari peta-peta. ⇒ Menentukan rencana kegiatan atau eksplorasi. Pengkajian data primer: • Pengamatan dan pencatatan data di lapangan: singkapan, bongkah, parit dan sumur uji, hasil pemboran. • Pengambilan percontoh (pemercontohan). Pengolahan data: • Analisis petrografi, mineragrafi, kimia. • Pengambaran peta sebaran bahan galian. • Rekonstruksi data permukaan dan bawah permukaan. Diklat Perencanaan Tambang Terbuka 6 Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
  • 7. Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc 2.7 Penyusunan Laporan Kerangka penyusunan laporan adalah sebagai berikut : • Tempat dan kesampaian daerah penyelidikan, • Latar belakang dilakukannya penyelidikan, • Geologi dan bahan galian, • Kegiatan yang dilakukan, • Pengolahan data, • Hasil penyelidikan, • Kesimpulan dan saran, • Daftar pustaka, • Lampiran dan gambar. 3. Pola Titik Pengamatan dan pemercontohan Titik pengamatan: tempat untuk mengamati, mencatat/memerikan dan mengambil percontoh. Pola titik pengamatan ditentukan berdasarkan dua faktor: • keadaan mineralisasi (bentuk tubuh bijih dan sebaran mineral berharganya), • keadaan topografi. Pola titik pengamatan: acak, bujur sangkar, dan segi empat panjang. • Acak (segitiga) • Pola dasar ini terutama digunakan untuk: • Bentuk medan/topografi tidak teratur, • Sebaran mineral tidak teratur. Pola dasar tersebut dapat berkembang (diperapat) sesuai dengan kebutuhan akan informasi yang hendak diperoleh. Pada dasarnya perapatan pola tersebut ditujukan untuk memperoleh informasi yang lebih teliti mengenai sebaran bijihnya dan meningkatkan kelas sumber daya/cadangan. Pola pemercontohan berikutnya sangat tergantung pada bentuk sebaran bijih yang diperoleh dari hasil penyelidikan dengan pola dasar pertama. 3.1 Bujur Sangkar Pola dasar yang berbentuk bujur sangkar ini biasanya digunakan untuk: • Tubuh bijih yang isometris atau berbentuk lapisan yang mendatar, • Sebaran mineralisasi teratur atau merata, • Bentuk medan/topografi teratur, perbedaan tinggi rendah relatip tidak begitu besar. Diklat Perencanaan Tambang Terbuka 7 Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
  • 8. Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc Contoh penggunaan pola dasar ini yang sangat baik adalah untuk endapan batubara yang terletak hampir mendatar, endapan plaser yang sebaran secara lateralnya merata dan beberapa jenis endapan bahan galian yang memiliki tubuh bijih yang lebih kurang isometris seperti endapan tipe porfir. Pola dasar ini sesuai dengan tahap eksplorasinya dapat dikembangkan secara lebih rapat lagi, yaitu dengan cara memperapat arak lubang eksplorasi atau lokasi pemercontohan dengan pola yang sama (bujur sangkar). Jika berdasarkan pola pertama ternyata menunjukkan adanya tubuh bijih yang berbentuk memanjang, maka pola dapat berubah menjadi pola segiempat panjang (persegi panjang). 3.2 Segi Empat Panjang Pola dasar ini sangat baik digunakan untuk: • Bentuk mineralisasi yang memanjang, seperti misalnya endapan bijih tipe urat atau sistem urat yang memanjang, atau tipe endapan yang berbentuk lapisan tetapi dengan letak yang miring, sehingga perkiraan singkapannya berupa tubuh bijih yang memanjang, • Bentuk medan/topografi teratur. Pola persegi panjang ini dapat digunakan pula sebagai pola penampang, karena mengikuti arah melebarnya dapat dibuat penampang lintang yang memotong arah kemiringan lapisan atau urat. Pemercontohan Cara pemercontohan dapat dikelompokkan menjadi: a. Pemercontohan titik (point sampling): suban atau tatal (chip), ruah (bulk), raih (grab) b. Pemercontohan memanjang (linear sampling): alur (channel). Pemercontohan ruah (bulk sampling) • Pengambilan percontoh dalam jumlah besar • Digunakan untuk bijih yang sebaran komponen berharganya tidak merata • Dilakukan terutama dalam rangka penentuan kadar suatu endapan bijih Pemercontohan suban atau tatal (chip sampling) • Pengambilan percontoh dalam bentuk kecil, • Digunakan untuk endapan bahan galian yang sebaran komponen berharganya relatif merata, • Selain untuk analisis kimia juga untuk analisis petrografi atau mineragrafi, • Biasanya dilakukan pada tahap awal penyelidikan, diambil dari singkapan yang ada. Pemercontohan alur (channel sampling) Diklat Perencanaan Tambang Terbuka 8 Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
  • 9. Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc • Pengambilan percontoh dengan pola tertentu, yaitu pembuatan alur dengan ukuran lebar 10 atau 20 cm dan kedalaman 5 atau 10 cm, panjang tergantung pada keadaan mineralisasi (maksimal 1 m), • Dilakukan pada eksplorasi pendahuluan di mana telah ditemukan suatu mineralisasi, • Digunakan untuk endapan bahan galian yang berbentuk lapisan, sebaran komponen berharganya tidak merata atau merata. Pemercontohan raih (grab sampling) • Pengambilan percontoh secara acak dan dalam jumlah yang relatif banyak, • Dilakukan pada tahap awal penyelidikan untuk mengetahui gambaran mineralisasi secara global. • pada umumnya digunakan untuk endapan bahan galian yang sebaran unsur berharganya merata. Pengambilan percontoh dari pemboran Pada pemboran inti • diambil percontoh separoh inti bor • bila inti bor < 65 %, diambil percontoh sludge Pada pemboran plaser/pasir besi • setiap kemajuan 1 m ambil percontoh 4. Estimasi Endapan Bahan Galian 4.1 Tujuan akhir eksplorasi mineral: Mengetahui berapa besar nilai ekonomi dari endapan bahan galian di suatu daerah ⇒ Harus diketahui berapa banyak atau besarnya atau kuantitas dan kualitas endapan bahan galian itu. ⇒ Secara umum, besarnya atau kuantitas dan kualitas dinyatakan sebagai cadangan bahan tambang. Cadangan dalam pengertian geologi-pertambangan: • Suatu besaran endapan bahan galian yang menggambarkan letak keterdapatan, bentuk tubuh bijih, volume atau tonase, dan mutu / kualitas, sehingga berdasarkan penilaian ekonomi, bahan tambang tersebut layak untuk ditambang. Pengertian sumber daya mineral dan cadangan • Sumber daya (mineral) menggambarkan suatu besaran atau banyaknya endapan bahan galian (bahan tambang) yang mungkin bernilai ekonomis dan hanya berdasarkan kriteria geologi saja. Diklat Perencanaan Tambang Terbuka 9 Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
  • 10. Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc • Cadangan merupakan bagian dari sumber daya yang berdasarkan kelayakan ekonomi dan ditinjau dari beberapa aspek, bahan tersebut dapat ditambang. ⇒ Aspek yang sangat menentukan kelayakan suatu bahan tambang adalah ekonomi, teknologi (penambangan, pengolahan), pemasaran, lingkungan, sosial, peraturan perundang-undangan, dan kebijaksanaan pemerintah. 4.2 Estimasi sumber daya mineral Meninjau masalah karakteristika kualitas dan sebaran bahan berharganya, penentuan kuantitas bahan galian dan kualitas komponen berharganya, penentuan tingkat keyakinan geologi atau klasifikasi sumber dayanya, penentuan nilai ekonominya, dan Pengkajian aspek lain seperti dampak lingkungan, sosial dan peraturan perundang-undangan. 4.2.1 Maksud dan Tujuan • Suatu proses kegiatan yang meliputi pengkajian terhadap sebaran, bentuk, kemenerusan, dimensi, dan mutu endapan bahan galian. • Memperkirakan besarnya volume atau tonase endapan bahan galian sesuai dengan tahap penyelidikan, serta memperkirakan nilai ekonominya dengan akurat, sehingga layak untuk ditambang. 4.2.2 Langkah – Langkah Estimasi Sumber Daya Mineral Estimasi dilakukan pada setiap tahap penyelidikan dengan langkah sbb.: • Pengonturan atau pembuatan batas blok sumber daya mineral yang akan diestimasi, • Penentuan kelas sumber daya untuk masing-masing blok sumber daya, • Penghitungan besaran (luas, volume, tonase) setiap blok, • Penghitungan kadar rata-rata komponen berharga. 4.2.3 Pengonturan blok sumber daya Pengonturan: Membatasi bagian tubuh bijih yang akan dihitung sumber dayanya berdasarkan data yang ada baik dari singkapan dan lubang-lubang eksplorasi (exploration working) dengan cara menghubungkan titik singkapan dengan titik potong lubang eksplorasi pada tubuh bijih satu sama lain. Sebelum pengonturan dilakukan, tubuh bijih hendaknya diproyeksikan pada suatu bidang tertentu untuk mempermudah penggambaran. Diklat Perencanaan Tambang Terbuka 10 Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
  • 11. Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc Jenis atau letak bidang proyeksi ini akan tergantung pada morfologi dan letak tubuh bijih dalam suatu ruang. Bila tubuh bijih berbentuk lapisan: A. Hampir mendatar, penggambarannya dalam bentuk proyeksi mendatar. B. Hampir tegaklurus, penggambarannya dalam bentuk proyeksi tegak. C. Miring (400 – 500), penggambarannya pada bidang itu sendiri. • Bila tubuh bijih berbentuk tabung, penggambarannya dapat berbentuk proyeksi mendatar atau vertikal. • Bila tubuh bijih berbentuk isometris, penggambarannya sembarang, tetapi pada umumnya dalam proyeksi mendatar. Cara pengonturan: mengikuti/berdasarkan sentuh pemineralan, • bila sentuh pemineralan cukup jelas kelihatan, mengikuti sentuh (kontak) batuan samping dengan tubuh bahan galian. • bila sentuh pemineralan merupakan perangsur-angsuran, yang dianggap sebagai batas tubuh bijih adalah kontur yang membatasi kadar terendah yang secara ekonomis masih dapat ditambang (cut-off grade). 4.2.4 Interpolasi Pengonturan berdasarkan pada lubang eksplorasi: • Kontur dalam, kontur atau batas tubuh bijih yang ditarik melalui titik potong lubang eksplorasi dengan tubuh bijih. Tubuh bijih yang dibatasi kontur dalam ini tingkat sumber dayanya akan lebih tinggi dibandingkan dengan bagian yang dibatasi oleh kontur luar. • Kontur luar, kontur atau batas tubuh bijih yang ditarik di luar perpotongan lubang eksplorasi dengan tubuh bijih dan merupakan ekstrapolasi. • Ekstrapolasi ⇒ pengonturan yang dilakukan dengan cara menghubungkan titik yang dibuat berdasarkan perkiraan batas tubuh bijih, baik di antara lubang yang memotong dengan yang tidak memotong tubuh bijih, maupun di luar lubang yang memotong tubuh bijih dengan cara tertentu. • Ekstrapolasi terbatas, didasarkan pada lubang eksplorasi yang memotong dan yang tidak memotong tubuh bijih, biasanya diambil di tengahnya. • Ekstrapolasi tidak terbatas: Secara geologi ⇒ Berdasarkan batas perbedaan fasies, Diklat Perencanaan Tambang Terbuka 11 Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
  • 12. Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc ⇒ Berdasarkan batuan yang cocok untuk pemineralan, ⇒ Berdasarkan batas tektonika, ⇒ Berdasarkan pembajian. Secara formal ⇒ Paralel kontur dalam, jaraknya 1/2 jarak lubang eksplorasi yang terdekat 5. Estimasi sumber Daya Besaran sumber daya endapan bahan galian: • Isi (volume), • Berat (tonase), ⇒ harus terlebih dulu diketahui parameter estimasi sumber daya seperti panjang, lebar, ketebalan, berat jenis atau density, dan kadar bahan berharganya. 5.1 Urutan Estimasi Sumber Daya a. Penghitungan luas blok sumber daya • Untuk bentuk teratur: panjang x lebar, • Untuk bentuk tidak teratur: dengan planimeter atau dengan kertas milimeter. b. Penghitungan ketebalan blok • Penghitungkan ketebalan sesungguhnya berdasarkan kemiringan lubang eksplorasi dan tubuh bijih. c. Penghitungan berat jenis Berat jenis tergantung pada: • Susunan mineral, • Kesarangan (porositas). ⇒ berat jenis batuan: 1,8 - 2,6 ⇒ berat jenis bijih : 2,5 - 3,5 Cara penghitungan berat jenis sederhana: • Penimbangan di udara, • Pengukuran dengan gelas ukur. Catatan: untuk bijih yang sarang (berpori-pori), harus dilapisi parafin. d. Penghitungan rata-rata Penghitungan nilai rata-rata: • Arithmetic mean ⇒ nilai rata-rata yang penentuannya tidak mempertimbangkan faktor lain seperti ketebalan, beratjenis, dan lainnya karena nilai variasinya tidak besar (homogen). • Weighted mean Diklat Perencanaan Tambang Terbuka 12 Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
  • 13. Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc ⇒ nilai rata-rata yang penentuannya mempertimbangkan faktor lain seperti berat jenis, ketebalan bijih atau faktor lain yang nilainya cukup bervariasi. 5.2 Metoda Estimasi Sumber Daya a. Metoda blok (segi banyak – polygonal method) • Tubuh bijih dibagi menjadi blok-blok berdasarkan lubang eksplorasi. • Penentuan blok sumber daya menjadi kelas sumber daya. • Biasanya dilakukan pada awal eksplorasi, di mana ketelitian belum tinggi. • Penghitungan parameter rata-rata dengan arithmetic mean atau weighted mean. b. Metoda daerah pengaruh (area of influence method) • Pembuatan daerah pengaruh di sekitar lubang eksplorasi. • Daerah pengaruh antara dua lubang eksplorasi setengah jarak dua titik itu. • Estimasi sumber daya di sekitar lubang eksplorasi. • Estimasi sumber daya berdasarkan kontur dalam (included area) atau kontur luar (extended area). • Untuk lubang eksplorasi yang sudah rapat. • Untuk jenis endapan yang variabilitasnya besar. c. Metoda segitiga (trigonal method) Metoda ini digunakan untuk blok sumber daya yang didasarkan oleh desain eksplorasi dengan menggunakan cara segitiga atau acak. penghitungan rata-rata (ketebalan, kadar dls.) didasarkan dari setiap titik/ujung segitiga. d. Metoda isoline (isoline method) • Pada dasarnya pengitungan sumber daya dengan cara ini dilakukan seperti dalam model kerucut terpancung. • Cara ini sangat baik untuk menghitung sumber daya tubuh bijih yang berbentuk gunung (kerucut). • Alasnya merupakan kontur bagian bawah, sedangkan atasnya merupakan kontur sebelah atasnya. e. Metoda penampang (sectional method) Metoda penampang digunakan untuk menghitung sumber daya tubuh bijih yang diselidiki dengan pola/desain eksplorasi berbentuk segiempat panjang atau mengikuti pola yang mengikuti lintasan tertentu. • Digunakan untuk tubuh bijih yang berbentuk urat atau lapisan yang terletak miring, atau berbentuk tabung Diklat Perencanaan Tambang Terbuka 13 Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
  • 14. Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc ⇒ Lubang eksplorasi yeng mengikuti pola lintasan akan membentuk suatu penampang, sehingga penghitungan volume bagian tubuh bijih berdasarkan luas penampang dan jarak antara kedua penampang. 5.3 Badan Standardisasi Nasional (BSN) • Penetapan pembakuan mengenai klasifikasi sumber daya mineral dan cadangan (SNI No. 13-4726-1998). • Penggunaan istilah sumber daya mineral dan cadangan serta klasifikasinya. • Sumber Daya Mineral (Mineral Resource) adalah endapan mineral yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata. • Sumber daya mineral dengan keyakinan geologi tertentu dapat berubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan memenuhi kriteria layak tambang. Keyakinan geologi diperoleh berdasarkan tahap penyelidikan sebagai berikut: • Survai Tinjau (Reconnaissance) • Prospeksi (Prospecting) • Eksplorasi Umum (General Exploration) • Eksplorasi Terinci (Detailed Exploration) Berdasarkan tahap penyelidikannya, Sumber Daya Mineral dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu: 1. Sumber Daya Mineral Hipotetik (Hypothetical Mineral Resource) adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan perkiraan pada tahap Survai Tinjau. 2. Sumber Daya Mineral Tereka (Inferred Mineral Resource) adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Prospeksi. 3. Sumber Daya Mineral Terunjuk (Indicated Mineral Resource) adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Eksplorasi Umum. 4. Sumber Daya Mineral Terukur (Measured Mineral Resource) adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Eksplorasi Terinci. (Lihat Lampiran 5). Sedangkan yang dimaksud dengan Cadangan (Reserve) adalah endapan mineral yang telah diketahui ukuran, bentuk, sebaran, kemenerusan, kuantitas dan kualitasnya dan yang secara ekonomi, pemasaran, teknologi (penambangan, pengolahan), kebijaksanaan Diklat Perencanaan Tambang Terbuka 14 Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
  • 15. Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc Pemerintah, hukum, lingkungan dan sosial dapat ditambang pada saat perhitungan dilakukan. 6. Cadangan Cadangan dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu: 1. Cadangan Terkira (Probable Reserve) adalah sumber daya mineral terunjuk dan sebagian sumberdaya mineral terukur yang tingkat keyakinan geologinya masih lebih rendah, yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomis. 2. Cadangan Terbukti (Proved Reserve) adalah sumber daya mineral terukur yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomis. Dalam proses penambangan sering digunakan istilah atau jenis cadangan sebagai berikut: a. Cadangan geologi (geological reserve) adalah sejumlah cadangan yang batas- batasnya ditentukan oleh suatu model geologi. Dalam cadangan ini belum diperhitungkan faktor lain seperti prosentase perolehan penambangan dan pengurang lainnya. b. Cadangan tertambang (mineable reserve) adalah sejumlah cadangan yang secara teknis-ekonomis dapat ditambang. Faktor seperti cut-off grade dan stripping ratio telah diperhitungkan. c. Cadangan terambil (recoverable reserve) adalah sejumlah cadangan dari mineable reserve yang telah memperhitungkan faktor prosentase perolehan penambangan. 7. EKSPLORASI DAN ESTIMASI ENDAPAN BATUBARA 7.1 Pendahuluan Geologi batubara • Terbentuk karena proses pengendapan. • Terdapat dalam batuan endapan. • Bentuknya berupa lapisan atau lensa-lensa. • Kemiringannya beragam (dari mendatar sampai tegak), tergantung perkembangan struktur. • Kadang-kadang terpotong-potong oleh sesar. Batu bara di Indonesia Tipe: • Ombilin, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Kalimantan Timur. • Tipe endapan batubara di dasarkan pada kondisi geologi. Diklat Perencanaan Tambang Terbuka 15 Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
  • 16. Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc Pengelompokan batubara berdasarkan kondisi geologinya: • Kelompok sederhana, • Kelompok moderat, • Kelompok kompleks. Parameter yang digunakan untuk mengelompokkan endapan batubara adalah aspek- aspek: sedimentasi, tektonik, dan variasi kualitas (lihat Lampiran 6, Tabel 1 SNI 13-5014- 1998). 7.2 Eksplorasi Batubara • Pemetaan permukaan. • Pembuatan parit dan sumur uji. • Pemboran. Jarak titik pengamatan dan klasifikasi sumber daya batubara Untuk memperoleh tingkat atau kategori sumber daya tertentu, kerapatan titik pengamatan atau titik informasi sangat tergantung pada kelompok endapan batubara berdasarkan kondisi geologinya (lihat Lampiran 7, Tabel 3 SNI 13-5014-1998). 7.2.1 Estimasi Sumber Daya dan Cadangan Batubara Klasifikasi endapan batubara didasarkan pada aspek geologi dan ekonomi. Aspek geologi: • Tingkat keyakinan geologi: secara kuantitatif dicerminkan oleh jarak titik informasi, makin rapat makin memberikan keyakinan yang lebih tinggi (lihat Lampiran 7, Tabel 3 SNI 13- 5014-1998). Aspek ekonomi: • Ketebalan minimal lapisan batu bara, • Ketebalan maksimal lapisan pengotor (dirt parting). Berdasarkan kriteria itu, batubara dikelompokkan menjadi batubara berenergi rendah dan batubara berenergi tinggi seperti tertera pada tabel di bawah ini. KETEBALAN TINGKAT BATUBARA Batubara energi rendah Batubara energi tinggi Lapisan batu bara minimal (m) > 1,00 > 0,40 Lapisan pengotor (m) < 0,30 < 0,30 Diklat Perencanaan Tambang Terbuka 16 Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
  • 17. Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc 7.2.2 Klasifikasi Cadangan Batubara Sumber daya: • Belum layak tambang: sumber daya hipotetik (hypothetical resouerces), sumber daya tereka(inferred resouerces), sumber daya tertunjuk (indicated resouerces), sumber daya terukur (measured resouerces). Cadangan: • Layak tambang: cadangan terkira probable reserve) dan cadangan terbukti (proved reserve) (Lihat Lampiran 8, Tabel 2 SNI 13-5014-1998). Cara estimasi • Blok • Daerah pengaruh Diklat Perencanaan Tambang Terbuka 17 Unisba, 30Agustus – 07 September 2004
  • 18. Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc DAFTAR PUSTAKA 1. Badan Standardisasi Nasional, 1998, Standar Klasifikasi Sumber Daya Mineral dan Cadangan, SNI No. 13-4726-1998. 2. Badan Standardisasi Nasional, 1998, Standar Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan Batubara, SNI No. 13-5014-1998. 3. Evans, A.M., Editor, 1995, Introduction to Mineral Exploration, Blackwell Science, Ltd. 4. Joint Ore Reserves Committee, 1999, Australasian Code for Reporting of Mineral Resources and Ore Reserves (The JORC Code), 16 pp. 5. Kreiter, V.M., 1961, Prospeksi dan Eksplorasi Endapan Bahan Galian, 2 jilid, Edisi kedua, Gosgeoltekhizdat, Moskva (dalam bahasa Rusia). 6. Machali Muchsin, A., 1999, Klasifikasi Sumber Daya Mineral dan Cadangan. Naskah/ bahan kuliah disampaikan dalam Kursus Pembinaan dan Pengawasan Eksplorasi, diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Tenaga Pertambangan (PPTP) Tanggal 26 Agustus sampai dengan 24 September 1999. 7. McKinstry, H.E., 1962, Mining Geology, Prentice Hall Inc., Modern Asia Edition. 8. Peters, W.C., 1978, Exploration and Mining Geology, John Wiley & Sons, New York. 9. Reedman, J.H., 1979, Techniques in Mineral Exploration, Applied Science Publisher, London. 10. The Resources and Reserves Committee, 1999, Guide for Reporting Exploration Information, Resources and Reserves, (Submitted to The Board of Directors of The Society of Mining, Metallurgy and Exploration Inc.), 17 pp. 11. United Nations, Economic Commission for Europe, 1997(?), United Nations International Framework Classification for Reserves/Resources – Solid Fuels and Mineral Commodities, 23 pp. Diklat Perencanaan Tambang Terbuka 18 Unisba, 30Agustus – 07 September 2004