2. Definisiالإجارة Secara etimologial-ijarah berasal dari kata الأجر yang artinyaالعِوَض= ganti dan upah, atau al-itsabah (memberi upah). Ijarah juga diartikan بيع المنفعة = menjual manfaat. Jadi, ijarah secara lughawi bisa bermakna ganda, upah dan sewa. Antara sewa dan upah ada perbedaan makna operasional, sewa biasanya digunakan untuk benda, sedangkan upah digunakan untuk tenaga. Secara terminologi, ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu dengan adanya pembayaran upah (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Objek dalam akad ijarah adalah manfaat itu sendiri, bukan bendanya.
3. Terminologi Ijarah Menurut Hanafiyah عقد يفيد تمليك منفعة معلومة مقصودة من العين المستأجرة بعوض “Akad untuk membolehkan pemilikan manfaat yang diketahui dan disengaja dari suatu zat yang disewa dengan imbalan.” Menurut Malikiyah تسمية التعاقد على منفعة الآدمي و بعض المنقولان “Nama bagi akad-akad untuk kemanfaatan yang bersifat manusiawi dan untuk sebagian yang dapat dipindahkan.” Menurut Syafi’iyah عقد على منفعة مقصودة معلومة مباحة قابلة للبذل والإباحة بعوض معلوم “Akad atas suatu kemanfaatan yang mengandung maksud tertentu dan mubah, serta menerima pengganti atau kebolehan dengan pengganti tertentu.”
4. Dasar Hukum Ijarah QS. Al-Thalaq (65) ayat 6 فإنْ أرْضَعْنَ لَكُمْ فَأتُوهُنَ أُجُوْرَهُنَ Jika mereka telah menyusukan anakmu, maka berilah upah mereka QS. Al-Qashash (28) ayat 26 قَالَتْ إِحْدَاهُمَا يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ ۖ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya". HR. Ibnu Majah, al-Thabrani dan al-Tirmidzi أعْطُوا الأجِيْرَ أجْرَهُ قَبْل أن يَجُف عَرَقَهُ “Berilah upah kepada orang yang kamu pekerjakan sebelum kering keringat mereka” HR. Bukhari dan Muslim أن رسول الله ص م إحْتَجَمَ وأعْطَى الحِجامَ أجْرَه Rasul berbekam dan membayar upah kepada yg membekamnya
5. Rukun & Syarat الإجارة Mu’jirdan musta’jir, yaitu orang yang melakukan akad sewa menyewa atau upah mengupah. MU’JIR adalah orang yang memberikan upah, atau orang yang menyewakan sesuatu. Sedangkan MUSTA’JIR adalah orang yang menerima upah untuk melakukan sesuatu, atau orang yang menyewa sesuatu. Disyaratkan kepada mu’jir dan musta’jir adalah orang yang baligh, barakal, cakap melakukan tasharruf (mengendalikan harta), saling meridhai. Juga disyaratkan mengetahui manfaat barang yang diakadkan sehingga dapat mencegah perselisihan. Sighat ijab qabulantara mu’jir dan musta’jir. Ujrah(Upah / harga sewa), disyaratkan diketahui jumlahnya oleh kedua belah pihak. Barang yang disewakan(al-ma'qud ‘alaih), atau sesuatu yang dikerjakan dalam upah-mengupah. Syaratnya: Objek akad dapat dimanfaatkan kegunaannya, dapat diserahkan kepada penyewa berikut kegunaannya, manfaat dari benda yang disewa termasuk perkara mubah dan bukan hal yang diharamkan, benda yang disewakan kekal ‘ain (zat)-nya hingga waktu yang ditentukan dalam akad.
7. IJARAH ‘AIN adalah akad sewa-menyewa atas manfaat yang bersinggungan langsung dengan bendanya, seperti sewa tanah atau rumah 1 juta sebulan untuk tempo setahun. Dalam IJARAH ‘AMAL( إجارة العمل) apa yang dijadikanالمعقود عليهadalah kerja itu sendiri, yaitu upah kepakarannya dalam kerja, seperti dokter, dosen, lawyer, tukangdan lain-lain. IJARAH MAWSHUFAH FI AL-ZIMMAH / IJARAH AL-ZIMMAH(الإجارة الموصوفة في الذمة) yaitu akad sewa-menyewa dalam bentuk tanggungan, misalnya menyewakan mobil dengan ciri tertentu untuk kepentingan tertentu pula. Dalam konteks modern misalnya tuan A menyewakan rumahnya di lokasi tertentu dengan ukuran tertentu pula kepada B, tapi rumah tersebut akan siap dalam tempo dua bulan lagi. Namun Btelah lebih awal menyewanya untuk tempoh 3 tahun dengan bayaran bulanan 2 juta.Ini Ijarah Fi Al-Zimmah, karenamanfaat yang disewakan menjadi seperti tanggungjawab hutang ke atas A. Pemberi sewa perlu memastikan spesifikasi manfaat sewa rumah itu ditepati apabila sampai tempohnya. Mayoritas Maliki, Syafi’idan Hanbali, Majlis Syariah AAOIFI berpendapatmubah dengan syarat-syaratnya.
8. Skema IJARAH ‘AIN(ijarah dengan objek manfaat barang) 4. Pengembalian barang saat akhir masa akad 1. Akad Ijarah Musta’jir Mu’ajjir 2. Pembayaran Ujrah 3. Pengalihan hak guna barang
9. Skema IJARAH ‘AMAL(ijarah dengan objek manfaat tenaga/jasa) 2. Pembayaran tunai 1. Akad Ijarah Musta’jir Mu’ajjir 3. Pengalihan hak guna tenaga
10. Ijarah & Ijarah Muntahia Bi Tamlik Ijarah adalah akad pemindahan hak penggunaan/ pemanfaatan atas barang atau jasa melalui pembayaran sewa, tanpa diikuiti dengan pemindahan kepemilikan (ownership/milkiyyah) atas barang itu sendiri. Ijarah muntahia bi tamlik (IMBT), disebut juga ijarah wal iqtina’ adalah perpaduan antara kontrak jual-beli dan sewa, atau dengan kata lain akad sewa yang diakhiri pemindahan kepemilikan ke tangan penyewa, biasa dikenal dengan sewa beli. Bank dapat mempraktekkan akad ijarah ini dengan model leasing. Kemungkinan resiko yang perlu diantisipasi dalam akad IMBT: Default (nasabah tidak membayar cicilan dengan sengaja), aset ijarah rusak, berhenti kontrak-nasabah tidak mau membeli aset tsb
16. Skema Ijarah Muntahiyah Bittamlik Penjual/ Supplier Nasabah Obyek Sewa 3. Sewa Beli 1. Butuh Obyek Sewa 2. Beli Obyek Sewa Bank Syariah Milik Bank Syariah selama masa sewa Milik Nasabah Setelah Pelepasan
17. Berakhirnya Ijarah Ijarah menjadi fasakh (batal) bila terjadi hal-hal berikut: Terjadinya cacat pada barang sewaan yang terjadi pada tangan musta’jir (penyewa). Rusaknya barang yang disewakan, seperti rumah menjadi runtuh dsb. Rusaknya barang yang diupahkan (ma’jur ‘alaih) seperti baju yang diupahkan untuk dijahitkan. Terpenuhinya manfaat yang diakadkan, berakhirnya masa yang telah ditentukan, dan selesainya pekerjaan Menurut Hanafiyah, boleh fasakh ijarah dari salah satu pihak, seperti musta’jir menyewa toko untuk dagang, kemudian dagangannya ada yang mencuri maka ia dibolehkan memfasakhkan sewaan itu.