SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Hasil Belajar Matematika
Menurut Nasution (1992 : 3 ) hasil belajar matematika adalah tingkat keberhasilan dalam
menguasai pelajaran matematika setelah memperoleh pengalaman atu proses belajar mengajar
dalam kurun waktu tertentu yang akan di perlihatkan melalui skor yang di peroleh dalam tes hasil
belajar. Hasil belajar dalam penelitian ini merupakan kecakapannyata yang dapat diukur langsung
dengan menggunakan tes hasil belajar matematika. Kecakapan tersebut menyatakan seberapa jauh
atau seberapa besar tujuan pembelajaran atau indicator yang telah dicapai oleh anak didik dalam
belajar matematika. Ada dua macam hasil belajar yang harus dikuasai anak didik yaitu perhitungan
matematika dan penalaran matematika, karena kedua hal tersebut yang akan ditermukan dalam
kehidupan sehari – hari. Hal ini yang menjadi alas an perlunya sekolah mengajarkan matematika
kepada anak didiknya.
Hasil belajar pada penelitian ini dititik beratkan pada hasil belajar anak didik yang telah di capai
pada mata pelajaran matematika setelah mengalami proses pembelajaran dan dapat dilihat pada
skor hasil evaluasi anak didik setelah mengikuti proses pembelajaran snowball throwing pada mata
pelajaran matematika dengan standar ketuntasan yang telah ditentukan.
2.2 Hasil Belajar Matematika
Menurut Muh. Suryo ( 1997 ) belajar matematika adalah proses yang dirancan atau di sengaja
untuk menguasai konsep. Penghitungan dan penalaran matematika. Belajar matematika merupakan
proses aktivitas manusia yang dapat menimbulkan prubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang tidak bias terlepas dari pengalaman atau pengaruh lingkungan yang dialami. Perubahan yang
ditimbulkan merupakan perubahan yang bermakna dan cenderung permanen.
Hasil belajar matematika mengarahkan anak didik berpikir dalam menyelesaikan masalah
dengan benar yang menggunakan penalarannya. Hasil belajar matematika menempatkan anak didik
mengenai ide – ide dan struktur yang diatur menurut urutan yang logis. Hasil belajar matematika
akan bermakna jika anak didik mampu mengaitkan gagasn baru yang sudah dimiliki.
Dengan menguasai hasill belajar matematika akan menempatkan anak didik mampu
menyampaikan informasi idea tau gagasannya. Dalam menyampaikan idea tau gagasannya
disampaikan secara kreatif dan inovatif untuk menghasilkan gagasan yang kretif dan inovatif pula.
2.3 Cara Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Guru dan anak didik merupakan subyek dalam pembelajaran maka dalam pembelajaran
matematika hendaknya memilih dan menggunakan strategi belajar yang dapat melibatkan siswa
secara aktif. Anak didik tidak hanya dituntut hafalan tetapi anak didik harus dapat menggunakan
penlarannya dalam proses terbentuknya suatu konsep matematika sehingga anak mempermudah
dalam penerapan konsep tersebut. Dengan demikian guru harus dapat mengajar secara bermakna.
Untuk dapat menerapkan cara mengajar matematika yang bermakna guru harus mengetahui car
peningkatan hasil belajar matematika diantaranya :
a. Tujuan
Tujuan adalah pedoman skaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam proses
pembelajaran. Kepastian dari proses pembelajaran berpangkal dari perumusan tujuan.
Tercapainya tujuan sama halnya keberhasilan proses pembelajaran.
Rumusan tujuan merupakan cerminan dari hasil belajar. Keberhasilan belajar dapt diketahui
setelah dilakukan tes diakhir pengajaran. Dalam kata lain tes akhir pengajran adalah alat yang
digunakan untuk mengukur kebarhasilan tujuan pembelajaran. Apabila menghendaki
peningkatan hasil belajar maka yang dilihat adalah tujuan pembelajaran itu sendiri karena
tujuan adalah salah satu factor yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar.
b. Guru
Guru adalah jabatan professional yang dalam melaksanakan tugasnya menuntut keahlian,
menggunakan tehnik ilmiah dan mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap pekerjaannya.
Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda sesuai dengan latar belakang kehidupan
pribadinya. Kepribadian guru salah satu aspe dari ketangka keberhasilan belajar mengajar untuk
mengantarkan anak didik untuk menjadi orang yang berilmu pengetahuan dan berkpribadian
yang mantap serta berkarakter. Dari keperibadian itulah mempengaruhi pola kepemimpinan
yang terlihat melaksanakan tugas mengajar di kelas.
Pandangan guru terhadap anak didik juga memepengaruhi kegiatan pembelajaran di kelas.
Perbedaan pandangan terhadap anak didik akan berpengaruh pada pendekatan yang di gunakan
dalam pembelajaran.
Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar adalah aspek yan mempengaruhi
kompetensi guru di bidang pendidikan dan pengajran. Guru yang mempunyai kompetensi yang
beragam akan menghasilkan pembelajaran yang bervariasi.
c. Anak Didik
Anak didik adalah orang yang sengaja datang ke sekolah untuk belajar. Anak didik dengan
latar belakang keluarga yang berbeda akan mempunyai karakteristik yang berbeda pula. Anak
didik adalah unsure mahasiswi yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar.
d. Kurikulum
Kurikulum adalah pedoman yang harus dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. Salah
satu aspek yang ada dalam kurikulum adalah Evaluasi. Evaluasi inilah yang digunakan pedoman
untuk peningkatan hasil belajar. Selain Evaluasi banyak unsure kurikulum yang mempengaruhi
peningkatan hasil belajar.
2.4 Model Pembelajaran snowball throwing.
2.4.1 Pengertian model pembelajaran snowball throwing
Selama ini pembelajran di kelas didominasi oleh pemahaman
strukturalis/objektivisme/ehaviorisme yang bertujuan siswa mengingat informasi, lalu terjadi
memoris. Pembelajaran dengan metode snowball throwing tidak demikian, dalam hal ini peserta
didik diberikan kebebasan untuk membangun atau menciptakan pengetahuan dengan cara
mencoba member arti pada pengetahuan yang dialaminya. Siswa diberi pemahaman bahwa ilmu
pengetahua adalah suatu yang tidak stabil dan hanya berupa rekaman. Ilmu pengetahuan adalah
konstuksi manusia mengalami pengalam – pengalaman baru yang menyebabkan pengetahuan terus
berkembang sesuai perkembangan zaman. Prinsip pembelajaran dengan metode snowball throwing
termuat di dalam prinsip pendekatan kooperatif yang didasarkan pada ilmu prinsip, yaitu prinsip
belajar siswa aktif (student active learning), belajar kerjasama (cooperative learning), pembelajaran
partisipatorik, mengajar reaktif (reactive teaching), dan pembelajaran yang menyenangkan ( joyfull
learning).
Pengetahuan tumbuhan dan berkembang melalui pengalaman. Pengalaman semakin dalam
dan semakin kuat apabila selalu dijui dengan pengalaman baru. Menurutp piget manusia memiliki
struktur pengetahuan dalam otaknya, yang masing-masing individu memiliki kemampuan yang
berbeda – beda. Setiap pengalaman baru ( struktur pengetahuan ) dihubungkan dan di simpan di
dalam otak manusia. Struktur pengetahuan dikembangkan dalam otak mansia melalui dua cara,
yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah struktur pengetahuan di buat atau dibangun atas
dasar struktur pengetahuan yang sudah ada. Akomodasi adalah struktur pengetahuan yang sudah
ada dikodirikasi untuk menampung dan menyesuaikan dengan pengalaman baru yang diperoleh.
Pembelajaran dengan metode snowball therowing, menggunakan tiga penerapan
pembelajaran antara lain : pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas
melalui konteks yang berbasa melalui pengalaman nyata ( constuctivism), pengetahuan dan
ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta – fakta,
tetapi hasil dari menemukan sendiri (inquiry), pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula
dari “ bertanya “ (questioning) dari bertanya siswa dapat menggali informasi, mengkonfirmasikan
apa yang sudah diketahui dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui.
Di dalam metode pembelajaran snowball throwing strategi memperoleh dan pendalaman
pengetahuan lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat
pengetahuan tersebut.
2.5 Hakekat Modal Pembelajaran Snowball Throwing
Model pembelajaran snowball throwing merupakan model pembelajaran kooperatif yang
member kesempatan pesrta didik untuk bekerja sama dengan sesame peserta didik. Hubungan
kerjasama itu menimbulkan persepsi positif tentang apa yang dilakukan peserta didik untuk
mencapai keberhasilan belajar. Model pembelajaran snowball threowing melatih siswa untuk lebih
tanggap menerima pesan dari orang lain dan melaksanakn pesan tersebut (Widodo, 2009 :1 ).
Model pembelajaran snowball therowing merupakan salah satu modifikasi dari teknik bertnya yang
menitik beratkan pada kemampuan merumuskan pertanyaan yang dikemas dalam sebuah
permainan yang menarik yaitu saling melempar bola kertas yang berisi pertanyaan kemudian
mejawab pertanyaan yang ada dalam bola kertas tersebut ( Tunggal, 2011 : 17 ).
2.6 Karakteristik Model Pembelajaran Model Snowball Throwing
Model pembelajaran snowball throwing menggunakan prinsip pembelajaran kooperatif yang
mempunyai lima prinsip :
a. Prinsip belajar siswa aktif (student active learning )
b. Prinsip belajar kerja sama ( cooperative learning )
c. Prinsip belajar partisipatorik
d. Prinsip belajar reaktif (reactive teaching )
e. Pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning )
2.7 Penerapan model pembelajaran snowball throwing.
Model pembelajaran snowball throwing menggunakan tiga penerapan pembelajaran yaitu :
a. Penerapan pembelajaran conturcitivism: pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit
yang hasilnya diperluas dengan konten yang terbatas melalui pengalan nyata.
b. Pembelajaran inqury : pengetahuan dan ketermpilan yang diperoleh bukan mengingat
seperangakt fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri.
c. Penerapan pembelajaran questioning : dari bertanya anak didik bias menggali informasi
dan mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan mengarahkan pada aspek yang
belum diketahui.
2.8 Modal Pembelajaran Snowball Throwing dalam Pembelajaran Matematika
a. Penerapan Invetigation dan inquiry
anak didik mengidentivikasi materi yang diberikanbaik langsung dari guru atau lewat ketua
kelompok.
b. Penerapan Questioning
anak didik menyusun pertanyaan berdasrkan materi yang dijelaskan oleh guru atau dari ketua
kelompok.
c. Penerapan Conturcitivism
Anak didik melempar kertas yang sudah menyerupai bola atau lipatan pertanyaan yand sudah
diselipkan ke dalam bola ke arah temannya kalu sudah mendapatkan satu pertanyaan anak didik
menjawab atau mengerjakan soal tersebut.
2.9 Langkah – langkah Pembelajaran
Menurut (Kisworo, dalam buku Mukhtari, 2010 : 6) langkah model pembelajaran snowball sthrwing
adalah sebagai berikut :
a. Guru menyampaika materi yang akan disajikan ;
b. Menjelaskan materi;
c. Siswa berdiskusi tentang materi yang sudha dijelaskan guru;
Masing masing sisawa diberikan satu lembar kertas kerja . untuk menuliskan satu pertanyaan
saja yang menyankut materi yang sudah dijelaskan guru da didiskusikan dengan temannya
dalam kelompok.
d. Kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain.
e. Setelah siswa dapat satu bola / satu pertanyaan diberi kesempatan kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan yang ditulis dalam kertas berbentuk bola tersebut;
f. Secara nergantian siswa membacakan pertanyaan dan jawabannya;
g. Evaluasi;
h. Penutup.
Sedangkan menurut ( syairullah, dalam Adin, 2010 : 1 ) langkah – langkah model pembelajaran
snowball sthrowing pada pembelajaran Matematika sebagai berikut;
a. Guru menyampaikan materi matematika yang akan disajikan.
2.9.2.Guru memanggil ketua kelompok utntuk di beri penjelasan tentang materi
matematika.
2.9.3.Ketua kelompok kembali ke kelompoknya untuk menjelaskan materi yang dijelaskan
guru kepada temannya;
b. Kemudian masing- masing siswa diberikan satu lembarkerja untuk menuliskan pertanyaan
yang menyangkut materi matematika;
c. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilemparkan dari satu siswa kesiswa
lainnya;
d. Setelah satu siswa mendapatkan satu bola atau satu pertanyaan diberi kesempatan kepada
siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas yang berbentuk bola tersebut
secara bergantian;
f. Guru memberikan simpuan;
g. Evaluasi;
h. Penutup.
2.10 Kelebihan model pembelajaran snowball throwing.
Menurut ( Tanggal, 2011 : 17 ) kelebihan model pembelajaran snowball throwing adalah
sebagai berikut :
a. Melatih kesiapan siswa dalam merumuskan pertanyaan dan bersumber pada materi
yang diajarkan, serta memberikan pengetahuan;
b. Siswa lebih memahami dan mengerti secara mendalam tentang materi pelajaran yang
dipelajari;
c. Dapat membangkitkan keberanian siswa dalam menggunakan pertanyaan;
d. Melatih siswa menjawab pertanyaan;
e. Merangsang siswa mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topic yang sedang
dibicarakan;
f. Dapat mengurangi rasa takut dalam bertanya;
g. Siswa lebih mengerti makna kerja saman;
h. Siswa akan memahami makna tanggung jawab
2.11 Kelemahan model pembelajran Snowbal Throwing :
a. tercipta kelas yang kurang kondusif
b. adanya siswa yang bergantung pada siswa lain
c. dimungkinkan timbul salah persepsi pada materi yang dijelaskan oleh guru kepada ketua
kelompok
2.12 Cara mengatasi kelemahan model pembelajaran Snowball Throwing
Untuk mengatasi kelemahan model pembelajaran snowball throwing, untuk
menghindari salah persepsi pada materi yang diterangkan guru kepada ketua kelompok
adalah dengan cara merubah sebagain langkah pembelajaran.
Langkah pembelajaran yang dirubah adalah yang semula meteri pembelajaran
dijelaskan oleh guru kepad aketua kelompok, dan ketua kelompok menjelaskan kepada
anggotanya, diubah menjadi metaeri pembelajaran dijelaskan oleh guru kepada semua
siswa secara klasikal. Untuk lebih jelasnya perubahan ini dapat dilihat pada langkah
pembelajaran pada RPP.
2.13 Kajian Hasil – hasil Penelitian yang Relevan
a. Asmuni ( 2009 ) dalam penelitain yang berjudul penggunaan model pembelajaran
snowball throwing untuk meningkatakan pemahaman dan pengurangan bilangan bulat
bagi siswa kelas IV SD Cepagan, Warungasem, Batang. ( “E-TA” Universitas Negeri
Semarang. Pendidikan Guru Sekolah Dasar ). Hasilnya tingkat pemahman penjumlahan
dan penguruangan bilangan bulat meningkat.
b. Tumitah ( 2011 ) dalam penelitian yang berjudul Metode Pembelajaran Snowball
Throwing untuk meningkatakan hasil belajar Matematika ( PTK Universitas Terbuka ).
Hasilnya hasil belajar Matematika siswa kelas VI SD Tosaran, kedungwuni, pekalongan
meningkat.
c. Sutrisno ( 2011 ) dalam penelitian yang berjudul Perbaikan Pembelajaran melalui
Penlelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan metode pembelajaran koopertif tipe Snowball
Throwing pada mata pelajaran PKn kelas V SD Kandang Panjan 02 Pekalongan utara,
kota pekalongan.
2.14 Kerangka Pikir
Matematika mempunyai peranan penting dalam kehidupan yang selalu berubah.
Untuk menguasai kehidupan yang selalu berubah dengan cepat diperlukan penguasaan
tekhnologi komunikasi dan informasi yan cepat pula. Matematika salah satu ilmuyang
melandasi tehnologi komunikasi informasi. Akan tetapi pada kenyataannya banyak anak
didik yang menganggap bahwa matematika sulit dan membosankan. Hal ini juga terjadi
pada siswa kelas IV Mojotengah 01. Dengan menggap matematika sulit dan
membosankan. Akan mengurangi minta belajar matematika. Karena minat belajar
terhadap pelajaran matematika jadi rendah.
Salah satu upaya untuk menggairahkan minat belajar matematika pada siswa
kelas IV SD Mojotengah 01 adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang
menyenangkan. Model pembelajaran Snowball throwing yang mempunyai karekteristik
model pembelajaran permainan adalah yang dipih penelitian untuk menggairahkan
minat belajar matematika pada anak didiknya. Dengan meningkatakan gairah minat
belajar matematika diharapkan meningkat pula hasil belajarnya. Sehingga dapat
digambarakan dengan pola sebagai berikut :
2.15 Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu
dibuktikan kebenarannya. Jadi untuk membuktikan kebenaran dari dugaan tersebut perlu
dilakukan penelitian.
Berdasarkan kajian teori hasil – hasil pneleitian yang relevan dan kerangka piker pada
penelitian ini, diduga penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing dapat
menginkgatakan hasil belajar matematika materi bangun ruang sederhana pada siswa kelas
IV SDN Mojotengah 01 Semester 2 Tahun pelajaran 2011/2012.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
3.1.1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari s/d Juni 2012. Karena waktu itu adalah
rentang waktu semester 2. Waktu yang digunakan pada hari efektif pembelajaran.
3.1.2. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Mojotengah 01 UPT Disdikpora Kecamatan Reban,
Kabupaten Batang. Tempat ini dipilih karena peneliti bertugas sebagai guru kelas IV, sehingga
kegiatan tidak mengganggu tugas utama sebagai guru.
3.1.3 Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan oleh guru kelas IV yang sedang menempuh pendidikan program
sarjana kependidikan guru dalam jabatan program studi pendidikan sekolah dasar fakultas ilmu
pemdidikan universitas Kristen satya wacana salatiga.
Peneliti akan meneliti proses embelajran dan hasil belajar matematika kelas IV SD Mojotengah
01 Semster 2 Tahun 2011/2012.
3.2 Variabel Yang Akan Diteliti
Variabel yang akan diteliti ada dua variable yaitu variable bebas dan variable variable
terikat.
3.2.1 Variabel bebas adalah variable yang diduga sebagai penyebab timbulnya variable lain. Variable
bebas diamati dan diukur untuk mengetahui pengar uhnya terhadap variable lain. Pada
penelitian ini yang menjadi variable bebas adalah penggunaan model pembelajaran Snowball
Throwing.
3.2.2 Variable terikat adalah variable yang timbul sebagai akibat langsung dari pengaruh variable
bebas. Pada penelitian ini hasil belajar Matematika materi bangun ruang sederhana pada kelas
IV semester 2 tahun pelajaran 2011/2012 merupakan variable terikat.
3.3 Rencana Tindakan
Penelitian ini didesain menggunakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang ditempuh dua siklus
yaitu siklus I dan siklus II. Dari masing – masing siklus terdiri aras 4 tahap yaitu Perencanaan,
Tindakan, Pengamatan, dan Refleksi seperti pada bagan spiral tindakan kelas Hopkins dalam
(Supardi,2009:105) di bawah ini.
Perencanaan
Refleksi
Tindakan
Rencana
Perbaikan
Refleksi
Tindakan
Perbaikan
Rencana
Refleksi
Tindakan
Dan seterusnya
3.3.1 Perencanaan
Suatu kegiatan harus direncanakan dengan baik agar tujuan dicapai sesuai dengan harapan.
Pada kegiatan pembelajaran yang harus disiapkan adalah Silabus yang sesuai kemudian
membuat RPP yang merupakan pedoman dalam melaksanakan pembelajaran. Pada taha ini juga
dipersiapkan alat bantu pembelaran yang relevan. Juga dipersiapkan intrumen tes dan criteria
penilaian serta dipersiapkan lembar observasi.
3.3.2 Implementasi Tindakan
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan berpedoman pada scenario pembelajaran yang
terdapat RPP dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing. Adapun langkah
-langkahnya sebagai berikut :
Tahapan Tindakan
Persiapan - Guru menyiapkan materi yang akan disajikan dengan perlengkapan alat bantu
pembelajaran.
- Guru menyampaikan pokok materi dengan penjelasan
Pelaksanaan - Siswa membentuk kelomok
- Siswa membuat pertanyaan/ soal dari materi yang dijelaskan guru dalam
lembar kertas
- Kemudian kertas tersebur dibentuk seperti bola atau diselipkan pada bola,
kemudian dilemparkan dari sau siswa ke siswa lain.
- Setelah siswa mendapat satu bola, diberi kesempatan untuk menjawab
pertanyaan dengan dibahas dengan kelompoknya.
Penutup - Guru dan anak didik membuat kesimpulan.
- Guru member kesempatan pada anak didik untuk bertanya.
- Evaluasi.
3.3.3 Observasi dan Interpretasi
Observasi dilakukan oleh observer, dalam hal ini observer dilakukan oleh teman
sejawat. Observasi bertujuan untuk memperoleh data yang digunakan dalam refleksi. Observer
dalam melaksanakan observasi berpedoman pada lembar observasi.
Suatu kegiatan walaupun direncanakan dengan baik dalam pelaksanaannyakadang
timbul kekurangan. Kekurangan ini yang akan dilengkapi pada pelaksanaan tahap-tahap
berikutnya. Untuk mengetahui kekurangan dilakukan refleksi.
3.3.4 Analisis dan Refleksi
Setelah pelaksaan tindakan dilakukan refleksi dengan menganalisis hasil tes dan non tes.
Ananlisi hasil tes dilakukan dengan menganalisa seberapa besar kesalahan yang dilakukan anak
didik dalam menyelesaikan soa-soal tes.
Sedangkan analisa non tes dilakukan dengan menganalisa lembar observasi. Refleksi difokuskan
pada peningktan hasil belajar dan perilaku anak didik selama proses pembelajaran dengan
memperhatikan dampak dari pelaksaan tindakan.
Hasil refleksi didiskusikan dengan teman sejawat untuk mendapatkan tanggapan guna
menentukan rencana tindak lanjut.
3.4 Data dan Cara Pengumpulan
Data penelitian ini diperoleh denan menggunakan tes dan non tes.
3.4.1 Tehnik Tes
Tehnik tes digunakan untuk memperoleh data kemajuan hasil belajar. Kemajuan hasil
belajar berupa angka-angka.
Instrument Tes yang digunakan berbentuk soal isian. Sebelum diharapkan pada anak didik yang
akan diteliti terlebih dahulu diuji cobakan pada siswa yang mempunyai karakteristik yang sama.
Uji coba dilakukan untuk mengetahui kelayakan sebagai sebuah instrument dalam pengambilan
data.
3.4.2 Tehnik Non Tes
Tehnik Non Tes digunakan untuk memperoleh kemajuan perilaku anak didik dalam
proses pembelajaran. Kemajuan perilaku anak didik datanya berupa deskripsi perilaku anak didik
selama proses pembelajaran.
Instrument non tes
Instrument non tes yang dilakukan untuk memperoleh data dari non tes berupa lembar
observasi. Lembar observasi digunakan untuk mengamati kemajuan perilaku anak didik dalam
proses pembelajaran.
3.5 Analisis Instrumen Tes
Analisis yang digunakan untuk menguji keabsahan dan kevlidan butir soal adalah
menggunakan uji validitas dan uji reabilitas. Uji validitas dan menggunakan proses SPSS.
Berdasarkan hasil analisis uji validitas dan reabilitas instrument tes yang digunakan dalam
penelitian ini ditanyakan valid / signifikan. Hasil validitas dan reabilitas secara lengkap dapat
dilihat pada lampiran.
3.5. Indikator Kinerja
Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup penting dalam proes pembelajaran.
Model pembelajaran yang tepat akan berdampak pada peningkatan hasil belajar. Pada
kenyataan tidak satupun model pembelajaran yang adapat berdiri sendiri, harus divariasikan
dengan metode lain. Penggunaan metode yang bervariasi dimaksudkan untuk menggairahkan
belajar anak didik.
Anak didik akan bergairah apabila dimotivasi dengan penggunaan model pembelajaran
yang tepat. Dengan anak bergairah dalam belajar diharapkan akan meningkat pula hasil belajar.
Dengan peningkatan hasil belajar maka dapat dikatakan PTK ini berhasil. Peningkatan hasil
belajar yang dimaksud adalah apabila 75% dari jumlah anak mencapai nilai KKM.
3.6. Analisis Data
Analisis data merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian. Hal ini perlu dilakukan karena
analis data yang diperoleh pada penelitian dapat digunakan dalam pemecahan masalah yang diteliti.
Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan analisis deskriptif komparatif, yaitu
membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah silkus I dan nilai tes setelah siklus II.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu untuk ketuntasab belajar
perorangan dengan prosentase klasikal. Penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing dikatakan
berhasil apabila 75% dari jumlah anak mencapai KKM.
Analisis dilakukan pada tahap refleksi. Hasil analisis digunakan sebagai refleksi untuk siklus
berikutnya. Hasil analisis yang digunakan untuk perbaikan proses pembelajran misalnya alat bantu
pembelajaran. Bahkan sebagai bahan pertimbangan dalam menciptakan suasana kelas yang tepat.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Tugas jurnal kelar
Tugas jurnal kelarTugas jurnal kelar
Tugas jurnal kelarast_189
 
Artikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran MatematikaArtikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran Matematikarianti aprilia
 
Makalah jurnal 3
Makalah jurnal 3Makalah jurnal 3
Makalah jurnal 3DimasSuudi
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasContoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasMuh Yusuf Manguluang
 
Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)
Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)
Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)unhystarskelyn
 
Strategi belajar matematika sd
Strategi belajar matematika sdStrategi belajar matematika sd
Strategi belajar matematika sdHosyatul Aliyah
 
Model pembelajaran matematika
Model pembelajaran matematikaModel pembelajaran matematika
Model pembelajaran matematikamerisnuspita
 
Model-model Pembelajaran
Model-model PembelajaranModel-model Pembelajaran
Model-model PembelajaranNini Ibrahim01
 
Implementasi Keterampilan Mengajar dalam Pembelajaran Kelas
Implementasi Keterampilan Mengajar dalam Pembelajaran KelasImplementasi Keterampilan Mengajar dalam Pembelajaran Kelas
Implementasi Keterampilan Mengajar dalam Pembelajaran KelasNini Ibrahim01
 
Makalah strategi pembelajaran langsung, inkuiri & spbm
Makalah strategi pembelajaran langsung, inkuiri & spbmMakalah strategi pembelajaran langsung, inkuiri & spbm
Makalah strategi pembelajaran langsung, inkuiri & spbmRisma Amalia
 
Contoh proposal
Contoh proposalContoh proposal
Contoh proposalishakaxly
 
Contoh proposal ptk (2)
Contoh proposal ptk (2)Contoh proposal ptk (2)
Contoh proposal ptk (2)nu rokhman
 
MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR (Oleh : Anggi Saputra)
MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR (Oleh : Anggi Saputra)MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR (Oleh : Anggi Saputra)
MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR (Oleh : Anggi Saputra)Anggi Saputra
 
Definisi model, metode, pendekatan dan strategi pembelajaran
Definisi model, metode, pendekatan dan strategi pembelajaranDefinisi model, metode, pendekatan dan strategi pembelajaran
Definisi model, metode, pendekatan dan strategi pembelajaranDani Novita Rahma
 
Pengembangan Tujuan dan Materi Pembelajaran
Pengembangan Tujuan dan Materi PembelajaranPengembangan Tujuan dan Materi Pembelajaran
Pengembangan Tujuan dan Materi PembelajaranNini Ibrahim01
 
Jurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematikaJurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematikaNurmalianis Anis
 

Was ist angesagt? (20)

Tugas jurnal kelar
Tugas jurnal kelarTugas jurnal kelar
Tugas jurnal kelar
 
Makalah dppm
Makalah dppmMakalah dppm
Makalah dppm
 
proposal PTK
proposal PTKproposal PTK
proposal PTK
 
Artikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran MatematikaArtikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran Matematika
 
Makalah jurnal 3
Makalah jurnal 3Makalah jurnal 3
Makalah jurnal 3
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasContoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
 
Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)
Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)
Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)
 
Strategi belajar matematika sd
Strategi belajar matematika sdStrategi belajar matematika sd
Strategi belajar matematika sd
 
Model pembelajaran matematika
Model pembelajaran matematikaModel pembelajaran matematika
Model pembelajaran matematika
 
Laporan heri purnomo, s.pd SMA11 tebo
Laporan heri purnomo, s.pd SMA11 teboLaporan heri purnomo, s.pd SMA11 tebo
Laporan heri purnomo, s.pd SMA11 tebo
 
Model-model Pembelajaran
Model-model PembelajaranModel-model Pembelajaran
Model-model Pembelajaran
 
Implementasi Keterampilan Mengajar dalam Pembelajaran Kelas
Implementasi Keterampilan Mengajar dalam Pembelajaran KelasImplementasi Keterampilan Mengajar dalam Pembelajaran Kelas
Implementasi Keterampilan Mengajar dalam Pembelajaran Kelas
 
Makalah strategi pembelajaran langsung, inkuiri & spbm
Makalah strategi pembelajaran langsung, inkuiri & spbmMakalah strategi pembelajaran langsung, inkuiri & spbm
Makalah strategi pembelajaran langsung, inkuiri & spbm
 
Contoh proposal
Contoh proposalContoh proposal
Contoh proposal
 
Contoh proposal ptk (2)
Contoh proposal ptk (2)Contoh proposal ptk (2)
Contoh proposal ptk (2)
 
MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR (Oleh : Anggi Saputra)
MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR (Oleh : Anggi Saputra)MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR (Oleh : Anggi Saputra)
MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR (Oleh : Anggi Saputra)
 
Definisi model, metode, pendekatan dan strategi pembelajaran
Definisi model, metode, pendekatan dan strategi pembelajaranDefinisi model, metode, pendekatan dan strategi pembelajaran
Definisi model, metode, pendekatan dan strategi pembelajaran
 
Pengembangan Tujuan dan Materi Pembelajaran
Pengembangan Tujuan dan Materi PembelajaranPengembangan Tujuan dan Materi Pembelajaran
Pengembangan Tujuan dan Materi Pembelajaran
 
Jurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematikaJurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematika
 

Ähnlich wie Bab ii (20)

Latihan worshop ptk 1 lanjutan gusrizal sma3 bungo
Latihan worshop ptk 1 lanjutan   gusrizal sma3 bungoLatihan worshop ptk 1 lanjutan   gusrizal sma3 bungo
Latihan worshop ptk 1 lanjutan gusrizal sma3 bungo
 
Skripsi alan
Skripsi alanSkripsi alan
Skripsi alan
 
Pkp matematika juita ut raha
Pkp matematika juita ut rahaPkp matematika juita ut raha
Pkp matematika juita ut raha
 
laporan Ptk destri saragih merangin
laporan Ptk destri saragih meranginlaporan Ptk destri saragih merangin
laporan Ptk destri saragih merangin
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
1 peningkatan kualitas belajar
1 peningkatan kualitas belajar1 peningkatan kualitas belajar
1 peningkatan kualitas belajar
 
Laporan pkp ut
Laporan pkp utLaporan pkp ut
Laporan pkp ut
 
Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 N...
Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 N...Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 N...
Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 N...
 
15205061 (klp 5)
15205061 (klp 5)15205061 (klp 5)
15205061 (klp 5)
 
Pembelajaran Konstektual
Pembelajaran KonstektualPembelajaran Konstektual
Pembelajaran Konstektual
 
Skripsi NHT (Power Point)
Skripsi NHT (Power Point)Skripsi NHT (Power Point)
Skripsi NHT (Power Point)
 
Rafisah p&p
Rafisah p&pRafisah p&p
Rafisah p&p
 
Proposal Yang Telah Diseminarkan
Proposal Yang Telah DiseminarkanProposal Yang Telah Diseminarkan
Proposal Yang Telah Diseminarkan
 
Karya ilmiah nur sabaniah
Karya ilmiah nur sabaniahKarya ilmiah nur sabaniah
Karya ilmiah nur sabaniah
 
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN.pptx
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN.pptxMODEL-MODEL PEMBELAJARAN.pptx
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN.pptx
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana SumantriStrategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri
 
Tugas makalah Andi
Tugas makalah AndiTugas makalah Andi
Tugas makalah Andi
 
Ppt filsafat pendidikan
Ppt filsafat pendidikanPpt filsafat pendidikan
Ppt filsafat pendidikan
 
Karya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut rahaKarya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut raha
 

Bab ii

  • 1. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar Matematika Menurut Nasution (1992 : 3 ) hasil belajar matematika adalah tingkat keberhasilan dalam menguasai pelajaran matematika setelah memperoleh pengalaman atu proses belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu yang akan di perlihatkan melalui skor yang di peroleh dalam tes hasil belajar. Hasil belajar dalam penelitian ini merupakan kecakapannyata yang dapat diukur langsung dengan menggunakan tes hasil belajar matematika. Kecakapan tersebut menyatakan seberapa jauh atau seberapa besar tujuan pembelajaran atau indicator yang telah dicapai oleh anak didik dalam belajar matematika. Ada dua macam hasil belajar yang harus dikuasai anak didik yaitu perhitungan matematika dan penalaran matematika, karena kedua hal tersebut yang akan ditermukan dalam kehidupan sehari – hari. Hal ini yang menjadi alas an perlunya sekolah mengajarkan matematika kepada anak didiknya. Hasil belajar pada penelitian ini dititik beratkan pada hasil belajar anak didik yang telah di capai pada mata pelajaran matematika setelah mengalami proses pembelajaran dan dapat dilihat pada skor hasil evaluasi anak didik setelah mengikuti proses pembelajaran snowball throwing pada mata pelajaran matematika dengan standar ketuntasan yang telah ditentukan. 2.2 Hasil Belajar Matematika Menurut Muh. Suryo ( 1997 ) belajar matematika adalah proses yang dirancan atau di sengaja untuk menguasai konsep. Penghitungan dan penalaran matematika. Belajar matematika merupakan proses aktivitas manusia yang dapat menimbulkan prubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang tidak bias terlepas dari pengalaman atau pengaruh lingkungan yang dialami. Perubahan yang ditimbulkan merupakan perubahan yang bermakna dan cenderung permanen.
  • 2. Hasil belajar matematika mengarahkan anak didik berpikir dalam menyelesaikan masalah dengan benar yang menggunakan penalarannya. Hasil belajar matematika menempatkan anak didik mengenai ide – ide dan struktur yang diatur menurut urutan yang logis. Hasil belajar matematika akan bermakna jika anak didik mampu mengaitkan gagasn baru yang sudah dimiliki. Dengan menguasai hasill belajar matematika akan menempatkan anak didik mampu menyampaikan informasi idea tau gagasannya. Dalam menyampaikan idea tau gagasannya disampaikan secara kreatif dan inovatif untuk menghasilkan gagasan yang kretif dan inovatif pula. 2.3 Cara Peningkatan Hasil Belajar Matematika Guru dan anak didik merupakan subyek dalam pembelajaran maka dalam pembelajaran matematika hendaknya memilih dan menggunakan strategi belajar yang dapat melibatkan siswa secara aktif. Anak didik tidak hanya dituntut hafalan tetapi anak didik harus dapat menggunakan penlarannya dalam proses terbentuknya suatu konsep matematika sehingga anak mempermudah dalam penerapan konsep tersebut. Dengan demikian guru harus dapat mengajar secara bermakna. Untuk dapat menerapkan cara mengajar matematika yang bermakna guru harus mengetahui car peningkatan hasil belajar matematika diantaranya : a. Tujuan Tujuan adalah pedoman skaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam proses pembelajaran. Kepastian dari proses pembelajaran berpangkal dari perumusan tujuan. Tercapainya tujuan sama halnya keberhasilan proses pembelajaran. Rumusan tujuan merupakan cerminan dari hasil belajar. Keberhasilan belajar dapt diketahui setelah dilakukan tes diakhir pengajaran. Dalam kata lain tes akhir pengajran adalah alat yang digunakan untuk mengukur kebarhasilan tujuan pembelajaran. Apabila menghendaki peningkatan hasil belajar maka yang dilihat adalah tujuan pembelajaran itu sendiri karena tujuan adalah salah satu factor yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. b. Guru Guru adalah jabatan professional yang dalam melaksanakan tugasnya menuntut keahlian, menggunakan tehnik ilmiah dan mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap pekerjaannya. Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda sesuai dengan latar belakang kehidupan pribadinya. Kepribadian guru salah satu aspe dari ketangka keberhasilan belajar mengajar untuk mengantarkan anak didik untuk menjadi orang yang berilmu pengetahuan dan berkpribadian yang mantap serta berkarakter. Dari keperibadian itulah mempengaruhi pola kepemimpinan yang terlihat melaksanakan tugas mengajar di kelas. Pandangan guru terhadap anak didik juga memepengaruhi kegiatan pembelajaran di kelas. Perbedaan pandangan terhadap anak didik akan berpengaruh pada pendekatan yang di gunakan dalam pembelajaran.
  • 3. Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar adalah aspek yan mempengaruhi kompetensi guru di bidang pendidikan dan pengajran. Guru yang mempunyai kompetensi yang beragam akan menghasilkan pembelajaran yang bervariasi. c. Anak Didik Anak didik adalah orang yang sengaja datang ke sekolah untuk belajar. Anak didik dengan latar belakang keluarga yang berbeda akan mempunyai karakteristik yang berbeda pula. Anak didik adalah unsure mahasiswi yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. d. Kurikulum Kurikulum adalah pedoman yang harus dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu aspek yang ada dalam kurikulum adalah Evaluasi. Evaluasi inilah yang digunakan pedoman untuk peningkatan hasil belajar. Selain Evaluasi banyak unsure kurikulum yang mempengaruhi peningkatan hasil belajar. 2.4 Model Pembelajaran snowball throwing. 2.4.1 Pengertian model pembelajaran snowball throwing Selama ini pembelajran di kelas didominasi oleh pemahaman strukturalis/objektivisme/ehaviorisme yang bertujuan siswa mengingat informasi, lalu terjadi memoris. Pembelajaran dengan metode snowball throwing tidak demikian, dalam hal ini peserta didik diberikan kebebasan untuk membangun atau menciptakan pengetahuan dengan cara mencoba member arti pada pengetahuan yang dialaminya. Siswa diberi pemahaman bahwa ilmu pengetahua adalah suatu yang tidak stabil dan hanya berupa rekaman. Ilmu pengetahuan adalah konstuksi manusia mengalami pengalam – pengalaman baru yang menyebabkan pengetahuan terus berkembang sesuai perkembangan zaman. Prinsip pembelajaran dengan metode snowball throwing termuat di dalam prinsip pendekatan kooperatif yang didasarkan pada ilmu prinsip, yaitu prinsip belajar siswa aktif (student active learning), belajar kerjasama (cooperative learning), pembelajaran partisipatorik, mengajar reaktif (reactive teaching), dan pembelajaran yang menyenangkan ( joyfull learning). Pengetahuan tumbuhan dan berkembang melalui pengalaman. Pengalaman semakin dalam dan semakin kuat apabila selalu dijui dengan pengalaman baru. Menurutp piget manusia memiliki struktur pengetahuan dalam otaknya, yang masing-masing individu memiliki kemampuan yang berbeda – beda. Setiap pengalaman baru ( struktur pengetahuan ) dihubungkan dan di simpan di dalam otak manusia. Struktur pengetahuan dikembangkan dalam otak mansia melalui dua cara, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah struktur pengetahuan di buat atau dibangun atas dasar struktur pengetahuan yang sudah ada. Akomodasi adalah struktur pengetahuan yang sudah ada dikodirikasi untuk menampung dan menyesuaikan dengan pengalaman baru yang diperoleh.
  • 4. Pembelajaran dengan metode snowball therowing, menggunakan tiga penerapan pembelajaran antara lain : pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang berbasa melalui pengalaman nyata ( constuctivism), pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta – fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri (inquiry), pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari “ bertanya “ (questioning) dari bertanya siswa dapat menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui. Di dalam metode pembelajaran snowball throwing strategi memperoleh dan pendalaman pengetahuan lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan tersebut. 2.5 Hakekat Modal Pembelajaran Snowball Throwing Model pembelajaran snowball throwing merupakan model pembelajaran kooperatif yang member kesempatan pesrta didik untuk bekerja sama dengan sesame peserta didik. Hubungan kerjasama itu menimbulkan persepsi positif tentang apa yang dilakukan peserta didik untuk mencapai keberhasilan belajar. Model pembelajaran snowball threowing melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain dan melaksanakn pesan tersebut (Widodo, 2009 :1 ). Model pembelajaran snowball therowing merupakan salah satu modifikasi dari teknik bertnya yang menitik beratkan pada kemampuan merumuskan pertanyaan yang dikemas dalam sebuah permainan yang menarik yaitu saling melempar bola kertas yang berisi pertanyaan kemudian mejawab pertanyaan yang ada dalam bola kertas tersebut ( Tunggal, 2011 : 17 ). 2.6 Karakteristik Model Pembelajaran Model Snowball Throwing Model pembelajaran snowball throwing menggunakan prinsip pembelajaran kooperatif yang mempunyai lima prinsip : a. Prinsip belajar siswa aktif (student active learning ) b. Prinsip belajar kerja sama ( cooperative learning ) c. Prinsip belajar partisipatorik d. Prinsip belajar reaktif (reactive teaching ) e. Pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning ) 2.7 Penerapan model pembelajaran snowball throwing. Model pembelajaran snowball throwing menggunakan tiga penerapan pembelajaran yaitu : a. Penerapan pembelajaran conturcitivism: pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas dengan konten yang terbatas melalui pengalan nyata.
  • 5. b. Pembelajaran inqury : pengetahuan dan ketermpilan yang diperoleh bukan mengingat seperangakt fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. c. Penerapan pembelajaran questioning : dari bertanya anak didik bias menggali informasi dan mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan mengarahkan pada aspek yang belum diketahui. 2.8 Modal Pembelajaran Snowball Throwing dalam Pembelajaran Matematika a. Penerapan Invetigation dan inquiry anak didik mengidentivikasi materi yang diberikanbaik langsung dari guru atau lewat ketua kelompok. b. Penerapan Questioning anak didik menyusun pertanyaan berdasrkan materi yang dijelaskan oleh guru atau dari ketua kelompok. c. Penerapan Conturcitivism Anak didik melempar kertas yang sudah menyerupai bola atau lipatan pertanyaan yand sudah diselipkan ke dalam bola ke arah temannya kalu sudah mendapatkan satu pertanyaan anak didik menjawab atau mengerjakan soal tersebut. 2.9 Langkah – langkah Pembelajaran Menurut (Kisworo, dalam buku Mukhtari, 2010 : 6) langkah model pembelajaran snowball sthrwing adalah sebagai berikut : a. Guru menyampaika materi yang akan disajikan ; b. Menjelaskan materi; c. Siswa berdiskusi tentang materi yang sudha dijelaskan guru; Masing masing sisawa diberikan satu lembar kertas kerja . untuk menuliskan satu pertanyaan saja yang menyankut materi yang sudah dijelaskan guru da didiskusikan dengan temannya dalam kelompok. d. Kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain. e. Setelah siswa dapat satu bola / satu pertanyaan diberi kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang ditulis dalam kertas berbentuk bola tersebut; f. Secara nergantian siswa membacakan pertanyaan dan jawabannya; g. Evaluasi;
  • 6. h. Penutup. Sedangkan menurut ( syairullah, dalam Adin, 2010 : 1 ) langkah – langkah model pembelajaran snowball sthrowing pada pembelajaran Matematika sebagai berikut; a. Guru menyampaikan materi matematika yang akan disajikan. 2.9.2.Guru memanggil ketua kelompok utntuk di beri penjelasan tentang materi matematika. 2.9.3.Ketua kelompok kembali ke kelompoknya untuk menjelaskan materi yang dijelaskan guru kepada temannya; b. Kemudian masing- masing siswa diberikan satu lembarkerja untuk menuliskan pertanyaan yang menyangkut materi matematika; c. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilemparkan dari satu siswa kesiswa lainnya; d. Setelah satu siswa mendapatkan satu bola atau satu pertanyaan diberi kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas yang berbentuk bola tersebut secara bergantian; f. Guru memberikan simpuan; g. Evaluasi; h. Penutup. 2.10 Kelebihan model pembelajaran snowball throwing. Menurut ( Tanggal, 2011 : 17 ) kelebihan model pembelajaran snowball throwing adalah sebagai berikut : a. Melatih kesiapan siswa dalam merumuskan pertanyaan dan bersumber pada materi yang diajarkan, serta memberikan pengetahuan; b. Siswa lebih memahami dan mengerti secara mendalam tentang materi pelajaran yang dipelajari; c. Dapat membangkitkan keberanian siswa dalam menggunakan pertanyaan; d. Melatih siswa menjawab pertanyaan; e. Merangsang siswa mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topic yang sedang dibicarakan; f. Dapat mengurangi rasa takut dalam bertanya;
  • 7. g. Siswa lebih mengerti makna kerja saman; h. Siswa akan memahami makna tanggung jawab 2.11 Kelemahan model pembelajran Snowbal Throwing : a. tercipta kelas yang kurang kondusif b. adanya siswa yang bergantung pada siswa lain c. dimungkinkan timbul salah persepsi pada materi yang dijelaskan oleh guru kepada ketua kelompok 2.12 Cara mengatasi kelemahan model pembelajaran Snowball Throwing Untuk mengatasi kelemahan model pembelajaran snowball throwing, untuk menghindari salah persepsi pada materi yang diterangkan guru kepada ketua kelompok adalah dengan cara merubah sebagain langkah pembelajaran. Langkah pembelajaran yang dirubah adalah yang semula meteri pembelajaran dijelaskan oleh guru kepad aketua kelompok, dan ketua kelompok menjelaskan kepada anggotanya, diubah menjadi metaeri pembelajaran dijelaskan oleh guru kepada semua siswa secara klasikal. Untuk lebih jelasnya perubahan ini dapat dilihat pada langkah pembelajaran pada RPP. 2.13 Kajian Hasil – hasil Penelitian yang Relevan a. Asmuni ( 2009 ) dalam penelitain yang berjudul penggunaan model pembelajaran snowball throwing untuk meningkatakan pemahaman dan pengurangan bilangan bulat bagi siswa kelas IV SD Cepagan, Warungasem, Batang. ( “E-TA” Universitas Negeri Semarang. Pendidikan Guru Sekolah Dasar ). Hasilnya tingkat pemahman penjumlahan dan penguruangan bilangan bulat meningkat. b. Tumitah ( 2011 ) dalam penelitian yang berjudul Metode Pembelajaran Snowball Throwing untuk meningkatakan hasil belajar Matematika ( PTK Universitas Terbuka ). Hasilnya hasil belajar Matematika siswa kelas VI SD Tosaran, kedungwuni, pekalongan meningkat. c. Sutrisno ( 2011 ) dalam penelitian yang berjudul Perbaikan Pembelajaran melalui Penlelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan metode pembelajaran koopertif tipe Snowball Throwing pada mata pelajaran PKn kelas V SD Kandang Panjan 02 Pekalongan utara, kota pekalongan. 2.14 Kerangka Pikir Matematika mempunyai peranan penting dalam kehidupan yang selalu berubah. Untuk menguasai kehidupan yang selalu berubah dengan cepat diperlukan penguasaan
  • 8. tekhnologi komunikasi dan informasi yan cepat pula. Matematika salah satu ilmuyang melandasi tehnologi komunikasi informasi. Akan tetapi pada kenyataannya banyak anak didik yang menganggap bahwa matematika sulit dan membosankan. Hal ini juga terjadi pada siswa kelas IV Mojotengah 01. Dengan menggap matematika sulit dan membosankan. Akan mengurangi minta belajar matematika. Karena minat belajar terhadap pelajaran matematika jadi rendah. Salah satu upaya untuk menggairahkan minat belajar matematika pada siswa kelas IV SD Mojotengah 01 adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang menyenangkan. Model pembelajaran Snowball throwing yang mempunyai karekteristik model pembelajaran permainan adalah yang dipih penelitian untuk menggairahkan minat belajar matematika pada anak didiknya. Dengan meningkatakan gairah minat belajar matematika diharapkan meningkat pula hasil belajarnya. Sehingga dapat digambarakan dengan pola sebagai berikut : 2.15 Hipotesis Tindakan Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kebenarannya. Jadi untuk membuktikan kebenaran dari dugaan tersebut perlu dilakukan penelitian. Berdasarkan kajian teori hasil – hasil pneleitian yang relevan dan kerangka piker pada penelitian ini, diduga penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing dapat menginkgatakan hasil belajar matematika materi bangun ruang sederhana pada siswa kelas IV SDN Mojotengah 01 Semester 2 Tahun pelajaran 2011/2012.
  • 9. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari s/d Juni 2012. Karena waktu itu adalah rentang waktu semester 2. Waktu yang digunakan pada hari efektif pembelajaran. 3.1.2. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Mojotengah 01 UPT Disdikpora Kecamatan Reban, Kabupaten Batang. Tempat ini dipilih karena peneliti bertugas sebagai guru kelas IV, sehingga kegiatan tidak mengganggu tugas utama sebagai guru. 3.1.3 Subjek Penelitian Penelitian dilakukan oleh guru kelas IV yang sedang menempuh pendidikan program sarjana kependidikan guru dalam jabatan program studi pendidikan sekolah dasar fakultas ilmu pemdidikan universitas Kristen satya wacana salatiga.
  • 10. Peneliti akan meneliti proses embelajran dan hasil belajar matematika kelas IV SD Mojotengah 01 Semster 2 Tahun 2011/2012. 3.2 Variabel Yang Akan Diteliti Variabel yang akan diteliti ada dua variable yaitu variable bebas dan variable variable terikat. 3.2.1 Variabel bebas adalah variable yang diduga sebagai penyebab timbulnya variable lain. Variable bebas diamati dan diukur untuk mengetahui pengar uhnya terhadap variable lain. Pada penelitian ini yang menjadi variable bebas adalah penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing. 3.2.2 Variable terikat adalah variable yang timbul sebagai akibat langsung dari pengaruh variable bebas. Pada penelitian ini hasil belajar Matematika materi bangun ruang sederhana pada kelas IV semester 2 tahun pelajaran 2011/2012 merupakan variable terikat. 3.3 Rencana Tindakan Penelitian ini didesain menggunakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang ditempuh dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Dari masing – masing siklus terdiri aras 4 tahap yaitu Perencanaan, Tindakan, Pengamatan, dan Refleksi seperti pada bagan spiral tindakan kelas Hopkins dalam (Supardi,2009:105) di bawah ini. Perencanaan Refleksi Tindakan Rencana Perbaikan Refleksi Tindakan
  • 12. 3.3.1 Perencanaan Suatu kegiatan harus direncanakan dengan baik agar tujuan dicapai sesuai dengan harapan. Pada kegiatan pembelajaran yang harus disiapkan adalah Silabus yang sesuai kemudian membuat RPP yang merupakan pedoman dalam melaksanakan pembelajaran. Pada taha ini juga dipersiapkan alat bantu pembelaran yang relevan. Juga dipersiapkan intrumen tes dan criteria penilaian serta dipersiapkan lembar observasi. 3.3.2 Implementasi Tindakan Pelaksanaan tindakan yang dilakukan berpedoman pada scenario pembelajaran yang terdapat RPP dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing. Adapun langkah -langkahnya sebagai berikut : Tahapan Tindakan Persiapan - Guru menyiapkan materi yang akan disajikan dengan perlengkapan alat bantu pembelajaran. - Guru menyampaikan pokok materi dengan penjelasan Pelaksanaan - Siswa membentuk kelomok - Siswa membuat pertanyaan/ soal dari materi yang dijelaskan guru dalam lembar kertas - Kemudian kertas tersebur dibentuk seperti bola atau diselipkan pada bola, kemudian dilemparkan dari sau siswa ke siswa lain. - Setelah siswa mendapat satu bola, diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan dengan dibahas dengan kelompoknya. Penutup - Guru dan anak didik membuat kesimpulan. - Guru member kesempatan pada anak didik untuk bertanya. - Evaluasi. 3.3.3 Observasi dan Interpretasi Observasi dilakukan oleh observer, dalam hal ini observer dilakukan oleh teman sejawat. Observasi bertujuan untuk memperoleh data yang digunakan dalam refleksi. Observer dalam melaksanakan observasi berpedoman pada lembar observasi. Suatu kegiatan walaupun direncanakan dengan baik dalam pelaksanaannyakadang timbul kekurangan. Kekurangan ini yang akan dilengkapi pada pelaksanaan tahap-tahap berikutnya. Untuk mengetahui kekurangan dilakukan refleksi. 3.3.4 Analisis dan Refleksi
  • 13. Setelah pelaksaan tindakan dilakukan refleksi dengan menganalisis hasil tes dan non tes. Ananlisi hasil tes dilakukan dengan menganalisa seberapa besar kesalahan yang dilakukan anak didik dalam menyelesaikan soa-soal tes. Sedangkan analisa non tes dilakukan dengan menganalisa lembar observasi. Refleksi difokuskan pada peningktan hasil belajar dan perilaku anak didik selama proses pembelajaran dengan memperhatikan dampak dari pelaksaan tindakan. Hasil refleksi didiskusikan dengan teman sejawat untuk mendapatkan tanggapan guna menentukan rencana tindak lanjut. 3.4 Data dan Cara Pengumpulan Data penelitian ini diperoleh denan menggunakan tes dan non tes. 3.4.1 Tehnik Tes Tehnik tes digunakan untuk memperoleh data kemajuan hasil belajar. Kemajuan hasil belajar berupa angka-angka. Instrument Tes yang digunakan berbentuk soal isian. Sebelum diharapkan pada anak didik yang akan diteliti terlebih dahulu diuji cobakan pada siswa yang mempunyai karakteristik yang sama. Uji coba dilakukan untuk mengetahui kelayakan sebagai sebuah instrument dalam pengambilan data. 3.4.2 Tehnik Non Tes Tehnik Non Tes digunakan untuk memperoleh kemajuan perilaku anak didik dalam proses pembelajaran. Kemajuan perilaku anak didik datanya berupa deskripsi perilaku anak didik selama proses pembelajaran. Instrument non tes Instrument non tes yang dilakukan untuk memperoleh data dari non tes berupa lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk mengamati kemajuan perilaku anak didik dalam proses pembelajaran. 3.5 Analisis Instrumen Tes Analisis yang digunakan untuk menguji keabsahan dan kevlidan butir soal adalah menggunakan uji validitas dan uji reabilitas. Uji validitas dan menggunakan proses SPSS. Berdasarkan hasil analisis uji validitas dan reabilitas instrument tes yang digunakan dalam penelitian ini ditanyakan valid / signifikan. Hasil validitas dan reabilitas secara lengkap dapat dilihat pada lampiran. 3.5. Indikator Kinerja
  • 14. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup penting dalam proes pembelajaran. Model pembelajaran yang tepat akan berdampak pada peningkatan hasil belajar. Pada kenyataan tidak satupun model pembelajaran yang adapat berdiri sendiri, harus divariasikan dengan metode lain. Penggunaan metode yang bervariasi dimaksudkan untuk menggairahkan belajar anak didik. Anak didik akan bergairah apabila dimotivasi dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat. Dengan anak bergairah dalam belajar diharapkan akan meningkat pula hasil belajar. Dengan peningkatan hasil belajar maka dapat dikatakan PTK ini berhasil. Peningkatan hasil belajar yang dimaksud adalah apabila 75% dari jumlah anak mencapai nilai KKM. 3.6. Analisis Data Analisis data merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian. Hal ini perlu dilakukan karena analis data yang diperoleh pada penelitian dapat digunakan dalam pemecahan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan analisis deskriptif komparatif, yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah silkus I dan nilai tes setelah siklus II. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu untuk ketuntasab belajar perorangan dengan prosentase klasikal. Penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing dikatakan berhasil apabila 75% dari jumlah anak mencapai KKM. Analisis dilakukan pada tahap refleksi. Hasil analisis digunakan sebagai refleksi untuk siklus berikutnya. Hasil analisis yang digunakan untuk perbaikan proses pembelajran misalnya alat bantu pembelajaran. Bahkan sebagai bahan pertimbangan dalam menciptakan suasana kelas yang tepat.